PENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP TERJADINYA BALITA MALNUTRISI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTASIK KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2006
TESIS
OLEH
EMIRALDA 057012011/AKK
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
PENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP TERJADINYA BALITA MALNUTRISI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTASIK KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2006
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
OLEH
EMIRALDA 057012011/AKK
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN PENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP TERJADINYA BALITA MALNUTRISI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTASIK KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2006
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 10 Desember 2007
(EMIRALDA)
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
: Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006
Nama Mahasiswa : Emiralda Nomor Pokok
: 057012011
Program Studi
: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi
: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing :
Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM
Ketua
dr.Ria Masniari Lubis, MSi
Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur SPs USU,
Dr.Drs.Surya Utama, MS
Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B., MSc
Tanggal Lulus
: 10 Desember 2007
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Telah Diuji Pada tanggal : 10 Desember 2007
Panitia Penguji Tesis Ketua
: Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM
Anggota
: dr.Ria Masniari Lubis, MSi. drh.Rasmaliah, M.Kes Dra.Jumirah, Apt.M.Kes
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
PENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP TERJADINYA BALITA MALNUTRISI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTASIK KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2006 ABSTRAK Malnutrisi dapat terjadi akibat pola asuh anak yang tidak memadai. Wilayah Kabupaten Aceh Besar menduduki peringkat ketiga di Provinsi NAD dalam hal banyaknya kasus malnutrisi, dengan persentase balita malnutrisi tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar, yaitu 28,53%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh anak (penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan) terhadap terjadinya balita malnutrisi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dilakukan terhadap 150 orang balita (usia 12 bulan-59 bulan) dan orang tuanya yang ada di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Dari hasil uji regresi logistic berganda yang mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi adalah jenis makanan yang diberikan, frekuensi makan dan yang dominan mempengaruhi adalah jenis makanan yang diberikan, pengaruhnya tiga kali lebih besar dibanding dengan frekuensi makan. Kesimpulan dari penelitian ini pola asuh anak yang mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006 adalah jenis makanan yang diberikan, frekuensi makan dan yang dominan mempengaruhi adalah jenis makanan yang diberikan, pengaruhnya tiga kali lebih besar dibanding dengan frekuensi makan. Disarankan kepada Dinas kesehatan Kabupaten Aceh Besar agar membuat program penyuluhan tentang jenis makanan dan frekuensi makan balita yang sesuai umur serta mencarikan donatur bagi balita yang menderita malnutrisi. Kepada Kepala Puskesmas Montasik disarankan agar mengaktifkan petugas gizi dan kader untuk melakukan kunjungan rumah balita malnutrisi dan langsung memberikan penyuluhan pada orang tua balita tentang jenis makanan dan frekuensi makan yang sesuai umur. Kata Kunci : Pola Asuh, Malnutrisi Daftar Bacaan : 48 (1980-2007)
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
INFLUENCE OF CHILD NURSING PATTERN ON THE INCIDENT OF MALNUTRITION IN CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD IN THE WORK AREA OF MONTASIK PUSKESMAS ACEH BESAR DISTRICT IN 2006 ABSTRACT Malnutrition can happen because of an inadequate child nursing pattern. Aceh Besar district belongs to the third rank in term of the cases of malnutrition in chidren under five years old in NAD province and the highest percentage of malnutrition in children under five years old (28.53%) is found in the work area of Montasik Puskesmas (Community Health Center) in Aceh Besar district. The purpose of this study is to examine the influence of child nursing pattern (the one who holds the main responsibility in nursing the children, kinds of the food given to the children, chidlren’s meals time, chidren’s eating frequency, how to give food to the children, the atmosphere when giving the food to the children, who gives the food to the children) on the incident of malnutrition in children under five years old. This cross sectional study was conducted in the work area of Montasik Puskesmas (Community Health Center) in Aceh Besar district with the samples of 150 children under five years old (12 months-59 months old) and their parents. The results of logistic regression berganda test shows that the kinds of food given to the children, children’s eating frequency influence the incident of malnutrition in children under five years old, and the influence of the kinds of food given to the children is the most dominant influencing variable, the influence is three times bigger than the children’s eating frequency. The conclusion drawn from the result of this study reveals that the incident of malnutrition in children under five years old in the work area of Montasik Puskesmas (Community Health Center) in Aceh Besar district in 2006 was influenced by the kinds of food to the children, children’s eating frequency, and the influence of the kinds of food given to the children is the most dominant influencing variable, the influence is three times bigger than the children’s eating frequency. It is suggested to the Head of Health Service of Aceh Besar district make an extension program on suitable kind of food and eating frequency for children under five years old and find some benefactors for the children under five years old suffering from malnutrition. The Head of Montasik Puskesmas is suggested to activate and motivate the nutrition workers and cadres to visit the home of the children under five years old suffering from malnutrition and to provide their parents with an extension on suitable kinds of food and eating frequency for children under five years old. Key words : Nursing Pattern, Malnutrition Bibliography : 48 (1980-2007)
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah, SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis telah dapat menyusun dan menyelesaikan tesis dengan judul : “Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006”, salawat dan salam ke pangkuan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun tesis ini masih sangat banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bertujuan untuk penyempurnaan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Drg. Erni Ramayani, MPh, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan S2 di Universitas Sumatera Utara, Medan 2. Ibu Prof.Dr.Ir. T. Chairun Nisa B, Msc, selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan. 3. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS, selaku Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
4. Bapak Dr.Drs. R.Kintoko Rochadi, MKM, selaku Ketua Komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Tesis ini. 5. Ibu Dr.Ria Masniari Lubis, MSi., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang juga telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tesis ini. 6. Ibu dr.Yeni Fitrika, selaku Kepala Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar beserta staf yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah kerjanya. 7. Ayahanda Alm.Drs.H.M.Zein Hasjmy dan Ibunda Cut Suryati, SH yang telah membesarkan dan memberikan fasilitas pendidikan kepada penulis. 8. Suami tercinta Fadliansyah, SE., serta Ananda Auliya Ferzian dan Vannisa Fadya yang merupakan sumber semangat, memberi perhaitan dan pengertian selama penulis mengikuti dan menyelesaikan pendidikan. 9. Para orang tua dan balita yang menjadi subjek penelitian yang telah meluangkan waktu untuk wawancara. 10. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Angkatan 2005 yang turut memberikan semangat kepada penulis Demikianlah semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak lain yang berminat.….. Amin Banda Aceh, 10 Desember 2007 Penulis
Emiralda
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: EMIRALDA
Tempat dan Tanggal Lahir
: Badan Aceh, 10 Februari 1972
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan Letnan No. 6 Kp Laksana Banda Aceh
Riwayat Pendidikan
:
1. TK. Yayasan Kesejahteraan Anak, Banda Aceh, Lulus Tahun 1978 2. SD Negeri No. 1 Banda Aceh, Lulus Tahun 1984 3. SMP Negeri No. 1 Banda Aceh, Lulus Tahun 1987 4. SMA Negeri No. 1 Banda Aceh, Lulus Tahun 1990 5. Universitas YARSI, Jakarta, Lulus Tahun 1999
Riwayat Pekerjaan
:
1. Sebagai Dokter PTT di Puskesmas Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2000-2002 2. Sebagai Dokter PNS di Puskesmas Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2002-2004. 3. Sebagai Plt. Kepala Puskesmas Kajhu Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2004-Sekarang.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN ................................................................................................... PERSETUJUAN .................................................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA PENGUJI............................................ ABSTRAK .......................................................................................................... KATA PENGANTAR.......................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
iii iv v vi viii x xi xiv xvi xvii
BAB 1
: PENDAHULUAN ...................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 1.4. Hipotesis ............................................................................. 1.5. Manfaat Penelitian ..............................................................
1 1 4 5 5 5
BAB 2
: TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 2.1. Konsep Pola Asuh .............................................................. 2.2. Konsep Pola Asuh Makan .................................................. 2.3. Malnutrisi ........................................................................... 2.3.1 Definisi Malnutrisi .................................................. 2.3.2. Klasifikasi Malnutrisi ............................................... 2.3.3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kurang Gizi...... 2.3.4. Upaya Penanggulangan Malnutrisi .......................... 2.4. Landasan Teori ................................................................... 2.5. Kerangka Konsep ...............................................................
6 6 11 15 15 15 17 19 20 21
BAB 3
: METODE PENELITIAN ........................................................ 3.1. Jenis Penelitian ................................................................... 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ............................. 3.3. Populasi dan Sampel ........................................................... 3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................ 3.5. Variabel dan Definisi Operasional ..................................... 3.6. Metode Pengukuran ............................................................ 3.7. Metode Analisis Data .........................................................
22 22 22 22 24 24 26 27
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 4 :
BAB 5 :
HASIL PENELITIAN .................................................................. 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................. 4.2. Analisis Univariat.................................................................. 4.2.1. Umur Balita ................................................................ 4.2.2. Jenis Kelamin Balita ................................................. 4.2.3. Balita Malnutrisi ....................................................... 4.2.4. Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak . 4.2.5. Jenis Makan yang Diberikan .................................... 4.2.6. Waktu Makan ........................................................... 4.2.7. Frekuensi Makan ...................................................... 4.2.8. Cara Memberikan Makan .......................................... 4.2.9. Suasana Saat Memberikan Makan............................. 4.2.10. Siapa Yang Memberi Makan .................................... 4.3. Analisis Bivariat ................................................................... 4.3.1. Pengaruh Kategori Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi .................................................................. 4.3.2. Pengaruh Kategori Jenis Makan Yang Diberikan Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi .... 4.3.3. Pengaruh Kategori Waktu Makan Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi ..................................... 4.3.4. Pengaruh Kategori Frekuensi Makan Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi ..................................... 4.3.5. Pengaruh Kategori Cara Memberikan Makan Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi ................... 4.3.6. Pengaruh Kategori Suasana Saat Memberikan Makan Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi ........ 4.3.7. Pengaruh Kategori Siapa Yang Memberi Makan Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi ................... 4.4. Analisis Multivariat .............................................................. PEMBAHASAN ............................................................................ 5.1. Balita Malnutrisi ................................................................... 5.2. Kategori Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak ...................................................................................... 5.3. Kategori Jenis Makanan Yang Diberikan.............................. 5.4. Kategori Waktu Makan ......................................................... 5.5. Kategori Frekuensi Makan .................................................... 5.6. Kategori Cara Memberikan Makan ....................................... 5.7. Kategori Suasana Saat Memberikan Makan.......................... 5.8. Kategori Siapa Yang memberi Makan .................................. 5.9. Keterbatasan Penelitian ........................................................
31 31 32 32 33 33 35 35 36 36 37 37 37 38 38 39 40 41 41 42 43 44 46 46 48 49 51 52 53 53 54 54
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 6:
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 6.1. Kesimpulan ........................................................................... 6.2. Saran .....................................................................................
55 55 56
DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL Halaman Tabel
2.1. Klasifikasi Status Gizi Menurut WHO-NCHS ............................. 16
Tabel
3.1. Metode Pengukuran ...................................................................... 26
Tabel
3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner............................... 28
Tabel
4.1. Distribusi Balita Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 ................................................. 32
Tabel
4.2. Distribusi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 ....................................... 33
Tabel
4.3. Distribusi Balita Berdasarkan Terjadinya Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006..................... 33
Tabel
4.4. Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006..................... 34
Tabel
4.5
Distribusi Balita Malnutrisi Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006.......................... 35
Tabel
4.6
Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006.................................................................... 35
Tabel
4.7. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Jenis Makanan Yang Diberikan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 .. 36
Tabel
4.8. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Waktu Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 ........................ 36
Tabel
4.9. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Frekuensi Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006..................... 36
Tabel
4.10. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Cara Memberikan Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 ........ 37
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel
4.11. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Suasana Saat Memberikan Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 .................................................................................. 37
Tabel
4.12. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Siapa Yang Memberi Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006......... 38
Tabel
4.13. Kategori Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006.................................................. 39
Tabel
4.14. Kategori Jenis Makanan Yang Diberikan dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 .................................................................................... 40
Tabel
4.15. Kategori Waktu Makan dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 ...................... 40
Tabel
4.16. Kategori Frekuensi Makan dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 ... 41
Tabel
4.17. Kategori Cara Memberikan Makan dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006.... 42
Tabel
4.18. Kategori Suasana Saat Memberikan Makan dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 ................................................................... 43
Tabel
4.19. Kategori Siapa Yang Memberi Makan dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 ..................................................................................... 44
Tabel
4.20. Hasil Uji Regresi Logistik Berganda Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006 ......................................................................... 45
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Model Menurut UNICEF (1999).................................................. 18
Gambar 2.
Landasan Teori Penelitian ............................................................ 20
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Daftar Pertanyaan / Kuesioner Lampiran 3. Skor Kuesioner Lampiran 4. Baku rujukan status gizi anak menurut WHO-NCHS Tahun 2000 Lampiran 5. Hasil Uji Statistik
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut organisasi kesehatan sedunia (WHO) tahun 1948, kesehatan adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik dan tingkat sosial ekonominya. Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Depkes.RI, 2001). Pembangunan kesehatan mempunyai visi menuju Indonesia Sehat 2010, artinya gambaran masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan penetapan visi tersebut, maka pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif (Depkes.RI, 2001). Untuk itu, maka setiap individu harus dipersiapkan sedini mungkin yakni sejak usia dalam kandungan dan balita agar bisa tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin (Tanuwidjaya, 2002). Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh (i)Faktor internal seperti ras, keluarga dan genetik, (ii)Faktor eksternal yang terdiri dari: (a)Faktor prenatal, selama masa prenatal pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
(b)Faktor pascanatal, selama masa pascanatal pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat dan seimbang (Tanuwidjaya, 2002). Secara garis besar ada 3 kebutuhan dasar anak untuk pertumbuhan dan perkembangan: (1)Kebutuhan akan asah, yaitu kebutuhan akan rangsangan untuk anak, berupa permainan atau latihan-latihan, (2)Kebutuhan akan asih, yaitu kebutuhan emosi seperti kebutuhan akan rasa aman dan kasih sayang orang tua, (3)Kebutuhan akan asuh, salah satunya adalah kebutuhan akan nutrisi yang adekuat dan seimbang. Nutrisi merupakan kebutuhan akan asuh yang terpenting. Nutrisi adalah termasuk zat pembangun tubuh yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahun-tahun pertama kehidupan karena sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama untuk pertumbuhan otak, sehingga dengan nutrisi yang adekuat dan seimbang, seorang anak akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas (Tanuwidjaya, 2002). Dalam keadaan malnutrisi ringan dan malnutrisi berat pertumbuhan dan perkembangan pada balita akan terhambat. Badan Penelitian Depkes.RI menegaskan bahwa gangguan gizi yang parah pada usia dini sangat menghambat perkembangan mental dan kecerdasan anak sehingga mempengaruhi kualitas anak pada usia dewasa (Hendrawan, 1995). Malnutrisi, menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Siti Fadilah Supari, pada Peringatan Hari Gizi Indonesia tanggal 29 Januari 2007, termasuk masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia. Prevalensi tertinggi terdapat pada anak balita (Depkes.RI, 2001). Salah satu faktor utama yang menyebabkan timbulnya malnutrisi adalah akibat pola asuhan makan dalam keluarga yang tidak memadai Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
yaitu kurangnya kemampuan keluarga untuk memberikan makanan yang baik dan bergizi, sehingga bayi dan anak menderita malnutrisi (http:// www.depkes.go.id, 1102- 2007). Pada tahun 2001 lebih dari 5000 anak balita di Kota Tangerang mengalami malnutrisi dan hampir 80% akibat kesalahan pola asuh makan dalam keluarga (http://www.sinar harapan.co.id, 11/03/2007). Berdasarkan data Susenas tahun 2001, di Indonesia, prevalensi balita dengan gizi baik 64,14%, gizi kurang 21,15% dan gizi buruk 9,35% (Depkes.RI, 2001). Provinsi dengan resiko tinggi (>30%) untuk kasus gizi kurang dan gizi buruk adalah Nusa Tenggara Timur 40,8%, provinsi dengan resiko sedang (<30%) untuk kasus gizi kurang dan gizi buruk adalah Nusa Tenggara Barat 30%, Papua 25,7%, Bangka Belitung 22,4%, Jawa Tengah 22,2 %, Jawa Timur 21,9% dan Nanggroe Aceh Darussalam 19,68% (Depkes.RI, 2002). Data profil kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2003 menunjukkan prevalensi gizi baik 71,00%, gizi kurang 25,80%, dan gizi buruk 3,19% (Dinkes, Prov. NAD, 2004). Dari situs www.urbanpoor.or.id diketahui bahwa sejak Januari sampai November 2005 terdapat 71.815 balita yang menderita malnutrisi berat di Indonesia, 232 orang diantaranya meninggal dunia. Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdapat 3.763 kasus malnutrisi berat, 8 orang diantaranya meninggal dunia (http: //www. urbanpoor.or.id, 18-02-2007). Berdasarkan laporan kasus gizi tahun 2006 di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, malnutrisi ringan 16.832 orang dan malnutrisi berat 1.658 orang dengan Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
penyebaran kasus malnutrisi ringan terbanyak: (1) Kabupaten Pidie 3.425 kasus dari 51.036 orang balita atau 6,7%, (2) Kabupaten Aceh Utara 3.332 kasus dari 61.540 orang balita atau 5,4%, (3) Kabupaten Aceh Besar 2.399 kasus dari 49.935 orang balita atau 4,8% (paling banyak di Kecamatan Montasik yaitu 541 kasus dari 2020 orang balita atau 26,7%). Kasus malnutrisi berat paling banyak: (1) Kabupaten Bireun 414 kasus dari 32.980 orang balita atau 1,3%, (2) Kabupaten Simeulue 400 kasus dari 30.960 orang balita atau 1,2%, (3) Kabupaten Aceh Besar 321 kasus dari 27.335 orang balita atau 1,1% (di Kecamatan Montasik 37 kasus dari 2020 orang jumlah balita atau 1,83%) (Dinkes Prov. NAD, 2006). Kecamatan Montasik memiliki luas wilayah 13.000 Ha, terdiri dari 53 desa, dengan jumlah penduduk 21.156 jiwa, lebih dari 50% penduduk di wilayah Kecamatan Montasik tercatat sebagai masyarakat miskin yaitu 11.961 jiwa. Pada umumnya, mereka mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan peternak (BPS Kabupaten Aceh Besar, 2005). Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006”. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah penelitian adalah masih tingginya persentase balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pola asuh anak (penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan) terhadap terjadinya balita malnutrisi. 1.4. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: terdapat pengaruh pola asuh anak (penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan) terhadap terjadinya balita malnutrisi. 1.5. Manfaat Penelitian Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar mengenai sejauh mana pengaruh pola asuh anak (penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan) terhadap terjadinya balita malnutrisi, sehingga dapat mengambil suatu kebijakan dengan membuat program yang sesuai untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada balita.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pola Asuh Secara garis besar, ada 3 kebutuhan dasar anak untuk pertumbuhan dan perkembangan: 1. Kebutuhan akan asah, yaitu kebutuhan akan rangsangan untuk anak, berupa permainan dan latihan-latihan. 2. Kebutuhan akan asih, yaitu kebutuhan emosi, seperti kebutuhan akan rasa aman dan kasih sayang orang tua. 3. Kebutuhan akan asuh (Tanuwidjaya, 2002). Pola asuh didefinisikan sebagai perilaku yang dipraktekkan oleh pengasuh (ibu, bapak, nenek, kakak, atau orang lain) dalam memberikan kasih sayang, pemeliharaan kesehatan, dukungan emosional, pemberian pendidikan, pemberian makanan, minuman dan pakaian. Dengan kata lain, pola asuh adalah memberikan bimbingan kepada anak berkaitan dengan kepentingan hidupnya (Amal, 2002). Maccoby (1980) menggunakan istilah pola asuh untuk menggambarkan interaksi orang tua dan anak yang didalamnya orang tua mengekspresikan sikapsikap, nilai-nilai, minat-minat dan harapan-harapannya dalam mengasuh dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak. Menurut Garbarino dan Benn (1992), pengasuhan atau parenting adalah suatu perilaku yang pada dasarnya mempunyai kata-kata kunci yaitu hangat, sensitif, penuh penerimaan, ada pengertian dan respon yang tepat terhadap kebutuhan anak.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya 6 Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Pengasuhan atau parenting merupakan suatu ketrampilan, dengan pola yang berbeda-beda, pola asuh yang banyak muncul adalah pola asuh yang didasari oleh kontrol, tuntutan dan perhatian (Andayani, 2004). Keluarga sebagai tempat pertama dimana anak lahir, tumbuh dan berkembang. Selama masa bayi dan balita fungsi dan tanggungjawab keluarga yang utama adalah mengasuh anak. Orang tua adalah aktor utama yang memainkan peranan penting dalam pengasuhan anak (Barus, 2003). Diana Baumrind (Dalam Steinberg, 1993) menggambarkan adanya dua aspek pola asuh orang tua terhadap anak yaitu parental responsiveness dan parental demandingness. Responsiveness menunjukkan sejauh mana orang tua menanggapi kebutuhan-kebutuhan anak dalam suatu sikap menerima atau mendukung. Demandingness menunjukkan sejauh mana orang tua mengharapkan dan menuntut perilaku yang bertanggungjawab dari anaknya. Orang tua memiliki keragaman, beberapa orang tua memperlihatkan kadar responsiveness yang tinggi seperti tampak pada sikap hangat dan menerima, sementara yang lain tidak responsiveness dengan menelantarkan anak. Dalam hal demandingness, beberapa orang tua tampak menuntut dan mengharapkan banyak sekali dari anak mereka, sementara yang lain serba membolehkan dan menuntut terlalu sedikit. Ada beberapa tipe pola asuh orang tua: 1. Authoritative Parenting Orang tua authoritative berperilaku hangat tetapi tegas. Mereka membuat seperangkat standard untuk mengatur anak-anaknya tetapi membangun harapanEmiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
harapan yang disesuaikan dengan perkembangan, kemampuan dan kebutuhan anaknya, menunjukkan kasih sayang dan kesabaran, menanamkan kebiasaankebiasaan rasional, memegang teguh perilaku disiplin (Rice, 1996). 2. Authoritarian Parenting Orang tua authoritarian menuntut kepatuhan dan disiplin yang tinggi dari anak-anaknya. Mereka cenderung lebih suka menghukum, bersikap diktator dan disiplin kaku, menekankan larangan-larangan dan melakukan pemaksaan terhadap anak agar mematuhi kehendaknya (Rice, 1996). 3. Indulgent Parenting Orang tua indulgent atau permissive berperilaku serba melunak, menerima dan lebih pasif dalam pembiasaan disiplin. Mereka mengumbar cinta kasih, tetapi menempatkan sedikit sekali tuntutan terhadap perilaku anak dan memberi kebebasan yang tinggi bagi anak untuk bertindak sesuai dengan kemampuan anak. Anak dapat makan atau tidur kapan saja mereka suka atau melakukan apa saja sesuka hati tanpa adanya pembatasan-pembatasan atau aturan-aturan yang mengikat. Orang tua dengan tipe pola asuh ini cenderung memanjakan anak, menjauhkan anak dari pemaksaan dan keharusan serta enggan meluruskan penyimpangan perilaku anak (Rice, 1996). 4. Indifferent Parenting Orang tua yang indifferent mencoba melakukan apa saja dengan maksud untuk meminimalkan waktu dan tenaga buat mempedulikan anak. Mereka menunjukkan sedikit sekali komitmen dalam mengasuh anak. Orang tua ini sering
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
kelimpahan berbagai stress dan tekanan dalam hidup mereka, sehingga mereka hanya sedikit
memberikan
waktu
dan
perhatian
untuk
anak.
Biasanya
mereka
mengekspresikan perilaku penganiayaan terhadap anak dengan cara menelantarkan anak,
kebutuhan-kebutuhan
anak
diabaikan,
akibatnya
akan
mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak (Steinberg, 1993). Praktek pola asuh anak berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya karena perbedaan budaya. Nilai-nilai atau norma-norma dalam budaya biasanya lebih menekankan pengasuhan anak sebagai kewajiban seorang ibu artinya masalah yang berkaitan dengan mengasuh anak dimulai sejak melahirkan, menyusui, merawat anak adalah tugas ibu. Ibu yang tidak kompeten dalam mengasuh anak dianggap tidak normal (Andayani, 2004). Sementara pada daerah lain, peranan ayah lebih menonjol dalam mengasuh anak karena alasan-alasan kondisi di lingkungan keluarga (Anshar, 2005). Menurut Miller et. al (1993), pengasuhan anak yang baik adalah pengasuhan yang dilakukan secara bersama-sama oleh ayah dan ibu yang dikenal dengan “Pola Asuh Berwawasan Gender”, artinya ayah dan ibu mempunyai tanggung jawab yang sama dalam pengasuhan anak, saling melengkapi, saling mendukung, bekerjasama sehingga menghasilkan kualitas pengasuhan yang baik yaitu pengasuhan yang memahami kebutuhan anak. Secara normal mengasuh anak harus dilakukan oleh kedua orang tua yaitu bapak dan ibu karena kedua orang tua yang paling mengetahui kebutuhan-kebutuhan anak, tetapi pada kenyataannya masih banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya keterlibatan mereka secara langsung dalam mengasuh anak sehingga Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
pengasuhan anak dilakukan oleh orang lain (kakak, saudara, pembantu, tetangga), hal ini akan merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak (Rini, 1999). Peran ibu dalam mengasuh anak sangat penting karena dalam berinteraksi dengan anak sehari-hari ibu dapat memainkan berbagai peran yang secara langsung akan berpengaruh pada anak. Bila ibu bekerja di luar rumah dan anak diasuh oleh sanak saudara, tetangga atau tempat penitipan anak, hubungan anak dan ibu menjadi kurang erat, sangat berbeda dengan hubungan anak dan ibu dalam keluarga yang ibunya tidak bekerja di luar rumah, hubungan mereka erat karena ibu mencurahkan seluruh waktu dan perhatiannya terhadap anak dan rumah tangga (Hurlock, 1991). Anak dapat berkembang secara normal apabila kualitas asuhan ibu baik. Kualitas asuhan ibu yang baik mempunyai ciri-ciri di antaranya: (1). Adanya hubungan kasih sayang. (2). Adanya kelekatan/keeratan hubungan. (3). Hubungan yang tidak putus. (4). Interaksi yang memberikan rangsangan. (5). Hubungan dengan satu orang. (6). Melakukan di rumah sendiri (Karyadi, 1985). Peran ayah juga tidak kalah pentingnya dalam mengasuh anak. Ayah mempunyai tanggung jawab dalam pengawasan anak terhadap kestabilan emosi, dan ayah biasanya akan menjadi panutan bagi anak. Peranan ayah dalam mengasuh anak semakin menarik untuk dikaji mengingat makin banyak ibu yang semula sebagai ibu rumah tangga kini menjadi wanita karir
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
sehingga kesempatan, perhatian dan perlakuannya terhadap anak menjadi kurang. Konsekuensinya, ayah disamping tetap harus berkonsentrasi sebagai tulang punggung ekonomi keluarga yang tetap bekerja, juga dituntut untuk berperan dalam mengasuh anaknya (Amal, 2002). 2.2. Konsep Pola Asuh Makan Pola asuh makan merupakan praktek-praktek pengasuhan yang diterapkan oleh ibu/pengasuh kepada anak yang berkaitan dengan pemberian makanan. Pemberian makanan pada anak diperlukan untuk memperoleh kebutuhan zat gizi yang cukup untuk kelangsungan hidup, pemulihan kesehatan sesudah sakit, aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan. Secara fisiologik, makan merupakan suatu bentuk pemenuhan atau pemuasan rasa lapar. Untuk seorang anak, makan dapat dijadikan media untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, dan memilih makanan yang baik (Santoso & Ranti, 1995). Di Indonesia pola asuh makan terhadap anak sangat dipengaruhi oleh budaya, unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan dalam masyarakat yang diajarkan secara turun temurun kepada seluruh anggota keluarganya padahal kadang-kadang unsur budaya tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi (Suhardjo, 2003). Misalnya di Kalimantan masih ada yang beranggapan bahwa ibu hamil harus menghindari makan 27 jenis ikan, apabila dimakan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada ibu seperti mabuk, merusak badan, sulit melahirkan, bila
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
berlangsung lama hal ini dapat menyebabkan ibu hamil menjadi kurang gizi (Budiyanto, 2002). Di Aceh, air susu ibu dianggap kurang memadai sebagai makanan bayi sehingga biasanya bayi diberi makan pisang wak yang telah dilumatkan kemudian disulang ke mulut bayi. Setelah berumur tiga bulan, bayi diberi pisang ditambah dengan nasi yang telah digiling halus diatas piring yang terbuat dari tanah liat kemudian disulangkan pada bayi sambil bayi dibaringkan diatas lonjoran kaki pengasuh. Setelah umur delapan bulan bayi diberi makanan yang sama jenisnya dengan makanan orang dewasa (Alfian, 1997). Aspek budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat dan kebiasaan masyarakat. Sampai saat ini aspek budaya sangat mempengaruhi perilaku kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia (Suhardjo, 2003). Praktek-praktek pengasuhan pemberian makan terhadap anak terdiri dari: 1). Pemberian makanan yang sesuai umur anak: -
Jenis makanan yang diberikan.
-
Frekuensi makan dalam sehari.
2). Kepekaan ibu mengetahui saat anak makan: -
Waktu makan
3). Upaya menumbuhkan napsu makan anak: -
Cara memberikan makan sebaiknya dengan membujuk anak sehingga menumbuhkan napsu makan anak.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
4). Menciptakan situasi makan yang baik, hangat dan nyaman (Engle et. al, 1997). Jenis makanan dan frekuensi makan anak harus disesuaikan dengan umur anak: (Depkes.RI, 2005), yaitu: - Umur 12-23 bulan:
- ASI/PASI sesuai keinginan anak. - Nasi lembik 3x sehari, ditambah telur/ayam/ikan/ tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/ santan/minyak. - Makanan selingan 2x sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biscuit, nagasari, dan sebagainya. - Sari buah.
- Umur 24-35 bulan:
- Makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3x sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah. - Beri makanan selingan 2x sehari.
- Umur 36-59 bulan:
- Pemberian makanan sama dengan anak umur 24-35 bulan, yaitu 3x sehari terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
Napsu makan anak dipengaruhi oleh rasa lapar dan emosi (Santoso dan Ranti, 1995). Maka, pemberian makan pada anak sebaiknya pada saat anak lapar sehingga ia dapat menikmatinya, tidak perlu dengan membuat jadwal makan yang terlalu kaku
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
(terlalu disiplin terhadap waktu), karena mungkin saja bila kita memaksakan anak makan pada jam yang telah ditentukan, anak belum merasa lapar sehingga ia tidak mempunyai napsu untuk makan. Mungkin juga pada saat jam makan yang ditentukan anak masih merasa lelah setelah bermain, sebaiknya biarkan anak beristirahat terlebih dahulu (Pudjiadi, 2005). Memberi makan pada anak harus dengan kesabaran dan ketekunan, sebaiknya menggunakan cara-cara tertentu seperti dengan membujuk anak. Jangan memaksa anak bila dipaksa akan menimbulkan emosi pada anak sehingga anak menjadi kehilangan napsu makan (Pudjiadi, 2005). Sikap ibu/pengasuh yang hangat, ramah, menciptakan suasana yang nyaman, tenang, mengungkapkan kasih sayang dengan senyuman dan pelukan, dapat menimbulkan napsu makan anak (Hurlock, 1991). Pola asuh makan sangat menentukan status gizi anak. Ibu yang dapat membimbing anak tentang cara makan yang sehat dan bergizi akan meningkatkan gizi anak (Anwar, 2004). Sebaliknya pola asuh makan yang tidak memadai dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi pada anak (UNICEF, 1999, Kurniawan,et.al, 2001).
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
2.3. Malnutrisi 2.3.1. Definisi malnutrisi Menurut
WHO,
malnutrisi
sama
artinya
dengan
Kurang
Energi
Protein/Protein Energy Malnutrition (KEP/PEM) (http ://www.wpro.int, 26-05-2007). Kurang Energi Protein (KEP) adalah suatu keadaan patologis disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein (Pudjiadi, 2005). 2.3.2. Klasifikasi malnutrisi (Pudjiadi, 2005) Malnutrisi terdiri dari: 1. Kurang Energi Protein ringan, terdapat pertumbuhan yang kurang, sedangkan kelainan biokimiawi dan gejala klinis tidak ditemukan. 2. Kurang Energi Protein berat, terdapat gangguan pertumbuhan, kelainan biokimiawi, dengan gejala klinis sebagai berikut: a.
Kwashiorkor: edema, umumnya seluruh tubuh terutama pada punggung dan kaki, wajah bulat, sembab, pandangan mata sayu, rambut tipis berwarna kemerahan seperti warna jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, mudah rontok, apatis, rewel, pembesaran hati, otak mengecil (hipotrofi), kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, sering disertai penyakit infeksi (acute), anemia dan diare, berat badan >60% dari berat badan normal.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
b. Marasmus : tidak ada edema, berat badan <60% dari berat badan normal, tampak sangat kurus, seperti tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, kulit keriput, jaringan lemak sub kutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/ “baggy pants”), perut cekung, sering disertai penyakit infeksi (kronis berulang) dan diare. c. Marasmik Kwashiorkor: Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinis marasmus dan kwashiorkor, misalnya: berat badan <60% dari berat badan normal, ada edema Menurut Notoatmodjo (1996), KEP ringan disebut juga gizi kurang dan KEP berat disebut juga gizi buruk. Adapun klasifikasi status gizi adalah sebagai berikut: (Depkes.RI, 2003) Tabel 2.1.: Klasifikasi status gizi menurut WHO-NCHS (Standart deviation score Z-score) Status gizi
Derajat KEP
Z - score
gizi kurang
KEP ringan
>= - 3 SD sampai <-2 SD
gizi buruk
KEP berat
< - 3 SD
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Malnutrisi paling sering terjadi pada anak balita, karena: 1.
Kondisi anak balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, jadi masih memerlukan adaptasi.
2.
Anak umur ini seringkali tidak diperhatikan lagi oleh kedua orang tuanya, pengasuhan diserahkan kepada orang lain, terutama jika orang tua memiliki anak lain yang lebih kecil.
3.
Anak balita belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik, terutama dalam hal makanan, dan orang tua tidak memperhatikan lagi dirinya sehingga kebutuhan-kebutuhan anak tersebut tidak terpenuhi.
4.
Anak balita mulai bermain dan bergerak bebas sehingga besar kemungkinan terkontaminasi kotoran dan mudah menderita penyakit infeksi (Santoso dan Ranti, 1995).
2.3.3. Faktor-faktor penyebab terjadinya malnutrisi Menurut UNICEF akar permasalahan gizi adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial dalam masyarakat sehingga menyebabkan terjadinya kekurangan pangan, kemiskinan, tingginya angka inflasi dan pengangguran. Sedangkan pokok masalahnya di masyarakat adalah kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumber daya manusia, rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. Faktor tidak langsung penyebab terjadinya malnutrisi adalah tidak cukup persediaan pangan akibat krisis ekonomi dan rendahnya daya beli masyarakat, pola asuh anak yang tidak memadai akibat dari rendahnya pengetahuan dan pendidikan Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
orang tuanya, serta buruknya sanitasi lingkungan dan akses ke pelayanan kesehatan dasar masih sulit sehingga berdampak terhadap pola konsumsi dan terjadinya penyakit infeksi yang secara langsung menyebabkan malnutrisi. Model menurut UNICEF (1999) dapat dilihat pada gambar 1.
Dampak
Malnutrisi
Penyebab Langsung
makanan tidak seimbang
Penyebab tidak langsung
tidak cukup persediaan pangan
Penyakit Infeksi
Pola asuh anak tidak memadai
sanitasi dan air bersih / pelayanan kesehatan dasar tidak memadai
Kurang pendidikan, pengetahuan dan keterampilan Pokok masalah di masyarakat
Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumber daya masyarakat
Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan
Akar masalah (Nasional)
Krisis ekonomi, politik dan sosial
Gambar 1. Model menurut UNICEF (1999)
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
2.3.4. Upaya penanggulangan malnutrisi Melalui Instruksi Presiden Nomor 8 tahun 1999 telah dicanangkan Gerakan Nasional Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi, yang diarahkan pada: 1.
Pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.
2.
Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan cakupan, kualitas pencegahan dan penanggulangan masalah pangan dan gizi di masyarakat.
3.
Pemantapan kerjasama lintas sektor dalam pemantauan dan penanggulangan masalah gizi melalui SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi).
4.
Peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan (Azwar, A, 2000). Menurut Depkes.RI (1993), intervensi yang bisa dilakukan untuk menangani
balita malnutrisi adalah: a.
Berikan anak makanan tinggi kalori dan protein secara bertahap (3-4 mg/kg BB/hari).
b.
Meningkatkan hidrasi dan cegah konstipasi.
c.
Jaga kebersihan anak dan lingkungan.
d.
Meningkatkan pengetahuan orang tua.
e.
Mencegah infeksi.
f.
Bawa anak ke puskesmas dan rumah sakit secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
2.4. Landasan Teori
Dampak
Penyebab tidak Langsung
Malnutrisi
Pola asuh anak tidak memadai : - Penanggung jawab utama dalam mengasuh anak. - Pemberian makanan sesuai umur anak - Kepekaan ibu mengetahui saat anak makan - Upaya menumbuhkan nafsu makan anak - Menciptakan situasi makan yang baik, hangat dan nyaman
Kurang pendidikan, pengetahuan dan keterampilan
Pokok masalah di masyarakat
Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumber daya masyarakat
Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan
Akar masalah (Nasional)
Krisis ekonomi, politik dan sosial
Gambar 2. Landasan Teori Penelitian
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
2.5. Kerangka Konsep. Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
Variabel Independen Pola asuh anak: -
Penanggung jawab utama dalam mengasuh anak
-
Jenis makanan yang
Variabel Dependen
diberikan -
Waktu makan
-
Frekuensi makan
-
Cara memberikan makan
-
Suasana saat memberikan makan
-
Siapa yang memberi makan
Balita Malnutrisi
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasi analitik dengan desain cross sectional. 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Provinsi NAD, dengan alasan: 1. Kabupaten Aceh Besar menduduki peringkat ketiga dalam hal banyaknya malnutrisi ringan dan malnutrisi berat. 2. Pada wilayah kerja Puskesmas Montasik, balita malnutrisi menunjukkan persentase tertinggi dibandingkan puskesmas lain yaitu 28,53% dari jumlah balita, terdiri dari balita malnutrisi ringan 26,7% dan balita malnutrisi berat 1,83%. Waktu penelitian dilakukan antara bulan Januari sampai dengan bulan Agustus Tahun 2007.
3.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita (usia 12 bulan-59 bulan) dan orang tuanya yang ada di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar sebanyak 2020 orang.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008 22
Pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara sampel acak sederhana (simpel random sampling), dengan teknik undian. Langkah-langkah pengambilan sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan daftar subjek yaitu daftar nama bapak/ibu yang mempunyai balita yang didapatkan dari puskesmas. 2. Memberi nomor urut subjek anggota populasi, penomoran dilakukan sesuai alphabet nama. 3. Menyiapkan potongan kertas. 4. Menulis nama dan nomor dari masing-masing anggota populasi. 5. Randomisasi dengan mengocok undian, proses ini dilakukan sampai didapatkan besar sampel yang diinginkan (Pratiknya, 1993). Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus uji hipotesis satu sampel (Lemeshow, 1997):
n =
Z1 - α √ Po (1 - Po) + Z1 - β √ Pa (1 - Pa)
2
( Pa - Po )2
Keterangan : n
= besar sampel
α
= 5 % = 0,05 maka Z1 - α = 1,645
Po
= balita malnutrisi puskesmas Montasik 28,53%.
Pa
= 18,53%.
Power ( kekuatan uji ) = 90% ( β = 10% ), maka Z1 - β = 1,282.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Berdasarkan perhitungan didapatkan jumlah sampel yang diteliti sebesar 150 orang responden.
3.4. Metode Pengumpulan Data Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari ibu dan bapak yang mempunyai balita dengan bertanya langsung pada ibu dan bapak menggunakan kuesioner mengenai pola asuh anak (penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan) dan dari Kartu Menuju Sehat (KMS).
3.5. Variabel dan Definisi Operasional Jenis Variabel: 1. Variabel Dependen (variabel terikat): balita malnutrisi. 2. Variabel Independen (variabel bebas): Pola asuh anak (penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan). Definisi Operasional: 1. Balita malnutrisi adalah anak usia 12 bulan-59 bulan saat ini menderita malnutrisi ringan (gizi kurang) atau malnutrisi berat (gizi buruk) berdasarkan tabel baku rujukan WHO-NCHS Tahun 2000.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
2. Penanggung jawab utama dalam mengasuh anak adalah orang yang paling bertanggungjawab dalam memberikan kasih sayang, dukungan emosional, pemberian pendidikan, pemeliharaan kesehatan, pemberian pakaian, makanan dan minuman pada anak. 3. Jenis makanan yang diberikan adalah makanan yang dikonsumsi anak yang diberikan oleh pengasuh anak. 4. Waktu makan adalah waktu pemberian makan pada anak. 5. Frekuensi makan adalah berapa kali anak diberi makan oleh pengasuh dalam satu hari. 6. Cara memberikan makan adalah suatu cara yang dilakukan pengasuh pada saat memberikan makan pada anak sehingga dapat menumbuhkan napsu makan anak. 7. Suasana saat memberikan makan adalah suasana pada saat memberikan makan pada anak. 8. Siapa yang memberi makan adalah orang yang biasanya memberi makan anak.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
3.6. Metode Pengukuran Tabel 3.1. Metode Pengukuran Nama Variabel 2 3 Variabel terikat Balita (dependen) malnutrisi
No Jenis Variabel 1 1
Cara Ukur
2
Variabel bebas (independen)
3
Variabel bebas (independen)
Penanggung jawab utama dalam mengasuh anak Jenis makanan yang diberikan
4 Menimbang berat badan balita Membandin g kan dengan standar WHONCHS
Skala Ukur 5 Nominal
Hasil Ukur 6 1. Ya, menurut Tabel Baku Rujukan WHONCHS (2000) 2. Tidak, menurut Tabel Baku Rujukan WHONCHS (2000)
Memberikan 6 pertanyaan
Nominal
1. Kurang baik (skor < 15) 2. Baik (skor≥15)
Memberikan 1 pertanyaan
Nominal
1. Tidak sesua umur, bila makanan yang diberikan tidak sesuai umur balita (bila jawaban selain a) 2. Sesuai umur, bila makanan yang diberikan sesuai dengan umur balita (bila jawaban a)
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
1 4
2 Variabel bebas (independen)
Nama Variabel 3 Waktu makan
5
Variabel bebas (independen)
Frekuensi makan
No Jenis Variabel
Cara Ukur 4 Memberikan 3 pertanyaan Memberikan 1 pertanyaan
Skala Ukur 5 Nominal
1.
Nominal
2. 1.
Hasil Ukur
2.
6
Variabel bebas (independen)
7
Variabel bebas (independen)
8
Variabel bebas (independen)
Cara memberikan makan Suasana saat Memberikan makan Siapa yang memberi makan
Memberikan 3 pertanyaan
Nominal
1.
Memberikan 4 pertanyaan
Nominal
2. 1.
Nominal
2. 1.
Memberikan 1 pertanyaan
2.
6 Kurang baik (skor < 7,5) Baik (skor ≥ 7,5) Tidak sesuai umur, bila frekuensi makan anak tidak sesuai umur (bila jawaban selain a) Sesuai umur, bila frekuensi makan anak sesuai umur (bila jawaban a) Kurang baik (skor < 7,5) Baik (skor ≥ 7,5) Kurang baik (skor < 10) Baik (skor ≥ 10) Kurang baik, bila yang memberi makan selain ibu bergantian dengan bapak Baik, bila yang memberi makan ibu bergantian dengan bapak
3.7. Metode Analisis Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum melakukan penelitian dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas di lokasi yang berbeda dari lokasi penelitian, tujuannya adalah untuk
mengetahui
apakah
kuesioner
tentang
variabel
independen
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberikan makan yang disusun mampu mengukur
apa yang hendak diukur. Hasil uji validitas dan
reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Independen
Butir pertanyaan
X1 (Penanggung jawab utama dalam mengasuh anak)
1 2 3 4 5 6 1
Corrected Itemtotal Correlation 0,815 0,815 0,557 0,773 0,773 0,815 0,408
1 2 3 1
0,813 0,813 0,491 0,411
Valid Valid Valid Valid
1 2 3
0,813 0,813 0,813
Valid Valid Valid
1 2 3 4 1
0,813 0,558 0,813 0,813 0,687
Valid Valid Valid Valid Valid
X2 (Jenis makanan yang diberikan) X3 (waktu makan) X4 (Frekuensi makan) X5 (Cara memberikan makan) X6 Suasana saat memberikan makan X7 (Siapa yang memberi makan)
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Cronbach’s Alpha
0,944 (reliabel)
0,944 (reliabel) 0,944 (reliabel) 0,944 (reliabel)
0,944 (reliabel)
0,944 (reliabel)
0,944 (reliabel)
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Berdasarkan tabel 3.2 diatas diketahui bahwa butir-butir pertanyaan untuk variabel independen penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan, butir pertanyaan tersebut valid karena nilainya lebih besar dari rtabel (r- tabel = 0,404), serta reliabel (memenuhi persyaratan) karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60. Dengan demikian kuesioner tersebut layak digunakan sebagai alat ukur pada penelitian ini. 2. Analisis Univariat Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan masingmasing variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi meliputi umur balita, jenis kelamin balita, balita malnutrisi, penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan. 3. Analisis Bivariat Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel independen
terhadap variabel dependen dengan
menggunakan uji Chi-Square pada α = 5%. Adapun variabel independen adalah penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
saat memberikan makan, siapa yang memberi makan, sedangkan variabel dependen adalah balita malnutrisi. 4. Analisis Multivariat Analisis ini bertujuan untuk mengetahui variabel independen yang paling dominan pengaruhnya (penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan dan siapa yang memberi makan) terhadap variabel dependen (balita malnutrisi) dengan menggunakan uji Regresi Logistic Berganda pada α = 5%.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Kecamatan Montasik merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yang berbatasan sebelah Utara dengan Kecamatan Kuta Baro, sebelah Selatan dengan Kecamatan Indrapuri dan Kecamatan Kuta Malaka, sebelah Barat dengan Kecamatan Suka Makmur dan sebelah Timur dengan Kecamatan Indrapuri (BPS Aceh Besar, 2005). Puskesmas Montasik adalah fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Montasik yang terletak di desa Teubang Phui Mesjid. Luas wilayah kerja Puskesmas Montasik 13.000 Ha, terdiri dari 53 desa. Desa yang paling dekat jaraknya ke Ibukota Kabupaten Aceh Besar adalah Desa Piyeung Datu, yaitu 20 km, dan desa yang paling jauh jaraknya ke Ibukota Kabupaten Aceh Besar adalah Desa Cot Jambo dan Cot Rumpun, yaitu 60 km. Jumlah penduduk 21.156 jiwa terdiri dari 10.696 jiwa pria dan 10.460 jiwa wanita, jumlah balita 2020 jiwa, tercatat sebagai masyarakat miskin 11.961 jiwa. Pada umumnya mereka mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan peternak (BPS Aceh Besar, 2005). Sarana-sarana pendukung Puskesmas Montasik adalah 1 buah bangunan puskesmas dengan luas tanah 1500m, luas bangunan 800m, memiliki 2 buah ambulance sebagai puskesmas keliling yang memberikan pelayanan ke desa-desa serta membawa pasien rujukan ke rumah sakit, 6 buah puskesmas pembantu serta 14
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya31 Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
buah polindes yang tersebar di 14 desa, masing-masing dihuni oleh 1 orang bidan desa (BPS Aceh Besar, 2005). 4.2. Analisis Univariat Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan masing-masing variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi meliputi umur balita, jenis kelamin balita, balita malnutrisi, penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan. 4.2.1
Umur Balita Pada penelitian ini didapatkan umur balita terbanyak adalah umur 24-35
bulan dan umur 36-47 bulan yaitu masing-masing 41 orang (27,3%) dan yang paling sedikit umur 48-59 bulan yaitu 29 orang (19,3%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.1. Distribusi Balita Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No 1. 2. 3. 4
Umur Balita 12-23 bulan 24-35 bulan 36-47 bulan 48-59 bulan Jumlah
Frekuensi 39 41 41 29 150
(%) 26,0 27,3 27,3 19,3 100,0
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
4.2.2. Jenis Kelamin Balita Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak jenis kelamin laki-laki yaitu 87 orang (58,0%) dibanding dengan jenis kelamin perempuan yaitu 63 orang (42,0%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.2. Distribusi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No. Jenis Kelamin Balita 1. Laki-laki 2. Perempuan Jumlah
Frekuensi 87 63 150
(%) 58,0 42,0 100,0
4.2.3. Balita Malnutrisi Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak yang tidak malnutrisi yaitu 97 orang (64,7%) dibanding dengan yang malnutrisi yaitu 53 orang (35,3%). Dari data tersebut dapat diketahui Point Prevalence Rate adalah 35,3%. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.3. Distribusi Balita Berdasarkan Terjadinya Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No. Terjadinya Balita Malnutrisi 1. Ya 2. Tidak Jumlah
Frekuensi 53 97 150
(%) 35,3 64,7 100,0
Perkiraan jumlah balita malnutrisi di populasi (estimasi proporsi) di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar, dihitung dengan menggunakan rumus:
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
P =
p ± 1,96
p.q n
N −n N −1
Keterangan: P = estimasi proporsi p = proporsi =
53 150
q = 1-p n = jumlah sampel penelitian = 150 orang N = jumlah populasi balita = 2020 orang. Berdasarkan rumus diatas didapatkan perkiraan
jumlah balita malnutrisi
dipopulasi (estimasi proporsi) adalah 28%-42% dari 2020 orang balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak balita dengan tingkat malnutrisi ringan yaitu 39 orang (73,6%) dibanding malnutrisi berat yaitu 14 orang (26,4%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.4. Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No. Tingkat Malnutrisi 1. Ringan 2. Berat Jumlah
Frekuensi 39 14 53
(%) 73,6 26,4 100,0
Pada penelitian ini didapatkan balita malnutrisi paling banyak pada umur 1223 bulan dan umur 24-35 bulan yaitu masing-masing 19 orang (35,8%) dan yang
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
paling sedikit pada umur 48-59 bulan yaitu 6 orang (11,3%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.5. Distribusi Balita Malnutrisi Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No 1. 2. 3. 4
Umur Balita 12-23 bulan 24-35 bulan 36-47 bulan 48-59 bulan Jumlah
Frekuensi 19 19 9 6 53
(%) 35,8 35,8 17,1 11,3 100,0
4.2.4. Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak balita dengan penanggung jawab utama dalam mengasuh anak baik yaitu 139 orang (92,7%) dibanding yang kurang baik yaitu 11 orang (7,3%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.6. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No. Kategori Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak 1. Kurang baik 2. Baik Jumlah
Frekuensi
(%)
11 139 150
7,3 92,7 100,0
4.2.5. Jenis Makanan Yang Diberikan Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak balita dengan jenis makanan yang sesuai umur yaitu 107 orang (71,3%) dibanding dengan yang tidak sesuai umur yaitu 43 orang (28,7%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel. 4.7. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Jenis Makanan Yang Diberikan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No. Kategori Jenis Makanan Yang Diberikan 1. Tidak sesuai umur 2. Sesuai umur Jumlah
Frekuensi 43 107 150
(%) 28,7 71,3 100,0
4.2.6. Waktu Makan Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak balita dengan waktu pemberian makan baik yaitu 147 orang (98,0%) dibanding yang kurang baik yaitu 3 orang (2,0%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.8. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Waktu Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No. Kategori Waktu Makan 1. Kurang baik 2. Baik Jumlah
Frekuensi 3 147 150
(%) 2,0 98,0 100,0
4.2.7. Frekuensi Makan Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak balita dengan frekuensi makan sesuai umur yaitu 77 orang (51,3%) dibanding yang tidak sesuai umur yaitu 73 orang (48,7%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.9. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Frekuensi Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No. Kategori Frekuensi Makan 1. Tidak sesuai umur 2. Sesuai umur Jumlah
Frekuensi 73 77 150
(%) 48,7 51,3 100,0
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
4.2.8. Cara Memberikan Makan Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak balita dengan cara memberikan makan baik yaitu 146 orang (97,3%) dibanding yang kurang baik yaitu 4 orang (2,7%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.10. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Cara Memberikan Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No. Kategori Cara Memberikan Makan 1. Kurang baik 2. Baik Jumlah
Frekuensi 4 146 150
(%) 2,7 97,3 100,0
4.2.9. Suasana Saat Memberikan Makan Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak balita
dengan suasana saat
memberikan makan baik yaitu 148 orang (98,7%) dibanding yang kurang baik yaitu 2 orang (1,3%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.11. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Suasana Saat Memberikan Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No. Kategori Suasana Saat Memberikan Makan 1. Kurang baik 2. Baik Jumlah
Frekuensi
(%)
2 148 150
1,3 98,7 100,0
4.2.10. Siapa Yang Memberi Makan Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak balita dengan kategori siapa yang memberi makan baik yaitu 145 orang (96,7%) dibanding kurang baik yaitu 5 orang (3,3%). Hal ini dilihat pada tabel berikut:
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel. 4.12. Distribusi Balita Berdasarkan Kategori Siapa Yang Memberi Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No. Kategori Siapa Yang Memberi Makan 1. Kurang baik 2. Baik Jumlah
Frekuensi 5 145 150
(%) 3,3 96,7 100,0
4.3.Analisis Bivariat Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun variabel independen adalah penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan, sedangkan variabel dependen adalah balita malnutrisi. 4.3.1. Pengaruh Kategori Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Pada penelitian ini didapatkan balita dengan penanggung jawab utama dalam mengasuh anak kurang baik lebih banyak yang tidak malnutrisi yaitu
6 orang
(54,5%), dibanding yang malnutrisi yaitu 5 orang (45,5%). Balita dengan penanggung jawab utama dalam mengasuh anak baik juga lebih banyak yang tidak malnutrisi yaitu 91 orang (65,5%), dibanding yang malnutrisi yaitu 48 orang (34,5%). Hasil uji statistik dengan fisher exact menunjukkan probabilitas (p) lebih besar dari α (0,520 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penanggung jawab utama dalam mengasuh anak terhadap terjadinya
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
malnutrisi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13.
Kategori Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006
No. Balita Malnutrisi 1. 2.
Ya Tidak Total
Kategori Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak Kurang Baik Baik F % F % 5 45,5 48 34,5 6 54,5 91 65,5 11 100,0 139 100,0
4.3.2. Pengaruh Kategori Jenis Makanan Terjadinya Balita Malnutrisi
Yang
F 53 97 150
Diberikan
% 35,3 64,7 100,0 P = 0,520 Terhadap
Pada penelitian ini didapatkan balita dengan jenis makanan yang diberikan tidak sesuai umur lebih banyak yang malnutrisi yaitu 25 orang (58,1%) dibanding yang tidak malnutrisi yaitu 18 orang (41,9%), balita dengan jenis makanan yang diberikan sesuai umur lebih banyak yang tidak malnutrisi yaitu 79 orang (73,8%) dibanding yang malnutrisi yaitu 28 orang (26,2%). Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan probabilitas (p) lebih kecil dari α (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh jenis makanan yang diberikan terhadap terjadinya malnutrisi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 4.14.
Kategori Jenis Makanan Yang Diberikan dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006
No. Balita Malnutrisi 1. 2.
Ya Tidak Total
X2 = 13.772
Jenis Makanan Yang Diberikan Tidak Sesuai Sesuai Umur Umur F % F % 25 58,1 28 26,2 18 41,9 79 73,8 43 100,0 107 100,0 df = 1
F 53 97 150
% 35,3 64,7 100,0 P = 0,000
4.3.3. Pengaruh Kategori Waktu Makan Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Pada penelitian ini didapatkan balita dengan waktu makan kurang baik (3 orang) semuanya (100%) malnutrisi, tidak ada yang tidak malnutrisi (0,0%). Pada balita dengan waktu makan baik lebih banyak yang tidak malnutrisi yaitu 97 orang (66,0%) dibanding yang malnutrisi yaitu 50 orang (34,0%). Hasil uji statistik dengan fisher exact menunjukkan probabilitas (p) lebih kecil dari α (0,042 < 0,05), Ho ditolak, artinya ada pengaruh waktu makan terhadap terjadinya malnutrisi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.15. Kategori Waktu Makan dan Terjadinya balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2007 No. Balita Malnutrisi 1. 2.
Ya Tidak Total
Waktu Makan Kurang Baik Baik F % F % 3 100,0 50 34,0 0 0,0 97 66,0 3 100,0 147 100,0
F 53 97 150
% 35,3 64,7 100,0 P = 0,042
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
4.3.4. Pengaruh Kategori Frekuensi Makan Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Pada penelitian didapatkan balita dengan frekuensi makan tidak sesuai umur lebih banyak yang tidak malnutrisi yaitu 39 orang (53,4%) dibanding yang malnutrisi yaitu 34 orang (46,6%). Balita dengan frekuensi makan sesuai umur juga lebih banyak yang tidak malnutrisi yaitu 58 orang (75,3%) dibanding yang malnutrisi yaitu 19 orang (24,7%). Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan probabilitas (p) lebih kecil dari α (0,005 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh frekuensi makan terhadap terjadinya malnutrisi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.16.
Kategori Frekuensi Makan dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006
No. Balita Malnutrisi 1. 2.
Ya Tidak Total
X2 = 7.866
Frekuensi Makan Tidak Sesuai Sesuai Umur Umur F % F % 34 46,6% 19 24,7 39 53,3% 58 75,3 73 100,0 77 100,0 df = 1
F 53 97 150
% 35,3 64,7 100,0 P = 0,005
4.3.5. Pengaruh Kategori Cara Memberikan Makan Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Pada penelitian ini didapatkan balita dengan cara memberikan makan kurang baik semuanya malnutrisi yaitu 4 orang (100,0%), tidak ada yang tidak malnutrisi
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
(0,0%). Balita dengan cara memberikan makan baik lebih banyak yang tidak malnutrisi yaitu 97 orang (66,4%) dibanding yang malnutrisi yaitu 49 orang (33,6%). Hasil uji statistik dengan fisher exact menunjukkan probabilitas (p) lebih kecil dari α (0,014 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh cara memberikan makan terhadap terjadinya malnutrisi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.17.
Kategori Cara Memberikan Makan dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006
No. Balita Malnutrisi 1. 2.
Ya Tidak Total
Cara Memberikan Makan Kurang Baik Baik F % F % 4 100,0 49 33,6 0 0,0 97 66,4 4 100,0 146 100,0
F 53 97 150
4.3.6. Pengaruh Kategori Suasana Saat Memberikan Makan Terjadinya Balita Malnutrisi
% 35,3 64,7 100,0 P = 0,014 Terhadap
Pada penelitian ini didapatkan balita dengan suasana saat memberikan makan kurang baik yang malnutrisi dan yang tidak malnutrisi frekuensinya sama yaitu 1 orang (50,0%). Pada balita dengan suasana saat memberikan makan baik yang tidak malnutrisi lebih banyak yaitu 96 orang (64,9%) dibanding yang malnutrisi yaitu 52 orang (35,1%). Hasil uji statistk dengan fisher exact menunjukkan probabilitas (p) lebih besar dari α (1,000 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
pengaruh suasana saat memberikan makan terhadap terjadinya malnutrisi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.18.
Kategori Suasana Saat Memberikan Makan dan Terjadinya BalitaMalnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 Suasana Saat Memberikan Makan No. Balita Malnutrisi F % Kurang Baik Baik F % F % Ya 1. 1 50,0 52 35,1 53 35,3 2. Tidak 1 50,0 96 64,9 97 64,7 Total 2 100 148 100,0 150 100,0 P = 1,000
4.3.7. Pengaruh Kategori Siapa Yang Memberi Makan Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Pada penelitian ini didapatkan balita dengan siapa yang memberi makan kategori kurang baik semuanya malnutrisi yaitu 5 orang (100,0%), tidak ada yang tidak malnutrisi (0,0%). Balita dengan siapa yang memberi makan kategori baik lebih banyak yang tidak malnutrisi yaitu 97 orang (66,9%) dibanding yang malnutrisi yaitu 48 orang (33,1%). Hasil uji statistik dengan fisher exact menunjukkan probabilitas (p) lebih kecil dari α (0,005 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh siapa memberi makan terhadap terjadinya malnutrisi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 4.19.
Kategori Siapa Yang Memberi Makan dan Terjadinya Balita Malnutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006
No. Balita Malnutrisi 1. 2.
Ya Tidak Total
Siapa Yang Memberi Makan Kurang Baik Baik F % F % 5 100,0 48 33,1 0 0,0 97 66,9 5 100,0 145 100,0
F 53 97 150
% 35,3 64,7 100,0 P = 0,005
4.4. Analisis Multivariat Analisis ini bertujuan untuk mengetahui variabel independen yang paling dominan pengaruhnya (penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan dan siapa yang memberi makan) terhadap variabel dependen (balita malnutrisi) di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Dari hasil uji bivariat didapatkan variabel independen yang mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi adalah variabel jenis makanan yang diberikan, waktu makan, frekuensi makan, cara memberikan makan dan siapa yang memberi makan. Kemudian dilakukan uji statistik regresi logistic berganda pada α = 5% untuk melihat diantara variabel independen tersebut mana yang mempengaruhi dan mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel dependen (balita malnutrisi). Dari hasil uji regresi logistic berganda diperoleh bahwa variabel jenis makanan yang diberikan dan frekuensi makan, nilai p < 0,05,sedangkan variabel waktu makan, cara memberikan makan, siapa yang memberi makan p > 0,05 .
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Kemudian dilakukan pengujian berikutnya dan diperoleh hasil jenis makanan yang diberikan dan frekuensi makan mempunyai nilai p<0,05, artinya dari lima variabel independen yang mempengaruhi terjadinya variabel dependen, maka yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006 adalah variabel jenis makanan yang diberikan, frekuensi makan, dan variabel jenis makanan yang diberikan mempunyai pengaruh tiga kali lebih besar dibanding variabel frekuensi makan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.20. Hasil Uji Regresi Logistic Berganda Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Sampel Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Tahun 2006 No Pola Asuh Anak 1. Jenis Makanan Yang Diberikan 2. Frekuensi Makan
df 1
Exp (ß) 3,698
1
2,478
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Balita Malnutrisi Menurut Unicef (1999) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya malnutrisi sangat kompleks, yaitu masalah nasional, penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Salah satu penyebab tidak langsung adalah kesalahan dalam pola asuh makan anak (Unicef, 1999). Yang termasuk pola asuh makan terhadap anak adalah pemberian jenis makanan yang diberikan sesuai umur anak, frekuensi pemberian makan dalam sehari sesuai umur anak, kepekaan untuk mengetahui kapan anak harus makan, bagaimana sikap pengasuh dalam memberikan makan anak sehingga dapat menumbuhkan napsu makan anak, dan
bagaimana menciptakan situasi yang
menyenangkan yang dapat merangsang keinginan anak untuk makan (Engle et. al, 1997). Hal ini erat kaitannya dengan pengasuh anak yaitu orang yang memberikan makan anak, sehingga pengasuh anak menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam pola asuh makan anak. Pengasuh yang tidak memahami pola asuh makan dapat menyebabkan terjadinya gangguan gizi pada anak, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada
penelitian ini jumlah balita yang tidak malnutrisi lebih banyak
dibanding yang malnutrisi dan jumlah balita malnutrisi ringan lebih banyak dibanding malnutrisi berat sehingga dari data tersebut dapat diketahui Point Prevalence Rate
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya 46Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
yaitu ukuran yang dapat menggambarkan keadaan permasalahan kesehatan pada suatu tempat berdasarkan jumlah populasi saat penelitian dilakukan. Jumlah balita malnutrisi paling banyak terdapat pada umur 12-23 bulan dan umur 24-35 bulan yaitu masing-masing 19 orang, hal ini dapat terjadi karena: 1. Faktor kemiskinan yang menyebabkan daya beli masyarakat terhadap makanan yang bergizi sangat kurang, oleh sebab itu diperlukan peran pemerintah dalam meningkatkan taraf sosial ekonomi masyarakat misalnya dengan peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang pertanian dan peternakan. Masyarakat diberi pengetahuan mengenai cara bercocok tanam, diberi lahan dan bibit untuk bercocok
tanam kemudian pada saat panen pemerintah
hendaknya dapat
membantu memasarkan hasil pertanian mereka. Dengan demikian, hasil pertanian tersebut selain dapat menjadi sumber penghasilan bagi mereka juga dapat menjadi bahan makanan yang dapat dikonsumsi oleh keluarga termasuk anak balita. 2. Faktor kurangnya pengetahuan ibu mengenai makanan yang bergizi sehingga anak kurang mendapat konsumsi makanan yang bergizi tersebut. 3. Faktor kebiasaan makan, merupakan suatu pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh secara
berulang-ulang. Lingkungan yang besar peranannya dalam
membentuk kebiasaan makan adalah lingkungan keluarga. Upaya membentuk kebiasaan makan yang baik hendaknya dimulai sejak dini dengan memberikan makanan yang bervariasi sehingga anak mengenal dan mau mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
4. Kedua kelompok umur tersebut masih dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan dewasa, sehingga masih memerlukan adaptasi, sering mereka menolak makan saat diberi makan dengan makanan jenis baru tersebut, sehingga kelompok umur ini sangat rentan terhadap terjadinya malnutrisi. 5. Orang tua sudah memiliki anak lain yang lebih kecil sehingga sudah kurang memberi perhatian pada anak ini. Jumlah balita malnutrisi pada penelitian ini adalah 53 orang (35,3%) dari 150 orang balita yang menjadi sampel penelitian di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar, sehingga dari hasil tersebut dapat diperkirakan jumlah balita malnutrisi di populasi (estimasi proporsi) yaitu 28%-42% dari 2020 orang balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006, jumlah balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar adalah 28,53%, artinya jumlah balita malnutrisi dari hasil penelitian ini dan dari data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006, persentasenya terletak antara nilai estimasi proporsi. 5.2. Kategori Penanggung Jawab Utama Dalam Mengasuh Anak Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak balita dengan penanggung jawab utama dalam mengasuh anak baik, yaitu 92,7% dibanding kurang baik yaitu 7,3%, artinya sudah banyak orang tua di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar yang menyadari bahwa pengasuhan anak sebaiknya Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
dilakukan secara bersama-sama oleh ayah dan ibu sehingga dapat menghasilkan kualitas pengasuhan yang baik yaitu pengasuhan yang memahami kebutuhan anak. Hasil uji statistik dengan fisher exact menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penanggung jawab utama dalam mengasuh anak terhadap terjadinya malnutrisi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar tahun 2006. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori Miller et. al (1993) yang menyatakan bahwa pengasuhan anak yang baik adalah pengasuhan yang dilakukan secara bersama-sama oleh ayah dan ibu sehingga menghasilkan kualitas pengasuhan yang baik pula ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat tidak menderita malnutrisi, sedangkan pada penelitian ini, pengasuhan anak kategori baik yaitu anak yang diasuh oleh kedua orang tua dan kategori kurang baik yaitu anak yang diasuh oleh orang lain selain orang tua tidak mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi yang penting adalah bahwa pengasuh anak itu orang yang mengerti pola asuh makan anak. 5.3. Kategori Jenis Makanan Yang Diberikan Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh jenis makanan yang diberikan terhadap terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006 dan jenis makanan yang diberikan merupakan variabel independen yang paling dominan dalam mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Hasil penelitian ini sesuai dengan praktek-praktek pemberian makan pada anak dalam kehidupan masyarakat Aceh yang masih dipengaruhi oleh budaya. Adapun budaya Aceh tersebut adalah budaya pemberian makanan yang tidak sesuai umur anak berupa pemberian pisang wak pada bayi baru lahir dan pemberian pisang wak yang digiling dengan nasi pada usia bayi diatas 3 bulan serta pemberian makanan yang sama dengan makanan orang dewasa pada bayi usia diatas 8 bulan. Pemberian jenis makanan yang tidak sesuai umur anak ini menyebabkan makanan tidak dapat diserap secara sempurna oleh alat pencernaan, sehingga bila hal ini terus berlanjut dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi pada balita. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori Engle et. al (1997) yang menyatakan bahwa jenis makanan adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pola asuh makan anak. Sebagaimana diketahui pada usia balita organ tubuh anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan termasuk saluran pencernaan, sehingga kemampuan untuk mencerna makanan masih sangat terbatas, oleh sebab itu menurut Depkes.RI (2005) pemberian jenis makanan pada anak harus disesuaikan dengan umur anak, yaitu anak usia 12-23 bulan diberi nasi lembek yang ditambahkan dengan sayur, daging, hati, telor, ayam dan makanan lain yang bergizi,ditambahkan makanan selingan serta buah-buahan. Anak usia 24-35 bulan dan usia 36-59 bulan dapat diberikan makanan seperti makan orang dewasa yang ditambahkan dengan sayur, daging, telor, ikan dan makanan lain yang bergizi. Pemberian jenis makanan sesuai umur anak akan memudahkan makanan tersebut dicerna oleh saluran pencernaan dan diserap dengan sempurna sehinngga akhirnya Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
dapat didistribusikan ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sebaliknya, bila jenis makanan yang diberikan tidak sesuai umur anak maka makanan tersebut tidak dapat diserap secara sempurna oleh saluran pencernaan akibatnya makanan yang dimakan tidak dapat memenuhi kebutuhan anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. 5.4. Kategori Waktu Makan Hasil penelitian ini menunjukkan waktu makan tidak mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Menurut teori Engle et.al (1997), kapan anak harus makan adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pola asuh makan anak, erat kaitannya dengan kepekaan ibu untuk memahami kapan anak harus makan. Menurut Pudjiadi (2005), pemberian makan pada anak sebaiknya pada saat anak lapar jangan membuat jadwal makan yang terlalu kaku, mungkin saja pada jadwal yang telah ditentukan anak belum merasa lapar atau belum mau makan sehingga jika dipaksakan akan menimbulkan kemarahan pada anak, akhirnya anak benar-benar tidak mau makan. Bila hal ini terus terjadi, kemungkinan besar anak dapat menderita malnutrisi, karena ibu/pengasuh tidak peka terhadap waktu makan anak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan kedua teori tersebut, pada penelitian ini didapatkan waktu makan tidak mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi artinya balita dengan waktu makan baik maupun kurang baik tidak akan menderita Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
malnutrisi, hal ini mungkin berkaitan dengan tipe pola asuh yang diterapkan oleh pengasuh kepada anak, misalnya tipe authoritative dimana pengasuh berperilaku hangat tetapi tegas, mereka membuat aturan-aturan terhadap anak tetapi disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak serta sabar dan tekun, aturan makan juga mereka buat dengan jadwal yang kaku (terlalu disiplin) tapi dengan kehangatan dan kesabaran membuat anak mau mengikuti aturan tersebut, anak tetap mau makan dan perilaku pengasuhan ini dapat diterima oleh anak. 5.5. Kategori Frekuensi Makan Hasil penelitian ini menunjukkan frekuensi makan merupakan salah satu variabel independen yang mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Engle et. al (1997) yang menyatakan bahwa frekuensi makan adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pola asuh makan anak. Frekuensi makan anak dalam sehari menurut Depkes. RI (2005) disesuaikan dengan umur anak sehingga asupan makanan tersebut dapat mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Begitu juga sebaliknya, anak dengan frekuensi makan tidak sesuai umur, maka asupan zat-zat gizi kurang sehingga anak tersebut lebih besar kemungkinan untuk menderita malnutrisi seperti yang terlihat dari hasil penelitian ini dimana balita yang malnutrisi lebih banyak terdapat pada anak dengan frekuensi makan tidak sesuai umur.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
5.6. Kategori Cara Memberikan Makan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara pemberian makan tidak mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006, artinya bagaimanapun cara memberikan makan pada anak kategori baik yaitu anak yang diberikan makan dengan kesabaran, ketekunan, tanpa paksaan maupun anak yang diberikan makan dengan kategori kurang baik tidak akan menyebabkan terjadinya malnutrisi pada anak tersebut. 5.7. Kategori Suasana Saat Memberikan Makan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh suasana saat memberikan makan terhadap terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar tahun 2006. Menurut Hurlock (1999), suasana saat memberikan makan yang baik adalah suasana yang hangat, nyaman, mengungkapkan kasih sayang dengan pelukan, ciuman yang dilakukan oleh pengasuh dapat menumbuhkan nafsu makan anak. Menurut Pudjiadi (2005), pemberian makan pada anak dengan kesabaran, ketekunan tanpa paksaan dapat menumbuhkan nafsu makan anak. Dari kedua teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suasana saat memberikan makan adalah bagian dari pola asuh makan, tetapi pada penelitian ini didapatkan hasil suasana saat memberikan makan tidak mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi, hal ini dapat terjadi karena suasana saat memberikan makan sangat kecil pengaruhnya pada pola asuh makan
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
anak sehingga bagaimanapun suasana saat memberikan makan tidak akan membuat anak menderita malnutrisi. 5.8. Kategori Siapa Yang Memberi Makan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siapa yang memberi makan tidak mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006, artinya anak yang diberikan makan oleh orang tuanya ataupun orang lain tidak akan menderita malnutrisi yang penting adalah orang yang memberi makan anak itu mengerti pola asuhan makan terhadap anak. 5.9. Keterbatasan Penelitian: 1. Keterbatasan waktu dan biaya sehingga penetapan lokasi penelitian hanya pada satu wilayah kerja puskesmas, yaitu wilayah kerja puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar yang persentase balita malnutrisinya paling tinggi di wilayah Kabupaten Aceh Besar, sehingga kurang mewakili secara keseluruhan untuk Kabupaten Aceh Besar. 2. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional, sehingga hanya dapat menggambarkan asosiasi namun tidak dapat menjawab hubungan sebab akibat.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan: 1. Pola asuh anak yang mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006 adalah jenis makanan yang diberikan dan frekuensi makan. 2. Pola asuh anak yang paling dominan mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006 adalah jenis makanan yang diberikan. 3. Pola asuh anak yang tidak mempengaruhi terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006 adalah penanggung jawab utama dalam mengasuh anak, waktu makan, cara memberikan makan, suasana saat memberikan makan, siapa yang memberi makan. 4. Dari hasil penelitian didapatkan jumlah balita malnutrisi adalah 53 orang (35,3%) sehingga perkiraan jumlah balita malnutrisi di populasi (estimasi proporsi) adalah 28%-42% dari 2020 orang balita di wilayah kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya 55Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
6.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas disampaikan beberapa saran: 1. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar disarankan agar membuat pertemuan lintas sektor dengan DPRD, BAPPEDA, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dalam upaya meningkatkan taraf sosial ekonomi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya balita malnutrisi karena faktor kemiskinan. 2. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar disarankan agar membuat program penyuluhan tentang pentingnya pemberian makanan balita dengan jenis makanan yang sesuai umur dan membagikan leaflet mengenai jenis makanan sesuai umur tersebut. 3. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar disarankan agar membuat program penyuluhan tentang pentingnya frekuensi makan balita sesuai umur dan membagikan leaflet mengenai frekuensi makan balita tersebut. 4. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar disarankan agar mencarikan donatur untuk anak-anak penderita malnutrisi sehingga mereka dapat menjadi anak asuh gizi bagi para donatur tersebut. 5. Kepada Kepala Puskesmas Montasik disarankan agar mengaktifkan petugas gizi dan kader untuk melakukan kunjungan rumah balita malnutrisi dan langsung memberikan penyuluhan kepada orang tua balita tersebut mengenai jenis makanan dan frekuensi makan balita yang sesuai umur.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto. S, 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Amal, K.B, 2002. Pendidikan Anak di Usia Dini, Jakarta: Waspada Online. Almatsier. S, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Andayani. B, 2004. Tinjauan Pendekatan Ekologi Tentang Perilaku Pengasuhan Orang Tua, Jakarta: Buletin Psikologi. Anshar, U.M, Alshodiq. M, 2005. Pendidikan dan Pengasuhan Anak dalam Perspektif Jender, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Anwar., 2000. Peranan Gizi dan Pola Asuh Dalam Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: Depkes. RI. Azwar. A, 2000. Kebijakan Penanggulangan Kasus Gizi, Jakarta: Depkes. RI. Alfian, 1997. Segi-Segi Sosial Budaya Masyarakat Aceh, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Barus. G, 2003. Memaknai Pola Pengasuhan Orangtua Pada Remaja, Jakarta: Jurnal Intelektual. Budiyanto. K.A, 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi, Malang: Universitas Muhammadiyah. BPS Kabupaten Aceh Besar, 2005. Montasik dalam Angka, Aceh Besar. Dinas Kesehatan Provinsi NAD., 2004. Laporan Kasus Gizi, Provinsi NAD. __________________________., 2006. Laporan Kasus Gizi, Provinsi NAD. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar., 2006. Laporan Kasus Gizi, Kabupaten Aceh Besar. Depkes. RI., 1993. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita, Jakarta. __________, 2005. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Bandung: PT.Enka Parahiyangan.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
_________., 2001. Paradigma Sehat, Jakarta. _________, 2002. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta: Depkes, RI. _________, 2003. Pemantauan Pertumbuhan Balita, Jakarta: Depkes, RI. Engle et al, 1997. Care and Nutrition, New York: Hill. Garbarino, J and Benn, J.L., 1992. The Ecology of Child Bearing and Child Rearing. In James Garbarino (ed), Children and Families in The Social Environment, 2nd ed., New York: Aldine de Gruyter. Hendrawan, N, 1995. Cara Sehat Mengasuh Anak, Jakarta: Puspa Swara. http: //www. depkes.go.id., 2007. Gizi Tentukan Kualitas Hidup, Jakarta: Depkes, RI. http://www.Sinar Harapan.co.id., 2004. Akibat Salah Pola Asuh Ribuan Balita Tangerang Kurang Gizi, Jabotabek: Sinar Harapan. http://www. Urbanpoor.or.id, 2006. Gizi Buruk Terus Menghantui Indonesia, Jakarta: Urbanpoor. http: //www.wpro.who.int, 2007. Protein Energy Malnutrition, New York: WHO. Hurlock, E.B., 1991. Perkembangan Anak, Jilid 2, Jakarta: Erlangga. Karyadi, L.D., 1985. Pengaruh Pola Asuh Makan Terhadap Kesulitan Makan Anak, Jakarta: Erlangga. Kurniawan, A.I., Latief, D., 2001. Childhood Malnutrition in Indonesia, Its Current Situation, Joint Symposium Between Department of Nutrition, Departement of Pediatrics, Sebelas Maret University, Surakarta, February, 19 - 21st, 2001. Lemeshow, S., Hosmer Jr, D.W. Lwanga, S.K., 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan, Yogyakarta: UGM Press. Maccoby, EE., 1980. Social Development Psychological Growth and Parent Child Relationship, New York: HB Javanovich. Miller, P.H., 1993. Theories of Development Psychology, New York: Freeman. Notoatmodjo, S., 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
_____________., 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Puskesmas Montasik, 2006. Laporan Kasus Gizi, Aceh Besar. Pudjiadi, S., 2005. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Praktiknya, A.W., 1993. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rice, F.P., 1996. The Adolescent: Development, Relationship and Culture, Massachusetts: Allyn Bacon. Rini. S., 1999. Pola Asuh Anak Dalam Keluarga, Jakarta: Berita Jaya. Soetjiningsih, Narendra, B.M., Sularyo, S.T., Suyitno, H., Ranuh, G.N.I., 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Jakarta: CV. Sagung Seto. Sabri L, Priyo Hastono S, 2006. Statistik Kesehatan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Santoso,S., 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT. Gramedia. Santoso, S., Ranti, L.A., 1995. Kesehatan dan Gizi, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sugiono, 2000. Statistik Untuk Penelitian,Bandung: CV. Alfabeta. Steinberg, L, 1993. Adolescence, New York: Hill. Suhardjo, 2003. Pangan dan Gizi, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Supariasa, N.D.I., Bakri, B., Fajar, I., 2001. Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC. Tanuwidjaya, S., 2002. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak dalam Soetjiningsih(ed.), Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Jakarta: CV. Sagung Seto.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Lampiran 1 KUESIONER PENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP TERJADINYA BALITA MALNUTRISI DI PUSKESMAS MONTASIK KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2006 Petunjuk Pengisian Kuesioner: Mohon bantuan dan kesediaan bapak/ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
DATA UMUM: I.
II.
Identitas Responden: 1. No. Responden
:
2. Nama Responden
:
Identitas Balita. 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Berat badan
:
berat badan lahir :
4. Jenis Kelamin
:
a. Laki - laki b. Perempuan
DATA KHUSUS : I.
Penanggung jawab utama dalam mengasuh anak 1. Siapakah yang memberikan bimbingan dan kasih sayang kepada anak bapak/ibu: a. Bapak dan ibu b. Ibu saja c. Bapak saja d. Orang lain selain bapak dan ibu ( …………………………………. ).
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
2. Siapakah yang membimbing dan mengajak anak bapak/ibu untuk bermain: a. Bapak dan Ibu b. Ibu saja c. Bapak saja d. Orang lain selain bapak dan ibu ( ………………………… ). 3. Siapakah yang menyediakan kebutuhan pakaian, makanan dan minuman anak bapak/ibu: a. Bapak dan ibu b. Ibu saja c. Bapak saja d. Orang lain selain bapak dan ibu ( ……………………… ). 4. Siapakah yang memberikan perhatian dan menjaga anak bapak/ibu: a. Bapak dan ibu b. Ibu saja c. Bapak saja d. Orang lain selain bapak dan ibu ( ……………………..). 5. Siapakah yang membimbing dan mengarahkan anak bapak/ibu belajar: a. Bapak dan ibu b. Ibu saja c. Bapak saja d. Orang lain selain bapak dan ibu ( ………………………. ). 6. Siapakah yang selalu siap untuk mendengarkan anak bercerita: a. Bapak dan ibu b. Ibu saja c. Bapak saja d. Orang lain selain bapak dan ibu ( ……………………………. ).
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
II.
Jenis makanan yang diberikan (Pertanyaan disesuaikan dengan umur anak responden) -
Untuk responden dengan umur anak 12-23 bulan: Makanan apa saja yang ibu/bapak berikan kepada anak: (Sebutkan bila ada pantangan terhadap jenis makanan tertentu). a. ASI/PASI nasi lembik dengan ditambahkan (……………………..), makanan selingan, sari buah. b. Tidak mendapat ASI/PASI lagi hanya nasi lembik dengan makanan selingan saja. c. ASI, nasi lembik. d. ASI saja.
-
Untuk responden dengan umur anak 24-35 bulan: Makanan apa saja yang ibu/bapak berikan kepada anak: a. Nasi, lauk pauk, sayur,buah, makanan selingan. b. Nasi, lauk pauk, sayur. c. Nasi, lauk pauk. d. Nasi saja.
-
Untuk responden dengan umur anak 36-59 bulan: Makanan apa saja yang ibu/bapak berikan kepada anak: a. Nasi, lauk pauk, sayur,buah. b. Nasi, lauk pauk, sayur. c. Nasi, lauk pauk. d. Nasi saja.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
III. Waktu makan 1. Kapan ibu/bapak memberikan makan pada anak: a. Pada saat anak merasa lapar. b. Waktu anak sedang bermain. c. Saat anak lelah setelah selesai bermain. d. Saat jam makan yang sudah ditentukan. 2. Bagaimana cara ibu/bapak mengatur waktu makan anak: a. Tidak membuat aturan waktu makan tertentu, kapan anak lapar diberi makan. b. Dengan membuat jadwal makan, tetapi tidak selalu patuh terhadap jadwal yang telah dibuat. c. Waktu anak sedang bermain. d. Anak harus makan tepat waktu, sesuai dengan jadwal makan yang sudah dibuat. 3. Apabila anak masih lelah setelah selesai bermain, tetapi anak belum makan, apa yang bapak/ibu lakukan: a. Membiarkan anak istirahat, setelah itu baru memberi makan. b. Langsung memberi makan anak sambil anak beristirahat c. Memberi makan anak sambil memarahi anak d. Memarahi dan tidak memberi makan anak
IV.
Frekuensi makan dalam sehari (Pertanyaan disesuaikan dengan umur anak responden) -
Untuk responden dengan umur anak 12-23 bulan: 1. Berapa kali ibu/bapak memberikan nasi lembik kepada anak: a. Tiga kali sehari, dengan makanan selingan 2x sehari. b. Dua kali sehari, dengan makanan selingan 2x sehari.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
c. Kadang-kadang 1x sehari, kadang-kadang 2x sehari, kadang-kadang memberikan makanan selingan, kadang-kadang tidak memberikan makanan selingan. d. Tidak memberikan nasi lembik. -
Untuk responden dengan umur anak 24-35 bulan: Berapa kali ibu/bapak memberi makan nasi dengan lauk pauk dalam sehari: a. Tiga kali sehari, dengan makanan selingan 2x sehari. b. Dua kali sehari, dengan makanan selingan 2x sehari. c. Kadang-kadang 1x sehari, kadang-kadang 2x sehari, kadang-kadang memberikan makanan selingan, kadang-kadang tidak memberikan makanan selingan. d. Tidak pernah memberikan nasi dengan lauk pauk. -
Untuk responden dengan umur anak 36-59 bulan: Berapa kali ibu/bapak memberi nasi dengan lauk pauk dalam sehari: a. Tiga kali sehari. b. Dua kali sehari. c. Satu kali sehari d. Tidak menentu, kadang-kadang hanya memberi nasi saja tanpa lauk pauk.
V.
Cara memberikan makan 1. Apabila anak menolak makan/tidak mau makan, apa yang bapak/ibu lakukan: a. Membujuk anak. b. Memaksa anak. c. Memarahi anak. d. Memukul anak.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
2. Apabila anak mau makan tapi sangat sulit, dan lambat sekali, apa yang bapak/ibu lakukan: a. Tetap memberi makan anak dengan sabar dan tekun. b. Memberi
makan
anak
dengan
memaksa
supaya
anak
cepat
menyelesaikan makannya. c. Memarahi anak. d. Memukul anak. 3. Apabila anak menyelesaikan makannya dengan cepat, apa yang bapak/ibu lakukan: a. Memberi pujian. b. Tidak memberi pujian. c. Itu hal biasa, tidak perlu dikomentari. d. Tidak memperdulikan hal itu.
VI.
Suasana saat memberikan makan 1. Pada saat anak sedang makan, anak tidak dapat duduk diam tetapi terus bermain, apa yang bapak/ibu lakukan: a. Tetap tenang, tidak memarahi anak. b. Memarahi anak. c. Memaksa anak untuk duduk diam. d. Tidak mau memberikan makan lagi pada anak dan meninggalkan anak. 2. Apabila anak makan dengan lahap dan tertib, apa yang bapak/ibu lakukan: a. Memberi pujian dan pelukan. b. Tidak memberi pujian. c. Biasa saja. d. Tidak memperdulikan hal itu.. 3. Pada saat memberi makan anak, bapak/ibu menunjukkan sikap: a. Ramah, mengajak anak bercakap-cakap dan membujuk anak untuk makan.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
b. Kesal. c. Marah. d. Tidak ramah, diam saja tidak mengajak anak bercakap-cakap. 4. Situasi pada saat bapak / ibu memberikan makan anak: a. Menyenangkan, nyaman, tenang. b. Sambil bertengkar dengan anak. c. Sambil memarahi anak. d. Suasana tidak tenang, karena memberi makan anak dianggap beban oleh orang tua.
VII. Siapa yang memberi makan Siapa yang memberi makan anak bapak/ibu a. Ibu bergantian dengan bapak b. Kadang-kadang ibu, kadang-kadang bapak, kadang-kadang tetangga. c. Selalu ibu d. Orang lain.
Emiralda : Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas…, 2007 USU e-Repository © 2008
Lampiran 2 SKOR KUESIONER No.
Variabel yang diteliti
No. Urut Pertanyaan
1.
Penanggung jawab utama dalam mengasuh anak
2.
Waktu makan
a
Skor b c
d
1
4
3
2
1
( 6 - 24 )
2
4
3
2
1
1. Kurang baik
3
4
3
2
1
4
4
3
2
1
5
4
3
2
1
6
4
3
2
1
1
4
3
2
1
( 3 - 12 )
2
4
3
2
1
1. Kurang baik
3
4
3
2
1
Rentang
(<15) 2. Baik (>15)
(< 7,5 ) 2. Baik (> 7,5)
3.
Cara memberikan makan
1
4
3
2
1
( 3 - 12 )
2
4
3
2
1
1. Kurang baik
3
4
3
2
1
(< 7,5 ) 2. Baik (> 7,5)
4.
Suasana saat memberikan makan
1
4
3
2
1
( 4 - 16 )
2
4
3
2
1
1. Kurang baik
3
4
3
2
1
4
4
3
2
1
(< 10 ) 2. Baik (> 10)