PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK PENYALURAN ENERGI (OLAHRAGA) TERHADAP ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS REJOSO KEDIRI
RENCANA TESIS
OLEH : NORMA RISNASARI
JUDUL : PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK PENYALURAN ENERGI (OLAHRAGA) TERHADAP ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS REJOSO KEDIRI
A. Latar Belakang Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan keluhan tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi, keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di rumah sakit, hal yang sama sering terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari – hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur. Ada di antara klien yang dengan inisiatif sendiri mencari perubahan situasi dengan jalan – jalan di rumah sakit namun ada diantara mereka yang tidak tahu jalan pulang sehingga jika tertangkap ia dicap sebagai klien yang melarikan diri kemudian dimasukan lagi ke dalam ruang isolasi. Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagi terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Kelliat, 2005). Oleh karena itu, seorang perawat khususnya perawat jiwa haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara tepat dan benar. Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi aktivitas kelompok salah satunya penyaluran energi (olahraga) untuk menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif, mengekspresikan perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal. Menurut World Health Organization (WHO), jumlah penderita sakit mental akan terus meningkat hingga mencapai 450 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2013. Dari data riset kesehatan dasar (riskesdas) Departemen Kesehatan tahun 2014 menyebutkan, terdapat 1 juta jiwa pasien gangguan jiwa berat dan 19 juta pasien gangguan jiwa ringan di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 385.700 jiwa atau sebesar 2,03 persen pasien
gangguan jiwa terdapat di Jakarta dan berada di peringkat pertama nasional. Data dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya, dari tahun ke tahun jumlah pasien rawat inap penderita kesehatan jiwa terus naik. Pada 2011 ada 2.460 pasien. Setahun kemudian jumlahnya bertambah menjadi 2.582 pasien. Tahun ini, (Januari–Juni), sudah ada 1.350 pasien (data dari RSJ Menur Surabaya, 2012). Jumlah penderita gangguan jiwa di Kediri tahun 2010 yang memeriksakan diri ke puskesmas di seluruh wilayah mencapai 3.493 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3.981 orang (Antaranews,2010). Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah kepada kematian. Perilaku destruktif diri langsung mencakup setiap aktivitas bunuh diri (Stuart, 2007). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sesuai dimana seseorang melakukan tindakan- tindakan yang dapat membahayakan/ mencederai diri sendiri, orang lain bahkan dapat merusak lingkungan. Seseorang yang mengalami masalah ini harus diberikan rencana dan tindakan yang sesuai sehingga pola ekspresi kemarahannya dapat diubah menjadi bentuk yang bisa diterima yaitu perilaku yang sesuai, yaitu ekspresi kemarahan langsung kepada sumber kemarahan dengan
tetap
menghargai
orang
yang
menjadi
sumber
kemarahan
tersebut.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya perilaku kekerasan merupakan dampak dari berbagai pengalaman yang dialami tiap orang, artinya mungkin terjadi / mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu.Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota. Secara umum tujuan terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan
atau perilaku defensif, dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif. Secara khusus tujuannya adalah meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif, meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau sosial. Upaya untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh adalah dengan olahraga, olah raga berguna untuk menambah kesegaran, kekuatan, dan dapat meningkatkan kemampuan aktivitas (Depkes RI, 1999). Selain itu olahraga dapat mengurangi kegelisahan, bahkan lebih jauh lagi dapat membantu mengendalikan amarah, aktifitas seperti jalan kaki, senam dan lari merupakan cara terbaik mengurangi stress. Kegiatan olahraga bertujuan untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rohani pada setiap manusia (Soekardjo, 1992). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok Penyaluran Energi (Olahraga) Terhadap Activity Of Daily Living (ADL) Pada Penderita Gangguan Jiwa Di Puskesmas Rejoso Kediri B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok Penyaluran Energi (Olahraga) Terhadap Activity Of Daily Living (ADL) Pada Penderita Gangguan Jiwa di Puskesmas Rejoso Kediri 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tingkat Activity Of Daily Living (ADL) Pada Penderita Gangguan Jiwa sebelum diberikan terapi aktifitas kelompok penyaluran energi (olahraga) b. Mengidentifikasi tingkat Activity Of Daily Living (ADL) Pada Penderita Gangguan Jiwa setelah diberikan terapi aktifitas kelompok penyaluran energi (olahraga)
c. Menganalisis Pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok Penyaluran Energi (Olahraga) Terhadap Activity Of Daily Living (ADL) Pada Penderita Gangguan Jiwa di Puskesmas Rejoso Kediri
C. Metode Penelitian a. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan baik yang berupa faktor resiko maupun efek (Siswanto, 2004) b. Populasi penelitian Seluruh pasien penderita gangguan jiwa di puskesmas campurejo c. Sampel penelitian Bagian dari populasi dengan karakteristik : 1) Pasien gangguan jiwa yang tinggal di puskesmas campurejo kota kediri 2) Pasien yang mempunyai masalah gangguan kemampuan tingkat ADL 3) Pasien yang kooperatif atau yang memiliki kelainan tertentu misalnya perilaku kekerasan dan depresi d. Teknik sampling Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam, 2003)