Penerbit Nasioaal PUSTAKA IS KANDAR MUDA Djalan Amaliun 14 A< Medan Buku - buku penerbitan kami : 1. Tarich Atjeh dan Nusantara 2. Singa Atjeh Biografi /Sri Sulthan Iskandar Muda (Habis) 3. Djeumpa At^'eh Versi Baru, masih ada sedikit. lagi. 4. Hikajat Perang Sabil (bahasa Atjeh) sudah habis) 5. Ilmu Tanah 6. Bungong Rampoë (bahasa Atjeh) Baru siap diltjetak : Srikandi Atjeh jaitu Pahlawan Wanita 1. Laksarmana Malahajati 2. Ratu Tadjul Alarn Safiathuddin Sjah 3. Tjut Njak Dhien 4. Tengku " Faikinah 5. Tjut Njak Meutia G Potjut Baren 7 Potjut Meurah Inltan Beheue dan 8. Tjutpo Fatimah Semua buku jang tersebut diatas ini «ubahan dari H, M. Zainuddin 7.
2
1. 2. 3. 4. 5.
Jang akan ditjetak • Para Pahlawan Atjeh Tarich Atjeh dan Nusantara Djilid n Singa Atjeh tjetakan ke II Falakiah tjara mengetahui musim Sumatra dan Perekonominja.
SR1KANDI
ATJEE
o i e h
HJLZainnddii
TJETAKAN
PENERBIT
Pnstakq I S K A N D & R M U D /
Djalan Amaüun 14 a )\ e d a n.
Gambar 1.
mSepat'an
kata
Oleh sdr. H. M. Zainuddin telah memperlihatkan kepada saja sebuah naskah buku Srikandi Atjeh jaitu 8 -orang pahlawan wanita Atjeh sedjak zaman Imperialis Portugis tahun 1600 sampai kepada zaman peperangan dengan Imperialis-Kolonialis Belanda dari tahun 1873 sampai tahun 1933 mangkatnja Potjut\ Baren. Permintaan pengarang ini saja terima dengan tulus ichlas dan senang hati. Mcmperhatikan susunan kepustakaanlletcraieur, mylhos dan researschnja jang mendjadi sumber bahan2 jang}, diperoleh untuk mengaranq buku ini serta saja masih mendengar dari kalangan orang2 tua jang mendjadi buah tutur orang dari mulut ke mulut, seperti perdjuangan : Tjut Njak Dhien, Tjut Njak Meutia, Tengku Faki, Potjut Baren dan lain-lain. Maka sangat gembira saja membatja naskah buku Srikandi Atjeh ini;, dimana pengarang telah meneïiti dan menggali riwajat pedjuanq-pedjuangj wanita jang tersebut didalant buku ini untuk diperkenal taktik perdjuangannjtf, dalam menentang musuh dan mempertahankan tanah airnja dengan iitifc darah jang penghabisan. Karya pengarang ini tidak sadja telah memperbanjak perpustakaan Indonesia guna menambah bahan peladjaran baai sekolah landjutan dan bahan kuliah bagi fakultas jang bersanakulan dibidang stralegis aan sedjarah. j
Mudah2an buku Srikandi Atjeh ini mendapat sambutan baik bagi penggemar sedjarah chususnia puira putti Atjeh dan Indonesia] umumnja. Sekianlah sambutan saja GubemurlKepah Daerah Propinsi Istimewa Atjeh (NJAK
ADAM
Bngdjen. Banda Atjeh. 19 Juli 1966.
KAMÏÏ,) T.N.l.
KA1 \ PENGANTAR
:
Pembatjci jang budiman
1
Dengan gembira telah dapat kami persembahkan risalah Srikandi Atjeh ini jang menjerupai hasil penerbitan kami jang ke—6. Dengan pengharapan semoga buku ini mendap'at sambutan baik dari Masjarakat Atjeh chususnja dan putera Indonesia umumnja, terutamg golongan mahasiswa dan perwira2 jang ingin dan gemat mengetahui sedjarah kepahlawanan putra putti Indonesial Atjeh di zaman jang lampan. Mudah-mudahan penerbitan kami ini dapat memberi faedah kepada pihak jang berkepentingan. Mcdan, 14 Dianuari 1966
Hormat kami Penerbit, PUSTAKA ISKANDAR M U D A .
Hak Tjipta
diperlindungi oleh
Undang-Undang Negara.
S R I K A N D I
A T J E H
Isinja i 1.
P e n ü a h u l u a n
2.
Laksamana fvlalahajdtt
3.
Ratu Tarijul Aiam Safiathuddin Sjah
4. Tjut Njak Dhien 5.
fsngKu Fakinaii
6.
Tjux Njak Meutia
7. Potjut Baren 8.
Po*iut Meurah Intan Biheue
3.
rjuïpo Fatimah
Index isi buku lihat haiaman dibelakang sekali.
I. P E N D A H U L U A N Pembatja jang budiman, Dalam masa perang berketjamuk di daerah Pid'ë, saja masih dibawah umur, siang-raalam terdengar bunji letusan2 senapang. Tatkala itu banjak saja lihat geriljawan Atjeh hilir mudik ketempat kediaraan saja di Keude Ndjong, pekan pelabuhan jang ramai dis'nggahi oleh tongkang2 dari pulau Penang dan Cakutta membawa barang2 import seperti kain, rempah2 dan alat2 sendjata dari luar negeri dan djuga mengexport barang2 seperti pinang, lada, dan lain2. Saja melihat tokoh2 gerilja jang terinasjhur namanja datang ketempat kediaman kam: untuk ber.'stir.ahat dan meminta perbekalan jang perlu. Diantara tokoh2 itu masih teiingat namanja jaitu: Panglima Polem Muhammad Daud, Njak H a san Unoë. Panglima Muda (Panglima Muda Lila). Panglima Perang Keuta' d.1.1. jang tak tersebut. Dalam menjusun ïisalah ini tokoh2 geriljawan itu terlintas dihati dan terbajang dimata saja. Dalam thn. 1905 kami penduduk kedai Ndjong disuruh pindah. 200 pintu kedai habis dibakar oleh tentera Belanda. Semua pendengaran dan penglihatan dimasa ketjil itu mcndjadi pengalaman dan bahan untuk nienjusun risalah patriotik ini. Sesudah habis dibakar tempat kediaman kami itu penduduk kedai Ndjong banjak jang pindah kelain tempat seperti Ndjong, Sawang. Ajah saja sebagai seorang saudagar pindah ke Lueng Putu, disana telah dibangun satu pekan baru jang berdekatan dengan djalan kerota api. Pekan baru ini letaknja lebih kurang 1 Km dengan benteng tentera Belanda. Pasar Lueng Putu satu tempat jang tertutup dan kuat pagarnja. Ditenpat tinggal jang baru inipun hampir t'ap malam kami terkedjut karena geriljawan menembak benteng Belanda dari muka (langiën) dari samping Teupin Raja) dan dari belakang benteno (Lueng Niboiif!). Denv'kianlah serunja serangan geriljawan kita dimasa itu. Semua pendengaran, penglihatan dan pengalaman dimasa ketjil tersimpan mendjadi bahan pokok study saja dihari kemudian sehingga dapat saja perhubungkan dengan membatja buku jang dücarang oleh pengarang2 Belanda dan urintalis ading lain serta saja tambah dengan bahan2 jang saja perohh dari research saia sedjak tahun 1925 samDai sekaranq ini. Maka dapatlah saia susun dua seri risalah, jang pertama S E D J A R A H K E P A H L A W A N A N A T j E H dan kedua S R I K A N D I A T J E H ini. Mudah2an buku ini dapatlah disambut oleh para penggemar Sedjarah Indones'a atau chususnja putra2 Atjeh generasi baru jang harus mengetahui pardjuangan ajah/ibu atau neneknja dahulu dan mengena! pula tokoh2 pahlawan Atjeh jang menentang Belanda dimasa lampau. Seharusnja pula saja disini mengutjapkan terima kasih kepada Jang Mulia Brigadir Djenderal Njak Adam Kamil Gubernur/Kepala Daerah Istimewa Atjeh jang telah memberi bantuan mor'1 dan materiel kepada saja untuk perlengkapan dan persiapan risalah ini. Pertama telah membenarkan saja turut dalam rombongan dinas beliau Turha kedaerah Alas/Kutatjane pada tanggal 10 — 16 Februari 1965 dan kedua kedaerah Atjeh Timur, Atjeh Utara, Atjeh Pid'c dan Atjeh Besar dari tanggal 2^ April sampai 23 M e i 1965. Dalam perdjalanan itu telah saja lakukan research terachir ketempat jang penting2 serta wnwantjara dengan orang2 tua ditempat jang saja kundjungi. Mudah2an Tuhan r.kan membalas djasa2 baik beliau kepada saja. Wassalam dari saia, . . H. M . ZATNUDDIN
Gambar
2.
Gambar pengarang buku ini.
—
7
—
II. 1.
LAKSAMANA
MALAHAJATi
Kedatangan Belanda pertama. Seorang wanita
Djawa'an
kepala barisan pengawal
rahsia (Geheimraad) dan
panglima
istana
Panglima
(kepala)
Proiokol
rintah dari S u l t h a n S a i d i l M u k a m i l A l a u d d i n R i a j a ^ S j a h tah dari tahun
15S8 —
dari peme-
jangmemerin-
1604. W a n i i a t e r s e b u t a r i a l a h L a k s a m a n a
Mala-
h a j c : : j a n g d j u g a s e o r a n g a h ü p o l i t i k . D a l a m b u l a n D j u l i 1599 d a t a n g lah
orang
Leew
B e l a n d a ke A ' j e h
dan
dengan
L e e w i n . N a c h o d a atau
kapal
dagangnja
kaptennja
bernama
jang
kereks. Sulthan Atjeh jang tersebut d i a ^ s telah menerima t a m u a g u n g o r a n g a s i n g itu s e e k o r k e r b a u ui uk
dengan djamuan
bernama
J. Van
Hams-
kedatangan
kehorma^an
memotong
m e m b e r i m a k a n kelasi2 B e l a n d a itu.
f
D i a n t a r a t a m u o r a n g B e l a n a a itu t e r m a s u k l a h 2 o r a n g j a n g saudara
abang aoik Comeiis
dan Frederik ae
Hautman.
djamuan
itu S u l t h a n m e m p e r k e n a n k a n o r a n g B e l a n d a
di A j e h
dan
1
lodjinja. lodji
telah
puia
sebidang tanah
membeli
tempat
tersebut
itu t e l a h d i b e l i
jang
dikepalai
oleh
Houtman
lacta d a n d i m u a t V e d a l a m
kapai
lada
membuka
Maka kalasi2 dikapa! banjak jang turun kedarat tidur
(gudang)
masa
memberi
ber-
S e t e l a h per-
muda.
dalam Dalam
Belanda
jang
a k a n segera b e r a n g k a t p u l a n g . D a l a m m a s a j a n g s i n g k a t itu p u l a o r a n g Belanda
telah
membuat
perdjandjian
2 buah kapal Belanda un'uk
ciengan
Sulthan
buat
menjewa
m e n g a r u a r t e m e r a A t j e h k e p o s n j a di
Djo-
hor, S u r a t i t u d i t a n d a t a n g a n i p a d a t a n g g a l 30 J u l i 1599. H a r i b e r a n g k a t pasukan
itu
ditentukan
dite apkan +
oleh
pada tanggal
ten'era Atjeh
Sulthan
sendiri
11 S e p ' e m b e r
jang
1599.
kemudian
pemberangkatan
i+u k e D j o h o r , S u l t h a n m e m o t o n g p u l a k e r b a u , m e n j u r u h
Sjahbandsr dan sekretaiisnja Abdullah untuk kepada
ternjata
Dihari
ma*rus2 dikapal jang
naik
mengantarkan
makanan
ber-sama2 dengan s e b a h a g i a n ten-
t e r a j a n g a k a n b e r a n g k a t itu. M a t r u s 2 B e l a n d a m & k a n b e r - s a m a 2 s a d j i an j a n g d i s u r u h a n t a r o l e h S u l t h a n . K e m u d i a n d a r i i ' u menjusu'
dari helakang t e l e r a
A*jeh
lainnja
datanglah
iang diantar oleh
lagi Sjah-
b a n d a r b u a t b e r a n g k a t Dada h a r i i t u ke D j o h r r , t e t a p i d i t a n g g a K a p t e n kapal
melarang t e l e r a
jang kemudian W e r a
it
u
naik. K a r e n a itu
Ajeh jang sudah
terdiadilah
pertengkaran
berada didalam kapal terlebih
dahulu mengamuk dan ierdjadilah pertempuran. Karena telah pula ada jang
tewas. Tentera
hendak
kekapal
pun
Atjeh
jang
masih bèrada
diserang dari
didalam
atas, diantaranja
sek-e'aris Sulthan jang mengantar pun mendapat luka famili dari Sulthan turut tewas.
sampan
Sjahbandar dan
iang dan
seorang
Dipihak B e l a n d a pun banjak iang luka
dan mati. diantaranja Cornelis de H o u t m a n penguasa dagang dan Coymer», H o o f d Commies
terbunuh
pula.
Kabar per^empuran dikapal
itu
sampai kedarat dan diberitahukan kepada Sulthan. Setelah istana men-
-
8
-
dengar chabar hu, Malahajati Panglima pengawal istana timbul amarahnja lalu dengan segera mengumpulkan dan mengerahkan tenteranja jang terdiri dari barisan pengawal istana, terus berangkat mengepung lodji Belanda Frederik ae Houtman saudara Cornelis jang telah terbunuh dikapal. terdjadilah iembak menembak. Seiain itu ditjari2nja lagi matrus Belanda jang ada diluar lodji, ditangkap dan dibunuh semuanja. Berun unglah S u l t h a n terus mengirim pasukan keamanan untuk mentjegah Malahajati djangan bertindak terus membakar lodji Belanda itu, perintah iïu ditaati oleh Malahajati telapi ia bersama-sama lasjkar rakjat memjari perahu naik kelaut mengedjar kapal Belanda jang berlabuh dalam pelabuhan, tetapi kapal Belanda jang melihat kedjaran itu, mengangkat djangkarnja lari ke Pulau Sailan. Demikianlah keberanian Malahajati pada tanggal 11 September 1599 ' e l a h mengepung benteng Belanda di Bandar Atjeh untuk mengadakan pembalasan atas kematian tentara dan pembesar Atjeh. Karena keberanian Malahajati dihari itu, maka Sulthan memberinja gelar Adm i r a l / L a k s a m a n a dari peradjurit pengawal -istana. 2.
Riwaiat Atjeh lama menerima orang Inggeris.
Pada suatu hari diwaktu luhur kapal2 asing memasuki pula pelabuhan Atjeh jaitu kapal2 Dragon, Hocter dan A s c e n s i a n , rombongan dibawah pimpinan Admiral (Laksamana) Sir James Lancaster. Ditepi pantai sunji sepi, karena rakjat tatkala itu berdujun-dujun kekota untuk mempersaksikan pawai/afak-arakan hari ulang tahun Sri Sulthan A l a u d d i n Riajatsjah jang berlangsung setahun sekali. Dalam barisan pawai itu turut 40 ekor Gadjah jang telah dipakaïkan gelang d i kakinja dan kepaianja d i t u l u p dengan kain sulam serta memakai kalung suasa d i l e h e m j a . Pawai itu bergerak dari Istana ke Mesdjid untuk menjemarakkan hari jang bahagia jang diharapkan keda'angan, setiap tahun kembali sebagai menghormati Sri S u l t h a n jang diakui rakjat sebagai seorang jang membawa r a h m a t Barisan rakjat sudah lama menunggu. Tetapi Sulthan Alauddin Riajatsjah belum kundjung tiba. Sebabnja terlambat karena Abbas seorang agen kapai atau levtransier b r ' . a n makanan dan bua,h2an kepada &apa!2 asing jang mau membajarnja dengan harga mahal. Abbas sesudah mengeiahui kedatangan kapa!2 Inggeris itu segera mengabarkan hal i'u kepada S u P h a n di Istana. Tatkala Sulthan mendengar dari Abbas itu air muka Sulthan Riajatsjah muram tiada berkata apa2. Kemudian meniebu"-: Orang Inggeris, Orang Inggeris j a n g ' t i a d a memusuhi A ' j e h , sedangkan Su'than2 jang terdahulupun, belum pernah dida^angi oleh bangsa i'u, tetapi b a g h d a p u n tahu s e d i k i " riwajat tentang Raru Inggeris mereka jang besar kekuasaannia di Eropa dan bernama Elizs o e ' h . Seorang wanita jang berkuasa dinegèri A s i n g jang djauh P u . karena itu seorang wanPa pula patut mendjadi Panglima dan mendjadi —
9
—
Gambar 3.
Gambar pawai perarakan Sri Sulthan Alauddin Riajatsjah ./ Saidil Mukamil pada 1 Muharram setiap tahun atau 1053 H = 1600 M.
-
10 —
Protokolnja jaitu wanita jang telah diangkat mendjadi Laksamana. Lalu katanja: Panggil Malahajati. Abbas segera memanggil Laksamana Malahajati. Sulthan Alauddin Riajatsjah termenung sebentar, kedua djari manisnja dihiasi dengan berlian jang sangat besar. Beliau duduk dengan tenang bersarung sutera jang berwarna merah. Kepalanja jang telah beruban itu mengangguk per-lahan2 dan air mukanja jang sudah landjut umurnja itu terbajang kesedihan jang samar2. Sri Sulthan Alauddin Riajatsjah itu, beliau sudah landjut sekali usianja baru naik tachta keradjaan karena beliau dipilih oleh rakjat sendiri, orang kaja dan oleh para bangsawan jang berkuasa dan patut ditakuti itu. SuHhan Alauddin Riajatsjah banjak pengalaman: pernah djadi nelajan. Sesudah itu mendjadi orang hukuman (buangan), pe'ernak kambing. Setelah i u mendjadi Laksamana. Dari Laksamana tlh mendjadi pengasuh putera seorang radja, karena ia seorang tertua dan terbidjaksana dipilihlah mendjadi Sulthan Atjeh, Daja dan Pidië. Pada waktu penobatannja di Istana jg gemilang itu timbullah orang jg anti atas angkatannja jang dikenalnja sebagai pengisap rakjat (korup+or) disuruh beliau memusnahkannja dengan diam2. Hal itu terdjadi ketika hamba sahajanja menjadjikan hidangan diruangan hadapan istana kepada pembesar2 negeri2, Uleebalang. Bintara d^n oeradjurit, mereka jang terkuat dan panglima jang berkuasa tetapi menindas rakjat se'jara tjerdik diadjaknja kebahagian belakang dan is'ana dekat sumur mereka semua dihukum. Karena peristiwa itu negeri telah dibebaskannja dari penindas2 rakjat jang litjin itu. Sebab itu terima kasih rakjat pun diterimanja, tetapi kebentjian dan ketjungaannja dari -kaurn keluarga jang terübat itu terhadap Sul'han tetap ada. Dalam priode dan dimasa tuanja memerhtah dengan bidjaksana. Sulthan Alauddin Riajatsjah merasa lelah dalam pemerin'ahan dan tak seorang pun dipertjajainja ketjuali Malahajati, wanita jang telah didjadikannja laksamana. Laksamana Malahajati menjembahkan kepada Sulthan Alauddin Riajatsjah berita jang dibawa oleh Abbas kepada Malahaja'i jang mendengarkan dengan chidmat perihal keda'angan orang asing jang lebih dulu sudah ia tahu dari suara burung lamsiahii: jang tidak terbang menudju laut. Hanja ia berdiam diri sadja. Segera Malahajati memutuskan apa jang patut dikatakan kepada da u'usan radja Inggeris Ratu Elizabeth, jang sedang bermusuhan dengan Por'ugis. Portugis se-kali2 tidak akan membiarkan kapal2 Inggeris masuk pelabuhan Atjeh. Karena Atjeh belum ada membuat perdiandjian dengan Inggeris sebelum Portugis tiba disini. Laksamana Malahajati berpendapar, bahwa Atjeh dengan bantuan Inggeris akan dapat meiepaskan diri dari desakan Portugis. Sebab itu diteniukan sikapnja orang2 Inggeris harus diterima dengan baik, malah dengan segala kebesaran. Tetapi terlebih dahulu +
—
11 —
harus diselidiki dengan seksama apa maksud kedatangan mereka Lu. Lagi pula ia tidak lekas memperlihatkan kegembiraan jang ber-lebih2an. Harus berpendirian bahwa Atjeh kuat perkasa, berlaku atas kehendak sendiri dan tetap menguasai laut Nusantara, bebas dan merdeka. Laksamana terus berkata: Kirimlah terlebih dahulu utusan duli tuanku. Biarlah orang2 putih mendjumpai orang2 putih. Djadi suruhlah orang2 Belanda mendjumpai orang Inggeris, kata Sulthan Alauddin Riajatsjah dalam hatinja pendapat Malahajati betul. Belandapun musuh Portugis, bahasa Belanda agak menjerupai Bahasa Inggeris dan kedua orang Belanda tahun jang lalu datang dengan kapal2 Belanda jaitu kapal Witte Arend dan Swarte Arend, untuk mempeladjari bangsa dan bahasa Atjeh dimasa ia bersikap baik kepada Sulthan dan Rakjat Atjeh. 0rang2 Belandalah disuruh dahulu berdjumpa dengan orang Ingris untuk menjampaikan salam kita dan menanjakan maksud2 kedatangannja orang2 Inggeris itu. Segera Laksamana Malahajati melaksanakan perintah Sulthan. la terus menudju kerumah orang Belanda jang letaknja ditepi sungai tak djauh dari Mesdjid Raja. Laksamana Malahajati wanita jang s^engah umur tetapi kuat rohani dan djasmani, tetap memberikan djasa kepada Sulthan Alauddin Riajatsjah. la hanja mau mentjapai tjita2 itu dengan kemauan jang keras. Sulthan Alauddin Riajatsjah tua sekali sangka orang hampir 100 tahun umurnja. Puteranja Mahmudsjah (Mudasjah) mau menggantikannja, ditjari akal buat mendjatuhkannja dari tahchta dan maksudnja mau dihindarkan oleh Malahajati sebabnja jang berhak mendjadi radja adalah Perkasa Alam tjutjunja jang berhak mendjadi radja kembali. Sebab itu sebagai hamba jang rendah ia menjelinap kedalam Istana berusaha keras sehingga ia atas usaha bunda perkasa Alam diangkat mendjadi penasihat Sulthan (Protokol) dan kemudian diangkat pula mendjadi Laksamana. Sekarang makin keras kemauannja hendak membebaskan Perkasa Alam agar ia memerintah. Tetapi Malahajati hati2 sekali karena Radja jang hendak merebu>t tach'alah jang hjendak dimusnahkan, tetapi -kekuasaannja besar sebagai radja Muda (Muda Sjah). Malahajati harus menempuh djalan baik dan ia berusaha benar senantiasa mempehgaruhi Sulthan Alauddin Riajatsjah, sehingga apa jang diingininja dapat dibenarkannja oleh Sulthan. Sekarang tiba-tiba suatu kesempatan jang baik agar Sulthan Alauddin Riajatsjah lepas dari ketakutan atas desakan Portugis jang terkutuk itu. Bagainda merasa berhutang budi kepada Malahajati dan karena itu baginda sudi menurut nasihatnja supaja Perkasa Alam jang mendjadi penggantinja. Inggeris dan Belanda dirasanja akan bekerdjasama untuk menghalau Portugis. Srikandi Atjeh
—
12 —
3.
PEftDJAfvïUAN D A L A M ISTANA.
Dalam ruang jang setengah gelap s a m b i l duduk diantara 40 orang wanita jang mengipasnja Sulthan A l a u d d i n Riajatsjah menerima Sir James Lancester beserta pengiringnja. Sir James Lancester diterima sebagai seorang besar jang tinggi m a r t a b a h j a . Tatkala penerimaan itu diatas haribaan Baginda terletak pedang kehormatan. Dipinggangnja terselip sebilah Siwah dan sebilah badik jang bertatachkan intan dan permata delima, satu d i m u k a dan satu dibelakang. Baginda berkopiah tinggi diapit oleh para wanita. Dikiri kanan ber-kelompok2 duduklah ke 38 pembesar dan orang kaja. Sir James Lancester serta pengiringnja serta kedua orang Belanda ilupun duduk bersila diatas permadani d i s a m p h g S u l i h a n . Sesudah upatjara perkenalan selesai segera makan dan menghormati isteri2 radja. Didalam upatjara itu diadakan tarian2 karena dalam istana ada terpelihara biduan2 jang pandai menari dari Iagu2 tan di N u s a n t a r a / M e l a j u , Djawa dan M e s i r / P e r s i a . Setelah taritarian i u selesai segala jang hadir harus meninggalkan ruangan itu jang tinggal hanja orang2 Inggeris dan Belanda dengan S u l t h a n , Laksamana dan A b d u l l a h sebagai sekretaris S u l t h a n . Saat itu Sulthan A l a u d d i n Riajatsjah jang dipertuan di Atjeh Daja dan Pidië membuka surat ra'u Elizabeth jang menguasai negeri Inggeris, Peran'jis dan Irlandia. M a ' a h a r ; sudah terbenam ketika tamu agung itu meninggalkan istana radja. Suatu kontrak perniagaan baru tentang emas dan lada sudah d i tanda tangani dengan Sulthan Atjeh, dan Inggeris berdjandji akan mengusir Portugis dari pantai A i e h d i m a s a jang akan datang. Lancester akan datang lagi dengan kapal2 jang tjukup sendjatanja. Dan apa jang saja bawa nanti bagi jang mulia Sulthan Atjeh, Daja dan Pidië. tanja Laksamana Inggeris itu kepada S u l t h a n jang tua itu tatkala mau meninggalkan istana. Sulthan mendiawab dengan tersenjum : Anak2 dara Inggeris jang tjantik2 u m u k mendjadi biti2 dalam istana, djawab baginda. Tiga hari kemudian A b d u l l a h sekretaris Sulthan membawa Surat S u l ' h a n Atjeh kepada Ra^u Elizabeth kerumah orang Belanda itu. tempat S i r Lancester menginap. f
Pada sendjanja datang pula Laksamana Malahajati kesitu buat bfirtamu dengan utusan keradiaan Inggeris P u . la membawa sebuah tjintjin berma+a zamrud sebagai b i n g k i s a n / B u n g o n g Djaroë Sulthan kepada Laksamana dengan permintaan jang sangat supaja Lancester berangka - malam P u djuga. Armada Portugis dengan kekuatannja 20 kaoal i^ng menudiu ke Malaka, besok paginja akan sudah ada di Atjeh. Karena sudah d i b e r P a h u k a n oleh Abbas. agen kapal Portugis bahwa kapal Inggeris ada disitu. S i r Lancester perkara dengan tenang Pu akan kami tunggu masuk armada Portugis itu dulu. Tetapi Malahajati mem'n+a dengan sangat supaja L a n c e s e r djangan berbuat begitu agar tidak t i m b u l bentjana besar. Dibisikkannja rahsia bahwa ada orang2 jang 1
f
—
13
—
Gambar 4. Sufthan Alauddin Riajatsjah menerima tamu orang Inggeris Admiral Sir James Lancaster.
Gambar 5. Laksemana Malahajati dengan pengiringnja. in —
14
—
sedcmg mengadakan saöoiase. Mereka hendak me-)gganggu orang2 Inggeris i amu Daiuj supaja ka.jau dan biia sudah kaïjau mungkin me.eka a\an rnengauakaii coup d ia.. Dan mereka akan mengangkat h u u a S i i i i U K h a n un.uk mendjadi radja, dan pasti kaïau hal ini terojadi akan m t m o a w a Demjana s u i i i bagi l a m u orang Inggeris jang baru sekali itu singgan. Drang Beianaa menaseha.i Lances.er supaja memenuhi perm n . a a n Laksamana IVialahaja.i. Kemudian Malahaja:i beika^a lagi, banwa Portugis besok hari akan diusahakan supaja t e n a h a n dipelabuhan sepuiuh hari, sehingga mereka tak dapat mengedjar kapa!2 Inggeris Lu. P o i \ u g i s memerlukan iada, tetapi mereka J d a k bisa mendaparnja biia tak ada surat izin dari Sulthan. Setelah mendengar segala nasehat dan petundjuk Laksamana Malahajati, malam itu djuga L a n ces.er terus berangkat dari pelabuhan Atjeh, berlajar pulang kenegerinja. Demikianlah kesan2 tindjauan orang2 dan peramah baginda S u l t h a n A l a u d d i n Riajatsjah dengan segala saudagar dan nachoda asing. Baginda selalu menerima bingkisan dari tamu2 itu. Selain dari kundjungan bangsa Asia dan Eropah djuga baginda mendapa kundjungan dari negeri jang berdekatan di Sumatera j a i i u Malaka, Kedah, S i a m . Kambodja, Aru, Batubara; Asahan; Bengkulu; Palembang, Minangkabau, dan Iain2. Banjak pula orang memasuki daerah Atjeh untuk membuka perkebunan Iada dan masuk dalam balatenlera S u L h a n . Orang jang membuka kebun Iada di Atjeh diberi modal h u i a n g pangkal agar mereka dapat bekerdja dengan giat berhasil baik. Berhubung pada masa i'u mata wang jang diperedarkan dalam negeri kebanjakan mata wang dari negeri Portugis jaitu "rial tjap m e r i a m " jang i e r b u a ' dari perak dan mata wang dari negeri lain seperti "ringgit tjap m a ' a h a r i " (wang Djepang). mata wang Inggeris "ringgit lungka :" dan Iam2 sebagainja. S u P h a n pun men jip*akan wang sendiri jang d i perbuat dari tembaga (Keueh) dari perak, gupang dan busuk. dan ringgit Atjeh dari emas jang bernama derham. Untuk mentjiptakan ini B a ginda mendatangkan pandai emas dari negeri India jang diberi tempa* spesial di K a m p u n g Pandee. K e m u d i a n pandai emas ini membuat djuga barang2 perhiasan wanita, kanak2, perhiasan rumah tangga dan alat sendjata jang ber'a*achkan suasa dan emas. 1
f
—
15
—
Üi. 1.
RATU TAtijUL ALAM SAFIATHUDDIN SJAH.
Keijeröasan pribaciinja.
Namanja pu.eri Sèfi Alam twi.i Sulthan Iskandar Muda, bekas nermaisuri Iskandar Sani Alauddin Mughajatsjah, seorang puien jang tjërdik dan D;djaksana, gemat sekali kepada sadjak (sja'.r) dan mengarang gum sadjaknja Hamzah Fansuri dan gurunja dalam ilmu f.k.h Nu '' AI-R-niri Selagi masih dewasa sampai mendjadi perma,sun banjak mengeluarkan belandja untuk membantu Hamzah Farisun buat pembangun kesusas eraan (Perpustakaan). Karena itu namanja amat popuier dalam kesusasceraan. Dan djuga banjak membantu belandja kepada Abdul Rauf untuk :mengarang kitab2 hukum. Kedua pengarang ini dikinm keluar negen Ayeh.untuk meluaskan pemandangan dan memperdalam ilmunja jaitu ke Mala a Tnd a Kudus Bagdad, Medinah dan Mekah. Gerak bakatnja, sekalipun a eorang wan ta, dekat kebidang keperwiraan. Karena terpengaruh kepada senang saudaranja Maharadja Lela Abdul Rah,m, ahl, artilary. Se ain itu suaSinja seorang jang gemar berburu gadjah dan ahl. cavalarv iane karena pengaruh kedua tokoh2 mihter mi, sudah membawa Z o tingkaMakunja kedjurusan itu. Hal ini dapat dipaham, dengan eg , dan" kegemarannja permaisuri Seri Alam tditabalkan mendjad, 8 hud n Rafu (Sulthanah) dengan gelar Tadjul Alam naik tachta keradjaan pertama kali dari semula mendjad, perma.sun hingga mendjadi Ra'u (1636 — 1641). Baginda telah membangun barisan wanita pengawal istana dan barisan ni bekas barisan suka rela tatkala pasukan Atjeh perg. men ng Ma.aka dalam tahun 1639. Barisan peradjunt wanna . a d.sed kan dulu sebagai pasukan tjadangan pendjaga panta, ka au2 p a n * . S i e h dise ang oleh Poriugi's (musuh), jang permaisur, Ser, Alam sen-
Sa|« j! S^ .?^
diduk diatas S h t a keradjaan ialah membangun Kuta Inong Ba,ee d.
^ïidaÊ
Vota jang 'erpagar kuat itu d,dirikan
jgjjg^
Da,am rumah dan asrama Pu ^f^^ ^UTZ a ' a f p e jang gugur dalam per empuran Ku a Malaka pada tan.n —
16 —
Gambar 6 Gambar hikisan Sri Ratu Tadjul Aiam Safiathuddin Sjah Sri Baginda mangkat pada 23 Oktober 1675, memerintah dari 5 Februari 1641 — 23 Oktober 1675
Gambar 7 Tjap sembüan Sri Ratu Tadjul Alam Safiathuddin Sjah.
—
17 —
rintah suami baginda marhum Darus Salam (Seri S u l i h a n Iskandar Sani Alauddin Mughaja. Sjah). Kuta Inong Baieë itu selain dipagar dgn kukuh, dengan diberikan beianaja jang ijukup oieh perbendaharaan negara dan dari wang zakat jang dikumpulkan dari baitalma!; disuruh djaga oleh satu pasukan tèntera jang d i p i m p i n oieh seorang panglima dan orang2 tua jang terkemuka supaja djanda2 itu diangan diganggu oleh kaum pria. ke.juaii bila wanita jang da'am asrama itu hendak kawin dengan tjalon suaminja dapat memelihara ia dengan baik jang telah mendapat persetudjuan dari panglima dan orang tuanja iang memegang tugas mendjaga keamanan K u ' a Inong Baleë itu baruiah djanda itu dibenarkan kawin dan dibawa pada rumah suaminja jang baru itu. Kebidjaksanaan Ratu dan pengalaman dalam bidang pemerintahan, makin lama makin bertambah banjak. Sebab itu dalam sidang2 baginda bersikap tegas dan tangkas. baik urusan dalam ataupun luar negeri dgn corps diplomatik (duta2 asing) hal ini dpt diperhatikan sikap nja d i m konperensi dgn utusan Belanda dalam subversif Belanda di Perak dan S u m a ' e r a Barat sebagaimana iang tersebut dalam riwajat jang diuraikan dibawah ini ; Sulthan Iskandar Sani (Marhum Darus Salam) memerintah selama 16 tahun terhPung semendjak m e m b a n ' u mer'uanja Marhum M a h kuta A l a m . te'api j?mg memerin'ah langsung sendiri 4 tahun 3 bulan, jaitu dari 16 Desember 1636—5 Februari 1641. 2.
Dalam permulaan memerintah n v n e r i m a delegasi B e l a n d a . Berhubung dengan kemenangan s e k u ' u jang ferdiri dari Belanda, Atjeh dan Djohor jang telah dapat merobohkan ko'a Portugis di Malaka, maka negeri Belanda mengirim s a ' u delegasi ke A jeh d i p i m p i n oleh Komisaris Jus*us S c h o u ' e n untuk mengantar bingkisan kehormatan kepada Sri S u P h a n Iskandar S a n i A l a u d d i n Mughaja*- Sjah, berupa 3 ekor kuda Parsi, 5 putjuk meiram dan 1 teropong jang bertatah permata (lihat N. M a c L e o d De Oost mdiesche Company djilid I! halaman 2201. Akan tetapi sesampai delegasi itu ke Atjeh pada tanggal 23 Maret 1641 mereka 'ertjengang karena baru diketahui bahwa Sri Sulthan Iskandar S a n i baru sadja mangkat. Maka kepada utusan J . Schouten Pu diberi kesempatan oleh Laksamana untuk menghadap R a ' u Tadjul Alam iang baru pu'a naik tactPa keradjaan dan barang2 bingkisan itu dipersembahkan kepada Sri Ratu. x
Ratu menerima fetamu itu diistana dengan ramah tamah. Dalam pertemuan itu J . Schouten menjampaikan utjao^n " b l a s u n g k a w a " dari VOC dan mengharap agar hubungan persahabatan Belanda d*n keradiaan A ^ h Mnggal tetao baik. Dari Atieh J . Schouten berangkat menudiu Diohor diuga untuk mengantar bingkisan kepada Sulthan Diohor dan bersama itu pula ia membawa surat keradiaan A^ieh kaoada S u l than Diohor. perihal mangkatnia S u P h a n Iskandar S^-ni Maka karena itu pula dalam bulan April S u P h a n Diohor mengirim 2 orang iPusan ke Q
—
18
—
Atjeh untuk membawa surat "belasungkawa" dari keradjaan Djohor. Di Beawi bangsa Belanda pun merasa gelisah dan taku, tatkala mendengar kabar Sulthan Iskandar Sani berpulang kerachmatullah itu, karena chawatir pula akan serangan kembali dan Por ugis, tetapi dalam pada itu timbul maksud Belanda akan mempersatukan kekuasaan Diohor dan Atjeh dengan politik perkawinan. Semendjak Ra u Tadjul Alam mulailah ditanah Atjeh sedjarah Sulthan perempuan (Ratu) jang semendjak ini pihak Imperialisme mendapat kesempa'an melemahkan hegemonie ke Sulthanan dan memundurkan hegemonie keradjaan Atjeh. SepePi telah dike^ahui deradjat Sulthan jang tinggi itu adaiah semasa pemerintahan Sri Sulthan Iskandar Muda luar biasa artmja, karena hanja Sulthan sadja jang berkesanggupan mendapat sesuatu iang dikehendaki. Kekuasaan Sri SuPhan Iskandar Muda semakm luas, ala*2 perdagangannja dan kapal perang banjak pendapatan negarai semakin bertambah. Djuga mempunjai duta2 atau perwak.lanra d.luar neger di Asia dan Eropah. Apalagi Sulthan gia^ dan banjak pula membua pekerdjaan ama. (sosial), seperti-, mendirikan m a d r a s ^ mesd d2 rumah miskin jatim piatu, membangun persawahan ingas dan lam-lam makin ber'ambah berseri-serilah kekuasaan SuPhan diwaktu Pu. Dern.San banjak kenjataan bhw dim masa pemerintahan jg g'lang-gem.lang S i SuPhan iskandar Muda sebagai sardjana tatanegara telah mene'ap kan beberaoa undang2 qanun Al Asji dan perajurar, ttg hal ta a negara kehakiman, perdagangan, peraturan2 seunebok (kebun Iada), hutang pangkal (bedrijfskapi'aal) adat perdjamuan perkawinan. adat istiadat perkawinan, mengadakan Dewan perwakilan rakjat ( f l e m e n ) dalam 4 2 H - 1633 M. dan Iain2, jang semuania Pu adalah t t a a n dan MEUKUTA ALAM jaitu gelaran Sri SuPhan Iskandar Muda setelah beliau mangkat, demikian terdapat dalam hikaiat2 (mythe) jang di uhs dan iang didongengkan oleh penduduk. Seperti jang d>rama!kan oleh Nurdm Al-Raniri sebelum ia ditjulik, bahwa pemerintahan Ra u (Sul
10
Jip
—
19 —
Gambar 8 P A K A I A N KEBESARAN RATU. 1. Kautab barijsë perhiasan didada badju 2. Sawek/*jekam len«an 3. Simplah pakaian kebesaran jang! dipakai oleh ratu, putra/putri mahkota 4. keutab badjeë/lihat no. 1 5. Sawek boh kepula/lihat no. 2 benfuk buah tandjung 6. taloë djaroë ro/tali pemalit tangan 7. boh derham/tali liher kanak2 8. ajem gumbak/mainan gumbak atau mainan sanggu! 9. Sawek boh tjeudoh/lihat no. 2 berupa buah 10. Tundjung badjeë/tundjung, badju 11. Seurafi badjeë/mainan diatas dada badju —
20
—
mengatakan Hamzah Fansuri a.au muridnja jang membunuh karena pembalasan dari pembakaran kiiab2nja. Mënurüt suatu riwajat lain, dari Ulama Besar Tengku Harun Tenpin Raja, Nurdin Al-Raniri ditjulik, sesudah i.u dibunuh dilemparkan kedalam sungai, djenazahnja diketemukan dikuala Atjeh dan disitulah dimakamkan. Dugaan orang keras bahwa beliau dibunuh oleh murid2 Hamzah Fansuri, pembalasan dendam karena dibakarnja kitab ilmu Sulok jang dikarang oleh Hamzah Fansuri dan kawan2nja. Mythe lain menja akan bahwa. Raniri menghilang dari Atjeh. Kaiau benar ia berhidjrah dari Atjeh, hal itu terdjadi sesudah upatjara penanaman Nisan Darus Salam. Dra Tudjimah baru ini membuat research di Rander = Ranir India (Gudjarat) bahwa makam Ar Ramiri terdapat disana, meninggal pada 27 Zulhidjdjah tahun 1066 H. = 21 September 1658, (lihat buku karangannja Asra al Insan halaman 7 dan 8). Dalam pemerintahan Ratu baru, seringkali terantjam keamanan negeri oleh perselisihan, te'api selalu dapat diatasi dan untunglah dengan bidjaksana seorang Ulama dari Singkil, Abdul Rauf Al Fansuri (Sjiah Kuala) telah dapat membuat tenang kerusuhan itu. Meskipun begitu api dalam sekam tidaklah hilang begitu sadja, Iebih2 dari turunan bangsawan lelaki jang ingin kembali kekuasaan dari Ratu apalagi subversif Belanda jang hebat. Hanja dalam satu hal keempat kaum rakja": bersatu padu perasaan. jaitu terhadap in'ervensi asing tentang phangan perkawinan Ratu Tadjul Alam dengan Radja Djohor, mereka ber-sama2 menentang, supaja djangan sekali-kali Sulthanah (Ra'u) djanda Iskandar Sani ini kawin dengan Sulthan Abdul Djalil Riajat Sjah III dari Djohor, karena perhubungan antara istana Atjeh dan Djohor memang sudah banjak sekali lebih dahulu mengalami kepahitan jang sedih2. Keradjaan Djohor telah berdaja upaja mengharapkan hal itu, jang dapat dilarigsungkan dibantu keras oleh Company Belanda, jang mana ielah meneken perdamaian dan persahabatan dengan Sulthan Djohor dalam tahun 1641, jakni orang Belanda telah boleh berniaga di Atjeh dan tinggal di Djohor jang dulu dilarang oleh Mahkuta Alam (De Klereck 1 hal. 56). Dalam hal itu Ratu Atjeh sendiri telah sudi menerima pinangan i'u tetapi sekarang redha pula mengambil keputusan sedia meiepaskan negeri Djohor dari segala hak2 kewadjibannja terhadap Atjeh asal sadja diputuskan perdjandjian tunangan atau perhubungan kawin dengan Sulthan Djohor sesuai dengan keinginan Sukeë (kaum) empat. Utusan Djohor jang sampai di Atjeh ber-sama2 dengan seorang wanita Belanda Njonja Hermans bekas residen Belanda di Atjeh un*uk membudiuk ratu dan akan menjampaikan chabar perkawinan dan tanda (ranub kong haba) itu, utusan itu mendapat malu besar dan ediekan jang luar biasa dari masjarakat A+ieh, karena orang AMeh mengetahui dan menganggap bahwa perkawinan itu sebagai sucessie —
21 —
politik Sulthan Djohor dan expansi politik Belanda. Sebab itu pinangan ditolak. Dengan penolakan pinangan itu, Atjeh kehilangan daerah djadjahamja dan kekuasaannja dikeradjaan Djohor di Melaka. Hanja di Pe'-ak pasar imah iang se-penting2nja di Tanah Djazirah Malaka masih tetap tinggal dalam pengaruhnja (hal ini terdjadi Ik tahun 1646). 4
Mengenai Hwajat Jan Hermans, ia seorang saudagar Belanda datang ke Atjeh dalam tahun 1644 dengan isteri dan anaknja, kemudian dia mendjadi Residen di Atjeh. Sementara ia tinggal di Atjeh ia telah membuat kundjungan kepada Ratu Tadjul Alam dan se'.erusnja njonja Jan Hermans selalu mendapat izin mengundjungi istana (dalam) beramah-tamah dengan Ratu Tadjul Alam. Kadang2 Ratu menjuruh djempulj pada dajang istana dan njonja Hermans memakai sarung dan selendang lalu masuk istana. Karena pergaulan itu ia telah dapat memikat hati Ratu Tadjul Alam bertunangan dengan Sulthan Djohor Abdul Djalil, se'jara diam2 tanpa ada perse'udjuan dari Parlemen, hanja kemauan istana dan orang2 kaja (orang2 besar) sadja. Hal pertunangan rahasia ini disampaikan oleh Belanda kepada Sulthan Djohor. Maka sebab itu Sulthan Djohor segera mengirim utusan ke Atjeh untuk mengantar tanda kawin (Ranub kong haba). 2
Dipihak keempat kaum rakjat berpendirian tegas lebih baik hilang sebagian daerah dari pada Rau direbut ke Djohor. Compani Belanda mulanja lidak menganggap akan memberi untung kepadanja, akan mengganggu Atjeh dalam daerah ini, karena pemiagaan timah, perak dalam monopolinja. Leb'h baik dianganlah diganggu sekarang, berhubung dengan banjaknja keun'ungan jang mereka peroleh pula dari Suma'era Barat jang mendjadi diadjahan keradjaan Atjeh djuga. sedang Sulthanah Tadjul Alam Safiathuddin Sjah kebetulan bertindak lunak se-akan2 berpihak kepada Belanda. mungkin sebab menghormati contract 1637 jang elah dibuat oleh Marhum Darus Salam dengan Belanda dan karena robohnja kota Melaka. Perlu didjelaskan bahwa pribadi Ratu Tadjul Alam Safiathuddin Sjah, seorang Radja jang kaja kuat kekuasannja meskipun seorang wanita. Pada pertama kali merebut mahkota dari pihak kaum lelaki terdjadi pergolakan iang sangat hebat, teru'ama pePentangan dengan kaum Ulama jang berpegang kepada kias hukum agama (Islam) ia tidak boleh mendjadi radja, karena tidak sjah mendiadi wali 'am dalam pernikahan seh'ngga ulama iang menentang itu *erbunuh dalam pergolakan. Ta kala itu terdjadilah keribu'an, jang dibelakang ulama2 jang menentang Pu terdiri dari iang lelaki memang berhak mengambil bagian (dinasti Mughajat Sjah). Akan tetapi karena kebidjaksanaan dan kekajaan harta pusaka dari ajahnja dan dengan per^olongan Ulama Abdul Rauf, ia telah dapat mendiadi Ra*u (maharadia) dengan dasar hukum internasional, iang ditindjau kepada pengangkatan Ratu Raztyatuddin dari negeri Delhi (India), Ratu Narisah dari Pasai dan Ratu Elizabeth dari negeri Inggeris dan atas kebidjaksana+
+
— 22
—
annja, Abdul Rauf, wali 'am itu diserahkan kepada abangnja Teuku Imum h a m dari Lam Si Sagi XXII mukim. Dengan demikian barulah ia dapat melantjarkan pemerintahannja keseluruh negeri djadjahannja, walaupun tidak sama sebagaimana jang dilantjarkan oleh ajahnja Sulthan Iskandar Muda. la tidak dapat meiuaskan djadjahannja, akan ietapi mempertahankan jang telah ada tjukup tegas dan tangkas, hal ini dapat ditindjau dari sedjarah penumpahan ben.eng Belanda di Tiku, Periaman. Padang, Salindo, Painan dan Indrapura berkali-kali benteng itu ditumpas atau direbut oleh PangÜma Ra u tetapi sangat disajangkan sikap kepala-kepala negeri di Padang dan Indrapura jang mengambil tjara takut kepada hantu lari kemulut harimau jakni mengelak dari kekuasaan Ratu lari ke pendjadjah. Belanda. Daiam ha! perhubungan d i p l o m a ' i k dengan keradjaan asing pun terke juaü dengan Por'ugis tjukup baik. Angkatan daratnja terdiri dari pasukan2 gadjah dan kuda dan angka'an laut pada permulaan terpeühara beratus-ra'us kapal perang sehingga se-waktu2 dimana ada pe langgaran perintahnja terus dikirim kapal perang, baik disekitar pulau S u m a era dan Semenandjung Melaka. Istananja dikawal oleh be-ra'us2 peradjurit wanita. Istana tersebut selalu didatangi oleh u'usan2 keradjaan asing baik dari Eropah maupun Asia, ini d a p a dibatja dalam sedjarah Musafir Por'ugis, Perantjis, Inggeris. Belanda dan Iain2. 1
3
Hubungan dengan daerah Nusantara.
Kemudian Ratu Tadjul Alam berubah pendiriannja jang semula a a s andjuran2 Mubaligh2 Islam jakni berhasrat u n ' u k memperluaskan kekuasaan dan pengaruhnja keluar Sumatera dan Melaka mengikut diediak ajah dan neneknja dizaman jang telah lalu, sebab itu dilan'jarkannja usaha dalam lapangan hukum dan kesusasteraan keseluruh Nusantara jang berdasarkan kepada pembangunan dan perkembangan kesusas'eraan dan tamadum kebudajaan Islam. Dalam hal melan'jarkan Sji'ar Islam, menjuruh ulama2 dan pudjangga2 atau sardjana2 mengarang kitab2 jang perlu d i b a ' j a oleh hakim2 (kadhi) dan umum. Baginda mengirim S j e c h Abdul Rauf ke India. Bagdad, Mekah dan Medinah. untuk mempeiadjarï a urah2 dan hukum Islam dalam negeri itu dan kemudian disuruh karang k i t a b hukum Miratul Thalab d.l.l. Setelah siap ki.ab2 ini dikirim kenegeri Semenandjung Malaja, Malaka, Djohor, Kedah. Petani, Pahang, Perak dan Serawak. Djuga ke S u m a era Barat (Ulakan, Pariaman), K e r i n ' j i , Bandjar, Painan (Indragiri) dan achirnja ke Tanah Djawa, Bantan, Djepara, Gersik, Makassar (Bugis) terus ke Ba:jan dan Tidore dan Iain2 jang mana kitab2 itu d i bawa oieh mubalig Islam dari Atjeh. Oieh sebab ï.u daiam dunia perpustakaan dan kesusas'eraan baginda adalah seorang Ratu jang berl
2
—
23
—
Gambar 9. Badju Ratu dan kupiah bertampok emas/kebesaran radja (bukan mahkuta)
_
24
—
djasa sebab itu saja namai " R A T U K E S U S A S T E R A A N ' bahkan pula baginda sendiri mengarang sebuah ki'ab jang bernama " M A S S A ILAL M U H T A D I " dan lagi dalam b d a n g pemerin'ahan, baginda adalah sardjana tatanegara jang ' e l a n mengatur hukum Islam, baik didalam negerinja dan këluar, ba k jang masuk daerah kekuasaannja a a u p u n tidak. Djuga baginda 'elah mengumpulkan pandai (tukang) emas un'uk disuruh memperkuat mata wang derham emas dan perak sebagai alat penukaran guna memperlantjar perdagangan dalam negeri. Ki'a akui bagaimanapun bidjaksana dan tangkas seorang wani'a Islam, tetapi ia tidak dapat bergerak lekas dengan leluasa un'uk bertindak keluar is'ana memeriksa kekuatan kekuasaannja. Memang perlu benar di Atjeh " K E K U A T A N " Kekuatan kedalam untuk mempergunakan sega'a aia'2 dan hasil b u a ' kemadjuan keluar. Hal ini sebenarnja sesuai dengan pribahasa Atjeh jg disebut "Geumaleë keu-peukajan, geutakot keu-angkatan", a r ' i n i a disegani kepada pakaian dan d i ' a k u t i kepada angkatan, demikianlah tmdjauan dalam segi keta'anega'-aan (S'aa'kundig), maka kenjataan bahwa dalam masa S u h h a n Iskandar Muda memen'n'ah. kekuatan angka an perang Atjeh termasuk jang erbesar. karena didalam dunia tatkala itu (abad XVII) angkatan jang t b e s a r ialah: Turki, Atjeh. dan P o r ' u g i s Sedangkan Belanda. Inggeris dan Iain2 hania sebagai "budak baru berkeris" atau "gadis baru bersubang". s;fa* ne'kasa apak lemah terdapat pada Ratu Tadiul A ' a m S i a f i a ' h u d d i n Siah walaupun sifat2 d i b i d a n g jang lain senerH: kebidiakan dalam Demerintahan k e s a M a a n sebagai seorang S u l t h a n a h d^n kegia an bekerdia ada. Akan tetaoi walauDun ada kekuasaan itu. namun b^amria harus diangMn ceh^oai sardiana ta*aneeara iang telah mendialankan tugasnja lebih dari 35 tahun (1641 — 1675). jang men-mf-o^h penga!aman2 jang pahit dari subversif Belanda. d i s a m o i n g Pu ^n^vo rn°ptMntakan rezim pemerlntahan bsru d i b i d a n g hukum, adat. dan Sastera. :
:
l
1
f
e r
+
4.
Banqunan bersedjarah.
Salah satu pembanguna'n pertama Sri Ratu Tadjul A l a m S a f i a thuddin Sjah dalam masa berkabung sebagai kenang an jang berkesan akan kesajangan baginda kepada suaminja S u l t h a n Iskandar Sani Alauddin Muqhaja.sjah jang dihari mangkatnja telah diberi gelar Marhom Darus S a l a m , seorang pahlawan jang telah merubuhkan kota Por.ugis LA F A M O S A di Maiaka dalam tahun 1640 ialah menjuruh perbuat sebuah makam jang indah jang ditatahkan dengan emas dan p e r m a * jang mahal harganja dalam bentuk ukiran atau k e s e i i a n Atjeh sedjati dan memelihara i a m a n sari jang indah pula bangunannja jang dibangun oleh ajah dan suaminja Marhom Mahkuta Alam dan Marhom Darus S a l a m . 2
—
25
—
Betapakah indah perbuatan Makam Darus Salam dan Taman Sari itu jang dapat dibatja dalam naskah lama dari Bustanus Salatin tjiptaan sardjana hukum dan sastera Sjech Nurdin Al-Raniri jang d i uïa;akan dibawah ini agar dapat dipahami oleh para pembatja terutama siswa dan mahasiswa jang gemar mempeladjari sastera dan kebudajaan Atjeh dimasa lampau. Akan tetapi sangat disajangkan karena makam jang indah- baik Makam Darus S a l a m , maupun makam M a h k u ta Alam, kandang XII dan lain" jang bermutu tinggi itu. telah habis dimusnahkan oleh ten'.eia Belanda dan barang jang berharga itu [elah mendjadi rampasan Belanda. Dapat diterangkan disini bahwa M a k a m Darus Salam letaknja ditepi Sungai Daroy dalam tembok Putih jang persegi, jang disebut orang sekarang Gunungan dan makam Sri S u l than Itkandar Muda (Meureuhoem Meukata Alam) dalam kluis keuangan rfikanior besar lama dekat rumah Gubernur dan tidak berapa djauh dari situ dan ada satu komplex kandang XII disana terletak makam-, diantaranja makam Sulthan A!i Mughajatsjah dan Sulthan Alauddin Rajaksjah Al Kahhar, keduanja tokoh pahlawan agung jang anti kolonialis imperialis Portugis diabad XVI, jang batu nisannja bertatahkan emas dan suasa jang sampai sekarang masih bisa dilihat bekas-nja dikorek oleh si perampas. Bila kita perhatikan tulisan dan kesan- terss'rut dalam kedua naskah kelasik itu baik pembangunan nisan Darus Salam dan B o s ' a n atau Taman Sari jang masih ada sekarang bekas-ni? maka dapaMah kita mengira perihal kedjajaan Atjeh zaman pemerintahan Marhom Meukuta A l a m . Marhom Darussalam dan Marhomah Ratu Tadjul Alam S a i f a ' h u d d i n Sjah dan dapat pula kita ketahui tentang kemadjuan seni ukir dan Sastera serta ketjerdasannja pribumi dalam bidang kebudajaannja. 5.
Nisan Darussalam.
Kata s a h ' b u l h i k a j a : : Tatkala sudah 7 hari lamanja Paduka Marhom Darussalam mangk a \ (mangkat 15 Februari 1641). maka Paduka Sri Sulthanah Tadjul Alam Safiathuddin Sjah berdaulat f i l l u l l a h f i a l a m u n memberi titah kpd. penghulu sidang adat bergelar Radja Udahnan Lela:. Panggilkan kita kekedjeruan batu Radja Indera Busana. Maka Radja Indera B u sana pun datang. Maka sabda jang mulia : Kamu perbuat akan daku radja nisnn Marhum Darussalam tudiuh persegi, demikian parbuatanbahwa kehendak hatiku. jang belum lagi diperbuat r a d j a jang dahulu kala. Maka sembah radja Indera B u s a n a : Insja Allah Taala, diperhamba Sjah Alam Djundjunglah sabda Jang Maha M u l i a itu. Maka diperbuatnjalah radja nisan itu dengan kesudahan'- penge*ahuannia, tidak lah lagi bersalahan seperti sabda J a n g Maha M u l i a itu. 2
Sjahdan adalah jang mengedap radja nisan i'u orang berpedang
_
26
—
satu suku. Maka pada suatu malam ia berrnimpi Paduka Marhum Mahkuta Alam bersabda dengannja berkata: Hai segala pandai!, kamu lebihkanlah perbuatan batu ini dari padaku ? Setelah keesokan harinja, maka berhentilah orang itu memaklumkan mimpinja kepada Ratu. Tibi-tiba sabda jang Maha Mulia kepada Radja Indera Busana : Kamu kerap radja Darussalam itu hingga sederhana djuga. Maka dikerat kedjeurun batu radja nisan itu, dimaklumkannja kebawah Duli Haderat Sjah Alam. Maka terlalulah suka Haderat Sjah Alam melihat perbuatannja jang sangat indah . Maka sabda jang Maha Mulia kepada kedjruan pandai emas dan kedjuruan pandai suasa: Maka salup radja nisan itu dengan emas pertama, djangan bersalah dengan pahat batu itu dan tatahkan dengan ratna mutu manikam. Maka diperbuat mereka itulah seperti sabda Jang Maha Mulia itu. Maka beberapa dari permata jang besar itu harganja, daripada djenis puar dari jakuz dan firuz dan zamrut dan baiduri dan zabardjad dan nilam kandi dan nilam pualam, puspa ragam dan beberapa daripada mutiara dan intan manikam jang tiada terharga dikenakan pada Radja nisan itu. Maka radja Setia dan radja Indera Sekata dan Sri Emas kara dan segala pandai emas bekerdjalah seperti sabda Jang Maha Mulia itu. Maka Haderat jang dimuliakan Allah Subhanahu wata'ala pun semajam diatas singgasana diatas emas kudrati sepuluh mutu jang bertatahkan ratna mutu manikam dalam kelambu rawa jang berupakan emas, dihadapan segala radja dan para puteri dan segaia anak isteri hulubalang sekalian dan segala dajang perwira, isi mahligai sekalian. Sjahdan nenda dan embuai tuan dan fela menghadap diluar tirai. Ialah mendjundjungkan sabda Jang Maha Mulia dan menjampaikan sembah segala hulubalang. Maka segala sida menghadap Jang Mulia pun beratur menghadap di Peratan Sembah. Maka keluar tjap suasa dihundjukkan oleh Tun Ratna Wangsa lalu disambut oleh sida menghadap, maka Tun Ratnapun Mendjundjungkan sabda Jang Maha Mulia: Insja Allah Taala, sabda Jang Maha Mulia segala hulubalang dipanggil. Maka tjap itu pun dibawa sida menghadap ke Balai, disambut- oleh abeniara, maka sida menghadap itu pun mendjundjungkan sabda Jang Maha Mulia. Setelah ia mendengar sabda Jang Maha Mulia itu maka segala hulubalang masuklah. Setelah datang ke Peratan «embah, maka sekalian mereka itupun chidmat serta mengangkatkan fangan keatas kepala, mengatakan -. Daulat Dirgahaju Mahkuta Sjah Alam, maka sekalian hulubalang pun duduklah masing pada martabatnja. Maka ajapan pun turunlah dari pada nikmat jang berbagai-bagai tjita rasanja. Setelah selesai mereka itu daripada menerima ajapan, maka Menda Radja Serba Bau pun mendjundjungkan sabda Jang Maha Mulia kepada Orang Kaja Maharadja, Sri Maharadja, Orang Kaja Laksamana, Sri Perdana 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
—
27 —
Menteri dan Orang Kaja Sri Maharadja Lela dan segala hulubalang, hendaklah Orang Kaja sekalian berbuat ketan emas (kereta emas p.) tudjuh pangkat dan keretan suasa lima buah dan keretan perak lima buah dan beberapa puluh keretan lain untuk mengarak, radja keritan. Maka sekalian mereka itu berdiri serta chidmat mendjundjung sabda Jang Maha Mulia itu. Sjahdan maka sekalian mereka itu menjembah lalu keluar masing-masing pada pekerdjaannja. Maka Haderat Jang Maha Mulia pun berangkat masuk keistana. Setelah beberapa hari antaranja maka segala persuruhan itu mustaillah (siaplah p.), lalu sabda Jang Maha Mulia kepada perdana Menteri dan kepada segala hulubalang. Insja Allah Ta'ala, hendaklah kamu arak radja nisan Darussalam keistana. Maka Radja nisan pun diarak oranglah dengan segala bunji--an, dan beberapa pajung terkembang seperti adat dari radja hingga sampai ke Peratna Sembah. Maka berdatang sembah wazir : Barang maklum kiranja Haderat Jang Maha Mulia, bahwa diperhamba sekalian mohonkan sabda siapa jang angkat radja nisan itu .keistana. Maka sabda Jang Maha Mulia kepada Kadi Malikul Adil dan Orang Kaja Maharadja, Sri Maharadja dan Orang Kaja Sri Maharadja Lela. Kamulah menaikkan radja nisan keistana. Setelah datang keistana maka diletakkan keatas Radja di Radja jang keemasan dalam tirai kelambu tudjuh lapis ber-bagai warnanja. Segala anak radja dan segaia para puteri duduk beratur berkeliling memandang akan radja nisan itu. Maka bedil meriampun dipasang oranglah dua kali tudjuh akan alamat perdjagaan. Maka genderangpun dipaiu oranglah dua kali tudjuh, diluar dan didalam terlalu gemuruh bunjinja. Maka pada sehari berpuluh-puluh kerbau disembelih, dan be-ratus guntja beras jang dimasak orang. Maka sisa rimahpun bertimbun dibawah balai. Maka orang bermainpun terlalu ramai. ada jang meruhe (bitjara p.), ada jang merfgehak (ketawa p.). ada jang berbansi. Adapun pada masa itu dagangpun (orang Keling p.) berhimpun dibandar Darussalam, maka sekaliannja masing dengan permainannja, ada jang menari ada jang merekat (meluntjat p.), ada jang bersikedidi (berdansa- p.), ada jang bertandak, ada jang bermain tumbak, ada jang bermain lembing, ada jang bermain keris, terlalulah ramai bunji an itu. Setelah genaplah perdjagaan djaga itu tiga kali tudjuh maka pada masa jang baik dan pada ketika jang terlebih maka Medan Chiali pun dihiasi oranglah beberapa gadjah meta berbaluhan besi dan bergading besi menghela jang mahtadjam, diatasnja dua orang pahlawan jang memakai alat peperangan, sebilah busur berkelah emas pada tangan kirinja dan satu anak panah pada tangan kanannja, maka tasjkar diikatnja dipinggangnja dan seratus buang an tersandar pada baluhan pada pihak kirinja Dan beberapa alam (bendera p.) jang besar dan 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
—
28 —
beberapa ratus pajung dan pandji'- dan unggul dan beberapa pajmg jang berlapis beratur dari dalam (kandang Darul Dunia) hingga sampai ke Mesdjid Baiturrahman. Sjahdan Mesdjid Baiturrahman disalup oranglah dengan kain putih jang safa terlalu indah rupanja. Maka radja keritan emaspun diarak oranglah ke Peratan Sembah. dikepikan pada astaka. Maka genderang berangkatpun dipalu oranglah terlalu amat gemuruh bunjinja. Segala hulubalang dibawahpun berdiri ber-sjaf , maka suluh keradjaan dan segala alat keradjaanpun turunlah dibawa segala Lela , disambut oleh segala megat (pembesar jang tua P-). Maka abentara dan segala budjang sahibulah dan segala kundangan meremang dan muda balia sekalipun datanglah menjambut segala alat keradjaan itu. Maka Kadli Malikul Adil dan Sjech Nuruddin dan Orang Kaja Maharadja, Sri Maharadja dan Orang Kaja Laksamana, Sri Perdana Menteri dan Orang Kaja Sri Maharadja Lela dan Orang Kaja Maharadja Setia dan Paduka Maha Menteri dan Paduka Sri Nara dan Sri Bidjaja Radja dan Sri Pakerama Radja dan Radja Udahanan radja nisan itu. Maka sekalian merekapun naiklah keatas lepau Peratna Sembah serta meninggalkan keris pedang. Maka radja nisan Darussalam pun diangkat segala mereka jang tersebut itulah dinaikkan keatas mertju radja keritan emas itu. Setelah mustaillah radja nisan Darussalam itu, maka sekalian mereka itupun turunlah lalu berdiri masing pada martabatnja. Maka segala para puteri dan segala kakandapun duduklah beratur berkeliling radja nisan Darussalam itu. Maka nendapun berdiri mengamburkan derham beberapa dari emas dan perak dan permata jang tiada terkira banjaknja, maka terlalulah ramai berebut-rebut orang mengambil derham sedekah Duli Haderat Jang Maha Mulia itu. Maka genderang arak an dipalu oranglah terlalu azamat bunjinja dari pada gong dan serunai, nafiri, sangka merengu, tjeratjap, medah, domama, terlalu gemuruh bunjinja, seperti tagar jang tiada berkeputusan. Maka segala pawaipun beraraklah. Maka jang pertama berdjalan itu delapan puluh ekor gadjah tunggal, diatasnja tudjuh puluh orang pahlawan jang memakai alat peperangan dan berkantjing emas selebar dan memegang lembing buang an, terdiri diatas kersani keemasan. Maka gadjah itu digeraknja pantas serta ia bertampik melambung kan dirinja. Kemudian dari delapan puluh ekor gadjah diatasnja delapan puluh orang pahlawan berbadju zireh dan berketupong besi chorasani (alat perang Persia p.), terdiri diatas kersani bertahta, memegang bedil. Apabila gadjah itu diburunja, bedilpun terpasang gementam bunjinja. Kemudian dari delapan puluh ekor kuda diatasnja delapan puluh pahlawan memakai mahkota. memegang pedang magr.bi beralatkan emas. 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
—
29 —
Kemudian dari itu beberapa ratus gadjah dan kuda jang berbagai djenis kelakuannja sekalian dengan alatnja, ada beralatkan emas, ada beralatkan lazuardi, ada beralatkan suasa, ada beralatkan perak, ada beralatkan mulamma. Kemudian dari itu seorang raksasa perbuatan, terlalu besar pandjang matanja ter-beliak , giginja ter-sengah , taringnja terlalu tadjam, memegang lembing sedjengkal lebar matanja ditimang-timangnja terlalu hebat segala jang memandangnja. Kemudian dari itu seekor naga baghal kepalanja seperti kepala singa, tubuhnja seperti tubuh buaja. Kemudian dari itu seekor burung Ibrinja namanja, mematju seekor ular besar. Kemudian dari itu seekor naga hikmat terlalu besar dihadapannja dua orang patung menari terliuk dan terkulai . Apabila djauh naga itu, maka ia ter-lari pada orang banjak serta merebahkan dirinja, maka segala orang banjak jang hampir itupun gempar berlarian lalu rebah rempah, maka terlalulah gegap bunjinja orang tertawa melihat kelakuannja itu. 2
2
2
2
2
Kemudian dari beberapa djenis dari pada binatang jang liar dan djinak, dari pada gadjah dan kuda dan singa dan harimau dan bada'< dan kerbau, lembu dan rusa dan kidjang, sekalian itu dibubuhnja orang diatasnja dengan memakai pelbagai warna. Maka adalah segala binatang itu masing pada tingkah lakunja dan berbagai rupanja. Maka sekalian orang jang melihat dan segala kanak pun terlalulah suka melihat dia. 2
2
2
Kemudian itu beberapa pula dian jang indah rupanja dan berbagai warnanja dari beberapa tanglong jang terhias dengan ber-bagai hiasan. Kemudian dari itu langlang buana namanja tubuhnja seperti kepala unggas, sajapnja seperti sajap garuda, kakinja seperti kaki naga. Maka diatas belakangnja suatu tanglong berdjentera. Kemudian dari itu namtaboga namanja, tubuhnja seperti kepala naga, bertjula seperti badak, gadingnja seperti gading gadjah, diatas belakang suatu dalung berisi makan-makanan. Kemudian dari itu beberapa jang berisi nikmat tjita rasanja. Kemudian dari seekor burung, mukanja seperti muka gadjah, diatasnja suatu perarakan atas angin bertingkap dalamnja pedikiran (orang berdikir p.); apabila pedikiran itu menari, maka burung itupun turut menari. Kemudian dari itu sebuah keritan perak, diatasnja pedikiran Djawa merakat. Kemudian dari itu sebuah pedikiran perak diatasnja pedikiran negeri Pahang. Kemudian dari itu sebuah keritan perak diatasnja pedikiran negeri Djohor. Kemudian dari itu beberapa puluh gadjah jang membawa alam (bendera) dan senidjuk (alat tepung tawar) keemasan dan dua ekor gadjah membawa alam (bendera) perak dan dua ekor gadjah membawa alam emas. Kemudian dari itu segala bunji an dari berbagai djenis, sekaliannja itu dari perak dan emas dan suasa. Maka di2
2
2
2
2
-
30 —
belakang orang memalu bunji-an itu seekor gadjah amat elok parasnja diatasnja seorang abentara membawa suluh memakai sarung dan suatu mahkota seri pada terkena dikepalanja. Sjahdan adalah suluh itu dari pada emas berpermata dan pedangnja bertatahkan ratna emas bersarung permata dan hulunja bertatahkan ratna bertjahaja rupanja gilang gemilang dipandang orang. Adapun pada pangkat jang dibawa itu empat orang megat membawa tjemeti mengarahkan segala bala mengiring dan pada pangkat jang ditengah itu beratur segala lela . Maka adalah selapis kepada selapis thgkat kersena itu penuh dengan dajang dan perwira sekalian dan biduan memakai berbagai djenis warna jang indah-indah. Maka pada pangkat jang diatas empat orang pedikiran Atjeh Darussalam memakai sederhana tubuh, dua memakai tjara laki dan dua memakai tjara perempuan, terlalulah amat indah rupa tarinja dan amat gemerlap pada segala pakaiannja, mendjadi heranlah segala jang memandang dia. Maka diatas mertju keritan emas itulah le'ak radja nisan Darussalam, dihadap segala para puteri menjampai tetampan keemasan dengan memakai sederhana kekajaan, dan ada jang membawa utjang keradjaan, ada jang memegang pedang keradjaan, ada jang meremang pendua keradjaïin, dan gelar pedikiran itu Seri radja pedikiran, seorang bergelar Sri Maha Dewi dan seorang bergelar Budi Main Warna dan seorang bergelar Undakan dan seorang bergelar Tun Ratna Adikara, dan ada jang membawa sekin keradjaan, dan ada jang membawa kipas keradjaan dan ada jang membawa air santap dan ada jang mengapuh peludahan, sekaliannia emas berpermata bertatahkan ratna mutu manikam. Adapun diatas tingkat radja keritan emas itu sepohon gegelar emas berpermata perbuatannja seperti pohon meraksa, daunnja daripada suasa suda terkilap bunganja dari pada emas belazuardi, buahnja dari pada permata sembilan djenis gemerlap rupanja dipandang orang seperti bintang dilangit. 2
2
2
2
2
Sjahdan adalah radja keritan itu lengkap dengan pajung dan pandji keemasan jang berbagai warnanja dan beberapa dari pada pajung berumbai kan mutiara, dan adalah mengelilingi radja kritan itu beberapa dari pada pajung, pandji , unggal jang aneka bagai buatannja. 2
2
2
2
2
• Siahdan adalah jang mengiringkan radja keritan emas dan radja nisan Darussalam rtü beberapa gadjah rangka kawan membawa alat berangkat berbagai djenis dari pada Duan jang berisi sirih dan pedang dan sekin dan tudung dan beberapa djenis lain itu. Maka adalah jang membawa itu sekalian megat ,(pembesar tua p.) meniampaikan wali kekuningan. Kemudian dari itu dua ekor gadjah jang memakai badju muchmal dan seresari keemasan dan tutup kepalanja kain dibadj jang berpakaian emas, dan pada telinganja dua malal jang terluhur dan pada lehernja penuh genta dari pada suasa 2
2
2
—
31 —
2
jang terupam. Diatas belakang gadjah itu rangka tangga perak dan perak m u i a m m a emas dikerawang. Maka d i b e l a k a n g gadjah itu kedjruan dan segala tandil dan segala rakjat hina dina tiada terpermanai lagi banjaknja seperti ombak meng' ' Kata jang empunja tjerita : Adalah beberapa lagi daripada s e n djata dan alat perhiasan jang tiada terpermanai banjaknja melainkan segala jang melihat dia djuga mengetahui dia. Setelah itu maka beraraklah radja nisan Darussalam daripada selapis pintu keselapis pintu hingga sampai kepintu tani, lalulah ke Medan C h i a l i . Maka sekalian manusiapun melihat b e r s u k u dan berpasukan dan adalah orang jang melihat itu sebagai tiada terpemanai banjaknja, datang tiada berkeputusan. Dan adalah pada ketika radja nisan Darussalam berarak itu, segala orang memukat tinggal pukatnja dan segala orang jang mengail tinggal kailnja dan segala orang jang mendjual, tinggal perdjualannja dan terbanjak pula segala orang jang melihat itu berbahagia. Ada jang terpupur setengah djalan dan ada jang setengah bersanggul seraja berdjalan, dan ada jang setengah memasu< badju kena pada kainnja, karena sangat gopoh takut tinggal pada temannja. Sjahdan akan segala anak d a r a ada setengah memasukkan subangnja se'engah djalan dan ada setengah tinggal gelangnja dan kerontjongnja waktu ia berdjalan karena segala mereka jang pergi melihat itu sangat gopoh dan takut tiada sempat ia melihat perantah jang ber-bagai-_itu. Dan ada setengah jang pergi melihat itu djadi berkelahi dengan lakinja sebab tiada siapa jang menunggu rumahnja, m a s i n g mereka itu hendak pergi melihat, lalu berpukul dan ada setengah mereka lalu bertjerai dengan suaminja. Dan beberapa pula setengah orang jang m u d a pergi melihat itu a d a setenaah berbadju sepandjang djalan dan terbanjak pula m e m a sukkan k a n t j h g seraja melihat. Dan beberapa dari pada segala o r a n g . jang melihat itu djauh dusunnja sehingga dua tiga hari itupun datang djuga itu Dan kata setengah orang bahwa adalah beberapa orang melihat itu beranak didjalan. Dan adalah Medan C h i a l i pada ketika itu penuh sesak dengan m a n u s i a jang tiada terhisapkan dan adalah segala mereka jang melihat itu tiada sempat dan tiada karar ia pergi melihat, karena segala penglihatannja amat banjak jang i n d a h dan ber-bagai-. Dan adalah segala jang melihat itu dengan suka deritanja, ber-bagaimadjlis, istiadat, tertib jang pelbagai itu. Maka adalah dalam antara orang jang banjak berkata-kata setengahnja akan setengahnja udjarnja: Terlalu amat indah sekali tertib madjis Duli Haderat Jang M a h a m u l . a ini Banjaklah .negeri jg dibawa angin dan atas angin kita melihat Duta segala radja jang besar , tiada djuga seorang seperti p e r n t a h madjlis Duli Haderat Jangj Maha M u l i a tuan kita ini. Sesungguhnjalah negeri beberapa dari orang g u n t i n g a n jang b e r b a g a i rupanja ditaburkan
a
ü n
2
2
2
2
2
2
2
2
-
2
32
-
oranglah dan beberapa permata intan dan pudi dan beberapa djenis Atjeh Darussalam ini'serambi Mukkatullah Jang Maha Mulia. Maka segala jang mendengar itu menjangguhkan. Sjahdan bahwa adalah radja nisan Darussalam itu berarak keliling mesdjid Baiturrahman sehingga sampai ke Medan Chiali. Maka dihentikan oranglah pada sama iengah medan seperti sabda Jang Mulia. Maka adalah pada malam itu segala anak radja dan tjeteria, abentara, hulubalang masing berkawal radja nisan Darussalam itu, dan adalah dikembangkan orang beberapa chaimah tempat segala radja dan hulubalang kedidi dan berama. Maka pada malam itu orang melihat pun masing dengan pemandangannja, seketika itu melihat hulubalang berana dan seketika itu melihat anak radja dan abentara bermain keris, dan segala orang muda bermain kedidi dan menari dan adalah lagi njanji jang dinjanjikan budjang ninta berahi itu ber-bagai djenis, dan ada setengah mereka itu melihat orang bermain gedombak dan ada setengah melihat Djawa bermain tumbak dan ada beberapa pula permainan Djawa dari wajang dan topeng dan tandak dan beberapa ratus bunji an tjara Djawa dipermainnja, dan setengah mereka itu melihat sehingga tertjengang melihat permainan Tjina bermain rakat dan menarikan naga perbuatan dan setengah mereka itu melihat wajang tjara Keling dan beberapa djenis dari pada permainan jang lain berbagai , dan beberapa segala dagang (orang Keling) menundjukkan permainannja dan terbanjak pula melihat bermain patung ditarikannja ber-bagai lakunja dan adalah segala orang dusun itu melihat pada sesuatu permainan hingga tertjengang tiada djemu matanja melihat dia. Maka terlalu amat suka segaia orang bermain itu dan segala jang melihat arakan radja nisan Darussalam kekandang Darul donia. Maka se-dekah paduka marhumpun pada ketika itu ditaburkan oranglah sepandjang djalan, beberapa dari pada asjrafi dan emas dan perak dan mahligai itu dan adalah pada masa itu Duli Haderat Jang Maha Mulia berdjuangkan gadjah dan bertekupan kerbau dan lembu dan beberapa dari pada biri dan kibasj, dipertekupkan orang. 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Setelah sudah berdjuangkan gadjah .itu maka sabda Jang Maha mulia itu sehingga sampai siang. Setelah pagi harinja maka segala alat pawai itupun diatur oranglah. Sjahdan adalah pada masa itu Duli Haderat Jang Maha Mulia semajam pada mahligai jang bergelar Pantja Pendawa melihat pada perma'a jang lain. Maka segala jang beroleh mendjadi kajalah. Maka segala orang jang melihat pertama-tama, radja'nisan Darussalam b
2
—
33
-
Setelah sampai kepada dewala Taman Chairah, maka radja keritan itupun dikepilkan oranglah pada astaka dewala itu. Maka disambut hulubalang dan segala tjeteria, maka dibubuhnja kepada Radja diradja jang keemasan, diiringkan oleh segala radja dan hulubalang dan tjeteria. abentara dan rakjat hina dina, lalu kedalam kandang Darussalam. 2
6.
Bentuk Makam Darussalam.
Kata jang empunja tjerita: bahwa adalah perbuatan radja kan dang Daruldunia Darussalam itu pertama-tama dibuatnja batu terdampar, kira dua belas depa pada satu segi, maka adalah perbuatan itu empat segi dan batu mengampar berkumai seperti perbuatan peterana dan adalah pada empat pendjurunja itu bertjanggai berukir awan dan mega dan beberapa kalak (kalak = songsong - pajung kebesaran, penulis). Maka diatas batu menggampar itulan ditambaknja tanah kira delapan hasta tingginja, maka sekaliannja itu disusun dengan batu jang putih, kuning, hidjau, merah, hitam, ada ungu; ada djingga; ada ablak berkuari, biru, ada pantjawaran ada seperti warna paru . Maka diperbuatnja pada kaki dewala diatas kaumai, maka dikerawangnja pada lingkar tepi kumai (= bingkai = berai atau pinggir batu berukir) itu dan beberapa perhiasannja terkenal. Maka pada kedua lapis diperbuatnja dewala batu dibubuhnja bertelepuk (banjak sekali, penjusun) batu perbuatan benua Tjina jang berbagai-bagai tulisan, dan adalah perbuatannja makin indah dari jang pertama ganda ber-ganda . Maka dalam batu itulah tiang radja kandang Daruldunia berdinding papan bertjat bersemburan air mas dan adalah tjelah itu tidak lulus semut berdjalan dan segenap tjat itu dibubuhnja bersemburan djua. Maka diperbuatnja pula segenap dinding itu bertingkap ber-kisi kira lima belas tempat dan pada selang kisi (djari ) itu dikerawangnja ber-bagai dari pada awan dan mega berarak, dan adalah dinding itu berdjumbai pantjawarna. Maka tiang kandang Darussalam itu ditjatnja pelangi ditulis dengan air mas. Sjahdan adalah perbuatan arah kepakaian itu suatu pintu bergelar Sri Muka. Maka adalah perbuatan pintu itu berkerawang dan bangunnja seperti biram berkulah dan beberapa tjermin Tjina terkena pada selang kerawangnja itu, dan pada suatu segi beberapa telepuk dari pada air mas ditjat, dan kemuntjaknja bersalup dengan suasa. Maka dikenakannja kepada bara p h t u dua tempat perbuatannja seperti naga berikur dan perbuatan kumai itu berkerawang seperti karang nakas bertelepuk berselimpat bersemburan air mas. Maka pada segenap tiang itu berlapiskan sufsachelat ainulbanat dan sesesari dan makmal katifah dan dibadj. Maka adalah segala pagar radja kandang Daruldunia 2
2
2
2
2
2
2
2
2
-
34
-
2
itu dari pada kaju djati dan gaharu dan tjendana dan chelembak dan kaju karang. Diperbuatnja atap radja kandang iiu tiga lapis, selapis jang pertama dari pada papan bertjat merah, dan adalah perseiangan atapnja dirapatnja tjermin atas angin berkeliling, dan lapis jang kedua diperbuatnja dari pada batu disusun. Adapun akan Batu itu ada merah, putih, kuning berbagai- warnanja, dan lapis jang ketiga lebih indah dari pada perbuatan Andalas. Maka adalah rupanja dipandang dari djauh seper.i awan mengandung hudjan; dan diperbuatnja kemuntjak kandang itu astokona Maka kenmuntjak radja kandang itu dari pada perak dan segenap mariiunja dibubuhnja buah berembang. dan diatasnja salur budjung dari pada perak berukir. Maka dalam kandang itu pelinggam iang maha putih. Maka diatas batu itu diperbuatnja kisi larikan atas angin bersaput lagi ber'uliskan lazuard berair emas dan pada kumai dewala itu berpuntjak rebung berkerawang. Maka adalah diatas dewala jang ketiga itu lapis itu b e r l a p i s langit dari pada katja berbunga bertelepuk (bersepuh p.) air emas, dan lapis jang ketiga dari pada kain keemasan dan lapis jang keempat dari pada zarzari bersurat kalimah. sekalian sura'an itu air emas berukir b e r u m b a i k a n permata bertjampur mutiara dikarang perbuatan Darussalam. Maka dalamnja itulah perhiasan jang berbagai indah'-. Maka adalah terkembang disisi radja nisan Darussalam itu beberapa pajung. M a k a ada hampir radja nisan Darussalam itu sua u pajung keradjaan belazuardi berba'ang em=is dan berkemunljaknja dari pada manikam iang merah dan dibawan k : m u n tjaknja i'u terkena beberapa permata jang tiada terhargakan, dan adalah kedjedjakan pajung'- itu dari pada emas ibrahimi berpukat. Maka dari kiri radja nisan Darussalam itupun suatu pajung keradjaan hari Djum'at berdjantera, batangnja dari pada emas berumbairumbaikan permata pudi berantai, perbuatan benua Rum. adalah tempat kekisarannja emas beraga melekah bepermata berumbai'-'kan oermata dikarang, dan adalah kaju djan'era itu b e r t e b u emas bersendi dangan n i l a m , dan pada udjung dari pada kaju djantera itu s u a ' u permata puspa ragam ' e r g a n ' u n g dan adalah tjahaja tjemerlang memantjar gilang gemüang. Maka ada pula pada kemuntjak pajung itu suatu perma+a intan j a n g amat besar harganja dan kedjedjakan pajung berdjantera itu emas kudrati jang sepuluh mutu 2
2
2
2
Dan d i s s i pajung berdjantera Hu s u a u emas berpermata dan dengan kemuntjaknja dari pada nilam dan dibawah kemuntjak i'u beberapa permata jang ierkenal. maka adalah suatu permata itu sebuah negeri hargania dan adalah kedjedjakan pajung itu emas be-pahat tiga bersegi. Dan t i m b a l a n pajung i+u sua+u pajung berlazuardi b e r u m b a i k a n mutiara dan in*?n dikarans dan adalah s e m b i l a n ba?ai permata terkenal. maka kemuntjak pajung itu dari nada baiduri dan k e d i e d ^ k ^ n ;
+
2
—
35
—
nia dari pada suasa bertulis perak. Dan bertentangan pajung dengan a u pajung pantjawa na berumba^kan permata jang sudah dikarang S n kemunuak pa ung iiu perma a jang di disedu s e p e r , eiur ajam bssarnja dan adaiah balang pajung itu suasa berseburan dengan a , emas. Dan liga bidji emas terkembang 'M^&lJ^ ^ Z a dar pada perak dan daun bundi 'erkena pada selang- buah perkula maka adaiah bunji daun bundi itu erlalu amat njanng. dan Kernui, jaknja emas d i u a , dan beberapa lain dari pada itu. Dan adalah cirhulu radja nisan Darussalam itu tiga lapis bantal dusun ber ampukan emas
bidji tadjUK; suatu p e r m a * ,ruan d . K a r a n g perbuatan or-ng oawan sLu id uk p e r m a * peroua.an brang s e . . n . s ^ ^ Z beperma.a incan cjampur pudr, Dan adalah bamal , u semua ter •erawang emas dari berbunga rjempaka emas d a n d ^ a s bantal M I gei g a
Z n a r a
DaTdari kiri pun delapan bantal s u s u n bertampuk emas beperma.a dan ada berteiepuk bunga emas bermahi sehar, bu.an. dan diatasnja dua bidji ban.al, suatu berba ang emas bertampuk b e p e r m a * pantja warna beselang seling mutiara, diaias . u suatu musja wakat bersura' air emas dalamnja iiu dan disisinja >tu s u a u_ ijeper emas beriuiup sebab emas bertah.akan permata, suatu djam ail emas dan sua u hakaii dari pada pusparagam bersurat ajat Qur'an ber ali rantarkan emas dan s u a t u tjerana emas bertu.up sebab keemasan berisi tasjbïh polam dan akan bahar dan dandan dan gahru dan sulaimani dan pudi dan intan dan lain dari itu beberapa djenis jang lam. Dan lagi bantal e m a s ber ampukan emas diatasnja Ijiu emas berumbaikan emas berpinang muda emas. Dan hampir radja nisan itu suatu kelebut emas berkemuntjak permata merah .erhantar diatas keiah keemasan dan d e s : a r pelangi siku keluang terkena beberapa dan pada in an dikarang. Dan pada suatu kamandulu suasa b e r j e t a t emas terhantar dia'as k u d a berbunga lawang. dan suatu kendi emas bersuasa dan sua*u sibur terhan'ar disisinja dan suatu peludahan suasa berselang dengan permata berbungakan perak perbuatan atas angin dan dua buah bekas istanggi, s u a ' u emas, suatu suasa dan beberapa kaki dlan d a r i pada emas dan suasa dan lazuardi dan perak bertahtakan emas perma'a dan beberapa dari pada permadani keemasan e r han'ar hamnir ktibah Darussalam sebuah mesdüd Kata sahibul hikajat: Adalah perbua'an ba+u badan radia nisan Darussalam i'u lima laois. Bahwa se'apis i»ng per+ama ' e l e p u k berselang dengan tiermin b o r ' i a r a i r emas dan he'-bunga bertulis oerbagai bunga dan lapis jang kedua berkerawang b e r s e l a n g dengan lazuardi dan iang ketisa laois K=rh?a^ 2 i<ïr d^n kêrawsng dari pada warna djenis. dan lapis jang keempat b e r s e n d i emas bersusun seperii bunga raja rupanja. dan la-
g 6 i a r
2
+
2
2
:
lf
2
—
36
—
pis jang keüma dari pada emas bersemburan dan beberapa permata terkenal bersusun seperti bunga"an rupanja dan beberapa kalok (songsong p.) dan beberapa mega berarak perbuatan Darussalam. ,. tdrnan Sari. Kata sahibul lukajai ; Pada zaman bagmdaiah (oleh ajah dan suaminja p.) berbuat sesuaiu bos.an, jaitu taman sari jang terlalu indah, kira- seribu depa luasnja. iViaka ditanamnjalah peibagai bunga an aneka buah-an digelar baginda bostan itu Taman Chairah Uaman jang indah artinja p.). Adalah dewala (piniu gerbang) aman itu daripada ba.u dirapatnja. Maka diturap dengan kapur jang amat bersiii seperti perak rupanja dan pin unja menghadap keistana dan perbuatan pin.unja itu ber kup diatas kup itu sanggul diperbuat seperti biram (gambar gadjah) berkelopak dan berkemun.jakan dari pada sanga pelinggam, terlalu gemerlap sinarnja bergelar Pintu Biram hderabangsa. Dan ada sama iengah taman itu ada melintasi sungai jang bernama Darul-'isjki, berturap dengan baiu. Terlalu djernih airnja, lagi amat sedjuk, barang siapa meminum dia sehaMah tubuhnja. Dan adalah terbit m a a air i'u dari pada pihak magrib dibawah gunung Djabalul- ala (gunung tinggi), keluania dari ba u hPam. J