SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR Yanti1, Ika Tristanti2 1
Mahasiswa AKBID Mitra Husada Karanganyar 2 Dosen AKBID Mitra Husada Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar Email :
[email protected] ABSTRAK Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Pemberian ASI Eksklusif juga dapat menciptakan iklim psikologis dan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi. Dalam era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap ibu bekerja yang memiliki bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Kebakramat I Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah diskriptif yaitu membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif untuk menggambarkan sikap ibu nifas yang bekerja tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar. Hasil penelitian terdapat 21 responden (70%) memberikan respon sikap positif mengenai sikap ibu bekerja yang memiliki bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif dan 9 orang responden (30%) ibu bekerja yang menunjukkan sikap negatif pada pemberian ASI eksklusif pada bayinya. Simpulan dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagian besar sikap ibu bekerja yang memiliki bayi 0-6 bulan memberikan respon positif dalam memberikan ASI Eksklusif yaitu dari 30 responden terdapat 21 responden (70%) yang memberikan positif dan 9 responden (30%) memberikan sikap negatif.
Kata kunci
:
Sikap, ibu bekerja, ASI Eksklusif.
PENDAHULUAN Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI mempunyai manfaat/keuntungan sebagai berikut: Pertama, ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna dan memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi. Kedua, ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan dengan jenis apapun (Baskoro, 2008). ASI Eksklusif didefinisikan sebagai konsumsi dan asupan makanan bagi bayi, asupan makanan tersebut adalah Air Susu Ibu tanpa suplemen jenis apapun baik itu air, juice, makanan dalam bentuk apapun kecuali untuk vitamin, mineral, dan pengobatan (Baskoro, 2008).ASI Ekslusif mempunyai manfaat/keuntungan karena ASI Eksklusif merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan atau sifat sebagai berikut: Pertama ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna dan memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi. Kedua ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan dengan jenis apapun (Baskoro, 2008).Salah satu pengalaman yang berharga yang dialami ibu dan bayi adalah menyusui bayi secara eksklusif. Sayangnya tidak semua ibu menyadari akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif tersebut. ASI mengandung semua nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk
tumbuh kembangnya, disamping itu juga mengandung antibodi yang akan membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya. Pemberian ASI Eksklusif juga dapat menciptakan iklim psikologis dan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi. Dalam era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sehingga pemberiann ASI Eksklusif mungkin tidak tercapai (Mardiati, 2008).Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak 13%. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat 6 bulan dan jumlah yang tepat dapat mencegah kematian bayi sebanyak 6% sehingga pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan dengan pemberian ASI sampai lebih 2 tahun bersama makanan pendamping ASI yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 19% (Suradi, 2008). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar tahun 2012 jumlah bayi yang berisi ASI Eksklusif 17,30% dengan jumlah 13448 bayi, dari jumlah bayi 0-6 bulan dari 21 Puskesmas. Sedangkan data pemberian ASI Eksklusif berdasarkan data kinerja Puskesmas tahun 2012 adalah 17,30% dari target 60 % dengan jumlah 13448 bayi dimana ada sedikit peningkatan dari pada tahun 20011 ada 51 (7,22%). Cakupan ASI Eksklusif khususnya cakupan di Puskesmas Kebakkramat I tahun 2012 adalah sebesar 7 bayi (1,59 %) dari 440 bayi. Alasan utama terjadi peningkatan pemberian susu formula adalah karena ibu bekerja, sehingga sedini mungkin bayi sudah terbiasa dengan susu formula, disamping semakin gencarnya promosi susu formula. Sedang data Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Tengah pemerian ASI Eksklusif mencapai 45,86%. Menurut Survey Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2012 diketahui baru sebanyak 33,6% bayi di Indonesia yang mendapatkan ASI Eksklusif (Profil PKM, 2010). Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap ibu bekerja yang memiliki bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Kebakramat I Karanganyar. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau diskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2008). Dalam penelitian ini menggambarkan sikap ibu nifas yang bekerja tentang ASI Eksklusif di RB Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar pada November 2013. Variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sikap ibu bekerja yang memiliki bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang memiliki bayi dari umur 0-6 bulan pada bulan November 2013 jumlah bayi yang berkunjung di Puskesmas Kebakkramat I berjumlah 30 bayi. Tehnik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Accidental sampling adalah pemilihan subjek sampel berasal dari individuindividu yang secara kebetulan dijumpai (Taufiqurrohman, 2008). Analisa data
menggunakan univariat untuk menganalisa variabel-variabel deskriptif dengan menghitung kontingensi dan proporsi untuk mengetahui karakteristik subjek penelitian, dengan rumus sebagai berikut:
T = 50 + 10
( x - x) z
Keterangan : x : skor responden pada skala yang hendak diubah menjadi skor T : mean skor kelompok : durasi standar skor kelompok x z
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur responden Umur
Frekuensi
%
< 21
5
16,8
21 – 35
23
76,6
> 35
2
6,6
Total
30
100%
Hasil pengambilan data dari identitas ibu bekerja yang datang di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar berdasarkan kuesioner bahwa jumlah responden paling banyak adalah ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan dalam golongan umur 21-35 tahun sebanyak 23 responden (76,6%) dan yang paling sedikit adalah responden dengan distribusi umur > 35 yaitu sebesar 2 responden (6,6%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan
Frekuensi
%
Ibu Rumah Tangga
2
6,6
Buruh
16
53,4
Petani/Pedagang
7
23,4
Wiraswasta
5
16,6
PNS
0
0
Total
30
100
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar sebagian besar responden bekerja sebagai buruh dengan jumlah responden 16 orang (53,4%) dan yang paling sedikit adalah ibu rumah tangga yaitu 2 responden (6,6%), sedang PNS tidak ada. Dari hasil penelitian di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar sebagian besar responden telah memberikan respon sikap positif mengenai sikap ibu bekerja yang memiliki bayi 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif yaitu sebanyak 21 orang responden (70%). Sedangkan 9 orang responden (30%) ibu bekerja yang menunjukkan sikap negatif pada pemberian ASI eksklusif pada bayinya. Berikut tabel distribusi frekuensi sikap responden : Tabel 4.3 Tabel Distribusi Sikap Responden Sikap
Frekuensi
%
Positif
21
70
Negatif
9
30
Total
30
100%
Dalam penelitian yang telah peneliti lakukan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar dapat dilihat hasilnya bahwa sebanyak 21 responden (70%) memiliki sikap positif sedangkan 9 responden (30%) memiliki sikap negatif terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayinya. Banyak faktor yang mempengaruhi sikap ibu yang bekerja ini dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, antara lain adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosional. Sikap positif yang ditunjukkan oleh 21
responden penelitian ini adalah positif karena kencenderungannya adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu yang dalam hal ini adalah responden telah hampir menunjukkan sikap sempurna dalam menjawab kuesioner yang telah peneliti berikan. Responden terbanyak dalam penelitian ini adalah ibu yang berumur 21-35 tahun (76,64%), pernyataan sikap positif dimungkinkan karena wanita umur 21-35 tahun memiliki kematangan baik secara reproduksi maupun dalam hal mental. Kemampuan yang lebih pada wanita dengan umur 21-35 tahun adalah mereka lebih enerjik dan selalu ingin tahu mengenai informasi baru. Berusaha untuk menggali pengetahuan baik dari media massa, cerita dari para kerabat, maupun antusias dalam mengambil petuah maupun nasehat dari orang yang mereka anggap lebih tahu. Responden yang memberikan sikap positif adalah ibu yang bekerja, ini sesuai dengan informasi yang peneliti terima dan pengamatan yang dilakukan bahwa wanita yang telah berperan sebagai seorang ibu akan berusaha memberikan yang terbaik bagi bayinya, dan ini terbukti walaupun mereka bekerja dengan kesibukan masing-masing namun tetap berusaha memberikan ASI Eksklusif. Bekerja bukan suatu alasan bagi mereka untuk tetap mengutamakan buah hatinya. Tanpa alasan apapun pekerjaan mereka, mereka mengaku ASI Eksklusif adalah utama bagi tumbuh kembang buah hatinya. Sedangkan 9 responden yang telah peneliti kaji memiliki sikap negatif karena kecenderungan jawaban mereka menjauhi, menghindari konteks jawaban pertanyaan yang seharusnya. Untuk mengerti konsep mengenai ASI Eksklusif mereka memang mengerti namun dalam penerapannya bagi 9 responden ini kurang begitu memahami.
Pernyataan sikap negatif terbanyak adalah ibu bekerja yang berumur < 21 tahun yaitu sebanyak 5 responden (16,8%) mengaku menyusui bayinya karena sudah kodratnya sebagai seorang ibu dan >35 tahun, sebanyak 2 responden (6,6%) mengaku mereka hanya melakukan hal terbaik buat bayinya dengan memberikan ASI Eksklusif dengan alasan di masa lalu mereka juga memberikan ASI saja pada anak-anaknya, atau berdasarkan pengalaman di masa lalunya. Ada juga di antara mereka yang mengaku memberikan ASI Eksklusif atas anjuran tenaga kesehatan, walaupun sebenarnya mereka juga tahu arti penting ASI Eksklusif bagi baginya.
berumur 2 tahun.Selain itu pemberian pengertian pada awal kehamilan serta saran-saran mengenai ASI Eksklusif, agar dalam penerapan nyata tidak ada lagi salah persepsi mengenai ASI Eksklusif,bagi Responden diharapkan ibu bekerja tetap memberikan ASI Ekskusif kepada bayinya, mengingat pentingnya pemberian ASI Ekskusif terhadap bayi, yaitu dengan cara hanya memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan apapun.
SIMPULAN
Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan Sebanyak 21 responden (70%) memiliki sikap positif dan 9 responden (30%) memiliki sikap negatif.Saran : Bagi Puskesmas mempertahankan dan meningkatkan pencapaian cakupan pemberian ASI Eksklusif di Puskemas dengan memberikan pengertian pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi walaupun ibu harus bekerja,bagi Peneliti perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam dengan masalah yang sama dalam waktu dan lingkup yang lebih luas agar diperoleh hasil yang lebih baik guna meningkatkan pengetahuan,bagi Tenaga Kesehatan perlunya memberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) mengenai manfaat ASI Eksklusif karena masih ditemukan responden yang memiliki sikap negatif. Sedang bagi yang bersikap positif dianjurkan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif dan dilanjutkan sampai anak
DAFTAR PUSTAKA Arief TQ, M, 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. LPP UNS dan UNS Press. Surakarta.
Baskoro, A. 2010. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta. Banyu Media. Hubertin, 2008. Konsep Penerangan ASI Eksklusif. Buku Saku Untuk Bidan Editor. Monica Ester. Jakarta. EGC. Notoatmodjo. S, 2010. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta PT. Rineka Cipta. Mata
Kristal, 2013. manfaatpengetahuan.blogspot.com/.../peng ertian-pek.., diakses 15 November 2013.
Poerwodarminto, 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta.
Besar
Roesli, U. 2008. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta, Trubus Agriwidya, Anggoa IKAPI.
Saifuddin, 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Soegiyono, 2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung. CV. Alfa Beta. Soenartyo, 2010. Panduan Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta. Diva Press. Women Research Institue, 2013. Kilas Balik Sejarah. http://wri.or.id/penelitian% 20politik%20dan%20perempuan/K ehadi… diakses 28 Januari 2013.