1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU-IBU TERHADAP PELAKSANAAN DESA SIAGA DI KECAMATAN MONTASIK ACEH BESAR TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Oleh: NELLY SAFRIDA 10010062
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013
2
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU-IBU TERHADAP PELAKSANAAN DESA SIAGA DI KECAMATAN MONTASIK ACEH BESAR TAHUN 2013 Nelly Safrida1, Rahmayani2 xi + 6 BAB + 49 Halaman + 9 Tabel + 11 Lampiran Latar Belakang: Faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan Desa SIAGA baik dari individu, keluarga, ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat, dengan memperoleh informasi yang ada di lingkungan sekitar seperti koran, majalah, Televisi, radio, dan sebagainya sebagai sumber informasi dalam kehidupan, termasuk pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat yaitu meliputi hidup sehat dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, sedangkan jika pengetahuanya tentang Desa Siaga dapat dipahami secara luas maka dalam pelaksanaan dan penerapan Desa Siaga akan berjalan dengan sempurna, dan dapat di lakukan dengan tepat melalui kerjasama antar warga dan pelayanan kesehatan. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu-Ibu terhadap Pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Kecamatan Montasik pada tanggal 22 Juni sampai dengan 05 Juli 2013 yang diperoleh sampel 97 responden, dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. pengolahan data dilakukan dengan uji chi square. Kesimpulan: didapatkan ada pengaruh antara pengetahuan dengan pelaksanaan Desa siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. Ada pengaruh antara sikap dengan pelaksanaan Desa siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. Ada pengaruh antara informasi dengan pelaksanaan Desa siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. Ada pengaruh antara pekerjaan dengan pelaksanaan Desa siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. Saran: diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait tentang pelaksanaan Desa siaga. Kata kunci Daftar Bacaan 1 2
: Pengetahuan, sikap, informasi, Pelaksanaan Desa Siaga. : 16 Buku (2000-2010) + 3 Internet
pekerjaan,
Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah
dan
3
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 05 Oktober 2013
Nama Pembimbing
(RAHMAYANI, SKM, M.Kes)
MENGETAHUI : KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
(NUZULUL RAHMI, SST)
4
PENGESAHAN PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 05 Oktober 2013
Tanda Tangan
Pembimbing : RAHMAYANI, SKM, M.Kes.
(______________________)
Penguji I
: ISMAIL, SKM, M.Pd.
(______________________)
Penguji II
: KASMAWATI, SST
(______________________)
MENYETUJUI KETUA STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
MENGETAHUI KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
(MARNIATI, M. Kes)
(NUZULUL RAHMI, SST)
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dengan rahmat dan karunia Nya penulis telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu-Ibu terhadap Pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan diploma III Kebidanan Yayasan U’Budiyah Banda Aceh. Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah, penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak, maka penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada; Ibu Rahmayani, SKM, M.Kes, selaku pembimbing yang telah memberi arahan dan saran serta bimbingan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Terima kasih juga penulis ucapkan, kepada: 1. Bapak Dedi Zefrizal, ST, Selaku Ketua Yayasan STIKes U’Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST, selaku Ketua Prodi STIKes U’Budiyah Banda Aceh.
6
4. Bapak Ismail, SKM, M.Pd, dan Ibu Kasmawati, SST, selaku Penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan waktunya dalam menyelesaikan penulisan KTI ini. 5. Para Dosen dan Staf Akademik Prodi STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 6. Keluarga Tercinta penulis yang senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi penulis, selalu menghibur penulis dikala duka juga tak bosan memberikan dorongan demi terselesaikannya KTI ini. 7. Semua teman-teman angkatan 2010, yang telah memberikan dorongan dan dukungan dalam pelaksanaan KTI. Akhirnya penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini, semoga berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Banda Aceh, Oktober 2013
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL LUAR HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ABSTRAK ....................................................................................................... PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................. KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI..................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
i ii iii iv v vii ix x xi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. A. Latar Belakang ............................................................................. B. Rumusan Masalah ........................................................................ C. Tujuan Penelitian ......................................................................... D. Manfaat Penelitian .......................................................................
1 1 5 6 6
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ......................................................... A. Desa Siaga .................................................................................... B. Kader ............................................................................................ C. Pengetahuan ................................................................................. D. Sikap ............................................................................................. E. Informasi ...................................................................................... F. Pekerjaan ......................................................................................
7 7 8 10 13 21 22
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN .......................................... A. Kerangka Konsep ......................................................................... B. Definisi Operasional ...................................................................... C. Hipotesis ........................................................................................
24 24 25 26
BAB IV METODELOGI PENELITIAN ...................................................... A. Jenis Penelitian .............................................................................. B. Lokasi & Tempat Penelitian .......................................................... C. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................... D. Instrument Penelitian ..................................................................... E. Metode Pengumpulan Data ........................................................... F. Metode Pengolahan Data ............................................................... G. Metode Analisis Data ....................................................................
27 27 27 27 29 29 30 30
8
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................ B. Hasil Penelitian .............................................................................. C. Pembahasan ...................................................................................
34 34 35 41
BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 48 A. Kesimpulan .................................................................................... 48 B. Saran .............................................................................................. 48 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
9
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional ...........................................................
Halaman 26
Tabel 4.1. Populasi dan sampel dalam penelitian pada Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 .................... .. 35 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Umur Ibu Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 .......................................................................... 34 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 ................................................................ 35 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pendapatan Ibu Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 ................................................................ 35 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Desa Siaga Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 ....................................................... 36 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 ................................................................ 36 Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 .......................................................................... 37 Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Informasi Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 .......................................................................... 37 Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 .......................................................................... 38 Tabel 5.9. Hubungan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Desa Siaga Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 .................... 38 Tabel 5.10 Hubungan Sikap Ibu Dengan Pelaksanaan Desa Siaga Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 ....................................... 39 Tabel 5.11 Hubungan Informasi Dengan Pelaksanaan Desa Siaga Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 ....................................... 40 Tabel 5.12 Hubungan Pekerjaan Dengan Pelaksanaan Desa Siaga Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 ....................................... 41
10
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Kerangka Konsep .....................................................................
25
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner
Lampiran 2
Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 3
Lembaran Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4
Lembaran Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5
Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 6
Surat Balasan Pengambilan Data Awal
Lampiran 7
Surat Izin Penelitian
Lampiran 8
Surat Balasan Penelitian
Lampiran 9
Master Tabel
Lampiran 10 Lembar Konsul Lampiran 11 Biodata
12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera. Dan beberapa upaya yang dilakukan adalah menurunkan angka kesakitan atau kejadian beberapa penyakit penting dan meningkatkan status gizi masyarakat (Depkes RI, 2010). Mortalitas dan morbiditas wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dan berkembang. Di Negara miskin sekitar 20-25% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu per tahunnya meninggal saat hamil atau bersalin (Sarwono, 2002). Menurut WHO (World Health Organization) jumlah kematian ibu sekitar 500.000 persalinan hidup, sedangkan jumlah kematian perinatal sekitar 10.000.000 orang. Seandainya seorang ibu hanya mempunyai anak 3 orang saja maka angka
13
kematian ibu (AKI) dapat diturunkan menjadi 300.000 orang, sedangkan angka kematian perinatal (AKP) menjadi 5.600.000 orang dalam persalinan hidup (Manuaba, 2008). Menurut the world health report 2005, angka kematian bayi di Indonesia adalah 20/1000 kelahiran hidup. Ini berarti sama dengan setiap hari 246 bayi meninggal atau setiap 1 jam 10 bayi yang meninggal (Roesli, 2008). Kegiatan yang dilakukan dengan strategi yang berbasis model pendekatan dan kebersamaaa yang berupaya memfasilitasi percepatan dan pencapaian peningkatan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa yang disebut desa siaga (Depkes RI, 2006). Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalahmasalah kesehatan, bencana dan kegawat-daruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan menjadi desa Siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes RI, 2006). Tujuan umum Desa Siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Sedangkan tujuan khusus Desa Siaga adalah meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan, meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah, darurat dan
14
sebagainya), meningkatnya keluarga sadar gizi (Kadarzi), meningkatnya masyarakat yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), meningkatnya kesehatan lingkungan desa, meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan (Depkes RI, 2007). Desa Siaga dikembangkan sejak tahun 2006 sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Desa Siaga ini terus ditingkatkan kualitasnya menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang ditargetkan tahun 2015
sebanyak
80%
berdasarkan
Permenkes
RI
Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota. Keberadaan Desa Siaga sampai saat ini telah berkembang dan masih terus perlu dilakukan pembinaan (Sulistyowati dkk, 2010). Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi, banyak usaha telah dilakukan pemerintah dan tenaga kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan belum mampu mengatasi permasalahan-permasalahan kesehatan yang ada. Peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan sebenarnya merupakan kunci penyelesaian masalah- masalah kesehatan (Sulistyowati dkk, 2010). Untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia sebagai potensi pembangunan bangsa agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri, merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, maka
15
dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia sejak dini perlu ditingkatkan pembinaannya seperti Desa siaga (Sulistyowati dkk, 2010). Di seluruh Indonesia sampai dengan tahun 2009 sudah tercatat 42.295 desa dan kelurahan (56,1%) dari 75.410 Desa dan kelurahan telah memulai upaya mewujudkan desa siaga (Sulistyowati dkk, 2010). Di Provinsi Aceh sudah terbentuk 336 Desa Siaga, salah satunya adalah Desa Siaga yang terdapat di Kecamatan Montasik Aceh Besar yang di bentuk memalui kerja sama antar warga yang bertempat tinggal di Wilayah tersebut. Data yang didapatkan dari Dinkes Aceh Besar yang menyebutkan jumlah keseluruhan Desa yang berada di Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 25 Kecamatan, sedangkan Kecamatan yang memiliki karakteristik Desa siaga hanya 4 Kecamatan (Dinkes Aceh Besar, 2011). Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar memiliki 39 Desa dengan jumlah penduduk 18.138 jiwa, dan jumlah rumah tangga sebanyak 3.793 jiwa. Sedangkan jumlah desa siaga sebanyak 21 Desa (Kantor Camat Montasik, 2012). Faktor yang mempengaruhi ibu terhadap pelaksanaan Desa Siaga adalah salah satunya pengetahuan. Jika pengetahuanya tentang Desa Siaga sudah dapat dipahami secara luas maka dalam pelaksanaan dan penerapan Desa Siaga akan berjalan dengan sempurna, dan dapat di lakukan dengan tepat melalui kerjasama antar warga dan pelayanan kesehatan (Notoadmodjo, 2007). Untuk dapat hidup sehat, masyarakat perlu mengetahui masalahmasalah dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan Desa
16
SIAGA baik dari individu, keluarga, ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat, dengan memperoleh informasi yang ada di lingkungan sekitar seperti koran, majalah, Televisi, radio, dan sebagainya sebagai sumber informasi dalam kehidupan, termasuk pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat yaitu meliputi hidup sehat dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan (Depkes, 2006). Berdasarkan data dan uraian diatas maka diperlukan pengetahuan yang baik yang didapatkan dari sumber informasi yang jelas, serta dengan pekerjaan warga yang memadai, untuk itu penulis tertarik mengambil judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu-Ibu terhadap Pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013”.
B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka penulis membuat rumusan
masalah
penelitian
yaitu
“Bagaimana
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi Ibu terhadap Pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu-Ibu terhadap Pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013.
17
2. Tujuan khusus a. Untuk melihat pengaruh pengetahuan ibu-ibu tentang pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013. b. Untuk melihat pengaruh sikap ibu-ibu tentang pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013. c. Untuk melihat pengaruh informasi ibu-ibu tentang pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013. d. Untuk melihat pengaruh pekerjaan ibu-ibu tentang pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013.
D. Mantaat penulisan 1. Bagi Tempat Penelitian, yaitu sebagai bahan masukan dan informasi kepada masyarakat tentang desa siaga dalam rangka melanjutkan upaya pogram desa siaga. 2. Institusi Pendidikan, yaitu sebagai bahan bacaan dan dapat menambah referensi perpustakaan. 3. Peneliti yaitu sebagai bahan kajian ilmiah dan juga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pegalaman peneliti tentang metodologi penelitian.
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Desa Siaga Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalahmasalah kesehatan , bencana dan kegawatdaruratan kesehatan serta mandiri (Suparyanto, 2010). Desa siaga adalah upaya bersama Masyarakat untuk mengatasi persoalan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak (Salesman, 2011). Desa siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, resiko tinggi bagiibu hamil, penyakit menular, kejadian bencana, kecelakaan dan lain-lain dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong menuju desa sehat dan bersih. Pengembangan desa siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa, menyiap siagakan masyarakat menghadapi masalah-masalah kesehatan khususnya ibu hamiln, memandirikan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, serta mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Desa Siaga (Siap, Antar, Jaga) adalah pogram pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yag bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak serta mengurangi angka kematian ibu dan anak serta
19
mengurangi keterlambatan pertolongan penyakit gawatdaruratan lain (Fadli, 2009). Desa yang dimaksud di sini dapat berarti Kelurahan atau Negeri atau istilah-istilah lain bagi Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Repoblik Indonesia (Suparyanto, 2010). SIAGA (siapa, antar, jaga), SIAP berarti siap mendaftar dan mendata ibu hamil dengan resiko tinggi, bayi dan balita kurang gizi serta penyakit yang mengancam jiwa, siap mendonor darah serta membuat daftar golongan darah anggota masyarakat, siap mengumpulkan dana dengan program Dana sehat. ANTAR
berarti mendaftar Kendaraan masyarakat yang akan di gunakan
sebagai ambulan desa secara bergiliran, ambulan desa digunakan untuk merujuk kasus emergency bumil, bayi, balita serta penyakit emergency lain. JAGA berarti suami harus mendampingi selalu isterinya dengan kehamilan resiko tinggi, suami atau keluarga mendampingi pasien selama perawat (Fadli, 2009).
B. Ibu Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan
20
seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi hingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutama ibunya (Asfryati, 2003). Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. Peranan ibu : 1. Pemberi aman dan sumber kasih sayang. 2. Tempat mencurahkan isi hati. 3. Pengatur kehidupan rumah tangga. 4. Pembimbing kehidupan rumah tangga. 5. Pendidik segi emosional. 6. Penyimpan tradisi. Ibu mempunyai peranan dalam proses sosialisasi demikian pentingnya peranan ibu maka disebutkan bahwa kondisi yang menyebabkan peran keluarga dalam proses sosialisasi anak adalah sebagai berikut : 1. Ibu merupakan kelompok terkecil yang anggotanya berinteraksi to face secara tetap, dalam kelompok demikian perkembangan anak dapat diikuti
21
dengan sesama oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan sosial lebih mudah terjadi. 2. Ibu mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan cinta kasih hubungan suami istri. Motivasi yang kuat melahirkan hubungan emosional antara orangtua dan anak. 3. Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relative tetap maka ibu memainkan peranan sangat penting terhadap proses pertumbuhan anak (Asfryati, 2003).
C. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan dominan dan alat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langsung dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk
tindakan
seseorang. Menurut
Notoadmojo (2003)
mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam menerima atau menolak ide baru tersebut dalam diri orang tersebut dalam proses berurutan yakni:
22
1. Kesadaran (Awarenes), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus. 2. Merasa tertarik (Interest), orang yang tertarik terhadap stimulasi atau objek tersebut. 3. Evaluasi (Evaluation), menimbang-menimbang
terhadap
baik
dan
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Mencoba (Trial), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di kehendaki oleh stimulus. 5. Adopsi (Adoption), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus. Tingkat pengetahuan, pengetahuan yang dicakup dalam dominan kongitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: 1. Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (Comprehension), diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut sacara luas. 3. Aplikasi (Application), diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
23
4. Analisis ( Analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (Synthesis), menunjukan
pada
suatu
kemampuan
untuk
meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation), ini
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Karakteristik penilaian pengetahuan seseorang dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: 1. Baik, bila responden dapat menjawab dengan nilai 76 – 100% dari seluruh pernyataan yang diberikan. 2. Cukup, bila responden dapat menjawab dengan nilai 56 – 75% dari seluruh pernyataan yang di berikan. 3. Kurang, bila responden dapat menjawab dengan nilai < 56% dari seluruh pernyataan yang diberikan (Arikunto, 2006). Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun nonformal juga dapat didapat dari pengalaman atau pun informasi yang berasal dari guru, orang tua, teman, buku, dan media massa. Dalam penelitian ini pengetahuan yang dimaksud adalah pemahaman. Untuk lebih jelasnya penulis memanfaatkan beberapa teori yang dapat dijadikan titik tolak dalam menyoroti masalah pemahaman yang dimaksud.
24
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang dapat dilakukan pengukuran dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang
ingin
diukur
dari
subjek
penelitian
atau
responden
(Notoatmodjo, 2007).
D. Sikap 1. Pengertian Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap sesuatu stimulus atau objek, menurut Newcomb sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak seseorang terhadap hal tertentu kemudian dilahirkan dalam prilaku, sikap merupakan kecendrungan dalam bertingkah laku (Notoadmodjo, 2007). Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang mencerminkan pendapatnya, atau pendapat seseorang yang merupakan pernyataan dari sikapnya
yang
mengenali
jawaban-jawaban
mengenai
perasaan,
kepercayaan, konsepsi/pendapat/ide, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010). Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2005), mengatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dan lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
25
a. Komponen Pokok Sikap Menurut Azwar (2010), menjelaskan bahwa dalam mengikuti skema triadik, stuktur sikap terdiri atas 3 (tiga) komponen yang saling menunjang, yaitu: 1) Komponen kognitif, yaitu berisi kepercayaan sesorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. 2) Komponen efektif, yaitu menyangkut masalah kehidupan emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. 3) Komponen prilaku, yaitu Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. b. Berbagai Tingkatan Sikap Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan antara lain menurut Notoatmodjo (2005), yaitu: 1) Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. 2) Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
26
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3) Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4) Bertanggung jawab (responsible); Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Sikap seseorang yang positif belum tentu terwujud dalam tindakan positif, begitu pula sebaliknya. Temuan-temuan dari peneliti yang lalu menyebutkan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat lemah bahkan negatif dan penelitian lain menyebutkan bahwa hubungannya adalah positif. Menurut Brecter dan Wiggins yang dikutip Azwar (2010) sikap seseorang akan berpengaruh langsung terhadap perilaku sangat tergantung dari kondisi apa, waktu bagaimana dan situasi. Pengetahuan dan sikap perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan akan membentuk dasar perilaku dari perawat tersebut karena berdasarkan pengetahuan dan sikap perawat akan dapat melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan. c. Fungsi Sikap Teori fungsional yang dikemukakan oleh Katz (1953) dalam Azwar (2010) mengatakan bahwa untuk memahami sikap menerima dan menolak perubahan haruslah beranjak dari dasar motivasional sikap itu sendiri. Apa
27
yang dimaksud oleh Katz sebagai dasar motivasional merupakan fungsi sikap bagi individu yang bersangkutan. Fungsi sikap bagi manusia telah dirumuskan menjadi empat macam yang dikemukakan dalam Azwar (2010) yaitu: 1) Fungsi instrumental, fungsi penyesuaian, fungsi manfaat. Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan halhal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya. 2) Fungsi pertahanan ego Sewaktu individu tidak mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa akan mengancam egonya atau sewaktu ia mengetahui fakta dan kebenaran yang tidak mengenakkan bagi dirinya maka sifatnya dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. Sikap dalam hal ini, merefleksikan problem kepribadian yang tidak terselesaikan. 3) Fungsi pertahanan nilai Nilai adalah konsep dasar mengenai apa yang dipandang baik dan diinginkan. Nilai-nilai terminal merupakan preferensi mengenai keadaan akhir tertentu seperti persamaan, kemerdekaan dan hak asasi. Nilai instrumental merupakan preferensi atau pilihan mengenai berbagai
28
perilaku dan sifat pribadi seperti kejujuran, keberanian, atau kepatuhan akan aturan. Dengan fungsi ini seseorang seringkali mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya yang sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. Fungsi inilah yang menyebabkan orang sering lupa diri sewaktu berada dalam situasi masa seidologi atau sama nilai. 4) Fungsi pengetahuan Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencapai penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsistensi. Jadi sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk melakukan
evaluasi
terhadap
fenomena
luar
yang
ada
dan
mengorganisasikannya. d. Pembentukan Sikap Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antara individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lainnya, terjadi hubungan timbal balik yang
29
turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat (Azwar, 2010). Menurut Azwar (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain: 1) Pengalaman Pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. 2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain demotivitas oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 3) Pengaruh Kebudayaan Tanda disadari kebudayaan telah menemukan garis pengarah sikap kita terhadap berbagaimasalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. 4) Media Masa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual ditampilkan
30
secara objektif cenderung dipenaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya. 5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan
jika
kalau
pada
gilirannya
konsep
tersebut
mempengaruhi sikap. 6) Faktor Emosional Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan penyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Menurut
Azwar
(2010)
skala
sikap
disusun
untuk
mengungkapkan sikap pro dan kontra, positif dan negatif, sertuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial. Subjek memberi respon dengan 5 kategori kesetujuan yaitu: 1) Sangat tidak setuju (STS) 2) Tidak setuju (TS) 3) Tidak dapat menentukan pendapat (E) 4) Setuju (S) 5) Sangat Setuju (SS) Sikap dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut:
31
1) Sikap positif Sikap
positif
memperlihatkan,
yaitu
menerima
sikap
yang
mengakui,
menunjukkan
atau
menyetujui,
serta
melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berbeda. 2) Sikap negatif Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan penolakan terhadap suatu norma yang berlaku dimana individu itu berada. E. Informasi Informasi
adalah
sesuatu
yang
menjadi
perantara
dalam
menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan kemampuan, informasi yang diperoleh dalam menyampaikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi, maka cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo, 2007). Pesan, ide, gagasan atau informasi yang di sampaikan pengajar atau pembicara akan mudah diterima apabila di berikan dengan metode atau media yang benar. Prilaku seseorang akan berubah apabila diberikan sebuah informasi tentang suatu hal yang bisa berubah prilaku seseorang (Setiawati, 2008). Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, Meskipun seoarang memiliki pendidikan yang rendah tetapi ia mendapatkan
32
informasi yang baik dari berbagai media massa, misal tv, radio, atau surat kabar maka hal itu akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2007) media masa dibagi menjadi dua yaitu; Media cetak (Informasi ditulis dimajalah, buku dan surat kabar). Dan media Elektronik merupakan media seperti Televisi, radio. Media massa dan teknologi informasi membawa banyak informasi penting di satu pihak tetapi juga dapat membawa berbagai berita menyesatkan di lain pihak. Banyak informasi yang diterima remaja simpang siur bahkan menyesatkan. Informasi yang menonjolkan seks di berbagai media massa, seperti majalah, koran, tabloid, televisi, sampai internet, memicu kehidupan seksualitas remaja cenderung semakin aktif. Remaja mempunyai akses terbatas pada informasi yang benar baik dan orang tua, dan sekolah maupun media massa. Remaja masih terus dihalangi untuk memperoleh informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi yang mereka butuhkan demi memperoleh kesehatan reproduksi dan kehidupan seksual yang baik. Karena itulah negara harus menyediakan informasi baik dan benar agar dapat diakses oleh remaja dan sumber dan dengan cara yang benar (BKKBN, 2006).
F. Pekerjaan Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan ibu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pekerjaan sangat mempengaruhi tingkat ekonomi keluarga dalam pengambilan keputusan pada masing-masing individu. Pekerjaan sangat memberikan pengaruh yang berarti pada masyarakat miskin meskipun yang berasal dari kalangan berada. Pekerjaan juga memberikan
33
pengaruh berarti pada masyarakat di Desa atau Perkotaan terutama dalam memperoleh pendapatan yang dibutuhkan keluarga (Barnet, 2008). Macam-macam pekerjaan, yaitu: 1. Bekerja, yaitu sesuatu hal yang dapat menghasilkan uang dari pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), wiraswasta, buruh. 2. Tidak bekerja, yaitu sesuatu yang tidak dapat menghasilkan uang, contohnya sebagai ibu rumah tangga. Roesli (2005) menambahkan, dukungan lingkungan tempat bekerja yang ramah sangat mempengaruhi dan bersikap positif terhadap keberhasilan, misalnya dalam pengambilan keputusan.
34
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Untuk dapat hidup sehat, masyarakat perlu mengetahui masalahmasalah yang mempengaruhi pelaksanaan Desa SIAGA baik dari pekerjaan individu, keluarga, ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat, dengan memperoleh informasi yang ada di lingkungan sekitar, sedangkan sikap masyarakat meliputi hidup sehat dan kesehatan masyarakat secara menyeluruh (Depkes, 2006). Jika pengetahuanya tentang Desa Siaga sudah dapat dipahami secara luas maka dalam pelaksanaan dan penerapan Desa Siaga akan berjalan dengan sempurna, dan dapat di lakukan dengan tepat melalui kerjasama antar warga dan pelayanan kesehatan (Notoadmodjo, 2007). Untuk lebih jelasnya, maka variabel dapat di gambarkan dalam kerangka konsep berikut : Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan Sikap Informasi
Pelaksanaan Desa Siaga
Pekerjaan
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
35
B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No 1.
1
Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Pelaksanaan Desa Siaga
Suatu upaya bersama Masyarakat untuk mengatasi persoalan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.
Pengetahuan
2
Sikap
3
Informasi
2
Pekerjaan
Wawasan ibu rumah tangga tentang Desa siaga melalui penyerapan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Tanggapan atau respon yang dib erikan ibu rumah tangga terhadap pelaksanaan desa siaga Suatu informasi yang diperoleh oleh ibu rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari tentang desa siaga. Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Cara ukur Variabel Dependen Menyebarkan kuesioner dengan kriteria: - Ya: Jika responden mengetahui adanya desa siaga. - Tidak : Jika responden mengetahui tidak adanya desa siaga.
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Kuesioner
- Ya - Tidak
Ordinal
Kuesioner
- Baik - Cukup - Kurang
Ordinal
Menyebarkan kuesioner dengan kriteria: - Positif: x ≥ 1,4 - Negatif: x < 1,4
Kuesioner
- Positif - Negatif
Nominal
Menyebarkan kuesioner dengan kriteria: - Ya - Tidak
Kuesioner
- Ya - Tidak
Ordinal
Menyebarkan kuesioner dengan kriteria: - Ibu Rumah Tangga - Wiraswasta - PNS
Kuesioner
- Ibu Rumah Tangga - Wiraswasta - PNS
Ordinal
Variabel Independen Menyebarkan kuesioner dengan kriteria: - Baik: 76-100%. - Cukup: 56-76%. - Kurang: ≤56%.
C. Hipotesis 1. Ha = Ada pengaruh antara tingkat pengetahuan terhadap pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013.
36
H0 = Tidak ada pengaruh antara tingkat pengetahuan terhadap pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013. 2. Ha = Ada pengaruh antara sikap terhadap pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013. H0 = Tidak ada pengaruh antara sikap terhadap pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013. 3. Ha = Ada pengaruh antara tingkat informasi terhadap pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013. H0 = Tidak ada pengaruh antara tingkat informasi terhadap pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013. 4. Ha = Ada pengaruh antara tingkat pekerjaan terhadap pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013. H0 = Tidak ada pengaruh antara tingkat pekerjaan terhadap pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013.
37
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu titik waktu tertentu (Notoadmodjo, 2005) untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu-Ibu terhadap pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juni sampai dengan 05 Juli 2013 di Kecamatan Montasik Aceh Besar.
C. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Menurut yang dikemukakan dalam Notoadmodjo (2010), populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu rumah tangga yang berada di Kecamatan montasik tercatat 3.794 jiwa. 2. Sampel Menurut yang dikemukakan dalam Notoadmodjo (2010), sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik yang di pakai dalam pengambilan sampel adalah random sampling yaitu
38
pengambilan sampel yang dilakukan dengan metode acak (Notoatmodjo, 2005). Perhitungan besarnya sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (1960). n=
N 1 + N (d)2
Keterangan: Ν
= Besar Populasi
n
= Besar Sampel
d
= Derajat presisi/tingkat kepercayaan
Jawab: n=
N 1 + N (d)2
n=
3794 1 + 3794 ( 0,1) 2
n =
3794 1 + 3794(0,01)
n=
3794 1 + 37,94
n=
3794 38,94
n = 97,4 Jadi, dibulatkan menjadi 97 orang.
Selanjutnya penentuan sampel ibu rumah tangga dihitung dengan rumus proporsional sampling sebagai berikut: SPI =
n X JS N
39
Keterangan: SPI
=
Jumlah sampel pada tiap-tiap sub populasi
n
=
Jumlah responden dalam sub populasi
N
=
Jumlah responden dalam populasi
JS
=
Jumlah sampel yang dibutuhkan
Tabel 4.2 Populasi dan sampel dalam penelitian pada Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 No Nama Gampong Populasi Sampel 1 Weu Bada 105 3 2 Piyeung Lhang 64 2 3 Piyeung Datu 118 3 4 Piyeung Mane 40 1 5 Kuwe 55 1 6 Bueng Daroh 35 1 7 Cot Lampoh Soh 51 1 8 Mon Ara 242 6 9 Cot Lhok 68 3 10 Bueng Raya 102 2 11 Atong 223 6 12 Tebang Phui Mesjid 154 4 13 Lamme Garot 135 3 14 Reudeup 173 4 15 Bak Cirih 75 2 16 Meunasah Tutong 89 2 17 Empee Tanong 82 2 18 Dayah Daboh 109 3 19 Lampaseh Krueng 121 3 20 Lamnga 89 2 21 Lampaseh Lhok 175 4 22 Baroh 175 4 23 Mata ie 127 3 24 Weu Krueng 66 2 25 Alue 16 0 26 Weu Lhok 59 2 27 Warabo 55 1
40
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Teubang Phui Baro 118 Bhung Tujoh 83 Bira Lhok 82 Bira Cot 80 Peu Rumping 57 Bak Dilip 148 Ulee Lhat 115 Seubam Lhok 69 Lam Raya 61 Cot Seunong 63 Seubam Cot 35 Seumet 81 Total 3794 Data Sekunder: BPS Aceh Besar Tahun 2012 Kemudian
sampel
dipilih
secara
3 2 2 2 1 4 3 2 2 2 1 2 97
random
sampling,
teknik
pengambilan sampel dengan cara acak ini yaitu dengan cara mengundi anggota populasi, peneliti akan membuat nomor undi pada masing-masing gampong.
D. Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang langsung diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan yang disediakan dan selanjutnya diisi oleh responden. 2. Data Sekunder Data penunjang yang di dapat dari Dinkes Provinsi, Dinkes Kbupaten/Kota dan Kecamatan Montasik Aceh Besar, serta referensi yang tersedia.
41
E. Instrument Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibagikan kepada responden oleh peneliti berupa 22 item pertanyaan yang meliputi: 1. Bagian I yaitu identitas responden berupa nomor responden, dan umur, pendidikan, dan alamat. 2. Bagian II meliputi pelaksanaan desa siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar dengan 1 item pertanyaan. 3. Bagian III meliputi 10 item pertanyaan tentang pengetahuan dengan menggunakan skala gutment, dengan kategori: baik: jika jawaban benar ≥76-100%, cukup: jika jawaban benar 56-76%, dan kurang: jika jawaban benar ≤56%. 4. Bagian
IV meliputi 5 item pertanyaan
tentang sikap dengan
menggunakan skala likert yaitu jika pertanyaan positif diperoleh nilai SS:5, S:4, TT:3, TS:2, dan STS:1, sedangkan pada pertanyaan negatif diperoleh nilai STS:5, TS:4, TT:3, S:2, dan SS:1, dengan kategori positif jika x ≥ x , dan negatif jika x < x . 5. Bagian V terdapat 5 item pertanyaan pada informasi, dengan kategori ya jika x ≥ x , dan tidak jika x < x . 6. Bagian VI meliputi pekerjaan terdapat 1 item pertanyaan dengan kategori ibu rumah tangga, swasta, dan PNS.
42
F. Metode Pengolahan 1. Pengolahan Data Menurut Budiarto (2001), pengolahan data dilakukan secara dengan tahap sebagai berikut: a. Editing yaitu mengoreksi segala kesalahan dalam pengambilan data dan pengisian data. b. Coding yaitu pengolahan data dengan cara memberi kode pada setiap jawaban dari responden. c. Tranfersing yaitu kode yang diberikan, disusun dan dimasukkan ke dalam tabel hingga responden terakhir. d. Tabulating, yaitu memindahkan data yang diperoleh ke dalam tabel.
G. Metode Analisa Data 1. Analisa Univariat Data yang telah dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi ditentukan persentase perolehan untuk masing-masing variabel, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
f P = ×100% n Keterangan: P
= Persentase
fi
= Frekuensi teramati
n
= Jumlah sampel
100% = Bilangan tetap (Budiarto, 2001).
43
2. Analisa Bivariat Untuk mengukur asosiasi antara dua atau lebih variabel kualitatif dipakai tes statistik Chi-square atau X kuadrat (x2). Data masing-masing sub variabel dimasukkan ke dalam tabel kontingensi (tabel silang). Kemudian tabel-tabel kontingensi tersebut dianalisa dengan menggunakan uji statistik Chi-square test (x2). Analisa bivariat merupakan analisis hasil dari variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji data chi-square pada tingkat kemaknaannya 95% (p ≤0,05) sehingga dapat diketahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik dengan menggunakan program komputer SPSS for window. Melalui perhitungan uji chi-square test selanjutnya ditarik pada kesimpulan bila nilai p lebih kecil dari alpha (p≤0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas. Perhitungan statistik untuk analisa tersebut dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi, pengolahan data diinterprestasikan menggunakan nilai probilitas dengan kriteria sebagai berikut: a.
Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E (Harapan) lebih dari 5, maka uji yang digunakan adalah ”Fisher Exack Test”.
b.
Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E<5, maka uji yang digunakan sebaiknya ”Continu Correction (a")”.
44
c.
Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3 dll, maka yang digunakan ”Person Chi-Squere”.
45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Kecamatan Montasik merupakan salah satu daerah dengan ibu kota Montasik yang terletak di Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah 39 Desa yang dibagi dalam 3 Mukim dengan luas Wilayah 94,10 Km2 (9,410 Ha). Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Blang Bintang, Kecamatan Mesjid Raya, Kecamatan Ingin Jaya. 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Suka Makmur. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Inderapuri. 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuta Malaka, Kecamatan Indrapuri.
B. Hasil Penelitian 1. Identitas Responden a. Umur Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 No Umur Frekuensi 1 <20 Tahun 11 2 20-30 Tahun 64 3 >30 Tahun 22 Jumlah 97 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
% 11,3 66,0 22,7 100
46
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 97 responden di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013, mayoritas umur responden berada pada kategori usia 20-30 tahun sebanyak 64 orang (66,0%).
b. Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 No Pendidikan Frekuensi 1 Dasar 30 2 Menengah 49 3 Tinggi 18 Jumlah 97 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
% 30,9 50,5 18,6 100
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 97 responden di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013, mayoritas ibu yang berpendidikan menengah sebanyak 49 orang (50,5%). c. Pendapatan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendapatan Ibu Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 No 1 Rendah 2 Tinggi
Pendapatan
Jumlah Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
Frekuensi 59 38 97
% 60,8 39,2 100
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 97 responden di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013, mayoritas ibu yang berpendapatan rendah sebanyak 59 orang (60,8%).
47
2. Analisis Univariat a. Pelaksanaan Desa Siaga Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Desa Siaga Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 No Pelaksanaan Desa Siaga Frekuensi 1 Ya 44 2 Tidak 53 Jumlah 97 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
% 45,4 54,6 100
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 97 responden di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013, mayoritas ibu tidak mengetahui adanya pelaksanaan desa siaga sebanyak 53 orang (54,6%).
b. Pengetahuan Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 No 1 Baik 2 Cukup 3 Kurang
Pengetahuan
Jumlah Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
Frekuensi 20 36 41 97
% 20,6 37,1 42,3 100
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 97 responden di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013, mayoritas ibu yang berpengetahuan kurang sebanyak 41 orang (42,3%).
48
c. Sikap Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 No 1 Positif 2 Negatif
Sikap
Frekuensi 44 53 Jumlah 97 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
% 45,4 54,6 100
Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 97 responden di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013, mayoritas ibu mempunyai sikap yang negatif sebanyak 53 orang (54,6%).
d.
Informasi Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Informasi Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 Frekuensi 45 52 Jumlah 97 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013) No 1 Ya 2 Tidak
Informasi
% 46,4 53,6 100
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa dari 97 responden di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013, mayoritas ibu yang tidak mendapatkan informasi sebanyak 52 responden (46,4%).
49
e. Pekerjaan Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 No Pekerjaan Frekuensi 1 IRT 40 2 Wiraswasta 35 3 PNS 22 Jumlah 97 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
% 41,2 36,1 22,7 100
Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa dari 97 responden di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013, mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 40 responden (41,2%).
2. Analisa Bivariat a.
Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Tabel 5.9 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 Pelaksanaan Desa Siaga Ya Tidak Jumlah No Pengetahuan f % f % 1 Baik 20 100,0 0 0 20 2 Cukup 20 55,6 16 44,4 36 3 Kurang 4 9,8 37 90,2 41 Jumlah 44 54,4 53 54,6 97 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
%
P
100,0 100,0 100,0 100,0
0,000
Berdasarkan Tabel 5.9 menunjukan bahwa, dari 41 responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 37 orang (90,2%) dengan tidak melaksanakan
Desa
siaga,
sedangkan
dari
36
responden
yang
berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (44,4%) dengan tidak
50
melaksanakan Desa siaga. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, berarti ada pengaruh antara pengetahuan terhadap pelaksanaan Desa Siaga Tahun 2013.
b. Pengaruh Sikap Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Tabel 5.10 Pengaruh Sikap Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 Pelaksanaan Desa Siaga Ya Tidak No Sikap Jumlah F % F % 1 Positif 41 93,2 3 6,8 44 2 Negatif 3 5,7 50 94,3 53 Jumlah 44 45,4 53 54,6 97 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
%
P
100,0 100,0 100,0
0,000
Berdasarkan Tabel 5.10 menunjukan bahwa, dari 53 responden yang bersikap negatif sebanyak 50 orang (94,3%) dengan tidak adanya pelaksanaan desa siaga, sedangkan dari 44 responden yang besikap positif sebanyak 3 orang (6,8%) dengan tidak melaksanakan desa siaga. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, berarti ada pengaruh antara sikap terhadap pelaksanaan Desa Siaga Tahun 2013.
51
c. Pengaruh Informasi Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Tabel 5.11 Pengaruh Informasi Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 Pelaksanaan Desa Siaga Ya Tidak No Informasi Jumlah f % f % 1 Ya 40 88,9 5 11,1 45 2 Tidak 4 7,7 48 28,4 52 Jumlah 44 45,4 53 54,6 97 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
%
p
100,0 100,0 100,0
0,000
Berdasarkan Tabel 5.11 menunjukan bahwa, dari 52 responden yang tidak mendapat informasi sebanyak 48 orang (28,4%) dengan tidak adanya pelaksanaan desa siaga, sedangkan dari 45 responden yang mendapat informasi sebanyak 5 orang (11,1%) dengan tidak melaksanakan desa siaga. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, berarti ada pengaruh antara informasi terhadap pelaksanaan Desa Siaga Tahun 2013.
d. Pengaruh Pekerjaan Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Tabel 5.12 Pengaruh Pekerjaan Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 Pelaksanaan Desa Siaga Ya Tidak No Pekerjaan Jumlah f % F % 1 IRT 8 20,0 32 80,0 40 2 Swasta 24 68,6 11 31,4 35 3 PNS 12 54,5 10 45,5 22 Jumlah 44 45,4 53 54,6 97 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
%
p
100,0 100,0 100,0 100,0
0,000
52
Berdasarkan Tabel 5.12 menunjukan bahwa, dari 40 orang ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 32 orang (80,0%) dengan tidak melaksanakan Desa siaga, dan dari 35 orang ibu yang bekerja swasta sebanyak 11 orang (31,4%) dengan tidak melaksanakan Desa siaga, sedangkan dari 22 orang ibu yang bekerja sebagai PNS sebanyak 10 orang (45,5%) dengan tidak melaksanakan Desa siaga. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, berarti ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pelaksanaan Desa Siaga Tahun 2013.
C. Pembahasan 1. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Berdasarkan Tabel 5.9 menunjukan bahwa, dari 41 responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 37 orang (90,2%) dengan tidak melaksanakan
Desa
siaga,
sedangkan
dari
36
responden
yang
berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (44,4%) dengan tidak melaksanakan Desa siaga. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada pengaruh antara pengetahuan terhadap pelaksanaan Desa Siaga Tahun 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Marlina (2008), didapatkan bahwa dari hasil uji statistik menunjukkan
53
bahwa adanya hubungan secara signifikan antara pengetahuan (p=0,001) dengan penatalaksanaan Desa siaga. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan dominan dan alat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langsung dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun non-formal juga dapat didapat dari pengalaman atau pun informasi yang berasal
dari
guru, orang tua, teman, buku, dan media massa. Dalam
penelitian ini pengetahuan yang dimaksud adalah pemahaman. Untuk lebih jelasnya penulis memanfaatkan beberapa teori
yang dapat
dijadikan titik tolak dalam menyoroti masalah pemahaman yang dimaksud. Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang maka adanya pelaksanaan Desa siaga tidak akan berjalan sempurna, dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian responden yang berpengetahuan kurang dengan tidak adanya pelaksanaan Desa siaga, sehingga hal ini dimungkinkan oleh
54
karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki ibu dalam pelaksanaan Desa siaga. Ibu yang berpengetahuan kurang, membuat ibu tidak mampu menelaah dan bertindak dalam mengambil keputusan yang terbaik baik bagi dirinya, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin mudah untuk menerima hal-hal baru, apabila pengetahuan yang dimiliki kurang maka akan lebih sulit untuk bersikap dan bertindak dalam menyelesaikan masalah khususnya dalam pelaksanaan Desa siaga.
2. Pengaruh Sikap Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Berdasarkan Tabel 5.10 menunjukan bahwa, dari 53 responden yang bersikap negatif sebanyak 50 orang (94,3%) dengan tidak adanya pelaksanaan desa siaga, sedangkan dari 44 responden yang besikap positif sebanyak 3 orang (6,8%) dengan tidak melaksanakan desa siaga. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada pengaruh antara sikap terhadap pelaksanaan Desa Siaga Tahun 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Marlina (2008), didapatkan bahwa dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan secara signifikan antara sikap (p=0,000) dengan penatalaksanaan Desa siaga. Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang mencerminkan pendapatnya, atau pendapat seseorang yang merupakan pernyataan dari sikapnya yang mengenali jawaban-jawaban mengenai perasaan, kepercayaan,
55
konsepsi/pendapat/ide, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010). Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2005), mengatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dan lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Asumsi peneliti, jika ibu yang bersikap pasitif maka pelaksanaan Desa siaga akan berjalan sempurna, sebalinya jika ibu bersikap negatif maka pelaksanaan Desa siaga tidak berjalan dengan sempurna. Dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian responden yang dengan sikap yang negatif maka pelaksanaan Desa siaga tidak tercapai, hal ini dikarenakan sikap dengan tidak adanya kesadaran dan motivasi ibu dalam berfikir dan bertindak dalam pelaksanaan Desa siaga, sebaliknya jika dengan sikap yang positif maka ibu mampu menelaah dan berperilaku yang baik untuk dirinya terutama dalam hal pelaksanaan Desa siaga.
3. Pengaruh Informasi Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Berdasarkan 5.11 menunjukan bahwa, dari 52 responden yang tidak mendapat informasi sebanyak 48 orang (28,4%) dengan tidak adanya pelaksanaan desa siaga, sedangkan dari 45 responden yang mendapat informasi sebanyak 5 orang (11,1%) dengan tidak melaksanakan desa siaga. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
56
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada pengaruh antara informasi terhadap pelaksanaan Desa Siaga Tahun 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Marlina (2008), didapatkan bahwa dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan secara signifikan antara media informasi (p=0,000) dengan penatalaksanaan Desa siaga. Informasi
adalah
sesuatu
yang
menjadi
perantara
dalam
menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan kemampuan, informasi yang diperoleh dalam menyampaikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi, maka cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo, 2007). Pesan, ide, gagasan atau informasi yang di sampaikan pengajar atau pembicara akan mudah diterima apabila di berikan dengan metode atau media yang benar. Prilaku seseorang akan berubah apabila diberikan sebuah informasi tentang suatu hal yang bisa berubah prilaku seseorang (Setiawati, 2008). Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, Meskipun seoarang memiliki pendidikan yang rendah tetapi ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media massa, misal tv, radio, atau surat kabar maka hal itu akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Asumsi Peneliti, jika ibu ada mendapatkan informasi tentang
57
pelaksanaan Desa siaga, maka dengan mudah ibu dalam pelaksanaan Desa siaga, karena ibu berada pada wilayah yang sudah diterapkan Desa siaga. Informasi yang salah dan tidak sehat sangat mempegaruhi pelaksanaan Desa siaga dalam kehidupan sehari-hari. Dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian responden yang tidak mendapatkan informasi dengan tidak adanya pelaksanaan Desa siaga, maka diperlukan berbagai media pendukung seperti surat kabar, majalah, televise, radio, agar informasi yang didapat akan lebih baik lagi sehingga dalam pelaksanaan Desa siaga dalam kehidupan sehari-hari dapat dijalankan.
4. Pengaruh Pekerjaan Terhadap Pelaksanaan Desa Siaga Berdasarkan Tabel 5.12 menunjukan bahwa, dari 40 orang ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 32 orang (80,0%) dengan tidak melaksanakan Desa siaga, dan dari 35 orang ibu yang bekerja swasta sebanyak 11 orang (31,4%) dengan tidak melaksanakan Desa siaga, sedangkan dari 22 orang ibu yang bekerja sebagai PNS sebanyak 10 orang (45,5%) dengan tidak melaksanakan Desa siaga. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pelaksanaan Desa Siaga Tahun 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Marlina (2008), didapatkan bahwa dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan secara signifikan antara pekerjaan (p=0,000)
58
dengan penatalaksanaan Desa siaga. Ibu mempunyai peranan dalam proses sosialisasi demikian pentingnya peranan ibu maka disebutkan bahwa kondisi yang menyebabkan peran keluarga dalam proses sosialisasi anak. Ibu merupakan kelompok terkecil yang anggotanya berinteraksi to face secara tetap, dalam kelompok demikian perkembangan anak dapat diikuti dengan sesama oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan sosial lebih mudah terjadi. Ibu mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan cinta kasih hubungan suami istri. Motivasi yang kuat melahirkan hubungan emosional antara orangtua dan anak (Asfryati, 2003). Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan ibu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pekerjaan sangat mempengaruhi tingkat ekonomi keluarga dalam pengambilan keputusan pada masing-masing individu. Pekerjaan sangat memberikan pengaruh yang berarti pada masyarakat miskin meskipun yang berasal dari kalangan berada. Pekerjaan juga memberikan pengaruh berarti pada masyarakat di Desa atau Perkotaan terutama dalam memperoleh pendapatan yang dibutuhkan keluarga (Barnet, 2008). Roesli (2005) menambahkan, dukungan lingkungan tempat bekerja yang
ramah
sangat
mempengaruhi
dan
bersikap
positif terhadap
keberhasilan, misalnya dalam menerapkan desa siaga. Asumsi Peneliti, dari hasil penelitian didapatkan bahwa jika ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan tidak adanya pelaksanaan Desa
59
siaga, maka pelaksanaan Desa siaga dikatakan tidak berhasil. Pelaksanaan Desa siaga yang salah dan tidak benar sangat mempegaruhi kehidupan sehari-hari. Dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga diperlukan pengetahuan ibu yang lebih baik lagi.
60
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
terhadap
faktor-faktor
yang
mempengaruhi dengan pelaksanaan Desa siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013, dapat disimpulkan: 1. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap pelaksanaan Desa siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. 2. Ada pengaruh antara sikap terhadap pelaksanaan Desa siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. 3. Ada pengaruh antara informasi terhadap pelaksanaan Desa siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. 4. Ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pelaksanaan Desa siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000.
B. Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait tentang pelaksanaan Desa siaga. 2. Bagi Tempat Penelitian, diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat memberikan informasi dan motivasi kepada ibu agar pelaksanaan Desa
61
siaga dapat berjalan dengan benar. Sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu-ibu dengan memberi konseling yang baik terhadap pelaksanaan Desa siaga. 3. Bagi Masyarakat, diharapkan agar menambah informasi sehingga dalam pelaksanaan Desa siaga dapat dilakukan dengan baik dan benar. 4. Bagi Institusi Pendidikan, diharapkan dapat menambah literatur atau bacaan di perpustakaan di Diploma III Kebidanan U’Budiyah, dan juga sebagai bahan kajian dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang hal-hal yang mempengaruhi tenaga kesehatan yang terkait terhadap pelaksanaan Desa siaga.
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, 2010. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Edisi kedua, Pustaka Pelajar. Budiarto, E., 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Buku Kedokteran. Barnett, B., 2008. Cots Can Influence Family Planning Decisions. 2008. (dikutip tanggal 17 Januari 2013). Depkes. 2006. Catatan Tentang Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Depkes RI, 2007. Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Dinkes, 2006, Buku Panduan Pelatihan Kader Posyandu, Dinkes Provinsi NAD. Dinkes, 2011. Profil Kesehatan Provinsi NAD Tahun 2010. Banda Aceh. ______, 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2001. Banda Aceh. Heru, S. Adi, 2001, Kader Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta. Marlina, 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Desa Siaga Di Seunuddon Kabupaten Aceh Utara. Stikes U’Budiyah Banda Aceh. Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. _____________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka Cipta. _____________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta: Edisi Rineka Cipta. _____________, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka Cipta. Puskesmas Montasik, Laporan Tahunan Kegiatan Puskesmas Montasik 2013, Puskesmas Montasik Aceh Besar: 2013.
63
Roesli, Utami, 2005. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. Setiawati, dkk, 2008. Pendidikan Kesehatan, Jakarta, TIM. Sulistyowati dkk, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Andi, Yogyakarta. Suparyanto, M.Kes, 2010. Desa Siaga. (Dinas di Dinkes Kabupaten Jombang, /dosen di STIKES Jombang/homepage:dr-suparyanto.blogspot.com). (dikutip tanggal 17 Januari 2013).
64
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU-IBU TERHADAP PELAKSANAAN DESA SIAGA DI KECAMATAN MONTASIK ACEH BESAR TAHUN 2013
Nomor Responden Tanggal Pengisian
: .......................................... : ..........................................
I. Identitas Responden a. Umur Ibu
:
b. Pendidikan Terakhir :
SD
IRT
SMP c. Pendapatan
: .............................
d. Alamat
: .............................
SMA PT/DIII
II. Pelaksanaan Desa Siaga 1. Menurut Ibu, Apakah Desa yang ibu tinggal adalah Desa siaga....? Ya Tidak III. Pengetahuan Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan memberikan tanda cheklis (√). NO PERNYATAAN 1 Desa siaga merupakan desa yang penduduknya tidak memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalahmasalah kesehatan. 2 Desa siaga bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak serta mengurangi angka kematian ibu dan anak. 3 Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah serta mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan secara mandiri.
Ya
Tidak
65
4
5 6 7 8
9
10
Dalam pelaksanaan desa SIAGA harus memenuhi beberapa kriteria, salah satunya adalah memiliki lingkungan yang sehat, misalnya dalam setiap rumah harus ada tempat sampah. Untuk mengatasi persoalan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak tidak diperlukan Desa siaga. Pelaksanaan desa SIAGA dapat mencegah kejadian kematian ibu dan bayi saat melahirkan. Yang termasuk sasaran dari pelaksanaan Desa Siaga adalah semua masyarakat yang ada di desa tersebut. Ambulan desa digunakan untuk kepentingan pribadi, tidak untuk merujuk kasus yang terjadi pada ibu bumil, bayi, balita serta penyakit lainnya. Pengembangan desa siaga tidak mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa. Tujuan Desa Siaga adalah terwujudnya masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di desanya.
IV. Sikap Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan memberikan tanda cheklis (√). Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-Ragu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju NO PERNYATAAN 1 Menurut saya ada atau tidak adanya Unit kegiatan berbasis masyarakat tidak akan mempengaruhi pelaksanaan Desa Siaga. 2 Menurut saya Desa Siaga tidak perlu melibatkan peran serta seluruh masyarakat karena sudah ada kader yang diberi tanggung jawab untuk mensukseskan Desa Siaga.
SS
S
RR
TS
STS
66
310. Partisipasi Tokoh Agama, Perangkat Desa dan Anggota Masyarakat merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan desa SIAGA. 4 Keoptimalan pelaksanaan desa SIAGA adalah adanya kerjasama antara tenaga kesehatan dan warga masyarakat. 5 Dengan dilaksanakannya desa SIAGA diharapkan masyarakat berperilaku hidup 11. bersih dan sehat.
12.
V. Informasi 1. Pernahkah anda mendengar tentang Desa siaga...? Ya Tidak 2. Apakah penting Desa siaga dalam kehidupan masyarakat...? Ya Tidak 3. Apakah Desa anda sudah mampu menjadi Desa Siaga...? Ya Tidak 4. Apakah Desa Siaga yang ada di Desa bermanfaat bagi anda dan masyarakat...? Ya Tidak 5. Apakah dengan adanya Desa Siaga akan menurunkan angka kematian ibu, dan bayi...? Ya Tidak
VI. Pekerjaan 1. Apa pekerjaan yang ibu tekuni sekarang...? Jawaban: ...................................................
67
LEMBARAN JAWABAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU-IBU TERHADAP PELAKSANAAN DESA SIAGA DI KECAMATAN MONTASIK ACEH BESAR TAHUN 2013
I. Pengetahuan 1. Tidak 2. Ya 3. Ya 4. Tidak 5. Tidak 6. Ya 7. Ya 8. Tidak 9. Tidak 10. Ya
II. Sikap 1. Negatif 2. Negatif 3. Positif 4. Positif 5. Positif
68
LEMBARAN PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN
Banda Aceh, Maret 2013 Kepada Yth, Calon Responden Penelitian di – Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Nelly Safrida
Nim
:
10010062
Alamat
:
Punge Blang Cut
Adalah mahasiswi Akademi Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan Kaya Tulis Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madia Kebidanan. Adapun yang menjadi judul penelitian “Faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu-Ibu terhadap Pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013”. Untuk maksud saya memerlukan data atau informasi yang nyata dan akurat melalui pengisian kuesioner yang saya lampirkan. Penelitian ini sangat mendukung kemajuan ilmu kebidanan bila semua pihak mau ikut berpartisipasi. Apabila ibu-ibu setuju terlibat dalam penelitian ini, mohon menandatangani lembaran persetujuan menjadi responden, yang telah tersedia (terlampir) dan mohon kesediaan menjawab pertanyaan dalam kuesioner dengan sejujur-jujurnya. Penelitian ini tidak berpengaruh apapun pada adik-adik dan kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah. Kesediaan dan pertisipasi ibu-ibu sangat saya harapkan dan atas perhatian serta bantuannya diucapkan terima kasih.
69
Mahasiswi Akademi Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh
Nelly Safrida Nim: 10010062
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Akademi Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh. Nama : Nelly Safrida Nim
: 10010062
Judul : “Faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu-Ibu terhadap Pelaksanaan Desa Siaga di Kecamatan Montasik Aceh Besar tahun 2013”. Saya menyadari informasi yang diberikan sangat besar manfaatnya bagi peningkatan dan pengembangan bidang kebidanan di Indonesia umumnya dan Aceh khusunya. Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Banda Aceh, Maret 2013 Responden
(
)
70
SPSS OUT PUT
Frequencies Statistics
N
Valid Missing
Umur 97 0
pendidik an 97 0
pendapat pelaksanaa an ndesasiaga 97 97 0 0
pengetahu an 97 0
Frequency Table Umur
Valid
<20Tahun 20-30 Tahun >30Tahun Total
Frequency 11 64 22 97
Percent 11.3 66.0 22.7 100.0
Valid Percent 11.3 66.0 22.7 100.0
Pendidikan
Frequency Valid
Dasar Menengah Tinngi Total
Percent
30 49 18 97
30.9 50.5 18.6 100.0
Valid Percent 30.9 50.5 18.6 100.0
Pendapatan
Valid
Rendah Tinggi Total
Frequency 59 38 97
Percent 60.8 39.2 100.0
Valid Percent 60.8 39.2 100.0
Sikap Informasi Pekerjaan 97 97 97 0 0 0
71
Pelaksanaan Desa Siaga
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 44 53 97
Percent 45.4 54.6 100.0
Valid Percent 45.4 54.6 100.0
Pengetahuan
Valid
Baik Cukup Kurang Total
Frequency 20 36 41 97
Percent 20.6 37.1 42.3 100.0
Valid Percent 20.6 37.1 42.3 100.0
Percent
Valid Percent
Sikap
Frequency Valid
Positif Negatif Total
44 53 97
45.4 54.6 100.0
45.4 54.6 100.0
Informasi
Frequency Valid
Ya Tidak Total
Percent
45 52 97
Valid Percent
46.4 53.6 100.0
46.4 53.6 100.0
Pekerjaan
Valid
IRT Wiraswasta PNS Total
Frequency 40 35 22 97
Percent 41.2 36.1 22.7 100.0
Valid Percent 41.2 36.1 22.7 100.0
72
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N pengetahuan * pelaksanaandesasiaga Sikap * pelaksanaandesasiaga Informasi * pelaksanaandesasiaga Pekerjaan * pelaksanaandesasiaga
Percent
Missing N Percent
Total N
Percent
97
100.0%
0
.0%
97
100.0%
97
100.0%
0
.0%
97
100.0%
97
100.0%
0
.0%
97
100.0%
97
100.0%
0
.0%
97
100.0%
Pengetahuan * Pelaksanaan Desa Siaga Crosstab Pelaksanaan Desa Siaga Ya pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Count Expected Count % within pengetahuan % within pelaksanaandesasiaga % of Total Count Expected Count % within pengetahuan % within pelaksanaandesasiaga % of Total Count Expected Count % within pengetahuan % within pelaksanaandesasiaga % of Total Count Expected Count % within pengetahuan % within pelaksanaandesasiaga % of Total
Tidak
Total Ya
20 9.1 100.0%
0 10.9 .0%
20 20.0 100.0%
45.5%
.0%
20.6%
20.6% 20 16.3 55.6%
.0% 16 19.7 44.4%
20.6% 36 36.0 100.0%
45.5%
30.2%
37.1%
20.6% 4 18.6 9.8%
16.5% 37 22.4 90.2%
37.1% 41 41.0 100.0%
9.1%
69.8%
42.3%
4.1% 44 44.0 45.4%
38.1% 53 53.0 54.6%
42.3% 97 97.0 100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
45.4%
54.6%
100.0%
73
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 46.571(a) 57.958 53.532
Exact Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (1-sided)
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000
1
.000
.000
.000
df
46.087(b) 97
a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.07. b The standardized statistic is 6.789.
Sikap * Pelaksanaan Desa Siaga Crosstab
Pelaksanaan Desa Siaga Ya Sikap
Positif
Negatif
Total
Count Expected Count % within Sikap % within pelaksanaandesasiaga % of Total Count Expected Count % within Sikap % within pelaksanaandesasiaga % of Total Count Expected Count % within Sikap % within pelaksanaandesasiaga % of Total
Tidak
Total Ya
41 20.0 93.2%
3 24.0 6.8%
44 44.0 100.0%
93.2%
5.7%
45.4%
42.3% 3 24.0 5.7%
3.1% 50 29.0 94.3%
45.4% 53 53.0 100.0%
6.8%
94.3%
54.6%
3.1% 44 44.0 45.4%
51.5% 53 53.0 54.6%
54.6% 97 97.0 100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
45.4%
54.6%
100.0%
Point Probability
.000
74
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000
70.813
1
.000
88.673
1
.000
.000 .000
.000 .000
73.536(c)
1
.000
.000
.000
Value 74.302(b)
df
Exact Sig. (2-sided) .000
Exact Sig. (1-sided) .000
97 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.96. c The standardized statistic is 8.575. Informasi * Pelaksanaan Desa Siaga Crosstab
Pelaksanaan Desa Siaga Ya Informasi
Ya
Tidak
Total
Count Expected Count % within Informasi % within pelaksanaandesasiaga % of Total Count Expected Count % within Informasi % within pelaksanaandesasiaga % of Total Count Expected Count % within Informasi % within pelaksanaandesasiaga % of Total
Tidak
Total Ya
40 20.4 88.9%
5 24.6 11.1%
45 45.0 100.0%
90.9%
9.4%
46.4%
41.2% 4 23.6 7.7%
5.2% 48 28.4 92.3%
46.4% 52 52.0 100.0%
9.1%
90.6%
53.6%
4.1% 44 44.0 45.4%
49.5% 53 53.0 54.6%
53.6% 97 97.0 100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
45.4%
54.6%
100.0%
Point Probability
.000
75
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000
60.936
1
.000
74.036
1
.000
.000 .000
.000 .000
63.509(c)
1
.000
.000
.000
Value 64.170(b)
df
Exact Sig. (2-sided) .000
Exact Sig. (1-sided) .000
97 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.41. c The standardized statistic is 7.969. Pekerjaan * Pelaksanaan Desa Siaga Crosstab Pelaksanaan Desa Siaga Ya Pekerjaan
IRT
Wiraswasta
PNS
Total
Count Expected Count % within Pekerjaan % within pelaksanaandesasiaga % of Total Count Expected Count % within Pekerjaan % within pelaksanaandesasiaga % of Total Count Expected Count % within Pekerjaan % within pelaksanaandesasiaga % of Total Count Expected Count % within Pekerjaan % within pelaksanaandesasiaga % of Total
Tidak
Total Ya
8 18.1 20.0%
32 21.9 80.0%
40 40.0 100.0%
18.2%
60.4%
41.2%
8.2% 24 15.9 68.6%
33.0% 11 19.1 31.4%
41.2% 35 35.0 100.0%
54.5%
20.8%
36.1%
24.7% 12 10.0 54.5%
11.3% 10 12.0 45.5%
36.1% 22 22.0 100.0%
27.3%
18.9%
22.7%
12.4% 44 44.0 45.4%
10.3% 53 53.0 54.6%
22.7% 97 97.0 100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
45.4%
54.6%
100.0%
Point Probability
.000
76
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 18.737(a) 19.712 19.191 10.074(b)
Exact Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (1-sided)
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000
1
.002
.002
.001
Df
97
a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.98. b The standardized statistic is -3.174.
Point Probability
.001
77
TABEL SCORE No. Variabel 1
No. Variabel 2
No. Variabel 3
Bobot No. Urut Keterangan Pertanyaan Ya Tidak Jumlah Nilai Tertinggi 1 0 1 Pengetahuan 10. 2 1 0 Jumlah Nilai Terendah 0. 3 1 0 - Baik: jika jawaban 4 0 1 benar ≥76-100%. 5 0 1 - Cukup: jika jawaban 6 1 0 benar 56-76%. 7 1 0 - Kurang: jika jawaban 8 0 1 benar ≤56%. 9 1 1 10 1 0 Bobot No. Urut Variabel Keterangan Pertanyaan SS S TT TS STS Sikap 1 1 2 3 4 5 Jumlah Nilai Tertinggi 25. 2 1 2 3 4 5 Jumlah Nilai Terendah <5. 3 5 4 3 2 1 Positif ≥ x 4 5 4 3 2 1 Negatif < x 5 5 4 3 2 1 Bobot No. Urut Variabel Keterangan Pertanyaan Ya Tidak Informasi 1 1 0 Jumlah Nilai Tertinggi 25. 2 1 0 Jumlah Nilai Terendah < 5. 3 1 0 Positif ≥ x 4 1 0 Negatif < x 5 1 0 Variabel
78
BIODATA PENULIS
Nama
: Nelly safrida
Tempat/Tgl. Lahir
: Desa Adan, 21 Mei 1992
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Mahasiswi
Alamat
: Desa Adan, kec. Tangan-Tangan, Kab.ABDYA
No Telp/Hp
: 085358848812
a. Ayah
: Firdaus
b. Ibu
: Kaslibarwati
Pekerjaan Orang Tua a. Ayah
: Tani
b. Ibu
: IRT
Alamat Orang Tua
: Desa Adan, kec. Tangan-Tangan, Kab.ABDYA
No Telp Orang Tua
:-
Pendidikan yang ditempuh/ Tahun Lulus 1. 2. 3. 4.
SD SMP SMU AKBID
: SD Negeri 1 Kampung Adan ( 2004 ) : SMP Negeri 1 Tangan-Tangan (2007 ) : SMk Negeri 1 Labuhan Haji ( 2010 ) : Akademi Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh (2013)
Tertanda,
(Nelly Safrida)