SINOPSIS RENCANA TESIS
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PASANGAN USIA SUBUR TIDAK MENGGUNAKAN KONTRASEPSI DI DESA CERME KECAMATAN GROGOL KABUPATEN KEDIRI
OLEH : CUCUN SETYA FERDINA
PROGRAM STUDI … FAKULTAS … UNIVERSITAS … TAHUN AJARAN 2015/2016
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk masih menjadi salah satu permasalahan penduduk yang cukup pelik untuk diselesaikan. Peningkatan jumlah penduduk dan solusinya masih menjadi persoalan di Indonesia. Tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia dengan jumlah penduduk terbanyak menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PPB). Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya melalui program Keluarga Berencana (KB) guna mengatasi persoalan, dengan mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi dengan tujuan akhirnya adalah mewujudkan keluarga yang berkualitas. Berdasarkan Laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) pada tahun 2011 terjadi peningkatan angka pemakaian kontrasepsi bagi perempuan menikah dengan menggunakan cara modern dari 47% menjadi 61% di tahun 2011 namun angka penduduk tahun 2000-2011 mengalami lonjakan 1,49% per tahun hal tersebut di sebabkan jumlah kebutuhan KB tidak terpenuhi (Unmet need KB) dan angka drop out KB di Indonesia masih relative tinggi. (Maria, dkk, 2014) Jumlah PUS yang ingin menunda kehamilan atau tidak menginginkan tambahan anak tetapi tidak ber KB meningkat dari 8,6% SDKI 2003 menjadi 9,1 % SDKI 2007, dan kembali meningkat menjadi 11% di tahun 2012. (Rismawati, 2012) Berdasarkan data BKKBN hingga akhir Desember 2010, jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) di Jatim sebanyak 7.846.174, akan tetapi yang ikut KB (Keluarga Berencana) baru 955.336 atau sebesar 12,18 %. Dari seluruh PUS yang ada di Jatim, terdapat jumlah PUS bukan peserta KB yang menunda memiliki anak sebanyak 457.527 pasangan dan yang tidak ingin mempunyai anak sebanyak 497.809 pasangan. Dari data itu, diketahui bahwa perkembangan angka unmet need di Jatim secara persentase menurun, namun secara nominal dari tahun sebelumnya yaitu 2006 - 2009 cenderung meningkat. (Dilla, 2011)
Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri jumlah pasangan usia subur 288.842 pasangan, jumlah akseptor KB aktif 213.615 pasangan, sedangkan yang tidak KB 75.227 pasangan. Sedangkan dari data
BKKBN Kecamatan Grogol,
jumlah pasangan usia subur adalah 8714 pasangan, jumlah akseptor KB aktif 6157 pasangan, sedangan yang tidak KB 2557 pasangan. Dari pendataan yang dilakukan peneliti pada penelitian sebelumnya, didapatkan data bahwa Desa Cerme merupakan desa dengan jumlah pasangan usia subur terbanyak dengan tingkat pemakaian KB terendah terdapat 1239 PUS, jumlah akseptor KB aktif sejumlah 847 pasangan, sedangkan yang tidak KB 392 pasangan. Tingginya jumlah PUS yang tidak mengikuti Keluarga Berencana di Desa Cerme menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian tentang analisis faktor penyebab pasangan usia subur tidak menggunakan kontrasepsi di Desa Cerme Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah analisa faktor penyebab pasangan usia subur tidak menggunakan kontrasepsi di Desa Cerme Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri?”
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Menganalisis faktor penyebab pasangan usia subur tidak menggunakan kontrasepsi di Desa Cerme Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri.
1.3.2
Tujun Khusus Menganalisis PUS yang tidak mengikuti Keluarga Berencana ditinjau dari faktor umur, faktor pendidikan, jumlah anak hidup, sikap pasangan, status pemakaian KB, pekerjaan, tingkat ekonomi, agama, dan faktor mana yang paling dominan di Desa Cerme.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Teoritis Sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut terkait dengan faktor penyebab PUS tidak menggunakan KB.
1.4.2
Manfaat Praktis Dapat menjadi bahan evaluasi tenaga kesehatan dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana untuk meningkatkan keikutsertaan PUS dalam mengikuti Keluarga Berencana.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi Kontrasepsi adalah usaha – usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan (Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi berarti menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan (Supit, 2008). Manfaat yang apabila mengukuti program keluarga berencana antara lain : 1. Menekan angka kematian akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan dan aborsi yang tidak aman. 2. Mencegah Kehamilan terlalu dini 3. Mencegah kehamilan terjadi di usia tua.. 4. Menjarangkan Kehamilan. (Israr, 2008) 2.2 Pasangan Usia Subur Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 tahun sampai dengan 49 tahun dan masih haid atau pasangan suami istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri sudah berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan) (BKKBN, 2010). PUS merupakan sasaran utama program KB sehingga perlu diketahuibahwa: 1. Hubungan urutan persalinan dengan risiko ibu-anak paling aman pada persalinan kedua atau antara anak kedua dan ketiga.
2. Jarak kehamilan 2 – 4 tahun, adalah jarak yang paling aman bagi kesehatan ibuanak. 3. Umur melahirkan antara 20 – 30 tahun, adalah umur yang paling aman bagi kesehatan ibu-anak. 4. Masa reproduksi (kesuburan) dibagi menjadi 3, yaitu: a.
Masa menunda kehamilan (kesuburan)
b.
Masa mengatur kesuburan (menjarangkan)
c.
Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi). (Kusumaningrum, 2009)
2.3 Unmet Need KB Kebutuhan KB tidak terpenuhi (unmet need) adalah kondisi yang dapat terjadi pada wanita menikah dalam usia reproduksi. Seorang wanita yang tidak ingin hamil namun tidak mau memakai kontrasepsi termasuk dalam kategori kebutuhan KB tidak terpenuhi (unmet need). (Prihastuti, dkk, 2004) Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) adalah persentase perempuan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB. (BPS Statistics Indonesia, 2011) Faktor-faktor penyebab yang menyebabkan terjadinya Unmet Need adalah kurangnya informasi mengenai KB, salah pengertian mengenai metode kontrasepsi, serta adanya batasan norma social yang mengatur mengenai kesuburan. (Maria, 2014)
III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif, tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat). Penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling.
IV. DAFTAR PUSTAKA BKKBN
Jatim. Istilah Dalam Pendataan Keluarga. 2010.
. BKKBN Kecamatan Grogol. (2011) Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Kecamatan / Desa. BPS Statistics Indonesia. (2011). Keluarga Berencana, Pengertian dan Istilah KB. 8 Maret 2011 Dilla, Sulkan. (2011). Hingga Desember 2010, PUS yang Ikut KB Capai 12,8 Persen. 4 Maret 2011 < http://www.bkkbnjatim.com/berita.php?id_berita=206&reat=7 > Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. (2011) Data Akseptor KB Kabupaten Kediri. Israr, Y. Proyek Peningkatan Mutu Sosialisasi Program Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Puskesmas Harapan Jaya Pekanbaru Tahun 2008. . Kusumaningrum, R. (2009) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan pada Pasangan Usia Subur. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Maria, dkk. (2014). Unmet Need dan Drop Out KB Tantangan Program Keluarga Berencana.< http://www.timorexpress.com/kesehatan/unmet-need-dandrop-out-kb-tantangan-program-keluarga-berencana#ixzz3XM19HjCz > Prihastuti, Dewi, dkk. (2004). Analisis Lanjut SDKI 2002-2003, Kecenderungan Prefernsi Fertilitas, Unmetneed dan Kehamilan Tidak Diharapkan di Indonesia, BKKBN. 4 Maret 2011 http://bkkbn.go.id/Webs/upload/infoprogram/ABSTRAK-KB.pdf Rismawati, Saristya. (2014). Unmet Need : Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030. < http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/ARTIKELUNMET-NEED.pdf Supit, MI. (2008) Kontrasepsi. Jakarta: Gaya Favorit Press. Wiknjosastro, H. (2007) Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.