Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
0
` 1.1 Latar Belakang Perubahan perkembangan masyarakat saat ini telah memberikan implikasi terhadap tuntutan kebutuhan pelayanan yang lebih baik dan prima. Dalam menjawab tuntutan tersebut, maka instansi pemerintah harus mampu meningkatkan kinerja dan profesionalisme dengan langkah awal menyusun Rencana Strategis (Renstra). Dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dinyatakan bahwa Renstra SKPD berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJM Daerah dari Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2011 – 2016, bagi unit kerja perangkat daerah yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan bersifat indikatif. Renstra Perubahan ini disusun dengan maksud memberikan arah dan pedoman bagi Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam melaksanakan tugasnya untuk menentukan prioritas-prioritas perencanaan pembangunan di bidang kehutanan dan perkebunan yang telah disesuaikan dengan regulasi baru dan perubahan kondisi riil pembangunan di Kabupaten Pacitan. Selain itu Renstra Perubahan ini dimaksudkan untuk memudahkan pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, monitoring, evaluasi kegiatan baik secara internal maupun eksternal, menjadi kerangka dasar bagi Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan, dan memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholders) tentang rencana pembangunan tahunan.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
1
Peraturan Bupati Pacitan Nomor 50 Tahun 2007 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan menyatakan bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan merupakan unsur pelaksana bidang kehutanan dan perkebunan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan urusan kehutanan dan perkebunan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi : a.
Perumusan kebijakan teknis di bidang kehutanan dan perkebunan;
b.
Penyelenggaraan urusan kehutanan dan perkebunan serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;
c.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kehutanan dan perkebunan;
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan ini didasarkan pada peraturan perundangan sebagai berikut : 1.
Undang-Undang Nomor 12 tahun 1950 tentang Pembentukan DaerahDaerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur;
2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
6.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
2
7.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
8.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;
9.
Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 10.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
11.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
15.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
16.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman, Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
17.
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
18.
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementrian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementrian Negara;
19.
Instruksi
Presiden
Nomor
3
Tahun
2010
tentang
Program
Pembangunan yang Berkeadilan; 20.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 21.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014;
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
3
22.
Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pacitan;
23.
Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan.
24.
Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 5 Tahun 2011 tentang RPJPD Tahun 2005 - 2025
25.
Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Pacitan Tahun 2011 - 2016
26.
Peraturan Bupati Pacitan Nomor
50 Tahun 2007 tentang Uraian
Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Pacitan; Perencanaan Strategis Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan merupakan salah satu dokumen perencanaan yang tidak dapat terlepas dari substansi dokumen-dokumen peraturan dan perencanaan yang menjadi landasan dan acuan penyusunan. Dokumen Peraturan Bidang Kehutanan : 1. Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang nomor `19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang No 1 2004 tentang : Perubahan atas Undang-Undang No 41 tentang Kehutanan menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 No 86, tambahan lembaran negara Republik Indonesia No.421); 2. Peraturan Pemerintah No 63 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara Indonesia tahun 2004 No 119, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia No 4242); 3. Peraturan Pemerintah No 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (lembaran negara tahun 2004No 147 tambahan lembaran Negara No 4453), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No 60 tahun 2009 (lembaran Negara Republik Indonesia 2009 No 137, tambahan lembaran Negara republik Indonesia N0 5056); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 3 tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No 6 tahun 2007 tentang Tata Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
4
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan; 5. Peraturan Pemerintah No 76 tahun 2008 tentang Rehabilitasi Dan Reklamasi Hutan (lembaran negara Republik Indonesia tahun 2008 No 201 tambahan lembaran negara Republik Indonesia No 4947); 6. Peraturan Menteri Kehutanan No
P.13/Menhut-II/2005
tentang
Organisasi dan tata kerja departemen kehutanan telah beberapa kali di ubah,
terakhir
dengan
Peraturan
Menteri
Kehutanan
Nomor
P.64/Menhut –II/2008 (berita negara republik Indonesia tahun 2008 No.80); 7. Keppres RI No 24 tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Indonesia ; 8. Peraturan
Menteri Kehutanan
No P.20/Menhut-II/2009
tentang
Panduan Penanaman Satu Orang Satu Pohon (One Man One Three); 9. Peraturan Menteri Kehutanan
No P.30/Menhut-II/2012
tentang
Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal dari Hutan Hak. Dokumen Peraturan Bidang Perkebunan 1. Undang – undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang – undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4411); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3616); 4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/Permentan/OT.140/2006 tentang Pengembangan Perkebunan Melalui Program Revitalisasi Perkebunan; 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 6. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Hortikultura
Jenderal juncto
Tanaman
Pangan
Keputusan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
dan
Direktorat
Jenderal
Menteri
Pertanian
Nomor
Kab. Pacitan 2011-2016
5
3599/Kpts/PD.310/9/2009 tentang Perubahan Lampiran I Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura; 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1
Maksud Penyusunan Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan tahun 2011 - 2016, dimaksudkan untuk memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan di bidang kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Pacitan yang telah disesuaikan dengan regulasi baru dan perubahan kondisi riil pembangunan di Kabupaten Pacitan, sehingga dapat berjalan sesuai dengan harapan.
1.3.2
Tujuan Tujuan penyusunan Perubahan Rencana Strategis Dinas Kehutanan dan Perkebunan : 1. Menterjemahkan visi, misi dan program pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Pacitan secara nyata ke dalam visi, misi, program dan kegiatan SKPD sesuai dengan tugas dan fungsi. 2. Mewujudkan perencanaan dan penganggaran terpadu yang berbasis hasil/kinerja. 3. Menciptakan mekanisme pelaksanaan program dan kegiatan SKPD yang fokus, tidak tumpang tindih, dan terintegrasi. 4. Membangun sistem penilaian kinerja yang terukur, transparan, dan akuntabel. 5. Menciptakan mekanisme pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di bidang kehutanan dan perkebunan yang efektif dan efisien.
1.4 Sistematika Penulisan Perubahan Rencana Strategis Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan tahun 2011-2016 secara garis besar disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
6
Bab ini berisi latar belakang penyusunan Renstra Perubahan, landasan hukum penyusunan Renstra Perubahan, maksud dan tujuan penyusunan Renstra Perubahan dan sistematika penulisan dokumen Renstra Perubahan. Bab II
Gambaran Pelayanan,Tugas dan Fungsi Memuat tugas, fungsi dan struktur organisasi SKPD; sumber daya yang dimiliki oleh SKPD, kinerja pelayanan sampai saat ini, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD.
Bab III
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD; telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah; telaahan renstra Kementrian Kehutanan, telaahan renstra Ditjend Perkebunan, telaahan Renstra Dinas Kehutanan dan Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur; telaahan dokumen RTRW Pacitan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; serta penentuan isu-isu strategis di bidang kehutanan dan perkebunan
Bab IV
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Bab ini berisi visi dan misi SKPD, tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD, serta strategi dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka menengah SKPD.
Bab V
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Memuat rencana program dan kegiatan SKPD selama 5 (lima) tahun ke depan yang dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
Bab VI
Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Bab ini memuat indikator kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang terkait langsung atau mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Pacitan.
Penutup Berisi ringkasan singkat dari maksud dan tujuan penyusunan dokumen Renstra Perubahan SKPD, disertai dengan harapan bahwa dokumen ini mampu menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) tahun ke depan oleh SKPD. Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
7
` 2.1
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan merupakan unsur pelaksana bidang kehutanan dan perkebunan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan urusan kehutanan dan perkebunan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat dan pemerintah propinsi Jawa Timur. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
dalam melaksanakan tugas,
menyelenggarakan fungsi : a.
Perumusan kebijakan teknis di bidang kehutanan dan perkebunan;
b.
Penyelenggaraan urusan kehutanan dan perkebunan serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;
c.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kehutanan dan perkebunan;
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pacitan (Lembaran Daerah Kabupaten Pacitan Tahun 2007 Nomor 27) dan Peraturan Bupati Pacitan Nomor 50 Tahun 2007 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan terdiri dari : Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari : a.
Kepala Dinas;
b.
Sekretariat;
c.
Bidang Kehutanan;
d.
Bidang Perkebunan;
e.
Bidang Perlindungan Tanaman;
f.
Bidang Penyuluhan;
g.
Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Pengembangan;
h. Kelompok Jabatan Fungsional. Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
8
Struktur organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 SUSUNAN ORGANISASI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN PACITAN
KEPALA DINAS SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN PROGRAM, EVALUASI DAN PELAPORAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG KEHUTANAN
BIDANG PERKEBUNAN
SEKSI REHABILITASI LAHAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT
SEKSI PENGELOLAAN LAHAN DAN INFRASTRUKTUR PERKEBUNAN
SEKSI
SEKSI PRODUKSI DAN PERBENIHAN
SEKSI SARANA & PRASARANA PERLINDUNGAN TANAMAN
SEKSI SARANA DAN PRASARANA PENYULUHAN
SEKSI USAHATANI DAN PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN
SEKSI PERLINDUNGAN HUTAN
SEKSI ALIH TEKNOLOGI & PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
PELESTARIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM SEKSI PENGUSAHAAN HASIL HUTAN
2.1.1 Kepala Dinas
BIDANG PERLINDUNGAN TANAMAN
BIDANG PENYULUHAN
SEKSI
SEKSI KELEMBAGAAN
PENGENDALIAN, IDENTIFIKASI & PENGAMATAN SERANGAN OPT
UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PELAYANAN
Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin dinas dalam perumusan kebijakan perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan serta penyelenggaraan pembinaan, pengendalian teknis pembangunan.
2.1.2 Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
9
sarana dan prasarana, program, evaluasi dan pelaporan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat mempunyai fungsi : a.
Penyelenggaraan
dan
pengelolaan
rumah
tangga,
sarana
dan
perlengkapan; b.
Pelaksanaan surat-menyurat, kearsipan dan perpustakaan;
c.
Pembinaan
dan
pengembangan
serta
pengelolaan
administrasi
kepegawaian; d.
Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi keuangan; dan
e.
Penyusunan program kerja dan laporan serta pelaksanaan evaluasi dan pengendalian.
2.1.2.1 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas : a.
Menyusun rencana kerja ketatausahaan, keprotokolan, rumahtangga, pengadaan dan kepegawaian;
b.
Melaksanakan pengelolaan surat-menyurat, tata naskah dinas, tata kearsipan,
urusan
rumah
tangga,
keamanan
kantor
dan
penyelenggaraan upacara, pertemuan, rapat dinas dan kepustakaan; c.
Melaksanakan tugas-tugas keprotokolan dan administrasi perjalanan dinas;
d.
Melaksanakan
analisa
kebutuhan
dan
pengadaan
serta
pengadministrasian perlengkapan kantor dan perbekalan lain serta inventarisasi terhadap barang-barang; e.
Melaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas barang inventaris;
f.
Melaksanakan administrasi kepegawaian yang meliputi pengumpulan data kepegawaian, buku induk pegawai, mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pembinaan karier, pengurusan penghargaan dan kesejahteraan pegawai serta pensiun pegawai;
g.
Mengelola administrasi tentang kedudukan dan hak pegawai, menyusun administrasi dan evaluasi kepegawaian serta penyiapan bahan pembinaan pegawai;
h. Mempersiapkan dan mengusahakan peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan disiplin pegawai; Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
10
i.
Melaksanakan
pengendalian
dan
evaluasi
ketatausahaan,
keprotokolan, rumahtangga, pengadaan dan kepegawaian; j.
Melaksanakan koordinasi pengembangan kualitas sumber daya aparatur dengan instansi pelaksana pendidikan dan pelatihan; dan
k.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.2.2 Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan Sub Bagian Program, Pelaporan dan Evaluasi mempunyai tugas : a.
Menyiapkan dan mengendalikan bahan dalam rangka perumusan rencana dan program pembangunan di bidang Kehutanan dan Perkebunan;
b.
Melaksanakan tata laksana program, evaluasi dan pelaporan;
c.
Mengadakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan anggaran;
d.
Menyusun laporan kegiatan bidang Kehutanan dan Perkebunan;
e.
Mendokumentasikan data hasil pelaksanaan program dan evaluasi bidang Kehutanan dan Perkebunan;
f.
Melaksanakan pengelolaan data statistik bidang kehutanan dan perkebunan;
g.
Melaksanakan koordinasi kegiatan penelitian dan pengembangan dengan instansi pelaksana penelitian dan pengembangan;
h. Melaksanakan
koordinasi
usulan
perencanaan
kegiatan
pembangunan dan rehabilitasi prasarana dengan instansi pelaksana pembangunan; dan i.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.2.3 Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas: a.
Menghimpun dan mengolah data, menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja dinas;
b.
Melaksanakan pengelolaan anggaran;
c.
Melaksanakan pembukuan perhitungan anggaran dan verifikasi serta perbendaharaan;
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
11
d.
Menyiapkan keuangan perjalanan dinas dan biaya-biaya lain sebagai pengeluaran dinas;
e.
Melaksanakan evaluasi, menyusun laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan keuangan; dan
f.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.3
Bidang Kehutanan Bidang Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan di bidang rehabilitasi lahan dan pengembangan hutan rakyat, pelestarian hutan dan konservasi alam dan pengusahaan hasil hutan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Kehutanan mempunyai fungsi : a.
Pengumpulan bahan penyusunan perencanaan teknis operasional pembinaan, pengelolaan dan perizinan di bidang kehutanan;
b.
Penyiapan bahan penetapan kebijaksanaan
teknis
di bidang
rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi sumber daya alam, pengembangan dan penatagunaan hutan, serta pengusahaan hasil hutan; c.
Penyiapan bahan pembinaan rehabilitasi dan reklamasi lahan kritis, kawasan hutan pantai dan lahan penambangan;
d.
Pengumpulan
bahan
guna
penyelenggaraan
penelitian
dan
pengembangan di bidang kehutanan; e.
Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang kehutanan;
f.
Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang kehutanan.
2.1.3.1 Seksi Rehabilitasi Lahan dan Pengembangan Hutan Rakyat mempunyai tugas: a.
Melaksanakan pembinaan teknis penanaman, pengkayaan dan perluasan tanaman pada lahan kritis;
b.
Melaksanakan pembinaan dalam rangka penanaman, pemeliharaan, pengembangan hutan rakyat dan kebun bibit;
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
12
c.
Melaksanakan penyiapan rancangan teknis penghijauan, pembibitan dan rehabilitasi lahan kritis;
d.
Melaksanakan
penyiapan
bahan
bimbingan,
pengendalian
penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis; e.
Melaksanakan
bimbingan
pembuatan
dan
pemeliharaan
unit
pelestarian sumber daya alam dan bangunan konservasi; f.
Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penghijauan, pengadaan benih, pembuatan pembibitan tanaman hutan dan rehabilitasi;
g.
Melaksanakan penyusunan rencana, dan pelaksanaan reklamasi hutan pada areal bencana alam;
h. Melaksanakan pembangunan, pengelolaan, pemeliharaan, pemanfaat, perlindungan dan pengamanan hutan kota; i.
Melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak dalam penelitian dan pengembangan serta upaya lainnya dalam rehabilitasi lahan dan pengembangan hutan rakyat;
j.
Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi lahan dan pengembangan hutan rakyat dan
k.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kehutanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.3.2 Seksi Pelestarian Hutan Dan Konservasi Alam, mempunyai tugas : a.
Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi potensi sumber daya alam;
b.
Menyiapkan rencana teknis pelestarian hutan dan konservasi sumber daya alam (SDA);
c.
Melaksanakan penunjukkan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan dan penatagunaan kawasan hutan, hutan produksi, hutan lindung, hutan pantai, kawasan pelestarian alam, kawasan suaka margasatwa, cagar alam, taman hutan raya dan taman buru;
d.
Melaksanakan bimbingan teknis terhadap upaya-upaya perlindungan tanaman hutan rakyat, pelestarian sumber mata air, dan satwa liar yang dilindungi;
e.
Melaksanakan pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan dalam upaya pelestarian hutan;
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
13
f.
Memberikan
bimbingan
teknis
dalam
penyusunan
rencana
pengelolaan Daerah Alian Sungai (DAS); g.
Melaksanakan penyusunan bahan bimbingan pelaksanaan gangguan manusia, hewan, dan daya-daya alam lainnya terhadap sumber daya alam;
h. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan serta pemberian izin pengambilan, penangkapan, pengangkutan satwa liar dan tumbuhan alam serta bagian-bagiannya baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi; i.
Menyiapkan informasi dan bahan bimbingan tentang kegiatan pelestarian dan konservasi alam;
j.
Melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak dalam penelitian dan pengembangan serta upaya lainnya dalam pelestarian hutan dan konservasi alam;
k.
Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pelestarian hutan dan konservasi alam;
l.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kehutanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.3.3 Seksi Pengusahaan Hasil Hutan, mempunyai tugas : a.
Melaksanakan pembinaan, pemantauan, dan pengelolaan hasil hutan kayu maupun non kayu;
b.
Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan usaha persuteraan alam, perlebahan, sarang burung walet dan aneka usaha kehutanan;
c.
Melaksanakan pembinaan, pemantauan, penertiban dan penerbitan perijinan industri pengolahan hasil hutan kayu maupun non kayu;
d.
Melaksanakan pengelolaan taman hutan raya, penyusunan rencana pengelolaan dan penataan blok (zonasi) serta pemberian perizinan usaha pariwisata alam dan jasa lingkungan serta rehabilitasi di taman hutan raya;
e.
Melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak dalam penelitian dan pengembangan serta upaya lainnya dalam pengusahaan hasil hutan;
f.
Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengusahaan hasil hutan;
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
14
g.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kehutanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.4
Bidang Perkebunan Bidang Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan di bidang pengelolaan lahan dan infrastruktur perkebunan, produksi dan perbenihan, usaha tani dan pembinaan usaha perkebunan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Perkebunan mempunyai fungsi : a.
Penyiapan lahan, Rehabilitasi, konservasi, peremajan diversifikasi dan penetapan sentra komoditas perkebunan;
b.
Penyiapan pemanfaatan jalan produksi serta pengembangan sumber air dan teknologi kebutuhan air untuk tanaman perkebunan;
c.
Penyiapan penyusunan, perencanaan, pengadaan sarana produksi serta pengawasan standar mutu hasil produksi perkebunan;
d.
Penyiapan penyusunan dan penatapan kebijakan kebutuhan alat dan mesin perkebunan;
e.
Identifikasi, inventarisasi kebutuhan alat dan mesin perkebunan;
f.
Penyiapan
bahan
perencanaan,
bimbingan,
pengawasan,
pemanfaatan sumber pembiayaan/perkreditan perkebunan; g.
Pembinaan operasional, pengolahan hasil dan perizinan usaha perkebunan;
h. Pembinaan bimbingan, pemantauan dan pengawasan teknis budidaya perkebunan; i.
Pembinaan bimbingan teknis budidaya, panen, pasca panen, pengolahan serta pemasaran hasil perkebunan;
j.
Penyusunan stastistik dan bimbingan penerapan sistem informasi bidang perkebunan;
k.
Pelaksanaan pemantauan evaluasi dan pelaporan bidang perkebunan.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
15
2.1.4.1 Seksi Pengelolaan Lahan dan Infrastruktur Perkebunan mempunyai tugas : a.
Melaksanakan penyusunan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimalisasi, pengendalian lahan serta penetapan dan pengawasan tata ruang dan tata guna lahan, Pemetaan potensi dan pengeloaan lahan perkebunan;
b.
Melaksanakan pengaturan dan menerapkan kawasan perkebunan terpadu, penetapan sentra komoditas serta penetapan sasaran areal tanam perkebunan;
c.
Melaksanakan pemanfaatan sumber-sumber air,
pengembangan
teknologi irigasi air permukaan dan irigasi bertekanan serta pemantauan dan mengevaluasi air untuk perkebunan; d.
Melaksanakan bimbingan pelaksanaan AMDAL, bimbingan sarana usaha, bimbingan teknis pembangunan dan sarana fisik
di bidang
Perkebunan; e.
Melaksanakan
penyusunan
informasi
dan
statistik
bidang
perkebunan; f.
Melaksanakan bimbingan penerapan sistem informasi perkebunan,
g.
Melaksanakan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perkebunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.4.2 Seksi Produksi dan Perbenihan, mempunyai tugas : a.
Melaksanakan bimbingan penggunaan, pengadaan, pengawasan dan peredaran pupuk, Peringatan dini dan serta bimbingan penerapan standar mutu pupuk untuk komoditas perkebunan;
b.
Melaksanakan bimbingan penerapan pedoman teknis budidaya, intensifikasi, diversifikasi, peremajaan serta penerapan standar unit pengolahan hasil perkebunan;
c.
Melaksanakan bimbingan teknologi penanganan panen, pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan;
d.
Melaksanakan
bimbingan
penerapan
pedoman
perbenihan,
penerapan kebijakan identifikasi dan pengembangan varietas unggul lokal, pemantauan benih impor,
serta pengawasan standar teknis
perbenihan perkebunan; e.
Melaksanakan pembinaan pemberian izin, pengujian dan penyebar luasan benih perkebunan varietas unggul spesifik lokal;
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
16
f.
Melaksanakan
penyusunan
perencanaan
perbanyakan
dan
penyaluran mata tempel, bimbingan distribusi pohon induk serta penetapan produksi benih perkebunan; g.
Melaksanakan
pembinaan
pengembangan
sistem
informasi
perbenihan dan pengawasan benih perkebunan; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perkebunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.4.3 Seksi Usaha Tani dan Pembinaan Usaha Perkebunan, mempunyai tugas : a.
Melaksanakan
identifikasi,
inventarisasi
dan
penerapan
pengembangan alat dan mesin perkebunan; b.
Melaksanakan
bimbingan
pengembangan
dan
pemanfaatan
pengawasan sumber - sumber pembiayaan kredit perkebunan; c.
Melaksanakan penyusunan rencana usaha, pemberdayaan lembaga keuangan mikro pedesaan, penyaluran serta pemanfaatan dan pengendalian kredit komoditi perkebunan;
d.
Melaksanakan bimbingan kelembagaan usahatani, manajemen usaha tani dan pencapaian pola kerjasama usaha tani perkebunan;
e.
Melaksanakan bimbingan, pemantauan, pemeriksaan hygiene dan sanitasi lingkungan usaha perkebunan;
f.
Melaksanakan bimbingan pemasaran dan promosi hasil komoditas Perkebunan;
g.
Melaksanakan penyebarluasan informasi pasar dan pengawasan harga komoditas perkebunan;
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perkebunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.5
Bidang Perlindungan Tanaman Bidang Perlindungan Tanaman mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas
Pengendalian,
Dinas
Identifikasi
Kehutanan dan
dan
Perkebunan
pengamatan
serangan
di
bidang
organisme
pengganggu tanaman, Sarana dan Prasarana Perlindungan Tanaman dan Perlindungan Hutan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Perlindungan Tanaman mempunyai fungsi : Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
17
a.
Penyiapan bahan penyusunan perencanaan teknik operasional pembinaan dan bimbingan teknis mengenai identifikasi, pengamatan, peramalan, pencegahan, pemberantasan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman kehutanan dan perkebunan;
b.
Penyiapan bahan perencanaan dan penyusunan bahan kebijakan teknis serta pembinaan operasional di bidang pengendalian organisme pengganggu tanaman kehutanan dan perkebunan;
c.
Penyiapan bahan perencanaan dan pembinaan operasional di bidang pengembangan sarana dan prasarana perlindungan tanaman;
d.
Penyiapan bahan pengamatan dan analisis dampak penggunaan sarana perlindungan tanaman;
e.
Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan operasional di bidang perlindungan hutan dan tanaman perkebunan.
2.1.5.1 Seksi Pengendalian, Identifikasi dan Pengamatan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman, mempunyai tugas : a.
Melaksanakan Pembinaan, Bimbingan, Identifikasi Pengamatan dan Pengendalian Organisme Pengganggu (OPT) Tanaman Kehutanan dan Perkebunan;
b.
Mengkoordinir Pelaksanaan Identifikasi Pengamatan dan menetapkan metode Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Tanaman Kehutanan dan Perkebunan.
c.
Membuat peta penyebaran serangan dan pengendalian OPT pada tanaman kehutanan dan perkebunan;
d.
Melaksanakan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) secara terpadu;
e.
Melaksanakan
analisis
kerugian
akibat
serangan
Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) Tanaman Kehutanan dan Perkebunan; f.
Melaksanakan efakuasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan identifikasi, pengamatan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);
g.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Tanaman sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
18
2.1.5.2
Seksi Sarana dan Prasarana Perlindungan Tanaman, mempunyai tugas : a.
Melaksanakan
bimbingan,
pembinaan,
pemanfaatan
dan
pemeliharaan sarana dan bahan perlindungan tanaman; b.
Melaksanakan pengkajian, pengenalan, pengadaan dan penyaluran sarana perlindungan;
c.
Melaksanakan pembuatan petunjuk teknis operasional pemanfaatan sarana perlindungan tanaman;
d.
Melaksanakan pengamatan dan analisa dampak penggunaan sarana perlindungan tanaman;
e.
Melaksanakan pengembangbiakan agensia hayati;
f.
Melaksanakan penyebaran dan bimbingan pemanfaatan agensia hayati kepada petani dan masyarakat.
g.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Tanaman sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.5.3 Seksi Perlindungan Hutan, mempunyai tugas : a.
Menyusun rancangan dan petunjuk teknis perlindungan hutan;
b.
Melaksanakan bimbingan taknis penanggulangan kebakaran hutan;
c.
Melaksanakan pengawasan, pemantauan dan penertiban tehadap penebangan dan pengangkutan hasil hutan;
d.
Melaksanakan pemberian fasilitasi, bimbingan dan pengawasan dalam kegiatan perlindungan hutan yang dibebani hak dan hutan adat.
e.
Melaksanakan perlindungan hutan produksi, hutan bidang yang tidak dibebani hak dan hutan adat serta taman hutan;
f.
Melaksanakan monitoring dan pelaporan terhadap perlindungan hutan, Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Tanaman;
g.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Tanaman sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
19
2.1.6
Bidang Penyuluhan Bidang Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan di bidang alih teknologi dan Pengembangan SDM, kelembagaan, sarana dan prasarana penyuluhan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Penyuluhan mempunyai fungsi : a.
Penyiapan bahan perencanaan dan penyusunan program, metode dan sistem kerja penyuluhan serta rekayasa sosial dan ekonomi;
b.
Penyiapan bahan penyusunan dan perencanaan
pemberdayaan
ketenagaan penyuluh, pendayagunaan ketenagaan penyuluh serta bimbingan ketenagaan penyuluh; c.
Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan petani;
d.
Penyiapan bahan perencanaan, pengadaan, pengelolaan, penyebaran, pengembangan materi penyuluhan dan bimbingan pendayagunaan sarana penyuluhan;
e.
Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, monitoring dan pelaporan penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan.
2.1.6.1 Seksi Alih Teknologi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, mempunyai tugas : a.
Menyusun perencanaan dan melaksanakan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan SDM penyuluh dan petani;
b.
Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada penyuluh dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan program penyuluhan;
c.
Melaksanakan penerapan metode dan sistem kerja penyuluhan di bidang Kehutanan dan Perkebunan;
d.
Melaksanakan penyusunan rencana pengkajian/pengujian dan petunjuk teknis penerapan teknologi;
e.
Melaksanakan pengujian, pengkajian dan penyiapan rekomendasi tentang penggunaan dan peredaran sarana produksi untuk tanaman kehutanan dan perkebunan;
f.
Merencanakan
dan
melaksanakan
supervisi
penyelenggaraan
penyuluhan; Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
20
g.
Melaksanakan pengawasan dan bimbingan teknis penganggulangan dampak penggunaan sarana produksi;
h. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
SDM
dan
pelaksanaan
penerapan
teknologi
Kehutanan dan Perkebunan; i.
Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penyuluhan. Sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.6.2 Seksi Kelembagaan, mempunyai tugas : a.
Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada penyuluh dalam pembinaan dan pengembangan kelembagaan petani;
b.
Menyusun materi dan petunjuk operasional pembinaan kelembagaan petani;
c.
Melaksanakan perencanaan, pembinaan, dan menumbuhkembangkan lembaga petani;
d.
Melaksanakan penilaian kelembagaan petani;
e.
Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kelembagaan petani;
f.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penyuluhan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.6.3 Seksi Sarana Prasarana Penyuluhan, mempunyai tugas : a.
Menyusun rencana kebutuhan dan pendayagunaan tenaga penyuluh;
b.
Mengadakan dan mengelola sarana penyuluhan;
c.
Melaksanakan perencanaan, bimbingan, pengadaan dan penyebaran materi penyuluhan;
d.
Melaksanakan
dan
merencanakan
pembangunan
petak-petak
percontohan; e.
Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang sarana dan prasarana penyuluhan;
f.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penyuluhan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
21
2.1.7
Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Pengembangan UPT Pelayanan Pengembangan sebagaimana dimaksud merupakan unsur pelaksana teknis operasional dan teknis penunjang di bidang pelayanan pengembangan berada di 12 kecamatan. UPT Pelayanan Pengembangan mempunyai tugas : a.
Melaksanakan penjabaran program pembangunan kehutanan dan perkebunan;
b.
Melaksanakan koordinasi pelaksanaan program pembangunan dan kegiatan teknis tanaman pangan , peternakan
dan penyuluhan
kehutanan dan perkebunan; c.
Melaksanakan pengumpulan dan laporan data statistik kehutanan dan perkebunan;
d.
Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan;
e.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.7.1 Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha
dan
bertanggung
jawab
kepada
Kepala
UPT
Pelayanan
Pengembangan. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas UPT Pelayanan Pengembangan di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, program, evaluasi dan pelaporan.
2.1.8
Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. a.
Kelompok
jabatan
fungsional
terdiri
dari
sejumlah
lembaga
fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan; b.
Kelompok
jabatan
fungsional
dipimpin
oleh
seorang
tenaga
fungsional senior yang ditunjuk; c.
Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
22
d.
Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e.
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2
Sumber Daya SKPD
2.2.1
Sumber Daya Manusia Peranan sumberdaya manusia dalam era otonomi semakin besar sehingga menuntut kualitas sumberdaya manusia Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang semakin meningkat dalam rangka
mendukung
keberhasilan pembangunan kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Pacitan. Oleh karena itu Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan, memberikan kesempatan kepada aparaturnya untuk terus memacu diri meningkatkan kinerjanya agar memiliki kemampuan profesionalisme dalam menjalankan tugas-tugas di bidang pembangunan kehutanan dan perkebunan. Jumlah personil Dinas Kehutanan dan Perkebunan pada akhir 2013 sebanyak 104 orang terdiri dari 62 orang pegawai struktural 42 orang pegawai fungsional (Penyuluh Kehutanan). Adapun rincian jumlah personil berdasarkan status/golongan, pendidikan dan yang telah mengikuti latihan penjenjangan serta teknik fungsional dapat terlihat sebagaimana tabel-tabel berikut. Tabel 2.1
Data Personil Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan keadaan s/d Desember 2013 No
Status/Golongan
A. 1. 2. 3. 4.
P N S Daerah Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I
B.
PNS Pusat Gol III
Jumlah ( orang ) 5 76 17 3 2
Jumlah P N S C.
103
Honorer
1
Jumlah Total Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
104 Kab. Pacitan 2011-2016
23
Tabel 2.2
Data Personil Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan berdasarkan pendidikan keadaan s/d Desember 2013 No
Jenjang Pendidikan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
S–2 S–1 SM /Diploma III SLTA SLTP SD Jumlah
PNS (Org) 16 54 2 28 1 2 103
Honorer (Org) 1 1
Jml (Org) 16 54 2 28 1 3 104
Tabel 2.3
Data Personil Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan yang telah mengikuti latihan penjenjangan keadaan s/d Desember 2013 No
Uraian
Diklat Pim II (Org.)
Diklat Pim III (Org.)
Diklat Pim IV (Org.)
1
Eselon II
1
1
-
-
2
Eselon III
5
-
5
-
3
Eselon IV
26
-
-
22
4
Non Eselon
-
-
-
-
32
1
Jumlah
2.2.2
Jumlah
5
22
Sarana dan Prasarana Sedangkan fasilitas kerja yang dimiliki Dinas Kehutanan dan Perkebunan untuk mendukung kelancaran kegiatan pembangunan dapat disajikan sebagai berikut :
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
24
Tabel 2.4
Fasilitas Kerja Yang Dimiliki Dinas Kehutanan dan Perkebunan keadaan s/d Desember 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Jenis Barang Tanah Gedung Kantor Kendaraan Roda 2 Kendaraan Roda 4 GPS Mesin Ketik Meja Kerja ½ biro Meja Kerja 1 biro Meja Rapat Meja Kursi Tamu Kursi Putar Kursi Kerja Kayu Kursi Kerja Elephant Kursi Kerja Roda Kursi Kerja Besi Kursi rapat Bangku Tunggu Almari Besi 2 pintu Almari Kayu Lokal Rak Buku Kayu Lokal Filling Cabinet Brankas Telepon Komputer Kamera Kipas Angin Air Conditioning Kompor Gas Dispenser Genset Mesin Bor Jam Dinding Kain Gordyn Tangga Aluminium Papan Nama Papan Data White Board Faximile Laptop LCD Viewer Wireless Sound System HandyCam Mimbar Printer Meja Komputer UPS/ Stabiliser
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Jumlah 9 2 37 3 9 21 62 8 170 5 10 5 5 10 32 130 3 7 5 12 24 3 5 18 21 4 5 2 1 3 1 2 230 1 13 12 2 1 3 5 3 2 1 1 12 1 1
Satuan Bidang Unit Unit Unit Buah Buah Buah Buah Set Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Unit Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Meter Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah
Kab. Pacitan 2011-2016
25
No 48 49 50 51 52
2.3
Jenis Barang Kulkas Instalasi Listrik Tabung Pemadam Kebakaran VCD Player Umbul – umbul /Pias
Jumlah 1 1 15 1 100
Satuan Buah Buah Buah Buah Meter
Kinerja Pelayanan Sesuai tugas dan fungsi sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten di bidang Kehutanan dan Perkebunan yang mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang kehutanan dan perkebunan,
selama 5 (lima) tahun terakhir telah melaksanakan
serangkaian kegiatan pembangunan bidang kehutanan dan perkebunan sesuai dengan perencanaan di Renstra Dinas Hutbun 2006-2010 dan capaian kinerja di tahun 2011 dan 2012. Sebagai hasil nyata pelaksanaan pembangunan bidang kehutanan dan perkebunan kurun waktu lima tahun terakhir secara langsung ataupun tidak langsung merupakan gambaran dari pelayanan Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan. Kinerja Pelayanan terlihat dari perkembangan beberapa capaian kinerja yang telah dirumuskan dalam Renstra periode sebelumnya,
diantaranya
peningkatan
luas
areal,
produksi
dan
produktivitas komoditi kehutanan dan perkebunan, penurunan luas lahan kritis, peningkatan pendapatan petani, kemampuan penyerapan tenaga kerja dan perkembangan kelembagaan petani di pedesaan. Uraian mengenai hasil pembangunan bidang kehutanan dan perkebunan serta capaian kinerja selama tahun 2006 – 2012 sebagaimana dikemukakan pada tabel berikut :
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
26
Tabel 2.5
Capaian Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Tahun 2006 – 2010 Indikator Kinerja 1. Peningkatan Produktifitas tanaman Perkebunan (Ton/Ha ) - Kelapa - Cengkeh - Kopi - Kakao - Lada - Panili 2. Peningkatan Produksi Perkebunan (Ton) 3. Peningkatan Luas Area perkebunan 4. Menurunnya Kebakaran hutan (Ha) 5. Menurunnya Pelanggaran industri (kasus) 6. Rehabilitasi Hutan Dan lahan - Lahan Kritis (Ha ) - Luas hutan Rakyat (Ha) - Sedimentasi (Ton/Ha/Thn) 7. Meningkatnya Hasil Hutan Non kayu - Lebah Madu (Liter) - Getah Pinus (Ton) 8. Meningkatnya Luas Hutan rakyat (Ha)
Tahun 2006 Target Capaian
Tahun 2007 Target Capaian
Tahun 2008 Target Capaian
Tahun 2009 Target Capaian
Tahun 2010 Target Capaian
1,270 0,236 0,503 0,078 0,101 0,839 43.002 41.163 6 25
1,270 0,092 0,502 0,083 0,102 0,571 44.016,198 41.695,000 71,500 31
1,282 0,106 0,507 0,084 0,103 0,571 44.447,557 42.174,000 64,350 26,000
1,268 0,142 0,501 0,088 0,102 0,571 44.545,208 42.512,000 80,000 22
1,295 0,052 0,512 0,085 0,104 0,575 44.896,477 42.659,000 57,920 21,000
1,296 0,112 0,514 0,132 0,107 0,566 45.558,951 44.369,000 50,820 18
1,311 0,080 0,518 0,086 0,105 0,576 45.426,255 43.150,000 52,120 16
1,312 0,125 0,518 0,145 0,109 0,447 46.706,237 45.501,000 35,500 16
1,326 0,110 0,524 0,087 0,107 0,578 45.971,371 43.646,000 46,910 11
1,327 0,112 0,524 0,178 0,115 0,4 47.019,55 46.046 0 7
27.170,1 64.015 31.95
27.170,10 64.053,00 32.45
26.570,100 64.553,000 31,850
26.860,00 64.360,00 33,23
25.970,100 65.053,00 31,250
25.964,000 65.951,00 33,30
25.370,10 65.653,00 30,65
24.888,00 67.324,04 33,25
24.770,10 66.303,00 30,05
23.629,50 69.441,90 33,3
1.000 0 64.015
866,00 55,63 64.053,00
909,300 57,300 64.553,000
916,00 46,28 64.360,00
963,86 118,00 65.951,00
1.023,00 118,00 65.951,000
1.012,05 62,57 65.653,000
1.037,00 115,50 67.324,04
1.042,41 66,33 66.303,00
1.106 73,45 69.441,90
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
27
2.4 Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan 2.4.1. Tantangan Pengembangan Pelayanan Prospek kehutanan dan perkebunan pada saat ini maupun masa mendatang menunjukkan kecenderungan akan peningkatan kebutuhan produk
kehutanan
dan
perkebunan
semakin
besar.
Peluang
pengembangan kehutanan dan perkebunan rakyat di Kabupaten Pacitan cukup besar, hal ini mengingat : - Tersedianya sumber daya manusia maupun lahan masih cukup besar - Agro industri saat ini masih dalam tahap pengembangan yang memerlukan bahan baku cukup besar - Semakin berkembangnya infrastruktur Salah satu langkah yang dapat diandalkan di bidang kehutanan dan perkebunan adalah pengembangan komoditas kehutanan dan perkebunan yang mempunyai pasar internasional dan lokal spesifik sehingga mampu bersaing di dalam pasar global dan dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan petani dan devisa Negara. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pelayanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan meliputi : a. Globalisasi, pasar bebas, menuntut efisiensi, produktivitas dan mutu hasil perkebunan b. Kondisi topografi menyulitkan jangkauan pelayanan Terbatasnya sarana dan prasarana penyuluh akan menghambat pelayanan penyuluhan dan penerapan alih teknologi hasil-hasil penelitian kepada petani. Terbatasnya sarana penyuluhan, utamanya sarana mobilitas akan menghambat percepatan masuknya informasi mengenai perkembangan pembangunan di bidang kehutanan dan perkebunan c. Lemahnya kelembagaan petani dan terbatasnya akses petani terhadap permodalan dan informasi pasar Koperasi sebagai lembaga ekonomi pedesaan belum dapat berperan aktif dalam membantu petani untuk mengelola usahataninya. Di samping itu tidak adanya kemitraan antara kelompok tani dengan kelompok usaha besar/pengusaha menyebabkan petani yang dengan keterbatasan kemampuan/pengetahuan pasar dan modal mencari Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
28
pasar sendiri, antara lain ditempuh lewat tengkulak dan pedagang pengumpul, sehingga berakibat petani selalu memperoleh harga yang rendah.
Saat ini kemitraan yang dilakukan secara utuh antara
kelompok tani dengan pengusaha masih terbatas. d. Masih tingginya tingkat kekritisan lahan Kondisi topografi Kabupaten Pacitan yang bergelombang dan bergunung menyebabkan tingginya tingkat erosi tanah, sehingga lahan kritis yang ada di Kabupaten Pacitan relatif masih luas. Hal tersebut disebabkan salah satunya oleh kurang dikembangkannya tanamantanaman kehutanan dan perkebunan yang rata-rata mempunyai ketahanan kekeringan dan kemampuan menahan air yang cukup besar. Upaya penanganan lahan kritis memang telah dilakukan, namun kesadaran petani untuk mau mengembangkan komoditi-komoditi kehutanan dan perkebunan sebagai upaya konservasi tanah masih perlu ditingkatkan, mengingat potensi lahan yang tersedia untuk pengembangan tanaman kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Pacitan masih cukup luas; e. Kurangnya industri yang mengolah bahan baku hasil hutan dan kebun Keterbatasan kemampuan petani dalam penanganan pasca panen, utamanya dalam pengolahan produk dengan menggunakan mesin merupakan suatu permasalahan, dimana produk yang dihasilkan belum dapat memenuhi standar kualitas yang dikehendaki pasar, akibatnya petani mendapatkan harga yang rendah.
2.4.2. Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Pencapaian tujuan pembangunan Kehutanan dan Perkebunan di Kabupaten Pacitan dapat dilakukan melalui pemanfaatan secara optimal berbagai peluang yang ada. Peluang-peluang tersebut antara lain : a. Visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Visi Bupati Pacitan “ Terwujudnya Masyarakat Pacitan yang Sejahtera “ mendorong Dinas Kehutanan dan Perkebunan untuk meningkatkan
pelayanannya
karena
pada
dasarnya
komoditas
kehutanan dan perkebunan sangat berperan dalam mensejahterakan masyarakat petani pada khususnya dan masyarakat Pacitan pada umumnya.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
29
Misi ke 1, 4 dan 5 Bupati Pacitan memerlukan dukungan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan dengan melalui peningkatan pelayanan di bidang kehutanan dan perkebunan secara profesional, berupa pengembangan serta peningkatan produksi komoditi unggulan dan meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung seperti Dam Pengendali, Dam Penahan, Sumur Resapan, Embung, Jalan Konservasi dan Jalan Produksi. b. Prospek komoditi kehutanan dan perkebunan yang cukup baik Berdasarkan kesesuaian lahan terhadap komoditas kehutanan dan perkebunan, Kabupaten Pacitan masih mempunyai potensi lahan yang tersedia untuk pengembangan/penghijauan dengan komoditas kehutanan rakyat seluas 43.263 Ha dan lahan yang cocok untuk pengembangan tanaman Perkebunan masih tersedia seluas 89.189 Ha. Adapun potensi lahan untuk masing-masing komoditi di masing – masing kecamatan sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.6
Potensi Lahan/Pencadangan Lahan untuk Pengembangan Komoditi Kehutanan di Kabupaten Pacitan No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pacitan Kebonagung Arjosari Punung Donorojo Pringkuku Tegalombo Bandar Nawangan Ngadirojo Tulakan Sudimoro Jumlah
Potensi Lahan yang tersedia untuk Pengembangan Tanaman Hutan Rakyat (Ha) Jati 1.500 450 490 60 590 870 150 45 2.400 780 575 270 8.180
Sengon 800 350 400 350 400 430 470 700 800 500 250 230 5.680
Akasia 460 370 270 35 160 190 195 40 150 130 150 130 2.280
Mahoni 1.150 450 700 190 830 730 460 500 1.100 500 270 190 7.070
Pinus 45 0 0 0 10 15 1.900 2.490 500 450 300 158 5.868
Sono 45 60 9 8 20 17 38 120 83 59 27 46 532
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Gmelina 1.025 630 768 595 650 920 596 690 1.100 590 470 630 8.664
Bambu 50 40 8 23 17 35 12 40 29 24 19 15 312
Jumlah
Trembesi 43 34 28 12 27 39 19 17 62 25 26 27 359
Kab. Pacitan 2011-2016
Jabon 352 310 380 300 310 340 382 335 560 394 345 310 4.318
30
(Ha) 5.470 2.694 3.053 1.573 3.014 3.586 4.222 4.977 6.784 3.452 2.432 2.006 43.263
Tabel 2.7
Potensi Lahan/Pencadangan Lahan untuk Pengembangan Komoditi Perkebunan di Kabupaten Pacitan No.
Kecamatan
Potensi lahan yang tersedia untuk pengembangan komoditi perkebunan (Ha) Kelapa
Kopi
Kakao
Lada
Panili
Cengkeh
Kapas
Nilam
Jarak
Jumlah
271
200
-
400
3.568
1.
Pacitan
2.362
28
207
100
-
2.
Kebonagung
4.435
286
4.435
350
500
1.364
100
300
600
12.370
3.
Arjosari
2.750
250
2.000
100
400
750
150
200
550
7.150
4.
Tegalombo
1.675
235
855
100
650
1.620
150
200
600
6.085
5.
Bandar
700
1.505
500
400
1.500
1.540
-
1.800
450
8.395
6.
Nawangan
750
1.850
600
400
2.000
2.100
-
1.750
450
9.900
7.
Sudimoro
2.600
800
2.350
750
1.000
1.505
-
1.700
800
11.505
8.
Ngadirojo
2.085
1.837
2.015
700
1.000
1.900
-
750
750
11.037
9.
Tulakan
2.750
250
2.600
400
500
2.350
-
750
750
10.350
10.
Punung
3.084
42
1.100
350
25
398
950
-
950
6.899
11.
Pringkuku
2.350
25
200
200
25
300
800
-
900
4.800
12.
Donorojo
2.450
25
200
-
25
180
900
-
800
4.580
27.991
7.133
17.062
3.850
14.278
3.250
7.450
8.000
89.189
JUMLAH
Pemilihan/penentuan perkebunan
di
7.625
komoditi
unggulan
Pacitan
didasarkan
Kabupaten
kehutanan pada
dan
berbagai
pertimbangan, antara lain kesesuaian agroekologi, prospek komoditi pada saat ini atau dimasa mendatang, baik secara mikro
(skala
usahatani) maupun makro, nilai ekonomi dan nilai banding (nilai kompetitif). Secara umum dapat dikatakan bahwa penentuan komoditi unggulan kehutanan dan perkebunan di Kabupaten
Pacitan
dilaksanakan dengan dasar dimensi wilayah, dimensi ekonomi dan dimensi lingkungan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, terdapat berbagai komoditi kehutanan unggulan, yaitu Jati, Sengon, Gmelina, Akasia dan Jabon.
Komoditi perkebunan unggulan yang ada yaitu
Kelapa, Kakao, Cengkeh, Kopi, Nilam. c. Adanya dasar hukum yang mengatur tentang sektor kehutanan dan perkebunan, diantaranya Undang-Undang Nomor 41/1999 tentang Kehutanan, Perkebunan,
Undang-Undang Undang-Undang
Nomor Nomor
18
tahun
12/1992
2004
tentang
tentang
Sistem
Budidaya Tanaman dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup. Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
31
d. Adanya dukungan teknologi dan permodalan dari Lembaga terkait Dengan melalui dukungan teknologi terutama dalam hal pengolahan pasca panen dan bantuan permodalan diharapkan akan memberikan nilai tambah hasil produksi kehutanan dan perkebunan.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
32
3.1.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
3.1.1.
Permasalahan Bidang Kehutanan Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang kehutanan sebagai berikut : 1) Penanganan lahan kritis di Kabupaten Pacitan sampai dengan akhir tahun 2012 seluas 21.207,00 Ha. tersebut
Namun penurunan lahan kritis
baru mencapai 1.213,00 Ha.
Hal ini disebabkan kondisi
topografi Kabupaten Pacitan yang bergunung dan berbukit sehingga memudahkan terjadinya tanah longsor, disamping itu juga karena adanya pelebaran jalan. Sedangkan tanaman yang baru ditanam masih kecil sehingga belum secara nyata mengurangi luas lahan kritis yang ada. Dengan demikian di Kabupaten Pacitan pada akhir tahun 2013 masih terdapat lahan kritis seluas 20.540,00 Ha. 2) Belum tertampungnya hasil hutan di dalam wilayah kabupaten, meskipun sudah terdapat beberapa industri pengolahan hasil hutan namun masih banyak kayu yang dijual keluar daerah dalam bentuk glondongan. 3) Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan sangat besar namun mengingat keterbatasan permodalan maka masih diperlukan
bantuan
pemerintah
maupun
pihak
swasta
untuk
mendukung usaha tersebut. 3.1.2.
Permasalahan Bidang Perkebunan Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang perkebunan sebagai berikut : 1) Harga
komoditi
perkebunan
yang
mengalami
pasang
surut
mengakibatkan minat petani untuk memelihara tanamannya berkurang, petani lebih memilih memelihara tanaman yang pada saat itu memiliki harga yang tinggi.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
33
2) Pengembangan komoditi perkebunan sebenarnya masih diminati petani mengingat poduksinya yang berkesinambungan namun demikian karena keterbatasan modal petani maka tanaman yang sudah tua maupun rusak tidak segera direhabilitasi/diremajakan 3.1.3.
Permasalahan Bidang Perlindungan Tanaman Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang perkebunan sebagai berikut : 1) Tidak adanya tenaga ahli yang dapat mengoperasikan laboratorium hama penyakit yang ada di Dinas Kehutanan dan Perkebunan menyebabkan pemanfaatan laboratorium yang sudah ada menjadi kurang optimal. 2) Meskipun sosialisasi tentang pencegahan kebakaran hutan selalu dilakukan dan telah dibentuk Tim Pengendali Kebakaran hutan namun bila terjadi kemarau yang panjang masih saja terjadi kebakaran hutan terutama di wilayah – wilayah yang memang rawan terhadap kebakaran hutan, seperti wilayah Kecamatan Pacitan, Tegalombo, Arjosari, Kebonagung, Ngadirojo dan Sudimoro.
3.1.4.
Permasalahan Bidang Penyuluhan Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang perkebunan sebagai berikut : 1) Kurangnya sarana dan prasarana penyuluhan yang memadai, baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan, sehingga program penyuluhan kehutanan dan perkebunan belum optimal. 2) Kurang optimalnya pembinaan penyuluh kepada masyarakat tani karena keterbatasan jumlah penyuluh sehingga satu penyuluh harus mebina lkebih dari 3 desa sedangkan wilayah desa cukup luas dengan topografi yang berbukit.
3.1.5.
Permasalahan Sekretariat Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang perkebunan sebagai berikut : 1) Kurangnya sarana dan prasarana kantor, baik di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan, maupun di kantor UPT Pelayanan dan Pengembangan yang ada di 12 kecamatan.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
34
2) Beberapa UPT PP belum memiliki kantor sedangkan yang sudah ada bangunan kantornya sudah tidak memadai bahkan mengkhawatirkan keselamatan petugas 3.2.
Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Penyusunan Rencana Strategis SKPD sangat dipengaruhi dan merupakan penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Pacitan sehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan harus
sejalan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016. Visi Kabupaten Pacitan tahun 2011 - 2016 adalah : “ TERWUJUDNYA MASYARAKAT PACITAN YANG SEJAHTERA ” Misi pembangunan Kabupaten Pacitan 2011-2016 sebagai upaya yang ditempuh dalam mewujudkan visi, sebagaimana berikut : “ Pacitan Makmur Wong Cilik Gumuyu ” Misi 1
: Profesional birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik
Misi 2
: Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Misi 3
: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat
Misi 4
: Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan
Misi 5
: Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
Misi 6
: Mengembangkan
tatanan
kehidupan
masyarakat
yang
berbudaya, berkepribadian dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama Telaahan terhadap visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Hal ini ditunjukkan melalui: a.
Pernyataan misi ke 1 : Profesional birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik Pada misi pertama ini, Dinas Kehutanan dan Perkebunan berperan memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat
dalam
mengelola
sumberdaya secara berdayaguna dan berhasil guna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
35
b.
Pernyataan misi ke 4 : Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan. Pada misi keempat ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan berperan dalam menumbuhkembangkan potensi unggulan komoditi kehutanan dan perkebunan dari hulu sampai hilir.
c.
Pernyataan misi ke 5 : Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar. Pada misi ini peran serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam memberikan
pelayanan
berupa
pembangunan
sarana
prasarana
infrastruktur pendukung ketersediaan air, pengendalian erosi, jalan konservasi dan jalan produksi untuk kemudahan sarana transportasi pemasaran hasil produksi Selain telaahan terhadap visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang telah diuraikan di atas, Dinas Kehutanan dan Perkebunan juga memiliki keterkaitan langsung dalam menunjang pelaksanaan pembangunan dalam bentuk program - program pembangunan, sebagai berikut: a.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
b.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
c.
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
d.
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
e.
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
f.
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
g.
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
h. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan i.
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
j.
Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan
k.
Program Pembinaan Dan Penertiban Industri Hasil Hutan
3.3
Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
3.3.1
Visi Kementrian Kehutanan Visi kementerian Kehutanan adalah : “ Hutan Lestari Untuk Kesejahteraan Masyarakat Yang Berkeadilan “ misi dan tujuan masing-masing misi, ditetapkan sebagai berikut :
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
36
1. Memantapkan kepastian status kawasan hutan serta kualitas data dan informasi kehutanan. Misi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepastian
kawasan
hutan
sebagai
dasar
penyiapan
prakondisi
pengelolaan sumberdaya hutan secara lestari. 2. Meningkatkan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) untuk memperkuat kesejahteraan rakyat sekitar hutan dan keadilan berusaha. Misi tersebut bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi pengelolaan hutan produksi. 3. Memantapkan
penyelenggaraan
perlindungan
dan
konservasi
sumberdaya alam. Misi tersebut bertujuan menurunkan gangguan keamanan hutan dan hasil hutan dalam penyelenggaraan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam. 4. Memelihara dan meningkatkan fungsi dan daya dukung daerah aliran sungai (DAS) sehingga dapat meningkatkan optimalisasi fungsi ekologi, ekonomi dan sosial DAS. Misi ini bertujuan meningkatkan kondisi, fungsi dan daya dukung daerah aliran sungai (DAS), sehingga dapat mengurangi resiko bencana alam, dan dikelola secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Meningkatkan ketersediaan produk teknologi dasar dan terapan serta kompetensi SDM dalam mendukung penyelenggaraan pengurusan hutan secara optimal. Misi ini bertujuan untuk menyediakan informasi ilmiah dalam pengelolaan hutan lestari, baik dalam tatanan perumusan kebijakan maupun kegiatan teknis pengelolaan hutan di lapangan, serta tersedianya SDM kehutanan yang profesional melalui pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan kehutanan. 6. Memantapkan kelembagaan penyelenggaraan tata kelola kehutanan Kementerian Kehutanan. Tujuan utama misi ini adalah penyediaan perangkat peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan hutan lestari, peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) bidang kehutanan dan terlaksananya tertib administrasi pada Kementerian Kehutanan. Berdasarkan visi dan misi
Kementrian Kehutanan, maka Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan menetapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut:
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
37
o
Memantapkan
penyelenggaraan
perlindungan
dan
konservasi
sumberdaya alam. o
Memelihara dan meningkatkan fungsi dan daya dukung daerah aliran sungai (DAS) sehingga dapat meningkatkan optimalisasi fungsi ekologi, ekonomi dan sosial DAS.
o
Meningkatkan ketersediaan produk teknologi dasar dan terapan serta kompetensi SDM dalam mendukung penyelenggaraan pengurusan hutan secara optimal.
3.3.2
Visi Direktorat Jenderal Perkebunan Visi Direktorat Jenderal Perkebunan adalah :
" Profesional dalam memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan ” Misi : 1. Memberikan
pelayanan
perencanaan,
program,
anggaran,
dan
kerjasama teknis yang berkualitas; pengelolaan administrasi keuangan, dan
aset
yang
berkualitas;
memberikan
pelayanan
organisasi,
tatalaksana, kepegawaian, humas, hukum, dan administrasi perkantoran yang berkualitas; dan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas. 2. Meningkatkan kemampuan penyediaan benih unggul, dan penyediaan sarana produksi. 3. Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha budidaya tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, dan tanaman tahunan. 4. Menfasilitasi
integrasi
antara
pelaku
usaha
budidaya
tanaman
perkebunan dengan pendekatan kawasan; memotivasi penerapan tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal; dan mendorong penumbuhan dan pemberdayaan petani dan kelembagaan petani. 5. Menfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT dan penangan gangguan usaha seta dampak gangguan iklim. Berdasarkan visi dan misi
Direktorat Jenderal Perkebunan, maka
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan menetapkan beberapa
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
38
hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut: Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha budidaya tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, dan tanaman tahunan. Menfasilitasi integrasi antara pelaku usaha budidaya tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan; memotivasi penerapan tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal; dan mendorong penumbuhan dan pemberdayaan petani dan kelembagaan petani. Menfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT dan penangan gangguan usaha seta dampak gangguan iklim. 3.3.3
Visi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Visi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur :
“ Terwujudnya pelestarian fungsi hutan dan pemantapan kawasan hutan serta Daerah Aliran Sungai (DAS) secara optimal, untuk kesejahteraan masyarakat Jawa Timur ”. Misi : 1. Mengembangkan kelembagaan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana. 2. Mengembangkan perencanaan yang mantap, inventarisasi, pengolahan data dan litbang bidang kehutanan serta jaringan kerjasama dengan seluruh stakeholder dalam pembangunan kehutanan. 3. Memantapkan status dan fungsi kawasan hutan. 4. Meningkatkan pelayanan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan dan peredaran hasil hutan. 5. Meningkatkan pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan kritis, serta pelaksanaan perhutanan sosial. 6. Meningkatkan perlindungan dan pengamanan hutan dan hasil hutan. 7. Pengembangan Pengelolaan Tahura R. Soerjo 8. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan, yang berkelanjutan. Berdasarkan visi dan misi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur , maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan menetapkan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
39
beberapa
hal
yang
harus
diperhatikan
dalam
menyelenggarakan
pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut: Meningkatkan pelayanan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan dan peredaran hasil hutan Meningkatkan pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan kritis, serta pelaksanaan perhutanan sosial. Meningkatkan perlindungan dan pengamanan hutan dan hasil hutan. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan, yang berkelanjutan. 3.3.4
Visi Dinas Perkebunan di Jawa Timur Visi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur :
“ Terwujudnya agribisnis perkebunan yang efisien, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat perkebunan secara berkeadilan “ Misi : 1. Mewujudkan pembangunan agribisnis perkebunan yang berkelanjutan melalui penerapan good agriculture
practices dan optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif; 2. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia perkebunan yang memiliki kemampuan teknis; 3. Meningkatkan akses terhadap informasi pasar, teknologi, permodalan, sarana prasarana bagi masyarakat perkebunan; 4. Meningkatkan nilai tambah produk perkebunan di sentra-sentra produksi. Berdasarkan visi dan misi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur , maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan menetapkan beberapa
hal
yang
harus
diperhatikan
dalam
menyelenggarakan
pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut : Mewujudkan pembangunan agribisnis perkebunan yang berkelanjutan melalui penerapan
good agriculture practices dan optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif; Meningkatkan akses terhadap informasi pasar, teknologi, permodalan, sarana prasarana bagi masyarakat perkebunan;
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
40
Meningkatkan nilai tambah produk perkebunan di sentra-sentra produksi. 3.4
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.4.1
Telahaan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi a.
Kebijakan Berdasarkan RTRW Jawa Timur Dalam fungsi wilayah dan perkotaan Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari SWP Madiun dan sekitarnya. Kabupaten
Pacitan
pemerintahan,
memiliki
pertanian,
rencana
perkebunan,
fungsi
wilayah
perikanan,
sebagai
pertambangan,
pendidikan, kesehatan dan pariwisata. Berdasarkan pola pengelompokan perekonomian dan dominasi kegiatannya dalam sistem perwilayahan Jawa Timur, terjadi pemusatan kota - kota yang terlalu ke Utara. Berdasarkan kondisi ini, perlu adanya upaya untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan mengembangkan wilayah Selatan Jawa Timur, Kabupaten Pacitan merupakan wilayah yang
harus
diprioritaskan
pengembangannya
melalui
Konsep
Pengembangan Selatan-Selatan yaitu jalur Pacitan – Trenggalek – Tulungagung - Banyuwangi. Kedudukan Kabupaten Pacitan dalam konstelasi wilayah Koridor pantai selatan Jawa tidak lepas dari sistem kota - kota yang ada. Kota Pacitan merupakan pusat kegiatan lokal bagi daerah - daerah lain di sekitarnya. Sebagai pusat kegiatan lokal wilayah, Pacitan menjadi wilayah penghubung antar kota-kota sekitar baik di wilayah Jawa Timur (Citragung) maupun Jawa Tengah dan DIY (Pawonsari). Letak Kabupaten Pacitan yang berada di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadikan peran Pacitan sebagai pintu masuk Jawa Timur di wilayah pantai selatan Jawa. Perencanaan tata ruang yang dimuat dalam dokumen RTRW Provinsi Jawa Timur yang mengatur arahan pengembangan Pacitan menempatkan wilayah ini menjadi penting di masa yang akan datang. Pengembangan koridor pantai selatan akan berdampak pada pola penggunaan lahan dan perkembangan kegiatan/aktivitas di wilayah Kabupaten Pacitan. Meningkatnya intensitas penggunaan lahan dan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
41
aktivitas perkotaan akan membangkitkan arus lalu lintas dan meningkatkan aktivitas perekonomian. Hal ini tentu saja sejak awal harus diantisipasi dan dikendalikan agar tidak berkembang secara tidak beraturan dan tidak lagi sesuai dengan dokumen tata ruang yang diatur dalam peraturan daerah. b.
Telaahan terhadap Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan Sebelum disusunnya strategi pengembangan Pacitan, perlu adanya suatu konsep skenario pengembangan wilayah Pacitan. Skenario ini disusun berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek pengembangan di wilayah Kabupaten Pacitan baik dari aspek fisik, sumber daya alam (SDA), ekonomi dan sistem prasarana wilayah. Pertimbangan yang lain yaitu terhadap tujuan - tujuan kebijakan makro dan mikro Wilayah Kabupaten Pacitan. Berdasarkan
hal
-
hal
tersebut,
maka
pengembangan
kegiatan/ekonomi di Kabupaten Pacitan yang menjadi dasar perumusan struktur ruang harus mempertimbangkan : 1. Kegiatan ekonomi yang tidak memerlukan dukungan lahan relatif luas; 2. Pengembangan lahan di wilayah Utara dan Barat hendaknya dikendalikan secara ketat karena terkait dengan fungsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya; 3. Kondisi lahan di wilayah Tengah yang rawan longsor, menyebabkan wilayah ini relatif kurang berkembang, sehingga interaksi antara wilayah Utara dan Selatan relatif rendah. 4. Wilayah Kars Pacitan Barat yang terletak di wilayah Selatan – Barat merupakan kawasan Kars kelas 1, sehingga di wilayah ini tidak boleh dilakukan kegiatan pertambangan; 5. Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor pariwisata sebagai sektor penggerak di hilir yang pada akhirnya akan menarik sektor - sektor primer untuk berkembang (mis : perikanan laut, lobster, kelapa, kakao, nilam, jeruk, batu aji, keramik dan gerabah);
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
42
6. Pelayanan fasilitas dan prasarana perkotaan hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat, meskipun dengan skala yang lebih rendah; dan 7. Prioritas pengembangan ditekankan pada wilayah Selatan dengan penekanan fungsi Utama sebagai pariwisata pantai dan gua. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka skenario pengembangan wilayah Kabupaten Pacitan adalah: wilayah berkembang sesuai kecenderungan perkembangan wilayah saat ini. Struktur perwilayahan dilakukan dengan dengan asumsi sebagai berikut: 1. Pembagian
Wilayah
Pembangunan
lebih
berorientasi
pada
pembagian wilayah administrasi; 2. Setiap wilayah Pembangunan terdiri dari dari empat wilayah administrasi Kecamatan; 3. Penentuan pusat dilakukan pada kecamatan yang terletak di tengah - tengah, selain juga mempertimbangkan kelengkapan fasilitas perkotaan dan orde kota Berdasarkan skenario tersebut, kondisi yang diharapkan di masa datang, yaitu: Perkembangan leading sektor (dalam hal ini sektor pariwisata) yang diharapkan mampu menjadi sektor penggerak sektor - sektor lainnya, khususnya sektor pertanian (dalam arti luas) sebagai SDA yang dominan, berkembang sesuai peluang pasar dan peningkatan kualitas produk, penambahan nilai produk pada proses pengolahan. Besarnya
perkembangan
melalui
proses
peningkatan
sarana
prasarana dasar secara bertahap terseleksi sesuai dengan daya tenaga serta dana yang tersedia. Diperlukan prioritas kawasan andalan dengan sektor/subsektor yang diunggulkan untuk memperoleh hubungan pengaruh perkembangan kumulatif/multiplier effect yang tinggi. Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan bertahap, berjalan dalam jangka menengah atau jangka panjang karena sektor yang satu menunggu hasil pembangunan sektor lain terlebih dahulu, sehingga perkembangan ekonomi wilayah berjalan relatif lambat dan lama.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
43
Untuk memenuhi skenario tersebut, maka dilakukan penetapan strategi bagi tiap-tiap sektor. Penetapan serta penyusunan Strategi Perwilayahan Pembangunan Kabupaten Pacitan dilakukan berdasarkan skenario pengembangan wilayah Pacitan. Visi, misi, tujuan dan strategi disusun dengan mempertimbangkan isu permasalahan serta potensi dan prospek pengembangan di wilayah Kabupaten Pacitan baik dari aspek fisik, sumber daya alam (SDA) ekonomi serta tujuan internal Pengembangan Wilayah Kabupaten Pacitan. Strategi yang akan dikembangkan dalam upaya penataan ruang Kabupaten Pacitan sebagaimana yang tercantum dalam RTRW Provinsi Jawa Timur, adalah : 1. Strategi pengembangan berdasarkan kebijakan makro; 2. Strategi struktur ruang wilayah Kabupaten Pacitan; 3. Strategi pola ruang wilayah Kabupaten Pacitan; 4. Strategi pengelolaan kawasan lindung dan budidaya; 5. Strategi penataan kawasan pedesaan dan perkotaan 6. Strategi penataan sistem prasarana wilayah; 7. Strategi penataan kawasan strategis; 8. Strategi penataan wilayah pesisir; dan 9. Strategi penataan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara. Sehubungan dengan strategi penataan ruang Jawa Timur pada Kabupaten Pacitan, maka hal - hal yang perlu diperhatikan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan, sebagai berikut: 1. Meningkatkan upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi dan perlindungan di wilayah utara – barat 2. Memprioritaskan
kegiatan
pada
intensifikasi,
rehabilitasi,
penanganan pasca panen dan diversifikasi hasil produksi komoditi – komoditi unggulan spesifik lokal 3. Meningkatkan sarana dan prasarana seperti jalan produksi, jalan konservasi, embung, DPn, Dpi, sumur resapan dll. 3.4.2
Kajian terhadap KLHS Kabupaten Pacitan Permasalahan lingkungan dalam kajian lingkungan hidup strategis ini bermula dari dampak pelaksanaan Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) di Kabupaten
Pacitan.
Berdasarkan
hasil
tinjauan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
terhadap
kebijakan
Kab. Pacitan 2011-2016
44
pembangunan (RPJM) dan rencana tata ruang wilayah (RTRW), sesuai fungsi dan peran ruang wilayah Kabupaten Pacitan berdasarkan potensi wilayah yang dimiliki, sesuai dengan visi dan misi pembangunan Kabupaten Pacitan, arahan rencana pengembangan kawasan di Kabupaten Pacitan diarahkan kepada : 1. Penetapan kawasan strategis sosio - kultural ( Kawasan Pariwisata ) 2. Penetapan kawasan strategis perekonomian ( kawasan Agropolitan ) 3. Penetapan kawasan strategis Teknologi Tinggi ( Kawasan PLTU ) Dengan melihat arahan penetapan rencana pengembangan kawasan tersebut diatas, Pengkajian Dampak Lingkungan di Kabupaten Pacitan difokuskan pada permasalahan lingkungan dalam sektor sumberdaya air dan sumberdaya
alam
yang
akan
menjadi
faktor
pendukung
utama
pengembangan kawasan di DAS Grindulu Kabupaten Pacitan.
Komponen Lingkungan Komponen lingkungan dalam KLHS didefinisikan sebagai komponen lingkungan geofisik kimia, lingkungan biologi, serta lingkungan sosial ekonomi budaya, dalam lingkup yang lebih makro. Identifikasi awal komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak adalah sebagai berikut ini : a.
Lahan - Lahan kritis - Hutan - Lahan pertanian
b.
Air - Kualitas air - Debit air - Supply air baku
c. Keanekaragaman Hayati - Vegetasi hutan - Tanaman budidaya - Biota perairan d.
Pola perkembangan penduduk - Pertumbuhan penduduk - Kepadatan penduduk - Distribusi penduduk
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
45
e.Struktur ekonomi - Pendapatan masyarakat - Kegiatan perekonomian - Pertumbuhan ekonomi wilayah f. Sistem sosial budaya - Pelayanan prasarana wilayah - Pelayanan fasilitas sosial - Estetika kawasan - Persepsi dan sikap masyarakat - Kesehatan masyarakat Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup mendefinisikan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk hidup lain. Pelaksanaan memanfaatkan
pembangunan
sumberdaya
air
dan
kegiatan
manusia
dan
sumberdaya
dalam
alam
untuk
memberikan kehidupan yang lebih baik, dalam kegiatannya didukung oleh kebijakan, rencana dan program (KRP) di setiap wilayah/daerah agar memberikan hasil yang lebih optimal. Berbagai kegiatan yang dilakukan sebagai penjabaran dari pelaksanaan KRP secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak terhadap kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dimana komponen lingkungan seperti air, tanah, udara, keanekaragaman hayati dan komponen lingkungan sosial akan menerima pengaruh langsung sebagai dampak dari pelaksanaan kegiatan. Sumber daya air merupakan salah satu komponen yang sangat vital keberadaanya dalam mendukung segala aktifitas kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Dalam melakukan penyediaan air untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, pemerintah telah menanamkan investasi
yang
cukup
besar
untuk
maksud
tersebut
melalui
pembangunan jaringan irigasi, embung/waduk, dam/bendungan, dan prasarana air minum/irigasi untuk menjamin alokasi air yang efesien. Seiring dengan pembangunan tersebut maka pemanfaatan tanah dan air
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
46
permukaan di Daerah Aliran Sungai (DAS Grindulu) terdapat perubahan-perubahan dari tahun ke tahun. Tingginya perkembangan laju pertumbuhan penduduk yang menuntut berkembangnya kawasan permukiman dan industri telah menyebabkan semakin berkurangnya area resapan air (catchment area) akibat pembukaan lahan dan penebangan hutan secara berlebih. Perubahan-perubahan tersebut harus tetap terkendali agar siklus hidrologi dapat dipertahankan kelestariannya, mengingat kerusakan lahan yang diakibatkan kesalahan pemanfaatan, akan mengakibatkan ketersediaan air yang melimpah pada musim hujan, yang selain memberikan manfaat, pada saat yang sama juga menimbulkan bahaya terjadinya banjir. Sedangkan pada musim kemarau, kelangkaan air telah pula menyebabkan potensi kekeringan yang berkepanjangan. Berbagai isu dan permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air di wilayahDAS Grindulu Kabupaten Pacitan antara lain adalah : 1. Kerusakan DAS Kerusakan Lingkungan yang semakin meluas akibat kerusakan hutan secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Eksploitasi
air
tanah
secara
berlebih
dengan
ditunjang
kecenderungan meluasnya lahan kritis disekitar DAS, menimbulkan potensi terjadinya kelangkaan sumber daya air yang ada dan terjadinya penurunan muka air tanah yang menimbulkan intrusi air laut pada air tanah. Kabupaten Pacitan secara alamiah banyak mengalami kendala pemenuhan kebutuhan air karena faktor distribusi yang tidak merata baik secara spasial maupun waktu, sehingga kebutuhan air yang dapat disediakan tidak selalu memenuhi, baik kuantitas maupun kualitasnya. Kerusakan lingkungan yang semakin meluas akibat kerusakan hutan secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Akibat penebangan hutan yang tidak mengikuti ketentuan, yaitu tebang pilih, sehingga kegiatan penebangan tersebut memacu
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
47
terjadinya kekritisan lahan, terjadi banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau, pendangkalan sungai, muara sungai,
bangunan
pengairan,
pencemaran
air
sungai
dan
sebagainya.Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh kritisnya daerah tangkapan air adalah terjadinya tanah longsor, pada anak – anak sungai Grindulu. Wilayah di hulu DAS yang merupakan kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan. Jenis kawasan ini sebagian besar merupakan kawasan hutan lindung. Dikabupaten Pacitan luas hutan Negara hanya sekitar 1 % dari keseluruhan luas lahan. 2. Alih Fungsi Lahan Perkembangan laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, diikuti dengan semakin cepatnya perkembangan kawasan hunian akan merubah kawasan terbuka sebagai kawasan resapan air terutama kawasan yang ada di sepanjang Daerah Aliran Sungai DAS Grindulu di Kabupaten Pacitan. Terjadinya alih fungsi lahan dari lahan hutan sebagai kawasan konservasi menjadi lahan untuk kegiatan perkebunan, tegalan dan pertanian menjadi masalah yang sangat nyata terjadi di wilayah Kabupaten Pacitan. Hal ini akan membawa dampak dan implikasi yang besar nantinya baik bagi Wilayah Kabupaten Pacitan sendiri maupun untuk wilayah sekitarnya. Semakin banyaknya kegiatan perambahan hutan, penebangan liar dan pembukaan hutan untuk lahan pertanian, seperti di Kecamatan Bandar, Nawangan, Tegalombo, Kebon Agung dan Arjosari meskipun di satu sisi menguntungkan secara ekonomi tetapi dalam jangka panjang akan jauh lebih merugikan dampak yang akan ditimbulkannya baik dari aspek fisik, sosial maupun ekonomi akibat kerusakan lingkungan dan dampak lanjutan yang ditimbulkan nantinya. Adanya kegiatan alih fungsi lahan ini sebagai akibat semakin meningkatnya kebutuhan lahan untuk kawasan permukiman dan pertanian. Alih fungsi lahan yang terjadi utamanya adalah alih fungsi kawasan hutan menjadi peruntukkan lainnya. Luas wilayah
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
48
hutan di Kabupaten Pacitan selalu mengalami ancaman, baik berupa kerusakan hutan maupun alih fungsi lahan (konversi lahan). 3. Tata Kelola Sumberdaya Air Pola pengelolaan sumber daya air disusun secara terkoordinasi di antara instansi yang terkait, berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan kemanfaatan
fungsi
sosial,
umum,
keadilan,
lingkungan
hidup,
keterpaduan
ekonomi,
dan
keserasian,
kemandirian, serta asas transparansi dan akuntabilitas. Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air, perlu melibatkan seluas – luasnya peran masyarakat dan dunia usaha, baik koperasi, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, maupun badan usaha swasta. Sejalan dengan prinsip demokratis, masyarakat tidak hanya diberi peran dalam penyusunan pola pengelolaan sumber daya air, tetapi berperan pula dalam proses perencanaan, pelaksanaan konstruksi,
operasi
dan
pemeliharaan,
pemantauan,
serta
pengawasan atas pengelolaan sumber daya air. Perencanaan pengelolaan sumber daya air tersebut berkaitan dengan pengaturan kewenangan dan tanggung jawab yaitu : Wilayah sungai lintas propinsi, wilayah sungai lintas negara, dan/atau
wilayah
sungai
strategis
nasional
menjadi
kewenangan Pemerintah. Wilayah sungai lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan Pemerintah Propinsi. Wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah kabupaten/kota
menjadi
kewenangan
Pemerintah
Kabupaten/Kota Pendekatan secara vegetatif dalam konservasi sumber-sumber air sangat perlu dilakukan meskipun hasil nyata kegiatan tersebut bersifat investasi jangka panjang. Selain itu, banyaknya sumbersumber mata air di wilayah Kabupaten Pacitan yang selama ini belum terkelola secara optimal, menyebabkan air tersebut selalu terbuang sia – sia yang berakibat beberapa DAS pada saat musim kemarau
mengalami
kekurangan
debit
yang
mengganggu
ketersediaan air irigasi dan mengakibatkan terjadinya kekeringan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
49
yang berkepanjangan. Rencana kebijakan pola pengelolaan DAS di wilayah kabupaten Pacitan seperti terlihat dalam gambar 4.8 berikut Selain itu, dalam tata kelola sumberdaya air perlu diperhatikan pengelolaan pada Daerah Resapan Air (Recharge Area) – Daerah Pelepasan Air (Discharge Area). Kondisi tata guna lahan di bagian utara DAS Grindulu dan timur merupakan recharge area pada umumnya telah berkembang menjadi area budidaya pertanian yang berupa sawah dan tegalan serta area pemukiman. Hutan pada daerah ini terdapat pada bagian utara atau di sekitar Nawangan dan sebagian Bandar sampai daerah Arjosari terlihat bagus yang sangat berperan sebagai fungsi resapan air hujan. Budidaya pertanian di daerah tersebut pada umumnya memperhatikan
kelestarian
dan
konservasi
lahan
dengan
menggunakan terasiring yang dapat mengurangi laju erosi lapisan tanah dan menahan pergerakan aliran permukaan (surface run off). Curah hujan yang cukup tinggi pada daerah ini sebisa mungkin harus dapat meresap dalam tanah menjadi imbuhan air tanah dan adanya tutupan vegetasi dapat melewatkan air hujan ke dalam tanah, mengurangi energi hujan yang mengenai tanah dan menahan aliran permukaan. Kondisi daerah recharge area yang berada di daerah perbukitan bagian timur DAS Grindulu pada umumnya telah berubah menjadi area budidaya tanaman perkebunan dan tegalan. Pada daerah ini pada musim kemarau terlihat gundul dan hanya ditumbuhi semak belukar. Hal tersebut dipengaruhi oleh langkanya ketersediaan air tanah di daerah ini. Daerah ini terdapat di wilayah Kecamatan Tegalombo, dan sebagian Bandar dan Kebonagung. Lahan pada daerah perbukitan tersebut perlu mendapatkan perhatian usaha konservasi lahan untuk menjaga kelestarian tanah dan ketersediaan air tanah. Hilangnya tutupan vegetasi di wilayah recharge area ini dapat menyebabkan berkurangnya jumlah air hujan yang dapat meresap ke dalam tanah dan akan memperbesar jumlah aliran permukaan (surface run off) akibat tidak adanya penahan air hujan. Kemiringan lereng yang cukup terjal dan aliran
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
50
permukaan dapat menyebabkan semakin tingginya laju erosi lapisan tanah pada daerah ini yang dapat menyebabkan hilangnya lapisan humus dan kerusakan lahan yang dapat mengurangi tingkat produktivitas lahan. Untuk wilayah dataran aluvial Pacitan yang merupakan daerah pelepasan air tanah (discharge area) pada umumnya berkembang menjadi area pemukiman, lahan pertanian teknis, dan sebagian
tegalan.
Aktivitas
kegiatan
masyarakat
dalam
memanfaatkan lahan sangat intensif di daerah ini. Permasalahan dalam pengelolaan air tanah yang muncul di wilayah hulu yang merupakan daerah resapan air (recharge area) yaitu berkurangnya kemampuan lahan dalam menangkap air hujan akibat dari adanya perubahan lahan menjadi untuk area pemukiman, wisata, serta terjadinya kerusakan hutan yang mengurangi luasan tutupan lahan hijau. Hal tersebut dapat menyebabkan berkurangnya jumlah imbuhan air tanah ke dalam sistem cekungan air tanah serta akan memperbesar jumlah limpasan permukaan (run off). Kedua hal tersebut akan mempengaruhi terjadinya perbedaan debit yang cukup besar pada sungai maupun mata air yang ada antara musim hujan dan kemarau. Selain itu, adanya kerentanan timbulnya konflik dalam pemanfaatan mataair yang terdapat pada daerah ini yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air lintas batas. Penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam proses pembangunan harus memperhatikan konservasi dan upaya untuk melestarikannya, keseimbangan alam harus dijaga dan timbulnya dampak negatif harus dikendalikan seminimal mungkin. Kegiatan pembangunan memerlukan modal dasar sumberdaya alam untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Hal ini menimbulkan konsekuensi pada tingkat pemanfaatan sumberdaya alam yang cukup tinggi yang dapat mengarah kepada eksploitasi sumberdaya
alam
dan
pada
akhirnya
dapat
mengurangi
ketersediaan sumberdaya alam. Sehubungan dengan hal ini, maka optimasi penggunaan sumberdaya alam harus dapat dicapai dengan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
51
keterpaduan pertimbangan aspek-aspek ekonomi dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Berbagai
permasalahan
yang
berkaitan
dengan
pengembangan dan pengelolaan sumberdaya alam (lahan, hutan dan tambang) dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan terus berkembang seiring dengan perkembangan kegiatan manusia dan kebutuhan akan ruang untuk pengembangan wilayah. Beberapa isu dan permasalahan yang berkembang di sektor sumberdaya alam di Kabupaten Pacitan antara lain :
Sumberdaya Hutan Luas hutan negara yang ada di wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan adalah seluas 1.214.2 ha atau sekitar 0,87% dan hutan rakyat 34.968,97 Ha atau 25,16% dari luas wilayah Kabupaten Pacitan. Berdasarkan fungsinya, sumberdaya hutan di wilayah Kabupaten Pacitan dibagi menjadi hutan lindung, yaitu wilayah hutan Nawangan dan Bandar . Kondisi hutan diwilayah Kabupaten Pacitan cenderung mengalami degradasi, dimana tingkat kerusakan hutan yang terjadi lebih besar daripada kemampuannya untuk memulihkan kondisi lingkungannya tanpa adanya campur tangan manusia. Beberapa faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya kerusakan hutan di wilayah Kabupaten Pacitan antara lain :
1.
Pembalakan Liar (Illegal Logging) Pembalakan liar (illegal logging) merupakan penyebab utama tingginya kerusakan hutan yang terjadi diwilayah Kabupaten Pacitan. Sejak bergulirnya era reformasi, kegiatan pembalakan liar meningkat tinggi, khususnya pada kawasan hutan produksi yang dikelola oleh pihak Perhutani. Kerusakan hutan yang terjadi kondisinya dapat dilihat sekarang ini, dimana pada kawasan penyangga seperti wilayah Kecamatan Arjosari Nawangan,Kebonagung, Bandar dan Tegalombo hutannya sudah mengalami kerusakan yang relatif parah bahkan cenderung menjadi hutan gundul.
2.
Perambahan Hutan Kegiatan perambahan hutan umumnya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal disekitar kawasan hutan. Kegiatan perambahan hutan ini
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
52
umumnya didasari akan motif pemenuhan kebutuhan masyarakat, dimana masyarakat sekitar kawasan hutan mengambil hasil dari hutan untuk memenuhi kebutuhannya yang pada umumnya berupa kayu. Tetapi sekarang cakupannya juga lebih luas, masyarakat juga memanfaatkan lahan hutan untuk kegiatan pertanian, dimana secara langsung maupun tidak langsung mereka akan merusak pohon yang ada dan memanfaatkan lahan untuk tanaman pangan yang kebanyakan berupa ketela pohon pada musim kemarau dan palawija (jagung dan padi gogo) pada musim hujan. 3.
Alih Fungsi Kawasan Hutan Peningkatan kebutuhan akan ruang untuk kegiatan manusia khususnya peningkatan kegiatan perekonomian telah mempengaruhi kawasan hutan di wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan. Pada beberapa wilayah, kawasan hutan sebagian telah mengalami perubahan fungsi yang sebagian besar menjadi lahan pertanian yang dikelola oleh masyarakat.
Tingkat terjadinya alih fungsi kawasan
hutan terutama menjadi kawasan pertanian (ladang/kebun) sudah sangat mengkhawatirkan, dimana kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan konservasi tidak akan bisa berperan sesuai fungsinya, sehingga akan mempengaruhi daya dukung kawasan hutan terhadap lingkungan di wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan.
Sumberdaya Lahan Sumberdaya lahan adalah potensi dari sistem ruang yang mengandung unsur-unsur lingkungan fisik, kimia dan biologis, yang saling berinteraksi terhadap tata guna lahan. Dalam kedudukannya sebagai salah satu sumberdaya yang menjadi modal dasar pembangunan, sumberdaya lahan termasuk sumberdaya yang banyak menimbulkan kompleks permasalahan. Sebagai contoh kasus tumpang tindih penggunaan lahan. munculnya berbagai persoalan dalam pemanfaatan sumberdaya lahan menunjukkan bahwa pengetahuan dan informasi akan potensi sumberdaya lahan yang ada selama ini masih sangat lemah, sehingga peletakan kerangka perencanaan berada pada landasan yang sangat rapuh. Terlebih dengan lemahnya jaring kerja lintas sektoral antara berbagai sektor pengguna lahan yang ada selama ini. Wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan dengan luas wilayah 74.149 hektar,
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
53
pemanfaatan lahannya adalah 69.389.62 Ha, berupa lahan sawah 10% dan lahan kering 90% dari seluruh wilayah DAS grindulu Kabupaten Pacitan 1.
Alih Fungsi Lahan Pengembangan wilayah dan perkembangan penduduk secara
langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan lahan untuk aktivitas kegiatan. Alih fungsi lahan yang banyak terjadi di Kabupaten Pacitan adalah alih fungsi lahan hutan sebagai kawasan konservasi menjadi lahan untuk kegiatan pertanian. Adanya kegiatan alih fungsi lahan ini sebagai akibat semakin meningkatnya kebutuhan lahan untuk aktivitas kegiatan manusia akan membawa dampak dan implikasi yang besar nantinya baik bagi kabupaten Pacitan sendiri maupun untuk wilayah sekitarnya. Semakin banyaknya konversi lahan yang tidak sesuai dengan fungsi dan peruntukkannya, meskipun di satu sisi menguntungkan secara ekonomi tetapi dalam jangka panjang akan jauh lebih merugikan dari segi dampak yang akan ditimbulkannya baik dari aspek fisik, sosial maupun ekonomi akibat kerusakan lingkungan dan dampak lanjutan yang ditimbulkan nantinya. Pola penggunaan lahan untuk berbagai kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsinya akan menyebabkan terjadinya penurunan daya dukung lahan. Pemanfaatan lahan dengan kemiringan lebih dari 40 % untuk kegiatan pertanian maupun peruntukkan yang lain akan sangat rentan menyebabkan terjadinya erosi pada lahan tersebut, dimana erosi akan menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas (top soil) yang subur yang sangat baik untuk pengembangan kegiatan budidaya pertanian. Selain itu pemanfaatan lahan secara intensif dalam jangka panjang akan merusak struktur tanah dan kemampuan tanah itu sendiri yang pada gilirannya akan menurunkan daya dukung lahan yaitu berupa turunnya kesuburan tanah. 2.
Kesesuaian dengan Tata Ruang dan Pola Penggunaan Lahan Pola
pemanfaatan
lahan
dalam
suatu
wilayah
harus
disesuaikan dan diselaraskan dengan rencana tata ruang wilayah yang ada. Penyimpangan terjadinya pemanfaatan lahan yang tidak
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
54
sesuai
dengan
peruntukkannya
(deviasi
tata
ruang)
akan
berpengaruh terhadap penurunan fungsi dan daya dukung (degradasi lahan). Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Pacitan secara umum masih sesuai dengan rencana tata ruang dan pola tata ruang wilayah, meskipun pada beberapa kawasan telah mengalami perubahan fungsi atau penurunan fungsi terhadap daya dukung lingkungan. Lahan yang umumnya mengalami penurunan fungsi dan perubahan fungsi adalah lahan pada kawasan hutan yang berubah fungsi menjadi lahan pertanian (ladang/kebun) dan penurunan
fungsi
karena
adanya
aktifitas
manusia
yang
menyebabkan rusaknya struktur tanah dan topografi lahan yang akan berdampak terhadap tingkat kekritisan lahan. Selain itu pada kawasan perkotaan, terjadi perubahan peruntukkan fungsi lahan akibat tuntutan perkembangan wilayah dan aktivitas manusia, yang umumnya
adalah
lahan
pertanian
menjadi
lahan
untuk
permukiman maupun untuk infrastruktur kegiatan. Kegiatan utama yang dilakukan pada kawasan resapan air hujan (recharge
area) bertujuan untuk menjaga fungsi ekologi sebagai kawasan lindung dan resapan air hujan (recharge area). Kebijakan pengelolaan air tanah yang dapat dilakukan untuk mengatasi sumberdaya air tanah di wilayah resapan air hujan (recharge area), antara lain : a.
Penetapan kawasan lindung, dimana penetapan kawasan lindung air tanah ini mengarah pada penataan ruang untuk melindungi jumlah dan kualitas air tanah serta harus memperhatikan semua kepentingan yang ada di wilayah ini, sehingga tidak menimbulkan konflik sosial.
b. Rehabilitasi lahan, untuk menjaga kelestarian dan fungsinya sebagai kawasan lindung dan resapan air. Hutan yang terdapat pada kawasan konservasi dan lindung ini mempunyai peranan yang sangat vital dalam proses imbuhan air tanah, sehingga harus dijaga kelestariannya. c.
Pengendalian perubahan fungsi lahan menjadi area pemukiman, Perubahan lahan pada kawasan lindung menjadi area pemukiman dengan segala sarana dan prasarana penunjangnya perlu dikontrol dan dikendalikan untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan daerah resapan air (recharge area).
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
55
Tingkat kerusakan kawasan hutan yang terjadi di wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan sudah cukup mengkhawatirkan. Indikasinya adalah peningkatan luasan lahan kritis dan terjadinya banjir dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat kerusakan hutan bila dibandingkan kemampuan alam untuk untuk memulihkan kondisi dan kegiatan konservasi yang dilakukan manusia untuk memulihkan kawasan hutan masih lebih tinggi. Masalah yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan hutan lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia daripada alam. Beberapa permasalahan yang mendorong terjadinya kerusakan hutan di wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan antara lain terjadinya alih fungsi kawasan hutan menjadi kawasan pertanian maupun perkebunan; dan terjadinya pembalakan liar oleh beberapa kelompok masyarakat. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk mencegah semakin meningkatnya kerusakan hutan dan untuk memulihkan kondisi kawasan hutan sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai ekosistem penyeimbang sekaligus penyangga dalam ekosistem daratan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan konservasi lahan masih banyak menghadapi kendala baik dari aspek teknis, biaya, faktor alam dan perilaku masyarakat. Upaya rehabilitasi dan konservasi kawasan hutan telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi kawasan hutan serta untuk mengimbangi laju kerusakan hutan dan berubahnya fungsi hutan yang berakibat terhadap berkurangnya luas hutan di wilayah DAS Grindulu Kabupaten Pacitan. Upaya kegiatan konservasi hutan berupa penghijauan dan reboisasi, baik yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan maupun oleh pihak Perhutani. Berdasarkan hasil kajian terhadap sektor Sumber Daya Alam dari terjadinya kerusakan dan degradasi lahan, yang berpotensi menimbulkan bencana banjir, kekeringan, erosi, dan tanah longsor, serta untuk mencapai keseimbangan dan keserasian pola pemanfaatan ruang di DAS Grindulu Kabupaten Pacitan, maka kebijakan, rencana, dan program (KRP) pada sektor sumber daya lahan diarahan pada : 1. Hutan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
56
Peningkatan luasan dan mengembalikan fungsi kawasan hutan lindung sebagai kawasan tak terbangun sesuai rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pacitan. Perlindungan dan upaya konservasi hutan dengan kegiatan rehabilitasi dan reboisasi, untuk meningkatkan kemampuan dan daya dukung lahan terhadap kawasan sekitar. Penguatan koordinasi dan kerjasama kelembagaan dalam hal pengelolaan, pemanfaatan, dan pelestarian kawasan hutan, serta penerapan aturan yang ketat terhadap pemanfaatan lahan hutan untuk fungsi lain. 2. Lahan dan Perkebunan Tembakau dan Cengkih Peningkatan pengawasan dan pengendalian alih fungsi lahan dengan penerapan pola pemanfaatan lahan sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang wilayah diimbangi dengan penerapan hukum yang jelas dan mengikat seluruh warga masyarakat (Perda, IMB). Mempertahankan luasan dan perlindungan terhadap kawasan – kawasan konservatif dari pemanfaatan lain, yang dapat menurunkan kemampuan
tanah
meyerap
dan
menyimpan
air
sehingga
menurunkan kemampuan tanah. Konservasi lahan kritis dengan metode teknis maupun kimiawi untuk meningkatkan kemampuan dan daya dukung tanah sehingga mempunyai nilai ekonomis tinggi. 3.5
Penentuan isu-isu Strategis Dalam upaya percepatan pembangunan di segala bidang masih terdapat beberapa permasalahan yang di hadapi Kabupaten Pacitan, antara lain : Urusan Kehutanan : 1.
Masih banyaknya lahan kritis dan sedimentasi Penanganan lahan kritis di Kabupaten Pacitan mulai tahun 2006 sampai dengan akhir tahun 2010 seluas 10.934,5 Ha.
Namun
penurunan lahan kritis tersebut baru mencapai 3.540,6 Ha. Hal ini disebabkan terjadinya kekeringan, bencana alam tanah longsor dan kebakaran hutan. Dengan demikian di Kabupaten Pacitan pada akhir
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
57
tahun 2010 masih terdapat lahan kritis seluas 23.629,5 Ha. Sedangkan sampai dengan akhir tahun 2012 masih terdapat 21.207,00 Ha lahan kritis. 2.
Belum tertampungnya hasil hutan di dalam wilayah kabupaten. Meskipun sudah terdapat beberapa investor yang membangun industri pengolahan hasil hutan namun masih banyak kayu yang dijual keluar daerah dalam bentuk glondongan.
Urusan Pertanian Berkurangnya luas lahan perkebunan, karena alih fungsi lahan berdampak pada penurunan produksi beberapa komoditas perkebunan Masih kurang memadainya kondisi infrastruktur Keberadaan sarana dan prasarana infrastruktur yang baik mutlak sangat diperlukan dalam pembangunan daerah, sehingga akses informasi dan komunikasi serta distribusi barang dan jasa dapat dirasakan secara lebih merata
oleh
masyarakat
karena
semua
masyarakat
mempunyai
kesempatan untuk tumbuh dan berkembang serta maju bersama sehingga dapat mengurangi tingkat kesenjangan antar wilayah. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam Kekeringan yang melanda di wilayah sebagian Kabupaten Pacitan sebenarnya bukan sesuatu yang datang dengan tiba-tiba. Artinya jauh-jauh hari keadaan itu bisa diprediksi. Keseimbangan air yang membandingkan antara kebutuhan dan ketersediaan air tidak mencukupi atau tidak imbang. Kebutuhan air untuk rumah tangga, industri dan pertanian semakin hari semakin meningkat seiring pertambahan penduduk dan peningkatan aktifitas perekonomian. Mau tidak mau, penanganan Kabupaten Pacitan yang telah mengalami krisis penyediaan air minum atau air bersih melalui intervensi infrastruktur dan kegiatan terkait harus mendapat prioritas. Lahan kritis di Kabupaten Pacitan saat ini mencapai 24.888 Ha dari luas wilayah. Kondisi ini bila tidak dikelola dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan arealnya akan bertambah. Berdasarkan fungsi kawasan di Kabupaten Pacitan yang terbagi atas 2 (dua) kawasan yaitu kawasan budi daya dan kawasan lindung. Kawasan budi daya yang terdiri dari kawasan hutan produksi, kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
58
lahan
kering,
pertenakan,
kawasan
kawasan
perikanan, pariwisata,
kawasan kawasan
perkebunan,
kawasan
permukiman,
kawasan
perindustrian, kawasan pertambangan, kawasan khusus, kawasan prioritas. Sedangkan Kawasan lindung yang meliputi kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan
kawasan hutan lindung yang senantiasa dikawal
dengan kegiatan yang diarahkan untuk menjaga agar pemanfaatan sumber daya alam tidak merusak keseimbangan alam sehingga kelestarian lingkungan hidup dapat terjaga.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
59
4.1
Visi dan Misi
4.1.1. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan datang. Sejalan
dengan
Visi
Pembangunan
Kabupaten
Pacitan
dan
berdasarkan hasil penyusunan Visi bersama yang melibatkan para karyawan dan karyawati Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten Pacitan dan pihak-pihak yang terkait, maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan telah merumuskan Visi sebagai berikut : “ TERWUJUDNYA KELESTARIAN HUTAN DAN KEBUN RAKYAT SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN DAN PEREKONOMIAN UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ” Rumusan Visi tersebut mengekspresikan peran Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan sebagai pembina, inovator, motivator dan bertanggungjawab
dalam
pembangunan
bidang
kehutanan
dan
perkebunan. 4.1.2. Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Untuk
mencapai
harapan
pembangunan kehutanan dan
yang
terkandung
dalam
visi
perkebunan, maka ditetapkan misi
pembangunan kehutanan dan perkebunan tahun 2011 – 2016 sebagai berikut : 1.
Melaksanakan urusan administrasi dan rumah tangga kantor, tata usaha dan pembinaan kepegawaian;
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
60
2. Mewujudkan pembangunan agribisnis perkebunan yang berkelanjutan melalui peningkatan produksi, mutu produk, produktivitas dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya secara efektif dan efisien; 3.
Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengelola sumberdaya lokal
4.
Memelihara dan meningkatkan fungsi hutan sebagai penyangga kehidupan melalui usaha rehabilitasi; konservasi; pelestarian Sumber Daya Alam; serta perlindungan dan pengamanan hutan
4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
4.2.1.
Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) – 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama bidang kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Pacitan. Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016 adalah : 1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam memberikan pelayanan prima dan sebagai fasilitator serta katalisator pembangunan kehutanan dan perkebunan 2. Meningkatkan produksi hasil perkebunan yang berdaya saing tinggi untuk meningkatkan pendapatan petani 3. Menghasilkan
produk
perkebunan
yang
bermutu
dan
nerkesinambungan 4. Meningkatkan produktifitas lahan dan mengusahakan terwujudnya kelangsungan fungsi hutan sebagai penyangga ekosistem dan penyangga ekonomi 4.2.2.
Sasaran Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam jangka waktu tahunan, sampai lima tahun mendatang.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
61
Perumusan sasaran harus memiliki kriteria “SMART”. Analisis SMART digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria, yaitu khusus (spesific), terukur (measurable), dapat dicapai (attainable), nyata (realistic) dan tepat waktu (time bound). Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016 adalah: 1.
Terselenggaranya diklat pengembangan aparatur serta terpenuhinya sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi untuk meningkatkan kinerja aparatur dan mewujudkan pelayanan prima Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. Peningkatan SDM Penyuluh b. Tersedianya SOP, IKM, LAKIP c. Peningkatan jumlah kendaraan dinas
2. Meningkatnya
pendapatan
perkapita
petani
serta
meningkatnya
penyerapan tenaga kerja Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. peningkatan jumlah petani yang mendapat pelatihan (org) b. peningkatan jumlah klas kelompok tani madya (kelompok) c. Peningkatan produktivitas Kakao (ton/Ha) d. Peningkatan jumlah promosi yang dilakukan (kali) e. Peningkatan produktivitas hasil perkebunan (ton/Ha) f. Peningkatan areal perkebunan (Ha) g. Peningkatan produksi perkebunan (Ton) 3. Meningkatnya sarana prasarana dan infrastruktur
guna mendukung
pencapaian nilai tambah hasil perkebunan. Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. Peningkatan terbangunnya jalan produksi (km) b. Peningkatan terbangunnya embung (unit) 4. Menurunnya luas areal lahan kritis, meningkatnya daya dukung lahan, menurunnya sedimentasi, meningkatnya areal hutan rakyat serta
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
62
tercapainya penurunan luas serangan OPT dan terkendalinya kerusakan hutan Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a. peningkatan hasil hutan non kayu (Ton) b. Peningkatan areal pengembangan hutan tanaman (Ha) c. penurunan lahan kritis (Ha) d. peningkatan luas hutan rakyat (Ha) e. Peningkatan jumlah bangunan konservasi (unit) f. peningkatan jumlah petani yang mendapatkan sosialisasi perlindungan hutan (Orang) g. peningkatan penanganan kawasan sumber mata air (Ha) h. peningkatan sarana prasarana pengamanan hutan (unit) i. penurunan pelanggaran pengelolaan industri hasil hutan (usaha)
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
63
TABEL 4.1 KETERKAITAN (INTERELASI) VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 – 2016 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN PACITAN VISI : “TERWUJUDNYA KELESTARIAN HUTAN DAN KEBUN RAKYAT SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN DAN PEREKONOMIAN UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT” MISI I :
Melaksanakan urusan administrasi dan rumah tangga kantor, tata usaha dan pembinaan kepegawaian;
TUJUAN Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam memberikan pelayanan prima dan sebagai fasilitator serta katalisator pembangunan kehutanan dan perkebunan
SASARAN Terselenggaranya diklat pengembangan aparatur serta terpenuhinya sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi untuk meningkatkan kinerja aparatur dan mewujudkan pelayanan prima
INDIKATOR Peningkatan SDM Penyuluh (%) Peningkatan jumlah kendaraan dinas sepeda motor (unit) Tersedianya SOP, IKM (%)
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE1 2 3 4 5 9,52 14,29 19,05 100,00 100,00 18
21
23
27
27
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Kab. Pacitan 2011-2016
64
MISI II : Mewujudkan pembangunan agribisnis perkebunan yang berkelanjutan melalui peningkatan produksi, mutu produk, produktivitas dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya secara efektif dan efisien; TUJUAN 1. Meningkatkan produksi hasil perkebunan yang berdaya saing tinggi untuk meningkatkan pendapatan petani
SASARAN Meningkatnya pendapatan perkapita petani serta meningkatnya penyerapan tenaga kerja
INDIKATOR
TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE1 2 3 4 5 220 370 545 2.990 3.990
a. peningkatan jumlah petani yang mendapat pelatihan (org) b. peningkatan jumlah klas 173 193 213 233 253. kelompok tani madya (kelompok) c. Peningkatan produktivitas 0,185 0,192 0,199 0,206 0,211 Kakao (ton/Ha) d. Peningkatan jumlah promosi 49 79 114 154 199 yang dilakukan (kali) e. peningkatan produktivitas hasil perkebunan (Ton/ha) 1,343 1,351 1,359 1,368 1,375 Kelapa 0,125 0,130 0,1 30 0,125 0,130 Cengkeh 0,530 0,535 0,540 0,545 0,550 Kopi 7,625 7,650 7,675 8,258 8,260 Nilam 0,117 0,119 0,121 0,123 0,125 Lada 0,100 0,110 0,120 Jarak Pagar 0,194 0,198 0,202 0,102 0,104 Kapas 41.707 41.977 42.267 40.257 40.657 f. peningkatan areal perkebunan (Ha) g. peningkatan produksi 37.447,89 37.572,89 37.722,89 37.922,89 38.172,89 perkebunan (Ton) h. penurunan serangan OPT (Ha) 123,5 117,33 111,46 86,02 81,72 Kelapa 48,55 46,12 43,81 39,43 37,46 Cengkeh 32,49 30,87 29,32 27,86 26,46 Kakao
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
65
MISI III : Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengelola sumberdaya lokal TUJUAN Menghasilkan produk perkebunan yang bermutu dan nerkesinambungan
SASARAN Meningkatnya sarana prasarana dan infrastruktur guna mendukung pencapaian nilai tambah hasil komoditi perkebunan.
INDIKATOR a. Peningkatan terbangunnya jalan produksi (km) b. Peningkatan terbangunnya embung (unit)
TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE1 2 3 4 5 15,6 26,6 38,6 53,6 58,6 30
45
60
103
105
MISI IV : Memelihara dan meningkatkan fungsi hutan sebagai penyangga kehidupan melalui usaha rehabilitasi; konservasi; pelestarian Sumberdaya Alam serta perlindungan dan pengamanan hutan TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR
Meningkatkan produktifitas lahan dan mengusahakan terwujudnya kelangsungan fungsi hutan sebagai penyangga ekosistem dan penyangga ekonomi
Menurunnya luas areal lahan kritis, meningkatnya daya dukung lahan, menurunnya sedimentasi, meningkatnya areal hutan rakyat serta tercapainya penurunan luas serangan OPT dan terkendalinya kerusakan hutan
a. peningkatan hasil hutan non kayu Lebah Madu (Liter) Tanaman bawah tegakan (Ha) b. Peningkatan areal pengembangan hutan tanaman (Ha) Jati Sengon Gmelina Jabon c. penurunan lahan kritis (Ha) d. peningkatan luas hutan rakyat (Ha) e. Peningkatan jumlah bangunan konservasi (unit) Dpi DPn Sumur Resapan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE1 2 3 4 5 1.130 120
1.155 140
1.190 160
17.801,5 20.204,4 1.474,5 10,0 22.429,5
18.101,5 20.504,4 1.774,5 15,0 21.219,5
18.501,5 20.904,4 2.174,5 20,0 19.999,5
18.443,0 18.493,0 21.328,2 21.378,2 2.046,6 2.096,6 1.071,7 1.121,7 20.629,5 19.879,5
70.941,9
72.491,9
74.091,9
75.741,9 77.441,9
1 11 28
2 18 40
3 26 52
Kab. Pacitan 2011-2016
66
1.215 180
10 161 366
1.240 200
11 170 378
f. peningkatan jumah petani peserta sosialisasi (orang) g. Peningkatan penanganan Kawasan Sumber mata air (Ha) h.peningkatan sarana prasarana pengamanan hutan (unit) i. penurunan pelanggaran pengelolaan industri hasil hutan (industri)
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
235
360
490
940
1080
2.678,6
2.803,6
2.953,6
3.128,6
3.328,6
1
3
5
51
61
6
5
4
3
2
Kab. Pacitan 2011-2016
67
4.3
Strategi dan Kebijakan Untuk mencapai tujuan dan sasaran di dalam Rencana Strategis (Renstra) diperlukan strategi. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi untuk mencapai visi dan misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan dihasilkan dari posisi Strategis hasil analisa lingkungan yaitu S – O (Strengths – Opportunity) yang mengarah pada kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang dan tantangan yang ada. Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian kebijakan. Kebijakan diambil sebagai arah dalam menentukan bentuk konfigurasi program kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat bersifat internal, yaitu
kebijakan
dalam
mengelola
pelaksanaan
program-program
pembangunan maupun bersifat eksternal yaitu kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat. Dari analisa lingkungan strategis yang telah dilakukan maka dapat strategi Dinas Kehutanan dan Perkebunan adalah: 1. Sasaran 1
: Terselenggaranya diklat pengembangan aparatur serta terpenuhinya pelaksanaan
sarana tugas
meningkatkan
dan dan
kinerja
prasarana
fungsi
aparatur
penunjang
organisasi dan
untuk
mewujudkan
pelayanan prima Strategi
: Mendorong terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas serta guna meningkatkan profesionalisme aparatur.
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: Melaksanakan
program
dengan
konsisten
dan
memanfaatkan
dukungan pembiayaan yang efektif dalam menumbuh kembangkan usaha
kehutanan
dan
perkebunan
melalui
Revitalisasi
fungsi
penyuluhan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia aparatur Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta peningkatan sarana dan prasarana perkantoran secara berkesinambungan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
68
2. Sasaran 2
: Meningkatnya
pendapatan
perkapita
petani
serta
meningkatnya penyerapan tenaga kerja Strategi
: Menumbuhkembangkan usaha – usaha perkebunan serta memperkuat kelembagaan petani untuk meningkatkan akses petani terhadap permodalan dan informasi pasar.
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: Peningkatan
Produksi
menumbuhkembangkan
kebun agribisnis
rakyat melalui
dalam usaha
rangka
intensifikasi,
ekstensifikasi dan rehabilitasi yang diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, industri dalam negeri dan ekspor, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat tani dan daerah 3. Sasaran 3 : Meningkatnya sarana prasarana dan infrastruktur
guna
mendukung pencapaian nilai tambah hasil komoditi perkebunan. Strategi
: Melengkapi
sarana
dan
prasarana
pembangunan
perkebunan untuk meningkatkan nilai tambah hasil perkebunan Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: Peningkatan usaha-usaha optimalisasi dan diversifikasi melalui pemilihan komoditi berprospek ekonomi kerakyatan yang tinggi dan penerapan teknologi tepat guna serta menumbuhkembangkan peran serta masyarakat dan para stake holder dalam jalinan kemitraan yang harmonis 4. Sasaran 4
: Menurunnya luas areal lahan kritis, meningkatnya daya dukung lahan, menurunnya sedimentasi, meningkatnya areal hutan rakyat serta tercapainya penurunan luas serangan OPT dan terkendalinya kerusakan hutan
Strategi
: Peningkatan jumlah bangunan sipil teknis (Dpi, DPn, Sumur Resapan, Jalan Konservasi), pengkayaan vegetasi serta peningkatan sarana pasarana pengaman hutan
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: Penyelenggaraan pembangunan kehutanan diarahkan pada efisiensi dan pelestarian sumberdaya alam untuk jangka panjang dengan Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
69
meningkatkan usaha rehabilitasi dan konservasi untuk mengurangi lahan kritis, pencegahan banjir dan tanah longsor serta menegakkan peraturan perundangan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
70
5.1.
Rencana Program dan Kegiatan Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian keberhasilan sasaran dan tujuan. Sedangkan Program dimaksudkan sebagai kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan SKPD guna mencapai sasaran tertentu. Dengan adanya program dan kegiatan diharapkan pula dapat menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang dihadapi. Program dan Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan yang direncanakan untuk Periode Tahun 2011 – 2016 meliputi: 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Indikator Hasil (Outcome) Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Operasional SKPD (%) Kegiatan : 1.1.
Peningkatan dan Pengelolaan Administrasi Perkantoran Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis administrasi perkantoran yang dikelola dan ditingkatkan kualitasnya Kelompok sasaran : Pengelola kegiatan perkantoran dinas
2. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Indikator Hasil (Outcome) Tertib Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (%) Kegiatan : 2.1 Monitoring, Penilaian LAKIP dan Penilaian Mandiri Indikator Keluaran (Output) : Terpenuhinya Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan Kelompok sasaran : Pengelola kegiatan perkantoran dinas Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
71
3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Indikator Hasil (Outcome): Pendapatan Bruto Petani Kebun pertahun (Rp) Kegiatan : 3.1 Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya pelatihan bagi
petani kehutanan dan
perkebunan Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat
pelaku
usaha
tani
kehutanan
dan
perkebunan 3.2 Penyuluhan dan Pendampingan petani dan pelaku Agribisnis Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya penyuluhan dan pendampingan bagi
petani
kehutanan dan perkebunan Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat
pelaku
usaha
tani
kehutanan
dan
perkebunan 3.3
Peningkatan kemampuan lembaga petani Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya penilaian klas kelompok tani Kelompok Sasaran : Kelompok tani kehutanan dan perkebunan
3.4
Anti Poverty Program (APP) Kehutanan dan Perkebunan Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya bantuan kepada petani miskin Kelompok Sasaran : Petani yang berusaha tani di bidang kehutanan dan perkebunan yang termasuk petani miskin
3.5
Pengembangan dan Rehabilitasi Infrastruktur Pertanian dan Perdesaan (DAK) Indikator Keluaran (output) :
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
72
Terbangunnya sarana prasarana peningkatan produksi dan kemudahan sarana transportasi usahatani perkebunan Kelompok Sasaran : Kawasan perkebunan yang rawan kekeringan dan kawasan perkebunan yang tidak memiliki akses jalan 4. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Indikator Hasil (Outcome): Nilai pemasaran produk unggulan perkebunan : Kelapa, Cengkeh, Kopi, Nilam, Lada, Kapas dan Kakao (Rp) Kegiatan : 4.1.
Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya pameran komoditi kehutanan dan perkebunan Kelompok Sasaran : Masyarakat/petani yang berminat untuk berusaha tani di bidang kehutanan dan perkebunan
5. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Indikator Hasil (Outcome): Produktivitas hasil perkebunan Kelapa, Cengkeh, Kopi, Nilam, Lada, Kapas dan Kakao (ton/Ha) Kegiatan : 5.1.
Bimbingan Teknis Pengamatan, Identifikasi dan Pengendalian OPT Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya bintek dan pengamatan OPT Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat
pelaku
usaha
tani
kehutanan
dan
perkebunan 5.2.
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya SLPHT bagi petani Kelompok Sasaran :
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
73
Petani/masyarakat
pelaku
usaha
tani
kehutanan
dan
perkebunan 5.3.
Pengembangan Tanaman Nilam Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan (PKA) Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya bibit nilam Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat
pelaku
usaha
tani
kehutanan
dan
perkebunan yang berada di kawasan agropolitan 5.4.
Pengembangan Tanaman Perkebunan Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya bibit tanaman perkebunan Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat pelaku usaha tani perkebunan
5.6.
Peremajaan, Intensifikasi & Rehabilitasi Tanaman Perkebunan Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya benih kapas Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat pelaku usaha tani perkebunan
5.7.
Pengembangan dan Rehabilitasi Tanaman Rempah dan Penyegar Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya bibit Lada, Cengkeh dan Kopi Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat pelaku usaha tani perkebunan
6. Program Peningkatan Penerapan teknologi pertanian/perkebunan Indikator Hasil (Outcome): Cakupan Petani yang dilatih Teknologi Perkebunan (orang) Kegiatan : 6.1.
Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya Penyuluhan penerapan teknologi tepat guna bagi Petani Kelompok Sasaran :
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
74
Petani/masyarakat pelaku usaha tani perkebunan 6.2.
Pengadaan
sarana
dan
prasarana
teknologi
pertanian/perkebunan tepat guna Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya sarana prasarana pengolahan hasil perkebunan Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat pelaku usaha tani perkebunan 7. ProgramPemberdayaan penyuluh pertanian perkebunan lapangan Indikator Hasil (Outcome): Cakupan
penyuluh
perkebunan/kehutanan
lapangan
yang
kompeten Kegiatan : 7.1.
Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian/Perkebunan Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya pelatihan bagi penyuluh Kelompok Sasaran : Petugas penyuluh
8. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Indikator Hasil (Outcome): Pengembangan komoditi hutan kayu dan non kayu Jati, Sengon, Gmelina, Jabon, Lebah Madu dan Tanaman Bawah Tegakan Kegiatan : 8.1.
Pengembangan hutan tanaman Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya bibit tanaman kehutanan Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat pelaku usaha tani kehutanan
8.2.
Pengembangan hasil hutan non kayu Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya Setup/Glodok Lebah madu Tersalurnya benih porang Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat pelaku usaha tani kehutanan
9. Program rehabilitasi hutan dan lahan Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
75
Indikator Hasil (Outcome): Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (%) Kegiatan : 9.1.
Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya benih tanaman kehutanan Kelompok Sasaran : Masyarakat yang peduli akan kelestarian lingkungan
9.2.
Rehabilitasi dan Pengembangan Hutan Rakyat Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya bibit tanaman kehutanan Kelompok Sasaran : Masyarakat yang peduli akan kelestarian lingkungan
9.3.
Rehabilitasi Lahan Kritis DAS (DAK) Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya bibit tanaman kehutanan dan terbangunnya bangunan konservasi Kelompok Sasaran : Masyarakat yang peduli akan kelestarian lingkungan
9.4.
Pemeliharaan Kawasan Hutan wisata Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya bibit tanaman di kawasan wisata Kelompok Sasaran : Masyarakat yang memiliki lahan hutan rakyat di kawasan wisata
9.5. Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Rehabilitasi hutan dan lahan Indikator Keluaran (output) : Terselenggaranya GPKA Kelompok Sasaran : Masyarakat yang peduli akan kelestarian lingkungan 9.6.
Peningkatan sarana prasarana penyuluh kehutanan Indikator Keluaran (output) : Tersedianya kendaraan bermotor bagi penyuluh
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
76
Kelompok Sasaran : Penyuluh kehutanan dan perkebunan 9.7.
Rehabilitasi Lahan Kritis dengan Sipil Teknis (DPn, DPi, Sumur Resapan) Indikator Keluaran (output) : Terbangunnya sipil teknis Kelompok Sasaran : Areal lahan kritis
10. Program Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan Indikator Hasil (Outcome): Kerusakan Hutan Rakyat (Ha) Kegiatan : 10.1. Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya sosialisasi penanggulangan kebakaran hutan Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat yang memiliki areal hutan di kawasan rawan kebakaran hutan 10.2. Perlindungan dan Pelestarian Kawasan Sumber Mata Air Indikator Keluaran (output) : Tersalurnya bibit tanaman di kawasan sumber mata air Kelompok Sasaran : Petani/masyarakat yang memiliki areal hutan di kawasan sumber mata air 10.3. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan Indikator Keluaran (output) : Tersedianya sarana prasarana pengaman hutan Kelompok Sasaran : Tim penanggulangan bencana kebakaran hutan 11.
Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan Indikator Hasil (Outcome): Penurunan pelanggaran pengelolaan industri hasil hutan Kegiatan : 11.1
Pengawasan dan Penertiban Pengelola Industri Hasil Hutan
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
77
Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya sosialisasi bagi pengelola industri hasil hutan Kelompok Sasaran : Masyarakat pengelola industri hasil hutan 11.2
Pembinaan Tata Peredaran Hasil Hutan (TPHH) Indikator Keluaran (output) : Terlaksananya pelatihan Tata Peredaran Hasil Hutan Kelompok Sasaran : Lurah/Kepala Desa calon pejabat penerbit surat ijin hasil hutan kayu
5.2.
Indikator Kinerja Penetapan indikator kinerja bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi dinas pada kurun waktu 5 (lima) tahun. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode Rencana Strategis dapat dicapai. Suatu indikator kinerja dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja berkenaan. Penetapan indikator kinerja program dan kegiatan disajikan dalam Tabel 5.1 berikut :
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
78
1. Misi II
: Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan
Tujuan
: Meningkatnya perekonomian daerah dengan optimalisasi potensi wilayah
Sasaran
: - Meningkatnya produksi dan produktivitas perkebunan -
Meningkatnya potensi ekonomi sumberdaya hutan
-
Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup yang berkelanjutan
-
Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan desa
Indikator kinerja SKPD yang mengacu kepada sasaran tersebut, yaitu: Indikator 1: Peningkatan jumlah petani yang mendapat pelatihan (org) Pada tahun anggaran 2010 jumlah petani yang mendapatkan pelatihan dalam usahatani di bidang perkebunan sejumlah 100 orang, ditargetkan setiap tahun terjadi peningkatan jumlah petani yang terlatih rata - rata sebesar 118,93 %. Namun dalam perkembangannya, pada tahun 2013 target sudah jauh terpenuhi, sehingga untuk tahun-tahun selanjutnya perlu adanya penyesuaian target baru. Tabel 6.1
Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Petani Yang Mendapat Pelatihan
No
1.
Indikator
Peningkatan jumlah petani yang mendapat pelatihan (org)
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
100
220
370
545
2.990
3.990
4.490
Target Capaian Setiap Tahun
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
79
Indikator 2 : Peningkatan jumlah klas kelompok tani madya (kelompok). Kondisi Klas Kelompok Tani Madya pada tahun 2010 sebesar 17,46 % dan capaian di tahun 2016 ditargetkan sebesar 25,53 % dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 1,35 %. Tabel 6.2
Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Klas Kelompok Tani Madya
No
1
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
Indikator
Peningkatan jumlah klas kelompok tani madya (kelompok).
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
173
173
193
213
233
253
253
Target Capaian Setiap Tahun
Indikator 3 : Pendapatan bruto petani kebun pertahun (Rp). Sebagai upaya dalam memudahkan penilaian keselarasan target dan capaian pada dokumen RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
serta
dokumen
pertanggungjawaban
lain,
maka
diperlukan rumusan indikator outcome baru yang bisa mencakup dan mewakili target capaian dari program. Pada program Peningkatan Kesejahteraan Petani dirumuskan indikator baru dengan perencanaan sebagai berikut : Tabel 6.3
Indikator Kinerja Pendapatan Bruto Petani Kebun Pertahun
No
Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
1
Pendapatan bruto petani kebun pertahun
Target Capaian Setiap Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
274.081 282.110 285.878 291.378 296.878 302.378 304.878
(Rp. 000.000,-)
Indikator 4 : Peningkatan produktivitas Kakao (ton/Ha) Produktifitas Kakao pada tahun 2010 mencapai 0,178 Ton/ha, dengan adanya kegiatan intensifikasi diharapkan lima tahun mendatang
produktifitas
Kakao
mengalami
peningkatan
mencapai sebesar 21,35 %. Indikator ini berada di lingkup Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
80
Program Ketahanan Pangan, sedangkan menurut Permendagri dan RB Nomor 59 Tahun 2007 Program Ketahanan Pangan menjadi urusan tersendiri yaitu Urusan Ketahanan Pangan, sehingga pada tahun 2014 hingga akhir periode RPJMD Dinas Kehutanan
dan
Perkebunan
tidak
merencanakan
target
capaiannya dan dipindahkan ke Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan. Tabel 6.4
Indikator Kinerja Peningkatan Produktivitas Kakao
No
1
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
Indikator
Peningkatan produktivitas Kakao (ton/Ha)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
0,178
0,185
0,192
0,199
-
-
-
Target Capaian Setiap Tahun
Indikator 5 : Produksi perkebunan (Ton) Sebagaimana pada indikator Peningkatan produktivitas Kakao, indikator Produksi Perkebunan juga berada di lingkup Program Ketahanan Pangan, sedangkan menurut Permendagri dan RB Nomor 59 Tahun 2007 Program Ketahanan Pangan menjadi urusan tersendiri yaitu Urusan Ketahanan Pangan, sehingga pada tahun 2014 hingga akhir periode RPJMD Dinas Kehutanan dan Perkebunan tidak merencanakan target capaiannya. Tabel 6.5
Indikator Kinerja Produksi Perkebunan
No
Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
1
Produksi perkebunan (Ton)
2014
2015
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
-
-
-
Target Capaian Setiap Tahun 2011
2012
2013
37.347,89 37.719,88 37.843,74 37.722,89
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
81
Indikator 6 : Peningkatan jumlah promosi yang dilakukan (kali) Promosi merupakan media dalam memberikan informasi kepada masyarakat mengenai komoditi – komoditi unggulan Kabupaten Pacitan termasuk upaya pengelolaan sumberdaya alam yang ada. Ditargetkan setiap tahun upaya promosi ini meningkat rata – rata sebanyak 111,85 %. Tabel 6.6
Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Promosi Yang Dilakukan
Indikator
No
1
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
Peningkatan jumlah promosi yang dilakukan (kali)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
24
49
79
114
154
199
249
Target Capaian Setiap Tahun
Indikator 7 : Nilai pemasaran produk unggulan perkebunan (Rp) Sebagai upaya dalam memudahkan penilaian keselarasan target dan capaian pada dokumen RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
serta
dokumen
pertanggungjawaban
lain,
maka
diperlukan rumusan indikator outcome baru yang bisa mencakup dan mewakili target capaian dari program. Pada
Program
Peningkatan
Pemasaran
Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan dirumuskan indikator baru dengan perencanaan sebagai berikut : Tabel 6.7
Indikator Kinerja Nilai Pemasaran Produk Unggulan Perkebunan
No
1
1
Indikator
2 Nilai pemasaran produk unggulan perkebunan (Rp. 000.000,-) Kelapa
Cengkeh
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010 3
Target Capaian Setiap Tahun 2011 4
2012 5
2013 6
2014 7
2015 8
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 9
137.731 104.154 107.555 109.255 110.955 112.655 658.081 26.989 60.326 99.708 119.208 138.708 158.208 744.118
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
82
1
2
3
Kopi
4
5
5.381 10.016
6
7
8
9
6.990
8.490
8.703
8.920
52.789
Nilam
470
1.647
1.931
2.071
2.123
2.176
12.196
Lada
135
218
197
207
212
218
1.275
Kapas
149
100
101
102
104
107
621
Kakao
2.606
3.253
3.206
3.230
3.310
3.393
19.797
Indikator 8 : Peningkatan produktivitas hasil perkebunan (ton/Ha) Melalui kegiatan pengembangan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman perkebunan diharapkan produktifitas komoditas perkebunan unggulan meningkat dari tahun ke tahun. Namun pada komoditi Jarak Pagar pada tahun 2014 hingga akhir periode RPJMD tidak lagi dicantumkan dalam perencanaan karena minat masyarakat yang semakin rendah dan permintaan pasar yang berkurang. Tabel 6.8
Indikator Kinerja Peningkatan Produktivitas Hasil Perkebunan
No
Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
1
Target Capaian Setiap Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Peningkatan produktivitas hasil perkebunan (ton/Ha) Kelapa
1,327
1,395
1,376
1,359
1,368
1,375
1,375
Cengkeh
0,112
0,112
0,217
0,13
0,125
0,13
0,13
Kopi
0,524
0,531
0,405
0,54
0,545
0,55
0,55
Nilam
7,62
8,015
8,254
8,256
8,258
8,260
8,262
Lada
0,115
0,121
0,123 0,121
0,123
0,125
0,127
Jarak Pagar
0,100
0,100
0,110
0,112
-
-
Kapas
0,194
0,148
0,099
0,100
0,102
0,104
0,106
Kakao
0,178
0,185
0,192
0,199
0,206
0,211
0,216
-
Indikator 9 : Peningkatan areal perkebunan (Ha) Melalui kegiatan pengembangan dan
rehabilitasi tanaman
perkebunan diharapkan terjadi peningkatan areal komoditi Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
83
perkebunan unggulan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 hingga
akhir
periode
RPJMD
kegiatan
pembangunan
perkebunan lebih ditekankan pada intensifikasi dan peremajaan tanaman yang tidak menambah luas areal sehingga target peningkatan luas areal perkebunan perlu dievaluasi dan ditetapkan target baru. Tabel 6.9
Indikator Kinerja Peningkatan Areal Perkebunan
No
1
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
Indikator
Peningkatan areal perkebunan (Ha)
Target Capaian Setiap Tahun
2010
2011
2012
41.457
41.707
41.977
2013
2014
2015
42.267 40.257 40.657
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 41.057
Indikator 10 : Peningkatan produksi perkebunan (Ton) Melalui kegiatan intensifikasi dan pengendalian Organisme pengganggu
tanaman
diharapkan
produksi
komoditas
perkebunan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tabel 6.10
Indikator Kinerja Peningkatan produksi perkebunan
No
Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
1
Target Capaian Setiap Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Peningkatan produksi perkebunan 37.347,89 37.447,89 37.572,89 37.722,89 37.922,89 38.172,89 38.447,89 (Ton)
Indikator 11 : Pengembangan komoditi hutan kayu dan non kayu Komoditas kehutanan baik kayu maupun non kayu memberikan manfaat dalam meningkatkan pendapatan petani, namun demikian perlu disadari bahwa hutan merupakan sumber kehidupan, oleh karena itu untuk menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan ekonomi dengan fungsi hutan sebagai
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
84
penyangga
kehidupan
diperlukan
pengelolaan
yang
berkelanjutan dari tahun ke tahun. Tabel 6.11
Indikator Kinerja Pengembangan Komoditi Hutan Kayu Dan Non Kayu
No
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
Indikator
2010
Target Capaian Setiap Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Pengembangan komoditi hutan 1 kayu dan non kayu - Jati (Ha)
17.601,50 17.716,50 18.343,00 18.393,00 18.443,00 18.493,00 18.543,00
- Sengon (Ha)
20.004,40 20.478,00 21.228,02 21.278,02 21.328,02 21.378,02 21.428,02
- Gmelina (Ha)
1.274,50 1.514,66 1.946,60 1.996,60 2.046,60 2.096,60 2.146,60
- Jabon (Ha)
-
- Lebah Madu (setup) - Tanaman bawah tegakan (Ha)
-
547,40 -
120,00
971,70 1.021,70 1.071,70 1.121,70 1.171,70 -
130,00
145,00
100,00
150,00
200,00
250,00
160,00
180,00
200,00
220,00
Indikator 12 : Peningkatan Luas Hutan Rakyat (Ha) Titik berat pembangunan kehutanan di Kabupaten Pacitan adalah rehabilitasi hutan dan lahan sebagai upaya pemulihan dan peningkatan kemampuan fungsi dan produktifitas hutan dan lahan, selain itu juga memperhatikan sistem pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan (sustainable forest
management) diantaranya melalui peningkatan areal hutan rakyat. Tabel 6.12
Indikator Kinerja Peningkatan Luas Hutan Rakyat
No
Indikator
Peningkatan 1 luas hutan rakyat (Ha)
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
69.441,9
70.941,9
72.491,9
74.091,9
75.741,9
77.441,9
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
79.191,9
Kab. Pacitan 2011-2016
85
2. Misi V
: Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
Tujuan 1
: Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar
Sasaran 1
: Meningkatnya pemenuhan kebutuhan infrastruktur jalan dan jembatan
Indikator kinerja SKPD yang mengacu kepada sasaran tersebut, yaitu: Indikator 1 :
Peningkatan terbangunnya jalan produksi (km) Jalan produksi merupakan kemudahan sarana transportasi bagi petani perkebunan dalam melaksanakan usaha taninya dengan semakin banyaknya jalan produksi yang terbangun maka dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut : Tabel 6.13
Indikator Kinerja Peningkatan Terbangunnya Jalan Produksi
No
Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
Peningkatan terbangunnya jalan produksi (km)
1
Sasaran 2
6
: Meningkatnya
Kondisi Kinerja Target Capaian Setiap Tahun pada akhir periode RPJMD 2011 2012 2013 2014 2015 15,6
26,6
pemenuhan
38,6
53,60 58,60
kebutuhan
63,60
ketersediaan
Sumberdaya air. Indikator kinerja SKPD yang mengacu kepada sasaran tersebut, yaitu: Tabel 6.14
Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Bangunan Konservasi
No
Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2010
1
Kondisi Kinerja Target Capaian Setiap Tahun pada akhir periode RPJMD 2011 2012 2013 2014 2015
Peningkatan jumlah bangunan konservasi (unit) Embung
67
82
92
102
103
105
107
DPi
7
7
8
9
10
11
12
DPn
125
131
138
146
161
170
180
Sumur Resapan
168
180
192
204
366
378
390
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
86
Selain indikator-indikator yang telah diuraikan di atas, terdapat juga indikator-indikator kinerja lain dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang secara bersama-sama mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Pacitan. Adapun indikator-indikator kinerja tersebut, sebagai berikut: a)
% Tertib Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
b)
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Operasional SKPD
c)
Cakupan penyuluh perkebunan/kehutanan yang kompeten
d)
Pelanggaran pengelolaan industri hasil hutan yang ditangan
e)
Peningkatan penanganan Kawasan Sumber Mata Air
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
87
Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan tahun 2011-2016 ini merupakan dokumen perencanaan yang disusun berdasarkan Perubahan RPJMD Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016, yang merupakan rangkaian rencana tindakan dan kegiatan yang mendasar dan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu sampai 5 (lima) tahun ke depan, yang disesuaikan dengan regulasi baru dan perubahan kondisi riil pembangunan di Kabupaten Pacitan. Rencana Strategis mengandung visi, misi tujuan, sasaran, kebijakan dan program serta kegiatan yang harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan. Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan tahun 2011-2016 merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan, yang juga digunakan sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan. Dengan mengintegrasikan berbagai keahlian sumber daya lain yang dimiliki dinas, penyusunan Renstra Perubahan diharapkan mampu mengantisipasi sekaligus menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik di intern dinas maupun di lingkup Kabupaten. Akhirnya
dengan
tersusunnya
Renstra
Kehutanan
dan
Perkebunan Kabupaten Pacitan tahun 2011-2016 semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan mampu mendorong pencapaian visi Kabupaten Pacitan 2011 - 2016 ”Terciptanya Masyarakat Pacitan yang Sejahtera”.
Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Pacitan 2011-2016
88