PETUNJUK LAPANGAN SL GAP/SOP
Philodendron
DIREKTORAT BUDIDAYA TANAMAN HIAS DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2009
Kata Pengantar Penerapan prinsip-prinsip GAP/SOP tanaman hias dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Sekolah Lapang GAP/SOP (SL-GAP/SOP). Sekolah Lapang bersifat partisipatori dimana proses belajar dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan orang dewasa dan berbasis pengalaman yang dilengkapi dengan pengamatan dan analisa hasil pengamatan. Melalui SL GAP/SOP tanaman hias, petani diharapkan dapat lebih memahami dan mampu menerapkan GAP/SOP secara konsisten di lahan usaha taninya untuk menghasilkan produk yang berdaya saing. Buku ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan Sekolah Lapang GAP/SOP Budidaya Philodendron bagi daerah yang mengembangkan komoditas tersebut. Semoga Buku Petunjuk Lapangan SL GAP/SOP Budidaya Philodendron ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dengan pengembangan industri tanaman hias, terutama komoditas Philodendron. Kami menyadari buku ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dari pembaca guna penyempurnaan lebih lanjut.
Direktur,
Ir. Agus Wediyanto, M.Sc NIP. 080.051.800
SL Philodendron
i
S.O
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .....................................................................
i
DAFTAR ISI ...............................................................................
ii
A.
PENDAHULUAN ................................................................
1
B.
PETUNJUK LAPANG I.
Kurikulum dan Jadwal Kegiatan Mingguan ...............
3
II.
Pemetaan Sumberdaya Wilayah ..............................
7
III.
Perencanaan .........................................................
9
IV.
Pembagian Peran ..................................................
11
V.
Pengamatan, Analisis dan Diskusi Agroekosistem Philodendron .........................................................
12
VI.
Petak Studi ............................................................
14
VII.
Penetapan Lokasi untuk Budidaya Philodendron .......
15
VII.
Penyiapan Lahan untuk Budidaya Philodendron ........
16
IX.
Penyiapan Rumah Lindung untuk Budidaya ..............
17
X.
Penyiapan Bahan Tanaman .....................................
18
XI.
Penanaman ............................................................
19
XII.
Pemupukan ............................................................
20
XIII.
Pengairan ..............................................................
21
XIV.
Pengenalan OPT pada pertanaman Philodendron ......
23
XV.
Pengendalian OPT ..................................................
24
XVI.
Pengendalian Gulma ...............................................
25
XVII.
Panen ....................................................................
26
XVIII. Penanganan Pasca Panen .......................................
27
XIX.
Manajemen PHT .....................................................
28
XX.
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Pekerja ......
30
XXI.
Manajemen Daur Ulang dan Pengolahan Limbah ......
32
XXII.
Dinamika Kelompok ................................................
33
XXIII. Uji Ballot Box .........................................................
39
XXIV. Rencana Tindak Lanjut SL .......................................
43
XXV.
Pencatatan ............................................................
45
LAMPIRAN ..................................................................................
46
SL Philodendron
ii S.O
PENDAHULUAN Dalam rangka akselerasi penerapan GAP/SOP pada sentra agribisnis tanaman hias maka pendekatan yang dilakukan adalah melalui pelaksanaan Sekolah Lapang. Prinsip Sekolah Lapang adalah : -
Peserta mengalami sendiri dengan melakukan pengamatan di lahan
-
Peserta dapat mengungkapkan atau menggambarkan agroekosistem yang telah diamati
-
Peserta belajar menganalisis dan berdiskusi gambaran agroekosistem tersebut
-
Selanjutnya peserta belajar menyimpulkan dan membuat keputusan tindakan pengelolaan yang perlu dilakukan
-
Keputusan tersebut diterapkan dalam lahan belajar maupun lahan usahanya sendiri Mengalami (mengamati dilahan)
Menerapkan (dilahan belajar & dilahan sendiri
Mengungkapkan (menggambar agroekosistem)
Menyimpulkan (memutuskan tindakan pengelolaan yang perlu dilakukan
SL Philodendron
Menganalisis (diskusi atau analisis agroekosistem)
1
S.O
Sebagai petunjuk lebih rinci dari Pedoman Umum Sekolah Lapang GAP/SOP Tanaman Hias, maka perlu dibuatkan Petunjuk Lapangan untuk setiap komoditas sesuai tahapan SOP dan pelaksanaan Sekolah Lapang. Ruang lingkup dari Petunjuk Lapang SL-GAP/SOP Philodendron adalah sebagai berikut : 1. Kurikulum dan Jadwal Kegiatan Mingguan 2. Pemetaan Sumberdaya Wilayah 3. Perencanaan 4. Pembagian Peran 5. Pengamatan, Analisis dan Diskusi Agroekosistem 6. Petak Studi 7. Penetapan Lokasi untuk Budidaya Philodendron 8. Penyiapan Lahan 9. Penyiapan Rumah Lindung 10. Penyiapan Bahan Tanaman 11. Penanaman 12. Pemupukan 13. Pengairan 14. Pengenalan OPT pada Pertanaman Philodendron 15. Pengendalian OPT 16. Pengendalian Gulma 17. Panen 18. Penanganan Pasca Panen 19. Manajemen PHT 20. Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Pekerja 21. Manajemen Daur Ulang dan Pengolahan Limbah 22. Dinamika Kelompok 23. Uji Ballot Box 24. Rencana Tindak Lanjut Pasca SL 25. Pencatatan Petunjuk Lapang SL-GAP/SOP Philodendron dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan SL-GAP/SOP Philodendron dengan kurikulum yang ditetapkan sesuai tahapan SOP sebagai berikut :
SL Philodendron
2
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE I KURIKULUM DAN JADWAL KEGIATAN MINGGUAN 1. Kurikulum a. Materi Pokok - Pengematan agroekosistem - Penggambaran hasil pengamatan - Diskusi sub kelompok - Presentasi pleno - Pencatatan b. Studi Perbandingan -
-
Petak SOP/GAP budidaya Philodendron Lebar bedeng 100 - 200 cm densitas tanam 8 tanaman Philodendron per m2 dengan jarak tanam 30 x 20 cm yang dikelola berdasarkan prinsip GAP/SOP budidaya Philodendron Petak konvensional Merupakan petak petani yang dikelola berdasarkan kebiasaan petani setempat
2. Jadwal Kegiatan Mingguan SL GAP/SOP Philodendron SL GAP/SOP Philodendron dilaksanakan 1 kali periode tanam, selama 10 bulan sebanyak 26 kali pertemuan. Setiap hari kerja efektif berjalan 5 jam atau 8 jam termasuk istirahat, shalat, makan (ISHOMA), rincian agenda pertemuan mingguan adalah sebagai berikut : -
Penjelasan dan pengamatan agroekosistem (petak studi) selama 90 menit Penggambaran hasil pengamatan, diskusi sub kelompok dan presentasi pleno selama 90 menit Pencatatan selama 15 menit Topik khusus selama 75 menit Dinamika kelompok selama 15 menit Evaluasi dan rencana tindak lanjut pertemuan lanjutan selama 30 menit
SL Philodendron
3
S.O
Tabel :
Kegiatan
Philodendron
Pertemuan
Mingguan
SL-GAP/SOP
Budidaya
No
Waktu
Acara Kegiatan
1.
07.00 – 08.30
Penjelasan dan pengamatan agroekosistem (petak studi dan tahapan SOP)
2.
08.30 – 10.00
Penggambaran hasil pengamatan, diskusi sub kelompok Dan presentasi pleno
3.
10.00 – 10.15
Pencatatan
4.
10.15 – 10.30
Istirahat
5.
10.30 – 12.00
Dinamika kelompok
6.
12.00 – 12.30
Evaluasi dan berikutnya
rencana
tindak
lanjut
pertemuan
Rincian Jadwal Kegiatan SL-GAP/SOP Rincian jadwal kegiatan SL-GAP/SOP Philodendron pada setiap pertemuan mingguan adalah sebagai berikut :
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pertemuan ke 2 mg sblm SL 1 mg sblm SL 3 hari sblm SL 2 hari sblm SL 1 hari sblm SL Minggu -I
7.
Minggu -II
8.
Minggu -III
No
SL Philodendron
Jadwal Kegiatan
Ket
Pertemuan persiapan tingkat kec/desa Pertemuan persiapan tingkat Keltan Perencanaan hari-1 (Parsipatori lengkap) Perencanaan hari-2 Perencanaan hari-3 Pembukaan Uji ballot box awal Agroekosistem (Penetapan lokasi, pencatatan) Dinamika kelompok Agroekosistem (persiapan lahan dan petak perlakuan) Pencatatan Dinamika kelompok Topik khusus Rencana Tindak Lanjut
4
S.O
9.
Minggu -IV
10.
Minggu -V
11.
Minggu -VI
12.
Minggu –VII
13.
Minggu -VIII
14.
Minggu –IX
15.
Minggu -X
16.
Minggu –XI
17.
Minggu -XII
18.
Minggu –XIII
19.
Minggu -XIV
SL Philodendron
Agroekosistem (persiapan shading net dan petak perlakuan) Pencatatan Dinamika kelompok Topik khusus Agroekosistem (persiapan bahan tanaman dan petak perlakuan) Pencatatan Dinamika kelompok Topik khusus Agroekosistem (penanaman dan petak perlakuan) Pencatatan Dinamika kelompok Topik khusus Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : Presentasi studi awal, pencatatan Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : pemupukan, pencatatan Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : pengairan, pencatatan Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : pengendalian OPT, pencatatan Uji ballot box awal Dinamika kelompok Topik khusus : keselamatan pekerja, pencatatan Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : kelestarian lingkungan, Pencatatan Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : presentasi studi, pencatatan Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : presentasi studi, pencatatan
5
S.O
20.
Minggu –XV
21.
Minggu –XVI
22.
Minggu -XVII
23.
Minggu –XVIII
24.
Minggu –XIX
25.
Minggu –XX
26.
Minggu -XI
SL Philodendron
Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : pemeliharaan tegakan tanaman, Pencatatan Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : panen, pencatatan Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : penanganan pasca panen (sortasi, grading), pencatatan Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : penanganan pasca panen Packing, pengangkutan, Pencatatan Agroekosistem Dinamika kelompok Topik khusus : presentasi hasil studi Uji Ballot box akhir Evaluasi Penutupan
6
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE II PEMETAAN SUMBERDAYA WILAYAH A. Latar Belakang Peta adalah salah satu sumber informasi yang dapat dipakai bahan perencanaan kegiatan. Kondisi masing - masing wilayah tentu sangat berbeda antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya, baik itu dalam permasalahan lapangan utamanya agroekosistem, keadaan sosial dan ekonomi, maupun kemampuan sumberdaya manusianya. Dalam rangka pemetaan potensi dalam hal ini pembahasan/analisis dititikberatkan pada aspek yang berkaitan cara budidaya tanaman hias dengan prinsip - prinsip GAP/SOP, seperti manajemen pengelolaan kebun, kesehatan, keamanan dan kesadaran pekerja, manajemen limbah dan daur ulang, persiapan budidaya, perlindungan tanaman dan lain - lain. B. Tujuan 1. Peserta dapat mengenali potensi sumberdaya, baik sumberdaya alam maupun manusia di wilayah/hamparan/kawasan kelompok/dusun/desa, yang bisa mendukung pelaksanaan SL GAP/SOP. 2. Dapat menghasilkan peta yang meliputi sumberdaya alam, manusia (aktivitasnya) untuk menyusun rencana kegiatan penerapan GAP/SOP. 3. Dapat menentukan sub kelompok hamparan/kelompok kerja/penggerak. C. Bahan dan Alat Kertas koran, spidol, tani/dusun/desa.
krayon,
selotip,
peta
wilayah
kelompok
D. Tahapan Pelaksanaan 1. Jelaskan kepada peserta tujuan dari pemetaan ini dan jelaskan bahwa pemetaan sumberdaya ini sebagai alat untuk menyusun rencana kegiatan selanjutnya. 2. Mintalah peserta untuk menggambar peta di wilayah kelompoknya/dusun/ desa, apabila pemandu sudah menyiapkan peta kosong tempelkan peta tersebut di depan ruangan pertemuan/kelas. 3. Pemandu bersama - sama peserta menyepakati jenis sumberdaya yang ada dengan memberi tanda/simbol/warna dari masing - masing potensi,
SL Philodendron
7
S.O
selanjutnya masukkan simbol - simbol yang pokok (misalnya batas yang dipetakan/obyek, jalan, saluran irigasi/sungai, perkampungan, tempat pendidikan, tempat aktivitas sosial/budaya/agama, tanda - tanda yang lain dianggap penting dan lain-lain) tersebut ke dalam peta sesuai dengan potensinya atau keadaan yang ada. 4. Ajak setiap peserta untuk mengisi dimana tempat tinggalnya, lahan/kebunnya (komoditinya apa saja) serta masalah pokok yang dihadapi dalam budidayanya. Atau tulis tersendiri tentang masalah masalah pokok dalam budidaya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. 5. Cantumkan di sudut peta, penjelasan arti simbol atau gambar untuk memahami peta. E. Bahan Diskusi 1. Perhatikan proses pembuatan peta. Ajukan pertanyaan untuk memastikan informasi melalui peta sehingga dapat terbaca dengan jelas. 2. Identifikasi masalah, selanjutnya klarifikasi dan gabungkan masalah masalah yang dianggap sama. 3. Adakah hubungan sebab akibat diantara perubahan sumberdaya khususnya aktivitas petani dalam budidaya tanaman yang ada terhadap setiap masalah yang timbul atau sebaliknya?; Mengapa? 4. Catat seluruh masalah selama proses, potensi dan informasi secara cermat untuk bahan kegiatan selanjutnya/lanjutan.
SL Philodendron
8
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE III PERENCANAAN A. Latar Belakang Suatu program akan berhasil dilaksanakan dengan baik apabila ada perencanaan yang baik dan terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan yang sudah disusun dengan baik harus diimplementasikan dengan action (pelaksanaan kegiatan) secara konsisten sesuai dengan pentahapan yang telah ditetapkan. Dalam sekolah lapang, perencanaan harus dilaksanakan secara partisipatoris, yaitu perencanaan yang melibatkan semua pihak yaitu pelaksana dan para stakeholder secara aktif, dinamis dan demokratis. Perencanaan mencakup kerangka pelaksanaan SL, pembagian peran, penetapan jadwal, penetapan studi, topik khusus, muatan lokal, dsb. B. Tujuan 1. Peserta belajar menyusun perencanaan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia dengan analisis SWOT/K3A (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman). 2. Peserta lebih memahami dalam pelaksanaan setiap tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan, karena ikut terlibat dalam menyusun perencanaan. 3. Peserta dapat mengikuti sekolah lapang sesuai kurikulum yang telah disusun. C. Bahan dan Alat Kertas plano/flipchart, spidol dan skotlite D. Tahapan Pelaksanaan 1. Pemandu menjelaskan perlunya membuat perencanaan (terkait dengan pelaksanaan SL-GAP/SOP) 2. Membuat matriks analisis SWOT/K3A (Contoh analisis K3A dapat dilihat pada lampiran) 3. Pemandu menginventaris curah pendapat dari peserta mengenai analisis K3A sesuai kolom yang tersedia 4. Dengan mempertimbangkan hasil analisis SWOT/K3A, peserta menyusun kerangka pelaksanaan SL atau tahapan pelaksanaan SL
SL Philodendron
9
S.O
(Rencana Kerja) yang mencakup materi wajib, topik khusus, muatan lokal, rencana studi, pembagian peran dan jadwal kegiatan 5. Rencana kerja siap diaplikasikan di lapangan
SL Philodendron
10
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE IV PEMBAGIAN PERAN A. Latar Belakang Suatu manajemen yang baik apabila ada pembagian peran yang jelas, artinya setiap individu dalam organisasi tersebut dapat berperan sesuai fungsinya masing-masing atau dengan bahasa yang sederhana : “siapa mau apa”. Peran tersebut akan berjalan dengan baik apabila dilakukan oleh orang yang tepat, memiliki kemampuan dan kemauan sesuai peran tersebut. Dalam sekolah lapang, peserta berhak menentukan siapa berperan apa, sehingga masing - masing peserta memegang komitmen terhadap peran yang telah ditetapkan dan melaksanakan dengan penuh tanggungjawab. B. Tujuan 1. Peserta mengetahui kapasitas sumberdaya manusia yang ada 2. Berdasarkan sumberdaya manusia yang tersedia sesuai kapasitasnya, peserta belajar menentukan perannya terkait dengan pelaksanaan SLGAP/SOP budidaya Philodendron 3. Peserta akan belajar berkomitmen sesuai dengan perannya dalam pelaksanaan SL-GAP/SOP budidaya Philodendron, karena mereka yang menentukan sendiri C. Bahan dan Alat Kertas plano/flipchart, spidol dan skotlite D. Tahapan Pelaksanaan 1. Peserta mengidentifikasi peran - peran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan SL dan kemampuan yang dimiliki peserta. 2. Membuat matriks peran : apa/siapa, kemampuan yang dimiliki, sumbangan peran, harapan program. 3. Menentukan struktur organisasi SL-GAP/SOP Philodendron 4. Menetapkan pembagian tugas, dan fungsi apa yang diperlukan serta siapa penanggungjawabnya. 5. Menggambar bagan organisasi secara lengkap : siapa/apa tupoksinya. 6. Mengaplikasikan di lapangan sesuai fungsinya.
SL Philodendron
11
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE V PENGAMATAN, ANALISIS DAN DISKUSI AGROEKOSISTEM PHILODENDRON A. Latar Belakang Pada lahan pertanaman Philodendron terdapat berbagai unsur yang saling terkait antara satu dengan lainnya seperti tanah, air, udara, sinar matahari, OPT dan lain - lain. Kondisi setiap unsur tersebut berpengaruh pada pertumbuhan Philodendron. Oleh karena itu perlu diketahui kondisi yang optimal dari setiap unsur tersebut bagi pertumbuhan Philodendron. Apabila ada diantara unsur tersebut tidak pada kondisi yang optimal bagi pertumbuhan Philodendron, maka harus diberikan perlakuan untuk memperbaiki kondisi tersebut agar optimal. B. Tujuan 1. Peserta belajar melakukan pengamatan terhadap setiap unsur dalam ekosistem pertanaman yang berpengaruh pada pertumbuhan Philodendron. 2. Peserta belajar melakukan analisis pengaruh dari setiap unsur pada ekosistem pertanaman terhadap pertumbuhan Philodendron dan menarik kesimpulan untuk melakukan tindaklanjut yang dibutuhkan sesuai kaidah GAP/SOP. C. Bahan dan Alat Kertas plano/flipchart, spidol dan skotlite, pensil warna/crayon dan lahan studi. D. Tahap Pelaksanaan 1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok melakukan pengamatan agroekosistem pada lahan pertanaman Philodendron yang berbeda 2. Hasil pengamatan dicatat, seperti : kondisi alam (sinar matahari cerah, berawan atau hujan); iklim mikro seperti suhu dan kelembaban udara, kelembaban tanah; kondisi pertanaman : fase pertumbuhan, kesuburan, keseragaman tumbuh, gejala serangan OPT, dsb; kebersihan lahan; OPT yang ditemui; agen hayati; dsb 3. Setelah melakukan pengamatan, peserta kembali ke tempat pertemuan
SL Philodendron
12
S.O
dan menggambar hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan pensil warna atau krayon 4. Setiap kelompok diwakili oleh seorang peserta mempresentasikan gambar yang telah dibuat kemudian mendiskusikan bersama untuk menarik kesimpulan dan menetapkan tindak lanjut yang harus dilakukan sesuai kaidah GAP/SOP budidaya Philodendron 5. Membuat rencana tindaklanjut yang akan dilaksanakan pada minggu berikutnya
SL Philodendron
13
S.O
PETUNJUK LAPANGAN VI PETAK STUDI A. Latar Belakang Pada SL-GAP/SOP budidaya Philodendron, perlu dirancang petak studi. Petak studi adalah petak pertanaman Philodendron yang dibuat agar peserta dapat melakukan studi mengenai kaidah GAP/SOP dengan menguji antara petak penerapan GAP/SOP dan petak konvensional. Petak penerapan GAP/SOP adalah petak untuk budidaya Philodendron sesuai kaidah GAP/SOP, sedangkan petak konvensional adalah petak untuk budidaya Philodendron sebagaimana kebiasaan yang dilakukan oleh petani. Luasan setiap petak ditetapkan kurang lebih 200 m2 (populasi sekitar 500 tanaman). Penetapan aspek yang akan dijadikan studi didasarkan pada hasil diskusi kelompok dari permasalahan yang teridentifikasi dan dipilih aspek yang paling berpengaruh pada kualitas Philodendron. B. Tujuan 1. 2.
Peserta dapat belajar lebih mendalam mengenai perbedaan proses produksi sesuai kaidah GAP/SOP dengan kebiasaan yang dilakukan petani. Peserta dapat mengambil kesimpulan dari hasil studi yang dilakukan.
C. Bahan dan Alat Petak studi, sarana prasarana usahatani Philodendron, form pencatatan. D. Tahapan Pelaksanaan 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Penetapan lokasi untuk petak studi dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber pengairan, kondisi lahan dsb. Melakukan presentasi rencana studi pada tahap awal, untuk menetapkan aspek yang akan dijadikan studi berdasarkan permasalahan yang paling berpengaruh pada kualitas produk dan kelestarian lingkungan. Menyusun rencana studi pada aspek yang telah dipilih. Mengaplikasikan rencana tersebut pada petak studi. Melakukan pengamatan sesuai parameter yang ditetapkan. Melakukan analisa dari hasil pengamatan. Mempresentasikan hasil analisa pada petak studi pada tahap pertengahan. Mengambil kesimpulan dari hasil analisa pada petak studi. Menyusun rencana tindak lanjut
SL Philodendron
14
S.O
PETUNJUK LAPANGAN VII PENETAPAN LOKASI UNTUK BUDIDAYA PHILODENDRON A. Latar Belakang Sebelum
menetapkan
lokasi
sebagai
areal
untuk
budidaya
Philodendron, maka ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan seperti kesesuaian tanah dan agroklimat, selain juga harus mengikuti ketentuan RUTW dan RUTR pemerintah daerah setempat. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai persyaratan dalam menetapkan lokasi untuk budidaya Philodendron. C. Bahan dan Alat 1. Dokumen RUTW dan RUTR 2. Data agroklimat 2 tahun terakhir (curah hujan dsb) 3. Alat pengukur ketinggian tempat, pH meter, alat pengukur panas dan kelembaban udara 4. Form Pencatatan D. Tahapan Pelaksanaan 1. Memastikan bahwa lokasi yang ditetapkan sebagai areal budidaya Philodendron sesuai dengan ketentuan RUTW dan RUTR 2. Berdasarkan data agroklimat, menunjukkan bahwa lokasi sesuai dengan kebutuhan tanaman Philodendron. 3. Mengukur tingkat keasaman tanah sebelum dilakukan pengolahan. 4. Mengukur suhu udara dan kelembaban udara pada lingkungan mikro (dalam rumah lindung. 5. Mencatat dalam form pencatatan. E. Bahan Diskusi 1. Hasil pengukuran tingkat keasaman tanah untuk menentukan perlakuan pengolahan tanah yang diperlukan bagi pertumbuhan optimal Philodendron. 2. Hasil pengamatan pada pertumbuhan tanaman dengan kondisi lingkungan mikro.
SL Philodendron
15
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE VIII PENYIAPAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA PHILODENDRON A. Latar Belakang Untuk menyediakan lingkungan tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan Philodendron, maka sebelum penanaman perlu melakukan penyiapan lahan. Penyiapan bahan mencakup pembersihan lahan, pengolahan dan pembuatan bedengan serta saluran pembuangan air. Karena keterbatasan waktu, maka kegiatan ini dilakukan secara simulasi. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai cara menyiapkan media tumbuh yang optimal bagi pertanaman. C. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4.
Petak studi yang telah diolah dan siap ditanami Meteran, alat pengukur kelembaban tanah, pH meter Alat tulis (kertas, pena, penggaris) Form Pencatatan
D. Tahapan Pelaksanaan 1. Peserta mengamati kondisi lahan yang telah diolah dari petak studi (petak GAP dan petak konvensional). 2. Peserta mengukur panjang dan lebar bedeng, lebar saluran pembuangan, pengukur keasaman tanah, kelembaban tanah dan struktur tanah. 3. Peserta menggambar sketsa lahan yang telah diamati pada kertas. 4. Mencatat dalam form pencatatan. E. Bahan Diskusi 1. Panjang dan lebar bedengan dan jarak antar bedengan yang optimal. 2. Arah lajur bedengan. 3. Struktur tanah yang optimal untuk Philodendron.
SL Philodendron
16
S.O
PETUNJUK LAPANGAN IX PENYIAPAN RUMAH LINDUNG UNTUK BUDIDAYA PHILODENDRON A. Latar Belakang Di dalam usaha budidaya Philodendron diperlukan rumah lindung dengan persyaratan fisik bangunan tertentu. Rumah lindung harus mampu menjaga pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal serta melindungi tanaman dari curahan hujan dan sinar matahari yang berlebih. Karena keterbatasan waktu, maka kegiatan ini dilaksanakan secara simulasi. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai penyiapan rumah lindung untuk memberikan lingkungan mikro yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. C. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4.
Alat tulis (kertas, penggaris dan pena) Rumah lindung pada petak studi Alat pengukur suhu dan kelembaban udara Form Pencatatan
D. Tahapan Pelaksanaan 1. Peserta mengamati konstruksi dan pengaturan rumah lindung pada petak studi 2. Mengukur suhu dan kelembaban udara dalam rumah lindung. 3. Peserta menggambar rencana desain konstruksi rumah lindung. 4. Peserta membuat rencana kebutuhan bahan untuk membuat rumah lindung. 5. Mencatat dalam form pencatatan E. Bahan Diskusi 1. Konstruksi yang kuat untuk menahan angin, dan biaya yang efisien. 2. Efektifitas shading net dalam menyediakan iklim mikro.
SL Philodendron
17
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE X PENYIAPAN BAHAN TANAMAN A. Latar Belakang Untuk mendapatkan bahan tanaman yang memiliki kualitas baik, diperlukan perbanyakan benih yang berasal dari indukan yang terpilih dengan kualitas baik. Perbanyakan benih Philodendron dapat dilakukan melalui stek. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai cara - cara perbanyakan benih Philodendron. C. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Indukan tanaman yang sehat dan varietasnya diketahui Benih hasil perbanyakan Pisau/gunting Media untuk perakaran Polybag Zat tumbuh Form Pencatatan
D. Tahapan Pelaksanaan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Memilih indukan yang baik untuk diambil stek batangnya Menyiapkan media yang optimal untuk perakaran Memotong stek batang yang telah dipilih Memberikan zat tumbuh untuk merangsang pertumbuhan akar Menanam stek batang pada media perakaran Mengamati perbanyakan tanaman dari hasil stek batang setelah tumbuh perakaran 7. Mengamati hasil perbanyakan dengan kultur jaringan. 8. Mencatat dalam form pencatatan E. Bahan Diskusi 1. Hasil pengamatan dari perbanyakan tanaman stek (pucuk dan batang) 2. Efektivitas pemakaian zat tumbuh.
SL Philodendron
18
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XI PENANAMAN A. Latar Belakang Penanaman adalah kegiatan menumbuhkan tanaman baru sebagai langkah awal dalam usaha budidaya tanaman hias. Kegiatan ini mencakup penyiraman, memcah rumpun tanaman Philodendron siap tanam. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai teknik penanaman Philodendron agar memperoleh hasil dengan produktivitas tinggi dan produk yang berkualitas. C. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4. 5.
Lahan yang siap tanam Bahan penanaman Rafia untuk mengatur jarak tanam Tugal Form Pencatatan
D. Tahapan Pelaksanaan 1. Olah tanah di lokasi yang telah dipilih dengan cangkul dengan kedalaman 20 cm 2. Menambahkan bahan organik (pupuk kandang, sekam) dan pasir halus secukupnya agar struktur tanah menjadi gembur, dengan perbandingan 1:1 3. Bahan organik dan pasir diaduk merata sampai homogen 4. Tekstur tanah diatur 10 - 20 % berpasir 5. Pemberian pupuk kandang di awal penanaman dengan dosis 15 ton/ha 6. Tanam benih Philodendron, dengan jarak tanam yang direkomendasikan adalah 20 x 30 cm 7. Mencatat dalam form pencatatan E. Bahan Diskusi 1. Jarak tanaman yang optimal 2. Bahan tanaman yang digunakan
SL Philodendron
19
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XII PEMUPUKAN A. Latar Belakang Agar dapat tumbuh dengan optimal maka unsur mikro dan makro harus terpenuhi melalui pemberian pupuk. Pemupukan harus dilakukan secara tepat baik saat pemberian, cara pemberian, jenis pupuk yang digunakan dan dosisnya. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai pemupukan yang tepat untuk memberikan unsur makro dan mikro yang dibutuhkan untuk tanaman Philodendron C. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pupuk Ember Sarung tangan Kored Timbangan Form Pencatatan
D. Tahapan Pelaksanaan 1. Pemupukan dengan dosis sebagai berikut : 1) NPK (3:2:1) dengan dosis setengah sendok makan 2. Mencampur pupuk secara merata 3. Menebarkan pupuk secara merata di sekitar tanaman 4. Mencatat dalam form pencatatan E. Bahan Diskusi 1. Pengaruh jenis pupuk. 2. Fase yang paling efektif dalam pemupukan
SL Philodendron
20
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XIII PENGAIRAN A. Latar Belakang Air dibutuhkan tanaman untuk menjaga agar media tetap lembab dan gembur, selain itu air juga akan diserap bersama - sama unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian air yang terlalu banyak akan menyebabkan berkembangnya penyakit seperti jamur dan bakteri, sehingga tanaman menjadi busuk. Namun kekurangan air menyebabkan terhambatnya penyerapan unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu. Pengairan meliputi penyediaan sumber air, saluran pengairan dan saluran drainase. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai cara - cara pengairan yang tepat untuk memberikan lingkungan tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan tanaman Philodendron. C. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4.
Sumber air Saluran pengairan (kran, selang, ember, gembor dsb.) Alat pengukur kelembaban tanah Form Pencatatan
D. Tahapan Pelaksanaan 1. Peserta melakukan analisa mengenai kondisi sumber air apakah dari air sumur (tanah) atau sungai. 2. Peserta melakukan analisa apakah sumber air bersih dari bahan pencemar. 3. Peserta melakukan pengukuran kelembaban tanah sebelum dilakukan penyiraman dan setelah penyiraman. 4. Peserta menentukan tingkat kelembaban tanah pada kapasitas lapang. 5. Mencatat dalam form pencatatan
SL Philodendron
21
S.O
E. Bahan Diskusi 1. Bahan pencemar yang membahayakan tanaman dan kelestarian lingkungan. 2. Pengaruh kelebihan air bagi pertumbuhan tanaman. 3. Pengaruh kekurangan air bagi pertumbuhan tanaman.
SL Philodendron
22
S.O
PETUNJUK LAPANGAN XIV PENGENALAN OPT PADA PERTANAMAN PHILODENDRON A. Latar Belakang Agar dapat melakukan pengendalian OPT secara tepat maka jenis jenis penyakit dan hama yang sering mengganggu dan menyebabkan kerugian secara ekonomi pada pertanaman Philodendron perlu diketahui. B. Tujuan Mengenal jenis - jenis penyakit dan hama yang mengganggu dan menyebabkan kerugian secara ekonomi pada pertanaman Philodendron. C. Bahan dan Alat 1. Kertas koran 2. Alat tulis (pensil, penghapus dan pensil warna) 3. Form Pencatatan D. Tahapan Pelaksanaan 1. Menggambar jenis - jenis hama yang teramati pada pertanaman. 2. Menggambar gejala - gejala yang dijumpai pada pertanaman. 3. Mencatat dalam form pencatatan E. Bahan Diskusi Jenis
hama
dan
penyakit
yang
paling
merugikan
tanaman
Philodendron secara ekonomi serta cara pengendalian yang efektif namun tetap menjaga kelestarian lingkungan.
SL Philodendron
23
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XV PENGENDALIAN OPT A. Latar Belakang Pengendalian OPT dimaksudkan untuk mengelola populasi OPT pada tingkat yang tidak menyebabkan kerugian secara ekonomi tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan dan kesehatan pekerja. Pengendalian OPT meliputi cara - cara penyiapan pestisida, pembuatan larutan pestisida, penyemprotan dan tindakan pasca penyemprotan sesuai instruksi kerja K3. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai cara - cara pengendalian OPT yang bijaksana yang memperhatikan keseimbangan lingkungan dan kesehatan pekerja. C. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4. 5.
Bahan pestisida yang akan digunakan (jenis sesuai rekomendasi) Pakaian K3 (masker, sarung tangan dan sepatu) Ember Sprayer Form Pencatatan
D. Tahapan Pelaksanaan 1. 2. 3. 4. 5.
Mengenakan pakaian sesuai prosedur standar K3. Mempersiapkan larutan pestisida dengan dosis sesuai rekomendasi. Mengaplikasikan pestisida sesuai prosedur baku Menyimpan kembali pestisida ke tempat yang aman. Membersihkan semua peralatan dan menyimpannya sesuai prosedur K3 6. Mencatat dalam form pencatatan. E. Bahan Diskusi Pembuatan pestisida hayati.
SL Philodendron
24
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XVI PENGENDALIAN GULMA A. Latar Belakang Pengendalian gulma perlu dilakukan secara berkala untuk mencegah persaingan hara dengan tanaman utama. Selain itu gulma akan menjadi sumber akumulasi OPT. Kegiatan ini meliputi penyiangan gulma di petakan pertanaman dan sekitarnya secara fisik atau mekanik yaitu dengan mencabut gulma yang tumbuh kemudian menimbunnya pada tempat yang telah disediakan. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada para peserta mengenai pentingnya pengendalian gulma untuk memberikan kondisi lingkungan fisik yang optimal bagi pertumbuhan tanaman. C. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4.
Kored, golok Pacul Wadah untuk penampungan Form Pencatatan
D. Tahapan Pelaksanaan 1. Menyiapkan tempat untuk menimbun gulma 2. Membersihkan gulma di sekitar pertanaman 3. Mengumpulkan dalam wadah dan menimbun pada tempat yang telah disediakan 4. Mencatat dalam form pencatatan E. Bahan Diskusi Pengaruh gulma terhadap produktivitas dan kualitas hasil.
SL Philodendron
25
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XVII PANEN A. Latar Belakang Panen merupakan tindakan memetik hasil berupa daun potong setelah mencapai stadia yang tepat sesuai kriteria standar. Stadia panen untuk Philodendron adalah setelah berumur 8 - 9 bulan dengan daun berwarna hijau tua dan berbatang keras. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai penentuan stadia panen dan cara - cara panen yang tepat untuk memperoleh kualitas produk yang tinggi. C. Bahan dan Alat 1. Gunting atau pisau untuk memanen. 2. Wadah untuk mengumpulkan hasil panen. 3. Form Pencatatan D. Tahapan Pelaksanaan 1. Memastikan bahwa peralatan panen yang akan digunakan dalam keadaan bersih. 2. Melakukan pemanenan dengan memotong batang daun sesuai kriteria standar mutu. 3. Mengumpulkan hasil panen dalam wadah yang sudah disediakan dan meletakkannya di dalam bak/ember. 4. Mencatat dalam form pencatatan. E. Bahan Diskusi Produktivitas hasil yang dicapai.
SL Philodendron
26
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XVIII PENANGANAN PASCA PANEN A. Latar Belakang Untuk memperoleh produk dengan kualitas yang baik sesuai preferensi konsumen, maka penanganan pasca panen perlu dilakukan dengan cermat. Penanganan pasca panen meliputi pembersihan, grading, pengepakan, penyimpanan dan pengangkutan. Penanganan pasca panen dilakukan untuk menjaga kualitas produk tetap baik dan segar sampai ditangan konsumen. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai cara - cara penanganan pasca panen yang tepat untuk menjaga kualitas produk tetap segar sampai ditangan konsumen. C. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Air Larutan Benamil Wadah Tali/kardus untuk packing Ruang penyimpan Form Pencatatan
D. Tahapan Pelaksanaan 1. Hasil panen disortasi dan dikelompokkan berdasarkan kriteria standar 2. Pencucian, pencelupan dalam larutan desinfektan, pembilasan kemudian iriskan 3. Hasil panen disimpan pada suhu kamar : 17,5OC dan suhu khusus: 18,35OC 4. Pangkal batang yang sudah dipotong diikat 10 batang kemudian dibungkus dengan kertas halus sebanyak 250 batang per karton 5. Mencatat dalam form pencatatan E. Bahan Diskusi Ketahanan kesegaran produk daun potong Philodendron.
SL Philodendron
27
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XIX MANAJEMEN PHT A. Latar Belakang Pada masa permulaan perkenalan konsepsi Perlindungan Hama Terpadu (PHT) dipergunakan istilah “integrasi control” (pemberantasan terintaegrasi) yang didefinisikan sebagai pemberantasan hama terapan yang mengkombinasikan pemberantasan hayati dengan pemberantasan kimia. Pemberantasan hama terpadu adalah pengendalian hama secara terpola menggunakan sistem dan metode tepat guna dan mengelola populasi hama di bawah tingkat yang menyebabkan kerusakan ekonomi di dalam keadaan lingkungan dan dinamika populasi spesies hama yang bersangkutan. B. Tujuan 1. Memantapkan hasil dalam taraf yang telah dicapai oleh teknologi pertanian maju 2. Mempertahankan kelestarian alam 3. Melindungi kesehatan produsen dan konsumen 4. Meningkatkan efisensi masukan dalam produksi 5. Meningkatkan kesejahteraan/pendapatan petani C. Bahan dan Alat 1. 2. 3. 4. 5.
Kertas plano Pensil warna/crayon Spidol Brosur (bergambar dan dalam bentuk pertanyaan) Lembar bergambar mengenai jenis - jenis serangga, hama dan musuh musuh alamnya 6. Petak studi D. Tahapan Pelaksanaan 1. Setiap kelompok melakukan pengamatan dengan menentukan status hama, identifikasi dan informasi tentang eko-biologinya. 2. Hasil pengamatan dicatat. 3. Setelah dapat ditentukan spesies hama utama tersebut kemudian dilakukan identifikasnya yang tepat.
SL Philodendron
28
S.O
Identifikasi hama itu merupakan kunci keberhasilan pengendaliannya. Kesalahan identifikasi dapat mengakibatkan kekeliruan dalam pengendaliannya. 4. Menentukan tingkat kesrusakan ekonomi (TKE), kerusakan ekonomi (KE), ambang ekonomi (AE) dan posisi keseimbangan umum (PKU). 5. Setelah pengamaan, pesera menggambar hasil temuannya dan mendiskusikan bersama kemudian mempresentasikan untuk diambil kesimpulan dan menetapkan tindak lanjut sesuai GAP/SOP. E. Bahan Diskusi 1. Keuntungan PHT apa ? 2. Kerugian PHT apa ? 3. Hambatan pelaksanaan PHT apa ?
SL Philodendron
29
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XX KESEHATAN, KEAMANAN DAN KESELAMATAN PEKERJA A. Latar Belakang Lingkungan strategis global mengalami kecenderungan perubahan yang dapat dirasakan dampaknya dalam bentuk persaingan yang semakin ketat. Ekspor tanaman hias ke negara - negara Uni Eropa makin sulit berkaitan dengan adanya tuntutan konsumen yang mempersyaratkan produk yang dihasilkan dengan memperhatikan aspek kesehatan, keamanan dan keselamatan pekerja. Persayaratan kesehatan, keamanan dan keselamatan pekerja sudah menjadi acuan bagi beberapa negara produsen tanaman hias yang sudah maju untuk memasarkan produknya ke negara-negara Uni Eropa. B. Tujuan Peserta SL GAP/SOP bisa memahami pentingnya aspek kesehatan, keamanan dan keselamatan pekerja dan melaksanakannya dalam proses produksi. C. Bahan dan Alat Kertas CD plano, penggaris, spidol empat warna, lakban, kertas manila, gunting atau cutter. D. Tahapan Pelaksanaan 1. Peserta diibagi menjadi sub kelompok kecil 2. Setiap sub kelompok melakukan pengamatan terhadap kesehatan, keamanan dan keselamatan pekerja yang selama ini berlangsung (kebiasaan petani setempat). 3. Diskusi sub kelompok untuk membahas dan menggambarkan : - Prosedur keamanan dan keselamatan pekerja - Pelatihan apa yang perlu diberikan pada pekerja - Apa saja yang perlu diperhatikan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan kerja - Pakaian dan peralatan pelindung - Apa saja yang perlu diperhatikan tentang keselamatan pekerja - Track record mitra kerja 4. Presentasi dan diskusi pleno, serta pengambilan kesimpulan
SL Philodendron
30
S.O
5. Melakukan simulasi menggunakan perlengkapan pelindung 6. Mencatat dalam form pencatatan E. Bahan Diskusi 1. Apa bahaya dari pestisida ? 2. Apa persyaratan dan tata cara mencegah keracunan pestisida ?
SL Philodendron
31
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XXI MANAJEMEN DAUR ULANG DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Latar Belakang Aspek lingkungan mempunyai peranan penting terhadap kondisi pertamanan. Dalam melakukan kegiatan budidaya terdapat beberapa aspek yang berdampak pada kelestarian lingkungan, antara lain timbulnya limbah, sistem pembuangan air limbah, penggunaan bahan kimia, sumber air, penggunaan energi, penggunaan sumber daya alam dan kontaminasi tanah. B. Tujuan 1. Peserta belajar mengenali sumber - sumber pencemaran lingkungan yang berasal dari usaha taninya 2. Peserta belajar membedakan antara limbah yang dapat didaur ulang dan limbah yang harus dimusnahkan, karena dapat mencemari lingkungan 3. Peserta mengenali teknik - teknik daur ulang dan pengolahan limbah, baik limbah organik maupun anorganik C. Bahan dan Alat 1. Contoh limbah organik dan anorganik 2. Simulasi Instalasi Pengolahan Air Limbah 3. Simulasi Teknik Daur Ulang Limbah D. Tahapan Pelaksanaan 1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok melakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan sekitar yang berpotensi menghasilkan limbah 2. Hasil pengamatan dicatat. Pencatatan mengenai (1) sumber - sumber pencemaran lingkungan (air, tanah, udara, pestisida, kemasan dan lain - lain), (2) pengelompokan limbah organik dan anorganik, (3) limbah yang dapat didaur ulang dan harus dimusnahkan 3. Pengenalan teknik - teknik pengolahan limbah dan daur ulang 4. Membuat rencana tindaklanjut yang akan dilaksanakan pada minggu berikutnya.
SL Philodendron
32
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XXII DINAMIKA KELOMPOK Dalam penyelenggaraan sekolah lapang, materi yang akan diberikan akan dapat diterima dan dipahami oleh peserta apabila peserta merasa nyaman dengan suasana sekolah lapang tersebut. Salah satu metode untuk membuat suasana nyaman dan akrab yang telah banyak dipraktekkan diberbagai pelatihan - pelatihan adalah dinamika kelompok. Dinamika kelompok bertujuan antara lain mempercepat hubungan atau kerjasama antara peserta, memancing kreatifitas, penyegaran suasana, memperlancar komunikasi, pentingnya perencanaan kegiatan, latihan pemecahan masalah dan pengembilan keputusan secara berkelompok. Beberapa materi permainan analogi yang akan membantu untuk makna pemahamannya sebagai referensi untuk dinamika kelompok adalah sebagai berikut : 1. Membimbing Tuna Netra A. Latar Belakang Peran seorang pemandu SL adalah membimbing peserta agar tujuan dari SL-GAP/SOP dapat tercapai. Permainan ini menganalogikan peran pemandu dalam membimbing peserta SL. Bagaimana sikap pemandu dalam membimbing agar mencapai tujuan. B. Tujuan a. Pemandu dapat memahami bagaimana peran seorang pemandu SL adalah membimbing peserta agar tujuan dari SL-GAP/SOP dapat tercapai. Permainan ini menganalogikan peran pemandu dalam membimbing peserta SL. Bagaimana sikap pemandu dalam membimbing agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Pemandu lebih peka terhadap perasaan orang yang ditolong. c. Pemandu dapat memahami beberapa syarat untuk dapat menjadi pembimbing. C. Waktu Waktu yang dibutuhkan dalam proses kegiatan ini adalah 60 menit. D. Bahan-bahan Kain atau sapu tangan besar yang berwarna gelap, kertas ( flip chart), spidol dan lakban.
SL Philodendron
33
S.O
E. Langkah-langkah a. Peserta dibagi dalam dua kelompok, A dan B. Mata masing masing anggota kelompok A ditutup dengan kain atau sapu tangan besar berwarna kelompok gelap sehingga tidak dapat melihat. b. Setiap orang di kelompok B (yang tidak tertutup matanya) masing masing memilih salah satu orang dari kelompok A, sebagai pasangannya dan membimbing pasangannya kemana saja (di ruang latihan dan sekitarnya), dan untuk permainannya supaya orang tersebut dapat merasakan sesuatu dengan memakai panca indera lain selama 10 - 15 menit. c. Kain yang menutupi mata anggota kelompok A dibuka, semua peserta kembali ke tempat masing - masing untuk pembahasan. d. Pelatih mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Kelompok A (yang dibimbing)
Bagaimana perasaan saudara selama matanya ditutup ? Pengalaman apa yang paling mengesankan selama matanya ditutup ? Bagaimanakah perasaan saudara terhadap pembimbing saudara ? Apakah kecurigaan kapadanya ? Apa alasannya ? Apakah saudara merasa mendapat perhatian darinya ? Buktinya ? Apakah saudara merasa dipermainkan ? Misalnya ?
Kelompok B (yang membimbing) Bagaimanakah perasaan saudara selama membimbing orang ? Usaha apa yang sengaja anda lakukan selama membimbing ? Mencari hal-hal yang mudah bagi yang dibimbing ? Mencari halhal yang menyulitkan bagi yang dibimbing ? Kadang - kadang membiarkan agar dia bebas bergerak ? Apakah saudara menceritakan keadaan yang sedang dihadapi ? e. Dari jawaban dan komentar para pemain kita simpulkan beberapa hal yang penting tentang bimbingan. Bagaimana sebaiknya seorang pembimbing bersikap, bertindak dan berbuat.
SL Philodendron
34
S.O
2. Samson dan Delila A. Tujuan Agar peserta dapat lebih akrab berlatih bekerjasama dan mengambil keputusan dalam kelompok dengan santai dan gembira. B. Langkah - langkah a. Peserta dibagi dalam dua kelompok b. Pemandu menjelaskan aturan main sebagai berikut : Kedua kelompok akan bertanding lewat permainan peragaan. Ada tiga tokoh yang dapat diperagakan, yaitu Samson, Delila dan Singa. Kelompok memilih salah satu tokoh untuk diperagakan. Kelompok yang memperagakan Samson akan menang bila kelompok lawannya memilih Singa, tapi kalah bila lawannya memilih Delila. Kelompk yang memperagakan Singa akan menang bila lawannya memperagakan Delila tapi akan kalah bila lawannya memperagakan Samson. Kelompok yang memperagakan Delila akan menang bila lawanya memperagakan Samson tapi akan kalah bila lawannya memperagakan Singa. Bila kedua kelompok memperagakan dua tokoh yang sama, hasilnya seri. Masing - masing kelompok berdiri berjejer dalam satu barisan berhadapan dengan lawannya. Bila pemandu memberikan aba - aba ”SIAP!” maka kedua kelompok balik kanan dan mulai menyepakati tokoh apa yang mau diperagakan. Bila pemandu memberikan aba - aba ”MULAI!” kelompok segera berbalik dan memperagakan tokoh yang telah dipilih. Kelompok harus tetap dalam barisan yang lurus, peserta tidak diperkenankan keluar dari barisan, baik sewaktu menyepakati pilihan maupun sewaktu peragaan. Tokoh Samson lambang orang kuat diperagakan seperti bina ragawan yang sedang memamerkan otot lengannya. Delila lambang kelembutan diperagakan sebagai perempuan yang malu - malu tapi mau. Singa diperagakan sedang siap menerkam.
SL Philodendron
35
S.O
3. Sembilan Titik A. Tujuan a. Peserta memahami prinsip dasar kreativitas dan sikap kreatif. b. Peserta menyadari faktor penghambat kreativitas. B. Waktu Waktu yang diperlukan untuk permainan adalah 30 menit. C. Bahan - Bahan Papan tulis, spidol dan alat tulis untuk peserta. D. Langkah - Langkah a. Gambarkan ”Sembilan Titik” di papan tulis. b. Mintalah peserta untuk menghubungkan ke sembilan titik tersebut dengan empat buah garis lurus, tanpa mengangkat pulpen/pensil (sekali tarik garis, tarik terus dan tak boleh putus lagi). c. Beri waktu 5 - 10 menit bagi peserta untuk mengerjakannya. Setelah itu beri kesempatan kepada para peserta yang merasa mampu menyelesaikannya untuk mengerjakannya di papan tulis. Peserta lain diminta memperhatikan, apakah benar atau salah. d. Jika tidak ada peserta yang mampu mengerjakannya, beri contoh jawabannya langsung dan amati apa reaksi setelah mengetahui jawaban tersebut. e. Tanyakan mengapa kok tidak bisa? f.
Diskusikan dan analisis bersama jawaban tersebut sampai pada prinsip dasar dan hambata kreativitas : Hambatan kreativitas takut salah, tidak erani keluar dari kebiasaan, membatasi diri sendiri. Prisnip kreativitas, jangan menghakimi, jangan takut salah, jangan membatasi diri.
4. Komunikasi Satu dan Dua Arah A. Tujuan a. Peserta memahami dan menyadari bahwa komunikasi dua arah lebih efektif dibanding komunikasi satu arah. b. Peserta memahami prinsip - prinsip dasar komunikasi antar manusia
SL Philodendron
36
S.O
B. Pokok Bahasan a. Asas komunikasi antar manusia. b. Efektivitas dan media komunikasi. c. Komunikasi satu dan dua arah. C. Waktu Waktu yang diperlukan kegiatan ini selama 90 menit efektif. D. Bahan - Bahan Gambar bentuk dan lembar pencatatan. E. Langkah - Langkah a. Penjelasan singkat tentang tujuan dan materi pokok kegiatan ini. b. Minta seorang peserta sebagai sukarelawan untuk tampil ke depan kelas. Peserta lain diminta menyiapkan kertas kosong dan pensil/pulpen. c. Jelaskan bahwa sukarelawan tadi adalah penyiar TV untuk acara ”Mari Menggambar”, dan para peserta adalah pirsawan yang belajar menggambar. Mereka harus menggambar sesuai dengan keterangan sang penyiar. Karena acara TV, maka tentu saja peserta tidak boleh bertanya. Sementara sang penyiar tidak boleh memperlihatkan gambarnya. Setelah jelas, minta sang penyiar mulai melaksanakan acaranya. d. Setelah selesai sang penyiar TV kembali ke tempat dan minta seorang peserta lain maju sebagai sukarelawan, peserta lain menyiapkan kertas kosong baru. Jelaskan bahwa sekarang adalah acara ”Pelajaran Menggambar” di kelas dengan sukarelawan tadi sebagai gurunya. Caranya sama dengan acara TV tadi, hanya kali ini boleh bertanya. 2. Menggambar Bersama. A. Latar Belakang Sebuah kelompok baru dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila terjai komunikasi antar orang - orang yang terlibat di dalamnya. Apabila komunikasi tadi kurang terjadi maka mengakibatkan adanya miss komunikasi di antaranya. B. Tujuan Peserta menyadari arti pentingnya komunikasi dalam satu kelompok.
SL Philodendron
37
S.O
C. Langkah - Langkah a. Peserta dibagi dalam kelompok kecil ( 5 - 6 orang) dan setiap anggota kelompok memiliki nomor urut dari 1 smpai 5 atau 6. b. Setiap kelompok mendapat selembar kertasplano dan sebuah spidol untuk menggambar. c. Secara berurutan setiap menit setiap orang dalam kelompok masing - masing diminta menggambar pada kertas plano yang ada, dengan syarat : Tidak boleh bertanyaatau berbicara satu sama lain, setiap orang menggambar apa yang diinginkan dan dipikirkan sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh yang lain pada kertas yang sama menurut apa yang diinginkan dan yang dipikirkan sndiri pula, seterusnya sampai seluruh anggota kelompok memperoleh bagian waktunya untuk menggambar. D. Bahan Diskusi a. Berapa kelompok yang mampu menghasilkan gambar yang utuh dan jelas? b. Apa kesan dan perasaan setiap orang terhadap hasil gambar kelompoknya? c. Bagaimana seharusnya proses ditempuh agar kerja bersama itu memuaskan semua orang dalam kelompok yang bersangkutan?
SL Philodendron
38
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XXIII UJI BALLOT BOX A. Latar Belakang Penyelenggaraan ballot box dalam SL-GAP/SOP dilakukan dua kali, yaitu ballot box tes awal dan tes akhir. Ballot box tes awal berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan peserta dan materi pelatihan yang perlu mendapat tekanan lebih pada pelaksanaan SL-GAP/SOP. Sedangkan ballot box tes akhir untuk mengetahui sejauhmana SL-GAP/SOP sudah diketahui oleh peserta. Nilai hasil ballot box ini juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan SL-GAP/SOP. Dalam SL-GAP/SOP, seluruh proses penyiapan ballot box, yaitu dari proses persiapan, penggunaan dan perhitungan hasil pengisian ballot box dilakukan oleh pemandu. Oleh karena itu, pemandu perlu dibekali dengan kemampuan bagaimana mempersiapkan materi ballot box, mengevaluasi hasil ballot box, dan mencoba untuk menyusun rencana pelatihan SLGAP/SOP sesuai dengan hasil ballot box. B. Tujuan Pemandu mampu mempersiapkan, membuat, menyelenggarakan dan menilai hasil pelaksanaan ballot box dalam SL-GAP/SOP. C. Waktu Waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan dan penyelenggaraan adalah 120 menit efektif. D. Bahan dan Alat Bahan yang dibutuhkan adalah : kertas karton (dupleks), lem, plastik kecil, stappler, spidol, paku payung (pines), benang kasur, botol spesimen, kertas flip chart dan ajir dari bambu. E. Langkah - Langkah a.
Bagilah peserta ke dalam lima kelompok kecil, masing - masing kelompok membuat lima buah kotak (box) dan 125 potongan kertas (koin) jawaban. Sehingga seluruhnya ada 25 buah box, dan 625 potongan kertas. b. Setiap kelompok mempersiapkan lima buah pertanyaan serta tiga pilihan
SL Philodendron
39
S.O
c.
d. e.
f. g. h.
jawaban, yang ditulis pada selembar kertas. Pertanyaan yang dibuat masing - masing kelompok diklasifikasikan mengenai hama dan penyakit, musuh alami, budidaya tanaman dan pengambilan keputusan yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip PHT. Setelah seluruh box siap, masing - masing ditempeli dengan kertas yang ditulisi pertanyaan dan jawaban. Masing - masing ditempeli dengan kertas yang ditulisi pertanyaan dan jawaban. Masing - masing koin jawaban ditulisi sesuai dengan nomor urut peserta saat pengisian ballot box. Peserta diminta satu per satu menjawab pertanyaan pada ballot box secara berurutan, dengan cara memasukkan koin kertas ke dalam nomor lubang box yang dianggap benar. Salah satu peserta bertindak sebagai pengatur waktu pengisian ballot box dengan membunyikan peluit sebagai tanda selesai pengisian, serta mencatat nama petani/peserta yang mengisi ballot box sesuai dengan nomor koin. Masing - masing kelompok menghitung hasil ballot box mereka dan mencatat hasilnya. Sesudah hasil perhitungan ballot box selesai, pemandu membantu peserta untuk menganalisis proses ballot box. Gunakan matriks kualitas kegiatan SL-GAP/SOP dalam membantu menjelaskan langkah - langkah dan poin penting mengenai ballot box.
F. Contoh Soal Ballot Box 1. Apa yang dimaksud dengan SOP/GAP ? a. Standar Operasional Prosedur berbasis Good Agriculture Practices b. Standar Operasional Prosedur budidaya spesifik lokasi c. Standar Operasional Prosedur budidaya yang mengacu rekomendasi dari Departemen Pertanian 2. Apa yang dimaksud dengan Control Point dalam pelaksanaan SOP/GAP ? a. Merupakan tahapan/prosedur teknis yang wajib dikerjakan b. Merupakan topik khusus yang harus dibahas c. Merupakan prosedur teknis yang wajib diawasi 3. Persyaratan lokasi untuk budidaya Philodendron adalah ? a. Lokasi yang ditetapkan sebagai areal budidaya Philodendron sesuai dengan ketentuan RUTW dan RUTR b. Tingkat keasaman tanah lokasi sesuai dengan kebutuhan tanaman
Philodendron
SL Philodendron
40
S.O
c. Semua jawaban benar 4. Rumah serre (lindung) untuk budidaya Philodendron ? a. Merupakan keharusan b. Diperlukan, tergantung jenis Philodendron yang ditanam c. Tidak diperlukan, tidak masalah 5. Bahan untuk atap rumah lindung berupa ? a. Kaca b. Ram kawat c. Plastik gelombang PVC, paranet dan Policarbonate 6. Cara penanaman Philodendron yang baik dan benar adalah ? a. Kedalaman tanah 20 cm, menambahkan pupuk organik hingga tanah gembur (15 Ton/Ha), tekstur tanah 10 - 20 % berpasir, jarak tanam 20 x 30 cm b. Kedalaman tanah 10 cm, menambahkan pupuk organik hingga tanah gembur (15 Ton/Ha), tekstur tanah 10 - 20 % berpasir, jarak tanam 20 x 30 cm c. Kedalaman tanah 20 cm, menambahkan pupuk organik hingga tanah gembur (15 Ton/Ha), tekstur tanah 10 - 20 % berpasir 7. Bahan untuk perbanyakan stek yang baik adalah ? a. Stek pucuk dengan panjang 20 - 30 cm, berasal dari induk yang berumur 3 - 4 bulan b. Stek batang dengan panjang 10 cm, berasal dari induk yang berumur 3 - 4 bulan c. Stek akar dengan panjang 10 cm, berasal dari induk yang berumur 3 - 4 bulan 8. Tanaman ini terserang tungau (etranychus sp) sering menyerang bagian ? a. Batang dengan mengisap cairan batang menyebabkan tanamn menjadi layu dan mati b. Atas daun dengan mengisap cairan daun menyebabkan tanaman menjadi layu c. Bawah daun dengan mengisap cairan daun menyebabkan tanaman menjadi layu 9. Gejala serangan bercak daun (cercospora sp) dengan gejala serangan ? a. Bercak coklat, tepi menguning dijumpai pada daun - daun yang menua, apabila bercak menyatu dapat menyebabkan kematian
SL Philodendron
41
S.O
b. Bercak coklat, tepi menguning dijumpai pada daun - daun yang menua, tidak dapat menyebabkan kematian c. Bercak hitam, tepi meguning dijumpai pada daun - daun yang menua, tidak dapat menyebabkan kematian 10. Cara pengendalian gulma ? a. Desiansi hingga petakan menjadi bersih b. Sanitasi c. Membersihkan lahan
SL Philodendron
42
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XXIV RENCANA TINDAK LANJUT PASCA SL GAP/SOP PHILODENDRON A. Latar Belakang Sekolah Lapang SL GAP/SOP Philodendron menggunakan metode Cara Belajar Lewat Pengalaman (CBLP) dengan metode Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi). Karena konteksnya adalah pendidikan untuk orang dewasa pada kemandirian petani, diharapkan pasca pelatihan SL GAP/SOP Philodendron alumni bisa menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan kepada para petani lain. Pada musim tanam berikutnya alumni sudah bisa merencanakan dan sekaligus menerapkan dan mengembangkan prinsip - prinsip GAP/SOP Phildendron kepada petani yang lain. Peserta SL GAP/SOP Philodendron dalam membuat rencana tindak lanjut dari tingkat awal mulai merangkum kegiatan yang telah diperoleh selama satu musim baik dalam control point tahapan GAP/SOP, pengamatan tahapan GAP/SOP Philodendron dan agroekosistem petak studi, dinamika kelompok maupun topik khusus. Hasil rangkuman tersebut untuk dipresentasikan pada acara temu lapangan ( Field Day). Disamping untuk ekspose sekaligus sebagai rencana kedepan. Dari perencanaan pasca SL GAP/SOP Philodendron ini alumni ditantang untuk lebih mandiri dan mampu membuat perencanaan agar menjadi petani yang betul - betul ahli dalam kelompok tani yang mantap dan handal, mendapat dukungan dari petugas, aparat dan petani lain. B. Tujuan 1. Peserta SL GAP/SOP Philodendron bisa merangkum hasil pembelajaran selama satu musim tanam (13 - 26 kali pertemuan), baik tahapan GAP/SOP Philodendron, petak studi, pengamatan-analisa-simpulan, dinamika kelompok maupun topik khusus untuk bahan presentasi atau ekspose pada hari temu lapangan SL GAP/SOP Philodendron. 2. Alumni SL GAP/SOP Philodendron bisa mencari dukungan dari petugas, aparat dan petani lain dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh selama pelatihan SL GAP/SOP Philodendron maupun rencana kegiatan yang akan datang. 3. Untuk menindak lanjuti kegiatan - kegiatan yang dalam pembelajaran SL GAP/SOP Philodendron selama satu musim belum mantap atau belum terselesaikan maupun untuk menjawab permasalahan yang ditemukan di tingkat lapangan.
SL Philodendron
43
S.O
C. Bahan dan Alat Data hasil pengamatan agroekosistem, dinamika kelompok, topik khusus dan refleksi dan tindak lanjut selama satu musim tanam (13 - 26 kali pertemuan), kertas CD plano, penggaris, spidol empat warna, lakban, kertas manila, gunting atau cutter. D. Tahapan pelaksanaan 1. Bagi peserta dalam kelompok - kelompok yang lebih kecil. 2. Masing - masing kelompok untuk merangkum, menganalisis, dan membuat hasil kesimpulan mingguan ke dalam kesimpulan musiman, baik tahapan GAP/SOP Philodendron, petak studi, pengamatan-analisasimpulan, dinamika kelompok maupun topik khusus. 3. Masing - masing peserta atau kelompok bisa mengemukakan kegiatan kegiatan yang sudah bisa dikuasai untuk menjawab permasalahan kelompok. 4. Masing - masing peserta untuk bisa menuliskan dan mengemukakan kegiatan - kegiatan atau materi - materi yang belum bisa dikuasai untuk mengatasi permasalahan. 5. Kegiatan - kegiatan yang belum bisa dikuasai atau dipecahkan buatlah usulan, saran atau perencanaan bagi kegiatan - kegiatan yang akan datang. 6. Masing - masing kelompok bisa merencanakan kegiatan - kegiatan dengan mempertimbangkan apa, siapa, di mana, mengapa dan bagaimana. E. Bahan Diskusi 1. Apa manfaat dari tahapan GAP/SOP Philodendron, petak studi, pengamatan-analisa-simpulan, dinamika kelompok maupun topik khusus dalam hubungannya dengan prinsip GAP/SOP Philodendron. 2. Dengan SL GAP/SOP Philodendron apakah sudah menjawab permasalahan di lapangan?, Kalau belum apakah kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan?
SL Philodendron
44
S.O
PETUNJUK LAPANGAN KE XXV PENCATATAN A. Latar Belakang Seusai dengan prinsip Good Agricultural Practices (Budidaya Yang Baik dan Benar), usaha budidaya Philodendron diwajibkan melakukan pencatatan terhadap semua perlakuan yang diberikan, khususnya penggunaan bahan kimia. Pencatatan sangat bermanfaat bilamana terjadi penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat tindakan yang dilakukan yang memerlukan perbaikan secara dini. Dengan demikian kesalahan serupa dapat dihindari dan kerugian yang lebih besar dapat dicegah. B. Tujuan 1. Mendokumentasikan setiap tindakan danperlakuan yang dilakukan dapat ditelusuri tingkat kebenarannya berdasarkan pedoman SOP dan GAP Philodendron 2. Merancang perbaikan berkelanjutan berdasarkan catatan dan dokumen budidaya pada semusim sebelumnya C. Bahan dan Alat 1. Buku pencatatan 2. Alat Tulis D. Tahapan Pelaksanaan 1. Menyiapkan buku untuk mencatat semua aktivitas produksi. 2. Catatan tersebut disimpan minimum 2 tahun 3. Catatan mencakup : a. Nama perusahaan/kelompok tani b. Alamat c. Jenis tanaman dan varietas yang digunakan d. Penggunaan sarana produksi e. Jenis, dosis, cara aplikasi dan waktu aplikasi pupuk f. Jenis, dosis, cara aplikasi dan waktu aplikasi pestisida g. Serangan OPT h. Stadia pertumbuhan i. Panen (waktu panen, cara panen, jumlah produksi yang dipanen) j. Penanganan pasca panen
SL Philodendron
45
S.O
LAMPIRAN Contoh matriks analisis SWOT/K3A KEKUATAN
KELEMAHAN
KESEMPATAN
ANCAMAN
Analisis SWOT/K3A tidak bisa dilaksanakan dengan baik kalau tidak ada tujuan yang dapat digunakan sebagai kerangka atau landasan pemikirannya. Supaya langkah - langkah berikut lebih jelas, sebaiknya kita menentukan tujuan sebagai contoh. Sebagai contoh tujuan tersebut adalah : Supaya sebanyak mungkin
petani di desa kita dapat menerapkan prinsip - prinsip PHT dilahannya. Catatan : Analisis SWOT/K3A bertujuan untuk menyusun rencana supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan Sebelum bisa memanfaatkan analisis SWOT/K3A seharusnya mengetahui dalam rangka tujuan apa analisis akan digunakan. Dengan menggunakan proses curah pendapat dan menulisnya dikertas flipchart tentang kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang telah ditentukan.
SL Philodendron
46
S.O
Contoh lembar pengamatan petak studi (peserta dapat membuat parameter yang berbeda sesuai dengan kesepakatan) DATA HASIL PENGAMATAN PETAK STUDI PADA TANAMAN HIAS .......................... SUB KELOMPOK : ............................... UMUR : ........................ N o 1
Parameter Pengamatan Tinggi tanaman
2
Jumlah daun
3
Hama
No Tanaman Contoh 1
2
3
4
5
6
7
8
Jml 9
Ratarata
10
...................... ... ...................... ... ...................... ... 4
Penyakit ...................... ... ...................... ... ...................... ...
5
Musuh alami ...................... ... ...................... ... ...................... ...
SL Philodendron
47
S.O
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja Nama Kelompok Nama Petani Alamat Kebun
: ................................................................. : ................................................................. : .................................................................
Catatan Kegiatan Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja
1. 2. 3.
4. 5. 6.
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Pekerja Pelatihan pengoperasian alat berbahaya Pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) Pelatihan tentang bahaya pestisida, persyaratan dan tata cara mencegah keracunan pestisida Pelatihan menggunakan perlengkapan pelindung Pengecekan kesehatan pekerja Kelembaban nisbi .............. %
SL Philodendron
Tanggal
Nama Petugas
48
Sertifikat
Keterangan
S.O
Manajemen Limbah dan Daur Ulang Nama Kelompok Nama Petani Alamat Kebun
: ................................................................. : ................................................................. : .................................................................
Catatan Kegiatan Manajemen Limbah dan Daur Ulang Manajemen Limbah dan Daur Ulang 1. Identifikasi jenis limbah dan polutan 2. Aksi penanganan limbah dan polutan
Uraian *)
Tanggal
Nama Petugas
Keterangan
Keterangan : *) Catat jenis limbah dan polutan yang ditemui dan dimana tempatnya **) Catat aksi penanganan limbah dan polutan
SL Philodendron
49
S.O