ISSN 2302-0172 pp. 19- 25
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
7 Pages
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUI PRODUKSI PADI DI PROVINSI ACEH Yasrizal1, Abubakar Hamzah2, Sofyan Syahnur3 1,2,3)
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No.7, Darussalam Banda Aceh 23111
Abstract: This study aimed to determine the effect of land area irrigated, non-irrigated land and labor for rice production. Location of the study conducted in the province of Aceh, using secondary data obtained from the office of the Central Bureau of Statistics Aceh and the Department of Agriculture for 25 years from 1987 to 2011. For purposes of analysis used econometric modeling approaches Cobb-Douglas production function. The result showed that the production function simultaneously significantly affect rice production in the province of Aceh. Among the factors of production, the most influential is the area of land irrigated by the regression coefficient by 6.14 further non-irrigated land and labor by 5.5 by 0.9. Terminated coefficient calculation results (R2) of 0.835793 shows 83.58% related variables change can be explained by changes in the independent variable, while the rest can be explained by other variables outside of the analysis model. Keywords: Rice Production, Area Irrigated Land, Land Size Irrigation and Non Labor.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas lahan beririgasi, luas lahan non irigasi dan tenaga kerja terhadap produksi padi. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Aceh, dengan menggunakan data skunder yang diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik Aceh dan Dinas Pertanian selama 25 tahun dari 1987 sampai 2011. Untuk keperluan analisis digunakan pendekatan model ekonometrika fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian diperoleh bahwa fungsi produksi secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi padi di Provinsi Aceh. Di antara faktor-faktor produksi, yang paling berpengaruh adalah luas lahan irigasi dengan koefisien regresi sebesar 6,14 selanjutnya luas lahan non irigasi sebesar 5,5 dan tenaga kerja sebesar 0,9. Hasil perhitungan koefisien diterminasi (R2) sebesar 0,835793 menunjukkan 83,58 % perubahan variabel terkait dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas, sedangkan selebihnya dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model analisis ini. Kata Kunci: Produksi Padi, Luas Lahan Beririgasi, Luas Lahan Non Irigasi dan Tenaga Kerja
bentuknya dinamakan produksi barang.
PENDAHULUAN Produksi merupakan suatu kegiatan
Produksi
bertujuan
kebutuhan
guna suatu benda atau menciptakan benda
kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai
baru sehingga lebih bermanfaat dalam
jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah
memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah
yang mencukupi. Orang atau perusahaan
daya guna suatu benda tanpa mengubah
yang menjalankan suatu proses produksi
bentuknya
jasa.
disebut Produsen. Proses diartikan sebagai
Sedangkan kegiatan menambah daya guna
suatu cara, metode dan teknik bagaimana
suatu benda dengan mengubah sifat dan
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja,
19 -
produksi
Volume 2, No. 1,Februari 2014
untuk
memenuhi
yang dikerjakan untuk menambah nilai
dinamakan
manusia
untuk
mencapai
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
mesin, bahan dan dana) yang ada diubah
persawahan untuk penanaman padi, selain
untuk memperoleh suatu hasil. Produksi
itu juga terdapat wilayah hutan yang
adalah kegiatan untuk menciptakan atau
ditebang masyarakat
menambah kegunaan barang atau jasa
lahan penanaman padi. Pada umumnya
(Assauri, 1995).
hampir semua wilayah yang berada di
dijadikan sebagai
Proses juga diartikan sebagai cara,
Provinsi Aceh memiliki usaha produksi
metode ataupun teknik bagaimana produksi
padi, ada yang telah menggunakan cara-
itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan
cara modern dan ada juga yang masih
untuk
menggunakan cara tradisional.
menciptakan
dan
menambah
kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa.
Untuk
meningkatkan
produksi
Menurut Ahyari (2002) proses produksi
tanaman padi, perlu dilakukan upaya
adalah suatu cara, metode ataupun teknik
menganalisis faktor-faktor apa yang paling
menambah keguanaan suatu barang dan
utama
jasa dengan menggunakan faktor produksi
tanaman padi, serta fakto apa yang paling
yang ada. Hasil dari produksi menjadi
efisien yang harus di tingkatkan dari segi
barang dan jasa untuk dikonsumsi oleh
biaya untuk meningkatkan produksi, dan
masyarakat. Barang dan jasa dari produksi
bagaimana produksi padi dalam tahun-
itu berupa kebutuhan primer, kebutuhan
tahun
skunder dan kebutuhan tersier.
Increasing return to scale, yaitu apabila
Padi
merupakan
tanaman
yang
mempengarui
terakhir,
tingkat
apakam
produksi
mengalami
tiap unit tambahan input menghasilkan
termasuk kedalam bahan makanan, tanaman
tambahan
ini sangat tinggi tingkat permintaannya,
daripada
karena tergolong sebagai makanan pokok
mengalami Decreasing return to scale,
bagi masyarakat Indonesia dan sebagai
yaitu apabila tiap unit tambahan input
Negara
menghasilkan tambahan output yang lebih
lainnya
di
dunia.
Umumnya
output unit
yang
input
lebih
banyak
sebelumnya
atau
masyarakat di Provinsi Aceh makanan
sedikit daripada unit input
pokonya adalah padi. Sehingga permintaan
Dengan melihat masalah diatas, peran serta
padi di Aceh melebihi dari penawaran padi
faktor
yang tersedia di pasar.
terhadap upaya produksi tanaman padi,
Provinsi Aceh merupakan wilayah yang memiliki lahan pertanian yang luas, dari
keseluruhannya,
terdapat
produksi
sebelumnya.
memberikan
pengaruh
semangkin tepat kombinasi faktor produksi, semangkin tinggi tingkat produksi.
area Volume 2, No. 1,Februari 2014
- 20
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
LnTK
METODE PENELITIAN 1.
= Tenaga Kerja
Ruang Lingkup Penelitian dan
LnIR
Sumber Data
β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi
Penelitian Provinsi
ini
Aceh
dilaksanakan
penetapan
lokasi
Ui
di
Uji Statistik Perhitungan besaran parameter atau
mempengaruhi produksi tanaman padi di Provinsi Aceh. Dalam hal ini produksi tanaman padi adalah fungsi dari Luas Lahan Nonirigasi (LLN), dan Tenaga Kerja (TK), Luas Lahan Beririgasi (LLI). Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data mengenai produksi dan faktor produksi padi, data tersebut diambil dari BPS (Badan Statistik)
Aceh
dan
= Error term
ini
didasarkan pada analisis faktor-faktor yang
Pusat
= Luas Beririgasi
dinas-
dinas/lembaga terkait, dalam hal ini dinas pertanian dan holtikutura selama kurun waktu 1987-2011 (dalam kurun waktu 25
perubahan yang di uji, dilakukan dengan menggunakan
metode
Ordinary
Least
Square Estimator (OLSE) perhitungan regresi diinterprestasikan untuk menguji secara
teoritis
dengan
melihat
tanda
pengaruh dari perhitungan regresi tersebut. Berpengaruh atau tidaknya secara statistik digunakan uji t dan uji F. uji t untuk melihat pengaruh secara parsial, sedangkan uji F untuk melihat pengaruh secara serempak.
tahun). 3.
Definisi Opersional Variabel
2. Model Analisi Data-data
diperoleh
selanjutnya
dianalisis melalui model analisis faktor produksi
Cobb-Douglas
mentransformasikan
ke
dalam
dengan bentuk
natural double logaritma (LN) dalam bentuk linier berganda seperti: LnQ= β1LnLL+ β2LnTK+ β3LnIR+ Ui
a. Produksi padi adalah jumlah yang dicapai dari kegiatan produksi padi diukur dengan satuan (ton) b. Luas lahan Non Irigasi
dimaksud adalah luas lahan yang dimiliki atau yang ditanami padi pada
lahan
menggunakan Dimana : LnQ LnLL 21 -
yang
sawah
yang
tidak
irigasi
atau
tadah
hujan, diukur dengan satuan hektar = Produksi Padi = Luas Lahan Nonirigasi
Volume 2, No. 1,Februari 2014
(Ha) c. Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
yang dibutuhkan untuk mengarap
antara
usaha tani padi. Tenaga kerja yang
output
dimaksud antara lain meliputi tenaga
dengan input tertentu atau disebut fungsi
kerja untuk membajak, menanam,
produksi
merawat dan memanen. Satuan yang
produksi dengan maksimal
Dalam
input,
yang
pengelolaan
yaitu
dihasilkan
sumberdaya
digunakan untuk mengukur adalah
produksi, aspek penting yang dimasukan
banyaknya jumlah tenaga kerja yang
dalam klasifikasi sumberdaya pertanian
bekerja sebagai petani padi
adalah aspek alam (tanah), modal dan
d. Luas lahan beririgasi adalah luas
tenaga
kerja,
selain
itu
juga
aspek
lahan yang dialiri dengan irigasi atau
manajemen. Pengusahaan pertanian selain
tidak lagi menggunakan cara tadah
dikembangkan pada luas lahan pertanian
hujan
tertentu. Pentingnya faktor produksi tanah
atau
padi
lading,
diukur
dengan satuan hektar (Ha)
bukan
saja dilihat
sempitnya
luas
atau
tetapi
juga
macan
penggunaan tanah (tanah sawah, tegalan)
TEORI PRODUKSI Teori
lahan,
dari
produksi
mengambarkan
dan
topografi
(tanah
dataran
pantai,
tentang keterkaitan diantara faktor-faktor
dataran rendah, dan atau dataran tinggi).
produksi dengan tingkat produksi yang
Dalam proses produksi terdapat tiga tipe
diciptakan.
reaksi produks atas input (faktor produksi)
Teori
produksi
dapat
dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi
(Soekartawi, 1990)
dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi
dikenal
pula
a. Lahan Pertanian
jumlah
Lahan pertanian dapat dibedakan
output. (Sadono
dengan tanah pertanian. Lahan pertanian
Sukirno,2000), Dalam kaitannya dengan
banyak diartikan sebagai tanah yang
pertanian,
disiapkan
dengan
istilah
produksi
input,
disebut
produksi
dan
merupakan esensi
untuk
diusahakan
usahatani
Untuk
misalnya sawah, tegal dan pekarangan.
berproduksi diperlukan sejumlah input,
Sedangkan tanah pertanian adalah tanah
dimana umumnya input yang diperlukan
yang belum tentu diusahakan dengan
pada sektor pertanian
adalah adanya
usaha pertanian. Ukuran luas lahan secara
kapital, tenaga
dan
teknologi.
tradisional perlu dipahami
terdapat
hubungan
ditransfomasi ke ukuran luas lahan yang
dari
Dengan
suatu
perekonomian.
kerja
demikian
agar dapat
Volume 2, No. 1,Februari 2014
- 22
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dinyatakan
dengan hektar. Disamping
bidang
lainya.
Irigasi
dapat
ukuran luas lahan, maka ukuran nilai tanah
menstabilisasikan keadaan ekonomi suatu
juga diperhatikan (Soekartawi,
1990).
daerah. Maka dapat dikatakan bahwa
Dalam usaha tani padi umumnya di
pembuatan suatu proyek irigasi berarti
tanam di sawah dan ladang. Tanaman
meletakkan
batu
padi dibudidayakan
pembangunan
dibidang-bidang
secara kusus tanpa
ada tanaman lain.
seperti
lalulintas,
loncatan
bagi lainnya
perumahan,
dan
sebagainya.Tujuan irigasi adalah untuk b. Tenaga Kerja Tenaga
membasai tanah, merabuk tanah, mengatur
kerja
merupakan
factor
produksi yang perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup,
suhu
tanah,
kolmatasi,
membersihkan
membersihkan
air
tanah, kotor,
menambah air didalam tanah.
bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja saja tetapi kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan. Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja. Bila kualitas tenaga kerja, ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi
d. Produksi Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Dalam bidang pertanian,
produk
atau
produksi
bervariasi
karena
perbedaan
itu
kualitas
pengukuran terhadap produksi juga perlu perhatian
karena
keragaman
kualitas
tersebut. Nilai produksi dari produk-
(Soekartawi, 1990).
produk pertanian kadang-kadang tidak mencerminkan nilai sebenamya, maka
c. Irigasi Irigasi merupakan sarana pendukung untuk
menaikan
air
dalam
kegiatan
produksi padi, sebab padi sawah esistensi
sering nilai produksi diukur menurut harga bayangannya/shadow price (Soekartawi, 1990)
produksinya sangat berhubungan dengan penggunaan air. Dengan adanya irigasi maka tanah yang semuala tidak produktif menyadi produktif dan produktifitas itu kelak
menjadi
perkembangan 23 -
stimulans
produktifitas
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengarui Produksi Padi
untuk
Berdasarkan hipotesis yang telah
dibidang-
diambil sebelumnya, bahwa luas lahan,
Volume 2, No. 1,Februari 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
tenaga
kerja
dan
penggunaan
irigasi
berpengaruh nyata terhadap produksi padi di Provinsi Aceh. Dari analisis data yang dilakukan
terhadap
produksi
padi
sebesar 1 kali maka secara rat-rata, Q akan naik sebesar 6,13 kali lipat. Untuk meningkatkan produksi padi di
di
Provinsi Aceh Jadi variabel yang harus
Provinsi Aceh di peroleh hasil yang dapat
diperhatikan untuk meningkatkan produksi
dilihat pada table:
padi di Aceh pada luas lahan irigasi. Secara
Hasil
Analisis
Fungsi Regresi Produksi Padi Di Provinsi
model bisa di jabarkan sebagai berikut: Q= 6.137140LnIR+0.90884LnTK+5.501457LnLL
Aceh
Hasil dari ketiga faktor tersebut Vari able
Coeff
Std.
t-
icient
Error
Statistic
Pro
adalah 12,55 persen, bahwa jika ada
b.
penambahan
input
satu
persen,
akan
memberikan sumbangan output sebesar LnL L LnI R LnT K
5.501
0.720
7.6399
0.000
457
091
44
0
6.137
0.735
8.3440
0.000
140
507
95
0
0.908
0.109
82903
0.004
840
626
4
4
12,55 kali lipat, dalam hal ini produksi Provinsi Aceh mengalami Ingcreashing return to scale atau output lebih besar dari pada penambahan input. KESIMPULAN DAN SARAN
LnLL = Luas Lahan Non Irigasi LnIR
= Luas LahanIrigasi
LnTK
= Tenaga Kerja
Kesimpulan Hasil regresi menunjukkan bahwa luas lahan beririgasi, luas lahan nonirigasi dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap
Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa, luas lahan beririgasi, luas lahan non irigasi dan
tenaga
kerja
berpengaruh
positif
terhadap produksi padi di Provinsi Aceh. Dimana
jika
luas
lahan
non
irigasi
meningkat sebesar 1 kali, maka secara ratarata, produksi padi akan naik sebesar 5,07 kali lipat. Jika tenaga kerja meningkat sebesar 1 kali maka secara rata-rata, produksi padi akan naik sebesar 0.9 kali lipatdan jika luas lahan irigasi meningkat
produksi padi di Provinsi Aceh. Luas lahan beririgasi adalah faktor produksi yang paling besar pengaruhnya dibandingkan dengan
faktor
produksi
luas
lahan
nonirigasi dan tenaga kerja (petani). Secara umum produksi padi di Provinsi Aceh memberikan output (hasil produksi) lebih besar dibandingkan tambahan input (Faktor Produksi)
atau
mengalami
increashing
return to scale, jika ada penambahan input satu persen, akan memberikan sumbangan Volume 2, No. 1,Februari 2014
- 24
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
output sebesar 12,55 persen.
Saran Pemerintah harus menyediakan irigasi
DAFTAR PUSTAKA Gujarati, D.N. Econometrics, Mc Graw Editions.
.2003. Bacis Fourth Edition, Hiil International
yang maksimal di setiap wilayah yang memiliki lahan persawahan atau tempat
Mankiw, N.G. 2002. Teori Makroekonomi, Edisi Kelima, Arlangga, Jakarta.
yang bisa di aliri untuk memproduksi padi dan melakukan pengontrolan secara intensif jika ada hambatan dan kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan Tsunami. Melakukan pemanfaatan lahan tidur yang selama ini tidak bisa di gunakan akibat rusaknya prasarana pendukung sehingga berakibat kepada sempitnya lahan pertanian yang tersedia. Prasarana yang rusak dimakasud adalah
irigasi dan faktor pendukung
lainnya.
Mudrajat, K. 2001. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Nugraha,U.S. 2002. Perkembangan Teknologi Bididaya dan Industri Benih Jagung Dalam : Kasryno et al: (eds) Ekonomi Jagung Indonesia, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Deptan : 37-72. Sevila, C.G., Ochahe, J.a., Punsalan, T.G., Regalaa, B.P. dan Uriarte, G.G. 1993. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta. Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi, dengan Pokok Bahasan AnalisisFungsi Cobb-Douglas, Rajawali Press, Jakarta. Sukirno. 2000. Ekonomi Makro, Raja Grapindo Persada, Jakarta.
25 -
Volume 2, No. 1,Februari 2014