SALINAN
PUTUSAN NOMOR:16/Pdt.G/2011/PTA.Bdg.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan dalam perkara antara pihak-pihak sebagai berikut: Pembanding, umur 44 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Kabupaten Sumedang, semula Tergugat sekarang Pembanding; MELAWAN: Terbanding, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Sumedang, semula Penggugat sekarang Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut: Telah membaca berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini; TENTANG DUDUK PERKARANYA Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduk perkaranya ini seperti tertera dalam Putusan Pengadilan Agama Sumedang tanggal 13 Oktober 2010 Masehi bertepatan dengan tanggal 5 Dzulqa’dah 1431 Hijriyah Nomor: 1749/Pdt.G/2010/PA.Smd. yang amarnya berbunyi sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughro Tergugat (Tergugat asli) terhadap Penggugat (Penggugat asli); 3. Memerintahkan Panitera untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya
2
meliputi tempat tinggal Penggugat
dan Tergugat dan kepada Pegawai
Pencatat Nikah di tempat perkawinan dilangsungkan; 4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp 196.000,00 (seratus sembilan puluh enam ribu rupiah); Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding tanggal 18 Oktober 2010 Nomor: 1749/Pdt.G/2010/PA.Smd. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Sumedang, Pembanding pada tanggal 18 Oktober 2010 mengajukan permohonan banding terhadap Putusan Pengadilan Agama Sumedang tanggal 13 Oktober 2010 Nomor: 1749/Pdt.G/2010/PA.Smd. Permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 21 Oktober 2010; Menimbang, bahwa Pembanding telah menyerahkan Memori Banding tertanggal 28 Oktober 2010 dan telah diberitahukan kepada
Terbanding pada
tanggal 2 Desember 2010; Menimbang, bahwa sesuai Surat Keterangan Nomor: 1749/Pdt.G/ 2010/PA.Smd. tanggal 9 Desember 2010 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Sumedang, Terbanding sampai dengan tanggal dibuatnya surat tersebut tidak menyerahkan Kontra Memori Banding melalui Kepaniteraan Pengadilan Agama Sumedang; Menimbang, bahwa Pembanding dan Terbanding tidak melakukan inzage meskipun kepada mereka masing-masing telah diberitahukan untuk melakukan inzage; TENTANG HUKUMNYA Menimbang,
bahwa
permohonan
banding
yang diajukan
oleh
Pembanding masih dalam tenggang waktu banding dan menurut tata cara serta memenuhi
syarat-syarat
yang
ditentukan
undang-undang.
Karena
itu
permohonan banding tersebut dapat diterima; Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Bandung setelah membaca, meneliti, dan mempelajari dengan seksama berkas permohonan banding yang terdiri dari: salinan resmi Putusan Pengadilan Agama Sumedang tanggal 13 Oktober 2010 Nomor: 1749/Pdt.G/2010/
3
PA.Smd., Berita Acara Persidangan, surat-surat bukti, Memori Banding, dan surat-surat lainnya yang behubungan dengan perkara ini, dapat menyetujui pertimbangan-pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tingkat pertama karena telah tepat dan benar. Karena itu diambil alih menjadi pertimbanganpertimbangan dan pendapatnya sendiri dalam mengadili dan memutus perkara ini. Akan tetapi Majelis perlu menambahkan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana akan diuraikan di bawah ini; Menimbang, bahwa perkawinan menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Faktanya rumah tangga Pembanding dan Terbanding telah pecah dan Terbanding tidak mau hidup rukun lagi dengan Pembanding meskipun Pembanding masih mencintainya dan sangat berharap dapat hidup rukun lagi dalam rumah tangga dengan Terbanding. Oleh karena perkawinan bukan ikatan lahir saja yang mungkin dapat dipaksakan, akan tetapi juga ikatan batin yang merupakan jiwa dari perkawinan itu sendiri, maka tidak mungkin dapat dipaksakan oleh siapapun, seandainya tetap dipaksakan, pastilah ia akan mencari jalan bagaimana caranya untuk melepaskan ikatan perkawinan itu sehingga akan menimbulkan akibat yang berkepanjangan yang justru dapat menimbulkan madharat yang lebih besar; Menimbang, bahwa Al-Qur’an Surat Al-baqarah 229 menyatakan:
Artinya: “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali sesudah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik”; Meskipun khitab ayat tersebut ditujukan kepada para suami yang akan menalak isterinya, akan tetapi terkandung maksud bahwa suatu perkawinan itu hanya ada dua pilihan, yaitu tetap hidup rukun dalam rumah tangga dengan cara yang ma’ruf sekiranya rumah tangga itu masih dapat dipertahankan, atau cerai dengan cara yang baik jika sudah tidak mungkin dapat dipertahankan lagi; Menimbang, bahwa oleh karena perkawinan antara Pembanding dengan Terbanding sudah tidak mungkin dapat diharapkan untuk hidup rukun lagi
4
dalam rumah tangga, maka tiada pilihan lain melainkan
mengakhiri
perkawinan itu dengan perceraian agar masing-masing pihak dapat dengan bebas menentukan jalan hidupnya sendiri; Menimbang bahwa berdasarkan tambahan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Agama Sumedang dapat dipertahankan dan dikuatkan; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan, maka sesuai ketentuan Pasal 84 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jis Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Panitera Pengadilan Agama Sumedang harus diperintahkan untuk mengirimkan satu helai salinan putusan Pengadilan Agama tersebut yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat dan kepada Pegawai Pencatat Nikah tempat perkawinan dilangsungkan untuk didaftar dalam sebuah daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa perkara ini di bidang perkawinan, sesuai ketentuan pasal 89 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jis Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, semua biaya yang timbul pada tingkat banding harus dibebankan kepada Pembanding; Memperhatikan pasal 7 Undang-undang Nomor 20 Tahun 1947 serta ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang bersangkutan; MENGADILI 1. Menerima permohonan banding dari Pembanding; 2. Menguatkan putusan Pengadilan Agama Sumedang tanggal 13 Oktober 2010 Masehi bertepatan dengan tanggal 5 Dzulqa’dah 1431 Hijriyah Nomor: 1749/Pdt.G/2010/PA.Smd; 3. Membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikian putusan ini dijatuhkan di Bandung pada hari RABU tanggal 26 Januari 2011 Masehi betepatan dengan tanggal 21 Shafar 1432
5
Hijriyah.dalam
sidang
Majelis Pengadilan Tinggi Agama Bandung
oleh kami, Drs.H MUHTADIN, S.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. H.MUHAMMAD SHALEH, S.H., M.Hum., dan H. M. SURURY YS, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis dengan didampingi oleh para Hakim Anggota dan dibantu oleh DEDE SURYADI sebagai Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara; KETUA MAJELIS ttd Drs. H. MUHTADIN, S.H. HAKIM ANGGOTA Ttd
ttd
Drs. H. MUHAMMAD SHALEH, SH. M.Hum.
H. M. SURURY YS, SH. MH.
PANITERA PENGGANTI ttd
DEDE SURYADI Rincian Biaya Proses; 1. Biaya ATK, Pemberkasan Dll…..Rp.139.000,2. Biaya Redaksi……………………Rp. 5.000,-. 3. Biaya Meterai……………………Rp. 6.000,J u m l a h……Rp.150.000,Untuk salinan yang sama bunyinya oleh PANITERA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG TTD. H. TRI HARYONO, SH.