KEBIJAKAN DAN STRATEGI AKSELERASI PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
Disampaikan pada “Rakerkesda Prov. Riau, Pakanbaru, 25 Maret 2015 “
Dr. Anas Ma’ruf, MKM Kabag Program dan Informasi Ditjen PP dan PL www.themegallery.com
Kemenkes RI
PENDAHULUAN • Masalah PP-PL Triple burden (emerging, re-new emerging & PTM ) • Penyakit menular/tdk menular tidak mengenal batas wilayah • Pengaruh perubahan lingkungan sebagai pemicu munculnya berbagai penyakit • Prioritas Program : – Penanggulangan KLB/Wabah,Pencapaian MDG, Negleted Diiseases, PPTM • Penguatan UPT (KKP/BBTKLPP) dlm mendukung pemecahan masalah PP-PL didaerah • Keberhasilan program PP dan PL – Koordinasi dan sinkronisasi LP/LS di Pusat – Daerah – Sharing resources (SDM, Sarpras, Pembiayaan) www.themegallery.com
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DITJEN PP&PL (PERMENKES NO. 1144 Tahun 2011)
TUGAS
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan FUNGSI a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang Surveilans, Imunisasi dan karantina kesehatan (Simkes-kesma), pengendalian penyakit menular langsung (PPML), pengendalian penyakit bersumber binatang (PPBB), pengendalian penyakit tdk menular ( PPTM) dan penyehatan lingkungan (PL) b. Pelaksanaan kebijakan di bidang Imunisasi dan karantina, PPML, PPBB, PPTM, PL. c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang Imunisasi dan Karantina, PPML, PPBB, PPTM, PL d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal 3
www.themegallery.com
UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) DITJEN PP dan PL 49 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dgn Wilayah Kerja (Wilker)
10 Balai Besar/Balai Teknik Kesehatan Lingkungan-Pengendalian Penyakit (B/BTKL-PP)
4
www.themegallery.com
CAPAIAN PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
INDIKATOR Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
ACUAN DASAR 44,5% (SDKI, 1991) 88,6% (Kemenkes RI 1991)
CAPAIAN INDONESIA 2011
2012
2013
93,6 % 99,3% 97,9% Kemenke Laporan Laporan s RI Rutin Prov Rutin Per 6 Feb Prov Per 2013 2 Mei Kemenkes 2013 RI Kemenke s RI
Sumber : Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra Ket : ● On track ● Off track
2014 94,5% Laporan Rutin Prov Per 18 Maret 2015 Kemenke s RI
TARGE T MDG’S 2015 92%
ST AT US ●
GOAL 4 PROGRAM IMUNISASI
120,0
100,0
101,5 94,1 88,9 86,3 84,5
84,4
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
Data diupdate sampai dengan tanggal 18 Maret 2015 84,5 84,1
BENGKULU KALIMANTAN…
82,2 82,0 79,9
79,1
SUMATERA BARAT
76,1 70,6 65,2
45,0 43,2
PAPUA BARAT PAPUA
57,0
64,8
NUSA TENGGARA… KALIMANTAN…
65,3
Target : 88%
MALUKU UTARA
65,3
72,1
MALUKU KALIMANTAN…
77,3
SULAWESI…
77,6
79,9
SUMATERA UTARA
ACEH
80,7
SULAWESI TENGAH
78,2
80,8
GORONTALO
DI YOGYAKARTA
81,4
81,9
82,1 SULAWESI UTARA
SULAWESI BARAT
KALIMANTAN…
82,2
86,0
JAWA BARAT
RIAU
86,8
INDONESIA
87,3
SUMATERA…
86,8
89,9
BANTEN JAMBI
91,2
SULAWESI…
92,8
BANGKA BELITUNG
92,4
93,3
JAWA TENGAH NUSA TENGGARA…
96,4
BALI
98,7
DKI JAKARTA
97,7
99,6
LAMPUNG JAWA TIMUR
101,8
120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 KEPULAUAN RIAU
CAPAIAN CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI INDONESIA TAHUN 2014
CAPAIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PROVINSI RIAU TAHUN 2014
60,4
100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 -
91,0 90,9
98,0 96,9 95,0
LAMPUNG BANGKA BELITUNG SULAWESI SELATAN
88,9 87,3 86,2
86,5 85,9
NTB JAWA TIMUR
80,9
78,4
83,1 82,9 80,9 80,3
KALIMANTAN… INDONESIA KEPULAUAN RIAU MALUKU UTARA
73,7 70,5
74,5
SUMATERA UTARA
65,3 61,1
69,8
ACEH
PAPUA BARAT
PAPUA
MALUKU 37,2
47,1
64,4
65,9
70,5
RIAU KALIMANTAN…
70,5
70,9
NTT
SULAWESI BARAT
72,5
77,0
BANTEN KALIMANTAN…
77,4
78,5
SUMATERA BARAT
SULAWESI UTARA
78,9
84,4
GORONTALO
KALIMANTAN…
85,2
SULAWESI TENGAH
85,3
87,9
BENGKULU
SULAWESI…
91,7
SUMATERA…
93,6
98,5
BALI
JAWA BARAT
99,7
JAWA TENGAH
94,6
100,0
DI YOGYAKARTA
JAMBI
100,0
120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 DKI JAKARTA
CAPAIAN CAKUPAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) DESA INDONESIA, 2014 Target : 95%
UCI DESA DI PROVINSI RIAU TAHUN 2014
53,8 27,9
Target 6.A. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus HIV/AIDS hingga Tahun 2015 Target 6.B. Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010 CAPAIAN INDONESIA INDIKATOR
6A.1
6A.2
6A.3
6B.5
ACUAN DASAR
Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-49 th
0,16% estimasi 2006
Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko
12.8% SKRRI 2002/2003
Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIVAIDS
38% SDKI 1994
Persentase ODHA yang mendapatkan ART
71.2 Kemenkes RI 2005
ST A TU S
2011
2012
2013
2014*
TARG ET 2015
0,3%
0,3%
0,43%
0,46%
<0,5%
●
(Pemodelan matematika HIV di Indonesia th 2009)
(Pemodelan matematika HIV di Indonesia th 2009)
(Pemodelan matematika HIV di Indonesia th 2009)
(Pemodelan matematika HIV di Indonesia th 2009)
37.6%
37.6%
65%
STBP 2011
STBP 2011
●
20.6%
21.25%
21,25%
95%
●
84.1%
88.4%
95,62%
90%
Laporan Kemenkes RI
(30.663 ODHA yang mendapat ARV) Laporan Kemenkes RI
●
Rapid survey tahun 2011 di Kota Bogor Prov. Jabar, Kota Metro Prov. Lampung, Kota Makassar Prov. Sulsel, Kota Marauke Prov. Papua dan Balikpapan Prov. Kaltim
37.6% STBP 2011 (Tidak ada survey di tahun 2013)
Rapid survey tahun 2012 di Kota Tidak ada survey di tahun 2013 Bogor Prov. Jabar, Kota Metro sehingga masih Prov. Lampung, Kota Makassar menggunakan data Prov. Sulsel, Kota Marauke Prov. Rapid Survey 2012 Papua, Balikpapan Prov. Kaltim, Mataram Prov. NTB
Sumber : Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ket : ● On track ● Off track
Laporan Kemenkes RI
37.6% STBP 2011 (Tidak ada survey di tahun 2013)
21,25% Tidak ada survey di tahun 2013 sehingga masih menggunakan data Rapid Survey 2012
55,81% Laporan Kemenkes RI
GOAL 6 PROGRAM AIDS
Data diupdate sampai dengan tanggal 5 Maret 2014 97 59 BABEL
7 03
KEPRI SULBAR
9
PAPBAR
GORONTALO
54 42 26 14
448 926
3.974
AIDS
MALUT
1.690
7.000
BANTEN
PAPUA
849 188502
236 125 MALUKU
NTT
170 77 76259
641
250 792 100 51
3.391
5.865
HIV
NTB
BALI
SULTRA
SULSEL
SULTENG
SULUT
KALTIM 264 146 147 81
174 72 0 467
KALSEL
KALTENG
525 0 57 11
KALBAR
1.038
2.322
3.041
4.000
JATIM
DIY
524 134489
33
3.000
JATENG
JABAR
1.603
6.000
DKI JAKARTA
LAMPUNG 640
579 189 94
BENGKULU
SUMSEL
79208 0 262
JAMBI
RIAU
1.000 222 150 412 163
0
SUMUT
2.000
SUMBAR
46 47
0 ACEH
JUMLAH KUMULATIF HIV DAN AIDS YANG DILAPORKAN, INDONESIA 2013 NASIONAL : HIV = 29.037 AIDS = 5.608
5.000
ODHA ON ARV DI PROVINSI RIAU TAHUN 2014* 800 700 600
690 NASIONAL : 48.662
534
500 400
300 200 100
55
42
28
-
Data diupdate sampai dengan tanggal 2 Februari 2015
17
8
6
-
-
-
-
-
6.9 Angka Kejadian, Prevalensi dan Tingkat Kematian akibat Tuberkulosis 6.10 Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi & diobati dalam program DOTS INDIKATOR
6.9a
Angka Kejadian Tuberkulosis (semua kasus/100.000 penduduk/tahun)
6.9b
Tingkat Prevalensi Tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
6.9c
Tingkat Kematian karena Tuberkulosis
ACUAN DASAR
343 (1990) 443 (1990)
92 (1990)
CAPAIAN INDONESIA 2011
2012
187 (Laporan TB Global WHO, 2013)
185 (Laporan TB, Global Report WHO 2013)
214 (Modeling TB)
213 (Modeling TB)
27 (Laporan TB Global WHO, 2013)
27 (Laporan TB Global WHO, 2013)
2013
2014*
185 183 (Laporan TB, Global (Laporan TB, Global Report WHO 2013) Report WHO 2013)
212 (Modeling TB)
272 (Modeling TB)
27 25 (Laporan TB Global (Laporan TB Global WHO, 2013) WHO, 2013)
TARGET MDG’S 2015
STA TUS
Menu run
●
221
●
46
●
6.10a
Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS
20% (2000)
83,5% (Laporan Kemenkes RI 2011)
84,4% (Laporan Kemenkes RI 2012)
80,6% (Laporan Kemenkes RI )
53,4% Laporan Kemenkes RI
70%
●
6.10b
Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam program DOTS
86% (2000)
90,3% (Laporan Kemenkes RI 2011)
90,2% (Laporan Kemenkes RI 2012)
90,5% (Laporan Kemenkes RI)
49% Laporan Kemenkes RI per 2 Des 2014)
85%
●
Sumber : Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Capaian MDGs menurut Global Report , Modeling, dan Surveilans) Ket : ● On track ● Off track
GOAL 6 PROGRAM TB
94,6% 94,6% 94,6% 93,7% 93,5%
93,5% 93,1% 92,4% 92,2% 91,9% 91,4% 91,3%
90,5% 90,1% 89,0%
88,9% 88,4% 88,0% 87,9% 87,2% 87,1% 86,5% 83,9% 82,9% 81,5% 81,1%
78,2% 77,3% 73,9% 69,9%
KALBAR SUMSEL SULTRA SULUT KALSEL
SULTENG LAMPUNG NTT NAD JABAR JATIM NTB INDONESIA JAMBI SUMBAR
SULBAR KALTENG SULSEL JATENG BABEL MALUKU BALI DIY KALTIM RIAU DKI JAKARTA
MALUT PAPUA KEPRI PAPUA BARAT
0,0% 94,7%
20,0%
SUMUT
40,0% 94,9%
60,0%
BENGKULU
80,0% 95,2%
100,0%
GORONTALO
120,0%
95,2%
PAPUA MALUKU PAPUA BARAT DKI JAKARTA SULUT GORONTALO SULTRA KEPRI SUMUT MALUT SULSEL JABAR KALSEL SULTENG NTB SUMBAR INDONESIA BANTEN BABEL SULBAR KALTIM BENGKULU NTT JATENG KALTENG JAMBI SUMSEL JATIM LAMPUNG KALBAR RIAU NAD BALI DIY
Data diupdate sampai dengan tanggal 2 Desember 2014 132 131 130 130 129 121 118 116 115 114 112 106 102 91 90 82 74
135
302 281 267 254 243 200 193 181 156 149 147 141 138 136 136 135
350 300 250 200 150 100 50 -
BANTEN
ANGKA NOTIFIKASI KASUS (CNR) TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK, PER PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SR) TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK, DI INDONESIA TAHUN 2013
SR DI PROVINSI RIAU TAHUN 2013 – 2014* (sd tw III) 2013
2014*
94,7% 93,4% 90,4% 100,0% 86,8% 84,7% 84,3% 84,2% 84,1% 81,5% 78,5% 78,2% 79% 70% 80,0% 65% 64% 62,0% 60% 60,0% 46% 36% 40,0% 25% 22% 22% 20% 26,2% 15% 20,0% 0% 0,0%
CNR DI PROVINSI RIAU TAHUN 2013 – 2014* (sd tw III) 160 140 120 100 80 60 40 20 -
136
133
125125
124
2013
122 97
91
91
90
83
78
61
42 4
4
-
-
-
12
16
2014*
0
59 40
33 -
NO
INDIKATOR
ACUAN DASAR
CAPAIAN INDONESIA 2012
2013
2014
TARG ET 2015
1.69
1.38
0,997
<1
Kasus : 417.819 Laporan Kemenkes RI per triwulan IV th 2012
Kasus : 343.527 Laporan Kemenkes RI triwulan IV (per 17 Januari 2014)
16.5%
49.1%
31,8%
(Riskesdas 2010)
Hasil survey tahun 2012 di wilayah timur Indonesia dan Sumatera.
2011
6.6 Angka kejadian dan tingkat kematian akibat malaria 66. Angka kejadian malaria 4.68 1.75 a /1,000 pddk (1990) Kemenkes RI
6.7
Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida Ket : *Data merupakan data program berupa cakupan distribusi kelambu pada balita Program pendistribusian kelambu beriinsektisida (LLIN) mulai tahun 2004
3.3% t.d Pedesaan
4.5% Perkotaan
1.6% SDKI 2007
22.6%* (Data Kemenkes RI)
Sumber : Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Ket : ● On track ● Off track
Riskesdas 2013
ST A TU S ●
31,8% Mening ● Riskesd as 2013
kat
48.2% Hasil survey tahun 2012 di wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Untuk Jawa Tengah belum dilakukan survey di tahun 2012
GOAL 6 PROGRAM MALARIA
PENURUNAN KASUS MALARIA SASARAN MENURUNNYA ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT MENULAR
2,5 2
1,85
1,96
INDIKATOR Menurunnya angka kasus malaria (Annual Parasite Insidence- API)
1,75
1,69 1,38
1,5
0,997
1 0,5 0 2009
NO
1
2010
STATUS AWAL -2009
INDIKATOR RPJMN Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index- API)
2011
Target
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
2.00
1.75
1.50
1.25
1.00
1.96
1.75
1.69
1.38
0,997
1.85 Capaian
STATUS
Tercapai
Bali
DKI
Banten
Jawa Barat
Jawa Timur
Yogyakarta
Jawa Tengah
Kalimantan Utara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Riau
Aceh
Kalimantan Barat
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Kalimantan Timur
Kepulauan Riau
Sulawesi Tenggara
Lampung
Sumatera Utara
NTB
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Jambi
Sulawesi Utara
Bangka Belitung
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Bengkulu
Maluku Utara
Maluku
NTT
Papua Barat
Papua
29,63 20,85 12,81 6,00 3,32 2,17 1,35 1,32 0,97 0,94 0,84 0,84 0,80 0,78 0,69 0,55 0,46 0,41 0,32 0,30 0,18 0,17 0,16 0,13 0,10 0,09 0,09 0,05 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00
0,997
35 30 25 20 15 10 5 0 INDONESIA
PETA ENDEMISITAS MALARIA DI INDONESIA TAHUN 2014
ANNUAL PARASITE INSIDENCE (API) PER 1.000 PENDUDUK, DI INDONESIA TAHUN 2014
ANNUAL PARASITE INSIDENCE (API) PER 1.000 PENDUDUK, DI PROVINSI RIAU TAHUN 2013 2,00 1,80
1,75
1,60 1,40 1,20 1,00
0,80 0,60 0,40 0,20
0,00
0,51
0,48 0,31
0,24
0,23
0,20 0,07
0,05
0,04
0,01
0,00
0,00
Target 7c: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak dan fasilitas sanitasi dasar layak hingga tahun 2015
INDIKATOR Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan thdp air minum layak (Kota & Desa)
Proporsi rumah tangga dengan akss berkelanjutan thdp sanitasi layak (kota & Desa)
Ket : ● On track ● Off track
ACUAN DASAR 1993
37,73%
24,81%
CAPAIAN INDONESIA
2011
2012
2013
2014
42,76%
58,05%
Susenas 2011
Survey BPS & Kemen PU
66,8%
66,8%
Riskesdas 2013
Riskesdas 2013
59,8%
59,8%
Riskesdas 2013
Riskesdas 2013
55,60% Susenas 2011
57,60% Survey BPS & Kemen PU
TARGET MDG’S 2015
68,87%
62,41%
GOAL 7 PROGRAM AIR
20
10
0 24
30 35,2
40 51,3
45,5
45,7
47,1
44,3
55,2
74,3
74,4
68,5
66,8
65
65,1
65,3
66,1
66,7
60,3
57,9
75,3
70,4
66,7
81,7
77,8
74,7
67,8
61,6 61
54,7
48,1
50 58,6
60 69,7
70 77,9
80 82
90
30
20
10
0 30,5
30,5
41,1
42,9
60,8
59,8
57,5
58
58,1
52,6
53,4
54,2
54,5
54,9
54,9
54,9
49,9
62,7 61,9
73,9
74,1
74,8
72,1
72,5
66,8
63,4
58,8
56
51,1
45,9
50 59,5
60 68,3
70 64,2
80 78,2
90
40
Situasi Berat Badan Berlebih, Obesitas, dan Diabetes Mellitus Di Indonesia 2013 Prevalensi Berat Badan Berlebih
Prevalensi Obesitas
Prevalensi Diabetes Mellitus
Sumber :Riskesdas, 2013
Situasi Stroke, PPOK, dan Asma Di Indonesia Prevalensi STROKE Prevalensi PPOK 2013
Prevalensi ASMA
Sumber :Riskesdas, 2013
Situasi Hipertensi dan Kanker Di Indonesia Prevalensi Hipertensi 2013
Prevalensi Kanker
0–1‰
Sumber :Riskesdas, 2013
1,0– 1,4 ‰ > 1,4 ‰
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
Contoh Kerugian Ekonomi Akibat Penyakit No 1
2
Penyakit Filariasis
HIV +
Perhitungan
Rata-rata prevelansi : 4,7 % Jumlah penduduk berisiko : 102.279.736 orang Jumlah penduduk terinfeksi : 4.897.148 Asumsi total kerugia per kasus (berdasarkan UMR 2013) : 2.753.368/ tahun
Rp. 13,2 T / Tahun
Jumlah kasus 2012 : 591.823 Hari produkif hilang : 1,575 Jumlah hari produktif yang hilang dari semua kasus HIV : 932.121.225 Jumlah hari tidak produktif sebenarnya : 626.484.858 Pendapatan rata rata UMR per hari (Rp) : 79.000
Rp. 51.5 T / Tahun
3
4
AIDS
Malaria
Kerugian (RP)
Jumlah kematian ODHA (50%) : 295.911,50 Tahun yg hilang : 35 Total tahun produktif hilang : 10.356.903 Total hari produktif hilang : 3.780.269.413 Pendapatan rata rata UMR per hari (Rp) : 79.000 Kerugian kematian akibat HIV-AIDS (Rp) : 298.641.283.587.500
Total kasus malaria yg berobat dg ACT (2012) : 417.000 Jumlah kasus malaria dimasyarakat : 1.237.389 Hari produktif yang hilang : 5 Jumlah hari produktif yang hilang : 6.186.944 Jumlah hari tidak produktif sebenarnya : 4.640.208 Pendapatan rata rata UMR per hari (Rp) : 79.000
Rp. 350 T
Rp. 366 M/ Tahun
VISI DAN MISI PEMERINTAH TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya NAWA CITA PEMERINTAH (9 AGENDA PRIORITAS) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia
PROGRAM INDONESIA PINTAR
PROGRAM INDONESIA SEHAT
PROGRAM INDONESIA KERJA & INDONESIA SEJAHTERA
PARADIGMA SEHAT
PENGUATAN YANKES
JKN
PP NO. 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN (TERKAIT BIDANG PP DAN PL)
Urusan
Upaya Kesehatan
www.themegallery.com
Pusat
Pengelolaan Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) Nasional dan rujukan Nasional/ Lintas daerah Provinsi
Provinsi
Kabupaten/ Kota
Pengelolaan Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) Provinsi dan rujukan tingkat daerah provinsi/ Lintas daerah Kabupaten/ Kota
Pengelolaan Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) daerah kabupaten/ kota dan rujukan tingkat daerah Kabupaten/ kota
POSISI SPM URUSAN PEMERINTAHAN
Urusan Wajib Pelayanan Dasar (Ketentuan tentang Jenis & mutu pelayanan dasar /SPM) Pasal 18 UU 23/2014 www.themegallery.com
Upaya Preventif dan Promotif dalam Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
BUKU 1
T A N T A N G A N
Meningkatkan upaya promotif dan preventif; mengendalika n penyakit menular maupun tidak menular
www.themegallery.com
BUKU 2
PM • Peningkatan surveilans epidemiologi dan pencegahan penyakit termasuk imunisasi • Peningkatan penemuan kasus dan tata laksana kasus • Peningkatan upaya eliminasi/eradikasi penyakit terabaikan(neglected tropical diseases). PTM Penurunan faktor risiko biologi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat , perbaikan kesehatan lingkungan.
PL • Meningkatkan akses dan penggunaan air dan sanitasi yang layak • Meningkatkan kualitas lingkungan.
BUKU 1
A R A H
K E B I J A K A N
Meningkatnya efektivitas pencegahan dan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
www.themegallery.com
BUKU 2
Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan Lingkungan
BUKU 1 DAN BUKU 2
A R A H
D A K N E B S I T J R A A K T A E N G I
www.themegallery.com
1. Peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan penyakit; 2. Peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan kasus baru penyakit dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV, dan malaria dan penyakit tidak menular; 3. Pelayanan kesehatan jiwa; 4. Pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa/wabah; 5. Peningkatan mutu kesehatan lingkungan; 6. Penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan; 7. Peningkatan pengendalian dan promosi penurunan faktor risiko biologi (khususnya darah tinggi, diabetes, obesitas), perilaku (khususnya konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, merokok, alkohol) dan lingkungan; 8. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; 9. Peningkatan kesehatan lingkungan dan akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan perilaku hygiene; dan 10. Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat dalam pengendalian penyakit dan penyehatan
BUKU 1
Meningkatnya Pengendalian PM dan PTM: 1. Prevalensi TB per 100.000 penduduk S 2. Prevalensi HIV A 3. Prevalensi tekanan darah tinggi S 4. Prevalensi obesitas A penduduk 18 tahun + R 5. Persentase merokok A penduduk usia ≤ 18 tahun N 6. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi www.themegallery.com malaria
BUKU 2 Meningkatnya Pengendalian PM dan PTM serta meningkatnya Penyehatan Lingkungan: 1. Prevalensi TB per 100.000 penduduk 2. Prevalensi HIV 3. Prevalensi tekanan darah tinggi 4. Prevalensi obesitas penduduk 18 tahun + 5. Persentase merokok penduduk usia ≤ 18 tahun 6. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria 7. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta 8. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis 9. Persentase kab/kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan 10. Persentase penurunan kasus PD3I
IKP DITJEN P2PL DALAM RPJMN 2015-2019 N O
TARGET INDIKATOR KEGIATAN PROGRAM (IKP)
2015
2016
2017
2018
2019
1
Persentase kab / kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
75
80
85
90
95
2
Jumlah kab/kota dgn eliminasi malaria
225
245
265
285
300
3
Jumlah kab / kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1 persen
35
45
55
65
75
4
Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta
21
23
25
26
34
5
Prevalensi TB per 100.000 penduduk
280
271
262
254
245
6
Prevalensi HIV (persen)
< 0,5
< 0,5
< 0,5
< 0,5
< 0,5
7
Prevalensi merokok pada penduduk usia ≤ 18 tahun
6,9
6,4
5,9
5,6
5,4
8
Persentase kab / kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan
20
25
30
35
40
www.themegallery.com
IKK DITJEN P2PL DALAM RPJMN 2015-2019…..1 1. Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 2. Persentase Kab/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan masyarakatyang berpotensi wabah 3. Persentase kab/kota yang melakukan pengendalian vektor terpadu 4. Jumlah kabupaten/kota dengan API <1/1.000 penduduk 5. Jumlah kab/kota endemis yang melakukan POMP Filariasis 6. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat www.themegallery.com
IKK DITJEN P2PL DALAM RPJMN 2015-2019……2 7. Persentase kab/kota dg angka keberhasilan pengobatan TB paru BTA positif (SR) minimal 85% 8. Persentase kasus HIV yang diobati 9. Persentase Pusk. yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu 10. Persentase kab/kota yg melaksanakan kebijakan KTR minimal 50% sekolah 11. Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM 12. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan 13. Pesertase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan
www.themegallery.com
ISU PROGRAM PP DAN PL 2015-2019 Pengendalian Penyakit Menular: Penyakit infeksi masih menjadi permasalahan: HIV/AIDS, TB, Malaria, DBD, dll Masih adanya neglected diseases, melambangkan ketertinggalan bangsa Upaya preventif belum optimal: imunisasi, perlindungan kelompok berisiko, dll Global threat: SARS,, Flu Burung, MERS CoV, Ebola Pengendalian Penyakit Tidak Menular: Meningkatnya faktor risiko dan kematian Perubahan pola hidup masyarakat sebagai faktor risiko Penyakit bersifat kronis, shg meningkatkan beban pengendalian (pelayanan dan pembiayaan) Penyehatan Lingkungan: Akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dasar Kualitas higiene sanitasi pangan Kualitas kesehatan lingkungan, kejadian bencana www.themegallery.com Perubahan iklim
PRIORITAS 2016 • Penanggulangan Aids,Tb, Malaria dan PTM (Penyakit Tidak Menular) • Eradikasi/Eliminasi Neglected Tropical Diseases (NTDs) seperti: kusta, filariasis, frambusia, rabies, schistosomiasis • Penanggulangan Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dg penguatan program imunisasi • Penguatan surveilans di pintu masuk negara
www.themegallery.com
KEBIJAKAN PENGENDALIAN PPTM Pengendalian PPTM diselenggarakan secara terintegrasi dan sinergis sejalan dengan kebijakan Kementerian Kesehatan; 1. Peningkatan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 2. Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat melalui penyelenggaraan Posbindu PTM. 3. Peningkatan peran multidisiplin dan lintas sektoral melalui mekanisme kemitraan dan jejaring kerja. 4. Penguatan peran pemerintah khususnya pemerintah daerah sesuai dengan kearifan lokal/karakteristik setempat dalam semangat otonomi daerah. 5. Pendekatan berjenjang dari masyarakat hingga ke pelayanan kesehatan tersier dengan rujuk balik (continuum of care ) dengan pendekatan berdasar siklus kehidupan. 6. Dukungan ketersediaan infrastruktur pelayanan kesehatan yang
memadai dengan kendali mutu dengan tenaga kesehatan yang profesional pada setiap tatanan. 40
PENGGUNAAN PAJAK ROKOK Pasal 31 UU No. 28 Tahun 2009: “Penerimaan Pajak Rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang”. Pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain: a. pembagunan/pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana unit pelayanan kesehatan, b. penyediaan sarana umum yang memadai bagi perokok (smoking area), c. kegiatan memasyarakatkan bahaya merokok, dan d. iklan layanan masyarakat mengenai bahaya merokok. Penegakan hukum sesuai dengan kewenangan Pemda yang dapat dikerjasamakan dengan pihak/instansi lain, antara lain: a. pemberantasan peredaran rokok ilegal, dan b. penegakan aturan mengenai larangan merokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 41
ALTERNATIF PENGGUNAAN PAJAK ROKOK UNTUK KEGIATAN KESEHATAN MASYARAKAT YANG TERKAIT PROMOSI DAN PREVENSI KESEHATAN
Mendukung tugas Pemda dalam penerapan PP No 109 Tahun 2012, yaitu: Mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi pengamanan bahan yg mengandung Zat Adiktif berupa Rokok Tembakau bagi Kesehatan. Penyelenggaraan Pengamanan bahan yg mengandung Zat Adiktif meliputi: a. Produksi dan impor: pengujian nikotin & tar, kemasan, peringatan kesehatan. b.Peredaran: pengendalian iklan produk tembakau, termasuk pemasangan iklan reklame, dan penyelenggaraan iklan layanan masyarakat mengenai bahaya mengkonsumsi produk tembakau, c. Perlindungan khusus bagi anak dan perempuan hamil: pencegahan, pemulihan kesehatan fisik dan mental serta pemulihan sosial. d.Kawasan Tanpa Rokok: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat khusus utk merokok di tempat kerja dan tempat umum dan tempat lain yg ditetapkan.
42
Peran Daerah (belum mencapai target MDG’s) dalam Strategi Percepatan Target MDG’s 7c No 1
2 3
4 5
6 7
8 9
Strategi Percepatan
Kegiatan
Penyusunan Regulasi Daerah ttg Akses air minum dan sanitasi (merujuk NSPK Pusat) Penguatan Pokja AMPL
Penyusunan Regulasi Sistem Perencanaan untuk menghasilkan RKM bagi pembiayaan Air Minum dan Sanitasi (Pergum, Perbup, Perdes) Pertemuan Jejaring AMPL, Pembagian peran SKPD dalam mendukung peningkatan akses air minum dan sanitasi
Pemanfaatan Dana BOK untuk pemicuan STBM & pengawasan kualitas air Kampanye STBM pada setiap kesempatan (misalnya Rekerkesda) Percepatan pelaksanaan STBM sesuai edaran Menkes (satu puskesmas minimal 1 desa SBS) Penguatan Sanitarian & Kader
Minilokakarya puskesmas utk memprioritaskan kegiatan STBM & PKAM dalam perencanaan BOK Sosialisasi dan Advokasi kepada stakeholder (DPRD, Mitra, SKPD lainnya) Peningkatan komitmen kepala puskesmas dalam pencapaian desa SBS
Penyediaan Sanitarian di setiap puskesmas, Pelatihan Fasilitator SSTBM, Pelatihan monev berbasis sms web Pengembangan sarana fisik sarana Replikasi sarana fisik melalui Pamsimas, TP PAM STBM air minum Penerapan Teknologi Tepat Guna Memberikan Opsi dan contoh TTG untuk daerah sulit Pengembangan Wirausaha Sanitasi Pembentukan asosiasi wirausaha sanitasi
Peran Daerah (sudah mencapai target MDG’s) dalam Strategi Percepatan Target MDG’s 7c No Strategi Percepatan
Kegiatan
1 Pelibatan swasta dalam penyusunan Mengundang swasta dalam penyusunan regulasi (bukan sebagai objek) regulasi 2 Penguatan Pokja AMPL
Pertemuan Jejaring AMPL, Pembagian peran SKPD dalam mendukung peningkatan akses air minum dan sanitasi 3 Optimalisasi dana CSR, APBD, APBN Pelatihan penyusunan proposal RKM bagi masyarakat dan sanitarian 4 Kampanye STBM pada setiap Sosialisasi dan Advokasi kepada kesempatan (misalnya Rakerkesda) stakeholder (DPRD, Mitra, SKPD lainnya) 5 Peningkatan penerapan STBM melebihi edaran Menkes (setiap puskesmas lebih dari 1 desa SBS)
Peningkatan komitmen kepala puskesmas dalam pencapaian kecamatan/kabupaten SBS
ALOKASI ANGGARAN PP dan PL N O
Anggaran 2014 (ribuan)
Anggaran 2015 (ribuan)
32.536.131
34.393.963
DINAS KESEHATAN KAB. KAMPAR
845.380
1.431.590
2 DINAS KESEHATAN KAB. INDRAGIRI HILIR
859.880
1.431.590
3 DINAS KESEHATAN KAB. ROKAN HULU
853.280
1.431.590
4 DINAS KESEHATAN PROVINSI RIAU
6.330.542
8.475.009
5 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III DUMAI
6.645.006
6.114.025
6 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III TEMBILAHAN
6.796.623
6.340.637
7 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PEKANBARU
10.205.420
Provinsi/Satuan Kerja
RIAU 1
Keterangan
TP
Dekon
UPT 9.169.522
DISTRIBUSI APBN • • • •
Kantor Pusat Kantor Daerah Dekonsentrasi Tugas Pembantuan
46
PERENCANAAN DEKON TP KEMENTERIAN/LEMBAGA Menjabarkan urusan pemerintah dalam rincian program dan kegiatan
Dengan memperhatikan: •Skala prioritas •Alokasi anggaran •Lokasi Kegiatan
Memberitahukan indikasi program dan kegiatan kepada daerah penerima (dan rambu)
Pertengahan bulan juni dan/atau setelah pagu sementara
Menetapkan peraturan Menteri/Pimpinan lembaga (SK Menkes tentang Dekon/TP)
Tentang program dan kegiatan, dan anggaran yang akan didekonkan atau ditugaskan
Menyampaikan peraturan tersebut kepada daerah penerima
Setelah terbitnya Perpres RABPP, paling lambat minggi 1 Bulan desember
KEPALA DAERAH Usulan E renggar: Sebelum pagu indikatif Sebelum pagu anggaran Sebleum alokasi anggaran
Mengusulkan SKPD yang sesuai dengan bidang tugas yang ditangani Menyusun RKA KL berdasar pagu anggaran
Menyampaikan usulan SKPD paling lambat akhir bulan Juni
Dekonsentrasi
•
• • •
•
Dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
Tugas Pembantuan
Dana yang berasal dari APBN yang dilaksana kan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan
Melaksanakan urusan pemerintah pusat
Tidak mensyaratkan dana pendamping
Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang menambah nilai aset pemerintah.
Kegiatan fisik, antara lain pengadaan tanah, bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi dan jaringan, serta dapat berupa kegiatan yang bersifat fisik lainnya
Melaksanakan urusan pemerintah pusat Tidak mensyaratkan dana pendamping
Sifat kegiatan non-fisik yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang tidak menambah aset tetap Kegiatan non-fisik, antara lain berupa: sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survey, pembinaan dan pengawasan, serta pengendalian.
- Kegiatan bersifat fisik lainnya antara lain pengadaan barang habis pakai, seperti obat-obatan, vaksin, pengadaan bibit dan pupuk, atau sejenisnya yang diserahkan kepada pemerintah daerah
RAMBU TP • • • • • •
Mengikuti proses perencanaan Bersifat bottom up, E-Rengar Petunjuk teknis (SK MK / SK DJ) Kekhususan program TP E-Katalog
• Efektif efisien
49
TANTANGAN (DISKUSI) 1. SANGGUPKAH MENANGULANGI MASALAH KESEHATAN DI RIAU??? 2. SUDAHKAH MENDUKUNG CAPAIAN TARGET INDIKATOR NASIONAL ???
3. SIAPKAH DENGAN RPJMN 2015-2019 ???
L/O/G/O
TERIMA KASIH