MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL DALAM BENTUK GAMBAR MELALAUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DENGAN METODE INDEX CARD MATCH (ICM)
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TINGKAT NASIONAL 2015
OLEH
ZAINUDDIN, S.Pd., M.PFis NIP. 19720504 200204 1 001
SMA NEGERI 1 BALAESANG DINAS PENDIDIKAN KABUAPTEN DONGGALA 2015
1
ii
ABSTRAK Era di zaman sekarang ini, pendidikan merupakan suatu kebutuhan bangsa yang sangat mendasar dan harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maju mundurnya suatu bangsa dapat ditentukan oleh kemampuan bangsa itu sendiri dalam berinovasi untuk membangun bangsanya. Selain itu, pendidikan juga merupakan wadah yang dapat dipandang sebagai pembentuk sumber daya manusia yang bermutu tinggi dan berakhlak mulia seperti yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Model dan metode pembelajaran yang berbeda dapat menarik minat siswa, serta menyenangkan dari pembelajaran yang biasa dilakukan. Dengan penerapan Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) sebagai pembelajaran aktif. Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pada pra-tindakan nilai rata-rata yang diperoleh siswa 72,00 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata diperoleh siswa 79,00 dengan nilai tertinggi 95. Sedangkan untuk tindakan pada siklus II nilai rata-rata diperoleh siswa 90,17 dengan nilai tertinggi 100 dan terndah 80. Hal ini memberikan hasil yang signifikan dengan tujuan pembelajaran yang dilakukan. Kata kunci : Jigsaw, ICM
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrohim. Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dengan memanjatkan segala puji syukur pada Tuhan yang Maha pengasih dan penyayang Allah SWT, serta dengan izin Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan
yang
berupa
Makalah
Penelitian
Tindakan
Kelas
yang
berjudul
“Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Dinamika Partikel dalam Bentuk gambar Melaui Model Pembelajaran Jigsaw dengan Metode Index Card Match (ICM)” dapat terselesaikan dengan baik. Terselesainya makalah ini, tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, khususnya Bapak dan Ibu pendamping Diklat, akhirnya penulisan makalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis merasa berkewajiban untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Bapak Dr. Amiruddin Kade, S.Si., M.Si, Bapak Idrus, S.Pd, SH, M.Pd, Drs. Udding, M.Pd dan Ibu Endang,M.Pd, M.Ed serta seluruh Widya Iswara yang telah terlibat dalam kegiatan pembimbingan Karya Tulis Ilmiah di LPMP Palu. Demikian pula ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis haturkan kepada Kepala SMA Negeri 1 Balaesang, rekan-rekan guru SMA Negeri 1 Balaesang dan semua pihak yang terkait dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yang telah memberikan sumbangsih saran dalam penyelesaian tulisan ini. Kiranya Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat bermanfaat, dan semoga segala bantuan, pengorbanan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak, mendapat ganjaran dari Allah SWT, Amin.
Penyusun iv
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... ABSTRAK......................................................................................................................... KATA PENGANTAR....................................................................................................... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL/LAMPIRAN........................................................................................ BAB I PENDAHULUAN
i ii iii iv v
1 1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 2 1.2. Rumusan Masalah.. ........................................................................................ 2 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2 1.4. Manfaat Penelitin ............................................................................................. BAB II. KAJIAN TEORI
2.1. Teori Variabel masalah ................................................................................... 4 1. Penegrtian Fisika dan Pembelajaran Fisika..................................................... 4 2. Hakekat Pemahaman Konsep.......................................................................... 5 2.2. Teori Variabel Tindakan .................................................................................. 5 1.Srategi Pembelajaran........................................................................................ 5 1.Model Pembelajaran...................................................................................... 6 2.Metode Pembelajaran................................................................................... 6 3.Pendekatan Pembelajaran.............................................................................. 6 4.Strategi Pembelajaran.................................................................................... 6 2.Model Pembelajaran Jigsaw............................................................................. 7 3.Metode Pembelajaran Index Card Match (ICM)............................................. 8 2.3. Hipotesis Tindakan............................................................................................ 9 BAB III. PEMBAHASAN DAN HASIL
3.1.Pembahasan........................................................................................................10 3.1.1. Teknik dan Metode Pengumpulan Data.........................................................10 1.Teknik Pengumpulan Data...............................................................................10 2.Teknik Analisa Data….....................................................................................10 3.2.Hasil………………………...............................................................................17 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ..................................................................................................................18 Saran.........................................................................................................................18 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiara v
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Data hasil Pre-Test, Post-Test siklus I dan Post-Test siklus II...........................
12
Tabel 2
Kelompok asal berdasarkan nomor urut kartu soal untuk post-test.................... 13
Tabel 3
Kelompok Ahli berdasarkan Nomor kartu soal yang sama untuk Post-test
Tabel 4
Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil pre-test pada pra
14
tindakan............................................................................................................... 16
Tabel 5
Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil post-test siklus I.................................................................................................................
Tabel 6
Format
distribusi
frekwensi
dan
persentase
klasikal
hasil
16
pre-test
siklus II................................................................................................................ 17
DAFTAR GAMBAR Gambar 3
Desain Kelompok kerja Asal dan Ahli Siklus I dan Siklus II………............... 10
DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Diagram Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Pre-Test, Post-Test Siklus I dan 10 Post-Test Siklus II...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)............................................... Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan pra tindakan.................................................................................................... Lampiran 3 Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I dan Siklus II.................................................................................................... Lampiran 4 Penyelesaian soal Pre-Test dan Post-Test................................................ Lampiran 6 Foto Kegiatan Pembelajaran Pra Tindakan, Tindakan Siklus I dan Tindakan Siklus II.................................................................................... Lampiran 7 Surat Izin Penelitian dari Kepala SMA Negeri 1 Balaesang...................... Lampiran 8 Daftar Nilai Hasil Ujian Penelitian.......................................................... Lampiran 9 Data hasil Pre-test dan Post-test siklus I.................................................. Lampiran 10 Kelompok asal berdasarkan nomor urut kartu soal untuk post-test......... vi
x xli xlii xliv xxix vlvii li liv lvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bangsa yang sangat mendasar dan harus
dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga guru dituntut untuk
berinovasi dalam pembelajaran untuk membangun bangsanya. Selain itu pendidikan juga merupakan wadah yang dapat dipandang sebagai pembentuk sumber daya manusia yang bermutu tinggi dan berakhlak mulia. Oleh karena itu pentingya penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal, sesuai dengan tujuan dari kegiatan pembelajaran Model dan metode yang digunakan kurang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran, siswa pun menjadi kurang bergairah untuk memperhatikannya. Dengan demikian, alhasil siswa kurang dapat menangkap dan memahami konsep materi dengan baik. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa. Siswa yang kurang mampu memahami suatu materi pembelajaran, maka siswa tersebut juga kurang mampu dalam mengerjakan soal dalam bentuk gambar misalnya pada materi dinamika partikel. Melalui pembaharuan model dan metode pembelajaran, diharapkan siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas, dengan mudah dalam memahami betul mata pelajaran, serta mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa yang dapat memberikan hasil belajar atau prestasi belajar yang baik. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Balaesang, peneliti melakukan observasi terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal fisika pada materi dinamika partikel dalam bentuk gambar masih terdapat siswa kurang memahami konsep yang sebenarnya, sehingga hasil belajar atau prestasi belajarnya masih rendah. Oleh karena masih rendahnya prestasi siswa maka penenliti melaksanakan penelitian tentang model dan metode yang tepat serta menyenangkan bagi siswa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan maksimal, sehingga siswa mampu memahami materi yang disampaikan dan siswa juga tidak merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah di atas, perlu dikembangkan model dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar dan aktivitas siswa dalam memecahkan masalah. Salah satunya ialah penerapan Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) sebagai pembelajaran aktif. Model 1
pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) merupakan metode pengulangan (peninjauan kembali) materi, sehingga siswa dapat mengingat kembali materi yang telah dipelajarinya. Berdasarkan uraian di atas, masalah ini penting untuk diteliti sehingga peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Dinamika Partikel dalam bentuk gambar Melalaui Model Pembelajaran Jigsaw Dengan Metode Index Card Match (ICM). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Balaesang Tahun Ajaran 2015/2016. 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dapat ditentukan beberapa pokok permasalahan, yaitu: 1. Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan penerapan Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) ? 2. Apakah Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa dalam belajar fisika ? 3. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep siswa dalam meneyelesaikan soal dinamika partikel dalam bentuk gambar setelah penerapan Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) ? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitin tindakan kelas ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh pelaksanaan penerapan Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM). 2. Mengetahui pengaruh Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa dalam belajar fisika. 3. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa dalam meneyelesaikan soal dinamika partikel dalam bentuk gambar melalui penerapan Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM). 1.4. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. SMA Negeri 1 Balaesang. Dengan penelitian ini diharapkan SMA Negeri 1 Balaesang dapat lebih meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa dengan menerapkan inovasi model dan metode 2
pembelajaran yang dilakukan sehingga, pemahaman konsep siswa pada materi pembelajaran yang baik dapat memberikan prestasi sekolah. 2. Guru. Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya, melalui metode pembelajaran yang tepat dan menarik minat siswa dalam belajar, Dapat berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya sendiri dan tersus menerus melakukan perbaikan pada model atau metode pembelajaran yang ingin dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. 3. Siswa. 1. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep materi pembelajaran, demi meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
3
BAB II KAJIAN TEORI 2. 1. TEORI VARIABEL MASALAH 1. Pengertian fisika dan pembelajaran fisika Pengertian fisika adalah pelajaran tentang kejadian dalam alam yang memungkinkan peneliti dengan eksperimen dapat menyajian secara sistematis dan berdasarkan konsep-konsep umum yang dapat meberikan pemahaman yang lebih mendasar. Moh. Amin (1987:50) mengemukakan kutipan pendapat Fisher menyatakan bahwa IPA (fisika) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan.1 Menurut Sukarno (1973:60) mengatakan bahwa perkembangan fisika tidak hanya terbatas pada fakta-fakta, tetapi juga diperoleh dengan mengguanakan metode sikap ilmiah yang melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis dan penarikan suatu kesimpulan dan penemuan konsep.2 Menurut Eggen & Am, Kauchak ( 1998 ) Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: 3 1.
Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran, aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian. 3. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi. 4. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir. 5. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
1
Moh. Amin, 1987. Mengajarkan IPA dengan Metode Discovery dan Inquiri , Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK, hlm. 50. 2 Sukarno, 1973. Dasar-dasar Pendidikan Sains. Jakarta: Bharata Karya Aksara, hal. 60. 3 http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/definisi-pembelajaran.html, diakses: 2 Agustus2014:22.00 wita
4
2. Hakekat Pemahaman Konsep Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah konnitif dari tujuan kegiatan belajar mengajar, aspek ini merupakan aspek yang sanagat penting, bahkan dalam kegiatan pemebelajaran aspek ini sangat diutamakan. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata, konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu objek. Prinsip adalah generalisasi yang memuat konsep-konsep yang saling berkaitan. Sedangkan teori adalah generalisai yang berisi prinsip-prinsip yang saling berkaitan yang menjelaskan gejala.4 Sedangkan Suparwoto menyatakan bahwa produk dan sasaran sains adalah berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori ilmiah. Berdasarkan hal ini pengajaran khususnya fisika dirancang sedemikian rupa ditekankan pada penguasaan konsep.5 Menurut Moh.Amin (1988 : 97 ) bahwa pembentukan konsep dasar itu sangat perlu sebagai landasan konsep-konsep yang lebih kompleks.
Sehubungan pemahaman
konsep-konsep fisika Euwe Van den Breg yang diungkapkan oleh Prajoko menyatakan salah satu sebab rendahnya hasil belajar fisika yang dicapai oleh peserta didik adalah tidak dipahaminya konsep dan prinsip fisika, hal ini tidak hanya terjadi di Negara Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang sudah maju. Sedang R. Soegeng (1993 : V) meyatakan salah satu penyebab sulitnya dipahami konsep fisika oleh peserta didik adalah karena banyak sekali konsep fisika sifatnya abstrak, sehingga peserta didik dan guru kesulitan untuk menalarnya. Akibatnya banyak sekali guru fisika yang mengambil jalan pintas, langsung saja bekerja dengan rumus-rumus fisika tanpa pernah berusaha untuk mempelajari falsafah yang mendasarnya. 2.2.TEORI VARIABEL TINDAKAN 1. Strategi Pembelajaran Dalam kegiatan pembelajaran yang sering dilakukan oleh seorang guru, dikenal beberapa istilah yang memiliki kesamaan makna, sehingga seringkali guru merasa bingung untuk membedakannya. Berikut ini akan dijabarkan beberapa pengertian
4
5
Susena,(1979). Hub. Antara Aktifitas belajar dan kemampuan Melakukan Praktikum Fisika dengan Penguasaan Konsep Fisika. Yogyakarta : Skripsi FPMIPA IKIP Yogyakarta) hal. 33 Suparwoto,(1993). Pemikiran dalam Usaha Peningkatan Proses Belajar Mengajar Fisika/IPA Melalui”Concept Teaching. Yogyakarta: Jurdik Fisika FPMIPA Yogyakarta. hal. 4
5
istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru.6 1. Model Pembelajaran Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. 2. Metode pembelajaran Metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran.
Terdapat
beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:7 1. Demonstrasi. 2. Diskusi. 3. Laboratorium. 3. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:8 1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach). 2. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). 4. Strategi pembelajaran. Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalamStrategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
6
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/) 8 Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/) 7
6
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersbut adalah:9 1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. 2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. 4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. 2. Model Pembelajaran Jigsaw Metode Jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif. Siswa yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bukan gurunya. Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Eliot Aroson dan kawankawan di Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkins (Trianto, 2010:73). Pembelajaran menggunakan Jigsaw melibatkan semua peserta didik yang ada di kelas. Tujuan dari metode ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan materi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam metode jigsaw ini antara lain:10 Metode Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian di adaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Para anggota dari berbagai tim yang 9
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Trianto. (2010). Mendesain Pembelajaran Inovatif Dan Progresif. Jakarta: kencana prenada media
10
7
berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut "kelompok pakar" (expert group). Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam "home teams", para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.11 3. Metode Pembelajaran Index Card Match (ICM) Salah satu bentuk strategi pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran Index Card Match (ICM) atau (pencocokan kartu indeks). Index Card Match (ICM) adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan). Dilihat dari aktivitas belajar siswa, siswa yang mendapat pelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match (ICM) akan lebih aktif dan bergairah dalam belajar. Hal yang sama terjadi pada indikator bentuk pembelajaran, metode Index Card Match (ICM) dalam penggunaannya menunjukkan interaksi banyak arah antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam kadar yang intensif serta suasana kelas yang harmonis. Silberman (2006 :248) Mengemukakan langkahlangkah pembelajaran dengan metode Index Card Match ini adalah:12 Pada kartu indeks yang yang digunakan, guru menulis pertanyaan tentang soal Dinamika partikel model bergambar yang diajarkan di kelas. Guru membuat kartu pertanyaan sebanyak 5 kartu yang masing-masing kartu terdiri 1 soal berbentuk gambar yang disertai redaksi soal. 1. Pada masing-masing kartu tersebut tertulis masing-masing 1 soal berbentuk gambar, sebagai bentuk pertanyaan. 2. Kartu tersebut terdiri dari lima jenis warna dan masing-masing terdapat 1 soal, dan kartu tersebut dibagikan kepada siswa secara acak untuk dibahas dalam kelompok tersebut.
11 12
Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006 Ibid. 2006.. Hal. 248
8
3. Guru memberikan satu kartu untuk setiap siswa. Guru menjelaskan bahwa ini merupakan latihan untuk memahami konsep dari materi Dinamika partikel yang berbentuk gambar. 4. Guru memerintahkan siswa untuk mengerjakan soal tersebut yang terdapat dalam kartu indeks, masing-masing 1 kartu soal untuk 1 siswa. Bila sudah terjawab, maka siswa tersebut, akan berdiskusi kepada siswa yang yang lainnya yang terdapat pada kelompok ahli ( kelompok yang berasal dari dari kelompok asal yang sudah dipisahkan berdasarkan nomor soal yang diberikan kepada mereka). 5. Bila siswa sudah berdiskusi tentang hasil pembahasan yang mereka kerjakan, maka sis tersebut akan kembali lagi kepada kelaompok asal. 2.3. HIPOTESIS TINDAKAN Melalaui Model Pembelajaran Jigsaw dengan Metode Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi dinamika partikel dalam bentuk gambar.
9
BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL 3.1. PEMBAHASAN 3.1.1. TEKNIK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 1. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini, didesain teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
Keterangan : = jumlah siswa dan jumlah nomor soal yang berbeda = jumlah siswa dan jumlah nomor soal yang sama
= Kelompok ahli Utama dan Jumlah nomor soal yang berbeda
= Jumlah kelompok siswa dari semua siswa untuk nomor soal yang berbeda dengan kelompok yang berbeda
= Jumlah kelompok siswa untuk semua nomor soal yang sama dengan
kelompok yang berbeda
2. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test dianalisis dengan membandingkan rerata pre-test pada pra tindakan dengan post-test pada tindakan siklus I dansiklus II. Kemudian untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman konsep siswa diadakan perbandingan antara rerata pre-test dan post-test siklus I dan II. Berikut rumus yang digunakan mencari nilai rerata yang diperoleh siswa :13
13
Anas Sudjiono,(2007). Pengantar Statistika Pendidikan, Jakarta : PT Rosda Karya Grafindo\Persada. hal. 81.
10
Keterangan: = Rata-rata = Jumlah dari skor nilai siswa N = Jumlah siswa Keterangan: Sx = skor rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa. Untuk menganalisis ketuntasan belajar siswa menggunakan analisis deskriptif teknik persentase.14 Rumus sebagai berikut: Keterangan: f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya n = Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu) P = Angka persentase Menurut Bloom, Madaus, dan Hastings yang dikutip oleh I Nyoman Mardika, konversi nilai presentase ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:15 Berdasarkan hasil pra tindakan dan tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1. Data hasil Pre-Test, Post-Test siklus I dan Post-Test siklus II
14 15
No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Astuti Ayub Badriani Berliani Citra Nurul Ihwati I Putu Alit Ardika I Putu Juniasa I Putu Martha Yogi Semara I Wayan Sandrayana Mariyami Minarsih Mirnawati Moh. Rifki Ni Nyoman Ardiyanti Ni Komang Indri Yulina Sari
Skor hasil belajar siswa Pre-Test Post-Test S-I Post-Test S-II 70 75 80 75 85 90 75 75 90 60 70 85 70 80 90 70 75 95 65 80 90 75 75 90 75 80 95 75 80 85 70 80 95 75 90 90 70 75 90 75 85 95 70 75 90
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan ., hlm. 40-41. Nyoman Mardika, Nilai Ketuntasan Belajar, diambil .tripod.com/multimedia.pdf, pada tanggal 28 April 2012, pukul 11.49
11
dari
web:
http://mardikanyom
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Ni Wayan Alfari Ni Wayan Ayu Lasmini Nurfadilah Nur Halima Nurliana Rahmatan Ria Fratiwi Sari Rida Roy Kristiawan Sri Winda Oktaviana Syahman Yudyta Yunita Hamsina Musdalifah
65 75 70 70 65 85 70 75 70 70 75 85 75 70 70
75 85 75 75 70 90 75 80 75 75 85 95 80 80 75
90 95 85 95 90 95 85 90 95 80 90 100 90 95 80
JUMLAH NILAI RATA-RATA NILAI NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH
2160 72,17 85 60
2365 78,83 95 70
2700 90,00 100 80
Dari data tersebut terlihat bahwa sebelum dilaksanakannya tindakan hasil yang diperoleh pada pelaksanaan pre-test terlihat bahwa, masih banyak siswa belum memahami konsep peneyelesaian soal dinamika partikel dalam bentuk gambar. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa 72,00 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata diperoleh siswa 79,00 dengan nilai tertinggi 95 dan terndah 75. Sedangkan tindakan pada siklus II nilai rata-rata diperoleh siswa 90,17 dengan nilai tertinggi 100 dan terndah 80. Hasil tersebut terlihat pada diagram di bawah in:
NILAI YANG DIPEROLEH SISWA
100
DIAGRAM TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP SISWA PRE-TEST, POST-TEST SIKLUS I DAN POST-TEST SIKLUS II
80 60
PRE-TEST POST-TEST S-I POST-TEST S-II
40 20 0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
NOMOR URUT SISWA
Grafik 1.1. Diagram Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Pre-Test, Post-Test Siklus I dan Post-Test Siklus I 12
Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II pada kelompok asal untuk setiap kartu soal bergambar yang berdasarkan nomor urut soal yang berbeda diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2. Kelompok Asal berdasarkan Nomor urut kartu soal untuk Post-test No No Urt Soal
Nama
Hasil Belajar siswa Keterangan Post-test Post-test Pre-test S-I S-II 70 75 80 - Pre-tes tuntas 0% 75 85 90 Post-tes S-I 75 75 90 tuntas 40 % 60 70 85 - Post-tes S-II 70 80 90 tuntas 100 %
1 2 3 4
1 2 3 4
Astuti Ayub Badriani Berliani
5
5
Citra Nurul Ihwati
1 2
1 2 3
I Putu Alit Ardika I Putu Juniasa I Putu Martha Yogi Semara I Wayan Sandrayana Mariyami
70 65
75 80
95 90
75 75 75
75 80 80
90 95 85
Minarsih Mirnawati Moh. Rifki Ni Nyoman Ardiyanti Ni Komang Indri Yulina Sari
70 75 70 75
80 85 75 85
95 90 90 95
70
75
90
3
- Pre-tes tuntas 0% - Post-tes S-I tuntas 60 % - Post-tes S-II tuntas 100 %
4 5
4 5
1 2 3 4
1 2 3 4
5
5
1 2 3 4
1 2 3 4
Ni Wayan Alfari Ni Wayan Ayu Lasmini Nurfadilah Nur Halima
65 75 70 70
75 85 75 75
90 95 85 95
5
5
Nurliana
65
70
90
1 2 3 4
1 2 3 4
Rahmatan Ria Fratiwi Sari Rida Roy Kristiawan
85 70 75 70
90 75 80 75
95 85 90 90
5
5
Sri Winda Oktaviana
70
75
80
- Pre-tes tuntas 20 % - Post-tes S-I tuntas 40 % - Post-tes S-II tuntas 100 %
1 2 3 4
1 2 3 4
Syahman Yudyta Yunita Hamsina
75 85 75 70
85 95 80 80
90 100 90 95
- Pre-tes tuntas 20 % - Post-tes S-I tuntas 80 %
13
- Pre-tes tuntas 0% - Post-tes S-I tuntas 60 % - Post-tes S-II tuntas 100 % - Pre-tes tuntas 0% - Post-tes S-I tuntas 20 % - Post-tes S-II tuntas 100 %
5
5
Musdalifah
70
75
80
- Post-tes S-II tuntas 100 %
Pada tabel 6 di atas didistribusi pada tiap kelompok kecil memperlihatkan peningkatan hasil yang yang signifikan, rata-rata persentase hasil yang diperoleh antara 20 % - 80 % (siklus I) dan 100% (siklus II), sedangkan untuk pre-test (pra tindakan) rata-rata hasil ketuntasan diperoleh antara 0 % - 16 %, ini menggambarkan penerapan model pembelajaran jigsaw dengan metode tipe index card match memberikan hasil yang signifikan terhadap tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II pada kelompok ahli untuk setiap kartu soal bergambar yang berdasarkan nomor urut soal yang sama diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3. Kelompok Ahli berdasarkan Nomor kartu soal yang sama untuk Post-test No No Urt Soal
Nama
Hasil Belajar Siswa Keterangan Post-test PostPre-test S-I tst S-II 70 75 80 - Pre-tes tuntas 16 % 70 75 95 Post-tes S-I 65 75 90 tuntas 50 % 70 80 95 Post-tes S-II 85 90 95 tuntas 100 % 75 85 90
1 2 3 4 5 6
1 1 1 1 1 1
Astuti I Putu Alit Ardika Ni Wayan Alfari Minarsih Rahmatan Syahman
1 2 3 4 5 6
2 2 2 2 2 2
Ayub I Putu Juniasa Mirnawati Ria Fratiwi Sari Ni Wayan Ayu Lasmini Yudyta
75 65 75 70 75 85
85 80 85 75 85 95
90 90 90 85 95 100
- Pre-tes tuntas 16 % - Post-tes S-I tuntas 83,3 % - Post-tes S-II tuntas 100 %
1 2 3 4 5 6
3 3 3 3 3 3
Badriani I Putu Martha Yogi Semara Moh. Rifki Nurfadilah Yunita Rida
75 75 70 70 75 75
75 75 75 75 80 80
90 90 90 85 90 90
- Pre-tes tuntas 0% - Post-tes S-I tuntas 33,3 % - Post-tes S-II tuntas 100 %
1 2 3 4 5
4 4 4 4 4
Berliani I Wayan Sandrayana Ni Nyoman Ardiyanti Roy Kristiawan Nur Halima
60 75 75 70 70
70 80 85 75 75
85 95 95 90 95
- Pre-tes tuntas 0% - Post-tes S-I tuntas 50 % - Post-tes S-II
14
6
4
Hamsina
70
80
95
tuntas 100 %
1 2 3 4 5 6
5 5 5 5 5 5
Citra Nurul Ihwati Ni Komang Indri Yulina Sari Nurliana Sri Winda Oktaviana Mariyami Musdalifah
70 70 65 70 75 70
80 75 70 75 80 75
90 90 90 80 85 80
- Pre-tes tuntas 0% - Post-tes S-I tuntas 33,3 % - Post-tes S-II tuntas 100 %
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Guru Guru Guru Guru Guru
Kelompok Ahli Utama
Pada tabel 7 di atas didistribusi pada tiap kelompok kecil memperlihatkan peningkatan hasil yang yang signifikan, rata-rata persentase hasil yang diperoleh antara 33,3 % - 85 % (siklus I) dan 100% (siklus II), sedangkan untuk pre-test (pra tindakan) rata-rata hasil ketuntasan diperoleh antara 0 % - 16 %, ini menggambarkan penerapan model pembelajaran jigsaw dengan metode tipe index card match memberikan hasil yang signifikan terhadap tujuan pembelajaran. Pada kegiatan pra tindakan yang dilakukan diperoleh hasil seperti tabel 6 di bawah ini: Tabel 4.
Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil pre-test pada pra tindakan
Tingkat penguasaan 91 – 100
predikat
skor
Persentase (%) 0
Keterangan
-
Frekwensi (siswa) -
Sangat baik
81 -90
baik
85
2
6,67
Tuntas klasikal
71 - 80
cukup
75
11
36,67
Tidak Tuntas
61 – 70
kurang
65 - 70
16
53,33
Tidak Tuntas
0 - 60
Sangat kurang
60
1
3,33
Tidak Tuntas
-
Pada tabel 8 di atas didistribusi frekwensi dan persentasi pre-test yang dilakukan, sebanyak 5 jenis soal bergambar dengan alokasi waktu 90 menit. Adapun hasil yang diperoleh adalah 2 siswa yang mendapatkan nilai 85 dinyatakan sebagai tuntas klasikal dengan persentase 6,67 % dengan predikat baik, sedangkat 28 siswa dinyatakan tidak tuntas secara klasikal dengan persentase 93,33 %. 15
Pada kegiatan tindakan siklus I yang dilakukan diperoleh hasil seperti tabel 7 di bawah ini: Tabel 5. Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil post-test siklus I Tingkat penguasaan 91 – 100
predikat
skor
Persentase (%) 3,33
Keterangan
95
Frekwensi (siswa) 1
Sangat baik
81 -90
baik
85 - 90
6
20
Tuntas klasikal
71 - 80
cukup
75 - 80
21
70
Tidak Tuntas
61 – 70
kurang
70
2
6,67
Tidak Tuntas
0 - 60
Sangat kurang
-
-
-
-
Tuntas klasikal
Pada tabel 9 di atas didistribusi frekwensi dan persentasi pre-test siklus I yang dilakukan, sebanyak 5 jenis soal bergambar dengan alokasi waktu 90 menit. Adapun hasil yang diperoleh adalah7 siswa yang mendapatkan nilai 85-95 dinyatakan sebagai tuntas klasikal dengan persentase 23,33 % dengan predikat sangat baik dan baik, sedangkat 23 siswa dinyatakan tidak tuntas secara klasikal dengan persentase 76,67 %.
Pada kegiatan tindakan siklus II yang dilakukan diperoleh hasil seperti tabel 10 di bawah ini: Tabel 6. Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil post-test siklus II Tingkat penguasaan 91 – 100
predikat
skor
Persentase (%) 30
Keterangan
95-100
Frekwensi (siswa) 9
Sangat baik
81 -90
baik
85 - 90
18
60
Tuntas klasikal
71 - 80
cukup
80
3
10
Tuntas klasikal
61 – 70
kurang
-
-
-
-
0 - 60
Sangat kurang
-
-
-
-
Tuntas klasikal
Pada tabel 10 di atas didistribusi frekwensi dan persentasi pre-test siklus II yang dilakukan, sebanyak 5 jenis soal bergambar dengan alokasi waktu 90 menit. Adapun hasil yang diperoleh adalah 30 siswa yang mendapatkan nilai 85-100 dinyatakan sebagai tuntas klasikal dengan persentase 100 % dengan predikat sangat baik, sedangkat 3 siswa dinyatakan memperoleh nilai standar dari KKM dengan persentase 10 % walaupun semua siswa dinyatakan tuntas secara klasikal. 3.2.HASIL 16
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dalam pelaksanaan kegiatan, maka diperoleh data sebagai berikut: Siklus I 1. Secara umum siswa belum dapat memahami dengan benar dan susah dalam menentukan gaya-gaya yang bekerja pada bidang datar maupun miring pada gambar, upaya peningkatan kemampuan mamahami konsep siswa pada materi yang diajarkan belum signifikan. Jumlah siswa yang berhasil sebanyak 50,00 % dengan ketuntasan belajar siswa hanya 50,00 %, hal ini termasuk dalam kategori ketuntasan belajar yang masih kurang. Sedangkan nilai rata-rata siswa yang diperoleh 79,00 termasuk kategori hasil belajar kurang. 2. Interaksi antara guru dan siswa sudah maksimal. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah mencapai tujuan tetapi belum menggambarkan peningkatan pemehaman konsep siswa dalam menyelesaiakan soal bergambar. 4. Siswa memperlihatkan minat dan gairah belajarnya. 5. Dengan pelatihan yang terus-menerus dapat meningkatkan kemampuan terhadap penguasaan dan tingkat daya serap siswa. Siklus II Berdasarkan hasil analisis data dalam pelaksanaan kegiatan, maka diperoleh data sebagai berikut: 1. Secara umum kemampuan siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi dinamikan partikel dalam bentuk gambar sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata 90,00, yaitu sebanyak 100 % siswa yang tuntas belajar, walaupun masih terdapat siswa yang memperoleh nilai standar dari KKM yang diterapkan. 2. Tercapai interaksi antara guru dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 3. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah disusun sudah mencapai tujuan pembelajaran, terbukti dengan hasil yang diperoleh siswa. 4. Siswa memperlihatkan minat dan gairah belajar yang semakin besar. 5. Dengan kebiasaan siswa dalam mengerjakan soal berbentuk gambar secara terusmenerus dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa yang lebih baik, sehingga
17
materi bahan ajar dan tingkat daya serap siswa dalam memahami materi dinamika partikel akan semakin baik dan sudah terpenuhi. Hasil pre-tes sebelum diberikan tindakan dalam pokok bahasan Dinamika Partikel diperoleh sebanyak 53,33 % siswa belum tuntas belajar atau ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 46,66 %, hal ini termasuk dalam kategori ketuntasan belajar sangat kurang, sedangkan nilai rata-rata 78,83 hal ini juga termasuk kategori hasil belajar kurang. Setelah dilakukan tindakan diperoleh hasil dengan nilai rata-rata 90,00 pada siklus II, yaitu sebanyak 100 % siswa yang tuntas belajar, walaupun masih terdapat siswa memperoleh nilai 80 setara dengan nilai KKM yang ditetapkan Hasil pengamatan lain menunjukkan bahwa faktor penghambat kegiatan pembelajaran juga disebabkan oleh : 1. Buku penunjang yang belum memadai 2. Siswa tidak memanfaatkan secara maksimal waktu yang tersedia dalam belajar 3. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami soal yang diterjemahkan kedalam bentuk gambar yang diberikan guru terutama pada materi yang dinamika partikel 4. Siswa kurang menguasai konsep gaya yang bekerja pada benda di bidang datar dan bidang miring.
18
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 5.1. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Sebelum penerapan model pembelajaran jigsaw dengan metode index card match (ICM), peningkatan pemahaman konsep siswa masih rendah, yaitu 50,00 % siswa belum tuntas belajar. Jadi, ketuntasan belajar siswa hanya 50,00 % dengan nilai ratarata 78,83, hal ini masih termasuk dalam kategori ketuntasan belajar masih kurang. Penerapan model pembelajaran jigsaw dengan metode index card match (ICM), mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam memecahkan soal dinamika partikel bentuk gambar, sehingga prestasi belajar fisika siswa kelas XI IPA-1 semester I SMA Negeri 1 Balaesang tahun ajaran 2015/2016 terpenuhi. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata 90,00 pada siklus II, yaitu sebanyak 100 % siswa yang tuntas belajar, walaupun masih terdapat siswa memperoleh
nilai 80 setara
dengan nilai KKM yang ditetapkan.
5.2. SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dan sajian hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, ada beberapa hal yang disarankan dalam Penggunaan model pembelajaran jigsaw dengan metode index card match (ICM) pada tulisan ini yaitu: 1. Dapat dijadikan sebagai salah satu model dan metode bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas 2. Dalam menggunakan model dan metode ini dibutuhkan perencanaan dan persiapan yang baik serta pengelolaan waktu yang tepat dan disesuaikan dengan materi pelajaran yang ingin disampaikan agar terarah dengan baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Moh. Amin, 1987. Mengajarkan IPA dengan Metode Discovery dan Inquiri , Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK, hlm. 50. Sukarno, 1973. Dasar-dasar Pendidikan Sains. Jakarta: Bharata Karya Aksara, hal. 60. http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/definisi-pembelajaran.html, diakses: 2 Agustus2014:22.00 wita Susena,(1979). Hub. Antara Aktifitas belajar dan kemampuan Melakukan Praktikum Fisika dengan Penguasaan Konsep Fisika. Yogyakarta : Skripsi FPMIPA IKIP Yogyakarta) hal. 33 Suparwoto,(1993). Pemikiran dalam Usaha Peningkatan Proses Belajar Mengajar Fisika/IPA Melalui”Concept Teaching. Yogyakarta: Jurdik Fisika FPMIPA Yogyakarta. hal. 4 Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/) Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/) Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Trianto. (2010). Mendesain Pembelajaran Inovatif Dan Progresif. Jakarta: kencana prenada media Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006 Ibid. 2006.. Hal. 248 Anas Sudjiono,(2007). Pengantar Statistika Pendidikan, Jakarta : PT Rosda Karya Grafindo\Persada. hal. 81. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan ., hlm. 40-41. Nyoman Mardika, Nilai Ketuntasan Belajar, diambil dari web: http://mardikanyom .tripod.com/multimedia.pdf, pada tanggal 28 April 2012, pukul 11.49
20
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas / Semester
: XI IPA-1 / 1 ( satu)
Tahun Ajaran
: 2015/2016
Model
: Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) LKS
Alokasi Waktu
: 2 JP (90 menit) 2 x pertemuan
Pra Tindakan, SIKLUS I dan II II. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. III. KOMPETENSI DASAR Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak urus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan. IV. INDIKATOR PEMBELAJARAN Kognitif 2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari. Afektif 1. Mendengarkan arahan dari guru/disiplin 2. Menjawab pertanyaan guru/kreatif 3. Mempertanyakan jika ada yang tidak diketahui/memiliki rasa ingin tahu 4. Mengikuti pembelajaran atau diskusi dengan sunguh-sungguh/demokratis. Psikomotor 2. Melakukan praktikum prinsip Hukum II Newton V. TUJUAN PEMBELAJARAN Kognitif 2. Mengidentifikasi penerapan prinsip Hukum II Newton dalam kehidupan seharihari. Afektif
21
1. Melalui kegiatan mendengarkan penjelasan maupun arahan dari guru siswa mampu menunjukkan sikap disiplin 2. Melalui kegiatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru siswa mampu menunjukkan kreatifitasnya. 3. Melalui kegiatan bertanya siswa mampu memupuk rasa ingin tahunya 4. Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa mampu memupuk rasa demokratis Psikomotor 1. Melaui keja kelompok siswa mampu melakukan praktikum mengenai prinsip Hukum II Newton VI. MATERI PEMBELAJARAN 4.2 Hukum II Newton Hukum II Newton berlaku jika pada benda bekerja sebuah gaya saja atau beberapa gaya yang resultannya tidak nol. Bunyi hukum II Newton adalah sebagai berikut: Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekera pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis, persamaan hukum II Newton dinyatakan sebagai berikut: a= atau ∑F = m . a Keterangan: a : percepatan benda (ms-2) ΣF : resultan gaya yang bekerja pada benda (N)
m : massa benda (kg) VII. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE Pendekatan
: Discovery Inquary
Model
: Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM)
Motode
: Demonstrasi
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan (5 menit) . 1. Mempresensi siswa 2. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; 22
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari; a. Anak-anak apakah yang disebut dengan gaya? b. Pada saat mengendarai sepeda motor, tiba-tiba ada orang nyebrang sembarangan sehingga anak-anak harus ngrem mendadak. Kemanakah badan anak-anak akan terlempar pada saat ngerem tersebut? c. Pada saat anak-anak dalam keadaan berhenti di traffik light pada saat lampu merah menyala dan kemudian anak-anak menarik gas dengen kencang ketika lampu warna hijau menyala. Kemanakah badan anak-anak akan terlempar pada saat menarik gas dengan kencang tersebut? 4. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; 5. menyampaikan cakupan materi yaitu Hukum II Newton dan penjelasan uraian kegiatan yang akan dilakukan dengan metode diskusi kelompok. 2. Kegiatan Inti (75 menit) . Kegiatan Penutup (± 10 menit) a. Guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas b. Guru memberikan kuis kepada siswa c. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) d. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran IX. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Bahan Ajar , Alat/bahan percobaan (seperti pada LKS). 2. Kartu soal (dalam bentuk gambar) 3. Laptop 4. Bahan Ajar X. PENILAIAN 1. Penilaian Kognitif a. Teknik Penilaian Penilaian ini dilakukan dengan menganalisis hasil pengerjaan kuis dan pekerjaan rumah siswa. b. Prosedur Penilaian Menilai setiap jawaban siswa sesuai dengan pedoman penskoran Merekapitulasi scor pada setiap item soal 23
c. Instrumen penilaian 2. Penilaian Afektif a. Teknik Penilaian Penilaian ini dilakukan dengan mengobservasi aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran b. Prosedur Penilaian Guru mengamati aktivitas siswa yang muncul dalam pembelajaran Memberikan nilai setiap aktivitas yang muncul sesuai degan pedoman penskoran Merekapitulasi hasil penskoran dan mengkreteriankan sesuai ketentuan c. Instrumen penilaian Instrumen yang digunakan pedoman penskoran penilaian afektif dan lembar observasi penilaian afektif (terlampir) 3. Penilaian Psikomotor a. Teknik Penilaian Penilaian ini dilakukan dengan mengobservasi siswa selama melakukan praktikum b. Prosedur Penilaian Guru mengamati aktivitas penyelidikan siswa yang muncul selama praktikum; Memberikan nilai setiap aktivitas penyelidikan yang muncul sesuai degan pedoman penskoran c. Instrumen penilaian Instrumen yang digunakan berupa pedoman penskoran penilaian psikomotor dan lembar observasi penilaian psikomotor (terlampir) XI. SUMBER PEMBELAJARAN Edi Istoyono, Jilid 1a SMA Edisi 2005. Intan Pariwara Risdiyanti Chaesanah, Buku Panduan Pendidik Fisika SMA. 2010. Intan Pariwara Kanginan, M. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga Purwoko & Fendi. 2010. Fisika 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira Mengetahui
Balaesang,
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Drs.Bahran Hi.Lamuhidin Nip. 19660910199203 1 010
Zainuddin, S.Pd, M.PFis Nip. 19720504200204 1 001 24
Juli
2015
Lampiran 2. Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II
Post-test Kerjakanlah soal di bawah ini 1. Sebuah balok kayu seperti gambar yang bermassa 2 kg diam di atas lantai mendatar. Jika koefisien gesekan statis antara balok dengan lantai 0,4, hitunglah gaya gesekan satais maksimum yang terjadi !
2. Sebuah balok mula-mula diam seperti gambar, kemudian ditarik dengan gaya F ke atas sejajar dengan bidang miring ( seperti pada gambar ). Massa balok 10 kg, koefisien statis adalah 0,5, koefisien gesekan kinetis adalah 0,1 dan tan Ɵ = , Hitunglah besar gaya agar balok tepat bergerak ke atas !
3. Sebuah batu yang massanya 5 kg digantungkan dengan tali seperti pada gambar, apabila tali tersebut digerakkan ke bawah dengan percepatan 2 m/s2, hitunglah besar nilai tegangan talinya!
4. Balok A bermassa 4 kg diletakkan di atas meja datar kasar dengan koefisien gesekan 0,3 (seperti gambar). Apabila katrol licin, massa tali diabaikan dan percepatan gravitasi 9,8 m/s2, hitunglah massa minimal balok B agar sistem tepat mulai bergerak!
5. Benda 1 dan benda 2 massanya masing-masing 22 kg dan 42 kg. Apabila g = 9,8 m/s2 dan bidangnya licin, hitunglah besar nilai gaya tegangan tali benda tersebut.
ooooo Selamat bekerja ooooo 25
Lampiran 4 Foto-foto penlitia
Foto 3. kelompok asal siklus I
kelompok ahli siklus I
Foto 4.kelompok ahli pada tindakan siklus I
kelompok ahli dan guru
Foto 5. kelompok ahli pada tindakan siklus II
Foto 6. kelompok ahli pada saat mengerjakan soal mewakili kelompok asal siklus II 26
kelompok asal pada tindakan siklus I
Contoh Kartu soal yang digunakan