ANALISIS FAKTOR"FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KECAMATAN DI KABUPATEN ACEH TAMIANG
TES IS
Dlajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Magister Perencanaan dan Kebijakan Pubhk lin1vP.rsit.as Indonesia
Oleh:
Sri Morina NPM. 6605220446
MAGISTER PERENCA~AAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2006
LEMBAR PENGESAHAN
Sri Marina
Nam a Tempat/tanggal
lahir
Kuala Simpang, 30 Juli 1975
NPM
6605220446
Judul Tesis
Analisis
Faktor-faktor
Kepadatan
yang
Penduduk
Mempengaruhi Kecamatan
Kabupaten Aceh Tamiang
Depok,
Nopember 2006
Menyetujui Pembimbing,
(Dr. Ir. Nining I. Soesilo, MA)
Mengetahui : Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Ketua,
(Dr. B. Raksaka Mahi) NIP. 131 923 199
di
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dia-lah yang menurunkan kepada hamba-Nyo oyat-ayat yang terang (Al Qur'an) supaya Dia mengeluarkan kamu dorl kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Ma.ha Penyantun lagi Maha Penyoyong terhadapmu. (Al Hadid:9)
Sesungguhnya, Kami telch menempatkan kamu sekalton di muka bumi don Kami. cdokcn bagimu di muka bvrnl itu (sumber) penghidupan. Amat sedikltloh kamu bersyukur. (Al A'rof :10)
S~k.eaj~ hvm.ev~me.Yekw Akw ~ bu-tcvrtycvte.¥\.t~ YYLeYekcvpadcv ~ y~ kwte-tn<M/ Mctt"
~.LMnl
pu-lAtui.w
!vi e.{rkV U;{.I pe-v~ PurVLCMnCV ~
CMl!Lbuv(,(/pcu:U:u- ~cv
pe.Yj~d
Ke:pe-v~~
y~t~~t~wwlMl\t;uk,,wteY~y~terc£,v\t"cv;
I~'13.N1.uhaaicttv br.Gi)vU;'~ Ay~Pr..et;M 13~ KMoUv-~; fr.Em,euA~ ~f> & ~~; Iv.Y~R~ tlevmi/SvvUUrwL, SI & ~fifW~cvtlel+nVKurvUc<MJovvv, SI & k.e"lu,a,yf¥M. My ~{ore>.1e-v S~ S.PW. IM\f)CVm.eA'"ekw.~
te¥~00va:t"~daA'\!~~ oAA
n Jn
''~""
:z..' , :z.. ,..,,, , ..
M
> ,.,.., .• ~
':.Y""'
te-viAnvv~y~truvte-v~da-rv~~~ Tet"o.:plcUv YYl£4'y'~ ~CV ha:tV y~ ~~~UV ~~ ~kakikw ~ harv~da.-¥\1
~eru.M'\:Ycv.
ABSTRAK SRI MORINA, Analisis faktor-tatctor vang Mempengaruhi Kepadatan Penduduk Kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang. {Dibimbing oleh Dr. Ir.Nining 1. Soesilo, MA). Kabupaten Aceh Tamiang merupakan saran satu Kabupaten di Provms: Nanggroe Aceh Darussalam yang laju pertumbuhan penduduknya terus meningkat dengan lcepadatan penouauk yarg l
eker]a disektor pertanian berpengaruh negatif terhadap kepadatan penduduk, Sedangkan jents pekerjaan kepala rurnan tangga disektor jasa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepadatan pendt.:-'•Jk. Setiap pentnqkatan l persen jumlah kepala rumah tangga tang oeeerje di sektor industri, maka kepadatan penduduk akan naik sebesar 0,080 persen dibandingkan rata-rara l<epadatan pendudul< kecenatan lalnnya dalarn Kabupaten Aceh Tamiang. Setiap peningkatan 1 oerser. jumlah kl:!p<:llct rumah tangga yang bekerja desektor per iaruan maka kepadatan penduduk akan turun sebesar 0,081 persen dibandingkan rata-rata kepadatan penduduk kecarnatan !ainnya dalam Kabupaten Aceh Tamiang. Elastisitas jen1s pelcerjaan kepala rumah tangga disektor pertamen lebih besar daripada elastisitas jenis pekerjean rumah tangga disektor industri.
Kata kunci : Kepadatan Penduduk, Urbanisasi, Elastisitas Jenis Pekerj&an, l(abupaten Aceh Tamlang.
I
f
-·
-:
.:
I
I
..
KATA PENGANTAR
L1mpdh<:tn
do'a dan puja syukur hanva tercurah kepada Allah SWT,
dengan secata yang teren d1berikan-Nya, penelitran
yang
berJudul
Analisis
penulis mampu
Faktor-faktor
menyelesaikan
yang
Mempengaruhi
Kepadatan Penduduk Kecamatan di Kabu;:iaten Aceh Tarr.iang. Penerltran penduduk
dalam
yang
tesis ini dilatarbelakangi
kurang
merata
melihat dan mergamati
bahwa sebaran
pada daerah pernukirnan Kepadatan penduduk menimbulkan
rncncoba
masalah
pada daerah
untuk menjefeskan
dengan pendekatan
Aceh Tamrang. Penulis
penduduk
cenderung
terpusat
utama scporn di Kccarnatan Kota Kualasimpang.
yang terkonsentrasi
berbagai
sosial masyarakat
di Kabupaten
atas fakta kepadatan
t<:011
peda sotu tempat tertentu akan
yang berpengaruh
terhadap
tersebut. Oleh karena
kehidupan
rtu, penelitian
fakta kepadatan per.duduk
rni
di suatu tempat
urb<1nisas1 model Todaro. Menurut Model Todaro
dikatakan bahwa proses migrasi desa-kota disebebkan adanva perbedaan exnected
income
urbanlsasi karena
antara
kota
dan
desa,
Dengan
derniklan,
adanya
expected income dari scktor non pertanian (sektor jasa
dan lndustri). Sebagai star perencana Tamiang,
penulis
B1dang Fis1k di Bappeda kabupaten
mernandanq
hal ini sebagat
fenomena yang
Aceh
rnenank
untuk dikaji dalam ncntuk penclman, tcruterns untuk perencanaan secera sektorat dan kewilayahan.
mi kiranva
dapat
Seh1ngga ilengan has.: ;:>enel1tian daJam resis
member.kan
cerencanaan
mrormasr
dan
rnanfaat-
manfaat Jainnya. Banyak
sumbargsih
pe-iuhs dalam penyelesaian
dari berbaga1
dan penyusunan
trdak lupa penuhs raenqucapkan Bapak Dr. Raksaka dan
Kebijakan
pthak y<Jng diberikan
tenrna
tests ini. UnLuk itu semua,
kasih yang tak terhingga
Mahi selaku Ketua Program Publik
Fakultas
Ekonomi
kepade
Magi!;ter Univcrsitas
kepada
Perencanaan Indonesia;
Ibu
Dr.Ir.Nining
meluangkan
I.
waktu
Soesilo, untuk
MA seleku
rnembenkan
Tamiang yang telah memben
Pemblmbing
brrnhmqan:
yang
Bapak Bupati
ijln untuk melanjutkan
studi: Bapak Ors. fskandar Zulkarnal-r,
Bappeda
Aceh Tamlang
dukungan
dan
ijin baqi penulis;
yanq
MAP, Kepala
tetah memberil
Bapak fr.Adi
Aceh
studi dan tambahan
bantuan pcmbiayaan Kabupaten
berkenan
Darrna,
rnonvesl.
M. Si.,
Kepala
B1dang Flsik Bappeda Kabupaten Aceh Tarruanq yang tclah rnemben dan
membantu
t.azwarrn
H,
mengumpulkan
SE,
Kepala
Sub
data-data Bidang
untuk
penelitian;
Penndustrian
dan
izin
Bapak
Perdagangan
Bappeda Kabupaten Ar.Ph Tamiang yang tetah banyak memberi dukungan sehingga
penulis dapat melanjutkan
Kasuboid.
Koperasi
lbu Kemalawati,
studr,
dan UKM B<1ppeda
Kabupaten
S.Ag,
Aceh Tamlang
Pit. yang
selalu siap mernbantu saat dibutuhkan; Bapak Anclri Yudhi, ME, staf BPS Pus<'Jt y;;ing banyak rekan-rekan
memberi
'llasukan
dalam
pengolahan
MPKP FE U[ Angkatan XlV Kelas Pagl-Salemba
data;
scrte
yang telah
rnembentu penuhs. Penulls menyadarr keterbatasen-ketarbatasen memungklnkan
adanya
kekurangan
dan
yang ada, sehingga
keselahan
dalam
tesis
ln].
Intormasr llmu penqetahuan den segala hal yang berkaitan dengan tests sangat penulis harapsen untuk penyempurnaan
karya lnl.
Depok, Nopember
2006
Penulis
11
------1
-
DAFTAR
ISI Halaman
KATA PENGANTAR
DAFT AR
i iii
ISi
DAFTAR TABEL
v
DAFT AR GAMBAR DAFT AR LAMPIRAN
viii
BAB I.
BAB II.
BAB III.
vii
PENDAHULUAN 1.1. 1 atar Belakang 1.2. Perumusen Masalah , 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian 1.5. Hipotesis 1.6. Melodologl 1. 6.1. Sumber data..................................... 1.6.2. Metode anallsfs 1.7. Ruang Lingkup 1.8. Slstemauka Penullsan 1.9. Kerangka Serplkir TINJAUAN LITERATUR 2. 1 Teon Urbanlsasl dan Mlgrasi Desa-Kota 2.2. Penyebaran Pemukiman 2.3. Penggunaan Lahan di Wllayah Pedesaan 2.4. Pendekatan Tata Ruang........ 2.5. Ketenagakerjaan 2.6. Kuosie:i Lokasl (Location Quotient) 2.7. Model Ekonometrlka
1
10 11 12 12 12 12 13 13
14 15
16
23 24 .. .. 26 30 31 33
GAMBARAN OBJEI< PENELITIAN
3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6.
Kond:si Kependudukan Kond'sr Ketenagakerjaan Kondisi Perekonomian Penggunaan Lahan dan Pola Pemukirnan Struktur Pemanfaatan Ruang Fasil1tas Perl
44 47 46 52 52 58
58 59 61 62 62 64
iii
3. 7 .1. Sistem Penyediaa n Air Bersih.............. 3. 7 .2. Pos dan Telekomunikasi... .. .... ... .. .. .. .. 3.7.J Kel1strikan...................................... 3.7.4 Sistem Transportasi 3.8.Kelembagaan dan Masyarakat...................... 3.8 1. kcperesr. .......•......•..••..•...•...•.••..•.••.... 3.8. 2. Perbankan BAB IV.
67
67
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
BAB V.
64 64 65 65 67
D~sknps1 Data Hasil Regresi Pooled Estimarion 4.2.:.. Model LQ Kepadatan Penduduk (Model 1) 4.2.2. Model Kepadatan Penduduk (Model 2} ....................•................ Has1I Regresi Fix Effect Estimation 4.3.1. Model LQ Kepadatan Penduduk (Model!) 4.3.2. Model Kepadatan Penduduk (Model 2) Hasil PenguJian Asumsi 4.4.1. Multlkollnlerltas 4.4.2. Autokorelas1 4,4. 3. Heteroskedastisitas Hasil Anallsis
69
71 71 , 74
77 77 81 85 85 86 87 88
PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.2. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN·LAMPIRAN
90 91 92
DAFTAR
No. 1.1
1.2
TABEL
Judul
Ha la man
Keadaan Penduduk dan Penyebarannya di K.;ibupaten Aceh Tamiang Tahun 2004.... .. .. .. ... .... .. .. . . ... . ... . . . .. ..... .. ...... ...
3
Jumlah Penduduk dan Kepadatannya Menurut Kecamatan d1 Kabupaten Aceh Tamiang, Tahun 2001-2004
'1
1.3 Jenis Pekerjaan Kepafa Ru'Tlah Tangga d1 Kabupaten Aceh Tarrranq Tahun 2001 - 2004..... .. .. .... ... .. .. . ... ..... .. .. . . . ... ... . . 5
1.4 JumJah Tenaga J<erja yang Terdaftar otnnci Menurut lapangan Usaha di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2004 .... 7 1.5 Persediaan Tanah untuk Pernukrrnan Berdasarkan Arahan Tata Ruang Kabupaten Aceh Tamiang...............................
9
2.1 Mi:ltriks Model-model
21
Lokasi Pemukiman
2.2 Model Pemu
22
3.1 Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang Tanun 2005 - 2013
46
3.2 Jumlah Angkatan Kerja dan Tingkat Part1srpas1 Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Tarnianq Tahun 2002 ..................................•....................
47
3.3 PDRB Kabupaten Aceh Tamiang dan Pertumbuhan Tanpa Mig2s, Tahun 2001·2004
,,
,.,,, 48
3.4 Pertumbuhan
PDRB Kabupaten Aceh Tamlang Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Migas) Atas' Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2001-2004
3. 5 Drstn busi Persentase PDRB Kabu paten Aceh Tamiang Atas' Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tanpa Migas, Tahun 2.001-2004
50
51
3.6 Fasu.tas Pendidikan 01 Mas'ng-masing Kecamatan Dalam Kabupaten Aceh Tarmanq Tahun 2004.......... ..........•........
59
3.7 Fasilitas Kesehatan di Mas1ng-masing Kecamatan Dalam Kabupaten Aceh Tamie1ng Tehun 2004.............................
60
v
3.8 Fasll1tas Penbadata t d1 Masing-masinq Kecamatan Dalam Kabupaten Aceh Tarmanq Tahun 2004..............
61
3.9 Banyaknya Industri Kecil, Menengah dan UKM d1 Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2003..............................................
63
3.10 Banyaknya Pe!anggan dan A·ryang Disalurkan omnci Menurut Kecamatan Dalam Wilayah Kabupaten Aceh Tarniang Oleh PDAM Trrta Peusada Langsa Cabang Aceh Tarniang Tahun 2004..... .. .. .. .. .. 6'1 3.11 Panjang Jalan di Masing-masing Kecamatan Dalam Wilayah Kabupaten Aceh Tarruanq Tahun 2004.............................
4. l
Has1 I Perhltungan Location Quotient ( LQ) Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Tarmanq Tchun 2004
66
70
4.2 Has1J Regresi Jenis Pekel]aan Rumah Tan£ga per Sektor terhadap LQ Kepadatan Penduduk (Pooled)
72
4.3 Hasil Regresi Jenis Pekerjaan Rumah Tangga per Sektor terhadep Kepadatan Penduduk (Pooled)
75
Hasil Regresl Jerus Pekerjaan Rumah Tangga per Sektor terhadap LQ Kepadatan Penduduk (Fixed E'ffect)
79
4.5 Hasil Re9res1 Jenis P~lr~rJaan Rumah Tangga per Sektor terhadap Kepadatan r1 -:duauk (Fixed Etrect)
83
4.4
4.6 Has1I UJ1 Korelasi Deng.~;, Menqgunakan Pearson Correlation Matrix Model 1................. . .. .. .. . .. .. .. .. . . . . .. .. .. .. .. . .. . .. • .. .. .. . 86
4.7 Hasil Uji Korelas1 Dengd"'I Menggunakan Pearson Correlation Matrix Model 2
86
4.8 Hesil Uji Autokorelasi
87
vi
DAfTAR GAMBAR
No. 1.1
Judul
Halaman
Alur Kerangka Berpik1r..... ... .. ... .. ... .. . ..... .. .. . .. .. .. ... . . .... ..
15
3.1 PenyebaranPenduduk Kabupaten Aceh Tamiang. menurut Kecamatan Tahun 2004................................................
44
3.2 T1ngkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Aceh Tam1an9 Menu·ut kecarnatan Tahun 2003.:2004...........................
'15
Vil
DAFTAR
No.
LAMPIRAN
ludul
1
Peta Renca:ia Pemanfaatan Ruang Kabupaten Aceh Tamiang
2
tuas Lahan Berdasarkan Arahan RTRW Kabupaten Ace:i Tarruanq, Tahun 2004·2013
3
Pcrhitungan Location Quotient (LQ) Lahan di Mas1n9·masing Keca natan d1 Kabupaten Aceh Ta:niang Tahun 2004
4
Perhitungan tocancn ouonsrt (LQ) Kepadatan Penduduk di Masing·masing Kecamatan di Kabupatcn Aceh Tamiang Tahun 2004
5
Data Jerus PekerjaanKepala Rumah Tangga menurut Kecamatan Tahun 2001·2004 d1 Kabupaten Aceh Taniang dan Perrutunqan lndeks Fas1 itas Menurut Kecamatan Tahun 2001· 2004 dr Kabupaten Aceh Tarr.iang
6
Proyeksi Jumlah Pend~duk Per Kccamatan d1 Kabupaten Aceh Tamlang Tahun 2005·2013
7
Perh1tungan PDRB Kecamatan-kecamatan d1 Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2001·2004 Tanpa Migas Atas • Dasar Har•Ja Konstan Tahun 2000 (Jutaan Rup1 |
8
Perhtn. nga n Ting ka: Kepadatan Penduduk Menurut Kecarr ;.tan di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2004 dan Produ":tivitas PDRB Menurut Luas Lahan Pemukiman d1 Mas1ng-masin9 Kecamatan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2004
9
Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Menurut PekerJaan Utama Kepala keluarga Menurut Sektor (7 Sektv·J dan Kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2001·.2004
10
Hasil Regresi Sebelum dan Sesudat. Ditreatment untuk Model Jumlah Penduduk
11
Kepadatan Per.duduk dan Jumlah Rumah Tangga Menurut Pekerjaan Utama Kepala keluarga Menurut Sektor (3 Sekto·) dan Kecamatan di Kab:.ipaten Aceh Tamiang Tahun 2001-2004
\'1)1
12
LQ Kepadatan Penduduk dan Jumla1 Rumah Tangga Menurut Pekerjaan Utama Kepala keluarga Menurut Sektor (3 Sektor-) dan Kecamatan d1 Kabupaten Aceh Tamiang 'ranun 2001 ·2004
13
Has11 Regres1 Sebelum dan sesucan Dicreatment (Poofed)
14
Hasil Regresi Sebelum dan Sesudah Ditreatment untuk Model 2
untuk Mocel 1
(Poofed)
15
Hasil Regresi seceiom dan Sesudah D1treatment untuk Model l (Fixed Effect)
16
Hasil Regres1 Sebelum dan Sesudah Ditreatrnent untuk Model 2 (F•xed Effect)
17
Perhitungan Elastis1tas Dan Model Semllog LQ kepadatan Penduduk dan Hasil Penguiian F ternadap Model Pooled atau Fixed Effect
ix
SABI PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Sejalan den9an pelaksanaan otonorni daerah, make kegiatan di wila·yah KabupateniKota
pembangunan
mengalami perkembangan
yang relatif pesat, baik secara kewilayahan rnaupun secara sektoral.
kew1layahcm, perkernuanqan
secara
perubahan
struktur
ditunjukkan
dengan
tata
tersebut
ruang.
perubahan
uitun)ukkan
Sedangkan
wilayzh
secara
secara
denqen
sektoral
fisik akibat
dan
pernbanqunan itu scndm. Jika pcruoahan yang terjadi tersebut ticak
dranttsrpasr, tmpnkesmya adalah terhadap pemanfaatan ruang wilayah. Proses pertumbuhan suatu daerah trdak terjadi drsetlap tempat
secara bersame-sama rnelainkan rnuncul di tempet-tempat
tertentu
dengan mtensitas yang berbeda-beoa. Pusat-pusat pertumbuhan atau
growth centre yang crrnaksud pusat
desa
kegiatan
disini adalah roukota kecamatan atau
yang berfungsi sebagai kawasan pemukiman, pusat
perekonomian atau kawasan pemukiman yang
sudeh
rnencrrlkan kehidupan perkotaan. Berdasarkan kenyataan diatas, maka
dibutuhkan peran dari perencana cralam mengantisrpasi perkembangan dari proses pertumbuhan tersebut . Kawasa n terkonsentrasmva
se:urrlah
yang didomlnasi
penduduk Konsentrasi
menunjukksn
dil r at
perkotaan
penduduk
diartika n
sebagai
tempat
deng1111
berbagai
aktivitas
panduduk
oleh keg1atan jasa
pada
suatu
w1layah atau tempat
wilayah penduduk
dan perdagangan. dan
penyebarannya
te-sebut
berrnukirn.
Pemukiman perkotaan utamanya lebih diarahkan pada masing-masing ibukota
kecamatan,
dengan
harapan
masmq-masrnq
ibukota
kec:amatan tersebut lebih berkembang lagi ke arah yang iebih balk, Kawasan
pemuklman
yang berperan sebagai pusat pertumbuhan
brasanva dicirikan oleh konsentrasi penduduk yang rP.1atif tinggi, relat1f 1
tersedianya
fasi11tas sosial exonorm, dan memilil<1 tingkat aksesibilitas
yang tingg 1. Dalam
suatu
sangat penting
untuk
dipenuhi.
oenvebare-i
sarana
keschatan,
pe/ayanan
umum
penunjarg
umum
rel:neasi dan tam-tam.
fasilitas
fasilitas
perhatlan
Fasilitas pelayanan
pendrdikan,
sarana
perbelanjaan/perdagangan, dan
penyediaan
juga pertu mendapat
masyarakatnya
kehidupan
pemukiman,
(public service), sebagai
umum
peiavanan
ates
kawasan
karena
ini terd1ri
peribadatan, Penilaian
kondisi
orpertukan
Lntuk
mengetahw kemampuan daerah dalam penvediaan fasil1tas pelayanan umum,
efisiensj/inefisiensi
kebutunen fasllitas
penggunaan,
umum
berdasarkan
penccduk dan stander pemukiman penyebaran
fasihtas
distribusl,
pelayanan
serta
perkiraan
jurnlah dan perkembangan
yang ada.
umum
Penilaian kondlsl dan
tersebut dapat
dinnjau
dari
beberapa hal, yaitu [umlah penduduk, jarak/waktu temouh, jenis dan d istrlbusl
Fasllitas, lcondisi banqunan
dari setiap
jerus fasilitas
dan
daP.rah pemakaran
dan
l'rekuens1kegiata n, Kabupaten
Aceh Tam1an9 merupakan
Kabupaten Aceh Timur yong dibcntuk pada tanggal dtresrmkan geografis
sebagai Kabupaten
Kciuupaten
pada tanggal
Aceh Tamianq
10 April 2002 dan
2 .)uli 2002.
terbentanq
Secara
pada posts! 97°44'
98°18' BT dan 03°53' - 04°32' LU, dengan batas-batas administ.ratif
:
Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malakc. Sebelall ttrnur berbatasan denge1n Provinsi Sumatere Utara Sebelah selatan beroatasan dengan kabuparen Gi!YO Lues Sebelah barat berbatasan dengan Kota Lano,a Kabupaten
Aceh Tam1ang terdin dari 8 Kecamatan,
dan 641 dusun yang secara keseluruhan
208 desa
memiliki luas 1939,72
Km2
atau 193,972 Ha dengan ketinggian 0-25 Meter dan permukaan
laut.
Dari
Hulu
l<edelapan
kecamatan paling
luas
tersebut, yaitu
Kecamatan
merupakan
yang
44,7
Ha
keseluruhan
luas wilayah Kabupaten Aceh Tarruang.
atau
Tamiang 23,04%
dan
2
Sebagn1 kabupate-t perturnbuhan
pada
yang
baru
dan perkernbanqan
masa mendatang
dunekarken,
wrlayah Kabupaten
kemampuan Aceh Tamiang
d1pengaruhi oleh
sangat
sumber daya
wilayah yang
kemampuan
pemantactan
potensr
dimiliki. J>otensi
surnberueve
yang ada dapat d1manfaatkan untuk pembangunan
wrlayah drberbaqai sekror dan d1harapkan mampu rnenciptakan lapangan keria serrmg dengan bertambahnya jurmeh penduduk. TabeJ 1.1 Keadaan Penduduk dan Penyebarannya di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2004 .. Luas No
Kecamaitan
Wilayah (Km2)
~ JT,.n11an9 ~"'~
-
~Ke1uruan Rantau
-.
4 5 6
-·7
a
Muda
_
-
(Jiwa)
Penduduk (Jiwa/Kml)
420,03 Sl,71
42.124_,__1~-1--18,14_ 29 930 579
4,48
18.316
188,49
Seruway
--·-Bendahara
180,50
·-397,40 -267,1i
Jumlah
I
Penyella-
J
ran (O/o}
1
·---·-
26.074
---
---Man·(ak Payecl
I
Kep.,datan
447,00
-Kot< Kuala .Si--mpan9 --
Karang Baru
lumlah Penduduk
58
4.088
---·23.257 20.6.23._ 1S9 ,___ ___ ,___ --~-·--123
11,23 12,89
I
7,!!9 -10,0212,33
38.529
97
---16,59
25.321
9S
10,91
232.174
119
l
100,00
Sumber : Kabuf)8ten Aceh Tamttmg Dalbm AngkD Tahun 2004 (Bf>S, 2005)
Jurnlah penduduk Kabupaten Aceh Tamiang pada tehun 2004 adalan 232.174 jiwa, terdin earl 117.912 jiwa laki-laki dan 114.262 jiwa perernpuan dengan kepadatan penduduk rara-rata sebesar 119 penduduk per km2. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bah we kepadatan penduduk1 antar kecerneter-
di Kabupaten
Aceh Tamiang
sangat
berveriasi
dan
cenderung mengalami ketlmpangan. Kecamatan Kota Kualasimpang ' Kepadatan Penduduk a:lalah reta-reta banyaknya pencluduk per laforl'eter perseg1 (BPS, 2002},
3
dengal'"l luas wrtavah hanva 0,23 persen cart seluruh luas wilayah Kabupaten Kepadatan
Aceh
Tamianq
Penduduk
dihuru
Kabupaten
oleh
7,89
persen
penduduk.
Aceh Tamiang pada tahun 2004
berkisar 119 jiwa/km2 dan kecarnetan Kota Kualasinpang merupakan 1<ecamatan yang Sedangkan
terpadat
sedangkan
Kecamatan Tamiang Hi.lu
terjarang penduduknva vaitu sebesar Sementara hP.rada pada
jiwa/km2.
merupakan
yang
58 jiwa/km2•
penduduk
Kejuruan Muda vartu 42.124 1iwa ( 18,14%)
yang terendah adalah Kecamatan Kota Kuala
vartu sebesar 18.316 Jlwa (7,89%).
S1m;:ian9
4.088
ltu, dil1hat darl jumtan penduduk, yang terbanyak
Kecarnatan
dan jurnlah
vattu
penduduknva,
Apabtla dlbandlngkan
jumtan penduouk antara tahun 2001 dan 2004 terhhat bahwa jurntah dan kepadatan penduouk per kecamatan ser.aril umum cukup varl;itif.
Tabel 1.2 J1.1mlah Penduduk dan Kepadatannya Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Tamlang, Tahun 2001-2004
Jumtah
1
2
Manyak Payed 1
I
-3 ''Seru,vay 1~ -·
>---
4j
~ntau
s I
-- . ·- -
/
·- -
22805
/
Karang Baru .
---
..._~~ota Kualasim!ang 7
--2Y116- --28623
-·--
Bendahara
_,
.. i...._
___
. KeJuruan Muda
-·8 i Tarmanq --·-- Hutu
Kepadatan
Penduduk Penduduk tiiwa\ .~a/km2l ·. .,._ Tahun -.;....,........;---·-·· Tahun 2001 2004 2001 I 2004 22304 25321 . ._ 64 95
Kecamatan
No
i l
23257
__ -
-159
121
123
161
30798
29930
596
34988
38~2.9
92
__
·-
210~4-
43913
--18316- - -·--4691--·-42124 105
'---
'
579
-97
-
·-
r--- ·--
100
25551
26074
5l
58
230489
232174
118
119
·-'··
--·----
Sumue•·
l<
Kab. Aceh Tamiang
.
4088
4
serceserkan (delapan)
dara pada Tabel
diJihar bahwa
pcningkatan
jumlah
penduduk
vartu kecamatan
Payed, Seruway, Karang Baru, dan Tamiang (emoat)
can 8
yang ada, 4 (empat) kecamatan diantaranya
kecamaran
mengalami
l.2 dapar
Hulu.
kecamatan lainnya justru mengalami
Manyak
Sedangkan 4
penurunan jurnlah
yartu Kecamatan Bendahara, rtantau, Kota Kualas1mpan9,
penduduk
dan Kejuruan Muda. Menurut data Badan PLsat stansnk, laJu pertumbuhan Kabupaten
Aceh
drbandingkan
Tarruano
tahun
tahun
2004
rnenlnqkat
Kecenderungan
2003.
(trend)
penduduk drperkiraken akan rerus meningkat
suuast
selrlng dengan sernakm koncusltnya Aceh Tamiang.
PP.rtumbuhan penduduk
penduduk
1,67
persen
pertumbuhan
dimasa mendatang
keamanan di Kabupaten
di perkotaan rlt Indonesia
leh1h
tinggi oanpaca penduduk pedesaan. Apapun yarg terjadi pertumbuhan penduduk dan perkembangan aktivitasnya tersebut ncek capat drlkuti
oten pembanounan
prasarana
maupun
fasilltas
perkotaan lainnya
( Kuswartojo, 2005). Perkembangan perkernbenqen tersebut
dilcroi
industrl
pcrkotaan
erat
berkeitan
dengan
dan Juga pertumouhen penduduk.
dlsebabkan
oleh
kondisi
dimana
kawasan
Ko11d1si
oerkotaan
merupakan pusat keglatan penduduk di b1dan9 jasa. perdagangan,
rnenutektur dan inoustn
(Ancerson
dan
Leiserson,
1980
dalam
Koestoer, 1995). Jenis
pekerjaan
dtkelornpokkan
kedalam
pengelompokan,
berdasarkan
lapangan
sektor-sektor.
Kuznets (Susa•ti,
usaha
Dalam
1995) mernbeqi
dapat
rnelakukan
lapangan usaba
atas: (1) sektor pertanran: (2) sektor mdustrt (pertarnbanqan, industri pengolahan,
llsrrik,
gas
pengangkutan/pcrgudangan
dan
air
mrnurn,
dan
komurukast:
bangunan, (3)
sektor
serta jasa
(perdagangan, rurnah makan clan hotel, bank dan lernbaqe keuangan Iatnnva, sewa rumah, pemenntahan umum dan pertahanan, serta jasa lainnya. 5
D1tinjau dari jenis cekerjaan. mayontas penducuk di Kabupatcn Aceh Tarniaoq bekerja pada sekto- Pertanian. Pada Tahun 2001 jurnlah kepala
rumah
tangga
yang
bekerje
drscktor
pertanian
29.221 Kl<, namun pada Tah1.-n 2004 menqalarni
sebanvek
penurunan
rnenjadi
28.828 Kl<. Berbeda dengan jurnlan kepala "vmah tangga yang bekerJa drsektor dalam
industn dan jasa yang secara urnum meoqalami kurun
kenaikan
waktu Tahun 2001 hingga Tahun 2004. Selengkapnya
Tabel 1.3
Jenis Pekerjaan l<epala Rumah Tangga di Kahupaten Aceh Tamiang Tahun 2001-Taliun
r -· --- - - ·-I-Ill~_ --·Tahun _ _ _
2004
Pertariian I Indu~tri Jasa
C!<..!9.
--1~19_ __ (~Q. _ I
1
2001
2 -j-
ZOOZ
13 ) i
4
!_
.
·- 29,~21_1 - 3,4,95
29 SJ 1
2003
3 560
__ ,.i,~,1~2-
2004·--·
_L
16 858
- ~671
_.~8:1328-· _
- .!!2129~ 17,250
.~.6691
Sum1'er: Kecamatan ua111m Angka fa/run :JUIM {bf", drCl
Kecenderungan
yang sama JUga d1tunji.:"'
darl data [umlan
tenaca kerja yang terdattar pada Kantor Te 1aga Kerj11 Kabupaten Aceh Tamiang.
Mayoritas
:enaga
kerja yang terdaftar
pada lapangan usaha pertanian, dimana da:
kerja yang lapanqan
terdartar,
usaha
sebanyak
per.:an'an.
/.141
Se.lengkapnya
umumnya
bekerja
sejumlah 9.908 tenaga
tenaga dapat
kerja
bekerja
d1hhat
peda
pada tabel
berikut ml,
6
Tabet 1.4 Jumlah Tenaga Kerja yang Terdaftar Dirinci Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Aceh Tamiang Tahon 2004
Jumlah Tenaga Kerja
Lapangan Usaha
No i 1
I
Pertaniar./Kehutanan
7.141
2
1·
P.e.rtambangan/Galian
334
. Industr' Pengolahan i. . ..
958
3
~::.~:n~~;K~::~ksi
: ... ·I 6 7
i
Perdagaii~i'ari/Hotel
77
I
··
77q
I
'f A.ngkutan/~rg.udangar-
a· 'T K·euaiigan/Asurans1 - 9_. rjasa.~~emasv_ara.~~~a:n--· .- ..
17
! 7 ·-1·- --- ·-59S· -
. ··-1 -·
LO ' Kegiatan Lairny~ I
I .,
--~~~~~~~~~~--~
9.908
Jumlah
11
S11mbl'.r: K;ibuJ?aten Ac~t: Ta.-niang Ckr/am A.>gka Tahun Z004 (BPS!
Pertumbuhar membengkaknya
tenaga jumlah
kena sencm
penouo •• "
yang
sejatan tidak
dengan dapat
dengan
d1bendung,
sehingga oada g1lir.innya rncreka r.-><'"'.'!buat kawasan tempat tinggal di pert
yang berorientasi kepaoa
pe1dudu1<
(Anderson dan l.elserson. 1980
prcduksl, perdagangan dan pelavanao
dal
can
konsep ekonorm mikro dalam pemilihan lokasi tempat
kerje,
rumah
tangga
akan
memi!rh
berdasarkan keyakinanny;:i terhadap runqs utilitas cart lokas1 tersebut, Utilitas dari suatu Iokasi tempat clan gabungan
merupakan
suatu
dari beban/kendala
kornbtnas:
antara dua
yang dihadapi seperti biaya
perjalanen ke tempat kerja dan brava-blava lain darl suatu perubahan 7
dalam oern Hhan ioxast, Ada dugaan yang kuat banwa oernumen rokasi secara
tergantung hasil clari keputusan
kondisional
tempat
kerja
(Evers, 1990). Kebanyakan penggunaan
model
tanan,
perkotaan
jerus struktur
memfokuskan
(pemukiman)
pada
rnesatan
yang trrnbul
c alarn
scatu wilayah, harqa tanah dan bangunan, jenis rumen targga yang mendiamr bangunan
tersebut, dan efek dan perubahan dalern jarlngan
transportasi terhadap sistem. Jumlah dan rnacarn rumah tangga dalam
suatu kota dan tokasi perumahan mereka d1turunkan dan jumlah dan jenrs pekerja serta tokas. di1ri temper kerja mereka (Soes1lo, 2000). Faktor yang dlperhltungkao ternpat tinggal
adalah braya parjalanan
berartt
penentuan
braya
perjalanan.
lokast pemukiman Selarn
ekonorm dan sosial, penentuan
pemukiman.
pelayanan) menjautu
renan
pusat
dan
secara
kota,
secara
luasan
horizontal
rasunas
lahan sangat
berpenqaruh
fahar
pelayanan
yang
catarn
di1n91nkan
harg
pusac
dan sebalrknva
lahan
sernakm
randah
bark
secara
material
axan rnenjadi
akan mempengaruhi
1999,
l:'dal<
t
maupun
vertikal.
terbatas
Sec'. ""lgkan
Arahan
baik dilain
ciari waktu kc
lerus clan dal1:1m kurvn waktu 20 tahunan
pemanfaatan
peruntukan
Manyak
(lahan)
dua kali lipat. Adanya perta -ibanen
suatu kewasen (Sugandhy, 6erdasarkan
alam
di suatu wiklyah atau kawa:;o·1
waktu jumlohnya meningkal'
Kecamatan
Hal iru
pada rnlnrmahsasi
aksesiblhtas,
sumberdaya
pihak jumlah penduduk
Tahun
bcrpedorren
Lokasi
tokast
pekerjaan.
harga lahan semakin trnggi,
sebagai
dimanfaatkan
rata-rata
ke ternpat
merrlllh
2005).
(Adlsasmit2,
(kuanntas)
dalam
terhadep nller (Marge) lahan, semakrn rnendekett
kota (pusa: semakln
faktur
ketersediaen
lokasl
berpengaruh
oleh lndiv1du
rni jelas
ruang dan penataan tanahnya
dr
2005). Tata lahan
Ruang
Kabupaten
pemukiman
Payed, Bendahara
Acen
terbesar
Tamiang
terdapat
dr
dan Karang Baru. Sedangkan
8
Tabel 1.5 Persediaan Tanah Untuk Pemukiman Berdasarkan Arahan Tata Ruang Kabupaten Aceh Tamiang Arahan (Ha)
Kecamatan
No
1 Tamiang Hulu ··--···· ----·--· ··-··--·· ·-·-·-· . -· -· xejuruan Muda 2 .. .. ·-··- . ·-·· - ··-·
3
5
-·
···-··· 7
\--·-· . ·--·-·· Karang Baru
J ·- -·
........
~anyak .. Payed
·-
-
Jumlah
1
--·
-]··-
-
, Seruway
5···1 ·aent!ahara
...
. ·--·-·
. --
...
.......
Rantau
__ 4·· 1 1<°.t~. Kua-ia .~;m·iian9·
s
-·
132.12
-
188.70 ......
165. 76
.. 98.49 .... ·-·86.48
·····-
-··-· ·--······· ....
. ...
····-
-·· ···----
..... ··--T . .. ...526.09 ...... ·- ~-·-· . .. . . ... 283.47
·-··.... ...
I
..
---
.. ··-!
----
-.
2,092.36
I
j
3,955.43
Sumber: flencana Tata nuan9 Wilayah Kabvpaten Ace/I Tamlang 2004-201 J (Bappcda Kabupaten Aceh Tamiang, 2COS)
Oalam analisis model struktur ruang suatu wilay11h, lntensltas penggunaan lahan atau kepadatan terkalt dengan aKtlvitas ekonoml masyarakat, yaitu mare pencahanan penduduk. Ada kece.nderungan bahwa aktivltas pcrekonomian akan terpusat pada suatu area yang memiliki
tingkat
konsentresl
penduduk
yang cukup tingg1
serta
memiliKi sarana dan oreserana yang lengkap. Faktor penyebab kf'pad· an penduduk selain laiu pertumbuhan penduduk yang tingqi,
J•iga
perpindahan
penduduk
menjelaskan
faktor-faktor
Michael
«arena faktor urbarusasi yaitu arus
dan desa ke kota. Satah satu teori yang orbanlsasl desa-kcta dikemukakan olch
P. Todaro. Model Todaro mendaserken diri pada perntkiren
bahwa arus migrasi itu berlangsung sebagai tanggapan terhacap adanya perbedaan pendapatan antara kota dengan desa. Pendapatan yang
dimaksud
bukanlah
penghasilan
yang
aktual
melainkan
penghasilan yang diharapkan (expected income). M19rasi desa-kota dapat terjadi apabila expected income di kote lebih besar daripada di 9
desa. Jerus pekerjaan yang rnemberikan expected income yang besar
terutama dan sektor non pertanian sepertl sektor jasa dan industri, Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor urbanisasi disebabkan adanya expected Income can sekror non pertanian atau jenls pekerjaan sektor non pertanian.
Terkait dengan hal 1ni, dan adarya fakta bahwa kepadatan penduduk di Kabupaten Aceh Tarniang relatif kurang rnerata, pene1itian im akan partanlan kcpadacon
rnelihat faktor-faktor jenis
maka
pekerjaan sektor
rtan non perti!niiln (jas-' dan inc1ustri) y11ng mempengaruhi penduduk kccernatan dalam Kabup;:itcn Acch Tamiang
bercasarkan pendekatan teori urbanisasi model Todaro.
1.2.
Perumusan Masalah
Kepadatan
penduduk
dtsuatu
kawasan
rnencerrnmkan
~nyebaran lokac;l dlmana penduduk tersabut berrampat tinggal atau berrnuklm.
Fakta
menunjukkan
bahwa
kepadatan
penduduk di
Kabupaten Aceh Tamiang relatlf kurang rnereta, maslh terkcnsentras' pada kecamatan-kecamatan yang merupakan puset-nosat pemuklman utama seperti di
Kecamatan
Kota Kua!a Simpang
dan Rantau.
Sementara ltu, laju perturnbuhan penduduk Kabupaten Aceh Tamlang ben.Jasarkan data st
berbagai permasalahan
kehidupan sosiat
kemasyarakatan. Jumloh peningkatan penduduk kote yang signifikan tanpa dldul(ung dan diimbangi dengan jurnlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparet
penegak hukum, psrurnahan,
penyediaan
pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus
segera dlcarlken jalan keluarnve. Ada
kecenderungan bahwa ak.tivitas perekonomian akan
terpusat pada suatu area yang memiliki tingkat konsentrest penduc1ul< yang cukup tinggL Hubungan positif antara konsentrasi penduduk dengan akttvites
kegialan ekonomi ini akan menyebabkan makir 10
rnernbesarnva area kcnsentrasi penduduk, sehingga menimbulkan apa yang dikenal dengan nama daerah perkotaan. Untuk mendapatkan suatu mat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus rnendapetkan
penqaruh
yong
kuat dalarn bentuk ajakan, informasi media massa, impian prfbadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Pengaruh-pengaruh tersebut
bisa dalam
bentuk
sesuatu
yang menarik
perhatian
atau
faktor penarik (pull factor). Salah satu model yang menjelaskan faktor
penarik adalah model Todaro yaitu migrasi cesa-kota dapat terjad1 apabila expected income di kota lebih besar daripada dt desa. Adapun jenis pekerjaan yang memberikan expected income yang besar adalah darl sektor non pertaruan sepertl sektor jasa dan lndustn. Selarr
rtu,
beberapa contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanlsasi perplndahan dari pedesaaan ke perkotaan antara lain adalah
sarana den prasarana kota yang lebih lengkap,
banvek lapangan pekerjaan di kota den pendrdlken
sekoten dan
perguruan tln991 iauh lebih balk dan berkualitas. Berdasarken fenomena tidak meratanya kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan penduduk yang menlngkat di Kabupaten Acl:!h Tamlang serta adanya faktor·faktor urbanisasi seperti dijelaskan d1 atas, rnaka permasalahannya
adalah bagaimana menjetesean fakta
kepadatan penduduk yang kurang merata berdasarkan pendeketen teori urbanlsasl
model Todaro seh1ngga berguna untuk masuke» dan
kebijakan. 1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini aceren :
1. Merijelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kepadatan
penduduk kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang berdasarkan pendekatan teori urbanisasi (pull factor) model Todaro; 2. Menganalisis
sensitivitas aktivitas ekonomi rnasvarakat oeruoa
jenis pekerjaan kepala rumah tangga di sektor jesa, mdustn dan 11
pertanian
ternadap
kepadatan
penduduk
Kecamatan
catarn
Kabupaten Aceh Tamiang.
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat
permkiran
dari
baqi
mengambil
penelitian
iru
Pemerintah
kebijakan
adalah
me:nberikan
Kabupaten
pengembangan
Aceh
kontrlbust
Tamiang
wilayah
dan
catam
sektoral
di
kecamatan datam Kabupaten Aceh Tamiang.
1.5.
Hipotesis 111potesls dalam penehtlan lni adalah sebagai
Jurnlah
kepala
rumah
tangga
mdustri
dan bcrpc,g~ruh
yang
positif
benkut :
bekerja
terhadap
drsektor
jasa dan
kepedatan
penduduk
serta jurnteh kepala rumah tcingga yang bekerje dlsektor pertanlan berpencaruh
negatif terhadap kepadatan
2. Elastlsitas jurnlah
kepala
rumah tangga yang bekerja dlsektor jasa
leblh kecil darrpada elastlsltas bekerja
dlsektor
etasttsttas Industrl
lndustrr
iumlrih
penduduk.
!cP.prilri
leblh kecll daripada
jumfah
terhadap rumah
kepala
rumah tangga
kepadatan
t<1no!Ja
yang
yang
penduduk bekerja
da,..
disektor
elastisitas jumlah rurnah tal"gga yang
bekerja dl sektor pertanlan terhadap kepadetan penduduk;
1.6.
Metodologi
1..6.1 Sumber Data Data dikumpulkar.
yang adalah
dlgunakan
2003
dan
sekunder.
Data
(m;it
sektor per kecarnatan Tahun 2001-2004
dari buku Kecernetan 2004.
data
data jenis pP.kP.rji!nn
rumah tangga rnenurut bersumber
adalah
Data
jumlah
yang kepata yang
Dalam Angka Tahun 2001, 2002, penduduk
per
kecamatan,
luas
kec:am;:itan dan luas kabupaten, bersumber darl buku Kabupaten Aceh T;imiang D;;ilam Angka Tahun 2001, 2002, 2003 dan 2004. Seluruh
12
sumber data d1publ1kasikan
oleh Badan Pusat Statistik Kebupaten Ac:P.h
Timur dan Bappeda Kabupaten AcP.h Tamiang. Data jenls pekerjaan
kepala rumah tJngga menurut sektor dan
2001 .2004 tersebut merupakan
kecamatan Tahun
cara olahan nasu
registrasi per.duduk
akhir tahun oren sacan Pusat Statistik Kabupaten
Acen
untuk
Timur,
dan
dikelompokkan
keperluan
oeneutran
ini
data
terscbut
atas 3 sektor yaitu sektor [asa, inoustr- dan pertanlan,
1.6.2 Hetode Analisis Metode anatisrs model
ekonometnka
yang digunakan data panel.
dcnqon langkah-langkah l.
Penelusi.ran
.2.
flengumpulan
dalam
Metodologi
penyusunan dilakul
llteratur data-data
sekunder
jumlah
yang terdlrl
kuantltat1r
dan
data
luas
penduduk, jenis mate pencaharlan
rumah tangga per sektor di mas1ng-masing Anallsrs
ini edalah
selic:gai benkut:
wilayah kecamatan,
3.
penelltian
kecamatan.
denoan l'Tlf!nggunakan pendekatan ekonometri
data p
Pooled/Common dan Fixed Cffect untuk melihat pengaruh enrara verlabel-vartabet sektor
jesa,
(kepadatan Selanjutnya deta-data
beoas (jumlah
rumah tangga
yang bekerja di
industri dan pertanian) terhadap variabel terikatnya penduduk d1p11ih
absolut
model
dan kepadatan
y<1ng
terbaik.
yanQ ctesurnest ac:alah
rumah tangga
pada 8 (delapan)
penduduk
reratif).
Dalam penelitian
data jenis peketjaan
ini,
kepala
kecamatan di Kabupaten Aceh
Tarmanq Tahun 2001 sampai Tahun 2004.
1.7.
Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini adalah : Meliputi
seluruh
wilayah administrasi
Kabupaten
Aceh Tamiang,
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang mencakup 8 (delapan) kecamatan;
13
Kepadatan penduduk absotut adalah jumlan
penduduk (jiwa) per
satuan luas (km2.); Kspadatan penduduk kecamatan kecamatan
relatif
rclatjf adalah kepadatan penduduk di suatu
rete-reta
dibandingka-1
lamnva d1 kabupaten.
Jerus pekerjaao (mata pencaharian) sektor
kepadatan penduduk
dil<elompoi
kepala rumah tangga rnenurut
ates sextor jasa, lnoustrl dan pertamau
Tahun 2.001-2004.
LS.
Sistematika Penulisan
sebagal bertku: BAB I
Penulisan
penelitian
ini terdln
dari 5 Bab, dengan sisternatika
:
PENOAHUUJAN Berlsi
rnengena1
latar
betakang,
rumuson
tujuen penennen, manfaat peneucan, ruang hngkup,
BAB JI
TTN)AUAN Berisi
permasalahan,
hlpotesls,
metodologl,
slstemattka penunsan dan kerangka berpik1r.
LITERATUR
mcngen
tentang
urbeutsasl,
pemlhnen
lokasi
pustake dan pendekatan
nerxotean
model-model
tempat tin99al,
teoretis rentang
serta tenri-teori men9ena1
metodologi yang akan d1guna• ;·n. BAB III
GAMBARAN OBJEK PENEUTIAN Menguraikan
gambaran
ketenaqakerjaan,
renggunaan
struktur
pemanfaatan
kependudukan.
ruang,
laha:i
can pola pemukirnan,
fasifltils
umum serta kond1~i
sosial ekonomi di Kabupaten Ace-: Tarmanq. BAB JV
HASIL DAN PEMBAHASAN Bensi
mengenai
deskripsi
data,
has1I
dan anallsls
model
kepadatan pcnduduk kecamatar di Kabupaten Aceh Tarmenq BAB V
PENUTUP Berist
kesimputan
dan
rekomendasi
berdasarkan
hasil
penehtian. 14
1.9.
Kerangka
Berpiklr
-
Hal"apan: M<::ngetahui dan mencan mekarusme unruk rnenjelaskan fakta yang ado sch1ngga berguna un':Uk masukan den kebijakan
Fakt a: Tingkat Xepada tan Penduduk r
~-----Landasan
Tujuan ;
Teori ; Pen.::!ekatan
1.
Tcon Urbanisaso ModP.I Tndaro
2.
MenJelaskan faktor-fak.tor yang mempengaruhi J<epaaatan penrlueluk kecamatan di Kabupaten Aceh Tam1ang berdasarl
- - - .... _ .
1
Proksl : - Kepadatan Penducuk
Re!11l:f (LQ) - Kepadatan Penduduk Absotut
(liwa/km2)
.-------,J__ - . \
ltipotesls : 1. LQ Kepadatan Pendudui< (Y) : Ln Y=-r.O + IH •t.n Xl + ~2* Ln X2 i 1n·Ln )(3~. Hlpotesrs : I) 1,
ez positir dan fJ3 negat1t
ElasbS1tas 111 <112 gga yang Oekcl)a d• sektor ja~ X2 .. Jumlah Kepala Ruman Tar.ooa vano 1>elcel)a 01 sektor 1naustn X3 • Ju Miah Kepala Rumato Tar.gga ya09 bekc')a r!1 sektor pcrt;onlan
Metodologi :
Ekonomotro di!til panel 8 kecameten tchun 2001-2004. - Model OLS Po::'"l1/Common - Model Fix Fffe,• ~
- -·--------~--------------' Hasll Ana/isis
Kesimpulan
Rekomenda:ii Gambar 1.1
Alur Kerangka Berpikir lS
,
I
BAB II TINJAUAN LlTERATUR 2.1. Teori Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota Riset mengenai proses urbanisasi drpenqaruhl
oleh
teort-teon
berpcndapat
kota
kecil (town)
kemajuan teon
di negara berkembang
urbanlsasi
dan pembangunan,
Eropa
atau kota
besar
pusat perubahan
urberusast dtatas dlkernukakan
dan
sa11yal
Amerika
yang
adalah
pusat
(city)
sosral. Kntik terhadap
oien Castells
yang
menqatukan
kora ti::lak otomatis sebagai pusat mocerrusas- dan belurn tentu pula menghimpun
semua struktur modernitas
(Evers dan Korff, 2002).
seranjutnve Evers dan Korff menjelaskan
bahwa ada 5 rnacarn
teori klasik dar. neo-klassk tentang urbarusesl ymtu :
1. Teon·tP.ori clP.mograf1s tentang uroanisasi dan migras1. Teon-teort 1ni didomlnast kota
oleh model faktor pendorong·penarik,
seba9a1
pendorong.
raktor
penank
sedangkan
Teori-teori ini cenderung
yang memandang
desa
sebaqei
faktor
berifat deskripttt-anautrs,
y<1ng
rarbatas pada framework deno~rafis. 2. Teon-teori
mengenai
kota. Teori im mencakup
antara
lam
tentang hirarki kota da1 ternpat tempat scneral.
kajian·kaJian
J. 'reort-teort
sistem
kultural
kota.
Teori
lebih
1111
rnernfokuskan
diri pada
asps k · aspek seperti ·• peta ni di perk- -taen" a tau budaya rrusk in, a tau aspek-aspek
yang
berhubungan
ien~,n
kesacaran
sosial
dan
perubahan citra ruang di kota.
4. Teorl·teori
dan sosial serta segregas1
tentang d1ferensrasi ruar·g
(pemencilan)
di perkotaan,
vakm e
luas. Anallsis wilayah sosial drperkenatkan ekofogi
faktorial
y<:1ng dikembargk;?n
tersebut tetah banvak diterapka:\ kompu:er terbaru. Dengan analisrs
data
yang
oleh Shevky dan Bell, dan
Brian
Berry.
Model
c;~nyan menqqunakan
anallsls teknologi
metoda e
meragukan
secara
efektif
dengan
tingkat
kesalahan yang relanf kecil. M
he1~iH1dsiln'ya atau rnemasukkannya
ke
16
delam konteks terbukn
dapat
teo-ens. Sampai St";auh rni pendekatan ini belum rnenjelaskan
fenomena
knas
underdeveiopment
(keterbelakangan) kota atau rnemhedakannva dari struktur ruang kota-kota yang sudah maju denqan menggunakan metode ekologi
taktonat. 5. Teori-teon neo-duahs: dengan menggunakan karva-karva penulis ekonomi politik
perkotaan mazhab Perancis (Casteli,
Lojkine,
rangkumannya dalam versi bahasa Inggris ditulis oleh Pickvance, 1976) can tuusan para teoritis dualts lain, Milton Santos berupaya mengP.m:iangkan
teon kota ourua Ket1ga, yakni teori urnanlsast
dependen. Penulrs lain, Terry McGee, menaruh perhatran terutama pada ekonomi bazar atau apa yang lebih dikenal sebagai "sektor Informal" dan ra telah berhasll menunjukkan hasn penelltlannya yang harskala besar tentang pengasong yang merupakan unsur utama da~i scktor informal (McGee dan Yeung, 1978 dalam Evers dan Korff, 2002). Secara keseluruhan,
kawasan Asia Tenggara lambat
urbarusasmva, dan tmqkatnya pun leblh rP.ndah d1banrl1n9kan
proses kawasan
tarnnva. Di kcbanvakan negara Asia Tenggara, angkatan kerja sebagian nesar maslh bergerak di sektor pertanlan vang tinggal di desa-desa dan menganggap '"199al c11 kota sebagal hal yang istimewa. Tetapl di pihak lain, beberapa negara seperti Indonesia (Jakarta), Filipina (Manila) dan Thailand [Banqkok ' rnermliki kota besar dengan penduduk jutaan arcing. uroenrsesr y.:mg cepat dan terpusat h<:1nyil di satu kote utama mengakibatkan trrnbumva sejumlah masetan seperti kemacetan, polusi dan daerah kt +nrh. Dominasi berlebihan pertumbuhan
kote-kota
yang
lebih
kota utama menghambat
kecil,
bahkan
dalam
hal
pertumbuhan cen perkembanqan, kota utama berekspansl lebth cepat dsbandinqkan kota keen. Urbanisme menjadi sesuatu yang asing ba91 masyarakat Asia Tenggara akibat dari Kolonialisme dan Westernisasi. Adanya takta banwa kota-kota sudah ada di Asia l'enggara sejak dua ribu tahun lampau dan bahkan beberapa diantaranya sudah ada yang cukup besar,
17
behkei
lebih besar dan kota-kota
di Eropa pada masa itu (Wheatly,
lY!U dalam evers dan Korff, Z002). Terdapat dua pola utama urbanisme di Asia Tenggara di jarnan pra kolonialisme: 1. Kata dagang, umumnya terletak d1 daerah pesisir.
Kota dagang
paling makmur dan sentral posismya dalam janngan perdagangan 1ntP.m;i~1nnril .:idal.:ih l'>lalaka. 2. Kota suci, umumnya terletak d1 pedalaman, merupakan tempat kedvdukan para raja, rmsetnva kota Angor. xeoua macam kota rru saltng bermterakst dimana kota dagang mensuplai barang-barang tmpor untuk konsumsi para elite, sedangkan kota suci rnemasok beras dan bara-rq-barane lam untuk konsumsr kota dagang. Pada jarnan
kojoruausme,
urcamsesi sangat crpenqarulu
oleh
tujuan kP.d;:it;ingan o!',gara-negara asing ke Asia Tenggara serta metode perdagangan dan politik diterapkan negara-negara Eropa tersebut di daerah koto uatisme kemerdekaao
masing-masing.
sangat
sedangkan pada tahun
drpengaruhi
Perkernbangan urbanisasi jarnan oleh
semangat
1960an pola urbanisast
nasronafisrnc,
beruban
kernoau
dilandasi dengan 1deolog1 pembangunan dan rnooernisasi. Di mass kinl, perkembangan urbanisesr di Asia Tenggara rencu dan cenderung ruwet untuk dianalisa. Salah satunya adalan karena dr Asta Tenggara sulit untuk menunjuk suatu gerakan yang bener-berer gera
buruknva pole distribusi pcnduduknya.
Masalah
kuncinya terletak pada laju pertumbuhan penduduk perkotaan yang sedemikian ceoat'.
1
Program Aks1, l<'1nfor"ns1 tnterM, 1994 (Toderc, 2000).
18
Fenomena
kependudukan
dan
pembahasan
model
teoretis
transfer tenace kerja desa-kota d1bahas dalam Todaro (2000). Todaro menyatakan
bahwa
pembangunan
ekonomi
di negara-negara
Eropa
Barat da-i Amerika Serikat berkaitan erat dengan perpindahan tenaga kerja
dari
pedesaan
daerah
pedesaan
ke
oleh
sektor
dldom1nas1
perekonomian
di daerah
tndustrralisas], rnaka negara-negara realokasi
kota-kota.
pertarnan,
perkotaan
kemajuan
majJ tersebut
yang berlangsung
Karena dan
memusatkan
perekonomian
perekonornien
itu
sementara
kegiatannya
pada
secara keseluruhan
acapkah diorikan
oleh adar.ya
d1
proses
secara bertabap dan sektor pertarnan
ke
sextor industri melalui migrasi dari desa ke kota. baik dalam skala domestik rnaupun skala rntemasronal. Model rmqrasi Todaro mcndasarkan diri pada pcmiklran bahwa
arus m1grasi perbedaan dimaksud
ltu berlangsung
pendapatan bukanlah
sebaga1
terhaoap adanva
tanggapan
kota dengan desa, Pendapatan
antara
penghasilan
yang aztual
melainkan
yang
penqhasila»
y;:ing dmarapkan (expected income). Secara
nnqkas,
model rmqrasi dart Todaro
memiliki
ernpat
pemikiran dasar sebagai berikut :
1. Migrasi
desa-kota
terutama
sekali
oleh
berbagai
ekonomi yang rasional dan v.-ing J;;ingsung berkartan
pert1mbangan dengan
di-angsang
keuntunqen atau manfaat
itu sendln (sebaqran ada pula yang
oesar
oan blaya-t.m1y<:1
terwujud dalam satue=
terwujud dalarn bentuk-ber-tuk
reletif migrasi
rnoneter,
namun
atau ukuran
lain,
rnlsalnya saja ke:iuasan ps1kolog1s). 2. Keputusan
untuk berrruqresi terganlurig
pendapatan di
pedescan
yang dinarapken (pendapatan
pada ~elis1h antara tingkat
d1 kota clan ting!
diharapkan
pendapatao yang secara rasional bisa diharapkan rnasa-masa sendiri upah
rnendatanq).
Besar kectlnya
selisih
ditentukan oleh oua variabel pokok, aktual
di
kota
dan
di
desa,
adalah
sejumlah
akan tercapai di pendapatan
vartu senstn
serta besar atau
rtu
besaran kecilnya
19
kemunqkman
menoapatkan
pekerjaan
di
perkotaan
yang
menawarkan :mgkat pendapatan sesuai dengan yang d1harapkan. 3. Kemungkinan
mendapatkan
tmqkat pengangguran 4. M1qras1
bawah
saja
pcndapatan
yang rasronal,
rnerarn tingkat
terus
berlangsung
rneskrpun
tersebut).
Kenyataan
mernillki
yakni para imigran pergi Ke kota untuk
lonjakan
yang tidak
rnasih di
ini
upan Jebih tingg1 yang nvata (memang
Oengan derrukran, akibat
bisa
di perkotaan sudah cukup tinggi (asalkan
scllslh
lendesan
terbalik dengan
d1 perkotaan.
cesa-kota
peng;mgguriln
pekerjaan berbanding
pengangguran
terhindarkan
dari
tersedia).
di perkotaan rnerupakan
adanya
ketidakseimbangan
kesempatan ekonomi yang sangat parah antara daerah oerkotaan dan daerah pedesaan (antara lain beruoa kesenjangan tadl).
dan
kettrnpenqan-ket.rnpanqan
ditemui di kebenvaken negara-negara Lipton
(1977)
merupakan
refleks1
Michael urbanisasi
desa yang dicrnkan (sebagal
s11m11-s11m11 y11ng raslonal
amat
determ111an
-nudar
berkembang. Salim
(2006)
pekerjaan
mengatakan ekonorm
dan fragrrentasi
serta daya tank kota dengan
faktor penarik).
mP.nj11dl
itu
dan geJala kenandekan
oleh sulltnya
faktor pendorong),
tlnggi (sebagai
dalarn
seperti
tingkat uoah
d:
la11ar.
penghasilan
Faktor pendorong dan faktor penarik pent'ng.
b119i pcnduduk di dalam
urbarusasl usaha
menjadl
mengejar
prlrhen
pendapatar
yang leblh baik kenmbanq tetap oertehen d1 rJesa. Menurut Sahm (2006), menlngkatnya
proses urberusasl terseout
tidak terlepas dan kebjjakseneen pembangunan perkotaan, khususnya pembangunar. Peningkatan meningkatnya aktivitas
ekcnornl jumlah
penduduk
urbanisasi
perekonornien
tingkat konsentrasi
yang
dlkcmbangkan akan
di suatu wilayah.
olch
berkorelasi
pcmcrintah.
posltif
dengan
Ada kecenderungan
bahwa
akan terpusat pada suatu area yang memilik•
penduduk yang cukup bnggi.
Hubungan posltlf antara konsentrasl penduduk dengan aktlvttas kegiatan ekonomi ini akan menyebabkan
makin membesarnya
area
20
konsentresi
penduduk,
sehingga
menunbulkan
apa
yang
d1kena\
dengan narna daerah per cotaan, Di sim
dapat
d1lihat
acanya keterkaitan
timbal
balik antara
aknvitas ekonomi dengan konsentrasi penduduk. Para pelaku ekonomi cenderung
melakukan
investasi
di
daerah
yang
telah
me'Tliliki
konsentrasi penduduk yang tinggi serta menilik1 sarana dan prasarana Kan~na rnereka
yang IP.ngkan. antara Jain
biaya
akan cenderung
tempat nuran untuk
distribusi datang
barang
dan jasa.
kepada pusat
berbagai
Sebaliknya,
suatu
pekerjaan. proses
De:igan
perubahan
biaya,
penduduk
k~iatan ekonorm karena
rnereka akan lebih mudah rnernperoten
mendapatkan
merupakan
dapat menghemat
kesempacan
demikian,
yang
wajar
di
urbanisasi
dalam
upava
merunqketkan kesejahteraan pen
(hasrl
per'elmen
empins)
tentang
lokasi
beberapa
pernukirnan
di
perkotaan sepert: yang dapat dilrhat pada tat>el berikut ml:
Tabel 2.1 Matriks Model-model Lokasi Pemukiman No.·T · ··-· ··-
Model
1.
Mo·jel HawlP,
2.
Mod~I Beeman
3.
1 Model Lowrey
Rlngkasan Hasil Penelitian
I
Lokas1 pemuklman d11)Engan.ih1 oleh beberapa faktor : {a) nila1 tanah; (b) lokas1 berba9a1 keg1atan penduduk: (c) Btaya dan waktu tra11S!)Ortas1 ke pusat ke91atan. Hawley menemukan sebuah paradoks yang berbuny1 : Keluargakeluarga yang berpendapatan renoan bertempat t1nggal d1 lokasr-lckasr yang mem1hk1 n11a1 tanah t1noq1, sebanknve keluarga-k1>11•rgn 1arog berpendapetsn t1r1gg1 tmggal c·1 lokasr-Ickas. vana mermhki n1la1 t3Mh rendah. B~c111an beruasarl
lokas1 keg•ata!"I :sudah
I
' giveo can bngkat kegoatan ekonorm drtentukan oleh . : faktor-fal
tcrsnat eksogen.
i
Drkutip dan disankan dar1 Ghahb (£005).
21
Sela In beoera pa model tersebut, beberapa I rteratu r dari j i., rna I
berskala internasronal sepern JSTOR juga memuat beberapa nasu penelitian
yang
membahas
penelitian-penelitian
nanva
tentang
tokasi
tempat
tfnggal.
Namun
tersebut seperti halnya literatur literatur lainnya
membahas can menqanahsrs paca wllayah perkotaan (urban)
r1<'1n tidak membahas model untuk w1layah
pedesaan (rural). Adapun
model pemihhan lokasi tempat tinggal atau pemukiman hasil penelltian yang terdapat pada jurnal tersebut antara lain sebagai bertcut:
Tabel 2.2 Model Pemukiman yang Terdapat pada Jurnal JSTOR Nama Penelfli dan
f No.
..
Judul Jurnal ,
...
R 111.S Harris; G S Tolley, C Harrel Tl>e Re~1der1ce Site
~
Choice
David F.BradfQrd; Harry ti. Kele11an
An economemc Moelet or tile FJ1gnt co the Soburhs
Rlngkasan Hasll Penei1t1an
'
Peoelt1•8r'I d•lakvkari Cl• Raleigh, Carolina Utar~ untuk mengonahs1s nda1 lahon pemuk1ma11 Komponen n1le1 tanan yang dtukur adalah kcnvamanan (amemty) Clan waktu tcmpu'i (tri'Jvel sl'Jvmgs) Anahs1s rcl)res• menuniukkan bahwa elast1s1tas pormintaar untuk kenyamanM rurr.iih tang90 yang bcrpcndapatan renClllh (t:n91
I I
lokas1
1
k~luaryd
keluarga rl'11Sk111
miskin. Per~am;Jan lokas• untuk termasuk b1dya (..la·1 perbedaan
f1skal serte suetu variabel pendekat&n untuk ~-_,; _,,_k_<>_<_<:_m~ ~.t~.r.~~.~~l~· ----------------1 Robert F Engle Ill; Adu 2 mcdcl w1l<1yuh pcrkotaen yoitu model I fr(lnlNn[tl = a(N, Umur,JenisKelamm, Ras, Pendsdskan) ;, · Housing Locenoo Oomana : N adalah iumlah penduduk M'lm(t) = (J("I, Upah, Tenaga Kel']a, Harg:1) .... _ ..... .L..::U:i:ID::-••"'h'· Tenaga Ker:a dan_Ha~a ~!. l:loston d~n AS.
:J
22
2.2
Penyebaran
Pemukiman
Ada perbenaan menoasar entara pola penyebaran pernukunan d1 perkotaan sering
dan pedesaan.
disebut
sebaqai
Wilayah
daerah
pemukiman
perumahan,
di perkotaan memihki
yang
keteraturan
bentuk secara fisik. Artinya, sebaqran besar rumah menghadap secara teratur ke aran kerangka jaran yang ada dan sebaqran oesar terdin dari bangunan
permanen,
berdinding
tembok, dan dilengkap dengan
penerangan hstrik. Kerangka jelannva pun ditata bertingkat jalan rava, penghubung
mulai dart
hingga jalan llngkungan atau lokal (Koestoer,
1995). Karaktenstik kawasan pemukiman teruterna
oleh
pemukimannya
ketidakteraturan cenderunq
bentuk
Pola
banyak
pernukman
meng1kut1
d1samplng
bentuk
sumber
sebagai jalur transportasi Komposisi
pedesaan
pole
sebaga1
unsur
brasanva
yang
ragam,
yang menghasill
kenlduaan
perkembangannya yang
pemukiman
Kegiatan
yang hanya
[asa
pelayanan.
juga menqhasilkan
pembangunan
dan
Pola
perkarnpunqan sungal (Koestoer,
sangat
karena
tradlslonal
seet
senert-narl,
beraneka
itu
juga
sungal
bertungsl
ragam.
Ada
satuan
tetapl juqa ada yang unsur
ycng ditampung
juga beraneka
untul< tinggal,
tetapl ada juga
suetu produk (pemul
membenl
rumah.
antar wilayah (Sandy, 1977).
leb1h berperan.
ada pernvkirnan
maslh
sunga1,
pemuklman yang unsur alamnya domlnan, buatannya
fisik
berkelornco c membentuk
yang letaknya tidak jauh dart sumber air, 1995).
pedesaan drtandei
penduduk
lndustn). den eda pula
Proses
perncentukan
beraneka tipe perm.ktman.
perkembanqannya
juga eda pemul
dtorqantsasfkan, prakarsa perorangan.
dan Ada tetapi
Adil
yang kemudian mandeg tidak berubah serarne puluhan tahun bahkan ratusan tanun tetap1 juga ada pemukiman yang begitu cepat berubah (Kuswartojo, 20CS).
23
2.3. Penggunaan Lanan di Wilayah Pedesaan lahan dalam
Penggunaan kebijakan
pemenntah.
penggunaan rencana
lahan
pelaksanaannya
Kebijakan
yaitu dalam
tata ruang wila•tah
pernertocab
dalam
bentuk peraturan
dan kawasan.
drharapkan
danar
mcrnbcrikan
pctunjuk tentang penggunaan
mP.ngakomodas1
tertepas can
tidak
mengatur
perundangan,
pernenntah 1ni
Keb1jakan
beberapa
kepentingan
lahan
dan
dan
yang optimal dan
iestart, Kebutuhan laha1 meninqkat can waktu ke waktu sejalan dengan pertumbuhan
penouduk,
pertumbuhan
serta perkembangan
struktur
cart
pernba-iqunan.
proses-proses
dlbatasl
oien
kelangkaan
fenomena
konflfk
ke
waktu,
Struktur
d.in
sisi
transformasi lahan
jug11
konfllk
yang bersifat
maupun
dengan
konsekuensi
ketersedraan
tetap.
Hamonanqan,
ketas
penggunaan
memunculkan
lahan
Fenomena
fenomena
pcnc;gunaan
semakin
konflik
dan
penggunaan
serta nllal
el<sternalitas
lahan
ekonomi
lahan
1994 ).
(Bar-owe,
1978
dalam
( 1994) adalah sebagai berikut :
(2) lahan indu•;tr' dan perdagangan, (3) ianan makanan temak, (5)
(6) lahan mineral, (7) lahan rekreasi, (8) la nan petavanan
jasa, (9) tanan transportasi, Menurut
Dtrektora:
(10} lahan tempat pembuangan. Jencieral
wilayah pedesaan r:ienpunyai
1.
berbaqai
menjadi
pertumbuhan
bercocok taram, ( 4) lahan berumput clan rumput lahan nutar.
lahan
struktur kebutuhan rnanusla,
besarnya,
"'000) dan Saefulhak1m
(1) lahan pemuxrman,
logis
Aklbatnya terjadi
yang ber ~fat sosro ekonomi cl11n pnht1s (SaP.:iJlhaklm, Seoutvh
ekonomi,
lahan yang semakin tajem deri waktu
struktur perekonomian. terkait
sebagai
sernentara
d€ngan berkeMb2ngnya pota
perkembangan
lahan yan~ kemudian
penggunaen
komplak ~P.jalan balk
masyarakat
luasan permukaan
fenomena
dan
Perbandingan
tanah
Pembangunan
Masyarakat
Desa,
an-cm sebagai benkut':
dengan menusla
(man
iand ratio) yang
besar;
2.
Lapangan kerja agraris;
2 O.r1l
(Jayad1n•t•,
11an WHayah
l999)
24
3.
Hubu-iqan penduduk yang akrab;
4.
S1fat yarg menurut tredisi. Menurut Jayadinata {1999) tanah di pedesaan digunakan bagi
kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi.
Kehidupen sosrel, seperti
oersekotah. eenbaoat, berekreasi, berolah raga, dan
berkeluarqa, sebaqamva,
dilakukan
sepcrn bertaru,
d1 dalam kampung,
dan keg1atan ekonorrn
berkebun, beternak, memelihara/menangkap
ikan,
menebang kayu di hutan, dan sebagainya urnumnya dilakukan di Iuar kampung, walaupun
ada keg1atan-Kegia,an ekonorm vanq dtlakukan di
dalam karnpung, separti mdustrl lc:eciJ, perdagangan dan [asa-jasa lain nusalnva:
gJru, bidan, pegawa1 kopcrasl, dan lain-lain.
Perkampungan atau pemukiman di pedesaan terbagl dua macam (Javaomata, 1. Pemuk1man
rnenjadl
1999;:
memusec,
vakm
rumahnya
yang
mengelompok
(agglomerated rural settlement), dan merupakan d·Jkuh atau dusun
(hamlet) yang tercm ates kurang darl 40 (empat puluh) rumah, rl;oin kampung (vlliagl!) yang terdin atas 40 rumah atau bahxan ratusan
tanah
rumah. Di sekltar kampong dan dusun terdapat
pertaman,
bagl
leblh
penkaoan,
peternakan,
pertambangan,
kerurtanan. remoat penduduk oekerta senart-nen
untuk mencari
nafkahnva.
2. Pemukiman
terpencer,
yang
terpencar
rumahnya
menyendlrl
(desslminated rural settlement) terdapat di Negara Eropa Barat, Amerika
Serikat,
Perkampungan
Kanada,
terpencar
di
Australia, negara
rtu
dan hanva
sebagalnya. terdlri
atas
farmstead, vaitu sebueh rurnah petanl yang terpencll tetapi tenqkop dengan
gudang
alat
mesin,
penggillngan
gandum,
lumbung,
kandang ternak. Kadang-kadang terdapat homestead, yaltu rumah terpencil.
25
2.4. Pendekatan Tata Ruang
Dalam pendekatan tata ruang pembangunan suatu
daerah
sebahknya.
akan
Dalam
mempengaruhi
yang terjadi d1
daerah lain
pendekatan tata ruang
1n1
dermkian
digunakan
puta
untul<
membahas hubungan an:ara pertumbuhan da~rdll perkotaan oengan pedesaan.
Hubungan atau
kontak yang
terjadi antara daerah
perkotaan dengan pedesaan berserta hasil hubungannya disebut interaksi (Brrtarto, tnterakst
1991 dalam Koestoer, 1995). antara desa-kota rnerupaken suatu proses soslat,
proses ekonorm, proses budaya maupun proses pohtik yang terjao: karena berbagai faktor dan unsur yang ada dalam kota. da·am desa, den diantara kota dan dcsa (hubungan nrnbat bahk antara desa dan kota). Kola tidak d<1pat turnbuh untuk · dinnya · ser-dir
tetepi jug a
tumbuh untuk desa-desa d1 sekitamya. Dalam pandangan ekononu regional, pembangunan perkotaan tanpa mengkaitkannya dengan pembangunan pedesaan adalah tidak munqkrn
terjadi demikian pule
senaliknva. Pembangunan oesa-kota {pernaenqunen regional) dalam perencanaannya menggunakan Konsep region (wilavah). Cara yang paling banyak dikenal dalam mendefinisikan suatu region adalah : (Syafrizal, 1993 dalam Koestoer, 1995} 1. Wilay<1h yang homogen. Adalah sebuah dM!r2h yang memiliki slfatsrrar yang sarna yartu perbedac:n-perbedaan yang terdapat pada sebuahregion dipandang tidak penting. Misal · region aliran sunqa), region lahan kritis dan sebaqainva. 2. Wilayah yang memusat (polarized region). Adalah sebuah wilayah yang didasari oleh adanya ahran barang se. are internal, kontak can saling tergantungnya daerah-daerah tertentu dengan suaru pusat kegiatan yang dormnan (biasanya pusat kota). 3. Wilaya;i perencanaan
{planning region). Adalah wilayah yang
keseraqarnannva droasen oleh kesamaan oaerah adnin1stratif atau politis. Karena ketersediaan sarana admin1stratifnya rnak.a wilayah ini digunakan sebagai wilayah perencanaan pembangunan.
2r.
Hubuncan antara pertlaku manusia d1 dalam area perkotaan dengar
n,
dcngar.
ang soslal d1 perkotaan telah banyak ditP.11:1 saparn Cooley
The Theory of Transportation
( 1894), Adam Smith
yang
menulis An Inquiry into the Nature and Causes of Wealth of Nations (1976), (Bourne, mekanisrne
1982 dalam Kasimin, 1995) yang meieliti
prlihan lokasi pemukiman yan!J akruel di Los Angeles, dan
Hwan Jin ( 1985) Location:
yang
rnenulis An An<Jlitycai
menentukan
kasrrmn
parruhhan
( 19gs)
secara
lokasi tempat
yaitu faktor eksternal lingkungan
jarak
ke
Model of Residential
Vlith Application to the Housiny Ni:Jtket in Seoul, Korea.
Menurut
eksternai
terdm darl (a) pusat
perumahan,
kota.
dan (e) kearnanan
status sosial
ekonoml,
dan harga ha-apan
tinggal
jalan
rndeks
(c)
umum
faktor-faktor
dibedakan
menjadi dua
alternatif
fas11Jtas
lingkungan.
Sedangkan
laku rumah
di data+
dan harga rumah.
tangga
di dalam
adalah p1hhan
:
kerja,
pengertian
mode· penlaku
ps1kolo9i
waktu.
Fa-ctor-faktor
berrr icem-macarn
trensportast
mikro.
Model ini
bukan syarat utama di dalam
ekonomi,
Pendekatan
tokesr tempat
"trade off' ;;intara blaya
Asums) kedua,
dan
model-model
lokast tempat tlnggal dapat
lokasi ter=pat ~1nggal, tetapi kenyamanan
keputusan.
adalah
ke tempat
memlllh
pemlllhan
rnenqhasuken
tipe
faktor Internal
pernukirnan
yang dlgunakan
asumsi ber-va akseslbilltas
mempunyai
(d)
11.>al rumah.
Asumsi oertama
tinggalnya.
kota, (b)
perumahan,
permuhen lokasl
kendaraan
ke pusat
P;)r;i ahh ckonomt dan geograf1 rnenqernbanqkan darl tlngkall
vane
dan faktor internal keluarqa. F<Jktor
Jumlah
keluarqa yang mempengaru,I
dfjelaskan
tentang
lin91
lni bekerjasama
penjelasan
tentang
perilaku ini memberikan
sosial dan
pembuatan
tekanan pada saat
keputusan pemillhan lokasi ini dibuat (Goolecge dan Stimson, 1990). Perpmdehan 1rujiv1du oen keputusannya terhadap lokast ;ernpat tinggalnya dtakrbetkan faktor-faktor dan
oteh dorongan-dorongan yang disebabkan oleh
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kebutuhan
perkiraan-perktraan
sedangkan
faktor
terhadap
ekstemel
yaitu
lokasi
pernukiman
karakteristik
fisik
yang
baru,
lingkungan,
27
karaktenstik bentuk
perumahan
dan lokasi perumahan
yang retatlt
dekat dengan daerah perkotaan (Hartshorn, 1980).
statistrk
Data-data
perencanaan pernukrmet
pcnduduk
yang
dibutuhkan
dalam
adalah sebagai benkut (Anonym, 1979):
1.. Jumlah penduduk. Faktor mi sanest mernpenqarum luas kebutunen ruang,
kebutuhan
besarannya,
akan
jenis
fas1litas
dan
pelayanannya
ser+a
klasifikasi kota.
2.. StruKtur penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Dari data drbuat
dapatlah
pirarnida
penduduk akan
drrencanakae
sebelumnya
kota. Sebagai
contoh dengan melihat diagram
dapattan d1du9a seneturnnva
3.
dencan
jumlah
kP.lnmpok
damtkran
sudah
dermklan
suatu
plramida penduduk
bahwa pada masa 5 tahun mendatang
usra kerja akan naik harus dipikrrkan
secran
dibukanya
persen.
hal
struxtur
banwe
oencan
lapangan-lapanagan
sudah direncanakan.
[elaslah
oapatlah
perkembangan/kebutuhan
kerja baru atau sendak-ttdaknva tersebut
111i
Berdasarkan
penduduk
lnl
sangat
mempengaruhi
besaran dan jenls fasihtas dan pelayanan SP.1:a tipe-
tipe Ilnqkunqan
pcmuklman
Struktur
~tmduduk
menurut
penveoiaan
mempengaruhi tenaga
khususnya dalam skala-skala
dan
kerja
merunqkatkan
serta
inl
sangat
distribusi/penyebaran yang
bersifat
fasihtas
Faktor lnl sangat mempengaruhi
pola dan
lapangan kerje.
zoning kora, t) pP. hngkungan
dan fasilitas-fasllitas transpcrtasi dan
lamnya.
5. Kepadatan penduduk
Faktor
lapangan kerja,
penduduk
4. Penyebaran penduduk.
kornurakasr
pekerjaan.
jarak.
penduduk adalah
(density).
jumlah
penduduk
Pada
oesernve
kepadetan
dibagi
luas daerah.
Mel1hat
kondi!';i kota-kota di Indonesia diusulkan 6. Pcrturnbu-ian disebabkan
dan oleh
(berkurangnya mirasi.
perkcmbangan tingkat
angka
penduduk.
kesehatan
kematian),
Pada
yang
mobllitas
dasarnya
sernexm
can
tmg91
penduduknva,
Pertumbuhan dan perkembangan penduduk ini akan sangat
memoengaruhi
: perturnbuhen
xotanva sendiri,
pola pengaturan
:.rn
kota
dan
l<emungkinan
pertuasan,
i<emungkinan
penyediaan
laoanqan kerja serta besaran, jenis dan susunan fasilitas-fasilrtas
petavanan. oetam oemuktrnan
penqokuran
clan
pengidentifikasian
suatu
para ah 1 membenl
sebaga1 dasar penentt an dan penclefinisiannya. diperdebatkan
selain
kemasyarakatan
hukurn
kawasan
yang berbeda
Pendekatan yang biasa
dan edrmnistrasr
kepernerintahan
serta
1996) adalah :
(Anonym,
1. Morfologi \1asalah fis1k
pokok
di dua
terbentuk tinggi buatan
jerus
pernukirnan
dengan
l'>P.rt.a
yang dibehas
rnenusre
(man
rnembandmqkan
desa dan kota.
oanqunan-banqvnan
berdekatan
rumeh-rurnah
adafah
gedung-gedung
sP.rta pemukiman made).
Kawasen
terbentuk
Sedangkan
di
bentuk
peri
«arena
kawasan
dan hasi
pedesaan,
tersebar dalam lingkl.'ngan alam flslk btons yang wajar.
Perlcembangan
selanjutnva
transrst
yang bersifat
pusat
pedesaan
menjadl
mendua,
perkotaan dan pernP.~aan.
mcmpunyai
pernbanqunan-pembenqonan
kabur dengan adanya kawasan
sifat
perkotaan,
Beberapa
dengan
adanya
fisik yang memusat.
2. Kependudukan Besaran kcwasan oatarn kawasan tersebut. perkotaan
pemukiman durkur dari banyaknya
penduduk
Batasan minimum suatu pernukrrn=n rnenjadl
arau parnukirnan
pedesaan
menjadi
tidak terlrxl
karena
adanya pandangan yarig berbeda terhadap intensotas penghidupan penghidupan
di kawasan tersebut.
Pengukuran hanya
dan
jumlah
penduduk
bahan untuk
baku
akan
ikutan
biasanya digunal
perkotaan
berkembang tetapi
'ainnya.
yang berdasarkan
rnernbedakan
pedesaan. K<Jwasan
kependudukan
penduduk,
ukuran-ukuran
kelenagakerjaan
perkotaan
berdasarkan
ukuran
mcnghitung
pengolahan
dan
adanya oleh
sudah
tidak rnulai
:>eraekatan t1ngkatan
jenis
bf
kawasan
perkotaan
atau
kawasan
cenderung
didominasi
oleh penduduk
zy
yang bekerja cenderung
c1 sektor non-certa.uen.
Sedanqkan di daerah pedesaan
de19an keqiatan pertanian.
berpenduduk
2.5 Ketenagakerjaan Dalan tertarik
membahas aspek ketenacakerjaan.
untuk
mengamati
tmgkat
umumnya peneliti
partlslpasi
angkatan
kerja,
pengelompokan tenaga kerja menurut lapangan, jenls dan status pekerjaan
serta masalah pengangguran. Seorang penehti blesanva
menghitung
tmgkat
partisrpasi
angkatan
{TPAK)
kerja
memperoleh gambaran tentang oersentase anqkatan penduduk usia kerja. Trnqqi kerta sanqat drpenqaruht untuk rnamperoleh
kerja terhadap
rendahnya tingkat partrsipasi
oleh umur, jerus kelamln
.rntuk
angkatan
dan kesernpatan
Nilal TPAK yang rendah menunjukkan
pskerjaan.
kecllnya kesempatan kerja yang tersedla bagf penduduk usla kerja dan seballknya TPAK yang tinggl rr-enunjukkan besarnya kesempatan kerja yang tersedla (Susantl. dkk,
1995).
lndikator yang diguMakan untuk mengh1tung tingkat partfsipas1 angkatan kerja ad.,lah resio antera jumlah angkatan kerjil dengan penduduk usia kerja atau secara formal TPAK dirumuskan sebagai berfkut (Susanti, dkk, 1995) : TPAK - - .}.~!:1:'.!!J.h
"-~gkatanusra
..
Jum al\ penduduk
. . ..
.
. . ... . ... : 2. 3)
Keterangan : Jumlah angkatan kerja
Tenaga
dan
kerja yar.;;;
:enaga
kerja
sedang bekerja yang
sedang
rnencan pekerjaan Jumlah pe1dL·du< usta kerja
Penduduk
yang ben.sra
15 tahun
keatas3• Untuk menghitung TPAK data yang diperlukan hanvalah
data
struktur penduduk us1a kerja dan angkatan kerja menurut umur, jenis
··········-·------3
Berdasarkan ketentuan BPS
30
kelarmn dan tempat tinggal yang semuanya
ini Clikumpulkan dan
di susu n oleh Badan Pusat Statisn k (BPS}.
2.6. Kuosien Lokasi (Location quotient) Dalam usaha untuk rnerhat keqiatan/sektor di daerah tersebut yang domman dan yang udak dominen ormana usana ini bermanfaat untuk digunakan sebaqai sarana memperjelas penqertian daerah tersebut, tetapi rnetode
ini bukan merupakan
kita tentang alat proyeksr
jangka pendek maupun jangka panjanq. Salah satu metode yang dapat dipaka1 untuk membeda-bedakan kegiatan/sektor (Location
di daerah tersebut
adalah metode Kuosien i.okasi
Quot1e.it-LQ). Location quotient
(LQ)
rnerupaken
cara
permulaan u ntu k rnenqeta ti u1 kernarnpue n suatu oaerah delam sektor kegiatan tertentu. Pada oasamva tekruk int menyajikan perbanomqan relatif
antara
kemarnpuar.
denpan kemampuan
suatu
sektor di daerah
yar.g disehdikt
scktor yiJng sama pada dacrah yang lebih .uas
(Wen pam, 1984 ). Metode LQ lazim digunakan
oalam studi-studi
basis ernpntk
(export base atau economic base), tetapi dapat pula digunakan untuk kebutuhan lainnya m1salnya untuk masalah dominan tldaknva kegiatan/sektor pemuKiman,
di
daerah
tersebut
pemerintahan,
indLstri
Location Quotient dltetapkan
seperti
untuk
suatu
kependudukan,
kecrl dan besar dan lain-lain.
kepada masing-masing
kegiatan{sektor
di daerah yang bersanqkuten. Metode ini dih1t1.:ng tiao-tiap daerah, bila Location Quotient Jebih besar
dart
satu
tersebut dominan, menunjukkan
rnenunjukkan
petunjuk
aoanva
keqratan/sektor
dan hila Location Quotient lehih kP.r.il dari satu
bahwa kegiatan/sektor tersebut non dominan. Inti dari
konsep ini cufolah bahwa kegiatan/sektor tersebut merupakan sektor dominan yang mempunyai
pengaruh
lebrti besar terhadap
rara-rara
kegia~an/sektor tersebut secara keseluruhan. Asumsi yang mendasari metode Location Quotient sangat lemah karena metode ini berasumsi
bahwa pola kegiatan/sektor
di setiap
31
daeran adalah 1dentik dengao pola keqiatan/sektcr
di kota/proptnsi
dan penduduk di daP.ri!h yang bersangkutan ada dalam suatu daerah tertutup.
Dengan did1dent1f1kasikan non
dornlnan.
menqetahul
tersebut,
esurnsi
melalui
apakah suatu keqratan/sektor
Cara
potensi
1ni
rnarupakan
ini
dapat
bersrrat dominan ateu
satu
tertentu dan
kcqlatan/scktor
ada.ah sel.>dydi berrkut
salah
metodc
lan9kah
untuk
perhitungannya
:
L _ L1" /LIAT. Q, Lt' /Lt AT
(7.4)
Keteraoaan :
u• adalah luas kegiatan/sektor
i di wilayah
kecamatan
LI AT adal11h luas keglatan/sektor di K<1bupo:iten Aceh Tamlang
u• adalah
iuas total kecamatan
Lt AT adalah luas total wllavah Kabupaten Aceh Tamiang
Jika, l.Q>1 kegiatan/sektor tersebut adalah domlnan
LQ-.1 ke9iatan/sekto' tersebut aciafah sama dengan rata-rata
LQ•" I kP.glatan/sektor tersebut adalah non domlnan Perhilu119 • ., rnenc apatkan
dengan
metode
daerah
yang
·nl
juga
kepadaten-iva
dapat
digunakan
.intuk
com/nan atau
kurang
dornlnan seportt yang dilakukan oleh PT. Riung Pulung Mahkota pada
tahun : 097 untuk kasus OKI Jakarta (lndrawati, 1998). Perh1tu11gan untuk
rnernpe-oteh
nilai
kepadatan pernukiman dan
kepadotar. penduduk acia!ah : LQ kcpadatan pemukiman per kecamatan : LQ ~ Lu"~ tanal> pemuk1.man d1 Kec&matan/Luas ~!noh pemuklman d1 .'5abupaten .( 2. Luas wolayah kecamatan/Luas w1layah kabupaten
S)
32
LQ kepadetan LQ
peruluduk per kecamatan ;
Ju rmah peMudu~--d~Kecamatan/lu m:ah penoucuk d1 Kabupaten
... (2.6)
LLJ.ai:;w1layah kecamatan/Luasv.;1lay~h k.flb1.;p.:it~n
J1ka,
LQ>l
maka daerah tersebut domrnan dllihar dan keqratan/sektornya
LQ=l
maka
daerah
tersebut
sama
dcrgan
rata-rata
dulnat dar1
kegiatan/sektornya LQ
rnaka
daerab
tersebut
kurang
dorn.nan
d1lihat
dari
menqenai
ketersedraan
l
2.7.
Model Ekonometrika Terkadang
krta rr enemukan
persoalan
da:a (daca ava1fabi'1ty) untuk mewakili vanabet yaf"lg d1gunakan dalam pe-iehtian.
Misalnya,
proses pengolahan
bentuk data da am series yang pendek sehrnqqa data time series tidak dapat drlakukan berkaitan
denqan oersvaratan jurnla-i data yang
minim.
bentuk data dengan jurnlah unit
ditemukan
pula, sehingga
sulit untuk dilakukan
section untuk mendapatkan
informasi
Lain halnya
cross section
proses
d 1 ates dalarn teori
satah sacunya dapat ciatas, dengan rnenggunakan data
dengan
berimohkasi
data cross
prilaku dar: model yang hendak
panel (pooled data) agc.r dapat diperoleh (efisien)
yang terbatas
pengolahan
l
dengan
te1;..d1ny"
terhadap
hasil estrrnasi yang leb1h baik
peningkatan
peningkatan
jumlah
derajat
observasi
kebebasan
yang
(Syahrial,
2005). Dalam analtsa model data panel dikenal tiga rnacam pendekatan yang terdrri dan per dekatan
kuadrat terkecit
(pooled lcost square},
pendekatan efek tetep (f1x1::<J t:fft:cl), pendekat
ya1g cuakukan
catem anafisa data panel
tersebut adalah sebaqai benkut :
L Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square). Pendekatan ini merupakan
pendekatan
yang paling sederhana
dalam pengolahan
33
data panel •tang diterapkan
data yang berbentuk pool.
Clatam
Persamaan umumnya adatah sebagai bertcur : .. ... ... . .. .. .... (2. 7)
Ketcra n g<:rn :
Y,1
= Nrla1 vanabel terlkat (
individu (cross section unit) i pada penode t dimana i== .. ,n dan t=l, .. ,T
1, X11
= Nil;;11 variabel
unit
mdrvrdu
penletas 2.
penjetas
Pendekatan
ke-!
iexplonatorv vonobte; untuk setiap
pada
t, drrnana
penode
J = 1,
drberi indeks dengan
K vanabel
.. ,K
Efek Tetap (Fixed effect). Kesulitan terbesar dalarn
pendekatan metode kuadrat rerkec« brasa tersebut adalah asumsl
hteeceo: dan stooe dan persamaan regresi yang dlanggap konstan hark
antar 1faP.rah meupun
beralasan. denqan
Generalrsasi memasukkan
antar waktu yang mungkin
secara umum sering venabel
boneka
(dummy
dilakukan
tldak adalah
vttrl<Jble) unluk
rnenqrzmkan terjed'nva perbedaan n11a1 parameter yang berbedabeda llntas unit cross section maupun antar waktu. dengan memasukkan
Pendekatan
variable boneka Inf dikenel dengan sebutan
model efek tetap (fixed effect) etau Lee»; Squ<Jre Dummy Variable
atau
drseoct
iuga
Covariance
Model.
Persamaan
dengan
pendekacan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Y,1=o + bX,1 + y2W2t + g3W3t + .. + gNWNt + d2Zl2 + d2Zi3 +
...... +
dTZiT +
c,,
. . . ..
..
..
. . .. ...
.. . ..(2.8)
Keterangan :
w,~
1 untuk individu kc-i, i=2, .... ,N =
0 untuk sebahknva 1 unt.rk indivrdu ke-t, t-2, ..... ,T O untuk sebaliknya
34
Penambaha1 sebanyak (N-1) + (T-1) variabel boneka ke dalam
model ::Jan
mengh1langkan cua sisanya untuk
kolinearitas
sempurna
antar
variabeJ
menqrundan
penjelas.
Dengan
menggunakan pendekatan ini akan terjadi degree of freedom sebesar
atau sebesar NT-N-T.
NT-2-(N-l)-(T-l),
memasukkan pertrrnbanqan
variabel
boneka
rru
harus
Keputusan
didasarkan
statistik. Dengan melakukan penambahan
pada variabel
boneka iru aken dapat mengurangi banyaknya degree of freedom vane oaoa akmrnva akan 11empengaruhi eflstensi yang
diestimasi.
digunakan
ini
Pertimbangan
pemihhan
Clari parameter
pandekatan
yang
didekati dengan menggunakan statistik F yang
berusaha mernperbandmqkan antara nilai jumlah kuadrat dan error dan proses penc'ugaan denqan
menggunakan
rnetode kuadrat
terkecil dan efek tetap yang telah mem<1Sl•kkan vi'lri;:ihP.I bonaka. Rumusan ltu edelah sebagal berlkut : F.
.
••r ....tvr . ., r
= t=_~S, - ESS~ l(N + T - 2) (ESS~)l(NT .. N
T)
... .(2. 9)
...
ESSl dan ESS2 adalah jumleh kuadrat slsa dengan menggunakan metode kuadrat ter1<ecll
ciesa dan model efek tetap, sedang
stansnk F meng1kuti d1strlbusl F dengan N+ T-2 dan N r ·N-T cerejat kebebasan.
Nilai
diperbandingkan
statistik dengan
F
nilai
uj1
inilah
statistlk
yang
F
tebe'
kemuolan yan"
ukan
menentukan plllhan model yang akan dlgunakan. 3. Pendekatan
f.fek
Acak
(Random
Effect).
keputusen
untuk
memasukkan variabel boneka dalam model efek tetar rak dapat dipungkiri akan Penambahan
dapat
variable
menimbulkan boneka
ini
konsekuensi akan
dapat
(trade off).
menguranqi
banyaknya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnva akan mcngurangi cfisicnsi dari parameter yang akan diestimasi. Berkait:ar: dengan hal ini, dalam model data panel dikenal pendekatan ketiga yaitu model efek acak (random effect). Dalam model efek acak, parameter-parameter yang berbeda antar
35
daerar
maupun
hal uulah.
antar
waktu dimasukkan
ke dalam
euor.
Karena
model efek acak sering 1uga disebut model komponen
error (error component model). Bentuk model efek acak ini dijefaskan pada pcrsornaen berikut ini : . (2.10) . [2.11) Keterangan
:
=
u, -· N(O,&})
komponen cross section error
N(O,
= kornponen time series error
w,, ~ N(U,O../) =
komponen error kornblnasi
1, -
0
01asumsikan
bahwa error secara individual tidak sallng berkorelas1
beg1tu
)uga
dengan
model
efek
ecak lnl,
derajat
kebebasan
dll<:ikukan
Keputusan dengan
maka kita dapat
hasil
Speslfikasi
menggunakan
nilal
seperti
yan!)
estlmasl
akan
menjad1
semakln
eftsren.
spesifikasr
yang
akan
memberik.an
mi
Chi Square
dikembangkan
stensucs
penilaian
sehingga
oleh dengan
keputusan
model akan dapat drtentuken secara statistik.
Berdasarkan dituliskan sebagal
tujuan penelitian,
maka perumusan
model dapat
benkut :
1. LQ kepedatan penduduk
+ 1J: LnXJ,, +
Keterangan
jumlahrwa
pernakaran
model tetap ataupun etek acak dltentukan
penggunaan
Haussman.
Y,,=uG
menggunakan
manqnemat
dan tidak mengurangi
menggurakan
pem1o1han
Dengan
cada model efck tctap. Hal inl bertmpukas. parameter
-nerupakan
yang
error kombinastnya.
:
{J, I nX2,. +
/h lnX3< +
<¢. •
..
(2.12)
:
Y
= LQ Kepadatan
Xl
= Jumlah Rumah Tangga yang mata pencahartannya di sektor
Penduduk;
jasa (KK); X2
=
Jumlah Rumah Tangga yang mata pencehartannva di scktor lndustri (KK);
36
X.1
=:
Jumlah Rumah Tangga yang mate; pencahanannya pertanian
di sektor
(KK);
fl
= Kocf1s1en estrmasr,
u
= Koensren intercep~(konstanra ).
Madel dietes chsebut jt:ga model sernuoc karena hanya X yang dmvatakan
delarn
bentuk
kerrurmqan
Jl,
mengukur
d1harapkan
atau rate-reta)
log.
Dalam
pcrubahan
model
ebsotut
ini,
dalam
koeflslen (nue:
Y untu'< suatu perubahan
yang
rPlatif atau
propors1onal tertentu dalam X (Gujarilti, 2001).
:.Q
Model bC!ntuk
model
kepanatan
pendudus
log ganda, drmana
menun3ukkan elastisicasnya. sebagei berikut.
dapat
ko~i1s1en
Perumusan
datarn
dart varlabel
bebas
model
Ln Y,..=ao + /11 LnXT •;. /11LnX2. + P:LnX3• + r.,_.... Ke.terangan
juga dibu1:1t
.....
dapat
. .. . . .
ditullskan
..
.. p.13)
:
Y
,. LQ Kepau
Xl
= ;umlah Rumah Tangga yang mata pencah
X2
=
Ju:rilch
R.umah Tangga yang mata pencahariannya
di sektor
industn (KK);
X3
= Jumlah Rumah Tangga yang meta pencahariannya di sektor pertanian
(KK);
f3
-=
Kocfislen esdmasi;
a.
=
Koefis1en
intercept (konstanta).
Model dratas drsebut rnocel log-ganda le>garit.11a natural e = 2,718.
(ya1w logantma dengari bilangan easer e, dimana
Salah
satu cir1 yang menarik
adalah koertsten !<emiring;m valtu persentase
dimana In merupakan
dar. model
log-gand<J
fl1 mengukur elastisitas Y terhadap X,
perubahan dalam Y untuk oersentase perubahan
tertentu dalam X (Gujarati,
2001).
37
2. Kepadatan penduduk
:
tn Y,1=a0 + p, LnXJ,, +ft, LnX2.,+ fhLnX3< +
t;,.
.. . •
..(2.14)
Keterangan : Y
~ Kepadaten pcnduduk Kecamatan (J•wa/km2);
Xi
= Jurnlah Rumah Tangga yang mata pencahariannya d• sektor jasa (KK);
= Jumlah Rumah Tangga y;mg mata pencahanannya di sektor
X2
industri (KK);
=
X3
Jumlah R:Jrnah Tcmgga yang mata pe:rcahariannya di sektor
certantan (KK);
I~
= Koefis·cn esnmasl;
u
= Kocfis-cn intercept (kons:anta).
Mudel
diatas
merupakan
model
fog-ganda
dimana
In
rnerupakan logantma natural (vattu loqantrna dengan bilangan dasar e, dimana e
=:
2,718,
dP.ngan s.afah satu cirinya adalah
koefisien kermnnqan lh mengukur elasnsitas Y terhadap X, yaitu persentase perubahan
dalam Y untvk
persentase perubahen
tertentu calam X (Gujarati, 2001). Alat penguli:lhcnl
anal1s1r.
yang
drqunakan
adalah
ekonometrika yang
datarv a dengan software E-views 3.0. Metode anahsis
dalam pem.hsan ini adalah dengan pemodelan reqrest data panel tahun 2001. sampai tahun
"'104 untuk mendapatkan
model kepadatan
penduduk yang ber okas: di kecamatan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh Jlka menggunakan data panel. Drantaranva mdrvidual,
(2)
.rdalan (1) Adanya kontrol untuk heteroqenttas
Data
panel dapat
membenkan
data yang lebih
informatif, lebih variatrt, lebih sedikit memberikan kolinieritas antar variabel, lebrh
banyak derajat bebasnya can lebih efisien, (3) Data
panel lebih baik Jtka
digunakan
untuk
mempelajarl penyesuaian
dinamis (dynamics of adjustment), (4) Data panel lebih baik digunakan untuk me'1gideritif1kas1 dan mengukur dampak yang secara sederhana tidak terdeteksi
pada data coss-section atau data pure time-series,
38
(5) Model data panel mengmnk;;in
ksta .mtuk
model t1ngkah loku yan·;i lebih rurnu danpada
tune-sertes,
data
(6) Data
panel
mikro seperti rndivrdu, perusahaan Klevmarken,
rr.odel-
data coss-secnon d1gabungkan
dan rurnah tangga
atau
pada unit
(Hsiao, 1985,
1989, Solon, 1989 dalam Baltagi, 2001),
Keter.:iatasan pcngumpulan screkt1vitas,
brasanva
mernbangun
data
data,
panel
meliputi
(2) Distorsi
: ( 1) Masalah
d1sain
dan e·or penguku·an,
dan
(3) masalah
(4) Dimensi short time-senec,
Secara urnum hubunqan antara vanebel bebas dan vanabel
tck
bebas (terikat) dapat <.Jinyatakan aalam oentuk : Y
==Po + Pi Xi + /ti x) +
+
Menurut
Gujarati
sejauh
yang
mcny.:ngkut
adctah
metode
ft;
(2001)
xk +
r.
dalam
aneltsrs
. .. rnasalah
regres1,
(2.15)
.. . penakslran
rnetode
yang
fungsl,
dlgun
OLS (method of orainery least sqllares). Asumsi-
asumst metode OLS adalah sebagal bankut :
1.
i.;
2.
E (c,/X) .. O ; rati:i-ratci t1 pada sembarang perlode adalah nor.
3.
Var 1:, adalah
adalah variable
random.
konstan.
Asurns: lni crnvatakan
dan d1sebut sebagal keadaan
sebagai Var (~1/X)o2
homoskedastlsltas.
4.
e, ~ N (0, <:r2c)
5.
E (e., $J) = 0. Asumsr eutokorelasi,
6.
Tidak ada korelasr antara c, dcngan var•abel penjeras.
7.
Vanabel-v<:iriaoeJ
r-anva
menampung
vanabet yang tidek dimasukkan 8.
Ttdak
ada
gejala
tlrlak
Hubungan dlspesmkes.kan
adanya
gejala
Artinya besaran
penqaruh
dari
variaber-
dalam model.
multikolinieritas,
sernpurna antar vertebel-verlabet 9.
menunjukkan
penjelas diukur tanpa keselahan.
sernata-rnata
i:,
lru
yaitu
korelasi
lil"ier
yang
penjelas.
dengan benar.
Den9an asurnsr regres1 uruer klasik tersebut rnaka Lekmk analisis dengan
menggunakan
OLS akan dlperolen
penaksir talc: bias linier
terbaik atau BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), artinya suatu penaksir
akan Sama acau tidak bias dan mempunvai
varians
yany
sangat kecrl bila dtbandrnqkan untuk menqetanut
dengan koefisren
yang sebenarnya.
apakan model telah rremenuhi asumsi-esurnst OLS
diatas, maka perlu d1lakuk.;n p1=m911Jli'in .<;P.h;:ig;:ii berikut :
Uji Multikolinieritas mendeteksi
Untuk
acanva
masare-i
rnultikolmieritas
dengan
dapat dilakukan dengan salah satu cara : R-squ<Jrcd tinggi tetcpi banyak t yang tldak siqrufikan ; -
Oengan
merihat
nild1
koetisren korelasr. bebas
lebrh
merupakan pasangan
ko-elasi
Apabrla koe'isren
besar
dart
masalah 1111,
antar varlaber bebas dari matrrks
0,8
yang
korelasi antara dua peubah
atau
0,9
sern.s.
rnultikohrueritas
maka
Namun
demikiar
korelasl
tldak memberlkar. mrormas! yang lebm oalarn untuK
hubungan yang lebih
rurmt
antar tiga
Dalam tulrsan 1111 multlkollnlerltas
Pearson Correietso» Mlltnx yang
atau
leblh peubah.
diceteksi
terdapat
dengan mellhat nflar
pad a program SPSS 11
(karena d1 Evlews 3.0 t1dak ada untuk baglan panel data).
Uji Autokorelasl Autokorelast dapat ui\.11:!fi11i~ik<1•1 serenokalan Meskiplln
observasi
yang
dlurutkan
~t!b<1gcil korelast antara anggota menurut
waktu
atau ruang.
penaksir OLS tetap tak bias dan consisten dengan adanya
autokorclasl, pcneksrr
tidak lag1 efislen (Gujarati,
Cara yan\; paling
eutokorelasi adalah
sering digunakan
2001).
untuk mendetekSI
adanya
dengan UJI Durbin Watson (OW). Bila nl ai [)W
berada di sekitar 2 brsa diasurnsrcan
bahwa model 1ni telah
bebas
autokcrelasi. Selain itu, keputusen ada trdaknve autokorelasi adalah :
1. Bila nilai DW leblh besar darlpada batas atas (dU), make tidak ada autokorelasi posltlt: 2. Bila nilai DW lebih kecil danpada
batas bawah
( dt.), make ada
autokorelasi positlf; 3. Biia rula: DW tenetak diantara batas atas dan batas bawah maka tidak dapat drslrnpulkan:
40
4. Bila
nnal
DW
kecil danpada
leb1h
{ 4·dU)
maka
tidak
ada
autokorelasi neqatif: S. flilri nilai DW lebrh besar daripada (4-dl) maka ada autokorelasi negat1f; G. Bila rnlai DW terletak diantera { 4-dU) dan ( 4-dL) rraka trdck dapat disrnpulkan.
Uji Heterokedastisitas Heterokedastisites adalah keadaan d mene asumsi varrans dari
senao
konstan tidak tercapai,
gangguan adalah
Dampak
adanva
heteroskedastisitas
aoatah tidak efJSlen.,ya proses estrrnasr. serrentara
hasil
sandm tetap konsistcn dan tidak bias. Dengan
estimasinya
adanya masalah
hetcroskedestlsttas akan rnenqakibatken
nasrl uji t
dan F tldak berguna {miSle<1dmg). iru,
Pada tulisan memt>andingkan
stetisticstwo
nilai
lcbih
sum Squared Restd!lalnya jrka nila: kccil
:l1bandingkan
statistics ma<.; lcrir•uikd~i harus
ditreatment
ctterapkan
uJI heteroskedastlsnas
dengan
nilai
menggunakan
weighted
unweighted
adanya masalah beteroskedestts,
dengan
dengan
seh1ngga
White neteroskeassttcttv
Consistence Covariance yarg tersedia pada program fviews version
3.0.
Tanda
adalah nilat
da··
masatar. neteroskedasns
probatnhta
dari
l-Sldl
yci119
yang telah
drtrcatrncnt
lebih baik cart sebelum
drtreatrnent.
Selanjutny.J mcdel tersebut 1uga d1u11 dengan beberapa krlterta yang mctrcuti :
1. Koefisen Determinasi (R2). Digunakan unruk mengukur kebail<:an suai model (goodness of fit) garis regresi.
Nilai R2 berada pada batas O ,;;: R2 < 1. Semakin R2
rncndekati a;;gka d
1 (satu) maka
men er angkan
mendekati angka
va·iabel
O (nol)
rnaka
scmakin
terikatnya,
kuat model tersebut seba\iknya
bila
R2
sernakm lemah model tersebut
dalam meneranokan variabel terikat.
41
, E5:' R - --atau TSS
. -··
(2.16)
Oleh karena model dalarn tuhsan rm rnsrupakan regresi data panel meka nilat
Koef'sien
Determmasi
{R2)
pada
Program
Eviews
version 3.0 dapat dihhat dari mlai Adjusted R-squared.
r-n.
2. Uji Pa rsia I ( uj
Yartu uji yar.g dilakukan
urtuk rnenqetahui
keberartian
rnas.nq-
rnas1ng vanabel dalam model.
tuootesrs :
Pengujian
H0: fl: =O (t1dak
ada pengaruh
dali van;;h!P. X, terhadap variable
terikat Y) Ho:J\1:0
(ada pengaruh dari variable
x, terhadap
variable
tenket Y)
Statrstrk UJi : I -
. h l! =
fJ,
·--
Sd /~. !
·-· - -·- ---·-·-·
-· - -··
(2.17)
K€terangan :
reqres: ke-i
jl,
: koeflsien
Se (131)
: standar e-ror dari koefisren regresi ke-t
Keputusannya
l1 i > 1,, 1".
:
, ,,,_,. maka Ho ditotek.
Dalam tulisan
mi menggunakan
e-views, dengan mendeteksinya
dengan cara rnelihat nilai Probability (t). lika Probability t test < a. maka Ho drtolax. Keterangan
:
a : derajat kebebasan yang digunakan
(degree of treeO'om}.Dalam
tulisan
iru o.
sebesar 5% atau 0,05.
3. Uji Keseluruhan (uji-F). Yaltu
uJ1
ya;ig
dilakukan
untuk
mengetahui
tingkat
keberartian
model secara bersama-sama.
42
Pengujian hlpotests ; H0:fl·
=f:\,=J3, = .. =fitc=U
Ho :;icfa
r.i, ..o ;
i = 1.2,3,
(model tidak berarn secara statistik) ,k (morlel berarn secara stilt1!';tik)
Statistrk Uji :
F - I 111 .··.
F.SS.i(k-ll
--·--, RSS !\n- k)
. _LrF !
. .
. ... (2.18)
Keterangan :
k
: banvaknva
parameter
n
: ba f\yalmy a obssrvasi
Keputusannya :
[f;,,, ! > /·~"·-'""-''
maka Ho ditolak.
Dalam
tuhsan
1r.1 nenggunakan
dengan
cara
rnshhat
nila1
e-v1ews, cengan mendetsksmva
Prowbi11ty
(F).
Jika Probability (F-
Stat1st1c) < a maka Ho ditolak. Keterangan
:
o. : derajat kebebasan (degree of freedom).Dalam tulisan ini n yang drqunakan sebesar 5% atau 0,05.
43
BAB
III
GAMBARAN 08JEK PENEUTIAN
3.1.
Kondisi Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Tarnlanq pada tahun 2004
mencapai 232.174 jiwa ya09 terdiri dari 117.912 j1wa laki-laki dan 114.262
jiwa
perempuan.
Penduduk
di
wilayah
rnr
terutama
terkonsentrasi di Kecamatan Ke1uruan Muda ya1tu sebanyak 42.124 jiwa atau sekltar 18,14 persen dari jumlah penduduk yang ada. Untuk lebih jetasnva,
penyebaran
jurntah
penduduk di Ki1bupal~n Aceh
Tamiang tahun 2004 capat eilihat pada gambar benkut i:"lr. Gambar 3.1 Penyebaran Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang Menurut Kecamatan Tahun 2004 ~--·· 11°/o
11 OAJ
• Manyak Payed
-1
•Benda hara
a Seruway •Rantau 10°/o
o Karang
B
o Kota Kuala Sirrpang • Kejuruan Muda
Sumber:
BPS Kebupeten Ae<>.h Timur (dioJah)
Persebaran penduduk yang tidak merere di seluruh kecamatan yang ada mengakibatkan
l<epadatan
penouduk
sangat
beragam.
Selarna tahun 2003 terdapat 2 kecamatan yang mengalami tingkat pertumbuhan penduduk paLing tinggi yaitu Kecamatan Karang Baru
44
sebesar 8,51 persen can Kecamatan Manyak Payed sebesar 8,12 persen. SP.mP.ntara itu, pada taf"un 2004 Kecamatan Manyak Payed juga masih termasuk
wilayah yang trnqkat pertumbuhannya
t1nggi sebesar
persen,
4,12
selanjutnya
Tamiang Hulu sebesar 2,63 persen. kecamatan
oleh
Kecamatan
Disamping itu juga terdapat
yang mengatam1 pertumbuhan
penurunan jumlah pcnduduk sepanjang
diikuti
paling
negatif atau mengalami
tahun 2004 yaitu Kecamatan
Kota Kualaslmpanq denqan tingkat pertumbuhan -0,20 persen. Artinya dibandingkan Kecamatan
jurntah
Kualasimpang
persen c'rbandingkan jelasnya
penduduk pada tahun 2003, jurntan penduduk
dapat
pada tahun 2004 lebih rendah sebesar 0,20
Jurnl;:ih
pend..,duk pada tahun 2003. Untuk leblh
dihhat pada Gambar benkut ini.
Gambar 3.2 Tingkat pertumbuha11 Penduduk Kabupaten Aceh Tcsmlang Menurut Kecamatan Tahun 2003 - 2004
5,00 -
4,oo
Ia
r
1 M~nyAk Payed
! • 2 Benc!Sl'o!ltll •o3Seruway o4Rantau
3,00 I 2,00
II
I:
'
o 5 Karang tlaru
'
, ,00
• 6 Kola Kualaoimpangl I
0.00 -~-
• 7 Keiuruan Muda o 8 Tam1an9 Huru
-1.00 Kecamatan somber : BPS «sbaoete» Aceh Timur (dtoten)
seranjutnve
untuk
melihat
perkembangan
penduduk
hingga
tanun 2013, dapat dilihat dari data proyeksi perkembangan penduduk. Berdasarkan Wilayah
Buku t.eporen Fakta can Analisa Rencana Tata Ruang
(RTRW)
Kabupaten
Aceh Tarniang
(2004-2013)
yang
menggunakan data penduduk pada tahun 1997-2001 diperoleh ratarata pertumbuhan
penduduk Kabupaten Aceh Tamiang selama kurun
45
waktu tersebut
acaian seoesar
1,62 persen. Hasil proyeksi pencuouk
menurut jerus kelamm tehun 2005-2013 selanjutnva cfo;ajikan pada tabel berkut rm.
Tabet 3.1
l>royeksi Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten
I
No.
Aceh Tamiang Tahun 2005 - 2013 .. ··--·-··-Ke cam a tan Jumlah Pendudu_!!_f!.i~.a. Pada Tahun
-
I
2005
-
"larwak Payed
2
Llendahara
J
Seruway
I I
Reritau
s
Karang 3aru
7
31049
24.319
4
6
23.785
n.e43 37.311
· Kota Ku~la-s1mpan9 Kejuruen
22.409
'!Udll
46.828
I
2006 74.
lin
31.5~2 24.713
2008
:J4.5b2
24. 960
32 OF.3
32. 5631
35.309
25. .)20
n sss .
25 113
!
2013
I
L7.D~tl
'
33 375
22 772 I
!
i
I
1aa 'I
34 ~65
31
38 530
39 154
42 430
23 141
23. 516
25 403
48.358
49 141
33 916
37.915
4:'.!i87
2007
'
T11m1an9 Hutu 27.668 1s 27 247 28 137 2t! S9J l
'I
53.253 30 9SS
;~2.l-~79.511
I
Berdasarkan
data
proveksi
kependudukan,
diperktrakan
conseotrast penduduk wilayah Kabupaten Aceh Tamiang pada TahJn 2005-2013
yang paling tinggi tcrdopat pace tiga wilayah
kr
camatan,
yaitu Kecama:an Kejuruan Muda sebesar 19,05 persen, Kecamatan Karang Baru sebesar 15,18 13,36
persen. Tingg1nya
persen dan kecemetan Rantau sebesar konsentrast penduduk di ketrqa
kccamatan tersebut dimungkinkan
wllavah
karena lokasi ketiga kecamatan
tersebut berdekatan dengan Kota Kualas1mpang yang memilil<'i sarana dan prasarana yang lebth lengkap serta memiliki akses ya11g lebih mudah menuju lokasi pusat perdagangan dan jasa-jasa.
46
I
3.2.
Kondisi
Ketenagakerjaan
T1n9kat
pertumbuhen
rnempenqaruhr pertumbuhan kcrja harus d11mban9i
penououk angkata., kerja,
oleh penyediaan
mdikator ketenaqakerjaan
yang
relatif
Pertumbuhan
l
adalat> Tmqkat
kerja,
Part1s1pas1
tingg1 angkatan
Salah satu
Anqkatan
xerja
(TPAK). Menurut
da:a statistrk, nrlai TPAK di Kabupatcn Acch Tamiang
Tahun 2004 adalah sebesar 55,9G persen, artinya da:·i 100 penduduk usia kerja (15 (bekerja
tahun ke atas) terdapat 56 cenoucuk angkatan kerja
dan menc:;iri pekf>rJ;ian). Angka TPAK
perbaodrnqan
penduduk
angkatan
kerja
juqa rnenunjukkan
in1
(usia
15 tahun
ke atas)
denqen penduduk 15 li:!hun ke etas secare keseluruhan. Sementara Tam.ang
rtu, data TPAK per kec.amatan di Kabupaten Aceh
tahu.i 2002 depat dlhhat pada tabel berikut mi. Tabel 3.2
lumlah Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasl Angkatan Ketja (TPAK) Menurut kecamatan di Kabupaten A<:ehTamiang Tahun 2002
I
No
... . ..
Kecamatan
1
Manyak Payed
.. . . . .......
r- TPAJ< (D/o)
Angkatan Kerja
•
H
·-···
6.713
51,77
...__ T. __ ...........·-·-······ .. _....... .. .. ........... 2 BendaharC> 9.330 55,02 ........ -· ..... ......... ..... · -··--· ... .. " ·-·-7~457· ...ss,91 3 Seruway .. ' .... , ... ... .... ,, .. ·-·· .. .. . ... "'··---· .. . .... ......
'""""''
4
Rantau
..
.. ...
12.508
.. ..
5 Ka,-ang Baru ....... . .... 6 Kota Kualasimpang .. ....... ...... . . .. 7 Kejuruan Muda
..
. .. . ... ····- -············-··· ...... 13.284
··-· . .. -·· .......
·-- -····
'
..
9.569
65,19
······· ..
········-·· . .. 63,35
.. ·······-······-··-· ........ ··-·· .... ..
73,28
17 .282 64,26 ·-----·. . -·-···-----·· Tam_1a~~ l-lulu -+------7~. 9~6~6_._ s_J~,~3--10 Ju mlah 84.104 60,81 ..................
J
8
I
I
1
Sumber : BPS K.>bupot:enAceh Timur, 2003
Dari tabel diatas dapat clilihat bahwa angka TPAK yang tertinggi adalah
di Kecamatan
Kota
Kualasimpang
yaitu
73,28%
der
yang
47
paling rendah ada/ah d' Kecamatan Manyak Payed varru sebesar 51,77 persen.
Tmggir.ya
ini
anqca TPAK Cit Kecamatan Kota Kualasirnpanq
drrnunqkinkan karana merupakan wllayah yang terpadat penduduknya,
serta pusat perdagangan, jasa-jasa dan sebag1an aktlvitas pcrl
terletak di kawasan ini.
setanjutnva Kecamatan
1umlah angkatan kerja yang
Kejuruan
terbesar terdapat d1
20,55 persen dari total
Muda yaitu mencepai
jurnlah angkatan kerja d1 Kabupaten Aceh Tamiang. Sedangkan jumlah anqkatan
kerja
yang
paling sedikrt
terdapat
d1 Kecamatan Manyak
Payed vaitu hanya sebesar 7,98 persen.
3.3.
Kondisi Perekonomian Pada
makro
urrumnya
digunakan
Perkembangan
untuk
data
kepentmqan
Produk
Domestik
anausrs secara
Regional
Bruto
(PDRB).
ekonorm Kabupatcn
PDRB dan pertumbuhan
Tamiang tahun 2001
beroagal
Acch
tahun 2004 dapet dilihat pada tabel di
hlngga
bawah ini. Tabel 3.3 PDRB Ka bu paten Aceh Tamiang dan Pertumbuhan Tanpa Migas, Tahun 2001-2004
'
Tahun
Atas Dasar-l Pe~m-· ·
Atas Dasar
Harga Berlaku
buhan
Harga
(Juta Rupiah)
(persen)
Konstan 2000
l'"Pert ·-·-. umI
buhan (persen)
(Juta Rupiah)
2001 2002
934.779,54
.
:.020.255,22
2003
l.122.265,44
2004
1.Z3 I .641,66 .
887.740,53
914 i.
.
911.9!'.i2,29
2,73
10,00
945.863,57 .
3,72
10,28
9ss.194,4s r'
Somber : BPS Kabupaten Ace.'1 Timur, 2005
!
4,22 ···-
-·
Dari tabel diatas dapet dilihi:lt bahwe PDRB Kabupaten Aceh 1 amiang tanpa minyak
dan gas atas dasar harga berlaku pada tahun
48
2004 sebesar 1,24 tnllun rupiah rnenqalarru perunqkatan
2003 yang
pada tanun Kabupaten
hanya
1,12 trlnun rupiah.
sebesar
Aceh Tam1ang ditinjau berdasarkan
pada tahun
d.bandinqkan
harga konstan
PDRB
2000
?003 sebesar 94~.06 milyar rupiah meningkat menjadi
985, "/9 tnliun
rupiah
h:JrlJil konstan
pada tahun
2004.
Menurut
2000 laJtJ pertumbuhan
P.konomi
PORB atas dasar Kabupaten
Aceh
T~miang yang dihitung bcroasarkar PDRB tanpa migas tahun 200'1 mem.njukkan
angka pertumbuhan
tebrn balk drbandinqkan
sebesar
4,22 persen, kondisi ini
tanun 2003 yang menunjukkan
perturnbuhan
sebesar 3, 72 persen'. Semakin
rnernbarknva
pertumbuhan
ekonornl
Kabupatc1
Tamiang paoa masa sekarang lnl dtsebabkan perekonomlan
Aceh Tamiang rru.lal brsa melepaskan
Acch
Kabupaten
d1rl dar' campak ganda (Clouble
impact) vartu imbas krisrs ekonorm naslonat
dan dari persoalan konflik
keernenan.
Pertumbuhan
ekonoml
pertumbuhan
yang dibentuk
oleh t>erbagaf macam sekror ekonomJ
yang d;:ip;:it mel"ggambarkan
tersebut
merupakan
laju
tlngkat perubahan ekonoml yang terjadi
di Kabupaten Acsh Tam1ang. Selaln ltu, pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh
tldllk terlepas dari dukungan perturnbunen sektcrelnva.
Dengan rnu'ai bebasnya Kabupaten Aceh Tamlang dari persoaian krlsls ekonomi dan konflik kP.;imanan sebagalmi'lni'! yang disebutkan dlatas, maka pada tahun 2004 scrnua scktor ekonomi yang ada di Kabupatcn
Ac••11
Tamlar>g mt!ngalami
peningkatan
pertumbuhan
dlbandlngkan
tahun sebelurnnva. untuk leblh ielesnva dapat dllihat dari tabel berikur
1 Argumcntas• untuk mcnggun3kan PORB tanpa m19asceb,gao ukuran karena (Ikhsan, 20C4): 1. sektor rruqas d1arigg11p se1>aga1 enclave yang kur;mg rnernpunvea multrplter dan /111kag...< y•ng besar dengan sektor ekono1n1 lainnyl'J; 2. Ter1od1 pcnun, na n tl'>gkat produksi m1gas
49
Tabel 3.4 Pertumbuhan
PDRB Kabupaten
Aceh Tamiang
Menurut
Lapangan Usaha (Tanpa Migas) Atas Dasar Harga Konstan
2000, Tahun 2001-2004 ··-·-----Tahun
·-···-· Lapangan usana
2001
2002 '
. L Pertanian
l,44
i
1,60
· 2. Perta m bengan da n penggahan
3,361 1,2? .
3,03
I
3. Industn pengolaha n 4. trstnk dan
Air M1num
'
2003]
2004
2,711 3,34 i
2,98
5,68 !
5,18
4,98
3,66
4,63
3,83
1,81
3,S;> ,
3,80
I
3,94
5. 8angunan/Konstruks1
4,41 1,69
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
2,fl7
4,53
5,64
7,06:
7. Ang kutan rl;,n Knm11ru kas1
3,56
3,48
3,66
5,12'
8. Keuanga n, Persewaan dan Jasa
5,76
5,72
7,15
7,56 ';
Perusahaa11.
9. Jasa-Jasa LPertumbuhan
____J___ 2,03 1,96 1,88 Eko_n~mi . ____J___1,a._s~_._'" -_-_-_-_ 2,73 -_- ....,_-_-_3,72 -_-_-_--'•
2,53
.... 4,22
5vmber : BPS Kabupatcn Aceh Timur, 2005
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2.004 sektor keuangan,
persewaan
dan
jasa
perusahaan
menunjukkan
pertumbuhan yang lebih baik yaitu sebesar 7,56 persen, kernudran oi i kuti sektor perdaqangan, hotel dan restoran 7 ,06 persen, mdustn pengolahan 5,18 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 5,12 persen, sektor bangunan/konstruksi 3,52 persen dan selanjutnya ciikutl sektor-sektor lainnya. Sementara rtu, peranan sektor-sektor terhadap perekonormen dapet dilihat earl kontribusi masing-masing sektor tersebut terhadap perekonomian. Kontrlbus1 maslng-masing sektor ekonomi pada tenun 2003 dan 2004 dapat dilihat pada tabel berikut.
so
Tabel 3.5 Distribusi
Persentase
PDRB Kabupaten Aceh Tamiang Atas
Dasar Harga Kcmstan 2000 Menun.>t lapangan Migas, Lapan9an
Usaha Tanpa
Tahun 2001-2004 ···----
Tahun
Usaha
2001 1. Pe rtama n
SO,3 s
2. Pertamoangan dan penQQahan
!
2002
!
49,80
3. lndustn pengolah
49,:.H
1.33 i
1,3 2
16,5 3
16.811
4. ustnk dan Air Minum
0,3 7
0.38
5. Bangunan/KonstrukSI
4,6 7
6. Perdagangan, Hotel
15,7 2
4.721 16.00
'' •
2003
i I
1.32 17,13 i
i
·-··-2004 41!, rs
1,32 17,28
0,38'
0,38
4,64
4,61
16,::lO
16,74
I
dan Restoran 7. Angkutan dan Komun1k
4,l'I 6 I
4,89
4,89
4,93
8. Keuangan, Per$i>w;1<1n
1,4 2 i;
1,46
1,51
1,56
4,6 s
4,62
4,53
i
100,0 0
100,00
100,00
I
I
dan Jasa Perusahaan. · 9. Jasa·jasa
I
Total Sumber : BPS Kain;p;;tcn
....
A~~h Timur, 2oiJs ·
4,46 100,00
Berdasarkan tabel d1atas dapat dilihat bahwa jika ditin.iau atas dasar
harga
mendommasi
konstan
2000,
pembentukan
sebesar 48, 73 persen,
oada PDRB
disusul
tahun
2004
Kabupaten
sektor mdustn
sektor
pertaruan
Aceh Tamiang pengolahan
yaitu sebesar
17,28 persen, sektor perdaganga·•, hotel dan restoran sebesar 16,74 persen, sektor angkutan
dan komunikas:
sebesar 4,93 persen dan
sektor jase-jesa sebesar 4,46 perse=. Sedungkan sektor-sektor lainnya scpcrti
scktor pertambanqan
dan sektor keudrl!Jdll, berada di bawah Selanjutnya
etas
dan penggalian,
persewaan
bangunan/konstruksi
den jasa perusahaan peranannya
2 persen. apabila
dilihat
dan peri<:embangan
distnbusi PDRB
d.:isar harqa konstan tahun 2000, maka pada periode tahun .2001
hingga tahun 2004 terlihat bahwa peranan sektor pertanlan cenderung manqalarm
penurunan
da·i tahun ke tahun. Sebaliknya,
dan pengolahan justru rnenqalarm
peninqkatan
sektor industn
kontribusi
dari tahun
51
2001 hln9ga tahun 2004. Namun, secara keselurunan kontnbust sektor
pertaruan rnasih tetap sangat Kabupaten Aceh Tarnianq
besar. Hal mi menunjukkan
masih
menggantungkan
bahwa
perekonomiannya
pada keqretan pertanian dimana bagian terbesar penduduknya masih bekerla catam bidang pertanian.
Penggunaan Lahan dan Pola Pernukiman
3.4.
Secan:1
umum
menggambarkan
pola penqqunaan
bentuk
keqratan
tanan
pada suatu
masvarakat
berupa
wilayah dlstnbusi
l<egiatan. Sebaran pola penggunaan lahal' d1 w1layah Kabupaten Aceh Tamiang didominasi palawija)
pertadanqan
d1
Kabupaten
penduduk
sepanjanq
Narggroe
jalan
Aceh Darussalam
utama dengan
pernukiman
penduduk
(gans Iurus)
dan mP.ngP.lompok.
ia·ingan jatan, w1layah
(berupa
lahan sawah dan
dan perkebunan khususnya tanaman kelapa sawlt.
Konsenrresr berada
keg1atan
Provins! Sumatera
Provmsi
Utara. Pola
berbentuk
Pola hnier cenderung mengikuti
pola mengelompok
pedalaman.
umumnva
menghubungkan
di Kabupaten Aceh Tamlang
sedangkan
be91an
yang
Aceh Tam1ang
SepanJang
cenderung jalan
llnler pota
terdapat di
utarne
tersebut
berkemhang 1uga keglatan perdagangan dan jasa.
3.5.
Struktur Pemanfaatan Ruang l<egia' -n
pernentaetan
Tarmaru, rneuputl
dua penggunaan
kawasan budicava. 24
tent;::,g
ruang
Dalam
P~n
di
Kabupaten
Aceh
utama yaitu kawasan lindung dan
Undang-undang
Ruang
wilayah
dijelaskan
Republilc. Indonesia Nomor bahwa
kewesen
lindung
rnerupakan kawasan yang dltetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian hngkungan surnberdava
hidup yang mencakup sumberdaya alam dan
buatan, sedangkan
kawasan budidaya adalah kawasan
yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar budava dan surnberdava
ootensi sumberoava alam,
sumberdaya
manusia dan
buatan.
52
3,5.1. Kawasan l.lndung Fungs'
kawassn
lindung
adalah
untuk
mengurang1
resiko
kerusakan lingkungan hidup sebacai dampak dan pembangunan. kawasan lmdunq atau 25,58
d kebuoaten Aceh Tamiang adalah 49.615,14 Hektar
persen dan luas wilayah
kawasan lindung kawasan
Luas
rersebot mernpunvar
lindung yang ditctaokan
Acen Tamiang.
Kabupaten proporsi
Luas
2,99 persen
di dalam RTRW ?rovinsi
dan
Nanggroe
Acen Daru~~c1IC111L Kawasan lindung
di w1layah Kabupaten Acer Tarmanq terdiri dari
kawasan yang rr-embenkan
serta
hndung
k;:iw11san
perlindungan
y;:ing
dlbawahnya
memhP.rikan
rnehputt
pertindunqan
rnehputi kawasnr, caqar budava, scmpadan pantai,
nuran
setP.mpat
scrnpadan
sunqai
dan rewer. l>encana.
3.5.la. Kawas11n yang Memberlkan Perlindungan Dibawahnya Kawasan 1
1ni
sekitar
berf.Jn!;st
maupun
memberlkan
bawahnya
pencegahiln
h11n11r,
inl terdapat
pada bagian barat d1
per1inciungar.
sebagal
pengatur
kepede
tata
air,
erosi dan mP.mP.lihara kesuburan t11nah. Ka111asa'1 Kecamatan Tamlang Hutu, KeJuruan
Muda, dan Kara19 Oaru.
3. 5 • .t b. Kflwasan yang Hemberikan Perlindungan Setempat
Kawasart menghindari percemaran
1n1
berfungs1 sebagai
penuronsu
kualitas
yang diakrbatkan
seternpat untuk
perlindung.:m lingkungan
suatu kerusakan,
dan
rnenqurenq-
Kawasan ini terdirt
dart :
1. Kawasan Sempadan Pantai Sempad11n panrat
merupakan
kawasan di sepanjang pantai yang
bcrfungsi mcrnpertahankan
kelestarian
abrasi dan lntrust
Di Wi!ayah Kabupaten
air laut.
fungsi pantat dart gerusan, Aceh Tamiang,
kawasan sempadan pantai membentang di sepanjang pantai tirn.rr
53
yang ditetapkan sebesar 2CO meter dan titik selisih anrara pasang surut
air
laut
membentang
ke darat. di 3
(tiga}
Pantat
d1
Kabupaten
kecamatan
yaitu
Aceh Tamiang
Kecamatan
Manyak
Payed, Bcndahara dan Scruway. Luas kawasan semµadan pantai yang drtetapksn
sebagai bagian dan kawasan hndung adalan seluas
3.'191,94 Hektar.
2. Kawasan Sempadan Sungai Kdwa~an sempadan sungai ada.ah
kawasan sepanjanq kiri kand11
sunqai yang berfungsi rnempertahankan Luas kawasan sempadan
sungai
kelestarian fungsi sunqar.
di wilayah
Kabupaten
Aceh
Tarnianq adalah sebeser 3.310,57 hektar atau 6,67 persen dari luas kawasan lincung keseluruhan.
3. Kawasan Cagar 81.1daya Kawasan cagar budaya ini perlu dilest:ankan
untuk
meFndungi
kekayaan budaya bangsa, berupa peninggalao·peninggalan bangunan arkeologi,
monumen
nasiooat
dan keragaman
geologi yang bsrquna untuk pengemt>ar;gan ancaman kcounahen.
~ji:lrah, bentuk
ilmu pengetahuan dari
Kawasan yang termasuk dalam kategori ini
antara lain istana reja ke·ajaan Tamiang di Benua Raja Karang Baru clan Pekan seruwav tersebar
di
Bendahara,
7
serta makarn rate dan makarn pejuang yang
(tujuh)
Rantau,
Ki;;.amatan
Karang
ya.tu
Kecamatan
Seruwav,
Baru, Kota Kualasinipang,
Kejuruan
Muda dan Tamiang Hulu.
4. Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan mi terdm dart kawasan ri:IWi:lt•
longsor,
kawasan rawan
abrasi canta dan «ewasan rawan banjtr, Kawasan rawan bencana tanah longsor umumnya
terjadi akibat proses perpindahan rnessa
tanah oleh air pacla wilayah yang rnempunyat topografi yang curarn.
54
Berdasarkan tP.rri'!ldilp
koncts: rlsik lahan, wilayah yang dlperklrakan
bahava
longsor
capat
rawan
pada wilay;;ih rlengan
tersebar
kemmngan >40 persen pada bagian barat witayah Kabupaten Aceh Tamiang rnelrputi Kecamatan Ta-nranq Hulu, Kejuruan Muda dan Karang 82ru.
sebaqrar
pantai d1;urr.pai pada w1layah
Abrast
di sepanjanq pantai timur
wuavah Kabupaten Aceh Tarnianq yaitu Kecamatan
Manyak
Pa·{ed
sampai
pantai-pantai ke
mulai dari
Kecamatan
Sedangkan daerah rawan bencana banjrr di wilayah
Seruway. Kabupaten
Acen Tarniang tersebar pada daerah peststr timur yang wuavahnva rnerupakeo
harnoaran kirln<1n
mcncnma
;:w
dataran
dan wrlayah
sehJngga
paoa
mvsim
hujan
hulu dalarn jurnlah yang sanqat
besar rne.elnh
daya tarnpung sungai-sungai
ada.
Wllayah
sebaran banjr
mehputi Kecamatan
Kota Kuala S1mpang,
Karang
yang
Baru, Seruway da'I Bendahara.
3.5.2. Kawasan Budldaya Kawasan
pertndusrnen,
bud1daya terdlrl
dan kawasan
pertanian, kawasan
kawasan pariwrsata dan kawasan perrnuktrnen serta
kawasan hutan produksi. Luas kawasan oucrdava di wllayah Kabupaten Aceh Tam1ang adalah seluas 144.356,86 Hektar atau 74,42 persen dari luas wrlavah Kabucaten Aceh Tam1an!J
3.5.2.a.
Kawasan Budidaya Pertanian
Kawasan ini terdin dari peruntukan lahan
kering,
perkebunan
peruntukan dan peruntuxan
lahan lahan
lahan
basah,
peruntukan
pertkenerv,
peruntukan
lahan
peternakan.
Untuk peruntukan
lahan basah pengembang;m lahan sawah di Kabupaten Aceh Tamiang
berada di kawasan pantai dan kawasan tengah. Luas areal persawahan yang direncanakan adalah seluas 15.309,25 H~kl<1r atau 7,89 persen dari tuas keseiuruhan wilayah kabupaten. Areal sawah yang beririgasi tekriis
yaitu
di Kecamatan Tamiang Hulu dan areal sawah yang
55
rne,ggunakan
pompanisasi
terdaper
di Kecamatan
Seruway,
Manvak
lahan kering jenis komoditasnva
adalah
Payed, dan Bendahara.
seca-ickan peruntukan patawija dan hornkuftura. dialokasikan
untuk
l.uas wilayah Kahupaten Aceh Tami
pengembangan
adalah seluas 44.995,47 Kabupaten
Aceh
lahan
kering
dan
hortikultura
Hektar atau 23,20 persen dari luas wilayah
Tarmanq. Lokasi pengembangan
partanlan
lahan
kP.ring don tanarnan hortikultura terdapat di selurub kecamatan. Peruntukan
penkanan
lahan
d1 Kabupaten
Ar.eh
Tamiang
rnehpun tambak dan perikanan darat. Tambak tersebar di Kecamatan Manyak Payed, Bendahara dan Seruway seluas 10.585,11 Hektar atau
5,51 persen dan tuas wilayah kabupaten. Peruntukan
ahan
Perkebunan
cart
Hektar atau 23,19 persen
dialokaslkan
luas seluruh wilayah kabupaten
29.545,49 Hektar psrkebunan
besar dan 15.440,38
areal
Pengembangan
perkebunan
44.985,87
seluas
rakyat.
menoun
Hektar
lahan
sebagai
perkebunan
dom1nannya diarahkar di w1layi!h Kecamatan Tamiang Hulu, Kejuruan Muda, Karang saru, Seruway can Bendahara. Kawasan
pengembangan
Muda dan 1 amiang
peternakan
Hulu. Luas kawasan
di Kecamatan
peternakan
Kejuruan
adalah sebesar
389,75 Hektar atau 0,20 persen dari luas wilayah kabupaten.
3.s.;z.b.
Kawasan Industf'i dan Pertambangan/Penggalian
Kawasan persimpangan
industri
di Kecamatan
dikembangkan
87,38
hektar.
pertamba nga n/ pP.nggaI ia n
meliputi
batu
Kecamatan
dolomit
tanah sungal
pada
jalan menuju ke Sukaramai disekitar kornplek Pertamina
setuas
Rantc:u
Rantau
sekitar
Tamiarg
Hulu,
trrnbun di Kecamatan
Sedangkan kapur/batu
di Kecamatan
kawasan gamping
Kcjuruan
di
Muda,
Tamiang
Hulu
dan
(sirtu) di Kecamatan Tamiang
Hulu
can Kejuruan Muda.
Sementara
pasir-keril
bahan tambang golongan A berupa minyak dan gas bumi
yang wewenang
pengelolaannya
oleh Pemerintah Pusat melalui sistem
56
oernnbanqan
Keuangan
antara pusat dan daerah tersebar dt wilayah
Kecamatan Karang Baru,
Rantau clan Kejuruan Muda. Disamping rtu
wilayah yang cukup potensial untuk eksptou asl mrnyak dan gas burm terdapat di lepas pantei wrlayah Kecamatan Bendahara dan Seruwav.
3.5.2.c. Kawasan Pariwisata Kawasan wi5;:it.:i
yang dikemb<>ngkan
d• wilayah Kabupaten Aceh
Tamian(; mehpuu : •
objek Wiscta Alam,
berupa air terjun un9ki:1L lujuh dan goa Plnti,
Kuari di Kecamatan ·1 amrang Hutu, Bu1<1t Kerang di Kee. Bendahara dan Mata Air
Panas Usuh di Sungai Kaley
Muda, DAS Sunga1 dan
Kuala
Tamiang
Ku;:il.:J Srmpang·Pinding
S1mpang-Seruway-Kuala
perbukitan
letter
S dan
Kecamatan Kejuruan
Lapangan
(Gayo Lues)
Pusong Kapal/Kuala Golf Rantau di
Penaga,
Kecamatan
Rantau; •
Objek Wlsata
Budaya berupa istana Karang di Kee Karang Baru,
lstana Raio Scruway di Kecamatan Seruway, Rumah Raja di Benua Raja Kecamatan perang
dan
Rantau, be1teng
raja/panqbma
serta situs makam-makam pertahanan
yang
tersebar
di
seluruh
kecamatan; •
Objek W1sata Pantar Genting Pantai
3.5.2.d.
meliputi
Penaga, Pantai Ujung
dan I anta, Alur Nunang dr Kecamatan Bendahara,
serta
Kuala Pusong Kapa! di Kecarnaten Seruway.
Kawasan Pendidikan, Olahraga dan Kesenian
Kawasan im merupakan oan
Pantai Kuala
kesernan
drkembanqkan
untuk
sketa
secara terpadu.
pusat kegiatan pelayanan
pendidikan,
kabupaten
Alolcosi pengembangan
olah raga
yang
akan
kawasan ini di
Desa Alur Bcmban Kccamatan Karang Baru pada jalan Langsa-Medan menempati areal seluas
+
S hekter yang berjarak sekitar 6 km dart
toukota Kabupaten.
57
3.5.2.e.
Kawasan Hutan Produksl
Kawasan nutan produksi adaldh setuas seluas 22.167,92 Hektar a:au 11,43 persen dari luas wilayah kabupaten rneuputr kawasan hutan produksi kejuruan
terbatas yatru sel uas 676, 99 hektar terdapat di Kecamatan Muda,
kawasan
hutan
produksi
tetap
baik
huran
kemasyarakatan, hutan bakau maupun nutan alam vaitu setuas 21.490,93 hektar tersebar dl Kecamatan Tamiang Hulu, Karang seru, Kejuruan Mud;:i, M
3.6.
f'asilitasPerkotaan dan Pedesaan Sacara
urnurn,
peran
dan
fungs1 fasrhtas
perkotaan
dan
pedesaan adalah berpcran sebaqai pcnyediaan peleyanen jasa kepada rnasvarekat den rnendukung roda per ekonorruan.
3. 6.1. Fasilitas Pcndidikan Fasil1taspendidikan yang terdapat di K;;ibupaten Aceh Tam1ang relatif menyebar di seuap kecamatan.
Pada tahun 2004, jurntan
Taman Kanak-kanak sebenvek 27 sekolah, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 158 sekolah, Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP) sebanyak 23 sekolah, Sekolah Menengc:ihUmum (SMU) sebanyak 11 sekolah dan Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 2 sekolah. Selain itu, masih ada sekolah berupe madrasah yang berada ui bawah naunqan Departemen Agama, yaitu Madrasah Jbtidaiyah Negeri (MIN) dan Madrasah lbtidaiyah Swasta (MIS) masing-masing sebanyak 10 sekolah dan 7 sekolah. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) dan Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) masing-masing sebanyak 3 sekolah dan 15 sekolah serta Madrasah Aliyah Negeri (MAr-..1) dan Macrasah Aliyah Swasta (MAS) masing-masing sebanyak 2 sekolah dan 6 sekolah. Untuk leb1h jelasnya penyebaran fasilitas penetdlkan di Kabupatcn Aceh Tamiang dapat dilihat pada tabel berikut.
58
Tabel 3.6 Fasilitas Pendidikan
di Masing-masing
Kecamatan Dalam
l<<1bupaten Aceh Tamiang Tahun 2004 Kecamatan
SMU
2
1
4
1 :
1 '
21
2
1
3
2:
11
1
I
1
2' '
1
3
17
4
2.
1
l
K.orang 6d•U
s
28
2
2,
1
3
1
Kola Kualasi-npanq
41
15
4.
1 .r
1 .
J
2
4
23;
4
l
1 .
4:
3!
si
Manyak royed
2;
Ran tau
, Kejuruan Muda
!
16 I
31
Seruway
i
TK . -
3!
Ben::l
I
so
, SMTP
~--
SMK
;
I
i
Tamian;i HUIU
3
21 :
4
2
Jumlah
27
158 ~
Z3
11
2
MI
17;
18;
!
I
I
l
3 2 8
sumoe« : BPS Ka!JUJ:Jdten Aceh T1mCJr
Dari tabcl d1 atas dapat dilihat bahwa fasrhtas Taman Kanakkanak dan SD yang terbenyek terdapat di Kecamatan Karang Baru den y
Untuk SMP
jurnlan sekolahnya paling sedikit di KP.Camatc:n Seruway, sedangkan di kecamatan lainnya masing-rnasing jurnlahnya rclatif sarna yartu 2 atau 4 sekolah. Demikian
pvla untuk SMU rata-rata d1 nap kecamatan
-nemilik1 1 atau 2 sekolat-.
3.6.2.Faslfitas Kesehatan F.:isilltas kesehatan yang ada puskesrnas
(PKM),
posyandu, pohndes,
puskesmas
melrputi
perni>antu,
rumah sakit .-•.1skesmas
(RS),
ke 11ing,
apotik dan toko obat, Jenrs fasilitas kesehatan
rumah sakit per.gelolaannya terdiri dari pemenntah dan BUMN. Rumah Sakit yang dikelola oleh pemerintah daerah adalan Rumah Sakit Urnum Daerah (RSUD) Tamiang yang terletak di Kecarnatan Karang Baru, sedangkan rumah sakit yang dikelola oleh BUMN acalah Rumah Sak1t Pertamina di Kecamatan Rantau. Untul< lebih jelasnya tentang fasilitas
59
kesehatan
di Kabupaten Aceh Tamranq 'ranun 2004 dapat dil1hat pada
tabel berrkut im. T
Kesehatan di Masing-masing
Kabupaten . . Kecamata n I RS
Aceh Tamiang Tahun 2004 PKM
I
I Mil nyak P11yP.c1
iI '
......
l<ecamatan Dalam
PKM
Apoti
Toko
Pem-
Keliling
k
Obat
'
I
ban tu
·-· 1 ,-
-
--
PKM
-
3
1
:: I
2 4
2
Seruway
-
1
sj
1
-
Rantau
1
2
3
2
-
2
K;:irang Boru
1
1
9
1
1
l '
Kota Ku;:ilosom pong
1
-
1
6
1
4
1
- t
Tam1nn9 Hulu
.
1
H) •,
1 !
Jumlah
2
10
Bendahara
'
KeJ u ruen Mud a
Sumt;er :
... . -· -· BPS Ka1>1.>pat:P.n
Dan
tabel
di
4
38
2 !
!
J.O
I
-·
1 I
11
I
.'
;.1
2~
I
I
Aceh Timur
atas
dapat
puskesmas
kelfling
rersebar
puskesmas
pernbenu,
hanya
dll lhat
di
bah 1111a
seluruh
terdapat
puskesmas
kecamatan,
dan
sedangkan
pada 7 kecamatan
dan yang
paling banyak terdapat ai Kecamatan Terruenq Hulu. Hal ini disebabkan Kecamatan berjauhan Sedangkan
Tamiang
"lull.:
memillki
jarak
antar
desa
yang
relatif
sehingga rnembutuhkan lebih banyak puskesmas pembantu. Kecamatan
tidak memiliki puskesrnes
pembantu yang dtsebancan iues wilayahnya yang retatit kecil dan jarak antar desa saling cukup
dilayani
berdekatan
antara satu dengan
oleh puskesrnas.
Sementara,
lainnya sehingga
apotik dan toko obat
hanya terpusat di 2 kecernaten saja. Hal ini depet dllihat dan 7 apotik yang
ada di Kabupaten
Kecamatan
Aceh Tamtang,
Kota Kualasimpang
6 oranteranve
terletak
dan 1 rerletak di kecamatan
di
Karang
Bar·J. Demikian pula halnya dcngan toko obat, dan 21 toko obat yang ada di Kabupaten Aceh Tatroiang 11 dlenteranve
tedetak di Kecamatan
60
Kota xualasrrnpanq kecamatan
den srsanva terletak dt 5 kecamatan lamnva yaltu
Bendahara sebanyak 4 toko obat,
Payed dan Rantau masinq-masmq
Kecamatan
2 toko obat serta
Manyak
Kecamatan
Seruway dan Karang Beru masmq-maslnq 1 toko obat.
3.6.3. Fasi/itas Peribadatan Fasihtas peribacatan yang tersedia di Ka:iupaten antara lain adalah Mesjid,
Mushalla/langgar,
Aceh Tarmanq
dan wihara.
Sedilngkan
Gereja dan Pura tidak tersedia. Untuk lebih jelasnya dapat d11ihat pada label berikut ini.
Tabel 3.8 Fasilitas Perlbadatan
di Masing-masing
Kecamatan
Dalam
Kabupaten Aceh Tamlang Tahun 2004 Islam
Kecama t a n
:
' Mush'8i11a1 j
Mesjld
Langgar
Manyak Payed
36
Benda hara
2S
Seruw11y
2'·
Reonteou
21 52
l<arang Baru , Kota l
· KeJuruan Muda
I
Tam1ang Hulu ····-·
Jumlah
N on Islam Gereja
· "
14 '12
!
Pura
Wthara
.. .I
•I
. .
ti
-
.
. .
.:
41
. f
28
.
41
.
9
18
.
l
64
45
.
-
45
19.
-
.
276
248:
-
2
f·
-I
. . ---
-
Somber : BPS Kabupaten Aceh Timur
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa fasltltas peribadatan bagi urnat
Islam
terdapat
di
tersebar
di seluruh
Kecamatan
mushalla/langgar.
kejuruan
kecamatan Muda yaitu
dan yang terbanyak
64 mesjid dan 45
Hal ini dtsebabkan jumlan penduduk yang terbanvak
adalah di Kecarnstan Kejuruan Muda. Sedangkan yang paling sedikit
51
terdapat d1 mesjid
Kota Kuatasrmpanq yaitu hanva terdapat 9
Kecamatan
dan
18 musha.la/lanqqar.
Sedangkan
fasihtas
penbadatan
untuk urnat yang non Islam relatif terbatas hanya terdapat 2 wlhere yaitu di Kecamatan Seruway dan Kota Kualasimpang.
3. 6. 4. Fasilitas Pariwisata Fasilrtas
parrwrssrs
sedikit
dan hanva
relanf tersedia
berklasifikasi
Kccarnatan
Kota
xota
Kecamatan l
yang terdapat d; Kabupaten .11.i:eh Tamiang terpusat
non
1 kecamatan.
bintang/melatl
Kualasimpang Kualaslmpang
pada
2
sebanyak
l
yang unit.
Hotel yang berlokasi
Selain
01
itu
01
Juga terdapat fasllitas akoroooast non
2 unit.
sebanyak
3.6.5.Industr/
besar yang aea di Kabupaten Aceh Tamla'lg
Saat ini lndustrl pada
umumnya
barupa
pabrik
perusahaan
BUMN dan BUMD.
perusehaan
Penanaman
kelapa
sawlt
yang
dlrrullkl
oleh
Selain itu juga terdapat perusahaan-
Moda· Asing (PMA) seperu PT.So<.:nmJu
dsn
PT.Sfmpang Kiri Plantation Indon···sia di Kecamatan Kejuruan Muda can perusahaan
Penanaman
PT.Parasawita,
PT.Mapoli
Modal
Dalam
Raya dan lain-lain
Negeri
(PMDN)
di Kecamatan
sepern Karang
Baru. lndustn
kecil
dan
jenisnya
terdiri
dari
konsumsi
rumah tangga
menengah
industri
d1 Kabupaten
u-ituk
kebutuhan
Aceh Tarnlanq masyarakat
dan
seperti ondustri pangan, sandang dan kulit,
kuma dan bahan bangunan, kcrajman den umum serta industn logam. Kelompok industrinya
terdiri dan mdustrt dasar, aneka industrl dan
lndustri kecil formal yang
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak
596 orang. Berbaga1
industrt
terbanyak adalah industri
tersebar
di
delapan
kecamatan,
yang
kedl, formal maupun non formal yang dapat
62
dijumpa1
di seiurun
kecarnatan.
sedangkan
rndustri hanya teroapat di Kecamatan Kota Kualasimpang jumtah
dasar can aneka
Kejuruan Muda, Tarruanq Hulku,
dan Karang Baru.
Untuk lebih jelasnya tentang
Aceh Tamiang disejikan pada tabcl
di Kaoupaten
moustri
lndustn
berikut rn, Tabel 3.9 Banyaknya
i
No.
Aceh Tamiang Tahon 2003 .. Kecamatan Jenis Usaha I Jumlah
. : Manyak Payed
11. 2,
I
Industri Kecil, Menengah dan UKM di Kal>upaten
1,.,,. ...
i . . Bordtr, jahit menjabu, k-lang pedr, reperasi sepeda, ternak kanbing, waruna serba ada. 8ord1r, jarut meruehu, k1lan9 limun, pembuatan gula aren. pembuatan kue, perabot rurnah tangga, pernenqkelan, ternek avarn D<'ltanq"_ Jah1t menjetut, ondustn betu beta, ketam kosen, pembuatan gula ar<m, pel)'.lbuatan keru[:!uk jengek,._ Bengkel dmerno, rndustn ron, ketam kosen. mebel kavu. pembtakan 1kan bawal, pcmbuatan ranu, pembuatan kerupuk tempe,
10
' --·
Bend<1hara
i
15
I
3. . -l.
scruwov
6
Ran tau
44
· -·-,
'
i
perabor, pernntok r>M1o, 110;,h<1
i f
·- .. ··-Karang Baru
5.
32
!
' Kata Kualasimpang
16·
I ;
'
' I
i· 8. ··
1 Tarruanq '''""'" Hulu ""''
-
pesir kenkrl, bel'lgkel las, Ja'11t menjarut, kllang penqeternen. P<1nclai best, pembuatan gula aren dan .-"°ecatan mobil. Sengkel bubut, alat pertukangan. bengket sepeda motor, 1'ldustri l kerupuk/ron, k1lang batu bete, mebel kayJ, pembuatan gula aren, pengkelan, service alat-alet l• etektrornlc v_satia asam gli.lgur Bengket las, mdusm limun, industti roti, kerajman emas/oerak, ketam kosen, pembuatan kue, pengger£a11an !(avu oerebot, kcnveksi, RPnni<el las. usal)a betu bata Bon:lfr, pcmasaran karet, pengetaman kavu, penggergaJ1an k'"'1J.
-·····
3 8
Sumber : Monografl Kabupa/J!;n Aceh Tamlang TahlJll 2004 (Baope.'.fa KabupatenAceh Totr11or1g)
63
3.7.
Infrastruktur
3.7.1..Sistem
dan Utilitas
Penyediaan Air Bersih
Sisrern penyediaan PDJ\M
air bersih di Kabupaten
Tirta
Peusada
Langsa
Cabang
rnenjanqkau
seluruh
masyarakat
Aceh
d1 tiap
Ar.P.h Tamiang oleh
Tamiang
kecamatan
belum
dapat
yi:my Cldi:! di
Kabupaten Aceh 1 armanq, Dari total 8 kecamatan hanya S kecamatan yang
mampu
pelanggan
dilayani
oleh
PDAM
Tlrta
Peusada
dengan
jumlah
sebanyak 5.441 pel'1n99an yang dioistribusikan sebanyak
115.550 M3 air. Untuk lebih Jelo:snyo oapet d1lihal pada tabe benkut 1n1.
Tabel 3.10 Banyaknya Pelanggan dan Air yang Disalurkan Kecamatan
Dirinci Menurut
Dalam Wllayah Kabupaten Aceh Tamiang Oleh
PDAM Tirta Peusada Langsa Cabang Aceh Tamiang
Tahun 2004
.----~ Kecamatan .. -----
,--...,,.. ----,----..---,,....----,---,-----· 1 Banyaknya Air yang Disalurkan Pelanggan
(Ml)
5'55
. i6.7i'iot
sendehere
384
4 004 ~
Sen .. way
464
s.s: '.
Karan·;) F\;iru
1.619
40.9b1
1
Kot.i
2.419
37.~· ~
I
Manvak
Paved
RantaJ
l I
K11nl;;is1mpang
i'
Kejuruan Mu:la
I
. Tarmanq Hulu
I
Jumlah
. I
·--
Sumber : DPS Kabupaten Aceh Timur
3.7. 2. Pos dan Te/ekomunikas/ Fasilitas
pos
berupa
Kabupaten Aceh Tamiang M;inyak
Payed, Bendahar;i,
Kantor
Pas
dan
Giro
Pembantu
di
tersebar di 7 kecamatan yaitu Kecamatan Seruway,
Rantau,
Kota
Kualasimpang,
64
Ke1uruan
Mud<=
dan Tamlang
Hulu
DI setlap kecom2tan
tersebot
terdapat 1 unit Kantor Pos dan Giro Pembantu.
Kapasitas
sentral
sambunqen
telepon di Kabupaten Aceh
Tamiang pada Tahun 7004 h!:rjumlah 2.954 yang barasal dan lokasi STO d1 Kecamatan
Kota Kualasimpang
dengan jumlah pefanggan
sebanyak 2.790 SST yang tersebar d1 4 kecamatan yaitu Kecamatan xejuruan Muda sebanyak 30 SST, Rantau sebanyak 460 SST, Kota Kualas1mpang 1.900 SST dan Karang Baru 400 SST.
3.7.3.Kelistrikan Penyed1aan l<elistnkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Langsc
untuk wif;iy;ih K;ibup;;tP.n Ar:P.h T;im1ang rnelavani
sebanvak 47.021 pelanggan, tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah pelanggan yans terbenvak berada di Kecamatan xejuruen ML·da yaitu sebanyak 8.633
pelanggan dan yang palln9 sedikit di Kecamatan
Bendahara yaitu sebanyak 4.515 pelanggan.
3. 7.4.Sistem Transportasi Jeru-, : ranscortasl varq dapat digunakan dari dan ke Kabupaten
Aceh Tamiang yaitu transportasi darat dP.ngan angkutan truk, mobil dan bus. Tran~ -orrest darat mi 1u9a memegan9 peranan penting sebagai jase anqkuten barang meupun angkutan orang, bark anta· desa maupun antar kota ell
Kabupaten Aceh Tamiang.
Untuk
transportasi ,. .,tar kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tamiang selain menggunakan angkutan darat, juga dapat menggunakan angkutan air melalui sunqa: berupa perahu berrnotor, Transportasi !ewat sungai ini blasanya drqunakan
untuk llntas Kecamatan Kota kualastmpanq dari
dan menuju Kecamatan Tamiang Hulu. Sunqa: Tamiang di Kabupaten Aceh Tamiang dialiri oleh dua cabang oeser yc;ng mengalir dart hulu (Kecamatan Tamiang Hulu) hingga kc h1hr (l<ecamatan Seruway). ?rasarana transportasi ini SCJak
65
lama telah dimanfaatkan
masyarakat
h1lir untuk mengangkut
hasil
untuk
mcnqanqkut
produkss pertaruan,
kcpcrluan
konstruksi dan bahan-bahan
ba1k: di daerah hulu maupun di
bahan-bchan
konsumsi,
negara
material
lainnya.
Jaringan jalan di Kabupaten Aceh Tamiang tertnri dari jalan
perkebunan dan
pada tahun 2004
sepanjanq 44 Km, jalan kabupaten sepanjang
809,538 Km dan jalan kota sepanJang 15 Km. Dari total panjang jalan kabupatcn
tcrscbut
scbcsar 32,06 pcrse-i kondisinva rusak beret,
17,69 persen dclldn 1 ko11disi r usak, 24 ,7:. µer sen lli:!hm1 kundls! st:d
Tabel 3.11
Panjang la Ian di Masing·masing xecamatan Dalam Wllayah Kabupaten Aceh Tamiang Te1hun2004 Panjang Jalan (Km)
Kecamatan
82,450
Manyak Payed
136,660
Bendahara Seruway
81,500 95,500
Rantilu 1 Karang Baru
157,628 !
I
I
15,00 j
; Kota Kualas1mpang I
Kejuruan Muda
123,300
!
117,500 i ___, 809,538
Tamiang Hulu
I-------··-··~·-···Jumlah Somber : BPS Kabup;itP.n Ar.Ph T1m11r
Dari tabel terbesar adelah
d1 atas dapat dilihat
bahwa panjang jalan
yang
di Kccamatan Karang Baru yaitu sepanjang 157,628
Km. Hal mi disebabkan yang merupakan jumlah kecamatan lainnya,
Kecamatan
Karang Baru rnernihkl
desa terbanyak d1bandingkan
sehingga
45 desa,
kecarnatan-
prasarana jalan yang tersedia pun lebih
66
panjanq.
itu, jurnlah panJang jalan terpendek
Sementara
Kecarratan
Kota Kualasirnpanc
deseykcurahan
d1
yaitv
Kecamatan
cesa/ke'oranan dan rnerupakan
hanva
Kota
adalah di
15 Km karena jurnlah
Kualasimpang
jurntan desa/kejurahan
hanya
5
paling sedikit
diantara se uruh kec;imat;in yang ada d1 Kab1ip;iten Ac.eh Tamiang.
3.8.
Kelembagaan Masyarakat
3.8.l.Koperasi Koperas1 d1 Kabupaten untuk
mcnsejahterakan
Aceh Tamiang
anqqotanya
pada urnurnnva bertujuan
rnencrptakan
den
ckonorm
masvarekat y2ng produktlf. Adapun jumlah koperast yang terdapat di d1 Kabupaten Aceh Tam1ang
adalah
106 koperast yang rnenvebar
di
seluruh kecamatan. Adapun jerus-jents kcperasi yang berkembang Acch Tamlang
sepertl
serba usaha,
koperast
pcrtaruan,
koperast pegawal,
kcperasi
dl Kabupaten
koperast wanlt;;i,
kopcrasi
koperast pemuda
mdustn,
dan lain-lain.
3.8.2. Perbankan Pengelolaan
perbankan
yang ada di Kal:>upaten
teni1r1
L' ·aha Mfl1k Daerah
dan Sadan
dtkclola pernerintoh
(BUMD).
Bank
sebanyak
2 bank vanu Bank Negara Indonesia
Aceh Tamiang
hin ~ga dkhir (8NI)
sebanvak
kantor bank dan Bank Rakyat Indonesia (BR!) r··~ngar bank sebanyak Bank scdangkan pembantu
2004 1 ur1il
jurnlan Kantor
6 unit. BNT
beroperest
Bank BRI mcrnbuka d1 Kecamatan
berstatus unit Manyak Payed, Sedangkan
tahun
cabanc
Ko
Kualasimpcing
1 cabanq pernbantu dan 2 unit cabanq
Kot<:1 Kuelasimpanq, oernbantu
yang
Rantau dan Kejuruan
Bonk y;;ing dikclola
Kota
sedanqken srsanva masih beroperasi
d1
Kecamatan
Muda masmq-rnastnq 1 unit.
oleh BUMD henva
l unit yaitu Bank
67
Pembangunan Oaerah (BPD) berupa Kantor Cabang Pembantu yang berlokasi di Kecamatan Kota Kualasimpang. Perbankan
cukup
berperan
dalarn mcnunjang
pertumbuhan
ekonomi daerah di Kabupaten Aceh Tarmanq. Peranannya tcrutama delarn penyaluran
kredlt
kredu
di
perbankan
kepada sektor-sektor
Kabupaten
Aceh Tamiang
ekono ni.
D1stribusi
rnerunqkat
cukup
signif1kan dari Rp.154,612 [uta pada tahun 2003 menjadt Rp.273,829
[uta pada tahun 2004.
68
,
I
•
-
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Data Lampiran 5 Tabel A menvajikan gambaran umum mengenai
nlla:
dari van.:ihel jenrs pekP.rjaan kep.;la rurnah tangga di sextor pertanian, lndustri dan jasa rnenurut kecamatan Tahun 2001-2004.
Larnpinm s Tabel A tersebut dapat dilihat bahwa secera
data pade keseturuhan
jenis
kec::amatan pertcnian
Berdasarkan
pekerjaan
menunjukkan
kepata rumah
kecenderunqan
mendorrunasi
jenis pekerjaan
sektor
oleh sektor jasa can kemudian
rurnren
tangga
narnpu
yang sama,
di senao
drrnana
sektor
kepala rumah tangga,
diikun
industn.
kep;:la rumah tanqqa yang bekerta di sektor pertanian
yar.g tP.rbanyak terdapat di Kecamatan kejuruan Muda dan yang paling sedrkit
di
Kecamatan
Kota
pekerjaan sektor industn
Kualasimpang.
yang terbanyak
Sedangkan
acatan
untuk jenis
d1 Kecamatan Rantau
oar yang paling seoikrt di xecamatan Tamiang Hulu. Sernentara ltu, jP.n!S
pekerjaan
Karang
sektor
Baru dan
yang terhanvak
jasa
yang pahng
sedikit
adalah
adalah di
Kecamatan
d1 Kecamatan
Manyak
Payed. Berdasan an data 2001,
maka
pertanian
jumlah
dan
Sebehknva,
time series,
keoele
1as-
pada
kepala
Jur.1lah
l'T'engalami
jika <11bandingkan
pada Tahun
rumah tangga yang bekerja di sektor Tahun
2004
rnenqalarrn
penurunan.
rumah tangga yang bekerja di sektopenlngkatan.
industri
justru
seluruh
kecamata-i di Kabupaten
Hal ini terjadi
Aceh Tamiang.
harnprr di
Sedangkan jurntah
kepala rumah tangga yang bel<erja di sektor industri umumnya tidak mcnqalami
perubahan
Kecamatan Manyak sedikit l<enaikan. kecenderungan
yang
berartt dari tahun
ke tahun kecuali
d1
Payed can l<ecamatan xejuruan Muda mengalaml
Sementara itu, untuk sektor jasa tidak rnenumukkan tertentu.
69
Sementara 2004
yang
kepadatan
1tu, hasil pertutunqan LQ kepadatan penduduk tanun
men99unakan yang
dominan
perumusan adalah
Kecamatan Rantau (4,84),
(34,16),
(2.6)
menunjukkan
Keca:natan
Kota
bahwa
Kualasimpang
Kecamatan Bendahara (1,32),
Kecamatan Seruway (l,03) dan l
Ternianq Hulu (0,49). Selengkapnya
di:ipal d 11ihat pad a tabel berikut in/.
Tabel 4.1 Hasil perhitungan LQ Kepadatan Penduduk Menurut
---·----
Kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2004
No.
Keca.,.m_a_ta_"----ilr-L-Q Kepadatan Manyak
.
--· 3
__
._ 4
..
5 6
1· :
Pa>·ed
~ Ser Ben~~::ra
penduduk
o.79
------:~1.~--.~~-··_··-~~~:~~~-·--------------~·~J
·Ra ntau
4.84
Baru 0.85 'KKotar·aang'i ~:~;:n-ag_.,_~_uu..,.l·:_a
.l,_
··-~~-~:::
Sumber: OcJ: 3 atoten Nila1 LQ menunjukkan di
suatu kecamatan
perbandingan
dibandlnqkan
rclatif kepadatan penduduk
cengan
kecernatan-kecarnatan
lainnya dalarn satu kabupaten. Tingg1nya nilai LQ kepadatan penduduk di Kecamatan Kot;i Kualasimpang mengandung arti bahwa kepadatan penduduk d1 Kecarnatan Kotn Kualas1mpang lebih tinggi dibandingkan reta-rate
kepadaten penduduk d1 kecamatan-kecarnatan ratnnva d1
Kabupaten Aceh Tamiang. Hal ini disebabkan rnayontas kegiatan jasa perdagangan dan sebagian kegiatan pemenntahan
dan perkantoran
70
berlokast di kecamatan mr. seiarn itu, terdapat d1 Kecamatan di Kecamatan
Tamiang
terenden. Artinya lebih
rendah
Kota Kualasimpang Hulu memiliki
dibandingkan
yang
Tamiang
Hulu
l<epadatan
di Kabupaten
in1 drdominasi
penduduk
di Kecamatan
rata-reta
lainnya
wilayah
cukup lengk.;p. Seballknva
LQ kepadatan
kepedatan penducuk
kecamatan-kecamatan disebabkan
fasilitas petavanan urnurn yang
oleh
pend.JdLk
Aceh Tamiang.
hutan lindung
di
Hal ini
dcin hutan
produksi tetap.
Hasil Regresi Pooled Estimation
4.2.
4.2.1.Model LQ Kepadatan Penduduk {Model 1) Berdasarkan pooled berdesarkan
hasil pengolahan
data dengan metode
persamaan 2.12 diperoleh
OLS model
persamaan regresi data
panel sebe1gai oerikut : LQ Padat_Pddk ""43,395 - 1,084*Ln RT.Jasa+ 0.857*Ln RTind (6,34}
(3,50)
(-1,35}
• 6,618*Ln RTTani
(4.1)
(-23,45)
Adj R2=0,96;
F-statistik=263,18 dan ow=
0,66
Ketera '19 an : LQ Padat_Pddk
=
LQ Kepadatan penduduk kecamatan;
RTJasa
"'
Jumlah
Rumah Tanggc
yang
bekerja di sektor
jasa (KK);
=
RTInd
Tangga
yang hekerja di sektor
JumJah Rumah Tangga
yang bekerja di sektor
Jumlah
Rurrah
industrl ( K K);
RTiani
=
pertanlen (KK).
Setelah
melalui
proses
pengujian
terhadap
pelanggaran-
pel
sebagai
berikul ;
71
Tabel 4.2 Hasil Regresi Jen is Pekerjaan terhadap
Rumah Tangga per Sektor
LQ Kepadatan Penduduk (Pooled)
Dependent Variable: LQPadal_P'"'d'""'dk:-7=-. -Method GLS (Crass SAr.to:in Weights) Date 09!01i06 Tome 09·25
·--
---··
-··
Sample: 2001 2004 Included observations 4 Total panel observations 3"2 Whole Heteroskedast1clty-Con$0Stent Standard Errors & Covanance Variable
Coefficient
c
4~ 39543
LOG(RTlasa?) LOG(RTind?) :
LOG{RTTani?)
I We1Qhted Statostocs R-squared Adjusted R-squared S. E. of regression F-statist1c Prnh(F-statisllcl
Std Error
t-stansne
Prob
6.840667
6 343742
0 0000·
1 084211 0.856807 -6 618107
0.80242() 1.351166 0 244936 3.498093 0282235 -23 44889
0 0016*]
0 065744 0.962074 2 158386 2631280 0000000'
Mean dependent var S L> dependent var Sum squared rcsid Ourbin-Watson stat
6 965033 11.07283 130 2000 0 600764
0.96676:2 0 963200 2 313537 0 400513
Mean dependent var S 0 dependent var Sum squared resid
5.9011 so '12.06021 149.8687
0.18751 0.0000·,
Unweighted Statistics R-sQuared Adjusted R-squared S.E. of regression Durb1n-Watsc;>!:!_!!at Keterangan : .. Signrncant
.
-
pada derajat kepercayaan (u:) 5 persen.
Berdasarkan mooct diatas maka dapat diinterpretasikan sebaga1
berikut : vartebe: bebas (dependent) yang dimasukkan
1. variasi semua
dalam model secara bersama-sama
memberikan
pengaruh
ke
yang
besar terhadap LQ kcpadaten penduduk untuk kurun waktu tahun 2001-2004.
Hal
ini terllhat
dari nilai Adjusted R-squared yang
besarnya 0,96 atau 96 persen. Art1nya faktor jenis pekerjaan per sektor rumah tangga dapat menjelaskan variasi perubahan jumleh penduduk sedangkan sisenya 4 persen dipengaruh1 cuuar model. Dernlklan juga dengan hasll uji statistik F yang mernbenkan nesu yang
baik,
dimana
nilai
Probabilitas
(F-statistic)
sebesar
7~
0,000000<5
perssn.
Hal lni berartJ
nekerjaan kepaJa rumah tangga dan
sektor
terhadap persen.
jase
mempunyai
LQ kepadatan Dan
sektor pertarnan, pengaruh
penduduk
hasi! uji-t
secara bersarna-sarna
variabel
jenrs
oimana
tersebut ntlamva vciri<1!.>el
signifikansi
pekerjaan
<S
kepala rurnan
menunjukkan has1I yang
t-test untuk
probabilitas
signif1kan/nyata
derajat
tangga di sektor pertaruar. dan industri baik,
sektor industri
yang
pada
jenis
kedua
variabel
bebas
<5 persen, yang artinya bahwa rnasing·masing
terseout
secara parsrst
ternadap LQ Kepadatan
penduduk.
berpengaruh secara slgnlf1kan Namun
untuk vanabel bebas
kepala rumah tangga ci sektor jasa rnenunjukkan
jenis pekerjaan
hasl. yang trdak sigmfikan.
Hal ini ter/ihat
dari
nila1 probabthtes
r-test >5 persen. 2. rents
pekerjaan
mendatangkan
kepala
penqaruh
rumah
di
sektor
mdustri
poSitif terhadap LQ kepadatan penduduk,
yang secara statisnk signifikan Setiap peningkatan
tangga
pada derajat kcpen::ayaan S persen.
l persen jumlah kepala rumah tangga yang
bekerja di sektor Industrt, naka l<epadatan oencucuk akan naik
sebesar 0,15 persen diband1ngkan kecamatan lainnya
rata-rata kepadatan
penduduk
dalam Kabupaten Aceh Tarnianq (lihat lampiran
16 Tabel A). Artinya sen1do
daerah tersebut merupakan daerah comman atau semakin padat. 3. Jenis
pekerjaan
kep;il;;
mendatangkan pengaruh
nJIT'"h
tangga
di
sektor
pertanian
negat;f ternadap kepadatan penduduk,
yang secara statistik signifikan pada derejer kepercevean 5 persen. Setiap oerunqketan
l perse-
jurmah kepala
rumah
tangga yang
bekerja di sektor pertanian, maka kepadatan pP.nduduk akan turun sebesar
1,12 persen dibandingkan
rata-rata kepadatan penduduk
kecamatan Jainnya dalam Kabupaten Aceh Tamiang [Iihat
lampiran
16 Taber A). 4. Variabel [ems oekerjaan berpengaruh signifikan
kepala rumah tangga di sektor jasa tidak
secara statistik narnun tetap dimasukkan ke
73
datarn
model
etastts.ras
terhadap
sektor jasa. Dalam Aceh Tamiang rurnah
keoenuan
untuk
kepadatan
analists. p1>.nduduk
Menurut yang
terkerrl
adalah
model LQ kepadatan penduduk di Kabupaten
hasilnya
tidak signilikan.
Art'nya pekerjaan
di sektor jasa tielak berpergaruh
tangga
hipotests,
kepala
terhacap LQ
kepadatan Denduduk. jenis pekerjaan kepala n.:mah tangga d1 sektor pertanian
S. Elastrsitas lebrh
elastisitas jenis pekerjaan rumah tangga
besar daripada
di
sektor mdusrri. Namun untuk elastlsitas jenis pekerjaan sektor jasa
tidak dapat drbuktrkan karena hasilnya noak s1gnifikan. 4.2.2.Modef Kepadatan Penduduk (Hodel 2) Berdasarkan hasrl pengolahan
data dengan metode OLS model
pooled berdasarkan persamaan 2.14 diperoleh persarnaan regresi data panel sebaqai benkut :
Ln PadaLPddk = 6,477 - 0,(198 *Ln RTJasa + 0,781•Ln RTind (2,bU)
(-0.34i
(7,46)
- 0,649*Ln RTTani
(4.2)
(-13,26)
Adj R~,~0,99;
Keterangan
F·st
dan DW = 0,271
:
Pacdt_J>ddk = Kepadatan
KTJasa
"' Jumlah
penduduk (jiwa/km2);
Rumah Tangga yang bekerja di sekror jasa
(KK); = Jumlah Rumah Tangga yang bekerja di sektor industri
.~Tind
(KK); RTTani
= Jumlah Rumah Tangga yang bekerja di sektor partanlan (KK). Setelah
melalui
proses penguJ1an
terhadap
peJanggaran·
pelanggaran asurnst klasik, maka diperoleh hasil selenqkapnva sebagai ber.kut :
74
Tabel 4.3 Hasil Regresi Jen is Pekerjaan Rumah Tangga per Sektor terhadap Kepadatan Penduduk (Pooled)
fDependent Variable.
LOG(Padat_Pddk?) l~ethod: GLS (Cross Seeton Weights) 'Date 09/01/06 Tene. 10 40 Sample 2001 2004 Included observations 4 ·1 otal panel observations 32 ·White Hetcrcskedashcitv-Ccnsjstent Standard Errors & Covariance Variable Coefficient Std Error t-sransuc
c
6 477375
LOG(RTJasa?) LOG(RT!rd?; LOG(RTTant?)
-0 098255
2 493786 2 597407 0.284951 -0 344814 0.104635 7.464716 0048930 -13 25880
0.781070 -0 646758
We• hted Sta!•St1c~ R-squared Adjusted R-squared S. E of regression F-statist1c ProblF-st;itistlc\
Prob.
=
0997085 0.996772 0 441167 3192 295 0000000·
0 0148' 0 73261 0 0000' 0.0000'] 8 184852 7.7654751 5 449567 0.271173
Mean dependent var S 0. dependent var Sum squared reaod Durt>m..Watson stat
U1we1nhted Statistics , R-squared 0.882354 MP-an dependent var 5 297313 Ad;usted R-squared 0.869749 S.O. dependent var 1.353607 S E. or regression 0.488520 Sum squared resid 6.682248 O~\f!~l~.~t- _ 0 127840 _ "-·· __, Keterangan : *~lgnifllc:an pada derajat kepercayaan (a.) 5 persen.
f
Berdasarkan bertkut
model diatas rneke dapat dimterpretaslken
sebagai
:
l. Variasi semua variabel bebas (dependent) yang drrnasukken ke dalarn
model secara bersema-sama
beser terhadap kepadatan
2001-2004.
Hal tnl terllhat
penduouk
dari nilai
memberikan untux
pengaruh
yang
kurun waktu tahun
Adjusted R-sqvared yang
besarnya 0,99 atau 99 persen. Artinya faktor jenis pekerjaan per sektor
rumah
kepadatan
tangga
penduduk
dapat
rnenjclaskan
sedangk.an
sisanya
vanasi
perubahan
1 persen dipengaruhi
diluar model. uernikian juga denqan l'lasil uji statistik F yang rnembenkan hasil yang balk, dimana njlai Probabllitas (F-statistic)
75
Hal ir.1 berarti secara bersarne-sama
sebesar 0,000000<5 persen.
janrs pekerjaan
kepala
rumah
lndustri
sektor
jasa
dan
signifik<w/nyatci
terhadap
<5 persen.
sign1ti\(ansi
tangga
sektor
mempunyai
kepadatan
?er.11nian,
sektor
pengaruh
yang
pada
derajat
penduduk
Dari hasil ujt-t variabe' jenrs pekerjaan
kep2la rurnah tangga d, sektor partarnan dan industri menumukkan ho:is1I yang
bail<,
bebas tersebut
rnasmo bebas
terssbut
terhadap
jonls
<5 persen, yang art.ove vahwa mas1ng-
nilarnya
varlabel
s19nifi1Car
probabilrtas t-test untuk kedua variabel
drmana
kepadatan penduduk.
pckerjaan
menunjukkan
secara parsral
hasil
kepala
rumah
Namun
untuk vanabel
di
tangga
yang tidak signifikan.
secara
bcrpengaruh
sektor
jasa
Hal ini ternnat dc.ri ni:ai
probabilitas t-test >5 persen.
2. Jenis
pekerjaan
mendatangkan
kP.pala pengaruh
tangga
rumah
positif terhadap
yang secera statistik s19nifikan
di
mdustn
sektor
kepadatan
penduduk,
pada derajat kepercevsan 5 persen.
senao perunqkata-t l persen jumlah kepala rumah tanygo y;;ing bekerja di sektor industrt, maka kepadatan
oenduduk
akan naik
scbesar 0,78 porsen. 3. Jenis
pekerjaan
kepala
rumah
penqaruh negat
mendatangKan
1
tan9ga
di
ternaoep
sektor
pertanian
kepadatan
pencuduk,
yang sec11ra statistik signifikan pada derajat keoercavaan 5 persen. Setiap peningkatan
l persen jumlah l<epala rumah tangga yang
bekerja di sektor pertanian,
make: kepadatan penduduk akan turun
sebesar 0,65' persen. sesuat dengan hipotesa bahwa sernekin jauh
dan pusat kota (daerah pertarnen) -aka kepadatan pendudul< akan berkurang. 4. Meskipun
variebe'
pengaruhnya dimasukkan hipotesis, adalah
jems
trdak
pekerjaan
slgniHkan
ke dalam model
elasttsitas sektor
jasa.
rumeh tangga
seca.a
statistik
namun
untuk keperluan anetrsrs.
terhadap kepadatan psnduduk Dalam
sektor
model
kepadatan
jasa Letap
Menurut
yang terkecil penduduk
di
76
Kabupaten pekarjaan
Aceh Tamiang kepala rumah
variaoel ini trdak
berpenqaruh,
Artinya
tangga d1 sektor jasa tidak berpenqaruh
tcr-iadap kcpadatan pcnduduk
5. E'astisita5
jenrs pekerjaan kepata rurnah tangga di sektor mdustn
ternadao kepedaten penduduk lebrn besar daripada elastisitas jents pekerjaan
rumah
tangga
di
sektor
pertanian.
Namun
untuk
elastisitas [ents pekerjaan sektor jasa tidak dapat dibuktikan karena hasilnva tidak. signifikan.
4.3.
Hasit Regresi Fi)(ed Effect Estimation
4.3.J..Model LQ Kepadatan Penduduk (Model J.) Pada tahap ini dicoba de'.1gan metode OLS model fixed effect untuk rnengontrol
dampak
invariant heterogeneity atau cross
time
section variant heteroqeneity, Hasil rersebut
reqresr data panel dengan metode
berdasarkan persamaan 2.13
adalah sebagai berikut :
Manyak Payed= -0.010- 0.004*Ln RTJasa + (-0,46) O.OBO"'Ln RTind- 0.081*Ln RTTani.. (4.3) (12,91) (-28,34)
Ln LQ Padat_Pddk
Ln LQ Padat_Pddk Bendahara
= 0.538
- 0.004•Ln RTJasa (·0,46} 0.080*Ln RTlnd - 0.081*Ln RTTani (42,91) (-2b,34)
Ln LQ Padat_l"ddk Seruway
= 0.241
- 0.004"'Ln RTJasa (·0,46) O.OSO*Ln RTind • 0.08J *Ln RTTani.. {42,91) ( 28,34)
Ln LQ Padat_Pddk Rantau
= 0.720
- 0.004*1.n RTJasa
+ (4.4)
+ (4.5)
+
(-0,46)
0.080*Ln
RTind • 0.081*Ln (42,91)
Ln LQ Padat_Pddk Karang Baru
RTTani
(4.6)
(-28,34)
= -0.031 • 0.004*Ln
(-0,46) 0.080 *Ln RTind - 0.081 *Ln RTTani.. (42,91) (-28.34}
RTJasa + ( 4. 7)
77
= 3.412 - 0.004*1.n RTJasa -+-
Ln LQ Padat_Pddk Kualaslmpang
(-0145)
O.OBO*LnRTind- 0.081'"Ln RTTani. .. . ... . (42,91)
. ... (4.8)
(-28,34)
Ln LQ Padat_Pddk l(ej.Muda
= O.l94
- 0.004'"Ln RTJasa + (-0,46)
0.080"1.n RT:Cnd- O.OBl*Ln RTTani.... .. .. ..... .(4.9) (4~.91)
(-711.14)
Ln LQ Padat_Pddk Tamiang Hulu = -0.416 - 0.004*Ln RTJasa + (-0,46}
0.080*Ln RTind - 0.081. *Ln RTTani. (4?.,91)
AdJ R2=0,99;
. ....
(4.10)
(·28.34)
F-statistik=l4016.18
dan DW = 2,49
Keterangan : RTJasa
=
Jurnlah Rumah Tangga y;:ing bekerja di SP.ktor
jasa (KK); RTind
=
Jumlah Rumah Tangga yang
bekerja d1 sektor
mdustn (KK); RTTani
=
Ju-nlah Rumah Tangga yang bekerja
di sektor
pertanlan (KK}.
Setelah
melalui
proses
pengujian
ternadap
pelanggaran-
pelanggaran asurnsl klasik, maka diperoleh hasil selengkapnya sebaqa:
benkut :
78
Tabel 4.4 Hasil Regresi Jenis Pekerjaan Rumah Tangga per Sektor
terhadap LQ Kepadatan Penduduk (Fixed Effect) Depen
--·
I Method: GLS (Cross Sectior: Weights)
·-
Date: 09/07/06 Time: 16:11 S11mple: 2001 ).004 Included observations: 4 Total panel observations 32 White lieteroskedastic·ty-Cons1stent Standard Errors & Covariance venable - ICoeff1c;nt Error t-Statrstsc
Tstd I I -0.004136 I 0.008'118t
LOG(RTJasa?)
LOG(R.TlncP) lOG(RTTano?\ _ Fixed Effects MANYAKPAYF.D--C: BENDAHARA·-C SERUWAY--C : RANTAU--C 1'. _KAf
I
I
I
l
-0.081457
!
I _L
0.00187 0.002874 ··--
t-
I ·,
1 Prob.
·0.'163796 ( 42.91269 -~S.34062
0.6455
o-
i
I
I
J
J
i
I
I
I
i !
I
I
1 0.041003 14016.18
o•
0.999329 0.99901 0.042573 1.710234
Mean dependent var 5.D. dependent var Sum squared resid Durom-Watson stat
0.136354-] 1.233455 0.035306 i 2.49655 J
·-·-
----
-----
M<:-n " dependent var S.O. depemfont var Sum squared resid
---
O 520478 1 35:1081I 0 O:J8061 I
_ _ ·- ·------_J Keterangan : "'Signifikan pada derajat kepercavean («) 5 persen.
Berdasarkan model dlatas maka dapat c;;nterpretasikan sebagai benkut : 1. ViJrias1 scrnua
J
__o~
J
-0.0107!!6 0.530263 . O.Z4103e 1.719833 -0.031106 3.412279 0.194341 -0.415669 0.999251 0.998095
·. a-squareo Adjusted R-squared S.E. of regression F-statiStJC Pr~Q.(t--stat1st1£) Unwei htE!d Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durb1.n-Watsonstat___
0.080256
J
vartabct bebas (dependent) yang dtmasukkan
ke
dalam model secara bersama-sama merr.berikan pe!1garuh yang besar terhadap LQ kepadatan penduduk untuk kurun waktu tanun 2001-2004. Hal ini terlihat
dari
nilai Ad)l!sted R-squared yang
besarnya 0,99 atau 99 persen. Artinya faktor jcrus pekerjaan per
7~
sektor rumah tangga dapat menjetaskan variasi perubahan jumlah pendud.ik
sedangkan
sisanya 1 persen dipengaruhi
Demi kian jug
baik,
UJI
stottsn k F yang rncm bcrikan has1I
ml<:11 Prub (F-~laNsti<:) sebe!;ar 0,000000<5
drmana
persen. Hal 1ni berarti secara bersama-sama rumah tangga mempunyai penduduk
sektor pertanian.
Jenis pekerjaan
sektor mdustri
kepala
dan sektor jasa
pengaruh yang signifikan/nyata terhadap LQ kepadatan pada dersjat
vanabel jerus pekenaan
slqnitikansl
<5
persen.
kepala rumah tangga
dan industri rnenunjukkan
Dari hasil
bahwa
has1I van~ balk, dimana
secara siqnlfikan terhadap
berpengaruh
orooabilrtas
t-
<5 persen, yang
veueuel tersebut secara
masing-masing
ujl-t
di sektor pertanian
test untuk kcdua vanabel bcbas tcrscbut nilainya artinya
diluar model.
LQ kepadatan
parsi<1I
penduduk.
N1n1un untuk w1 r1abP.I bebas jerus peke.rjaan kepala rum ah ta ngga d1 sektor jasa
terlihat darr nila1 probabilitas 2. Jenls
pekerjaan
mendatangkan
has1I yang tidak s19nifikan.
rnenunjukkan
kepaJa
t-test >5 persen. ruma'1
lainnva
dalam
tinggi nilai
semakin merupakan
sektor
LQ kepadatan
penduduk, 5 person.
penduduk
akan naik
rata-rata kepadatan
Kabupaten
rndustri
rurnah tanyya yar1y
kepala
maka kepadaten
sebesar 0,080 persen dihandingkan kecamatan
di
pada dcrajat kepercayaan
penlnqkatan 1 persen jumlah
bekerja di sektor mousm,
3. Jerus
tang9a
pengan..h positif terhadap
yang secara statrstik signifikan Setiap
Hal ini
Aceh
penduduk
Tamiang.
LQ menunjukken bahwa
Artmya
daerah tersebut
daerah dominan atau sernakm padat.
pekenaan
mendatangkan
kepafa pengaruh
rumah
tangga
negatif temadap
d1
sektor
kepadatan
partanlan penduduk,
yang secare statistik signifrkan pada derajat keperc:ayaan 5 persen. Setiap
pen1ngkatan
1 persen jumlah i<epala rumah tangga
bekerja di sekt.or pertanian, maka kepadatan sebesar 0,081 persen dibandingkan
penduduk
rata-rata kepadatan
yang
akan turun penduduk
kecarneten lainnya dalam Kabupaten Aceh Tamiang.
80
4. Vanabel jenis pekerjaan
kepala rumah tangga
di sektor jasa tidak
bcrpcnqaruh s1gnif1k
model
elasrisitas
untuk
terhadap
keperluan kepadeten
analisis.. pendudulc
sektor jasa, Dalam model LQ kepadatan
Aceh Tamiang hasilnya ndak sign1fikan. rurnah
tangga
kepadatan
Menurut
ke
hipotesis,
yang terbesar adalah penduduk di Kabupaten
Artinya pekerjaan
kepala
ternacap LQ
di sektor jasa ndak berpengaruh
penduduk
5. Elastisitas jenls pekerjaan terhaoap LQ kepadatan
..:epala rumah tangga di sektor mdustn penduduk leoih
kecil danpade elastisltas
jents pekerjaan rumah tangga di sektor pertanian. Namun untulc etastlsttas
jerus J')"!kerjtian sektor J<'lsa tldak dapat dibuktikan karena
hasilnya ndak s19nif1kan. 6. Kecamatan
Kata
terneser
me nlhkt
Ku1:1laslmpany
dibandlngkan
rulai
kecamatan-kecamatan kecamatan
intercept yang
iamnva,
artlnya
Kecamatan
mi merupakan
kepsdacan
penduduknya.
kecamatan
yang palmg kecll tingkar kepadetannva, dlturuvkka n
Kccamat<:>n
yang paling tinggi tlngkat Tamlang
Hulu
merupakan
dengan nila i mterceptnya yang terkecil.
4.3.2, Hodel Kepadat11n Penduduk (Model 2) Hasil regresl dara panel dengan metode fix effect nerdasarken persamaan
2.14 adalah sebaqai berikut :
LnPadat_Pddk Manyak Payed::: 4.926 - O.Ol6*Ln RTJasa + (·l,12) 0.075*Ln RTind- 0.0BB*Ln RTTani (4.11) (23,73)
(-17.~)
= 5.487-
0.01.6*Ln RT.Jasa + (-1,12) O.OJ'5*Ln RTind- 0.088*Ln RTTa11I
LnPadat_Pddk Bendah
(23,73)
LnPadat_Pddk Seruway = 5.186 - 0.01.6*Ln RT.Jasa (-1,12} 0.075*Ln RTZnd - 0.088*Ln RTTani (2.3,73)
(4.12)
(-17,40)
+ ( 4.13)
(-17,40)
81
LnPadat_Pddk
Rantau
=
6.677 - 0.016*Ln RTJasa+ {-1,12)
0.07S*Ln RTind- 0.088*Ln RTTanf ... (23,73)
.(4.14)
(-17,4C)
LnPadat_Pddk Karang Baru
=
4.922 - 0.016*Ln RTJasa + (-1, 12)
0.075"Ln RTind - 0.088*Ln RTTan;....... (23,73)
(4.15)
(-17,40)
LnPadat_Pddk Kualasimpang
=::
8.341 - 0.016*Ln RTJasa + (·1.12)
0.075*Ln RTind - O.OBB*LnRTTani . (23,73)
. .. . . (4.16)
(-11.40)
LnPadat_Pddk Kejuruan Jlfuda = 5.149 - 0.016*Ln RTJasa + {-1,12;
0.07S*Ln RTind- 0.088*Ln RTTani ( 23, 7 3)
(4.17)
(-17 ,40)
LnPadat_Pddk Tam;ang Hulu
= 4.S29 - 0.0.1.6*Lt1RTJasa
+
(·1,12)
0.07S*Ln RTind - 0.088*Ln RTTani (23,73)
......
. . (4.18)
(-17,40)
Adj R~=O. 99; F-statistik=282427.ldan
DW = 2,56
xererancan : RTJasa
=
Jumlah Rumah Tangga yang bekerja di sektor
jasa (KK); RTind
=
Jurnlah Ruma, 'Tangge yang bekerja di sektor lncustri (KK);
RTiani
=
Jumlah
Rumah Tan99a yang bekerja di sektor
pertaman (KK). Setelah
melalui
proses pengujian
terhadap
pelanggaran-
pelanggaran asumsi klasik, rnaka d1peroleh hasif selengkapnya sebagai hP.rikut :
82
Tabel 4.5 Hasil Regresi Jenis Pekerjaan Rumah Tangga per Sektor terhadap l{epadatan Pend1.1duk
~--------------
Dependent Variable: LOG(Padat_pddk?)
Method: GLS (Cross Section Weights) Date. 09/07/06 Time: Sample; 2001 20G4
16:18
Included observations: 4 . Total panel ooseevat.ons 32 White Heteroskedesncrtv-Cons.stent
I
· ~~~~!£::?)- -
l
LDG(RT!nd') LOG(RTTan1'} . : F1 xed Effects . _MANYPAYEC--C .BErJDAHARA- -c _SE.RUWAY C
0.074807 -0.087537
6.6174941 4.922426
_KKSIMPAl\G--C
8.340843
23.7316~
0.00503.
l Ll
Adjusted R-squared .E. of rcqrcssion f-stat1stic Prob: F-s.Wi.s\!fl._. _ Unweighted Statistics R-squared AdJusted R·squared S.E. of regression
I
0
I
I
-----+ -----
0.999963
0.999945 0.038n3 28:.!427.1
-L-
.-
------1-----1
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resrd
8.619723 5.233876 0.03157
uurtnn-watson stat
2.558641
---- --=0_.1 __
----
-----'-----!
0.999393 0.99~104
Mean dependent var S.D. depentlt>"'t var 0.040517 Sum squared 1es1d 1.889043 -----------~
O.urb1n-Watso~tat
~
.
I
I
4.528947
U
""~;.841
I
-17.40212..f-
5. 148906
_KEJMUDA--C TAMllULU--C ~2!:!_t~d Stat1stic.s_-rR-squared
I
J ' ;~;~~, 1
0.003152
I
: _.KARANGBARU--C
1
I ' ;'.o~'.;:;,
4.925891 . 5.487061 5.18598.
RANlAU--C
I
Standard Errors &
6~ef~~~~~211• .1 . j'
j
i
5.297313
1.353607 00344741
Keterangan : "'Significant pada derajat kepercavaan (u) S persen.
Berdasarkan
model diatas rnaka dapat diinterpretnstkan sebagai
berikut : l. Variasi
semua
variabel
bebes (dependent) yang oimasukkan ke
da1am model secara bersama-sama memberikan besar
terbadap
2001-2004.
kepadatan penduduk
untuk
pengaruh
kurun
waktu
yang tahun
Hal ini terlihat dari nilai Adjusted R-squared yang 83
bssarnva 0,99 atau 99 persen. Artinya faktor jerns pekenaan per
saktor
rumah
kepadatan duuar
tangga
penduduk
model.
memberikan
sedanqken
Demikian
pekcrjean
induscri
juga dengan
rumah
sexror
s1gn1fii
<S persen.
tersebut
beues
menunjckken
probi:lbilitas <5 persen,
tersebut
pekerjaan has11
mempunyai
keoadatan
sekror
pengaruh
penduduk
paca
yang
deraiat
t-lei.t unLuk kedua va·iabf:!I
arnnva
yang
secara
tcrhadap kepadatan
jenis
scktor pcrtantan,
di scktor pertanian dan industri rnenunjukkan
nnamva
vanabel
s1gnifikan
F yang
Dan hasil uji-t vanabel jenis pekerjaan
uasil ·yang baik, dlmana
rnasmq
persen dipenqaruhi
hasil uji statistlk
tangga
jasa
terhadap
kepala rumah tangga
oeoas
l
perubahan
persen. Hal ini berarti secara bersama-sama
kepala
dan
sign1fiKar.s1
sisanve
vanasi
hasil yang baik, dimana nilai Probabilitas (F-stat1stic)
sebesar 0,000000<5 jerts
rnenjelaskan
dapat
parsrat
penduduk.
kepala
rumah
berpengaruh
secara
Namun untuk
vertabol
tangga
yang ttdak signifikan.
bahwa masing-
di
sektor
jasa
Hal ini terlihat dan nilai
probabilitas r-test >5 persen. 2. Jcrns
ocke-jaan
kep;:i a
rrwndatC1<1Qkan
pengaruh
rurnah posrtif
y,•·~g secara stansnk sign1fi1
Settap perunqkatan
tangga terhadep
di
sektor
kepeuatan
industri
penduduk,
pada derajat kepercavaan 5 persen.
1 persen jumlah kepala rumah tangga yang
bekerje di sektor incustri,
make kepadatan
penduduk akan naik
sel>"!sar 0,075 persen.
3. Jerns
pekerjaan
mer. jatan{1kan
kepala
pengaruh
rumah
di
tangga
neqatif terhadap
sektor
kepadatan
pertanian renduduk,
yang secara statistik s19nifikan pada derajat kepercayaan 5 persen. Setiap peningkatan
1 persen jumlah
kepala rurnah tangga yang
bekerja d1 sektor pertanlan, make l<epadatan penduduk akan turun sebvsar 0,088 persen. 4. Meskipun
variabel
pengaruhnya
tidak
jenis
pekerjaan
signifikan
rumah
secara
tangga
statistik
sektor namun
jasa tetap
84
diMasukkan
etastisitas
hipotesis,
acaran
ke dalam
sektor
model untuk keperluan analrsis..
terhadap kepodatan pcnduduk yang terbesar
jasa.
model
Dalam
Kabupaten Aceh Tamtang pekerjaan kepala
Menu rut
variabel
kepeuaten
penduduk
ini tidak berpengaruh.
di
Artinya
rumah tangga di sektor jasa tidak berpengaruh
terhadap kepadatan penduduk. 5. Elasttsitas jerns pekerjaan kepata rurnan tangga dt sektor industn terhadap kP.padatan penduduk lebih kec1I daripada elastisitas jenls pekerjaan
rumah
tangga
di
sektor
pertaruan.
Namun
elasnsttas jenis pekerjaan sektor jese tidak dapat dib.Jkt1kan
untuk kere-ia
hasurwa tidak s1gn1fikan.
6. KP.camatan terbesar
Kota
Kual~<;impang
dlbandinqkan
nilai
kecarnatan-kccamatan
Kecamatan
im rnerupekan
kepedatan
penduduknya.
kecamatan
yang
paling
memillki
intercept yang lalnnyc,
artinya
kecamatan yang :.ialmg tmggi tlnykat Kecamatan
Tamiang
Hulu
merupakan
kecll tlngl
dengan nlla1 interceptnya y"ng terkccJI.
4.4.
Hasil Pengujian Asumsi
4.4. J.. Multikolinieritas Dari hasil dengan
melihat
terlihat
tidak
rnultikotmleritas.
penqujian
model l dan 2 (pooled oan fixed effect)
Pearson Correlation ada
angkanya
nstnx
rneleblhl
Hasil selengkapnya
menggunakan 0,8
berarti
SPSS 11 tidak
ada
dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Menggunakan Pearson Correlation Natrix Untuk Model 1 ) LQ Padat_Pddk I 1
RTTani - -- RTJnd.. _L,9_Pa dat_Pddk -0.734** 0.106 nani ·-;-:.a. 734*'* R l ·0.247 R -0.247 1 0.106 -0.295 0.214 ·-·-R- TJas
T'i'ri"CJ-t
- RTJasa o.461**
-
-0.2,2L_ 0.214 .. 1
85
sana
r,
halnya dengan model
clari hash penguJian dengan
melrhat Pearson Correlation Matrix menggunakan SPSS 11 pada -nodel 2 terllhet
tidak
ada
angkanya rncleoltu 0,8
berarti
tidak ada
mulukotlnter it<1s. HClsil selengl
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas
Pearson
Dengan Menggunakan
~ . ~. _.. , . r·,.~. ,·r;~,::.1 :T;~r: :::-.~ Correliltion Matrix Untuk Model 2
~._
RTiarn
I
)
=· ~'rJasa _ .. ·-
--
-
·-
-
RTlnd
J_
·0.734** j' ·-·
._
-
0.106
J
I
1
••
--
\
·0.247
I
·-' -·
-0.247
-
·0.295
.----.J..
1
L f450:*.~!·· -~.29~ [0.214
* .. Correlation is significant at the O. 01 tcvct (2 -tsitcd},
-
I
--···
-
0.214
I.=_~.
_J
4.4.2.Autokorelasi Berdasarkan hasil penqujian autoxorelasi (metode OL.5 model pooled) dlpcroleh nilai Durbin·Watson (DW} sebesar 0,40. Setelah
diberi perlakuan 0,65. Nilai
ow
cross sectioo
weight-; rnaka nllai DW-nya naik menjadi
ini berada di bawah 1.?.4 sehingga dapat dikataKan
bahwa terdapat autokorelasi positif. Tabel 4.8
__
Hasil Uji Autokorelasi
..
I
---
dL
Nilai
··--·--
- Model
..
4-dU
4-d\.
1,65 2,35
2,76
0,65 . :!.. ,.
0,27
2,7F
2,49· ;.
2,56
dU
1,24
·-
1
Model 2
(Pooled}
Nilai -
(Fixed
Effect)
~
1,24
-
-·
1,65 2,35
I
--
Nilai DW·Statistik*
DW Test Bounds*
~
!
.
Keterangan : =pada derajat kepercavaan («) ~ persen.
..·.
•' •'
Dan hasil penaujian
diperoten
pooled)
autckorelasi
model z (metnde OLS model
mlai Durbi11-Watson (DW) sebesar
d1ben perlakuan cross
sectton -.veights maxa
O,l 3. Set.P.lah
nilar DW-nya naik menjadi
0,27. Nilai DW im bereda di bawah 1,24 sehingga dapet dikatakan bahwa terdapat autokorelasi Berdasarkan
positif.
hasll penqujran autokorelasi
fb<ed effect) dipcroleh
(metode OLS model
hasl' nitai Durbin-Watson
untuk model 1 sebesar 1,71. setetah
(OW) yang lebm baik
diben perlakuen cross section
weights maka n11a1 DW-nya naik rnenjadt 2,4Y. Sementara 1tu, hasil pengujian diperoleh
autokorelasr
(metode
hasll nilai Durbin-Watson
OLS rr-onel fixed effect)
model
2
(DW) yang lebih bark yaitu seoesar
1,89. Setelah diben perlakuen cross section weights rneka nilai DWnya naik rnenjadi 2,56.
4.4.3.Heteroslcedastisitas Berdasarkan
hasil pengujian asumsi heteroskedestisites
untuk
model l dan 2 (metode OLS model pooled), nllai SSR pada we19htec/ statisticsnya Jebih kedl d1bandin9k
rnasalah heteroskedastis.
Pada model
1 setelah
ditreatment teruhat bahwa nilai probabilita dari t-stat yang lebih beik dari sebelum c
t-eetment (lihat
Sesuai dengan asumsi
bahwa
ditreetment
ta~iia
Lampiran 13).
uraran teon pada Bab Il dari
masalah
tentang
heleroskedastis
ad ... lah ;iitai probebihta dan t-stat
penqujran yang
telah
yang lebih baik dari
sebetum ditreatment. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model ini telah terbebas aan rnasalah asumsi gangguan heteroskedastisitas. Hanya pada model 2 terlihat bahwa nilai probabilitas dari t-stat tidak lebih baik sete.ah
aitreatment
dapat d1kata1
model inl kemungkinan
(lampiran
14). Dengan dem1kian belum rerbebas
darl
masalah asumsr gangguan hetercskeoasnsrtas. Berdasarkan model
has1I pengujian
1 dan 2 (metode
asumsi heteroskedastisitas
untuk
OLS model fixed effect) nilai SSR pada
87
weighted
stat1stta;nya
lebih
statistic maka tenndikasi
kecil
adanya
diband1ngkan masalah
d1treatment terlihat bahwa nilai probabltlta
(unat
dari sebelum ditreatment Sesuai asumsi
bahwa
ditreatrnent
uraran
dengan tanda
adalah
heteroskedastls.
Setelah
dari t-stat yang lebih ba1k
Lampiran 15 dan 15). teori
dilri
unweighted
nilai
pada
rnasalah
nilai prot>abilita
Bab 1l tentang
heteroskedastis
pengujian yang
telah
dari t-stat yang lebih balk dari
sebelum ditreatment. Dengan demikian dapat dikatakan nahwa model 1ni telah terbebas darl masalah asumsi gangguan
4.5.
heteroskedastisitas.
Hasil Analisis Hasil ujl F pada
rnenunjukkan
model 1 dan 2 (llhat t.ampiran
bahwa
perbedaan
sum
squared
17 Tabel ts)
residual
antara
pooled/common dan fixed effect siginlflkan secara statlstlk sehfngga model yang dfgunakan empat persamaan
model fixed
adalah
effect. Hi:l!>il estimasi ke
adalah seoern ditampi\kan
eada Tabel 4.2 sampal
dengan Tabel 4.5. Secara umum, Jlka dbandinqkan antara hasfl pooled estimation (dalam Tabel 4.2 dan 4.3) d~ngan fix effect estimation (dalam 4.4 dan 4.5),
terunat
Tabel
bahwa explanatory power dari fix P.ffect model
lebih tinggi darlpada pooled estimation, tercermin
R2 ftx effect model lcblh
darl nilai Adjusted
tinggl doripada pooled.
Jika d1b tndi'1gka11 antara model 1 dan 2, dapat dikatakan bahwa model rumah
l lebih bark dalam nenjelaskan variasi jP.nis pekerjaan kepala tangga
rnenggunakan
terhadap
kepadatan
LQ sebagai
seberan atau kepadaten
venabel
penduduk
penduduk
terikat
dapat lebih
masln9-masing
Hngkup kabupaten karene menggunakan
karona
dcnqon
rnenjeleskan
kecarnatan
dalam
skala pernbandmq
terhadap
poputast tersebut,
estimasi
kabupaten.
Pada seluruh estimasi parameter industri
terhadap
vertebel jenis pekerjaan
dan
pertaruan
sangat
kepale
signiflkan
rurnah
tangga
secara
statistlk.
disektor Untuk
88
koefisien jenis pekerjaan
disektor pertaman dan industri menunjukkan
tanda yang sesua1 dengar. hipotesa. Jenis pekerjaan kepala rumah tangga disektor jasa tidak berpengaruh terhadap kepadetan penduduk, karena belum termasuk sebagai wilayah jasenva tetan berkembang
perkotaan
yang sektor
sehingga belum membenkan
exoectea
income yang lebih baik sesuai dengan model urbanisasi Todaro. Elastisitas jenis pekerjaan pertanlan
kepala rumah tangga
di sektor
leblh tinggl danpada elastisitas jents pekerjaan kepaia
rurnan tangga d1 sektor industri karena penduduk yang bekerja di sektor pertaman t1dak memerlukan keterampilan atau keahlian yang spesjfik, serta lokasi pertanian tidak memerlukan tempat di pusat kota ydng periling tenahnve subur sehingga
lebih elasns.
Perbedaen
elastisitas yang kecil ( antara elastisitas jenis pel<erjaan kepala rum ah tangga sektor pertaruan dan industri) menunjukkan bahwa Kabupaten Acch Tamiang rnerupakan dacrah pcdesaan.
89
BABY PENUTUP
s.1.
Kesimpulan Berdasarkan hastl pembahasandan enansls dapat disimpulkan
bahwa model LQ kepadatan penduduk (model 1 fixed effect) leb1h baik dalam rnenjelaskan variasi jenis pekerjaan kepala rumah tangga terhac!ap kepedatan penduduk karena dengan menggunakan LQ sebagai vertabet tenkat dapat lebih menjetaskan kepadatan penduduk kecarnatan dalam lingkup kabupaten karena menggunakan skala pembanding tcrhadap kabupaten. Selanjutnya dari model terbaik tersebut dapat disimpulkan sebage1i beril<:ut: l. Jenis pekerjaan kepala rumah tangga disektor pertaruan, dan industri oerper.garuhterhadap kepadatan penduduk. Koefisienjenis pekerjaan di sektor industn dan pertanian menunjukkan tanda yang sesuai dengan hipotesa. Jenis pekerjaan kepata rumah l<:11199c disektor jasa trdak berpengaruh terhadap kepadatan penducuk. karena belum termasuk sebagai wilayah perkotaan yang sektor jasanya tclah berkembang, sehingga belum memberikan expected income yang lebih baik sesuai dengan pendekatan model urbamsast Todaro.
Dilthat
dan
nilai
interce,otnya, Kecamatan
Kot;,
KLalasimpang marupakan kecamatan yang paling tinggi tingl
subur
sehingga lebih
elastis.
Perbedaan
90
etestisitas yang kP.r.il rne-iur.jukkan
bahwa Kabupaten
Aceh Tamiang
merupakan daerah pedesaan.
5.2,
Rekomendasi eercasarkan kestrnpulan d1 aras, maka dapa: direkomendasikan
nat-hal sebagai berikut : I. Mengacu
pada
iru
koto berawal
Kabupaten
pertanian
yang
potensi incustn
2. Pemerintah
Aceh Tarnianq
cerbasts
pada
sektor
Oleh karena itu,
(growth pofe). Aceh Tarruanq sebarkrva mengembangkan
pedesaan
agar
memiliki
cm-ciri
perkotaan. Untuk itu perlu didoror.g pertumbuhan
Dengan
sektor
perlu d1doron9 agar lebih maju schingg;;i terbentuk
Kabupaten
daerah-daerah
mesth
menuju ke arah sektor industri.
pusat pertumbuhan
dengan
dari
menuju sektor industri dan terakbir sektor jasa, dimana
pertanian saat
teori tcrbentuknya
membangun demikian,
fasilitas-fasilitas
penduduk
sebagai
daerah
daerah pedesaan
perkotaan
di
pedesaan.
daerah tersebut capet dikategorikan
sebagai penduduk perkotaan wal
mereka masih
pedesaan. Dcn9<1n konsep
tersebut, maka daera."I peoesesn di Kabupaten Aceh Tamiang yang
merupakan daerah pertanran dapat dijadikao desa wisata agnb1snis sel'lingga
dapat memberikan expected income yang lebih baik.
91
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous, 1979, Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota, D1rektorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Penerbit Yayasan Lembaga Penyehdikan Masalah Bangunan, Bandung. 2. Anonymous, 1992, Undang-undang Nomor 4 Tahun 1.992 tentang Perumahan dan Permukiman. 3. Anonymous, 1996, Pengembangan Kebijaksanaan Tata Guna Tanah Kawasan Konversi Perumahan dan Pemukiman, Laporan Akhir, Bapedal dan Pekerjaan l.imum, Jakarta. 4. Anonymous, 1997, Program Rumah Lestari, Perumahan dan
Pemukiman Berwawasan Lingkungan, Kerjasama Kantor Menteri Negara L1ngkungan Hidup, Kantor rnenten Negara Perumahan Rakyat, Bapedal dan Real Estat Indonesia, Jakarta. !>. Adisasm1ta, 2·JOS, Pembangunan Ekonomi Perkotaan, ll mu, Yogya ka rta.
Graha
5. Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang, 2003, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 20042013, Fakta dan Analisa, Bappcd;:i, :<arang Baru. 7. Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang, 2003, Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 20042013, Laporan Akhir, Bappeda, Karang Baru. 8. BPS Kabupatcn Acch Timur dan Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang, 2003. Kabupaten Aceh Tamlang Da/am Anglea 2004, BPS, Karang Baru. 9. BI'S Kabupaten Aceh Timur dan Bappeda Kabupaten Aceh Timur,
2001, Kecamatan Dafam Angka 2001, BPS, Karang Baru. 10.BPS K<:bupaten Aceh Timur dan Bappeda Kabupate:i Aceh Tamiang, 2002, Kecamatan Dalam Angka ZOD2, BPS, Karang Ba•u. 11.BPS Kabupaten Aceh Timur dan Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang, 2003, Kecamatan Dalam Angka 2003, BPS, Karang sa-u. 12.BPS Kabupaten Aceh Timur dan Bappeda Kabupaten Ac:eh Tamlanq, 2004, Kecamatan Dalam Angka 2004, BPS, Karang Baru.
92
13.BPS Kabupaten Aceh Timur dan Baopeda Kabupaten Aceh Tamiang,
2002, Indiketor Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang 2002, BPS, Karang Baru. 14.BPS Kabupaten Aceh Timur dan Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang, 2005, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Tamiang {Menurut Lapangan Usaha) 2000-2004, BPS, Ka rang Bar J. 15.Baltagi, Bad1 H., 2001, Econometric Analysis of Panel Data, Second Edition, John Wiley & Sons, Ltd, England. 16.Bradtord, David F., et a, 1973, An Econometric of The Flight to the Suburbs, The Journal of Political Economy, The University of Chicago Press, Vol. Bl No.3 1973, www.rstor.oro.
l/.l::ngle Hobert F., et al, 1972, An Econometric Simulation Model Intra-Metropolitan Housing Location: Housing, Business, Transportations and Local Goverment, The American Econon1c Review, Vol. 62 No.1/2 1972, www.Jstor.org. of
ra.evers,
1990, The Residential Location and Workplace Choice A Nested Multinomial Logit Hodel in Spatial Choices and Processes, Editor Fisher, dkk, North Holland.
19.Evers, Hans·Dieter & Korff Rudiger, 2002, Urbanisme di Asia Tenggara, Edisi Pertama, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
20.Ghalib, Rusll, 2005, Ekonomi Regional, Pustaka Ramadhan, Bandung. 21.GoUedge Riginald George dan Stimson Robert J, 1990, Analytical Behav;oural Geography, Routledge. 22.GuJarati, Damodar N., 2001, Basic Econometrics, Fourth Edition, Mc Graw Hill, New York. 23.Hamonangan, Bintang, 2000, Analisis Neraca Penggunaan Lahan dan Pola Perubahannya serta Implikasinya terhadap Penataan Ruang dan Pengembangan Wllayan, Skripsi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor. 24.Harris, R.N.S., et al, 1968, The Residence Site Choice, The Review of Economics and statistics, Vol. 50 l\'o.2 1968, MIT Press, www.jstor.orq.
93
25.Hartshorn Truman A., 1960, Interpreting Geography, John Willey and sons,
the City, an Urban
26.Hwan Jin, Young., 1985, An AnalitycaJ Hodel of Residential Location : with Appl/cation to the Housing Market in Seoul, Korea, Cornell University Ithaca, New York. 27.lndrawat, Dini, 1998, Kebutuhan
Rumah Sampai Tahun 2000 Serta Pola Penyebaran Perumahan di Jabotabek dan Pengeluaran untuk Perumahan Konsumen BTN, Tesis,
MPKP UI, Jakarta. 28.H.hsi:!n, Mohamad, 2004, Mengembalikan
Laju Pertumbuhan : Peran Usaha Kecil don
Ekonomi DaJam .Jangka Henengah Menengah, Jurnal Analrsrs Sosial Vol. 9 No. 2 Agustus 2004, Yavesan Akatiga, Bandung.
29.Indrayani, Mira, 2005, Analisis
Perubahan Penggunaan Lahan dan Fal
MPKPUI, Depok.
Johara
T., 1999, Tata Guna Pedesaan Perkotaan dan Ketiga, Penerbil !TB Bcmdung, Ba.1dL:ng.
30.Jayadinat:a
Tanah Da/am Wilayah, Ed1s1
Perencanaan
31.Kasimrn, suvantr, 1995, Model Pemillhan dan Keterlcaitannya
Lokasi Pemukiman Dengan Tempat Kerja, Tests, Program
Pascasarjana IPB, Bogor. 32.Koestoer,
Raldi Henclro, 1995, Perspektif Llngkungan dan Kasus, Penerb-t UI-Press, Jakarta.
Desa
Kota:Teori
'33.Kuswartojo, tndonesia,
34.Paulsen,
Tjuk, 2005, Perumahan Penerblt !TB, Bandung.
Prof.,
2004,
Urban
dan
Spatial
Dept. of Community Planning, Temple Unive~sity, New Jersey. Methods
and
Hodel,
-ti
Pemukiman
Structure:
and Reoionel
35.Richardson
Harry W, 2001, Dasar-dasar I/mu Ekonomi Regional, Edis1 Revisi 2001, Lembaga Penerb1t FE UI, Jakarta.
36.Saefulhakim, R.S., 1994, A Land Availability Mapping Model for Sustainable Land Use Management, The Dissertation of Regional Plannmg Laboratory, Division of Tropical Agriculture. Faculty of Agncullure, Kyoto University, Japan. S4
Urba11isasi, Pertumbuhen, Sinar Harepan, Jakarta.
37.Salim
Fahruddi,
2006,
Desa-Kota,
Puset
38.Sandy, I.M., 1977, Penggunaan Tanah di Indonesia, Direktorat Tata Guna Taneh, Depdagri, Jakarta. 39.SoP.~ilo, Ninrng 1., 2000, Ekonomi Perencsnaan dan Man;rjemen Kota, MPKP Ul, Jakarta. 40.Sugandhy, Aca, 2005, l
Arthur
O.,
1993,
Urban
Economics, second
Ed1t1cn,
Richard D. Irwin, Inc., United States of America. 42.Susanti Hera, et al, 1995, Indikato~indikator Leml>aga Penerblt FE UI, Jakarta.
43.Syahrial,
Syarif, 2005, LABKOH, Jakarta.
44.Todaro,
Bahan
Pelatihan
Michael P., 2000, Ptlmbangunan Ketlga, Edisi Ketujch, Jlhd 1, Terjemahan,
45.Warpanr,
suwa-cjoxo.
Hakroekonomi,
Ekonometrika
Ekonoml di Oun/a Er1angga, Jakarta.
1984, Analisfs Kota dan Daerah, Penerblt
ITS, Bandung.
95
-
I
I
Lampiran 1
PETA RENCANA PfMANFAATAN RUANG
I
-
!<9'.CAN.O.T...,TARl_l.1.1\G .,.\LAYAH ~RTRW) K.<\BUPATEt< ACE'H T ftM·Al·IG
:
ZOJ~-201Z
-'4
... ~.
~+•·•··
•''
... F~(~
:
"·.T!.'"', .•••,
...
-~,--··· -- _ -: ·-··· LECEliDA
} ,.....
~
,4
[:JI:] .,._
- ..
··~· ·
m--
.:.
¥..
..
er,..:•
_,
.........
lllE ..,,.,
1
..
........_..... ~ ..- .
..•...
......
. -1 -r
~
....
.:..
I •••··· ...... __ ......
"-··-· ...........
_.,__ ...... ~~· J :-:;. i=;:-..~·:: : ... ·. .. -··A.•"····-~,···~····~ ......... ~-· .. -
,
~,
l
..
.·
.:; cf~
s
• .. :c :c .. c
~:-
..e •
...."'.. e :~
0
-
·~·m
... .. ·1~ "'.. "'
"'·"'"'--
"~
r-;
..,ec,_ ,, .,,sr: "'....
u
.;·
. ............
;;
~
-~
.. ..... :c
.,;
c~-
0
e
" ci
....
~-
0
" "-'
"
r; ,_
c ]A:' :
• ,~~:
..
"·~,_ ·-
I~
'° ..e ~:.%,_ .Q a.
.-. ·-
.... "C
£
0
l.o
t'
NM 1,... "'i "' ...._ ...... ~ "':.I'°.
. r:
ii ~l
~
•
1 ,_•
I
..• I e
'E,_
• "•u ••
. •.• Q.
~ 3:
.. l;c
.....-
!l 0 "'
~~
t
~
I
"' c
.a.. 'i~ e, c e•
•"" "' ..,
.. "',., "'
C)
.
-e•
• •••
•
"~.,
...c .. ...• ..e.. E
!I
c
......
]
"' "':ii
.. ....
N
~~
-.. .. "' -
..;
:;; ~ '· 0
.;
-'
O':
~
•
,i
~ .;
~
I
.. ....
I ~ ~
J
....z:
1..,
. \~.o
.I
.
..~..,• .c
o~~,olo. ~ ...,. 0
'
c c
«»..., ;:! .....- 0,..,1,..·• co
:z: :J
.. ~
.
c
~ •E
3
• " zci
.E•
I ..,
...~ e
·i • <>
..
..- .. i " ~"
"!!
•< ,...3 • "'g :i;;; ~I~ • " ~! 2 l!.. e 3 E .. '" .,• "' "' "' ~~ ~ ~ - " .... "' "' ......
~ ~
.. .
1:1
l
. .
.... "' ....
.....
I
-
:£ "' ~ 3.
'.:!
--
"',.,
,. "' ,..
v
_.
~• ~
"c ..•• ••
0
"'j;{ - .,;"' li\ :8 .... = 5i ... .... - ... .... I:; a 1b :t "' "' - 0 "' ... !
.
..;
c
"!
"'
~ e
.
x
•
....
-o "
:;;
~
..;
s
M
c -
N 'ON
~
.. .....
.::. ~ -6 "-
. .. - ..."' : -
"' "' ~"
I~
..... "."•
i
~
.~ .. f . " ,,r _.. ~
c
• • ...••
. ..." I! .::
-
-
..
•'
..
.
w
;r -
. " .. 'S "x "'N
""''"
N
c~-
'
:c ~-
I
9'"E".. ::!
.....~ .. "'- -
.... •O ~
• e" ... "" ... .:s "' ~ e ....
It
N
' ~ ' ::::
'
' ' '
~...J 0..~ ~=- ...z % "''
...
t: ·- D:' ~3:
!!
"" ~~! ....
.... 0
...."'
~
' e
' ' ' ' ' .l~
I. .
M
-
-·
"" -
..
.... ~
se
N
-= ·- "'
..."'
'
.. Cl\ " ... .. .¥ ... ~
•• • % ~ 'f x
,<; ••
O'"'*.......
I ~• "' o• "' "' "'I r-,
..
oi. ..."• d!
0
c
M
c"'
\
.... N
"
s•
•e ~ • "• ••• E
N
«! ..; 0
N
"
N
.. .. -i
O'.
w
,.; ~
'
N
c-
...;
~ ci
:;;
i .c !I .. ~o
"
..
•• ;1 l! "
-·•
Cl 0 _, N
~
~ e .c ~~
->-
'
...
"'....
'
' ' ' '
'
.
~'E
~ ,.•
"
c
..."".. ~ .. 8• ~" • .c ...• "
-
-o M
N
"'
N
·a"
...
. .. z
s~ .. Jl
E
.. ..
~
.!: ::! ';;
\
--+--1-1-
5 :;
~~
I
1!
;:,.
-
g~
o~
..•
'
N
""g'
•
s
¢
'
..
'II I-
:i:
~
c
0
E,.
'
E
0
c
.... ·- "' "'I" "' "',, "' " ....e•.. "'a" -·~I I "'.. :·; '""' "' "'.."' ...... .," .. a~
ID
)
\
....
.,
--o-o
S' ~...
-- .. ....
'
~ !?:' ~ ~ ~
-e >-
•
... e .e" "
"'
.... ~!~ "'
M ~ ;; ~ c: " ~~ ~ "' c: •~ g' " ~ ~ ~ ~e s ~·E /j! e 0 ~ {! ~
" " .. i N
"' "' "' ! ~
M
¥
"'
"I~
:i:
'o
..
"'
'~'
·-
Lampiran
4
Tabel A Pe-rtutungan location Quotient (LQ) Kepadatan Pendudulc di M:asing~aJiing Ke~amatan Dal.am t
·- ...
~
No. 1
keQlln~tan r-1.;nya.k Pr.yecl Be!'ldahar(". Si:-ruway Rant(tt.i Karc:ng Baru l
•
.
•s
-, .f.
e
Jumlah penduduk (ir.ta) 77.3('4 29116 22,805
30,/96 34,988 ZUl14 •3.913 2S.S~l 230.489
luas \.ahan Selurutinva fha)
LQ Kepade:t.an pendudltk
/6, 711
0 70
!S,050
l ]6 l OL
18,849
~.171 38.040
5.01 0 71 ss 4i 0 86
448
•2.003 11,700 193,972
04E
Tabel B Perh•tung41n Lo<:ation Ouotient (LQ) keoedatal\ Penduduk d1 Maslng,,_n'taslng Kecam.atilln D~lam Kal>up-C"tf'-n A<"f'h T Ta..._,,,, 2002 Jumlah penduduk L\J.aS l.3-ha n LQ Kepadatan No. Kecamatan ~ I t4iwa' h~u• Iha\ ocnduduk 1 M.ant..ik Pave:i 22,.493 2<.i,711 0 71 Ben cJ<1 I rcira 29,142 2 18,0SO 1.36 s~ruway 3 23.~8 18.849 1 05 --····-530 4 Ranta\J 31.949 5.171 K:lrPJOti Baru 5 :;4,895 38,040 0 '11 G $CGt~ ku2las1noa~9 ~l.13'+ HS 3!.l.7C 7 l<,,.,uruar. Mu
-
TMP.I C P•~hitungan locati<>n Quotie-nt (LO) tCitp.adatao Penductu'<: di Ma-sir\g•ma5ing l'lo. l
-
2 3 4
s
e 7
-a
-
t<ee:arn~t"1n Dal~m Kabupat1;n Aceh Tarnia99Taitu.an 2003 Ji..nnlab penduduk Luils Lah.an Kec:amatan tiiwal Se!u"•h-ua lh• 1 .l4,:QQ Manyak Pave'41 26.711 Bendaha~a 28.104 :8.050
Seruwav R.antau Karang S<Jrv Kota Kof'teis1moaoQ Ke1uruao Mud.a Tam1ano HtJIL k4'bt.1oaten Aceti TamiAna
23,:JOl 29,299 37,965 18 352 42,013 25,406 228.360
LQ Kepadatan -..... ........duk 0.77 1 31
:S.849 5,li'l
~ 77
LO.~
)S,040 448
0.84 34.47
42.003 44,700 193,972
----0.48
O.S4
~.t'Jlbel 0 Perhitunga., Lo No. Kec.amatan -n ........t, n··"" '-Manv~k Paved 25.321 26.711 0.$0 ~ , Bendahar~ 28.623 rs.osn 1 11 3 Seru"".av 23.2>7 18849 1.04 ~nt3U 29.930 5,171 4 87 K(traay Bc:iru 5 38,523 38,040 0.85
... . .. ,
'
'h•'
'
6 7 B
!<'.ota Kvalas1moanci <ewuruan Mud.a TamlO'lnolJ Hutu
K~buDatenAoeh'r~ITHang
18.316 42,124 26,074 ll2,174
448 •2.003 44,700
193.972
34 41 0 84 0.49
.,.. N('t
.. ~- ~
..
(:)~
<"1 -
t•
~
..0 t."l 0
al
C" .... i.--.
o'-O~~~ON-:--:C"I 0 _,"''It "l (\I .....
-
,..,
., '-' i..i..
"l"'li
..... ~"'~"' '.. ].... ... " ..
c
z.... " ,;
~
~N
,_
~~
~ ij\
,;
_,,,
. . '"' """ ~
..
.,b c
- z lN "' .. ~"' ..... u
R "'~ .;: ;! E
"
0
~~ ~
-t
t""ll.~coo.. "'""!, '°. 0
.. ...
c ,.., f""t lf')
lJ) (l) ll') 1::f"
o:
r-: ee "! V'I
(Q
M... ~ .. "1".., Q'\ O·,..... U"'l r-, " c-; U'l. M 0 Cl' ('l~<".I ("') N ('I"') 'Id" N Vl t'f') P'I
..."
c
"
.c ~
Of""JOLf'l'<'tlD-M \0 CO N \0 Lr. """
,,o
NMNM("'!N~N
... .. 0 ~~rJ'U"'l" ...r"'~
M~ cJl 00
.. N
a.
.
NMM'-00-~!'0 \Ol.t)-4..-t""lq-
~
"'~:s
...c
c
"'.. ..
0
u
~
M N !"1 '"1 l'I
~
(" , .., ••,.1 ll\"'
( ...
r-..l/\.-1-........i"torot--
~1t"'l'1
•~
~l"
... -~"'iE
~ -, o. '"'.. ~ "'.. "· ~ Ql'l'\-'VN"·N
,;;/.
:I :i 'O Ill
NNMNMMt'.tVN"I
('
Cl-
4ll .c "' a. 8 .... .c 0 <( N
c. u "'
~~= :I
·-WI 1:1.0 :IN
_,,_ "' e QI .. :I c ftl ~
Q.
E
"~
:K
E
!I
..."'.. ....
u
e-o':)
~ ~ ~ >-
: : 1~2:;t~ ~ ~
z
c
s
•E
;J5 Cl.c[
,:.: s: l1J ~ O'o :J ~ !"«1~~c:::l2t0 ...... 'Cl ...... ~UJ(J')O::~'.:!i(~
0
·~
..a. ., I·-eIt
~ c; 2 c ~ q,; tJ m «J
a.... ·--.; I-t'9 "ii
. c
c
: ..
~~ .c
IO
,...
ll"ICJ'IO'l...,_g:oof'N Ql"f.....iv .... N~o,
a.
"E
..a
;·
...,:I
41
"
I'> I
sE
o lo:
r"I:.
""~~J
II. ~ ~ lll~ -. ~ 4! ":. If! ~ ..c c-.::r,....~"'1r---"'r-.." ("ol t""'o MN ~ C"") ;-.. V N
E
"'~ ""' "'
l""'\[li1
15 g ..; ,.;
"""'J"'IO_,,Ci'V"'l-n···m V') ... :"') ... eo.. rw) co.. (X; ..
MN
....
!
•
.fo ?w.. s ., ~ ...
~
... .-I
"'
("")
v
lrl "'
£"-..
-
co
...
Cl
{!
ci
z
-'--·
- --
·-
. ..
.,..,..,~oo,....,..~,....co .... ""'V)Q ¢'(Tor.
""•o 30
,."
O<'IQ'N~"t--
-
"""4'
. --
..... ..,
g;: .... a,) 0 :0<7"0.0 V'IOQ'
.-( ... ,... Q
....
,. E" llnlln'QV1,...CCI'" ~ _; ~,...: ~ ,.~er:.. 0 v:
.. "" c
i ~~ )t
~
..e .~= .. ~
.." ..,...... "
,. 0
i;;
~" ov .o~ ~~
"'• ...3.
..
-o
~
.~
g ~
,.._ °' 0
"'
~.8.. ."' c. s.•• ... .s
0. ~
~ ~ -o
.¥ .• "l. . .... ..·-:
E8 ~
.... .! :
~~
"• •
:i ~ C L
.s:
~.=
:.o
"3 -e
.-~. 1. .e. •
•" •
o.!'
:;:
Cl
0
z
........
.-.0)
-~"'
Lampiran 8 Tabel A
Perhitungan Tingkat Kepadatan Penduduk Mer>urutKecam~tan di Kabupaten AceP, Tamiang Tahun 2004 Luas Femuk1man
l'lo.
Kec:arnatan
Bt!:nias.arka11 Arahan RTRW ,.
Manyak Pa.red send•hara
1
7. 3 1 5
:; 7
8
SanJw(lv Ranlciu Karann Bar .J Ko~ Kualas1mpan9
KeJuruan Mu<::a Tc.uuang Hulu l(abupaten A"'!'h Tamia~"
Kelera·lgar
.
lumLah Pendut.luk (jiw•J
635 30 717.P 295.13 184.54 672 35 ,04.15 I !l3
Kepadatan
25321 :?3623 2.3~57 '-9~30 38529 18316 42124 26074 232 174
!JO
l,228 36
4,330.85
Kepadat<:ir rata-rata pendvduk Koouo~te11 Ac:eh Tamtang
(jiwa/ha)
KQter.:.ngan
30 D1l>•w11h rate-rats 40 D1b9wah rata · r&till 79 162 57
90 217 )l
Du!ltas rata-rata D1atas rata-reta D1atas rata-rata P1at<J$ rara-rete
O·at~~ r.,t.,-r<'.'tti o t>dwah (<\ta·rCJta
54
= 54 11wa/ha
Tabef B Pethitungan Produktivitas PDllB Menurut Luas l>emukiman di Masing-masfng Kecamatan Kabupaten Aeeh Tamiang Tahu112004 Lua.s Pemukimal'l
No. 1 2 3 4 5 6
7
s
Kecamatan Ma1'1v'1k PCJyCd B~nd~hara
Se(uwav R~nr.111 1<arang Baru
Kota Kualas1rllpana K~Juru2n t.tuda TAm1cu1., th1ru
Kabc,,patef1 Aceh Tam.la.na
Berdasarkan Arahan ltTRW 'ha' BJS 30 717 12 295.13 18454 G72.35
l04.15 193.90 1,228 36
4,330.es
l'roksi PORBKei;_
PDR.8/ha
121,ou az 152 06 14],~/~ 87 200 l.l 116,658.66 39S JR 150,13~.87 813.54 193 264.02 287.45 91,!!74 27 -·. 450.03 211 296.78 ~.089 72 130,788 92 106.47 1,164,6~0.21 2(18.91
•
' c
I
!~ :~
.L ...
~--b;~+.,+±+,.,d,,,i..,.,"""',ld,.l.,,:1...!:,.f.,,bb~-;;;l-:::bf,,.f--:±::+.:-:f--:-bi . .-.... M'"" r-.~ .... v:1~co.~ ,..,co 1•· ui .... 1 •- cn-MV'l.,..~N-:o ..... -...·-CU";: Mo -1 .. ~.\ tn Off' If' .... vtlll ~ lu: tnlC": t"1 -(I.fl V. '-D ~:I\~ c ..
..... ..
..... .. . ~ !;
.... :oc0
- \
-
coV>
~
.-( -
1-.I
00°0'1' -r-.. O'll/1 tn-"'l'C\00
0
~
g N
Ov
lamp~ran 10 Hd:s11 Reeres1 Setelum
d-an Sesuelah
OJtreatmcnt UJ)tul.: MoC1el
rabel A Ha:>1I Reores1 seoeurn ditreatment Dependc1t Vanable· Jurn_Pcnduduk> Method· GL5 (Cross Section WeH;hts) O.>t": 09!01/0G fo,-c· 10.06 Sa\''P~~ZOOl 2004 Tncludccl observanons: 4 Total nae.el observations 32 V<'lrl
Jomlah
Pe."ldudvk
-
sta. Erro1
t&StattStJc
c
4919 191
1769 723
KfTan1' RTTamb> RTTnd' RTSan~' RTDtJa'
J.blb435 3.826984
0.0104 0
·9.4526<'5
0.330022 0 658867 S.8c7263
2.779639 10.>SB:S 5.ROE435 ·l.611082 o.777W6
RTJasa?
3 }.3.$'Jl3
3.572793 3.4JOJ2~.
RfLa1n> We1l'lhted Stah!'.1:"1.rc:::
1.4095'><
0.0015 0.0024 0.0584
R··5;.qv.:.rcd
Act:ustcd R·squa.-cc S E of recresseo f·stat1st1c Prob'F&stat\$tlc' Unwe ohted Stat1:St1cs R·sQuare·l .Od1ustedR-sauared S F of reqressron Durb1n-Wat!iOn stat
·S.7253 16 ?2566
7.3€6518 4 68139i (: 9510t 3.709252
1 9ll73s21 I
RTiani? RT6anC1"
rnoaq? RTJasa> RTLa1n> WP1nhted Statistics R-squared Adrustea R-sauared S.E of reoressron F..stensnc Prob' F-statisbc'•
Unwe1ahted Statistics R-squared AdJusted R-<e1uared
·5, E.
Of ~egr~SSIOfl
Durbin-Watson stat
0
0.1202 04+46
0.99908! 0.99882' '.66~.08 3763 916 0
Me.all de'-er~11l vsr S.D depen:len{ V·Jr sum squared res1:I O<Jrb1n-Watscn st•t
51393.79 4915/ b4 68228763 2. 1474<;
0 9535<4 0.939%8 1824.254 l.J90El
Mean &ceodent va' S. D depen-:fooc var
28926 06
SUm SQOC!lr~
res:td
r.~.,1 E Has1I f;.ecres• sesucen •l•treatment Dependent Vanaorc: Jurn_Penduduk> M<,,hncl: Gl S (Cross Se.:toon W"1')hls) Date· C9i04/06 Time: 09.49 Somple· 2001 2004 Included observations: 4 Total panel observations 32 Wh1•skedasnotv-Cc srstem <:tandard Errors l\ Covan~nrP Vanablf! Coetf1c~n Std. Em"'llO t·Sti>b'.>tic c 49l9.!9l 1674 92~ 2.936964 Rrramb' RTlnd?
Prob
3.616435 3 826'}84 -9 45264SI 5.7253 16.72566 :; 23391::1 1.4~<9534
0.9S90~ 0.358
0.34114 o.s1.µfl' 6 354633 8.067"19 4.997()19 0.542~67 0.54768'.l
10.60104 7 438486 -1 48752. -0.707962 3.347128 5.955783 2.573603
7445 66 79873:73
Prob.
0 0072 0 J Q.1499
0.4858 0.0027
o
n.0167
SIJl1'I ~d resrc Ourl!
61393 79 49157.64 68226763 2.14749
Mean dependent var S.D. d~ot var Sum squared resrd
28926.06 7445.66 ?9873173
Mean
S.C. dependent var
' 0.95352< 0.
1S24.294 l.3<3061
..
-
... .... ''"'" ~·~1 ... _,, '"'I" "' "' " ... "' .... o ''"" "' eo .... " ~~ ""'' ...""""'.... o,~~ il~ .... , ... "' .... ... "' "' .... °" .... "' ........ .... .... ,.., "' .... .... "' .... .... ....... MN "' '"' ""·"' .... .... .... ""N .,.N N
r-; ....
.-< r-,
or...c
~
""'-..
..
~ ~
l">N
.,.,, 00
e-; ...
r-o
0.-<
.... Q)
00 ., Ol
cc "' -o
'-' Ul "' er ..,, "' :;l! MM .... .,
~
"'"'·c
N 0 N~' N ...
I
I
I "0
(1>•
... r-,
NN
N
I
.
I
,., ., "' ......
'6ir-. Ir. ...
"' r-, Lil " a! CJ; g~ "' .... a!.., Na;.... 0,,"' ... :;;.... .... ,.., .,... -e........ "' "' ON """ "'"''"'.... "'"'.... "' ... ......... "' "'0"' " -.-. """ NM .... N r...
-o
I
i .....
'
'
I'
'C
l
!
-""- "" "11"'
I
;
o~
Ng ........ "'"' """' ~~~ IV'l~<"'I
" ..,. "'
...
.. ..
., ..... ~ ~~ .... C> ~~ i~~ ~~ .... ,.., ,..,
!
c
,_
-
I
.... .., ....... r-, I'> N ~~ "' 0 "' .,., ,. .... "" ... "'
8N .... c .., " ... ....... ....... ~f "".., .... ~i ""' N.,. O>
I'>
00
on "' >Q LO
Ol ~
·;:
l
~
..." c
.¥
r;-
- ·-
....... .... "' "' 0"'""' .,~N"' ., ,,, _r-, s~ N" .... "' "' .... o .... "' "'.... ~m "'~-e.... "' ... .... Ol .... .... "' ""
:! .. .,,"" "'--E ........ ..":." ·-~" " ·~ ~ I
e ~
.s... E
!I
.... ....
'
:;> :0) ~~ "'Q'1 o •
"' ...
l
I
I
l
I
l
11!'
-e I~
If. 1!«>I>
"' ~~ I~ ... 0
c ..c
".. ,.
..
0
-
..,
.,..~"'~ %~ .."' ..!al) .. c:
., I <'I .. c:
I
~,~ .. "' :l oli
~
lo
I~
.. -31~ ..
E~ -~:5: ~
fij: ~ ;z;.~
:;;, ,
1:!'
g S1~"'
i ..
~r. 0::
., c le e, c.><
18 ~
.,,~ , .al:l2~~r. c
I::, .., ii ~ ~lg ~2 ~f~s:.. ..3: _Big ~ 2 !!I~~~ .. ec: "'2 " "' " "' ~-" E c: -g e c: ~ ~I~ E c: -o " c: :! l:l ,;;! EC "B e ~"' c: ~ ~1?
~ ... ""2
..,,, .,," ~~
"' Lf1
..
.,,
::r § -e " I !I
c: c: - c~
~
[
.
I
I~
"'
c
0.0
N"'
Ol .... 0""' C> II\ Ol in "'
l
.. e"' 3..
.....
Nr-
~I~
~~ ~~
",. 0 0
"' II:
~~
~ :t ~~
.. 0 0
"
." .. "'
~~ ~
t- :i:: ~~
... ... 0 0
~ {Z
0
..
"' "'
"'l~lr· ~
"' "'"' ~ ~ ~ "''"' ~
811.""" 1la\lUl••· ,_a.-. ~ i 0 -
CON :(f V il1 II' I.fl 0 a:I "It' 0 lfi IV_, MMco~-~~~~~~¢~~NM~1~~~~~NM
.. ..
'
E ~
::> c
~~
f! ~~
I~ .. ri
.. "
f~ 1-.g
..
.c ~~ ~~
a<
GI .C VI
.!! !!?.
E~..,
" ~0 0Q ..,
..."'.. "'!!" g.
6;;
c .'( ...
I
N
" c c 'ti "'z:" c"
" .... !!' ...
e,
...
c; ,. "'
:s -~ ·~-
..
"'~ e
ll' .!! ....
.."'.. c ~
" ..g. .c GI 0'4'
...I "'
..
e
....
,,.. ...
lll ........ (/I
1~~~-~
v
< N
s...
g...
g N
Lampiren
13
Has1I ~egresi Sebelum clan Sew:lall D«reatment unruk Mode1 1 (Pooled) Tabc! A Has11 R•qres1 sebelum c'itreatment ·D<>r.Mdent 'J~n•ble• LQ PadilL.POdk? M(?th<>d. GL~ .:cr(Js:c;Secuco \Vctgh~) Date· 09/01/06 Time 09 24 Sarn~le. 2001 2004 Included otrserveucns 4 Total nanel observauons 32 veneble Coelhcle.i Sld E1101 l ·SI.ct ti St IC
P1ob
c
43.39543
6.510166
6 665?94
0
LOG(RTJasa>)
1.C842l l 0.856807 ·6 618107
0 75878: O ~378Bl
1.42SRR7 1 95&7\ l
0 1 t\41
0.24793•
-26 69'05
o
LOC::(~·T(tlC'>) LOG'RTit)1•1>;
we1ohte<1 stansocs R·SGUU~d Ad11.1stad A.~sciu-2rcd
S.E. of
o 965744 0.962071 1 l~G38( 26J.U!! • I.
(eqress1cn
r-sransuc Problf-~t~r1
Me,;in d~ndent var S D d~endcnt V3(
St..m squared 1 es.uJ Otimm-Watsof'
stat
0.0601
5 'l6SR~.'.
11.07293 130.2
0 6!>571;4
lJt1we1nhtN1 ~l.,t1<.l1
C.9667G; 0.963< 2.31353~ C.4nOSl'
R·$qu&red Ad1usted R·sQu.r~d E. or 1eq,·ess1on n1irh1t1.1AJ .. tson ........
s
Tebtl
e
Mean deoendent var
S D. dependent var Svm souared res1d
5.90713
12.06021 149.8687
1 i.as11 n-res• s-Mudeh d111ea,1uen1
l).,perdent V;ir•ilt>le L(.! l'.lserv~t1ois 32
·:,~
1-~·
u.1-.. ... _.
VM•ilble
c l.OC.c Fl.Tl•~>; LOG(R rJn1
.I".
t
Standa•" ~~~
Coeffiacn 43 39S4. L084211 0.856807 .1:.
Lt
O•I'\•
&
Std. Er~ 6.84~67
t·Statist1c 6.343742 0.!!0242! 1.351166 0 74493! 3.498093 n '82235 ·2'.441>89
Prob
0
O.J.675 0.0016 I
WCll'lht<:d Sta:1s;bc.s
R-square(I
Ad1ust~d R-sauared
s E.
of rQ9ress1on F·stat1st1c Pl'oi;IF-St•l1 st1c) U!).~e1ahte~ ~tat1StrC$ ~-scuared Adu.sted R·SQuOr~d S.E. of regre!i~tQn uurmn-watscn stat
0.96574< 0.96207< 2 156~8~ 263.12S
Mean dependent var S I' dependent var $\l'°' >Quai-ed res1d
6 96~tl33 ll.07233
D\.;""n·Ylatson stat
0.655764
Mean dependent v;:;r
5.90713 12.06021
130.::1
(
0.96676. 0 9632
2.313537 0.40051'
S.O. deper dent var St.m square
14!1.8687
l..ampjran
14
Hasil Regrcs1 Sebelum oan sosecan Oitreatmenc untuk MQ<:lel Z (Ponied) Tabel A. Hasil Reoresi seccrom drtreatmerot
0?.pendenl l/ori-'hl"' I OG(Pa) M~\h~cl GLS •:Cross Section W121ghts) Date ·19/01/()€ Tw-ne. 10 35 Si!mple. 2&01 2004 CncltJd.ed obstt\•at1ons · 4 C Cl(lil o~nel o.b"SefVabo;JS 32 Var able
c LOG(RTlasa>) LOC{O.Tlnd>} LOG(RrTar1)) We1gtlted Stat1s:1cs
r. -scuarec
Coeffrl@£
Std l.rro1
t~Statlshc
6.477375 -0 ;)98255 0 71!107 -0.548751
I 68999 0 2014?; 011869< n iHS39'
3.63277< -0 487673 6 SS0322 -:s.33024
099708~ OW67Ti.
A~Jcst?d R-squered s F of rP.'](QSSIOO F-~tat1~t1C
0 441
tn ..
319~~
prob
0 0007 0 o29E 0 0
res.Id
8 1848~l 7 765475 S.449587
Dtutin~WJt~n :r.tut
0 271)73
ti4~!1n MJ)Q(\dent var 5 O de:i-eodent var
5 2W3B
Mean dependent var 5 0 irJeoendent var
Som
SQO
~
P1 :JlJ{ f~~td IJSlf(.·,
unwerq~ted 5tatJstlC.S
R;.auared
08621~ (I 36971~ c 4885, <.'1278<1
AdJu$t<'<1 R ~ooareO S E of regni!~':!IOO Oorb1n~Vt'atsc.n stat
Tabe• 8 H.JSJJ Reercss se:i.1.61h !1.dratment (l~µende,t Variable L:lG(P•dot_PddP) M~~~10~tioi..,. Cor~rs.ti!nt St.Jt\dard &r~
vanatte
Coeffcen 647737. -0.09S25!
c lOG(RTJ"'•') LOG(nTlnd>) tOGrR.rr~na>\ We19hted stansncs
P~sauare::I
Prob{F~stacst1cL_
__
Unwe1:Jhted Stat1st1Cs ~ squared ~a1ustea R·sQuJreo ; i:. of rE9ress101l ) J rt~n · 'lfl;etson
Stat
1 3!>3607 6.682248
'~~Kl
& Cevanaoce
stc Eno
t~StatlS".'11
2 493781
l.597407
0 7~10)
D 784951 0.104635
-0.04-3751
0 048~'
0.99708' 0.99S77l 0 44116i 319~ 295
I\ 1JUSt<ed R~~u-lr(:d S E of ft-yu:·~~1.on F stanse«
Svrn sqva•e3
-0.344814
-: 4647161 ~13
t-k'an d~Qnt var SD <Jcpcndcnt var
sum squa1 ed r'"'s1d curbn~wa.tson stat
zsaa
1>re>t> 0.0148 0.7.328
c
0 R. lfl4R~2 1 71$~475 5.44~587
0.27117:;
' ~86i354
f'liean ~u1.knl
~869745 0 4865.l
5 D. depeident var Sum squ.ar-ed restd
0127S4
Vc:..f
5.i973t.'.l l.j~JbU7
6.682248
LampJran lS Has1I Re9,es1 S-ebelun1 ddn Se5udah Dftreatme'lt uutuk Hodel : (f•~itrJ Eft~<.:1) Tdl>'tl A Ha:s11 R~~s• sell'IC!h.nntJltrea:t.nte:nt Oeperdeo1 Var.aote: LOG(LQ Pa""r_Pddk') Method: GL.S (Cross Secroon We11;hts) Date O'l/l0/06 'fune 22:24
Samplo: 200l 20J• Ind Jded ocservenons 4 Tota> oanel ooservanoos 32 Vari;ibtA C'oeffioent Std Em>r t·Sta tl&t1c Prob. lOG(Rn•s• >) -v.004136 0 032719 -<J.126116 0 9001
LOC(RnM>I
LOGin:nan1.,,
O.OS0256 0 081457
0 009628 0.01858E
8 33,;c,99 ·4 302600
0 0.0001
Fucecl Emects
_MAl
.R!WTAU--C _KAAANG8A9.IJ ·C l
_KEJl'fUOA··C 1A,.IHIH IJ~·i. ~St;t1.st1cc R·sqo• ...d
-0.010286 0.53SL6! 0.241038 I 719833 -0.031106 3 4122]<;
0 194:141 -0.415669 0 ,.,..,,,51
AdJt..Sted R·~(t\Ut"=d
Q.9<)98')5
Heanu-~~~10entvar s.a. ~ dent 'it&r
,,.~tat1.)l1c
J 041003 14016 18
Our'bln-W&tson
s E. or re911C1~s1on
SLMn squ<1red "e'Sld
Vnwccnnced !:>ti1C1$11C$
Adjust•d R·sQuar<><1 S.E. ol r~ress1c<1
Ourb1n·Wecson stat
o. 099901 0 042573 1.710234
-o, 0 0802.i6
'
~•96~~
Stat
0
Pmt)l "·St~t'11'~1t"1
x-squerec
0.13<>3>' 1.233455 0.0353018
-0.081457
P>COn
<>ePl!noent var
SO. dQP
Sum Soq1J!red
f41:Sll1
..
a s20411 1.353081 O.O~S061
0. 0.00187 0 002871
0 0
F~~•d ea• .MA~YAKl'AYfC ·C _SENOl\ttARA··C
_S'Cl\UWA'Y-·C _RAllfl"A~·-C _KARAN{;tlARU··C .. KKSIMPMG-·C . KEJMVOA··C _T~MHULU·-C ·wei hted St.abst1cs R-SQIJ<'IM
A.OJU~ttij R--sQu111red
S.E.
of t'E9r~St0()
F·stat15t:1c Pro'olf.-st!lt1st11t
1 O.W31195
M".a:n
0.041003 14015 18 0
Sum ~"'~red reSJd O\Jrbtl'\-Wats0r. smt
o. 329 0.'19901 o.012m
Mean oe.pen!1en var s.o. depeod~ ver 5um squared res•d
1.710234
ependentvar
S~O. dependent var
0.1 6 1 1.233455 0 OJS)OG 249655 52l)o<
s
1303081 0 038051
Lampfr'an 16
T.:.t~t A H's1l R ....... r~• seeerem ctitreatment oepencent vanat:i~e LOG(PatlatJ)r()dll"') Method GlS (Cro<s Seal()(I We.gilts)
oara. 09/10/06 lime· 22.B Samole: 2001 2004 Included obs~r1a!'loos 4
Total --ne• observattans 31 VJlri:tble
LDG(RTJasa>) LDG(RTind') LOO'RTTani>' r1xcd Effect$
CoeffW:oe< -0 Jl621l 9 M0475 0 •.:>74807 0 012711 -0.087537 0.025564
_t1ANYPAY'EO·-C
4 97.ss;ll
_ 8r.NOA1ARA··C _5tRUWAV--C
~.4tf/Obl
I _KARANGCARU··C AAll:AU··C
5 18598 6.677494 4 922426
\-KKSIMPANG·-C _KEJMUOA··C -AMHUI U··C \Vi1e1"hted Stat1$t•cs
e.H:l8A3
-0 •00516 S.885239 -J.•242J6
0.6911 0 0.0015
~.l4R
o.
l'R.~cquared
o.<;93945 0 OJS77J 282•27 l
AdJUSO;xf R s.qo~m(1
or 1t9r"s:,.1:JH
·SE
Prob
t·Stat'\;5.bC
~ ·St!Jt1St1C
c
~tallStt(\
~n depcnocnt var S.C> ieot.ndcnt var So11 squarod ru1a
B 6J?nJ S.23367& 1).03151 i.S~6Ml
Ol.l'bA-W&tson sr"t
te" 'tac1st1u
AdJUSled q.$QUI""'
s e or rl'QfQ;f~1on
., 0 999104 ?0405P
O\Jrb1r·Wetson sta1
l.8R'lfl43
squarec
)
t<ean~~tvi<"" S.O dependent ••' Sum SQUara:t re:Sfd
!f.29rn3 :.353607 0.034414
'T'eo•I B H.asil R-res1 sesudlh dttre.at:ment
O•Ptildtl"lt V1r1i6f41, Mothod. Gl.S (Crou Stet'°"
or -~')
Wo•,...t>;
Oott· '.19/07/06 Tun~ L6 l~ Sample· 2001 2004 tnc•tidtd Qbservauons. 4 Total pan<:I obs<:Mt.,.,. 32 White Hf:terosktc1MC:1ctv-Const«.,,..t' "1Fandird fnors 8. CovC'llllU)<:e' (:td . .....,._ vanatllit! lt·St.db!>toe Prob. I Ull144llll ·l. UJOOJ l (.lC'i'(RTJaF:~'i • Oalll " 71j~4 LOG(Rnnd1\ 0 07•001 0.00)152 23.73L42 0 L ..... .- ~rr .. n·?' :_" 'JS7S3l 000503 -17,40216 0 e'1xed F.ff~$ _MAlVYPA"1EO··C f.92~ )1 G€NOAllA'
It.~"•··:.
1
I
• Kl'RAN.;8Af
_l\KS\Mi>MG·-C _KEJMVOA·-C TAMH\JLU-·C We1Qhtec Stat1.st1cs R-SQUare3 AdjuS:ted R.·s;q1,,111red SE. of ~91"\!ss•ofl F·st<1tl.st1-c Probr F ·5tlltlst1c} \JnV'ellihted Sldtl-Slt<~ R.·5U\Jl'tre\l
A
• ·ui•'o ~ 340843 ! 1890E • 528947
o-· 0 999945 r-.Ol87n ~S24Z7.l 0
NP.it.n dependvnt va' S.O d-ependeot var
Sum
$QUared
resad
0\1cb1~-\\'.atson"Y::&t
0 .....,39) 0 399104
S.D. depe1dent var
l).CJ<W517
sum S(luared res.d
: €89043
Heil\ dependent ver
8.619723, S.233876 0.03157 2.5'.;61JH
,1.353607 ~9731'.I
c 03.4474
I
Lampitan 17
Tabel A. Perhltungan £1astisitas Dari ModelSemilog LQkepadatan Penduduk Sektor
l
LQ rata-rata (Y
rata-rata)
Elastisitas
= Koefisien/Yrata-rata
Jasa
1.084
5.907
0.18
fndustri
0.857
5.907
0.15
-6.61
S.90i
-1.12
Pertanian
--
·'---
-
Tabel B. Hasil Pengujian F terhadap Model Pooled atau fixed Effect Model 1 2
Fuii 7373.52 343 24
Ftabel
Model terbalk 2.3 S" 2.35
Fh<en
F-fl'ect
rixed effect