FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU Luluk Nur Fakhidah Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar Email :
[email protected]
ABSTRAK
Ilmu pijat bayi tradisional dikalangan masyarakat Indonesia sudah lama dikenal, bahkan sampai saat ini masih dilakukan oleh dukun pijat bayi di daerahdaerah. Berbeda dengan ilmu pijat bayi tradisional, pijat bayi yang diterapkan oleh dr. Utami Roesli, Sp.A sejak tahun 1999 dapat dilakukan oleh ibu, ayah, atau anggota keluarga bayi. Penting sekali bagi setiap ibu bayi untuk mempelajari caracara praktis dan yang dianjurkan mengenai teknis pemijatan bayi. Pemijatan bayi oleh ibunya sendiri juga mampunyai makna sendiri karena sangat berpengaruh terhadap hubungan batin atau hubungan kejiwaan diantara ibu dan anak. Bagi sang bayi pijatan ibu dapat dirasakan sebagai sentuhan kasih sayang yang sangat berarti bagi pembentukan pribadinya dikemudian hari Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah 34 responden. Instrumen yang digunakan kuesioner terbuka dengan 4 pertanyaan. Hasil penelitian didapat dari pertanyaan Informasi tentang cara pijat bayi diperoleh dari Bidan (64%), pertanyaan kedua pengertian pijat bayi sesuai dengan pemahaman yang diketahui ibu-ibu , maka didapatkan informasi data pijat bayi adalah cara-cara memijat bayi (85%), pertanyaan ketiga alasan yang mempengaruhi ibu melaksanakan pijat bayi didapat dengan angka persentase tertinggi adalah supaya anak sehat (41%). Dan pertanyaan ke empat tentang frekuensi pelaksanaan pijat bayi terbanyak adalah sehari sekali di pagi hari (35%). Hasil jawaban responden relevan bahwa teori benar adanya dalam masyarakat, sehingga penelitian ini mendukung dari pada teori yang sudah ada.
Kata Kunci : Faktor- Faktor Mempengaruhi, Pelaksanaan Pijat Bayi
MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010
126
PENDAHULUAN Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebes, yaitu catatan kedokteran zaman Mesir kuno; Ayur-Veda buku kedokteran tertua di India (sekitar 1800 SM) yang menuliskan tentang pijat, diet, dan olah raga sebagai cara penyembuhan utama masa itu. Sekitar 5000 tahun yang lalu para dokter di Cina dari Dinasti Tang juga meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari empat teknik pengobatan yang penting. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field & Scafidi (1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 gr), yang dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan 20%-47% per hari dibanding yang tidak dipijat. Sedang pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan yang dipijat 15 menit, dua kali seminggu selama 6 minggu mengalami kenaikan berat badan yang lebih tinggi dari kelompok kontrol. Dan teknik pijat ini telah dipraktikkan hampir diseluruh dunia sejak dahulu temasuk di Indonesia (Subekti, 2009). Ilmu pijat bayi tradisional dikalangan masyarakat Indonesia sudah lama dikenal, bahkan sampai saat ini masih dilakukan oleh dukun pijat bayi di daerah-daerah. Berbeda dengan ilmu pijat bayi tradisional, pijat bayi yang diterapkan oleh dr. Utami Roesli, Sp.A sejak tahun 1999 dapat dilakukan oleh ibu, ayah, atau anggota keluarga bayi. Penting sekali bagi setiap ibu bayi untuk mempelajari cara-cara
MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010
praktis dan yang dianjurkan mengenai teknis pemijatan bayi. Pemijatan bayi oleh ibunya sendiri juga mampunyai makna sendiri karena sangat berpengaruh terhadap hubungan batin atau hubungan kejiwaan diantara ibu dan anak. Bagi sang bayi pijatan ibu dapat dirasakan sebagai sentuhan kasih sayang yang sangat berarti bagi pembentukan pribadinya dikemudian hari (Roesli, 2009). Bidan sebagai tenaga kesehatan mempunyai peran serta dalam mendukung tumbuh kembang anak, untuk itu dibutuhkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang baik serta mensosialisasikan kepada para orang tua untuk mengetahui pentingnya kesehatan termasuk bagaimana cara memijat bayi, dan pendidikan merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan kelangsungan hidup anak maupun tumbuh kembangnya. Orang tua terdidik mempunyai kemampuan menyerap informasi yang berkaitan dengan kesehatan pada umumnya dan kesehatan anak pada khususnya termasuk pijat bayi. Pelaksanaan pijat bayi sangat berkaitan dengan perilaku ibu dalam perawatan anaknya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan, dimana perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng (Notoatmodjo, 2005). Maka dari latar belakang tersebut penulis ingin meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pelaksanaan pijat bayi. BAHAN DAN METODE A. Landasan Teori 1. Pijat a. Pengertian Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad
127
silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan kedunia. Ini mungkin pijat berhubungan erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia (Roesli, 2008). b. Pijat Bayi Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Sejak dilahirkan, bayi memiliki tiga kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang tua, yaitu kebutuhan fisik-biologis yang bermanfaat untuk pertumbuhan otak, sistem sensorik serta motoriknya. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi (Subekti, 2008). c. Alasan Pemberian Pemijatan Untuk Bayi Sentuhan alamiah pada bayi sesungguhnya sama artinya dengan tindakan mengurut atau memijat. Kalau tindakan ini dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi, bisa menjadi terapi untuk mendapatkan banyak manfaat untuk buah hati yang anda cintai. Selain itu, sentuhan meningkatkan perkembangan sosial, studi menunjukkan bahwa bayi yang dipijat ketika mereka berusia empat minggu dan sesudahnya, menunjukkan mereka lebih responsif selama waktu pengawasan dirumah dalam kurun waktu dua belas minggu. Lebih dari itu, sentuhan dan pijatan akan mempererat ikatan kasih sayang orang tua dengan anak. Terhadap perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua merupakan dasar perkembangan komunikasi,
MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010
yang akan memupuk cinta kasih timbal – balik, lagi pula ia akan merasa aman karena merasa yakin memiliki kasih sayang dan perlindungan orang tua (Roesli, 2008). d. Manfaat pijat Bayi 1) Meningkatkan berat badan Penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field & Scafidi 1986 & 1990. Menunjukkan bahwa pada 20 bayi premature yang dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan 20% - 47% perhari dibanding yang tidak dipijat. Sedang pada bayi yang cukup bulan yang berusia 1-3 bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami berat badan yang lebih tinggi dari kelompok kontrol. Karena bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian, penyerapan makanan akan lebih baik. Itu sebabnya bayi yang dipijat berat badan bayi meningkat lebih banyak dari pada bayi yang tidak dipijat. 2) Meningkatkan Pertumbuhan Scanberg (1989) melakukan penelitian pada tikus dan menemukan rangsangan raba (taktil) pada peningkatan hormon pertumbuhan (Subekti, 2008). 3) Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Penderita HIV yang dipijat 5 kali seminggu selama 1 bulan 128
mengalami peningkatan jumlah dan toksisitas sel pembunuh alami. Keadaan ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada penderita AIDS. Karena pemijatan meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (adrenalin, suatu hormon stress). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormone adrenalin (hormon stres). Penurunan hormon stres ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG (Roesli, 2008). 4) Meningkatkan Konsentrasi Bayi dan Mambuat Bayi Tidur Lelap Bayi yang dipijat umumnya akan tertidur lebih lelap, pada waktu bangun akan mempunyai konsentrasi yang lebih meningkat. Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak, perubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta etha, yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG. 5) Mempererat Ikatan Kasih Sayang Orang Tua dan Anak Pada perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua adalah dasar perkembangan komunikasi, yang akan memupuk perasaan cinta kasih secara timbal balik, dan akhirnya menjadi penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang percaya diri. 6) Mengembangkan Komunikasi Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang dapat
MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010
anda lakukan dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah yang lain (Roesli, 2008) e. Manfaat Bagi Ibu 1) Meningkatkan ASI Pijatan membuat bayi cepat merasa lapar karena penyerapan makanan lebih baik. Hal ini disebabkan meningkatnya aktivitas nervus vagus sehingga bayi akan cepat lapar dan akan lebih sering menyusu pada ibunya. Seperti kita ketahui, ASI semakin sering diminta, akan semakin banyak diproduksi. 2) Memahami Isyarat Bayi Bayi memiliki bahasa isyarat untuk menunjukkan keinginannya, misalnya melalui bahasa mata atau isyarat badan. Pijat bayi yang dilakukan rutin 2 kali sehari membantu orang tua memahami keinginan bayi melalui isyarat yang diberikan. 3) Meningkatkan Percaya Diri Dengan melakukan pijat bayi, secara teratur orang tua akan lebih mengenal bayinya. Pijat bayi mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini mampu menguasai keadaan dan membantu orang tua lebih percaya diri dalam merawat si kecil. (Roesli, 2008). 4) Memahami Kebutuhan Si Kecil Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pemijatan secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang-ulang, orang tua lebih paham cara
129
menghadapi bayinya saat gelisah (Roesli, 2008). f. Pelaksanaan Pijat Bayi Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Meskipun hanya berupa usapan halus tanpa tekanan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan. Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi. Bisa juga malam hari sebelum bayi tidur sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak, untuk seluruh tahap pemijatan secara lengkap perlu disediakan waktu khusus minimal 15 menit (Roesli, 2008). g. Urutan Tehnik Pemijatan Bayi 1) Pijatan wajah a) Berguna untuk melemaskan otot wajah. b) Tekan jari-jari anda pada kening, pelipis dan pipi bayi. Kemudian gunakan kedua ibu jari untuk memijat daerah di atas alis. Dengan tekanan lembut, tarik garis dengan ibu jari dari hidung kearah pipi bayi. c) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat sekitar mulut, tarik hingga bayi seperti tersenyum. Pijat lembut rahang bawah bayi dari tengah ke samping seolah-olah buah hati anda sedang tersenyum. d) Pijat secara lembut daerah di belakang telinga kearah dagu. 2) Pijatan Dada a) Berguna untuk memperkuat paru-paru dan jantung b) Letakkan kedua tangan di tengah dada bayi dan gerakkan keatas, kemudian ke sisi luar tubuh dan kembali ke ulu hati tanpa
MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010
mengangkat tangan seperti membentuk hati. c) Lalu, dari tengah dada bayi, pijat menyilang dengan telapak tangan kearah bahu seperti membentuk kupu-kupu. 3) Pijatan Perut a) Berguna untuk meningkatkan system pencernaan dan kurangi sembelit. b) Lakukan gerakan memijat di atas perut bayi seperti mengayuhsepeda dari atas ke bawah perut. c) Kemudian, angkat kedua kaki bayi dan tekan lututnya perlahanlahan ke arah perut. d) Buatlah bulan separuh terbalik dengan tangan kanan, mulai dari tangan kiri ke kanan searah jarum jam. Saat tangan kanan di atas, tangan kiri di bawah dan berputar mengikuti arah jarum jam membentuk lingkaran penuh seperti matahari. 4) Pijatan pada tangan dan kaki a) Berguna untuk meredakan ketegangan menguatkan tulang. b) Pegang lengan bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang pemukul softball. c) Dengan gerakan seperti memerah, pijat tangan bayi dari bahu ke pergelangan, lakukan gerakan sebaliknya, dari pergelangan ke arah pangkal lengan. d) Tarik lembut jari-jari bayi dengan gerakan memutar. Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh permukaan telapak tangan dan punggung tangan bayi. e) Gunakan telapak tangan untuk membuat gerakan seperti menggulung. Untuk kaki, ikuti cara
130
yang sama seperti teknik memijat tangan. 5) Pijatan Punggung a) Berguna untuk menguatkan otot yang menyangga tulang belakang. b) Tengkurapkan melintang. Pijat dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua kedua telapak tangan di sepanjang punggung bayi, luncurkan salah satu telapak tangan dari leher sampai ke pantat bayi dengan sedikit tekanan. c) Buat gerakan melingkar dengan jari-jari, terutama pada otot di sebelah tulang belakang. d) Buat pijatan memanjang dengan telapak tangan dari leher ke kaki untuk mengakhiri pijatan (Rusli, 2008). METODE Jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti (faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam melaksanakan pijat bayi) melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melalui analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Arikunto, 2006). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional, yaitu metode pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat, dilakukan dengan cepat dan sekaligus bisa menggambarkan perkembangan individu (Arikunto, 2006). Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu dusun Papahan Kelurahan Papahan Kecamatan
MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010
Tasikmadu Karanganyar bulan April 2009.
pada
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan kelompok lain (Notoadmodjo, 2003). Sedangkan variabel penelitian yang dipakai hanya satu variabel yaitu faktorfaktor yang mempengaruhi ibu dalam pelaksanaan pijat bayi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang memiliki bayi dan balita di dusun Papahan Kelurahan Papahan Kecamatan Tasikmadu Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2002). Sampel yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 34 Ibu yang memiliki bayi atau balita yang pada saat penelitian ada / hadir di tempat penelitian dengan kriteria inklusif sebagai berikut : a. Bersedia menjadi responden b. Pernah mendapatkan informasi tentang tindakan dan manfaat pijat bayi oleh tenaga kesehatan ataupun orang yang berpengalaman memijat bayi Instrumen / alat ukur data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner 131
adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau halhal yang diketahui (Arikunto, 2006). Jenis kuesioner adalah kuesioner terbuka, dimana responden menjawab pertanyaan yang diberikan dengan pengertiannya sendiri. Sedangkan jumlah kuesioner tersebut terdiri dari 3 item soal gambaran faktorfaktor yang mempengaruhi ibu dalam pelaksanaan pijat bayi. Tabel 1.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Penelitian Pijat Bayi
Indikator
Jumlah
Pengertian
1
Informasi cara pijat bayi Alasan melaksanakan Frekuensi pelaksanaan
1 1 1
Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu : a.
Menentukan subjek penelitian yaitu Ibu yang memiliki bayi atau balita yang berkunjung ke posyandu di dusun Papahan kelurahan Papahan. b. Membagikan kuesioner untuk diisi oleh Ibu pada saat itu c. Membimbing atau memperjelas apabila ada kalimat pernyataan yang tidak jelas atau tidak dimengerti d. Mengambil kuesioner kembali Proses pengolahan data yang dilakukan adalah : a. Editing data Pada tahap ini kuesioner dicek kembali pemeriksaan apabila alat kuesioner
MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010
belum dijawab seluruhnya dan tidak dianalisis b. Coding Memberikan kode jawaban dengan angka atau kode tertentu c. Transfering Memindahkan jawaban atau kode kedalam media tertentu yaitu master tabel. d. Tabulating Dari data mentah dilakukan penataan data, kemudian menyusun dalam bentuk tabel distribusi. 1. Analisa data Data hasil penelitian dengan teknik deskriptif kualitatif dilakukan tehnik analisa data kuantitatif yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif ke dalam kuantitatif dengan grafik dan distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2005). Untuk teknik analisa data rumus yang digunakan adalah rumus univariat: P
f x100 % n
P
= Presentase
f
= Frekuensi kejadian
n
= Jumlah sampel
(Notoatmodjo, 2003)
132
HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Setelah dilakukan penelitian di Posyandu Dusun Papahan Kelurahan Papahan Kecamatan Tasikmadu Karanganyar didapat 34 responden. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner terbuka dengan 4 pertanyaan dari hasilnya dibuat persentase. Dari hasil penelitian data melalui kuesioner diperoleh data sebagai berikut: Bahwa dari 34 responden didapat jawaban Informasi tentang cara pijat bayi diperoleh dari Bidan (64%), Dari karyawan RB atau puskesmas dalam hal ini adalah fisioterapi (18%), didapatkan dari bidan dan ditambah panduan dari kaset CD (12%) dan dari keluarga yang berpengalaman memijat bayi (6%). Dari 34 responden diperoleh data sebagian masyarakat sudah memahami informasi tentang pijat bayi. Dari 34 responden dapat dikatakan bahwa masyarakat telah mendapatkan informasi tentang pijat bayi secara benar. Bahwa dari 34 responden didapat jawaban tentang apa itu pengerttian pijat bayi sesuai dengan pemahaman yang diketahui ibu-ibu , maka didapatkan informasi data pijat bayi adalah cara-cara memijat bayi (85%), teknik pijatan supaya bayi nyaman (15%). Dari 34 responden semua sudah tahu tentang pengertian pijat bayi Alasan yang mempengaruhi ibu melaksanakan pijat bayi didapat dengan angka persentase tertinggi adalah supaya anak sehat (41%), meningkatkan nafsu makan (18%),mudah dilakukan tidak perlu kemana mana (18%), supaya bayi tidak capek (3%). Dari 34 responden maka faktor-faktor yang menjadi alasan ibu
MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010
melaksanakan pijat bayi adalah supaya bayi sehat Jawaban ibu tentang frekuensi pelaksanaan pijat bayi terbanyak adalah sehari sekali di pagi hari (35%),seminggu 2x (32%), kalau bayinya rewel kira-kira sebulan 3-4x (18%), dan seminggu sekali (15%). Berdasarkan jawaban responden maka frekuensi pelaksanaan pijat bayi sudah cukup bagus diterapkan oleh ibu ibu di Dusun Papahan Desa Papahan kecamatan Tasikmadu. B. PEMBAHASAN Dari penelitian yang telah dilakukan pada bulan April 2009 di Posyandu dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tentang “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pelaksanaan Pijat Bayi”, dengan 34 responden. Pada penelitian digunakan alat ukur kuesioner dengan Empat pertanyaan terbuka. Yang kemudian hasilnya dibuat persentase. Dari persentase-persentase jawaban itu kita bisa menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu dalam Pelaksanaan Pijat Bayi. Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 34 responden didapat jawaban Informasi tentang cara pijat bayi diperoleh dari Bidan (64%), Dari karyawan RB atau puskesmas dalam hal ini adalah fisioterapi (18%), didapatkan dari bidan dan ditambah panduan dari kaset CD (12%) dan dari keluarga yang berpengalaman memijat bayi (6%). Dari 34 responden diperoleh data sebagian masyarakat sudah memahami informasi tentang pijat bayi. Dari 34 responden dapat dikatakan bahwa masyarakat telah mendapatkan informasi tenaga kesehatan yang berkompeten dan 133
berpengalaman secara benar.
tentang
pijat
bayi
Perlu disadari bahwa sangat banyak aspek kesehatan yang perlu dilaksanakan oleh warga masyarakat tanpa harus tergantung tenaga kesehatan (dokter, bidan dan perawat) antara lain tentang pelaksanaan pijat bayi apabila sudah pernah mendapatkan informasi secara akurat dan benar maka dapat diterapkan oleh ibu yang memiliki bayi di rumah masing-masing, dengan harapan meningkatnya derajat kesehatan dan kualitas kesehatan masyarakat. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 34 responden didapat jawaban tentang apa itu pengertian pijat bayi sesuai dengan pemahaman yang diketahui ibu-ibu , maka didapatkan informasi data pijat bayi adalah cara-cara memijat bayi (85%), teknik pijatan supaya bayi nyaman (15%). Dari 34 responden semua sudah tahu tentang pengertian pijat bayi. Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Sejak dilahirkan, bayi memiliki tiga kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang tua, yaitu kebutuhan fisik-biologis yang bermanfaat untuk pertumbuhan otak, sistem sensorik serta motoriknya. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi (Roesli, 2008). Berdasarkan tabel 4.3 Alasan yang mempengaruhi ibu melaksanakan pijat bayi didapat dengan angka persentase tertinggi adalah supaya anak sehat (41%), meningkatkan nafsu makan (18%),mudah dilakukan tidak perlu kemana mana (18%), supaya bayi MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010
tidak capek (3%). Dari 34 responden maka faktor-faktor yang menjadi alasan ibu melaksanakan pijat bayi adalah supaya bayi sehat. Pemijatan bayi oleh ibunya sendiri mempunyai makna sendiri karena sangat berpengaruh terhadap hubungan bathin atau hubungan kejiwaan di antara bu dan anak. Bagi sang bayi pijatan itu dapat dirasakan sebagai sentuhan kasih sayang yang sangat berarti. Dari hasil penelitian diperoleh alasan ibu memijat bayinya supaya bayi senantiasa sehat Berdasarkan teori Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Meskipun hanya berupa usapan halus tanpa tekanan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan. Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi. Bisa juga malam hari sebelum bayi tidur sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak, untuk seluruh tahap pemijatan secara lengkap perlu disediakan waktu khusus minimal 15 menit (Roesli, 2008). Berdasarkan tabel 4.4 didapat hasil jawaban ibu tentang frekuensi pelaksanaan pijat bayi terbanyak adalah sehari sekali di pagi hari (35%),seminggu 2x (32%), kalau bayinya rewel kira-kira sebulan 3-4x (18%), dan seminggu sekali (15%). Berdasarkan jawaban responden maka frekuensi pelaksanaan pijat bayi sudah cukup bagus diterapkan oleh ibu ibu di Dusun Papahan Desa Papahan kecamatan Tasikmadu. Sentuhan alamiah pada bayi sesungguhnya sama artinya dengan tindakan mengurut atau memijat. Kalau tindakan ini dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi, bisa menjadi terapi
134
untuk mendapatkan banyak manfaat untuk buah hati yang anda cintai. Selain itu, sentuhan meningkatkan perkembangan sosial, studi menunjukkan bahwa bayi yang dipijat ketika mereka berusia empat minggu dan sesudahnya, menunjukkan mereka lebih responsif selama waktu pengawasan dirumah dalam kurun waktu dua belas minggu. Lebih dari itu, sentuhan dan pijatan akan mempererat ikatan kasih sayang orang tua dengan anak. Terhadap perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua merupakan dasar perkembangan komunikasi, yang akan memupuk cinta kasih timbal – balik, lagi pula ia akan merasa aman karena merasa yakin memiliki kasih sayang dan perlindungan orang tua (Roesli, 2008). DAFTAR PUSTAKA Abduhak, dkk, 2007. Pengantar Pendidikan. Universitas Terbuka, Jakarta.
Riwidikdo, 2008. Statistik Kesehatan. MITRA CENDIKIA, Yogyakarta. Singarimbun. M, 1995. Metode Penelitian. PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. Subekti. R, 2008. Panduan Praktis Memijat Buah Hati Anda. Nusa Presindo, Yogyakarta. Sugiyono, 2007. Statistika untuk penelitian. Alfabeta, Bandung. Taufiqurroman. M.A, 2003. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. UPT Penerbit dan Percetakan UNS (UNS Press), Surakarta. Turner, 2002. Seni Memijat Bayi yang Menyejukan, LADANG PUSTAKA & INTIMEDIA, Jakarta.
Arikunto. S, 2006. Prosedur Penelitian. PT.RINEKA CIPTA, Jakarta. Budiyono, 2004. Statistika dasar untuk penelitian. Surakarta Sebelas Maret University Press. Notoatmodjo. S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, RINEKA CIPTA, Jakarta. Notoatmodjo. S, 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan, RINEKA CIPTA, Jakarta. Roesli. U, 2008. Pedoman Pijat Bayi Edisi Revisi. PT. Trubus Agriwidya, Jakarta.
MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010
135