SINOPSIS RENCANA TESIS PERBEDAAN EFEKTIFITAS DAUN KUBIS DINGIN DENGAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2016 Darwitri
PENDAHULUAN Air Susu Ibu (ASI) adalah makan terbaik bagi bayi. Cakupan ASI ekslusif di Indonesia tahun 2012 adalah 42%, angka ini masih jauh dari target nasional sebesar 80%. Salah satu hambatan dalam proses menyusui adalah pembengkakan payudara.1,2 Pembengkakan
payudara
merupakan
pembendungan
air
susu
karena
penyempitan duktus laktiferus atau oleh kelenjar- kelenjar yang tidak dikosongkan secara sempurna.3 Pembengkakan payudara terjadi hampir 90% pada ibu yang baru melahirkan pertama kali.4 Payudara akan terasa sakit, panas, nyeri pada perabaan, tegang, bengkak yang terjadi pada hari ketiga sampai keenam setelah persalinan.5 Pembengkakan sebenarnya fisiologis namun jika tidak mendapat intervensi dapat mengakibatkan perempuan gagal menyusui serta dapat berlanjut menjadi lebih parah yaitu mastitis.3 Penanganan pembengkakan payudara secara non farmakologis bisa dilakukan dengan perawatan payudara dan daun kubis.1,6 Daun kubis mengandung asam amino glutamine yang berfungsi sebagai anti inflamasi. Daun kubis dapat menurunkan jaringan yang mengalami pembengkakan dengan membuka (vasodilatasi) pembuluh darah kapiler, dimana dapat meningkatkan aliran darah yang masuk maupun yang keluar, seperti cairan yang terjebak di dalam payudara.7,8 Perawatan payudara yang biasa dilakukan dalam mengatasi pembengkakan payudara adalah dengan melakukan kompres hangat dan pemijatan payudara. Pemijatan ini dilanjutkan dengan kompres dingin. Kompres hangat berfungsi melancarkan pembuluh darah, masase untuk membantu pengeluaran ASI, dan kompres dingin untuk mengatasi nyeri serta menyebabkan oedema berkurang.10,11 Penelitian yang dilakukan Arora dkk tentang perbedaan daun kubis dengan kompres hangat dan dingin untuk pengobatan pembengkakan payudara didapatkan hasil daun kubis dingin serta alternatif kompres panas dan dingin keduanya dapat digunakan dalam pengobatan pembengkakan payudara.12 1
Tujuan dari penelitian ini adalalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas daun kubis dingin dengan perawatan payudara terhadap pembengkakan payudara pada ibu post partum di Kota Tanjungpinang. KAJIAN PUSTAKA Sejak hari ketiga sampai keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis, dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan. Pada bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat. Payudara menjadi bengkak dan edematous.5 Beberapa faktor yang menyebabkan pembengkakan payudara ini adalah produksi ASI berlebihan, terlambat mulai menyusui, menyusui jarang dan pendek, posisi menyusui yang salah, pemakain bra yang terlalu ketat, bayi menyusu tidak adekuat, serta kurangnya pengetahuan dan cara perawatan payudara dan cara pencegahan pembengkakan payudara dan bendungan ASI.13,14 Bila air susu tidak bergerak atau keluar dari alveoli maka terjadi overdistensi pada alveoli. Hal ini dapat menyebabkan air susu mengeluarkan sel untuk meratakan dinding alveoli, menyebabkan permeabilitas alveoli meningkat.15 Kemudian distensi bisa terjadi sebagian atau seluruhnya sehingga menyebabkan tertutupnya sirkulasi dan kapiler yang mengandung oksitosin menuju sel alveoli. Pembuluh darah yang tersumbat ini membuat cairan yang berada di dalamnya masuk ke ruang interstitial sehingga terjadi edema, yang akan menekan aliran susu.10 Payudara yang mengalami pembengkakan ditandai dengan payudara membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara terlihat mengkilat dan edema dengan daerah eritema difus. Puting susu menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI sampai pembengkakan berkurang. Wanita kadang- kadang menjadi demam, demam biasanya hilang dalam 24 jam.5 Perawatan payudara secara non farmakologis dapat dilakukan dengan akupuntur, perawatan payudara (kompres panas dikombinasikan dengan pijatan dan kompres dingin), daun kubis, kompres panas dan dingin secara bergantian, kompres dingin, dan terapi ultrasound.1,6 Daun kubis mengandung asam amino glutamine yang diyakini untuk mengobati semua jenis peradangan, salah satunya radang payudara. Untuk pemakaian luar daun kubis dapat digunakan untuk mencuci luka, menyembuhkan jamur di kulit dan kepala 2
(dengan cara dioleskan), serta mengompres bagian tubuh yang memar, membengkak, atau nyeri sendi.16,17 Daun kubis hijau (brasica capitata) mengandung asam amino methionine, allylisothiocyanate, minyak mustard, magnesium, oxylate dan sulphure. Daun kubis juga dapat digunakan sebagai antibiotik, anti inflamasi, anti edema dan iritasi. Daun kubis dapat menurunkan jaringan yang mengalami pembengkakan dengan membuka (vasodilatasi) pembuluh darah kapiler, dimana dapat meningkat aliran darah yang masuk maupun yang keluar, seperti cairan yang terjebak di dalam payudara.7,8 Glutamine adalah asam amino yang sangat penting bagi respon imun yang optimal,
pertumbuhan dan ketahanan hidup
antiinflamasi,
dan reaksi
antioksidatif.
janin,
Pemberian
pengaturan metabolisme,
terapi
glutamine
signifikan
menurunkan kadar TNF-α dan interleukin-6 (IL-6). Glutamine secara signifikan mengatur inflamasi lokal melalui modulasi ekspresi STAT (Signal Transducer and Activator Of Transcription). Protein STAT terlibat dalam pengembangan dan fungsi sistem imun dan memainkan peran penting dalam mempertahankan toleransi imun dan inflamasi. Sebagai salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan asam amino glutamine, daun kubis terbukti mengurangi bengkak pada ASI.18
Daun Kubis
Asam amino glutamine, asam amino methionine, sinigrin (allysothiocyanate) rapine, minyak mustard, magnesium
Asam amino glutamine
TNF α
IL-6
antiinflamasi
Asam amino methionine
S-Adenosyl-methionine homocysteine
cysteine glutathione Bagan : algoritma manfaat asam amino glutamine pada daun kubis 3
Daun kubis tidak dapat digunakan pada individu yang memiliki riwayat sulpha, kulit yang mengalami kerusakan seperti iritasi, perdarahan, puting blister dan lain- lain. Kubis mengandung sulfur, tetapi ini tidak sama dengan sulfa, sebaiknya disarankan sebelum dikompres dengan daun kubis pada payudaranya dilakukan tes alergi terlebih dahulu. Cara melakukan tes alergi terhadap daun kubis yaitu dengan mengambil sedikit kubis segar dilumatkan, meletakkannya di kulit halus lengan bawah, dan membungkus sesuatu di sekitarnya untuk tetap di menempel pada kulit. Jika tidak ada reaksi dalam 1 sampai 2 jam, maka dapat diasumsikan bahwa ibu tidak ada reaksi alergi terhadap kubis.8 Penanganan payudara dengan kompres daun kubis dingin :12 1. Pilih daun kubis yang segar 2. Ambil lembaran daun kubis secara utuh, usahakan tidak robek 3. Cuci bersih daun kubis 4. Daun kubis didinginkan dalam freezer sekitar 20-30 menit 5. Tutupi semua payudara yang bengkak, kemudian ditutupi bra. 6. Lakukan pengompresan daun kubis dingin selama 30 menit sampai daun kol layu 7. Lakukan dua kali sehari selama tiga hari. Perawatan payudara pada masa nifas adalah perawatan payudara yang dilakukan terhadap payudara setelah melahirkan. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan, tetapi juga dilakukan setelah melahirkan. Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga memperlancar pengeluaran ASI. 19 Perawatan payudara diawali dengan kompres hangat dengan tujuan untuk melancarkan pembuluh darah.11 Kompres hangat dapat mengaktifkan hormone oksitosin jika dilakukan ketika milk ejection reflex tidak lancar atau melambat. Kemudian dilanjutkan pemijatan payudara yang berguna menggerakkan air susu agar tidak statis.14 Kompres dingin yang dilakukan pada akhir perawatan berguna untuk mengatasi nyeri dan mengurangi oedema. Kompres dingin digunakan untuk membuat siklus vasokontriksi selama 9-16 menit, dimana aliran darah menurun sehingga edema lokal dapat menurun dan pengaliran lymphatic dapat lebih optimal.10 Pada payudara bengkak akibat bendungan ASI dapat dilakukan perawatan dengan langkah- langkah : 9,14 1. Lakukan pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
4
2. Olesi tangan dengan minyak kelapa atau baby oil, urut payudara secara pelanpelan dari arah pangkal menuju puting sebanyak 30 kali pada kedua payudara. 3. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak 4. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan 5. Meletakkan kain dingin setelah selesai menyusui 6. Payudara dikeringkan.
Masalah menyusui : -
Produksi ASI berlebihan Terlambat mulai menyusui Menyusui jarang dan pendek Posisi menyusui yang salah Pemakain bra yang terlalu ketat Bayi menyusu tidak adekuat Kurangnya pengetahuan tentang cara perawatan payudara
Aliran vena dan limfatik tersumbat menyebabkan : - Payudara bengkak dan mengkilat - Nyeri - Demam - Bayi sulit menyusu
Pembengkakan Payudara
Perawatan payudara secara non farmakologis : - Akupuntur - Kompres panas dan dingin secara bergantian - Kompres dingin - Ultrasound - Daun kubis - Perawatan payudara
Kandungan daun kubis : - Asam amino glutamine yang berfungsi anti inflamasi - Kandungan daun kubis menyebabkan (vasodilatasi) pembuluh darah kapiler Terjadi vasodilatasi pembuluh darah pada kompres hangat, masase akan menggerakkan air susu agar tidak statis, dan kompres dingin mengatasi nyeri dan mengurangi oedem
Gambar : Kerangka Pemikiran
5
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain quasi eksperiment dan pre test and post test with control group. Penelitian ini menggunakan dua kelompok. Kelompok pertama diberikan perawatan kubis dingin yang disebut kelompok eksperimental atau kelompok perlakukan, sedangkan kelompok kedua (kelompok kontrol) diberikan perawatan payudara yang merupakan perawatan standar yang sering dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post partum hari ke 1-14 selama 2 bulan di Kota Tanjungpinang. Untuk menghitung perkiraan besar sampel dilakukan dengan rumus uji hipotesis perbedaan dua mean dependen (paired sample) : 20
n1 n 2
2
z
1 / 2
x
1
z1
x 2
2
Pada penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Robert didapatkan rerata pembengkakan payudara adalah 1,4 dengan standar deviasi 2,3, sehingga besar sampel minimal dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 28 orang. Untuk mengantisipasi dropout pada sampel ditambahkan 10%, sehingga jumlah sampel masing- masing kelompok berjumlah sebanyak 31 orang. Sampel diambil secara consecutive sampling, yaitu mengambil seluruh sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama penelitian berlangsung. Yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Bersedia menjadi responden 2. Ibu post partum hari ke 1-14 yang mengalami pembengkakan payudara 3. Ibu memiliki bayi hidup dan menyusui Sedangkan yang menjadi kriteria ekslusi adalah : 1. Ibu yang alergi dengan sulfa/ daun kubis 2. Ibu sedang mengkonsumsi obat penekan laktasi 3. Ibu dengan putting susu lecet, mastitis, dan abses payudara Dalam
mengumpulkan
data,
peneliti
dibantu
oleh
enumerator
untuk
mengidentifikasi responden dengan memperhatikan kriteria inklusi dan ekslusi. Peneliti memilih responden yang akan diberikan daun kubis dan perawatan payudara berdasarkan persetujuan responden. Kemudian peneliti melakukan penilaian skala pembengkakan payudara sebelum dberikan intervensi yang dianggap sebagai nilai pre test. Untuk intervensi daun kubis, peneliti memastikan responden tidak alergi daun kubis. Perawatan daun kubis pada kelompok intervensi dilakukan dengan cara 6
menempelkan daun kubis yang telah didinginkan di freezer selama 20 menit pada payudara yang mengalami pembengkakan dengan cara memasukkan ke dalam bra selama 30 menit. Untuk kelompok kontrol dilakukan perawatan payudara dengan cara melakukan kompres hangat, pemijatan, dan kompres dingin sesuai dengan langkahlangkah perawatan. Intervensi daun kubis dan perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari selama tiga hari. Peneliti melakukan penilaian skala pembengkakan payudara setiap setelah melakukan intervensi. Setelah selesai melakukan intervensi selama tiga hari, peneliti melakukan penilaian skala pembengkakan payudara pada masingmasing kelompok yang dianggap sebagai nilai post test. Pembengkakan payudara dinilai menggunakan six point engorgement scale, yaitu: 1. Payudara lembek, tidak ada perubahan pada payudara 2. Sedikit perubahan pada payudara 3. Payudara keras, tetapi tidak nyeri 4. Payudara keras, mulai ada nyeri 5. Payudara keras dan nyeri 6. Payudara sangat keras dan sangat nyeri Untuk melihat perbedaan efektifitas daun kubis dingin dengan perawatan payudara terhadap pembengkakan payudara dilakukan analisis uji t 2 sampel independen (unpaired t tes) secara komputerisasi menggunakan program SPSS dengan tingkat kepercayaan 95% (nilai p < 0,05). Sedangkan untuk menilai perbedaan skala pembengkakan antara sebelum dan sesudah intervensi pada masing- masing kelompok dilakukan uji paired t tes.21,22
DAFTAR PUSTAKA 1. Mangesi L, Dowswell T. Treatments for breast engorgement during lactation. Cochrane Database of Systematic Reviews (9), 2010. 2. Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis ASI Ekslusif. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2012. 3. Mochtar M. Sinopsis obstetri. Jakarta: EGC, 1998. 4. Villareal JA, Lira N, Lira T, Villareal Y. Composition and method for reducing symptoms of breast engorgement. United States patent application publication, 2007. 5. World Health Organization. Mastitis penyebab & penatalaksanaan. Jakarta : Widya Medika, 2012. 7
6. Nichol KP. Panduan menyusui. Prestasi Pustakaraya, 2005. 7. Davis M. Engorgement: the cabbage cure, 2009. 8. Roberts KL, Reiter M, Schuster D. Effects of cabbage leaf extract on breast engorgement. Journal of Human Lactation, 11(1), 1998. 9. Saifuddin AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka, 2010. 10. Mannel R, Martens PJ, Walker M, Mannel. Core curriculum for lactation consultant practice, 2nd edition. Massachussetts: Jones and Barlett Publishers, 2008. 11. Saleha S. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika, 2009. 12. Arora S, Vatsa M, Dadhwal V. A comparison of cabbage leaves vs hot and cold compresses in the treatment of breast engorgement. Indian Journal of Community Medicine. 33(3), 2008. 13. Bobak LJ. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC, 2005. 14. Ambarwati ER, Wulandari D. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Offset, 2008. 15. Hale TW, Hartmann PE. Textbook of human lactation, 1st edition. Texas: Hale Publishing, 2007. 16. Dalimartha, S. Atlas tumbuhan obat Indonesia, jilid 2. Jakarta: Trubus Agriwidya, 2005. 17. Nareswati PE. A-Z daftar tanaman obat ampuh di sekitar kita. Jogjakarta: Flasbook, 2012. 18. Ren WK, Yin J, Zhu XP, Liu G, Li NZ, Peng YY, dkk. Glutamine on intestinal inflammation: a mechanistic perspective. Europ J Inflamm (11), 2013. 19. Huliana M. Perawatan ibu pasca melahirkan. Jakarta: Puspa Swara, 2003. 20. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Edward Tanujaya, 2009. 21. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Edward Tanujaya, 2009. 22. Santjaka A. Statistik untuk penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika, 2011.
8