UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V DALAM MATA PELAJARAN PAI MATERI POKOK BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA AUDIO VISUAL SD NEGERI KANDRI 01 KEC. GUNUNGPATI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh
MASDUKI NIM. 073111200
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
ii
iii
iv
ABSTRAK MASDUKI (NIM: 073111200). Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas V Dalam Mata Pelajaran PAI Materi Pokok Baca Tulis AL-Qur’an Dengan Memanfaatkan Media Audio Visual SD Negeri Kandri 01 Kec. Gunungpati Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Program Kualifikasi S1Guru RA dan Madrasah, Fakultas Tarbiyah, PAI IAIN Walisongo Semarang 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran PAI materi pokok Baca Tulis Al-Qur’an di SD Negeri Kandri 01 Kec. Gunungpati Kota Semarang Tahun 2011. (2) Bagaimana penerapan Pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran PAI dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran PAI materi pokok Baca Tulis Al-Qur’an di SD Negeri Kandri 01 Kec. Gunungpati Kota Semarang Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (clasroom action research) pada peserta didik kelas V semester 2, di SD Negeri Kandri 01 Kec. Gunungpati Kota Semarang. Dari hasil observasi secara langsung di kelas V melalui prasiklus penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi PAI yang belum memanfaatkan media audio visual. Sebelum peneliti menerapkan penggunaan media audio visual ini pada proses pembelajaran, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi pra siklus dengan mengamati guru mitra mengajar.yaitu dengan diperoleh skor rata-rata observasi sebanyak 53,3. Kemudian untuk mengukur kemampuan siswa dengan instrumen soal tes di peroleh nilai rata-rata sebanyak 65,4. Melalui angket dan observasi sebagai instrument penelitian sebagaimana yang dilakukan pada pelaksanaan pra siklus, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dalam mencapai tujuan di atas mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tahap siklus I rata-rata nilai tes meningkat menjadi 72,5 dan skor observasi 62,2. Selanjutnya, pada siklus II untuk skor observasi dan nilai tes dapat melebihi KKM sebesar 65 sesuai indikator ketercapaian yang ditetapkan. Dengan rata-rata nilai tes sebesar 78,12 dan skor observasi sebesar 68. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para civitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar dan semoga bisa memberikan sedikit kontribusi bagi dunia pendidikan.
v
MOTTO
“…dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan….”(QS:AlMumazil ayat 4)1.
1
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Al-Jumanatul Ali Art, Bandung: CV. J-ART, 2005), hlm. 297
vi
PERSEMBAHAN
Istriku tercinta Siti Akromah
Buah hatiku Muhammad Azka Syafiqul Muhaqqiqin dan Nazil Najma Nadzifatul Ulayya
vii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 5 Mei 2011 Deklarator
Masduki NIM. 073111200
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan mengharap ridhoNya. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, para keluarga, sahabat serta ummatnya dengan mengharap syafaat-Nya. Penelitian yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas V Dalam Mata Pelajaran PAI Materi Pokok Baca Tulis AL-Qur’an Dengan Memanfaatkan Media Audio Visual SD Negeri Kandri 01 Kec. Gunungpati Kota Semarang” ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Penyusunan skripsi merupakan media untuk belajar, berfikir, berimajinasi, dalam menumbuhkan kreativitas untuk memberikan wacana dan solusi dalam dunia kependidikan. Dalam
proses
penyusunan
penelitian
tersebut,
peneliti
banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu peneliti sehingga karya ini bisa menjadi kenyataan. Ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Prof. DR. Muhibbin, MA., Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. DR. Suja’i, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 3. Ahmad Muthohar, M.Ag, Ketua Program Kualifikasi. 4. Dra. Muntholi’ah, M.Pd., Pembimbing skripsi. 5. Drs. H. Soediyono, M.Pd., Wali Studi. 6. Segenap Dosen IAIN Walisongo Semarang. 7. Drs. Sri Sayogya, S.H., Kepala Sekolah SD Negeri Kandri 01 Gunungpati Kota Semarang.
ix
8. Sudjadi, A.Ma.Pd., Guru mitra 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan limpahan nikmat dari Allah SWT dan semoga penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri.
Semarang, 5 Mei 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ABSTRAK ............................................................................................................ MOTTO ................................................................................................................ PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... PENGESAHAN .................................................................................................... PERSEMBAHAN ................................................................................................. DEKLARASI ........................................................................................................ KATA PENGANTAR ........................................................................................... DAFTAR ISI ......................................................................................................... DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
i ii iii iv v vi vii viii x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................
10
A. Telaah Pustaka ..............................................................................
10
B. Media Audio Visual ......................................................................
14
C. Materi Pokok Baca Tulis al-Qur’an ..............................................
22
D. Pemahaman ...................................................................................
32
E. Hipotesis Tindakan ........................................................................
36
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................
38
A. Desain Penelitihan .........................................................................
38
B. Subyek Penelitian ..........................................................................
42
C. Variabel Penelitian ........................................................................
43
D. Instrumen Penelitian ......................................................................
44
E. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................
44
F. Analisis Data .................................................................................
45
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................
46
A. Pra Siklus ......................................................................................
46
B. Siklus 1 .........................................................................................
50
C. Siklus 2 ..........................................................................................
54
BAB V PENUTUP ...............................................................................................
59
A. Simpulan .......................................................................................
59
B. Saran ..............................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
1
Nilai tes pra siklus
47
Tabel
2
Hasil skor observasi pra siklus
48
Tabel
3
Nilai tes siklus 1
50
Tabel
4
Perbandingan Nilai tes Pra Siklus dan Siklus 1 Menggunakan
52
Media Audio Visual. Tabel
5
Hasil Skor Observasi Siklus 1
52
Tabel
6
Hasil Nilai Tes Siklus I
54
Tabel
7
Perbandingan Nilain tes Siklus 1 dan Siklus 2
56
Tabel
8
Skor Observasi Siklus II
56
Diagram
1
Perbandingan antar siklus
58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1 : RPP Siklus 1
Lampiran
2 : Pedoman observasi Siklus 1
Lampiran
3 : Hasil tes Siklus 1
Lampiran
4 : Kunci Jawaban Siklus 1
Lampiran
5 : RPP Siklus 2
Lampiran
6 : Pedoman observasi Siklus 2
Lampiran
7 : Hasil tes Siklus 2
Lampiran
8 : Kunci Jawaban Siklus 2
Lampiran
9 : Dokumentasi Kegiatan Tindakan Kelas
Lampiran
10 : Surat Izin Riset dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Lampiran
Lampiran
11 : Surat Keterangan Riset dari SDN Kandri 01 Gunungpati Semarang 12 : SK Perubahan Nama Sekolah Dasar Negeri Dinas Pendidikan Kota Semarang 13 : Surat Revisi Nama dan NSS Sekolah Dasar
Lampiran
14 : Nota Dinas
Lampiran
15 : Nilai Bimbingan Skripsi
Lampiran
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Al-Qur’an identik dengan bahasa Arab, karena Agama Islam dan Nabinya berasal dari Negara Arab, dengan demikian menjadi sangatlah penting pendidikan di sekolah dasar dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam
materi pokok
baca tulis Al-Qur’an, karena pentingnya baca tulis Al-
Qur’an di kehidupan sehari-hari maka di sekolah dasar inilah pemahaman tentang Al-Qur’an wajib di mulai, karena masa ini merupakan masa yang sangat penting bagi orang tua dan guru untuk meletakkan dasar-dasar kepribadian yang baik karena akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.1 Disamping itu, seiring dengan kewajiban akan pendidikan anakanak dalam membaca al-Qur’an, maka lembaga pendidikan dituntut untuk dapat memberikan solusi.
Mengenai pentingnya membaca dan menulis,
Catherine E. Snow, M. Susan Burns & Peg Griffin menyebutkan bahwa: “Reading is essential to success in our society. The ability to read is highly valued and important for social and economic advancement.” 2 ”(Membaca adalah penting bagi kesuksesan dalam masyarakat kita. Kemampuan membaca ini bernilai tinggi bagi peningkatan ekonomi dan sosial).” Menurut ajaran Islam, pendidikan adalah kebutuhan hidup manusia mutlak yang harus dipenuhi, demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam kehidupannya. 3 1
Drs. Munawir Yusuf,M.Psi,Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar,(Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi 2005). Hlm.9 2 Catherine E. Snow, M. Susan Burns & Peg Griffin, Preventing Reading Difficulties in Young Children - the National Academy of Sciences, Executive Summary-March 1998, a report of the Committee on the Prevention of Reading Difficulties in Young Children, http://www.ed.gov. 3 Drs. H. Abu Ahmdi dan Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I (IPI), (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 30
1
2 Umat Islam harus senantiasa berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As Sunah. Karena Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia agar bahagia hidup di dunia dan akhirat. Sebagai pedoman hidup, AlQur`an merupakan ilmu yang harus dan wajib diajarkan pada setiap manusia, khususnya umat Islam. Mempelajari dan mengamalkan ajaran Al Qur`an merupakan kewajiban setiap muslim. Dengan demikian menjadi sangatlah penting ketrampilan baca tulis Al-Qur’an di sekolah Dasar terutama SD Negeri
Kandri
I
Kecamatan
Gunungpati
Kota
Semarang,
disamping
pentingnya kurikulum baca tulis di sekolah hal tersebut juga merupakan tuntutan dari orang tua maupun masyarakat pada umumnya mempunyai harapan agar anak-anaknya paham dengan baca tulis Al-Qur’an dan sekolah Negeri tidak kalah dengan sekolah-sekolah swasta yang berbasis agama atau setidak –tidaknya berimbang dengan sekolah yang berbasis agama seperti MI, SDIT dan sebagainya. Oleh karena itu hendaknya baca tulis Al Qur`an menempati urutan pertama dalam kurikulum pendidikan agama Islam. Karena pentingnya pendidikan baca tulis Al-Qur’an di sekolah dasar. Hal tersebut di kuatkan dengan firman Allah dalam ayat Al- Qur’an Surat Al Alaq: 1-5 bahwa
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4
Naeri Adlany, Hanafie Tamam, dan Faruq Nasution, Al Qur’an Terjemahan Indonesia, (Jakarta: P.T Sari Agung, 1993), hlm. 1256
3
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam[1589] 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Bahwa Allah berkata hendaklah manusia meyakini adanya Tuhan pencipta manusia (dari segumpal darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharannya agar tidak luntur, hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Setiap ketrampilan saling berhubungan dengan ketrampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh ketrampilan mulamula pada masa kecil kita belajar menyimak, kemudian berbicara sesudah itu kita membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Ketrampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Begitu halnya dengan ketrampilan membaca dan menulis Al Qur’an. Semakin sering anak belajar membaca dan menulis Al Qur’an maka dapat dipastikan semakin terampil anak itu dalam membaca dan menulis Al Qur’an, begitu juga sebaliknya.5 Pemberian pelajaran Al Qur`an seyogyanya mulai diberikan orang tua pada anaknya sejak usia dini dalam lingkungan pendidikan rumah tangga. Dimulai dari penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam Al Qur`an pada pribadi
anak lewat metode tauladan maupun nasehat sampai pembiasaan
kepada anak untuk menghafal surat-surat pendek dan beberapa ayat pilihan, seperti; Al Fatihah, An Naas, ayat kursi, dan lain sebagainya. Pada kenyataannya,
tidak
semua orang tua dapat menerapkan
pendidikan Al- Qur`an pada anak dalam lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: kesibukan orang tua dan minimnya pengetahuan orang tua akan Al- Qur`an. Ketrampilan baca tulis Al Qur’an siswa kelas V SD Negeri Cepoko 01 Semarang relatif masih rendah. Hal ini disebabkan oleh faktor siswa, guru, 5
Prof. Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa , (Bandung: Aangkasa, 1994), hlm. 2.
4
dan sekolah. Dari faktor siswa, siswa kurang percaya diri, siswa kurang memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada saat membaca Al Qur’an (intonasi, artikulasi, dan volume suara), dan siswa kurang berminat dalam pembelajaran baca tulis Al Qur’an. Dari faktor guru, guru tidak menggunakan
strategi
pembelajaran
yang
tepat
untuk
mengatasi
permasalahan-permasalahan itu, sehingga siswa sering merasa bosan dan tegang
terlebih
dahulu
sebelum mengikuti pembelajaran
Agama
Islam
terutama baca tulis Al Qur’an. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran kurang menarik, sehingga siswa kurang berminat, merasa bosan dan kurang termotivasi dengan pembelajaran Agama Islam. Di samping itu, faktor dari sekolah yang menuntut untuk segera menyelesaikan
pembelajaran
merupakan
salah
satu
faktor
penentu
keberhasilan pembelajaran baca tulis Al Qur’an. Berdasarkan uraian diatas maka dikembangkan pembelajaran baca tulis Al Qur’an dengan menggunakan media audio visual. Hal ini dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran siswa dapat menyaksikan secara langsung model seorang membaca Al Qur’an sehingga siswa dapat meniru atau mencontoh model tersebut dalam membaca dan menulis Al Qur’an.
B. Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dihadapi guru kelas V SD Negeri Kandri 01 Semarang adalah sebagai berikut: Apakah kemampuan siswa kelas V dalam mata pelajaran PAI materi pokok baca tulis Al Qur’an dapat di tingkatkan dengan pemanfaatan media Audio visual di SD Negeri Kandri I Kota Semarang ? 2. Bentuk Tindakan untuk Memecahkan Masalah Bentuk tindakan yang dirancang untuk memecahkan masalahnya adalah dengan menggunakan media audio visual, pada peserta didik kelas
5
V SD Negeri Kandri 01 Semarang, dalam materi pokok baca tulis Al Qur’an.
C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD Negeri Kandri I Semarang dalam mata pelajaran PAI materi pokok baca tulis Al-qur’an melalui pemanfaatan media Audio Visual.
D. Manfaat Penelitan Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut. Bagi Peserta Didik SD Negeri Kandri 01 Semarang 1. Kompetensi peserta didik di bidang agama, khususnya pada materi pokok baca tulis Al Qur’an dapat dicapai. 2. Hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Kandri 01 Semarang dalam mata pelajaran PAI khususnya materi pokok baca tulis Al Qur’an dapat meningkat. 3. Aktivitas belajar peserta didik kelas V SD Negeri Kandri 01 Semarang dalam mata pelajaran PAI khususnya pada materi pokok Baca Tulis Al Qur’an dapat meningkat. 4. Penggunaan media audio visual dapat dikembangkan atau diterapkan pada peserta didik di kelas-kelas lain. Bagi Guru SD Negeri Kandri 01 Semarang 1. Adanya inovasi penggunaan media pembelajaran PAI dari dan oleh guru yang menitikberatkan pada penggunaan media pemeblajaran audio visual. 2. Merupakan sumbangan pemikiran dan pengabdian guru dalam turut serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang ditekuninya. 3. Dengan adanya penelitian ini maka terjallin kerjasama atau kolaborasi sesama guru pelajaran PAI di SD Negeri Kandri 01 Semarang. Bagi Pihak SD Negeri Kandri 01 Semarang
6
1. Diperoleh
panduan
inovatif
penggunaan
media
audio
visual
yang
diharapkan dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya di SD Negeri Kandri 01 Semarang. 2. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran di SD Negeri Kandri 01 Semarang maka diharapkan dapat meningkatkan peringkat SD Negeri Kandri 01 di Semarang.
E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas,
hipotesis tindakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah pemahaman siswa kelas V SD Negeri Kandri 01 Semarang dapat meningkat setelah siswa mengikuti pembelajaran baca tulis Al Qur,an dengan memanfaatkan media audio visual. Pembelajaran ini juga berpengaruh terhadap sikap atau perilaku siswa di dalam proses pembelajaran.
F. Metode Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Kandri 01 Semarang tahun pelajaran 2010/2011. mata pelajarannya adalah Pendidikan Agama Islam (PAI) pada materi pokok Baca Tulis Al Qur’an. Jumlah peserta didik kelas V sebanyak 40 anak. Banyaknya peserta didik putra ada 21 dan yang putri ada 19. b. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitiannya di kelas V SD Negeri Kandri 01 Semarang, Jl. Kandri Utara. 2. Waktu penelitian dimulai pada Semester 1 (Gasal). c. Deskripsi per Siklus
7
Kegiatan penelitian ini dirancang akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya terdiri atas 4 tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Siklus I Perencanaan 1) Kebutuhan sarana dan prasarana media pembelajaran audio visual diidentifikasikan dan pengadaannya dirancang dan diadakan. 2) Peneliti
dan
guru
mitra
secara
kolaboratif
menyusun
soal/pertanyaan bercirikan kontekstual dengan materi pokok Baca Tulis Al Qur’an; dan merancang pembentukan kelompok yang heterogen. 3) Peneliti menyiapkan lembar observasi, pendokumentasian, lembar refleksi, RPP, dan evaluasi. Tindakan 1) Peneliti memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat, jelas, dan penuh suasana kehangatan. Guru mitra bertindak sebagai pengamat. 2) Penelliti menyajikan materi pelajaran Baca Tulis Al Qur’an. 3) Peneliti membentuk kelompok belajar heterogen (2-4 peserta didik). 4) Guru menyajikan video pembacaan dan penulisan ayat Al Qur’an yang benar melalui layar LCD di depan kelas. 5) Tiap kelompok mengamati video pembacaan dan penulisan Al Qur’an tersebut tentang cara membaca dan menulis ayat Al Qur’an yang benar. 6) Guru mengamati kinerja kelompok.
8
7) Tiap kelompok secara bergantian menirukan pembacan ayat Al Qur’an tersebut dengan benar dan siswa lain memperhatikan apakah pembacaannya sudah tepat atau belum. 8) Guru dan siswa menarik kesimpulan tentang cara membaca dan menulis ayat Al Qur’an yang benar. 9) Guru memberi tugas secara individual untuk menulis ayat Al Qur’an tersebut. Pengamatan 1) Guru mitra (sebagai pengamat) mengamati aktivitas kelompok peserta didik dan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan tugas. 2) Secara
kolaboratif-partisipatif
mengamati
jalannnya
proses
pembelajaran. 3) Mengamati aktivitas peserta didik saat memecahkan tugas/ soal. 4) Mengamati aktivitas peserta didik saat praktik membaca ayat Al Qur’an. 5) Pengamatan partisipasif dalam memeriksa hasil latihan soal setelah peserta didik diberi tugas rumah individual. 6) Mengamati/mencatat peserta didik yang aktif, berani bertanya kepada guru, atau berani mengajukan diri untuk ptaktik membaca ayat Al Qur’an. Refleksi 1) Menganalisis
hasil
sementara
terhadap
menggunakan mengubah
media
susunan
pengamatan
untuk
pelaksanaan audio
membuat
simpulan
pembelajaran
dengan
visual pada
anggota kelompok
siklus
I,
termasuk
berdasarkan efektivitas
kinerja kelompoknya. 2) Mendiskusikan
hasil analisis
untuk
tindakan perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.
Siklus II
9
Pada prinsipnya, semua kegiatan siklus II mirip dengan kegiatan pada siklus I. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I. 1) Tahapannya tetap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 2) Materi pelajaran berkelanjutan. 3) Diharapkan,
efektivitas
kerja
kelompok
peserta
didik
semakin
meningkat, d. Sumber Data dan Jenis Data a. Sumber data adalah dari subjek penelitian itu sendiri, yakni peserta didik kelas V SD Negeri Kandri 01 Semarang, melalui hasil pengamatan, hasil refleksi oleh tim peneliti, dan dari hasil tes. b. Jenis datanya adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang berupa (a) penilaian kinerja kelompok, (b) pengamatan terhadap peningkatan aktivitas peserta didik, (c) hasil tes, dan (d) data hasil observasi/ pengamatan terhadap efektivitas penggunaan media audio visual. e. Indikator Keberhasilan Tercapainya tujuan ke-1, yakni meningkatnya pemahaman peserta didik kelas V SD Negeri Kandri 01 Semarang dalam materi pokok baca tulis Al Qur’an
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Media audiovisual merupakan paduan antara audio dan visual yaitu seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori media audiovisual, antara lain: televisi, video-VCD, sound slide, dan film. Media audio visual telah banyak digunakan di dalam pengajaran. Hal itu karena media audio visual sangat efektif dan efisien untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
pembelajar,
sehingga
terjadi
proses
pembelajaran.
Pada
pembelajaran pendidikan agama islam, media audiovisual dapat digunakan untuk menayangkan materi pelajaran pendidikan agama islam yang dikemas dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi dan metode. Melalui penggunaan media audiovisual pada materi membaca dan menulis AlQur,an
peserta
didik
akan
aktif
melihat,
mendengarkan,
mengamati,
menafsirkan dan peserta didik dapat mempraktikkan apa yang telah disajikan melalui tayangan audiovisual tersebut.1 Dalam menulis skripsi penulis telah melakukan telah pustaka dengan membaca
buku-buku
yang
membahas
tentang
upaya
meningkatkan
pemahaman siswa dalam mata pelajaran PAI materi pokok baca tulis AlQur‟an dengan memanfaatkan media audio visual dan Untuk menghindari pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dari seseorang baik dalam bentuk buku atau kitab dan dalam bentuk tulisan lainnya, maka penulis akan memaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan. Dari hasil temuan itu nantinya akan dijadikan sebagai sandaran teori dan sebagai pembanding dalam mengupas permasalahan tersebut
1
Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009), hlm.
91.
10
11
sehingga
diharapkan
akan muncul penemuan baru.
Adapun penelitian-
penelitian yang penulis paparkan diantaranya sebagai berikut : Dalam skripsi Achmad Zainuddin Fanani (DO1302075) Fakultas Tarbiyah (PAI) IAIN Sunan Ampel Surabaya yang berjudul “Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Al Qur‟an Di Ma‟had Umar Bin Khattab Surabaya” yang membahas tentang bagaimana pelaksanaan media audio
visual dalam pembelajaran Al-Qur‟an serta pelaksanaan strategi
pembelajaran Al-Qur‟an di Ma‟had Umar bin Khattab dan pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran Al-Qur‟an di Ma‟had Umar bin Khattab. dalam
penelitian
ini
penggunaan
media
audio
visual
dipakai
dalam
pembelajaran Al-Qur‟an untuk menciptakan suasana dan pengalaman baru bagi para siswa yang selama ini hanya monoton pada metode ceramah. Pembelajaran Al-Qur‟an di ma‟had Umar bin Khattab menggunakan tiga metode yaitu; metode qiro‟ah, metode at-tartid, dan metode tajwid. Dengan kemajuan iptek media pembelajaranpun menjadi lebih variatif, Berdasarkan hasil penelitian tersebut. Dalam penerapan media audio visual dalam pembelajaran Al-Qur‟an di Ma‟had Umar bin Khattab adalah guru bidang studi Al-Qur‟an dalam mengajar menggunakan bahasa Arab sebagai pengantar dan diselingi sedikit dengan bahasa Indonesia. Mahasiswa menghadap pada komputer yang telah di lengkapi dengan software Holy Qur‟an memakai headset guna mendengarkan penjelasan dan perintah dari guru. Penguasaan kelas sangat baiksehingga tercipta suasana yang kondusif serta diakhiri pemberian motivasi kepada siswa untuk selalu semangat dalam belajar. Dalam pemanfaatan media audio visual untuk pembelajaran Al-Qur‟an di Ma‟had Umar bin Khattab sudah efektif dan maksimal karena di sesuaikan dengan kemajuan iptek, dengan menggunakan media internet para siswa bisa lebih mendapatkan pengalaman-pengalaman baru dalam proses belajar mengajar.2
2
Achmad Zainudin Fanani (DO1302075) “Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Al Qur`An Di Ma’had Umar Bin Khattab Surabaya” Skripsi (Surabaya Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel 2009)
12
Dan dalam skripsi Masruroh (073111602) Fakultas Tarbiyah (PAI) IAIN Wlisongo Semarang yang berjudul “Upaya Guru Dalam Mensinergikan Kemampuan Baca Dan Tulis Al-Qur‟an Siswa MI Nurul Islam Semarang Tahun
Pelajaran
2008-2009”
yang
membahas
tentang
pentingnya
meningkatkan kemampuan baca dan tulis al-Qur‟an siswa kelas 5 dan 6 MI Nurul Islam karena membaca adalah salah satu media yang paling efektif untuk melihat cakrawala dunia secara objektif, mandiri, dan kreatif. Dengan membaca, kita akan banyak memperoleh ilmu pengetahuan (al‟ilm), dan pengalaman serta cakrawala berpikir. Bahkan dengan membaca, kita akan menjadi seorang yang kreatif, kritis, dan bijak, atau sekurang-kurangnya kita bisa hijrah dari orang yang tidak tahu menjadi orang yang mengetahui. Namun,
tidak
banyak
orang
yang
memanfaatkan
kesempatan
yang
dimilikinya, misalnya waktu luang untuk membaca alam-sosial, buku-buku, dan sebagainya. Setiap muslim percaya bahwa al-Qur‟an adalah sumber nilai ajaran Islam yang lengkap. Percaya akan kebenaran al-Qur‟an sebagai wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW merupakan salah satu dari rukun iman yang enam. Akan tetapi kepercayaan yang asal percaya tidak bisa disamakan
dengan
percaya
yang
didasarkan
pada
pengetahuan
dan
pemahaman. Karena itulah mempelajari al-Qur‟an dengan pengetahuan dan pemahaman yang benar adalah suatu keharusan3 . Sementara untuk dapat mengetahui dan mempelajari isi kandungan alQur‟an, umat Islam hendaknya dapat membaca al-Qur‟an terlebih dahulu, karena disamping secara psikologis akan mendapatkan ketenangan jiwa bagi si pembaca juga akan memudahkan dalam mempelajari dan memahami arti serta maksud dari ayat yang dibaca. Penjelasan ini senada dengan pernyataan hadits Umar bin Affan:
3
Masruroh (073111602) “Upaya Guru Dalam Mensinergikan Kemampuan Baca Dan Tulis Al-Qur’an Siswa MI Nurul Islam Semarang Tahun Pelajaran 2008 -2009” Skripsi (Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang 2009)
13
4
“Telah menceritakan kepada kami Hajjaj Ibnu Minhal, telah diceritakan oleh Syu‟bah dan dia berkata telah memberi kabar kepadaku „Al-Qamah Ibnu Martsad, saya mendengar Sa‟ad Ibnu Ubaidah dari Abi Abdirrahman Assulamiyyu, dari Utsman bin Affan r.a. berkata Rasulullah SAW: “sebaikbaik diantara kami adalah orang yang belajar al-Qur‟an dan yang mengerjakannya.” (HR. Bukhori) Menurut Rohmadi (1997: 97-98), media audiovisual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar. Media audiovisual merupakan media yang paling lengkap dalam penggunaan di kelas dalam segala kemampuan audio dan visual yaitu meliputi: televisi, sound, film, video tape, dan film TV recording. Media audiovisual dapat membantu guru dalam mencapai tujuan instruksional, salah satunya adalah mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik serta peserta didik dengan lingkyngannya. Penggunaan media audio visual sangat efektif dan efisien untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan pembelajar, sehingga terjadi proses pembelajaran dua arah antara peserta didik dengan guru serta membuka cakrawala yang lebih luas melalui pemahaman peserta didik sendiri terhadap materi yang diajarkan.5 Menurut Nasution (2010: 197), penggunaan media audiovisual dapat mengarahkan
perhatian
murid-murid,
membimbing
mereka
dalam
pemikirannya, mengajukan pertanyaan, menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diperlihatkan, menyelidiki hingga manakah murid telah memahaminya dan 4
Software Al-Maktabat Al-Syamilah,Sohih Al-Bukhori juz XV, hlm. 438 Drs. Ahmad Rohani, HM, M.Pd. Media Instruksional Edukatif. (Jakarta: Rineka Cipta, 1997). Hal. 97-98. 5
14
memberikan feedback. Jadi media audiovisual merupakan alat yang berpotensi luar biasa bagi pengajaran.6
B. Media Audio Visual 1. Konsep Media Audio Visual a.
Pengertian Media Audio Visual Media didefinisikan oleh para ahli antara lain Arif S. Sadiman, R. Rahardjo dan kawan-kawan mengatakan: media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.7 Menurut pendapat Santoso S. Hamidjojo dikutip oleh Aminnuddin Rosyad dan Darhim media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang untuk menyebarkan ide, sehingga gagasan sampai pada penerima.8 Sedang menurut Mc. Luhan, media adalah sarana yang disebut juga Channel, memperluas
atau
karena pada hakikatnya media telah
memperpanjang
kemampuan
manusia
untuk
merasakan, mendengar dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, kini dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.9 Jenis media dibagi menjadi 3 yakni media audio, media visual dan media cetak. Hal ini dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut: Media audio berkaitan dengan indera pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang 6
Prof. Dr. S. Nasution, M.A. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010). Hal. 197. 7 Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pustekom Dikbud, Jakarta, 1984, hlm. 6. 8
Aminuddin Rasyad dan. Darhim, Media Pengajaran, Direktorat Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 197, hlm.104 9
Ibid, hlm. 104.
15
auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal.10 Media visual yaitu gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. 11 Media audio visual yaitu media pengajaran dan media pendidikan yang mengaktifkan mata dan telinga peserta didik dalam waktu proses belajar mengajar berlangsung. 12 Menurut Sadiman (1993:1), media audio visual adalah suatu sarana atau alat yang terdapat dua unsur audio dan visual yang terdapat dalam pita video dan dikemas dengan gambar elektronis dan kemudian di putar dengan suatu alat yaitu video player. 13 Sementara dalam pengertian yang lain, menurut GH. Hebby media audio visual didefinisikan dengan “materials using sight or
sound to present information; "language tapes and videocassettes and other audiovisuals".14 Dalam sebuah penjelasannya Dr. Imron menegaskan bahwa metode Audio Visual merupakan metode pendidikan yang sangat komprehensif dan gamblang dalam menyampaikan informasi.
10
Arif S. Sadiman, dkk, Op Cit, hlm. 49.
11
Ibid, hlm. 6.
12
Aminuddin Rasyad dan. Darhim, Loc.cit. hlm.10.
13
Sadiman, Arief, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatan, Grafindo Pers. Jakarta, 1993, hal. 1. 14
GHHeby, definition of Audio Visual http://www.ehow.com/about_5118293_definitionaudio-visual-equipment.html#ixzz1Dz, pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 Februari 2011.
16
.
15
“Audiovisual berarti penekanan pada penggunaan lebih dari satu arti dari indera manusia dalam proses belajar seperti melihat dan mendengar apapun menyertai kata yang diucapkan untuk proses hal-hal yang dilihat, telah meningkat dalam metode ini untuk mengkonfirmasi munculnya film berbasis pengetahuan dengan memindahkan gambar dan efek suara yang menyertainya. Dan apakah audio dan video harus menjadi bagian integral dan utama dari bahan pendidikan dan proses pendidikan itu sendiri. Maka nama berarti pendidikan yang paling komprehensif karena tergantung pada semua indera manusia dan metode kerja dan penggunaan semua kemungkinan yang tersedia di lingkungan pelajar.”16
Dengan demikian media audiovisual adalah sarana atau penunjang kegiatan belajar mengajar yang dapat dirasakan secara langsung oleh guru dan siswa serta dapat membantu memperlancar proses kegiatan belajar mengajar.
2. Karakteristik Media Audio Visual
15
Imron, Kholid, Dr., Media Audio Visual dalam Pendidikan, pengambilan data dilakukan pada tanggal 15 Februari 2011 di http://www.albdoo.com/vb/t4679.html. 16
Imron, Kholid, Media Audio Visual dalam Pendidikan, pengambilan data dilakukan pada tanggal 15 Februari 2011 di http://www.albdoo.com/vb/t4679.html.
17
Media audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar
(Djamarah
S.B,
1997:212).
Penyebutan
audio-visual
sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media
audiovisual mengandalkan
pendengaran
dan
penglihatan dari
khalayak sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audiovisual melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita, iklan, media
pembelajaran
adalah
contoh
media
audio-visual yang
lebih
menonjolkan fungsi komunikasi. Media dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai multimedia. Pada masyarakat yang masih terbelakang (belum berbudaya bacatulis)
elemen-elemen
multimedia
tidak
seluruhnya
secara
optimal
menunjang komunikasi. Masyarakat terbelakang hanya mengenal gambar dan suara. Pada masyarakat modern seluruh elemen multimedia menjadi sangat vital dalam membangun kesatuan dan memperkaya informasi. Suara, teks, gambar statis, animasi dan video harus diperhitungkan sedemikian rupa penampilannya, sehingga dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan ciri khas masyarakat modern yakni efektif dan efisien. Untuk kepentingan efektifitas dan efisiensi inilah kemudian muncul istilah multimedia yang bersifat infotainment (informatif sekaligus menghibur) dan multilayer (beberapa lapis tampil pada saat yang sama). Sebagai alat bantu (media pembelajaran) dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual mempunyai sifat sebagai berikut:
Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
18 Kemampuan
untuk
memberikan
penguatan
(reinforcement0
atau
pengetahuan hasil yang dicapai Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan) 3. Macam-macam Media Audio Visual Media
audio
visual
adalah
seperangkat
alat
yang
dapat
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat-alat yang ternasuk dalam kategori media audio visual, adalah: televisi, video-VCD, sound slide, dan film.17 a.) Televisi Televisi merupakan suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara. Peranan TV baik sebagai gambar hidup maupun sebagai radio yang dapat menampilkan gambar yang dapat dilihat dan menghasilkan suara yang dapat didengar pada waktu yang sama. Televisi sebagai lembaga penyiaran, telah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak dan masyarakat. berperan
Untuk dalam
program
pendidikan
menyampaikan
dan
agama,
menayangkan
televisi
begitu
pesan-pesan
pendidikan agama melalui mimbar agama, hikmah fajar, dan dalam bentuk program yang lain. Program televsi pendidikan dinilai selain menarik minat yang lebih besar dan juga memberikan informasi yang autentik. b.) Video-VCD Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dan dapat ditayangkan melaui medium video dan video compact disk (VCD). Video memiliki beberapa features yang sanngat bermanfaat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu features tersebut 17
Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, Safiria Insania Press, Yogyakarta, 2009, hal. 102-108. lihat juga M. Sobari, Macam-macam Media Audio Visual, http://beesyndicate.blogspot.com/2009/06/karekteristik-macam-macam-media-audio.v isual.html.
19
adalah slow motion dimana gerakan objek atau peristiwa tertentu yang berlangsung sangat cepat dapat diperlambat agar mudah dipelajari oleh pembelajar.
Slow
motion
adalah
kemampuan
teknis
untuk
memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung cepat. Untuk pembelajaran agama Islam, media video dan VCD dapat digunakan untuk menayangkan materi pelajaran pendidikan agama Islam
yang
dikemas
dengan
baik
dan
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran, materi, dan metode, seperti materi pelajaran ibadah haji, merukti (merawat) jenazah, materi pelajaran salat, materi pelajaran membaca Al-Qur‟an, dan sebagainya. Melalui pembelajaran dengan media video-VCD pembelajar akan aktif melihat, mendengarkan, mengamati, menafsirkan dan pembelajar dapat mempraktikkan apa yang telah disajikan lewat program video dan VCD tersebut. c.) Media Sound Slide (Slide Bersuara) Slide bersuara adalah gambar tunggal dalam bentuk film positif tembus pandang yang dilengkapi dengan bingkai yang diproyeksikan. Penggunaannya dapat dikombinasikan dengan audio kaset disebut dengan sound slide (tampilan bersuara), dan dapat digunakan secara tunggal tanpa narasi. Sebagai media pembelajaran, slide bersuara dapat menyajikan gambar yang tetap dengan urutan yang tetap, sehingga menjamin keutuhan pelajaran dan gambar tidak mudah hilang, terbalik, atau berubah urutan jika teknik jika pengemasannya benar dan baik. Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif
membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit
(mengkonkritkan
suatu
yang
bersifat
abstrak).
Dengan
menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indra siswa yang terlibat (visual, audio), maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep (pemahaman konsep semakin baik). Slide bersuara dapat dibuat
20
dengan
menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer
seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.
21
d.) Film Film merupakan rangkaian gambar yang dapat diproyeksikan ke layar dengan kecepatan tertentu. Rangkaian suatu gambar dan suara yang menampilkan cerita dan gambar yang mudah dipahami. Dalam pengertiannya yang jelas disebutkan bahwa film cerita yang dituturkan kepada penonton melalui rangkaian gambar bergerak. Dari definisi tersebut, kini mendapatkan empat elemen penting, yang akan dibahas dalam diktat ini, yaitu: 1. Cerita 2. Dituturkan 3. Penonton, dan 4. Rangkaian gambar bergerak.18
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual Beberapa pendapat tentang kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan media audio visual dalam pembelajaran sebagai berikut: a. Kelebihan media audio visual sebagai berikut: 1. Menyajikan objek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar. 2. Sifatnnya
yang
audio
visual,
sehingga
memiliki daya
tarik
tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau memotivasi pembelajar untuk belajar. 3. Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik. 4. Dapat
mengurangi
kejenuhan
belajar,
terutama
jika
dikombinasikan dengan teknik mengajar ceramah dan diskusi persoalan yang ditayangkan.
18
Syahusaini, baca Macam-macam Media Pembelajaran, tulisan ini oleh penulis di-upload pada tanggal 20 Desember 2010, selanjutnya diambil sebagai referensi pada tanggal 15 Februari 2011, http://sayhusaini.blogspot.com/2009/03/macam-macam-media-pembelajaran -dan.html.
22
5. Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang objek yang dipelajari pembelajar. 6. Membantu pengajar memperluas referensi atau pengalaman. 7. Portable
dan
mudah
didistribusikan
sehingga
praktis
penggunaannya. b. Kekurangan media audio visual Kekurangan dari media ini, terutama terletak dalam segi teknis dan juga biaya. Penggunaan media ini memerlukan dukungan sarana dan prasarana tertentu, seperti: 1. Pengadaannya memerlukan biaya mahal. 2. Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan di segala tempat. 3. Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang untuk terjadinya umpan balik. 4. Mudah
tergoda
untuk
menayangkan
tayangan
yang
bersifat
hiburan, sehingga suasana belajar akan terganggu. 19
C. Materi Pokok Baca Tulis Al-Qur’an 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok Baca Tulis Al-Qur’an No.
1.
19
Standar
Kompetensi
Materi
Kompetensi
Dasar
Pokok
Membaca Al-Qur‟an dengan bacaan alif lam qomariyah dan alif lam syamsiyah.
Membaca Al-Qur;an dengan bacaan alif lam qomariyah. Membaca Al-Qur‟an dengan bacaan alif lam
Hujair AH. Sanaky, Ibid, hal. 105-106.
Bacaan alif lam qomariyah Bacaan alif lam syamsiyah
Indikator
Melafalkan bacaan alif lam qomariyah Menulis bacaan alif lam qomariyah Menjelaskan bacaan alif lam
23
syamsiyah. Menulis huruf AlQur‟an dengan baik dan benar.
qomariyah
2. Materi Pembelajaran Bacaan Alif Lam Qomariyah dan Alif Lam Syamsiyah a.
Bacaan Alif Lam Qomariyah 1. Pengertian Alif lam qomariyah adalah alif lam
yang dirangkai dengan
salah satu huruf qamariyah, yakni 14 huruf dari huruf Hijaiyah. Huruf qomariyah itu adalah:20
2. Cara Membaca a. Huruf lam diberi harakat mati (sukun) sehingga suara lam jelas (izhar).
dibaca alqamariyatu: b. Huruf qamariyah yang terdapat sesudah huruf alif lam tidak diberi tanda tasydid.
20
Lihat dalam tulisan Mina yang berjudul Huruf al-Syamsiyah dan al-Qomariyah, http://minalove.com/artikel/huruf+al+syamsiyah+dan+al+qomariyah, dikutip pada tanggal 13 Februari 2011.
24
c. Seperti halnya alif lam syamsiyah, jika di awal kalimat (ibtida’) huruf alifnya diberi harakat atas, tetapi jika di tengah kalimat, huruf alifnya tidak diberi harakat. Contoh:
Alif lam pertama, berada di awal maka alif tersebut diberi harakat atas. Sedangkan alif lam kedua berada di tengah kalimat dan alifnya tidak diberi harakat. 3. Contoh-contoh bacaan alif lam qamariyah a.
25
b. Bacaan Alif Lam Syamsiyah 1. Pengertian Alif lam syamsiyah adalah alif lam ( )الyang dirangkai dengan salah satu huruf syamsiyah, yakni 14 huruf dari huruf Hijaiyah. Huruf syamsiyah itu adalah:
ت ثدذ رز س ش صض طظلن 2. Cara Membaca a. Suara lam tidak dibaca dan tidak diberi harakat, tetapi dileburkan (di-idgham-kan) ke dalam huruf syamsiyah yang ada di belakangnya. Contoh:
tulisannya alsyamsiyah, tetapi dibaca asysyamsiyah:
Sebab, huruf lamnya tidak diberi harakat sehingga lam tidak dibaca.
26
b. Karena huruf lam dileburkan, maka huruf syamsiyah yang ada di belakang huruf lam tersebut diberi harakat tasydid (
)ـّـ.
huruf syamsiyahnya syin dan diberi harakat tasydid:
c. Pada dasarnya huruf alif yang mengikuti huruf lam tidak berharakat. Namun, jika di awal kalimat (ibtida’), huruf alif tersebut diberi harakat atas, tetapi jika di tengah kalimat, huruf alifnya tidak diberi harakat.
Contoh:
Alif lam pertama, berada di awal maka alif tersebut diberi harakat atas. Sedangkan alif lam kedua berada di tengah kalimat dan alifnya tidak diberi harakat. 3. Contoh-contoh bacaan alif lam ( )الsyamsiyah a.
bertemu dengan huruf
dibaca: at-takasur
b.
ال
bertemu dengan huruf
ث: ُالّثَاقِب
c.
ال
bertemu dengan huruf
د: ُالّدِيْه
dibaca: ad-din
d.
bertemu dengan huruf
ذ: ُالّذِكْر
dibaca: az-zikr
e.
bertemu dengan huruf
ر: ُالرَحْمَه
f.
bertemu dengan huruf
dibaca: ats-tsaqib
dibaca: ar-rahman
dibaca: az-zaitun
27
g.
bertemu dengan huruf
h.
bertemu dengan huruf
i.
dibaca: as-sami`
dibaca: asy-syamsu
bertemu dengan huruf
dibaca: ash-
shalihaat j.
bertemu dengan huruf
k.
bertemu dengan huruf
l.
bertemu dengan huruf
m.
bertemu dengan huruf
n.
bertemu dengan huruf
dibaca: adh-dhaalin
ط: ُالّطَاعَة
dibaca: ath-tha`ah
dibaca: azh-zhalimin
dibaca: al-lail
ن: ُالّنَاس
dibaca: an-naas
21
c. Perbedaan alif lam ( )الsyamsiyah dengan alif lam ( )الqomariyah
No
Alif Lam Syamsiyah
1
Lam tidak berharakat
Lam berharakat sukun
2
Lam tidak dibaca
Lam dibaca jelas
3
Lam dileburkan ke dalam huruf Karena lam berharakat sukun, syamsiyah yang ada
maka huruf qamariyah yang ada
sesudahnya sehingga huruf
sesudahnya tidak diberi tasydid.
syamsiyah tersebut diberi tasydid.
21
Alif Lam Qamariyah
Ibid.
28
3. Pemanfaatan Media Audio Visual dalam Materi Pokok Baca Tulis Al-Qur’an Dengan
menggunakan
kombinasi media
dalam pembelajaran,
siswa dapat menikmati pembelajaran yang lebih bermutu dan nilainya bahkan lebih variatif dibandingkan dengan pengalaman langsung. Dengan demikian efektivitas dan efisiensi pembelajaran dapat ditingkatkan ketaraf yang setinggi- tingginya.22 Selain itu Fuad Fakhrudin mengemukakan: apapun tipe kecerdasan manusia, maka pembelajaran harus dapat merangsang aktifitas kekuatankekuatan fisik dan jiwa manusia semaksimal mungkin, dan tidak ada jalan lain
kecuali
pembelajaran
bermedia.
Dalam
hal-hal
yang
sangat
spiritualistik sekalipun, pembelajaran itu dapat dilakukan dengan media. Salah
satunya,
sebelumnya
anjuran
dilarang
Nabi
adalah
untuk
contoh
mengunjungi
kuburan
setelah
pembelajaran bermedia,
dimana
dengan media kunjungan ke kuburan orang mengingat akan mati sebagai kelanjutan
dari
setiap
mahluk
yang
bernyawa.
Demikian
juga,
sebagaimana dalam hadist Nabi yang menceritakan Nabi Musa yang mengeluhkan bagaimana mencari Allah, maka Allah berfirman: Carilah Aku (Allah) dikalangan orang-orang yang hatinya hancur! Rangkaian cerita
(al-Qashash) atau berbagai perumpaman simbolik
(al-Amtsal)
didalam Al-Qur‟an juga merupakan tipe-tipe pembelajaran bermedia. Beberapa contoh dalam model pembelajaran bermedia yang sudah dicontohkan oleh Allah dan Rasul.23
22
Fuad Fakhrudin, Standar Pelayanan Minimal Madrasah Ibtidaiyah , Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2005, hlm.55 23
Fuad Fakhruddin, Ibid, hlm.53
29
Artinya: “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhanmu selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka kamu akan mendengar?” (71) Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhanmu selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu istrahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (72) Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu mencari sebahagiaan dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersukur kepadanya (73). 24 Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan kaidah-kaidah. Prinsip-prinsip umum penggunaan media antara lain: a. Penggunaan media tidak dapat berdiri sendiri; dalam arti tanpa melibatkan komponen pembelajaran lainya. Demikian juga, bahwa media haruslah memerlukan modivikasi tertentu dalam sistem, strategi dan tehnik metodelogis pembelajaran agar media benar-benar dapat bermanfaat bagi peningkatan proses hasil pembelajaran. b. Tidak ada media yang serba cocok dengan keadaan yang bermacammacam. Keadaan lingkungan fisik dan psikologis siswa dan kelas haruslah dipertimbangkan dalam penggunaan media. c. Media pembelajaran yang berupa media rancangan (media by design) tentunya penggunan terbatas menurut desain yang telah diterapkan, dan praktis media tersebut tidak efektif untuk sasaran yang berbed. Demikian juga, media yang dimanfaatkan (media by utilization) seperti 24
Khadim al Haramain asy Syarifain, Al-Qur’an dan terjemahan, Lembaga Percetakan AlQur‟an Raja Fahd, Madinah, 1424 H, hlm.621-622
30
bola dunia, peta, penggaris, film, program komputer dan lain-lain, yang dapat ditemukan di pasar harus pula disesuaikan dengan tujuan dan subyek. d. Penggunaan
berbagai
media
secara
serampangan,
tanpa
memperhatikan manfaat, tujuan dan sasaran, serta tanpa melalui prosedur
pemilihan
pembelajaran.
yang
Bagaimanapun
tepat,
justru
pembelajaran
akan multimedia
mengacaukan itu
secara
umum efektif, tetapi jika tidak memperhatikan faktor perhatian dan reseptivitas siswa serta familiaritas guru maka tidak akan berguna. e. Pengguanaan
media pembelajaran menghendaki adanya persiapan
ekstra dari guru, bagi guru sebagai teacher manager yang mendesain proses pembelajaran, ataupun guru sebagai teacher operator yang mempersiapkan
teknik-teknik
presentasi
dan
mempresentasikan
pembelajaran deangan media yang sudah dipilih. f.
Penggunaan media sedapat mungkin lebih dari sekedar berfungsi alat bantu mengajar guru (teaching aids) tetapi sebagai sumber belajar yang menempati posisi sebagai bagian integral dari sistem operasi pembelajaran.
g. Tidak waktu
diperkenankan menggunakan media untuk sekedar pengisi luang,
karena
akan
merupakan
preseden
buruk
yang
mengesankan bahwa bagi siswa media hiburan. Media-media yang dapat dikesankan melenceng adalah program film pendidikan, gambargambar, slide, televisi, OHP, dan juga komputer. Di situlah guru perlu ekstra hati-hati menyikapi pemanfaatannya.25 Selain itu dalam penggunaan media ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu: a. Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran. Sebagimana
diketahui,
bahwa tujuan pengajaran itu menjangkau
daerah kognitif, afektif, dan psikomotor.
25
Fuad Fakhrudin, Op.Cit, hlm.57-59
31
b. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri. Setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan sendiri-sendiri. c. Kemampuan
guru
menggunakan
suatu
jenis
media.
Betapapun
tingginya nilai kegunaan media, hal itu tidak akan memberi manfaat yang optimal, jika guru kurang/belum mampu menanganinya dengan baik. d. Keluwesan
dalam
penggunaannya.
Dalam
memilih
media
harus
dipertimbangkan pula faktor keluwesan dalam arti seberapa jauh media tersebut dapat digunakan dengan praktis dalam berbagai situasi dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. e. Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada. f.
Ketersediaannya biaya.26 Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran mencakup
beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : a. Langkah-langkah persiapan guru, pertama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. b. Mempersiapkan kelas, audien dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan VCD tersebut. c. Langkah penyajian, setelah audien dipersiapkan barulah VCD diputar. d. Aktivitas lanjutan, aktivitas lanjutan ini dapat berupa tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman audien/siswa terhadap materi yang disajikan. Kalau masih ada kekeliruan bisa dilakukan pemutaran lagi.27 Dari pendapat tersebut penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah diperlukan. Misalnya untuk pelajaran fiqih bisa dicontohkan tentang
materi
gerakan-gerakan
shalat,
pelajaran
sejarah
26
R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Loc. Cit, hlm.121
27
M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hlm.97
untuk
32
memberikan pengetahuan pada siswa tentang kejadian-kejadian dahulu atau suatu benda yang tidak bisa terjangkau, begitu pula media juga penting diterapkan pada pelajaran Al-Qur‟an Hadits dalam materi baca tulis Al-Qur‟an sangatlah mungkin penggunaan media dalam hal ini media audio
visual.
Dengan penggunaan media audio
visual pembelajaran
menjadi menarik sehingga perhatian dan minat siswa dalam belajar akan tumbuh,
dan
juga
siswa
mudah
menirukan
bunyi kalimat-kalimat,
sehingga prestasi pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an akan meningkat. Penggunaan media audio visual juga sangat membantu guru dalam penyampaian materi.
D. Pemahaman 1. Taksonomi Tujuan Pendidikan ( Aspek Kognitif) Tujuan pendidikan (aspek kognitif) berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan,
kemampuan,
dan kemahiran intelektual. Aspek kognitif
mencakup kategori berikut: a. Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan untuk mengingat atau mengenali informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya. b. Pemahaman Pemahaman adalah kemampuan mental untuk menjelaskan, informasi yang telah diketahui dengan bahasa dan ungkapannya sendiri. c. Penerapan Penerapan adalah kemampuan mennggunakan materi pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit. d. Analisis Analisis adalah kemampuan memecahkan material ke dalam bagianbagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. e. Sintesis Sintesis
adalah
kemampuan
menggabungkan bagian-bagian dalam
rangka membentuk struktur yang baru.
33
f.
Penilaian Penilaian adalah kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi pembelajaran untuk tujuan tertentu.28
2. Pengantar Pemahaman a. Konsep Pemahaman Pemahaman
berasal dari kata
paham yang
artinya (1)
pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman, artinya
(1)
proses,
(2)
perbuatan,
(3)
cara
memahami
atau
memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak. 29 Pemahaman
bukan
kegiatan
berpikir
semata,
melainkan
pemindahan letak dari dalam berdiri di situasi atau dunia orang lain. Mengalami
kembali situasi yang
dijumpai pribadi lain
didalam
erlebnis (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman
pikiran),
pengalaman
yang
terhayati.
Pemahaman
merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain. Pemahaman
(comprehension),
kemampuan
ini
umumnya
mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Menurut Bloom “Here we are using the tern “comprehension“ to include those objectives, behaviors, or responses which represent an understanding of the literal message contained in a communication.“ Artinya : Disini 28
Catharina Tri Anni, Op.Cit,, hal. 6.
29 Ian, Pengertian Pemahaman, upload pada tanggal 17 Desember 2010 di alamat website http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/. Dikutip pada tanggal 14 Februari 2011.
34
menggunakan pengertian pemahaman mencakup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi.
Oleh sebab itu siswa dituntut
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan
dan
dapat
memanfaatkan
isinya
tanpa
keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang lain.30 Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tertinggi. b. Macam Pemahaman Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe belajar pengetahuan.
Pemahaman dapat
dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagianbagian
terendah
menghubungkan
dengan beberapa
yang
diketahui
bagian
grafik
berikutnya dengan
atau
kejadian,
membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi. 31 Memiliki pemahaman tingkat ektrapolasi berarti seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide30
Mudzakir, Pemahaman, http://mr-perspektif.blog.friendster.com/2007/07/pemahaman/, dikutip pada 13 Februari 2011. 31
Ian, Op.cit, Pengertian Pemahaman
35
ide
atau
simbol,
serta
kemempuan
membuat
kesimpulan
yang
dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya. c. Instrumen Evaluasi untuk Aspek Kognitif Sub Pemahaman Tolok ukur hasil pendidikan dapat diketahui dengan adanya evaluasi. Evaluasi pendidikan sering diartikan sebagai pengukuran atau penilaian hasil belajar-mengajar, padahal antara keduanya punya arti berbeda
meskipun
saling
berhubungan.
Mengukur
adalah
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (kuantitatif), sedangkan menilai berarti mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (kualitatif). Adapun pengertian evaluasi meliputi keduanya.32 Dalam pendidikan terdapat bermacam-macam instrumen atau alat evaluasi yang dapat dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap anak didik. Instumen evaluasi itu dapat digolongkan menjadi dua yakni, tes dengan non-tes. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan
dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai
dengan tujuan pendidkan dan pengajaran. 33 Ada 2 jenis tes yakni tes uraian (subjektif) dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan
benar
salah,
pilihan
ganda
dengan
banyak
variasi,
menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi. 34
32
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 3, cet ke-9 tahun 2009,
33
Ibid, hlm. 53
34
Ibid.hlm.162-164.
36
Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi dapat juga dinilai olah alat-alat nontes atau bukan tes. Instrumen evaluasi non-tes yaitu wawancara dan kuisioner, skala, observasi, dan studi kasus.35 Dalam pembahasan instrumen evaluasi dikenal evaluasi aspek kognitif atau ranah kognitif. Ranah kognitif sebagai ranah hasil relajar yang berkenaan dengan
kemampuan
pengetahuan pengenalan, dapat
yang
pikir,
kemampuan
berkaitan
pemahaman,
diartikani
dengan
konseptualisai,
sebagai
memperoleh pengetahuan, pemerolehan
pengetahuan,
penentuan dan penalaran
kemampuan
intelektual;
Bloom
mengklasifikasi ranah hasil belajar kognitif atas enam tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, síntesis dan evaluasi. 36 Evaluasi
hasil
belajar
kognitif
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan tes objektif maupun tes uraian. Prosedur evaluasi hasil belajar ranah kognitif dengan menggunakan tes sebagai instrumennya meliputi menyusun tes, melaksanakan testing, melakukan skoring, analisis dan interpretasi dan melakukan tindak lanjut. 37
E. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.38 Pendapat lain mengatakan hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar, atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah satu palsu, akan
35
Ibid, hlm. 26.
36
Tim PEKERTI-AAPPSP LPP, Panduan Pengembangan Pendidikan UNS, 2007, hlm.13. 37 38
Evaluasi
Belajar, Surakarta: Lembaga
Ibid, hlm. 14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm.67
37 diterima jika fakta-faktanya jelas mambenarkan.39 Berdasar teori tersebut peneliti meneliti permasalahan dengan mengumpulkan data untuk memperoleh kebenarannya. Dalam penelitian ini, hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut: “Prestasi belajar baca tulis Al-Qur‟an materi bacaan Alif Lam Qomariyah dan Alif Lam Syamsiyah dapat di tingkatkan melalui penggunaan media Audio Visual dalam pembelajaran pada kelas V SD Negeri Kandri I Kota Semarang”.
39
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, hlm.63
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
tindakan
kelas
(classroom
action research). Secara sederhana action research dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis, dengan
cara
“kolaborasi
melakukan adalah
keahlian,
dan
melaksanakan
tindakan
adanya
secara
kerjasama
profesi
dalam
kegiatan
dan
kolaboratif
antara
memecahkan melakukan
dan
berbagai masalah,
penelitian
partisipatif,
disiplin
ilmu,
merencanakan, akhir.”1
Disini
kolaborasi menjadi hal yang penting dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Sebab satu ciri khas dalam PTK adalah adanya kerja sama antara praktisi
dan
peneliti.
Dalam
pemahaman,
kesepakatan
tentang
permasalahan, pengambilan keputusan, dan akhirnya melahirkan tindakan.2 Suharsimi
Arikunto
dan
kawan-kawan
mengatakan
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah: Sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan. Yaitu (1) penelitian (2) tindakan (3) kelas.
Dengan menggabungkan tiga kata tersebut dapat
disimpulkan
bahwa
penelitian
pencermatan
terhadap
kegiatan
tindakan
kelas
merupakan
belajar berupa sebuah tindakan,
suatu yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.3 1
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2008, Cet Ke-7, hlm. 152. 2 Suharsimi Arikunto, et. al, Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Cet Ke-5, hlm. 63. 3
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, Cet-4, hlm2-3.
38
39
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas untuk peningkatan hasil belajar baca tulis Al-Qur’an melalui penggunaan media audio visual dalam pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri Kandri 01 Kota Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiaptiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perbaikan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Dalam siklus satu peneliti menggunakan media audio visual dengan memutar Video Cassette Display dalam pembelajaran tentang bacaan Alif lam Qomariah dan Alif lam Syamsiyah pada surat At-Takatsur dan At-Tiin. Sesuai dengan materi yang telah ditentukan. Dalam siklus dua, peneliti menggunakan media audio visual dengan memutarkan
Video
Cassette Display lagi yang didalamnya terkandung
bacaan Alif lam Qomariah dan Alif lam Syamsiyah pada surat-surat pendek.
Siswa diharapkan mampu membedakan bacaan tersebut serta
menyebutkan huruf-huruf Alif lam Qomariyyah dan Alif lam Syamsiyyah sesuai materi yang telah ditentukan. Berdasarkan refleksi awal serta diskusi dengan guru pengampu maka langkah-langkah yang dianggap
paling tepat untuk meningkatkan
prestasi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an adalah dengan meningkatkan aktivitas dan peran serta siswa dalam pembelajaran serta guru dalam penggunaan media yang tepat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tindakan yang paling tepat adalah peningkatan prestasi melalui penggunaan media
pembelajaran yang tepat yaitu penggunaan audio
visual dalam
pembelajaran. Dengan berpedoman pada hal tersebut di atas, maka prosedur pelaksanaa penelitian tindakan kelas ini (a) Perencanaan (b) Pelaksanaan Tindakan (c) Observasi (d) dan refleksi disetiap siklus.
40
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan
Refleksi Tiap Siklus
gb. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Secara rinci prosedur tindakan ini dapat dijabarkan dalam uraian sebagai berikut: 1. Pra siklus a. Perencanaan (planning) 1) Sebagai
langkah
awal
untuk
mengetahui
bagaimanakah
pemahaman siswa pada pelajaran PAI materi baca tulis AlQur’an,
peneliti membuat soal tertulis untuk
diujikan pada
siswa kelas V. 2) Melakukan observasi pra siklus ketika proses pembelajaran berlangsung. b. Tindakan (action) 1) Peneliti
melakukan
observasi
selama
proses
pembelajaran
berlangsung 2) Memberikan tes tertulis berupa soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan. c. Pengamatan (observing) Peneliti mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas dan aktifitas siswa selama pembelajaran. d. Refleksi Membuat
kesimpulan
dan
membuat
rancangan
perbaikan
pada
tindakan peningkatan siklus I 2. Siklus 1 a. Perencanaan (planning) 1) Peneliti meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah disiapkan dalam bentuk RPP.
41
2) Mempersiapkan tes tertulis berupa soal-soal yang berkaitan dengan PAI materi pokok baca tulis Al-Qur’an. b. Tindakan (action) Guru
dengan
peneliti
melaksanakan
pembelajaran
sesuai
dengan RPP yang telah dipersiapkan oleh peneliti. 1) Peneliti
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
kemudian
menyampaikan materi. 2) Peneliti menyampaikan materi dengan memanfaatkan media audio visual yang telah dipersiapkan. 3) Peneliti memberikan tes tertulis kepada siswa. c. Pengamatan (observing) 1) Guru mitra mengamati proses pembelajaran oleh siswa dan peneliti. 2) Mencatat aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. d. Refleksi 1) Secara
kolaboratif
guru
dan
peneliti
menganalisis
dan
mendiskusikan hasil pengamatan, selanjutnya mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk pelaksanaan siklus 2. 2) Membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I. 3) Merencanakan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran untuk siklus 2 3. Siklus 2 a. Perencanaan (planning) 1) Peneliti meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah disiapkan dalam bentuk RPP. 2) RPP
harus
berisi
sistematika
menggunakan media audio visual. 3) Mempersiapkan tes b. Tindakan (action)
pelaksanaan
pembelajaran
42
Guru dengan
dengan
RPP
yang
peneliti telah
melaksanakan
disiapkan
pembelajaran
oleh
peneliti dan
sesuai direvisi
berdasarkan evaluasi siklus I. 1) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Peneliti memberikan informasi awal tentang skenario atau jalannya proses pembelajaran dengan memanfaatkan media audio visual. 3) Peneliti menyampaikan materi dengan memanfaatkan media audio visual yang telah dipersiapkan. 4) Peneliti memberikan tes tertulis kepada siswa c. Pengamatan (observing) 1) Guru mitra mengamati proses pembelajaran oleh siswa dan peneliti. 2) Mencatat aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. d. Refleksi Refleksi pada siklus 2 dilakukan untuk membuat kesimpulan akhir dan melakukan
penyempurnaan
pembelajaran
dengan
memanfaatkan
media audio visual
B. Subyek Penelitian Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kandri 01 Kota Semarang tahun pelajaran 2010/2011. 1. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011, dan berlangsung selama 6 bulan mulai dari bulan November 2010 sampai bulan April 2011 2. Tempat penelitian Tempat
penelitian
ini
dilaksanakan di SD Negeri Kandri 01
Kota Semarang tahun pelajaran 2010/2011. 3. Tujuan penelitian
43
Penelitian ini dilakukan di dalam kelas yaitu pada siswa kelas V SD Negeri Kandri 01 Kota Semarang tahun pelajaran 2010/2011 dengan tujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penggunaan media audio visual dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an siswa kelas V SD Negeri Kandri 01 Kota Semarang tahun pelajaran 2010/2011. b. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar baca tulis Al-Qur’an melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas V SD Negeri Kandri 0I Kota Semarang tahun pelajaran 2010/2011
C. Fokus Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai “obyek pengamatan atau fenomena yang diteliti “.4 Atau variabel adalah “ obyek penelitian yang bervariasi “. 5 Dalam penelitian ada dua variabel sebagai obyek pengamatan, yaitu : 1. Pembelajaran PAI baca tulis Al-Qur’an
dengan memanfaatkan media audio
visual. Diketahui dari analisis data observasi pembelajaran PAI materi pokok baca tulis Al-Qur’an dengan memanfaatkan media audio visual 2. Peningkatan pemahaman siswa kelas V dalam mata pelajaran PAI materi pokok baca tulis Al-Qur’an. Diketahui dari analisis data hasil tes tertulis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran PAI materi pokok baca tulis Al-Qur’an dengan memanfaatkan media audio visual
4 Drs. Ibnu Hadjar, M.Ed, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm. 156 5
Dr. Husaini Usman, M.Pd, dan Purnomo Setiady Akbar, M.Pd, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, hlm. 47
44
D. Instrumen penelitian a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP pada tiap siklus dibuat berdasarkan format kurikulum saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. RPP ini harus meliputi skenario
pembelajaran PAI secara rinci setiap
kali proses KBM
dilaksanakan. b. Tes tertulis Tes tertulis digunakan untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik yang telah medapatkan data siswa tentang pemahaman materi baca Tulis al-Qur’an sebelum dan sesudah memanfaatkan media audio visual.
E. Teknik pengumpulan data Teknik
pengumpulan
data
yang
digunakan
dalam
penelitian
tindakan kelas menggunakan multi teknik atau multi instrumen. Ada tiga kelompok teknik pengumpulan data, yang oleh Wolcott sebagaimana yang terdapat dalam buku Nana Saodih Sukmadinata disebutkan sebagai strategi pekerjaan
lapangan
primer,
yaitu:
pengalaman,
pengungkapan
dan
pengujian.6 1. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Pengalaman observasi.7 kegiatan
(experiencing)
Menurut pemusatan
Suharsimi, perhatian
dilakukan
dalam
bentuk
observasi/pengamatan
meliputi
terhadap
suatu
obyek,
dengan
menggunakan seluruh indera.8 Observasi
dalam
penelitian
ini
dilaksanakan
bersamaan
dengan saat pelaksanaan pembelajaran. pengamatan dilaksanakan 6
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet 1, 2005), hlm. 151 7 8
Ibid, hlm. 152
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 156
45
pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sehingga selama pelaksanaan tindakan berlangsung peneliti juga mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama tindakan berlangsung. b. Wawancara Pengungkapan
(enquiring)
dilakukan
melalui wawancara.9
Peneliti mengadakan wawancara terhadap pihak-pihak terkait untuk mendapatkan
data
yang
diperlukan.
Dalam
hal
ini,
peneliti
melakukan wawancara terhadap guru PAI Kelas V SD Negeri Kandri 01 Kota Semarang. c. Tes tertulis dan demontratif Hasil Tes siswa dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini, mengambil hasil tes terdahulu yaitu sebelum pengguaan media audio visual dan selama penelitian berlangsung dengan menggunakan media audio visual, hal ini dilakukan untuk perbandingan hasil pembelajaran baca tulis Al-Qur’an sebelum menggunakan media audio visual dalam pembelajaran dan hasil belajar baca tulis Al-Qur’an melalui media audio visual pada kelas V SD Negeri Kandri 0I Kota Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
F. Analisa data Data hasil pengamatan melalui observasi, wawancara dan hasil tes diolah
dengan
menggunakan
analisis
deskriptif
untuk
menggambarkan
keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus. Dengan
analisa
ini,
diharapkan
akan
terlihat
peningkatan
pemahaman siswa kelas V dalam mata pelajaran PAI materi pokok baca tulis Al-Qur’an dengan
memanfaatkan media audio visual di SD Negeri
Kandri 01 Kec. Gunungpati Kota Semarang.
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, op. cit, hlm. 152
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Siklus Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran PAI aspek bacaan Alif lam Qomariyyah dan Alif lam Syamsiyah pra siklus dan setelah peneliti mendampingi guru mitra untuk mengetahui proses pembelajaran sebagaimana mestinya, tepatnya sebelum digunakannya media audio visual, penulis akan mencoba menyimpulkan hasil observasi awal. Dari hasil observasi awal yang dilaksanakan pada hari bersam Jum’at, 18 Maret 2011 dengan guru mitra yaitu Sudjadi; Ama.Pd, dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung selama ini masih menggunakan pola pembelajaran konvensional yang cenderung menggunakan metode ceramah saja. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru menjelaskan materi PAI dan siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru setelah guru selesai menjelaskan, siswa diminta mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis. Sesekali guru juga mewarnai suasana belajar dengan canda tawa untuk menghilangkan kejenuhan siswa. Setelah siswa fokus pada materi, maka guru akan
melanjutkan
materi kembali dengan
metode ceramah.
Di akhir
pembelajaran guru memberikan pesan moral agar siswa melaksanakan nilainilai positif yang tadi telah disampaikan pada kehidupan sehari-hari. di akhir pertemuan
dilakukan
evaluasi
bersama,
sekaligus
memberikan
tugas
(Pekerjaan Rumah) untuk pertemuan minggu depan. Pada tahap pra siklus ini selain peneliti mendampingi guru mitra saat mengajar dalam kelas, peneliti juga melakukan observasi ketika proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya peneliti memberikan soal pada siswa yang berisikan materi PAI bacaan Alif lam Qomariyyah dan Alif Syamsiyah yang mereka peroleh. Jumlah siswa kelas V adalah 40 anak..
46
lam
47
Tabel 1 Nilai Tes Pra Siklus No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama M. Eko Andre A. Fadhil Pebriyanto Fani Ariyanto Ismu Riyani Amalia M. Ali Mukti M. Rizqi Sahafudin M. Kiki Imam S M. Syarifudin Sri Prihatiningsih Suryanto Zainal Muhaemin Ari Handoyo Dewi Ferlitaningsih Dimas Khoiril Amri Eva Yulianingsih Farid Ardanal F Ina Rocfhimatus S Ismatul Azizah Khusnatul Adibah Krisna Novardhan Luhur Setyo Budi M. Fikri Nurhuda Muhimatul Hidayah M. Nurbabunuha M. Rifdiyanto M. Riyan Suryo.P M. Sirat Alwi Humam Nadira Ayu Maya Ratri Nurfatah Adi Saputro Reza Mukti Agustanti Reza Putra Permana Riki Adi Prasetyo Rizal Fastabih F Rizqi Rahmatullah Sifa Hani Saputra
Skor Tes 75 60 50 50 70 60 50 65 50 70 70 80 80 65 75 75 60 70 75 70 45 65 70 60 50 65 70 60 65 75 50 80 70 50 65
48
36 Siti Alfi Romdhonah 37 Siti Nur Susanti 38 Wanda Aurelia P 39 Wafirotun Nurul Isa 40 Faisal Maulana Rata-rata
80 75 75 70 55 65,4
KKM = 65 Dari hasil tes tersebut, diperoleh rata-rata nilai sebesar 65,4. Secara keseluruhan keberhasilan pada pra siklus ini belum mencapai ketuntasan minimal PAI yang ditentukan sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal belajar yaitu 65. Pada pelaksanaan pra siklus ini, hasil
nilai tes menunjukkan 14
siswa dari 40 siswa yaitu A. Fadhil Pebriyanto, Fani Ariyanto, Ismu Riyani Amalia, M. Rizqi Sahafudin, M. Kiki Imam S, Sri Prihatiningsih, Ina Rocfhimatus S, Luhur Setyo Budi, M. Nurbabunuha, M. Rifdiyanto, Nadira Ayu Maya Ratri, Reza Putra Permana, Rizqi Rahmatullah, Faisal Maulana, masih berada di bawah kriteria nilai yang di tentukan. Disamping itu hasil observasi awal tahap pra siklus diperoleh skor dengan rata sekitar 53,5%. Tabel 2 Hasil Skor Observasi Pra Siklus No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama M. Eko Andre A. Fadhil Pebriyanto Fani Ariyanto Ismu Riyani Amalia M. Ali Mukti M. Rizqi Sahafudin M. Kiki Imam S M. Syarifudin Sri Prihatiningsih Suryanto Zainal Muhaemin
A 2 3 4 4 3 2 4 3 4 1 4
Aspek pengamatan B C D E 2 2 2 4 2 2 3 1 3 1 4 1 3 1 2 1 2 3 3 2 4 4 2 2 2 2 3 2 3 4 3 2 1 2 4 2 2 3 2 1 2 4 2 3
Jumlah (aktifitas) 12 11 13 11 13 14 13 15 13 9 15
Skor (%) 48 44 52 44 52 56 52 60 52 40 64
49
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ari Handoyo Dewi Ferlitaningsih Dimas Khoiril Amri Eva Yulianingsih Farid Ardanal F Ina Rocfhimatus S Ismatul Azizah Khusnatul Adibah Krisna Novardhan Luhur Setyo Budi M. Fikri Nurhuda Muhimatul Hidayah M. Nurbabunuha M. Rifdiyanto M. Riyan Suryo.P M. Sirat Alwi Humam Nadira Ayu Maya Ratri Nurfatah Adi Saputro Reza Mukti Agustanti Reza Putra Permana Riki Adi Prasetyo Rizal Fastabih F Rizqi Rahmatullah Sifa Hani Saputra Siti Alfi Romdhonah Siti Nur Susanti Wanda Aurelia P Wafirotun Nurul Isa Faisal Maulana
1 3 4 4 3 1 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 1 2 4 4 1 4 4 2 2 1 1 1 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 1 2 4 4 1 4 4 2 2 1 1 Rata-rata
Skor Observasi Maksimal
=25
Prosentase Nilai
=
2 2 1 4 4 2 3 3 1 4 2 2 4 3 4 2 2 4 4 2 3 3 1 4 2 2 4 3 4
1 3 2 3 1 4 2 2 4 1 3 3 3 4 4 1 3 3 1 4 2 2 4 1 3 3 3 4 4
1 3 3 1 3 1 2 3 3 3 4 3 4 4 4 1 3 1 3 1 2 3 3 3 4 3 4 4 4
8 16 10 16 14 12 12 13 14 12 15 13 19 15 14 8 16 16 14 12 12 13 14 12 15 13 19 15 14
Skor yang diperoleh 100 Skor maksimal
Dari hasil tabel observasi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku selama proses pembelajaran masih rendah. Ada beberapa siswa yang
32 64 40 64 56 48 48 52 56 48 60 52 76 60 56 32 64 64 56 48 48 52 56 48 60 52 76 60 56 53,3
50
kurang memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru bahkan ada sebagian siswa yang berbicara dengan teman sebangku di dalam kelas. Selanjutnya peneliti dan guru mitra sebagai kolaborator melakukan refleksi dan evaluasi. Maka identifikasi masalah yang muncul adalah: a. Dari hasil observasi pra siklus, perhatian dan antusias siswa masih rendah sehingga proses pemahaman terhadap materi tidak maksimal. b. Masih banyaknya siswa yang sibuk dengan aktifitas lain, seperti berbciara sendiri, menggambar, dan bermain alat-alat tulis. c. Perlu adanya pendekatan baru agar siswa menjadi tertarik dan memiliki perhatian penuh. Selain itu, metode penyampaian materi juga harus bervariatif. d. Menjadikan siswa sebagai subyek dan obyek dalam pembelajaran, sehingga proses KBM tidak bersifat satu arah.
B. Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 1 April 2011 tindakan yang dilakukan untuk tahap ini adalah memanfaatkan media audio visual sesuai dengan hasil refleksi dan evaluasi pra siklus. Selanjutnya dapat dilihat hasil nilai tes siklus I dibawah ini.
Tabel 3 Hasil Nilai Tes Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama M. Eko Andre A. Fadhil Pebriyanto Fani Ariyanto Ismu Riyani Amalia M. Ali Mukti M. Rizqi Sahafudin M. Kiki Imam S M. Syarifudin Sri Prihatiningsih
Skor Tes 80 65 60 60 80 65 65 70 65
51
10 Suryanto 11 Zainal Muhaemin 12 Ari Handoyo 13 Dewi Ferlitaningsih 14 Dimas Khoiril Amri 15 Eva Yulianingsih 16 Farid Ardanal F 17 Ina Rocfhimatus S 18 Ismatul Azizah 19 Khusnatul Adibah 20 Krisna Novardhan 21 Luhur Setyo Budi 22 M. Fikri Nurhuda 23 Muhimatul Hidayah 24 M. Nurbabunuha 25 M. Rifdiyanto 26 M. Riyan Suryo.P 27 M. Sirat Alwi Humam 28 Nadira Ayu Maya Ratri 29 Nurfatah Adi Saputro 30 Reza Mukti Agustanti 31 Reza Putra Permana 32 Riki Adi Prasetyo 33 Rizal Fastabih F 34 Rizqi Rahmatullah 35 Sifa Hani Saputra 36 Siti Alfi Romdhonah 37 Siti Nur Susanti 38 Wanda Aurelia P 39 Wafirotun Nurul Isa 40 Faisal Maulana Rata-rata KKM = 65
70 75 85 85 70 85 80 65 75 80 75 50 70 80 65 60 70 75 75 70 85 60 90 80 55 70 85 80 85 80 60 72,5
Tindakan siklus 1 ini menunjukkan adanya peningkatan skor angket. Jika pada tahap pra siklus masih ada 14 siswa belum mencapai ketuntasan minimal, kini pada siklus I terdapat 6 siswa yang balum mencapai KKM, yaitu Fani Ariyanto, Ismu Riyani Amalia, Luhur Setyo Budi, Reza Putra Permana, Rizqi Rahmatullah, Faisal Maulana. Jadi ada 8
52
siswa yang telah berhasil mencapai KKM. Sedangkan keseluruhan hasil angket pada tahap ini mencapai rata-rata nilai 72,5. Perbandingan Nilai rata-rata tes pada siklus 1 ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Perbandingan Nilai tes Pra Siklus dan Siklus 1 Menggunakan Media Audio Visual Menggunakan Media Audio Visual Siklus 1 Pra Siklus
Siklus 1
65,4
72,5
Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator sikap selama proses pembelajaran, perilaku siswa di sekolah dan keterampilan selama proses pembelajaran diperoleh hasil rata-rata skor observasi 62,2%. Dalam pelaksanaan siklus ini ternyata terdapat peningkatan selama proses pembelajaran. Peningkatan
yang
ditunjukkan
adalah
perhatian
siswa
dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Tabel 5 Hasil Skor Observasi Siklus 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama M. Eko Andre A. Fadhil Pebriyanto Fani Ariyanto Ismu Riyani Amalia M. Ali Mukti M. Rizqi Sahafudin M. Kiki Imam S M. Syarifudin Sri Prihatiningsih Suryanto Zainal Muhaemin
A 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
Aspek pengamatan B C D E 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 1 3 3 4 1 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 4 2 3 3 4 1 3 4 4 2
Jumlah (aktifitas) 16 15 14 15 16 15 14 15 14 14 17
Skor (%) 64 60 56 60 64 60 56 60 56 56 68
53
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ari Handoyo Dewi Ferlitaningsih Dimas Khoiril Amri Eva Yulianingsih Farid Ardanal F Ina Rocfhimatus S Ismatul Azizah Khusnatul Adibah Krisna Novardhan Luhur Setyo Budi M. Fikri Nurhuda Muhimatul Hidayah M. Nurbabunuha M. Rifdiyanto M. Riyan Suryo.P M. Sirat Alwi Humam Nadira Ayu Maya Ratri Nurfatah Adi Saputro Reza Mukti Agustanti Reza Putra Permana Riki Adi Prasetyo Rizal Fastabih F Rizqi Rahmatullah Sifa Hani Saputra Siti Alfi Romdhonah Siti Nur Susanti Wanda Aurelia P Wafirotun Nurul Isa Faisal Maulana
3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 Rata-rata
Skor Observasi Maksimal
=25
Prosentase Nilai
=
4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2
3 3 3 5 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4
2 3 2 2 3 1 2 1 2 1 2 2 3 1 2 1 3 1 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2
15 18 14 18 17 14 15 14 16 13 15 15 18 15 15 12 18 17 18 13 17 17 15 14 17 17 19 16 15
Skor yang diperoleh 100 Skor maksimal
Dari hasil observasi di atas, ditunjukkan adanya peningkatan pada indikator I yaitu siswa mampu mengkondisikan diri dan bersikap tenang saat pelajaran dimulai, selain itu pembelajaran yang sebelumnya pasif kini
60 72 56 72 68 56 60 56 64 52 60 60 72 60 60 48 72 68 72 52 68 68 60 56 68 68 76 64 60 62,2
54
bisa menjadi lebih aktif karena tertarik dengan tampilan pada layar proyektor. Pada siklus ini guru menyampaikan materi Bacaan Alif lam Qomariyyah dan Alif
lam Syamsiyah dengan menggunakan media audio
visual. Selanjutnya
peneliti dan guru kelas melakukan refleksi dan
evaluasi bersama. Maka identifikasi masalah tahap siklus I ini adalah: a. Masih adanya beberapa siswa yang kurang fokus pada tampilan materi yang disajikan pada proyektor. b. Masih adanya anak yang mendapatkan nilai di bawah KKM.
C. Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Kamis, 14 April 2011, dari hasil evaluasi pada pelaksanaan siklus 1 sebelumnya, ternyata masih
menunjukkan
beberapa kelemahan yang menyebabkan belum
sepenuhnya berhasil. Tentunya faktor dari guru sangat berpengaruh besar. Dari hasil tes siswa siklus I masih terdapat 7 siswa yang belum mencapai kriteria yang ditentukan, berdasarkan indikator ketercapaian dan kriteria ketuntasan minimum sebesar 65. Kemudian untuk hasil nilai angket siklus II ini dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Nilai Tes Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama M. Eko Andre A. Fadhil Pebriyanto Fani Ariyanto Ismu Riyani Amalia M. Ali Mukti M. Rizqi Sahafudin M. Kiki Imam S M. Syarifudin Sri Prihatiningsih
Skor Tes 85 70 70 65 90 75 70 70 70
55
10 Suryanto 11 Zainal Muhaemin 12 Ari Handoyo 13 Dewi Ferlitaningsih 14 Dimas Khoiril Amri 15 Eva Yulianingsih 16 Farid Ardanal F 17 Ina Rocfhimatus S 18 Ismatul Azizah 19 Khusnatul Adibah 20 Krisna Novardhan 21 Luhur Setyo Budi 22 M. Fikri Nurhuda 23 Muhimatul Hidayah 24 M. Nurbabunuha 25 M. Rifdiyanto 26 M. Riyan Suryo.P 27 M. Sirat Alwi Humam 28 Nadira Ayu Maya Ratri 29 Nurfatah Adi Saputro 30 Reza Mukti Agustanti 31 Reza Putra Permana 32 Riki Adi Prasetyo 33 Rizal Fastabih F 34 Rizqi Rahmatullah 35 Sifa Hani Saputra 36 Siti Alfi Romdhonah 37 Siti Nur Susanti 38 Wanda Aurelia P 39 Wafirotun Nurul Isa 40 Faisal Maulana Rata-rata
80 80 90 90 80 85 85 70 80 90 80 65 75 80 70 70 80 80 85 75 85 65 90 85 65 80 85 85 85 80 65 78,12
Maka untuk siklus 2 ini, hasil tes menunjukkan 7 siswa yaitu Fani Ariyanto, Ismu Riyani Amalia, Luhur Setyo Budi, M. Rifdiyanto, Reza Putra Permana, Rizqi Rahmatullah, Faisal Maulana, yang belum mencapai indikator ketercapaian pada siklus I mampu bersikap positif dan mampu mencapai standar KKM mata
56
pelajaran PAI yaitu 65, secara keseluruhan hasil rata-rata angket siklus 2 ini kelas V sebanyak 78,12. Tabel 7 Perbandingan Nilain tes Siklus 1 dan Siklus 2 Nilai Tes Siklus 1
Siklus 2
72,5
78,12
Sedangkan hasil observasi pada siklus 2 ini diketahui dari
skor
rata-rata yaitu sebesar 68%. Dari perbandingan siklus 1 sebelumnya yang hanya sekitar 62,2%. Sehingga pelaksanaan siklus 2 ini dapat dikatakan sudah mencapai keberhasilan dan peningkatan dalam proses pembelajaran, yang ditunjukkan oleh makin banyaknya perhatian siswa pada proses KBM dengan memanfaatkan media audio visual.
Tabel 8 Skor Observasi Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama M. Eko Andre A. Fadhil Pebriyanto Fani Ariyanto Ismu Riyani Amalia M. Ali Mukti M. Rizqi Sahafudin M. Kiki Imam S M. Syarifudin Sri Prihatiningsih Suryanto Zainal Muhaemin Ari Handoyo Dewi Ferlitaningsih Dimas Khoiril Amri Eva Yulianingsih
Aspek pengamatan A 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4
B 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4
C 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
E 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2
Jumlah (aktifitas)
Skor (%)
14 13 13 14 12 13 13 12 12 12 14 14 15 13 14
70 65 65 70 60 65 65 60 60 60 70 70 75 65 70
57
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Farid Ardanal F Ina Rocfhimatus S Ismatul Azizah Khusnatul Adibah Krisna Novardhan Luhur Setyo Budi M. Fikri Nurhuda Muhimatul Hidayah M. Nurbabunuha M. Rifdiyanto M. Riyan Suryo.P M. Sirat Alwi Humam Nadira Ayu Maya Ratri Nurfatah Adi Saputro Reza Mukti Agustanti Reza Putra Permana Riki Adi Prasetyo Rizal Fastabih F Rizqi Rahmatullah Sifa Hani Saputra Siti Alfi Romdhonah Siti Nur Susanti Wanda Aurelia P Wafirotun Nurul Isa Faisal Maulana
3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 Rata-rata
Nilai Observasi Maksimal Prosentase Nilai
Pelaksanaan
siklus
4 3 3 5 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4
4 3 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 4 3
2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 3 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2
13 12 12 15 14 13 14 14 15 12 14 14 15 13 16 12 17 15 13 13 14 15 15 14 12
65 60 60 75 70 65 70 70 75 60 70 70 75 65 80 60 85 75 65 65 70 75 75 70 60 68
= 20 Skor yang diperoleh 100 = Skor maksimal 2
ini dilaksanakan oleh peneliti dengan
menggunakan media audio visual, dan guru mitra berperan sebagai observer. Dengan menggunakan tolak ukur pada pelaksanaan refleksi siklus I, maka proses pelaksanaan pembelajaran. Sehingga hal-hal yang sebelumnya dirasa kurang, kini sudah bisa dilakukan perbaikan, terutama
58
dalam
hal
peningkatan
pemahaman
siswa
terhadap
materi
yang
disampaikan Untuk
itu
upaya
pembaharuan
dalam
proses
pelaksanaan
pembelajaran amatlah penting untuk di lakukan, baik pada pendekatan, metode, ataupun strategi belajar mengajar. Karena hal inilah yang nantinya sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yang tentu saja orientasi akhirnya
nanti
adalah
mencapai
tujuan
pembelajaran
dan
tujuan
pendidikan. Diagram I Perbandingan antar siklus
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa perkembangan antar siklus mengalami peningkatan
yang
signifikan.
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media audio visual Pada proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap materi pelajaran.
peningkatan pemahaman siswa terhadap suatu
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran PAI materi bacaan Alif lam Qomariyyah dan Alif lam Syamsiyah pada kelas V SD Negeri Kandri 01 Kota Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya dari hasil masing-masing siklus dan pada diagram perbandingan antar siklus yang menunjukkan peningkatan pada kemampuan siswa pada materi bacaan Alif lam Qomariyyah dan Alif lam Syamsiyah
yang dibuktikan dengan hasil tes para siswa. Maka dapat
disimpulkan bahwa dengan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan Alif lam Qomariyyah dan Alif lam Syamsiyah dengan baik. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari data nilai tes pra siklus rata-rata nilai siswa 65,4. Terdapat 14 siswa yang masih mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu sebesar 65. Setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama terlihat adanya peningkatan kemampuan siswa dengan meningkatnya rata-rata nilai tes menjadi 72,5 dan jumlah siswa yang belum memenuhi KKM menjadi 6 orang. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus kedua, pada hasil tes siklus kedua menunjukkan semua siswa berhasil mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 78,12. Dari uraian diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa pembelajaran PAI pada materi kemampuan bacaan Alif lam Qomariyyah dan Alif
lam Syamsiyah
dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bacaan Alif lam Qomariyyah dan Alif
lam Syamsiyah, dan mampu
menumbuhkan minat dan perhatian siswa pada kelas V SD Negeri Kandri 01 Kota Semarang.
59
60
B. Saran Dari kesimpulan di atas menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar baca tulis Al-Qur’an melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas V, SD Negeri Kandri I Kota Semarang tahun 2010 tahun 2011. ini berarti penggunaan media audio visual tidak terbatas hanya digunakan pada materi baca tulis Al-Qur’an saja, namun bisa digunakan untuk pelajaran lain. Penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, Hendaknya pihak sekolah dan kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan
memfasilitasi
pembelajaran
dengan
media
audio
visual
dan
memberikan pelatihan kepada guru agar mampu memanfaatkan media audio visual. 2. Kepada guru, penulis sangat mengharapkan upaya peningkatan prestasi belajar melalui penggunaan madia audio visual dalam pembelajaran . 3. Bagi siswa jangan sampai kalah dengan sekolah-sekolah berbasis Agama dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an. 4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refleksi bagi guru terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran terhadap siswa. 5. Bagi
peneliti
berikutnya
yang
akan
mendalami
penelitian
ini
supaya
dikembangkan lagi kelebihan-kelebihan penggunaan media audio visual agar peningkatan prestasi tidak terbatas pada baca tulis Al-Qur’an saja.
DAFTAR PUSTAKA
Adlany, Naeri, dkk, Al Qur’an Terjemahan Indonesia, Jakarta: P.T Sari Agung, 1993. Ahmdi, Abu dan Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam I (IPI), Bandung: Pustaka Setia, 1997. Al Haramain al asy Syarifain, Khadim, Al-Qur’an dan terjemahan, Madinah: Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, 1424 H. Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, Cet ke-4. -----------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cet ke-9 tahun 2009. -----------, et. al, Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet Ke-5. -----------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. -----------, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2008, Cet Ke-7. E. Snow, Catherine, dkk, Preventing Reading Difficulties in Young Children - the National Academy of Sciences, Executive Summary-March 1998, a report of the Committee on the Prevention of Reading Difficulties in Young Children, http://www.ed.gov. Fakhrudin, Fuad, Standar Pelayanan Minimal Madrasah Ibtidaiyah, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2005.
GHHeby,
definition
of
Audio
Visual
http://www.ehow.com/about_5118293_definition-audio-visualequipment.html#ixzz1Dz, pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 Februari 2011. Guntur Tarigan, Henry, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Aangkasa, 1994. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981. Hadjar,
Ibnu,
Dasar-Dasar
Metodologi
Penelitian
Kuantitatif
dalam
Pendidikan, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 1996. Ian, Pengertian Pemahaman, upload pada tanggal 17 Desember 2010 di alamat website http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/. Dikutip pada tanggal 14 Februari 2011. Kholid, Imron, Media Audio Visual dalam Pendidikan, pengambilan data dilakukan
pada
tanggal
15
Februari
2011
di
http://www.albdoo.com/vb/t4679.html. Lihat dalam tulisan Mina yang berjudul Huruf al-Syamsiyah dan al-Qomariyah, http://minalove.com/artikel/huruf+al+syamsiyah+dan+al+qomariyah, dikutip pada tanggal 13 Februari 2011. Masruroh (073111602) “Upaya Guru Dalam Mensinergikan Kemampuan Baca Dan Tulis Al-Qur’an Siswa MI Nurul Islam Semarang Tahun Pelajaran 2008-2009” Skripsi (Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang 2009) Mudzakir,
Pemahaman,
perspektif.blog.friendster.com/2007/07/pemahaman/, Februari 2011.
http://mrdikutip
pada
13
Rasyad,
Aminuddin dan.
Darhim,
Media
Pengajaran,
Jakarta: Direktorat
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1997. Rohani, HM, Ahmad, Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, 1997. S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Sadiman,
Arief,
Media
Pendidikan:
Pengertian,
Pengembangan,
Dan
Pemanfaatan, Jakarta: Grafindo Pers, 1993. Sadiman, Arif S, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Pustekom Dikbud, 1984. Sanaky, Hujair AH, Media Pembelajaran, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009. Sobari,
M.,
Macam-macam
Media
Audio
Visual,
http://bee-
syndicate.blogspot.com/2009/06/karekteristik-macam-macam-mediaaudio.visual.html. Software Al-Maktabat Al-Syamilah,Sohih Al-Bukhori juz XV. Syahusaini, baca Macam-macam Media Pembelajaran, tulisan ini oleh penulis diupload pada tanggal 20 Desember 2010, selanjutnya diambil sebagai referensi
pada
tanggal
15
Februari
2011,
http://sayhusaini.blogspot.com/2009/03/macam-macam-mediapembelajaran-dan.html. Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet 1, 2005. Tim PEKERTI-AAPPSP LPP, Panduan Evaluasi Belajar, Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS, 2007. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Usman, M. Basyirudin, Media Pembelajaran, Ciputat Press, Jakarta, 2002. Yusuf, Munawir, Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat
Pembinaan
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan
Dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi 2005. Zainudin Fanani, Achmad (DO1302075) “Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Al Qur`An Di Ma’had Umar Bin Khattab Surabaya” Skripsi (Surabaya Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel 2009)
BIODATA PENULIS
Nama Tempat/ Tanggal Lahir Alamat Rumah Alamat Sekarang Pendidikan Terakhir Kewarganegaraan Jenis Kelamin Telp.
: MASDUKI : Semarang, 5 Mei 1971 : Dk. Kandri RT 01/RW I Kec. Gunungpati Kota Semarang : Dk. Kandri RT 01/RW I Kec. Gunungpati Kota Semarang : S1 : Indonesia : Pria : (024) 70572409
Pendidikan Formal: SD N Cepoko 01; Tamat tahun 1984 SMP N 22 Semarang; Tamat tahun 1987 SMA N 02 Semarang ; Tamat tahun 1990 IAIN Walisongo Semarang, Sarjana Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI; Tamat tahun 2011 Pengalaman Organisasi: GP Anshor wilayah Jawa Tengah periode 2010-2015 sebagai Koordinator Bidang
MWC NU Gunungpati periode 2011-2016 sebagai sekretaris tanfidiyah Pekerja Sosial Masyarakat Kota Semarang periode 2011-2014 sebagai koordinator pelatihan Kelompok Tani “Tani Muda Mandiri” periode 2009-2014 sebagai ketua PK KNPI Kecamatan Gunungpati Kota Semarang periode 2006-2011 sebagai ketua.