perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INVESTOR DALAM BERINVESTASI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Surakarta)
Skripsi Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas – tugas dan Memenuhi Syarat – syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh : ARRY BUDHI SAPUTRO F 1107035
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “ kejujuran Adalah Batu Loncatan Menuju Kesuksesan” (Mary Kay Ash)
“Fikiran Adalah Burung Angkasa Semesta Yang Dalam Kurungan Bentuk Kalimat Dan Kata, Mesti Dapat Membeberkan Sayapnya Namun Tak mungkin Terbang Ke Angkasa Raya” (Kahlil Gibran, Sang Nabi)
“Yang Paling Dekat Dengan Kita Adalah Hari Esok Dan Ajal, Yang Paling Jauh Dari Kita Adalah Cita – cita, Dan Orang Yang Terbaik Adalah Mereka Yang Selalu Mencoba Untuk Terus Memperbaiki Dirinya” (Pepatah)
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk : ♣ Allah SWT atas anugerah dan rahmatnya hingga saat ini, dan hanya kepadaMu hamba menyembah, berlindung serta memohon ampun Dan dihadiahkan kepada : ♣ Ibunda dan ayahanda atas doa dan kasih sayangnya sepanjang masa ♣ Adikku atas doa dan dukungan tanpa henti-hentinya ♣ My Love atas doa, penuntun dan bantuannya selalu ♣ EP`07 atas kerjasama serta kerepotannya ♣ Almamater commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga hanya dengan bimbingan, pertolongan, dan kasih saying-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INVESTOR DALAM BERINVESTASI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA. (Studi Kasus Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Surakarta)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persiapan,perencanaan,
dan
pelaksanaan
hingga
terselesaikannya
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Tiada yang dapat melukiskan kebahagiaan penulis selain rasa syukur yang mendalam. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Riwi Sumantyo, SE, ME, selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan. 4. Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis. 6. Seluruh petugas di perpustakaan MM Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi. 7. Ayah dan Mamah yang senantiasa selalu mendoakan, member dorongan dan bimbingan kepada ananda. 8. Adik laki-lakiku “Pras” makasih atas doanya…..tetap semangat ya… 9. Caesa S. Putri terimakasih atas waktu dan bantuannya, baik spirit dan religi. 10. Teman – temanku di Ekonomi Pembangunan 2007. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini. Demikian skripsi ini penulis susun dan tentunya masih banyak kekurangan yang perlu di benahi. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi segenap pembaca.
commit to user vii
Surakarta, Maret 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... i ABSTRAK
................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vii
DAFTAR ISI .................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi ...................................................................................
8
1. Pengertian Investasi ...........................................................
8
2. Jenis-jenis Investasi............................................................
8
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Dasar Pengambilan Keputusan Investasi ...........................
13
B. Pasar Modal..............................................................................
16
1. Pengertian Pasar Modal......................................................
16
2. Peranan Pasar Modal Dalam Kegiatan Perekonomian.......
17
3. Instrument Pasar Modal .....................................................
18
4. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal ..............................
21
C. Investor.....................................................................................
25
1. Gambaran Investor .............................................................
25
2. Penggolongan Investor Berdasarkan Waktu Berinvestasi .
26
3. Jenis Investor......................................................................
28
4. Penyebab Naik Turunnya Kepercayaan Investor ...............
34
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Pasar Modal ............................
35
1. Horizon (jangka waktu investasi).......................................
36
2. Ketersediaan dana ..............................................................
40
3. Sensitifitas terhadap risiko .................................................
41
4. Waktu yang tercurah ..........................................................
41
5. Pengetahuan dan Pengalaman ............................................
42
6. Intensitas kontak dengan industri investasi ........................
43
7. Skill analisis........................................................................
44
E. Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................
46
F. Kerangka Pemikiran .................................................................
48
G. Hipotesis...................................................................................
50
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian .....................................................................
51
B. Lokasi Penelitian ......................................................................
51
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
52
D. Teknik Pengambilan Sampel....................................................
52
E. Definisi Operasional Variabel ..................................................
53
F. Analisis Data ............................................................................
55
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Surakarta .....................................
61
B. Gambaran Karakteristik Responden ........................................
67
C. Analisis Data ............................................................................
82
D. Interpretasi Secara Ekonomi ....................................................
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................
97
B. Saran.........................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel II.1
Halaman Perbedaan investor individu dan institusi ............................... 30
Tabel II.2
Pertemuan Investor rule dan invesment rule ............................
39
Tabel IV.1
Gambaran Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin, Tingkat Kepadatan, dan Pembagian Administrasi di Kota Surakarta Tahun 2008 .....................................................
62
Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin Tahun 1995-2008 .....................................................................
63
Penduduk Kota Surakarta Menurut Dewasa, Anak dan Jenis Kelamin Tahun 2008 ................................................................
64
Banyaknya Penduduk Usia 5 Tahun Ke atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2008 ..............................
65
Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2008 ..............................................................
66
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Surakarta Tahun 20072008 (Jutaan Rupiah) ...............................................................
67
Tabel IV.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............
68
Tabel IV.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .............................
68
Tabel IV.9
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..................
69
Tabel IV.10
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ....................
70
Tabel IV.11
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan .................
71
Tabel IV.12
Karakteristik Responden Berdasarkan Alokasi Penghasilan ...
72
Tabel IV.13
Karakteristik Responden Berdasarkan Ketika Mendengar Kata “Saham” ...........................................................................
73
Tabel IV.2
Tabel IV.3
Tabel IV.4
Tabel IV.5
Tabel IV.6
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV.14
digilib.uns.ac.id
Karakteristik Responden Berdasarkan Mendapat Informasi Saham .......................................................................................
74
Karakteristik Responden Berdasarkan Bahwa Investasi Saham Merupakan Pekerjaan Sampingan ................................
74
Karakteristik Responden Berdasarkan Kriteria Saham yang Dipilih ......................................................................................
75
Karakteristik Responden Berdasarkan Komposisi Investasi Jika Memiliki Dana Lebih........................................................
76
Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Investasi Pada Saham .......................................................................................
77
Karakteristik Responden Berdasarkan Kendala Terbesar Dalam Investasi Saham ............................................................
77
Karakteristik Responden Berdasarkan Cara Pengambilan Keputusan Pembelian dan Penjualan Saham ...........................
78
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Investor Saham .........................................................................
79
Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Untuk Investasi Saham .......................................................................................
80
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjual Saham Kembali ....................................................................................
81
Karakteristik Responden Berdasarkan Besar Rata-rata Keuntungan Satu Bulan ...........................................................
82
Tabel IV.25
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ...................................
83
Tabel IV.26
Peringkat Variabel....................................................................
90
Tabel IV.27
Hasil Uji Multikolinearitas.......................................................
91
Tabel IV.28
Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................
92
Tabel IV.15
Tabel IV.16
Tabel IV.17
Tabel IV.18
Tabel IV.19
Tabel IV.20
Tabel IV.21
Tabel IV.22
Tabel IV.23
Tabel IV.24
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1
Halaman Karakteristik personalitas investor ........................................... 33
Gambar II.2
Kerangka Pemikiran .................................................................
48
Gambar III.1 Uji t ..........................................................................................
56
Gambar III.2 Uji Durbin Watson ...................................................................
60
Gambar IV.1 Kurva Durbin-Watson ..............................................................
93
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner. Lampiran 2. Data Operasional Variabel. Lampiran 3. Hasil Pengelompokan Data Responden. Lampiran 4. Hasil Analisis regresi Linier Berganda. Lampiran 5. Hasil Uji Multikolinearitas. Lampiran 6. Hasil Uji Heteroskedastik.
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INVESTOR DALAM BERINVESTASI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Surakarta) ARRY BUDHI SAPUTRO F1107035 Tujuan penelitian ini adalah Pertama, untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan, dan jumlah modal terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia, kedua, Untuk mengetahui manakah dari faktor pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan, dan jumlah modal yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan langsung, dengan sampel sebanyak 90 investor dengan teknik sampling classified proportional random sampling technique. Analisis data digunakan pengujian statistik dengan bantuan program Eviews 6.0. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang disertai dengan uji statistik (uji t, uji F, koefisien determinasi (R2)), serta uji asumsi klasik (uji multikolinieritas, heteroskedastik, dan autokorelasi). Hasil penelitian menunjukkan, pertama dengan α = 5% bahwa secara individu keempat variabel pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan, dan jumlah modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia, kecuali tingkat pendidikan tidak signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Dan secara bersamasama keempat variabel tersebut positif dan signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Kedua dilihat dari koefisien regresinya, variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia adalah modal, berarti hal ini sesuai dengan hipotesis dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan: Pertama disarankan investor sebaiknya mengikuti pelatihan dalam menganalisa saham baik fundamental maupun teknikal agar dapat menekan resiko yang ada. Kedua disarankan investor tidak menempatkan 100% investasinya dalam portofolio saham yang sama agar dapat melakukan diversifikasi ke asset yang lainnya. Ketiga disarankan model regresi linier masih rendah sehingga kemungkinan penelitian lebih lanjut dapat memasukkan variabel baru yang lebih mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi saham. Keempat disarankan Perusahaan efek diharapkan dapat memberikan kenyamanan, pertimbangan akan resiko dan keuntungan, dan keamanan kepada dana investor sehingga keberhasilan berinvestasi saham akan dirasakan oleh investor. Kelima disarankan Pengawasan oleh Otoritas dan SRO’s harus diperketat sehingga investor tidak terbuai oleh kenaikan harga saham yang terlalu cepat atau penurunan harga saham yang drastis. Kata Kunci : pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan, jumlah modal, classified proportional random sampling technique, analisis regresi linier berganda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi agar terhindar dari kebangkrutan dan unggul dalam persaingan. Untuk mengantisipasi persaingan tersebut, perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya sebagai upaya menjaga kelangsungan usahanya. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan berbagai kebijakan strategis yang menghasilkan efisiensi dan efektifitas bagi perusahaan. Usaha tersebut memerlukan modal yang banyak, yang meliputi usaha memperoleh dan mengalokasikan dana tersebut secara optimal. Salah satu tempat untuk memperoleh dana tersebut adalah melalui pasar modal. Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan yang menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Fungsi ekonomi yang dijalankan pasar modal melibatkan dua pihak, yaitu pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Fungsi keuangan ditunjukkan dengan kemungkinan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik yang dipilih. Bagi pihak yang membutuhkan dana, tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan (Husnan, 2003). Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dan jangka panjang dari masyarakat yang disalurkan ke sektor-sektor yang produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri makin lama makin dikurangi (Eduarudus Tandelilin, 2001:13). Di pasar modal, sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan diperjualbelikan, perusahaan yang menerbitkan ini disebut emiten, sedangkan pihak yang membeli sekuritas berarti menanamkan modalnya di perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Pembeli sekuritas tersebut dinamakan pemodal atau investor, penerbitan sekuritas disebut emisi. Sekuritas dapat pula disebut efek, sehingga pasar modal disebut juga bursa efek. Pasar modal yang efisien di definisikan sebagai pasar modal yang harga sekuritasnya telah mencerminkan informasi-informasi yang relefan (Husnan, 2003). Jika didasarkan pada informasi yang relevan, terdapat tiga bentuk pasar yang efisien (Jogiyanto, 2000), yaitu bentuk lemah, bentuk setengah kuat, dan bentuk kuat. Pasar modal bentuk lemah merupakan suatu bentuk pasar modal yang harganya mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga pada waktu lalu. Sedangkan pasar modal bentuk setengah kuat merupakan bentuk pasar modal dimana harga sekuritas tidak hanya mencerminkan harga-harga pada waktu lalu tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Pasar modal bentuk kuat merupakan bentuk pasar modal yang harganya tidak hanya mencerminkan informasi yang dipublikasikan tetapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
juga informasi yang diperoleh dari analisis fundamental tentang perusahaan dan perekonomian atau informasi yang tidak dipublikasikan. Pasar modal Indonesia pada dekade terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal terjadi karena peningkatan partisipasi investor, volume perdagagan saham, dan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan pasar modal ini antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut (Husnan, 1996): 1. Penawaran sekuritas (securities supply), faktor ini menunjukkan jumlah sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. 2. Permintaan akan sekuritas (securities demand), faktor ini menunjukkan jumlah perusahaan atau masyarakat yang bersedia menanamkan modalnya di pasar modal. 3. Kondisi politik dan ekonomi, dimana kondisi politik dan ekonomi yang stabil akan membantu kemajuan pasar modal. 4. Masalah hukum dan peraturan, dimana hukum dan peraturan yang baik akan membantu kelancaran transaksi di pasar modal. 5. Lembaga-lembaga terkait yang menunjang keberhasilan pasar modal. Sekuritas yang di perdagangkan di bursa efek pada dasarnya dapat di bagi menjadi dua, yaitu sekuritas yang menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yaitu dalam bentuk saham dan yang menunjukkan surat tanda utang dari emiten yang menerbitkan sekuritas tersebut. Sekuritas yang kedua disebut obligasi. Sekuritas yang di perdagangkan tersebut mempunyai tingkat resiko berbeda-beda. Salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
resiko cukup tinggi (high risk) adalah saham. Resiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor di masa depan. Hal ini disebabkan resiko saham berhubungan dengan keadaan perekonomian , politik, dan keadaaan perusahaan itu sendiri. Keadaan-keadaan tersebut pada umumnya menjadi bahan pertimbangan investor untuk menanamkan dananya di pasar modal. Tingkat pendapatan yang diharapkan dari investasi saham tergantung pada bagaimana prefensi sikap investor dalam menghadapi risiko. Pada umumnya investor bersifat menghindari risiko, walaupun sebagian ada yang berani mengambil risiko. Investor yang bersifat menghindari risiko akan lebih suka memilih saham-saham yang memiliki risiko yang lebih kecil dengan tingkat pendapatan tertentu. Sebaliknya investor yang berani mengambil risiko akan cenderung memilih saham-saham yang mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi dengan harapan dapat memperoleh hasil (pendapatan) yang lebih besar. Dengan demikian prefensi investor terhadap risiko yang terkandung pada masing-masing jenis saham akan mempengaruhi volumen perdagangan saham yang bersangkutan. Investor
akan
mempertimbangkan
tingkat
penghasilan
yang
diharapkan (expected return) atas investasinya untuk suatu periode tertentu dimasa yang akan datang. Namun setelah periode investasi berlalu, belum tentu tingkat penghasilan yang terealisasi (realized return) seperti yang diharapkan (expected return) dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Ketidakpastian merupakan unsur inti dari investasi, sehingga investor harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
mempertimbangkan ketidakpastian ini sebagai risiko investasi (Harianto, 1998). Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin tinggi risiko maka return akan semakin tinggi begitu juga sebaliknya (Jogiyanto, 2000). Berangkat dari latar belakang tersebut, akan dilakukan suatu penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Surakarta)”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apakah faktor pengalaman investor berpengaruh terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah faktor lama menjual sahamnya kembali berpengaruh terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah faktor tingkat pendidikan berpengaruh terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia ? 4. Apakah faktor jumlah modal berpengaruh terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia? 5. Faktor apakah yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh pengalaman investor terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh lama menjual sahamnya kembali terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 3. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 4. Mengetahui pengaruh jumlah modal terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 5. Faktor apa yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis terutama yang berkaitan dengan pasar modal. 2. Bagi Perusahaan Sekuritas Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi para broker untuk mengetahui karakteristik nasabahnya (investor) dalam memberikan masukan atau saran untuk berinvestasi pada tingkat resiko yang dimiliki oleh investor yang ditanganinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
3. Bagi Investor Sebagai
masukan
dan
ukuran
bagi
Investor
untuk
mengetahui
karakteristiknya dalam berinvestasi saham di Bursa efek Indonesia. 4. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan Dapat menambah wacana bagi dunia akademisi terutama yang tertarik dengan pasar modal. 5. Bagi Bapepam-LK Dapat dijadikan sebagai alternatif agar lebih efektif dalam memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat (calon investor) agar lebih mengenal tentang pasar modal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi 1. Pengertian Investasi Investasi diartikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogianto, 2000: 5). Menurut Eduarudus Tandelilin, investasi diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau seumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang. Investasi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Farid Harianto dan Siswanto Sudomo, 1999: 2). Berdasarkan definisi investasi yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan dalam bentuk financial, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. 2. Jenis-jenis Investasi Investasi dapat berbentuk aset nyata (real assets) dan aset keuangan (financial assets). Aset nyata adalah aset yang dapat dilihat wujutnya, missalnya rumah, tanah, emas dan lain sebagainya. Sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
aset keuangan merupakan klaim terhadap pihak tertentu dalam hal ini adalah pihak penerbit surat klaim tersebut, misalnya adalah perusahaan. Klaim ini biasanya dinyatakan dalam bentuk sertifikat atau kertas berharga yang menunjukkan kepemilikan aset keuangan tersebut. Contoh dari aset keuangan adalah surat berharga seperti saham, obligasi, dan kartu kredit bank. Investasi pada aset keuangan dapat dibedakan menjadi dua tipe investasi yaitu (Jogiyanto, 2000:9): a. Investasi langsung, yaitu investasi yang dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva yang tidak dapat diperjualbelikan, biasanya diperoleh melalui bank komersial. Jadi investasi langsung dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Investasi langsung yang tidak diperjualbelikan, contohnya adalah tabungan dan deposito. 2) Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan, dibagi dalam beberapa jenis yaitu: a) Investasi langsung di pasar uang, seperti T-bill dan deposito yang dapat dinegosiasikan. b) Investasi langsung di pasar modal, dibagi menjadi dua jenis yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
(1) Surat–surat
berharga
pendapatan
tetap
(fixed-income
securities) seperti: (a) T-bond, yaitu seberti T-bill tetapi jatuh tempo jangka panjang berkisar 10 – 30 tahun. (b) Federal agency securities, merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh agen federal. (c) Municipal bond, merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah kota. (d) Corporate bond, merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan. (e) Convertible bond, merupakan surat berharga yang dapat dikonversikan ke saham. (2) Saham – saham (equity securities), seperti: (a) Saham preferen (preference stock), merupakan saham yang menempatkan paling yunior atau akhir terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuiditas (tidak memiliki hak istimewa). (b) Saham biasa (common stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
(3) Investasi langsung di pasar turunan, dibagi menjadi dua yaitu: (a) Opsi, ada tiga jenis yaitu: i. Waran (warrant), adalah suatu hak yang diberikan kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan
yang
bersangkutan
dengan
harga
tertentu dalam kurun waktu yang sudah ditentukan. ii. Opsi put (put options), adalah memberi hak kepada pemegangnya untuk menjual sejumlah saham perusahaan lain dalam kurun waktu tertentu dengan harga yang sudah ditetapkan. iii. Opsi call (call options), adalah memberi hak kepada pemegangnnya untuk membeli sejumlah saham perusahaan lain dalam kurun waktu tertentu dengan harga yang sudah ditetapkan. (b) Future
contract
merupakan
persetujuan
untuk
menyediakan aktiva di masa mendatang (futures) dengan harga pasar yang sudah ditentukan di muka. b. Investasi tidak langsung adalah investasi yang dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. Contoh investasi tidak langsung adalah reksa dana (mutual funds), yang merupakan suatu portofolio efek yang didiversifikasikan dan dikeluarkan oleh perusahaan investasi. Perusahaan investasi seperti yang telah dijelaskan diatas diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: 1) Unit investment trust, merupakan trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat-surat berharga berpenghasilan tetap (misalnya bond) dan ditangani oleh orang kepercayaan yang independen. Sertifikat portofolio itu dijual kepada investor sebesar nilai bersih total aktiva yang tergabung didalam portofilio ditambah dengan komisi. Investor dapat menjual balik sertifikat ini kepada trust sebesar nilai bersih sertifikat tersebut (net asset value atau NAV). Besarnya NAV persertifikat adalah total nilai pasar dari sekuritas-sekuritas yang tergabung di portofolio dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi dan dibagi dengan jumlah sertifikat yang diedarkan. 2) Close-end investment companies, merupakan perusahaan investasi yang hanya menjual sahamnya pada saat penawaran perdana (initial public offering) saja dan selanjutnya tidak menawarkan lagi tambahan lembar saham. Lembar saham yang sudah beredar dari penawaran perdana diperdagangkan dipasar sekunder (stock exchange) dengan harga pasar yang terjadi di pasar bursa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
3) Open-end investment companies atau bisa dikenal dengan nama perusahaan reksa dana (mutual funds). Perusahaan investasi ini masih menjual saham baru kepada investor setelah menjual saham perdananya. Pemegang saham juga dapat menjual kembali sahamnya ke perusahaan reksa dana ini. Keuntungan investasi tidak langsung dari pada investasi langsung adalah bahwa dengan dana yang terbatas pemodal dapat memiliki satu portofolio yang terdiversifikasi, karena portofolio tersebut terdiri dari puluhan bahkan ratusan efek. Sedangkan apabila menggunakan investasi langsung diversifikasi tidak dapat dilakukan jika mempunyai dana yang terbatas. Diversifikasi menjadi sangat penting karena pemodal dapat meningkatkan penghasilan atau return sesuai dengan yang diharapkan dan pada saat yang sama tetap dapat dipertahankannya bahkan dapat mengurangi resiko yang dihadapinya. Manfaat lain dari investasi tidak langsung adalah pengelolaan investasi dilakukan oleh manajer investasi yang professional sehingga keputusan investasinya menjadi optimal. Sedangkan investasi langsung pemodal sendirilah yang melakukan pengelolaan dana investasinya, jika pemodal tidak mempunyai pengetahuan yang cukup maka keputusan investasinya menjadi tidak optimal bahkan bisa merugikan diri sendiri. 3. Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Seorang investor dalam pencapaian tujuannya yaitu untuk mencapai
kesejahteraan
(kesejahteraan
commit to user
keuangan),
mendasarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
keputusannya dalam berinvestasi dengan selalu mempertimbangkan halhal sebagai berikut (Eduarudus Tandelilin, 2001:6): a. Tingkat Return Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan atau dalam bidang investasi keuntungan tersebut diistilahkan dengan return. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukan merupakan suatu kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Return investasi dibedakan menjadi dua yaitu return yang diharapkan (expected return) dan return realisasi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi oleh investor di masa yang akan datang, sedangkan return realisasi atau actual return adalah tingkat return yang telah diperoleh investor di masa lalu. Seorang investor dalam menginvestasikan dananya akan mensyaratkan tingkat return tertentu dan jika periode investasi telah berlalu
maka
investor
akan
dihadapkan
pada
return
yang
sesungguhnya ia peroleh. Antara tingkat return yang diharapkan perbedaan. Perbedaan tersebut merupakan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Jadi selain tingkat return, resiko merupakan suatu hal yang diperhatikan oleh investor dalam menginvestasikan dana yang dimilikinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
b. Resiko Suatu hal yang wajar jika dalam investasinya seorang investor mengharapkan return setinggi-tingginya, tetapi hal penting lainnya yang harus selalu dipertimbangkan adalah seberapa besar resiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut. Resiko dapat diartikan sebagai kemungkinan actual return yang berbeda dari return yang diharapkan. Seorang investor yang tidak suka terhadap resiko (risk averse investors), tidak menyukai adanya resiko dan tidak mau mengambil resiko. Jika investasi tersebut tidak memberikan return yang layak sebagai suatu kompensasi dari resiko yang harus ditanggung maka investor tidak akan menginvestasikan modalnya. Jika investor tersebut rasional maka sikap dalam pengambilan keputusan investasinya sangat tergantung dari preferensi investor terhadap resiko. Jika investor akan berani berinvestasi pada investasi yang lebih besar resikonya tentunya dengan harapan return yang akan diterimal ebih besar pula. Demikian juga investor tidak akan mengharapkan return yang lebih tinggi jika ia tidak berani untuk menanggung resiko yang lebih tinggi. c. Hubungan Tingkat Resiko dan Return yang diharapkan Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa hubungan antara resiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linier yang artinya bahwa semakin tinggi resiko investasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
yang harus ditanggung semakin besar pula return return yang diharapkan, demikian sebaliknya.
B. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut Jogiyanto (2000) pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekurutas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Suad Husnan, 1994:3). Pasar modal dapat juga diartikan sebagai pertemuan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Eduarudus Tandelilin, 2001:3). Menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, dinyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, dan lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Jadi dapat disimpulkan
bahwa
pasar
modal
merupakan
wahana
untuk
mempertemukan pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana tersebut sesuai dengan aturan yang berkaitan dengan efek dan sekuritas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
2. Peranan Pasar Modal Dalam Kegiatan Perekonomian Berdasarkan pengertian tentang pasar modal diatas dapat diambil benang merah tentang pentingnya pasar modal bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal sangat bermanfaat bagi investor dan dunia usaha pada umumnya. Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah menyediakan sumber dana jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal, alternatif investasi, alat restrukturisasi modal perusahaan dan alat untuk melakukan divestasi. Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan mempunyai fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana untuk mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melalui penjualan efek saham melalui prosedur IPO (initial Public Offering) atau efek utang (obligasi). Pasar modal dikatakan mempunyai fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemngkinan dan kesempatan untuk memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
meningkatkan pendapatan perusahaan dan memberikan kemakmuran bagi masyarakat luas. Ada beberapa alasan mengapa pasar modal lebih menarik dari pada lembaga
penghimpunan
dana
lainnya.
Pertama,
pasar
modal
memungkinkan para investor untuk mempunyai berbagai macam pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi mereka sehingga pasar modal bisa memberikan alokasi dana yang lebih efisien. Kedua, dari sisi perusahaan, pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya lebih rendah dari pada system lainnya seperti system perbankan. Ketiga, pasar modal memngkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham), dengan demikian perusahaan bisa menghindarkan diri dari kondisi debt to equity ratio (perbandingan antara hutang dengan modal sendiri) yang cukup tinggi. 3. Instrument Pasar Modal Instrumen pasar modal adalah efek (surat berharga) yang jenisnya adalah sebagai berikut: a. Saham, adalah bukti kepemilikan seseorang atau badan atas kepemilikan aset-aset suatu perusahaan yang menerbitkan saham dan merupakan bukti turut serta dalam perusahaan. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Akan tetapi, pada saat ini sistem tanpa warkat sudah mulai dilakukan di pasar modal Indonesia dimana bentuk kepemilikan tidak lagi berupa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
lembaran saham tetapi sudah berupa account atas nama pemilik atau saham tanpa warkat, sehingga penyelesaian transaksi akan semakin cepat dan mudah. Saham yang tercatat dalam Bursa Efek di Indonesia adalah saham atas nama artinya pemilik saham akan tercantum dalam daftar pemegang saham perusahaan tersebut. Saham dibagi menjadi dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferrend stock). Perbedaan dari kedua jenis saham tersebut adalah pada saham preferen memiliki kombinasi karakteristik antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti obligasi). Saham preferen juga lebih aman dibandingkan dengan saham biasa, karena memiliki hak klaim atas kekayaan perusahaan dan pembagian deviden terlebih dahulu. Sedangkan pemilik saham biasa memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (one share one vote), pemilik saham biasa juga memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. b. Obligasi, adalah surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan ataupun pemerintah yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurang-kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi. c. Obligasi konversi, adalah jenis obligasi yang dapat ditukarkan (dikonversikan) dengan saham biasa pada waktu tertentu atau sesudahnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
d. Bukti right (right issue), adalah instrument derivatif dari saham. Right issue memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru tersebut yang akan diterbitkan oleh perusahaan sebelum saham baru tersebut ditawarkan kepada pihak lain. e. Waran (warrant), adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang saham tersebut untuk membeli saham langsung dari perusahaan tersebut dengan harga tertentu pada waktu tertentu. Berinvestasi melalui waran memberikan keuntungan yang tidak terbatas tetapi dengan potensi kerugian yang terbatas yaitu hanya sebesar premi waran di awal investasi. Harga waran sangat dipengaruhi oleh harga saham dasarnya, hal ini dikarenakan waran merupakan call options. Jadi harga waran akan memiliki harga tertinggi dan harga terendah. Batas harga tertinggi sebuah waran adalah sama dengan harga saham yang menjadi aset dasarnya. Sedangkan harga terendah sebuah waran adalah perbedaan antara harga sahamnya di bursa dengan exercise price-nya, dengan catatan perbedaan tersebut positif. Jika perbedaannya negative maka harga sebuah waran sama dengan nol. Harga terendah inilah yang disebut dengan nilai intrinsik sebuah waran. Semakin tinggi harga saham di bursa dibandingkan dengan exercise price-nya akan semakin tinggi harga sebuah waran karena semakin tinggi nilai intrinsiknya. Tetapi pada kenyataannya harga waran akan lebih besar dari nilai intrinsiknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
f. Reksa dana (mutual funds), adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya telah menitipkan sejumlah uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi dipasar modal, pasar uang atau lainnya. 4. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal Mekanisme perdagangan di pasar modal mencakup dua tahap, yaitu: a. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana adalah pasar dimana untuk pertama kalinya efek baru dijual kepada publik atau pada saat IPO (Initial Publik Offering), jadi pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada para investor untuk pertama kalinya. Jika perusahaan memutuskan utuk go public dan melemparkan saham perdananya ke publik (initial publik offering), hal utama yang harus diperhatikan adalah tipe saham apa yang akan dilempar (saham yang memilki nilai nominal yang tinggi), berapa harga yang harus ditetapkan untuk selembar sahamnya dan kapan waktunya yang paling tepat. Pada umumnya, perusahaan menyerahkan permasalahan yang berhubungan dengan IPO ke banker investasi (investment banker) yang mempunyai keahlian di dalam penjualan sekuritas. Banker investasi merupakan perantara antara perusahaan yang menjual saham kepada investor. Banker investasi akan menyediakan saran-saran yang penting yang dbutuhkan selama proses rencana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
pelemparan sekuritas ke publik. Saran-saran yang diberikan dapat berupa tipe sekuritas apa saja yang akan dijual, harga dari sekuritas dan waktu pelemparannya. Banker investasi selain berfungsi sebagai pemberi saran (advisory function), banker investasi juga berfungsi sebagai pembeli saham (underwriting function) dan berfungsi sebagai pemasar saham ke investor (marketing function). Penjualan sekuritas ke publik harus didukung dengan informasi dan dokumen-dokumen yang diwajibkan oleh hukum dan peraturanperaturan yang berlaku. Salah satu dari dokumen ini adalah prospectus yang berisi informasi tentang perusahaan penerbit sekuritas dan informasi lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang dijual. Proses perdagangan di pasar modal dimulai dari tersedianya peran profesional dan lembaga pendukung pasar modal. Dalam proses penjualan sekuritas di pasar perdana, penjamin (underwriter) membantu perusahaan emiten dalam menentukan harga perdana saham serta membantu memasarkan sekuritas tersebut kepada calon investor. Selain penjamin, profesi lain yang berperan pada proses penawaran umum adalah akuntan publik, notaries dan konsultan hukum. Proses
selanjutnya
adalah
emiten
akan
menyerahkan
pernyataan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Bapepam akan mempelajari dokumen tersebut dan akan melakukan evaluasi terhadap tiga aspek yaitu kelengkapan dokumen, kejelasan dan kecukupan informasi serta pengungkapan aspek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
manajemen, keuangan, akuntansi, dan legalitas. Setelah mendapat pernyataan pendaftaran efektif dari Bapepam, maka emiten bersama dengan banker investasi akan melakukan penawaran umum di pasar perdana. b. Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder merupakan pasar yang menunjukkan kegiatan perdagangan efek setelah diterbitkan atau dijual untuk pertama kalinya (emisi baru), jadi dilakukan setelah pasar perdana atau lebih dikenal sebagai perdagangan di bursa efek. Setelah sekuritas emiten dijual di pasar primer melalui banker investasi, tugas dari sindikat pembelian sekuritas telah selesai dan biasanya disebut dengan istilah “broken syndicate”. Sekuritas tersebut kemudian diperdagangkan untuk publik di pasar sekunder bersama-sama dengan sekuritas-sekuritas perusahaan lainnya. Pasar sekunder dapat dibedakan menjadi dua jenis pasar yaitu: 1) Pasar Bursa Saham (Stock Exchange) Proses penjualan saham di stock exchange market (pasar modal atau bursa efek) umumnya menggunakan sistem lelang (auction) sehingga pasar sekunder ini juga sering disebut dengan auction market (pasar lelang). Disebut pasar lelang karena transaksi dilakukan secara terbuka dan harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari anggota bursa yang meneriakkan ask bid (atau offer price atau harga penawaran terendah untuk jual)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
dan bid ask (harga permintaan tertinggi untuk beli). Pada umumnya pasar lelang memperdagangkan sekuritas dari perusahaan besar. Transaksi antara penjual dan pembeli sekuritas di pasar lelang menggunakan perantara broker yang mewakili masingmasing pihak pembeli dan penjual. Dengan demikian investor tidak secara langsung melakukan transaksi di lantai bursa, tetapi diwakili oleh broker. Investor dapat memilih sendiri broker yang diinginkan, seperti misalnya full servise broker atau discount broker. Full servise broker menawarkan jasa yang lengkap termasuk memberi laporan-laporan secara rutin mengenai tren pasar dan prospek masa depan perusahaan kepada investor, memberikan pinjaman dan mengelola dana tersebut, membeli dan menjual sekuritas (order execution) serta mengurusi administrasi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku (clearing). Sedang discount broker hanya menawarkan jasa yang minimum dengan komisi yang rendah. discount broker biasanya hanya menawarkan jasa order execution dan clearing. 2) Over The Counter Market Over The Counter (OTC) market merupakan pasar modal untuk perusahaan yang lebih kecil dibandingkan dengan yang terdaftar di stock exchange. OTC market menggunakan sistem negosiasi, yaitu harga ditentukan dengan cara negosiasi (tawar-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
menawar) antara investor dan dealer. Oleh karena itu OTC market sering disebut dengan pasar negosiasi (negotiated market). Pasar
negosiasi
terdiri
dari
jaringan
dealer
yang
menciptakan pasar tersendiri di luar lantai bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dari dan menjual ke investor. Sekuritas yang diperjualbelikan di pasar negosiasi adalah milik dealer sehingga dealer mendapat laba dari perbedaan harga jual dan harga beli. Dealer mendapat keuntungan karena dealer membeli sekuritas dan menjualnya kembali. Jadi pasar negosiasi terjadi karena adanya komunikasi langsung antara pembeli dan penjual sekuritas sehingga harga yang terjadi adalah harga hasil negosiasi langsung dari pihak-pihak yang bertransaksi tersebut.
C. Investor 1. Gambaran Investor Menurut (Imron Rosyadi,2005:80) Sepanjang hidupnya manusia akan berusaha untuk mendapatkan penghasilan (dalam hal ini uang) dan akan mengeluarkan uang untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder. Tidak mungkin penghasilan seseorang akan sesuai dengan keinginan konsumsinya. Terkadang penghasilan lebih besar dari konsumsinya, tetapi terkadang kita ingin mengkonsumsi barang yang mungkin kita tidak mampu membayarnya. Ketidakseimbangan ini akan mendorong kita untuk melakukan peminjaman uang atau membentuk tabungan untuk dikonsumsi di masa datang. Ketika penghasilan seseorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
melebihi konsumsinya maka dia akan menyimpan kelebihannya. Banyak kemungkinan yang dapat dilakukan manusia dalam memperlakukan simpanan ini, yang paling sederhana adalah menyimpannya di bawah bantal sampai suatu saat keinginan untuk mengkonsumsi timbul dan ia menggunakan uang tersebut. Pada menabung jenis ini jumlah uang yang dikumpulkan akan sama pada masa lampau dengan pada saat konsumsi dilakukan. Kemungkinan lain adalah seseorang dapat menyerahkan tabungannya untuk memperoleh lebih banyak uang di masa yang akan datang yang otomatis dapat digunakan untuk konsumsi yang lebih besar. Trade off antara konsumsi saat ini dan konsumsi yang lebih besar di masa datang merupakan alasan utama seseorang menabung. 2. Penggolongan Investor berdasarkan waktu berinvestasi Ketika seseorang menyerahkan tabungannya untuk investasi maka ia berharap akan menerima lebih besar di masa yang akan datang, sebaliknya jika seseorang meningkatkan konsumsinya dengan berhutang maka ia akan membayar lebih besar daripada yang ia bayarkan pada saat konsumsi dilakukan. Secara spesifik didefinisikan oleh (Reily dan Brown, 2009:21) bahwa : Investasi adalah ”current commitment of dollars for a period of time in order to derive future payments that will compensate the investor for (1)the time funds are commited, (2) the expected rate of inflation, and (3)the uncertainty of the future payments”. Dengan demikian investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam berinvestasi, yaitu pada fixed asset, investasi langsung atau berwiraswasta, investasi pada instrument keuangan atau pada Pasar Modal. Khusus pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Pasar Modal penggolongan investor menurut jangka waktunya akan dibagi menjadi short term investment (trader) dan long term Investment. Sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaan time horizon kedua jenis investor ini penulis akan membahas terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan masing-masing : a. Long Term Investor Kelebihan long term Investment: 1) Secara umum investor dengan long time horizon akan menikmati gain yang lebih besar dibandingkan dengan para trader 2) Akan mendapat persentase pengembalian berkala dibandingkan dengan trader 3) Tidak akan mengalami tekanan yang besar dalam mengamati pergerakan saham sehingga secara psikologi tidak terlalu terbebani 4) Tidak terbebani oleh fee perdagangan Kekurangannya berinvestasi dalam jangka panjang : 1) Akan memiliki return yang lebih rendah dalam jangka pendek 2) Akan sangat tergantung dari performa portofolio dan karena tidak selalu mengikuti perkembangan pasar terkadang akan tertinggal. b. Short Term Investor Kelebihan berinvestasi dalam jangka pendek atau Trading : 1) Jika berhasil maka akan mengahasilkan gain lebih besar dibandingkan investasi pada instrumen lain. 2) Selalu ada kesempatan menghasilkan uang setiap waktu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Kekurangan berinvestasi dalam jangka pendek 1) Selalu membayar broker fee setiap melakukan transaksi 2) Harus selalu memantau pasar dan harus lebih siap menghadapi kerugian yang besar. Perbedaan investor dan trader lebih jauh dibedakan dalam keputusan awal dia mengambil keputusan dan bukan dari jangka waktu seseorang melakukan investasi. Seorang investor akan memiliki target (dalam persen) atas dana yang ditempatkannya, sedangkan seorang trader selalu berfikir dari waktu ke waktu akan ditempatkan di mana dana saya yang paling menguntungkan. Kedua hal ini terlihat sama, seorang investorpun akan memiliki pemikiran yang sama dengan trader bahwa dananya
harus
ditaruh
ditempat
yang
paling
menguntungkan.
Perbedaannya adalah seorang investor ketika telah menentukan targetnya maka dia akan menunggu sampai target tersebut tercapai, tetapi sebaliknya seorang trader selalu membanding-bandingkan dan tidak memiliki target yang jelas, sehingga sering berganti-ganti portofolio dan berusaha mendapatkan gain setiap harinya. 3. Jenis Investor Investor dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu investor individu dan investor institusi (Maginn and Tuttle, 1990). a. Institusional Investor : Pihak dengan jumlah dana yang besar untuk diinvestasikan, dengan contoh Investment Companies, Reksadana, Perusahaan Efek, Dana Pensiun dan Investment Bank. Berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
definisi pihak-pihak ini dalam berinvestasi tidak banyak diatur oleh regulasi karena dengan pengetahuan yang mereka miliki dianggap akan mampu memproteksi diri mereka sendiri. Hal ini tidak terjadi di Indonesia, dimana aktivitas investasi Institusional Investor diberi regulasi lebih banyak dari Individual Investor karena jika terjadi Collaps maka efek domino dari kejatuhan Institusional Investor akan lebih luas. b. Retail Investor : Investor Individual yang melakukan transaksi jual atau beli efek untuk dirinya sendiri dalam rangka mencari keuntungan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Investor dalam kategori ini memiliki informasi yang terbatas dan tidak memiliki riset sendiri. Dalam pengambilan keputusan transaksinya lebih mengandalkan perasaan dan informasi yang didapat dari perusahaan efek tempat mereka bertransaksi. Kedua investor tersebut mempunyai pandangan yang sedikit agak berbeda dalam berinvestasi. Jika investor individu sendiri diperhatikan berdasarkan jenis kelamin, perbedaan dalam memandang risiko dalam berinvestasi akan terjadi. Beberapa penelitian yang dilakukan Bajtelsmit dan Vanderhei (1996) serta Hinz dkk. (1996) menyatakan bahwa wanita lebih konservatif dalam menginvestasikan dana pensiunnya dibandingkan dengan laki-laki. Dalam mengklasifikasikan sikap terhadap risiko, Jianakoplos dan Bernasek (1996) menyatakan bahwa wanita lebih risk averse dibandingkan laki-laki. Selanjutnya, perbedaan antara investor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
individu dengan institusi diperlihatkan pada tabel II.1 berikut ini. Perbedaan terletak pada pandangan terhadap risiko, kategori investasi, tujuan asset, keputusan yang diambil dan pajak. Investor individu itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan risiko yang ditolerir, yaitu risk seeker, risk averter dan risk neutral. Investor risk seeker adalah investor yang menyukai risiko dan bisa terjadi risiko lebih tinggi dari hasil yang diperolehnya. Investor neutral adalah investor yang besaran risiko seimbang dengan besaran tingkat pengembalian yang diperoleh. Biasanya, investor neutral ini dianggap investor yang moderat. Tabel II.1 Perbedaan Investor Individu dan Institusi Karakteristik Risiko
Individu Kerugian uang
Institusi Simpangan baku
Kategori
Psychigraaphics
Karakter investasi
Tujuan asset
Lofe-cycle
Asset dan hutang
Keputusan
Keputusan sendiri
Keputusan tim
Pajak
Pajak funal
Bebas pajak
Sumber: Jianakoplos dan Bernasek (1996) Selanjutnya, investor risk averse, yaitu investor yang masih bisa mentolerir risiko yang kecil, bukan tidak mau menerima atau menghindari risiko. Jika dilihat dari sudut instrumen investasi tidak satupun yang memiliki risiko nol. Obligasi pemerintah pun masih mempunyai risiko walaupun berbagai pihak menyatakan nol. Risiko yang dihadapi investor dalam berinvestasi obligasi pemerintah, yaitu risiko daya beli, risiko
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
perubahan mata uang negara yang bersangkutan, risiko perubahan tingkat bunga dan risiko likuiditas dari obligasi tersebut. Investor juga dapat dikelompokkan berdasarkan umur investor yang bersangkutan. Investor yang memiliki umur kurang dari 35 tahun merupakan investor yang dapat dimasukkan dalam kelompok berisiko tinggi. Pada kelompok ini investor masih bisa menerima risiko tinggi sehingga jantungnya tidak berdenyut. Jika diperhatikan pada kehidupan sehari-hari, kelompok umur ini yang masih mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkan keinginannya. Jika dihubungkan dengan instrumen investasi, kelompok umur ini yang sangat layak ditawari saham dan derivatif. Gejolak harga saham tidak menjadi persoalan pada kelompok umur ini karena target yang diinginkan, yaitu tingkat pengembalian yang tinggi dalam jangka panjang. Kelompok umur kedua yaitu kempok umur diantara 35 tahun sampai dengan 50 tahun. Kelompok ini dianggap mempunyai risiko moderat. Pada kelompok ini risiko yang diolerir seimbang antara risiko dan tingkat pengembalian. Jika diperhatikan dalam pekerjaannya, kelompok ini merupakan kelompok pada posisi karir moderat dan mendekati puncaknya. Investor kelompok ini akan mulai menurunkan proporsi saham dan menaikkan proporsi instrumen berpendapatan tetap. Jika investor kelompok ini berinvestasi pada Reksa Dana, Reksa Dana Campuran yang paling cocok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Kelompok umur ketiga yaitu kelompok umur 50 tahun dan selanjutnya. Pada kelompok ini investasi yang dilakukan sudah sangat hati-hati karena takut akan kehilangan dana yang sudah dibangun selama ini. Kelompok ini dapat disebut sebagai penganut risk averse dan umumnya mendekati pensiun dan para pensiunan. Pada umumnya, kelompok ini menginginkan pendapatan yang teratur untuk membiayai hidup sehari-harinya. Oleh karena itu, kelompok ini tidak banyak menginvestasikan dananya pada saham dan umumnya pada instrumen yang secara reguler memberikan imbal hasil. Jika berinvestasi pada Reksa Dana, Reksa Dana Pendapatan Tetap yang cocok dan sedikit (maksimum 15 persen) pada Reksa Dana Saham. Jika investor sudah pensiun, sebaiknya berinvestasi pada instrumen berpendapatan tetap. Tindakan ini untuk menghindari risiko dan memastikan pendapatan reguler untuk kehidupan sehari-hari. Gambar II.1 memperlihatkan lima karakteristik personalitas investor. Karakteristik lima investor ini diperkenalkan oleh Bailard dkk. (1986). Terdapat dua sumbu vertikal dan sumbu horizontal, sumbu vertikal menunjukkan aspek psychology confident – anxious dan sumbu horizontal menunjukkan aspek psychology careful – impetuous. Ada empat karakteristik investor, yaitu individualist, adventurer, guardian dan straight arrow. Individualist adalah seseorang yang cenderung menghindari volatitas yang ekstrim, dan ia mempunyai keinginan yang tinggi dan yakin serta tidak ingin terburu-buru. Investor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
jenis ini suka melakukan riset sendiri dan dapat disebut klien yang ideal dan rasional sebagai investor. Gambar II.1 Karakteristik Personalitas Investor Confident Individualist
Adventurer Straight Arrow
Careful
Impetuous Guardian
Celebrity Anxious
Sumber: Bailard dkk. (1986) Sedangkan adventurer adalah seseorang yang suka melakukan pekerjaan sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain. Ia mempunyai keyakinan yang tinggi dan biasanya berpenampilan seperti seorang pengusaha. Investor yang bersifat adventurer sangat sulit menerima nasihat orang lain. Ia merasa mempunyai pengetahuan yang cukup, pikiran serta ide dalam berinvestasi tanpa harus minta pendapat orang lain. Di samping itu, seorang adventurer sangat berani menanggung risiko, sehingga sangat berkonsentrasi pada perjudiannya, sangat terdiversifikasi dan memiliki banyak asset.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Guardian adalah kelompok yang sangat hati-hati berspekulasi dan kurang yakin terhadap tawaran investasi dan lebih menyukai yang aman saja untuk melindungi dan mengembangkan kekayaannya untuk masa depan. Artinya, kelompok ini tidak suka volatilitas tinggi, tidak mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa mendatang sehingga membutuhkan arahan untuk berinvestasi. Sementara itu straight arrow merupakan kelompok yang tidak termasuk dalam keempat kelompok di atas. Kelompok ini merupakan kelompok investor rata-rata dan dianggap relatif seimbang dari empat karakteristik tadi. Kelompok ini biasanya memahami terjadinya risiko investasi yang sedang dilakukannya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap karakteristik investor sangat penting karena bermanfaat untuk membangun portofolio. Pemahaman atas karakteristik pribadi investor serta risiko yang ditolerir akan memberikan penentuan alokasi aset investasi yang sesuai dengan investor. Seringkali para investor tertipu karena tidak memahami tujuan investasi, toleransi risiko dan karakteristik pribadi sehingga investor melakukan investasi tanpa perhitungan, bahkan hanya mengekor. 4. Penyebab Naik Turunnya Kepercayaan Investor Beberapa kali Pasar Modal Indonesia mendapat pukulan besar yang terlihat dari pergerakan IHSG yang turun drastis pada beberapa periode dan terakhir pada 2008 dengan kasus Sub Prime Mortgage di Amerika yang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Pasar Modal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Indonesia saat ini dapat dikatakan telah terintergrasi dengan dunia internasional karena selain mayoritas investor yang ada saat ini dkuasai oleh asing secara nilai. Investor asing tidak hanya mencari secara gain di pasar modal Indonesia tetapi juga melihat di berbagai pasar modal dunia dan dapat memindahkan investasinya kapanpun mereka inginkan. Resiko yang perlu diperhatikan agar investor asing tetap bertahan di Indonesia secara teori adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang di suatu negara sehingga investor internasional menghitung yield mana yang terbesar jika ditukarkan ke mata uang milik mereka. Dengan dasar tersebut maka yang perlu diperhatikan atau mengubah persepsi terhadap pasar modal Indonesia adalah: 1) Tingkat hutang dan surplus atau defisit perdangan nasional 2) Tingkat Inflasi domestik dan internasional dan ekspektasi investor akan tingkat inflasi 3) Tingkat suku bunga domestik dan internasional dan ekspektasi investor akan tingkat suku bunga yang ingin mereka terima 4) Keadaan politik dan keamanan baik global maupun regional baik yang berhubungan langsung dengan financial instrumen maupun yang tidak langsung.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Pasar Modal Sebenarnya apa yang membuat investor tertentu berhasil melakukan investasi, sementara investor lain gagal. Ada enam faktor yang akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
menunjukkan kepada Investor Berhasil atau tidaknya berinvestasi saham dipasar modal. Keenam faktor tersebut akan membedakan antara investor satu dengan yang lainnya, sebagai berikut (Sawidji Widoatmojo, 2008:64) : 1. Horizon Horizon adalah jangka waktu keterikatan modal pada investasi. Jelasnya seberapa lama investasi akan dilakukan pada suatu instrumen investasi atau portofolio. Ada tiga horizon standar dalam investasi keuangan, yaitu jangka pendek, jangka menengah atau sedang, dan jangka panjang. Horizon investasi jangka pendek adalah investasi dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Sedang untuk horizon investasi jangka panjang adalah melakukan investasi lebih dari lima tahun. Semakin lama investor menjual kembali saham, maka semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Pada tabel II.2, dikolom Horizon terdapat tiga jenis horizon: bebas, ringan dan panjang. Selain bebas, horizon lain memang sudah lazim dikenal dalam dunia investasi keuangan. Yang dimaksud horizon bebas pada kolom ini adalah investor bisa memilih ketiga horizon standar yang ada, yaitu jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Dengan demikian, pada horizon bebas ini investor tidak terikat pada salah satu horizon standar. Yang dimaksud dengan horizon ringan adalah investor dapat memilih jangka waktu pendek hingga menengah yang kurang dari 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
tahun. Yang dimaksud dengan horizon panjang adalah investor memilih jangka waktu panjang yang lebih dari 1 tahun. Mengetahui jangka waktu dalam berinvestasi belumlah cukup, sehingga seorang investor harus mengetahui cara berinvestasi yang dapat menimbulkan capital gain. Dengan adanya cara-cara tersebut membuat aturan investasi harus ditaati. Ada 9 cara berinvestasi yang dapat diadopsi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kesembilan cara berinvestasi itu adalah: a. Follow Rain Maker Rain maker adalah investor yang sudah terbukti mempunyai rekam jejak (track record) lebih sering mengantongi keuntungan daripada merugi. b. Backing Winner Backing winner bukanlah berarti harus memenangkan seluruh transaksi. Istilah ini memang tidak bisa diterjemahkan secara harafiah, tapi bisa diceritakan seperti ini. Sebagian besar pendapat mengatakan berinvestasi dipasar keuangan terutama saham hanya member imbalan hasil sedikit di atas inflasi. Jadi cara ini akan membimbing semua investor untuk mendapatkan keuntungan dan dianjurkan untuk investor pemula. c. Specialist Meskipun cara ini bukan jaminan untuk meraup keuntungan yang besar, membeli saham-saham tertentu saja bisa menjadi cara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
berinvestasi yang baik. Dengan demikian cara Specialis ini hanya dengan melakukan investasi pada instrument investasi yang dipahami saja untuk mendapatkan keuntungan. d. Earning Acceleration Berinvestasi dengan cara keempat ini menuntut sedikit pengetahuan. Paling
tidak
investor
menguasai
dasar-dasar
akuntansi
atau
mempunyai skil dalam bidang analisis kuantitatif. Selain itu investor juga harus bersedia mengalokasikan waktu yang lebih banyak terutama digunakan untuk melakukan analisis. Berinvestasi dengan cara ini juga mengandung risiko yang lebih besar. e. Outsider Information Berinvestasi dengan cara ini adalah mengandalkan keputusan investasi pada informasi dari outsider information. Yang dimaksud dengan outsider information adalah informasi tentang perusahaan yang diperoleh dari orang-orang diluar perusahaan. Cara ini beranggapan bahwa pendapat atau analisis dari orang-orang diluar perusahaan lebih objektif dibanding pandangan orang-orang di dalam perusahaan. f. Backing Good Business Cara ini mirip dengan backing winner, namun Backing Good Business lebih canggih. Cara berinvestasi dengan Backing Good Business lebih banyak membutuhkan energi dan lebih menuntut skil di bidang akuntansi. Pada intinya cara seperti ini adalah berinvestasi dengan memilih saham-saham perusahaan yang memiliki bisnis terbaik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
g. Investment Company Berinvestasi dengan cara ini adalah mempercayakan “nasib” investasi kepada perusahaan investasi (Investment Company).yang dimaksud dengan perusahaan investasi adalah perusahaan yang profesinya mengelola investasi. Yang termasuk perusahaan investasi adalah reksadana (mutual fund) dan kontrak investasi kolektif (trust). h. Derivative Berinvestasi dengan membeli produk-produk derivative lebih canggih dari berinvestasi pada instrument investasi konvensional, seperti saham. Yang dimaksud dengan produk derivative adalah instrument investasi yang diturunkan dari instrumen konvesional (saham dan obligasi). Pada prinsipnya, berinvestasi dengan cara ini adalah melakukan investasi dengan cara yang lebih kompleks. Tabel II.2 Pertemuan Investor Rule dan Investment Rule Cara Horizon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bebas Bebas Sedang Panjang Sedang Panjang Sedang Panjang Panjang Panjang Bebas Bebas
Dana
Resiko
Waktu
Bebas Bebas Bebas
Sedang Sedang Sedang
Bebas
Sedang
Bebas Sedang Sedang Banyak Sedang Banyak Banyak
Bebas Bebas Bebas Bebas Disyaratkan Sedang Tinggi Bebas Sedang Tinggi Membantu Sedang
Sedang Sedang Sedikit Sedang Banyak
Membantu Bebas Tinggi Bebas
Bebas
Sedang Tinggi Bebas Sedang Bebas Sedang Bebas Rendah Banyak Tinggi
Kontak
Sumber : Sawidji Widoatmojo (2008)
commit to user
Skill
Sedang Bebas Rendah Sedang Tinggi
Tipe Investor 3 1,3 2,3 2,3 1,2 2 (1,3) 2 2 1,2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
2. Ketersediaan Dana Untuk bisa melakukan investasi, semua investor tanpa terkecuali harus memiliki modal. Modal ini berupa dana moneter berupa sejumlah rupiah (boleh juga dolar) yang sudah dialokasikan secara khusus, yaitu khusus untuk membiayai investasi. Jadi, dana dari anggaran operasional rumah tangga (misalnya dana belaanja bulanan) tidak bisa digunakan untuk berinvestasi. Dengan demikian Anda harus mengalokasikan dana tersendiri untuk “belanja” investasi ini. Sama dengan horizon, standar ketersediaan dana ada tiga kategori, yaitu sedikit, sedang, dan banyak. Sayangnya tidak tersedia standar pasti seperti pada horizon. Untuk modal sedikit, misalnya, tidak ada jumlah rupiah yang pasti yang dapat digunakan sebagai tolak ukur, bahwa modal tersebut sedikit. Jadi sedikit atau banyak ini relatif. Sedikit bagi investor tertentu, mungkin sudah banyak bagi investor lain. Pada tabel II.2 hanya tercantum kategori bebas dan banyak. Untuk kategori bebas sebenarnya mencakup sedikit dan sedang (tapi bisa juga banyak). Kategori ini sebenarnya tidak menentukan persyaratan nilai dana yang tersedia. Berapa pun dana yang tersedia bisa melakukan investasi. Untuk bisa melakukan investasi dengan cara 1, misalnya investor bebas memiliki jumlah dana berapa pun. Tapi untuk bisa melakukan investasi dengan cara 9, investor harus memiliki dana yang banyak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
3. Sensitivitas Terhadap Resiko Investasi tidak bisa dipisahkan dari risiko. Hubungan keduanya adalah searah. Semakin tinggi imbal hasil yang ditawarkan suatu investasi, semakin tinggi pula risiko yang harus diterima investor. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah imbal hasil yang diberikan suatu investasi, semakin rendah pula risikonya. Seperti pula pada ketersediaan dana, risiko juga terdiri tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Sayangnya, sama seperti ketersediaan dana, tidak ada kata sepakat untuk menilai suatu investasi berisiko tinggi atau rendah. Sebab risiko ini amat relatif bagi masingmasing orang. Ada orang yang berani menghadapi risiko yang tinggi (disebut risk taker), tapi ada pula yang orang kecil nyalinya bila harus menanggung risiko (disebut risk overter). 4. Waktu yang Tercurah Melakukan investasi tidak ubahnya menanam tanaman. Perlu waktu untuk memeliharanya. Seperti menyiram dan memupuk serta memberi vaksin. Jelasnya berinvestasi membutuhkan waktu untuk memerhatikan perkembangan investasi. Kebutuhan waktu ini berbeda diantara cara berinvestasi. Untuk berinvestasi dengan cara 1, waktu yang perlu dicurahkan adalah sedang. Jika Anda memilih cara berinvestasi nomor 5, maka waktu yang dibutuhkan banyak. Sebaliknya jika memilih cara berinvestasi nomor 8, hanya sedikit waktu yang diperlukan. Karena pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
cara nomor 8 ini, proses investasi lebih banyak dilakukan oleh perusahaan investasi. Dengan demikian, mengenai waktu yang dicurahkan ini, ada tiga kategori, yaitu sedikit, sedang dan banyak. Tetapi kuantitas waktu yang tercurah ini belum ditemukan standar yang pasti. Kategori waktu sedikit berarti bahwa investor mempunyai waktu yang sedikit untuk melakukan monitoring terhadap investasinya, sedangkan waktu sedang bahwa investor memiliki waktu yang cukup tetapi tidak terlalu banyak. sedangkan waktu banyak bahwa investor memiliki waktu yang cukup untuk memonitor investasinya atau dalam arti investor tidak memiliki pekerjaan selain menjalankan investasinya. Barangkali untuk cara berinvestasi nomor 9 diperlukan waktu yang relatif banyak, sebab investor perlu memonitor investasinya dari waktu ke waktu. 5. Pengetahuan dan Pengalaman Apakah mungkin orang yang baru masuk jadi karyawan langsung bergaji tinggi? Apakah mungkin karyawan yang berpendidikan rendah mendapatkan gaji yang tinggi? Apakah ada orang yang baru mulai berbisnis langsung mengantongi keuntungan yang banyak? Jawabannya tentu tidak mungkin. Demikian pula dengan pendapatan (income). Dia tidak bisa datang dalam jumlah besar tanpa sebab. Pendapatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan pengalaman. Artinya, semakin tinggi pengetahuan dan semakin banyak pengalaman maka semakin besar kemungkinan mendapatkan pendapatan yang tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
6. Itensitas Kontak dengan Industri Investasi Perbedaan paling penting dari berinvestasi di pasar keuangan (financial market) dengan berinvestasi di sektor riil adalah diperlukannya secara mutlak profesi-profesi yang ada pada industri investasi untuk membantu proses transaksi. Jelasnya berinvestasi di pasar keuangan tidak bisa dilakukan secara langsung oleh investor, melainkan harus menggunakan jasa para profesional di industri investasi, seperti perusahaan broker, manajer investasi, penasihat investasi dan yang lainnya. Itensitas kontak dengan industri investasi itu bebas, diisyaratkan, membantu, dan tinggi. Bebas berarti bahwa investor bebas memilih apakah akan menggunakan jasa broker atau tidak. Di isyaratkan bahwa investor lebih baik untuk menggunakan jasa manajer untuk mengamankan investasi dari kerugian. Membantu bahwa investor lebih baik menggunakan jasa manajer untuk membantu dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi. Tinggi bahwa investor harus menggunakan jasa manajer investasi dikarenakan jenis investasi yang diambil oleh investor tergolong investasi dengan tingkat resiko yang sangat tinggi, sehingga kerugian dapat diminimalkan.
Meskipun
kehadiran
profesional
investasi
mutlak
diperlukan, namun intensitasnya berbeda diantara cara berinvestasi. Untuk cara berinvestasi nomor 1, misalnya, intensitas kontak antara investor dengan profesional investasi bebas. Ini berarti, investor bisa melakukan kontak dengan profesional investasi dengan intensitas rendah sampai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
tinggi. Sementara itu untuk berinvestasi dengan cara nomor 8, intensitas kontak yang diperlukan tinggi. Jelas saja, karena cara ini menyerahkan semua aktivitas investasi kepada perusahaan investasi, sehingga investor perlu sering berkomunikasi dengan perusahaan investasi. 7. Skill Analisa Kemampuan melakukan analisis memang diperlukan dalam investasi, namun tidak semua orang memiliki kemampuan untuk melakukan analisis ini, apalagi untuk orang yang kebetulan tidak memilih bidang ekonomi sebagai fokus studinya. Meskipun demikian bukan berarti orang yang tidak mempunyai kemampuan melakukan analisis itu tertutup kemungkinannya untuk melakukan investasi. Kesempatan masih terbuka lebar bagi kelompok ini. Sebab kelompok ini bisa memanfaatkan jasa para profesional di industri investasi. Keahliah melakukan analisis ini memiliki tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Kategori rendah adalah mereka yang tidak mengerti sama sekali mekanisme maupun perhitungan laporan keuangan perusahaan dan juga tidak mampu memahami kaitan antara peristiwa tertentu dengan perubahan harga sekuritas. Jika Anda termasuk kategori ini lebih baik memilih cara berinvestasi nomor 8. Sedang yang termasuk dalam kategori memiliki keahlian analisis sedang adalah mereka yang sebenarnya mengerti mekanisme dan perhitungan laporan keuangan perusahaan dan memiliki kemampuan pula untuk menginterpretasikan hubungan peristiwa dengan harga-harga sekuritas, namun mereka ini tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
memiliki waktu untuk melakukan analisis. Bisa juga terjadi kelompok ini terdiri mereka yang sudah memiliki ilmu yang berkaitan dengan ekonomi dan bisnis tapi tidak memiliki akses data yang diperlukan. Jika Anda termasuk dalam kategori ini bisa memilih cara berinvestasi nomor 5. Kategori memiliki keahlian analisis tinggi adalah mereka yang memiliki kemampuan memahami mekanisme dan perhitungan laporan keuangan perusahaan, bahkan mampu membuat laporan itu sendiri. Selain itu kelompok ini juga masih dikaruniai kemampuan untuk menafsirkan hubungan peristiwa dengan pergerakan harga-harga sekuritas. Bahkan tidak sedikit dari kelompok ini yang menguasai software-software analisis. Jika Anda termasuk dalam kategori ini bisa memilih cara berinvestasi nomor 3, 4 atau 9. Setiap orang memiliki gaya masing-masing dalam berinvestasi yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya. Kepribadian seseorang adalah unik dan beragam sehingga tidak mungkin membahasnya satu per satu. Namun secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga tipe karakteristik atau yang disebut dengan tiga tipe investor yakni: a. The Visionary Meskipun tipe ini ditempatkan dinomor wahid bukan berarti tipe ini yang terbaik. Mereka ini adalah orang-orang yang selalu mampu menampilkan gagasan besar dan juga mampu memberikan gambaran apa yang akan terjadi di masa depan. Orang seperti ini memliki ciri-ciri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
seperti ini: brilian, karismatik, non-kompromi, eksentrik, inovatif, dan pemimpi. b. The Analyst Orang yang bertipe analis adalah mereka yang selalu mengambil keputusan berdasarkan fakta dan angka, bukan atas dasar gagasan dan ramalan seperti orang bertipe visionary. Orang seperti ini memiliki ciri-ciri seperti berikut: brilian, rasional, bekerja dengan angka, berfikir hitam-putih, yakin ada jawaban jika tersedia data dan fakta untuk dianalisis. c. The Doer Tipe ketiga ini adalah the doer yang artinya pelaksana. Pelaksana pada tipe investor adalah mereka yang memiliki kemampuan merealisasikan apa yang sudah direncanakan. Orang seperti ini memiliki ciri-ciri seperti berikut: terampil dalam aplikasi, implementasi konsep, dan pragmatis.
E. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Tim study Badan Pengawas Pasar Modal (2009) mengenai riil investor di pasar modal Indonesia. Hasil penelitiannya adalah secara umum, Perkembangan Pasar Modal idealnya diikuti oleh perkembangan jumlah investor yang memadai. Data mengenai investor di Pasar Modal Indonesia saat ini tersebar di berbagai lembaga (Biro Administrasi Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia, Perusahaan Efek, Manajer Investasi dan Bank Kustodian) untuk kepentingan masing-masing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
lembaga tersebut. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data melalui survey dan studi literatur. Populasi dalam penelitian ini adalah investor retail lokal yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia. Dari hasil analisa yang dilakukan maka dapat di ambil kesimpulan bahwa jumlah investor di Pasar Modal Indonesia per 30 November 2009 masih sangat minim yaitu 441.925 Investor dengan persepsi investor Indonesia yang masih positif terhadap Pasar Modal Indonesia namun memiliki tingkat keyakinan yang berlebihan pada Perusahaan Efek. Penelitian yang dilakukan oleh Aulia Fuad Rahman dan Alwan Sri Kustono tentang hubungan harga teoritis saham right issue terhadap gain/loss investor. Hasil penelitiannya adalah secara umum, emiten menerbitkan bukti right dengan harga yang lebih rendah atau paling tidak sama dengan harga pasar saham yang sedang berlak di bursa efek ketika penerbitan right tersebut. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk memberikan daya tarik bagi investor untuk membeli sertifikat bukti right, karena dengan demikian investor dapat mengharapkan keuntungan (gain) pada masa yang akan datang. Hasil pengujian korelasi antara harga teoritis saham right issue dengan gain/loss investor menunjukkan adanya hubungan yang negative dan secara statistic signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kebijakan right issue oleh emiten, investor mengalami kerugian pada semua periode penelitian yaitu 30, 60, 90, 120, 150 dan 180 hari setelah tanggal ex-right.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
F. Kerangka pemikiran Pengalaman Investor
Investor Saham
Lama Menjual Sahamnya Kembali
Keberhasilan Investor (Capital gain)
Tingkat Pendidikan
Tingkat Modal
Gambar II.2 Kerangka Pemikiran Investor pada umumnya menginvestasikan dananya melalui sarana yang dapat memberikan return yang memadai, sehingga return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. (jogiyanto, 2000). Keberhasilan suatu investor biasanya ditandai dengan adanya tingkat keuntungan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan investor, diantaranya seperti pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan, dan jumlah modal. Pengalaman investor dapat mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi di Bursa Efek Indonesia karena semakin banyak pengalaman yang dimiliki, maka semakin banyak pula peluang-peluang yang dimanfaatkan oleh investor untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk investasi di pasar modal, terutama saham, cukup banyak faktor yang menentukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
keberhasilan investasi. Iklim investasi yang kondusif, yaitu: kondisi makro ekonomi, stabilitas politik dan sosial selalu menjadi faktor penting. Lama investor menjual kembali saham dapat mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi di Bursa Efek Indonesia Semakin lama investor menjual kembali saham, maka semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Misalnya investor tidak berani menjual sahamnya yang sedang rugi untuk pindah ke saham yang sedang naik, atau investor terlalu cepat merealisasikan keuntungan yang didapat dan memperlakukan saham yang merugi sebagai investasi jangka panjang. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan kerja, tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada disekitar demi kelancaran pekerjaan. Asumsi dari human capital adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilan dengan meningkatkan pendidikan (Payaman, 1987:59). Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan meningkat, maka pengetahuan
investor
dapat
juga
meningkatkan
keberhasilan
dalam
berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. Tingkat modal dapat mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi di Bursa Efek Indonesia karena semakin banyak pengalaman yang dimiliki, maka Semakin besar investor menanamkan investasinya, maka semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Bursa Efek Indonesia. Investor harus mampu memanajemen penggunaan modal investasinya untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.
G. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, perumusan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan beberapa hipotesis sebagai berikut : 1. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel pengalaman investor terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 2. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel lama menjual sahamnya kembali terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 3. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan saham terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 4. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah modal terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 5. Faktor jumlah modal saham diduga berpengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini metode diartikan sebagai suatu cara untuk mencari, mengumpulkan dan menganalisa data guna mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu suatu penelitian yang baik, pasti menggunakan langkahlangkah metodelogis dalam pelaksanaannya. Ini dimaksudkan agar dapat diperoleh data dan keterangan yang lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah kebenarannya. Disamping itu, karena metodelogis berfungsi sebagai penuntun atau alat dalam upaya unuk memahami suatu realitas sosial maka penggunaan metodelogis penelitian disesuaikan dengan realitas sosial yang diteliti.
A. Bentuk Penelitian Penelitian ini adalah bentuk penelitian lapangan, yang berarti data utamanya adalah data primer yakni data yang diperoleh secara langsung dan responden dengan media kuesioner. Sedangkan data sekunder yang diperoleh dan beberapa instansi yang terkait adalah untuk mendukung data primer tersebut.
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di 7 perusahaan securities yang berada di Kota Surakarta pada tahun 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
C. Tekhnik Pengumpulan data 1. Tekhnik Kuesioner Yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan cara menanyakan secara langsung para investor saham guna melengkapi data yang diperlukan dan telah tertulis dalam kuestioner. 2. Observasi atau pengamatan Yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati
secara
langsung keadaan umum cara melakukan transaksi (Trading) yang diteliti, sehingga dapat diperoleh data seakurat mungkin. 3. Studi Pustaka Studi pustaka diarahkan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Dasar-dasar teori diperoleh dari literature dan buku-buku lain yang mendukung penyelesaian masalah.
D. Tekhnik Pengambilan Sampel Populasi atau Universe adalah jumlah dan keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak digunakan (Djarwanto, 1987: 107). Berdasarkan data yang ada di seluruh Securities Saham di Surakarta per 30 September 2010 jumlah investor saham di Surakarta sebanyak 700 investor. Dengan demikian jumlah populasi yang dalam penelitian ini adalah 700 investor. Sampel adalah sebagai populasi yang berkarakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto, 1987: 108). Penentuan besar sampel pada penelitian ini didapatkan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
menggunakan metode Slovin (Drs. Husain Umar, 1999: 78) dengan rumus sebagai berikut : η=
N 1 + Nε 2
……………………………………………...(3.1)
Dimana : η : Ukuran sampel N : Ukuran populasi ε2 : Tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang ditolerir Dengan rumus di atas maka sampel yang didapat adalah sebagai berikut : η=
700 = 87, 5 1 + (700 x 10% 2 )
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90 investor saham. Tekhnik sampling adalah cara yang digunakan dalam pengambilan sampel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik proporsional random sampling, yakni pengambilan sampel secar acak dengan menggunakan proporsi yang digunakan adalah jumlah investor saham di kota Surakarta.
E. Definisi Operasional Variabel
Dalam
penelitian
ini
menggunakan
beberapa
variabel
untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Definisi operasional masingmasing variabel adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
1. Keberhasilan Investor Dalam penelitian ini keberhasilan investor merupakan variabel dependen. Keberhasilan investor didekati dengan pendekatan keuntungan (capital gain) yang dihitung dari hasil penjualan kekayaan (asset) dalam suatu portfolio. Variabel ini dinyatakan dalam satuan rupiah per bulan. 2. Pengalaman Investor Pengalaman investor merupakan lamanya seorang investor dalam menjalankan aktifitas investasinya sebagai investor saham diukur dalam satuan tahun. 3.
Lama Menjual Sahamnya Kembali Lama menjual sahamnya kembali merupakan lamanya seorang investor dalam memegang sahamnya dalam keadaan untuk mendapatkan capital gain atau meminimalkan capital loss. Variabel ini diukur dalam
satuan hari. 4.
Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh investor saham. Diukur dengan tahun sukses dalam satuan tahun.
5. Jumlah Modal Jumlah modal adalah modal awal yang digunakan oleh investor untuk memulai transaksinya di Bursa Efek Indonesia. Variabel ini di ukur dalam satuan rupiah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
F. Analisis Data
1. Metode analisis data Di dalam penelitian ini akan digunakan analisis regresi berganda. Untuk
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
keberhasilan investor saham, maka digunakan model regresi berganda dan dapat dirumuskan model fungsi sebagai berikut : Y = f {X1, X2, X3, X4}
Dimana : Y
: Keberhasilan investor/capital gain (dalam rupiah)
X1
:
X2
: lama menjual sahamnya kembali (dalam hari)
X3
: Tingkat Pendidikan (dalam tahun)
X4
: Jumlah Modal (dalam rupiah)
Pengalaman investor saham (dalam tahun)
2. Alat Uji yang digunakan Pada hipotesis tersebut kemudian dilakukan pengujian yang meliputi uji statistik dan uji asumsi klasik. a. Uji Statistik 1) Uji t Uji t adalah pengujian untuk mengetahui signifikansi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, dengan analisis sebagai berikut: Hipotesis : Ho : b1 = 0 Ha : b1 ≠ 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Menentukan level of significant Nilai of test Daerah ditolak
daerah ditolak daerah diterima
→ t (α/2, N-k)
Gambar III.1 Uji t Sumber : Supriyanto dan Susilo, 2007
Ho diterima jika : -t(α/2, N-k) ≤ t (2/2, N-k) Ho ditolak jika : t > t (α/2, N-k) atau t < -t (α/2, N-k) Dimana:
α
: derajat
signifikansi
N
:jumlah sampel
K
:banyaknya parameter
Jika H0 diterima, maka koefisien regresi tidak signifikan pada tingkat α Jika H0 ditolak, maka koefisien regresi signifikan pada tingkat α Perhitungan nilai t : bi ……………………….....(3.2) Se (bi) : Koefisien regresi t=
Dimana bi Se(bi)
: Standar error koefisien regresi
2) Analisis koefisiensi determinasi berganda (R2) Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa jauh variasi
variabel
bebas
atau
independent
variabel
dapat
menerangkan dengan baik variabel terkait atau dependen variabel. Hal ini dapat dilihat dan nilai R2nya. Analisis koefisien determinasi berganda mempunyai ketentuan sebagai berikut: Jika R2 mendekati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
0, maka variabel yang dipilih tidak dapat menerangkan variabel terkaitnya dan jika R2 mendekati 1, maka variabel bebas yang dipilih dapat menerangkan dengan baik variabel terkaitnya: Formula penguji adalah sebagai berikut; R E SS Σei 2 = 1 - SS = 1 TSS TSS Σyi 2
………………………..…...(3.3)
ESS
: Explain Sum Of Square
RSS
: Residual Sum Of Squre
TSS
: Total Sum Of Square
3) Pengujian secara serentak ( Uji F-test) Uji F ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terkait. Tahap Pengujiannya adalah sebagai berikut: Hipotesa : Ho = b1, b2, b3, b4, b5, b6 = 0 Ha = b1, b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0 R2 (K - 1) Fhitung : F = 1 - R 2 (N - k )
(
)
…………………………….(3.4)
R2
: Koefisien determinasi berganda
N
: Banyaknya observasi
k
: Banyaknya parameter total yang diperkirakan
F-tabel ditentukan level of signifikan (α = 0,05) dengan (N-k, k-1)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
Dimana : F : F hitung Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak (semua koefisien regresi secara bersama-sama tidak signifikan pada tingkat α) Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima (semua koefisien regresi secara bersama-sama signifikan pada tingkat α). b. Uji asumsi klasik 1) Multikolinearitas Untuk mengetahui hubungan antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika dalam model tersebut terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi. Cara pengujiannya adalah dengan menggunakan uji Variance Inflation Faktor (VIF) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: VIF = 1 / Tolerance
………………………………………..(3.5)
Jika VIF lebih besar dari 5, maka antar variabel bebas (independent
variabel) terjadi persoalan multikolinearitas (Imam Ghozali, 2004). 2) Heteroskedastisitas Untuk menguji apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama. Cara untuk mengujinya adalah dengan metode Glejser, yaitu dengan meregresi nilai residual mutlak dengan variabel independent, sehingga persamaannya sebagai berikut: |Ut| = α + βXt + vt
…………………………………….(3.6)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Kemudian selanjutnya dilakukan uji t. Jika signifikan, maka terjadi masalah Heteroskedastisitas. Jika
tidak
signifikan,
maka
tidak
terjadi
masalah
Heteroskedastisitas. 3) Autokorelasi Untuk mengetahui adanya autokorelasi antara variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien dalam sampel kecil maupun sampel besar. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan percobaan Durbin-Watson (d-test), dimana prosedur Durbin Watson test adalah sebagai berikut: Menghitung nilai d dengan menggunakan rumus:
d= 2
1 - Σei ci-1 Σei
…………………………….(3.7)
2 1
Dengan R tertentu dan jumlah variabel tertentu mencari dl dan du dalam tabel Durbin-Watson Hipotesis : D
: H0 ditolak
d>4-dl
: H0 ditolak
du
: H0 diterima
dl ≤ d ≤ du atau 4-du ≤ d ≤ 4-dl : pengujian tidak meyakinkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Auto korelasi Ragu positif ragu 0
df
Tidak ada korelasi
du
Ragu ragu 4-du
Auto korelasi negatif 4-dl
Gambar III.2 Uji Durbin Watson
Sumber : Djarwanto dan Pangestu, 2005
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Surakarta 1. Aspek Geografis
Kota Surakarta merupakan sebuah daratan rendah yang terletak di cekungan lereng Pegunungan Lawu dan Pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Posisi Kota Surakarta terletak diantara 110 45’ 15” – 110 45’ 35” Bujur Timur dan 70’ 36” – 70’ 56” Lintang Selatan. Suhu udara maksimum adalah 32,5 derajat Celsius sedangkan suhu udara minimum adalah 21,9 derajat Celsius. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara berkisar antara 69% sampai dengan 86%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajat. Solo memiliki iklim tropis, musim hujan dan musim kemarau bergantian sepanjang 6 bulan tiap tahunnya. Bulan Desember adalah bulan dimana hari hujan terbanyak jatuh dengan jumlah hari hujan sebanyak 27 hari sedangkan curah hujan sebesar 1.025,8 mm. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh tiga buah sungai besar, yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai Bengawan Solo adalah sungai terbesar, dimana pada jaman dahulu dikenal sebagai lalu lintas perdagangan. Kota Surakarta memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara
: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
Sebelah timur
: Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Sebelah barat
: Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
Sebelah selatan
: Kabupaten Sukoharjo.
Luas wilayah kota Surakarta adalah 130 km2, yang secara administratif terbagi menjadi lima kecamatan. Kelima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari yang terbagi atas 51 kelurahan. Jumlah RW yang tercatat sebanyak 592 dan jumlah RT sebanyak 2.644, dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebesar 127.742 KK maka jumlah KK setiap RT rata-rata sebesar 48 KK. Gambaran luas wilayah, jumlah penduduk, rasio jenis kelamin, tingkat kepadatan,dan pembagian administrasi di Kota Surakarta Tahun 2008, dapat dilihat pada tabel IV.1 berikut : Tabel IV.1 Gambaran Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin, Tingkat Kepadatan, dan Pembagian Administrasi di Kota Surakarta Tahun 2008 Jumlah penduduk Luas wilayah Rasio jenis Tingkat Kecamatan (km2) Laki-laki Perempuan Jumlah kelamin kepadatan Laweyan 8,63 54.164 55.766 109.930 97,13 12.723 Serengan 3,19 31.263 63.558 63.558 96,80 19.899 Pasar Kliwon 4,82 43.172 44.808 87.980 96,35 18.272 Jebres 12,58 70.466 71.826 142.292 98,11 11.311 Banjarsari 14,81 80.259 81.834 162.093 98,08 10.945 97,49 12.849 JUMLAH 44,04 279.324 286.529 565.853
Sumber : BPS Kota Surakarta Menurut tabel diatas, Kecamatan Banjarsari memiliki luas wilayah terbesar yaitu 14,81 km2 serta jumlah penduduk terbesar yaitu sebesar 162.093 orang, sedangkan yang memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Serengan masing-masing sebesar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
3,19 km2 dan 63.558 orang. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Serengan yaitu 19.899 jiwa/km. 2. Aspek Demografis
Penduduk adalah salah satu unsur penting dalam terbentuknya suatu negara. Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah jumlah penduduk sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi terwujutnya pembangunan. Besar jumlah penduduk Kota Surakarta setiap tahunnya selalu berubah-ubah. Hal ini disebabkan karena adanya kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Berdasarkan data yang ada, maka perkembangan penduduk Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin Tahun 1995-2008 Jenis Kelamin Rasio Jenis Tahun Jumlah Kelamin Laki-laki Perempuan 1995 249.084 267.510 516.594 93,11 2000 238.158 252.056 490.214 94,49 2003 242.591 254.056 497.234 95,27 2004 249.278 261.433 510.711 95,35 2005 250.868 283.672 523.540 88,44 2006 254.259 258.639 512.898 98,31 2007 246.132 269.240 515.372 91,42 2008 247.245 275.690 522.935 89,68 Sumber : BPS Kota Surakarta
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Surakrta tidak selalu mengalami kenaikan pada tiap tahunnya. Misalnya pada tahun 2006, jumlah penduduk justru mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 523.540 jiwa tahun 2005 menjadi 512.898 jiwa pada tahun 2006. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
kematian dan perpindahan penduduk ke luar kota. Sedangkan kenaikan jumlah penduduk biasanya disebabkan oleh kelahiran dan migrasi penduduk ke dalam Kota Surakarta. Selanjutnya jumlah penduduk menurut dewasa, anak-anak dan jenis kelamin akan tersaji pada tabel berikut. Tabel IV.3 Penduduk Kota Surakarta Menurut Dewasa, Anak dan Jenis Kelamin Tahun 2008 Dewasa Anak Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laweyan 42.282 43.981 11.882 12.300 Serengan 14.283 15.120 10.701 10.743 Pasar 31.204 34.566 11.968 10.242 Kliwon Jebres 51.718 52.527 18.748 22.811 Banjarsari 41.731 44.203 38.528 37.631 Jumlah 181.218 190.397 91.827 93.727 Sumber : BPS Kota Surakarta
Penduduk Kota Surakarta berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 284.142 jiwa dibanding laki-laki yaitu 273.045 jiwa. Penduduk dewasa juga lebih banyak dari pada anak-anak. 3. Aspek Sosial ekonomi
a. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan Komposisi berdasarkan tingkat pendidikan yang sedang dan telah ditempuh, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pendidikan formal. Berdasarkan tabel IV.4 jumlah penduduk Kota Surakarta paling banyak adalah tamat SMA yaitu 83.364 orang, sedangkan jumlah terkecil adalah penduduk tidak sekolah yaitu 12.468 orang. Jadi dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Kota Surakarta sudah berpendidikan. Tabel IV.4 Banyaknya Penduduk Usia 5 Tahun Ke atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2008 Kecamatan Tingkat Pendidikan Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari Jumlah Tamat PT 9.311 3.113 6.970 5.756 10.489 35.639
Tamat SMA
23.280
10.205
19.199
18.455
12.225
83.364
Tamat SMP
20.772
11.493
18.565
23.095
27.426
101.351
Tamat SD
19.316
12.886
15.695
22.199
28.022
98.118
Tidak 7.663 2.813 Tamat SD Belum 10.481 4.297 Tamat SD Tidak 4.135 1.278 Sekolah Jumlah 91.849 46.085 Sumber : BPS Kota Surakarta
6.354
16.182
11.039
44.051
11.174
16.810
24.037
66.799
1.084
18.858
6.837
32.192
79.041
121.451
138.064
476.490
b. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta tahun 2008 jumlah lapangan pekerjaan yang ditekuni penduduk ada berbagai macam, diantaranya yakni; petani, buruh tani, pengusaha, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, angkutan, pns, pensiunan dan lain sebagainya. Mata pencaharian penduduk Kota Surakarta terbanyak sebagai buruh industri karena banyaknya industri yang berdiri di Surakarta sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di sektor tersebut. Selain itu mata pencarian penduduk Surakarta yang banyak di tekuni seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
buruh
bangunan,
pedagang,
dan
pns
sehingga
masyarakat
berpenghasilan kecil dan menengah masih banyak terdapat di Kota Surakarta, seperti yang disajikan pada tabel IV.5 sebagai berikut. Tabel IV.5 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2008 Kecamatan Mata Pasar Pencaharian Jebres Banjarsari Kota Laweyan Serengan kliwon Petani Sendiri 38 81 337 456 Buruh Tani 32 397 429 Pengusaha 964 1.124 2.237 1.119 2.810 8.254 Buruh Industri 16.421 5.264 8.894 17.653 21.802 70.034 Buruh Bangunan 12.648 4.372 7.589 16.534 21.616 62.759 Pedagang 5.387 3.713 7.751 4.478 11.045 32.374 Angkutan 2.154 1.726 4.051 1.627 6.218 15.776 PNS/POLRI/TNI 5.027 1.207 3.333 7.167 9.590 26.424 Pensiunan 3.711 647 1.826 8.637 73.862 22.683 Lain-lain 37.644 17.166 16.611 49.155 41.714 163.290 Jumlah 83.726 35.319 52.292 106.451 123.391 401.179 Sumber : BPS Kota Surakarta
c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Perhitungan PDRB yang dilakukan dengan harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tiap tahun. Perkembangan PDRB Kota Surakarta tahun 2007 – 2008 atas dasar harga berlaku dapat dilihat pada tabel PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku yang diambil dari Surakarta Dalam Angka 2008. PDRB Kota Surakarta mengalami kenaikan dari tahun 2007 sebesar 6.909.094,57 menjadi 7.901.886,06 pada tahun 2008.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
Lapangan usaha yang mempunyai kontribusi besar dalam PDRB kota Surakarta berasal dari sektor industri serta perdagangan, hotel dan restoran, hal ini disebabkan karena Surakarta tergolong sebagai daerah perkotaan yang sebagian besar perkonomiaannya didominasi oleh sektor industri serta perdagangan, hotel dan restoran. Tabel IV.6 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Surakarta Tahun 2007-2008 (Jutaan Rupiah) Tahun Lapangan Usaha 2007 2008 Pertanian 4.259,39 4.726,23 Penggalian 2.525,78 2.945,24 Industri pengolahan 1.681.790,25 1.838.499,70 Listrik, Gas, dan Air 186.120,50 203.337,92 bersih Bangunan 924.664,68 1.140.846,43 Perdagangan, Hotel, 1.711.786,42 1.984.698,20 dan restoran Pengangkutan dan 802.106,24 884.951,75 Komunikasi Keuangan, Persewaan, 763.887,99 863.951,75 dan jasa Perusahaan Jasa - jasa 831.953,32 977.959,30 PDRB 6.909.094,57 7.901.886,06 Penduduk Pertengahan 515.372 522.935 Tahun (orang) PDRB perkapita 13.406.034,03 15.110.646,75 Sumber : BPS Kota Surakarta B. Karakteristik Sampel
Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini berdasarkan kriteria investor saham di Surakarta. Cara untuk mengumpulkan data dengan mengadakan tatap muka secara langsung yakni dengan wawancara berstruktur adalah wawancara yang jenis dan urutannya dari sejumlah pertanyaannya sudah disusun sebelumnya. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh hasil deskripsi responden sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Deskripsi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
1 2
Laki-laki Perempuan Total Sumber: Data primer diolah, 2010.
Frekuensi
Persentase (%)
65 25 90
72,2% 27,8% 100%
Dari responden yang berjumlah 90 orang yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 65 orang atau 72,2% dari jumlah keseluruhan. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan berjumlah 25 orang atau 27,8% dari jumlah responden. Hal ini menunjukkan laki-laki mendominasi dalam berinvestasi saham dibandingkan dengan perempuan. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden, maka klasifikasi responden menurut kelompok tingkat usia dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel IV.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No
Usia
Frekuensi
Persentase (%)
1 41 24 15 9 90
1,1 45,6 26,7 16,7 10,0 100%
1 2 3 4 5
≤ 20 tahun 21 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun > 50 tahun Total Sumber: Data primer diolah, 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar dari investor
adalah
mereka yang berumur antara 21 – 30 tahun yang
berjumlah 41 responden atau 45,6% dari jumlah keseluruhan. Sementara itu pada posisi kedua diduduki oleh responden yang berusia antara 31 – 40 tahun sebanyak 24 orang atau 26,7%. Posisi ketiga adalah responden yang berusia 41 – 50 tahun sebanyak 15 atau 21,88%. Posisi kempat adalah responden yang berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 9 atau 10,0%. Posisi kelima adalah responden yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 1 atau 1,1%. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden, maka didapat komposisi responden menurut tingkat pendidikan, sebagai berikut: Tabel IV.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No
1 2 3 4 5
Pendidikan
SMP SMA Diploma Sarjana Pascasarjana Total Sumber: Data primer diolah, 2010.
Frekuensi
Persentase (%)
2 19 13 52 4 90
2,2% 21,1% 14,4% 57,8% 4,4% 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang berada pada tingkat pendidikan sarjana merupakan kelompok terbanyak yaitu berjumlah 52 orang atau 57,8% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang berada pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 13 orang atau 14,4%. Posisi ketiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
ditempati oleh mereka yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebayak 19 orang atau 21,1%. Posisi keempat ditempati mereka yang berada pada tingkat pendidikan Pascasarjana dan terakhir ditempati oleh tingkat pendidikan SMP sebanyak 2 orang atau 2,2%. 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pekerjaan
Dokter Guru Pegawai Negeri Pegawai BUMN Pegawai Swasta Wiraswasta Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Lainnya Total Sumber: Data primer diolah, 2010.
Frekuensi
Persentase (%)
1 1 3 6 48 16 6 7 2 90
1,1% 1,1% 3,3% 6,7% 53,3% 17,8% 6,7% 7,8% 2,2% 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar dari investor adalah mereka yang bekerja pegawai swasta yang berjumlah 48 responden atau 53,3% dari jumlah keseluruhan. Sementara itu pada posisi kedua diduduki oleh responden yang bekerja wiraswasta sebanyak 16 orang atau 17,8%. Posisi ketiga adalah responden ibu rumah tangga sebanyak 7 atau 7,8%. Posisi selanjutnya adalah responden pegawai BUMN dan mahasiswa masing-masing sebanyak 6 atau 6,7%. Kemudian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
adalah responden yang bekerja pegawai negeri, guru, dokter dan lainnya masing-masing sebanyak 3, 1, 1 dan 2 atau 3,3%, 1,1%, 1,1% dan 2,2%. 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut Tabel IV.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan No
Penghasilan
1 2 3 4
< 5 juta 6 - 10 juta 11 - 15 juta > 20 juta Total Sumber: Data primer diolah, 2010.
Frekuensi
Persentase (%)
63 14 2 11 90
70,0% 15,6% 2,2% 12,2% 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang berpenghasilan <5 juta merupakan kelompok terbanyak yaitu berjumlah 63 orang atau 70,0% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang berpenghasilan 6-10 juta sebanyak 14 orang atau 15,6%. Posisi ketiga ditempati oleh mereka yang memiliki penghasilan diatas 20 juta sebayak 11 orang atau 12,2%. Posisi keempat ditempati mereka yang memiliki penghasilan 11-15 juta sebanyak 2 orang atau 2,2%. 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Alokasi Penghasilan
Deskripsi alokasi penghasilan responden dilihat pada tabel berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Tabel IV.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Alokasi Penghasilan Untuk Persentase Untuk Kebutuhan Investasi Frekuensi No (%) Sehari-hari (%) (%) 1 20,00 80,00 4 4,4% 2 25,00 75,00 1 1,1% 3 30,00 70,00 4 4,4% 4 40,00 60,00 1 1,1% 5 50,00 50,00 24 26,7% 6 60,00 40,00 6 6,7% 7 65,00 35,00 1 1,1% 8 70,00 30,00 20 22,2% 9 75,00 25,00 3 3,3% 10 80,00 20,00 17 18,9% 11 85,00 15,00 4 4,4% Total 90 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah mereka mengalokasikan 50% (kebutuhan sehari-hari) dan 50% (investasi) yang berjumlah 24 responden atau 26,7% dari jumlah keseluruhan. Sementara itu jumlah terkecil responden adalah mengalokasikan 25% (kebutuhan sehari-hari) dengan 75% (investasi), 40% (kebutuhan seharihari) dengan 60% (investasi) dan 65% (kebutuhan sehari-hari) dengan 35% (investasi) masing-masing sebanyak 1 orang atau 1,1%. 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Ketika Mendengar Kata “Saham”
Deskripsi responden yang teringat ketika mendengar kata “saham” dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Tabel IV.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Ketika Mendengar Kata “Saham” Yang Teringat Ketika Mendengar Persentase (%) No Kata “Saham” 1 Untung 15,1% 2 Rugi 6,4% 3 Susah 2,9% 4 Mudah 2,3% 5 Mahal 1,2% 6 Spekulatif 33,1% 7 Eksekutif 3,5% 8 Eksklusif 2,9% 9 Menarik 17,4% 10 Aman 5,8% 11 Modal Besar 8,7% Total 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah mereka yang teringat ”spekulatif” ketika mendengar kata ”saham” yaitu sejumlah 33,1% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya mereka yang teringat ”menarik” ketika mendengar kata ”saham” yaitu sejumlah 17,4% dari jumlah keseluruhan. Sementara itu jumlah terkecil responden adalah mereka yang teringat ”mahal” ketika mendengar kata ”saham” yaitu sejumlah 1,2% dari jumlah keseluruhan. 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Mendapat Informasi Saham
Deskripsi responden berdasarkan asal informasi saham dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Tabel IV.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Mendapat Informasi Saham No
Asal Mendapat Informasi Saham
1 2 3 4 5 6
Pojok BEJ di Universitas Perusahaan Efek (Broker) Perusahaan Tercatat (Emiten) Media Masa Media Internet Dari Orang Lain Total Sumber: Data primer diolah, 2010.
Persentase (%)
8,3% 42,2% 0,9% 15,6% 17,4% 15,6% 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah mereka yang mendapat informasi saham dari perusahaan efek (broker) yaitu sejumlah 42,2% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya mereka yang mendapat informasi saham dari media internet yaitu sejumlah 17,4% dari jumlah keseluruhan. Sementara itu jumlah terkecil responden adalah mereka yang mendapat informasi saham dari perusahaan tercatat (emiten) yaitu sejumlah 0,9% dari jumlah keseluruhan. 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Bahwa Investasi Saham Merupakan Pekerjaan Sampingan
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai investasi saham merupakan pekerjaan sampingan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.15 Karakteristik Responden Berdasarkan Bahwa Investasi Saham Merupakan Pekerjaan Sampingan No
Investasi Saham Merupakan Pekerjaan
1 2
Ya Tidak Total Sumber: Data primer diolah, 2010.
commit to user
Persentase (%)
94,5% 5,5% 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden sebagian besar menganggap investasi saham merupakan pekerjaan sampingan yaitu sejumlah 94,5% dari jumlah keseluruhan. Sedangkan hanya sedikit responden yang menganggap investasi saham bukan merupakan pekerjaan sampingan yaitu sejumlah 5,5% dari jumlah keseluruhan. 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Kriteria Saham yang Menjadi Pilihan
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai investasi saham merupakan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.16 Karakteristik Responden Berdasarkan Saham yang Dipilih No
Kriteria Saham yang Dipilih
1 2
Saham LQ 45 Saham Non LQ 45 Total Sumber: Data primer diolah, 2010.
Persentase (%)
81,1% 18,9% 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden sebagian besar saham jenis LQ 45 yaitu sejumlah 81,1% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya mereka yang memilih jenis non LQ 45 yaitu sejumlah 18,9% dari jumlah keseluruhan dan terlihat bahwa investor lebih suka memilih saham jenis LQ 45 daripada menginvestasikan dananya ke jenis saham non LQ 45. 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Komposisi Investasi Jika Memiliki Dana Lebih
Deskripsi responden berdasarkan komposisi investasi jika memiliki dana lebih dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Tabel IV.17 Karakteristik Responden Berdasarkan Komposisi Investasi Jika Memiliki Dana Lebih Asset Fisik Finansial Tabungan Komposisi No Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekensi Persentase (%) (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) 1 5% 2 2,2 % 3 3,3 % 1 1,1 % 2 10 % 6 6,7 % 4 4,4 % 6 6,7 % 3 15 % 3 3,3 % 3 3,3 % 4 20 % 5 5,6 % 16 17,8 % 18 20 % 5 25 % 6 6,7 % 19 21,1 % 20 22,2 % 6 30 % 14 15,6 % 29 32,2 % 14 15,6 % 7 35 % 3 3,3 % 2 2,2 % 8 40 % 11 12,2 % 7 7,8 % 5 5,6 % 9 45 % 1 1,1 % 1 1,1 % 10 50 % 37 41,1 % 7 7,8 % 14 15,6 % 11 60 % 2 2,2 % 1 1,1 % 1 1,1 % 12 70 % 2 2,2 % 13 80 % 1 1,1 % 3 3,3 % 14 85 % 2 2,2 % 15 90 % 1 1,1 % Total 90 100 % 90 100 % 90 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden sebagian besar yang memilih asset fisik terbanyak pada komposisi 50 yaitu sejumlah 41,1% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya mereka yang memilih asset finansial terbanyak pada komposisi 30 yaitu sejumlah 32,2% dari jumlah keseluruhan. dan terlihat bahwa investor yang memilih tabungan terbanyak pada komposisi 25 yaitu sejumlah 22,2% dari jumlah keseluruhan. 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Investasi Pada Saham
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai alasan investasi pada saham dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Tabel IV.18 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Investasi Pada Saham Persentase No Alasan Investasi Pada Saham Frekuensi (%) 1 Mengharapkan capital gain 69 51,1 % 2 Mengharapkan dividen sebagai tabungan 22 16,3 % 3 Untuk masa depan 44 32,6 % Total 135 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengharapkan capital gain merupakan kelompok terbanyak yaitu berjumlah 69 orang atau 51,1% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang memiliki alasan untuk masa depan sebanyak 44 orang atau 32,6%. Posisi ketiga ditempati oleh mereka yang mengharapkan dividen sebagai tabungan sebayak 22 orang atau 16,3%. 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Kendala Terbesar Dalam Investasi Saham
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai kendala terbesar dalam investasi saham dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.19 Karakteristik Responden Berdasarkan Kendala Terbesar Dalam Investasi Saham Persentase No Kendala Frekuensi (%) 1 Investasi saham sulit dipahami 33 26,2 % 2 Tidak mengetahui cara untuk 12 9,5 % berinvestasi saham 3 Tidak tahu cara mengelola resiko saham 60 47,6 % 4 Lokasi perusahaan efek sulit dijangkau 9 7,1 % 5 Investasi saham berkesan tidak 12 9,5 % bersahabat Total 126 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang tidak tahu cara mengelola resiko saham merupakan kelompok terbanyak yaitu berjumlah 60 orang atau 47,6% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang memiliki kendala bahwa investasi saham sulit dipahami sebanyak 33 orang atau 26,2% dari seluruh jumlah responden. Posisi ketiga ditempati oleh mereka yang tidak mengetahui cara untuk berinvestasi saham sebanyak 12 orang atau 9,5% dan mereka yang beranggapan bahwa investasi saham berkesan tidak bersahabat sebanyak 12 orang atau 9,5%. Selanjutnya yang terakhir adalah mereka yang mempunyai kendala lokasi perusahaan efek yang sulit dijangkua sebanyak 9 orang atau 7,1% dari keseluruhan jumlah responden. 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Cara Pengambilan Keputusan dalam Pembelian dan Penjualan Saham
Deskripsi
responden
berdasarkan
tanggapan
mengenai
cara
pengambilan keputusan dalam pembelian dan penjualan saham dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.20 Karakteristik Responden Berdasarkan Cara Pengambilan Keputusan Pembelian dan Penjualan Saham Persentase No Kendala Frekuensi (%) 1 Murni keputusan sendiri 58 59,8 % 2 Mengikuti keputusan orang lain 3 3,1 % 3 Berdasarkan masukan dari sekuritas 36 37,1 % Total 97 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang dalam mengambil keputusan dalam pembelian dan penjualan saham murni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
keputusan sendiri merupakan kelompok terbanyak yaitu berjumlah 58 orang atau 59,8% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang dalam mengambil keputusan dalam pembelian dan penjualan saham berdasarkan masukan dari sekuritas sebanyak 36 orang atau 37,1% dari seluruh jumlah responden. Posisi ketiga ditempati oleh mereka yang dalam pembelian dan penjualan saham mengikuti keputusan orang lain sebanyak 3 orang atau 3,1% dari keseluruhan jumlah responden. 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Investor Saham
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai lama menjadi investor saham dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.21 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Investor Saham Persentase No Lama menjadi investor saham Frekuensi (%) 1 < 1 tahun 33 36,7 % 2 1 - < 2 tahun 28 31,1 % 3 2 - < 3 tahun 9 10 % 4 3 - < 4 tahun 5 5,6 % 5 4 - < 5 tahun 5 5,6 % 6 ≥ 5 tahun 10 11,1 % Total 90 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden responden terbesar adalah mereka yang lama menjadi investor < 1 tahun sebanyak 33 orang atau 36,7% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang lama menjadi investor 1 - < 2 tahun sebanyak 28 orang atau 31,1 %. Urutan ketiga mereka yang lama menjadi investor > 5 tahun sebanyak 10 orang atau 11,1%. Selanjutnya mereka yang lama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
menjadi investor 3 - < 4 tahun dan 4 - < 5 tahun masing-masing sebanyak 5 orang atau 5,6 %. Dan ≥ 5 tahun sebanyak 10 orang atau 11,1%. 16. Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Untuk Investasi Saham
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai modal untuk investasi saham dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.22 Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Untuk Investasi Saham Persentase No Modal untuk investasi saham Frekuensi (%) 1 < 10 juta 25 27,8 % 2 10 - < 20 juta 32 35,6 % 3 20 - < 30 juta 10 11,1 % 4 30 - < 40 juta 5 5,6 % 5 ≥ 40 juta 18 20 % Total 90 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah mereka yang memiliki modal untuk investasi saham 10 - < 20 juta sebanyak 32 orang atau 56,6% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang memiliki modal untuk investasi saham < 10 juta sebanyak 25 orang atau 27,8%. Urutan ketiga mereka yang memiliki modal untuk investasi saham > 50 juta sebanyak 18 orang atau 20%. Selanjutnya urutan keempat mereka yang memiliki modal untuk investasi saham 20 - < 30 juta sebanyak 10 orang atau 11,1%. Dan urutan kelima adalah mereka yang memiliki modal untuk investasi saham 30 - < 40 juta sebanyak 5 orang atau 5,6%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
17. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjual Saham Kembali
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai lama menjual saham kembali dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.23 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjual Saham Kembali Persentase No Lama menjual saham kembali Frekuensi (%) 1 1 hari 8 8,9 % 2 2 – 7 hari 37 41,1 % 3 8 – 30 hari 24 26,7 % 4 31 – 90 hari 16 17,8 % 5 > 90 hari 5 5,6 % Total 90 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah mereka yang lama menjual saham kembali dalam waktu 2-7 hari sebanyak 37 orang atau 41,1% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang lama menjual saham kembali dalam waktu 8-30 hari sebanyak 24 orang atau 26,7%. Urutan ketiga mereka yang lama menjual saham kembali dalam waktu 30-90 hari sebanyak 16 orang atau 17,8%. Selanjutnya urutan keempat mereka yang lama menjual saham kembali dalam waktu 1 hari jebanyak 8 orang atau 8,9%. Dan urutan kelima adalah mereka yang lama menjual saham kembali dalam waktu 91-365 hari sebanyak 5 orang atau 5,6% dari jumlah keseluruhan responden. 18. Karakteristik Responden Berdasarkan Besar Rata-rata Keuntungan Satu Bulan
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai besar rata-rata keuntungan satu bulan dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Tabel IV.24 Karakteristik Responden Berdasarkan Besar Rata-rata Keuntungan Satu Bulan Persentase No Rata-rata keuntungan Frekuensi (%) 1 < 1 juta 32 35,6% 2 1 - < 5 juta 46 51,1% 3 5 - < 10 juta 10 11,1% 4 ≥ 10 juta 2 2,2% Total 90 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dengan keuntungan rata-rata dalam satu bulan 1 - < 5 juta merupakan kelompok terbanyak dengan jumlah 46 orang atau 51,1% dari keseluruhan jumlah responden. Kemudian urutan kedua adalah mereka yang keuntungan rata-rata satu bulan < 1 juta sebanyak 32 orang atau 35,6%. Urutan ketiga adalah mereka yang keuntungan rata-rata satu bulan 5 - < 10 juta sebanyak 10 orang atau 11,1%. Dan yang keempat adalah mereka yang keuntungan rata-rata satu bulan < 20 juta atau 2,2% dari jumlah keseluruhan.
C. Analisis Data 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menjawab permasalahan dan pengujian hipotesis yang ada pada penelitian ini perlu dilakukan analisis statistik terhadap data yang telah diperoleh. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda menggunakan bantuan komputer program Eviews 6 diperoleh hasil sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Tabel IV.25 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.343464 0.121740 0.168594 0.075173 0.154461
0.395164 0.051929 0.070381 0.075684 0.060920
0.869168 2.344347 2.395452 0.993250 2.535464
0.3872 0.0214 0.0188 0.3234 0.0131
C X1 X2 X3 X4 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.339681 0.308608 0.666341 37.74087 -88.59650 10.93144 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.822222 0.801372 2.079922 2.218801 2.135926 1.939484
Sumber: Data primer diolah, 2010. Persamaan regresi yang diperoleh dari hasil pengujian tersebut adalah: Y = 0.343 + 0,122 X1 + 0,168 X2 + 0,075 X3 + 0,154 X4 + Ut Keterangan : Y = Keberhasilan Investor X1 = Pengalaman investor saham X2 = Lama menjual sahamnya kembali X3 = Tingkat pendidikan X4 = Jumlah modal 2. Uji Statistik a. Uji t
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masingmasing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
pada tingkat 0,05 dengan nilai signifikan hasil uji t, jika nilai signifikan uji t lebih kecil dari batas signifikan 0,05 maka nilai koefisien regresi variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 1) Variabel Pengalaman Investor Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai probabilitas t statistik variabel pengalaman investor sebesar 0,0214 yang berarti signifikan pada tingkat signifikan 5% ( 0,05 ). Oleh karena itu variabel pengalaman investor dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 2) Variabel Lama Menjual Sahamnya Kembali Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai probabilitas t statistik variabel lama menjual sahamnya kembali sebesar 0,0188 yang berarti signifikan pada tingkat signifikan 5% ( 0,05 ). Oleh karena itu variabel lama menjual sahamnya kembali dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 3) Variabel Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai probabilitas t statistik variabel tingkat pendidikan sebesar 0,3234 yang berarti tidak signifikan pada tingkat signifikan 5% ( 0,05 ). Oleh karena itu variabel tingkat pendidikan dikatakan tidak memiliki pengaruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
yang signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 4) Variabel Jumlah Modal Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai probabilitas t statistik variabel tingkat pendidikan sebesar 0,0131 yang berarti signifikan pada tingkat signifikan 5% ( 0,05 ). Oleh karena itu variabel jumlah modal dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. b. Uji F
Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui hasil uji F (uji Fisher) digunakan untuk menguji signifikansi model regresi. Tujuan dari uji F ini adalah untuk membuktikan secara statistik bahwa keseluruhan koefisien regresi yang digunakan dalam analisis ini signifikan. Apabila nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka model regresi signifikan secara statistik. Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 10,931 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), berarti bahwa model regresi dengan variabel pengalaman investor, lama menjual saham kembali, tingkat pendidikan, tingkat modal signifikan secara statistik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
c. Nilai Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien determinasi diperlukan untuk mengetahui berapa persen variasi variabel-variabel bebas yang ada dalam model, dalam hal ini pengalaman investor, lama menjual saham kembali, tingkat pendidikan, dan tingkat modal dapat menjelaskan variabel dependen yaitu keberhasilan investor dalam berinvestasi saham. Berdasarkan tabel IV.25 diperoleh hasil bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,308 yang berarti 31% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas. sedangkan sisanya sebesar 69% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Besarnya
variabel
independen
yang
signifikan
yaitu
pengalaman investor (0.0214), lama menjual sahamnya kembali (0,0188), jumlah modal (0,0131), terhadap variabel dependennya yaitu keberhasilan investor dalam berinvestasi saham. Sedangkan Besarnya variabel independen yang tidak signifikan yaitu tingkat pendidikan (0,3234) terhadap variabel dependennya yaitu keberhasilan investor dalam berinvestasi saham. Besarnya pengaruh variabel bebas yaitu pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan dan jumlah modal terhadap keberhasilan investor sebagai variabel dependen, ditunjukkan oleh besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Jika X1, X2, X3, dan X4 nilainya = 0 maka nilai Y = 0,343464. Koefisien regresi sebesar 0,122 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai Pengalaman investor saham (X1) dapat
meningkatkan nilai atau skor keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham sebesar 0,122. Koefisien regresi sebesar 0,168 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai lama menjual sahamnya (X2) dapat meningkatkan nilai atau skor keberhasilan investor dalam berinvestasi saham sebesar 0,168. Koefisien regresi sebesar 0,075 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai tingkat pendidikan (X3) dapat meningkatkan nilai atau skor keberhasilan investor dalam berinvestasi saham sebesar 0,075. Koefisien regresi sebesar 0,154 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai jumlah modal (X4) dapat meningkatkan nilai atau skor keberhasilan investor dalam berinvestasi saham sebesar 0,154. 3. Pengujian hipotesis a. Hipotesis 1
Hipotesis pertama menyatakan bahwa ” Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel pengalaman investor saham terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel pengalaman investor diperoleh t statistik sebesar 2,344 dengan tingkat signifikansi 0,021. Oleh karena signifikansi kurang dari 5% (p<0,05), maka hipotesis diterima. Dengan demikian hasil ini mendukung hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel pengalaman investor saham terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. b. Hipotesis 2
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ” Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel lama menjual sahamnya kembali terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia “. Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel lama menjual sahamnya diperoleh t statistik sebesar 2,395 dengan tingkat signifikansi 0,018. Oleh karena signifikansi kurang dari 5% (p<0,05), maka hipotesis diterima. Dengan demikian hasil ini mendukung hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel lama menjual sahamnya kembali terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. c. Hipotesis 3
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa ”Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan saham terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia”. Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel tingkat pendidikan saham diperoleh t statistik sebesar 0,993 dengan tingkat signifikansi 0,323. Oleh karena signifikansi lebih dari 5% (p<0,05), maka hipotesis ditolak. Dengan demikian hasil ini tidak mendukung hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan saham terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. d. Hipotesis 4
Hipotesis keempat menyatakan bahwa ”Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah modal terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia”. Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel jumlah modal diperoleh t statistik sebesar 2,535 dengan tingkat signifikansi 0,013. Oleh karena signifikansi kurang dari 5% (p<0,05), maka hipotesis diterima. Dengan demikian hasil ini mendukung hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah
modal terhadap keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. e. Hipotesis 5
Hipotesis kelima menyatakan bahwa ”Faktor jumlah modal saham diduga berpengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
Untuk menjawab hipotesis kelima dapat dilihat dari urutan variabel yang signifikan diantara keempat variabel independen berikut: Tabel IV.26 Peringkat Variabel Variabel P Pengalaman investor 0.0214 Lama menjual saham kembali 0.0188 Tingkat pendidikan 0.3234 Jumlah Modal 0.0131 Sumber: Data primer diolah, 2010.
Peringkat 3 2 4 1
Berdasarkan analisis pada Tabel IV.26 diketahui bahwa urutan faktor yang berpengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia adalah jumlah modal, lama menjual saham kembali, dan terakhir adalah tingkat pendidikan. Dengan demikian, maka hasil analisis ini mendukung hipotesis kelima yang menyatakan bahwa faktor jumlah modal saham diduga berpengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 4. Uji asumsi klasik a. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat pada nilai Variance Inflation Faktor (VIF) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut, VIF = 1 / Tolerance. Jika VIF lebih besar dari 5, maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
antar variabel bebas (independent variabel) terjadi persoalan multikolinearitas (Imam Ghozali, 2004). Tabel IV.27 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
r2
VIF
Pengalaman 0,337 1,508 investor Lama menjual 0,075 1,081 saham kembali Tingkat pendidikan 0,028 1,029 Jumlah Modal 0,371 1,591 Sumber: Data primer diolah, 2010.
Kesimpulan
Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas
Tabel IV.27 di atas menunjukkan bahwa semua variabel bebas yaitu pengalaman investor, lama menjual saham kembali, tingkat pendidikan, dan jumlah modal mempunyai nilai Variance Inflation Faktor (VIF) ( < 5 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. b. Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi pokok dalam regresi linear adalah bahwa variansi residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain adalah tidak sama. Apabila variansi tersebut tidak sama, maka berarti telah terjadi masalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik tidak
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tidak terjadi heteroskedastisitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
Berikut ini adalah ringkasan hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini. Tabel IV.28 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel
Sig.
Kesimpulan
0,1659
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0,1028
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0,0707
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Jumlah Modal 0,9716 Sumber: Data primer diolah, 2010.
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Penalaman investor Lama menjual saham kembali Tingkat pendidikan
Tabel IV.28 di atas menunjukkan bahwa semua variabel bebas yaitu pengalaman investor, lama menjual saham kembali, tingkat pendidikan, dan jumlah modal mempunyai nilai signifikansi di atas 0,05 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi atau hubungan yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (data time series) maupun tersusun dalam rangkaian ruang atau disebut data cross sectional. Salah satu pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah uji statistik Durbin Watson. Untuk menentukan apakah persamaan regresi linier berganda terdapat autokorelasi atau tidak maka dapat juga dilihat pada gambar sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
F(d) A
B
D
E
C 0
dl du 1,566 1,751
1,939
4 ‐ du 2,249
4 ‐ dl 2,434
4
Gambar 4. 1 Kurva Durbin-Watson Sumber : Djarwanto dan pangestu, 2005
Keterangan: A = Menolak Ho, bukti autokorelasi positif B = Daerah keragu-raguan C = Menerima Ho, tidak ada autokorelasi D = Daerah keragu-raguan E = Menolak Ho, bukti autokorelasi negatif Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan menggunakan program Eviews 6.0, didapat nilai Durbin-Watson sebesar 1,939. Nilai tersebut berada berada antara du dan 4-du berarti pada model tersebut tidak terjadi autokorelasi.
D. Interpretasi Secara Ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia (studi kasus keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Surakarta). Faktor yang diteliti meliputi pengalaman investor, lama menjual
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
saham kembali, tingkat pendidikan, dan tingkat modal. Untuk menguji pengaruh keempat faktor tersebut terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Surakarta digunakan analisis regresi linier. 1. Pengaruh Pengalaman Investor terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis berhasil membuktikan bahwa pengalaman investor saham berpengaruh positif terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari uji t dengan p<0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin banyak pengalaman investor, semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Tujuan investasi selalu mengarah pada maksimalisasi keuntungan. Semakin besar tingkat keuntungan atau imbal hasil yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan investasi. Dalam kaitan ini, investor selalu berusaha untuk mencari tahu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan investasi dan berusaha bagaimana faktor-faktor tersebut bekerja agar mendukung keberhasilan investasi yang dilakukannya. Semakin banyak pengalaman investor, semakin banyak pula peluang-peluang yang dimanfaatkan oleh investor untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk investasi di pasar modal, terutama saham, cukup banyak faktor yang menentukan keberhasilan investasi. Iklim investasi yang kondusif, yaitu: kondisi makro ekonomi, stabilitas politik dan sosial selalu menjadi faktor penting. Namun, investor tidak bisa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
berbuat apa-apa terhadap faktor ini. Faktor lain cukup banyak, misalnya: strategi investasi, hingga peran broker dalam memberikan layanan kepada investor. Sedikit banyak, peran perusahaan broker atau sekuritas ikut menentukan keberhasilan investasi di pasar modal. 2. Pengaruh Lama Menjual Kembali Saham terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis memberikan bukti empiris bahwa lama menjual kembali saham berpengaruh positif terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari uji t dengan p<0,05. Semakin lama investor menjual kembali saham, maka semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Salah satu kunci keberhasilan investasi adalah tersedianya dana investasi yang secara teratur disisihkan dari penghasilan karena tanpa adanya modal hampir tidak mungkin melakukan investasi. Pada umumnya investor menerima penghasilan secara bulanan. Alangkah baiknya jika sebagian penghasilan dapat disisihkan bagi kebutuhan masa depan sebagai sumber dana bagi investasi. 3. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan analisis regresi diketahui bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari uji t dengan
p>0,05.
Tinggi
rendahnya
commit to user
pendidikan
responden
tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
berpengaruh terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam berinvestasi saham tidak mutlak harus mempunyai pendidikan yang tinggi. Keberhasilan investor dalam berinvestasi saham lebih dipengaruhi oleh jiwa kewirausahaan dalam diri seorang investor. Pencapaian keberhasilan investor
dalam berinvestasi saham diperluas
melalui pengalaman-
pengalaman selanjutnya dalam berbisnis saham. 4. Pengaruh Jumlah Modal terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Pengujian
hipotesis
membuktikan
bahwa
jumlah
modal
berpengaruh positif terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari uji t dengan p<0,05. Semakin besar investor menanamkan investasinya, maka semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Investor harus mampu memanajemen penggunaan modal investasinya untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal. Investor yang terlalu berhati-hati dalam menggunakan modalnya juga akan berdampak buruk, seperti investor tidak berani membeli saham yang sudah naik terlalu banyak, investor mencari saham yang belum naik yang kenyataannya tidak kunjung naik, investor mencintai saham tertentu, investor tidak berani menjual sahamnya yang sedang rugi untuk pindah ke saham yang sedang naik, atau investor terlalu cepat merealisasikan keuntungan yang didapat dan memperlakukan saham yang merugi sebagai investasi jangka panjang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya terhadap pengaruh faktor yang mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengalaman investor saham berpengaruh positif terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari nilai t statistik sebesar 2,344 (p<0,05). Semakin banyak pengalaman investor, semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 2. Lama
menjual
sahamnya
kembali
berpengaruh
positif
terhadap
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari nilai t statistik sebesar 2,395 (p<0,05). Semakin lama investor menjual kembali saham, maka semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. 3. Tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari nilai t statistik sebesar 0,993 (p>0,05). Dalam berinvestasi saham tidak mutlak harus mempunyai pendidikan yang tinggi. Keberhasilan investor dalam berinvestasi saham lebih dipengaruhi oleh jiwa kewirausahaan dalam diri seorang investor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
4. Jumlah modal terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari nilai t statistik sebesar 2,535 (p<0,05). Semakin besar investor menanamkan investasinya, maka semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia 5. Faktor jumlah modal saham berpengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Investor saham sebaiknya mengikuti pelatihan di bidang perdagangan saham terlebih dahulu, sehingga mereka dapat melakukan analisa saham baik secara fundamental maupun teknikal dengan tujuan agar dapat menekan faktor resiko yang ada. Trading saham tanpa pelatihan yang baik hanya akan terjerumus dalam spekulasi dan bukan investasi. 2. Saran untuk yang melakukan investasi saham secara langsung sebaiknya tidak serta merta menempatkan 100% porsi investasi tersebut kedalam portfolio investasi saham, melainkan dapat dilakukan secara berkala dan meningkat secara bertahap karena kesuksesan memerlukan pengalaman dan pengalaman adalah pembelajaran. 3. Model regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan Adjusted R2 yang masih rendah (31%), oleh karena itu terdapat kemungkinan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan variabel baru yang lebih mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi saham.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
4. Perusahaan efek diharapkan dapat memberikan kenyamanan dengan cara memberikan informasi yang terbuka, memberikan pertimbangan akan resiko dan keuntungan jika akan berinvestasi, serta keamanan kepada dana investor seiring kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan efek sehingga keberhasilan berinvestasi saham akan dirasakan oleh investor. 5. Pengawasan oleh Otoritas dan SRO’s harus diperketat mengingat sebagian besar Investor terbuai oleh kenaikan harga saham yang terlalu cepat atau penurunan harga saham yang drastis, dikhawatirkan dengan terjadinya pergerakan tersebut di pasar modal maka investor dapat terlindungi dengan cara melakukan suspensi terhadap saham persahaan tersebut.
commit to user