BAB IV PEMBAHASAN
A
4.1 Identifikasi Masalah
AY
Semakin banyaknya pertumbuhan menara telekomunikasi oleh para
provider telekomunikasi tersebut menjadikan ancaman bagi keindahan tatanan
AB
suatu kota sehingga jika dilihat dari atas gedung banyak sekali terlihat berdirinya menara bahkan yang diatas gedung dan yang di atas tanah. Untuk mengatasi hal
ini pemerintah mempunyai suatu rencana rancangan yang akan diterapkan di Kota
R
Surabaya untuk mengurangi pertumbuhan menara tersebut dengan layanan yang
SU
memuaskan.
Dalam tahap pembahasan ini yang dilakukan adalah menunjukan hasil kerja dari studi yang dilakukan di DINKOMINFO Surabaya. Dalam kasus ini
M
hasil yang didapat adalah melakukan pemotretan untuk wilayah-wilayah tertentu yang akan menjadi perencanaan penerapan teknologi microcell.
O
Pemotretan dilakukan disepanjang jalan Ahmad Yani, diponegoro, basuki
ST
IK
rahmad, praban, panglima sudirman, dan H.R Muhammad.
30
31
Berikut ini adalah gambaran dari flowchart yang dikerjakan di DINKOMINFO
IK
O
M
SU
R
AB
AY
A
Surabaya :
Gambar 4.1 Flowchart yang dikerjakan
ST
Pada gambar 4.1 menjelaskan tentang proses dari seluruh pembahasan
pekerjaan yang terdapat pada bab IV. Dimana pada bab IV ini membahas mengenai seluruh proses pengerjaan yang dilakukan di DINKOMINFO Surabaya. Berikut penjelasannya :
32
1. Identifikasi masalah disini membahas tentang masalah yang terjadi, sehingga dari permasalahan tersebut di dapatkan suatu solusi untuk diselesaikan. Pada
A
studi literature ini masalah yang timbul adalah jumlah menara telekomunikasi yang semakin lama semakin meningkat. Untuk lebih jelasnnya di bahas pada
AY
sub bab 4.1
2. Penggunaan microcell membahas bagaimana menerapkan teknologi microcell
AB
yang akan di terapkan di Surabaya. Untuk lebih jelasnnya di bahas pada sub bab 4.2.1
3. Metode yang akan diterapkan membahas tentang bentuk dari antena microcell
R
dan keinginan dari provider untuk ketinggian dari antena microcell. Untuk
SU
lebih jelasnnya di bahas pada sub bab 4.2.2
4. Hasil adalah total dari pengeditan foto dari yang telah dikerjakan di
ST
IK
O
M
DINKOMINFO Surabaya. Untuk lebih jelasnnya di bahas pada sub bab 4.2.3
33
AB
AY
A
4.1.1 Peta Surabaya Dengan Jumlah Menara.
R
Gambar 4.2 Peta Surabaya dengan jumlah menara. (www.dinkominfo.surabaya.go.id)
SU
Gambar 4.1 menggambarkan peta Surabaya yang terdiri dari 31 kecamatan dan 163 kelurahan dengan luas kota 374,8 km² dan lebih dari 460 BTS eksisting di Kota Surabaya. Dengan banyaknya menara yang berdiri di daerah protokol
M
mengganggu pemandangan apabila dilihat dari atas gedung. Dengan ini
O
pemerintah mempunyai trobosan untuk memanfaatkan teknologi microcell yang
IK
yang sudah diterapkan oleh kota Jakarta dan bandung.
4.1.2 Kondisi Jalan saat ini.
ST
Ada 10 lokasi yang menjadi titik yang rencananya akan menjadi tempat
penempatan antena microcell yang dijadikan satu dengan PJU, dan juga beberapa kondisi bentuk dan lokasi menara saat ini yang ada di kota Surabaya. Saya tunjukkan sebagian, berikut kondisi jalannya.
AB
AY
A
34
R
Gambar 4.3 Lokasi jalan basuki rachmad depan bumi Surabaya.
SU
Pada Gambar 4.3 berlokasi di pusat Kota Surabaya dengan bentuk trotoar jalan yang telah dibangun sehingga terlihat bagus dan luas bagi pejalan kaki. Pada
ST
IK
O
M
trotoar ini lah nantinya akan ditempatkan PJU dengan antena microcell nya.
Gambar 4.4 Lokasi jalan diponegoro. Pada gambar 4.4 ini berlokasi di jalan diponegoro dijalan ini bentuk
karakteristik jalanya ada dua sisi yang di pisah dengan pohon-pohon. Pada jalan ini bentuk trotoarnya terlihat tidak terawat sehingga tidak ada jalur bagi pejalan
35
kaki sehingga kesulitan untuk menerapkan tiang PJUnya, tetapi saat ini sedang ada pembangunan untuk melebarkan trotoar di daerah jalan diponegoro ini.
A
Selanjutnya akan dijelaskan pada pembahasan 4.2
AY
4.2 Pembahasan 4.2.1 Penggunaan Microcell
AB
Untuk menerapkan teknologi mikrocell yang akan di terapkan di Surabaya, tentu harus ada prosesur dan cara menerapkan teknologi tersebut. Pemerintah
R
Kota Surabaya bersama DINKOMINFO bagian POSTEL menimbang-nimbang penuh dengan apa yang akan di terapkan di Surabaya.
SU
Pemerintah Kota pada akhirnya memilih dan berkonsentrasi penuh menerapakan seperti diluar negeri yaitu Korea Selatan yang sudah terapkan dan di indonesia sendiri yaitu Jakarta Dan Bandung. Penerapnya melalui beberapa urutan
M
antara lain :
O
1) standar tinggi antena,
2) bentuk antena microcell,
IK
3) koneksi dengan menggunakan serat optic, dan
ST
4) perencanaan penggantian kabel fiber optic.
36
4.2.2 Metode Yang Akan Diterapkan 1) Antena microcell ini akan digunakan oleh perusahaan provider, mereka
A
menginginkan tinggi antenanya setinggi kurang lebih 18 – 20 meter, dengan tinggi tersebut coverage yang dipancarkan tidak sejauh macrocell yaitu sekitar
AY
500 meter. Maka dari itu akan banyak dipasang antena tersebut dalam satu
O
M
SU
R
AB
lokasi. Berikut gambarnya.
IK
Gambar 4.5 Desain tinggi PJU Microcell.
Pada gambar 4.5 adalah desain pekerjaan selama KP dengan pertimbangan
ST
bimbingan dari penyelia di POSTEL, yaitu tinggi PJU dengan antena microcell 18 meter. Paling atas sebagai antenanya, tinggi penerangan jalannya sendiri 9 meter, standar PJU di kota Surabaya.
37
2) Bentuk antena dari microcell ini sendiri kami desain berbentuk melingkar seakan-akan antena ada pada semua sisi dari tiangnya, hal ini dilakukan agar
SU
R
AB
AY
A
antena yang sifatnya sectoral mencakup seluruh area. Berikut gambarnya.
ST
IK
O
M
Gambar 4.6 Bentuk tiang.
Gambar 4.7 Pancarannya
38
Penjelasan dari gambar 4.6 bentuk antenanya seharusnya seperti antena sectoral yang ada pada menara yang sebelumnya, tetapi pada desain digambarkan
A
melingkar dikarenakan agar selah-olah antena melingkar pada tiang. Warna yang ada pada tiang ini dimaksutkan dari jenis-jenis provider, misalnya provider
AY
telkomsel ditandakan dengan warna merah, indosat dengan warna kuning. Pada satu tiang dugunakan oleh 4 provider sedangkan ada 9 provider di kota Surabaya.
AB
Pada gambar 4.7 itu maksudnya coverage yang di dapatkan, melingkar sehingga mencakup semua sudut, sifat antena sectoral adalah mengirimkan sinyal sebanding lurus dengan arah antennya.
R
3) Penggalian untuk tempat kabel serat optik. Ada dua metode yaitu dengan
SU
kendaraan yang dikendalikan dengan remot kontrol untuk menggali tanah agar bentuk galian lurus simetris. Yang kedua dengan manual yaitu mesin pengalian yang didorong lurus sehingga terbentuk lurus simetris
M
Serat optik dimanfaatkan sebagai koneksi data dari pusat BTS ke antena microcell, kenapa menggunakan serat optik karena dengan serat kaca data dapat
O
dikirimkan dengan sangat cepat dengan kecepatan kurang lebih mencapai 200.000
IK
Mbps (200 Gbps).
ST
4 ) Perencanaan Penggantian Kabel Fiber Optic Untuk menanangani permasalahan seperti gambar 4.6 (gambar bawah)
pemerintah Kota Surabaya mempunyai beberapa wacana mengenai penggantian fiber optic yang dianggap mempunyai dampak seperti gambar 4.6 pemerintah
Kota Surabaya mempunyai perencanaan penggunaan teknologi dari Korea Selatan yaitu microduct sebagai pengganti kabel fiber optic
39
Microducts adalah saluran kecil untuk instalasi serat optik. Microduct memiliki ukuran mulai dari biasanya 3 sampai 16 mm dan dipasang sebagai
R
AB
AY
A
tempat dalam saluran yang lebih besar.
SU
Gambar 4.8 Foto kiri. jl.Mulyorejo.Foto kanan jl.Ngagel jaya Gambar 4.8 foto kiri menggambarkan kondisi jalan di jl.Mulyorejo Surabaya, yaitu kondisi ketika kabel fiber optic belum di tanam. Proses
M
penggalian ini sangatlah merusak pemandangan dan estetika kota Surabaya.
O
Gambar 4.7 foto kanan menggambarkan kondisi di jl.Ngagel Jaya , ini adalah proses penggalian ulang kabel fiber optic untuk penambahan serat kabel fiber
ST
IK
optic. Ini juga di anggap merusak pemandangan dan estetika kota Surabaya.
AY
A
40
Gambar 4.9 Microduct (www.e-knet.com)
Microduct sudah banyak di gunakan di negara-negara berkembang seperti
AB
Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang, dan Korea Selatan. (Perwakilan dari e-knet pada saat rapat terbuka bersama Mahasiswa Stikom yang sedang Kerja Praktek di
R
Dinkominfo ).
SU
Microduct yang akan digunakan di Indonesia adalah microduct yang dikubur /ditanam dan serat kabel fiber optik ditambahkan dengan metode blowing (peniupan). Jadi penambahan tiap operator serat optik cukup ditambahkan dengan
M
metode tiup. Hal ini memudahkan karena tanpa harus membongkar badan jalan lagi yang telah di tanam microduct.
O
Bahan microduct ini dikelilingi oleh pita/isolasi metallic atau non metallic
IK
yang berfungsi sebagai penghalang kelembaban dan dilindungi oleh lapisan luar yang fleksibel terbuat dari bahan (High density polyethylene) HDPE, Polietilena
ST
berdensitas tinggi. Lapisan luar ini biasanya dibuat berwarna orange, berbahan
polietelina kasar, guna memberikan perlindungan yang baik dari lingkungan sekitar. Berkat karakteristiknya ini, potensi kerusakan dapat dicegah (seperti pecah, deformasi bentuk, dll).
41
DINKOMINFO POSTEL ingin menerapkan microduct karena beberapa alasan yaitu : Cabang dapat dibuat sederhana, setiap tempat setiap saat.
2.
Biaya awal yang rendah.
3.
Jaringan dapat tumbuh pada permintaan.
4.
Mudah untuk menginstal rute microduct di saluran diduduki.
5.
Mudah untuk mengganti kabel lama melalui jaringan.
6.
Kemungkinan untuk bermigrasi dari kabel tembaga seimbang untuk serat
AB
AY
A
1.
R
optik kabel.
SU
4.2.3 Metode Yang Akan di Terapkan
O
M
1. Penggalian untuk tempat kabel.
IK
Gambar 4.10 Alat yang digunakan untuk menggali tanah. (www.eknet.com)
ST
Gambar 4.10 menjelaskan itu adalah alat yang digunakan untuk menggali
tanah agar bentuk galian lurus simetris.
AB
AY
A
42
ST
IK
O
M
SU
R
Gambar 4.11 Hasil penggalian menggunakan alat (Difoto dari jarak jauh). (www.a2bfiber.com)
.Gambar 4.12 Penggalian menggunakan alat (Difoto dari jarak dekat). (www.a2bfiber.com)
Pada Gambar 4.11 dan 4.12 adalah hasil dari penggalian menggunakan alat
seperti gambar 4.10 gambar di atas di ambil di situs internet karena sulit di
dapatkanya foto hasil penggalian di kota percobaan di Indonesia yaitu Bandung.
43
Hasil galian yang simetris ini sangat mendukung di terapkannya fiber microduct.
AB
AY
A
2. Pemasangan Kabel
bagaimana cocoknya ukuran hasil galian dari sebuah mesin (Diambil dari jarak dekat) (www.e-knet.com)
IK
O
M
SU
R
Gambar 4.13 Contoh
ST
Gambar 4.14 Contoh
bagaimana cocoknya ukuran hasil galian dari sebuah mesin (Diambil dari jarak jauh) (www.e-knet.com)
Pada gambar 4.11 adalah contoh bagaimana cocoknya ukuran hasil galian
dari sebuah mesin. Pada gambar 4.12 menunjukkan petugas sedang memasang kabel duct yang panjang untuk dimasukkan ke dalam galian yang telah di buat. Foto pada gambar 4.11 dan 4.12 saya ambil di situs resmi penyedia jasa microduct
44
yaitu www.e-knet.com karena tidak tersedianya foto di tempat percontohan
AB
AY
A
penerapan microduct di Bandung.
Gambar 4.15 Tempat sambungan untuk kabel duct (www.metrofibrewerx.com)
R
Pada Gambar 4.15 disini menjelaskan bahwa disitu adalah tempat sambungan untuk kabel duct. Handhole tersebut digunakan petugas untuk
SU
pengecekan jika ada sambungan yang lepas maupun bocor
IK
O
M
3. Pemasangan Serat Fiber menggunakan metode blowing
ST
Gambar 4.16 Persiapan simulasi pemasangan serat fiber. (Diambil dari jauh). (www.diskominfo.jabarprov.go.id)
AY
A
45
Gambar 4.17 Persiapan simulasi pemasangan serat fiber. (Diambil dari jarak
AB
dekat). (www.diskominfo.jabarprov.go.id)
Gambar 4.16 dan 4.17 adalah persiapan simulasi pemasangan serat fiber
SU
4.2.3 Hasil Editan Foto
R
dengan metode blowing. Terlihat kabel di bentangkan memanjang.
Setelah semua konsep-konsep penerapan microcell di pelajari, selanjutnya yaitu pemilihan tempat dimana microcell akan ditempatkan di jalan-jalan Kota
M
Surabaya. DINKOMINFO Kota Surabaya berkeinginan menerapkan di pusat kota
O
terlebih dahulu. Untuk merealisasikan di pusat kota, berarti penerapan penggalian dan pemasangan kabel di lakukan di jalan protokol kota Surabaya.
IK
Berikut adalah beberapa jalan protokol di Surabaya yang sudah di foto dan
di desain beserta microcell nya oleh kami selaku Mahasiswa yang melakukan
ST
kerja praktek di DINKOMINFO Kota Surabaya.
AB
AY
A
46
Gambar 4.18 Hasil desain, lokasi Jalan A.Yani.
R
Penjelasan pada gambar 4.18 tiang PJU microcell berada pada tengah-tengah
IK
O
M
SU
pembatas jalan.
Gambar 4.19 Hasil desain, lokasi Jalan Raya Darmo.
ST
Penjelasan pada gambar 4.19 tiang PJU microcell berada pada trotoar, sebelah
kanan dan kiri jalan.
AB
AY
A
47
Gambar 4.20 Hasil desain, lokasi Jalan Mayjen Sungkono. Penjelasan pada gambar 4.20 tiang PJU microcell berada pada trotoar, sebelah
IK
O
M
SU
R
kanan dan kiri jalan.
Gambar 4.21 Hasil desain, lokasi jalan wonokromo.
ST
Penjelasan pada gambar 4.21 tiang PJU microcell berada pada trotoar, sebelah
kanan dan kiri jalan.