RENCANA AKSI KEGIATAN PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS LABORATORIUM
TAHUN 2010 – 2014
BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR SURABAYA
JL. SIDOLUHUR 12 (INDRAPURA) SURABAYA, 60175 Website: www.btklsby.go.id E-mail:
[email protected]
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang secara berkelanjutan dilaksanakan menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan berkeadilan, mengingat pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah investasi perwujudan sumber daya manusia yang memiliki ketahanan jiwa dan raga yang optimal sebagai modal dasar menuju masyarakat adil dan makmur sesuai dengan cita-cita bangsa.
Sejalan dengan era dan pentahapan pembangunan serta dinamika situasi kondisi lingkungan strategis, maka upaya dan program-program serta kegiatan pembangunan bidang kesehatan senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan kependudukan, epidemiologi, ilmu pengetahuan dan teknologi,
gaya
hidup
serta
kondisi
lingkungan
hidupnya.
Arah
pembangunan kesehatan juga semakin didorong untuk mampu mendukung upaya perkuatan ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan bahkan kehidupan politik yang sangat dinamis, mengingat kesehatan merupakan salah satu hak azasi manusia yang dijamin dalam peraturan perundangan manupun konvensi internasional. Untuk itu berbagai program telah dikembangkan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan secara bertahap, baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 1
Dalam periode pembangunan nasional jangka menengah 2010-2014 sebagai kelanjutan dari pembangunan jangka menengah 2004-2009, maka di bidang kesehatan telah disusun rencana strategis pembangunan kesehatan
jangka
pembangunan
menengah
nasional
jangka
tahun
2010-2014
menengah
ditetapkan dalam peraturan Presiden Nomor
sebagai
2010-2014
bagian
sebagaimana
5 tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, dan ditetapkan
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor 021/MENKES/SK/1/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Rencana Strategis Pembangunan Bidang Kesehatan ini antara lain memuat arah kebijakan, strategi, tujuan dan sasaran serta program-program dan tata cara penyelenggaraan, pemantauan dan penilaian yang dilengkapi dengan indikator kinerja yang merupakan bentuk dari akuntabilitas kinerja Kementerian Kesehatan.
Salah satu program dalam lingkup pembangunan kesehatan adalah Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit. Program ini diarahkan agar berbagai penyakit menular, penyakit tidak menular dan faktor risikonya dapat terkendali dan diupayakan tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular
(BBTKLPP)
Surabaya
merupakan
Unit
Pelaksana
Teknis
Kementerian Kesehatan yang berada dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal PP & PL ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 2
RI Nomor 2349/MENKES/PER/XI/2011tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.
BBTKLPP
Surabaya
mempunyai
tugas
melaksanakan
surveilans
epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini, dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di bidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta
kesehatan
matra.
Dalam
melaksanakan
tugasnya
BBTKLPP
menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan surveilans epidemiologi; b. pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL); c. pelaksanaan laboratorium rujukan; d. pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna; e. pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi; f. pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah dan bencana; g. pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular; h. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; i. pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan dan kesehatan matra; dan j. pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan BBTKLPP.
Guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut diatas BBTKLPP Surabaya dilengkapi dengan instalasi laboratorium di bidang Kimia Fisika Air; Biologi; Kimia Fisika Gas, Udara, dan Radiasi; Kimia Fisika Padat, Cair, RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 3
Toksikologi, B3, Biomarker; Pengamatan Penyakit Menular , Penyakit Tidak Menular; Pemeliharaan Alat, Kendali Mutu dan Kalibrasi; Pengelolaan Media, Reagensia dan Hewan Percobaan; Pengamatan Vektor dan Reservoir Penyakit; Pengembangan Teknologi Tepat Guna; Pelayanan Teknis; Pendidikan dan Pelatihan; Pemeliharaan Sarana dan Prasarana; Pengelolaan Teknologi Informasi dan Perpustakaan.
Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL) pada BBTKLPP Surabaya merupakan bagian integral dari Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan secara nasional yang secara teknis menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal PP dan PL dengan tujuan Menurunkan Angka Kesakitan, Kecacatan dan Kematian Akibat Penyakit.
Rencana Aksi Program PP & PL pada BBTKLPP Surabaya merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat pokok-pokok kegiatan BBTKLPP Surabaya yang akan dilaksanakan pada periode waktu 2010-2014. Pola pendekatan dalam pelaksanaan kegiatan pokok dalam rencana aksi ini adalah Menjalin dan Meningkatkan Jejaring Kerja dan Kemitraan,
Memperkuat
Kinerja
Surveilans
Berbasis
Laboratorium,
Meningkatkan Kemampuan Dalam Rancang Bangun Model dan Teknologi Tepat Guna serta Memperkuat Daerah Melalui Rujukan, Uji Kendali Mutu, Kalibrasi serta Pendampingan Berbagai Kinerja Teknis Laboratorium untuk mendukung jejaring pelaksanaan Surveilans Epidemiologi.
Rencana Aksi BBTKLPP Surabaya 2010-2014 dilandasi oleh tugas dan fungsi berdasarkan organisasi dan tata kerja BBTKLPP Surabaya dalam RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 4
mencapai sasaran prioritas pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan melalui Peningkatan Surveilans Epidemiologi, Peningkatan kemampuan Analisis Perencanaan dan Evaluasi Dampak Kesehatan Lingkungan serta Faktor Risiko Penyakit, dan Peningkatan Kemampuan Kinerja Teknologi dan Laboratorium.
2.
Kondisi Umum
Gambaran kondisi umum kinerja BBBTKLPP Surabaya dalam kurun waktu tahun 2009 berdasarkan hasil evaluasi dan laporan akuntabilitas kinerja adalah sebagai berikut :
Hasil analisis terhadap faktor risiko lingkungan di 38 kab/kota pada Provinsi JawaTimur memberikan gambaran bahwa kecenderungan faktor risiko terhadap penyakit menular potensial wabah adalah E.colie, Salmonela, Vibrio cholera dan rotavirus. Faktor risiko penyakit diare yang timbul dalam KLB yang menonjol adalah kualitas air yang menunjukkan adanya pencemaran oleh bakteri Hasil uji laboratorium terhadap sumber air bersih maupun air bersih yang dikonsumsi masyarakat menunjukkan potensi pencemaran sebesar
40%
secara Biologi dan 10% secara kimia dari
jumlah sampel yang diuji.
Gambaran faktor risiko penyakit malaria merupakan re-emerging diseases di Kabupaten
Madiun menunjukkan faktor risiko potensial adalah tempat
perindukan nyamuk sulit dikendalikan adalah migrasi penduduk dari daerah endemis dan kebiasaan penduduk yang suka tidur larut malam diluar rumah serta konstruksi fisik bangunan yang tidak kedap vektor nyamuk . Vektor RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 5
potensial berdasarkan hasil uji laboratorium adalah Anopheles aconitus dan Anopheles maculatus Mengingat keterbatasan sumber daya yang tersedia maka wilayah kab/kota yang mampu dijangkau baru sekitar 10 % dengan pertimbangan keterbatasan sumberdaya
Di Provinsi Jawa Timur risiko terhadap timbulnya penyakit pes masih cukup tinggi. Hasil pengamatan terhadap vektor dan binatang reservoir pada wilayah terancam dan fokus penyakit pes di Kab Pasuruan menunjukkan gambaran yang
fluktuatif .Sedangkan hasil surveilans
tidak ditemukan
adanya suspek.
Pada tahun 2009 telah diketemukan penderita penyakit flu burung (H5N1) di Kab Malang
hasil kajian terhadap faktor risiko penularan H5N1
menunjukkan peternakan unggas rumah tangga adalah faktor resiko yang utama. Pada tahun 2009 juga telah terjadi kasus penyakit influenza A baru (H1N1) di kab Ponorogo. Hasil kajian terhadap faktor risiko potensial menunjukkan kurang baiknya Peri laku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sebagai bentuk kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyebaran H5N1 telah dilakukan pengamatan terhadap peternakan unggas dan jalur perdagangan pada 3 (tiga) kab/kota dan uji laboratorium untuk memperoleh gambaran tentang virus H5N1, yang menunjukkan hasil negatif untuk virus tersebut.
Pada tahun 2009 telah terjadi KLB Difteri di 32 kab/kota di Provinsi Jawa Timur dengan jumlah penderita 140 disertai dengan kematian 8 orang (CFR 5,7%). Dalam KLB ini BBTKLPP Surabaya telah melakukan upaya RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 6
penggulangan dengan memperkuat daerah provinsi dengan membantu penyediaan logistik dan bantuan tenaga teknis sebagai bentuk respon untuk mengurangi/ mencegah penyebaran lebih lanjut yaitu dengan
mensuplai
vaccin anti diphtheri sera (ADS) dan antibiotik erythromicyn
Seperti diketahui, penyakit DBD merupakan penyakit menular potensial wabah dan telah berjangkit di seluruh kab/kota. Penyakit ini belum diketemukan pengobatannya, oleh karena itu upaya yang dikembangkan oleh program adalah pengendalian faktor risiko terutama pengendalian vektor, dan meningkatkan kemauan serta kemampuan masyarakat untuk berperan aktif dalam pengendalian maupun penemuan dini terhadap suspek penderita DBD agar dapat segera dilakukan penatalaksanaan di sarana pelayanan kesehatan untuk mencegah risiko kematian. BBTKLPP Surabaya telah melakukan pemeriksaan faktor resiko dengan memeriksa Container Index (CI) , House Index(HI), Briteau Index (BI) dan ovitraps indek dengan hasil Container indek sebesar 32,46%, House indek sebesar 19,21%, Briteau indek 63% serta ovitrap indek 22%. Sedangkan uji serotype tidak ditemukan adanya virus didalam tubuh vektor.
Untuk memperoleh
gambaran terhadap potensi insektisida untuk pengendalian vektor maka dilakukan uji resistensi terhadap malathion di kab/kota Surabaya dan memperoleh gambaran bahwa 98% nyamuk Aedes aegypti mati terhadap insektisida malathion berarti insektisida masih efektif.
Dalam rangka peningkatan kewaspadaan dini terhadap situasi matra seperti menghadapi perayaan hari besar agama, penyelenggaraan kesehatan haji, dan momen situasi khusus lainnya seperti bencana alam, telah dilakukan upaya sistem kewaspadaan dini terhadap kejadian penyakit potensial wabah RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 7
maupun penyakit tidak menular. secara umum diperoleh gambaran bahwa potensi risiko kesehatan masyarakat masih ditemukan adanya bakteri E.coli, Staphilococcus, salmonela yang bisa berpotensi menimbulkan KLB keracunan, penyakit menular.
Selain itu dilakukan pemeriksaan kandungan alkohol, amphetamin, gula darah serta tekanan darah pada sopir bus antar kota dalam propinsi maupun antar propinsi yang bisa menimbulkan gangguan dan kecelakaan akibat faktor manusia.
Di beberapa daerah Provinsi Jawa Timur masih merupakan daerah endemik penyakit kusta. Untuk memperoleh gambaran faktor risiko dan pola penyebaran telah dilakukan survei penemuan penderita baru pada adak sekolah dasar di Kabupaten Jember . Gambaran faktor risiko dan pola penyebaran penyakit kusta pada 3 kelas yaitu kelas 1, 3 dan 6 . Dari pemeriksaan fisik 199 siswa yaitu 1 anak positif 10 suspek dan sisanya sehat. Pemeriksaan IgM dari siswa kelas 3 (64 siswa) diperoleh 58% positif sedang kan 42% sehat. Dan dari sero positif tersebut 54% diantaranya sudah pada kategori sub klinis. Pada PKM Ajung menunjukkan survei di sekolah 3 kelas yaitu kelas 4,5 dan 6 dari 216 siswa 1 anak positif, 3 suspek dan sisanya sehat. Pemeriksaan IgM dengan mengambil darah jari dilakukan pada siswa kelas 6 (67 siswa) diperoloeh 36% sero positif sedangkan 64% sehat dan dari sero positif tersebut 43% diantaranya sudah kategori sub klinis.
Penyakit tuberkulosis paru yang merupakan penyakit kronis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Untuk itu telah dilakukan kajian faktor RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 8
resiko lingkungan untuk memperoleh gambaran faktor resiko lingkungan yang paling potensial dalam penularan penyakit TB. Dari kajian tersebut ditemukan bahwa debu, kelembaban udara, luas kamar tidur dan jumlah kuman per meter kubik udara paling berperan dalam penularan penyakit TB. Sedangkan variabel proporsi luas jendela dengan luas lantai, intensitas pencahayaan, dan jenis lantai tidak mempunyai hubungan yang beresiko terhadap TB paru.
Beberapa penyakit menular endemik yang terjadi di wilayah kerja BBTKLPP Surabaya belum dapat dikaji potensi faktor risiko dan pola penyebarannya mengingat keterbatasan sumber daya dan belum optimalnya dukungan peralatan esensial yang dibutuhkan. Demikian pula beberapa penyakit menular yang menjadi perhatian masyarakat dunia seperti JE, rabies, legionellosis, leptospirosis belum dapat dilakukan pengamatan maupun pengujian karena keterbatasan sumber daya dan ketersediaan bahan serta peralatan laboratorium.
Guna mengantisipasi dan memberikan masukan pertimbangan terhadap upaya rencana dan evaluasi pembangunan daerah telah dilakukan kajian untuk memperoleh gambaran terhadap kualitas media lingkungan yang dapat berperan sebagai faktor risiko atau potensi timbulnya pencemaran yang dapat berdampak terhadap kesehatan.
Guna mengantisipasi dan memberikan masukan pertimbangan terhadap upaya rencana dan evaluasi pembangunan daerah telah dilakukan kajian untuk memperoleh gambaran terhadap kualitas media lingkungan yang
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 9
dapat berperan sebagai faktor risiko atau potensi timbulnya pencemaran yang dapat berdampak terhadap kesehatan.
Pada tahun 2009 telah dilakukan analisis situasi dan kecenderungan terhadap media lingkungan seperti air badan air, air bersih, air minum, udara dan kebisingan, makanan dan minuman. Di samping itu dalam rangka reviu terhadap kriteria kesehatan perumahan dan pemukiman telah dilakukan uji petik dan analisis dalam rangka penetapan kriteria persyaratan kesehatan perumahan dan pemukiman untuk memberikan pertimbangan terhadap nilai standar pedoman kriteria perumahan dan pemukiman.
Analisis terhadap air badan air pada sungai Surabaya dan sungai Bengawan Solo yang merupakan sumber air baku air minum/ air bersih memberikan gambaran bahwa adanya bakteri Koliform dan Koli Tinja. yang melebihi baku mutu. Hal ini menunjukkan potensi pencemaran dan faktor risiko terhadap kemungkinan penyebaran penyakit khususnya penyakit bawaan air , penyakit tersebut adalah diare,dan gatal-gatal.
Teknologi pengolahan air minum telah berkembang pesat dan memberikan nilai yang tinggi pada dunia usaha sehingga menjadi peluang masyarakat untuk berusaha dibidang penyediaan air minum antara lain depot air minum isi ulang (DAM). Hasil analisis terhadap potensi risiko pada DAM memberikan gambaran bahwa pengawasan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang yang telah dilakukan di
Kabupaten Lamongan
menunjukkan hasil identifikasi kandungan bakteri Total Koliform di air baku menunjukkan 3 Depo (9,68%) memenuhi baku mutu, 28 Depo (90,32%) tidak memenuhi baku mutu. Untuk identifikasi kandungan Total Koliform dan RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 10
Koli Tinja pada air hasil olahan13 Depo (41,94%) memenuhi baku, 18 Depo (58,06
%)
tidak
memenuhi
baku
mutu
KepMenKes
RI
Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Batas Syarat Air Minum.
Hasil identifikasi kualitas air minum secara Kimia Fisika menunjukan bahwa dari 30 Depo memenuhi baku mutu (96,78%), hanya 1 (satu) Depo yang tidak memenuhi baku mutu karena Kesadahan yang tidak memenuhi syarat air minum (3.23%), sedangkan untuk air hasil olahan untuk konsumen100% memenuhi baku mutu air minum.
Guna mendukung terwujudnya kondisi kota/kabupaten yang bersih dan mengurangi potensi risiko pencemaran oleh berbagai aktivitas manusia dan pembangunan telah dilakukan jejaring kerja dan advokasi sanitasi pasar tradisional
dalam
upaya
pencegahan
penularan
penyakit
berbasis
lingkungan. Untuk memperoleh gambaran kesehatan lingkungan pada tempat-tempat umum telah dilakukan pemantauan terhadap kondisi sanitasi lingkungan pasar tradisional di Kota Mojokerto, kota Malang (Jatim) dan Kabupaten Gianyar (Bali). Hasil analisis menunjukkan bahwa pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto, Pasar Madyopuro Kota Malang dan pasar Gianyar Kabupaten Giannyar dikategorikan Sehat.
Kualitas makanan / minuman khususnya makanan jajanan masih memiliki potensi yang besar untuk penggunaan peralatan dan cara penyajian (sanitasi) yang belum memenuhi persyaratan kesehatan. Hasil analisis terhadap faktor risiko pada media makana/minuman jajanan pada anak sekolah di SDN Blimbing I, SDN Blimbing IV dan SDN Pandanwangi I Kota Malang,
menunjukkan bahwa sampel makanan jajanan dan minuman
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 11
terdapat zat pengawet (asam benzoat), pewarna (Karosin, ponceau 4R, Sunset Yellow) serta pemanis (sakarin), karakteristik kesehatan pada siswa sebagaian besar baik,
pedagang di sekitar sekolah sebagaian besar
berperilaku sehat dan sarana sanitasi lingkungan di lokasi penjualan belum memenuhi syarat yaitu tentang persediaan air bersih, tersedianya sarana tempat sampah, dan pembuangan air limbah.
Sehubungan dengan kejadian semburan lumpur di Kabupaten Sidoarjo yang merupakan fenomena alam memberikan gambaran bahwa kemungkinan terjadinya potensi risiko dampak kesehatan masyarakat cukup besar. Bencana semburan lumpur di Sidoarjo masih berlanjut hingga saat ini. Dampak bencana tersebut menyebabkan udara sudah tercemar gas berbau menyengat, sumber air sumur sudah tidak layak digunakan sebagai air minum maupun air bersih.
Oleh karena itu perlu suatu studi tentang kesehatan lingkungan perumahan yang ditempati warga korban lumpur, untuk memperoleh gambaran kualitas lingkungan perumahan relokasi dan endemisitas penyakit warga korban bencana semburan lumpur panas Kabupaten Sidoarjo. Kegitan dilakukan Oktober & November 2009 di Desa Mindi Kecamatan Porong dan Perumahan Kahuripan Nirwana Village Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.
Hasil kegiatan pada kawasan lingkungan perumahan relokasi korban bencana semburan lumpur Kabupaten Sidoarjo secara umum kualitas udara masih memenuhi syarat untuk zona permukiman. Kualitas air sumur (80%) tidak memenuhi batas untuk parameter Warna dan Mangan (Mn). Tanah di RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 12
lingkungan rumah mengandung telur dan larva cacing Ascaris lumbricoides perlu untuk penanganan supaya tidak menginfeksi manuasi khususnya anak dan balita. Vektor tikus (Rattus exulans, Rattus rattus diardii, Mus musculus, Suncus murinus) trap sukses rata-rata 4,1% rawan untuk penyakit leptospirosis, nyamuk (Cullex dan Aedes) dengan index jentik 0,3 rawan DBD dan lalat (Musca domestica) dengan probabilitas 0,4. media typus, diare. Kualitas rumah (90%) memenuhi kriteria rumah sehat, komponen rumah yang tidak memenuhi kriteria adalah ventilasi dapur yang kurang memadai.
Gambaran endemisitas penyakit warga perumahan relokasi adalah sebagai berikut penyakit yang sering diderita responden sebelum terjadi semburan, sesudah terjadi semburan dan setelah berada di tempat relokasi adalah pilek, batuk, sesak napas dan diare. Penyakit ISPA Balita yang menderita batuk, pilek, dan demam sebanyak 32 %. Gangguan Faal Paru restriction sebanyak 78% dan combined (restriction dan obstruction) sebanyak 22 %. Tingkat gangguan faal paru restriktif ringan sebesar 33 %, sedang 39 %, dan berat 28 %.
Kondisi ini memerlukan upaya yang terpadu secara terus menerus melalui pemantauan dan analisis terhadap risiko kesehatan masyarakat untuk memberikan bahan pertimbangan kepada pihak-pihak terkait untuk solusi pemecahannya, mengingat apabila dampak kesehatan seperti timbulnya penyakit menular maupun tidak menular akan memerlukan sumber daya yang besar.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 13
Sesuai dengan perkembangan tugas pokok fungsi dan peran BBTKLPP, maka
fokus utama BBTKLPP diarahkan agar mampu melaksanakan
surveilans berbasis
laboratorium.
Untuk
itu
dikembangkan
instalasi
laboratorium yang mampu mendukung pengujian dan analisis terhadap faktor risiko, penyebab, virulensi, mutasi maupun efektivitas dan resistensi. Disamping itu untuk menjamin kualitas uji dalam penyelenggaraan laboratorium, dilakukan uji kendali mutu dan kalibrasi secara berkala dan pemeliharaan binatang percobaan.
Sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, dalam penyelenggaraan Laboratorium perlu memperoleh Sertifikasi dan Akreditasi dari Badan atau Instansi yang berwenang. Pada tahun 2009, BBTKLPP Surabaya
telah
memperoleh
perpanjangan
Akreditasi
Laboratorium
Pengujian yang ditetapkan oleh Komite Akreditasi Nasional Nomor : LP 241 IDN. Demikian pula BBTKLPP Surabaya juga telah ditetapkan sebagai Laboratorium Lingkungan oleh Gubernur Jawa Timur Nomor 188/2005. Kinerja Laboratorium pada BBTKLPP Surabaya juga memberikan pelayanan terhadap berbagai instansi baik Pemerintah maupun Swasta serta Masyarakat, sebagai bentuk pelayanan publik, dan
sesuai dengan
ketentuan yang berlaku BBTKLPP Surabaya diberikan kewenangan untuk melakukan
Penerimaan
Negara
Bukan
Pajak
(PNBP)
berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2009.
Sebagai bagian penting dari hasil analisis laboratorium untuk memberikan solusi terhadap permasalahan dalam pengendalian faktor risiko dilakukan kegiatan untuk pengembangan model rancang bangun dan penapisan Teknologi Tepat Guna. RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 14
Dalam menjalankan fungsi rujukan BBTKLPP Surabaya juga melakukan dengan Teknis dan pendampingan melalui Jejaring Kerja dan Kemitraan dengan Laboratorium daerah baik dalam lingkup kesehatan maupun lingkungan hidup. Sedangkan dalam melaksanakan fungsi uji kendali mutu dan kalibrasi terhadap mitra kerja telah dilakukan pemantauan terhadap fasilitas Rantai Dingin untuk program imunisasi.
Pada tahun 2009, kinerja instalasi Laboratorium BBTKLPP Surabaya, dalam mendukung peningkatan Surveilans Epidemiologi terhadap faktor risiko dan penyebab penyakit telah melakukan pengujian terhadap air minum, air bersih, air badan air, air limbah, tanah, makanan, minuman, vektor, biomarker, udara dan kebisingan. Hasil uji terhadap media lingkungan baik dari aspek kimia, biologi, dan fisika serta biomarker menunjukkan bahwa kualitas air minum 80 % telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan,air bersih baru sekitar 60 % yang memenuhi syarat. Pengujian terhadap kualitas udara, debu dan kebisingan sekitar 60 % melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Di samping itu untuk menjamin kualitas uji dalam penyelenggaraan laboratorium, dilakukan kegiatan pengendalian mutu hasil pengujian secara berkala terhadap parameter media lingkungan sebanyak 84 kali dan dilakukan 189 kali kalibrasi terhadap berbagai jenis alat. Kegiatan uji laboratorium perlu didukung penyediaan media, reagensia serta binatang percobaan, dengan hasil 36 jenis media, 180 jenis reagensia, dan 4 jenis hewan percobaan.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 15
Untuk memperoleh perpanjangan Akreditasi Laboratorium Pengujian yang ditetapkan oleh Komite Akreditasi Nasional Nomor : LP 241 IDN. BBTKLPP Surabaya telah melakukan beberapa kegiatan untuk mempertahankan status akreditasi yang meliputi pengembangan metode pengujian, Audit Internal, Kaji Ulang Manajemen, Uji Profisiensi, Uji Kendali Mutu Internal, Kalibrasi Peralatan, Sertifikasi Personil.
Untuk
meningkatkan
kemampuan
daerah
dalam
kualitas
kinerja
laboratorium telah dilakukan pendampingan dan bimbingan teknis terhadap 4 (empat) laboratorium kesehatan daerah di kabupataen Lamongan, Jember, Gresik dan kota Malang. Sedangkan dalam melaksanakan fungsi uji kendali mutu dan kalibrasi terhadap mitra kerja telah dilakukan pemantauan
terhadap fasilitas rantai dingin untuk program imunisasi
dengan jalan melakukan kalibrasi terhadap suhu fasilitas rantai dingin (Cold Chain) di Dinas Kesehatan Kota Probolinggo dan 5 (lima) Puskesmas yang ada dibawah wilayah Dinas Kesehatan Probolinggo.
Sebagai tindak lanjut hasil analisis laboratorium dilakukan pengembangan model dan rancang bangun Teknologi Tepat Guna terhadap kandungan mineral tinggi pada air bersih di Kabupaten Gresik, serta untuk mengetahui efektifitas alat klorinator, BBTKL PPM Surabaya telah melakukan kegiatan uji kinerja klorinator sebagai solusi guna mengurangi penularan penyakit dan pencemaran lingkungan.
Sedangkan untuk persiapan bantuan KLB banjir yang sering terjadi di daerah Kabupaten / Kota di wilayah kerja BBTKLPP Surabaya, dilakukan
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 16
kegiatan perancangan model dan teknologi untuk pengolahan air bersih secara sederhana.
Sebagai dukungan administrasi dan managemen terhadap dukungan teknis dalam lingkup tugas BBTKLPP Surabaya telah dilakukan perekrutan tenaga baru melalui formasi CPNS, tenaga paruh waktu, pelatihan teknis dan managemen, penyediaan bahan dan pengadaan serta penggantian peralatan essensial serta pemeliharaan sarana operasional dan penunjang.
Guna meningkatkan komunikasi dengan mitra kerja dilakukan advokasi, komunikasi dan upaya peningkatan layanan telah dilakukan temu pelanggan dan penerbitan media komunikasi serta bentuk bentuk diseminasi informasi lainnya. Pada penyelenggaraan temu pelanggan telah dihadiri oleh 60 wakil dari instansi Pemerintah maupun Swasta atau sekitar 25 % dari seluruh pelanggan yang tercatan sebagai mitra. Untuk meningkatkan komunikasi dan kemitraan dengan mitra kerja telah dilakukan diseminasi infornasi melalui Media Teropong (Metro), Buletin Human Media serta leaflet tentang pelayanan umum, pelatihan teknis dan jenis Teknologi Tepat Guna yang telah dikembangkan.
Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia pada tahun 2009 telah dilakukan perekrutan melalui formasi CPNS sebanyak 7 (tujuh) tenaga teknis maupun administrasi serta 2 (dua) tenaga paruh waktu. Sedangkan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan teknis dan managemen telah dilatih 31 tenaga teknis dan administrasi untuk mengikuti pelatihan di bidang teknis dan managemen yang relevan.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 17
Pada tahun 2009, BBTKLPP Surabaya memiliki asset tetap sejumlah Rp. 18. 896.350.000 dan asset lancar sejumlah Rp. 5.373.260 namun kondisi beberapa peralatan essensial laboratorium memerlukan penggantian baik dari segi teknologi maupun masa berlakunya.
Berdasarkan uraian kondisi umum di atas maka BBTKLPP Surabaya memandang perlu untuk semakin meningkatkan, mengembangkan dan memantapkan peran sebagai satuan kerja untuk menyelenggarakan surveilans epidemiologi berbasis laboratorium dengan memperkuat jejaring kerja dan kemitraan, meningkatkan profesionalisme SDM, kemampuan respon cepat, kemampuan rancang bangun Teknologi Tepat Guna melengkapi peralatan essensial, pemenuhan bahan dan dukungan sarana operasional serta pendekatan-pendekatan berdasarkan kebijakan lokal, regional maupun nasional berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. 3. Potensi dan Permasalahan
Secara bertahap BBTKLPP Surabaya telah melakukan berbagai upaya agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat terlaksana secara optimal dan mampu menjalankan peran sebagai “ Regional center of excellent” dalam surveilans epidemiologi berbasis laboratorium, dan diharapkan mampu mendukung serta mepercepat pencapaian sasaran Program Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan.
Disadari bahwa jangkauan program dan pelayanan masih belum optimal karena bebagai kendala, hambatan dan keterbatasan sumber daya, namun RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 18
secara terus-menerus dilakukan upaya perkuatan terhadap kinerja sumber daya manusia yang ada melalui perekrutan tenaga baru maupun peningkatan ketrampilan teknis dan manajemen terhadap SDM yang ada. Beberapa
peralatan
esensial
dilakukan
peningkatan
kapasitas,
pembaharuan teknologi dan kelengkapannya. Sesuai ketentuan peraturan yang berlaku status BBTKLPP Surabaya juga telah disertifikasi dan diakreditasi oleh badan yang berwenang sebagai landasan legal untuk memberikan layanan publik dan melaksanakan program yang telah direncanakan. Demikian juga kemampuan pengelolaan anggaran terus ditingkatkan sesuai dengan fungsi secara optimal.
Permasalahan
menonjol yang
dihadapi BBTKLPP
Surabaya dalam
menjalankan peran pengembangan surveilans epidemiologi berbasis laboratorium adalah lemahnya jejaring surveilans di daerah sehingga arus pertukaran data dan informasi tentang penyakit, faktor risiko, SKD KLB, situasi dan kejadian matra belum berjalan secara optimal. Eforia desetralisasi yang berlebihan sehingga tata hubungan kerja, dan kemitraan tidak terjalin dengan baik karena lebih mementingkan kewenangan dari pada pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat kongkuren dalam arti sebagai kewajiban bersama yang harus diselesaikan secara harmonis dan terintegrasi, mengingat penyakit dan masalah kesehatan lingkungan tidak mengenal batas administrasi wilayah pemerintahan.
Sebagai gambaran belum seluruh kejadian penyakit maupun pencemaran lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan direspon sesuai dengan prosedur
yang
berlaku
sehingga
penyakit
makin
menyebar
dan
menimbulkan korban karena masalah ego sektoral. Belum terbentuknya RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 19
mekanisme operasional di lapangan berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing
menyebabkan
koordinasi
dan
komunikasi
dalam
penyelesaian masalah kejadian penyakit menjadi berlarut-larut. Dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan telah disepakati berbagai komitmen untuk meningkatkan jangkauan pelayanan, melakukan eliminasi dan eradikasi agar jenis-jenis penyakit tertentu dapat diturunkan angka insidens, prevalens serta angka kematian sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
Situasi epidemiologi penyakit saat ini dan beberapa tahun mendatang merupakan masa transisi yaitu penyakit menular masih belum seluruhnya dapat dikendalikan bahkan muncul kembali, dilain pihak penyakit tidak menular termasuk cidera dan kecelakaan semakin meningkat insidensinya.
Hal ini jelas menjadi beban ganda karena semakin komplek dan meluasnya penyebaran penyakit menular antar wilayah maupun antar negara termasuk munculnya penyakit baru yang berpotensial wabah dan menjadi masalah emergensi internasional dan ditambah meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular yang menguras berbagai sumber daya.
Dari uraian di atas BBTKLPP Surabaya dengan potensi sumber daya yang tersedia dan tantangan permasalahan yang dihadapi memandang perlu untuk semakin meningkatkan profesionalisme SDM yang ada, peralatan esensial dan jangkauan pelayanan program untuk mencapai sasaran strategis yang ditetapkan melalui pengembangan jejaring kerja dan kemitraan dalam kinerja surveilans epidemiologi berbasis laboratorium, meningkatkan kemampuan pengembangan teknologi tepat guna, serta RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 20
memperkuat daerah agar mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. Diperlukan pula dukungan anggaran yang memadai agar seluruh tugas pokok dan fungsi serta peran BBTKLPP Surabaya dapat terlaksana secara optimal.
4. Isu Strategis
Keberhasilan pencapaian sasaran kinerja BBTKLPP Surabaya semata-mata tidak ditentukan oleh kemampuan dan hasil kerja yang dilaksanakan, tetapi juga dipengaruhi oleh mitra kerja dengan segala kontribusinya yang bersinergi secara dinamis dapat memercepat pencapaian tujuan dan sasaran.
Dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tidak seluruh kegiatan berada dan menjadi tanggungjawab sektor kesehatan sendiri, namun juga kontribusi dari berbagai sektor terkait, kondisi ekonomi dan sosial budaya serta peran aktif dan partisipasi masyarakat termasuk swasta.
Pemberdayaan
terhadap
masyarakat
juga
sangat
penting
mengingat masyarakat bukan hanya sebagai objek tetapi juga sekaligus sebagai subjek dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Sebagaimana visi Kementerian Kesehatan yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan“, maka dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan memerlukan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat meningkat kemauan dan kemampuannya untuk mandiri dalam RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 21
mewujudkan
derajat
kesehatan
masyarakat
yang
setinggi-tingginya.
Sementara Pemerintah dalam hal ini sektor kesehatan wajib mengupayakan pelayanan kesehatan secara paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan serta tata kelola yang baik.
BBTKLPP Surabaya sebagai salah satu pilar dalam Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan perlu mencermati isu-isu strategis, dinamika wilayah, pola dan penyebaran penyakit serta kecenderungan menurunnya kualitas kesehatan lingkungan sebagai dampak berbagai kegiatan pembangunan dan fenomena alam.
Beberapa isu strategis yang perlu dicermati dan dijabarkan lebih lanjut oleh BBTKLPP Surabaya meliputi : a.
Frekuensi KLB penyakit menular potensial wabah dan munculnya penyakit baru serta munculnya kembali penyakit endemik lokal.
b.
Pencemaran lingkungan yang makin meningkat akibat berbagai aktivitas manusia baik pembangunan maupun fenomena alam yang berdmpak terhadap kesehatan masyarakat.
c.
Perubahan iklim yang berpengaruh terhadap bionomik vektor dan binatang penular penyakit.
d.
Dinamika kependudukan antar wilayah, antar provinsi dan antar negara yang berpotensi meningkatkan risiko timbul dan penyebaran penyakit.
e.
Potensi rawan bencana baik alam maupun buatan manusia yang semakin besar.
f.
Belum optimalnya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan.
g.
Sinkronisasi Pusat, UPT dan Daerah dalam aspek menejerial pengelolaan program belum optimal.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 22
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 23
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, NILAI-NILAI DAN SASARAN STRATEGIS
1.
Visi
:
“MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN“ 2.
Misi a.
: Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat
melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. b.
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan
yang
paripurna,
merata,
bermutu
dan
berkeadilan
3.
c.
Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
d.
Menciptakan
tata
kelola
keperintahan
yang
baik.
Nilai – nilai
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan dan menjunjung tinggi nilai – nilai yaitu : a. Pro Rakyat Dalam
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan,
selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggitingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi. RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 24
b. Inklusif Semua program pembangunan kesehatan haruslah melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
c. Responsif Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi masalah kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
d. Efektif Program kesehatan haruslah mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien
e. Bersih Penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan harus bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 25
4.
Tujuan
:
Sejalan dengan tujuan Direktorat Jenderal PP dan PL maka tujuan BBTKLPP Surabaya adalah terselenggaranya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
5. Sasaran Strategis a. Tercapainya peningkatan kinerja surveilans epidemiologi melalui respon cepat KLB, jejaring dan advokasi pengamatan penyakit dan faktor risikonya, upaya antisipasi (Sistem Kewaspadaan Dini), dan penanggulangan KLB serta kejadian dalam situasi matra.
b. Tercapainya
peningkatan
kinerja
Analisis
Dampak
Kesehatan
Lingkungan (ADKL) melalui peningkatan kemampuan kajian dan evaluasi dampak kesehatan lingkungan, kemampuan kajian dan evaluasi pengendalian penyakit dan faktor risiko serta kajian adaptasi perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan. c. Tersedianya akses masyarakat dalam pemanfaatan kemampuan uji laboratorium dan kalibrasi dengan pengembangan
kemampuan
teknologi pengujian, kendali mutu dan kalibrasi serta pengembangan teknologi
tepat
guna,
dan
meningkatnya
dukungan
kinerja
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 26
d. Terselenggaranya dukungan administrasi dan manajemen dalam pengelolaan SDM,
keuangan dan barang milik negara
serta
penyelenggaraan pelatihan teknis untuk tenaga fungsional dan pemeliharaan sarana maupun prasarana.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 27
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
1. Arah Kebijakan Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dalam lingkup tugas dan fungsi
BBTKLPP
yang
merupakan
bagian
integral
dari
Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan secara nasional dalam periode 2010-2014 diarahkan untuk memantapkan peran BBTKLPP dalam penyelenggaraan
PP
&
PL
berbasis
Laboratorium
dengan
fokus
peningkatan kinerja Surveilans Epidemiologi, kemampuan analisis dampak kesehatan lingkungan dan pengembangan Teknologi Laboratorium.
Kegiatan peningkatan kinerja Surveilans Epidemiologi dilaksanakan dengan mengutamakan identifikasi faktor risiko penyakit potensial wabah, penyakit baru, penyakit menular endemik dan penyakit tidak menular prioritas melalui pemetaan wilayah atau kawasan, kajian pola penyebaran, dan pengujian virulensi, potensi, kerentanan dan resistensi maupun kajian terhadap bionomik vektor dan binatang menular penyakit. Di samping itu juga dilakukan peningkatan kemampuan kewaspadaan dini dan respon terhadap KLB/wabah, kejadian bencana, maupun kesehatan matra melalui identifikasi faktor risiko lingkungan dan perilaku, advokasi penanggulangan dan upayaupaya pencegahan seperti desinfeksi, dekontaminasi, dan desinseksi serta pengembangan teknologi tepat guna. Kegiatan peningkatan kemampuan analisis dampak kesehatan lingkungan dilaksanakan
dengan
mengutamakan
kajian
terhadap
rencana
pembangunan kawasan atau evaluasi terhadap dampak pembangunan, daerah rawan bencana, rawan pencemaran lingkungan maupun kawasan RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 28
endemik penyakit tertentu melalui analisis faktor risiko potensial, luas area persebaran dampak dan populasi terancam.
Dalam kegiatan analisis dampak kesehatan lingkungan ini, di samping untuk memberikan masukan pertimbangan upaya pengendalian faktor risiko penyakit juga dimaksudkan untuk memberikan masukan dalam pengelolaan lingkungan hidup suatu wilayah berkenaan dengan kualitas media lingkungan dan potensi timbulnya pencemaran lingkungan.
Kegiatan peningkatan kinerja Pengembangan Teknologi Laboratorium dilaksanakan dengan mengutamakan dukungan pengujian laboratorium terhadap media lingkungan sebagai faktor risiko potensial penyakit, gangguan kesehatan, maupun pencemaran lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan. Di samping itu juga ditingkatkan peran sebagai rujukan, bimbingan teknis dan pendampingan, uji kendali mutu dan kalibrasi serta kemampuan rancang bangun model dan Teknologi Tepat Guna sebagai solusi dan tindak lanjut pemecahan masalah pengendalian risiko potensial penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya. Selain
mendukung
upaya
pengendalian
penyakit
dan
penyehatan
lingkungan kinerja pengembangan teknologi Laboratorium juga berperan dalam pemberian layanan publik dalam mengidentifikasi dan analisis berdasarkan uji laboratorium serta memberikan rekomendasi tindak lanjutnya. Guna memberikan dukungan terhadap ketiga kinerja di atas dilakukan peningkatan kualitas manajemen yang mencakup pembiayaan, sumber daya manusia, pemenuhan peralatan essensial dan sarana penunjang operasional serta jaringan informasi yang komunikatif melalui peningkatan kualitas perencanaan dan penetapan akuntabilitas kinerja, RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 29
penyiapan prosedur kerja, peningkatan tata hubungan kerja, ketersediaan logistik serta dukungan administrasi ketatausahaan, urusan umum dan rumah tangga serta peningkatan administrasi kepegawaian. 2. Strategi a.
Meningkatkan jalinan kemitraan dan jejaring kerja dengan mitra kerja
b.
Meningkatkan komunikasi dan advokasi
c.
Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi
d.
Meningkatkan jaringan informasi
e.
Meningkatkan kemampuan analisis situasi dan kecenderungan serta respon cepat
f.
Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
g.
Meningkatkan profesionalisme SDM
h.
Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan layanan prima
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 30
BAB IV PROGRAM/ KEGIATAN PENYELENGGARAAN PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS LABORATORIUM
BBTKLPP merupakan UPT Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Kepmenkes Nomor 267/SK/MENKES/III/2004 tanggal 24 Maret 2004 yaitu melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan,
uji
kendali
mutu,
kalibrasi,
pendidikan
dan
pelatihan,
pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB di bidang pemberantasan penyakit menular dan kesehatan lingkungan dan kesehatan matra.
Sesuai dengan RAP Ditjen PP & PL tahun 2010-2014, kegiatan Penyelenggaraan PP dan PL Berbasis Laboratorium mempunyai sasaran strategis terlaksananya pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor resiko lingkungannya. Untuk mencapai sasaran strategis
tersebut
BBTKLPP Surabaya akan melaksanakan kegiatan sebagai berikut: a. Meningkatnya kinerja surveilans epidemiologi dengan : 1) meningkatnya KLB yang direspon < 24 jam.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 31
2) Meningkatnya kemampuan pengamatan faktor risiko penyakit potensial wabah, penyakit menular/ tidak menular prioritas pada kab/kota. 3) Meningkatnya
kemampuan
jejaring
dan
advokasi
SKD,
penanggulangan KLB dan kejadian bencana pada kab/kota.
b. Meningkatnya kinerja analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) dengan : 1) Meningkatnya
kemampuan
kajian
dan
evaluasi
dampak
kesehatan lingkungan pada kawasan. 2) Meningkatnya kemampuan kajian dan evaluasi pengendalian penyakit dan faktor risikonya. c. Meningkatnya kinerja pengembangan teknologi laboratorium (PTL) dengan : 1) Meningkatnya kemampuan uji laboratorium penyakit potensial wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risikonya. 2) Meningkatnya kemampuan uji kendali mutu dan kalibrasi. 3) Meningkatnya kemampuan rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. d. Meningkatnya dukungan administrasi dan manajemen dengan : 1) Meningkatnya tenaga fungsional : a) Tenaga fungsional sanitarian. b) Tenaga fungsional pranata laboratorium. c) Tenaga fungsional epidemiolog kes. RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 32
d) Tenaga fungsional entokes. e) Seluruh tenaga administrasi memiliki jabatan fungsional angka kredit/non angka kredit yang relevan dengan bidang tugasnya
2) Terpenuhinya
peralatan
esensial
dan
sarana
penunjang
operasional
3) Meningkatnya kemampuan penyelenggaraan pelatihan teknis bidang PP dan PL.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 33
BAB V PENYELENGGARAAN
Berdasarkan visi, misi, nilai, tujuan, arah kebijakan, strategi, dan sasaran strategis sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium pada BBTKLPP Surabaya tahun 2010-2014
diselenggarakan melalui
pokok-pokok kegiatan sebagai berikut :
1. Peningkatan Surveilans Epidemiologi 2. Peningkatan kemampuan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) 3. Peningkatan dan Pengembangan Teknologi Laboratorium 4. Dukungan administrasi dan manajemen
Fokus pokok-pokok kegiatan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan identifikasi faktor risiko,
analisis situasi dan
kecenderungan untuk
memperkuat jaringan pemantauan wilayah setempat, kewaspadaan dini dan upaya pencegahan maupun penanggulangan kejadian penyakit, bencana serta pencemaran lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan. Peningkatan kemampuan tersebut diatas didukung oleh kinerja pengujian laboratorium, uji kendali mutu, dan kalibrasi untuk memperkuat analisis proses pengambilan keputusan serta solusi pemecahan masalah. Agar penyelenggaraan pokok-pokok kegiatan sebagaimana diuraikan diatas memberikan hasil yang efektif dan efisien disusun indikator kinerja yang mencerminkan luaran (output) yaitu jumlah pemeriksaan laboratorium dan
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 34
lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungannya.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 35
BAB VI KEBUTUHAN SUMBER DAYA
Mencermati kondisi di atas, tantangan dan peluang serta isu strategis yang berkembang secara dinamis, BBTKLPP Surabaya masih memerlukan dukungan sumberdaya yang mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Sumberdaya manusia (SDM) profesional Dukungan SDM profesional yang dibutuhkan mencakup bidang teknis, manajemen, dan administrasi untuk mendukung tugas pokok dan fungsi serta peran BBTKLPP Surabaya dalam kinerja Surveilans Berbasis Laboratorium. SDM profesional bidang teknis yang dibutuhkan adalah yang memiliki
kualifikasi
dan
kompetensi
seperti
epidemiologis,
sanitarian/tenaga kesehatan lingkungan, entomologis kesehatan, bioteknologi,
kedokteran
tropik,
toksikologi,
biokimia,
virologi,
parasitologi, kedokteran hewan, analis (kimia dan kesehatan). Kebutuhan SDM tersebut diharapkan diperoleh dari peningkatan pendidikan, pelatihan teknis di dalam maupun di luar negeri serta perekrutan tenaga baru. Secara rinci kebutuhan tenaga teknis tersebut dia atas sebagaimana tabel di bawah ini.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 36
Tabel 1. Rancangan Kebutuhan Tenaga Fungsional Bidang Kesmas BBTKLPP Surabaya, 2010 – 2014
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Jenis TAHUN PEROLEHAN Tenaga 2010 2011 2012 2013 Fungsional PD PL PB PD PL PB PD PL PB PD PL PB Epid kes 2 0 2 1 1 0 2 1 2 4 3 2 Sanitarian 1 0 2 1 0 0 1 2 0 1 2 0 Ento kes 0 1 0 0 0 0 0 3 1 0 3 1 Pranata lab 0 2 2 0 0 0 0 3 0 0 3 0 Toksikologi 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 Kedok tropis 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 Bioteknologi 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 Parasitologi 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 Virologi 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 Ked. hewan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 Mikrobiologi 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 Teknik lingk 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 PD : Pendidikan; PL : Pelatihan; PB : Perekrutan Baru
2014 PD
PL
PB
2 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
2 2 3 3 1 0 0 2 2 0 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
SDM profesional bidang manajemen yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tertib administrasi dan akuntabilitas kinerja BBTKLPP Surabaya adalah SDM yang memiliki kualifikasi dan kompetensi seperti manajemen, akuntansi, hukum, administrasi negara,
dan
tenaga
kesehatan
yang
memiliki
kemampuan
manajemen kesehatan masyarakat.
Tabel 2. RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 37
Rancangan Kebutuhan Tenaga Fungsional Bidang Manajemen dan Administrasi BBTKLPP Surabaya, 2010 – 2014
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis TAHUN PEROLEHAN Tenaga 2010 2011 2012 2013 Fungsional PD PL PB PD PL PB PD PL PB PD PL PB Adminkes 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 Akuntansi 0 0 1 0 0 0 1 1 3 2 2 2 Manajemen 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 1 Hukum 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 Admin Neg 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 Informatika 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 PD : Pendidikan; PL : Pelatihan; PB : Perekrutan Baru
2014 PD
PL
PB
1 2 1 1 1 0
0 2 1 0 1 1
1 2 1 1 1 0
2. Peralatan esensial Peralatan esensial yang dibutuhkan untuk mendukung kinerja surveilans berbasis laboratorium baik untuk identifikasi faktor risiko, identifikasi penyebab penyakit dan gangguan kesehatan meliputi peralatan uji laboratorium dan sarana operasional lapangan untuk investigasi KLB/ wabah, kejadian bencana, kesehatan matra maupun pemantauan rutin (PWS) terhadap media lingkungan.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 38
Tabel 3. Rancangan Kebutuhan Peralatan Esensial BBTKLPP Surabaya, 2010 – 2014 Tahun Perolehan No
Jenis Peralatan
1.
Peralatan Esensial Lab a. Kimia Fisika Gas dan Udara b. Kimia Fisika Padatan dan Air c. Radioaktifitas d. Biologi e. Virologi f. PTM g. Kalibrasi h. Bahan habis pakai (reagen, bahan lab,dll) Peralatan operasional lapangan Peralatan pengembangan TTG
2.
3.
2010
2011
2012
2013
2014
4
5
1
1
1
0
3
1
0
0
1 5 0 0 1
1 6 2 0 2
2 1 4 2 1
0 0 3 2 1
0 0 2 1 0
Rp.399.200.000
Rp. 273.250.000
Rp.400.000.000
Rp.400.000.000
Rp.400.000.000
1
2
1
0
1
1
1
1
3
2
3. Bahan dan logistik SKD dan penanggulangan KLB Bahan dan logistik ini dibutuhkan untuk mendukung pemantauan rutin (PWS) terhadap media lingkungan dan deteksi dini serta penanggulangan KLB wabah, kejadian bencana,dan kesehatan matra. Rincian selengkapnya adalah sebagai berikut :
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 39
Tabel 4. Rancangan Kebutuhan Bahan Dan Logistik SKD Dan Penanggulangan KLB BBTKLPP Surabaya, 2010 – 2014
N o
Jenis Bahan dan Logistik
1 Bahan . laboratorium 2 Logistik lapangan . a. Personal higiene kit b. Penjernih air c. Bahan insektisida d. Desinfektan e. Reppellent f. Obat propilaksis g. Suplemen 3 Peralatan . pengendalian vektor 4 Peralatan TTG .
Tahun Perolehan 2010
2011
2012
2013
2014
Rp. 100.000.000
Rp. 120.000.000
Rp. 150.000.000
Rp. 170.000.000
2.000
0
5.000
5.000
5.000
12.500 650
5600 0
10.000 400
7.000 500
5.000 500
100 11.050 0
4 9 0
500 3.000 1.000
500 5.000
500 10.000
0 2
0 2
1.000 5
500 10
500 15
50.300
4
4
5
5
Rp. 200.000.000
4. Pembiayaan Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya perlu dukungan anggaran untuk pelaksanaan tupoksi yang meliputi belanja mengikat maupun belanja tidak mengikat, seperti belanja pegawai, belanja barang operasional (keperluan perkantoran), dan belanja barang non operasional (program dan kegiatan). RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 40
Sumber pembiayaan bersumber dari APBN Kementerian Kesehatan untuk pelaksanaan Program PP dan PL, serta sumber pembiayaan lain yang sah sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Secara tentatif besaran anggaran yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 41
Tabel 5. Rancangan Kebutuhan Anggaran BBTKLPP Surabaya, Tahun 2010 – 2014
Jenis Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Operasional Belanja barang non operasional Belanja Modal Total
2010 4.265.022.000 1.074.590.000
2011 4.381.703.000 1.270.868.000
Tahun Anggaran 2012 4.551.324.000 3.122.283.000
2013 5.006.456.400 3.434.511.300
2014 5.507.102.040 3.777.962.430
5.029.994.000
4.807.502.000
14.868.574.000
16.355.431.400
17.990.974.540
1.000.000.000 10.369.606.000
4.121.916.000 14.581.989.000
1.458.320.000 24.000.501.000
500.000.000 25.296.401.113
1.000.000.000 28.276.041.024
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 42
BAB VII PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
Pemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dengan perbaikan
segera
agar
dapat
dicegah
kemungkinan
terjadinya
penyimpangan ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk itu, pemantauan diarahkan guna mengidentifikasi jangkauan pelayanan, kualitas pengelolaan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya.
Penilaian dimaksudkan untuk memberikan bobot atau nilai terhadap hasil yang dicapai dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses pengambilan keputusan apakah suatu program atau kegiatan diteruskan, dikurangi atau dikembangkan (akselerasi). Untuk itu penilaian diarahkan guna mengkaji efektifitas dan efisiensi pengelolaan program.
Luaran kinerja BBTKLPP Surabaya telah ditetapkan dalam Rencana Aksi Program PP dan PL Tahun 2010-2014 adalah Meningkatnya Kemampuan Pemeriksaan Laboratorium Dan Lingkungan Untuk Penyakit Berpotensi Wabah, Penyakit Menular/Tidak Menular Prioritas Dan Faktor Risiko Lingkungannya
dengan indikator kinerja sebagai berikut : Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Dan Lingkungan Untuk Penyakit Berpotensi Wabah, Penyakit Menular/ Tidak Menular Prioritas Dan Faktor Risiko Lingkungannya. RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 43
Pengertian indikator kinerja tersebut adalah keseluruhan laporan hasil pengujian laboratorium dan pengamatan lingkungan sebagai faktor risiko penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/ penyakit tidak menular prioritas dalam kurun waktu satu tahun.
Bentuk fisik dari luaran tersebut adalah dokumen yang memuat laporan tentang hasil uji laboratorium dan pengamatan lingkungan sebagai faktor risiko penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dalam kurun waktu satu tahun.
Sedangkan target operasional yang ditetapkan adalah sebagai berikut
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 44
Tabel 6. Rancangan Output, Indikator Kinerja dan Target BBTKLPP berdasarkan RAP 2010-2014 Ditjen PP dan PL
Program/ Kegiatan
Output/ Outcome
Meningkatnya Kemampuan Pemeriksaan Laboratorium Penyelengga Dan Lingkungan raan PP dan Untuk Penyakit PL Berbasis Berpotensi Laboratorium Wabah, Penyakit Menular/Tidak Menular Prioritas Dan Faktor Risiko Lingkungannya
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Indikator Kinerja Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Dan Lingkungan Untuk Penyakit Berpotensi Wabah, Penyakit Menular/ Tidak Menular Prioritas Dan Faktor Risiko Lingkungannya.
2010
60
Target 2011 2012 2013
75
Page 45
75
80
2014
85
Tabel 7. Rancangan Output, Indikator Kinerja dan Target BBTKLPP Surabaya Tahun 2010 – 2014 Berdasarkan Kepmenkes 266/MENKES/SK/III/2004 Program/ Kegiatan Penyelenggaraan PP dan PL Berbasis Laboratorium
Output/ Outcome Meningkatnya Kinerja Surveilans Epidemiologi
Meningkatnya Kinerja Analisis Dampak kesehatan Lingkungan
Meningkatnya Kinerja Pengembangan Teknologi Laboratorium
Meningkatnya Dukungan Administrasi dan Manajemen dalam Mewujudkan
Indikator Kinerja KLB yang direspon (kejadian) Jejaring kerja pengamatan faktor risiko penyakit potensial wabah, penyakit menular/tidak menular dan tidak menular (kali) Jejaring dan advokasi SKD, penanggulangan KLB dan kejadian bencana (kali) Kajian dan evaluasi dampak kesehatan lingkungan pada kawasan (kali) Kajian dan evaluasi pengendalian penyakit dan faktor risikonya (kali) Uji laboratorium terhadap contoh uji media lingkungan dan biomarker pengujian laboratorium (sampel) Media (jenis) Reagensia (jenis) Kalibrasi (jenis) Uji kendali mutu (jenis) Rancang bangun model (jenis) Rancang bangun TTG pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (jenis) Tersedianya Tenaga Teknis (orang) Tersedianya Tenaga Administrasi (orang) PNBP (juta rupiah)
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
2010
2011
Target 2012
2013
2014
10
15
20
25
30
120
125
130
135
140
40
41
42
43
44
120
125
130
135
140
28
29
30
31
32
2200
15000
18000
21000
23000
120 200 160 80 11
122 202 162 82 12
124 204 164 84 13
126 206 166 86 14
128 208 168 88 15
8
9
10
11
12
65 20
67 21
68 22
70 23
72 24
200
1200
1600
1800
2200
Page 46
Kepemerintahan yang Baik
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 47
BAB VIII PENUTUP
Rencana aksi Program Pengendalian Penyakit dan penyehatan Lingkungan dalam lingkup tugas BBTKLPP Surabaya yang diselenggarakan melalui kegiatan PP & PL berbasis laboratorium dalam periode waktu 2010-2014 merupakan acuan dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan, dan penilaian dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Diharapkan melalui penyusunan rencana aksi ini peran BBTKLPP Surabaya dalam kinerja surveilans berbasis laboratorium sekaligus sebagai “regional center of excellent” pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dapat terwujud.
Kepada semua pihak yang terlibat dan berdedikasi dalam penyusunan rencana aksi ini disampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggitingginya.
Disadari
bahwa
rencana
aksi
ini
masih
memerlukan
penyempurnaan dan review sesuai dengan perkembangan serta dinamika faktor internal maupun isu-isu strategis.
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 48
Bagan Organisasi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKLPP) SURABAYA Ka. BBTKL & PPM Surabaya Ka. Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Program dan Laporan
Bidang Surveilans Epidemiologi
Seksi Advokasi Kejadian Luar Biasa
Seksi Pengkajian dan Diseminasi
INSTALASI INSTALASI INSTALASI
Bidang Pengembangan Teknologi Dan Laboratorium
Sub Bagian Umum
Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
Seksi Teknologi Pemberantasan Penyakit Menular
Seksi Lingkungan Fisik dan Kimia
Seksi Teknologi Laboratorium
Seksi Lingkungan Biologi
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
RAK BBTKL PPM SURABAYA 2010 – 2014
Page 49