DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Edisi I Bulan Februari 2009
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Rapat Konsultasi Teknis Program Obat dan Perbekkes Pertemuan Persiapan Pelaksanaan
Program Subsidi Bahan Baku Obat Sesjen Lantik 883 Pejabat Eselon III & IV
Menkes Lantik 4 PejabatEselon I Dua lagi Peneliti Badan Litbangkes
Peroleh Gelar Profesor Riset
Rangkuman Berita Sekitar Obat dan Alat Kesehatan
Sekilas Tentang
Kopi dan Kafein
Kafein dan Kanker Kulit
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN R. I. Departemen Kesehatan RI - Jl. Rasuna Said Kav. 4-9 SubBag Humas Lt. 8 R. 803 Telp.: 0215214869 / 5201590 #8176
DARI REDAKSI
Hal. 02 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Pengantar
SUSUNAN REDAKTUR PENASEHAT Direktur Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
PENANGGUNG JAWAB Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
KETUA REDAKSI Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat
SEKRETARIS REDAKSI
Assalammu Alaikum & Salam Sejahtera semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Pada Edisi Pertama di tahun 2009 ini Redaksi masih memberikan Liputan-seputar kegiatan dilingkungan Direktorat jenderal Bina kefarmasian dan Alat Kesehatan dan juga Depkes RI. Juga kami tidak lupa menghadirkan Info dan Tips yang berguna bagi pembaca serta Tulisan Ilmiah yang diterima oleh redaksi.
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat
ANGGOTA REDAKSI: Drs Riza Sultoni Apt, MM. Dra. Kuswati Ningsih, MM. Drs. Haryono. Drs. Rahbudi Helmi, Apt Drs Jenry W. Badjongga. H.T. Simanjuntak, Apt. M.Si Beluh Mabasa Ginting, ST Ahadi Wahyu hidayat, S.Sos. Dina Sintia Pamela, S.Si.,Apt. Yulia Yuliarti Barkah, SH. Radiman, Amd.Ak Rudi, Amd.M.I
Kembali kami mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bisa membuat penyajian Buletin infarkes menjadi lebih baik lagi di masa yang kan datang Terima Kasih
Daftar Isi TOPIK UTAMA
Rapat Konsultasi Teknis Program Obat dan Perbekalan Kesehatan..............................................Hal. 03 LIPUTAN
Pertemuan Persiapan Pelaksanaan Program Subsidi bahan baku Obat.................................Hal. 04 Sesjen Lantik 883 Pejabat Eselon III dan IV Depkes RI..................................................Hal. 05 B4M (Bincang Bincang bareng Bu Menkes)........................................................................Hal. 06 Menkes Lantik 4 Pejabat baru Eselon I ..........................................................................Hal. 07 INFO & TIPS
Laporan Perizinan yang Dikeluarkan Bulan januari - Februari 2009.............................Hal. 08 H e p a t i t i s “ B ” d a n Va k s i n h e p a t i t i s “ B ” . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . H a l . 0 9 S e k i l a s Te n t a n g K o p i d a n K a f e i n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . H a l . 1 0 C u p l i k a n B e r i t a S u r a t K a b a r S e p u t a r O b a t d a n A l a t K e s e h a t a n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . H a l . 11
ALAMAT REDAKSI: Departemen Kesehatan RI - Jl. Rasuna Said Kav. 4-9 Sub Bagian Humas Lt. 8 R. 803 Telp.: 0215214869 / 5201590 #8176
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 l Hal. 03 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
R a p a t K o n s u l t a s i T e k n i s Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Rapat Konsultasi Teknis Program Obat dan Perbekalan Kesehatan ditujukan dalam rangka kesamaan pemahaman antara pusat dan daerah dalam Pengembangan Program dan Penganggaran Terpadu serta Akselerasi Pencapaian Sasaran dan Tujuan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan. Acara tersebut dilaksanakan di The Santosa Villas Resort Mataram Lombok, dengan materi yang dibahas antara lain:
2.
3. 1. Kebijakan Dekon, Tugas Pembantu dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; 2. Implementasi Peraturan Menteri Keuangan No. 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 3. Sosialisasi petunjuk Teknis PP Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota; 4. Pengawasan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan di Bidang Obat dan Perbekalan Kesehatan; 5. Capaian Program 2008 dan Percepatan Program Penggunaan Obat Publik & Perbekkes Th. 2009; 6. Capaian Program 2008 dan Percepatan Program Prodis Alkes Th. 2009; 7. Capaian Program 2008 dan Percepatan Program POR Th. 2009; 8. Capaian Program 2008 dan Percepatan Program Farkomnik Th. 2009; 9. Capaian Program 2008 dan Percepatan Program Penunjang Teknis Ditjen Binfar & Alkes Th. 2009. Hasil akhir yang dapat disampaikan berupa komitmen bersama sebagai berikut : 1. Percepatan Pelaksanaan program POR membutuhkan peningkatan kerjasama Pusat dan Daerah sesuai ruang lingkup dan kewenangan
4. 5.
6.
7. 8.
9.
masing-masing, mencakup penyelesaian SK, penggerakan tingkat nasional, tingkat daerah, pelatihan, advokasi, bimtek dan ketersediaan anggaran pusat dan daerah untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Sistem monitoring POR dapat dilaksanakan didaerah untuk pengukuran kinerja dan kepatuhan provider POR untuk kepentingan masyarakat, jika mungkin diintregasikan dengan system pelaporan yang ada. Perlu peningkatan peran daerah dalam rangka percepatan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian di RS Komunitas. Penerapan farmasi klinik di RS dan Komunitas akan mendorong percepatan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian. Peningkatan alokasi anggaran obat dan manajemen pengelolaan obat untuk menjamin ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan hingga tingkat desa. Keseragaman struktur organisasi pengelola obat di Propinsi dan Kab/Kota perlu diupayakan melalui analisa dan beban kerja pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan. Peningkatan Kompetensi SDM dibidang alkes perlu segera dilaksanakan agar akselerasi pencapaian indicator dapat dicapai. Peningkatan kualitas pemeriksaan sarana produksi dan distribusi alkes berpedoman pada SOP yang jelas serta koordinasi yang efektif antara pusat dan daerah. Keseragaman laporan diupayakan secara berjenjang sehingga semua unsur yang terkait dapat berperan aktif demi kelancaran sistem pelaporan dan penyerahan yang tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan.
Dengan adanya pencapaian hasil pertemuan tersebut diatas, diharapkan baik pusat dan daerah kab/kota bisa sejalan untuk menghadapi tiap-tiap permasalahan baik bidang anggaran, kebutuhan SDM, kebijakan, perizinanperizinan dan perundangundangan dan lain-lain yang terkait dengan kefarmasian dan alat kesehatan dengan cepat, tepat mencapai tujuan mengabdi di bidang kesehatan khususnya Depkes. (Rd)
Hal. 04 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Pertemuan Persiapan Pelaksanaan Program Subsidi Bahan Baku Obat
P
ertemuan persiapan pelaksanaan Program Subsidi Bahan Baku Obat antara Menteri Kesehatan dengan para pengusaha farmasi dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2009 di Ruang J. Leimena, Gedung Depkes RI Jakarta. Pada pertemuan tersebut Menkes memberikan paparan didampingi oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan alat Kesehatan ibu Dra. Kustantinah, Apt.,M.App.,Sc serta perwakilan dari Badan POM - Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetikdan NAPZA Ibu Dra. Lucky S. Slamet, M.Sc. Pertemuan tersebut diadakan untuk memberikan penjelasan kepada para pengusaha pabrik farmasi mengenai Tujuan program subsidi bahan Baku Obat, Manfaat kepesertaan program, Kebijakan yang diberikan oleh Departemen Kesehatan, serta Tata cara pelaksanaan program. Tujuan Program Subsidi Bahan Baku Obat antara lain: 1. Menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat diseluruh wilayah Indonesia; 2. Menstabilkan harga obat generik untuk menjamin kelancaran pelayanan kesehatan, utamanya bagi peserta Jamkesmas. 3. Meningkatkan kemampuan Industri farmasi nasional menengah kebawah dalam mengantisipasi krisis ekonomi global. Manfaat kepesertaan progam tersebut adalah: Memperoleh bahan baku obat dengan harga yang terjangkau; Memperoleh Jaminan pasar bagi produk yang menggunakan bahan baku bersubsidi, utamanya sektor pelayanan kesehatan pemerintah; Memiliki kesempatan usaha yang lebih baik dalam melewati masa krisis ekonomi global; Membantu Pemerintah dalam mewujudkan jaminan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat diseluruh wilayah indonesia. Bahan baku obat yang disubsidi terdiri dari 48 jenis, dengan tata cara yang diatur jaminan pasar dinilai tidak akan merugikan para pengusaha pabrik farmasi.(rd)
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 l Hal. 05 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Sesjen Lantik 883 Pejabat Eselon III Dan IV Depkes RI
D
alam waktu dekat, organisasi Departemen Kesehatan RI akan mengalami perubahan dan sekaligus mengubah cara pandang terhadap segala tuntutan dan perubahan lingkungan strategis. Dalam struktur baru tersebut, salah satunya akan dibentuk Pusat Data dan Surveillances Epidemiology. Hal ini membuktikan tekad Depkes dalam menghadapi berbagai penyakit dan risiko penyakit yang berkembang saat ini. Apabila ada suatu kejadian kesehatan di suatu daerah, maka Pusat Data dan Surveillances Epidemiology ini harus turun ke lapangan melakukan langkah-langkah penyelidikan penyebab dan faktor risiko, sehingga masalah kesehatan akan tertangani dengan tuntas. Dengan demikian diharapkan juga akan terkait dengan sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang ada di Desa Siaga. Meskipun Pusat Surveillances ini hanya ada di tingkat Pusat, namun diharapkan fungsi dan sistem di daerah juga dapat menyesuaikan sehingga menjadi suatu rangkaian yang sistemik dari Desa sampai ke Pusat. Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Depkes dr. Sjafii Ahmad, MPH saat melantik dan mengambil sumpah 883 pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Depkes RI, Rabu, 4 Februari 2009, di Balai Kartini, Jakarta. Pejabat yang dilantik tersebut terdiri yaitu 71 orang dari Unit Sekretariat Jenderal, 4 orang Unit dari Inspektotat Jenderal, 303 orang dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL), 350 orang dari Unit Direktorat Jenderal Pelayanan Medik (Yanmedik), 43 orang dari Unit Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (Binkesmas), 14 orang dari Unit Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Binfar dan Alkes), 51 orang dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), dan 47 orang dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM). dr. Sjafii Ahmad mengharapkan pejabat yang baru dilantik untuk peka dan responsif terhadap segala perubahan dan kemungkinan yang akan terjadi. Misalnya, pada saat musim hujan sekarang ini, maka harus waspada akan bahaya banjir dan beberapa penyakit yang berkaitan dengan musim hujan serta. Dalam kesempatan itu, dr. Sjafii Ahmad, MPH mengingatkan agar para pejabat waspada terhadap misi asing berdalih bantuan luar negeri. Jangan sampai terlena dengan hibah atau grant yang diberikan tanpa melihat dampak jangka panjangnya terhadap harga diri bangsa. Oleh karena itu, apabila ada pihak asing yang melakukan pengambilan spesimen darah atau berjanji akan memberikan obat atau vaksin gratis, harus menjadi perhatian khusus dan segera diinformasikan ke pusat. Sebelum mendapatkan ijin dari pusat, maka kegiatan tersebut dianggap ilegal karena spesimen darah rakyat merupakan properti negara yang harus dilindungi. dr. Sjafii Ahmad mengatakan pelantikan ini adalah dalam rangka alih tugas para pelaksana program di Departemen Kesehatan yang ditujukan supaya terjadi perubahan suasana kerja dan mengenal berbagai program. Mutasi ini merupakan lanjutan dari mutasi Eselon I dan II yang baru dilaksanakan, untuk seterusnya akan dilanjutkan dengan mutasi staf masing-masing dengan menggunakan hasil fit and proper test sebagai bahan pertimbangan. Pelantikan pejabat kata dr. Sjafii Ahmad merupakan suatu hal yang biasa dan diharapkan dapat dijadikan penyegaran dan akan memperbaiki kinerja Departemen
Kesehatan. Perputaran dan penempatan pejabat di tempat baru, jangan diartikan bahwa pejabat tersebut tidak kompeten di tempat yang lama, tetapi lebih ke arah memperluas wawasan dan kesiapan berubah dengan tantangan baru. Diakhir sambutannya, dr. Sjafii Ahmad mengucapkan selamat kepada para pejabat yang baru dilantik dan berharap untuk segera mengatur serah terima jabatan agar jabatan tersebut dapat segera dilaksanakan, sampai akhir minggu ini dan awal minggu depan tanggal 9 Februari 2009 sudah dapat masuk di tempat yang baru. Para sekretaris Unit Utama dan Biro Kepegawaian harus memantau proses ini. (Rd)
Hal. 06 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
B4M
(Bincang Bincang Bareng Bu Menkes) ******
B
incang Bincang Bareng Bu Menkes (B4M), menjadi salah satu acara rutin pada trans7 dan Metro TV. Bentuk Talk Show dihadirkan di Trans7 pada hari Jum’at pukul 17.30 - 18.30 Wib, sedangkan di Metro TV ditayangkan dalam bentuk On the Spot setiap hari Senin pukul 08.00 - 09.00 Wib. Kedua tayangan tersebut bertujuan menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang program pembangunan kesehatan dalam bentuk berdialog dengan narasumber dan pelaksana program di lapangan. Untuk tayangan On the Spot lebih menggambarkan dan menyorot pelaksanaan program dilapangan, mengungkapkan keberhasilan melalui penjelasan petugas dilapangan, pejabat maupun pelaksananya. Termasuk mengungkapkan kendala dan solusi yang telah dilakukan. Tayangan Talkshow terbagi menjadi beberapa 5 segmen. Dimana segmen pertama, bercerita tentang pengenalanprogram dan latar belakang. Segmen kedua, pemirsa mendapatkan keterangan dari nara sumber dalam melaksanakan program kesehatan. Segmen ketiga, nara sumber menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi dilapangandan solusi yang dilakukan. Segmen keempat, pakarmenjelaskan program kesehatan sesuai dengan kepakarannya. Dan Segmen terakhir dari rangkaian acara ini adalah untaian dedikasi, yaitu menceritakan pengalaman lapangan oleh pelaku dalam melaksanakan program kesehatan. Dengan kedua program tersebut diharapkan masyarakat mendapatkan informasi secara lengkap dan jelas dengan ada penjelasan langsung dari Menteri Kesehatan. B4M dikemas sebagai tayangan yang menghibur, tapi tidak menghilangkan penyampaian pesan kesehatan sebagai misinya. Dengan tayangan yang menghibur, diharapkan pemirsa menantikan kehadirannya. Dan pada saat yang sama pemirsa akan menerima pesan pesan kesehatan. (rd)
<<<<<< Sambutan & Arahan Direktur Jenderal Binfar dan Alkes memberikan sambutan dan arahan kepada para kandidat dilingkungan Dirjen Binfar & Alkes sesaat sebelum acara pengambilan sumpah jabatan pada acara pelantikan pejabat struktural Eselon III dan IV di lingkungan Depkes RI, Rabu, 4 Februari 2009, di Balai Kartini, Jakarta. didampingi Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktur Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (rd)
<<<<<< FOTO BERSAMA Para pejabat Eselon 3 dan 4 yang dilantik berfoto bersama Dra. Kustantinah, Apt.,M.App.,Sc selaku Direktur Jenderal Binfar dan Alkes didampingi Dra. Meinarwati, Apt.,M.Kes selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan(rd)
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 l Hal. 07 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Menkes Lantik 4 Pejabat Baru Eselon I Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) empat pejabat baru eselon I Departemen Kesehatan, di Jakarta. Mereka yang dilantik adalah Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Prof. Dr. Agus Purwadianto, S.H, M.Si, Sp.F(K) sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), dr. R. Triono Soendoro, Ph.D sebagai Staf Ahli Menkes Bidang Perlindungan Faktor Risiko Kesehatan, dan dr. Ratna Rosita Suryo Subandoro, MPH.M sebagai Staf Ahli Menkes Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi. Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H sebelum dilantik menjadi Dirjen P2PL adalah Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) menggantikan Dr. I Nyoman Kandun, MPH yang telah memasuki masa pensiun. Prof. Dr. Agus Purwadianto, S.H, M.Si, Sp.F(K) sebelum dilantik sebagai Kepala Badan Litbangkes adalah mantan Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes dan pejabat di Badan Penanggulangan Bencana Nasional. dr. R. Triono Soendoro, Ph.D sebelum dilantik menjadi Staf Ahli Menkes Bidang Perlindungan Faktor Risiko Kesehatan menggantikan dr. Indrijono Tantoro, MPH yang telah memasuki masa pensiun adalah Kepala Badan Litbangkes. Sedangkan dr. Ratna Rosita Suryo Subandoro, MPH.M sebelum dilantik sebagai Staf Ahli Menkes Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi adalah Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar menggantikan Drs. H.M. Krissna Tirtawidjaja, Apt. Dalam sambutannya, Menkes minta Prof. Dr. Tjandra Yoga mempunyai sikap mental yang tangguh karena Ditjen P2PL selalu menjadi incaran dan diminati oleh pihak asing yang ingin menguasai ilmu-ilmu tentang penyakit menular yang dimiliki serta pihak yang ingin mengambil keuntungan dari ilmu tersebut. Namun, hubungan dengan pihak asing tetap harus dijalin tetapi secara proporsional, seimbang, setara, dan adil. Hal itu karena tugas utama Ditjen P2PL adalah melindungi rakyat dari segala macam bencana kesehatan. Sedangkan kepada Prof. Agus Purwadianto, Menkes mengharapkan agar Badan Litbangkes dapat melindungi masyarakat dari ancaman masalah kesehatan, karena antara Badan Litbangkes dengan P2PL merupakan dua sisi mata uang yang saling berhubungan. Selain riset, laboratorium-laboratorium yang telah dimiliki perlu dikembangkan lagi, ujar Menkes. Sementara itu, kepada dr. Ratna Rosita, Menkes meminta agar memfokuskan diri pada pengembangan program sistem transfusi darah nasional. Saat ini sudah terdapat 250 unit/pelayanan transfusi darah di seluruh Indonesia. Berarti masih banyak Kabupaten/Kota yang belum memiliki unit transfusi darah. Pelantikan pejabat esselon ini menurut Menkes merupakan bentuk kepercayaan dan sekaligus amanah yang menuntut pengabdian dan pengorbanan saudara dalam upaya untuk membangun negeri serta mensejahterakan rakyat. Dan pergantian jabatan adalah hal yang rutin dan merupakan upaya pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil serta dalam rangka penyegaran guna meningkatkan kinerja organisasi. Oleh karena itu, bagi yang diganti maupun yang menggantikan jabatan supaya dapat menerima dengan ikhlas dan dapat melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Dalam kesempatan tersebut, Menkes menjelaskan, pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang tercantum dalam RPJMN. Dalam RPJMN memuat masalah kesehatan yang dihadapi, sasaran pembanguan kesehatan, dan kebijakan yang ditempuh serta program-program pembangunan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 tahun sampai tahun 2009. Sebagai salah satu pelaksana pembangunan kesehatan, Depkes telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan dokumen perencanaan bersifat indikatif, yang memuat progam pembangunan kesehatan yang dilaksanakan langsung oleh Depkes maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat. Dalam pelaksanaan p e m b a n g u n a n ke s e h ata n , D e p ke s h a r u s mendahulukan program-program prioritas khususnya penurunan Angka Kematian Ibu dan percepatan penurunan Angka Kematian Bayi dan Balita serta percepatan penurunan Angka Kesakitan dan Kematian akibat penyakit menular. Selain itu, didalam Renstra Depkes disebutkan sasaran yang harus dicapai, seperti menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap p e l aya n a n ke s e h a t a n ya n g b e r k u a l i t a s , meningkatkan sistem surveilans monitoring dan informasi kesehatan serta meningkatkan pembiayaan kesehatan, tambah Menkes. Menurut Menkes, tahun 2009 merupakan tahun terakhir yang ditetapkan untuk mengukur kinerja pencapaian terhadap indikator yang telah ditentukan. Penilaian Renstra Depkes bertujuan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang telah dilakukan dalam kurun waktu tersebut. Di akhir sambutannya, Menkes mengharapkan kepada pejabat yang baru dilantik dalam melaksanakan tugas tetap menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan Departemen serta dengan instansi lain di luar Departemen, sesuai dengan tugas masing-masing. Selain itu, dapat terwujudnya Visi Depkes yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat melalui pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan dengan kerja keras, bersinergi, dan baur-membaur.
Hal. 08 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
LAPORAN PERIZINAN PBF, PBBBF, INDUSTRI FARMASI, INDUSTRI OBAT TRADISIONAL, DAN KOSMETIKA YANG DITERBITKAN DITJEN BINFAR & ALKES BULAN JANUARI - FEBRUARI 2009 No
NAMA PERUSAHAAN
1 PT. GLOBAL BEAUTY SCIENCE 2 PT. KOLOSAL PRATAMA 3 PT. REXAFARM 4 PT. HERBACORE 5 PT. GODWAY FARMA 6 PT. ELFISK BORAM FARMA JAYA 7 PT. JAMU PUSPO INTERNUSA 8 PT. RATNA INTAN KUSUMA 9 PT. MADURA MEDICA FARMA 10 PT. JOENOES IKAMULYA 11 PT. JOHNSON & JOHNSON INDONESIA 12 PT. ARMOXINDO FARMA 13 PT. NOVARTIS INDONESIA 14 PT. GRAHA RAYA UTAMA 15 PT. GRAHA FARMA 16 PT. SINAR PRIMA LESTARI 17 PT. GRAHA CITRA MEDIKA FARMA 18 PT. RANTAI REZEKI ROSARI 19 UD. PONNY COLLECTION 20 PT. MEGASETIA AGUNG KIMIA 21 PT. TRIDO ABED UTAMA 22 PT. RENALMED TIARA UTAMA 23 PT. TRIODHARMA SAMRINDO BAHAGIA 24 PT. ROPHEKA FARMA 25 PT. SIYFA BERSAUDARA 26 PT. ENSEVAL PUTERA MEGATRADING 27 PT. IKRARPANCA ABADIMITRA 28 PT. FAIZ PRAKARSA 29 PT. ASITA SUKSES ABADI PHARMINDO 30 CV. SEDAP MALAM 31 PT. PARIT PADANG 32 PT. MARINDA CAHYA MEDIKA 33 PT. SURYA COCO JAYA 34 PT. DASEN JAYA LESTARI 35 PT. AMADEA DEVINA FARMA 36 CV. KARYA MANDIRI 37 PT. TOMEGA ALFA MEDIKA 38 PT. MERIAL ESA 39 PT. SAMUDRA PHARMA ALKESINDO 40 PT. WICANA INDO NUGRAHA 41 PT. GOLDENINDO GUCI CHEMICAL
No. IZIN
Tanggal Terbit
PROVINSI
JENIS IZIN
HK.07.IKOS/I/003/2009 HK.07.PBBBF/I/006/2009 HK.07.PBBBF/I/007/09 HK.07.02/I/008/09 HK.07.01/I/009/09 HK.07.01/I/010/09 HK.07.01/I/011/09 HK.07.01/I/012/09 HK.07.01/I/018/09 HK.07.01/I/019/09 HK.07.PBBBF/I/020/09 HK.07.IF/I/021/09 HK.07.IF/I/022/09 HK.07.01/I/025/09 HK.07.IF/I/026/09 HK.07.01/I/029/09 HK.07.01/I/030/09 HK.07.01/I/031/09 HK.07..IKOS/I/032/09 HK.07.PBBBF/I/033/09 HK.07.01/I/034/09 HK.07.01/I/040/09 HK.07.01/I/041/09 HK.07.01/I/042/09 HK.07.01/I/043/09 HK.07.01/I/044/09 HK.07.01/I/045/09 HK.07.01/I/046/09 HK.07.01/I/047/09 HK.07.IKOS/I/048/09
7 Januari 2009 9 Januari 2009 9 Januari 2009 9 Januari 2009 9 Januari 2009 9 Januari 2009 9 Januari 2009 9 Januari 2009 14 Januari 2009 14 Januari 2009 14 Januari 2009 14 Januari 2009 14 Januari 2009 16 Januari 2009 16 Januari 2009 20 Januari 2009 20 Januari 2009 20 Januari 2009 20 Januari 2009 20 Januari 2009 21 Januari 2009 29 Januari 2009 29 Januari 2009 29 Januari 2009 29 Januari 2009 29 Januari 2009 29 Januari 2009 29 Januari 2009 29 Januari 2009 29 Januari 2009
Banten DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Timur DKI Jakarta Nusa Tenggara Timur DKI Jakarta Jawa Tengah Jawa Timur DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat DKI Jakarta Kalimantan Barat Banten Sumatera Selatan Kalimantan Barat D.I Yogyakarta Sulawesi Selatan DKI Jakarta Sumatera Utara DKI Jakarta Kalimantan Timur Riau Sumatera Utara DKI Jakarta Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Jawa Timur Jawa Tengah
Kosmetika PBBBF PBBBF IOT PBF PBF PBF PBF PBF Kosmetika PBBBF IF IF PBF IF PBF PBF PBF Kosmetika PBBBF PBF PBF PBF PBF PBF PBF PBF PBF PBF Kosmetika
HK.07.PBBBF/I/069/09 HK.07.01/I/091/09 HK.07.IKOS/I/092/09 HK.07.IKOS/I/093/09 HK.07.01/I/095/09 HK.07.01/I/096/09 HK.07.01/I/121/09 HK.07.01/I/122/09 HK.07.01/I/123/09 HK.07.01/I/124/09 HK.07.PBBBF/I/125/09
03 Februari 2009 09 Februari 2009 09 Februari 2009 09 Februari 2009 10 Februari 2009 10 Februari 2009 18 Februari 2009 18 Februari 2009 18 Februari 2009 18 Februari 2009 18 Februari 2009
DKI Jakarta Bali D.I.Yogyakarta DKI Jakarta Jawa Timur Jawa Timur Papua Barat DKI Jakarta Sumatera Utara Sumatera Utara DKI Jakarta
PBBBF PBF Kosmetika Kosmetika PBF Kosmetika PBF PBF PBF PBF PBBBF
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 l Hal. 09 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Pendahuluan: Hati merupakan organ vital terbesar dalam sistem pencernaan tubuh manusia dengan berat rata-rata 1,2 1,8 kg atau kira-kira 2,5 % berat badan orang dewasa. Hati berfungsi dalam reaksi metabolisme tubuh secara kompleks proses-proses penting lainnya seperti penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol dan detoksifikasi racun atau obat yang masuk dalam tubuh. Hepatitis B adalah penyakit peradangan yang disebabkan oleh virus Hepatitis B yang menyerang hati dan dapat bersifat akut, menahun yang mengakibatkan terjadinya pengerasan hati (sirosis) atau kanker hati. Diperkirakan di dunia terdapat 400 juta orang pengidap (carrier) dimana hampir 78% diantaranya tinggal di Asia Tenggara. Indonesia termasuk dalam daerah epidemi kategori
sedang sampai tinggi dengan kisaran morbiditas pada interval: 2,8% - 3,6 %. Penyakit hepatitis dikenal berbagai jenis diantaranya Hepatitis A,B,C,D,E,F,G. Virus hepatitis B terdistribusi diseluruh dunia dengan prevalensi carrier di USA < 1 %, sedangkan di Asia 5-15 %. Masa inkubasi berkisar 15-180 hari, rata-rata 60-90 hari. Cara Penularan: Secara vertikal : penularan dari ibu pengidap hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan pada masa persalinan melalui plasenta. Secara horisontal: penularan dari pengidap virus kepada orang lain melalui hubungan seksual, penggunaan alat suntik yang terpapar virus hepatitis B, pisau tatto, tusuk jarum, penggunaan alat cukur dan sikat gigi serta penggunaan jarum suntik narkoba secara bersama-sama, transfusi darah, tindik telinga, penderita hemodialisis dan gigitan manusia. Sumber Penularan: Hepatitis B dapat menular melalui darah, air seni, tinja, sekresi usus, air liur, semen, sekret vagina, air susu ibu, keringat dan cairan tubuh lainnya. Akibat Terinfeksi Virus Hepatitis B: Seseorang yang terkena penyakit hepatitis B akan mengalami resiko sebagai berikut: Menjadi carrier yang akan menjadi sumber
-
penularan bagi orang lain Berkembang menjadi sirosis yang dapat berlanjut menjadi kanker hati Meninggal dunia
Gambaran Klinis Hepatitis B: Bagian putih mata menguning Gejala biasanya muncul secara tiba-tiba, berupa: penurunan nafsu makan, merasa tidak enak di perut mual, muntah, demam, nyeri dan rasa penuh pada sisi kanan atas perut. Kadang-kadang timbul gejala flu, faringitis, batuk, fotofobia disertai nyeri sendi dan timbul biduran (gatal-gatal). Beberapa hari kemudian , urin warnanya berubah menjadi lebih gelap dan timbul kuning (jaundice). Pada saat ini gejala lainnya menghilang dan penderita merasa lebih baik, meskipun sakit kuning semakin memburuk. Bisa timbul gejala dari kolestatis (terhentinya atau berkurangnya aliran empedu) berupa tinja berwarna pucat dan gatal diseluruh tubuh. Jaundice biasanya mencapai puncaknya pada minggu ke 1 2, kemudian menghilang pada minggu ke 2 4.
-
Diagnosis: Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan darah pada fungsi hati. Pada pemeriksaan fisik, hati teraba lunak dan kadang agak membesar. Diagnosis pasti diperoleh, jika pada pemeriksaan darah ditemukan antibodi terhadap virus hepatitis.
Terapi: Terapi penyakit hepatitis B dapat berupa: Terapi tanpa obat: diet seimbang sesuai tinggi badan, Bobot Badan dan aktivitas. Saat tertentu rendah protein, banyak mengkonsumsi sayur, bumbu masak kunyit, buah misalnya tomat untuk cegah semblit.Kalori berlebih bentuk Karbo Hidrat dapat menambah disfungsi hati kearah pelemakan hati yang akhirnya merusak organ hati. Jumlah kalori lemak sebaiknya<30% dari keseluruhan guna mencegah gangguan jantung, segera istirahat bila merasa lelah, hindari minum alkohol. -
Terapi dengan obat: Golongan obat yang digunakan antara lain Lamivudine efektif dengan membatasi virus Hepatitis B berpoliferasi dengan hambat sintesis DNA-nya dan dihasilkan HBV DNA yang akan menjadi negatif pada pasien dalam kurun waktu 1 bulan, meningkatkan angka serokonversi HBeAg, mempertahankan fungsi hati optimal, menekan proses nekrosis-inflamasi, mengurangi fibrosis. Rasional dalam pemberian secara oral sekali sehari untuk terapi pasien hepatitis B kronis. Dosis anak >12
-
-
thn :100 mg sekali sehari, anak 2-11 thn: 3 mg/kg sekali sehari, Efek Samping: diare, nyeri perut, ruam, malaise, lelah, demam, anemia, neutropenia, trombositopenia, neuropati, jarang pankreatitis. Interaksi obat dengan trimetoprim menyebabkan peningkatan kadar lamivudine dalam plasma.Penatalaksanaan : Tes HBeAg dan anti HBe diakhir pengobatan selama setahun dan kemudian selama 3-6 bln. Hentikan pengobatan setelah setahun jika ditemukan adanya serokonversi HBeAg. Pengobatan lebih lanjut 3-6 bln setelah ada serokonversi HBeAg untuk mengurangi kemungkinan kambuh. Monitoring hati setelah penghentian terapi selama paling sedikit 4 bulan.; Kolagogum sebagai hepatoprotektor; Multi vitamin sebagai terapi penunjang. Terapi dengan obat tradisional: Penggunaan obat yang bersumber tanaman dari pengalaman leluhur secara empiris digunakan mengatasi keluhan hepatitis diantaranya : pasak bumi, akar kuning, daun lidah buaya, tapak liman, kunyit dan sebagainya. Terapi dengan vaksinasi: Interferon merupakan glikoprotein yang diproduksi oleh sel-sel tertentu dan limfosit selama infeksi oleh virus yang mempunyai sistem imun alamiah tubuh yang bertugas melawan virus. Interferon α-2a : sc/im, 4,5 X 106 unit 3 X seminggu dapat ditingkatkan dosis maksimum 18 X 106 unit, 3 X seminggu selama 4-6 bln, Interferon α2b: subcutan(sc), 3 X 106 unit, 3 X seminggu.Tingkatkan dosis 5-10 X 106 unit, 3 X seminggu setelah 1 bulan terjadi efek toleransi, pertahankan dosis maksimum 4-6 bulan kecuali intoleran.
Pengobatan selama ini bersifat pendukung dan lebih banyak dimaksudkan untuk mengurangi angka kematian, menghilangkan keluhan dan gejala klinis yang ada, mencegah terjadinya komplikasi dan perkembangan ke arah penyakit kronis. Pencegahan: - Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diantaranya hindari merokok, menggunakan jamban, menggunakan air bersih, tidak meludah sembarangan, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum mengkonsumsi makan yang bersih, sehat dan bergizi, penggunaan bahan atau alat pelindung diri bagi pekerja (sarung tangan, masker, penutup badan), cegah konsumsi alkohol berlebih dan terus menerus, cegah menggunakan obat penyebab beban kerja hati semakin berat . - Sterilitas yang dijaga dengan baik dan dicegah penularan misalnya: kalau mendapat darah donor melalui transfusi darah, terkurangi dengan menggunakan darah yang telah melalui penyaringan virus hepatitis. - Kepada bayi yang lahir dari ibu penderita hepatitis B diberikan imun globulin hepatitis B dan vaksinasi hepatitis B. Kombinasi ini bisa mencegah terjadinya hepatitis B kronik pada sekitar 70 % bayi. - Vaksinasi hepatitis B merangsang pembentukan kekebalan tubuh dan memberikan perlindungan yang efektif. Kegunaan vaksinasi ini sangat penting karena morbiditas yang tinggi di dunia, belum ada obat yang memuaskan, lebih hemat biaya (cost effective) dan berfungsi untuk memutuskan rantai penularan. - Bagi yang belum mendapatkan vaksinasi tetapi telah terpapar oleh hepatitis, bisa mendapatkan sediaan antibodi untuk perlindungan yaitu globulin serum. Pemberian bertujuan untuk memberikan perlindungan segera terhadap hepatitis virus.
Hal. 10 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Imunisasi dengan vaksinasi: Masuknya organisme atau benda asing kedalam tubuh akan menimbulkan berbagai reaksi yang bertujuan menghancurkan atau menyingkirkan benda pengganggu tersebut. Terdapat 2 sistem pertahanan tubuh (imunitas) yaitu imunitas nonspesifik (innate immunity) dan imunitas spesifik (adaptive immunity). Imunitas nonspesifik merupakan mekanisme pertahanan tubuh terdepan meliputi komponen fisik berupa keutuhan kulit dan mukosa, komponen biokimia seperti asam lambung, lisozim, komponen komplemen netrofil dan makrofag yang melakukan fagositosis terhadap benda asing dan memproduksi berbagai mediator untuk menarik sel-sel inflamasi lain ke daerah infeksi untuk selanjutnya dihancurkan dengan mekanisme inflamasi. Imunitas spesifik memiliki karakteristik khusus antara lain dengan kemampuannya bereaksi secara spesifik dengan antigen tertentu; kemampuan bereaksi dengan cepat dan lebih efisien terhadap antigen yang telah dikenal sebelumnya. Respons ini terdiri dari sistem imunitas seluler yang melibatkan sel limfosit T dan imunitas humoral melibatkan limfosit B dan sel plasma yang berfungsi memproduksi antibodi. Vaksin Hepatitis B Rekombinan-Uniject produk Biofarma adalah vaksin virus rekombinasi yang telah diinaktivasi mengandung antigen virus Hepatitis B, HbsAg yang bersifat non-ifectious dihasilkan dari biakan sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan, yang dimurnikan dengan metoda ultrasentrifugasi, kromatografi kolom dan diaktivasi dengan formaldehid, suspensi berwarna keputihan dalam kemasan alat suntik disposible. Efektif menimbulkan kekebalan terhadap hepatitis B dengan aman karena sekali pakai, dosis tepat, tidak memerlukan banyak inventori. Komposisi: setiap 1 ml vaksin mengandung HbsAg 20 mcg yang teradsorpsi dalam almunium hidroksida 0,5 mg dan thimerosal 0.01 w/w % sebagai pengawet. Efek samping: Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.Keluhan sistemik seperti demam, sakit kepala, mual, pusing dan rasa lelah belum dapat dibuktikan disebabkan oleh pemberian vaksin. Indikasi: hanya untuk hepatitis B Kontraindikasi: hipersensitif terhadap komponen vaksin, pasien infeksi berat disertai kejang. Penyimpanan dan kadaluarsa: suhu ± 2 oC 8 oC dalam ruangan pendingin ( lemari es ) dan batas kadaluarsa 26
bulan. Peringatan dan perhatian: tidak direkomendasikan untuk wanita hamil, suntikan epinefrin selalu tersedia mengatasi syok anafilaktik, jangan diberikan pada daerah gluteal atau intra-dermal karena tidak memberikan respon imun yang optimal dan jangan diberikan secara intravena, pasien dialisis dan lemah imun perlu vaksinasi ulang. Karena masa inkubasi virus hepatitis B panjang maka kemungkinan terjadi infeksi yang tidak diketahui pada saat vaksinasi. Kemasan: HBV Uniject 1 ml/1 dosis (dewasa usia > 10 tahun); 0,5 ml/dosis (bayi dan anak: usia <10 tahun) sebelum digunakan harus dikocok dahulu. Dapat diberikan bersama dengan vaksin DTP,OPV dengan jarum suntik dan lokasi penyuntikan terpisah. Kesimpulan: Hepatitis B merupakan penyakit menular dengan prevalensi yang tinggi, menurunkan kualitas kerja dan dapat dikurangi morbiditas serta mortalitasnya melalui penerapan prinsip PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) diantaranya hindari merokok, menggunakan jamban, menggunakan air bersih, tidak meludah sembarangan, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan, hindari alkohol, cukup istirahat, hindari atau stop pemakaian bersama jarum suntik narkoba, mengkonsumsi makanan bergizi, sayuran (misalnya tapak liman) atau mengandung vitamin E, bumbu masak (misalnya kunyit), buah (misalnya tomat), akar kuning, pasak bumi, daun lidah buaya dan lain-lain. Disamping itu disarankan melakukan vaksinasi hasil rekayasa genetik dari suatu produk bioteknologi, guna menghindari biaya pengobatan yang mahal. Akhir kata, harapan penulis semoga informasi yang tersampaikan berfaedah adanya. Pustaka: 1. Direktorat.Bina POR Ditjen Binfar & Alkes, Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas, DepKes.RI Jakarta, 2007 2. Direktorat .Bina POR Ditjen Binfar & Alkes , Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Depkes RI Jakarta, 2008 3. Biofarma, Vademecum, Bandung, 2007 4. FK UI, Farmakologi Dan Terapi, Edisi 5, Percetakan Gaya Baru, Jakarta, 2007 5. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik DitJen Binfar & Alkes, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hati, DepKes RI Jakarta, 2007 Penulis: *) Drs Jenry W.Badjongga H.T.Simanjuntak Apt.M.Si (Staf Direktorat Bina POR Ditjen Binfar & Alkes Jakarta)
Tabel 2 : Dosis Dan Jadwal Imunisasi Hepatitis B
Kelompok /Groups
Dosis
Bayi (usia < 1 thn) Anak (usia < 10 thn) Dewasa (usia>10 thn) Kelompok Bayi dan anak Dewasa
0,5 ml 0,5 ml 1 ml Alternatif I 0-1-6 bln 0-1-6 bln
KAFEIN tidak selamanya buruk bagi kesehatan. Penelitian terbaru menunjukan kafein dapat membantu memusnahkan sel-sel kulit yang hancur akibat sinar ultraviolet, yang merupakan salah satu penyebab beberapa tipe kanker kulit. Kanker-kanker kulit nonmelanoma yang jarang
Penyuntikan Intramuskular – anterolateral paha Intramuskular oto deltoid Alternatif 2 Alternatif 3 0-1-2 bln 0-1-2-bln 0-7-21 hari
menyebabkan kematian adalah jenis yang paling umum ditemukan pada manusia. Salah satu faktor utama pemicunya adalah paparan sinar ultraviolet yang mengakibatkan kerusakan DNA pada sel-sel kulit. Sel-sel kulit yang rusak itu kemudian bermutasi menjadi kanker. Sebuah studi yang melibatkan l;ebih dari 90 ribu perempuan Kaukasia menemukan setiap cangkir kopi berkafein yang diteguk dikaitkan dengan penurunan resiko sebesar 5% terserang kanker kulit nonmelanoma. Namun, salah satu anggota tim peneliti, Paul Ngiem dari u n i v e r s i t a s Wa s h i n g t o n , A m e r i k a S e r i k a t , mengungkapkan belum mengetahui bagaimana kafein bisa mencegah kanker. Temuan itu, kata Nghiem, tidak lantas berarti anda harus minum kopi dan the secara berlebihan. “Kami tidak merekomendasikan dengan cara apapun agar masyarakat mengubah kebiasaan minum mereka,” ujarnya. (*/Livescience.com/x-8///MediaIndonesia 02 Maret 2009)
Sekilas Tentang
Kopi dan Kafein Efektor utama yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein memberikan efek antagonis terhadap reseptor adenosin, meningkatkan tekanan darah dan homosistein, menstimulasi oksidasi lemak dan pelepasan asam lemak bebas, serta menurunkan sensitivitas insulin. Di lain pihak, selain mengandung kafein, kopi juga mengandung berbagai komponen lain, seperti antioksidan, kalium, niasin, magnesium dan fitokemikal lainnya yang sebaliknya, memberi efek proteksi terhadap sistem kardiovaskuler. Berbagai studi menunjukkan kandungan kafein sebanyak 200 mg (280 gram atau 10 ounces kopi) secara signifikan memperbaiki kemampuan untuk berkonsentrasi, terutama apabila sedang mengantuk, namun kandungan kafein yang berlebihan tidak memberikan hasil yang lebih baik. Dosis tunggal kafein sebanyak 500 mg menunjukkan perburukan kemampuan berpikir sebagian besar individu. Kafein umumnya relatif tidak berbahaya jika digunakan secara sedang (2 cangkir sehari), namun dengan dosis yang lebih tinggi, kafein dapat menyebabkan gejalagejala anxietas (gelisah), seperti berkeringat, tegang dan tidak mampu berkonsentrasi. Dosis tinggi kafein juga dapat memicu hilangnya kepadatan tulang pada wanita paruh baya dan memicu timbulnya rasa nyeri pada wanita paruh baya dengan kelainan fibrokistik jinak payudara. Reaksi setiap individu terhadap kafein berbedab ed a terga nt u n g keb ia s a a n h a ria n d a la m mengkonsumsi kopi. Pada peminum kopi reguler, tidak minum kopi dapat menimbulkan sakit kepala, fatig, perburukan kemampuan mental dan mood. Apabila kopi dikonsumsi lagi, maka gejala-gejala ini akan menghilang. Kafein adalah suatu stimulan yang berefek meningkatkan laju pernafasan, denyut jantung, tekanan darah dan sekresi dari hormon stres dan hormon lainnya. Dosis sedang kafein dapat meningkatkan metabolic energi expenditure (kecepatan metabolik tubuh) dalam beberapa jam, menstimulasi saluran cerna dan memberi efek diuretik (banyak kencing). Sumber: www.kalbenutritionals.com
Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 l Hal. 11 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
“Perlu Kehati-hatian Sebelum Membeli dan Mengkonsumsi Obat”. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Bambang Wispriyono, Phd menjelaskan, banyaknya obat-obatan yang membawa efek samping bagi kesehatan mengharuskan masyarakat untuk lebih bersikap hatihati setiap kali memilih obat, terutama obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Prof Dr dr Wimpie Pangkahila Sp And, FAACS ahli Andrologi dan Seksologi fakultas Kedokteran Universitas Udayana Memberikan tips memilih obat antara lain : 1) perhatikan tanda lingkaran, apakah hijau, biru, atau K dalam lingkaran merah bergaris hitam; 2) baca dengan teliti informasi di label dan etiket obat; 3) Simpan obat sesuai dengan petunjuk; 4) Jangan membeli obat dengan tanda huruf K dalam lingkaran merah tanpa resep dokter; 5) Beli obat disarana pembelian obat yang resmi; 6) Tanyakan pada dokter atau tenaga kesehatan mengenai komposisi dari obat; 7) Setelah beberapa hari sakit terus berlanjut, segera ke dokter (Hr Republika, 06/01/09).------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------“Subsidi Obat Segera Dicairkan” pemerintah segera mencairkan subsidi pembelian bahan baku senilai Rp.200 miliar untuk industri farmasi. Demikian dikatakan Meneri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari di sela acara penganugerahan Top Sembilan Tokoh Newsmaker 2008 oleh Metro TV di Jakarta, kemarin. Menurutnya, langkah itu merupakan yang terbaik guna mempertahankan keterjangkauan harga harga obat oleh masyarakat. Sementara itu, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes Kustantinah mengatakan disamping pencairan subsidi, pemerintah akan mengupayakan keringanan pajak atas biaya masuk obat. Tujuannya mencegah melambungnya harga obat. Namun, ia tidak merinci keringanan pajak tersebut. Pada kesempatan lain, menurut Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Marius Widjajarta seharusnya setelah pajak bahan baku dihapuskan Departemen Perdagangan tahun ini, asumsi kurs rupiah yang dipakai masih setara dengan periode 2005-2006. (Media Indonesia 08/01/09)------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------“ Menkes: Harga Obat Tidak Boleh Naik” Jakarta-Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari mengatakan, kucuran dana subsidi untuk menjaga kestabilan harga obat telah disiapkan. “ saya siapkan Rp 200 miliar. Tapi angka itu belum pasti. Harus dirundingkan terlebih dahulu dengan produsen obat dan lain-lain,” kata Menkes. Kucuran subsidi tersebut dirasa perlu agar tiga poin penting tentang obat tetap teraga. Yakni : kestabilan harga obat murah untuk rakyat, ketersediaan stok obat agar tidak terjadi kelangkaan, dan keterjangkauan distribusi obat bagi masyarakat. Menkes juga kembali menegaskan, agar distributor dan produsen obat luar negeri wajib mendirikan pabriknya di Tanah Air. Dengan begitu, Indonesia tak Cuma dijadikan pasar. Sebaliknya, produsen obat luar negeri juga dituntut turut berinvestasi dan memberikan keuntungan kepada Indonesia. (Jurnal Nasional 08/01/09) ------------------------------------“Menkes Tak Akan ‘Bunuh’ Pabrik Obat” Jakarta-menteri Kesehatan Siti adilah Supari tidak akan menaikan harga obat tahun ini dan berjanji menjaga kestabilan harga obat dan tidak akan menaikan agar terjangkau masyarakat dan selalu tersedia serta mencukupi. Menkes mengaku tidak akan “membunuh” pabrik obat di indonesia. Saat ini pihaknya tengah menggodok kebijakan obat bersama pelaku industri farmasi. Sebetulnya ada hal yang lebih bermakna dari harga obat yaitu saat berjuang melawan pembentukan privatisasi rumah sakit. (Hr Pelita 08/01/09) ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------“ Alat Kesehatan Rp 40 Miliar di Natuna tanpa Tender” Batam- Komisi Pengawas Persaingan Usaha menyatakan pangadaan alat-alat kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Natuna pada 2007 melanggar aturan. Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha Perwakilan Batam Zaki Zein mengatakan proyek senilai Rp 40 miliar itu dilakukan tanpa tender. Komisi sudah melakukan dua kali pemeriksaan pada 16 Mei dan 17 Juni 2008. Pemeriksaan diperpanjang hingga 11 November 2008 oleh tim yang diketuai oleh Ahmad Ramadhan. Hasilnya, diputuskan dugaan pelanggaran terhadap Pasal 22 Undang-Undang tentang larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat. Kasus ini melibatkan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna serta 11 perusahaan peserta tender. Panitia tender dianggap lalai menjalankan tugas lantaran meluluskan dua perusahaan, yaitu Lintas Benua Farma dan Graha Raya Utama. Padahal, dokumen kedua perusahaan ditemukan kesalahan. Selain itu, ada barang yang dibeli tidak dilengkapi brosur untuk produk. (Koran Tempo 08/01/09) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------’Hati-hati Pada Pil Diet’’ Jakarta- Obat-obat diet atau pelangsing beredar secara luas di pasaran termasuk lewat cara pemasaran modern seperti, pemesanan melalui internet. Dr. Saptawati Bardosono, Anggota Staf Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran UI mengatakan, semua produk pelangsing yang menggunakan bahan-bahan kimia sudah pasti membahayakan tubuh manusia. Obat-obatan ini, menjanjikan cara mudah untuk mengatasi masalah berat badan, tapi Food and Drug Administration (FDA) akhir Desember 2008 mengatakan, ramuan tersebut mengandung bahanbahan yang tak terdaftar, termasuk dosis tinggi obat anti kegemukan, juga segala penyebab kanker. Pengujian laboratorium FDA menemukan 28 suplemen diet yang dapat mengirim penggunanya ke dalam gawat darurat. Kebanyakan pil-pil diet ini berasal dari Cina dan hamper semua pil mengandung Sibutramin, penekan selera makan yang kuat yang merupakan kerabat kimia dari Amphetamines. Kandungan kimia ini bisa menyebabkan serangan jantung, stroke dan debar jantung. Terutama bagi orang-orang yang memiliki tekanan darah tinggi atau jantung. Sibutramin juga bahan kimia dalam obat Meridia yang diresepkan yang digunakan untuk mengobati obesitas. Namun pengujian FDA menemukan beberapa pil diet mengandung hampir tiga kali dosis harian yang disarankan. Beberapa pil mengandung Phenolophthalein, zat kimia yang dulu digunakan sebagai obat pencahar, tapi kini ditarik karena berisiko kanker. Produk-produk tersebut adalah Fatloss Slimming, 2 Day Diet, 3x Slimming Power, 5x Imelda Perfect Slimming, 3 Day Diet Japan Lingzhi, 24 Hours Diet, 7 Diet Day/Night Formula, 7 Day Herbal Slim, 8 Factor Diet, 999 Fitness Essence, Extrim Plus dan GMP. Selain itu juga Imelda Perfect Slim, Lida DaDaihua, Miaozi Slim Capsules, Perfect Slim, Perfect Slim 5x, Phyto Shape, ProSlim Plus, Royal Slimming Formula, Slim 3 in 1, Slim Express 360, Slimtech, Somotrin, Superslim, TripleSlim, Zhen De Shou, dan Venom Hyperdrive 3.0 (Hr. Sinar Harapan 10/01/09). --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Syarat Produk Berkode ML dan CL Tak Realistis’’ Ketua Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI), Susanto, mengatakan, untuk mendapatkan izin edar, importir harus memenuhi beberapa persyaratan seperti layout proses produksi, komposisi bahan baku secara terperinci dan detail dan surat penunjukkan keagenan. Secara nasional, konsumsi produk makanan dan minuman impor hanya sebesar 2,5 persen dari total penjualan seluruh anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Sebenarnya, biaya untuk mengurus izin edar satu produk ML tidak terlalu besar, hanya Rp 50.000. Namun, karena persyaratan yang tidak realistis, sulit sekali importir memperoleh
izin edar itu. Ketua Aprindo, Nugroho Setiadharma, mengatakan, 75 persen produk impor yang memiliki izin edar ternyata izinnya palsu. Ini menunjukkan betapa sulitnya mendapatkan izin edar di Indonesia. Karena itulah, Nugroho mendesak agar BPOM maupun Tim Task Force di bawah Departemen Perdagangan untuk menyederhanakan persyaratan dalam memperoleh izin edar produk impor. Hingga saat ini terdapat sekitar 6.000 jenis produk impor yang belum mendapatkan izin edar berkode ML, CL, dan PL dari BPOM (Hr Indo Pos 13/01/09).----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Dikirim Obat-obatan ke Endemik DBD’’ Kupang- Obat-obatan dikirim ke daerah endemic DBD seperti di Kabupaten Ende, Belu dan Kota Kupang. Kasubdin Penanggulangan Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan NTT, dr Bobby Koamesah, mengatakan, selain pengiriman obat-obatan, para petugas medis di lapangan, terutama yang ada di puskesmas dan puskesmas pembangu sudah disiagakan untuk terjun ke lapangan jika DBD mulai menyerang warga. Ia juga meminta masyarakat untuk membersihkan lingkungan di sekitarnya dengan pola menguras, mengubur, dan menimbun (M3) untuk mencegah perkembangbiakkan nyamuk penyebar DBD serta mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan obat anti nyamuk dalam upaya mencegah DBD (Hr Pelita 13/01/09).-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------“Bahan Baku Obat Generik Disubsidi” Jakarta- Departemen Kesehatan akan memberi subsidi dan intensif pasar pada industri farmasi menengah ke bawah melalui program obat generik bersubsidi. Hal ini untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat di Indonesia sebagai antisipasi bila terjadi resesi ekonomi. Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan, harga obatobatan di dalam negeri sangat dipengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sulit diprediksi setahun ke depan karena krisis keuangan global. Di sisi lain, mayoritas obat-obatan tergantung pasokan dari luar negeri dalam bentuk bahan baku maupun obat jadi. Bila harga obatobatan itu melambung, masyarakat menengah ke bawah akan kesulitan mengakses obat-obatan yang dibutuhkan. Untuk itu, pemerintah akan meluncurkan program obat generik bersubsidi (OGS). Program itu untuk menjaga ketabilan harga obat-obatan generik dan obat generik bermerek selama setahun ke depan, memberdayakan kemampuan industri farmasi menengah ke bawah, serta menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat di seluruh provinsi di Indonesia. Dalam program itu, obat-obatan yang dilindungi adalah obat-obatan paling dibutuhkan masyarakat (fast moving) dan obat-obatan untuk menyelamatkan nyawa (life saving). Subsidi juga diberikan bagi obat esensial, obat program kesehatan, dan obat yang tak bernilai ekonomis tetapi sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan (Hr. Kompas, Sinar Harapan, Sentana, Suara Pembaruan, Harian Terbit, Seputar Indonesia, Pelita, Jurnal Nasional, Suara Karya, Media Indonesia, 13/01/09). ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Harga Obat Naik 15 Persen’’ Sekitar 80% obat-obatan generik dan obat paten yang beredar di pasar cenderung mengalami kenaikan harga 5% hingga 15%. Bahkan harga obat yang mengalami kekosongan persediaan naik hingga 50% (Hr Warta Kota 14/01/09). ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Krisis Ubah Perilaku Konsumen’’ Krisis keuangan global mungkin telah memaksa banyak orang menunda liburan impiannya. Namun, konsumen rupanya masih mau membelanjakan uang untuk barang yang dianggap penting, yaitu produk kecantikan dan kesehatan. Hal ini dibuktikan pada survei Internasional oleh perusahaan riset pasar, Synovate, menemukan 41% orang merencanakan membelanjakan jumlah yang sama untuk kosmetik, seperti sebelum mulainya krisis ini. Hanya 27% yang mengatakan mereka akan mengurangi pengeluaran (Hr Kompas 14/01/09). -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Kendalikan Kadar Kolesterol Anda Dengan Cholsa’’ Kolesterol merupakan bagian dari lemak. Ibarat Air dan Api, kolesterol juga diperlukan bila jumlahnya sesuai kebutuhan, namun menjadi petaka jika berlebihan. Menurut Amelia Septy, S. FarmaApt, Product Executive Cholsa, untuk meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) dan menurunkan LDL (Low Density Lipoprotein) ialah dengan cara gaya hidup sehat, seperti diet rendah lemah, berhenti merokok, menjaga berat badan dan rutin berolahraga. Untuk mengendalikan kadar kolesterol bisa melakukan dengan cara cholsa yang merupakan obat dengan ekstrak tanaman herbal yang memberikan indikasi positif dalam penurunan kadar kolesterol serta kecilnya efek samping (Hr Rakyat Merdeka 14/01/09). -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------’Obat Serba Seribu Masih Langka Tuh’’ Obat serba seribu yang diklaim PT Indo Farma telah tersebar ke pelosok Tanah Air merupakan isapan jempol belaka. Sebab masyarakat masih kebingungan mendapatkan 12 produk Indo Farma yang harganya super murah itu. Bahkan banyak yang tidak tahu atas kehadiran obat rakyat berlabel obat Indo serba seribu. Kelangkaan obat generik yang diteliti secara maksimal serta diuji oleh badan POM dan Depkes karena kurangnya sosialisasi dilakukan Indo Farma. Pihak Indo Farma sudah meluncurkan 12 produk dan dianggap sudah terserap dengan baik di seluruh Indonesia. Ke-12 jenis obat dijual dengan harga tetap Rp 1000/strip dan dalam 1 strip terdiri atas 6 hingga 8 butir di antaranya, obat sakit kepala, obat flu dan batuk, obat cacing dewasa dan anakanak, obat maag, obat penambah darah, obat penurun panas anak-anak dan obat batuk cair. Sedangkan komposisi obat-obatan dibuat Indo Farma sangat tepat alias tidak dikurangi sedikit pun. Indo Farma kini menggodok 12 obat terbaru lainnya agar dapat dinikmati masyarakat luas (Hr Rakyat Merdeka 18/01/09).-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Menkes Ancam Cabut Izin Apotek’’ Jakarta-Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengancam bakal mencabut izin apotek yang menolak menjual obat generik. Hal itu dilakukan untuk membuka akses masyarakat mendapat obat murah. ‘’Kami akan peringatan keras. Kalau perlu dicabut izinnya,’’ kata Siti setelah upacara pelantikan pejabat eselon II Departemen Kesehatan di gedung epkes, Jakarta, Kemarin (18/1). Meski izin pembukaan apotek di daerah dikeluarkan pemda, Siti mengingatkan izin it wajib disertai Surat Keputusan (SK) Depkes (Hr. Indo Pos, Suara Karya dan Seputar Indonesia 19/01/09).-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Pahami Khasiat Obat’’ Selama lebih dari tiga tahun bekerja di dunia farmasi, membuat Ilmira Patricia menjadi paham perihal obat-obatan. Meski diakuinya saat pertama menjalaninya diperlukan kerja keras untuk bisa memahaminya dan tidak pernah letih untuk belajar. Menurut Ilmira, tejun ke dunia farmasi tidak mudah. Selain harus jeli dalam melihat produk, juga harus sesuai takaran (Hr. Indo Pos 19/01/09).-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Rumah Sakit Mulai Lirik Obat Herbal’’ Yogyakarta-Para dokter dan rumah sakit kini mulai memberikan resep obat herbal pada pasien, karena harganya lebih murah dibandingkan dengan obat kimia, meskipun efek samping obat herbal belum diketahui karena belum ada penelitian. Hal ini dikemukakan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daerah Istimewa Yogyakarta dr Adam Suyadi, dalam seminar ‘’manfaat herbal dalam bidang kesehatan,’’ di Yogyakarta International Hospital (JIH), Kamis (22/1) (Hr Sinar Harapan 23/01/09). ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hal. 12 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
‘’BPOM Musnahkan Berbagai Obat’’ Sejumlah Petugas BPOM membakar dan memusnahkan berbagai jenis obat, makanan, kosmetik, obat tradisional dengan bahan berbahaya, di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (22/1). Sebanyak 7.605 item dari 400 jenis produk dimusnahkan hasil dari razia dan sitaan Balai POM di Sumbar selama tahun 2008 (Hr Republika dan Jurnal Nasional 23/01/09).-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
‘’Sido Muncul Kerjasamakan Penelitian Obat Herbal’’ Semarang-PT Sido Muncul bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP) melakukan penelitian dan pengembangan tanaman obat herbal. Penelitian dilakukan terhadap dua produk herbal perusahaan jamu itu berupa uji toksisitas dan uji khasiat. ‘’Obat herbal selain murah dan mudah didapat, juga tidak menimbulkan efek samping bagi konsumen,’’ kata Dirut PT Sido Muncul Irwan Hidayat di sela seminar tentang manfaat herbal dalam bidang kesehatan, di Yogyakarta, Kamis (22/1) (Hr Suara Merdeka dan Suara Karya 24/01/09).----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Indonesia Bisa Jadi Kiblat Obat Herbal’’ Semarang-Ketika obat farmasi sudah dikuasai oleh Negaranegara Barat, diharapkan Asia bisa menjadi pusat obat herbal, dan Indonesia menjadi salah satu kiblatnya. Dan Indonesia sangat tepat jika menjadi kiblat bagi jamu herbal dunia. Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang dr Soejoto PAK KK(K) menegaskan, hal ini usai melakukan penandatanganan MoU dengan PT Sido Muncul untuk melakukan penelitian sejumlah produk obat herbal (Hr Kedaulatan Rakyat 27/01/09).--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Puluhan Apotek dan Toko Obat di Depok Ilegal’’ Depok-Dinas Kesehatan Kota meng-sweeping ijin apotek dan toko obat. Dari hasil sementara, diketahui 40 toko obat tidak memiliki ijin operasional. Selain itu, di Apotek dan toko obat tak berijin itu ditemukan ratusan jenis obat daftar G (Obat keras yang dijual bebas dipasaran tanpa resep dokter) dan tanpa nomor registrasi (Hr Republika 27/01/09). -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Harga 45 Jenis Obat Turun’’ Medan-Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari memastikan, pada tahun 2009 tidak akan terjadi kenaikan harga obat di dalam negeri. Ia juga menjamin bahwa harga obat segera turun. ‘’Pemerintah menyubsidi sebesar Rp 290 miliar untuk obat. Jadi harga obat tahun ini tidak naik. Tahun ini, terdapat sedikitnya 45 jenis obat yang akan segera mengalami penurunan harga di pasar dalam waktu dekat,’’ ujar Menkes kepada wartawan di Bandara Polonia, Medan, Rabu (28/1). Menkes tidak menyebutkan jenis-jenis obat yang harganya akan turun. Selain itu, pemerintah juga membeli bahan baku obat dan memberikan pasar obat bagi industri farmasi menengah ke bawah dengan nilai subsidi sebesar Rp 4 triliun. Dana sebesar itu untuk pembelian obat program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang akan terus berlanjut di tahun ini, dan pembelian obat bagi semua kabupaten kota, masing-masing sebesar Rp 2 triliun (Hr Suara Pembaruan dan Harian Waspada 29/01/09).---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’BPOM Tak Akan Permudah Registrasi M/L’’ Jakarta-Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersikukuh tidak akan memberi kemudahan atau memperlonggar syarat registrasi M/L (makanan luar). Syarat yang ditetapkan itu sudah berdasarkan aturan izin edar makanan, minuman dan kosmetika impor. Kepala BPOM Husniah Thamrin Akib menegaskan, Negara juga dirugikan oleh peredaran produk pangan olahan dan kosmetika tanpa izin edar, karena tidak bayar pajak. Sebelumnya, peritel dan pemasok memprotes sulitnya implementasi aturan registrasi M/L, antara lain mengenai penunjukan keagenan, perincian dan komposisi bahan baku. Peritel meminta agar aturan tersebut disederhanakan dengan alasan konsumennya hanya orang asing yang berada di Indonesia (Hr Sinar Harapan 29/01/09).---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Pelabelan Produk Makanan Kemasan Ditertibkan’’ Jakarta-Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mulai menertibkan pelabelan produk makanan kemasan dengan menyisir produk makanan kemasan tanpa label proporsional di pasaran. Hal itu dilakukan karena hingga saat ini masih banyak produsen makanan kemasan yang melanggar ketentuan pelabelan makanan kemasan. Tindakan itu, tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan dan pada akhirnya bisa menyesatkan dan merugikan konsumen (Hr Republika 29/01/09). ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Herbal, Obat Alternatif yang Kian Diminati’’ Data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menyebutkan, saat ini jumlah pengobat tradisional (batra) ada 112. Khusus untuk herbalis yang memproduksi obat herbal jumlahnya 20 produsen. Karena itu, agar tidak salah mengonsumsi, Kabid Regulasi dan Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinkes Kota Yogyakarta drg Tuty Setyowati MM mengingatkan, pastikan bahwa herbal tersebut benar-benar memenuhi standar kesehatan. ‘’Paling tidak, konsumsilah obat herbal yang sudah memiliki Tanda Daftar, karena hal itu jelas terpantau Dinkes. Jika ada herbalis yang belum mempunyai Tanda Daftar, sebaiknya ramuannya jangan diminum,’’ tandasnya (Hr Kedaulatan Rakyat 02/02/09). -------------------------------’Obat Murah Sulit Didapat’’ Obat murah yang disediakan pemerintah melalui program obat rakyat seribu rupiah ternyata sulit diperoleh masyarakat di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), baik di apotek maupun perkotaan. Yang menjadi pertanyaan, apakah program obat rakyat seribu rupiah itu benar-benar ada atau hanya sebuah slogan saja?di mana obat itu dijual? Berapa banyak distribusi obat murah itu? Mengapa tidak semua apotek menjualnya?(Hr. Suara Karya 30/01/09). -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Diduga Daftar Obat Askes Dijual Umum’’ Kuningan-Tindakan medis terhadap pasien pengguna asuransi kesehatan (Askes) di RSUD’45 Kab Kuningan diduga kerap dikelabui dokter yang menanganinya. Salah satu caranya dengan menganjurkan atau memberi resep obat yang dijual secara umum, padahal Askes sendiri telah mengeluarkan daftar obat generik dan komersial untuk pelanggannya. Tindakan dokter dan apotik yang melakukan kerja sama pengelabuan itu telah berlangsung cukup lama. Hal itu tidak diketahui pasien karena pengetahuan terhadap daftar obat rujukan Askes tidak pernah disosialisasikan. Sehingga mereka diduga meraup keuntungan cukup besar dari klaim Askes (Hr Pelita 31/01/09). --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------
‘’Dampak Pemutih Kulit Bisa Makin Hitam/Biru’’ Jakarta-Para konsumen khususnya kaum perempuan yang tergiur dengan produk kecantikan untuk merubah warna kulit jangan terlena. Pasalnya, pemakaian produk pemutih kulit berdampak kurang baik untuk kulit bahkan jika fatal sulit untuk diobati. Ketua Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI) dr Sjarif Wasitaatmadja, SpKK(K), Jumat (30/1) menghimbau agar perempuan lebih teliti dalam memilih dan menggunakan krim pemutih wajah. Krim pemutih yang banyak beredar di pasaran umumnya menggunakan zat hidrokinon dengan kadar di atas batas normal. ‘’Hidrokinon memang memberikan efek yang lebih cepat dan nyata terhadap kulit,’’ ujarnya. Karena memberikan efek yang lebih nyataitulah, kini hidrokinon menjadi zat pemutih yang paling popular dan banyak ditemukan pada krim-krim pemutih. Meski demikian, akibat pemakaian hidrokinon yang tak terbatas, maka zat tersebut sudah ditarik oleh BPOM dari peredaran. Sebab efeknya membuat kulit semakin hitam dan biru (oksonogis) dan sulit diobati (Harian Terbit 31/01/09).----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
‘’Subsidi Bahan Baku Tak Jamin Harga Stabil’’ Jakarta-Subsidi bahan baku obat generik tak menjamin harga obat di tingkat konsumen stabil, karena tidak ada kontrol oleh pemerintah di lapangan. Sebab itu, lebih baik subsidi ditujukan di bagian ujung rantai distribusi, yakni harga obat di tingkat konsumen, sehingga masyarakat bias merasakan manfaat subsidi. Jika subsidi dilakukan di bagian paling ujung distribusi obat, tidak dibutuhkan pengawasan karena penyelenggara pelayanan kesehatan melaporkan ke Depkes selisih harga yang harus diganti (Hr Suara Pembaruan 31/01/09).--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’Balai POM Sita Ribuan Obat Keras dan Jamu’’ Cilacap-Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) Semarang dalam operasinya di daerah Cilacap kemarin, berhasil menyita ribuan obat keras (daftar G) dengan distribusi illegal. Selain itu disita pula ratusan dos jamu tradisional yang siap kirim ke distributor dan agen. Kepala Bidang Penyelidikan BPOM, Dra Rustiawati menjelaskan, obat keras tersebut disita dari rumah Rsm sebanyak 2.000 botol. Terdiri atas 16 jenis obat antara lain Fenilbutason, Antalgin, Deksametason, Parasetamol dan CTM. Temuan obat keras ini menunjukkan para distributor obat berani melawan hukum. Setidaknya para distributor obat itu melanggar UU 23/1992 tentang Kesehatan dan UU 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen (Hr Suara Merdeka 03/02/09).-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’38 Jenis Kosmetik Dilarang Beredar’’ Tegal-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tegal mengeluarkan surat larangan peredaran 38 jenis kosmetik yang mengandung bahan berbahaya. Surat larangan tersebut sudah diedarkan ke seluruh apotek, distributor kosmetik, pemilik salon, dan pemilik toko di Kota Tegal. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Herlien Tedjo Oetami mengatakan, larangan peredaran 38 jenis kosmetik berbahaya itu menindaklanjuti surat Kepala Balai Besar POM Semarang Nomor PO.02.04.86.5.0106 tertanggal 19 Januari 2009. Jenis kosmetik yang berbahaya di antaranya himani face cream dan gold turmeric cream. Dua kosmetik tersebut mengandung merkuri. Selain itu, maya hair dye shampoo mengandung fenilendiamin sulfat, lifeextention/ tooth paste mengandung hydrogen peroksida, serta Revlon top speed (brown black and natural black) mengandung fenilendiamin (Hr Seputar Indonesia 03/02/09).-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------‘’BPOM Grebek Industri Jamu Campur BKO’’ Purwokerto-Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang yang dipimpin Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan Rustiwati, Senin (2/2) menggrebek home industry jamu dengan bahan kimia obat, toko farmasi dan kantor penitipan paket di Banyumas dan Cilacap. Dalam penggrebekan petugas BPOM menemukan 16 jenis jamu dengan bahan kimia obat (BKO) serta dua juta butir obat daftar G yang dikemas dalam 2.000 kaleng antara lain CTM, Fenilbutason, Antalgin (Hr Kedaulatan Rakyat 05/02/09). --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------“Obat Aborsi Marak Diperjualkan” Blitar, Obat penggugur kandungan (aborsi) marak diperjualbelikan di Kab.Blitar Jawa Timur. Anggota Komisi Bid.Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial DPRD Kab.Blitar Panoto membenarkan informasi tersebut. Beliau meminta Dinkes Blitar mengevaluasi sekaligus mengoptimalkan pengawasan terhadap penjual obat di lapangan, tegasnya. (Sindo, 6/2-2009)---- ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------“Harga Turun, Stok Obat Generik Jangan Habis” Yogya, Kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi obat agar harganya bisa turun tidak akan berdampak signifikan. Pasalnya, harga obat sangat tergantung dengan fluktuasi harga dolar. Sedang harga dolar saat ini cenderung naik. Meski begitu pihak rumah sakit menyambut positif kebijakan pemberian subsidi obat tersebut. Demikian disampaikan Kepala Bag. Hukum dan Humas RS Dr Sardjito Yogjakarta, Drs.Trisno Heru Nugroho APP Mkes. Selama ini sebagian besar pasien di RS PKU Muhammadiyah memilih untuk menggunakan obat non generik. Jumlah obat generik 209, sedangkan total semua obat ada 1600. Berbeda denganRS pemerintah, mereka cenderung banyak menggunakan obat generik. Pihaknya akan mematuhi keputusan Menkes. (Kedaulatan Rakyat, 7/2-2009) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------“LIPI Ragukan Kelayakan Alat-alat Kesehatan di Indonesia” Tangerang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meragukan alat-alat kesehatan yang digunakan di rumaha sakit dan pusat pusat pelayanan kesehatandi Indonesia, karena diduga banyak yang belum diuji kelayakan mutu dan kalibrasinya. Apalagi pengujian alat kesehatan di indonesia belum ada, kata Ka.Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2SMTP LIPI) Puji Winarni pada acara Open House LIPI di Tangerang Banten (18/2). Yang menjadi persoalan adalah ketika produk kesehatan impor belum dilengkapi dengan sertifikat atau tida ada sertifikatnya. Disinilah pentingnya bahwa Indonesia membutuhkan lembaga yang menguji alat-alat kesehatan. Saat ini LIPI tengah membangun infrastruktur laboratorium uji kelayakan alat-alat medis yang sesuai dengan standar Internasional. (Suara Pembaruan, 19/2) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------“Iklan Obat Rendahkan Penjual Jamu Gendong” Iklan obat batuk OBH di TV, saya nilai melecehkan penjual jamu gendong, Oleh karena itu, kepada stasiun tv dan pembuat iklan hendaknya menarik kembali iklan tersebut. Dalam iklan itu, saat seorang laki-laki tengah terbatuk dan hendak duduk disebuah shelter, yang saat itu sudah ada penjual jamu gendong. Laki-laki itu memberikan tanda jari telunjuk bahwa dirinya memesan jamu tiba-tiba ada WNI dengan memegangi obat batuk OBH plus, muncul lalu mengiklankan bahwa obat itu mujarab untuk batuk. Dengan penayangan itu seolah merendahkan penjual jamu. Padahal, penjual jamu gendong, bukan musuhnya pembuat obat batuk. Penulis Otto Bekasi. (Pelita 23/2-2009) ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------(***RD)