ISSN 2302-0172 pp. 14- 21
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
8 Pages
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI PROVINSI ACEH Ferayanti1, Raja Masbar2, Sofyan Syahnur3 1)
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract : This research aims to know and analyze the effects of KURS, Government Expenditure (GE) and Gross Domestic Regional Product (GDRP) upon rateof inflation in the AcehProvince, from Q1.2005 to Q4.2013. Data used in this research are time series based-secondary data for 36 periods and the multiple regression model is used as the tool of regression in analyzing them.The result of this research shows that the increase of KURS as well as of GDRP positively and significantly induces to the rate of inflation, nevertheless the increase of GM negatively and significantly influences the decreased rate of inflation in the Province during the periods. In addition, a statistical result demonstrates that F-Statistics is 13.353, more than if compared with F-Table, namely 2.90, which means that the development of KURS, the growth of GM as well as GDRP effect significantly upon the rate of inflation, which is shown by the value of F, where FStatistics > F Table. What’s more, partially KURS as well as GDRP influence significantly to the variable of inflation, however, the variable of GM partially does not influence to inflation.The conclusion of this research is that KURS and GDRP influence positively and significantly to rate of inflation. Therefore, the Government, through monetary policy, is expected to stabilize KURS Furthermore, through fiscal policy, it is also expected to overcome discrepancy of income distribution and to avoid excessively government expenditure, and inflation could be avoided accordingly. Keywords: Inflation, KURS, Government Expenditure and Gross DomesticRegional Product (GDRP) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap US$ (KURS), pengeluaran pemerintah (GM) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap inflasi di Provinsi Aceh,selama periode kuartal I.2005 – IV.2013.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk seri waktu (time series) selama 36 kuartal (I.2005-IV.2013) dengan menggunakan peralatan analisis regresi linier berganda (multiple regression).Hasil Penelitian menunjukkan Peningkatan KURS dan peningkatan PDRB secara positif dan signifikan mempengaruhi inflasi, sedangkanGM secara negatif dan signifikan menyebabkan inflasi menurun di Provinsi Aceh. HasilPengujian statistik menunjukkan nilai F hitung sebesar 13,353 lebih besar bila dibandingkan dengan nilai F tabel sebesar 2,90 dapat diartikan, secara simultan perkembangan KURS, GM dan perkembangan PDRB berpengaruh signifikan terhadap Inflasi di Provinsi Aceh yang diperlihatkan oleh F-Hitung > F-Tabel. Secara parsial, KURS dan PDRB berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Inflasi.Sedangkan GM secara parsial tidak signifikan pengaruhnya terhadap Inflasi.Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalahKURS dan PDRB berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Inflasi. Oleh karena itu pemerintah melalui kebijakan moneter diharapkan dapat menstabilkanKURS dan melalui kebijakan fiskal dapat mengatasi kesenjangan pendistribusian pendapatan kepada masyarakat serta dapat menghindari GM yang berlebih-lebihan sehingga inflasi dapat dihindari.
Kata Kunci : Inflasi, KURS, Pengeluaran Pemerintah dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PENDAHULUAN Inflasi adalah proses kenaikan hargaharga umum barang-barang secara terus-
menerus
dalam
suatu
wilayah
tertentu.Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia
bertujuan
untuk
menciptakan
Volume 2, No. 2, Mei 2014
- 14
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala masyarakat yang adil dan makmur tanpa adanya
terjadinya
kesenjangan
pendapatan.Peningkatan
tsunami.Selanjutnya pada kuartal I.2009 –
pendapatan nasional dan penggunaan tenaga
IV.2013 PDRB di provinsi Aceh rata-rata
kerja penuh tanpa inflasi dapat dilakukan
mengalami
dengan menggunakan kebijakan fiskal maupun
kuartalnya.
kebijakan moneter. Kebijakan moneter yaitu
konflik
dan
peningkatan
Pengeluaran
mempengaruhitingkatinflasi
pendapatan
Aceh.Tuntutan
dengan
cara
keamanan
Kebijakan
ketidakefisienan
Fiskal
adalah
berhubugan
dengan
diantaranya
kebijakan
pemerintah (anggaran
kebijakan
yang
keuangan
pemerintah
dalam
pengeluaran
untuk
menyebabkan
di
juga
Provinsi
perlindungan
pertahanan
serta
birokrasi
dapat
pengeluaran
pemerintah
meningkat.
mempengaruhi
pengeluaran agregat).
dan
setiap
daerah
peningkatan
mengendalikan jumlah uang yang beredar.
alam
pada
pemerintah
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan nasional
bencana
Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah, semakin besar kegiatan
Setiap negara pasti mengalami inflasi,
pemerintah
maka
semakin
besar
inflasi yang terjadi dapat diakibatkan oleh
pengeluaran
faktor yang berbeda-beda.Oleh karena itu
pengeluaran pemerintah untuk membiayai
pemerintah
infrastruktur yang telah rusak akibat konflik,
harus
faktor-faktor
mampu
penyebab
mengendalikan
inflasi
tersebut.
bencana
pemerintah.
pula
gempa
bumidan
Kenaikan
tsunami
serta
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
memberikan subsidi pada barang-barang dan
inflasi diantaranya faktor nilai tukar Rupiah
jasa-jasa
terhadap US$, pengeluaran pemerintah dan
menaikkan output sehingga inflasi menurun.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Untuk
Laju inflasi yang terjadi di Provinsi Aceh diamati di dua kota yaitu kota Banda Aceh dan kota Lhokseumawe. Pada periode kuartal I.2005 – IV.2005 laju inflasi mengalami kenaikan akibat bencana alam tsunami pada 26
Desember
2004,
ketidakseimbangan
keuangan global dan peningkatan harga minyak
internasional.
Kemudian
selama
untuk
proses
melihat
produksi
perkembangan
akan
inflasi
Provinsi Aceh dari kuartal I.2005–IV.2013 dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 -1 -2
9,51 7,5 5,63 3,55 2,27
1,97
3,39 2,75
2,79
1,28 -0,08 -0,31
2,96 1,55 0,51
1,8 0,64
-0,3
-0,86
I III I III I III I III I III I III I III I III I III 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
kuartal I.2006 - IV.2013 inflasi mengalami penurunan hampir setiap kuartalannya. Hal ini dikarenakan selama kuartal I.2006 – IV.2008 Provinsi Aceh sedang dalam masa rehabilitasi 15 -
dan
rekonstruksi
Volume 2, No. 2, Mei 2014
setelah
di
Gambar 1.Perkembangan tingkat inflasi di provinsi aceh kuartal I.2005-IV.2013 Sumber: BPS provinsi aceh (diolah 2014)
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Gambar
memperlihatkan
perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap US$,
perkembangan tingkat inflasi di provinsi
perkembangan pengeluaran pemerintah dan
Aceh, tingkat inflasi
perkembangan
terjadi
pada
1
yang paling tinggi
kuartal
IV.2005
Produk
Domestik Regional
sebesar
Bruto (PDRB) terhadap perkembangan inflasi
9,51persen, hal ini dikarenakan oleh konflik,
di Provinsi Aceh, maka dapat dipahami bahwa
bencana gempa bumi dan tsunami pada 26
perkembangan
Desember 2004 yang mengakibatkan harga-
merupakan fungsi dari perkembangannilai tukar
harga meningkat tinggi sepanjang tahun 2005.
Rupiah
Harga barang kebutuhan pokok terutama ikan
pengeluaran pemerintah dan perkembangan
juga ikut meningkat.Kemudian pada awal
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
bulan Oktober 2005 pemerintah menetapkan
Secara matematis keterkaitan antara variabel
kenaikan harga BBM sehingga mendorong
tersebut akan dianalisis dengan menggunakan
meningkatnya harga-harga barang dan jasa.
formula menurut Rother (2004:16) sebagai
Seiring dengan membaiknya perekonomian di
berikut:
inflasi
terhadap
di
Provinsi
US$,
Aceh
perkembangan
provinsi Aceh maka inflasi turun pada kuartal III.2006 mencapai 1,97 persen. Pada tahun
𝑆𝐷− 𝐼𝑁𝐹𝐿𝑖,𝑡 = 𝛽𝑖,0 + 𝛽1 𝐼𝑁𝐹𝐿𝑖,𝑡 + 𝛽2 𝐷𝑆𝑇𝑁𝐶𝑖,𝑡 +
2007 inflasiter tinggi terjadi pada kuartal
𝛽3 𝐷𝑌𝐺𝑃𝑖,𝑡 + 𝛽4 𝐺𝑋𝑖,𝑡 + 𝛽5 𝑆𝐷𝑀𝑌𝑖,𝑡 + 𝛽6 𝑆𝐷𝐸𝑅𝑖,𝑡 +
III.2007 mencapai 5,63 persen. (BPS Provinsi
𝛽7 𝐼𝑀𝑃𝑖,𝑡 + 𝜀𝑖,𝑡 (1)
Aceh :2014). Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di Provinsi Aceh diantaranya faktor nilai tukar rupiah terhadap US$, pengeluaran pemerintah dan Produk Domestik Regional Bruto sedangkan faktorfaktor lain yang mempengaruhinya tidak dimasukkan
dalam
penelitian.
Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah untuk
Dimana: i t SD_INFL D_STNC
: : : :
D_YGP GX SD-MY
: : :
SD_ER IMP
: :
mengetahui nilai tukar rupiah terhadap US$, pengeluaran
pemerintah
Domestik Regional
dan
Produk
Bruto mempengaruhi
inflasi di Provinsi Aceh?
Kemudian model tersebut dimodifikasikan ke
METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
bagaimana
Negara Waktu Volatilitas Inflasi Perubahan absolut dalam kebijakan fiscal Output Gap Pengeluaran Pemerintah Kebijakan moneter yang direfleksikan dengan volatilitas broadmoney ratio terhadap GDP Volatilitas nilai tukar nominal Pembagian impor relatif terhadap GDP
pengaruh
dalam model sederhana sebagai berikut: INFL = f (KURS, GM, PDRB)
(2)
Volume 2, No. 2, Mei 2014
- 16
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala KAJIAN PUSTAKA atau
Teori Inflasi
INFL = β0 + β1 KURS + β2 GM + β3 PDRB + 𝑒𝑖(3)
Inflasi
adalah
proses
kenaikan
harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu
Dimana: INF
naik
:Inflasi
Mungkin
KURS :NilaiTukarRupiahterhadapUS$ GM
saja
persentase dapat
yang
terjadi
sama.
kenaikan
tersebut tidaklah bersamaan yang pasti
:Pengeluaran Pemerintah
terdapat
PDRB :ProdukDomestikRegionalBruto ei
dengan
kenaikan harga
umum barang
secara terus-menerus selama suatu periode
:Variabel Pengganggu
tertentu.Kenaikan yang terjadi hanya sekali Agar tidak menimbulkan pengertian ganda tentang variabel-variabel utama pada penelitian ini, maka di jelaskan definisi masing-masing
saja (meskipun dengan persentase yang cukup besar) bukan merupakan inflasi. (Nopirin, 2008:174).
variable sebagai berikut : a. Inflasi, yaitu terjadinya kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus di Provinsi Aceh yang diukur dalam
b. Nilaitukaradalah perbandingan nilai/ harga antara mata uang rupiah terhadap US$ diukur
Kurs nominal ditentukan oleh kurs
asumsi yang lain tetap sama, tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan depresiasi mata uang. Negara-negara dengan tingkat inflasi
dalam Rupiah. c. Penggeluaran pemerintah yaitu keseluruhan penggeluaran pemerintah Provinsi Aceh atas dasar harga konstan tahun 2000 yang diukur
yang relatif tinggi cenderung memiliki mata uang yang terdepresiasi dan negara-negara dengan inflasi relatif rendah cenderung memiliki
dalam milyar Rupiah. d. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
mata
uang
yang
terapresiasi.
(Mankiw, 2006:142).
atas
dasar harga konstan tahun 2000 yang diukur dalam milyar Rupiah.
Inflasi
riil dan tingkat harga di dua negara. Dengan
persen.
keseluruhan PDRB di Provinsi Aceh
Nilai Tukar Rupiah Terhadap US$ dan
Pengeluaran Pemerintah dan Inflasi Keadaan perekonomian yang inflasi dan deflasi tidak dapat diatasi langsung oleh masyarakat dan mekanisme pasar, tetapi harus dilakukan oleh pemerintah dengan menggunakan instrumen berupa kebijakan
17 -
Volume 2, No. 2, Mei 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala moneter
dan
kebijakan
fiskal. (Rahayu,
2010:33).
langsung
akan
mempengaruhi
kegiatan
ekspor dan impor dalam permintaan agregat Perkembangan Nilai tukar Rupiah terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
US$ di Provinsi Aceh pada kuartal I.2005 –
dan Inflasi
II.2005 rata-rata sebesar Rp.9548
Dalam mengukur perekonomian di suatu daerah digunakan produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang timbul akibat adanya
terlihat pada gambar2 berikut ini: 12000 11446
11500 11000
11000 10500
10233
10000
berbagai aktifitas ekonomi di suatu daerah. Data PDRB tersebut menggambarkan kemampuan suatu daerah
dalam
mengolah
sumberdaya
yang
dimilikinya menjadi suatu hasil produksi. (Sukirno, 2006:17).
seperti
9500 9000
10225
9890 9310 9480 9075
8500
9000 8684
8590
8000 I III I III I III I III I III I III I III I III I III 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 2Perkembangan KURS Periode Kuartal I.2005 – IV.2013 Sumber: BPS Provinsi Aceh, (diolah 2014).
HASIL PEMBAHASAN Perkembangan Inflasi di Provinsi Aceh Selama periode kuartal I.2005 – IV.2013 Perkembangan inflasi di Provinsi Aceh
Perkembangan Pengeluaran Pemerintah di Provinsi Aceh
berfluktuasi di setiap kuartalannya. Tingkat
Selama
periode
kuartal
I.2007
–
perkembangan rata-rata inflasi di Provinsi Aceh
IV.2007
selama periode kuartal I.2005 – IV.2013 adalah
pemerintah
sebesar 1,90 persen per kuartal. Jika kita
Kemudian pada periode kuartal I.2008 –
hubungkan dengan teori keynes tentang
IV.2009 mengalami peningkatan rata-rata
penggolongan tingkat inflasi maka pada
sebesar Rp. 1669 milyar dan selanjutnya
umumnya terjadi inflasi ringan di Provinsi
meningkat lagi pada periode kuartal I.2010
Aceh selama periode waktu tersebut.
– III.2013 rata-rata sebesar Rp. 2057 milyar.
terjadi
kenaikan
rata-rata
Rp.
pengeluaran 784
milyar.
Peningkatan tertinggi terjadi pada periode kuartal III.2013 – IV.2013 yaitu rata-rata Perkembangan KURS di Provinsi Aceh Perkembangan
KURS
sangat
berpengaruh terhadap inflasi di Provinsi
sebesar Rp. 3041 milyar. Sebagaimana terlihat pada gambar3 sebagai berikut :
Aceh baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengaruh secara langsung terjadi karena perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap US$ akan mempengaruhi pola pembentukan harga dan secara tidak Volume 2, No. 2, Mei 2014
- 18
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3500
3161
3000
dibandingkan dengan aliran uang keluar di Provinsi
2500
2091
2000
ini
memperlihatkan
bahwa pengeluaran pemerintah yang terus
1829
1500
Aceh.Hal
meningkat pada setiap kuartalan I.2005 –
1000 500
636 849
523
IV-2013 lebih besar mengalir keluar.
0 I
III
I
2005
III 2006
I
III 2007
I
III 2008
I
III
I
2009
III 2010
I
III 2011
I
III 2012
I
III 2013
Perkembangan PDRB di Provinsi Aceh
Gambar 3Perkembangan Pengeluaran Pemerintah di Provinsi AcehPeriode kuartal I.2005 – IV.2013 Sumber: Dinas Keuangan Aceh, (diolah 2014)
Bruto (PDRB) di Provinsi Aceh berfluktuasi
Gambar
terlihat pada gambar5 sebagai berikut :
3
diatas
pengeluaran
menunjukkan
pemerintah
terus
bahwa
mengalami
kenaikan selama periode kuartal I.2005 – IV.2013.Rata-rataperkembangan
pengeluaran
pemerintah adalah sebesar Rp. 1555 milyar. Dalam pemerintah
melihat
di
Provinsi
jumlah
pengeluaran
Aceh
sebagaimana
dijelaskan diatas, maka kita perlu
mengetahui
aliran uang masuk dan aliran uang keluar (money inflow & money outflow) di Provinsi Aceh sebagaimana diperlihatkan pada gambar4 dibawah
Perkembangan Produk Domestik Regional selama kuartal I.2005 – IV.2013 sebagaimana
9900 9700 9500 9300 9100 8900 8700 8500 8300 8100 7900 7700 7500
9686
9659 9265
9199 8688
8045 I
III 2005
I
III 2006
I
III 2007
I
III 2008
8014 I
III 2009
I
III 2010
I
III 2011
I
III 2012
I
III 2013
Gambar 5. Perkembangan PDRB Provinsi Aceh Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 Selama Periode Tahun I.2005 – IV.2013 Sumber: BPS Provinsi Aceh, (diolah 2014)
ini: Berdasarkan gambar 5 di atas, perkembangan 2.000.000
tingkat PDRB selama periode kuartal I.2005 –
1.500.000 1.000.000
II.2005 rata-rata sebesar Rp. 8795 milyar
500.000 I III I III I III I III I III I III I III I III I III I III 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
INFLOW
OUTFLOW
Gambar 4Aliran Uang di Provinsi Aceh Periode kuartal I.2005 – IV.2013 Sumber : Bank Indonesia Provinsi Aceh, (diolah
Analisis Pengaruh KURS, Pengeluaran Pemerintah dan PDRB terhadap Inflasi di Provinsi Aceh Dalam menganalisis pengaruh antara Kurs, pengeluaran Pemerintah dan PDRB terhadap
2014).
tingkat inflasi di Acehdilakukan dengan Gambar 4diatas menunjukkan bahwa aliran 19 -
uang
masuk
lebih
Volume 2, No. 2, Mei 2014
sedikit
menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS). Data yang diperoleh diolah dengan
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menggunakan aplikasi shazam 10. Hasil output
Tabel 1 dibawah ini:
dengan menggunakan shazam 10 dapat dilihat pada
Tabel.I Hasil Estimasi Model RegresFungsi Inflasi Name Variabel
Koefisien estimasi Standard Error
T-Ratio (T Hitung)
Nilai-P (Peluang)
6.9358
4.001
1.733
0.093
GM
-0.20491E-02
0.3657E-03
-5.603
0.000
PDRB
0.13674E-02
0.5070E-03
2.697
0.011
-70.465
36.07
-1.954
0.060
LKURS
CONSTANT
= 0.5559 F Hitung = 13.353 DW= 2.1482 Variabel Dependent : Inflasi (INFL) fungsi inflasi : INFL = -70,465 + 6,936LKURS – 0,002GM + 0,001PDRB Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil
analisis
regresi
perkembangan
Kurs,
pemerintah signifikan
(GM) dapat
secara
negatif
menyebabkan
dan
inflasi
Pengeluaran pemerintah dan Perkembangan PDRB,
menurun di Provinsi Aceh selama periode
merupakan
kuartal I.2005-IV.2013.
bentuk
linear
berganda
dengan
pendekatan kuadrat terkecil (Ordinary Least
2. Peningkatan nilai tukar Rupiah Terhadap
Square), diperoleh hasil persamaan sebagai berikut:
US$
INFL=-70,465+6,936KURS–0,002GM+0,001PDRB
menyebabkan harga-harga barang secara umum
Perkembangan Inflasi, jika tanpa ada perkembangan
kurs,
pengeluaran
dan
perkembangan PDRB (KURS, GM dan PDRB = 0) maka perkembangan inflasi sebesar -70,465, sedangkan jika bertambah 10 point masing-masing varibel maka tingkat inflasi akan naik.
(KURS)
mengalami
di
Provinsi
kenaikan
Aceh
sehingga
menimbulkan inflasi selama periode kuartal I.2005-IV.2013. 3. Perkembangan Produk Domestik regional Bruto (PDRB) di Provinsi Aceh dapat meningkatkan permintaan agregat sehingga dapat menimbulkan celah inflasi (inflationary gap) yang dapat menjadi sumber inflasi
KESIMPULAN DAN SARAN
selama periode kuartal I.2005-IV.2013.
Kesimpulan
4. Rata-rata tingkat perkembangan inflasi
1. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ (KURS) dan peningkatan perkembangan Produk Domestik regional Bruto (PDRB) secara
positif
dan
signifikan
dapat
menyebabkan inflasi mengalami kenaikan, sedangkan
peningkatan
(INFL) di Provinsi Aceh selama periode kuartal I.2005 – IV.2013 adalah sebesar 1,90 persen per kuartal, dengan rata-rata tingkatperkembangan pertumbuhan adalah 0,54 persen per kuartal. Inflasi tertinggi terjadi
pengeluaran Volume 2, No. 2, Mei 2014
- 20
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pada kuartal IV.2005 sebesar 9,51 persen
DAFTAR KEPUSTAKAAN
dan inflasi terendah terjadi pada kuartal I.2009 – IV.2012 rata-rata sebesar 0,54 persen. Jika kita hubungkan dengan teori keynes
tentang
penggolongan
Badan Pusat Statistik, 2012. Aceh Dalam Angka, (2005 s/d 2012) Provinsi Aceh. Banda Aceh.
tingkat
inflasi maka pada umumnya terjadi inflasi
Badan
Pusat Statistik, 2014Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh.No.08/02/Th.XVII. 5 Februari 2014.
Bank
Indonesia, 2012,2014. Laporan Perekonomian Indonesia 2005, Kinerja Perekonomian Indonesia (2005 s/d 2014) Indonesia. Jakarta.
ringan di Provinsi Aceh selama periode waktu tersebut. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah : 1. Sebaiknya pemerintah dapat
Dinas Keuangan Aceh, 2005,2014Anggaran Pendapatan Belanja Aceh. Banda Aceh.
menstabilkan
antara aliran uang masuk dan aliran uang keluar
Mankiw, N. Gregory, (2006). Makroekonomi, Erlangga. Jakarta.
di Provinsi Aceh. 2. Peningkatan pengeluaran pemerintah dalam rangka membiayai perbaikan infrastruktur akibat kerusakan pada saat musibah gempa bumi dan tsunami pada periode kuartal I.2005-IV.2013 telah dapat menekan peningkatan inflasi namun Pemerintah Aceh perlu menghindari pengeluaran yang berlebih-lebihan yang dapat menimbulkan beberapa akibat buruk seperti kemungkinan berlakunya inflasi yang serius atau hutang negara yang berlebih-lebihan. Untuk menghindari masalah-masalah seperti ini pemerintah harus mempertimbangkan penerimaan pajak dalam menyusun anggaran belanja.
21 -
Volume 2, No. 2, Mei 2014
Nopirin. .2008. Ekonomi Moneter, Buku II, Edisi Ke-1, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. BPFE, Yogyakarta. Rahayu, A.S. 2010. Pengantar kebijakan Fiskal, Bumi Aksara.Jakarta. Rother, P. C. 2004. Fiscal Policy and Inflation Volatility, Working Paper Series. No. 317/March 2004. Sukirno, S. 2007. Makroekonomi Modern, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Dan Makro ekonomi teori pengantar, edisi ketiga, raja grafindo persada.Jakarta.