METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI: PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN ABIANSEMAL BALI
I Gusti Ngurah Agung Krisna Aditya, Nazrina Zuryani, I Gst.Pt. Bagus Suka Arjawa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT
Operational of family planning program that has been implemented leads women as target causes purpose of the International Conference on Population and Development in Cairo in 1994 that promote reproductive rights, women empowerment and gender equality has been agreed by all countries haven’t been achieve, one of them is implementation of men’s contraception. The research held from February-December 2014 applying observation, document study and photos, survey with questioners, and further interview. Lawrence Green’s Behavior Change Model showed policies that are enforced normatively by KBKS of Badung regency, differ with the existing situation. Highly knowledge of the respondents about method of vasectomy didn’t influence the decision to choose the contraception method. Awarding of money incentive and contraception services from PLKB and PKB didn’t give significant interest to respondents.The existence of Men Contraception Group was not optimal yet and testimony of experience from previous vasectomy acceptor didn’t interest to the respondents undergo surgery of vasectomy or join themselves to Men Contraception Group Kata kunci: Men, Participation, Vasectomy Contraception Method, Family Planning Program
1. PENDAHULUAN
kontrasepsi adalah wanita.Seringkali pria atau suami
Program Keluarga Berencana yang
program
bertujuan untuk mengurangi jumlah kematian ibu
melahirkan
menjadipengguna
menyebabkan
ibu
utamakontrasepsi.Hal
ini
kurang KB
78).Menurut pengguna Persentase
menimbulkan persepsi bahwa pengguna wajib
1
merespon untuk
dengan
pria
BKKBN kontrasepsi pengguna
adanya
(Adrina,
(2010),
1998:
persentase
adalah kontrasepsi
60,3%. pria
terhadap angka tersebut hanya 1,3% dengan
penggunaan kontrasepsi pria dan wanita di
kontrasepsi kondom. Tahun 2011, jumlah
penduduk
pengguna
umumnya kaum perempuan di kecamatan ini
kontrasepsi
meningkat
menjadi
wilayah
serta
mempunyai
diikuti
informal sehingga dengan kesibukan yang
meningkatnya
akseptor
kaum
pekerjaan
pada
65,3%, namun peningkatan tersebut tidak dengan
bidang
tersebut
perempuan
di
sektor
kontrasepsi pria. Data BKKBN menunjukan
dimiliki
maka
persentase pengguna kondom 0,65% dan
memasyarakatkan
akseptor vasektomi 0,3%. Pria yang menjadi
berencana perlu keterlibatan kaum pria.
program
dalam keluarga
akseptor kontrasepsi hanya 0,95% di tahun 2011, menurun
dibandingkan tahun 2010
2. KAJIAN PUSTAKA
sebesar 1,3%.Jumlahpengguna kontrasepsi
Menurut
pada tahun 2013 di Kabupaten Badung adalah
Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) maka
tercatat sebanyak 1.883 orang, sedangkan
semakin besar minat kaum pria untuk menjadi
partisipan kontrasepsi wanita tercatat 64.407
peserta KB di Kecamatan Kuta Selatan.Irawati
orang. Perbandingan persentase pengguna
(2010) menyimpulkan bahwa bahwa laki-laki
kontrasepsi pria dan wanita sebesar 2,85%
memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari
berbanding 97,15% menunjukkan partisipasi
perempuan pada masyarakat daerah Bima.
pria dalam menggunakan kontrasepsi masih
Dominasi pria terhadap perempuan disemua
minim (Profil Keluarga Kabupaten Badung,
aspek termasuk kontrasepsi.Hal senada juga
2013). Peserta kontrasepsi aktif sebanyak orang
menurut
data
disampaikan Suryani (2012), menunjukkan
Kecamatan
adanya hubungan peranan banjar adat dengan
Abiansemal, peserta kontrasepsi pria 406
peningkatan
orang (2,8%) dan peserta kontrasepsi wanita 14.071
orang
(97,2%).
Alasan
mengadakan
penelitian
di
Abiansemal
disebabkan
(2013),
menunjukkan semakin baik peranan Petugas
66.294 orang. Data partisipasi kontrasepsi pria
14.477
Puspawati
partisipasi
masyarakat
menggunakan kontrasepsi.
penulis Dalam
Kecamatan (2012),
ketidakmerataan
2
penelitian
Erviantono,
dkk
kontrasepsi vasektomi adalah salah
satu bentuk kebijakan new public service di
ini pasangan suami istri dimana istri berumur
kota
kebijakan
antara 15 sampai dengan 49 tahun dan masih
program KB vasektomi dilakukan dengan
haid atau pasangan suami istri berumur
pemberian fasilitas seperti operasi gratis,
kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri
insentif selama istirahat pasca operasi dan
sudah berumur lebih dari 50 tahun, tetapi
penyampaian
masih haid
Denpasar.
Pelaksanaan
Komunikasi,
Edukasi
dan
Informasi (KIE) kepada calon akseptor. Kemiripan tersebut
dari
adalah
penggunaan
penelitian
penentuan
kontrasepsi
Teori yang digunakan dalam penelitian
sejenis
ini adalah teori Model Perubahan Perilaku dari
keputusan
dalam
Lawrence Green (Sarwono, 2012: 64).Teori ini
keluarga
menjelaskan adanya pengaruh 2 faktor pokok
masih ditentukan oleh suami dan istri hanya menjadi
pengguna.
Perbedaannya
dalam kesehatan seseorang atau masyarakat.
adalah
Dimana faktor yang dimaksud adalah faktor
penelitian yang tersedia belum membahas secara
spesifik
faktor-faktor
yang
perilaku (behavior causes) dan diluar perilaku
lebih
(non-behavior causes). Faktor perilaku terdiri
dominan dalam mendorong dan menghambat
dari faktor predisposisi, faktor pendukung dan
proses partisipasi pria dalam menggunakan
faktor pendorong.
alat kontrasepsi. Partisipasi keluarga
PUS
berencana
dalam
dalam
Faktor
program
penelitian
kontrasepsi
vasektomi
keluarga. digunakan
dari
dan keyakinan terhadap metode kontrasepsi vasektomi.
didukung proses dan penentuan keputusan dalam
terdiri
pengetahuan, tradisi, norma, sikap, nilai-nilai
ini
ditinjau dari jenis kontrasepsi yang digunakan,
berkontrasepsi
predisposisi
Faktor
pendukung
terdiri
dari
fasilitas dan sarana kesehatan, jenis alat
Metode
kontrasepsi pria dan wanita, puskesmas dan
untuk
mobil KB keliling.Faktor pendorong terdiri dari
melihat partisipasi pria dalam penggunaan
testimoni
kontrasepsi pasangan usia subur didukung
akseptor
vasektomi,
peranan
Petugas Lapangan Keluarga Berencana, tokoh
oleh fasilitas pemerintah. Fokus penelitian ini
masyarakat
adalah pasangan usia subur (PUS), dalam hal
3
setempat
dan
keberadaan
kelompok KB Pria yang menjadi referensi
4.1 Peranan Badan Keluarga Berencana
perilaku kesehatan masyarakat.
Kabupaten Badung Program
Keluarga
Berencana
di
Kecamatan Abiansemal menunjukkan bahwa
3. METODE PENELITIAN
pengguna alat kontrasepsi dari beberapa jenis alat kontrasepsi yang tersedia, menunjukkan
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research) menggunakan
jenis
penelitian
partisipasi jenis kontrasepsi vasektomi (MOP)
yang
masih minim (BKBKS Badung, 2013). Hal
kuantitatif
tersebut menjadi permasalahan, meskipun
didukung oleh data kualitatif. Data kuantitatif
telah dilakukan upaya oleh Badan Keluarga
yang didapatkan dengan teknik pengumpulan
Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten
data kuesioner didukung oleh data wawancara
Badung,
.Jumlah sampel diambil menggunakan metode sampling multistage
bertingkat random
secara
acak
sampling.
seperti
pembentukan
atau
akseptor
Teknik
pelayanan
kelompok
vasektomi,
jemput
yang
penempatan
bola,
mewadahi petugas
lapangan keluarga berencana pada setiap
pengambilan sampel dengan rumus Slovin
desa, hingga sosialisasi melibatkan pengguna
(Suhardono, 2001), dimana jumlah populasi
vasektomi.
KK yang termasuk PUS sebesar 15.344, menggunakan tingkat presisi sebesar 10%
4.2 Faktor-faktor dalam Penggunaan
dengan tingkat kepercayaan 90% diperoleh
Kontrasepsi Pasangan Usia Subur
sampel sebesar 102 responden.Pengumpulan data
menggunakan
teknik
Berdasarkan data yang diperoleh di
observasi,
lapangan dengan kuesioner, diperoleh hasil
kuesioner, wawancara dan dokumentasi.
berdasarkan variabel dari 3 faktor model perilaku kesehatan dari Lawrence Green, yaitu
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong.
4
4.2.1 Faktor Predisposisi
partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi
Berdasarkan hasil jawaban responden
secara umum mendapatkan jawaban dengan
dari delapan faktor predosisi diperoleh hasil bahwa
dalam
menggunakan
kategori sedang (rerata skor 2,08).
kontrasepsi,
4.2.3 Faktor Pendorong
secara umum partisipasi sedang atau cukup (rerata
skor
responden
2,17). yang
Tingkat tinggi
Faktor pendorong dalam penelitian ini meliputi
pengetahuan
mengenai
: keberadaan kelompok KB pria, pengetahuan
alat
kelompok
kontrasepsi pria (rerata skor 2,39) tidak
pengaruh
dalam memilih kontrasepsi vasektomi (rerata
akseptor
Berdasarkan
skor 1,58)
mengenai
4.2.2 Faktor Pendukung
fasilitas puskesmas, motivator penggunaan selain pemerintah, penentu kontrasepsi dari
gratis
memperoleh dari
beberapa
keberadaan
kelompok
KB
Priabelum
benkontribusi
positif
terhadap
ketertarikan
dari seluruh desa di kecamatan Abiansemal. penyampaian
puskesmas atau mobil keliling.
pengguna kuesioner
pengalaman
vasektomi,
yang
terhambat
diberikan dalam
memotivasi responden untuk menggunakan
terhadap 102 responden mengenai faktor upaya
pendorongdari
terdapat di desa Angantaka dan Sibang Kaja
efek penggunaan dari petugas, dan pelayanan
dalam
kuesioner
(rerata skor 1,74). Kelompok KB Pria hanya
pemerintah,
penyebaran
faktor
hasil
responden terhadap kontrasepsi vasektomi
kondom,
kekhawatiran menggunakan kondom, deskripsi
hasil
vasektomi,
jawaban responden diperoleh hasil bahwa
Adapun faktor pendukung meliputi
pendukung
testimoni
KB
responden menjadi akseptor vasektomi (rerata
sumber
informasi
setelah penyuluhan, dan pengetahuan lomba
diberikan pemerintah bukan menjadi alasan
Dari
sumber
pengaruh dari kelompok KB pria, ketertarikan
skor 2,26). Selain itu insentif uang yang
pelayanan
pria,
kontrasepsi pria, kejelasan informasi keluarga,
memberikan kontribusi terhadap keputusan
penyuluh,
KB
vasektomi (rerata skor 2,08).
meningkatkan
5. KESIMPULAN
5
Kesimpulan yang didapatkan dari
untuk berperan serta menjadi pengguna alat kontrasepsi vasektomi. Diperlukan
hasil penelitian yang dilakukan adalah:
komunikasi, edukasi dan informasi kepada a. Faktor predisposisi yang menjadi gambaran
pasangan usia subur yang belum berumah
umumpartisipasi pasangan usia subur di
tangga
Kecamatan
Abiansemal
dalam
mengenai
menggunakan
kontrasepsi
tergolong
keluarga ideal dan mulai memprioritaskan
sedang atau cukup dengan rata-rata skor
alat kontrasepsi pria, dalam hal ini metode
predisposisi sebesar 2,17. Taget Kontrak
operasi
Kinerja Program
kontrasepsi jangka panjang. Hal ini juga
yang diberikan oleh
dan
pasangan
pentingnya
vasektomi
suami
istri
merencanakan
sebagai
alternatif
BKBKS untuk aseptor vasektomi tidak
bertujuan
terpenuhi dan insentif dana bagi akseptor
kewajiban menggunakan kontrasepsi bagi
vasektomi sesuai data lapangan (skor
istri/ibu.
untuk
tidak
membebankan
rerata 1,58) yang menunjukkan rendahnya b.Kebijakanpemerintah
penerimaan responden terhadap bantuan
meningkatkan
pemerintah. Responden pria di Kecamatan Abiansemal
memilih
pendukung
apabila pihak istri belum menggunakan lebih
dikarenakan responden pria belum berani memutuskan meskipun jangka
mengetahui
panjang.Tingginya
berkontribusi
Perilaku Green.
dari
Lawrence
Berdasarkan
hasil
dari
8
pertanyaan
yang
termasuk
kategori
sedang.Terdapat kekurangan yang perlu
pengetahuan
secara
Model
Kesehatan
2,08
dampak
diperbaiki, khususnya dalam memenuhi
responden mengenai alat kontrasepsi pria belum
teori
diperoleh rerata skor keseluruhan sebesar
untuk operasi vasektomi
telah
kontrasepsi
dijelaskan dengan mengacu pada faktor
kondom sebagai alat kontrasepsi pria
kondom
partisipasi
dalam
vasektomi untuk pasangan usia subur
menggunakan
kontrasepsi.Penggunaan
daerah
kebutuhan
signifikan
metode
vasektomi.Contohnya
terhadap pengambilan keputusan mereka
kontrasepsi fasilitas
operasi
yang membutuhkan dokter spesialis dan
6
tidak
semua
puskesmas
bisa
ragu-ragu (rerata skor 2,25). Sumber
memenuhinya. c.
informasi
pria
dalam
dari tokoh masyarakat (kepala desa) atau
menggunakan
tokoh agama, yaitu sebanyak 41 orang
kontrasepsi berdasarkan faktor pendorong yang
disusun
dalam
8
responden diikuti dengan media massa
pertanyaan,
sebanyak 33 orang dan PLKB sebanyak
diperoleh rata-rata sebesar 1,94 yang
12 orang (rerata skor 2,12). Kejelasan
tergolong sedang. Namun hasil tersebut tidak
sebanding
dengan
informasi
keberadaan
responden menyatakan masih ragu-ragu
orang responden tidak mengetahui nama
dan 29 orang tidak tertarik untuk menjalani
kelompok KB Pria di desanya (rata-rata
operasi vasektomi atau bergabung dengan
skor 1,81) dan keberadaan Lomba KB
kegiatan
kelompok
KB
diketahui
oleh
orang
52
(dengan rerata skor 1,80).
kelompok KB Pria (rerata skor 1,92).
menunjang Pria
belum
responden
6. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan
hal tersebut, 51 orang responden ragu-
Adrina., Purwandari, K., Triwijati, N.K.E.,dan Sabaroedin, S. (1998). Hak-Hak Reproduksi Perempuan Yang Terpasung. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Bappeda Litbang Kabupaten Badung. (2013). Badung Dalam Angka.Kabupaten Badung: Badan Pusat Statistik BKKBN.(2004). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
ragu dengan keberadaan kelompok KB Pria dapat mempengaruhi pilihan mereka terhadap metode vasektomi (rerata skor 2,00).
Testimoni
(pengalaman)
diterima
yang telah diterima, sebanyak 52 orang
tergolong rendah. Hal ini dikarenakan 44
untuk
disampaikan
dengan rerata skor 2,28. Dengan informasi
oleh 64 responden (rerata skor 1,41) dan
diadakan
yang
dengan baik oleh 46 orang responden
kelompok KB Pria yang belum diketahui
Lestari
mengenai
kontrasepsi pria paling banyak diterima
Beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi
responden
dari
akseptor vasektomi sebelumnya hanya diterima dengan baik oleh 42 orang responden dan 44 orang responden masih
7
_______. (2004). Pedoman Penggarapan Peningkatan Partisipasi Pria, Dalam Program KB & Kesehatan Reproduksi Yang Berwawasan Jender, Jakarta : BKKBN _______. (2005). KIE Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN _______. (2010). Kontrasepsi Bagi Pasangan Baru Menikah.Jakarta: BKKBN _______. (2013). Profil Keluarga Kabupaten Badung.Badung: BKKBN Dep.Kes RI.(1991). Partisipasi Masyarakat Dalam Bidang Kesehatan, Jakarta: Depkes. RI
dan Tabel Krejcie-Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Universitas Padjajaran Patilima,H. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta Puspawati,I.D. (2013). “Peranan PLKBMeningkatkan Kesertaan Pria Dalam Program Keluarga Berencana di Kecamatan Kuta Selatan,” dalam Skripsi, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Denpasar:STISPOL Wira Bhakti Samosir,O.B. (2010), Dasar-dasar Demografi, Jakarta, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sarwono,S. (2012). Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Suhardono,E. (2001). Refleksi Metodologi Riset: Panorama Survei, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Erviantono,T., Gelgel,A., Ras,N.M., dan Pascarani,N.N.D. (2012). Implementasi Kebijakan Program KB di Kota Denpasar dalam Perspektif New Public Service.Karya Unud Untuk Anak Bangsa. 2. 194-207 Irawati,T. (2010). “Hegemoni Budaya Patriarki Terhadap Kesehatan Reproduksi Perempuan di Masyarakat Kabupaten Bima NTB.”Tesis, Program Studi Kajian Budaya. Denpasar: Universitas Udayana Kantor Kecamatan Abiansemal. (2012). Monografi Kecamatan Abiansemal. Kabupaten Badung: Dokumen Pemerintah
Suprihastuti, (2000), ”Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Vasektomi,” dalam Survey Mini BKKBN di Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Selatan, Jakarta : BKKBN Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. (2012) Jakarta: Badan Pusat Statistik Suryani,N.M. (2012) ”Peranan Banjar Adat dalam Mensukseskan Program Keluarga Berencana di Desa Kediri, Kabupaten Tabanan,” dalam Skripsi, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Denpasar : FISIP Universitas Warmadewa
Mantra, I. B. (2004).Demografi Umum, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nawawi,H. (2012), Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Nugraha,S. (2007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin
8
Warna,M. (2003). “Resistensi Pasangan Usia Subur Etnis Tionghoa Dalam Program Keluarga Berencana di Desa Sidakarya Kecamatan Denpasar Selatan.”Tesis, Pasca Sarjana Program Studi Kajian Budaya. Denpasar: Universitas Udayana Yusuf,M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana
9