TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA YANG MEMPUNYAI ANAK 0 – 6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BLULUKAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : RINA EMY ASTUTI NIM. B10.044
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA YANG MEMPUNYAI ANAK 0 – 6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BLULUKAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN 2013
Diajukan Oleh : RINA EMY ASTUTI NIM. B10.044
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 12 Juli 2013
Pembimbing
(Dheny Rohmatika, S.SiT) NIK. 200582015
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA YANG MEMPUNYAI ANAK 0 – 6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BLULUKAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN 2013
Diajukan Oleh : RINA EMY ASTUTI NIM. B10.044
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Pada tanggal Juli 2013 Penguji I
(Eni Rumiyati, S.ST) NIK. 200985034
Penguji II
(Dheny Rohmatika, S.SiT) NIK. 200582015
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Ka.Prodi
(Dheny Rohmatika, S.SiT) NIK. 200582015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar”.
Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta sekaligus sebagai Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 3. Bapak Sugito selaku Kepala Desa Blulukan Colomadu Karanganyar yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 4. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 5. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
6. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Seluruh teman Angkatan 2010 yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Rina Emy Astuti B10.044 TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA YANG MEMPUNYAI ANAK 0 – 6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BLULUKAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN 2013 xiii + 53 halaman + 15 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya menyusui akan mengurangi keindahan payudara, serta kesibukan ibu bekerja dan singkatnya cuti melahirkan. Dari hasil studi pendahuluan dengan melakukan wawancara dengan 10 responden. Hasil wawancara terhadap 10 responden didapatkan informasi, hanya 1 ibu (10%) dengan pengetahuan baik tentang ASI Eksklusif, 3 ibu (30%) dengan pengetahuan cukup tentang ASI Eksklusif, 6 ibu (60%) dengan pengetahuan kurang Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada tingkat baik, cukup, kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada bulan April 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 ibu dengan sampling jenuh. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu yang bekerja tentang ASI Eksklusif. Analisa data hanya menggunakan analisa univariat yang menghasilkan distribusi prosentase. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada tingkat baik sebanyak 5 responden (15,6%), pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (75,0%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (9,4%) Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar dari 32 responden mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup kemungkinan dipengaruhi oleh faktor informasi dan pengalaman. Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Bekerja, ASI Eksklusif Kepustakaan : 25 literatur (tahun 2003 – 2012)
vi
MOTTO
Kekalahan adalah sekolah tempat kebenaran selalu tumbuh lebih kuat (Henry Ward Beecher) Beranilah mengambil resiko, sebab tidak ada hal lain yang bisa menggantikan pengalaman (Paolo Coelho) Betapapun suburnya tanah, sejuknya embun, teraturnya hujan dan bagusnya sinar matahari, hasil tak pernah dipetik tanpa menabur
Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu
PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan kepada : 1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Bapak - Ibu yang aku sayang terima kasih atas doa nya tanpamu diriku bukanlah apa-apa. 3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, terima kasih yang telah membimbing dengan penuh kesabaran 4. Adikku tercinta terima kasih semangatnya. 5. Si “Popeye” terima kasih banyak semangat, do’a dan kasih sayang, menemani ku saat merasa putus asa hingga ku dapat menjalani sampai saat ini 6. Sahabat-sahabatku kalian akan selalu ada di dalam jiwa, di relung hati dan di setiap kehidupanku, semoga ini akan abadi 7. Almaterku tercinta
vii
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: RINA EMI ASTUTI
Tempat / Tanggal Lahir
: Semarang, 16 Maret 1988
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Palebon Tengah No. 5 Semarang
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD Negeri Palebon 01 Semarang
Lulus tahun 2001
2. SMP Negeri 14 Semarang
Lulus tahun 2004
3. SMA Palebon Semarang
Lulus tahun 2007
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2010
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv ABSTRAK ................................................................................................... vi MOTTO PERSEMBAHAN ......................................................................... vii CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5 E. Keaslian Studi Kasus ................................................................. 6 F. Sistematika Penulisan ................................................................ 7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................... 8 1. Pengetahuan ......................................................................... 8 2. Ibu bekerja .......................................................................... 18
ix
3. ASI Ekslusif ........................................................................ 19 B. Kerangka Teori .......................................................................... 33 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 34 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 35 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 35 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 36 D. Instrumen Penelitian ................................................................. 37 E. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 37 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40 G. Variabel Penelitian ................................................................... 40 H. Definisi Operasional ................................................................. 41 I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 41 J. Etika Penelitian ......................................................................... 44 K. Jadwal Penelitian ...................................................................... 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 46 B. Hasil Penelitian .......................................................................... 47 C. Pembahasan ............................................................................... 48 D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 52 B. Saran ........................................................................................ 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 33 Gambar 2.2 Kerangka Konsep .................................................................... 34 Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Pengetahuan tentang ASI Eksklusif .... 48
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Pernyataan ................................................................... 37
Tabel 3.2
Definisi Operasional .................................................................. 41
Tabel 4.1
Mean dan Standar Deviasi ......................................................... 47
Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar ............................................................ 47
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7.
Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9.
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 14. Hasil Penelitian Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di Indonesia, angka kematian bayi masih sangat tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 57% kematian tersebut terjadi pada umur dibawah 1 bulan atau saat neonatus (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, derajat kesehatan anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup dan menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010 angka kematian bayi di Indonesia tahun 2010 tercatat 26 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan dalam Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2010). Salah satu penyebab kematian bayi disebabkan oleh masalah gangguan pemberian Air Susu Ibu (ASI) (Depkes RI dalam Sapriyudi, 2009). Menurut Dinkes (2011), Penyebab kematian bayi adalah gangguan pernafasan, prematur,
Berat
Bayi
Lahir
Rendah,
hipotermi,
ikterus,
kelainan
kongenital, diare meningitis, tetanus, malnutrisi, pneumonia, kelainan saluran pencernaan. Berdasarkan catatan Sentra Laktasi Indonesia yang bersumber dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) ternyata hanya 15% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Cakupan pemberian ASI
xiv
eksklusif di daerah perkotaan berkisar antara 4 – 12% sementara di pedesaan tidak kalah jauh antara 4 – 15% (Riksani, 2012). Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya menyusui akan mengurangi keindahan payudara, serta kesibukan ibu bekerja dan singkatnya cuti melahirkan (Roesli, 2004). Berbagai macam alasan ibu yang bekerja tidak mau memberikan ASI pada bayinya, misalnya karena khawatir kariernya terganggu, takut badannya tidak ramping lagi dan sebagainya. Faktanya jika ditinjau dari segi psikologis hal itu sangatlah keliru karena ASI justru menciptakan hubungan emosional yang erat antara ibu dan bayi. Disamping memberikan ASI eksklusif saat bekerja memerlukan komitmen besar dan kesadaran tinggi baik ibu maupun keluarga (Riksani, 2012). Mengingat manfaat ASI yaitu bayi mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang dibutuhkan, bayi mendapatkan zat kekebalan tubuh serta perlindungan dan kehangatan melalui kontak kulit dengan ibunya, meningkatkan sensitivitas ibu akan kebutuhan bayinya, mengurangi perdarahan serta konservasi zat besi, protein dan zat lainnya. Ibu bekerja tidak lantas menjadi kendala untuk memberikan ASI setiap hari. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memerah ASI lalu menyimpan ASI Perah (ASIP) dengan baik agar manfaatnya tidak berkurang (Riksani, 2012)
xv
Para bidan dituntut berperan menggalakkan ASI eksklusif, hal itu sesuai dengan Undang-Undang yang tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
serta
Menteri
Kesehatan
Nomor
48/Men.PP/XII/2008,
PER/MEN/XII/2008 dan 1177/MENKES/PB/XII/2008 tentang peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja. Jadi ibu tidak perlu khawatir karena hak memberikan ASI sudah dijamin oleh negara. Dengan adanya undang-undang ini jelas sudah bahwa seorang bayi baru lahir dengan kondisi normal berhak mendapat ASI secara Eksklusif. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Blulukan Colomadu Kabupaten Karanganyar pada tanggal 20 Oktober 2012, didapatkan data jumlah ibu menyusui sebanyak 32. Penulis melakukan wawancara dengan 10 responden. Hasil wawancara terhadap 10 responden didapatkan informasi, hanya 1 ibu (10%) dengan pengetahuan baik tentang ASI Eksklusif, 3 ibu (30%) dengan pengetahuan cukup tentang ASI Eksklusif, 6 ibu (60%) dengan pengetahuan kurang. Mengingat pentingnya ASI Eksklusif serta menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, oleh karena itu masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai pentingya pemberian ASI, sehingga ibu terdorong untuk memberikan ASI secara eksklusif. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar”.
xvi
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang Mempunyai Anak 0-6 Bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar. 2. Tujuan khusus a.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada tingkat cukup. c.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada tingkat kurang.
xvii
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Ilmu Pengetahuan Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang ASI eksklusif. 2. Diri Sendiri Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian, khususnya ASI Eksklusif. 3. Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan khususnya tentang ASI Eksklusif. 4. Ibu Menyusui di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar Sebagai bahan masukan untuk masyarakat dalam upaya memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya ASI eksklusif sehingga ibu terdorong untuk memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan.
E. Keaslian Penelitian Penelitian lain yang serupa dengan pernah dilakukan, yaitu : Dyah Eka Kusumawati (2012), dengan judul ”Tingkat pengetahuan tentang Manajemen Laktasi pada Ibu Bekerja di RW IX Kelurahan Jamurwonosari Kecamatan Wonocolo Surabaya”. Desain penelitian ini menggunakan metode
xviii
deskriptif. Populasinya adalah semua ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang berjumlah 35 orang. Dengan sampel semua ibu bekerja sebanyak 35 orang, dilakukan dengan teknik total sampling. Variabelnya yaitu tingkat pengetahuan ibu bekerja. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kemudian data diolah dengan cara editing, scoring, coding, tabulating. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Disajikan dalam tabel distribusi frekuensi hasil penelitian menunjukkan dari 35 responden, didapatkan ibu bekerja yang mempunyai pengetahuan baik sebagian kecil (14,3 %), pengetahuan cukup hampir setengahnya (31,4 %), dan pengetahuan kurang sebagian besar (54,3 %). Persamaan penelitian ini adalah jenis dan rancangan penelitian, instrumen penelitian, variabel penelitian. Perbedaan penelitian ini adalah pada subyek penelitian, lokasi dan waktu penelitian.
F. Sistematika Penulisan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, sitematika yaitu : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan isi karya tulis secara singkat meliputi latar belakang,
perumusan
masalah,
tujuan
penelitian,
penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
xix
manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Berisi
tinjauan
teori medis
tentang pengetahuan
(definisi
pengetahuan, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, cara pengukuran pengetahuan), Pekerjaan, ASI Eksklusif (pengertian, manfaat pemberian ASI, kandungan gizi dalam ASI, cara pemberian ASI, cara memerah dan menyimpan ASI pada ibu bekerja), kerangka teori dan kerangka konsep. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta etika penelitian. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang meliputi saran bagi responden, Posyandu, Desa Blulukan Colomadu Karanganyar dan Institusi pendidikan serta peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xx
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a.
Definisi pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar
menjawab
pertanyaan
“what”
(Notoatmodjo,
2010).
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009). Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010). b.
Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
xxi
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. menyatakan dan sebagainya 2) Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan
xxii
dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya. 5) Sintesa (Syntesis) Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. c. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba – salah (Trial and Error) Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
xxiii
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan
menggunakan
beberapa
kemungkinan
dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
xxiv
d) Berdasarkan pengalaman sendiri Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali
pengalaman
yang
diperoleh
dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
xxv
g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataanpernyataan
yang dikemukan.
Apabila
proses
pembuatan
kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan
tersebut
berdasarkan
pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
xxvi
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. 2) Cara ilmiah atau modern Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok : a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
xxvii
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Menurut
Cahyonoputra
(2009),
ada beberapa
faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : 1) Pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. 2) Media masa/ informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga
menghasilkan
perubahan
atau
peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
xxviii
pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. 3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan
pengetahuan
dan
keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
xxix
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih
banyak
melakukan
persiapan
demi
suksesnya
upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. e. Cara Pengukuran Pengetahuan Arikunto (2006), menyebutkan bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek pendidikan atau responden. Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup
: Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
xxx
2.
Ibu Bekerja a. Pengertian Ibu Bekerja Menurut Encyclopedia of Children’s Health, (2011), ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan di samping membesarkan dan mengurus anak di rumah. b. Bayi usia 0 – 6 bulan Menurut Soetjiningsih (2012), bayi usia 0 – 6 bulan, meliputi: 1) usia 0 - I,5 bulan a) Mulai mampu mengontrol gerakan otot-otot tubuhnya. b) Membutuhkan banyak bantuan Anda untuk belajar mengangkat dan menopang kepalanya dengan otot-otot lehernya. c) Menggerakkan tangan dan kakinya untuk menunjukkan bahwa ia tertarik dengan sesuatu yang ada di dekatnya. d) Bisa tiba-tiba menggerakkan tubuhnya seperti kejang-kejang dalam rangka belajar mengendalikan diri. Itu sebabnya Anda perlu
hati-hati
dan
memegangnya
cukup
kuat
saat
menggendongnya. e) Ketika terjaga, berilah ia kesempatan belajar mengangkat kepalanya. Caranya, letakkan tubuhnya pada posisi telungkup, sehingga memaksa anak berlatih mengangkat kepalanya. f) Lakukan face to face alias saling berpandangan muka dengannya, sesering mungkin
xxxi
2) Umur 1,5 - 3 bulan a) Mulai bisa belajar mengangkat kepalanya pada posisi telungkup. b) Mulai aktif belajar mengontrol dan mengendalikan gerakan otot tangan dan kakinya. Itu sebabnya, Anda akan melihat anak mampu meraih serta menggenggam benda-benda kecil yang Anda berikan padanya. 3) Umur 3 - 6 bulan Perkembangan motorik kasar: a) Mulai bisa mengangkat dan menahan kepalanya sendiri untuk beberapa saat lamanya. b) Bila dibaringkan telungkup, ia mampu menggunakan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya sambil bergerak maju. c) Mulai belajar mengguling-gulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. d) Apabila ditaruh beberapa bantal di sekelilingnya sebagai pengganjal, ia akan belajar untuk duduk. Bantulah dengan mendudukkan dan menyandarkan tubuhnya pada bantal. 3. ASI Eksklusif a. Pengertian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh , madu, air putih. Pada pemberian ASI eksklusif bayi juga tidak diberikan
xxxii
makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, tim dan sebagainya (Suradi, 2004). Untuk
mencapai
ASI
eksklusif,
WHO
dan
UNICEF
merekomendasikan metode tiga langkah. Langkah pertama adalah menyusui
segera
setelah
melahirkan.
Langkah
kedua
tidak
memberikan makanan tambahan apapun pada bayi. Langkah ketiga menyusui sesering dan sebanyak yang diinginkan bayi. Melalui tiga langkah tersebut, diharapkan tujuan menyusui secara eksklusif dapat tercapai (Suryoprajogo, 2009). b. Manfaat Pemberian ASI Menurut Suradi (2004), manfaat pemberian ASI, meliputi: 1) Manfaat ASI untuk Ibu a) Aspek Kesehatan Ibu Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan
haid
dan
berkurangnya
perdarahan
pasca
persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibandingkan yang tidak menyusui. b) Aspek Keluarga Berencana Menyusui secara murni (eksklusif) dapat membantu menjarangkan kehamilan. Ditemukan rerata jarak kelahiran
xxxiii
ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil kecuali menjadi beban bagi ibu sendiri, juga merupakan risiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan kematian akibat persalinan. c) Aspek Psikologis Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya serta akan meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi. 2) Manfaat ASI untuk Keluarga a)
Aspek Ekonomi ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
b) Aspek Psikologis Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bagi dengan keluarga.
xxxiv
c)
Aspek Kemudahan Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus selalu dibersihkan. Tidak perlu minta pertolongan orang lain
3) Manfaat ASI untuk Negara a)
Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Adanya faktor protektif dan nutrisi yang sesuai dalam ASI menjamin satus gizi bayi serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat
ASI
lebih
jarang
dirawat
di
rumah
sakit
dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula. c)
Menghemat devisa negara. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa
xxxv
sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula. d) Peningkatan kualitas generasi penerus. Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Menurut Roesli (2008), keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama pemberian ASI sampai dua tahun atau lebih. 4) Manfaat ASI untuk bayi Manfaat ASI untuk bayi menurut Roesli (2008), yaitu : a) ASI sebagai nutrisi ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi Bayi
yang
baru
lahir
secara
alamiah
mendapat
immunoglobulin dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang
xxxvi
dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang kepandaiannya dibading anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat. c) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan Faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara langsung juga dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk pertumbuhan otak. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Nutrisi-nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi seperti taurin, laktosa, DHA, AA, omega 3 dan omega 6, tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi. Mengingat hal-hal tersebut, dapat dimengerti kiranya bahwa pertumbuhan
xxxvii
otak bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas yang optimal pula. d) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik (Roesli, 2005). e) Menyebabkan pertumbuhan yang baik Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, dan mengurangi kemungkinan obesitas. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) akan menyebabkan volume ASI yang dihasilkan lebih banyak. f) Mengurangi kejadian karies dentis Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat ASI akan lebih sedikit dan bahkan tidak ada dibandingkan dengan pemberian susu dengan menggunakan botol dan dot, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa
xxxviii
susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi. g) Mengurangi kejadian maloklusi Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot. c. Kandungan Gizi dalam ASI Menurut Riksani (2012), kandungan gizi dalam ASI, diantaranya yaitu: 1) Air ASI mengandung 88,1% air sehingga ASI yang diminum bayi sudah mencukupi kebutuhan dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama (kolostrum) tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan keluar pada hari ketiga atau keempat. 2) Karbohidrat Karbohidrat terbanyak dalam ASI adalah laktosa. Jumlahnyapun lebih banyak daripada susu sapi. Laktosa diperlukan alam pertumbuhan otak serta memiliki struktur kimiawi berupa sepasang gula yaitu glukosa dan galaktosa. Galaktosa inilah makanan utama dalam pengembangan jaringan otak. Jumlah galaktosa dalam ASI lebih bnayak daripada mamalia lain. Laktosa juga berperan
xxxix
membantu penyerapan kalsium yang berguna untuk pembentukan tulang. Jadi anak yang mengkonsumsi ASI akan memiliki tubuh dan tulang yang lebih kuat. 3) Protein ASI mengandung protein yang tinggi dngan dua macam protein utama, yaitu whey dan kasein. Whey adalah protein halus, lembut serta mudah dicerna. Kasein adalah protein yang kasar, bergumpal dan sukar dicerna oleh usus bayi. ASI memiliki perbandingan whey dan kasein yang sesuai untuk bayi. 4) Taurin, DHA dan AA Ginjal neonatus dapat mengonsentrasikan air kemih dengan baik sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dari mineral yang rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding ASI. ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. 5) Vitamin ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang befungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah cukup dan mudah diserap. Dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam kolostrum.
xl
d. Cara pemberian ASI Menurut Suradi (2004), menyusui adalah proses belajar. Oleh sebab itu ibu-ibu perlu mengetahui cara menyusui dengan baik dan benar agar berhasil terutama dapat menyusui secara eksklusif, yaitu bayi hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan. Cara menyusui yang baik dan benar menurut, yaitu : 1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar areola. Cara ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. 2) Bayi diposisikan menghadap perut dan payudara ibu. 3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan
kursi
yang
rendah
agar
kaki
ibu
tidak
menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. 4) Bayi dipegang pada bagian belakang bahu dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu, kepala bayi tidak boleh menengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan. 5) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan satu tangan di depan. 6) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara. 7) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 8) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang.
xli
9) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan hanya menekan puting susu dan areola. 10) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi. 11) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areolanya dimasukkan ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi menekan agar ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah bayi mulai menghisap payudara dengan irama perlahan namun kuat, maka payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi. 12) Bila satu payudara sudah terasa kosong, jangan biarkan bayi terus menghisap, sebab udara akan masuk. Lepaskan isapan dan ganti dengan payudara yang lain, dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut atau dagu bayi ditekan ke bawah. 13) Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu. Lalu bayi disendawakan dengan tujuan mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak gumoh setelah menyusu. Caranya bayi digendong tegak dengan bersandar pada pundak ibu, kemudian punggungnya ditepuk
xlii
perlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu kemudian ditepuk perlahan-lahan. e. Cara Memerah dan menyimpan ASI pada ibu bekerja Menurut Saleha (2009), setidaknya sebulan sebelum masuk kerja, mulailah memerah ASI dengan tangan. Cara memerah ASI adalah sebagai berikut: 1) Perah areola (bagian gelap sekitar puting dengan jari, telunjuk dan jari tengah. 2) Selanjutnya tekan areola dengan ritme persis seperti ritme bayi yang mengisap. 3) Arahkan aliran ASI ke gelas bersih 4) Tuliskan tanggal pemerahan pada kantong plastik gula dengan spidol permanen. 5) Masukkan ASI ke dalam kantong plastik, ikat dan simpan dalam freezer. Cara penyimpanan ASI menurut Cadwell (2011), yaitu: a) Wadah Gelas pastik pakai-ulang dan wadah yang memiliki sisi yang keras dianggap sebagai penyimpan ASI terbaik. Setiap wadah harus memiliki penutup yang pas dengan wadah. Kantong plastik yang telah dirancang khusus oleh pabrik juga tersedia untuk pengumpulan dan menyimpan ASI. Beberapa
xliii
kantong plastik ini dengan wadah tempat ASI dipompa ke sistem pemompaan dan kantong juga pas dengan botol susu bayi. Kantong mudah terkontaminasi saat penanganan. Tiap wadah ASI harus diberi label, minimal tanggal penggunaan. Saat bayi prematur atau dirawat inap karena alasan apapun, rumah sakit akan memberikan label untuk ASInya ibu, yaitu tanggal pemompaan, nomor identitas pasien, unit dan lain-lain. Jika ASI akan diberikan di penitipan anak, nama bayi harus jelas dibaca dan ditulis dengan tinta anti air dan anti gosok. b) ASI dapat disimpan di suhu ruang, di lemari pendingin atau freezer. (1) Penyimpanan ASI di suhu ruang atau udara bebas 360 bertahan selama 6-8 jam (2) Penyimpanan ASI di lemari pendingin (40 C) selama 24 jam, akan tetapi simpan ASI di dalam freezer sesegera mungkin jika akan membekukannya. (3) ASI dapat disimpan hingga 3 bulan di dalam freezer dan 6 bulan dalam suhu -7 0 C atau kurang. (4) Selama seharian ASI pompa dalam jumlah sedikit yang didinginkan dapat ditambah ke dalam penyimpanan ASI di lemari pendingin.
xliv
(5) Selalu simpan ASI di dalam bagian terdingin lemari pendingin atau freezer. Menurut Saleha (2009), pola penyusuan bayi pada ibu bekerja yaitu malam hari bayi sesering mungkin dan selama mungkin. Berikut ini adalah jadwal penyusunan pemberian ASI pada ibu yang bekerja : 1) Pukul 06.00 susui bayi sekenyang-kenyangnya 2) Pukul 07. 00 ibu berangkat kerja 3) Pukul 08.00 – 17.00 bayi diberi ASI perahan di rumah 4) Pukul 10.00, 14.00 dan 16.00 ibu memerah ASI 5) Tepat pukul 17.00 ibu meninggalkan kantor Semua ibu harus memberikan ASI eksklusif, meskipun diketahui bahwa ibu bekerja. Adapun cara pemberian ASI pada ibu pekerja menurut Prasetyono (2012), dengan cara sebagai berikut : 1) Jika memungkinkan bayi bisa dibawa ke tempat ibu bekerja, namun tindakan ini sangat sulit dilaksanakan bila tempat kerja atau sekitarnya tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. 2) Ibu harus segera belajar memeras payudara demi memperoleh ASI setelah bayi lahir. Sebelum pergi bekerja ibu menitipkan ASI perasan kepada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi saat ibu bekerja 3) Ketika ibu berada di tempat kerja hendaknya ibu memeras payudara atau memompa setiap 3- 4 jam sekali secara teratur.
xlv
Selanjutnya ibu menampung ASI perasan di cangkir atau gelas yang bersih. Walau jumlahnya hanya sedikit, ASI perasan tetap bermanfaat bagi bayi. B. Kerangka Teori Tingkatan Pengetahuan 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesa 6. Evaluasi
1. 2. 3. 4. 5.
Pengetahuan
ASI Eksklusif Pengertian Manfaat Pemberian ASI Komposisi ASI Cara Pemberian ASI Cara Memerah dan Cara Penyimpanan ASI
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Media masa/informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Manuaba (2010) dan Prasetyono (2009)
xlvi
C. Kerangka Konsep Penelitian
Baik Tingkat Pengetahuan Ibu bekerja tentang ASI Eksklusif
Cukup Kurang
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
xlvii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Ǥ
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut Nursalam (2008), penelitian deskritptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data factual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukurang maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 April 2013.
xlviii
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bekerja mempunyai anak 0-6 bulan di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar yang berjumlah 32 ibu. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100, maka dapat diambil 10 – 15% atau 20-25%. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 ibu. 3. Teknik sampling Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009). Pengambilan sampel yaitu dengan sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan.
xlix
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). Kuesioner diambil dari sumber teori tentang ASI Eksklusif. Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif (favourable) skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila responden menjawab salah, pernyataan negative (unfavourable) skor 0 untuk jawaban benar dan skor 1 untuk jawaban salah. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan Penelitian
Variabel Tingkat pengetahuan Ibu bekerja mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Ekslusif
Pernyataan Favourable Unfavourab le 1,2 3,4,6,7 5,8
Sub Variabel
1. Pengertian 2. Manfaat Pemberian ASI 3. Kandungan Gizi 9,10,11,13 dalam ASI 15 4. Cara Pemberian ASI 17,18,19,20 5. Cara Memerah dan 21,22,23,25 Cara Penyimpanan 27 ASI Jumlah
Jumlah Soal 2 6
12,14
7
16, 24,26
5 7
27
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji Validitas dilakukan pada tanggal 4-10 Maret 2013 di Desa Tohudan Colomadu Karanganyar terhadap 30 responden dengan 30 pernyataan.
l
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment, yaitu:
rxy =
N . ΣXY - ΣX.ΣY 2
2
{N ΣX − (ΣX ) }{N ΣY 2 - (ΣY ) } 2
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan program SPSS for windows versi 16.0 dari 30 pernyataan didapatkan nomor 7 dengan nilai 0,288 < 0,361, nomor pernyataan 21 dengan nilai rhitung 0,138 < 0361 dan nomor 23 dengan nilai rhitung 0,054 < 0,361, sehingga 3 pernyataan tidak valid dikarenakan nilai rhitung < rtabel. Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel, untuk selanjutnya nomor pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam kuesioner penelitian karena indikator pernyataan sudah mewakili yang lain sehingga penelitian ini menggunakan 27 pernyataan.
li
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 ª k º ª Σσb º 1 − r11 = « »« σ 2 t »¼ ¬ k − 1¼ ¬
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ıb2 = Jumlah varian butir ıt2
= Varians total
Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,874, sehingga instrumen dikatakan reliabel. Dikatakan reliabel jika nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005).
lii
F. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu bekerja mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner tentang ASI Eksklusif yang diisi Ibu bekerja mempunyai anak 0 – 6 bulan di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data berdasarkan dari data demografi ibu, jumlah ibu dan identitas ibu bekerja mempunyai anak 0 – 6 bulan di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar.
G. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu yang bekerja tentang ASI Eksklusif.
liii
H. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian
variabel-variabel
yang
diamati
atau
diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.2 Definisi Operasional Nama Variabel
Pengetahuan Ibu bekerja mempunyai anak 0-6 bulan di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar tentang ASI Eksklusif.
Pengertian
Kemampuan Ibu bekerja menjawab dengan benar tentang ASI Eksklusif
Indikator
Alat Ukur
Skala
1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Kuesioner
Ordinal
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010) adalah: a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
liv
b. Coding Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahaptahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. c. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. d.
Memasukkan Data (Data Entri) atau processing Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau soffware komputer.
e. Pembersihan data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode,
ketidak
lengkapan
dan
sebagainya,
kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning). 2.
Analisis Data Menurut Notoatmodjo (2005), analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang Tingkat Pengetahuan Ibu
lv
bekerja yang mempunyai anak 0 – 6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar. Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu: Rumus : X =
¦x n
Keterangan : X
: Rata-rata ( mean )
¦x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus :
¦ xi SD =
2
−
(¦ xi) 2 n
n −1
Keterangan: x
: Nilai responden
n
: Jumlah responden
lvi
Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan Ibu bekerja tentang ASI Eksklusif digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu: fi Persen = ––– x 100 n fi = Frekuensi n = total kasus
J. Etika Penelitian Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi : 1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
lvii
2. Anonimity (tanpa nama) Untuk
menjaga
kerahasiaan
subyek
penelitian,
peneliti
tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
K. Jadwal Penelitian Terlampir
lviii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Blulukan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Secara geografis Desa Blulukan berada di daerah perbatasan antara kota Surakarta dan Boyolali. Desa Blulukan berbatasan langsung dari sebelah Utara dengan Kabupaten Boyolali, sebelah Barat Kabupaten Boyolali, batas sebelah Selatan Kabupaten Sukoharjo sebelah Timur berbatasan langsung Kota Surakarta. Sarana kesehatan yang bisa di dapat Desa Blulukan, seperti puskesmas, rumah bersalin, apotek, rumah sakit dikarenakan letak wilayahnya yang berdekatan dengan Kota sehingga mempermudah masyarakat untuk memenuhi kesehatan bagi masyarakat Desa Blulukan. Pada saat dilakukan penelitian terdapat 32 ibu bekerja yang menyusui anak 0-6 bulan.
B. Hasil Penelitian Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar” untuk mengetahui tingkat pengetahuan terlebih dahulu mencari nilai mean dan standar deviasi, hasil dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
lix
1. Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif
Mean
Standar Deviasi
19,7
3,9
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai mean sebesar 19,7 dan standari deviasi sebesar 3,9. 2. Hasil Penelitian Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar, tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar Persentase No Pengetahuan Jumlah (%) 1 Baik 5 15,6 2 Cukup 24 75,0 3 Kurang 3 9,4 Total 32 100 Sumber: Data Primer, 2013 Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (15,6%), pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (75,0%) dan pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (9,4%). Jadi tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan
lx
Colomadu Karanganyar dalam kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 24 responden (75,0%). Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar dapat digambarkan dengan diagram batang di bawah ini, yaitu: Tingkat Pengetahuan tentang ASI Eksklusif ĂŝŬ
5 (15,6% )
Baik
ƵŬƵƉ
24 (75,0% )
Cukup
<ƵƌĂŶŐ
3 (9,4%)
Kurang
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Pengetahuan tentang ASI Eksklusif
C. PEMBAHASAN Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (15,6%), pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (75%) dan pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (9,4%). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009). Faktor yang mempengaruhi pengetahuan pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi, dalam penyampaian informasi sebagai tugas media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Sosial budaya dan ekonomi, kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan, lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Pengalaman, Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja
yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan. Usia, usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan
lxii
pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Cahyonoputra, 2009). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh , madu, air putih. Pada pemberian ASI eksklusif bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, tim dan sebagainya (Suradi, 2004). Untuk mencapai ASI eksklusif, WHO dan UNICEF merekomendasikan metode tiga langkah. Langkah pertama adalah menyusui segera setelah melahirkan. Langkah kedua tidak memberikan makanan tambahan apapun pada bayi. Langkah ketiga menyusui sesering dan sebanyak yang diinginkan bayi. Melalui tiga langkah tersebut, diharapkan tujuan menyusui secara eksklusif dapat tercapai (Suryoprajogo, 2009). Ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan di samping membesarkan dan mengurus anak di rumah (Encyclopedia of Children’s Health, 2011). Hasil dari penelitian tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup. Hal ini dikarenakan masih banyak ibu yang kurang mengetahui tentang kandungan gizi dalam ASI dan cara memeras ASI serta cara penyimpanan ASI. Kemungkinan dipengaruhi oleh faktor informasi, semakin banyak memperoleh informasi maka seseorang cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Masih kurangnya informasi yang didapatkan responden kemungkinan berasal dari
lxiii
kurangnya pemahaman ibu tentang pengetahuan yang didapat baik dari tenaga kesehatan atau sumber informasi lainya seperti media masa, dimana informasi diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung, dari tempat-tempat pelayanan kesehatan (Posyandu), atau media masa (Koran). Serta pengalaman, semakin banyak pengalaman seseorang terhadap objek atau peristiwa makin luas pula pengetahuan yang di dapat sehingga responden mampu mengambil keputusan dengan tepat. Pengalaman menyusui kemungkinan di pengaruhi oleh kebiasaan menyusui pada anak sebelumnya sehingga berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk menyusui atau tidak.
D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Pada saat pengambilan data sangat sulit untuk mengumpulkan responden dalam satu waktu sehingga menunggu pada saat kegiatan posyandu. 2. Kelemahan a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil jika menggunakan lebih dari 1 variabel penelitian. b. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab “benar” atau “salah” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
lxiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan
Colomadu
Karanganyar”
dengan
32
responden.
Tingkat
pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut: d. Tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada tingkat baik sebanyak 5 responden (15,6%) e. Tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (75,0%). f. Tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada tingkat kurang sebanyak 3 responden (9,4%).
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu: 5. Responden Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif dengan aktif mengikuti penyuluhan, banyak membaca dan tetap
lxv
memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan pada bayi. 6. Posyandu Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dengan aktif memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat khususnya tentang ASI Ekslusif sehingga akan tercapai pemberian ASI Eksklusif pada bayi. 7. Desa Blulukan Colomadu Karanganyar Diharapkan masyarakat Desa Blulukan Colomadu Karanganyar bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk meningkatkan informasi dengan melakukan penyuluhan khususnya pengetahuan tentang ASI Eksklusif. 8. Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan khususnya tentang ASI Eksklusif. 9. Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan variabel yang lebih, sehingga akan didapatkan penelitian yang lebih bervariasi.
lxvi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta –––––––––––––––,
2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
Budiarto, E, 2003, Metodologi Penelitian Kedokteran, Jakarta : EGC Cadwell, K, 2011, Buku Saku Manajemen Laktasi, Jakarta: EGC Cahyonoputra, 2009, Pengetahuan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, diakses http://forbetterhealth.wordpress.com, 23 Oktober 2012 Depkes, 2010, Target MDGs Bidang Kesehatan. http://www//1456-depkes-targetmdgs-bidang-kesehatan.html. Diakses tanggal 12 Februari 2012 Encyclopedia of Children’s Health, 2011, Working Mothers. http://www.enotes.com/childrens-health-encyclopedia. diakses 29 November 2012 Ghozali, I, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS/ Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hidayat, A, A, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta: Salemba Medik Nasrulloh, A, 2009, Perbedaan Antara Ilmu dan Pengetahuan, melalui http://www.filsafatindonesia1001.wordpress.com. Diakses 23 Okotber 2012 Nototatmodjo, S, 2005, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta ––––––––––––––––––––,
2007, Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka
Cipta ––––––––––––––––––––,
2010, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Metodologi
Penelitian
Prasetyono, D,S, 2012, Buku Pintar ASI Eksklusif, Jogjakarta : Diva Press Riksani, R, 2012, Keajaiban ASI (Air Susu Ibu), Jakarta: Dunia Sehat
lxvii
Ilmu
Riwidikdo, H, 2009 Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS, Yoyakarta: Pustaka Rihana Roesli, U, 2008, Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif, Jakarta: Pustaka Bunda Saleha, S, 2009, Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Jakarta: Salemba Medika Sapriyudi, 2009, Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan TerhadapPengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tegalrejo, http://www.publikasi.umy.ac.id/index.php/psik/article/view/2071. Diakses tanggal 11 Desember 2012 Silalahi, U, 2012, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT. Refika Aditama Soetjiningsih, 2012, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC Sugiyono, 2010, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Suradi, R, 2004, Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, Jakarta: Perinasia Suryoprajogo, M, 2009, Keajaiban Menyusui, Yogyakarta: Keyword
lxviii