ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2010-2013) Helen Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, Indonesia Telp: (62 21) 534 5830/ email:
[email protected]
ABSTRAK Ketepatan waktu dalam penerbitan laporan keuangan merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan nilai perusahaan. Ketepatan waktu dapat ditunjukkan oleh jumlah hari antara tanggal neraca dan laporan auditor yang biasa disebut dengan audit delay. Tujuan penelitian adalah menguji secara empiris apakah ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan likuiditas mempengaruhi audit delay. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013. Dengan menggunakan metode purposive sampling, 96 laporan keuangan diperoleh untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Analisa dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian hipotesis dengan uji parameter individual menunjukkan hanya likuiditas mempengaruhi audit delay secara signifikan. Sedangkan ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas dan solvabilitas tidak mempengaruhi audit delay. Dengan menggunakan uji signifikansi simultan, hasilnya menunjukkan bahwa seluruh variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi audit delay. HLN. Kata kunci: Audit delay, ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas.
ABSTRACT Timeliness of financial report release is one of important things that increase companies value. Timeliness can be shown by the number of days between financial statement date with auditors’ report or usually called audit delay. The purpose of this research is to empirically examine whether size of audit firm, company size, profitability, solvability and liquidity affect the audit delay. This research is conducted on real estate and property firms listed in Indonesia Stock Exchange in 2010, 2011, 2012, and 2013. By using purposive sampling method, 96 financial reports are being obtained for samples in this research. Analysis in this research is performed using multiple linier regression analysis. The result of hypothesis testing using individual parameter test indicates that only liquidity significantly affect the audit delay. Meanwhile, size of audit firm, company size, profitability and solvability do not affect the audit delay. By using simultaneous significant test, the result indicates that all independent variables together affect the audit delay. HLN. Keywords: Audit delay, size of audit firm, company size, profitability, solvability, liquidity.
PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan instrumen penting dalam kelangsungan hidup perusahaan terutama bagi perusahaan go public dalam perdagangan saham. Hal ini mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) mewajibkan perusahaan perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dalam suatu periode tertentu setelah berakhirnya tahun buku agar Bapepam dapat memantau dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Peran auditor independen sangat dibutuhkan dalam menghasilkan laporan keuangan audit yang baik dan berkualitas untuk meningkatkan kepercayaan dari pengguna laporan keuangan. Tujuan dilakukan audit oleh auditor independen adalah untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan memastikan bahwa tidak ada salah saji yang bersifat material dalam laporan keuangan tersebut. Menurut Arens (2013), salah saji bersifat material apabila salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pengguna laporan keuangan. Ketepatan waktu dalam penerbitan laporan keuangan audit ijuga merupakan salah satu faktor penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan karena laporan keuangan audit yang diterbitkan tepat waktu akan sangat berpegaruh pada nilai laporan keuangan audit. Artinya, informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan audit tersebut, misalnya laba, akan berpengaruh pada fluktuasi harga saham. Pentingnya ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan inilah yang menjadikan lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor atau yang biasanya yang disebut dengan audit delay sangat penting untuk dipelajari. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Ashton, Elliot (1987), Carslaw dan Kaplan (1991), Adzrin, Ahmad, dan Kamarudin (2003), Subekti dan Widiyanti (2004), Andi Kartika (2009), Rachmawati (2009), Lestari (2010), Yusralaini, Agusti, Dara (2010), Alkhatib (2012), Modugu, Eragbhe, dan Ikhatua (2012), Nugraha (2013), Marathani (2013, Mahendra dan Putra (2014). Adapun masalah yang ditumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Berapa rata-rata audit delay pada perusahaan real estate dan property ditahun 2010 sampai dengan tahun 2013?” 2. “Apakah ukuran KAP mempengaruhi audit delay?” 3. “Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi audit delay? 4. “Apakah profitabilitas mempengaruhi audit delay?” 5. “Apakah solvabilitas mempengaruhi audit delay?” 6. “Apakah likuiditas mempengaruhi audit delay?” 7. “Apakah ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan likuiditas secara bersama-sama mempengaruhi audit delay?” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa rata-rata audit delay pada perusahaan real estate dan property, serta mengetahui apakah ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan likuiditas mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay baik secara parsial maupun secara simultan. Audit Delay Menurut Ashton dan Elliot (1987), audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan. Audit delay diukur dari lamanya waktu dari tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan dikeluarkannya laporan keuangan auditan. Menurut Abdulla (1996) dalam penelitian Adzrin, Ahmad, dan Kamarudin (2003) dan Andi Kartika (2009), semakin panjang waktu yang dibutuhkan di dalam mempublikasikan laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun buku suatu perusahaan milik klien, maka semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu atau bahkan bisa menyebabkan insider trading dan rumor-rumor lain di bursa saham. Apabila hal ini sering terjadi maka akan mengarahkan pasar tidak bekerja secara maksimal. Ukuran KAP Seperti yang telah dibahas diatas, penyampaian laporan keuangan perusahaan ke Bapepam harus disertai oleh laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen. Atas dasar tersebut, perusahaan akan menggunakan jasa KAP untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan. Ukuran KAP yang dimaksudkan di sini adalah apakah kantor akuntan publik tersebut berafiliasi dengan the big four atau tidak. Dalam penelitiannya, Carslaw dan Kaplan (1991), menyebutkan tidak adanya hubungan positif yang signifikan antara audit delay dan kualitas auditor, sedangkan menurut Subekti dan Widiyanti (2004), ukuran KAP berpengaruh pada audit delay, dimana KAP the big five 1.
memiliki audit delay lebih pendek dibanding dengan KAP non the big five karena KAP yang termasuk dalam the big five mempunyai sumber daya yang lebih besar, baik dari segi jumlah, kompetensi maupun fasilitasnya. Ukuran KAP ini merupakan variabel independen yang bersifat dummy. Ukuran KAP dikelompokkan menjadi dua kelompok yakni the big four dan kelompok KAP non big four. KAP yang memiliki afiliasi dengan big four diberi dummy 0, sedangkan KAP yang tidak memiliki afiliasi dengan big four diberi dummy 1. Hal ini mengacu pada penelitian Carslaw dan Kaplan (1991), Rachmawati (2009), Kartika (2009). Adapun uraian KAP the big four yang ada saat ini adalah sebagai berikut: a. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC). Di Indonesia bekerjasama dengan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan. b. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte). Di Indonesia bekerjasama dengan KAP Osman Bing Satrio & Eny. c. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG). Di Indonesia bekerjasama dengan KAP Sidharta Widjaja & Rekan. d. KAP Ernest & Young (EY). Di Indonesia bekerjasama dengan KAP Purwantono, Suherman & Surja. Ukuran Perusahaan Dalam penelitiannya, Subekti dan Widiyanti (2004), Kartika (2009), Modugu, Eragbhe, dan Ikhatua (2012), menggunakan indikator total aktiva untuk menunjukkan ukuran perusahaan. Dimana hasil penelitian menunjukkan indikator total aktiva menunjukkan pengaruh negatif yang signifikan terhadap audit delay, maksudnya adalah semakin besar nilai aktiva perusahaan, maka audit delay akan semakin pendek. Dan sebaliknya, semakin kecil nilai aktiva, maka audit delay akan semakin panjang. Hal ini dikarenakan perusahaan berskala besar cenderung memiliki pengendalian internal yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan berskala kecil sehingga dapat mempersingkat waktu pelaksanaan audit. Mengacu pada penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Kartika (2009), Modugu,Eragbhe, dan Ikhatua (2012), indikator yang digunakan untuk menunjukkan ukuran perusahaan adalah logaritma normal dari total aktiva perusahaan pada tanggal neraca. Sehingga skala yang akan digunakan dalam variabel ukuran perusahaan adalah skala rasio. Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan tingkat kesuksesan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Umumnya, perusahaan tidak akan menunda dalam pemberian informasi yang baik. Maka, perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang baik cenderung akan memiliki audit delay yang pendek. Dan perusahaan yang memiliki keuntungan yang rendah cenderung memiliki audit delay yang lebih lama karena berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan pasar terhadap pengumuman rugi oleh perusahaan (Subekti dan Widiyanti, 2004). Carslaw dan Kaplan (1991) mengatakan bahwa perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu audit yang lebih lama daripada biasanya. Mendukung pernyataan Carslaw dan Kaplan (1991), Subekti dan Widiyanti (2004), Lestari (2010), Marathani (2013), Mahendra dan Putra (2014) berpendapat bahwa profitabilitas memliki pengaruh terhadap audit delay. Berlawanan hal tersebut, Ashton dan Elliot (1987) menyebutkan profitabilitas bukanlah faktor yang signifikan mempengaruhi audit delay. Mengacu pada penelitian Carslaw dan Kaplan (1991), Subekti dan Widiyanti (2004), Lestari (2010), Marathani (2013), Mahendra dan Putra (2014), tingkat profitabilitas diuji menggunakan rasio, dimana rasio yang dipakai dalam penelitian ini adalah rasio return on asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aktiva dan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan. Solvabilitas Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur solvabilitas adalah debt to equity ratio, seperti yang digunakan oleh Carslaw and Kaplan (1991), Alkhatib (2012), Modugu, Eragbhe, dan Ikhatua (2012) dalam penelitian sebelumnya. Yang hasilnya, menurut Carslaw and Kaplan (1991), Alkhatib (2012) tingkat solvabilitas yang diukur menggunakan debt to equity ratio mempunyai pengaruh signifikan pada audit delay. Sedangkan hasil penelitian Modugu, Eragbhe, dan Ikhatua (2012) menunjukkan hal yang sebaliknya Debt to equity adalah rasio yang menunjukkan ketersediaan kas jangka panjang untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Rasio ini dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat kesulitan
keuangan perusahaan. Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya resiko keuangan yang dimiliki perusahaan, yang artinya bahwa adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik dalam bentuk pokok maupun bunga. Likuiditas Menurut Marathani (2013), likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengadakan uang tunai dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin tinggi tingkat likuiditas maka perusahaan akan memperlihatkan kemampuannya yang cepat dalam melunasi hutangnya, sehingga perusahaan akan lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan. Dalam mengukur tingkat likuiditas dapat digunakan current ratio, seperti yang digunakan oleh Mahendra dan Putra (2014), Marathani (2013) yang menunjukkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh pada waktu penyampaian laporan keuangan. Current ratio merupakan salah satu dari rasio yang menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan dengan melakukan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar. Current ratio ini juga merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hasil dari current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi. Dari pemaparan di atas, maka disusunlah hipotesis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, yakni: a. H1: Ukuran KAP mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. b. H2: Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay c. H3: Profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. d. H4: Solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap audit delay. e. H5 : Likuiditas mempunyai pengaruh terhadap audit delay. f. H6:Ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas secara bersama-sama mempengaruhi audit delay.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana penelitian ini meneliti hubungan antara variabel-variabel independen, terhadap variabel dependen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sukender, berupa laporan keuangan perusahaan real estate dan property yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010 hingga tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini meliputi perusahaan perusahaan yang bergerak dibidang real estate dan property yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel dalam penelitian kali ini adalah metode purposive sampling yang artinya pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak namun berdasarkan kriteria tertentu yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian adalah sebagai berikut: a. Perusahaan berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013. b. Perusahaan berturut-turut terdaftar dalam subsektor real estate dan property pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013. c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dengan tanggal per 31 Desember pada tahun 2010, 2011, 2012 2013. Setelah melakukan pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan diatas pada perusahaan real estate dan property pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013, maka jumlah sampel yang akan digunakan adalah 24 perusahaan selama 4 tahun periode penelitian sebanyak 96 data laporan keuangan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay yang diukur dengan total jumlah hari antara tanggal tutup buku perusahaan hingga tanggal dikeluarkannya laporan audit. Sedangkan variabel independennya adalah ukuran KAP yang dinyatakan dalam variabel dummy, yakni 0 untuk KAP yang berafiliasi dengan big four dan 1 untuk KAP yang tidak berafiliasi dengan big four. Selain itu juga terdapat beberapa variabel lain yang menggunakan skala rasio, yakni ukuran perusahaan yang diukur menggunakan logarutma normal dari total aktiva, profitabilitas yang diukur menggunakan rasio return on assets (ROA), solvabilitas yang diukur menggunakan rasio debt to equity (DTE) dan likuiditas yang diukur menggunakan logaritma normal dari current ratio.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dimana analisis ini yang paling umum digunakan untuk meneliti hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas. Multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokolerasi. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
AUDELAY =
Keterangan: a. AUDELAY b. c.
KAP AKTIVA
d. e. f.
ROA DTE CR
β0 +β1 KAP + β2 AKTIVA + β3 ROA +β4 DTE +β5 CR + ε
= Jangka waktu tanggal penutupan tahun buku dengan tanggal laporan dari auditor. = Dummy ukuran KAP. = Logaritma normal total aktiva menunjukkan ukuran perusahaan. = Net income to asset yang menunjukkan profitabilitas. = Debt to equity yang menunjukan solvabilitas. =log Current asset to current liability yang menunjukan likuiditas.
HASIL DAN BAHASAN Statistik Deskriptif Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa audit delay terkecil adalah 57 hari dan audit delay terbesar adalah 146 hari. Dengan rata-rata audit delay adalah 82,34 hari.Artinya baha, rata-rata waktu penyelesaian audit dari tanggal tutup buku perusahaaan hingga dikeluarkannya laporan audit adalah 82,34 hari atau dapat dibulatkan menjadi 83 hari. Tabel 1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N AUDELAY AKTIVA ROA DTE CR Valid N (listwise)
Minimu m 96 96 96 96 96
57 22,13 -,07 ,01 -,63
Maximu m
Mean
146 82,34 30,63 28,3646 ,34 ,0597 2,27 ,7535 4,09 ,7084
Std. Deviation 11,239 1,52014 ,05260 ,50970 ,87682
96
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data yang digunakan memiliki yang distribusi normal atau tidak. Alat uji yang digunakan adalah diagram P-P Plot, dimana data yang memiliki distribusi normal akan berada disekitar garis diagonal dan berada searah dengan garis diagonal tersebut.
Gambar 1 Digram P-Plot
Dilihat dari gambar digram P-P Plot, maka dapat dikatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal, karena pada gambar tersebut, berada pada sekitara garis diagonal. Selain menggunakan diagram P-P Plot dalam menguji normalitas distribusi data, penelitian ini juga menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dimana data penelitian dikatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. (2-failed) lebih besar dibandingkan dengan nilai signifikansi yakni 0,05. Namun jika nilai Asymp. Sig. (2-failed) lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 maka data penelitian memiliki distribusi yang tidak normal. Dalam penelitian ini, nilai Asymp. Sig. (2-failed) dari perhitungan SPSS adalah 0,280. Nilai 0,280 lebih besar 0,05 yang artinya penelitian ini memiliki distribusi data yang normal. Tabel 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N
96
Normal Parametersa,b Most Differences
Extreme
Mean
0E-7
Std. Deviation 9,59723348 Absolute
,101
Positive Negative
,101 -,069
Kolmogorov-Smirnov Z
,990
Asymp. Sig. (2-tailed)
,280
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada hubungan kolerasi linear antara variabelvariabel independen. Kriteria pengujian multikolinearitas ini menggunakan VIF (variance inflation factor) dan tolerance. Jika data mempunyai nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance diatas 0,1 maka tidak menunjukkan adanya multikolinearitas. Namun, jika nilai VIF diatas 10 dan nilai tolerance
dibawah 0,1 maka menunjukkan adanya multikolinearitas. Data yang baik adalah data yang tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel-variabel independennya. Pada penelitian ini, semua variabel independen penelitian memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance diatas 0,1. Artinya, pengujian multikolinearitas pada penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan kolerasi linear antara variabel-variabel independennya. Tabel 3 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) KAP
,746
1,340
AKTIVA
,745
1,342
ROA
,839
1,191
DTE
,632
1,583
CR
,690
1,449
a. Dependent Variable: AUDELAY Uji Heterokedastisitas Tujuan dari pengujian heterokedastisitas ini adalah untuk melihat ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas. Dalam penelitian ini, uji heterokedastisitas dilakukan dengan grafik scatterplot regresi antara ZPRED sebagai variabel X dan SRESID sebagai variabel Y. Hasil grafik menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk suatu pola tertentu secara teratur, namun titik-titik tersebut menyebar secara tidak teratur. Artinya, bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengalami masalah heterokedastisitas, dengan kata lain bersifat homokedastisitas. Gambar 2 Uji Heterokedastisitas
Uji Autokolerasi Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan keterkaitan antara data saat ini (t) dengan data sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari autokolerasi. Dalam penelitian ini, uji autokolerasi menggunakan metode Durbin Watson dengan cara membandingkan nilai Durbin Watson hasil perhitungan SPSS dengan nilai dL (batas bawah) dan dU (batas atas) dalam tabel Durbin Watson. Data penelitian dikatakan tidak terjadi autokolerasi jika dw terletak diantara dU dan (4-dU). Nilai dw dalam penelitian ini adalah 2,101. Berdasarkan tabel Durbin Watson dengan signifikansi 5 persen, jumlah sampel sebanyak 96 (n =96), dan jumlah variabel independen sebanyak 5 (k=5), maka nilai dU adalah 1,7785 dan nilai (4-dU) adalah 2,2215. Hal ini menunjukkan bahwa dw sebesar 2,101
terletak diantara 1,7785 (dU) dan 2,2215 (4-dU) yang artinya bahwa data penelitian terbebas dari masalah autokorelasi. Tabel 4 Uji Autokolerasi menggunakan Durbin Watson Model Summaryb Mode
R
l 1
,520a
R
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
Square
the Estimate
Watson
,271
,230
9,860
2,101
a. Predictors: (Constant), CR, AKTIVA, ROA, KAP, DTE b. Dependent Variable: AUDELAY Selain menggunakan metode Durbin-Watson dalam melakukan uji autokolerasi, penelitian ini juga menggunakan Run Test untuk mengetahui ada atau tidaknya autokolerasi. Jika hasil pengujian signifikansi menunjukkan nilai lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat autokolerasi antar nilai residual. Sebaliknya, jika nilai signifikansi menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokolerasi antar nilai residual. Tabel 5 Uji Autokolerasi menggunakan Run Test Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea
-,95601
Cases < Test Value
48
Cases >= Test Value
48
Total Cases
96
Number of Runs
40
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-1,847 ,065
a. Median Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi dari Run Test dalam penelitian ini adalah 0,065 yang artinya bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Jadi, nilai residual dalam penelitian ini terbebas dari masalah autokolerasi. Uji Koefisien Determinasi Tujuan dari pengujian koefisien determinasi ini adalah untuk mengetahui variasi variabel-variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dari nilai R2 yang dalam penelitian ini nilai R2 adalah 0,23 (Adjusted R Square). Artinya, variabel-variabel independen dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan 23% variasi variabel dependen dan sisanya 77% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang diluar penelitian ini.
Tabel 6 Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
R
R
Adjusted R
Square
Square
,520a
1
0,271
Std. Error of the Estimate
0,23
9,86
a. Predictors: (Constant), CR, AKTIVA, ROA, KAP, DTE Uji Signifikansi Parameter Individual Uji signifikansi parameter individual atau uji T betujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel secara individual terhadap variabel dependen (audit delay). Jika nilai signifikansi T lebih besar dari 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh pada audit delay. Sebaliknya jika nilai signifikansi T lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen tersebut memiliki pengariuh terhadap audit delay. Tabel 7 Uji Signifikansi Parameter Individual Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
100,078
22,172
,040
2,453
-,685
ROA
t
Sig.
Beta 4,514
,000
,002
,016
,987
,771
-,093
-,888
,377
-20,611
20,991
-,096
-,982
,329
DTE
-1,209
2,497
-,055
-,484
,629
CR
5,371
1,389
,419
3,867
,000
KAP AKTIVA 1
a. Dependent Variable: AUDELAY
Persamaan Linier Berganda dalam data penelitian ini: AUDELAY = 100,078 + 0,040 KAP -0,685 AKTIVA - 20,611 ROA - 1,209 DTE + 5,371 CR Variabel Ukuran KAP Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, variabel ukuran KAP tidak mempengaruhi audit delay. Jadi auditor dari KAP big four maupun KAP non big four tidak mempengaruhi lamanya audit delay. Sejalan dengan hasil penelitian ini, Carslaw dan Kaplan (1991), Andi Kartika (2009), Alkhatib (2012), Modugu, Eragbhe, dan Ikhatua (2012), Marathani (2013), mengungkapkan bahwa ukuran KAP tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay. Diperkirakan ukuran KAP tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay dikarenakan baik KAP berafiliasi dengan big four maupun KAP yang tidak berafiliasi dengan non big four akan melakukan prosedur audit yang sesuai dengan
aturan yang berlaku, sehingga jika berada pada kondisi yang sama, baik KAP big four maupun non big four akan menyelesaikan prosedur audit pada waktu yang kurang lebih sama. Variabel Ukuran Perusahaan Dari hasil pengujian hipotesis variabel ukuran perusahaan yang dalam penelitian ini diukur dari logaritma total aktiva tidak berpengaruh pada audit delay. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi dari perhitungan SPSS dimana nilai signifikansinya 0,377 lebih besar dari nilai signifikansi penelitian ini, yakni 0,05. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Alkhatib (2012), Yusralaini, Agusti, Dara (2013), Adzrin, Ahmad, dan Kamarudin (2014), Mahendra dan Putra (2014) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan yang diukur melalui total aktiva tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay. Artinya, besar kecilnya total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tidak mempengaruhi lamanya audit delay. Karena auditor melakukan prosedur audit yang sama, baik perusahaan dengan total aktiva besar ataupun kecil sesuai dengan standar akuntan publik yang berlaku. Selain itu, perusahaan kecil yang go public seharusnya juga telah memiliki pengendalian intern yang cukup baik layaknya perusahaan besar, sehingga memudahkan auditor dalam melakukan proses audit. Variabel Profitabilitas Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis, variabel profitabilitas memiliki nilai signifikasi t sebesar 0,329 yang lebih besar dari 0,05. Artinya, variabel profitabilitas yang diukur menggunakan indikator rasio return on assets tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay. Jadi tinggi rendahnya tingkat keuntungan perusahaan tidak mempengaruhi audit delay. Hal ini dapat dikarenakan proses audit yang dilakukan untuk perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang tinggi maupun normal atau rendah tidak berbeda. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian dari Kartika (2009), Rachmawati (2009), Alkhatib (2012), Modugu, Eragbhe, dan Ikhatua (2012), Yusralaini, Agusti, Dara (2013) yang menemukan bahwa tingkat profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay. Variabel Solvabilitas Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, variabel solvabilitas juga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Dimana nilai signifikansi dari perhitungan SPSS adalah 0,629 lebih besar dari nilai signifikansi penelitian ini, yakni 5%. Variabel solvabilitas ini diukur menggunakan rasio debt to equity, rasio ini merupakan rasio yang menghitung proporsi hutang untuk menggambarkan resiko keuangan jangka panjang yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung temuan dalam penelitian oleh Rachmawati (2009), Modugu, Eragbhe, dan Ikhatua (2012), Yusralaini, Agusti, Dara (2013) yang menunjukkan bahwa variabel solvabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay. Diperkirakan hal ini terjadi karena kemajuan teknologi saat ini yang semakin pesat sehingga mampu mendorong prosedur audit yang dilakukan oleh auditor menjadi lebih cepat meski mempunyai rasio hutang yang tinggi. Variabel Likuiditas Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, variabel likuiditas yang diukur menggunakan current ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan dari hasil perhitungan SPPS adalah 0,000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan pada penelitian ini yaitu 0,05. Variabel ini melihat seberapa besar kemampuan aktiva lancar dalam melunasi kewajiban lancar mempengaruhi audit delay. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian hasil penelitian dari Mahendra dan Putra (2014), Marathani (2013) yang menyatakan bahwa likuidtas mempengaruhi jarak waktu penyampaian laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya, karena perusahaan memiliki tingkat kemampuan yang tinggi dalam mengatasi masalah hutang jangka pendeknya dianggap berita baik (good news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung akan tepat waktu dalam mempublikasikan laporan keuangannya ke pasar modal. Uji Signifikansi Simultan Uji signifikansi simultan ini bertujuan untuk mengetahui perngaruh variabel-variabel independen, yakni ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan likuiditas terhadap audit delay sebagai variabel dependen. Dalam penelitian ini, nilai F hitung adalah 6,685 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersamaan, variabel-variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (audit delay). Artinya hipotesis yang menyatakan bahwa ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan likuiditas secara bersama-sama mempengaruhi audit delay diterima.
Tabel 8 Uji Signifikansi SImultan ANOVAa Model
Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares
1
Regression
3249,502
5
649,900
Residual
8750,155
90
97,224
11999,656
95
Total
6,685
,000b
a. Dependent Variable: AUDELAY b. Predictors: (Constant), CR, AKTIVA, ROA, KAP, DTE
SIMPULAN DAN SARAN Adapun hasil pengujian menggunakan analisis regresi linier berganda, yang telah didahului oleh uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik (uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokolerasi) adalah sebagai berikut: 1. Rata-rata audit delay perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 sampai tahun 2013 adalah 82,34 hari yang dapat dibulatkan menjadi 83 hari. 2. Ukuran KAP tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay, karena KAP berafiliasi dengan big four maupun non big four akan melaksanakan prosedur audit yang sama sesuai dengan aturan yang berlaku. 3. Ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dikarenakan perusahaan besar maupun kecil yang telah go public seharusnya telah mempunyai pengendalian internal yang cukup baik yang memudahkan auditor menyelesaikan proses audit. 4. Profitabilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Besar atau kecilnya return on asset tidak mempengaruhi audit delay. Hal ini dapat dikarenakan proses audit yang dilakukan untuk perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang tinggi maupun normal atau rendah tidak berbeda. 5. Solvabilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Tinggi rendahnya rasio debt to equity tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini terjadi karena kemajuan teknologi saat ini yang semakin pesat sehingga mampu mendorong prosedur audit yang dilakukan oleh auditor menjadi lebih cepat meski mempunyai rasio hutang yang tinggi. 6. Likuiditas perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay, karena perusahaan memiliki tingkat kemampuan yang tinggi dalam mengatasi masalah hutang jangka pendeknya dianggap berita baik (good news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung akan tepat waktu dalam mempublikasikan laporan keuangannya ke pasar modal. 7. Kelima variabel independen, yakni ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan likuiditas secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap audit delay Dimana kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah 23%, sedangkan sisanya, dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Dari hasil penelitian ini, saran yang daoat diberikan ke penelitian selanjutnya adalah; 1. Menambah jumlah variabel independen lain diluar penelitian ini, misalnya jenis industri, internal auditor, dan kondisi perekonomian serta memperluas populasi dan sampel penelitian yang digunakan, tidak hanya pada satu sektor industri saja sehingga ruang lingkup penelitian menjadi lebih luas dan dapat memperoleh hasil yang akurat. 2. Tidak hanya menggunakan data sekunder dalam penelitian, namun juga data-data primer yang dapat menjelaskan secara spesifik keadaan perusahaan dilapangan dan proses pelaksanaan audit serta pengalaman auditor dalam melakukan tugasnya.
REFERENSI Agusti, R., & Raesya, L. D. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Ke Publik Pada Perusahaan Yang Terdaftar DIBEI (20052007). Jurnal Ekonomi, 18(02). Ahmad, R. A. R., & Kamarudin, K. A. (2003). Audit delay and the timeliness of corporate reporting: Malaysian evidence. In Communication Hawaii International Conference on Business. June, University of Hawaii-West Oahu. Alkhatib, K., & Marji, Q. (2012). Audit reports timeliness: Empirical evidence from Jordan. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 62, 1342-1349. Arens, Alvin A, Mark S. Beasley dan Randal J. Elder. (2013). Auditing and Assurance Services 15th Edition. An integrated Approach. Harlow: Pearson Ashton, R. H., Willingham, J. J., & Elliott, R. K. (1987). An empirical analysis of audit delay. Journal of Accounting Research, 275-292. Boynton, William C., Johnson, Raymond N.(2007). Modern auditing. 8th edition. John Wiley & Sons, Inc. Carslaw, C. A., & Kaplan, S. E. (1991). An examination of audit delay: Further evidence from New Zealand. Accounting and Business Research, 22(85), 21-32. Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Godfrey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J., & Holmes, S. (2010). Accounting theory. John Wiley and Sons. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Kartika, A. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 16(01). Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07-2004 Keputusan Ketuan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: KEP-36/PM/2003 Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt Dan Terry D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting Volume 1. IFRS Edition. Hoboken: John Wiley & Sons. Lestari, Dewi. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi S1. Semarang. Universitas Diponegoro. Mahendra, I. B. K. Y., & Asmara Putra, I. (2014). Pengaruh Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran perusahaan terhadap Ketepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan Tahunan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 9(1), 180199. Marathani, D. T. (2013). Faktor-faktor yang Mempengarui Ketepatan Waktu penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 2(1). Modugu, P. K., Eragbhe, E., & Ikhatua, O. J. (2012). Determinants of audit delay in Nigerian companies: Empirical evidence. Research Journal Of Finance And Accounting, 3(6), 46-54. Mulyadi. (2009), Auditing Edisi 6 Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4, Liberty, Yogyakarta. Nugraha, Johannes Adhi. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi S1. Jakarta. Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. Rachmawati, S. (2009). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan keuangan, 10(1), PP-1. Sekaran, Uma, & Roger Bougie. (2010). Research Methods fot Business: A Skill Building Approach. Fifth Edition. Hoboken: John Wiley & Sons. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta. Subekti, I., & Widiyanti, N. W. (2004). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi, 7, 991-1002. www.idx.co.id
www.sahamok.com/emiten/sektor-property-real-estate/sub-sektor-property-realestate/
RIWAYAT PENULIS Helen lahir di Tanjungpandan pada tanggal 27 Mei 1994. Penulis menmatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Akuntansi dan Keuangan pada tahun 2015.