Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JERUK BESAR (CITRUS GRANDIS L. OSBECK) DI KABUPATEN ACEH BESAR Nurul Azmi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, email:
[email protected]
Abstract This research aimed to analyze the factors that influence the production of the Oranges in Aceh Besar district. The research method using double-log regression equation by the method of ordinary least squares (OLS) Regression. Data obtained from primary data through direct interviews with producers of the Oranges in Aceh Besar district. Based on the research that has been done, the researchers then took a conclusion that the capital, working hours and the number of trees and significant positive effect on the production of the Oranges. Recommendations for government to get quality human resources, the government is expected to fully support and enhance programs in agriculture and to improve public amenities which aims to hone the skills of human resources. Recommendations for further researcher, expected to continue and complete the data about factors that influence the production of the Big Orange to aims of reference for students majoring in Economic Development whom interested conduct additional research to generate more accurate data. Keywords : Production , Capital , Hours of Work, Number of trees Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi Jeruk Besar di Kabupaten Aceh Besar. Metode penelitian menggunakan persamaan double-log regression dengan metode Ordinary Least Square (OLS) Regression.Data diperoleh dari data primer melalui wawancara langsung dengan produsen Jeruk Besar di Kabupaten Aceh Besar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwa modal, jam kerja dan jumlah pohon berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi Jeruk Besar. Rekomendasi untuk pemerintah agar mendapakatkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemerintah diharapkan agar mendukung penuh serta meningkatkan programprogramdi bidang pertanianserta meningkatkan fasilitas publik yang bertujuan untuk mengasah keterampilan sumber daya manusia. Rekomendasi kepada peneliti selanjutnya, diharapkan agar melanjutkan serta melengkapi data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksiJeruk Besar yang bertujuan untuk referensi bagi mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan yang berminat mengadakan penelitian lanjut untuk menghasilkan data yang lebih akurat. Kata kunci: Produksi, Modal, Jam Kerja, Jumlah Pohon PENDAHULUAN Sejak zaman orde baru, sektor pertanian telah menjadi titik berat pembangunan bidang ekonomi.Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian, guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja, dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha (Soekartawi, 2003). Hortikultura merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buahbuahan,sayur-sayuran dan bunga.Peranan hortikultura adalah memperbaiki gizi masyarakat, 158
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168
memperbesar devisa negara, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan petani, serta pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan. Namun masalah hortikultura perlu diperhatikan pula mengenai sifat khas dari hasil hortikultura, yaitu tidak dapat disimpan lama, perlu tempat lapang (voluminous), mudah rusak (perishable) dalam pengangkutan, melimpah/meruah pada suatu musim dan langka pada musim yang lain, dan fluktuasi harganya tajam (Notodimedjo, 1997). Tanaman Jeruk yang merupakan salah satu komoditas hortikultura dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai dataran tinggi, baik di lahan sawah ataupun tegalan. Prospek yang lebih cerah ke arah agribisnis Jeruk semakin nyata dengan memperhatikan berbagai potensi yang ada seperti potensi lahan yaitu ketersediaan lahan pertanian untuk tanaman buah-buahan meliputi jutaan hektar sehingga mempunyai peluang yang cukup besar untuk membuka perkebunan dengan skala besar dengan memperhatikan kesesuaian agroklimat, potensi produksi dapat dicapai jika pengelolaan usahatani Jeruk dilakukan secara intensif untuk mengarah ke agribisnis, dan potensi pasar diperkirakan permintaan terhadap buah Jeruk akansemakin meningkat dengan memperhitungkan peningkatan pendapatan, pertambahan jumlah penduduk dan elastisitas pendapatan terhadap permintaan (Soelarso, 1996). Di antara jenis Jeruk yang telah dikembangkan Balitbang Departemen Pertanian,Pamelo atau sering disebut juga sebagai Jeruk Besar atau Jeruk Bali (Citrus grandis L. Osbeck) berpotensi merebut peluang pasar.Aceh merupakan salah satu daerah yang berpotensi dalam produktivitas dari Jeruk Besar tersebut, salah satu wilayahnya adalah Kabupaten Aceh Besar yang menduduki peringkat kedua terbesar setelah Kabupaten Bireuen.Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah produksi terbesar dari tahun 2011 sampai 2015 adalah di Kabupaten Bireun dengan jumlah produksi 445.318 Kwintal, sedangkan Kabupaten Aceh besar merupakan penghasil Jeruk Besar kedua terbanyak setelah Kabupaten Bireuen dengan jumlah produksi 32.920 Kwintal. Tabel 1.1 Produksi Jeruk Besar Menurut Kabupaten / Kota (Kwintal) Tahun 2011-2015 Jumlah Produksi No.
Kabupaten
1
Simeulue
2 3
Aceh Singkil Aceh Selatan
4
Aceh Tenggara
5
Aceh Timur
6
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah
13
5
12
-
-
30
3 2.843
2.631
3 1.007
5 977
2.330
11 9.788
56
126
7
13
202
3.212
7.673
4.826
2.893
5.607
24.211
Aceh Tengah
-
-
-
-
-
-
7
Aceh Barat
-
-
-
-
-
-
8
Aceh Besar
6.371
10.179
9.335
4.865
2.170
32.920
9
Pidie
456
280
167
178
108
1.189
10
Bireuen
92.663
72.673
86.685
98.288
95.009
445.318
11
Aceh Utara
4.770
3.263
1.299
3.237
486
13.055
12
Aceh Barat Daya
374
1.037
1.955
1.741
956
6.063
13
Gayo Lues
1.212
7.795
106
-
14
9.127
159
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168 Sum ber : Dina s Pert ania n Tana man Pan gan dan Hort ikult ura (Dio lah)
14
Aceh Tamiang
1.029
1.885
1.161
2.462
365
6.902
15
Nagan Raya
2.278
666
911
930
1.657
6.442
16
Aceh Jaya
7.780
7.346
6.071
5.727
4.561
31.485
17
Bener Meriah
95
121
155
160
49
580
18
Pidie Jaya
101
537
-
-
-
638
19
Kota Banda Aceh
-
-
-
-
-
-
20
Kota Sabang
65
22
44
35
40
206
21
Kota Langsa
5
17
48
-
57
127
22
Kota Lhokseumawe
-
-
-
-
-
-
23
Subulussalam
-
-
-
-
-
-
123.326
116.256
113.792
121.498
113.422
588.294
ACEH
Tabel 1.2 berikut ini menunjukkan produksi dan luas panen Jeruk Besar di Kabupaten Aceh besar. Data pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa produksi terbesar adalah pada tahun 2012 yaitu 10.179 Kwintal dengan luas panen 28 hektar, namunluas panen Jeruk Besar di Aceh besar terbesar adalah pada tahun 2014 dengan luas panen sebesar 29 hektar dengan jumlah produksi 4.864 Kwintal. Tabel 1.2 Produksi dan Luas Panen Jeruk Besar di Aceh Besar Tahun 2011-2015 (Kwintal) No.
Tahun
Produksi
Luas Panen (Ha)
1
2011
6.371
27
2
2012
3
2013
9.335
28
4
2014
4.865
29
5
2015
2.170
28
32.920
140
Jumlah
10.179
28
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura (Diolah)
TINJAUAN PUSTAKA Teori Produksi Teori produksi menggambarkan tentang keterkaitan diantara faktor-faktor produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan. Teori produksi dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Hubungan antara produksi dengan input, yaitu output maksimal yang dihasilkan dengan input tertentu atau disebut fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan sifat perkaitan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan sebutan input, dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output (Sukirno, 2000). Selanjutnya Salvatore menjelaskan, produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi (Salvatore dalam Joesron, 2003). 160
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168
Faktor-faktor Produksi Jeruk Besar Modal Menurut Rahim (2007), setiap kegiatan dalam mencapai tujuan membutuhkan modal apalagi kegiatan proses produksi Jeruk Besar. Dalam kegiatan proses tersebut modal dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap (variable cost). Modal tetap terdiri dari lahan, pagar, pondok keamanan, alat pembasmi hama,dan peralatan lainnya dimana biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tidak habis dalam sekali proses produksi, sedangkan modal tidak tetap terdiri dari pupuk, pestisida, dan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja. Jam kerja Menurut Soekartawi (2003), usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisis ketenagakerjaan di bidang pertanian, khususnya dalam usahatani Jeruk Besar, penggunaan tenaga kerja adalah mereka yang memiliki hubungan kekeluargaan, seperti istri, anak, saudara kandung, dan sebagainya, tenaga kerja yang digunakan hanya 1 sampai 2 orang saja. Jam kerja adalah waktu dengan satuan yang digunakan untuk bekerja pada kegiatan yang menghasilkan pendapatan atau penghasilan secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan curahan jam kerja rata-rata adalah jumlah jam kerja dalam menjalankan aktivitas usaha perhari atau per bulan dengan jumlah pekerja yang bekerja pada unit usaha tersebut. Jumlah Pohon Jumlah pohon adalah jumlah keseluruhan tanaman yang ditanam pada lahan yang dapat diambil hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur.MenurutPurwowidodo (1983) lahan adalah suatu lingkunganfisik mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai batas-batas tertentuakan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan. Hipotesis Diduga variabel modal, jam kerja dan jumlah pohon mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi Jeruk Besar di Kabupaten Aceh Besar. Kerangka Pemikiran Peluang yang dapat dilaksanakan dalam rangka peningkatan produksi adalah dengan mengoptimalkan input produksi yang berpengaruh yaitu modal, jam kerja dan jumlah pohon. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
161
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168
Produksi Jeruk Besar (Y)
Modal (M)
Jam Kerja (JK)
Jumlah Pohon (JP)
Gambar 1.1 Skema kerangka pemikiran
Keterangan: = Variabel Terikat = Variabel Bebas METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian yang akan dilakukan di Kabupaten Aceh Besar yaitu di beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Besar. Jenis dan Sumber Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer. Data tersebut bersumber dari hasil wawancara terhadap responden produsen Jeruk Besar. Definisi Operasional Variabel-variabel yang akan diukur dan dianalisa dalam penelitian ini diberi batasan dan definisi sebagai berikut: 1. Modal Modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan memproduksi Jeruk Besar dalam sekali produksi 2. Jam Kerja Jam kerja adalah waktu kerja yang dibutuhkan pada usaha produksi Jeruk Besar dalam satu kali masa produksi, dalam satuan jam kerja harian. 3. Jumlah Pohon Jumlah pohon adalah yang dimiliki oleh petani untuk menghasilkan buah Jeruk Besar. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda yaitu analisis mengenai ketergantungan suatu variabel dependent (tak bebas) terhadap satu atau lebih variabel independent (bebas) untuk mengestimasi nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan 162
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168
nilai tepat variabel dependen Gujarati (2003).Dimana variabel terikat adalah Produksi Jeruk Besar dan variabel bebas adalah Modal, Jam kerja, dan Jumlah pohon. ๐ฅ๐ง ๐ = ๐ฅ๐ง ๐ทโ + ๐ทโ ๐ฅ๐ง๐โ +๐ทโ ๐ฅ๐ง ๐ฟโ + ๐ทโ ๐ฅ๐ง ๐ฟ + ๐ฎ โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ...(1) Model diformulasikan kembali sebagai berikut : ๐ฅ๐ง ๐ = ๐ฅ๐ง ๐ทโ + ๐ทโ ๐ฅ๐ง๐ +๐ทโ ๐ฅ๐ง ๐ฑ๐ฒ + ๐ทโ ๐ฅ๐ง๐๐ +๐ฎ โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ(2) Dimana : Y = Total produksi ฮฒ0 = Konstanta ฮฒ1, ฮฒ2,ฮฒ3 = Koefisien regresi M = Modal yang digunakan JK = Penggunaan jam kerja JP = Jumlah pohon โฏ = Faktor kesalahan (variabel pengganggu) Persamaan regresi yang dihasilkan melalui proses perhitungan tidak selalu merupakan model maupun persamaan yang baik untuk melakukan estimasi tehadap variabel independennya. Model regresi yang baik harus bebas dari penyimpangan asumsi klasik, sedangkan penyimpangan asumsi klasik itu sendiri terdiri dari multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.(Purwanto, 2008). Adapun pengujian yang diperlukan dalam memilih teknik yang paling tepat dalam meregresi data panel, yaitu Uji validitas, Uji realibilitas, Uji T (Parsial), Uji F (Serentak), Uji asumsi klasik, terdiri dari : uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteros 1. Uji Validitas Uji validitas mengukur apakah data yang diperoleh dari pengumpulan data melalui metode kuesioner dapat dipercaya atau tidak serta apakah dapat mewakili apa yang hekedastisitasndak diteliti.Beberapa cara untuk mengukur validitas diantaranya melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Jika korelasi masing-masing indikator menunjukkan hasil signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator valid (Sugiyono. 2007). 2.
Uji realibilitas Menurut Husaini (2003), uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsisten dan stabil sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.
3.
Uji T (parsial) Uji T atau uji parsial dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel independen (modal, jam kerja dan jumlah pohon) terhadap variabel dependen (produksi).
4.
Uji F (serentak) Uji F atau uji serentak dilakukan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel independen (modal, jam kerja dan jumlah pohon) berpengaruh signifikan terhadap produksi.
163
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168
5.
Uji Normalitas Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi dengan normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual atau error term yang terdistribusi dengan normal.
6.
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance (TO) atau nilai VIF (Variance Inflation Factor)dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
7.
Uji autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan dengan Motode Durbin WatsonUji Durbin Watson adalah sebuah test yang digunakan untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi pada nilai residual (prediction errors) dari sebuah analisis regresi.
8.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Realibilitas dan Validitas Tujuan dari uji realiabilitas adalah untuk menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya.Metode pengambilan keputusan uji realibilitas menggunakan metode Cronbachโs Alpha batasan 0,6. Menurut Sekaran (2006), realibitas kurang dari 0,6adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Tabel 1.3 Realibitas dan Validitas Cronbachโs Alpha 0,820
N of Items 11
Sumber: Data Output SPSS, April 2016
Dari hasil Tabel 1.3 maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan menunjukkan 0,820 > 0,600, maka kuesioner dinyatakan reliable dan N of Items adalah 11 yang menunjukkan variabel terikat dan variabel bebas. Dilihat dari validitasnya dapat diketahui bahwa jika nilai hitung > dari nilai r-tabel maka butir tersebut dinyatakan validitas. Dalam hal ini digunakan batasan koefisien korelasi sebesar 0,23, jadi item yang memiliki nilai validitas yang dibawah 0,23, maka direduksi (hapus) karena tidak layak untuk dijadikan instrumen penelitian dan memiliki daya diskriminasi yang rendah. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa nilai hitungnya adalah 0,820 maka dapat disimpulkan nilai validitasnya lebih besar dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. 1.
Uji Normalitas dengan Analisis Grafik Normal Probability Plot
164
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168
Uji normalitas dengan pendekatan grafik adalah menggunakan Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Gambar 1.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Produksi Jeruk Besar
Sumber: Data Output SPSS, Mei 2016
Distribusi normal digambarkan dengan sebuah garis diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan atas.Distribusi kumulatif dari data sesungguhnya digambarkan dengan ploting.Jika data normal maka garis yang menggambarkan sesungguhnya akan mengikuti atau merapat ke garis diagonalnya seperti pada gambar di atas. Dari Gambar 1.1dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tampilan Normal P-P Plot Regression Standardized terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Oleh karena itu berdasarkan uji normalitas, nilai residual terdistribusi secara normal dan analisis regresi layak digunakan meskipun terdapat sedikit plot yang menyimpang dari garis diagonal. 2.
Uji Multikolinearitas dengan Metode Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF) Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. Jika ditemukan adanya multikolinearitas, maka koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi terhingga. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut: Tabel 1.4. Nilai VIF Variabel Bebas Variabel Independen Modal Jam Kerja Jumlah Pohon
Toleransi 0.364 0.734 0.554
VIF 2.750 1.362 2.825
Keterangan Non Multikolinearitas Non Multikolinearitas Non Multikolinearitas
Sumber: Data Output SPSS, Mei 2016
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi tidak mengalami gangguan multikolinearitas. Hal ini dibuktikan pada nilai toleransi masing-masing variabel bebas yaitu variabel modal sebesar 36,0 persen, variabel jam kerja 73,0 persen dan variabel jumlah pohon sebesar 55,0 persen yang lebih besar dari 0,1. Hasil penghitungan VIF juga menunjukan bahwa nilai VIF masing-masing variabel kurang dari 10.Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
165
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168
3.
Uji Autokorelasi dengan Motode Durbin Watson Uji Durbin Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat populer untuk menguji ada atau tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris yang di estimasi.Pada penerapan uji ini ada asumsi penting yang harus dipenuhi yaitu bila nilai D-W terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak terjadi autokorelasi. Untuk melihat ada atau tidak autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut: Tabel 1.5. Nilai Durbin-Watson Model
R
R Square
1
,961
,924
Adjusted R Square ,919
Std. Error of the Estimate ,08328
Durbin-Watson 1,644
Sumber: Data Output SPSS, Mei 2016
Berdasarkan perolehan nilai Durbin-Watson (DW) pada Tabel 1.5 sebesar 1,644. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah yang diteliti 50 sampel serta jumlah variabel bebas 3, maka diperoleh nilai dL sebesar 1,4625, nilai dU sebesar 1,673 dan nilai 4-dU (4-1,673) sebesar 2,3717 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi pada model regresi, karena nilai DW berada diantara dU dan 4-dU. 4. Uji Heteroskedastisitas Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas.Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan metode Glesjer. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual di dapat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada metode regresi. Jika terdapat korelasi variabel bebas yang signifikan positif dengan nilai mutlak residualnya maka dalam model regresi yang dibentuk terdapat masalah heteroskedastisitas. Untuk melihat uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut: Tabel 1.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity Statistics
Std. B 1 (Constant)
Error ,072
,022
M
-9,473E-8
,000
JK
-,002
JP
,002
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
3,315
,002
-,390
-1,650
,106
,364
2,750
,011
-,027
-,161
,873
,734
1,362
,001
,387
1,614
,113
,354
2,825
a. Dependent Variable: ABSRES
KESIMPULAN DAN SARAN 166
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi Jeruk Besar di Kabupaten Aceh Besar, maka kesimpulan nya adalah sebagai berikut: Variabel independen yaitu modal, jam kerja dan jumlah pohon berpengaruh positif dan signifikan terhadap varibel dependen yaitu produksi Jeruk Besar (Citrus Grandis L. Osbeck). Sedangkan koefisien modal menunjukkan pengaruh yang lebih besar dari pada koefisien jam kerja dan jumlah pohon, hal ini dikarenakan apabila modal banyak, maka produsen Jeruk Besar bisa memperbanyak jumlah pohonnya sehingga jumlah produksi dapat ditingkatkan. Dan konstantanya adalah 1,363 artinya penggunaan modal, jam kerja, dan jumlah pohon adalah sebesar 1,36 maka produksi Jeruk Besar akan sebesar 1,36 persen, hal ini di sebabkan rata-rata produsen Jeruk Besar masih menanam pohon Jeruk Besar dalam jumlah yang relatif sedikit karena lahan yang ditanami tidak luas layaknya perkebunan, namun rata-rata pohon Jeruk Besar tersebut hanya di tanami di pekarangan rumah dan di lahan yang sempit.
Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas ada beberapa rekomendasi dari penulis yang mungkin dapat digunakan kedepannya yaitu: 1. Bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Besar sebaiknya mengadakan sebuah penyuluhan pertanian yang khusus tentang pertanian Jeruk Besar, sehingga secara tidak langsung bisa menambah wawasan petani. 2. Diharapkan kepada pemerintah daerah untuk memberikan pelatihan kepada produsen Jeruk Besar terutama dalam hal penggunaan teknologi agar produsen mampu menghasilkan buah Jeruk Besar dengan mutu yang lebih baik dan nilai jual yang lebih tinggi. 3. Diharapkan kepada pemerintah daerah khususnya kantor Dinas Pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Aceh Besar untuk melakukan pendataan yang lebih lengkap dan terperinci agar tersedia data yang informatif mengenai produsen Jeruk Besar di Kabupaten Aceh Besar. 4. Bagi produsen Jeruk Besar diharapkan agar bisa mengembangkan usahatani Jeruk Besar dengan menambah luas lahan supaya produksi Jeruk Besar lebih banyak dan semakin meningkat. 5. Bagi produsen Jeruk Besar diharapkan supaya menjalankan usahanya dengan efektif dan efisien terutama dalam penggunaan modal, jam kerja, agar lebih pro-aktif dalam meningkatkan hasil produksi dan penjualan baik dengan cara memberikan pelayanan yang maksimal maupun meyediakan buah Jeruk Besar yang berkualitas dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Gujarati, D. (2003). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Joesron, T. S. (2003). Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi Beberapa Bentuk Fungsi Produksi. Jakarta: PT. Salemba emban Patria. Notodimedjo, S. (1997). Strategi Pengembangan Hortikultura Khususnya Buah-buahan dakam menyongsong Era Pasar Bebas. Malang: Unibraw. 167
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 158-168
Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Purwowidodo. (1983). Tekhnologi Mulsa. Jakarta: Dewaruci Press. Rahim, A. d. (2007). Ekonomika Pertanian. Jakarta: Swadaya. Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Soekartawi. (2003). Prinsip Ekonomi Pertanian. Jakarta: Rajawali Press. Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi CobDouglas. Jakarta: Rajawali Press. Soelarso. (1996). Budidaya Jeruk. Yogyakarta: Kanisius. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sukirno, s. (2000). Ekonomi makro. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Usman, H. d. (2003). Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
168