Stop
Rencana Aksi Nasional
Pengembangan SDM Pengendalian Tuberkulosis
2011-2014
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2011
TB
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Kata Pengantar Tuberkulosis atau TB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Indonesia merupakan negara pertama diantara negara-negara dengan beban TB yang tinggi di wilayah Asia Tenggara yang berhasil mencapai target Global untuk TB pada tahun 2006, yaitu 70% penemuan kasus baru TB BTA pos dan 85% kesembuhan. Saat ini peringkat Indonesia telah turun dari urutan ketiga menjadi kelima diantara negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Meskipun demikian, berbagai tantangan baru seperti halnya TB/HIV, MDR-TB, TB pada anak dan masyarakat rentan lainnya berjalan seiring dengan kemajuan program ini. Hal ini memacu program pengendalian TB nasional untuk terus melakukan akselerasi dan inovasi. Strategi Nasional Program Pengendalian TB 2011-2014 dengan tema “Terobosan menuju Akses Universal”. Dokumen ini disusun berdasarkan kebijakan pembangunan nasional 2010-2014, rencana strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 dan strategi global dan regional. Penyusunan strategi nasional ini melibatkan partisipasi berbagai pihak pemangku kebijakan, pusat dan daerah, organisasi profesi, Gerdunas, komite ahli TB, lembaga swadaya masyarakat, Pamali serta mitra internasional. Strategi Nasional program pengendalian TB dengan visi “Menuju Masyarakat Bebas Masalah TB, Sehat, Mandiri dan Berkeadilan”. Strategi tersebut bertujuan mempertahankan kontinuitas pengendalian TB periode sebelumnya. Untuk mencapai target yang ditetapkan dalam stranas, disusun 8 Rencana Aksi Nasional yaitu : (1) Public-Private Mix untuk TB ; (2) Programmatic Management of Drug Resistance TB; (3) Kolaborasi TB-HIV; (4) Penguatan Laboratorium; (5) Pengembangan Sumber Daya Manusia; (6) Penguatan Logistik; (7) Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial; dan (8) Informasi Strategis TB. Secara Nasional sejak tahun 2001 sampai dengan 2010, Komponen SDM dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Program Pengenadlian TB telah dipenuhi sesuai standar minimal disemua lini. Secara statistik, kompetensi manjerial di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota telah dilatih masing-masing minimal 3 orang, sedangkan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang telah melaksanakan penanganan pasien dengan strategi DOTS minimal 4 orang, yaitu dokter, paramedis dan teknisi Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
i
Stop TB Rencana Aksi Nasional
mikroskopis. Semua jenis SDM tersebut secara teratur dilakukan pemantauan untuk mengetahui kebutuhan baru sejalan dengan pemekaran wilayah yang diikuti perkembangan Fasyankes dan atau penggantian staf terlatih yang alih tugas (turn over) sekitar 30% setiap tahun. Alih tugas ini diharapkan pada ahir tahun 2014 menurun menjadi sekitar 20%. Dokumen ini ditujukan kepada seluruh pelaksana program TB di semua tingkatan, fasilitas dan penyedia pelayanan kesehatan, dan stake holders terkait. Dokumen ini diharapkan dapat mendorong implementasi kegiatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam Rencana Aksi Nasional PSDM untuk program TB Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan Rencana Aksi Nasional ini. Segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikannya pada masa mendatang sangat diharapkan. Semoga buku ini bermanfaat dalam pengendalian TB di Indonesia. Mari kita lakukan terobosan dalam perjuangan melawan TB.
Jakarta, 14 Maret 2011 Direktur Jenderal PP&PL, Kementerian Kesehatan RI
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP, MARS, DTM&H
ii
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
TIM PENYUSUN Pengarah Tjandra Yoga Aditama Yusharmen H. M. Subuh Editor Dyah Erti Mustikawati Asik Surya Kontributor Siti Nur Anisah Roosyana Hasbullah Rienarmy Satriany Usfinit Karen Bergstorm Nani Rizkiyati Sudarman Sumrah
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
iii
Stop TB Rencana Aksi Nasional
DAFTAR ISI Kata Pengantar ….................................................................................... Tim Penyususn ........................................................................................ Daftar Isi ................................................................................................. Daftar Tabel ............................................................................................. Daftar Gambar ......................................................................................... Daftar Lampiran ……………………………………………………........………… Daftar Singkatan ...................................................................................... i. Pendahuluan ................................................................................. 1. Alasan Penyusunan RAN Pengembangan SDM TB (PSDM TB) ........... 2. Program Pengendalian TB di Indonesia ........................................... 3. Pengembangan SDM dalam Program TB Nasional ............................. ii. Analisis Situasi .............................................................................. 1. Struktur Sistem Kesehatan ............................................................. 2. Organisasi, Tugas dan Fungsi Petugas Kesehatan yang Terakit dengan Pengendalian TB ................................................................ 3. Pengelolaan SDM di NTP ................................................................ 4. Analisis Situasi Pengembangan SDM TB .......................................... iii. Isu-isu Strategis Pengembangan SDM TB ................................... IV. Tujuan, Indikator dan Target ...................................................... 1. Tujuan ........................................................................................... 2. Indikator dan Target ........................................................................ v. Rumusan Startegi ......................................................................... vii. Rencana Kegiatan RAN PSDM TB 2011-2014 ................................ vii. Monitoring dan Evaluasi RAN PSDM TB ...................................... VIII. penganggaran dan Pembiayaan RAN PSDM TB .......................... IX. Daftar Kepustakaan ..................................................................... X. Lampiran ..........................................................................................
iv
i iii iv v vi vi vii 1 3 5 6 8 8 11 17 21 26 27 27 27 30 34 39 44 50 51
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Daftar Tabel Tabel 1. Pencapaian Target Program TB per Provinsi Tahun 2010 ............... Tabel 2. Struktur Kesehatan ..................................................................... Tabel 3. Fasilitas Kesehatan dan Program Pengendalian TB, 2010 .............. Tabel 4. Peran dan Tanggung Jawab Pelaksanaan Tugas Pencegahan, Pelayanan dan Monitoring TB ...................................................... Tabel 5. Komposisi Staf Manajemen Kesehatan dan Petugas Pendukung dalam Program Pengendalian TB, 2010 ........................................ Tabel 6. 7 (tujuh) Unit yang ada di NTP .................................................... Tabel 7. Indikator dan Target dalam RAN PSDM TB 2011-2014 ................. Tabel 8. Rencana Kegiatan dalam RAN PSDM TB ...................................... Tabel 9. Monitoring dan Evaluasi PSDM TB ............................................... Tabel 10. Rencana Penganggaran RAN PSDM TB ........................................ Tabel 11. Rincian Sumber Pendanaan RAN PSDM TB ..................................
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
3 9 10 15 16 20 27 34 41 44 45
v
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Daftar Gambar
Gambar 1. Ekspansi DOTS di Indonesia . .................................................... Gambar 2. Perkembangan SDM dan Capaian Program TB di Indonesia, 2000-2010 ............................................................................ Gambar 3. The HRH Action Framework ..................................................... Gambar 4. Struktur Kesehatan .................................................................. Gambar 5. Organisasi dan Jejaring Pelayanan TB di Kabupaten/Kota ............ Gambar 6. Organisasi SDM TB di NTP ....................................................... Gambar 7. Training Cascade ..................................................................... Gambar 8. DOTS Tim di Provinsi ............................................................... Bagan 9. Rencana Anggaran RAN PSDM TB 2011-014 ............................
1 2 5 9 15 17 18 19 45
Daftar Lampiran Lampiran 1. Daftar 199 Daerah Tertinggal di Indonesia ............................... 51
vi
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Daftar Singkatan AIDS : Aquired Immuno Deficiency Syndrome ACDA : Advance Course for DOTS Acceleration ACSM : Advocacy, Communication and Social Mobilization AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome BPPSDMK : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan CIDA : Canadian International Development Agency CDR : Case Detection Rate CNR : Case Notification Rate DHO : District Health Office DOT : Direct Observed Treatment DOTS : Directly Observed Treatment Short course DST : Drug Susceptibility Test DRS : Drug Resistance Surveillance FDC : Fixed Drug Combination Gerdunas : Gerakan Terpadu Nasional GDF : Global Drug Facility GFATM : The Global Fund to fight AIDS, Tuberculosis and Malaria GLC : Green Light Committee HIV : Human Immunodeficiency Virus HRD : Human Resource Development HRH : Human Resources for Health HRD – TB : Human Resource Development for comprehensive TB control HRM : Human Resource Management IEC : Information, Education and Communication ISTC : International Standards of TB Care KAP : Knowledge, Attitude and Practice KNCV Tuberculosis : Koninklijke Nederlandse Centrale Vereniging tot Bestrijding der Foundation : Tuberculose (Royal Netherlands Tuberculosis Association) Komli : Komite Ahli, Gerdunas Komnas : Komite Nasional, Gerdunas Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
vii
Stop TB Rencana Aksi Nasional
MDG MDR-TB NGO NTP OR SDM TB PMDT PPM PPs PPO PPM PPTI PRM PS PTC PTO PTT QA TB TBCTA TORG USAID VCT WHO
viii
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Millennium Development Goals Multi Drug-Resistant Tuberculosis Non-Government Organizations National TB Program Operational Research Sumber Daya Manusia untuk Program Pengendalian TB Programmatic Management Drug Resistance TB Public-Private Mix Private Practitioners Provincial Project Officer Puskesmas Pelaksana Mandiri (Independent Health Center) Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis indonesia Puskesmas Rujukan Mikroskopis Puskesmas Satelit Provincial Technical Coordinator Provincial Technical Officer Provincial Training Team Quality Assurance Tuberculosis Tuberculosis Coalition for Technical Assistance TB Operational Research Group United States Agency for International Development Voluntary Counseling and Testing World Health Organization
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
PENDAHULUAN Pengembangan sumber daya manusia pada program Pengendalian TB di Indonesia telah meletakkan dasar untuk percepatan ekspansi DOTS selama periode 2000-2005 (Gambar 1). Kapasitas teknis dan manajemen telah diperkuat dengan pendekatan yang sistematis untuk pengembangan sumber daya manusia Gambar 1: Ekspansi DOTS di Indonesia Advance Course DOTS Acceleration
Case detection rate
60 Stepwise training in 4 Regional Training Centers and Master Trainers
50 40
Other training
Hospital training
30 HRD Program with Dutch Support
20 10
Gerdunas founded
Provincial Provincial Provincial Project Technical Training Officer Officer Coordinator HCs Training
0 1998
1999
First partnership meeting
2000
2001
5 Year NTP Strategic plan
2002 USAID CIDA Start-up
2003 GFATM Start-up
2004 ISAC Start-up
Namun, sejak tahun 2007 terjadi penurunan penemuan kasus TB seperti terlihat pada grafik di atas. (Gambar 1). Hal ini mengindikasikan adanya kebutuhan untuk menyesuaikan strategi yang diterapkan saat ini agar lebih terarah pada target yang ‘’tak terjangkau’’, dan di saat yang sama diupayakan untuk peningkatan kualitas layanan DOTS. Strategi ini juga diharapkan mampu menghadapi tantangan seperti yang dijelaskan dalam Strategi Nasional Pengendalian TB 2011-2014. Meskipun memiliki beban TB tinggi, Indonesia merupakan negara pertama di antara burden countries di kawasan Asia Tenggara yang berhasil mencapai target global TB untuk penemuan kasus TB dan keberhasilan pengobatan pada tahun 2006. Pada tahun 2009, 294.732 kasus TB telah dilaporkan dan diobati (data per Mei, 2010) dan lebih dari 169.213 adalah kasus TB BTA positif. Oleh karena itu, Case Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
1
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Notification Rate TB BTA positif adalah 73/100, 000 (Case Detection Rate 73%). Di laporan kohort 2008, rata-rata keberhasilan pengobatan selama empat tahun terakhir adalah 90% dan, keberhasilan pengobatan adalah 91%. Pencapaian target global ini merupakan tonggak penting dalam program pengendalian TB nasional. Gambar 2. Perkembangan SDM TB dan Capain Program TB di Indonesia, 2000 – 2010 10
60000
90
50000
80
CDR & SR
70
40000
60 50
30000
40 30
20000
20
10000
10 -
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 YEAR
Trained SR CDR
-
Meskipun pelaksanaan Program Pengendalian TB di tingkat nasional menunjukkan perkembangan berarti dalam keberhasilan penemuan kasus dan pengobatan, namun kinerja di tingkat provinsi menggambarkan kesenjangan antar daerah (Tabel 1). Dua puluh lima provinsi di Indonesia belum mencapai CDR 70% dan hanya 7 provinsi yang mampu memenuhi target CDR 70% dan 85% keberhasilan pengobatan. Banyak hal menjadi sebab dari perbedaan tsb dan umumnya berkaitan dengan permasalahan SDM kesehatan.
2
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Tabel 1. Pencapaian Target Program TB per Provinsi Tahun 2010
Case Detection Rate (CDR) ≥70%
Case Detection Rate (CDR) < 70%
Success Rate Sumatera Utara, Banten, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra Barat, (SR) ≥85% Jawa Barat, Sulawesi Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Utara, Gorontalo, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Sulawesi Tenggara, Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Maluku Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, NTT, NTB Success Rate DKI Jakarta Riau, Kepulauan Riau, D.I.Yogyakarta, Maluku (SR) < 85% Utara, Papua, Papua Barat
Sehubungan kondisi di atas prioritas pelatihan SDM akan lebih difokuskan pada daerah dengan Case Detection Rate (CDR) kurang dari 70% dan Sukses Rate (SR) kurang dari 85%. Petugas kesehatan pemerintah maupun swasta pada semua tingkat harus memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan kompetensi yang diperlukan, agar mampu melaksanakan dan mengoptimalkan kegiatan meliputi pencegahan, perawatan dan pengendalian TB, termasuk upaya meningkatkan manajemen HIV dan mengatasi hambatan pelayanan MDR-TB. Oleh karena itu jumlah dan jenis serta kualitas tenaga yang dibutuhkan dan yang terlibat dalam pelaksanaan program di semua tingkat sistem kesehatan harus memadai.
1. Alasan Penyusunan RAN Pengembangan SDM TB (PSDM TB) RAN PSDM TB dikembangkan sebagai bagian dari Strategi Nasional Program Pengendalian TB dan Perencanaan PSDM tahun 2011-2014. Sejak tahun 1999, Program TB di Indonesia telah melaksanakan kegiatan pelatihan yang dilaksankan secara berjenjang yaitu dimulai sejak pembentukan Master Trainer, kegiatan Training of Trainers (TOT) sampai pelatihan untuk petugas kesehatan dan manajer yang terlibat dalam pengendalian TB. Namun, pengalaman menunjukkan bahwa peningkatan pelaksanaan pelatihan diikuti juga dengan meningkatnya perhatian terhadap peningkatan kualitas pelatihan. Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
3
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Beberapa isu penting yang kemudian muncul dari kegiatan pelatihan antara lain adalah kebutuhan manajemen pelatihan, tindak lanjut evaluasi paska pelatihan, tantangan yang berkaitan dengan rotasi dan turnover staf. Pengelolaan dan pengembangan SDM TB diarahkan untuk pencegahan dan pengendalian yang membutuhkan konsolidasi dan penguatan. Pengembangan SDM TB yang komprehensif adalah salah satu isu utama dalam rangka pengembangan SDM secara menyeluruh untuk percepatan pencapaian MDG’s pada tahun 2015. RAN PSDM TB lebih diarahkan sebagai pedoman bagi pelaksanaan maupun pembiayaan, dan untuk memastikan tercapainya tujuan, antara lain memadainya jumlah SDM yang kompeten dalam menjalankan tugasnya di fasilitas kesehatan yang ada. Alasan penyusunan RAN PSDM TB adalah: 1. Berfungsi sebagai kerangka kerja untuk pengambilan keputusan dan penyediaan dukungan 2. Menyediakan pedoman perencanaan yang lebih rinci 3. Memberikan informasi kegiatan untuk memotivasi dan melibatkan unsur lain 4. Membantu dalam menetapkan standar dan pemantauan kinerja 5. Memacu perubahan dan menjadi pedoman dalam penyusunan rencana PSDM TB berikutnya Dalam RAN PSDM TB ini, pengembangan sumber daya manusia akan dianalisa dari enam kerangka kerja dalam Kerangka Aksi Human Resource in Health (The HRH Action Framework) meliputi kebijakan, keuangan, pendidikan, kemitraan, kepemimpinan dan sistem manajemen SDM. (Gambar.3).
4
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Gambar 3. The HRH Action Frameworka
a Source: The HRH Action Framework (available at: http://www.who.int/hrh/tools/en/; accessed April 2008).
Penggunaan framework ini adalah untuk memfasilitasi dan menjamin RAN PSDM TB agar secara strategis mengarah kepada kebutuhan SDM yang komprehensip, RAN ini juga untuk memperkuat kerjasama dan koordinasi dengan BPPSDM dan Biro Bepegawaian Kementerian Kesehatan RI. serta institusi terkait/mitra dalam memperkuat pengembangan SDM TB.
2. Program Pengendalian TB di Indonesia Pengendalian TB di Indonesia telah mencapai kemajuan luar biasa selama dekade terakhir. Percepatan pelaksanaan DOTS sejak tahun 2002 memungkinkan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara untuk mencapai Target Global di tahun 2006. Pada tahun 2009, Indonesia mempertahankan prestasi program dengan penemuan kasus TB BTA Positif (CDR) sebesar 73% dan tingkat keberhasilan pengobatan sebesar 90%. Jika dana cukup dan tetap tersedia dan program TB dikelola dengan baik dan berkelanjutan, diasumsikan pada tahun 2015, Indonesia akan mencapai target MDGs untuk TB. Strategi umum program pengendalian TB di tingkat nasional bertujuan untuk mencegah dan mengobati pasien TB dan TB MDR melalui intervensi khusus yang mampu mencapai masyarakat yang lebih luas, termasuk masyarakat miskin dan rentan (anak-anak, tahanan penjara, populasi kumuh), memperluas jenis fasilitas kesehatan yang melaksanakan Strategi DOTS (rumah sakit, klinik, praktek swasta, dll), menerapkan strategi PMDT dan layanan terpadu TB-HIV. Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
5
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Strategi ini telah dikembangkan pada pertengahan tahun 2010 melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, dengan tujuan untuk mencapai Universal Access; “akses ke layanan DOTS harus tersedia untuk semua pasien TB, terlepas dari latar belakang sosio-ekonomi, karakteristik demografi,dan kondisi klinis”. Strategi ini penting untuk dikonsolidasikan dalam rangka mencapai DOTS berkualitas bagi kelompok rentan seperti anak-anak, daerah kumuh perkotaan, perempuan, orang miskin dan yang tidak diasuransikan. Mengingat ada kondisi geograpis tertentu, pemerintah Indonesia melalui Instruksi Presiden, memprioritaskan percepatan pembangunan pelayanan publik untuk 199 kabupaten. (lihat Lampiran 1). Tujuan dari Strategi Nasional Pengendalian TB lebih diarahkan pada: (1) Peningkatan kualitas pelayanan DOTS; (2) TB-HIV, MDR-TB, dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok rentan lainnya; (3) ISTC diterapkan di seluruh penyedia layanan kesehatan; (4) Pemberdayaan masyarakat dan pasien TB; (5) Penguatan sistem kesehatan, termasuk SDM TB dan manajemen program; (6) Penguatan komitmen pusat dan daerah untuk program pengendalian TB; (7) Peningkatan penelitian, termasuk pengembangan dan pemanfaatan informasi strategis
3. Pengembangan SDM dalam Program TB Nasional Pencapaian target global TB menjadi lebih menantang sehubungan dengan isu-isu baru seperti HIV/AIDS, TB-MDR, TB-Infection Control dan lain-lain. Demikian juga isu desentralisasi di bidang kesehatan telah meningkatkan kompleksitas tantangan untuk pengembangan sumber daya manusia. Turnover staf yang tinggi dan distribusi staf yang tidak merata di provinsi/kabupaten mengakibatkan permintaan lebih tinggi terhadap ketersediaan tenaga yang terampil. Strategi yang komprehensif dan rencana operasional untuk pengembangan tenaga kesehatan dibutuhkan untuk memperkuat program pengendalian TB dan mengatasi tantangan utama dalam pengelolaan M/XDR TB. Rencana ini dikembangkan melalui kegiatan pelatihan yang lebih mengarah pada kebutuhan motivasi staf, retensi dan sistem pendukungnya. 6
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Program Nasional Pengendalian TB juga perlu berkolaborasi dan berkoordinasi dengan program kesehatan lain untuk memastikan bahwa kebutuhan SDM kesehatan untuk pengendalian TB ada dalam sistem pengembangan tenaga kesehatan secara keseluruhan. Pada tingkat yang berbeda dari sistem kesehatan, maka staf harus memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap (kompetensi) yang diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengendalian TB, termasuk pelaksanaan Stranas dan pengembangan tool program TB, khususnya dalam hal manajemen HIV dan TB-MDR.
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
7
Stop TB Rencana Aksi Nasional
ANALISIS SITUASI
1. Struktur Sistim Kesehatan Pelayanan kesehatan di Indonesia diselenggarakan di beberapa tingkatan yaitu pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa. Berbagai fasilitas digunakan disetiap tingkat dan konsep Pelayanan Kesehatan Primer diterapkan dengan Puskesmas sebagai unit operasional utama. Sistim tersebut didukung oleh sistim rujukan yang terdiri dari rumah sakit di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat yang menyediakan layanan sekunder dan tersier. Kebijakan desentralisasi pada tahun 2001 telah berdampak langsung pada sistim kesehatan di berbagai tingkat. Tanggung jawab keuangan telah beralih dari Pusat ke provinsi dan kabupaten/kota yang merencanakan dan mengelola sebagian besar program-program kesehatan. DPRD tingkat provinsi dan kabupaten/kota memegang peranan dalam mengalokasikan sumber daya untuk kesehatan sehingga peraturan, penganggaran dan pelayanan kesehatan berbeda-beda antar provinsi dan antar kabupaten/kota. Manajemen administrasi program pengendalian TB di Indonesia saat ini berada di bawah 3 (tiga) Direktorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.: Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Bina Upaya Kesehatan dan Pelayanan Medik. Subdit TB berada di bawah Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sementara Puskesmas di bawah Dirjen Bina Upaya Kesehatan dasar dan rumah sakit di bawah Dirjen Bina Upaya Kesehatan Rujukan. Puskesmas dan Rumah Sakit pada kenyataannya diluar jangkauan subdit TB dan sebagian besar rumah sakit belum mengadopsi strategi DOTS. Pelayanan TB juga dilakukan oleh Dokter Praktik Swasta (DPS), penjara, pelayanan kesehatan militer dan perusahaan. Oleh karena itu, kemitraan diantara beberapa Dirjen dan koordinasi yang efektif dari subdit TB diperlukan untuk memastikan manajemen terpadu program TB.
8
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Tabel 2: Struktur Kesehatan Tingkat Administrasi
Pusat kesehatan
Desa Kecamatan Kabupaten/kota Provinsi Pusat
Puskesmas pembantu, posyandu, dan pusat kesehatan lain yang ada di masyarakat. Puskesmas Dinas Kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit rujukan kabupaten/kota Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah sakit rujukan provinsi Kementerian Kesehatan, DirJen PP dan PL, subdit TB, rumah sakit rujukan nasional.
Gambar 4. Struktur Kesehatan KEMENKES RI PUSAT
SUBDIT TB
RS PUSAT
PROVINSI
DINKES
RS PROVINSI
KAB/KOTA
DINKES
RS KAB/KOTA
KECAMATAN DESA
PKM PUSTU
PKM POS TB DESA
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
PKM KADER
9
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Fasilitas kesehatan yang terlibat dalam program pengendalian TB tercantum pada table 3 di bawah ini. Tabel 3: Fasilitas Kesehatan dan Program Pengendalian TB, 2010 Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah Puskesmas Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Rumah sakit: • Rumah sakit paru • Rumah sakit pemerintah • Rumah sakit BUMN • Rumah sakit angkatan darat dan kepolisian • Rumah sakit swasta Dokter PraktIk swasta (DPS) Lapas/Rutan Klinik Perusahan
% Fasilitas Kesehatan yang menerapkan DOTS
10496 26 1628 7 531 68 151 871 98.000 344 67
10143 (97%) 16 (62%0 618 (38%) 2 (29%) 306 (58%) 23 (34%) 68 (45%) 216 (25%) 251 (0,26%) 118 (34%) NA
Komitmen Pemerintah dalam mengalokasikan anggaran kesehatan meningkat secara bertahap setiap tahun. Pada tahun 2009, total anggaran pemerintah untuk program pengendalian TB berjumlah Rp 145 miliar, meningkat 7,1% dibandingkan anggaran tahun sebelumnya sebesar Rp 135 miliar. Walaupun meningkat, komitmen pemerintah melalui dana APBN hanya menyumbang 23,4% (Rp 621,5 miliar) dari total kebutuhan dana program pengendalian TB. Dana internasional digunakan untuk menutup kekurangan ini yang mencapai hingga Rp 269,36 miliar pada tahun 2009 atau meningkat 45% dari anggaran tahun sebelumnya. Peningkatan anggaran program pengendalian TB di Indonesia dipicu oleh motivasi kuat untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (Millennium Development Goals). Meskipun dana dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta dari dunia internasional cukup besar, masih ada kesenjangan dana sebesar 31%. Proporsi ini lebih rendah dari proporsi di tahun 2009 yaitu sebesar 39%.
10
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Undang-undang dan peraturan-peraturan yang relevan dengan program nasional pengendalian TB adalah Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Undang-undang no 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, Undang-undang no 4 tahun 1984 tentang Penanganan Wabah, Peraturan Menteri Kesehatan no 741/Menkes/PER/ VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM) di tingkat kabupaten/kota, dan Peraturan Pemerintah no 24 Kepmenkes RI no 228/2002 tentang Standar Pelayanan Minimum di Rumah Sakit. Undang-undang praktek kedokteran secara khusus menyatakan semua dokter wajib menyediakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan SPM. Oleh karena itu, pelaksanaan peraturan-peraturan ini akan menguntungkan program pengendalian TB, terutama yang terkait dengan ekspansi DOTS ke Dokter Praktik Swasta (DPS) dan dukungan terhadap Standar Internasional Penanganan Pasien TB (International Standards for Tuberculosis Care = ISTC). Pada tahun 2007, beberapa organisasi profesi dibawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah mendukung secara formal ISTC sebagai standar pelayanan TB. Undangundang no 4/1984 mewajibkan semua fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta untuk melaporkan penyakit-penyakit menular yang masuk dalam daftar prioritas kepada otoritas yang terkait, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.
2. Organisasi, Tugas dan Fungsi Petugas Kesehatan yang Terkait dengan Pengendalian TB Pelayanan kesehatan di tingkat kabupaten/kota adalah tulang punggung pelaksanaan program pengendalian TB. Setiap kabupaten/kota didukung oleh fasilitas kesehatan primer yaitu Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM), Puskesmas Satelit (PS), dan Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM) (lihat Gambar 7). Saat ini, Indonesia memiliki 10.143 Puskesmas yang menerapkan strategi DOTS atau 97 % dari jumlah Puskesmas terdiri dari 1.914 PRM, 4.967 PS, dan 3.615 PPM. Fasilitas kesehatan lain misalnya rumah sakit, penjara, dan klinik juga melaksanakan strategi DOTS. Sebanyak 8.313 dokter, 9.556 petugas TB, dan 5.586 petugas lab telah dilatih strategi DOTS. Di tingkat kabupaten/kota, kepala Dinkes kabupaten/kota bertanggung jawab melaksanakan program-program kesehatan, termasuk perencanaan, penganggaran dan monitoring pelayanan kesehatan. Di bawah Seksi Pengendalian Penyakit Menular di tingkat kabupaten/kota, seorang wasor TB bertanggung jawab atas monitoring, supervisi, pencatatan pengobatan dan ketersediaan obat. Puskesmas Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
11
Stop TB Rencana Aksi Nasional
bertanggung jawab untuk mendiagnosa, mengobati dan memonitor pengobatan, yang didukung oleh anggota keluarga sebagai Pengawas Menelan Obat (PMO). Pada tingkat provinsi, dibentuk tim inti DOTS yang terdiri dari Provincial Project Officer (PPO) dan petugas kesehatan, terutama di propinsi-propinsi dengan kasus TB tinggi. Di provinsi-provinsi dengan area geografi yang luas dan memiliki banyak fasilitas kesehatan, mulai dibentuk sistim cluster kabupaten/kota dengan tujuan utama peningkatan kualitas pelaksanaan strategi DOTS di rumah sakit. Beberapa lapas, rutan, dan tempat kerja telah menjadi bagian jejaring program pengendalian TB di tingkat kabupaten/kota dan puskesmas. Survei prevalensi TB pada tahun 2004 menemukan fakta bahwa pasien TB ada pula yang berobat ke fasilitas kesehatan di luar puskesmas, misalnya ke rumah sakit, klinik paru, dan dokter praktik swasta. Pilot study, implementasi, dan akselesari strategi DOTS di fasilitas kesehatan ini sebagai bagian dari inisiatif Public-Private Mix (PPM) telah dilakukan pada tahun 1999-2000. Pada tahun 2007, semua klinik paru, dan hampir 30% rumah sakit telah melaksanakan strategi DOTS. Yang belum optimal adalah implementasi strategi DOTS di sektor swasta, meskipun model PPM telah diuji coba di Palembang pada tahun 2002 dan di Yogyakarta serta Bali pada tahun 2004-2005. Jumlah, jenis dan kualitas petugas kesehatan meningkat tetapi distribusinya belum merata. Ratio petugas kesehatan per 100.000 penduduk untuk dokter, dokter spesialis, perawat dan bidan dari tahun 2004 sampai tahun 2008 telah meningkat. Dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, jumlah dan rasio dokter per 100.000 penduduk di Indonesia relatif rendah. Distribusi mereka terkonsentrasi di pulau Jawa Bali. Kesenjangan dalam jumlah dan rasio bahkan lebih lebar bila kita bandingkan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
12
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Gambar 5: Organisasi dan Jejaring Pelayanan TB di Kabupaten/Kota.
Peran dan tanggung jawab pelaksanaan tugas pencegahan, pelayanan dan monitoring TB diuraikan dalam tabel 4 di bawah ini: Tabel 4: Peran dan Tanggung Jawab Pelaksanaan Tugas Pencegahan, Pelayanan, dan Monitoring TB
Manajemen
Staff
Subdit TB dipimpin Staff ka subdit TB oleh ka Subdit TB
Peran/tugas utama Tugas utama mensupervisi staf TB di provinsi dan kabupaten/kota. Selain itu, setiap staf memiliki tanggung jawab khusus sesuai dengan strategi dan kegiatan subdit TB.
Dinas Kesehatan Wasor TB dan tim - Supervisi staf TB kabupaten/kota dan puskesmas Provinsi TB tingkat provinsi - Surveilans (Monitoring dan evaluasi) - Perencanaan dan implementasi program termasuk manajemen logistik.
Koordinator SDM - Perencanaan dan pelaksanaan pelatihan TB dan tim (pre dan in service) pelatihan tingkat - Monitor ketersediaan dan kualitas staf TB provinsi - Supervisi dan evaluasi
Technical Officer
- Dukung tugas/peran supervisor dan koordinator SDM
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
13
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Manajemen
Staff
Dinas Kesehatan Wasor TB dan Tim Kabupaten/kota TB tingkat kab/kota
FASILITAS KESEHATAN
Staff
Peran/tugas utama - Supervisi puskesmas - Register TB kabupaten - Manajemen obat - Analisa hasil uji silang - Surveillans (Monitoring dan Evaluasi) - Perencanaan dan implementasi program - Jejaring TB Peran/tugas utama
Rumah sakit Dokter
- Mendiagnosa - Mengobati
Staf klinik
- Mengisi daftar suspek - Mengisi kartu pengobatan pasien TB - Pengawas Menelan Obat
Puskesmas Dokter (Puskesmas Rujukan Mikroskopis/ Staf klinik Puskesmas Pelaksana Mandiri)
- Mendiagnosa - Mengobati - Mengisi daftar suspek - Mengisi kartu pengobatan pasien TB - Pengawas Menelan Obat
Puskesmas satelit Dokter
- Mendiagnosa - Mengobati
Staf klinik - Mengisi daftar suspek - Mengisi kartu pengobatan pasien - Melacak yang mangkir - Pengambilan sputum - Fiksasi - Mengirim sediaan ke Puskesmas Rujukan Mikroskopis
14
Dokter praktik swasta, Dokter Klinik sederhana
- Mendiagnosa - Meresepkan obat
Staf klinik
- Mengisi daftar suspek - Mengisi kartu pengobatan pasien - Melacak yang mangkir
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
FASILITAS KESEHATAN
Staff
Peran/tugas utama
Masyarakat Anggota keluarga, - Identifikasi dan rujuk suspek TB ke fasilitas kader, tenaga kesehatan. kesehatan, LSM - Pengawas Menelan Obat (PMO) - Kunjungan rumah - Melacak yang mangkir - Catatan sederhana LABORATORIUM
Staff
Peran/tugas utama
Lab TB nasional
Ahli Biomolekuler, Pemeriksaan dan penelitian biomolekuler, pemeriksaan Spesialis Patologi non konvensional lainnya, uji silang ke dua untuk klinik, spesialis pemeriksaan biakan Patologi Anatomi, Spesialis mikrobiologi klinik, Ahli Mikrobiologi, Analis.
Lab TB rujukan regional
Spesialis Patologi Kultur, identifikasi dan uji kepekaan M.TB dan MOTT klinik, Ahli dari dahak dan bahan lain Mikrobiologi, Analis dan analis media.
Lab TB rujukan provinsi
Spesialis Patologi Klinik, Analis.
Pemeriksaan mikroskopis BTA, uji silang mikroskopis final
Laboratorium rujukan Uji silang (Intermediate TB Laboratory)
Petugas laboratorium dan analis
Uji silang pertama (Laboratory Quality Assurance)
Pusat Mikroskopis TB: Analis PRM PPM Laboratorium RS Laboratorium swasta
Pembuatan sediaan apusan dahak, fiksasi, pewarnaan Z-N, pembacaan skala IUATLD dan interpretasi
Pusat Fiksasi Sediaan Petugas lab TB (Puskesmas satelit)
Pembuatan sediaan apusan dahak dan fiksasi
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
15
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Tabel 5. Komposisi Staf Manajemen Kesehatan dan Petugas Pendukung dalam Program Pengendalian TB, 2010 NO Tipe Staf
PUSAT
LEVEL PROVINSI
KABUPATEN
1 NTP Manager/TB Manager
1
1
1
2 Kepala seksi
2
2
2
Koordinator: - M & E 5 - Keuangan - Logistik - SDM - Administrasi Wasor TB PPO PTC
1* 1 1
1*
3
4 Focal Point/PIC
19
5 Staf M & E
4
6 Staf Logistik
3
7 Staf Keuangan
1 1
8 Staf SDM
4
9
1 4 2
Tenaga Pendukung: Sekretaris - Staf Administrasi - Supir
1
*) Jumlah wasor TB tingkat provinsi dan kabupaten berdasarkan standar SDM nasional
Untuk mendorong percepatan keterlibatan rumah sakit dalam DOTS strategi, 750 dari 1.645 rumah sakit telah dilatih strategi DOTS dengan dana dari GF Round 1, Round 5, dan USAID. Dengan dana dari TBCAP-USAID lewat KNCV, beberapa provinsi didukung oleh Technical Officers khusus untuk ekspansi DOTS di rumah sakit. Koordinasi di tingkat pusat dengan Dirjen Yan Medik meningkat dengan signifikan. Dua buku pedoman telah dibuat, yaitu Pedoman Manajerial TB dengan strategi DOTS di rumah sakit dan Pedoman Diagnosa dan Pengobatan di rumah sakit. Selain itu, Dirjen Yan Medik telah melakukan penilaian atas beberapa rumah sakit yang menerapkan DOTS. Upaya untuk mengintegrasikan pelaksanaan strategi DOTS kedalam sistim akreditasi rumah sakit sedang dilakukan. 16
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
3. Pengelolaan SDM di NTP Secara nasional, pengembangan SDM program pengendalian TB akan diarahkan di bawah unit utama di Kementerian Kesehatan RI, yaitu Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan (Ditjen P2 PL), serta Biro Kepegawaian dan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan (BPPSDMK) Kementerian Kesehatan RI. Mekanisme ini memungkinkan pengembangan staf ditingkatkan menjadi pengembangan sumber daya manusia, yang tidak hanya untuk kepentingan program dalam jangka pendek, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia dan pengembangan karir. Pengembangan kapasitas SDM, telah menjadi prioritas dalam pengembangan program sejak tahun 2000. Organisasi SDM TB diawali dengan penunjukan seorang koordinator untuk SDM TB di tingkat pusat dan kemudian juga di tingkat provinsi. Agar koordinasi dengan stakeholder lebih efektif dan efisien, sebuah kelompok kerja (Pokja) SDM tingkat Nasional telah dibentuk di tingkat pusat. Selain itu, kelompok master trainer dan kelompok fasilitator pelatihan telah dibentuk di tingkat pusat dan provinsi (Gambar 5.) Gambar 6: Organisasi SDM TB di NTP
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
17
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Peningkatan kapasitas (pelatihan) dilakukan menggunakan strategi berjenjang, menempatkan kelompok master trainer di tingkat nasional, berkolaborasi dengan pusat-pusat pelatihan di Provinsi dan bertanggung jawab untuk kelompok pelatihan fasilitator di setiap provinsi (Provincial Training Team=PTT) dan wasor di tingkat kabupaten dan provinsi. Di tingkat provinsi, kelompok fasilitator berada dibawah koordinator SDM provinsi. Mereka bertanggung jawab untuk pelatihan staf TB di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Wasor TB tingkat provinsi dan kabupaten bertanggung jawab melakukan evaluasi pasca pelatihan melalui supervisi staf TB. Lihat gambar 6. Gambar 7: Training cascade
Peran dan tugas Dinkes kabupaten/kota secara teknis dan manajerial didukung dan dipantau oleh Dinkes Provinsi dan Pusat (Sub Direktorat TB). Untuk tujuan ini, tim DOTS didirikan di tingkat provinsi yang terdiri dari wasor TB Provinsi, Provincial Proyek Officer (PPO), Koordinator SDM-TB tingkat provinsi, Provincial Technical Officer (PTO) seperti yang ditunjukkan pada gambar 7.
18
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Gambar 8. DOTS Tim Tingkat Provinsi
Pengendalian TB di tingkat pusat telah direorganisasi dengan pembentukan 7 (tujuh) unit dengan pembagian tugas berdasarkan tugas dan tanggung jawab setiap staf dalam pelaksanaan “tujuh program strategi nasional.” Perubahan organisasional ini diputuskan berdasarkan analisis tugas dan analisis beban kerja dari National TB Program (NTP)
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
19
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Tabel 6: 7 (tujuh) Unit yang ada di NTP No.
Unit
1 Logistik 2 Pengembangan SDM 3 Perencanaan Program, Monitoring dan Evaluasi (PME) Peraturan dan Promosi 5 Inisiatif baru 6 Public Private Mix (PPM) 7 Laboratorium
Tugas/ tanggung jawab Pengadaan Gudang Distribusi Inventarisasi aset Staffing Pelatihan Data/inventarisasi Supervisi dan Monitoring SDM Sebagai koordinator fasilitator pelatihan Perencanaan Monitoring Program Survei E-TB Manajer Peraturan Regulation AKMS ACSM Gerdunas-TB Desa Siaga Operational Research PMDT TB-HIV dan Pengendalian infeksi Pelayanan TB di Puskesmas TB anak HDL ISTC PAL Dokter Praktik Swasta (DPS) Program TB di penjara LSM Tempat kerja Apoteker swasta Rumah sakit Angkatan Darat dan Polisi Perusahaan asuransi Pesantren Lab dasar dan jejaring Quality Assurance Kultur dan DST
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, NTP didukung oleh pendanaan eksternal yaitu dibantu oleh sejumlah unit dukungan manajemen proyek. Pengelolaan unit dukungan ini bervariasi, beberapa langsung melalui program manajemen, seperti GF-ATM PMU. Selain itu, ada juga unit dukungan yang dikelola oleh organisasi lain, tetapi tetap berada di bawah koordinasi NTP seperti TBCTA-USAID.
20
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
4. Analisis Situasi SDM TB Analisis situasi SDM dari perspektif NTP dilakukan dengan pendekatan Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Treats (SWOT.). Indikator yang terkait SDM yang ada di Rencana Strategis HRD 2006-2010 dan Rencana Strategis untuk TB Control di Indonesia 2006-2010 divaluasi, rekomendasi Eksternal Monitoring Mission 2007 dianalisa dan beberapa wawancara diadakan, hasilnya telah teridentifikasi sebagai berikut: a. Analisis SWOT tentang KEBIJAKAN Kekuatan
Kelemahan
Peningkatan kolaborasi dengan Kekurangan staf, khususnya di tingkat BPPSDMK Kementerian Kesehatan RI fasilitas pelayanan kesehatan, sebagai akibat Kesadaran di antara stakeholder dari turnover tinggi dan pembentukan tentang tantangan dan hambatan kabupaten/kota baru pengendalian TB Situasi ketenagaan di daerah terpencil Meningkatnya keterlibatan partner (misalnya Maluku dan Papua) termasuk dalam kegiatan pengembangan kebijakan kontrak 6 bulan bagi dokter PTT SDM TB Kebijakan yang tidak jelas untuk rekrutmen dan retensi Peluang
Ancaman
Penguatan kerjasama dengan biro Dana terbatas untuk program retensi staf dan Kepegawaian Kementerian Kesehatan rekrutmen tambahan staf. dan BPPSDMK Meningkatnya kebutuhan SDM di semua Kebijakan kontrak 6 bulan bagi tingkatan akibat dari ekspansi DOTS dan dokter PTT di daerah terpencil adanya kebutuhan untuk program baru (kebijakan kontrak yang bisa (misalnya TB MDR, PAL dan TB-HIV) diperpanjang)
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
21
Stop TB Rencana Aksi Nasional
b. Analisis SWOT tentang PENDIDIKAN (IN SERVICE) Kekuatan
Kelemahan
Pendekatan komprehensif untuk Kemampuan teknis serta manajerial di tingkat pelatihan selama 10 tahun terakhir provinsi dan kabupaten (wasor TB dan tim Kurikulum pelatihan program TB yang manajemen) masih tidak memadai untuk baik dan terstandarisasi untuk DOTS mengatasi meningkatnya beban kerja dalam dasar dan aspek -aspek program memonitor dan mengelola program yang pengendalian TB, misalnya logistik, meningkat. laboratorium, TB MDR, TB-HIV Kemampuan terbatas dari penyedia layanan swasta Keterampilan Wasor TB terbatas untuk menganalisa dan mengawasi rumah sakit dan partner lain yang terlibat program pengendalian TB di wilayahnya Kualitas pelatihan tidak dievaluasi secara rutin Terbatasnya jumlah pelatihan dokter di beberapa provinsi Backlog peserta pelatihan TB akibat data SDM TB yang tidak optimal Peluang
Ancaman
Kemungkinan melatih sejumlah besar Kecenderungan untuk menciptakan program petugas kesehatan karena tersedianya pelatihan vertikal dalam setiap komponen dana eksternal strategi pengendalian TB Backlog peserta pelatihan TB Mempertahankan kualitas pelatihan, terutama Banyak mitra yang membantu untuk melatih sejumlah besar tenaga pelatihan TB kesehatan Tingginya kebutuhan SDM TB dengan Penyesuaian metode pelatihan untuk wilayah adanya ekspansi DOTS dan tantangan kawasan timur program TB-HIV, PAL dan TB MDR
22
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
c. Analisis SWOT tentang PENDIDIKAN (PRE-SERVICE) Kekuatan
Kelemahan
Telah dimulai memasukkan materi TB bukan merupakan topik prioritas dalam pengendalian TB di pengajaran kurikulum pendidikan di institusi kesehatan lembaga pelatihan (medis dan keperawatan). Peluang
Ancaman
Kemungkinan untuk melatih sejumlah Menjaga kualitas pelatihan besar mahasiswa Fakultas Kedokteran, Evaluasi pasca pelatihan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Supervisi yang terintegrasi Akademi Kesehatan.
d. Analisis SWOT tentang KEMITRAAN Kekuatan
Kelemahan
Komitmen kuat dari kemitraan untuk TB bukan sebagai kriteria sertifikasi dokter mencapai akses universal dalam Ketergantungan pendanaan dari NTP pelaksanaan DOTS Peluang
Ancaman
Banyak LSM, lembaga dan sektor Menjaga koordinasi yang erat antara mitra swasta yang terlibat dalam program maupun antara mitra dan Dinkes untuk TB termasuk manajemen SDM dan program TB termasuk manajemen SDM dan kegiatan pelatihan kegiatan pelatihan Menjamin kualitas pelatihan Evaluasi pasca pelatihan Supervisi yang terintegrasi Retensi dan turnover SDM TB
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
23
Stop TB Rencana Aksi Nasional
e. Analisis SWOT tentang KEPEMIMPINAN Kekuatan
Kelemahan
Peningkatan SDM TB bukan prioritas program di provinsi dan Peningkatan advokasi bagi kabupaten/kota pelaksanaan Strategi Pengendalian Kurangnya kesadaran para pengambil TB Nasional keputusan terhadap program TB Peluang
Ancaman
Desentralisasi sebagai peluang untuk Ketergantungan pada dana Pusat memasukkan program TB sebagai kebijakan mereka sendiri
f.
Analisis SWOT tentang SISTEM PENGELOLAAN SDM
Kekuatan
Kelemahan
Meningkatnya kesadaran di antara Terbatas informasi tentang SDM TB stakeholder bahwa tantangan Tidak ada analisa kebutuhan staf dan beban pengembangan SDM TB harus dilihat kerja untuk pengelolaan MDR-TB dalam kontek kolaborasi dalam Tingginya turnover staf, khususnya di daerah pengelolaan SDM kesehatan secara terpencil menyeluruh Terjadinya kekosongan SDM di semua Sudah ada kolaborasi dengan tingkatan, baik di posisi staf kontrak dan BPPSDMK dalam sistem kesehatan Beragamnya motivasi disebabkan karena permasalahan di sistem kesehatan setempat Beban kerja yang tinggi dari Wasor TB provinsi dan kabupaten/kota Kurangnya kesempatan pengembangan karir Peluang
Ancaman
NTP mempunyai kesempatan untuk Desentralisasi menyebabkan bertambahnya berkontribusi terhadap sistem retensi provinsi dan kabupaten/kota baru sehingga staf di daerah terpencil memerlukan lebih banyak SDM Peluang untuk melakukan kontrak Penurunan pendanaan tambahan staf untuk meningkatkan Tidak tersedia staf kinerja program termasuk pengelolaan Turnover tinggi, khususnya di daerah program TB-MDR terpencil 24
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
g. Analisis SWOT tentang KEUANGAN Kekuatan
Kelemahan
Ketersediaan dana pemerintah baik Dana pemerintah setempat belum mencakup di pusat, provinsi dan kabupaten/kota semua aspek pendanaan untuk program TB Ketersediaan pendanaan eksternal Ketergantungan pendanaan eksternal Dukungan pendanaaan kabupaten/kota rendah dikarenakan ketergantungan pendanaan eksternal Peluang
Ancaman
Ketersediaan pendanaan eksternal Desentralisasi dapat meningkatkan pendanaan
Ketergantungan pada pendanaan eksternal
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
25
Stop TB Rencana Aksi Nasional
ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN SDM Isu-isu strategis dalam pengembangan SDM TB adalah sebagai berikut: a. b. c. d. f. j. k. l. m. n. o. p.
26
Tidak tersedia staf Turnover tinggi, khususnya di daerah terpencil Keterbatasan dana untuk program retensi staf dan rekrutmen tambahan staf. Meningkatnya kebutuhan SDM di semua tingkatan akibat dari ekspansi DOTS dan adanya kebutuhan untuk program baru (misalnya TB MDR, PAL dan TB-HIV) Kecenderungan untuk menciptakan program pelatihan vertikal dalam setiap komponen strategi pengendalian TB Mempertahankan kualitas pelatihan, terutama untuk melatih sejumlah besar tenaga kesehatan Penyesuaian metode pelatihan untuk wilayah kawasan timur Evaluasi pasca pelatihan Supervisi yang terintegrasi Desentralisasi menyebabkan bertambahnya kabupaten/ kota baru sehingga memerlukan lebih banyak SDM TB Ketergantungan pada dana pusat dan ekternal Penurunan pendanaan lokal akibat adanya pendanaan eksternal (misalnya GF-ATM, , WHO, UNDP, KNCV, dll)
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
TUJUAN, INDIKATOR DAN TARGET 1. Tujuan Tujuan strategis Pengembangan SDM TB adalah SDM TB (klinis dan manajerial) di semua tingkatan sistem kesehatan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap (kompetensi profesional) yang diperlukan untuk keberberhasilan program pengendalian TB secara komprehensif berdasarkan Strategi Nasional Pengendalian TB. Sejumlah SDM TB yang memadai dari semua kategori yang terlibat dalam pengendalian TB tersedia di semua tingkatan sistem kesehatan dengan sistem yang mendukung untuk memotivasi staf agar menggunakan kompetensi mereka untuk mampu menyediakan layanan TB yang berkualitas baik secara preventif dan kuratif untuk seluruh masyarakat.
2. Indikator dan Target Tabel 7. Indikator dan target RAN PSDM TB 2011-2014
Indikator
2010 (Baseline)
2011 2012 2013 2014
50%
% Wasor TB Kabupaten/Kota yang terlibat dalam pengendalian TB, kompeten dalam melakukan tugasnya
80%
≥ 80% ≥ 80% ≥ 80% ≥80%
% Wasor TB Provinsi yang terlibat dalam pengendalian TB, kompeten dalam melakukan tugasnya
80%
≥ 80% ≥ 80% ≥ 80% ≥80%
% kurikulum pelatihan TB diakreditasi oleh BPPSDM, Kemenkes RI.
80%
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
60%
90%
70%
80% ≥80%
% fasilitas kesehatan dengan SDM yang kompeten dalam program penegndalian TB
95% 100% 100%
27
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Indikator
2010 (Baseline)
% sekolah medis, sekolah kesehatan masyarakat, sekolah perawat dan sekolah terkait lainnya telah melakukan revisi kurikulum mereka dengan memasukkan program pengendalian TB dan penyiapan rencana pelatihan, memperbarui modul pelatihan, referensi materi dan penilaian terhadap prosedur yang sudah ada
0%
2011 2012 2013 2014 10%
20%
30%
40%
22%
20%
% turnover staf di fasilitas kesehatan
30%
28%
24%
% provinsi dengan Provincial Training Team (PTT)
0%
50%
75% 100% 100%
Untuk menilai kemajuan dan keberhasilan program peningkatan SDM TB indikator output yang digunakan adalah: a. Proporsi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dg pemenuhan tenaga sesuai standar ketenagaan Program TB 1) Puskesmas a) Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM) dan Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM): kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih terdiri dari 1 dokter, 1 perawat/petugas TB, dan 1 tenaga laboratorium. b) Puskesmas satelit (PS): kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih terdiri dari 1 dokter dan 1 petugas TB 2) Rumah Sakit Umum Pemerintah a) RS kelas A: kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih terdiri dari 6 dokter, 3 perawat/petugas TB, dan 3 tenaga laboratorium b) RS kelas B: kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih terdiri dari 6 dokter, 3 perawat/petugas TB, dan 3 tenaga laboratorium c) RS kelas C: kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih terdiri dari 4 dokter, 2 perawat/petugas TB, dan 1 tenaga laboratorium d) RS kelas D, RSTP dan BP4: kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih terdiri dari 2 dokter, 2 perawat/petugas TB, dan 1 tenaga laboratorium e) RS swasta: menyesuaikan.
28
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
3) Dokter Praktik Swasta (DPS), minimal telah dilatih b. Proporsi SDM Tingkat Kabupaten/Kota dengan pemenuhan kebutuhan tenaga sesuai standar ketenagaan Program TB
Seorang supervisor/Wasor TB Kab./Kota membawahi 10 – 20 Fasilitas Pelayanan Kesehatan di daerah yang aksesnya mudah dan 10 Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk daerah lain. Bagi wilayah yang memiliki lebih dari 20 Sarana Pelayanan Kesehatan dapat memiliki lebih dari seorang supervisor.
Ketersediaan tenaga lain adalah : Seorang tenaga pengelola logistik Seorang tenaga pengelola farmasi Tim AKMS yang terdiri dari bagian promosi kesehatan dan program TB Dinas Kesehatan setempat dan unsur lainn.ya yang terkait
c. Proporsi SDM Tingkat Provinsi dengan pemenuhan kebutuhan tenaga sesuai standar ketenagaan Program TB
Seorang supervisor /Wasor TB Provinsi membawahi 10-20 kabupaten/kota di daearah yang aksesnya mudah dan 10 kabupaten/kota untuk daerah lain. Bagi wilayah yang memiliki lebih dari 20 kabupaten/kota dapat memiliki lebih dari seorang supervisor.
Seorang tenaga pengelola logistik dan farmasi di setiap Provinsi.
Ketersediaan tenaga lain adalah Seorang tenaga pengelola logistik Seorang tenaga pengelola farmasi Tim AKMS yang terdiri dari bagian promosi kesehatan dan program TB Dinas Kesehatan setempat dan unsur lainn.ya yang terkait Provincial Training Team (PTT) yang terdiri dari 1 orang Provincial Training Coordinator (PTC) dan 5 orang fasilitator provinsi.
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
29
Stop TB Rencana Aksi Nasional
RUMUSAN STRATEGI Berdasarkan tujuan RAN PSDM TB tahun 2011-2014, strategi dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut: STRATEGI 1: Berkontribusi terhadap perencanaan SDM secara keseluruhan dan pengembangan kebijakan Tujuan: Memperkuat perencanaan SDM dan pengembangan kebijakan untuk pengendalian TB
30
INDIKATOR
TARGET
1. Jumlah pertemuan Triwulanan BPPSDMK, Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan dan NTP untuk pengembangan kebijakan dan penerapan upaya peningkatan SDM meliputi rekrutmen, remunerasi/ retensi khususnya bagi staf di daerah terpencil untuk memperkuat pelayanan kesehatan termasuk layanan TB 2. Review dan penilaian kebutuhan staf untuk pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional 3. Penyusunan RAN PSDM TB 4. Jumlah RAN PSDM TB didistribusikan 5. Poka SDM TB terbentuk 6. Jumlah Provinsi dengan Provincial Training Team (PTT)
Pada akhir 2014, 12 kali pertemuan triwulan telah dilaksanakan
Pada akhir 2014, Review dan penilaian kebutuhan staf untuk pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional telah dilakukan Pada tahun 2011 RAN PSDM TBtelah disusun Pada akhir Maret 2011, 1.000 salinan Rencana Aksi HRD Pada akhir 2014, Surat keputusan tentang Pokja SDM TB Kelompok Kerja telah diterbitkan Pada akhir 2014, 100% Provinsi memiliki PTT
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
STRATEGI 2: Melaksanakan in-service dan new initiatives training untuk penyedia layanan kesehatan dan manajer - pemerintah dan swasta - yang terlibat dalam pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional (terkait dengan manajemen kinerja di Strategi 5, Manajemen SDM) Tujuan: memastikan bahwa semua SDM kesehatan di setiap tingkatan, kompeten untuk melaksanakan Strategi Stop TB Partnership.
INDIKATOR
TARGET
1. Pengembangan dan pendistribusian Pada akhir 2012, Pedoman SDM TB Pedoman SDM TB dikembangkan dan disebarluaskan 2. Tool evaluasi pasca pelatihan Pada akhir tahun 2011, tool evaluas pelatihan dikembangkan dan digunakan tersedia dan digunakan 3. Training of Trainer (TOT) bagi Fasilitator Pada akhir 2014, pelatihan TOT untuk fasilitator dilakukan 4. Pertemuan PSDM TB dengan institusi Hingga akhir 2014, terlaksana 8 kali pelatihan terkait yang ada di tingkat pertemuan PSDM TB dengan institusi nasional, regional dan provinsi pelatihan yang ada di tingkat nasional, regional dan provinsi 5. % Fasilitas Kesehatan dengan staf yang Pada akhir 2014, 80% Fasilitas Kesehatan kompeten dalam pengendalian TB memiliki staf yang kompeten dalam pengendalian TB 6. % Wasor TB Provinsi dan Kabupaten yang Pada akhir 2014, 80% Wasor TB Provinsi dan kompeten untuk melakukan tugasnya Kabupaten kompeten untuk melakukan tugas dalam pengendalian TB 7. % kurikulum pelatihan TB diakreditasi Pada akhir 2014, 100% kurikulum TB oleh BPPSDMK Kementerian Kesehatan RI. pelatihan diakreditasi BPPSDMK Kementerian Kesehatan RI.
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
31
Stop TB Rencana Aksi Nasional
STRATEGI 3: Kontribusi untuk memperkuat pre-service training untuk dokter, perawat, dan petugas kesehatan lain yang terlibat dalam pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional. Tujuan: Penguatan kontribusi pre-service training untuk dokter, perawat dan SDM kesehatan lain yang terlibat dalam pelaksanaan program pengendalian TB
INDIKATOR
1. Jumlah pertemuan pre-service training 2. Proporsi institusi pendidikan kesehatan terkait yang memasukkan TB dalam kurikulum mereka
TARGET Hingga akhir 2014 terlaksana 4 kali pertemuan Pada akhir 2014, 40% institusi pendidikan kesehatan memasukkan TB dalam kurikulumnya
STRATEGI 4: Memperkuat dan memperluas kemitraan untuk pengembangan SDM kesehatan untuk pengendalian TB secara komprehensif Tujuan: Penguatan kemitraan untuk pengembangan SDM kesehatan untuk Program TB
INDIKATOR
1. Jumlah mitra yang melakukan pelatihan TB menggunakan materin standar yang dikembangkan oleh NTP 2. Unit Pelayanan Medis di Kemenkes dan institusi pelatihan lainterlibat dalam pelatihan dan supervisi 3. Dinkes Kabupaten/Kotamemasukan TB strategi DOTS sebagai persyaratan untuk perizinan praktisi medis, khususnya praktisi swasta
32
TARGET Pada akhir 2014, 100% mitra melakukan pelatihan TB menggunakan materi standar yang dikembangkan oleh NTP. Hingga akhir 2014, 100% Unit Pelayanan Medis di Kemenkes dan institunsi pelatihan lain terlibat dalam pelatihan dan supervisi. Pada akhir 2014, TB strategi DOTS menjadi persyaratan untuk perizinan praktisi medis diadopsi
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
STRATEGI 5: Kontribusi terhadap sistem pengelolaan SDM yang terintegrasi untuk membantu perencanaan SDM yang memadai, rekrutmen, kontrak, distribusi, evaluasi kinerja dan retensi Tujuan: Memastikan integrasi dari sistem pengelolaan SDM untuk membantu pengembangan SDM yang memadai untuk pengendaliani TB
INDIKATOR
1. Dilaksanakannya analisis tugas yang komprehensif 2. Menilai kebutuhan staf di semua tingkatan untuk melaksanakan strategi pengendalian TB nasional baru 2011 - 2014 3. Penilaian kebutuhan pelatihan baru yang diperlukan dilakukan 4. Permintaan untuk mitra terkait untuk menyediakan tenaga ahli
TARGET Pada akhir tahun 2011, analisis tugas yang komprehensif tersedia Pada akhir tahun 2011, semua tingkat telah melakukan penilaian kebutuhan staf Pada akhir tahun 2011, penilaian kebutuhan pelatihan baru tersedia Pada akhir 2014, tenaga ahli telah 8 kali membantu NTP dalam mengembangkan strategi untuk meningkatkan motivasi staf dan retensi
STRATEGI 6: Memonitor dan mengawasi kinerja SDM. Tujuan:
Meningkatkan kinerja staf di TB Control Program INDIKATOR
TARGET
1. Mengembangkan tool supervisi untuk SDM 2. Review dan revisi kinerja manajemen, fungsi dan tugas sesuai tingkatan dan kategori profesional, yang dijalankan secara berkala sesuai kebutuhannya 3. Menilai beban kerja staf pada semua tingkatan 4. Memberikan dukungan dan bimbingan 5. Deteksi kinerja SDM
Pada akhir Juli 2011, tool supervisi SDM tersedia Pada akhir 2014, Review dan revisi kinerja manajemen, fungsi dan tugas dengan tingkat dan kategori profesional dijalankan secara berkala Pada akhir tahun 2011, Penilaian beban kerja staf di semua tingkatan sudah dilaksanakan Pada akhir 2014, 100% Provinsi disupervisi secara berkala Pada akhir 2014, 100% Provinsi telah mendeteksi kinerja
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
33
34 X
X
4. Melakukan review dan menilai staf yang ada Pertemuan Kasubdit TB, Pokja PSDM TB, X dan memutuskan jika diperlukan staf Provincial Provincial Training tambahan untuk pelaksanaan strategi Training Team (PTT) pengendalian TB nasional Team (PTT)
Kepala Dinkes, Kasubdin P2/Kasie P2M, PPO, Wasor TB Provinsi, lintas sektor/lintas program terkait
X
X
X
X
3. Mengintegrasikan perencanaan dan Pertemuan Kasubdit TB penganggaran yang komprehensif untuk M & E SDM TB di semua tingkatan, yang melibatkan berbagai sumber pendanaan, termasuk pendanaan daerah dan sumber pendanaan lain untuk meningkatkan kesinambungan program pengendalian TB
X
X
X
2. Membentuk Kelompok Kerja (Pokja) PSDM Pertemuan Kasubdit TB BPPSDMK, Biro TB Kepegawaian Kementerian Kesehatan R.I, lintas sektor/lintas program terkait
1. Pertemuan rutin dengan BPPSDMK, Biro Pertemuan Kasubdit TB BPPSDMK, Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan R.I Kepegawaian Kementerian dalam rangka pengembangan SDM TB Kesehatan R.I
STRATEGI 1: Berkontribusi terhadap perencanaan SDM secara keseluruhan dan pengembangan kebijakan
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Waktu pelaksanaan Penanggung Kegiatan Unit Mitra 2011 Jawab 2012 2013 2014 TW1 TW2 TW3 TW4
Tabel 8. Rencana Kegiatan PSDM TB 2011-2014
KEGIATAN RAN TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Kasubdit TB
X
WHO
UNDP X
X
X
WHO, KNCV
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014 NTP, BPPSDMK NTP, PTT
3. Mengembangkan tool untuk evaluasi pasca Pertemuan pelatihan sebagai tindak lanjut setelah pelatihan
4. Melakukan evaluasi sebagai tindak lanjut setelah pelatihan
X
X
BPPSDMK
Pokja PSDM TB, WHO
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
6. Melaksanakan In-service training: Pelatihan NTP, PR Aisyiyah, PR FKM-UI, X X X X X X X Pelatihan Mikroskopis TB BPPSDMK Mitra Pelatihan HDL Pelatihan TB-HIV Pelatihan AKSM Pelatihan Wasor TB
5. Melaksanakan pelatihan TOT bagi Fasilitator: Pelatihan Pelatihan TOT untuk manajemen kasus Pelatihan TOT untuk manajemen program
X
WHO
Pokja SDM TB
NTP, PR Aisyiyah, PR FKM-UI X X X X X BPPSDMK
Tim Logistik NTP
2. Melakukan pendistribusian dan desiminasi Eksemplar Pedoman SDM TB
Supervisi, Pertemuan
NTP, BPPSDMK
1. Membuat Pedoman SDM TB Pertemuan
STRATEGI 2: Melaksanakan in-service dan new initiatives training untuk penyedia layanan kesehatan dan manajer -pemerintah dan swasta - yang terlibat dalam pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional (terkait dengan manajemen kinerja di Strategi 5, Manajemen SDM)
Pertemuan
7. Membentuk dan merevitalisasi Provincial Training Team (PTT )
NTP Tim Logistik NTP
Pertemuan
6. Mendistribusikan RAN PSDM TB Eksemplar
5. Mengembangkan RAN PSDM TB
Waktu pelaksanaan Penanggung Kegiatan Unit Mitra 2011 Jawab 2012 2013 2014 TW1 TW2 TW3 TW4
Stop TB Rencana Aksi Nasional
35
36 NTP
Mitra
X
WHO, UNDP, KNCV, Mitra X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Institusi pendidikan, UGM, the Union
Institusi pendidikan, UGM, the Union
2. Bekerja sama dengan institusi pendidikan Pertemuan NTP untuk pengembangan kurikulum di kedokteran, kesehatan masyarakat, sekolah perawat, dll
3. Memantau pelaksanaan pre-service training
Pertemuan, NTP Supervisi
Institusi pendidikan, UGM, the Union
1. Melakukan review pelaksanaan pre-service Pertemuan NTP training untuk mengetahui kondisi terkini.
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
STRATEGI 3: Kontribusi untuk memperkuat pre-service training untuk dokter, perawat, dan petugas kesehatan lain yang terlibat dalam pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional.
8. Melakukan kolaborasi dan koordinasi dengan Pertemuan, institusi pelatihan yang ada di tingkat supervisi nasional, regional dan provinsi yang terlibat dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh NTP
NTP
X
X
X
X
Pelatihan Logistik TB Pelatihan PAL Pelatihan TB di Lapas/Rutan Pelatihan TB bagi Pengelola program TB di Puskesmas Pelatihan PMDT Pelatihan DPS Pelatihan ACDA Pelatihan EQA, Culture, X-Ray, DST
7. Mengirimkan peserta untuk berpartisipasi ke pertemuan, pertemuan, workshop dan pelatihan workshop, internasional pelatihan
Waktu pelaksanaan Penanggung Kegiatan Unit Mitra 2011 Jawab 2012 2013 2014 TW1 TW2 TW3 TW4
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Pertemuan
NTP, PTT
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014 NTP
IDI
BPPSDMK, Direktorat BUK X Dasar dan BUK Rujukan di Kementerian Kesehatan, institusi pendidikan X
X
X
X
Pokja PSDM TB
X
X
X
X
X
X
X
X
NTP
NTP
NTP
1. Melaksanakan job analisis di seluruh tingkatan administrasi dan pelayanan kesehatan
2. Melakukan penilaian kebutuhan SDM di seluruh tingkatan administrasi dan pelayanan kesehatan
3. Melakukan pengembangan penilaian kebutuhan untuk keperluan pelatihan baru
X
X
X
X
X
X
STRATEGI 5: Kontribusi terhadap sistem pengelolaan SDM yang terintegrasi untuk membantu perencanaan SDM yang memadai,rekrutmen, kontrak, distribusi, evaluasi kinerja dan retensi
3. Melakukan kolaborasi dengan Ikatan Dokter Pertemuan Indonesia (IDI) untuk memasukkan TB Strategi DOTS sebagai persyaratan untuk perpanjangan ijin praktek bagi praktisi medis, khususnya dokter praktik swasta (DPS)
2. Melibatkan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Pelatihan NTP di Kementerian Kesehatan dan institusi pendidikan dalam ISTC/pelatihan TB DOTS dan supervisi.
1. Melakukan pemetaan mitra yang terlibat dalam kegiatan pelatihan untuk menjamin pelaksanaannya sesuai standar yang dikembangkan secara nasional.
STRATEGI 4: Memperkuat dan memperluas kemitraan untuk pengembangan SDM kesehatan untuk pengendalian TB secara komprehensif
X
X
Waktu pelaksanaan Penanggung Kegiatan Unit Mitra 2011 Jawab 2012 2013 2014 TW1 TW2 TW3 TW4
Stop TB Rencana Aksi Nasional
37
38 Instansi pemerintah dan swasta, PTT, BPPSDMK, Mitra
2. Melakukan review dan revisi kinerja Pertemuan, NTP manajemen, fungsi dan tugas sesuai tingkata supervisi dan kategori Pertemuan Supervisi
3. Melakukan penilaian beban kerja staff di semua tingkatan
4. Melakukan supervisi SDM TB secara berkala
PTT, Mitra Instansi pemerintah dan swasta, PTT, Tim M & E Pusat dan Provinsi, Mitra
NTP
5. Melakukan identifikasi dan koreksi terhadap Pertemuan NTP kinerja yang belum baik
6. Melakukan Manajement Information System Pertemuan NTP Human Resources TB (MIS HR TB)
NTP
Pokja PSDM TB, BPPSDMK
Pertemuan
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
NTP
NTP
1. Melakukan mengembangan tool supervisi SDM
STRATEGI 6: Memonitor dan mengevaluasi kinerja SDM.
4. Mengusulkan permintaan tenaga ahli/ konsultan untuk pengembangan untuk pengembangan dan pelaksanaan strategi untuk motivasi staf dan retensi.
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Waktu pelaksanaan Penanggung Kegiatan Unit Mitra 2011 Jawab 2012 2013 2014 TW1 TW2 TW3 TW4
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
MONITORING DAN EVALUASI RAN PSDM TB Rencana Aksi Nasional Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Program TB secara periodik akan direview dan diupdate berdasarkan kebutuhan dan pengalamanpengalaman selama pelaksanaannya. Pokja PSDM TB Nasional berkolaborasi dengan Mitra terkait akan memantau dan mengevaluasi pelaksanaan RAN PSDM TB tersebut. Dan untuk selanjutnya Pokja PSDM TB akan mengembangkan pedoman monitoring dan evaluasi RAN PSDM TB. Monitoring dilakukan secara berjenjang pada seluruh kegiatan selama masa tahun 2011-2014. Di tingkat Pusat dillaksanakan setiap enam bulan dalam pertemuan rutin Pokja PSDM TB dan setiap tahun sebagai bagian dari pertemuan rutin monitoring dan evaluasi program TB nasional. Di tingkat provinsi, monitoring kegiatan PSDM TB akan dilakukan oleh Tim SDM TB Provinsi dengan melibatkan komponen Provincial Training Team (PTT), Provincial Project Officer (PPO), Wasor TB dan unsur terkait lainnya. Tujuan monitoring RAN PSDM TB adalah untuk: 1. memantau proses dan perkembangan pelaksanaan RAN PSDM TB dengan mengacu pada indikator dan target yang telah ditetapkan dalam dokumen RAN PSDM TB; 2. mengidentifikasi masalah dan kesenjangan pada waktu pelaksanaan RAN PSDM TB; 3. mengatasi masalah yang teridentifikasi dan mengantisipasi dampak dari permasalahan. Beberapa aspek yang akan dimonitor dan dievaluasi adalah (lihat Tabel ): a. Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan. persiapan dan penggunaan rencana kerja tahuanan penggunaan Gantt charts; koordinasi dalam pelaksanaan. Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
39
Stop TB Rencana Aksi Nasional
b. Distribusi SDM sesuai dengan kebutuhan SDM yang direncanakan di berbagai tingkatan sebagai berikut: pusat provinsi dan kabupaten/kota fasilitas pelayanan kesehatan Koordinasi dengan BPPSDMK dan Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan R.I untuk memecahkan masalah kekurangan staf dan kebutuhan SDM jangka panjang. c. Ketepatan waktu dalam alokasi sumber daya secara tepat berdasarkan perencanaaan yang ada. d. Supervisi berkala dan follow-up setelah pelatihan dilaksanakan berdasarkan perencanaaan. Evaluasi RAN PSDM TB bertujuan antara lain untuk menganalisis relevansi, efisiensi, efektivitas, dampak dan keberlanjutan RAN PSDM TB yang diharapkan akan memberikan arah kebijakan PSDM TB jangka panjang. Kajian evaluasi dilakukan terhadap data primer dan berbagai sumber data sekunder Data sekunder evaluasi dapat bersumber dari MIS HRD TB dan laporan monitoring RAN PSDM TB dan pelaporan rutin PSDM TB dari PTT, fasilitas pelayanan kesehatan yang terlibat dalam PSDM TB TB (antara lain RS pemerintah, swasta, BUMN; B/BKPM; Lapas & Rutan, klinik perusahaan & BUMN), temuan berbagai hasil riset operasional oleh badan penelitian, perguruan tinggi, LSM dan evaluasi yang diselenggarakan oleh organisasi internasional (seperti Joint External Monitoring Mission - yang diselenggarakan setiap tiga tahun dan evaluasi eksternal lainnya yang terkait PSDM TB. Laporan monitoring dan evaluasi RAN PSDM TB akan diintegrasikan ke laporan monitoring dan evaluasi program TB nasional yang diharapakan bisa menjadi informasi yang strategis bagi para pengambil kebijakan baik di pusat maupun di daerah sebagai upaya keberkelanjutan program pengendalian TB.
40
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Tabel 9. Monitoring dan Evaluasi PSDM TB
Kegiatan
Indikator
Frekuensi
Cara Pembuktian
STRATEGI 1: Berkontribusi terhadap perencanaan SDM secara keseluruhan dan pengembangan kebijakan 1. Pertemuan rutin dengan BPPSDMK, Biro Jumlah Pertemuan Triwulan Notulensi pertemuan Kepegawaian Kementerian Kesehatan R.I dalam rangka pengembangan SDM TB 2. Membentuk Kelompok Kerja (Pokja) PSDM TB
Pokja TB
Tahunan Surat Keputusan Pokja SDM-TB
3. Mengintegrasikan perencanaan dan Jumlah RAN P-SDM Tahunan Tersedianya RAN P-SDM TB penganggaran yang komprehensif untuk dan dana di dan dana SDM TB di semua tingkatan, yang Provinsi/Kabupaten melibatkan berbagai sumber pendanaan, termasuk pendanaan daerah dan sumber pendanaan lain untuk meningkatkan kesinambungan program pengendalian TB 4. Melakukan review dan menilai staf yang ada dan memutuskan jika diperlukan staf tambahan untuk pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional
Jumlah pertemuan Tahunan Laporan Peniilaian kebutuhan
5. Mengembangkan RAN PSDM TB
Jumlah Pertemuan
2011
Notulensi pertemuan
6. Mendistribusikan RAN PSDM TB
1000 eksemplar
2011
Buku RAN P-SDM
7. Membentuk dan merevitalisasi Provincial PTT in place Tahunan Surat Keputusan PTT dan Training Team (PTT ) laporan kegiatan PTT STRATEGI 2: Melaksanakan in-service dan new initiatives training untuk penyedia layanan kesehatan dan manajer -pemerintah dan swasta - yang terlibat dalam pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional (terkait dengan manajemen kinerja di Strategi 5, Manajemen SDM) 1. Membuat Pedoman SDM TB 2. Melakukan pendistribusian dan desiminasi Pedoman SDM TB
Jumlah pertemuan
2011
Notulensi pertemuan
300 copies
2012
Tersedia Pedoman SDM TB
2011
Laporan pelaksanaan evaluasi
3. Mengembangkan tool untuk evaluasi pasca Post training pelatihan sebagai tindak lanjut setelah evaluation tool dan pelatihan pelaksanaan evaluasi 4. Melakukan evaluasi sebagai tindak lanjut setelah pelatihan 5. Melaksanakan pelatihan TOT bagi Fasilitator
Pelaksanaan evaluasi pasca pelatihan
Tahunan Laporan kegiatan evaluasi
Pelaksanaan Pelatihan
Tahunan Laporan kegiatan pelatihan
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
41
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Kegiatan 6. Melaksanakan In-service training
Indikator Pelaksanaan Pelatihan
Frekuensi
Cara Pembuktian
Tahunan Laporan kegiatan pelatihan
7. Mengirimkan peserta untuk berpartisipasi Jumlah Pertemuan, Tahunan Laporan kegiatan pertemuan, ke pertemuan, workshop dan pelatihan workshop dan workshop dan pelatihan internasional pelatihan internasional internasional yang diikuti 8. Melakukan kolaborasi dan koordinasi Jumlah Institusi dengan institusi pelatihan yang ada di yang terlibat tingkat nasional, regional dan provinsi yang terlibat dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh NTP
Tahunan Laporan kegiatan pelatihan
STRATEGI 3: Kontribusi untuk memperkuat pre-service training untuk dokter, perawat, dan petugas kesehatan lain yang terlibat dalam pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional. 1. Melakukan review pelaksanaan pre-service Jumlah pertemuan training untuk mengetahui kondisi terkini.
2011
Notulensi pertemuan
2. Bekerja sama dengan institusi pendidikan Jumlah pertemuan Tahunan Notulensi pertemuan untuk pengembangan kurikulum di kedokteran, kesehatan masyarakat, sekolah perawat, dll 3. Memantau pelaksanaan pre-service % institusi Tahunan training pendidikan untuk pengembangan
Kurikulum TB di kedokteran, kurikulum kesehatan masyarakat, sekolah perawat, dll
STRATEGI 4: Memperkuat dan memperluas kemitraan untuk pengembangan SDM kesehatan untuk pengendalian TB secara komprehensif 1. Melakukan pemetaan mitra yang terlibat % mitra yang Tahunan Laporan kegiatan pelatihan dan dalam kegiatan pelatihan untuk menjamin terlibat yang supervisi pelaksanaannya sesuai standar yang menggunakan dikembangkan secara nasional. standar TB nasional 2. Melibatkan Direktorat Bina Upaya % mitra yang Tahunan Laporan kegiatan pelatihan dan Kesehatan di Kementerian Kesehatan dan terlibat dalam supervisi institusi pendidikan dalam ISTC/pelatihan pelatihan TB dan TB DOTS dan supervisi. supervisi 3. Melakukan kolaborasi dengan Ikatan Jumlah DPS yang Tahunan Strategi DOTS ada di ijin Dokter Indonesia (IDI) untuk memasukkan telah memperoleh praktik DPS TB Strategi DOTS sebagai persyaratan ijin praktek untuk untuk perpanjangan ijin praktek bagi melakukan praktisi medis, khususnya dokter praktik program TB swasta (DPS)
42
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Kegiatan
Indikator
Frekuensi
Cara Pembuktian
STRATEGI 5: Kontribusi terhadap sistem pengelolaan SDM yang terintegrasi untuk membantu perencanaan SDM yang memadai,rekrutmen, kontrak, distribusi, evaluasi kinerja dan retensi 1. Melaksanakan job analisis di seluruh tingkatan administrasi dan pelayanan kesehatan
Pelaksanaan job Tahunan Laporan pelaksanaan job analisis analisis
2. Melakukan penilaian kebutuhan SDM di seluruh tingkatan administrasi dan pelayanan kesehatan
Pelaksanaan Tahunan Laporan penilaian kebutuhan penilaian SDM kebutuhan SDM
3. Melakukan pengembangan penilaian Pengembangan Tahunan Laporan penilaian kebutuhan kebutuhan untuk keperluan pelatihan baru penilaian kebutuhan pelatihan 4. Mengusulkan permintaan tenaga ahli/ Jumlah tenaga ahli/ Tahunan Laporan kegiatan dari tenaga konsultan untuk pengembangan untuk konsultan yang ahli/konsultan pengembangan dan pelaksanaan strategi melakukan untuk motivasi staf dan retensi. asistensi STRATEGI 6: Memonitor dan mengevaluasi kinerja SDM. 1. Melakukan mengembangan tool supervisi SDM
Tersedian tool untuk supervisi SDM
2011
Notulensi pertemuan
2. Melakukan review dan revisi kinerja manajemen, fungsi dan tugas sesuai tingkatan dan kategori
Jumlah pertemuan Tahunan Notulensi pertemuan
3. Melakukan penilaian beban kerja staff di semua tingkatan
Jumlah penilaian dilaksanakan
Tahunan Laporan kegiatan penilaian
4. Melakukan supervisi SDM TB secara berkala
Jumlah supervisi dilaksanakan
Triwulan Laporan kegiatan supervisi
5. Melakukan identifikasi dan koreksi terhadap kinerja yang belum baik
Jumlah kinerja Triwulan Laporan kegiatan identifikasi yang belum baik dan koreksi. yang teridentifikasi dan terkoreksi
6. Melakukan Manajement Information System Human Resources TB (MIS HR TB)
Kelengkapan, tepat Semester Laporan MIS HR TB waktu dan kualitas (Mekanisme Feedback) data
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
43
Stop TB Rencana Aksi Nasional
PENGANGGARAN DAN PEMBIAYAAN RAN PSDM TB Pembiayaan yg dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan rencana kerja PSDM TB di Indonesia tahun 2011-2014 adalah sebesar Rp. 182.978.830.000,-. Anggaran terbesar selama kurun waktu tersebut digunakan untuk Strategi in-service dan New initiative training. Kegiatan RAN PSDM TB di tahun 2011 lebih diarahkan kepada penyiapan pondasi pengembangan SDM TB termasuk pengembangan tool, kurikulum, modul, Training of Trainers (TOT), pelaksanaan piloting dan membangun kemitraan dalam pelaksanaan PSDM TB dengan instansi terkait. Pada tahun berikutnya merupakan periode pelaksanaan dan update pengembangan PSDM TB secara nasional. Tabel 10. Rencana penganggaran RAN PSDM TB 2011-2014 (dalam Rupiah) Strategi PSDM TB Perencanaan dan pengembangan kebijakan SDM TB In Service and New Initiatve training
2011
2012
1,145,380,000 1,174,550,000
2014
1,174,550,000 1,174,550,000
45,279,340,000 41,871,680,000 39,481,640,000 42,689,040,000
Pre Service Training
676,200,000
338,100,000
338,100,000
338,100,000
Kemitraan dalam pengembangan SDM TB
838,200,000
419,100,000
419,100,000
419,100,000
216,100,000
216,100,000
216,100,000
Kontribusi terhadap sistim pengelolaan 432,200,000 SDM yg terintegrasi
44
2013
Monitoring dan Evaluasi Kinerja SDM TB
1,028,400,000
1,028,400,000
1,028,400,000
1,028,400,000
TOTAL
49,399,720,000 45,047,930,000 42,657,890,000 45,865,290,000
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Bagan 9. Rencana anggaran RAN PSDM TB 2011-2014 (dalam Rupiah)
Pembiayaan yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan RAN PSDM TB di Indonesia tahun 2011-2014 berasal dari berbagai sumber pendanaan yang tidak mengikat dengan rincian sebagimana dalam Tabel 10. Tabel 11. Rincian sumber pendanaan RAN PSDM TB Kegiatan
Penanggung Mitra Jawab
Tahun Pelaksanaan 2011 2012 2011 2012
Sumber pendanaan
STRATEGI 1: Berkontribusi terhadap perencanaan SDM secara keseluruhan dan pengembangan kebijakan 1. Pertemuan rutin dengan Kasubdit TB BPPSDMK, Biro BPPSDMK, Biro Kepegawaian Kepegawaian Kementerian Kesehatan R.I Kementerian dalam rangka pengembangan Kesehatan R.I SDM TB
X
X
X
X
2. Membentuk Kelompok Kerja Kasubdit TB BPPSDMK, Biro (Pokja) PSDM TB Kepegawaian Kementerian Kesehatan R.I, lintas sektor/ lintas program terkait
X
3. Mengintegrasikan perencanaan Kasubdit TB Kepala Dinkes, X X X X dan penganggaran yang Kasubdin P2/ komprehensif untuk SDM TB Kasie P2M, PPO, di semua tingkatan, yang Wasor TB Provinsi, melibatkan berbagai sumber lintas sektor/ pendanaan, termasuk lintas program pendanaan daerah dan sumber terkait pendanaan lain untuk meningkatkan kesinambungan program pengendalian TB
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
WHO, GF
WHO
APBN, APBD, GF, WHO, UNDP, KNCV
45
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Kegiatan
Penanggung Mitra Jawab
Tahun Pelaksanaan 2011 2012 2011 2012
4. Melakukan review dan menilai Kasubdit TB, Pokja PSDM TB, X X X X staf yang ada dan memutuskan Provincial Provincial jika diperlukan staf tambahan Training Team Training Team untuk pelaksanaan strategi (PTT) (PTT) pengendalian TB nasional 5. Mengembangkan RAN PSDM TB
NTP
WHO, KNCV
6. Mendistribusikan RAN PSDM TB
Tim Logistik NTP
UNDP
Sumber pendanaan WHO, GF, KNCV
X
UNDP
X
UNDP
X
X
X
7. Membentuk dan merevitalisasi Kasubdit TB WHO Provincial Training Team (PTT)
APBD, WHO, GF
STRATEGI 2: Melaksanakan in-service dan new initiatives training untuk penyedia layanan kesehatan dan manajer-pemerintah dan swasta - yang terlibat dalam pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional (terkait dengan manajemen kinerja di Strategi 5, Manajemen SDM)
46
1. Membuat Pedoman SDM TB
NTP, BPPSDMK
Pokja SDM TB
X
WHO, GF
2. Melakukan pendistribusian dan desiminasi Pedoman SDM TB
Tim Logistik WHO X X X X NTP
APBN, WHO, GF
3. Mengembangkan tool untuk NTP, Pokja PSDM TB, X evaluasi pasca pelatihan BPPSDMK WHO sebagai tindak lanjut setelah pelatihan
APBN, WHO, GF
4. Melakukan evaluasi sebagai NTP, PTT BPPSDMK X X X X tindak lanjut setelah pelatihan
APBN, WHO, GF
5. Melaksanakan pelatihan TOT NTP, PR Aisyiyah, X X X X bagi Fasilitator: BPPSDMK PR FKM-UI Pelatihan TOT untuk manajemen kasus Pelatihan TOT untuk manajemen program
APBN, WHO, GF, KNCV
6. Melaksanakan In-service NTP, PR Aisyiyah, X X X X training: BPPSDMK PR FKM-UI, Mitra Pelatihan Mikroskopis TB Pelatihan HDL Pelatihan TB-HIV Pelatihan AKSM Pelatihan Wasor TB Pelatihan Logistik TB Pelatihan PAL Pelatihan TB di Lapas/Rutan
APBN, APBD, WHO, GF, KNCV, UNDP dan Mitra lain yang terkait
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Kegiatan
Penanggung Mitra Jawab
Tahun Pelaksanaan 2011 2012 2011 2012
Sumber pendanaan
Pelatihan TB bagi Pengelola program TB di Puskesmas Pelatihan PMDT Pelatihan DPS Pelatihan ACDA Pelatihan EQA, Culture, X-Ray, DST 7. Mengirimkan peserta untuk NTP WHO, UNDP, X X X X berpartisipasi ke pertemuan, KNCV, Mitra workshop dan pelatihan internasional
WHO, UNDP, KNCV, Mitra
8. Melakukan kolaborasi dan NTP Mitra X X X X koordinasi dengan institusi pelatihan yang ada di tingkat nasional, regional dan provinsi yang terlibat dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh NTP
WHO, GF, Mitra
STRATEGI 3: Kontribusi untuk memperkuat pre-service training untuk dokter, perawat, dan petugas kesehatan lain yang terlibat dalam pelaksanaan strategi pengendalian TB nasional. 1. Melakukan review pelaksanaan NTP Institusi X pre-service training untuk pendidikan, mengetahui kondisi terkini. UGM, the Union 2. Bekerja sama dengan institusi NTP Institusi pendidikan untuk pendidikan, pengembangan kurikulum di UGM, the Union kedokteran, kesehatan masyarakat, sekolah perawat, dll 3. Memantau pelaksanaan NTP pre-service training
X
X
X
X
Institusi X pendidikan, UGM, the Union
X
X
X
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
APBN, Institusi pendidikan, WHO, the Union (FK UGM), GF
47
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Kegiatan
Penanggung Mitra Jawab
Tahun Pelaksanaan 2011 2012 2011 2012
Sumber pendanaan
STRATEGI 4: Memperkuat dan memperluas kemitraan untuk pengembangan SDM kesehatan untuk pengendalian TB secara komprehensif 1. Melakukan pemetaan mitra NTP, PTT Pokja PSDM TB X X X X yang terlibat dalam kegiatan pelatihan untuk menjamin pelaksanaannya sesuai standar yang dikembangkan secara nasional.
APBN, APBD, WHO, GF, KNCV dan Mitra lain yang terkait
2. Melibatkan Direktorat Bina NTP Upaya Kesehatan di Kementerian Kesehatan dan institusi pendidikan dalam ISTC/pelatihan TB DOTS dan supervisi.
BPPSDMK, X X X X Direktorat BUK Dasar dan BUK Rujukan di Kementerian Kesehatan, institusi pendidikan
APBN, APBD, WHO, GF, KNCV, dan Mitra lain yang terkait
3. Melakukan kolaborasi dengan NTP IDI X X X X Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memasukkan TB Strategi DOTS sebagai persyaratan untuk perpanjangan ijin praktek bagi praktisi medis, khususnya dokter praktik swast (DPS)
APBN, APBD, WHO, GF, KNCV, IDI, dan Mitra lain yang terkait
STRATEGI 5: Kontribusi terhadap sistem pengelolaan SDM yang terintegrasi untuk membantu perencanaan SDM yang memadai,rekrutmen, kontrak, distribusi, evaluasi kinerja dan retensi 1. Melaksanakan job analisis di NTP X X X X seluruh tingkatan administrasi dan pelayanan kesehatan 2. Melakukan penilaian NTP kebutuhan SDM di seluruh tingkatan administrasi dan pelayanan kesehatan
X
X
X
X
3. Melakukan pengembangan NTP X X X X penilaian kebutuhan untuk keperluan pelatihan baru
48
APBN, APBD, WHO, GF, KNCV, UNDP dan Mitra lain yang terkait
APBN, WHO, GF
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Kegiatan
Penanggung Mitra Jawab
Tahun Pelaksanaan 2011 2012 2011 2012
4. Mengusulkan permintaan NTP X X X X tenaga ahli/konsultan untuk pengembangan untuk pengembangan dan pelaksanaan strategi untuk motivasi staf dan retensi.
Sumber pendanaan WHO, GF, KNCV, UNDP
STRATEGI 6: Memonitor dan mengawasi kinerja SDM. 1. Melakukan mengembangan NTP tool supervisi SDM
Pokja PSDM TB, X BPPSDMK
APBN, WHO, GF, KNCV
2. Melakukan review dan revisi NTP kinerja manajemen, fungsi dan tugas sesuai tingkata dan kategori
Instansi X X X X pemerintah dan swasta
APBN, APBD, WHO, GF, KNCV
3. Melakukan penilaian beban NTP PTT, BPPSDMK, X X X X kerja staff di semua tingkatan Mitra
APBN, APBD, WHO, GF, KNCV, Mitra
4. Melakukan supervisi SDM TB NTP PTT, Mitra X X X X secara berkala
APBN, APBD, WHO, GF, KNCV, Mitra
5. Melakukan identifikasi dan NTP koreksi terhadap kinerja yang belum baik
Instansi X X X X pemerintah dan swasta
APBN, APBD, WHO, GF, KNCV, Mitra
6. Melakukan Manajement NTP Information System Human Resources TB (MIS HR TB)
PTT, Tim M & E X X X X Pusat dan Provinsi, Mitra
APBN, APBD, WHO, GF, KNCV, Mitra
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
49
Stop TB Rencana Aksi Nasional
DAFTAR PUSTAKA 1. Laporan Joint External TB Monitoring Mission. Indonesia, 2011. 2. Human Resource Development Plan towards Universal Access for TB Control. Kementerian Kesehatan R.I, 2011-2014. 3. Strategi Nasional Program Pengendalian TB. Kementerian Kesehatan R.I, 2010. 4. Laporan Tahunan Program Pengendalian TB, . Jakarta, 2010. 5. Inpres Nomor 3 Tahun 2010 Percepatan Pencapaian MDG’s Jakarta, 2010. 6. Planning the development of human resources for health for implementation of the Stop TB Strategy. WHO, US CDC, 2009. 7. A brief history of tuberculosis control in Indonesia. WHO, 2009. 8. Surat Keputusan Bappenas Nomor: 001/KEP/M-PDT/I/2005 tentang DTPK. Jakarta, 2005. 9. Checklist for review of the Human Resource Development Component of National Plans to Control Tuberculosis. WHO, 2005. 10. Sustainable scaling up of good quality health worker education for tuberculosis control in Indonesia: a case study: http://www.human-resources-health.com/ content/pdf/1478-4491-7-85.pdf
50
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
Lampiran
Lampiran 1: Daftar 199 Daerah Tertinggal di Indonesia NO DISTRICT 1 Gayo Lues 2 Aceh Singkil 3 Aceh Jaya 4 Aceh Barat Daya 5 Simeulue 6 Bener Meriah 7 Aceh Selatan 8 Aceh Barat 9 Nagan Raya 10 Aceh Timur 11 Aceh Tamiang 12 Aceh Tengah 13 Aceh Utara 14 Aceh Besar * 15 Pidie 16 Bireun 17 Nias Selatan 18 Tapanuli Tengah 19 Pakpak Bharat 20 Nias 21 Dairi 22 Samosir 23 Pesisir Selatan 24 Pasaman Barat 25 Kepulauan Mentawai 26 Sawahlunto/Sijunjung 27 Solok 28 Solok Selatan 29 Padang Pariaman 30 Dharmasraya
PROVINCE Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Barat Sumatera Barat Sumatera Barat Sumatera Barat Sumatera Barat Sumatera Barat Sumatera Barat
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
51
Stop TB Rencana Aksi Nasional
NO DISTRICT 31 Pasaman 32 Seluma 33 Kaur 34 Bengkulu Selatan 35 Lebong 36 Mukomuko 37 Kepahiang 38 Rejang Lebong 39 Bengkulu Utara 40 Rokan Hulu 41 Kuantan Singingi 42 Natuna * 43 Tanjung Jabung Timur 44 Sarolangun 45 Musi Rawas 46 Banyuasin 47 Oku Selatan 48 Ogan Ilir 49 Ogan Komering Ilir 50 Lahat 51 Way Kanan 52 Lampung Barat 53 Lampung Utara 54 Lampung Timur 55 Lampung Selatan 56 Belitung Timur 57 Belitung 58 Bangka Selatan 59 Garut 60 Sukabumi 61 Rembang 62 Banjarnegara 63 Wonogiri 64 Kulon Progo 65 Gunung Kidul 66 Sampang 67 Pacitan 52
PROVINCE Sumatera Barat Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Riau Riau Kepulauan Riau Jambi Jambi Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Bangka Belitung Bangka Belitung Bangka Belitung Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah D I Yogyakarta D I Yogyakarta Jawa Timur Jawa Timur Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
NO DISTRICT 68 Bangkalan 69 Pamekasan 70 Trenggalek 71 Bondowoso 72 Madiun 73 Situbondo 74 Pandeglang 75 Lebak 76 Karangasem 77 Sumbawa Barat 78 Lombok Barat 79 Bima 80 Kupang * 81 Dompu 82 Lombok Timur 83 Sumbawa 84 Alor * 85 Sumba Barat 86 Timor Tengah Selatan 87 Lembata 88 Manggarai Barat 89 Sumba Timur 90 Rote Ndao * 91 Sikka 92 Belu * 93 Timor Tengah Utara * 94 Manggarai 95 Manggarai Barat 96 Flores Timur 97 Ende 98 Ngada 99 Landak 100 Sekadau 101 Melawi 102 Ketapang 103 Bengkayang * 104 Sintang *
PROVINCE Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Banten Banten Bali NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Barat
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
53
Stop TB Rencana Aksi Nasional
NO DISTRICT 105 Sanggau * 106 Kapuas Hulu * 107 Sambas * 108 Seruyan 109 Sukamara 110 Katingan 111 Barito Selatan 112 Gunung Mas 113 Lamandau 114 Pulang Pisau 115 Malinau * 116 Kutai Barat * 117 Nunukan * 118 Hulu Sungai Utara 119 Barito kuala 120 Kepulauan Sangihe * 121 Kepulauan Talaud * 122 Poso 123 Tojo Una-Una 124 Parigi Moutong 125 Banggai Kepulauan 126 Donggala 127 Morowali 128 Buol 129 Toli-Toli 130 Banggai 131 Mamasa 132 Mamuju Utara 133 Mamuju 134 Polewali Mamasa 135 Majene 136 Jeneponto 137 Luwu 138 Selayar 139 Enrekang 140 Pangkajene Kepulauan 141 Luwu Timur 54
PROVINCE Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
Stop TB Rencana Aksi Nasional
NO DISTRICT 142 Sinjai 143 Takalar 144 Tana Toraja 145 Bulukumba 146 Bantaeng 147 Barru 148 Pinrang 149 Wakatobi 150 Bombana 151 Konawe 152 Kolaka Utara 153 Buton 154 Konawe Selatan 155 Kolaka 156 Muna 157 Gorontalo 158 Boalemo 159 Pohuwato 160 Bone Bolango 161 Maluku Tenggara Barat * 162 Seram Bagian Timur 163 Kepulauan Aru 164 Seram Bagian Barat 165 Maluku Tengah 166 Buru 167 Maluku Tenggara 168 Halmahera Tengah 169 Halmahera Timur 170 Kepulauan Sula 171 Halmahera Selatan 172 Halmahera Utara * 173 Halmahera Barat 174 Teluk Bintuni 175 Teluk Wondama 176 Sorong 177 Raja Ampat * 178 Kaimana
PROVINCE Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Gorontalo Gorontalo Gorontalo Gorontalo Maluku Maluku Maluku Maluku Maluku Maluku Maluku Maluku Utara Maluku Utara Maluku Utara Maluku Utara Maluku Utara Maluku Utara Irian Jaya Barat Irian Jaya Barat Irian Jaya Barat Irian Jaya Barat Irian Jaya Barat
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
55
Stop TB Rencana Aksi Nasional
NO DISTRICT 179 Fak-Fak 180 Sorong Selatan 181 Puncak Jaya 182 Yahukimo 183 Asmat 184 Pegunungan Bintang * 185 Paniai 186 Nabire 187 Tolikara 188 Mappi 189 Jayawijaya 190 Waropen 191 Boven Digoel * 192 Biak Numfor 193 Yapen Waropen 194 Sarmi 195 Supiori * 196 Keerom * 197 Jayapura * 198 Merauke * 199 Mimika
56
PROVINCE Irian Jaya Barat Irian Jaya Barat Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua Papua
Pengembangan SDM Program TB 2011-2014
ISBN: 978-602-8937-49-8