RISALAH RAPAT Menindaklanjuti Hasil Rapat POKJA Sanitasi Aula Lt. 3 BAPPEDA Kota Depok, Pimpinan Rapat : Ketua Panitia
Rapat Tanggal Agenda
: 4 Juli 2011 : - Pembentukan Tim EHRA - Rencana Pelaksanaan Studi Pendukung
Apa itu EHRA : Tim yang dapat membentuk data primer dan membentuk tenaga ahli.
Kegiatan di Awal bulan Juli : Kader PKK BKKBN
Sektor yang terkait dengan survei kesehatan
BPPKD Supervisor
direkap oleh kader
Puskesmas
Analisis oleh Tim POKJA (Bappeda) TIM yang diperlukan EHRA -
Penanggung Jawab survey : 1 Orang
-
Koordinator Survei
-
Koordinator Wilayah
-
Koordinator Data Entry
-
Tim Pelaksana Kegiatan PPSP
Jenjang Bawah : Supervisor Numerator
Puskesmas Pelaksana Survei dilapangan
Tingkat Kota
Untuk Anggaran di Bulan Juli : Bidang Teknis & Anggaran
sudah siap
Tempat
: Sekarpeni
Jumlah
: 158 orang selama 2 hari
Teknis Metodologi Seluruh kelurahan di survey RTnya dan kemudian dilakukan random sebanyak 50 responden dimasingmasing kelurahan. Pembentukan TIM EHRA PPSP -
Penanggung jawab Survey (1 orang) : Sukanda
-
Koordinator Survey
: Karnadi
-
Koordinator Data Entry (1 orang)
: Dinkes
-
Koordinator Wilayah (11 orang)
: Kepala Puskesmas
-
Ketua (1 orang)
-
Sekretaris (1 orang)
-
Anggota (2 orang)
Tim Pelaksana Pelatihan
Supervisor 32 Pelaksana sanitasi Puskesmas Numerator 126 orang kader PKK tingkat kelurahan (1 Kelurahan 2 orang x 32 orang dari puskesmas) Sasaran Kondisi : -
Kondisi Sumber Daya Air
-
Kondisi Prilaku (Cuci tangan)
-
Kondisi Pengolahan & pelayanan sampah dari kelurahan
-
Kondisi jamban (BAB) & BLT septictank (pembuangan black water)
-
Kondisi kebanjiran
Dari sasaran kondisi tersebut yang telah dilakukan berharap mendapatkan angka & Databulasi berdasarkan : -
Data EHRA
-
Data Sekunder
-
Adjasment Profesional
Muncul kondisi real/actual sanitasi di tiap kelurahan berdasarkan warna jika : -
Warna Merah (Beresiko Tinggi)
-
Warna kuning (Beresiko sedang)
kondisi ini yg akan dimasukkan kedlm
-
Warna Biru (Beresiko Rendah)
buku putih.
-
Warna Hijau (tidak beresiko)
Perumahan yang sudah baik tidak perlu dilakukan survey dan dapat menggambarkan wilayah tidak beresiko. Didalam buku panduan EHRA digunakan Metode random. Tujuan Pokjanis : Untuk Pencitraan
bisa dimasukkan wilayah yang sudah baik
Untuk kearah Pembangunan
tidak perlu dimasukkan Wilayah yang sudah baik
RISALAH RAPAT Konsultasi Rencana Pelaksanaan EHRA dengan Tim Pengarah (Kepala BAPPEDA selaku Sekretaris Pokja) Ruang Kepala BAPPEDA Kota Depok Pimpinan Rapat : Herniwaty (Kasubid Infrastruktur selaku Sekretaris Tim Teknis)
Rapat Tanggal
: 14 Juli 2011
Agenda
: Melaporkan Persiapan Pokja Depok dalam melaksanakan Studi EHRA
Point: • • • • •
Pokja telah mempersiapkan kelengkapan kuisioner survey EHRA Waktu dan tempat sudah tersedia; Sampel kelurahan yang dituju sudah fix tidak ada perubahan lagi; Kader PKK yang di tugaskan sudah mendapatkan dan menjalani pelatihan survey dari Tim Teknis; Survey EHRA siap untuk di jalankan.
RISALAH RAPAT Menindaklanjuti Hasil Elaborasi Puskesmas Pancoran Mas Jl. Kartini Depok Pimpinan Rapat : Bapak Sukanda
Rapat Tanggal Agenda
: 12 Juli 2011 `
: Persiapan EHRA
Pengantar Studi EHRA Studi EHRA langkah awal membuat isu sanitasi menjadi visible Pak Ides : •
Menjelaskan Buku Putih dalam penyusunan SSK
•
Menjelaskan apa itu EHRA
•
Tujuan Studi EHRA atau survey EHRA
•
Mengapa EHRA
•
Fokus Studi EHRA
•
Metode Studi EHRA
•
Kelebihan dan kekurangan Studi EHRA
•
Langkah-langkah dan persiapan studi EHRA
•
Susunan Tim EHRA
•
Metode Sampling EHRA
•
Contoh pemetaan hasil EHRA
Apa itu PPSP ??? Untuk setiap kota kabupaten memiliki kondisi sanitasi yang actual yang akan dituangkan ke dalam Buku Putih dan akan di dokumenkan menjadi SSK. Dan harus mengambil secara jujur atau apa adanya dengan melakukan survey EHRA. EHRA (Environmental Health Risk Assesment) adalah sebuah survey parsitipatif di tingkat kota untuk memahami tujuan sanitasi .
Tujuan EHRA sebagai berikut:
•
Mendapatkan gambaran kondisi fasilitasi sanitasi
•
Menyediakan dasar informasi , dll
Mengapa EHRA??? •
Metode Klastering yang digunakan untuk EHRA
•
Melakukan Advokasi
Fokus EHRA Fasilitas Sanitasi : •
Sumber air minum
•
Sampah
•
Jamban
•
Saluran pembuangan air
Metode Studi EHRA Memberikan Quisioner
Kelebihan studi EHRA
•
Enumerator (Lembaga atau Masyarakat) itu sendiri lebih akurat
•
Enumerator bisa menjadi agent perubahan di tengah lingkungannya
•
Enumerator memberikan pertanyaan kesediaan sehingga tidak terjadi pemaksaan
Camat dan Lurah Mensurvei 4 kriteria utama atau lebih bisa 6 kriteria mungkin bisa ditambahkan misalnya :
•
Daerah aliran sungai
•
Daerah genangan air
•
Daerah banjir
Pelatihan Tim EHRA akan dilaksanakan pada tanggal 21 – 22 Juli 2011 Tugas Supervisor pelatihan yang harus dipersiapkan sebagai berikut : •
Harus sudah mempunyai cluster
•
Harus sudah mempunyai sampling
•
Harus melampirkan data per RW atau perkelurahan
•
Harus mempunyai data penduduk dan luas wilayah
Yang akan dihadiri oleh : •
Numerator
•
Supervisor
•
Tim Data Entry
Kriteria Enumerator (2 orang perkelurahan) •
Usia 18 – 50 tahun
•
Pendidikan minimal SLTA
•
Memahami wilayah dan mempunyai kemampuan serta kemauan
Untuk pelatihan Entry data nantinya dari Pokja akan dikirim ke Pusat Susunan Tim EHRA sebagai berikut : •
Penanggung jawab POKJA kabupaten atau kota
•
Koordinator Survei POKJA
•
Anggota Bappeda, Bappenas,KLH,DKP dan lainnya
Metode Sampling EHRA Cluster randem sampling : Penentuan indikasi area beresiko dan area survey berdasarkan 4 kriteria tambahan. Ketentuan Random itu 1 Kelurahan akan diambil 60 responden yang akan dikerjakan oleh 2 orang Kader
Jadi dari : 12 RT akan diambil 5 responden dengan cara random. Berikut adalah contoh Pengambilan Kluster perkecamatan : No.
Kecamatan
Penduduk
Kemiskinan
Aliran Sungai
Banjir
Cluster
1.
Sawangan
1
0
1
1
Cluster 3
2.
Bojong Sari
1
0
1
0
Cluster 2
3.
Pancoran Mas
1
0
0
0
Cluster 2
4.
Cipayung
0
1
1
0
Cluster 2
5.
Sukmajaya
1
0
0
1
Cluster 2
6.
Cilodong
0
1
1
1
Cluster 3
7.
Cimanggis
1
0
1
1
Cluster 3
8.
Tapos
1
1
1
1
Cluster 4
9.
Beji
1
0
0
0
Cluster 1
10.
Limo
0
1
1
1
Cluster 3
11.
Cinere
0
0
1
0
Cluster 1
Jadi berdasarkan data tabel di atas maka cara perhitungannya sebagai berikut : Cluster 1 Sebanyak 2 x 100 = 18.18 18.18 x 12 = 218
Cluster 2 Sebanyak 4 x 100 = 36.36 36.36 x 12 = 436
Catatan : Cara untuk menghitung angka kemiskinan :
(
) x 100%
Cluster 3 Sebanyak 4 x 100 = 36.36 36.36 x 12 = 436
Cluster 4 Sebanyak 1 x 100 = 9.09 9.09 x 12 = 109