Strategi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Dalam Pengembangan Pariwisata Pacu Jalur Di Kabupaten Kuantan Singingi Putri Alastri Dibimbing Oleh Chalid Sahuri
[email protected] HP. 085265648541 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau Kampus Bina Widya Km.12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Tourism represent one of the assessed sector enough have potency to growth of economics of people and producer of state's stock exchange of commodity of nonmigas. managed tourism better also can add one of the inclusion of area of PAD ( Earnings of Genuiness Area). Kuantan Singingi Regency owning big tourism potency, one of [the] that is cultural tourism race boat which if can be developed maximally of course will be able to render many matter because execution race this boat have various effect and target. For that researcher interest to know Strategy of Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga for Development of Tourism race Boat at Kuantan Singingi Regency. As for intention of this research is to know Strategy of Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga for Development of Tourism race Boat at Kuantan Singingi Regency. In this research, researcher use Descriptive research method Qualitative. From result of research known that Strategy of Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga for Development of Tourism race Boat at Kuantan Singingi Regency not yet goodness. This matter earn in seeing from some existing Strategy like improving good facilities and basic facilities of complement and also fundamental / supporter, promotion either through direct and do not lansung, and work along with society. From third the Strategy no one have been executed maximally, there is still lacking of in its execution.
Kata kunci : Strategi, Pengembangan Pariwisata, Pacu Jalur Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah sesuai dengan UU No 32 tahun 2004, maka peran pemerintah pusat dalam pengembangan ke pariwisataan nasional akan membagi tugas dan kewenangannya kepada Pemerintah Daerah. Salah satu tugas penting yang akan diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah adalah perencanaan dalam pengembangan pariwisata khususnya untuk masing-masing daerah di indonesia. Pelimpahan wewenang ini akan menuntut peran aktif dan proaktif daerah untuk mengembangkan berbagai peluang pariwisata di daerahnya dan secara profesional merancang strategi-strategi pengembangan pariwisata didaerahnya masing-masing, sehingga pada akhirnya akan terwujud tujuan yang diinginkan yaitu terwujud pariwisata yang maju, berkembang, dan berkelanjutan. Kabupaten Kuantan Singingi pada dasarnya memiliki banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata baik itu potensi alam, budaya, sejarah, dan buatan. Salah satu objek wisata budaya yang cukup digemari dan dikenal oleh masyarakat lokal maupun masyarakat luar daerah saat ini ialah ivent pacu jalur. Sehingga apabila potensi yang cukup besar ini dapat dikelola
dengan baik maka juga dapat menarik kunjungan para wisatawan. Banyaknya kunjungan wisatawan yang mendatangi objek wisata memberikan pamasukan bagi PAD (Pendapatan Asli Daerah) khususnya di bidang pariwisata. Adapun perkembangan pendapatan daerah pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dari tahun 2008-2012 dapat dilihat dari tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1 Penerimaan PAD Dari Sektor Pariwisata No 1
Tahun 2008
2
2009
3
2010
4
2011
5
2012
Jenis Pendapatan a. Retribusi dari objek wisata b. Pemakaian kekayaan daerah Total a. Retribusi dari objek wisata b. Pemakaian kekayaan daerah Total a. Retribusi dari objek wisata b. Pemakaian kekayaan daerah Total a. Retribusi dari objek wisata b. Pemakaian kekayaan daerah Total a. Retribusi dari objek wisata b. Pemakaian kekayaan daerah Total
PAD (Rp) 33.000.000,17.304.000,50.304.000,35.000.000,20.400.000,55.400.000,39.050.000,25.000.000,64.050.000,56.600.000,54.900.000,111.500.000,111.500.000,54.900.000,166.400.000,-
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi 2012 Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa penerimaan dari sektor pariwisata mengalami fluktuasi, namun tidak menutup kemungkinan penerimaan dari sektor pariwisata dapat menurun. Dan apabila sektor ini lebih ditingkatkan maka dapat menjadikan sumber PAD yang besar bagi kabupaten kuantan singingi dan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kuantan singingi. Pacu jalur merupakan salah satu kebudayaan rakyat Kabupaten Kuantan singingi yang sudah ada sejak lama. Pacu jalur ini di selenggarakan setahun sekali dalam rangka merayakan HUT Kemerdekaan RI. Banyaknya jumlah wisatawan yang mengunjungi wisata pacu jalur di daerah Kabupaten Kuantan Singingi dari tahun 2008-2012 dapat dilihat dari tabel 1.2 berikut ini : Tabel 1.2 Jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Kuantan Singingi Jumlah Wisatawan No Tahun Lokal Nasional Regional Internasional 1 2008 200.000 3.000 500 50 2 2009 300.000 3.500 450 53 3 2010 300.050 3.500 370 73 4 2011 300.050 4.000 490 95 5 2012 300.500 4.000 500 100 Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi 2012
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan yang mengunjungi event pacu jalur tidak stabil yang ditandai dengan naik turunnya jumlah wisatawan setiap tahunnya, padahal objek wisata sangat berpotensi. Walaupun dari data dapat kita lihat bahwa kunjungan wisatawan lokal, nasional, dan regional cenderung meningkat, namun tidak menutup kemungkinan jumlah wisatawan mengalami penurunan. Oleh karena itu pemerintah masih perlu memberikan perhatian lebih terhadap wisata pacu jalur ini, karena wisata pacu jalur ini memiliki berbagai tujuan dan efek. Adapun tujuan dari kegiatan pacu jalur ini adalah bagian dari usaha untuk meningkatkan dan melestarikan kekayaan budaya, serta pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Kuantan Singingi khususnya, Provinsi Riau pada umumnya dan sekaligus sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun Multi Player Effect dari kegiatan Pacu Jalur yang diharapkan adalah: 1. Rumah warga dapat disewakan (home stay) 2. Produk home industry (souvenir) meningkat 3. Penginapan/hotel meningkat 4. Pendapatan/pedagang meningkat 5. Jasa angkutan berkembang 6. Berupa peluang bagi investor untuk berinvestasi di bidang industry pariwisata. Untuk itu perlu mengidentifikasi berbagai faktor sebelum merencanakan serta membuat kebijakan-kebijakan dalam rangka pengembangan sektor pariwisata pacu jalur menuju sasaran yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan agar pengembangan pariwisata pacu jalur menjadi sektor primadona dalam peningkatan perekonomian masyarakat serta pemasukan bagi PAD perlu dilakukan upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi yang ada. Penanganan objek wisata serta peningkatan sumber daya manusia yang tersedia secara terarah, terpadu, sistematis, oleh pemerintah, masyarakat perlu dilakukan karena keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan pariwisata adalah pekerjaan seluruh lapisan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Dalam upaya pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuantan Singingi ini, pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi memberikan wewenang kepada Dinas, Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi No 4 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kuantan Singingi dimana Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam upaya pengembangan pariwisata diperlukan strategi yang tepat yang didasarkan kondisi lingkungan internal dan eksternal serta mandat dan misi yang diembannya. Adapun visi dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi adalah “Kabupaten Kuantan Singingi negeri yang berbudaya, tujuan wisata serta pemuda dan olahraga yang handal dan berprestasi”. Selanjutnya misi dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi adalah : 1. Meningkatkan sumber daya manusia dibidang kepariwisataan pemuda dan olahraga yang mengelola potensi budaya, kesenian, pemuda dan olahraga yang dapat menjadi objek dan tujuan wisata domestik maupun manca negara.
2. Menggali, membangun, mengembangkan dan melestarikan potensi kepariwisataan Kuantan Singingi secara terencana dan berkesinambungan. 3. Mempromosikan secara luas tentang kepariwisataan kebudayaan Kabupaten Kuantan Singingi di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional. Dalam rangka pencapaian visi dan misi maka ditetapkan tujuan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi adalah sebagai berikut : 1. Mewujutkan Kabupaten Kuantan Singingi sebagai daerah yang berbudaya. 2. Mewujutkan Kuantan Singingi menjadi daerah tujuan wisata. 3. Meningkatkan ekonomi masyarkan Kuantan Singingi. 4. M eningkatkan prestasi Pemuda dan Olahraga Untuk menjalankan dan mencapai Visi dan Misi tersebut, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi sebagai instansi yang mempunyai kewenangan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi maka sudah seharusnya menyikapi dengan melakukan strategi berbagai kebijakan sebagai langkah awal pelaksanaan otonomi daerah secara efektif. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi telah membuat perencanaan strategi dari tahun ketahun untuk kemajuan dan pengembangan pariwisata secara bertahap. Namun pada kenyataannya masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Adapun strategi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga dalam pengembangan pariwisata pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi ialah : 1. Meningkatkan sarana dan prasarana 2. Promosi 3. Bekerja sama dengan masyarakat Strategi tersebut apabila dilaksanakan dengan baik diharapkan dapat lebih meningkatkan dan mengembangakan wisata pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi. Secara umum permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wisata pacu jalur ialah masih kurangnya sarana dan prasarana, baik umum, pelengkap, maupun penunjang kepariwisataan seperti alat transportasi, jalan, dan lain sebagainya, kemudian masih kurangnya peran serta masyarakat dalam upaya mengembangakan objek wisata pacu jalur, serta masih kurangnya promosi. Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Tetapi strategi bukanlah sekedar suatu rencana. Strategi ialah rencana yang disatukan: strategi mengikat semua bagian organisasi menjadi satu. Strategi itu menyeluruh: strategi meliputi semua aspek penting dalam organisasi. Strategi itu terpadu: semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian. Menurut Coulter dalam Kuncoro (2005:12) strategi merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi. Menurut Tripomo (2005:17) ada beberapa defenisi tentang strategi yaitu : 1. Strategi adalah kerangka atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan (goals), kebijakan-kebijakan (policy) dan tindakan/program organisasi. 2. Strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak menjadi apa organisasi di masa depan dan bagaimana cara mencapai keadaan yang di inginkan tersebut.
Strategi sangat penting untuk menentukan kesuksesan orang sehingga inilah yang menjadi alasan mengapa strategi sangat bermanfaat. Dengan menggunakan manajement stratejik, manajer pada semua tinggkat dari suatu organisasi dapat berinteraksi dalam menyusun perencanaan stratejik dan mengimplementasikan strategis. Manajemen strategi menurut Jauch dan Glueck dalam Purwanto (2008 : 75) adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Kemudian manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seni dan ilmu penyusunan, penerapan dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan/organisasi mencapai sasarannya. Manajemen strategi adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategi mengkombinasikan aktivitasaktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Suwantoro (2004:19) unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata daerah tujuan wisata yang menyangkut perancanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur, yaitu: 1. Objek wisata dan daya tarik wisata Objek wisata dan daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan untuk datang ke suatu daerah tujuan wisata. Pengusahaan objek wisata dan daya tarik wisata dapat dikelompokkan menjadi: a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya c. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus Daya tarik objek wisata, pada umumnya berdasarkan pada : a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih b. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. c. Adanya ciri khusus/sfesifik yang bersifat langka. d. Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir. e. Daya tarik objek wisata alam tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, hutan, dan sebagainya. f. Daya tarik objek wisata budaya tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara adat dan nilai luhur yang terkandung dalam suatu karya manusia pada masa lampau. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang dimiliki objek tersebut tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi kelayakan : a. Kelayakan financial b. Kelayakan sosial ekonomi regional c. Layak teknis d. Layak lingkungan
2. Prasarana wisata Prasarana wisata merupakan sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata. Misalnya jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal jembatan, dan sebagainya. 3. Sarana wisata Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Sarana wisata dapat dibagi menjadi tiga unsur pokok, yaitu: a. Sarana pokok kepariwisataan (main tourism superstructure) Biro perjalanan umum dan agen perjalanan ; Transportasi wisata baik darat, laut, maupun udara; Restorant (catering trades) Objek wisata yaitu berupa keindahan alam (natural amenities), dan ciptaan manusia (man made supply). Atraksi wisata (tourist attraction), seperti kesenian, festival, ritual, upacara perkawinan tradisional dan lain-lain. b. Sarana pelengkap kepariwisataan (supplementing tourism superstructure) Fasilitas rekreasi dan olah raga. Prasarana umum seperti jalan raya, jembatan , listrik, telekomunikasi, air bersih, dan lain-lain. c. Sarana penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure) Souvenir shop 4. Tata laksana/insfrastruktur Insfrastruktur merupakan situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik system pengaturan maupun bangunan fisik di atas dan di bawah permukaan tanah. 5. Masyarakat/lingkungan. Dalam hal ini harus menciptakan masyarakat yang sadar wisata, serta memperhatikan lingkungan wisata agar tetap terjaga kelestariannya. METODE Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative research). Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata atau gambar dari pada dalam wujud angka-angka. Pendekatan yang kualitatif berakar dari data dan teori berkaitan dengan pendekatan tersebut diartikan sebagai aturan dan kaidah untuk menjelaskan proposisi yang dapat diformulasikan secara deskriptif ataupun secara proporsional. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah peristiwa-peristiwa atau fenomena yang terjadi di lapangan termasuk perilaku dan sikap subyek/actor yang diteliti. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti mengumpulkan data atau informasi dari informan kunci (key Informan) sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Dari informan kunci inilah kemudian dilanjutkan mencari dan mengumpulkan data atau informasi dari para informan berikutnya dengan menggunakan teknik “snow ball sampling” atau bola salju yang menggelinding semakin lama semakin bersar.
HASIL Strategi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga dalam Pengembangan Pariwisata Pacu Jalur Di Kabupaten Kuantan Singingi Kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional. Sektor pariwisata ini perlu dikembangkan karena sektor ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat serta pamasukan bagi daerah yaitu PAD (Pendapatan Asli Daerah). Perkembangan pariwisata di kabupaten kuantan singingi masih tertinggal dibanding dengan daerah lain. Peran pemerintah sangat diharapkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di Kabupaten Kuantan Singingi. Dari hasil observasi peneliti dan dokumentasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga saat ini di Kabupaten Kuantan Singingi terdapat sekitar 58 potensi wisata, baik potensi wisata alam, wisata budaya, sejarah, dan buatan. Dari ke-58 potensi tersebut hanya beberapa saja yang telah di kelola dan di jadikan objek wisata oleh pemerintah. Dari objek wisata yang telah dikelola oleh pemerintah ada satu wisata budaya yang sangat digemari oleh masyarakat Kuantan Singingi dan juga sudah mulai dikenal oleh masyarakat luar, yaitu wisata pacu jalur. Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih terhadap wisata pacu jalur ini karena apabila wisata pacu jalur ini mampu dikembangkan dengan baik, maka hal ini dapat berpengaruh terhadap kelestarian budaya, perkembangan kepariwisataan, serta berpengaruh terhadap masyarakat dan juga bagi daerah. Dalam rangka mencapai suatu tujuan maka dalam hal penyusunan kebijakan dan strategi harus mampu memberi arahan dan motivasi baik secara manejerial, kinerja maupun perilaku sehinggga setiap aparatur dapat melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan. Adanya koordinasi yang baik antar aparatur dapat mengatasi persoalan yang ada dalam pengembangan pariwisata. Sebagai Instansi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan sektor pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga mempunyai peran penting dalam mengelola dan berkoordinasi untuk mengebangkan pariwisata di Kabupaten Kuantan Singingi. Dalam rangka mencapai suatu tujuan, maka Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga memiliki beberapa strategi dalam pengembangan pariwisata yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata. Sarana dan prasarana ini akan mempengaruhi tingkat pengunjung, karena apabila suatu objek wisata memiliki sarana dan prasarana yang lengkap maka akan membuat pengunjung lebih nyaman untuk berkunjung. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga telah melakukan berbagai upaya dalam hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Harmoni,SE selaku Kepala Bidang Pariwisata, dimana Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga masih terus berusaha meningkatkan sarana dan prasarana wisata baik pokok maupun pelengkap/penunjang kepariwisataan.
a. Meningkatkan sarana dan prasarana pokok Sarana dan prasarana pokok yang dimaksud ialah berupa bangunan fisik serta fasilitas yang ada pada objek wisata guna kenyamanan para pengunjung serta memberikan kesan kepada pengunjung. sejauh ini memang sudah dilakukan pembangunan untuk sarana dan prasarana pokok diantaranya yaitu tempat duduk penonton pacu jalur, taman, gerbang arena pacu jalur, serta jembatan gantung, sebagaimana diungkapkan oleh Enny Kuswati, S.Pd Kepala Bidang Kebudayaan. meski demikian hal tersebut masih terdapat kekurang hal ini juga dibenarkan oleh salah satu pengunjung pacu jalur Rajinan yang mengeluhkan masalah WC umum, dimana di lokasi tidak ditemukan adanya WC yang juga merupakan unsur penting bagi kenyamanan pengunjung. b. Meningkatkan sarana dan prasarana pelengkap/penunjang Sarana dan prasarana pelengkap/penunjang yang dimaksud ialah berupa biro perjalanan, fasilitas olah raga, fasilitas transportasi, fasilitas akomodasi, fasilitas restoran serta toko souvenir. Dalam meningkatkan sarana dan prasarana pelengkap/penunjang ini tidak bisa lepas dari partisipasi aktif masyarakat, disini peran aktif masyarakat sangat berpengaruh terhadap peningakatan sarana dan prasarana pelengkap ini. Disebutkan Edi A. Darman Kasi Pengembangan Objek dan Aktivitas Wisat, dalam upaya meningkatkan sarana dan prasarana pelengkap/penunjang ini ada yang memang dikelola lansung oleh Dinas, ada juga yang bekerjasama dengan masyarakat (pengusaha), seperti biro perjalanan, pihak Dinas telah membuat suatu paket wisata yang dikemas dalam dua hari satu malam, kemudian untuk fasilitas olah raga sudah ada sport center yang dibangun oleh pemerintah sekaligus ikut mensukseskan PON XVIII tahun 2012 semalam, terus kalau soal transportasi kami sudah mengadakan kerjasama dengan pihak travel guna mengangkut para wisatawan ke lokasi wisata. untuk fasilitas akomodasi untuk saat ini sudah ada 6 hotel, 6 penginapan, 1 mess, dan 6 wisma, kemudian fasilitas restoran/catering sudah ada sekitar 31 buah, kalau soal souvenir shop sekarang masyarakat sudah mulai membuat toko yang menjual asesoris ataupun sejenis makanan khas Kuantan Singingi. Namun kenyataannya peneliti melihat masih banyak kekurangan, seperti paket wisata yang dibuat oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga masih kurang dipromosikan, masih banyak yang belum mengetahuinya atau bahkan nyaris tidak ada pihak yang mengetahuinya, untuk itu Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga masih harus berupaya untuk meningkatkan promosi paket wisata ini. Diatas juga dikatakan bahwa telah diadakan kerjasama dengan pihak travel, namun dari kenyataan yang peneliti lihat dilapangan kerjasama itu tidak berlanjut karena wisatawan yang akan mengunjungi objek wisata yang ada cenderung menggunakan kendaraan pribadi sehingga timbul persepsi dirasakan pelayanan yang kurang baik. Selain itu akomodasi dan restoran sejauh ini di kabupaten Kuantan Singingi memang sudah ada fasilitas Akomodasi dan restoran, namun sampai saat ini memang belum ada hotel berbintang. Untuk kedepannya Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga sedang merencanakan pembangunan sebuah hotel berbintang, yang akan diberi nama Hotel Kuansing. Kemudian cindramata yang juga merupakan unsur penting yang menjadi salah satu faktor untuk menarik pengunjung, dimana dengan adanya cindramata dapat dijadikan wisatawan sebagai oleh-oleh untuk sanak
keluarga. peneliti melihat bahwa cinderamata/souvenir ini masih sangat kurang, sehingga wisatawan yang datang banyak yang pulang dengan tangan kosong dan hal ini tentu berpengaruh terhadap minat pengunjung. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga melakukan upaya dengan melakukan sosialisasi sadar wisata agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam kegiatan kepariwisataan, terutama dalam menyediakan souvenir. Sejauh ini memang sudah ada beberapa masyarakat yang mulai menyadarinya, mereka mulai berpartisipasi dalam menyediakan souvenir yang salah satunya yaitu miniatur jalur, makanan khas Kuantan Singingi, dan ada juga yang mulai mejual madu alami yang memang sudah dikenal oleh masyarakat luas. 2. Promosi Promosi sangat penting dilakukan dalam usaha mengenalkan suatu destinasi wisata. Tanpa dilakukannya promosi sebanyak dan sebagus apapun suatu wisata itu maka tidak akan diketahui keberadaannya oleh masyarakat luas. Adapun upaya untuk mempromosikan objek wisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi dapat dilihat sebagai berikut : a. Promosi Lansung Promosi lansung yang dimaksud yaitu pemberian informasi lansung kepada wisatawan yang datang mengunjungi wisata pacu jalur. Namun dilapangan peneliti belum melihat adanya promosi secara lansung yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga. pada umumnya para wisatawan yang datang khususnya untuk wisatawan yang dari daerah lain yang mungkin untuk pertama kalinya melihat pacu jalur, mereka datang dan berjalan sendiri tanpa adanya promosi maupun bimbingan dari pengelola atau panitia pelaksanaan pacu jalur. Sehingga wisatawan yang datang untuk pertama kalinya akan kebingungan dan merasa bosan, dan ini akan mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung lagi. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Harmoni,SE selaku Kepala Bidang Pariwisata, untuk meminimalisir hal tersebut Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga melakukan upaya dengan mempromosikan pacu jalur tersebut kepada calon wisatawan terlebih dahulu, yaitu dengan menampilkan rangkaian acara pacu jalur mulai dari pembukaan sampai acara penutupan dengan menggunakan infokus,dan juga menyebarkan booklet tentang pesona wisata Kuantan Singingi, dengan harapan tidak ada lagi yang kebingungan ketika mereka berkunjung. Hal ini rutin dilakukan dalam rangka mengikuti pameran di Jakarta setiap tahunnya, hal ini dikarenakan untuk melakukan promosi lansung kepada setiap wisatawan yang datang tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan SDM. Upaya yang dilakukan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga memang bagus, namun pelaksanaan yang hanya dilakukan sekali dalam satu tahun dan hanya diadakan pada satu tempat dirasa kurang efektif. b. Promosi Tidak Lansung Promosi tidak lansung yang dimaksud ialah promosi yang dilakukan melalui media. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga telah mempromosikan melalui berbagai media sebagaimana yang diungkapkan oleh Harmoni,SE selaku Kepala Bidang Pariwisata dan Enny Kuswati, S.Pd Kepala Bidang Kebudayaan. sejauh ini kegiatan promosi yang dilakukan yaitu dengan membuat CD, Booklet, Koran, Majalah Venues, dan juga melalui media
elektronik seperti televisi. Namun masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya, dimana peneliti tidak melihat adanya penyebaran booklet, yang seharusnya booklet ini dibagikan kepada pengunjung yang datang ke lokasi wisata. Sehingga tujuan pariwisata pacu jalur yang seharusnya dapat mengembangkan pariwisata di Kabupaten Kuantan Singingi atau dijadikan sebagai lokomotif penggerak perkembangan pariwisata di Kabupaten Kuantan Singingi tidak dapat terlaksana. Selain itu Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga juga masih belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi dalam mempromosikan pariwisata. untuk saat ini Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga masih dalam tahap sedang merencanakan untuk membuat website yang khusus untuk pariwisata Kuantan singingi, padahal dengan penggunaan teknologi dapat membantu mempermudah dalam menyampaikan informasi atau memberikan informasi kepada masyarakat luas sehingga memudahkan akses bagi calon wisatawan untuk mengetahui informasi tentang pariwisata yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi. Meskipun promosi melalui media internet terasa lebih praktis dan dapat dijangkau oleh mereka yang ada di manapun namun penggunaan hal tersebut belum bisa direalisasikan secara maksimal karena adanya SDM yang masih kurang memahami tentang penggunaan teknologi. Maka dari itu dibutuhkan pelatihan-pelatihan dan menyampaian informasi agar teknologi ini dapat dinikmati oleh pengelola untuk memudahkan segala kepentingan maupun urusan yang ada. 3. Bekerja Sama Dengan Masyarakat Upaya pengembangan pariwisata yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan pariwisata Pemuda dan Olahraga sangat mambutuhkan dukungan penuh dan partisipasi dari masyarakat, untuk itu perlu adanya kerjasama dengan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat hendaknya dapat ikut menciptakan suasana sapta pesona yaitu tujuh kondisi yang harus diciptakan pada suatu kawasan objek wisata atau daerah tujuan wisata. Agar tujuh sapta pesona dapat diwujudkan maka perlu adanya sosialisasi sadar wisata kepada masyarakat. Untuk mensosialisasikan sadar wisata ini Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Setiap tahunnya mengadakan sosialisasi yaitu memberikan penyuluhan yang diadakan di tingkat Kecamatan, disini pihak Dinas mengenalkan kepada masyarakat akan pentingnya kegiatan pariwisata, serta mengenalkan program-progam dari dinas sehingga masyarakat ikut berperan serta dalam kegiatan pengembangan pariwisata, selain itu Pihak Dinas juga mengajak masyarakat untuk ikut mewujudkan tujuh sapta pesona pariwisata di Kabupaten Kuantan Singingi, ungkap Harmoni, SE selaku Kepala Bidang Pariwisata. Dalam mensosialisasikan sadar wisata ini Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi masih kurang efektif karena adanya beberapa kendala dalam pelaksanaannya, hal ini pun diakui oleh pihak Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga. Dalam kegiatan mensosialisasikan yang dilakukan di tingkat Kecamatan setiap tahunnya, masyarakat cendrung tidak peduli dengan upaya yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga ini, mereka sibuk dengan urusan pribadinya masing-masing. selain itu dana yang masih kurang juga menyebabkan sosialisasi ini tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga melakukan kerjasama dengan masyarakat bukan hanya dalam hal menciptakan tujuh sapta pesona wisata, tapi juga dalam hal menciptakan daya tarik wisata. Salah satu peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuantan Singingi yaitu meliputi pengembangan daya tarik wisata buatan seperti water park, kolam berenang seperti yang di ungkapkan oleh Harmoni, SE selaku Kepala Bidang Pariwisata yang mengatakan bahwa salah satu partisipasi dari masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuantan Singingi adalah dalam pembangunan water park kolam berenang yang dulunya tidak ada sekarang dibangun dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat sudah mulai ada yang menyadari akan pentingnya kegiatan kepariwisataan, Apalagi jika pada masyarakat tersebut telah terbangun suatu pandangan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat mendatangkan devisa negara, meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat, maka dari sini dengan sendirinya akan lahir dan berkembang kreasi kepariwisataan sebagai bentuk partisipasi masyarakat, yang sekaligus juga sebagai bentuk komitmennya. Untuk mendapatkan kesejahteraan masyarakat jelas ditentukan oleh adanya daya cipta dan kreasi masyarakat yang bukan hanya dapat memelihara yang ada, tetapi juga dapat menciptakan berbagai kreasi baru sehingga berbagai jenis wisata mulai dari wisata budaya, belanja, alam, Olahraga, riset dan lain sebagainya, dapat berkembang secara variatif dan terus berkelanjutan. Kesemuanya ini terletak dari bagaimana peran masyarakat dalam memajukan pariwisata. Sebab jika masyarakatnya pasif apalagi tidak punya kreatifitas maka kegiatan pariwisata akan sunyi senyap. tugas masyarakat adalah selain senantiasa membangkitkan kesadaran tentang pentingnya pariwisata juga menumbuh kembangkan kreatifitas yang melahirkan berbagai kreasi segar yang mengundang perhatian untuk kemudian menjadi daya pikat pariwisata. Ketidakmudahan menumbuh-kembangkan kreasi itu diantaranya terletak pada masih ada stigma pandangan bahwa pariwisata dapat mempengaruhi kehidupan yang kurang baik atau akan berpengaruh buruk pada proses pembentukkan moral masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga tersebut diatas tidak bisa terlepas dari hal-hal berikut : 1. Dukungan stake holder, terlibat mempengaruhi dan mengendalikan pembangunan di tempat mereka masing-masing yang berperan dalam menyukseskan berbagai program dan kegiatan yang direncanakan. 2. Pemahaman tugas pokok dan fungsi masing-masing komponen yang terlibat di bidang kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga . 3. Konsistensi seluruh elemen masyarakat khususnya dunia usaha untuk berperan langsung dalam kemajuan bidang kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga di Kabupaten Kuantan Singingi. Semua strategi yang di gunakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga diatas telah dilaksanakan, namun perealisasiannya belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari masih kurang lengkapnya sarana dan prasarana di lokasi objek wisata padahal ini sangat mendukung kenyamanan para pengunjung. Selain itu belum adanya promosi lansung yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga terhadap wisatawan khususnya yang datang dari luar daerah. Sehingga Untuk mewujudkan suatu pariwisata yang
handal Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga masih harus berbenah dan memperbaiki pelaksanaan strategi yang ada dalam pengembangan pariwisata pacu jalur. SIMPULAN Strategi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga di Kuantan Singingi belum baik. Hal ini dapat di lihat dari beberapa Strategi yang ada seperti meningkatkan sarana dan prasarana baik pokok maupun pelengkap/penunjang, promosi baik secara langsung dan tidak lansung, dan bekerjasama dengan masyarakat. Dari ketiga Strategi tersebut belum ada yang dilaksanakan secara maksimal, masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya. DAFTAR PUSTAKA Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Andi, Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad.2005. Strategi “Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Erlangga, Jakarta. Tripomo, Tedjo dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Rekayasa Sains, Bandung. Dokumen : Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi No 4 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kuantan Singingi