HUBUNGAN RELIJIUSITAS DAN PERILAKU KONSUMEN STUDI KASUS TERHADAP PEMAKAIAN JILBAB PADA MAHASISWI FISIP UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh: Udin Syarifudin 109032200026
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul : HUBUNGAN RELIJIUSITAS DAN PERILAKU KONSUMEN STUDI KASUS TERHADAP PEMAKAIAN JILBAB PADA MAHASISWI FISIP UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1.
Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 juni 2015
Udin Syarifudin
v
vi
vii
ABSTRAKSI
Penelitian ini mengkaji tentang hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen dengan studi kasus terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui relijiusitas dan perilaku konsumen mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk melihat apakah terdapat hubungan antara relijiusitas dan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta untuk mencari tahu seberapa besarhubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-2014, dengan jumlah sampel sebanyak 213 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistem Cluster Sampling dan Sistematik Sampling. Metode pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisis peneliti menggunakan Crosstab dan uji Korelasi Spearman. Berdasarkan hasil uji Spearman diketahui bahwa variabel relijiusitas dan variabel perilaku konsumen memiliki nilai sig < 0.05, yang artinya cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa awal atau Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, terdapat hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen. Kata Kunci: Relijiusitas, Perilaku Konsumen
v
KATA PENGANTAR
Pujisyukurkehadirat Allah Subhanahuwa Ta ‘ala. Yang dalam kesempatan dan kesempitan waktu masa study masih diberikannya nafas dan kemudahan sehingga karya ini dapat terselesaikan diwaktu yang tepat. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada manusia pilihan, suri tauladan terbaik bagi manusia dan cahaya abadi yang mulia, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihiwasallam. Tidak mengurangi rasa hormat peneliti yang menyadari banyaknya pihak yang terlibat serta berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Kepada mereka peneliti ingin sekali berterima kasih secara mendalam. 1. Prof.Dr.Dede Rosyada selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Zulkifly selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak dan Ibu wakil Dekan, serta seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelajaran selama masa study peneliti. 3. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si selaku ketua program studi sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Nur Kafid, MSc. selaku pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulisan skripsi ini. 5. Teruntuk keluargaku, yang sudah dengan sabarnya menunggu, dan saya hanya berimbang balas kata maaf. 6. Teman-teman sosiologi yang selalu mendampingi dan mendukung dengan memahami situasi serta kondisi yang ada. Ahmad fahmiyahya abdillah S. Sos, M. Iqbal Fikri S. Sos, M. SholehKaffah S. Sos. 7. PMII yang selalu dengan bisu dan kesunyiannya memberikan wawasan secara tidak terduga tempatnya dan waktunya. 8. Para Pengurus Besar PMII yang selalu dengan senang hati memberikan pemahahamannya, Carman Ansari Latif S. Sos danAchmad Muzayin Syafrial S. H vi
9. Sahabat-sahabati yang tidak pernah terlupakan PMII KOMFISIP ( Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) 10. Base cemp Israel (Islam RahmatanLielalamiin) yang melidungiku dari cuaca tidak tentu di siang dan malam hari. 11. Juga teruntuk seseorang yang memberikan semangat dan dukungannya dari jauh siapasiapa yang peduli dan tidak terduga orangnya kami berucap kata Terima Kasih. Perihal bantuan dari pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikannya dan menukar dengan pahala juga kebahagiaan Dunia serta Akhirat.
Jakarta, 23 juni 2015
din Syarifudin
vii
DAFTAR ISI
Lembar pernyataan bebas plagiarisme............................................................................ Lembar Persetujuan........................................................................................................ Lembar Pengesahan ....................................................................................................... Abstraksi........................................................................................................................... Kata Pengantar............................................................................................................... Daftar Isi.................................................................................................................... .... Daftar Tabel.................................................................................................................... Daftar grafik…………………………………………………………………………….. BAB I Pendahuluan A. Pernayataan masalah......................................................................... B. Pertanyaan masalah........................................................................... C. Tujuan dan manfaat........................................................................... D. Literatur review................................................................................. E. Kerangka teori................................................................................... F. Hipotesis.......................................................................... ................. G. Opraionalisasi konsep....................................................................... H. Metode penelitian.............................................................................. 1. Pendekatan Penelitian................................................................. 2. Subjek penelitian........................................................................ 3. Waktu dan lokasi penelitian ...................................................... 4. Jenis data............................................................................ 5. Teknik pengumpulan data...................................................... 6. Skala pengukuran ............................................................... 7. Mengelolah dan memproses data........................................... I. Sistematika penulisan....................................................................... BAB II Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta....................... A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta..................... B. Visi, Misi, dan Tujuan.............................................................. C. Fasilitas dan Sarana Pendidikan................................................ 2. Gambaran Umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta............ A. Sejarah FISIIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta...................... B. Program Studi di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta......... C. Profil Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta....... D. Tren jilbab di kalangan Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.................................................................... BAB Hasil Penelitian dan Analisis Data III A. Analisis Deskriptif........................................................................... 1. Relijiusitas Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta viii
i ii iii v vi viii x xiii 1 3 3 4 7 10 10 14 14 14 18 18 18 19 19 20 22 22 23 23 25 25 26 27 30
32 33
a. Dimensi Intelektual.........................................................
BAB IV
b. Dimensi Ritualistik............................................................... c. Dimensi Eksperensial........................................................... d. Dimensi Ideologis................................................................. e. Dimensi Konsekuensial......................................................... 2. Perilaku Konsumen..................................................................... a. Dimensi Pengenalan Masalah............................................... b. Dimensi Pencarian Informasi................................................ c. Dimensi Evaluasi Alternative............................................... d. Dimensi Keputusan Membeli................................................ e. Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli................................ B. Analisis Crosstab....................................................................... C. Analisis Korelasi....................................................................... D. Hasil Analisis Data.................................................................... Penutup
A. Kesimpulan................................................................. .............. B. Saran................................................................................ .......... Daftar Pustaka................................................................................................................ Lampiran Lembar bimbingan Kuesioner……………………………………………………………………………… Uji validitas dan reliabilitas…………………………………………………………… Uji normalitas………………………………………………………………………….. Uji spearman perdimensi……………………………………………………………….
ix
34 36 38 40 41 44 45 47 50 53 54 57 84 91
93 94
xiv xvi xviii xxii xxv xxvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Oprasionalisasi konsep............................................................................ 11
Tabel 1. 2
Oprasionalisasi konsep.......................................................................
13
Tabel 1. 3
Populasi berdasarkan angkatan...............................................................
15
Tabel 1. 4
Distribusi sampel .................................................................................... 16
Tabel 1. 5
Start random
17
Tabel 2. 1
Jumlah mahasiswa FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta dalam empat
27
tahun terakhir.......................................................................................... Tabel 2. 2
Jumlah mahasiswa/i FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta berdsarkan
28
angkatan dan program studi.................................................................... Tabel 2. 3
Mahasiswa FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta berdasarkan jenis
29
kelamin.................................................................................................... Tabel 3. 1
Relijiusitas responden berdasarkan dimensi intelektual.......................... 34
Tabel 3. 2
Deskripsi relijiusitas responden berdasarkan dimensi ritualistik.........
36
Tabel 3. 3
Relijiusitas responden berdasarkan dimensi eksperensial....................
38
Tabel 3. 4
Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ideologis..........................
40
Tabel 3. 5
Relijiusitas responden berdasarkan dimensi knsekuensial...................... 42
Tabel 3. 6
Perbandingan skor antar dimensi relijiusitas........................................... 44
Tabel 3. 7
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah............... 45
Tabel 3. 8
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi...............
47
Tabel 3. 9
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternative................
50
Tabel 3. 10
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan pembelian.............
53
Tabel 3. 11
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca membeli.
55
Tabel 3. 12
Perbandingan skor antar dimensi terkait perilaku konsumen ................. 57
Tabel 3. 13
Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen
58
(pengenalan masalah) ............................................................................. Tabel 3. 14
Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen
59
(pencarian informasi).............................................................................. Tabel 3. 15
Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (evaluasi x
60
alternative)............................................................................................... Tabel 3. 16
Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen
61
(keputusan membeli)............................................................................... Tabel 3. 17
Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (tingkah
62
laku pasca pembelian)............................................................................. Tabel 3. 18
Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen
63
(pengenalan masalah) ............................................................................ Tabel 3. 19
Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (pencarian
64
informasi) ............................................................................................... Tabel 3. 20
Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (evaluasi
65
alternative)............................................................................................... Tabel 3. 21
Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (keputusan 66 membeli)..................................................................................................
Tabel 3. 22
Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (tingkah
67
laku pasca pembelian) ........................................................................... Tabel 3. 23
Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen
68
(pengenalan masalah) ............................................................................ Tabel 3. 24
Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen
69
(pencarian informasi) ............................................................................. Tabel 3. 25
Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen
71
(evaluasi alternative) .............................................................................. Tabel 3. 26
Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen
72
(keputusan membeli) ............................................................................. Tabel 3. 27
Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen
73
(tingkah laku pasca pembelian) ............................................................. Tabel 3. 28
Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen
74
(pengenalan masalah) ............................................................................ Tabel 3. 29
Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (pencarian
75
informasi) .............................................................................................. Tabel 3. 30
Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (evaluasi xi
76
alternative) ........................................................................................... Tabel 3. 31
Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (keputusan
77
membeli) ................................................................................................. Tabel 3. 32
Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (tingkah
78
laku pasca pembelian)............................................................................. Tabel 3. 33
Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen
79
(pengenalan masalah) ............................................................................ Tabel 3. 34
Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen
80
(pencarian informasi).............................................................................. Tabel 3. 35
Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen
81
(evaluasi alternative) ............................................................................. Tabel 3. 36
Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen
82
(keputusan membeli) .............................................................................. Tabel 3. 37
Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen
83
(tingkah laku pasca pembelian) ............................................................. Tabel 3. 38
Tingkat korelasi sepearman .................................................................... 84
Tabel 3. 39
Uji analisa spearman...............................................................................
xii
85
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3. 1
Distribusi sempel berdasarkan program studi …………………………
33
Grafik 3. 2
Relijiusitas responden berdasarkan dimensi intelektual……………….
35
Grafik 3. 3
Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ritualistik………………...
37
Grafik 3. 4
Relijiusitas responden berdasarkan dimensi eksperensial …………….. 39
Grafik 3. 5
Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ideologis ………………..
Grafik 3. 6
Relijiusitas responden berdasarkan dimensi knsekuensial…………….. 42
Grafik 3. 7
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah………... 46
Grafik 3. 8
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi ………..
48
Grafik 3. 9
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternative…………
51
Grafik 3. 10 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan pembelian ………
54
Grafik 3. 11 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca membeli..
55
xiii
40
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan masalah Skripsi ini mengkaji tentang hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen dengan studi kasus terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perilaku mahasiswi FISIP (sebagai konsumen) dalam membeli dan memakai produk jilbab dengan berbagai model dan corak menjadi alasan peneliti untuk mengkaji masalah ini lebih lanjut. Meskipun FISIP bisa dikategorikan sebagai salah satu fakultas umum sejak perubahan status IAIN menjadi Universitas (UIN), tetapi tetap saja FISIP menjadi bagian tak terpisahkan dari ciri khas Universitas Islam, di mana nilai-nilai relijius (Islam) tetap menjadi bagian integral dalam pengajaran, disiplin akademik dan keilmuan dalam kerangka besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Relijiusitas adalah hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan keseharian kita. Relijiusitas erat kaitannya dengan fenomena umum dan berhubungan dengan yang sakral, serta agama yang merupakan institusi yang berbeda-beda dan khusus berkaitan dengan yang Maha Kuasa. Menurut Emile Durkheim, reliji berdasarkan fungsi sosialnya diartikan sebagai sistem kepercayaan dan ritual yang merujuk kepada yang Maha Kuasa bersama-sama orang dalam kelompok sosial yang pada gilirannya akan mendorong mereka untuk bertingkah laku sesuai dengan agamannya dalam segala aspek kehidupan (Nicholas dkk. 2010: 471). Karena relijiusitas ini terkait dengan tindakan sosial individu dalam kelompok sosialnya, maka relijiusitas pun sangat terkait dengan perkembangan zaman. Dengan kata lain, relijiusitas ini pun terkait dengan bagaimana si individu dalam kelompok sosialnya bertindak.
1
Oleh sebab itu, relijiusitas menjadi tolak ukur penting, karena mampu memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia, yaitu dalam bentuk perilaku, gaya hidup, selera, dan sebagainya. Relijiusitas sangat mempengaruhi sifat, kuantitas, dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual. Berdasarkan seks, Hurlock (dalam Inayah, 2010: 3) menerangkan bahwa perempuan cenderung lebih berminat terhadap agama ketimbang laki-laki. Hal ini mungkin terkait dengan kecenderungan perempuan yang lebih mudah menerima dan mengaplikasikan ajaran agama yang diterimanya. Bagi mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, berpenampilan islami (berjilbab atau berkerudung) tidak hanya dalam rangka mengaplikasikan ajaran agama, namun juga menjadi sebuah keharusan, khususnya di lingkungan kampus. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan Rektorat yang memberlakukan peraturan untuk berpenampilan islami (berjilbab atau berkerudung bagi mahasiswi) di lingkungan kampus. Bahkan sebagian mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengenakan berbagai model dan corak jilbab atau kerudung tertentu untuk membedakan dirinya, kelompoknya atau golongannya dari yang lain. Adapun jenis-jenis jilbab secara umum dapat dibagi menjadi 3 macam (Handayani, 2008 : 37), yakni; jilbab besar, jilbab standar, dan jilbab gaul. Di kalangan mahasiswi FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri jenis jilbab standar dan jilbab gaul lah yang banyak diminati. Sementara jenis jilbab besar hanya dikenakan oleh sebagian kecil mahasiswi FISIP Universitas Islam Syarif Hidayatullah Negeri Jakarta. Atas dasar itulah peneliti ingin mengetahui dan mengkaji lebih dalam fenomena tersebut dan mengangkatnya sebagai bahan penelitian yang berjudul “Hubungan Relijiusitas dan Perilaku Konsumen Studi Kasus Terhadap Pemakaian Jilbab Pada Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
2
B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pernyataan masalah yang telah diuraikan diatas, pertanyaan pokok yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana relijiusitas mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah? 2. Bagaimana perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah? 3. Apakah ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumen pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? C. Tujuan Dan Manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian. Secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui relijiusitas dan perilaku konsumen terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara relijiusitas dan perilaku konsumen terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c. Untuk mencari tahu seberapa besar hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Manfaat penelitian. Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan sebagaimana berikut:
3
a. Secara teoritis, mampu memberikan kontribusi pada kajian sosiologi ekonomi, khususnya mengenai perilaku konsumen. b. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan bagi para mahasiswi untuk tidak menutup keingin tahuan atau wawasan diri dari zaman modernitas dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. D. Literatur Review Beberapa studi yang mengkaji tentang relijiusitas dan perilaku konsumen atau sejenisnya, baik yang berdasar pada penelitian langsung maupun hasil refleksi telah banyak diterbitkan dalam bentuk buku, tesis, maupun jurnal. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rima Hidiyanti (2012), yang berjudul “Komunitas Jilbab
Kontemporer
Hijabers di Kota Makasar”. Penelitian tersebut menggunakan metode dekriptif kualitatif berdasarkan data yang ada, hasil dari penelitian menunjukan bahwa hijabers tersebut ternyata mempengaruhi seseorang untuk menjadi lebih banyak mengkonsumi jilbab-jilbabnya bukan lagi karena kebutuhan seorang muslimah¸ tetapi karena modis, karena wanita ingin menunjukan keunikan dalam berpenampilan, sehingga menjadi pusat perhatian bagi orang yang melihatnya. Hal ini sangat wajar, dikarenakan sifat dasar dari perempuan diantaranya ingin dilihat sebagai sosok atau sesuatu yang menarik. Jilbab yang secara makna untuk menutupi aurat, akan tetapi realitasnya justru digunakan sebagai alat untuk menujukan eksistensi diri si pemakainya. Bibit Santoso (2012) yang berjudul “Konsumerisme Dalam Masyarakat Urban Studi Kasus Masyarakat Perkotaan
di Kecamatan Senen Jakarta Pusat ”.
Pasca Sarjana
Universitas Gajah Mada. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatifyaitu suatu proses penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Berdasarkan data-data dalam penelitiandapat disimpulkan bahwa masyarakat Kecamatan Senen Jakarta Pusat adalah masyarakat yang 4
sebagian besar merupakan pendatang (urban)yang datang dari berbagai suku di Indonesia pada awalnya pergi ke kota dengan tujuan untuk mencari nafkah demi penghidupan yang lebih baik dibanding ketika masih berada di kampung halaman, walaupun hanya bermodalkan tekat dan merasa yakin akan kehidupan Masyarakat Kecamatan Senen mayoritas adalah masyarakat yang kelas ekonominya menengah kebawah, hal ini dibuktikan dari hasil penelitian dan hasil informasi dari pejabat resmi yang mendata masyarakat Kecamatan Senen. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan media Televisi terhadap kebiasaan konsumerisme sehari-hari. Televisi merupakan faktor yang dominan dalam kehidupan masyarakat urban Kecamatan Senen karena baik anak-anak maupun orang dewasa selalu menyaksikan tayangan yang ada di televisi sehingga apa yang ditayangkan di media Televisi sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat urban mulai dari cara berbicara, berpakaian, makanan dan minuman yang dikonsumsi,gaya rambut yang dipakai,tas yang dipakai,sepatu,sandal,maupun perilaku-perilaku yang lain. Pada penelitian selanjutnya, yang berjudul “Analisis Proses Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Beras; Studi Kasus Di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur” yang ditulis oleh Rita Nurmalina (2007) di Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis data dengan analisis deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Analisis deskriptif ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang terkait dengan proses keputusan pembelian. Kesimpulan yang didapat oleh peneliti adalah berdasarkan kelas sosialnya. Semakin tinggi kelas sosial, tingkat pendidikan dan rata-rata pendapatan per bulan keluarganya akan semakin tinggi tingkat konsumsi beras. Perbedaan dalam proses pengambilan keputusan terdapat pada pertimbangan utama dalam mengkonsumsi beras, frekuensi dan ukuran pembelian, serta tempat membeli beras. Konsumsi beras kelas atas mempertimbangkan kualitas, ketersediaan, pelayanan, dan 5
kenyamanan di tempat pembelian. Kelas menengah mempertimbangkan kualitas yang sesuai dengan harga, ketersediaan, informasi dan lokasi penjual beras. Kelas bawah sangat mempertimbangkan harga beras. Selain itu juga terdapat penelitian yang dilakukan oleh Septia Anugrah Heni (2013). Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Control Diri Dan Syukur Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja SMA IT Abu Bakar Yogyakarta” ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dan syukur dengan perilaku konsumtif Siswa SMAIT Abu Bakar Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan tekhnik analisis regresi. Hasil analsis data diperoleh koefisien korelasi R = 0,440 dengan p < 0,009. Besarnya sumbangan efektif kontrol diri dengan perilaku kosntumtif r = -0,413 dengan p <0,002 dan kontribusi syukur dengan perilaku konsumtif r = -0,371 dengan p < 0,005. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dan syukur dengan perilaku konsumtif. Dengan kata lain, peningkatan terhadap kontrol diri maka akan disertai dengan penurunan perilaku konsumtif, sebaliknya penurunan terhadap kontrol diri maka akan disertai meningkatnya perilaku konsumtif. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara syukur dengan perilaku konsumtif, artinya peningkatan terhadap syukur sesorang maka akan disertai dengan menurunnya perilaku konsumtif, dan sebaliknya penurunan syukur sesorang maka akan disertai dengan meningkatnya perilaku konsumtif. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Peneliti selanjutnya berjudul “aliran dana kantong mahasiswa”.yang ditulis oleh Amanda Kusuma Wardahani (2010), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian yang menggunakan metode penelitian kuantitatif dan data statistik ini merupakan hasil survei kerja sama antara Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta dan dengan UPN. Hasilnya menunjukan bahwa potensi aliran mahasiswa selama satu bulan mendekati Rp. 383,5 milyar, rata-rata pengeluaran setiap mahasiswa Rp 1.278.350 perbulan dari level diploma, S1 dan S2. Pengeluaran terbesar mahasiswa terserap untuk 6
makan dan minum sebesar 30 persen atau Rp. 390.150 per orang setiap bulannya. Angka itu mengalahkan biaya pengeluaran yang lain. Membengkaknya biaya makan dan minum mahasiswa menimbulkan tanda tanya. Hal ini mengingat Yogyakarta terkenal dengan biaya hidupnya yang lebih murah dibandingkan dengan Propinsi lain di Indonesia. Bisa diasumsikan, kebanyakan mahasiswa itu tidak hanya membeli makan sebagai kebutuhan primer saja, tetapi juga membeli nilai guna makanan sebagai pencipta gengsi.Kenyataan ini tentunya berkorelasi dengan menjamurnya tempat nongkrong mahasiswa disekitar kampus, baik Warung, Kafe, dan Rumah makan. Padahal Daerah Istimewa Yogyakarta lebih dikenal dengan sebutan kota pendidikan,tetapi realitas hasil penelitian ini menunjukan bahwa pundipundi uang mahsiswa lebih banyak mengalir untuk hiburan daripada untuk buku. Dari beberapa penelitin sebelumnya, yang fokusnya berkaitan dengan perihal perilaku konsumen dipengaruhi oleh budaya dan perihal keputusan membeli, maka bisa dilihat perbedaan yang sangat mendasar dengan penelitian ini adalah terletak pada relijiusitasnya yang diukur secara mendalam serta tidak dimilki oleh penelitian sebelumnya dan mencari tahu tentang hubungn relijiusitas dengan perilaku konsumen, Juga sejauh mana hubugan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen. Selain itu penelitian ini juga dikhususkan kepada Mahasiswi saja karena berkaitan dengan penggunaan jilbab. Demikian pula dengan hal pokok yang mendasari teori ini adalah teori sosiologi ekonomi. Dengan asumsi sederhana tidak hanya faktor ekonomi yang mendasari seorang konsumen membeli barang yang banyak atau mahal serta kualitas tinggi, karena bisa saja yang memilki pokok peran penting adalah relijiusitasnya. E. Kerangka Teori Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa permasalahan utama dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya hubungan antara relijiusitas dengan
7
perilaku konsumen. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan Sosiologi Ekonomi. Fokus analisis untuk Sosiologi Ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan mengenai hubungan antara variabel-variabel Sosiologi yang terlihat dalam konteks nonekonomis. Di dalam memahami aspek kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan antara faktor ekonomi dengan faktor lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Dalam teori Embededdness, Granovetter menyebutkan bahwa terdapat 2 hal yang menuntun orang dalam perilaku ekonomi. Pertama, konsepsi under-socialized, yaitu tindakan ekonomi yang rasional dan berorientasi pada pencapaian keuntungan individual (self interest). Dalam under-socialized, kepentingan individu di atas segala-galanya sehingga tidak ada ruang bagi pengaruh budaya, agama, dan struktur sosial terhadap tindakan ekonomi. Jika merujuk pada konsepsi tersebut, mahasiswi dalam hal ini mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai orientasi tertentu dalam mengenakan dan memilih model jilbab, misalnya ingin menunjukkan status dan strata sosialnya kepada orang lain. Kedua, konsepsi over-socialized, yaitu tindakan ekonomi yang kultural dituntun oleh aturan berupa nilai dan norma yang diinternalisasi. Dalam over-socialized, semua perilaku ekonomi seperti memilih pekerjaan, melaksanakan profesi, menjual, membeli, dan sebagainya tunduk dan patuh terhadap segala sesuatu yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat-kebiasaan, dan tata-kelakuan (Damsar, 2009:139). Jika merujuk pada konsepsi tersebut, mahasiswi dalam hal ini mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenakan jilbab bukan hanya karena adanya aturan dari kampus, namun juga sebuah manifestasi dari internalisasi nilai-nilai dalam ajaran agamanya. Agama merupakan sistem sosial yang terlembaga dalam setiap masyarakat. Secara mendasar agama menjadi norma yang mengikat dalam keseharian dan menjadi pedoman. Ajaran-ajaran agama yang telah dipahami dapat menjadi pendorong kehidupan individu sebagai acuan dalam berinteraksi kepada Tuhan, sesama manusia maupun alam sekitarnya.
8
Ajaran itu bisa diterapkan dalam mendorong perilaku ekonomi, sosial, dan budaya (Nasir, 1999:45). Namun, meski agama mempengaruhi perilaku ekonomi, bukan berarti agama hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku ekonomi, dalam arti agama bukan satusatunya penentu perilaku ekonomi, tetapi agama hanya sebagai salah satu variabel penentu. Dalam hal ini agama yang dimaksud fokus pada segi relijiusitas. Mangunwijaya (Anggarasari, 1997:15) membedakan antara religi atau agama dengan relijiusitas. Agama atau religi merujuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturanaturan dan kewajiban-kewajiban, sedangkan relijiusitas menunjuk pada aspek yang dihayati oleh indvidu. Menurut Glock dan Stark (dalam Inayah, 2010: 13) terdapat lima dimensi relijiusitas, yaitu: pertama, dimensi ideologis; keyakinan religius yang dipahami dengan menemukan tujuan dan makna hidup atas dasar kepercayaan yang dimiliki seseorang. Kedua, dimensi ritualistik; relijiusitas yang meliputi kegiatan keagamaan yang mana seseorang terlibat di dalamnya untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Ketiga, dimensi eksperiensial; meliputi pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat komunikasi, walaupun kecil dengan suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir dan otoritas transendental. Keempat, dimensi intelektual; mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritusritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Kelima, dimensi konsekuensial; mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari, atau dengan kata lain sejauh mana implikasi ajaran agama memengaruhi perilakunya. Terkait dengan kegiatan atau tindakan ekonomi, semua kegiatan ekonomi akan berkaitan dan berakhir pada tindakan atau perilaku konsumen. Perilaku konsumen akan
9
menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler, ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, yakni: pertama, pengenalan masalah; faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, di mana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Kedua, pencarian informasi; di mana konsumen merasa terdorong untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya. Ketiga, evaluasi alternatif; konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya. Keempat, keputusan pembeli; setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia. Kelima, evaluasi pasca pembelian; setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen (Sunyoto, 2013:41). F. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho: tidak ada hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ha: ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. G. Operasionalisasi Konsep Konsep dari penelitian ini terdiri dari dua variabel yang akan diuji hubungannya. Dua variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel terikat.
10
1) Menurut Glock dan Stark relijiusitas terbagi menjadi 5 dimensi, yaitu (dalam Inayah, 2010: 13): a) Intellectual invelovment, yaitu sejauh mana orang mengetahui ajaran agamanya. b) Ritual involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang mengerjakan ritual dalam agama mereka. c) Experiental invelovment, yaitu dimensi yang berisikan pengalaman unik dan spektakuler yang merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan d) Ideological invelovment, yaitu sejauh mana orang-orang menerima hal dogmatic. e) Consequential invelopment, yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya di dalam kehidupan sosial” No
1.
Variabel
Dimensi
Indikator
Intelektual
Pengetahuan tentang rukun islam, rukun iman terkait nabi yang ke -25, manusia sebagai khalifah di bumi serta kitab suci Al-Qur’an sebagai mukzijat
Ritual
Mepraktekan rukun islam (puasa + membayar zakat).
- Membayar zakat setiap tahun - Berpuasa di bulan Ramadhan.
Pengalaman
Semua terjadi karena Allah, di gariskan Allah dan sudah ada yang mengaturnya.
- tidak akan berjalan muls tanpa kehendak Allah -segala sesuatu sudah di gariskan Allah -segala sesuatu sudah ada yang
Relijiusitas
11
Item - pengetahuan rukun islam -pengetahuan rukun iman terkait nabi yang ke-25 -manusia di ciptakan menjadi khalifah di bumi - al- qur’an sebagai kitab suci agama islam - pengetahuan tentang kitab suci selain al-qur’an
mengaturnya
Ideologis
Konsekuensial
- setiap orang islam wajib kepercayaan pada rukun percaya rukun iman iman, takdir Allah dan -manusia lahir atas kehendak Allah diciptakan untuk - manusia diciptakan untuk beribadah serta beribadah bertawakal setelah -menyerahkan segala hasil ikhtiar pada allah setelah berusaha - percaya bahwa Allah memberikan kemudahan bagi kemudahan bagi yang yang berusaha, berusaha, mengetahui - Setiap umat Islam wajib bahwa menutup aurat menutup aurat sesuai dengan hukumnya wajib, dan ketentuan agama memakai jilbab serta -Jilbab wajib digunakan untuk melaksanakan shalat 5 menutup aurat waktu -Melaksanakan shalat lima waktu berjamaah
2) Menurut Kotler, tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli ada lima, (dalam Rangkuti, 2009 : 9) yaitu : a) Pengenalan masalah b) Pencarian informasi c) Evaluasi alternatife d) Keputusan membeli e) Tingkah laku pasca pembelian Tabel 1.2: Operasionalisasi Konsep No
Variable Perilaku
Dimensi
Indikator
Item
Pengenalan
karena mendesak, kebutuhan berjilbab (untuk menutup aurat dan termotivasi agama), mengoleksi jilbab, karena
- Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini -membeli jilbab karena anjuran agama menutup aurat -membeli jilbab karena termotivasi agama -senang mengoleksi jilbab
konsumen masalah 1
12
keinginan
Pencarian informasi
Evaluasi
Mencari info kerudung, mengikuti info terkait tentang jilbab, meminta saran sebelum beli jilbab
alternatife
harga mahal, banyak dengan harga murah, sdauh banyak memiliki jilbab
Keputusan
Jilbab yang modis dan
membeli
stylist serta bermerk
Tingkah
Kepuasan terhadap
laku paska
jilbab yang di peroleh
membeli
dan kepercayaan diri ketika menggunakan jilbab
13
- Sebelum membeli mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli - Mengikuti info perihal jilbab sampai yang paling terkini -meminta saran orang lain sebelum membeli jilbab sebagai masukan atau perbandingan -mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu (berdasarkan intensitas) -meminta saran jilbab untuk alat perbandingan(berdasarkan intensitas) - Membeli kerudung yang disuka walaupun harganya mahal - Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah Membeli jilbab walaupun sudah sangat banyak memiliki jilbab. - Membeli kerudung yang disuka walaupun harganya mahal (berdasarkan intensitas) - Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah (berdasarkan intensitas) -membeli jilbab ketika ada jilbab yang diinginkan walaupun sudah memiliki jilbab lebih dari cukup (berdasarkan intensitas) -suka membeli jilbab bermerk walaupun harganya mahal(berdasarkan intensitas) -suka membeli jilbab murah supaya dapat banyak - Menyukai jilbab yang modis dan stylist - Menyukai jilbab yang bermerk - Merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli atau didapatkan - Merasa tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak sesuai dengan apa yang diinginkan -Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari(berdasarkan intensitas)
H. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik. Analisis statistik merupakan semua kenyataan yang berbentuk angka-angka tentang suatu kejadian khusus, dengan mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menggambarkan, menganalisa, atau menginterpretasikan data-data yang berupa angka-angka (Mansoer, 2009: 1). 2. Subjek Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006 : 130). Jadi yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang akan dijadikan responden dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswi FISIP empat angkatan terakhir, yaitu angkatan 2011, 2012, 2013 dan 2014. Alasan dipilihnya mahasiswi empat angkatan tersebut karena frekuensi kehadiran mahasiswi tersebut di kampus masih tinggi dibanding angkatan di atasnya yang sudah menyelesaikan mata kuliah dan mulai mengerjakan tugas akhir. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sendiri terdiri dari empat program studi, yaitu program studi Sosiologi, Ilmu Politik, Hubungan Internasional (Reguler), dan Hubungan Internasional (Internasional). Sedangkan jumlah mahasiswi FISIP dari angkatan 2011-2014 adalah sebanyak 456 mahasiswi dengan sampel sebanyak 213 responden yang diambil secara proporsional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
14
Tabel 1.3: Populasi berdasarkan Angkatan No
Populasi (Angkatan)
Jumlah Mahasiswi
1.
2011
133
2.
2012
114
3.
2013
121
4.
2014
88
Total
456 mahasiswi
Populasi mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 456 orang. Peneliti menetapkan tingkat eror 5 % dengan tingkat kepercayaan 95 %. Dengan demikian penelitian ini menggunakan rumus perhitungan sampel Slovin (Bungin, 2008), berikut adalah rumus perhitungannya :
( ) Keterangan: n = jumlah sampel yang dicari N = jumlah populasi d2 = Nilai Presisi (tingkat eror)
( ) n=
(
)
n= n = 213. 08411 15
Maka jumlah sampel yang akan diambil adalah 213.08411 dibulatkan menjadi 213 mahasiswi sebagai responden. Selanjutnya untuk menentukan responden dalam penelitian ini menggunakan sistem Cluster Sampling dan Sistematik Sampling. Cluster Sampling adalah mengambil sampel tidak berdasarkan individu-individu sebagai anggota unit sampel, tetapi memilih rumpun-rumpun populasi sebagai anggota unit populasi (Bungin, 2013: 116). Dalam menentukan Cluster Sampling, untuk menjaga sebaran responden secara proporsional di setiap jurusan, peneliti menentukan distribusi responden dengan rumus sebagai berikut (Hasan, 2011: 29):
Keterangan : x = jumlah mahasiswi n = jumlah target N = populasi Jurusan
Tabel 1.4: Distribusi Sampel Jumlah mahasiswi Proporsi
Sampel
HI (Internasional)
11
5. 1381579
5
HI (Regular)
223
104. 16447
104
Ilmu politik
87
40. 638158
41
Sosiologi
135
63. 059211
63
Total
457
213
213
Setelah mendapatkan jumlah target respoden di setiap jurusan secara proporsional, langkah selanjutnya adalah mendapatkan target responden tersebut di setiap jurusannya dengan cara Sistematik Sampling yaitu mengambil unit sampel secara sistematis (Bungin, 2013: 111).
16
Dengan metode sistematik sampling, maka langkah selanjutnya peneliti mencari jarak interval terlebih dahulu untuk menentukan jarak antara responden pertama dengan responden selanjutnya, dengan cara populasi mahasiswi setiap jurusan dibagi target responden atau sampel setiap jurusan. Setelah mendapatkan jarak interval, maka langkah selanjutnya adalah menentukan responden pertama atau random start. Untuk menentukan random start ini, terlebih dahulu peneliti menyiapkan daftar nama responden secara berurutan berdasarkan angkatan dari 2011 – 2014. Setelah itu, dilakukanlah random sederhana (simple random) dengan cara mengundi nomor urut responden untuk menemukan angka/nomor urut yang lebih kecil atau sama dengan Interval. Hasil random sederhana inilah yang menjadi random start/ responden pertama. Untuk mendapatkan atau mencapai responden sesuai dengan target, dilakukan dengan cara: Random start + Interval, begitu seterusnya. Tabel 1.5: Tabel start random Jumlah No
Program Studi
Sampel
Interval
Random Start
11
5
11:5=2
1
Mahasiswi 1
Hubungan internasional (Internasional)
2
Hubungan internasional (Regular)
223
104
223:104=2
2
3
Ilmu politik
87
41
87:41=2
2
4
Sosiologi
135
63
135:63=2
1
3. Waktu dan Lokasi Penelitian Peneliti membutuhkan waktu sekitar 6 bulan terhitung dari bulan januari 2014 Sampai bulan juni 2015. Lokasi yang peneliti ambil adalah lingkungan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti memilih lokasi penelitian ini karena peneliti ingin menganalisa secara mendalam mengenai hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen studi kasus
17
terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilihat dari bentuk jilbabnya. 4. Jenis Data a. Data Primer Data yang diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-2014. b. Data Sekunder Sumber data sekunder meliputi peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku, artikel, teori, halaman web, laporan penelitian sebelumnya, jurnal, disertasi, tesis, makalah dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Data Adapun proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuesioner pada responden yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Palispis, kuesioner merupakan sebuah pertanyaan tertulis yang dirancang sesuai dengan topik tertentu yang menjadi fokus penelitian, dilengkapi dengan jawaban yang disediakan dalam setiap pertanyaannya, agar si responden memilih/ memberikan jawaban dari salah satu jawaban-jawaban yang telah disediakan, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang seseorang obyek, atau persoalan-persoalan tertentu yang menjadi fokus penelitian (Palispis,1993: 176). Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya, peneliti terlebih dahulu melakukan Try Out atau uji coba pertanyaan terhadap 12 responden secara acak pada tiap-tiap jurusan di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12 responden ini mewakili tiap-tiap jurusan dari tiap angkatan yaitu angkatan 2011 – 2014. Try Out adalah mencoba instrumen penelitian pada objek penelitian semu, untuk mengetahui kredibilitas instrumen tersebut. (Bungin, 2013: 59) 18
Try Out ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan yang dianggap valid dan reliabel untuk dijadikan pertanyaan yang sebenarnya. 6. Skala Pengukuran Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala ordinal untuk mengukur variable independen (relijiusitas) dan variabel dependen (perilaku konsumen). Skala ordinal adalah angka yang menunjukkan posisi dalam suatu urutan tertentu atau dalam satu seri. Penentuan posisi itu tidak memerhatikan jarak antara data kuantitatif yang satu dengan yang lain (Bungin. 2013: 127). Pada penelitian ini, skala ordinal digunakan pada tiap variabel independen dan dependen untuk melihat tingkatan pada masing-masing pertanyaan yaitu rendah, menengah, dan tinggi. Untuk menentukan tingkatan tersebut maka sebelumnya dilakukan recode (pengkodean ulang) pada tiap item pertanyaan, kemudian dijumlah selanjutnya menentukan nilai maximum dan minimum untuk menentukan nilai dari masingmasing range. 7. Mengolah dan Memproses Data Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating) (Bungin, 2013: 182-184). a. Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. b. Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding. Data yang telah diedit diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.
19
c. Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud dari tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Dalam penelitian ini, program SPSS 20.0 akan mendukung pengolahan data. Penelitian ini menggunakan uji crosstabs untuk melihat konsistensi hubungan antara indepeden variabel (relijiusitas) dengan dependen variabel (perilaku konsumen) dengan uji hubungan yang berbeda. Menurut Nisfianoor (2009) Crosstabs adalah sebuah tabel silang yang terdiri atas satu baris atau lebih, dan satu kolom atau lebih. Fasilitas crosstabs dalam SPSS dapat sekedar menampilkan kaitan antara dua atau lebih variabel, sampai dengan menghitung apakah ada hubungan antara baris dan kolom (Nisfianoor, 2009: 80) Kemudian penelitian ini juga menggunakan analisis spearman. Analisis ini digunakan untuk menghitung data ordinal dan mengukur keeratan hubungan antara dua variable, di mana variabel tidak berdistribusi normal (Nisfiannoor, 2009: 184). I.
Sistematika penulisan Bab pertama adalah Pendahuluan, membahas mengenai pernyataan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, hipotesis, definisi dan operasionalisasi konsep, metode penelitian dan sistematika penulisan. Selanjunya pada bab II, membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi gambaran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang didalamnya membahas sejarah singkat, visi dan misi, serta fasilitas dan sarana yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya pembahasan mengenai gambaran umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didalamnya membahas pula tentang sejarah singkat, program-program studi yang terdapat di FISIP serta menyajikan tentang tren jilbab di kalangan mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20
Kemudian pada bab III akan dibahas mengenai hasil penelitian beserta analisis menggunakan Crosstab dan uji korelasi Spearman. Sedangkan pada bab terakhir atau penutup, yakni bab IV, berisi pembahasan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian serta diakhiri dengan saran dari peneliti.
21
BAB II LOKASI PENELITIAN ` Bab ini membahas mengenai latar belakang FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dilihat dari sejarah, tenaga pengajar, mahasiswa/i, serta trend perilaku mahasiswi secara umum. 1. Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat, Tangerang Selatan. Sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada tahun 1957, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini telah berusia 54 tahun. Lembaga pendidikan ini telah menjalankan tugasnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan, sebagai institusi riset yang mendukung proses pengembangan bangsa dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang terus mendorong program peningkatan kesejahteraan sosial. Selama setengah abad tersebut, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang ini telah menjadi salah satu Universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara singkat sejarah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terbagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode Fakultas IAIN Syarif Hidayatullah, dan periode Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Pedoman Akademik Program Strata 1 2009/2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 5). Pada periode terakhir, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi diubah menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden RI Nomor 031 tanggal 20 mei 2002. Saat ini Universitas Islam Negeri Syarif
22
Hidayatullah Jakarta telah memiliki 13 Fakultas yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Fakultas Dirasah Islamiyah (FDI), Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Sumber Daya Alam dan Lingkungan (FSDAL) dan Sekolah Pascasarjana (Pedoman Akademik Program Strata 1 2009/2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 15). B. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi Berdaya saing tinggi dan terdepan dalam mengembangkan dan mengintegrasikan
aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan.
Misi 1) Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global; 2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendiidikan untuk mengembangkan dan mengitegrasikan aspek keislaman,
C. Fasilitas dan Sarana Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki tiga lokasi kampus. Pertama, kampus I yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda Ciputat. Kedua, kampus II yang terletak di Jl. Kertamukti Ciputat. Ketiga, kampus III yang terletak di Desa Cikuya, Tigaraksa, Kabupaten Tengerang. Kampus III ini direncanakan akan dimanfaatkan sebagai laboratorium agrobisnis dan bisnis industri.
23
Di lingkungan kampus I tersedia 8 gedung perkuliahan dan perkantoran megah dan asri 7 lantai dengan perincian: a. Kantor Rektorat b. Kantor- kantor urusan administrasi universitas c. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan d. Fakultas Adab dan Humaniora e. Fakultas syariah dan Hukum f. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat g. Fakultas Dakwah dan Komunikasi h. Fakultas Ekonomi dan Bisnis i. Fakultas Sains dan Teknologi j. Student Center dan Masjid aal-Jami’ah k. Laboratorium Terpadu l. Perpustakaan Utama m. Auditorium Utama n. Wisma Usaha o. Lab School p. Lapangan Sepakbola Sementara di kampus II terdapat: a. Fakultas Psikologi b. Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan c. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik d. Sekolah Pascasarjana e. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) f. Pusat Bahasa 24
g. Center for the Study of Religion dan Culture (CSRC) h. SYAHIDA Inn i. Lab School (TK Ketilang dan Madrasah Pembangunan) j. Komplek Perumahan Dosen k. Asrama Mahasiswa/i l. Kantor Kompertais dan Pusat Pelatihan PTAIS m. Rumah Sakit Syarif Hidayatullah n. Masjid Fatullah 2. Gambaran Umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta A. Sejarah FISIIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas termuda di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebelum Fakultas Sumber Daya Alam dan Lingkungan (FSDAL) diresmikan pada pertengahan tahun 2014. Didirikan pada bulan Juli tahun 2009, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) langsung membuka tiga program studi yaitu, Sosiologi, Ilmu Politik dan Hubungan Internasional. Program studi tersebut bukan merupakan program studi yang baru karena ketiga program studi tersebut sudah ada sebelumnya. Program Studi Sosiologi merupakan perluasan dari Program Studi Sosiologi Agama (SA) dan Program Studi Ilmu Politik adalah pengembangan dari Program Studi Pemikiran Politik Islam yang awalnya berada di bawah naungan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat sejak tahun 2004. Program Studi Hubungan Internasional juga sudah berkembang beberapa tahun sebelumnya di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Setelah melalui proses panjang, sekitar sejak tahun 2000, akhirnya FISIP berdiri pada bulan Juli tahun 2009 dan terletak di wilayah kampus II, persis berdampingan dengan kampus Fakultas Psikologi. Selain itu, di area kampus II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga
25
terdapat kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Sekolah Pascasarjana, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM), Pusat Bahasa (PB), Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Pustiknas), Syahida Inn, serta beberapa bangunan atau gedung lain di sekitar lainnya. (Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 20). Berdirinya FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 merupakan upaya pemantapan dan reorganisasi kajian-kajian ilmu sosial di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain alasan keilmuan, pembentukan FISIP juga untuk menjawab tuntutan dinamika masyarakat ke depan seiring perubahan sosial yang berjalan cepat. Lahir dari institut pendidikan tinggi yang menggeluti Peradaban Islam, posisi FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta cukup strategis. Berbekal pengetahuan ke-Islaman yang mendalam, FISIP akan memadukan warisan keilmuwan Barat dan Islam dalam mengembangkan ilmu-ilmu sosial. B. Program Studi di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sejak berdirinya pada tahun 2009 yang lalu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas ini telah membuka tiga program studi yakni: 1) Program Studi Hubungan Internasional Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beorientasi pada tuntutan global, yaitu kecendrungan berkembangnya hubungan ekonomi politik internasional dan hubungan politik strategi internasional. Program studi ini juga bertujuan menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan mengkaji, meneliti, dan menerapkan ilmu hubungan internasional dalam merespon isu-isu di dunia internasional. 2) Program Studi Ilmu Politik
26
Program studi ini bertujuan untuk mengembangkan kajian yang mengintegrasikan khazanah ilmu politik baik yang konvensional maupun yang bersumber dari tokoh-tokoh muslim dengan realitas politik di Indonesia. Secara umum program studi ini bertujuan untuk ikut serta mengembangkan ilmu-ilmu sosial yang terpadu dengan ilmuilmu agama alam suatu disiplin ilmu politik. Secara khusus, Program Studi ini ditujukan untuk menghasilkan sarjana Muslim yang memiliki keahlian dalam bidang pemikiran politik dalam Islam yang berkaitan dengan Negara-negara minoritas Muslim. Lulusan prodi ini diharapkan mampu menguasai teori dan metodologi ilmu politik, baik yang berkembang di Barat maupun yang berasal dari khazanah Islam. 3) Program Studi Sosiologi Secara umum, Program Studi ini bertujuan untuk ikut serta mengembangkan ilmu-ilimu sosial yang terpadu dengan ilmu-ilmu agama dalam suatu disiplin ilmu sosiologi agama. Secara khusus, Program Studi ini ditujukan untuk menghasilkan sarjana Muslim yang yang memiliki keahlian dalam bidang ilmu-ilmu sosial keagamaan, khususnya bidang penelitian fenomena sosial keagamaan dan mampu memecahkan persoalan-persoalan yang ditimbulkan. C. Profil Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan data pada tahun 2011-2014 jumlah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut: Tabel 2.1: Jumlah Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam 4 Tahun Terakhir
No
Angkatan
Jumlah
1
2011
277
2
2012
227
27
3
2013
244
4
2014
206 954
Total
Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa FISIP dari 3 program studi yaitu Sosiologi, Ilmu Politik, dan Hubungan Internasional pada tahun 2011 berjumlah 277 mahasiswa, pada tahun 2012 berjumlah 227 mahasiswa, tahun 2013 berjumlah 244 mahasiswa, dan tahun 2014 berjumlah 206 mahasiswa. Selama kurun waktu antara tahun 2011-2014 terjadi fluktuasi jumlah mahasiswa tiap tahunnya. Jumlah mahasiwa pada tahun 2012-2014 menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yakni tahun 2011, meski pada tahun 2013 mengalami peningkatan namun jumlahnya tidak signifikan. Hal itu dikarenakan program studi Hubungan Internasional yang kelas internasional tidak membuka kelas baru. Tabel 2.2: Jumlah Mahasiswa/i FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Angkatan dan Program Studi No
Angkatan
Program Studi
Jumlah
1
2011
Hubungan Internasional
118
Ilmu Politik
106
Sosiologi
53
Hubungan Internasional
101
Ilmu Politik
67
Sosiologi
59
Hubungan Internasional
95
Ilmu Politik
75
2
3
2012
2013
28
4
2014
Sosiologi
74
Hubungan Internasional
96
Ilmu Politik
51
Sosiologi
59
Total
954
Tabel di atas adalah jumlah mahasiswa berdasarkan jurusan dari tahun 2011-2014 yang menunjukkan bahwa Program Studi Sosiologi pada tiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah mahasiswa, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan jumlah mahasiswa. Sedangkan Program Studi Ilmu Politik mengalami fluktuasi jumlah mahasiswa pada tiap tahunnya, pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya, meski pada tahun berikutnya mengalami peningkatan namun pada tahun 2014 kembali mengalami penurunan jumlah mahasiswa. Begitu halnya dengan Program Studi Hubungan Internasional, pada kurun waktu antara tahun 2012-2013 mengalami penurunan jumlah mahasiswa, baru pada tahun berikutmya yakni tahun 2014 mengalami peningkatan jumlah mahasiswa. Hal itu dikarenakan program studi Hubungan Internasional yang kelas internasional tidak membuka kelas baru. Tabel 2.3: Data Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
497
2
Perempuan
457
Total
954
29
Tabel di atas menunjukkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) angkatan 2011-2014 didominasi oleh mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, yakni sebanyak 497 orang. Sedangkan mahasiswa berjenis kelamin perempuan sebanyak 369 orang. Namun, dalam penelitian ini tidak semua mahasiswa FISIP menjadi subjek penelitian, hanya mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan. Dengan kata lain, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni sebanyak 457 orang. D. Tren Jilbab di Kalangan Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Perilaku konsumtif cenderung paling banyak dialami oleh para remaja. Menurut Kanopka, ada tiga kelompok usia dalam remaja, yaitu: early adolescence (remaja awal) dengan usia berkisar antara 12 sampai 15 tahun, middle adolescence (remaja madya) dengan usia berkisar 15 sampai 18 tahun, dan late adolescence (remaja akhir) yaitu 19 sampai 22 tahun (Nurihsan, 2009:9). Sedangkan menurut Herdiyani (2004), remaja putri adalah sosok yang ingin tampil cantik dan menarik. Dengan demikian, mahasiswi dapat dimasukkan dalam kategori remaja middle and late adolescence (18 sampai 23 tahun) yang cenderung bersifat transisi untuk tampil lebih cantik dan menarik. Hal ini terlihat dari cara mereka dalam berdandan, bergaul, atau gaya hidup yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara mengenai remaja, maka akan berbicara mengenai budaya mereka. Tentunya tentang gaya hidup (life style) mereka, seperti; pergaulan, musik, fashion, dan bahasa. Jika membicarakan gaya hidup, khususnya remaja sebagai masyarakat konsumen menjadi komoditas industri gaya hidup. Kemudian membicarakan pergaulan yang menyangkut fashion atau penampilan. Fashion menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja khususnya perempuan, karena fashion menjadi bagian penting bagi penampilan remaja. Bagi perempuan, fashion mempunyai banyak fungsinya, diantaranya; sebagai daya tarik, nilai ekonomi, nilai sosial dan status. Pengetahuan teknologi dan informasi yang lebih modern, pencitraan 30
pergaulan yang lebih luas mempengaruhi tingkat kehidupan yang dianggap modern, gaul dan keren oleh mahasiswa. Gaya hidup konsumtif meliputi seluruh kelompok masyarakat termasuk mahasiswa. Dalam penelitian ini, manifestasi dari perilaku konsumtif adalah dalam hal pengenaan jilbab. Saat ini mahasiswa telah berubah dalam hal berpakaian, pergaulan, pemakaian uang dan kebutuhan lain yang menjadi berlebihan, tidak sesuai kebutuhan. Di lingkungan FISIP semakin variatifnya cara mahasiswi dalam berjilbab. Jibab yang dikenakan tidak hanya sekedar berjilbab menutup aurat saja melainkan beragam bentuk dan modelnya tergantung selera pemakainya. Banyaknya model jilbab yang bermunculan seperti paris dan pashmina. Selain itu, munculnya berbagai istilah tentang cara berjilbab seperti jilbab gaul, jilbab modis, dan juga jilbab syar’i membuktikan bahwa jilbab yang bervariasi kini telah digemari oleh mahasiswi FISIP.
31
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini, peneliti akanmenyampaikan temuan dari hasil penelitian yang diolah menggunakan teknik statistik. Adapun yang disajikan dalam bab ini adalah analisis deskriptif, serta analisis hubungan antara variabel relijiusitas dengan perilaku konsumen dengan menggunakan uji Crosstabs dan Spearman’s berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari lapangan. 1. Analisis Deskriptif
Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa populasi dalam penelitian ini yakni seluruh mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 20112014 yang berjumlah 457 mahasiswi. Sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 213 mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Komposisi sampel tersebut terdiri dari 4 program studi yang berada di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu program studi Hubungan Internasional (Internasional) dengan jumlah responden sebanyak 2.3%, Hubungan Internasional (Reguler) sebanyak 48.8%, Sosiologi sebanyak 29.6%, dan Ilmu Politik sebanyak 19.2%. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada diagram berikut. Grafik3.1: Distribusi Sampel Berdasarkan Program Studi
32
Frequency, HI Reguler, 104
Frequency Percent
Frequency, Sosiologi, 63
Percent, HI Reguler, 48.8
Frequency, Ilmu Politik, 41 Percent, Ilmu Politik, 19.2
Frequency, Percent, HIHI Internasional, 5 Internasional, 2.3
Percent, Sosiologi, 29.6
A. Relijiusitas Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Merujuk pada konsepsi relijiusitasmenurut Glock dan Stark(dalam Nur Alfi Inayah, 2010: 13), relijiusitas dapat diketahui dari beberapa dimensi, yakni; ritual, ideologis, intelektual, pengalaman, dan konsekuensial. Alasan digunakannya kelima dimensi tersebut karena cukup relevan dan mewakili keterlibatan keagamaan pada setiap orang. Kelima dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain dalam memahami relijiusitas yang mencakup unsur ilmu (pengetahuan), aqidah (keyakian), spiritual (praktek keagamaan), ihsan (pengalaman), dan amal (pengamalan). Kemudian dimensi-dimensi tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator yang diwujudkanberupa pertanyaan maupun pernyataan. Kemudian masing-masing jawaban dari setiap pertanyaan maupun pernyataandiberi skor seperti berikut; nilai SS (Sangat Setuju) diberi skor 4, S (Setuju) diberi skor 3, TS (Tidak Setuju) diberi skor 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1. Begitu pula pada pertanyaan maupun pernyataan yang terkait dengan intensitas, dengan pilihan jawaban; SS (Sangat Sering) diberi skor 4, S (Sering) diberi skor 3, KK (Kadang-kadang) diberi skor 2, dan TP (Tidak Pernah) diberi skor 1. Deskripsi dari masing33
masing dimensi pada variabel relijiusitas berdasarkan hasil penyebaran kuesioner tersebut hasilnya dijelaskan sebagaimana di bawah ini. 1. Dimensi Intelektual Dimensi iintelektual (religious knowledge) adalah dimensi yag menyangkut tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang mengenai ajaran agamanya (Djamaludin Ancok, 2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi intelektual dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut. Tabel 3.1: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Intelektual
Frekuensi No
1
Indikator
Setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam
SS
S
TS
STS
187
26
-
-
189
24
-
-
135
74
4
-
179
32
2
-
Nabi Muhammad SAW adalah 2
Nabi yang wajib diimani oleh setiap muslim
3
Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi Al-qur’an adalah kitab suci agama
4
Islam yang sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW
34
Grafik 3.2: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Intelektual
Al-qur’an adalah kitab suci agama Islam yang sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW
Manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin di muka bumi
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang wajib diimani oleh setiap muslim
Setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam
Sangat tidak setuju
0% 0.90%
16%
0% 1.90%
0% 0%
0% 0%
Tidak setuju
84%
34.70%
11.30%
88.70%
12.20%
Setuju
63.40%
87.80%
Sangat setuju
Berdasarkan data dari tabel di atas,pada indikator pertama yang berisi pernyataan setiap musim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab sangat setuju yaitu sebanyak187responden atau sekitar87.8% responden, kemudian sebanyak 26 responden atau sekitar 12.2% responden menyatakan setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Begitu pula pada indikator berikutnya, yakni pernyataan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang wajib diimani oleh setiap muslim, mayoritas responden menyatakan sangat setuju yaitu sebanyak 189 responden atau sekitar 88.7%, adapun sebanyak 24 responden atau sekitar 11.3% menyatakan setuju, dan tidak satupun responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setujudengan pernyataan tersebut. Demikian juga pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 135 responden (63.4%) mengungkapkan sangat setuju bahwa manusia diciptakan untuk menjadi 35
peimpin di muka bumi, 74 responden atau sekitar 34.7% respondenmenyatakan setuju, 4 responden atau sekitar 1.9%responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Tidak ubahya pada indikator terakhir, mayoritas responden atau sebanyak 179 responden (84%)juga mengungkapkan sangat setuju bahwa Al-qur’an adalah kitab suci agama Islam yang sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW, 32 responden atau sekitar 16% responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 2. Dimensi Ritualistik Dimensi ritualistik (religious practice) adalah dimensi yang mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan seseorang untuk menujukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya (Djamaludin Ancok, 2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi ritualistik adalah seperti berikut. Tabel 3.2: Deskripsi Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ritualistik
Frekuensi No
1
2
Indikator
Membayar zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim Berpuasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim
SS
S
TS
STS
174
39
-
-
170
43
-
-
KK
TP
Frekuensi No
Indikator SS
36
S
1
Menjalankan
shalat
fardlu
tepat
29
waktu
138
46
-
Grafik 3.3: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ritualistik
tidak setuju, Menjalankan sangat setuju, shalatsetuju, Menjalankan lima waktu tepat shalat lima waktu Menjalankan shalat waktu, 21.6% tepat waktu, 64.8% lima waktu tepat waktu, 13.6%
tidakpernah
kadang-kadang
sering
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
setuju, Berpuasa di sangat setuju, bulan Ramadhan Berpuasa di bulan hukumnya wajib bagi Ramadhan setiap muslim, 20.2% hukumnya wajib bagi setiap muslim, 79.8% setuju, Membayar sangat setuju, zakat merupakan Membayar zakat salah satu kewajiban merupakan salah seorang muslim, satu kewajiban 18.3% sangat sering seorang muslim, 81.7% sangat setuju
Berdasarkan tabel di atas, pada indikator pertama yang berisi pernyataan membayar zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim menunjukkan bahwamayoritas responden atau sebanyak 174 responden (81.7%) menyatakan sangat setuju, adapun 39 responden atau sekitar 18.3% yang menyatakan setuju, namun tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Begitu halnya pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 170 responden (79.8%) mengungkapkan sangat setuju bahwa berpuasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, sementara 43 responden atau sekitar 20.2% mengungkapkan setuju, sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Berbeda halnya pada indikator terakhir yang berisi pernyataan terkait intenitas, mayoritas responden atau sebanyak 138 responden (64.8%) mengaku sering menjalankan
37
shalat lima waktu tepat waktu, sedangkan 46 responden atau sekitar 21.6% mengaku kadankadang, 29 responden atau sekitar 13.6% mengaku sangat sering, dan tidak satupun responden yang mengaku tidak pernah menjalankan shalat lima waktu tepat waktu. 3. Dimensi Eksperensial Dimensi eksperensial (religious experience) adalah dimensi yang berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang (Djamaludin Ancok, 2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi eksperensial adalah seperti berikut. Tabel 3.3: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Eksperensial
Frekuensi dan Prosentase No
Indikator SS
S
TS
STS
133
75
2
3
119
90
2
2
131
76
4
2
Segala sesuatu tidak akan berjalan 1
dengan mulus tanpa kehendak Allah
2
3
Segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan oleh Allah Segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ada yang mengaturnya
38
Grafik 3.4: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Eksperensial 0.90% 1.90%
Segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ada yang mengaturnya
0.90% 0.90%
Segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan oleh Allah
1.40% 0.90%
Segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah
Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju
35.70%
42.30%
35.20%
61.50%
55.90%
62.40%
Sangat setuju
Tabel di atas menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 133 responden (62.4%) menyatakan sangat setuju bahwa segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah, 75 responden atau sekitar 35.2% menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan tidak setuju, dan 3 responden atau sekitar 1.4% menyatakan sangat tidak setuju. Sementara pada indikator berikutnya yang berisi pernyataan bahwa segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan oleh Allah, mayoritas responden atau sebanyak 119 responden (55.9%) menyatakan sangat setuju, 90 responden atau sekitar 42.3% menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan tidak setuju, dansisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju. Demikian juga pada indikator terakhir yang berisi pernyataan bahwa segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ada yang mengaturnya, mayoritas responden atau sebanyak 131 responden (61.5%) menyatakan sangat setuju, 76 responden atau sekitar 35.7% menyatakan setuju, 4 respoden atau sekitar 1.9% menyatakan tidak setuju, dan sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju. 39
4. Dimensi Ideologis Dimensi idelogis (religious belief) adalah dimensi yang menyangkut tingkat keyakinan seseorang mengenai kebenaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang fundamental atau dogmatik (Djamaludin Ancok, 2004: 60). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi ideologis adalah seperti berikut. Tabel 3.4: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ideologis
Frekuensi dan Prosentase No
Indikator SS
S
TS
STS
1
Setiap orang Islam wajib hukumnya percaya dan menjalankan rukun iman
153
60
-
-
2
Manusia terlahir di dunia ini atas kehendak Allah SWT
142
69
-
2
3
Manusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada Allah SWT
153
56
1
2
4
Menyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelah berusaha dengan maksimal
137
74
-
2
Grafik 3.5: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ideologis
Menyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelah berusaha dengan maksimal Manusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada Allah SWT Manusia terlahir di dunia ini atas kehendak Allah SWT Setiap orang Islam wajib hukumnya percaya dan menjalankan rukun iman
Sangat tidak setuju
0.90% 0% 0.90% 0.50%
26.30%
0.90% 0%
32.40%
0% 0%
Tidak Setuju
40
34.70%
28.20%
Setuju
Sangat setuju
64.30%
71.80%
66.70%
71.80%
Indikator pertama pada tabel tersebut menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 153 responden (71.8%) menyatakan sangat setuju bahwa setiap orang Islam wajib hukumnya percaya dan menjalankan rukun iman,
60
responden
atau
sekitar
28.2%
responden menyatakan setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 142 responden (66.7%)menyatakan sangat setuju bahwa manusia terlahir di dunia ini atas kehendak Allah SWT, 69 responden atau sekitar 32.4% responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak setuju. Sementara pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 153responden (71.8%) menyatakan sangat setuju bahwamanusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada Allah SWT, 56 responden atau sekitar 26.3% menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 1 responden menyatakan tidak setuju. Sedangkan pada indikator keempat, mayoritas responden atau sebanyak 137 responden (64.3%) menyatakan sangat setuju bahwamenyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelah berusaha dengan maksimal, 74 responden atau sekitar 34.7% responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju. 5. Dimensi Konsekuensial Dimensi konsekuensial (religious effect) adalah dimensi yang menyangkut seberapa kuat ajaran-ajaran dan nilai-niai agama seseorang memotivasi dan menjadi sumber inspirasi atas perilaku-perilaku duniawinya (Djamaludin Ancok, 2004: 60). Pertanyaan-pertanyaan
41
yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi konsekuensial adalah seperti berikut. Tabel 3.5: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Konsekuensial
Frekuensi dan Prosentase No
1
2
3
Indikator Allah SWT memberi kemudahan bagi setiap orang yang mau berusaha Setiap umat Islam wajib menutup aurat sesuai dengan ketentuan agama Hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi setiap muslimah untuk menutup aurat
SS
S
TS
STS
143
68
-
2
94
114
3
2
95
107
9
2
Frekuensi dan Prosentase No
1
Indikator
Melaksanakan Shalat 5 waktu berjamaah
SS
S
KK
TP
37
115
59
2
Grafik 3.6: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Konsekuensial 0.90% Melaksanakan Shalat lima waktu berjamaah
Hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi setiap muslimah untuk menutup aurat
27.70%
54%
17.40%
0.90% 4.20%
Setiap umat Islam wajib menutup aurat sesuai dengan ketentuan agama
0.90% 1.40%
Allah SWT memberi kemudahan bagi setiap orang yang mau berusaha
0.90% 0%
50.20% 44.60%
53.50% 44.10%
31.90%
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Sangat sering
Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat setuju
42
67.10%
Indikator pertama pada tabel tersebut menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 143 responden (67.1%) menyatakan sangat setuju bahwaAllah SWT memberi kemudahan bagi setiap
orang yang
mau berusaha, 68 responden atau sekitar
31.9%
responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju. Pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 114 responden (53.5%) menyatakan sangat setuju bahwasetiap umat Islam wajib menutup aurat sesuai dengan ketentuan agama, 94 responden atau sekitar 44.1%responden menyatakan sangat setuju, 3 responden atau sekitar 1.4% responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan tersebut. Sementara pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 107 responden (50.2%)
menyatakan sangat setuju bahwa hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi setiap
muslimah untuk menutup aurat, 95 responden atau sekitar 44.6% responden lainnya menyatakan sangat setuju, adapun 9 responden atau sekitar 4.2% responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan tersebut. Sedangkan pada indikator terakhir yang berisi pernyataan terkait intenitas, mayoritas responden atau sebanyak 115responden(54%) mengaku sering melaksanakan shalat lima waktu berjamaah, 59 responden atau sekitar 27.7% responden lainnya mengaku kadangkadang, adapun 37 respondenatau sekitar 17.4% mengaku sangat sering, dan sisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% responden mengaku tidak pernah melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah.
43
Berdasarkan data hasil pengukuran relijiusitas pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diketahui bahwa secara keseluruhan subjek penelitian memiliki relijiusitas yang sangat tinggi. Namun demikian, apabila dilihat berdasarkan masing-masing dimensi hasilnya menunjukkan tingkat relijiusitas yang berbeda-beda. Perbandingan skor antar dimensi dapat digambarkan melalui tabel seperti berikut: Tabel 3.6: Perbandingan skor antar dimensi relijiusitas Intelektual
Ritualistik
Eksperensial
Ideologis
Konsekuensial
Tinggi
100%
78.40%
97.65%
100%
71.36%
Sedang
0%
21.60%
0.94%%
0%
27.70%
Rendah
0%
0%
1.41%
0%
0.94%
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dimensi intelektual dan dimensi ideologis memiliki prosentase yang tinggi di antara dimensi-dimensi lainnya. Pada posisi berikutnya ditempati oleh dimensi eksperensial dan dimensi ritualistik. Sementara dimensi konsekuensial merupakan dimensi yang kurang di antara keempat dimensi lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meskipun mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki penghayatan yang tinggi terhadap ajaran agama, menjalankan praktek ibadah, dan memiliki pemahaman tentang agama yang baik, namun sebagian dari mereka perilakunya belum sepenuhnya didasari oleh nilai-nilai agama. B. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler (Rangkuti, 2009: 9), ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, yakni; pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan membeli, dan tingkah laku pasca pembelian.
44
Kemudian dimensi-dimensi tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator yang diwujudkanberupa pertanyaan maupun pernyataan. Kemudian masing-masing jawaban dari setiap pertanyaan maupun pernyataan diberi skor seperti berikut; nilai SS (Sangat Setuju) diberi skor 4, S (Setuju) diberi skor 3, TS (Tidak Setuju) diberi skor 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1. Begitu pula pada pertanyaan maupun pernyataan yang terkait dengan intensitas, dengan pilihan jawaban; SS (Sangat Sering) diberi skor 4, S (Sering) diberi skor 3, KK (Kadang-kadang) diberi skor 2, dan TP (Tidak Pernah) diberi skor 1. Deskripsi dari masingmasing dimensi pada variabel perilaku konsumen berdasarkan hasil penyebaran kuesioner tersebut hasilnya dijelaskan sebagaimana di bawah ini 1. Dimensi Pengenalan Masalah Dimensi pengenalan masalah adalah tahap di mana pembeli sadar akan adanya suatu kebutuhan yang diperlukannya. Kesadaran akan adanya kebutuhan ini dapat didorong oleh adanya pengaruh internal atau eksternal konsumen (Sunyoto, 2013: 41). Pertanyaanpertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi pengenalan masalah adalah seperti berikut. Tabel 3.7: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pengenalan Masalah
Frekuensi No
Indikator SS
S
TS
STS
1
Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini
38
153
20
2
2
Membeli jilbab karena anjuran agama untuk menutup aurat bagi seorang muslimah.
41
155
13
4
3
Membeli jilbab karena termotivasi agama
30
161
22
-
4
Senang mengoleksi jilbab
18
150
44
1
45
Grafik 3.7: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pengenalan Masalah
0.50%
20.70%
Senang mengoleksi jilbab 8.50% 0% Membeli jilbab karena termotivasi agama
10.30%
75.60%
14.10% Membeli jilbab karena anjuran agama untuk menutup aurat bagi seorang muslimah.
Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini
Sangat tidak setuju
70.40%
1.90% 6.10% 19.20%
72.80%
0.90% 9.40% 0 17.80%
Tidak Setuju
Setuju
Sangat setuju
Berdasarkan data dari tabel dan grafik di atas,pada indikator pertama menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 153 responden (71.8%)menyatakan setuju bahwa kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini, 38 responden atau sekitar 17.8% responden menyatakan sangat setuju, 20 responden atau sekitar 9.4% responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar0.9% responden menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan tersebut. Pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 155 responden (72.8%) mengaku setuju bahwa membeli jilbab karena anjuran agama untuk menutup aurat bagi seorang muslimah, 41 responden atau sekitar 19.2% mengaku sangat setuju, 13 responden atau sekitar 6.1% mengaku tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 4 responden atau sekitar 1.9% responden membeli jilbab bukan karena anjuran agama. Sementara pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sekitar 161 responden (75.6%) mengaku setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 30 responden atau
46
sekitar 14.1% responde mengaku sangat setuju, 22 responden atau sekitar 10.3% responden mengaku tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang mengaku sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sedangkan pada indikator terakhir yang berisi pernyataan senang mengoleksi jilbab, mayoritas responden atau sebanyak 150 responden (70.4%) menyatakan setuju,44 responden atau sekitar 20.7%responden menyatakan tidak setuju, 18 responden atau sekitar 8.5% responden menyatakan sangat setuju, dan sisanya sedkitnya 1 responden atau sekitar 0.5% responden menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. 2. Dimensi Pencarian Informasi Setelah menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi, konsumen mulai terdorong untuk mencari informasi mengenai kebutuhan tersebut. Proses pencarian informasi dilakukan dengan cara mencari berbagai sumber informasi (Sunyoto, 2013: 41). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi pencarian informasi adalah seperti berikut. Tabel 3.8: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pencarian Informasi
Frekuensi No
1
2
Indikator
Mencari info tentang kerudung yang ingin dibelisebelum membeli Mengikuti
info
perihal
jilbab
sampai yang paling terkini
SS
S
TS
STS
34
123
44
12
18
112
73
10
26
135
45
7
Meminta saran orang lain sebelum 3
membeli jilbab sebagai masukan atau perbandingan
47
Frekuensi No
1
2
Indikator
Mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu Meminta saran orang lain untuk alat perbandingan yang sesuai
SS
S
KK
TP
22
107
62
22
19
120
61
13
Grafik 3.8: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pencarian Informasi
6.10% 8.90%
Meminta saran orang lain untuk alat perbandingan yang sesuai
10.30% 10.30%
Mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu Meminta saran orang lain sebelum membeli jilbab sebagai masukan atau perbandingan
3.30%
Mengikuti info perihal jilbab sampai yang paling terkini
28.60%
29.10%
50.20%
21.10% 12.20%
4.70% 8.50%
Mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli sebelum membeli
56.30%
5.60%
63.40% 34.30%
20.70% 16%
52.60%
57.70%
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Sangat sering
Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat setuju
Berdasarkan data dari tabel dan grafik di atas, pada indikator pertama yang berisi pernyataan bahwa mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli sebelum membeli, menunjukkan bahwa mayoritas responden atau sebanyak 123 responden (57.7%) mengaku setuju, 44 responden atau sekitar 20.7% responden mengaku tidak setuju, 34 responden atau sekitar 16% responden mengaku sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 12 responden atau sekitar 5.6% responden mengaku sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
48
Pada indikator kedua, yang berisi pernyataan bahwa mengikuti info perihal jilbab sampai yang paling terkini, mayoritas responden atau sebanyak 112 responden (52.6%) mengaku setuju, 73 responden atau sekitar 34.3% responden mengaku tidak setuju, 18 responden atau sekitar 8.5% responden mengaku sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 10 responden atau sekitar 4.7% responden mengaku sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pada indikator ketiga, yang berisi pernyataan meminta saran orang lain sebelum membeli jilbab sebagai masukan atau perbandingan, mayoritas responden atau sebanyak 135 responden (63.4%) menjawab setuju, 45 responden atau sekitar 21.1% responden menjawab tidak setuju, 26 responden atau sekitar 12.2% responden menjawab sangat setuju, dan sedikitnya 7 responden atau sekitar 3.3% responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sedangkan pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas, lebih dari setengah responden yaitu sebanyak 107 respondenatau sekitar 50.2% responden mengaku sering mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, 62 responden atau sekitar 29,1% responden mengaku kadang-kadang, dan sisanya responden yang mengaku sangat sering dan tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu masing-masing sebanyak 22 responden atau sekitar 10,3% responden. Sementara pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas kedua, lebih dari setengah responden yaitu sebanyak 120 respondenatau sekitar 56.3% responden mengaku sering meminta saran orang lain untuk alat perbandingan yang sesuai, 61 responden atau sekitar 28,6% responden mengaku kadang-kadang, 19 respondenatau sekitar 8,9% responden mengaku sangat sering, dan sisanya sebanyak 13 responden atau sekitar 6,1% responden mengaku tidak pernah meminta saran orang lain sebagai alat perbandingan.
49
3. Dimensi Evaluasi Alternative Pada tahap berikutnya, setelah memperoleh informasi, konsumen mulai mengevaluasi alternative pilihan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukannya. Pada tahap ini konsumen mulai memiliki preferensi terhadap satu produk tertentu (Sunyoto, 2013: 41). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi evaluasi alternative adalah seperti berikut.
Tabel 3.9: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Evaluasi Alternative
Frekuensi No
Indikator SS
S
TS
STS
1
Membeli kerudung yang disukai walaupun haganya mahal
27
74
100
12
2
Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah
24
93
91
5
16
97
86
14
3
Membeli jilbab walaupun sudah sangat banyak memilikinya
No
Indikator
1 2 3 4 5
Frekuensi
Membeli kerudung walaupun hargannya mahal Membeli kerudung banyak dengan harga murah Membeli jilbab yang diinginkan walaupun sudah memiliki banyak Suka membeli jilbab bermerk walaupun hargannya mahal Membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat banyak 50
SS
S
KK
TP
21
59
106
27
12
67
124
10
17
92
88
16
17
67
92
37
16
68
114
15
Grafik 3.9: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Evaluasi Alternative
Membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat banyak
7% 0.50% 0 0 0 17.40%
Suka membeli jilbab bermerk walaupun hargannya mahal
8%
Membeli kerudung banyak dengan harga murah
Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah
41.30% 43.20%
4.70% 5.60%
58.20%
31.50%
12.70% 9.90%
Membeli kerudung walaupun hargannya mahal Membeli jilbab walaupun sudah sangat banyak memilikinya
43.20%
31.50%
7.50% 8%
Membeli jilbab yang diinginkan walaupun sudah memiliki banyak
49.80%
27.70%
6.60% 7.50%
40.40% 45.50%
2.30%
42.70% 43.70%
11.30% Membeli kerudung yang disukai walaupun haganya mahal
53.50%
31.90%
5.60% 6.90% 12.70%
34.70%
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Sangat sering
Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat setuju
Berdasarkan data dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa responden paling banyak menjawab tidak setuju atas item pernyataan membeli kerudung yang disukai walaupun haganya mahal, yaitu sebanyak 100 responden atau sekitar 46.9% responden, 74 responden atau sekitar 34.7% responden menjawab setuju, 27 responden atau sekitar 12.7% responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 12 responden atau sekitar 5.6% responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pada item pernyataanmembeli kerudung banyak dengan harga yang murah, responden paling banyak menjawab setuju, yaitu sebanyak 93 responden atau sekitar 43.7% responden, 91 responden atau sekitar 42.7% responden menjawab tidak setuju, 24 responden atau sekitar
51
11.3% responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 5 responden atau sekitar 2.3% responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sementara pada item pernyataan membeli jilbab walaupun sudah sangat banyak memilikinya, responden paling banyak menjawab setuju, yaitu sebanyak 97 responden atau sekitar 45.5% responden, 86 responden atau sekitar 40.4% responden menjawab tidak setuju, 16 responden atau sekitar 7.5% responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 14 responden atau sekitar 6.6% responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sedangkan pada item pernyataan berikutnya yang terkait dengan intensitas, kebanyakan responden mengaku kadang-kadang dalam membeli kerudung walaupun hargannya mahal, yaitu sebanyak 106 responden atau sekitar 49,8% responden, 59 responden atau sekitar 27,7% responden mengaku sering, 27 responden atau sekitar 12,7% responden mengaku tidak pernah, dan sisanya sebanyak 21 responden atau sekitar 9,9% responden mengaku sangat sering membeli kerudung walaupun hargannya mahal. Pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas kedua, lebih dari setengah responden yaitu sebanyak 124 respondenatau sekitar 58.2% responden mengaku kadangkadang membeli kerudung banyak dengan harga murah, 67 responden atau sekitar 31,5% responden mengaku sering, 12 responden atau sekitar 5,6% responden mengaku sangat sering, dan sisanya sebanyak 10responden atau sekitar 4.7% responden mengaku tidak pernah membeli kerudung banyak dengan harga murah. Pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas ketiga, kebanyakan responden mengaku sering membeli jilbab yang diinginkan walaupun sudah memiliki banyak, yaitu ssebanyak 92 responden atau sekitar 43.2% responden, 88 responden atau sekitar 41,3% responden mengaku kadang-kadang, 17 responden atau sekitar 8% responden mengaku
52
sangat sering, dan sisanya sebanyak 16 responden atau sekitar 7,5% responden mengaku tidak pernah membeli jilbab apabila sudah memiliki banyak. Pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas keempat, kebanyakan responden mengaku kadang-kadang atau jarang membeli jilbab bermerek walaupun hargannya mahal, yaitu sebanyak 92 responden atau sekitar 43.2% responden, 67 responden atau sekitar 31,5% responden mengaku sering, 37 responden atau sekitar 17,4% responden mengaku tidak pernah, dan sisanya sebanyak 17 responden atau sekitar 8% mengaku sering membeli jilbab bermerek walaupun hargannya mahal. Sedangkan pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas terakhir, lebih dari setengah responden yaitu sebanyak 120 respondenatau sekitar 56.3% responden mengaku kadang-kadang atau jarang membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat banyak, 68 responden atau sekitar 31,9% responden mengaku sering, 16 responden atau sekitar 7,5% responden mengaku sangat sering, dan sisanya sebanyak 15 responden atau sekitar 7% responden mengaku tidak pernah membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat banyak. 4. Dimensi Keputusan Membeli Keputusan pembelian merupakan proses aktual pembelian kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen setelah melalui tahap-tahap sebelumnya (Sunyoto, 2013: 41). Pertanyaanpertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi keputusan pembelianadalah seperti berikut. Tabel 3.10: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Keputusan Pembelian
Frekuensi No
Indikator SS
S
TS
STS
1
Menyukai jilbab yang modis dan stylist
51
108
52
2
2
Menyukai jilbab yang bermerek
26
90
89
8
53
Grafik 3.10: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Keputusan Pembelian
3.80% 41.80% Menyukai jilbab yang bermerek
42.30% 12.20%
0.90% 24.40% Menyukai jilbab yang modis dan stylist
50.70% 23.90%
Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat setuju
Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden atau sebanyak 108 responden (50.7%) menyatakan setuju dengan item pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist, 52 responden atau sekitar 24.4% responden menyatakan tidak setuju, 51 responden atau sekitar 23.9% responden menyatakan sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sedangkan pada item pernyataan menyukai jilbab yang bermerek, responden paling banyak menjawab setuju, yaitu sebanyak 90 responden atau sekitar 42.3% responden, 89 responden atau sekitar 41.8% responden menjawab tidak setuju, 26 respnden atau sekitar 12.2% responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 8 responden atau sekitar 3.8% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 5. Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Setelah melalui tahap pembelian, konsumen akan mulai melakukan penilaian terhadap kepuasan atau ketidakpuasan atas produk yang telah dibelinya (Sunyoto, 2013: 41). 54
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi keputusan pembelian adalah seperti berikut. Tabel 3.11: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli
Frekuensi No
1
Indikator
Merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli atau didapatkan
SS
S
TS
STS
67
127
19
-
37
78
98
-
Tidak percaya diri jika jilbab yang 2
dibeli
tidak
sesuai
apa
yang
diinginkan Frekuensi No
1
Indikator
Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari
SS
S
KK
TP
52
111
50
-
Grafik 3.11: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli
55
0%
23.50%
52.10%
24.40%
Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan seharihari
Tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak sesuai apa yang diinginkan
0% 36.60%
17.40%
Merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli atau didapatkan
0%
8.90% 31.50%
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Sangat sering
Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat setuju
46%
59.60%
Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa lebih dari setengah responden atau sebanyak 127 responden (59,6%) menjawab setuju dengan item pernyataan merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli atau didapatkan, 52 responden atau sekitar 24,4% responden menjawab sangat setuju, 19 responden atau sekitar 8,9% responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pada item pernyataan tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak sesuai apa yang diinginkan, responden paling banyak menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 98 responden atau sekitar 46% responden, 78 responden atau sekitar 36,6% responden menjawab setuju, 37 responden atau sekitar 17,4% responden menjawab sangat setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
56
Sedangkan pada item pernyataan berikutnya yang terkait dengan intensitas, lebih dari setengah responden yaitu sebanyak 111 respondenatau sekitar 52,1% responden mengaku sering menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari, 52 responden atau sekitar 24,4% responden mengaku sangat sering, 50 responden atau sekitar 23,5% responden mengaku kadang-kadang, dan tidak ada satupun responden yang mengaku tidak pernah menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari. Berdasarkan data hasil pengukuran perilaku konsumen mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diketahui bahwa subjek penelitian menunjukkan perilaku yang berbedabeda dalam proses pembelian jilbab. Perbandingan skor antar dimensi terkait perilaku konsumen tersebut dapat digambarkan melalui tabel seperti berikut: Tabel 3.12: Perbandingan skor antar dimensi terkait perilaku konsumen Pengenalan
Pencarian
Evaluasi
Keputusan
Perilaku pasca
masalah
informaasi
alternatif
membeli
pembelian
Tinggi
89.67%
60.56%
54.93%
74.64%
76.52%
Sedang
10.33%
29.11%
42.72%
24.41%
23.47%
Rendah
0%
10.33%
2.35%
0.94%
0%
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dimensi evaluasialternatif merupakan dimensi yang paling kurang di antara keempat dimensi lainnya. Sedangkan dimensi pengenalan masalah memiliki prosentase yang tinggi di antara dimensi-dimensi lainnya. Hal tersebut berarti responden menyadari akan kebutuhannya, dalam hal ini kebutuhan akan jilbab yang tidak lain dipengaruhi oleh agama.
57
C. Analisis Crosstab Crosstabs adalah sebuah tabel silang yang terdiri atas satu baris atau lebih dan satu kolom atau lebih. Pada Crosstabs juga dapat menampilkan kaitan antara dua atau lebih variabel, sampai dengan menghitung apakah ada hubungan antara baris dan kolom (Nisfiannoor. 2009: 80). Dalam melakukan uji crosstabs, peneliti menggunakan data yang sudah direcoding atau telah dilakukan pengkodean ulang pada beberapa item pernyataan dalam dimensi-dimensi pada variabel relijiusitas, yakni; pada dimensi intelektual menggunakan item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam, pada dimensi ritualistik menggunakan item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu, pada dimensi eksperensial menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah, pada dimensi ideologis menggunakan item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman, dan pada dimensi konsekuensial menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah. Sedangkan variabel perilaku konsumen pada dimensi pengenalan masalah diwakili oleh item pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama, pada dimensi pencarian informasi diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, dimensi evaluasi alternativ diwakili oleh item pernyataan membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, pada dimensi keputusan membeli diwakili oleh item pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist, dan pada dimensi tingkah laku pasca pembelian diwakili oleh item pernyataan menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan seharihari. Kemudian tanggapan dari item-item pernyataan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu; rendah (sangat tidak setuju atau tidak pernah), sedang (tidak setuju atau kadang-kadang), dan tinggi (setuju dan sangat setuju atau sangat sering dan sering).
58
1.
Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.13: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah) Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah Sangat setuju Count
Total
setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Tidak jawab
30
161
22
0
0
213
% of total
14.08%
75.58%
10.33%
0%
0%
100%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
30
161
22
0
0
213
% of total
14.08%
75.58%
10.33%
0%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual
Sedang Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (75.58%) yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 14.08% responden menyatakan sangat setuju, dan 10.33% responden lainnya menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi agama. 2. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang diwakili oleh item
59
pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.14: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi) Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi Total Sangat sering
Sering
Kadangkadang
Tidak pernah
Tidak jawab
Count
22
107
62
22
0
213
% of total
10.33%
50.23%
29.11%
10.33%
0%
100%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
22
107
62
22
0
213
% of total
10.33%
50.23%
29.11%
10.33%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (50.23%) yang
relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) mengaku sering
mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, 29.11% responden mengaku kadang-kadang, dan masing-masing sebanyak 10.33% responden mengaku sangat sering dan tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu. 3.
Crosstab antararelijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut.
60
Tabel 3.15: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi alternativ Total
Sangat tidak setuju
Tidak jawab
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Count
24
93
91
5
0
213
% of total
11.27%
43.66%
42.72%
2.35%
0%
100%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
213
% of total
11.27%
43.66%
42.72%
2.35%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) paling banyak, yakni sebanyak 93 responden atau sebesar 43.66% menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, sebanyak 91 atau sebesar 42.72% responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 24 atau sebesar 11.27% responden menyatakansangat setuju, dan 2.35% responden lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah. 4.
Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut.
61
Tabel 3.16: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi keputusan membeli Sangat Sangat Tidak tidak Tidak setuju Setuju setuju setuju jawab
Total
Count
51
108
52
2
0
213
% of total
23.94%
50.70%
24.41%
0.94%
0%
100%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
51
108
52
2
0
213
% of total
23.94%
50.70%
24.41%
0.94%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual
Sedang Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) mayoritas (50.70%) menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, 24.41% responden menyatakan tidak setuju, 23.94% responden menyatakan sangat setuju, dan 0.94% responden lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist. 5.
Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item pernyataan menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel berikut.
62
Tabel 3.17: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah laku pasca pembelian Total Sangat sering
Sering
Kadangkadang
Tidak pernah
Tidak jawab
Count
52
111
50
0
0
213
% of total
24.41%
52.11%
23.47%
0%
0%
100%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
213
% of total
24.41%
52.11%
23.47%
0%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (52.11%) yang
relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) mengaku sering
menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari, 24.41% responden mengaku sangat sering, dan 23.47% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari. 6.
Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan
item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut.
63
Tabel 3.18: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi pengenalan masalah Total
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Count
22
132
13
0
0
167
% of total
10.33%
61.97%
6.10%
0%
0%
78.40%
Count
8
29
9
0
0
46
% of total
3.75%
13.61%
4.22%
0%
0%
21.60%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
30
161
22
0
0
213
% of total
14.08%
75.59%
10.33%
0%
0%
100%
Tidak jawab
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) mayoritas (61.97%) menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 10.33% responden menyatakan sangat setuju, dan 6.10% responden menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi agama. Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik), paling banyak responden atau sebanyak 29 (13.61%) responden menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 9 atau sebesar 4.22% responden menyatakan tidak setuju, dan 8 atau sebesar 3.75% responden menyatakan sangat setuju. 7.
Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan
item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen berdasarkan pencarian informasi yang diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulubisa dilihat pada tabel berikut.
64
Tabel 3.19: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi pencarian informasi Total Sangat sering
Sering
Kadangkadang
Tidak pernah
Tidak jawab
Count
18
93
40
16
0
167
% of total
8.45%
43.66%
18.78%
7.51%
0%
78.40%
Count
4
14
22
6
0
46
% of total
1.88%
6.57%
10.33%
2.82%
0%
21.60%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
22
107
62
22
0
213
% of total
10.33%
50.23%
29.11%
10.33%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) paling banyak, yakni sebanyak 93 atau 43.66% responden mengaku sering mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, 40 atau sebesar 18.78% responden mengaku kadang-kadang, 18 atau sebesar 8.45% responden mengaku sangat sering, dan 16 atau sebesar 7.51% responden mengaku tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu. Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik), paling banyak responden atau sebanyak 22 (10.33%) responden mengaku jarang mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, 14 atau sebesar 6.57% responden mengaku sering, 6 atau sebesar2.82% responden menyatakan tidak pernah, dan 4 atau sebesar 1.88% responden mengaku sangat sering mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu. 8.
Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ
65
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.20: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi alternative Total
Sangat tidak setuju
Tidak jawab
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Count
17
76
69
5
0
167
% of total
7.98%
35.68%
32.39%
2.35%
0%
78.40%
Count
7
17
22
0
0
46
% of total
3.29%
7.98%
10.33%
0%
0%
21.60%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
24
93
91
5
0
213
% of total
11.27%
43.66%
42.72%
2.35%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistic
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) sebagian besar yakni sebanyak 76 responden ( 35.68%) menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, sebanyak 69 atau sebesar 32.39% responden menyatakan tidak, sebanyak 17 atau sebesar 7.98% menyatakan setuju, dan sebanyak 5 responden atau sebesar 2.35% responden mengaku sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik) sebagia besar responden atau sebanyak 22 (10.33%) responden menyatakan tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, sebanyak 17 atau sebesar 7.98% responden menyatakan setuju, dan 7 atau sebesar 3.29% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
66
9.
Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan
item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.21: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi keputusan membeli Total
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Count
42
85
38
2
0
167
% of total
19.72%
39.91%
17.84%
0.94%
0%
78.40%
Count
9
23
14
0
0
46
% of total
4.22%
10.80%
6.57%
0%
0%
21.60%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
51
108
52
2
0
213
% of total
23.94%
50.70%
24.41%
0.94%
0%
100%
Tidak jawab
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistic
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa responden yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) paling banyak, yakni sebanyak 85 responden (39.91%) menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, sebanyak 42 atau sebesar 19.72% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 38 atau sebesar 17.84% responden menyatakan tidak setuju, dan sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sedangkan pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik), sebanyak 23 atau sebesar 10.80% responden menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan
67
stylist, sebayak 14 atau sebesar 6.57% responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 9 atau 4.22% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 10. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item pernyataan menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.22: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah laku pasca pembelian Total Sangat KadangTidak Tidak sering Sering kadang pernah jawab Count
36
98
33
0
0
167
% of total
16.90%
46.01%
15.49%
0%
0%
78.40%
Count
16
13
17
0
0
46
% of total
7.51%
6.10%
7.98%
0%
0%
21.60%
Count
0
0
0
00
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
%
0%
Count
52
111
50
0
0
213
% of total
24.41%
52.11%
23.47%
0%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistic
Sedang Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa responden yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) paling banyak, yakni sebanyak 98 responden (46.01%) mengaku sering menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari, sebanyak 36 atau sebesar 16.90% responden mengaku sangat sering, dan sedikitnya 33 atau 15.49% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari. Sedangkan pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik), sebanyak17 atau sebesar 7.98%
responden mengaku kadang-kadang atau jarang 68
menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, sebanyak 16 atau sebesar 7.51% responden mengaku sangat sering, dan sisanya sedikitnya 13 atau 6.10% responden mengaku sering menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari. 11.
Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengealan masalah Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang
menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.23: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi pengenalan masalah Total Sangat Sangat Tidak tidak Tidak setuju Setuju setuju setuju jawab Count
29
159
20
0
0
208
% of total
13.61%
74.65%
9.39%
0%
0%
97.65%
Count
0
2
0
0
0
2
% of total
0%
0.94%
0%
0%
0%
0.94%
Count
1
0
2
0
0
3
% of total
0.47%
0%
0.94%
0%
0%
1.41%
Count
30
161
22
0
0
213
% of total
14.08%
75.59%
10.33%
0%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial
Sedang Rendah
Total
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 159 atau sebesar 74.65% responden menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, sebanyak 29 atau 13.61% responden menyatakan sangat setuju, dan sedikitnya 20 atau 9.39% responden menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi agama.
69
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2 atau 0.94% responden, menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi eksperensial), 2 atau 0.94% responden menyatakan tidak setuju, dan sedikitnya 1 atau o.47% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 12. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.24: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi pencarian informasi Total Sangat sering
Sering
Kadangkadang
Tidak pernah
Tidak jawab
Count
22
106
60
20
0
208
% of total
10.33%
49.77%
28.17%
9.39%
0%
97.65%
Count
0
0
0
2
0
2
% of total
0%
0%
0%
0.94%
0%
0.94%
Count
0
1
2
0
0
3
% of total
0%
0.47%
0.94%
0%
0%
1.41%
Count
22
107
62
22
0
213
% of total
10.33%
50.23%
29.11%
10.33%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial
Sedang
Rendah
Total
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 106 atau sebesar 49.77% responden mengaku sering mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, sebanyak 60 atau 28.17% responden mengaku kadang-kadang, sebanyak 22 atau 70
10.33% mengaku sangat sering, dan sedikitnya 20 atau 9.39% responden mengaku tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu. Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2 atau 0.94% responden, menyatakan tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi eksperensial), 1 atau 0.947% responden menyatakan sering, dan sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan kadang-kadang atau jarang mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu. 13. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.25: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative) Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ Sangat Sangat Tidak tidak Tidak setuju Setuju setuju setuju jawab
Total
Count
23
91
89
5
0
208
% of total
10.80%
42.72%
41.78%
2.35%
0%
97.65%
Count % of total Count % of total
0 0% 1 0.47%
0 0% 2 0.94%
2 0.94% 0 0%
0 0% 0 0%
0 0% 0 0%
2 0.94% 3 1.41%
Count
24
93
91
5
0
213
% of total
11.27%
43.66%
42.72%
2.35%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial
Sedang Rendah
Total
71
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 91 atau sebesar 41.78% responden menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, sebanyak 89 atau 41.78% responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 23 atau 10.80% responden menyatakan sangat setuju, dan sedikitya 5 atau 2. 35% menyatakan sangat tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah. Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2 atau 0.94% responden, menyatakan tidak setuju membeli kerudung banyak dengan harga yang murah . Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi eksperensial), 2 atau 0.94% responden menyatakan setuju, dan sedikitnya 1 atau 0.47% responden menyatakan sangat setuju, dengan pernyataan tersebut. 14.
Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang
menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.26: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi keputusan membeli Total
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Tidak jawab
50
106
50
2
0
208
% of total
23.47%
49.77%
23.47%
0.94%
0%
97.65%
Count
0
2
2
0
0
4
% of total
0%
0.94%
0.94%
0%
0%
1.88%
Count
1
0
0
0
0
1
% of total
0.47%
0%
0%
0%
0%
0.47%
Count
51
108
52
2
0
213
% of total
23.94%
50.70%
24.41%
0.94%
0%
100%
Sangat setuju Count Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial
Sedang Rendah
Total
72
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 106 atau sebesar 49.77% responden menyatakan setuju menyukai jilbab yang modis dan stylist, masingmasing sebanyak 50 atau 23.47% responden yang menyatakan sangat setuju dan tidak setuju, dan sedikitnya 2 atau 0.94% menyatakan sangat tidak setuju. Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) masingmasing 2 atau 0.94% responden menyatakan setuju dan tidak setuju menyukai jilbab yang modis dan stylist. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi eksperensial), 1 atau 0.47% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 15.
Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang
menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item pernyataan menggunakan jilbab dalam kegiatan seharihari bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.27: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah laku pasca pembelian Total Sangat KadangTidak Tidak sering Sering kadang pernah jawab Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial
Sedang Rendah
Total
Count
52
0
45
0
0
97
% of total
24.41%
0%
21.12%
0%
0%
45.54%
Count % of total Count % of total
0 0% 0 0%
0 0% 111 52.11%
2 0.94% 3 1.41%
0 0% 0 0%
0 0% 0 0%
2 0.94% 114 53.52%
Count % of total
52 24.41%
111 52.11%
50 23.47%
0 0%
0 0%
213 100%
73
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 52 atau sebesar 24.41% responden mengaku sangat sering menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, dan sebanyak 45 atau sebesar 21.12% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari. Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2 atau 0.94% responden, mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi eksperensial) mayoritas responden yakni sebanyak 111 atau sebesar 52.11% responden mengaku sering menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, sebanyak 52 atau sebesar 24.41% responden mengaku sangat sering, dan sisanya 50 atau 23.47% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari. 16. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.28: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi pengenalan masalah
Relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis
Total
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Count
30
161
22
0
0
213
% of total
14.08%
75.59%
10.33%
0%
0%
100%
Count
0
0
0
0
0
0
Tidak jawab
Tinggi
Sedang
74
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
30
161
22
0
0
213
% of total
14.08%
75.59%
10.33%
0%
0%
100%
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden, (75.59%) yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ideologis) mengaku setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, sebanyak 30 atau sebesar 14.08% responden mengaku sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 22 atau 10.33% responden lainnya mengaku membeli jilbab bukan karena termotivasi agama. 17. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.29: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi pencarian informasi Total Sangat sering
Sering
Kadangkadang
Tidak pernah
Tidak jawab
Count
22
107
62
22
0
213
% of total
10.33%
50.23%
29.11%
10.33%
0%
100%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
22
107
62
22
0
213
% of total
10.33%
50.23%
29.11%
10.33%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis
Sedang
Rendah
Total
75
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (50.23%) yang
relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ideologis) mengaku sering
mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, sebanyak 62 atau sebesar 29.11% responden mengaku kadang-kadang, dan masing-masing sebanyak 22 atau 10.33% responden mengaku sangat sering dan tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu. 18. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.30: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi alternative Total
Sangat tidak setuju
Tidak jawab
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Count
24
93
91
5
0
213
% of total
11.27%
43.66%
42.72%
2.35%
0%
100%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
24
93
91
5
0
213
% of total
11.27%
43.66%
42.72%
2.35%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ideologis) paling banyak, menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, yakni sebanyak 93 responden atau sebesar 43.66%, sebanyak 91 atau sebesar 42.72% responden menyatakan tidak setuju, 76
sebanyak 24 atau sebesar 11.27% responden menyatakansangat setuju, dan 2.35% responden lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah. 19. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.31: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi keputusan membeli Total
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Count
51
108
52
2
0
213
% of total
23.94%
50.70%
24.41%
0.94%
0%
100%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
51
108
52
2
0
213
% of total
23.94%
50.70%
24.41%
0.94%
0%
100%
Tidak jawab
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong mayoritas (berdasarkan dimensi ideologis) paling banyak, menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, yakni sebanyak 108 responden atau sebesar 50.70%, sebanyak 52 atau sebesar 24. 41% responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 51 atau sebesar 23.94% responden menyatakan sangat setuju, dan 2 atau 0.94% responden lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist. 77
20. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item pernyataan menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.32: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah laku pasca pembelian Total Sangat sering
Sering
Kadangkadang
Tidak pernah
Tidak jawab
Count
52
111
50
0
0
213
% of total
24.41%
52.11%
23.47%
0%
0%
100%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
0
0
0
0
0
0
% of total
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Count
52
111
50
0
0
213
% of total
24.41%
52.11%
23.47%
0%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong mayoritas (berdasarkan dimensi ideologis) paling banyak, menyatakan setuju bahwa menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, yakni sebanyak 111 responden atau sebesar 52.11%, sebanyak 52 atau sebesar 24. 41% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 50 atau sebesar 23.47% responden menyatakan kadang-kadang menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari. 21. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah 78
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.33: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi pengenalan masalah Total Sangat Sangat Tidak tidak Tidak setuju Setuju setuju setuju jawab Count
25
120
7
0
0
152
% of total
11.73%
56.34%
3.29%
0%
0%
71.36%
Count
5
41
13
0
0
59
% of total
2.35%
19.25%
6.10%
0%
0%
27.70%
Count
0
0
2
0
0
2
% of total
0%
0%
0.94%
0%
0%
0.94%
Count
30
161
22
0
0
213
% of total
14.08%
75.59%
10.33%
0%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial
Sedang Rendah
Total
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial), yakni sebanyak 120 atau sebesar 56. 34% responden
menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama,
sebanyak 25 atau 11.73% responden menyatakan sangat setuju, dan sedikitnya 7atau 3.29% responden menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi agama. Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 41 atau 19.25%responden, menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 13atau 6.10% responden menyatakan tidak setuju, 5 atau 2. 35% responden menyatakan sangat setuju. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi konsekuensial), sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan tidak setuju membeli jilbab karena termotivasi agama.
79
22. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.34: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi pencarian informasi Total Sangat KadangTidak Tidak sering Sering kadang pernah jawab Count
22
91
32
7
0
152
% of total
10.33%
42.72%
15.02%
3.29%
0%
71.36%
Count
0
16
28
15
0
59
% of total
0%
7.51%
13.14%
7.04%
0%
27.70%
Count
0
0
2
0
0
2
% of total
0%
0%
0.94%
0%
0%
0.94%
Count
22
107
62
22
0
213
% of total
10.33%
50.23%
29.11%
10.33%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial
Sedang Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial) paling banyak, menyatakan sering bahwa mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, yakni sebanyak 91 responden atau sebesar 42.72%, sebanyak 32 atau sebesar 15.02% responden menyatakan kadang-kadang, sebanyak 22 atau sebesar 10.33% responden menyatakan sangat sering, dan 7 atau 3.29% responden lainnya menyatakan tidak pernah bahwa mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu. 23. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ
80
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.35: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternatif) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi alternative Total
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Count
18
73
56
5
0
152
% of total
8.45%
34.27%
26.29%
2.35%
0%
71.36%
Count
6
18
35
0
0
59
% of total
2.82%
8.45%
16.43%
0%
0%
27.70%
Count
0
2
0
0
0
2
% of total
0%
0.94%
0%
0%
0%
0.94%
Count
24
93
91
5
0
213
% of total
11.27%
43.66%
42.72%
2.35%
0%
100%
Tidak jawab
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial
Sedang
Rendah
Total
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial) paling banyak, menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, yakni sebanyak 73 responden atau sebesar 34.27%, sebanyak 56 atau sebesar 26.29%, responden menyatakan tidak setuju, sedikitnya 18 atau 8.45% responden menyatakan sangat setuju, dan 5 atau 2.35% responden lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah. Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 35atau 16.43%responden, menyatakan tidak setuju bahwa bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, 18atau 8.45% responden menyatakan setuju, 6 atau 2. 82% responden menyatakan sangat setuju. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi 81
konsekuensial), sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan setuju membeli kerudung banyak dengan harga yang murah. 24. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.36: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi keputusan membeli Total Sangat Sangat Tidak tidak Tidak setuju Setuju setuju setuju jawab Count
39
79
32
2
0
152
% of total
18.30%
37.09%
15.02%
0.94%
0%
71.36%
Count
12
27
20
0
0
59
% of total
5.63%
12.68%
9.39%
0%
0%
27.70%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial
Sedang Rendah
Total
Count
0
2
0
0
0
2
% of total
0%
0.94%
0%
0%
0%
0.94%
Count
51
108
52
2
0
213
% of total
23.94%
50.70%
24.41%
0.94%
0%
100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang
relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial) paling banyak, menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, yakni sebanyak 79 responden atau sebesar 37.09%, sebanyak 39 atau sebesar 18.30%, responden menyatakan sangat setuju, sedikitnya 32 atau 15.02% responden menyatakan tidak setuju, dan 2 atau 0.94% responden lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist. Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 27atau 12.68% responden, menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, 20 atau 82
9.39% responden menyatakan tidak setuju, 12 atau 5. 63% responden menyatakan sangat setuju. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi konsekuensial), sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan setuju menyukai jilbab yang modis dan stylist. 25. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item pernyataan menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.37: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian) Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah laku pasca pembelian Total Sangat KadangTidak Tidak sering Sering kadang pernah jawab Count
36
92
24
0
0
152
% of total
16.90%
43.19%
11.27%
0%
0%
71.36%
Count
16
19
24
0
0
59
% of total
7.51%
8.92%
11.27%
0%
0%
27.70%
Count
0
0
2
0
0
2
% of total
0%
0%
0.94%
0%
0%
0.94
Count
52
111
50
0
0
213
% of total
24.41%
52.11%
23.47%
0%
0%
100%
Tinggi Relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial
Sedang Rendah
Total
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa responden yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial), yakni sebanyak 92 atau sebesar
43.19%
responden mengaku sering menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari, sebanyak 36 atau 16.90% responden mengaku sangat sering, dan sedikitnya 24 atau 11.27% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari.
83
Begitu juga pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 24 atau 11.27% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari. Adapun pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi konsekuensial), sedikitnya 2 atau 0.94% responden juga mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari. D. Analisis Korelasi Untuk mengetahui dan memperjelas hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen mahasisiwi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dilakukan uji korelasi dengan menggunakan analisa Spearman. Sebelum menganalisa telah dilakukan uji normalitas atau uji asumsi untuk mengetahui signifikasi dari data yang telah dikumpulkan (lihat lampiran). Hasil dari uji normalitas tersebut secara keseluruhan memiliki nilai sig 0.000. Mengingat nilai sig < 0.005, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak terdistribusi secara normal. Pada data yang memiliki distribusi tidak normal harus menggunakan statistik non-parametik, oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan analisa korelasi Spearman’s Rho. Menurut Nisfiannoor (2009: 184), korelasi Spearman dapat digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel, di mana variabel tidak berdistribusi normal. Korelasi Spearman dianggap signifikan apabila memiliki nilai signifikasi < 0,01 yang ditandai dengan bintang dua (**) dan < 0,05 yang ditandai dengan bintang satu (*). Sedangkan untuk menentukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel, peneliti mengacu pada kriteria yang ditulis oleh Sarwono (2006: 123), yakni seperti berikut Tabel 3.38: Tingkat korelasi Spearman
Tingkat Hubungan (korelasi) Sangat lemah Cukup Kuat Sangat kuat
Koefisien >0 – 0,25 >0,25 – 0,5 >0,5 – 0,75 >0,75 – 0,99 84
Berdasarkan tabel tingkat korelasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin kecil nilai koefisien korelasinya, maka semakin kecil tingkat hubungan antara kedua variable. Sebaliknya, semakin besar nilai koefisien, maka semakin besar pula tingkat hubungan tersebut. Berikut adalah hasil analisa menggunakan uji Spearman: Tabel 3.39: Uji analisa Spearman
Spearman's rho Total_Religi
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Total_Perilaku Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_Religi
Total_Perilaku
1.000
.143(*)
. 213
.037 213
.143(*)
1.000
.037 213
. 213
Tabel dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,037; p = 0,000< 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara variabel relijiusitas dengan variabel perilaku konsumen. Namun demikian, apabila variabel relijiusitas dengan variabel perilaku konsumen diuji menggunakan uji korelasi Spearman berdasarkan masing-masing dimensi hasilnya menunjukkan tingkat korelasi yang berbeda-beda. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,010 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi intelektual dengan dimensi pengenalan masalah.
85
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,899 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi pencarian informasi, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi intelektual dengan dimensi pencarian informasi. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,220 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi intelektual dengan dimensi evaluasi alternative. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,350 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi intelektual dengan dimensi keputusan membeli. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,047 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi intelektual dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,052 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
86
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi ritualistik dengan dimensi pengenalan masalah. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,024 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi pencarian informasi, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi ritualistik dengan dimensi pencarian informasi. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,242 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi ritualistik dengan dimensi evaluasi alternative. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,266 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi ritualistik dengan dimensi keputusan membeli. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,546 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi ritualistik dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.
87
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,006 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi eksperensial dengan dimensi pengenalan masalah. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,556 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi pencarian informasi, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi eksperensial dengan dimensi pencarian informasi. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,066 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi eksperensial dengan dimensi evaluasi alternative. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,621 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi eksperensial dengan dimensi keputusan membeli. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,002 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi.
88
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi eksperensial dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,119 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi ideologis dengan dimensi pengenalan masalah. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,000 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi pencarian informasi, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi ideologis dengan dimensi pencarian informasi. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,153 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi ideologis dengan dimensi evaluasi alternative. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,253 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi ideologis dengan dimensi keputusan membeli.
89
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,109 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi ideologis dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,000 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi pengenalan masalah. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,014 > 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi pencarian informasi, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi pencarian informasi. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,058 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi evaluasi alternative. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,392 > 0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
90
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi keputusan membeli. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,000 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian. E. Hasil Analisa Data Hasil analisa hubungan dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel relijiusitas dengan variabel perilaku konsumen. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi (sig) < 0.05. Hal ini menjelaskan bahwa Ho ditolak, dan Ha diterima. Artinya ada hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Temuan ini sejalan dengan teori Embededdness dari Granovetter yang menyebutkan bahwa terdapat dua (2) hal yang menuntun atau mendorong orang dalam melakukan tindakan ekonomi. Pertama, konsepsi under-socialized, yaitu tindakan ekonomi yang rasional dan berorientasi pada pencapaian keuntungan individual (self interest). Dalam under-socialized, kepentingan individu di atas segala-galanya sehingga tidak ada ruang bagi pengaruh budaya, agama, dan struktur sosial terhadap tindakan ekonomi. Kedua, konsepsi over-socialized, yaitu tindakan ekonomi yang kultural dituntun oleh aturan berupa nilai dan norma yang diinternalisasi. Dalam over-socialized, semua perilaku ekonomi seperti memilih pekerjaan, melaksanakan profesi, menjual, membeli, dan sebagainya tunduk dan patuh terhadap segala
91
sesuatu yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat-kebiasaan, dan tata-kelakuan (Damsar, 2009:139) Jika merujuk pada konsepsi tersebut (over-socialized), dapat dikatakan bahwa tindakan atau perilaku mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mengenakan jilbab, bukan hanya karena adanya aturan dari kampus, namun juga sebuah manifestasi dari internalisasi nilai-nilai dalam ajaran agamanya. Hal ini didukung oleh temuan yang menunjukkan bahwa banyaknya mahasiswi yang menggunakan jilbab dalam kegiatan seharihari, yakni sebanyak 163 atau sebesar 76% responden. Pasalnya, agama merupakan sistem sosial yang terlembaga dalam setiap masyarakat. Secara mendasar agama menjadi norma yang mengikat dalam keseharian dan menjadi pedoman. Ajaran-ajaran agama yang telah dipahami dapat menjadi pendorong kehidupan individu sebagai acuan dalam berinteraksi kepada Tuhan, sesama manusia maupun alam sekitarnya. Ajaran itu bisa diterapkan dalam mendorong perilaku ekonomi, sosial, dan budaya (Nasir, 1999:45). Namun demikian, meski agama mempengaruhi perilaku ekonomi seseorang, bukan berarti agama hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku ekonomi, dalam arti agama bukan satu-satunya penentu perilaku ekonomi, tetapi agama hanya sebagai salah satu variabel penentu.
92
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini, peneliti akan menyajikan mengenai kesimpulan dari analisa data yang telah dilakukan dan saran baik bagi para pembaca ataupun penelitian selanjutnya. A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, berikut adalah hasil temuan dan analisa peneliti mengenai hubungan relijiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: 1. Tingkat relijiusitas mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang diukur dari beberapa dimensi tergolong tinggi. Hal tersebut terlihat dari tingginya persentase pada tiap dimensinya, yakni; sebanyak 213 atau sebesar 100% responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi (berdasarkan dimensi intelektual), sebanyak 167 atau sebesar 78,40% responden responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik), sebanyak 208 atau sebesar 97,65% responden yang
relijiusitasnya
termasuk
kategori
tinggi
(berdasarkan
dimensi
eksperensial), sebanyak 213 atau sebesar 100% responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi (berdasarkan dimensi ideologis), dan 152 atau 71,36% responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial). 2. Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tergolong cukup konsumtif dalam hal pembelian barangbarang yang terkait dengan hal keagamaan, terutama dalam pembelian jilbab. 93
Hal itu terlihat dari banyaknya responden yang membeli jilbab karena termotivasi oleh agama, yakni sebanyak 188 atau sebesar 89.67% responden. 3. Terdapat hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi (p = 0,05) yaitu 0,000. B. Saran Penelitian ini sebenarnya tidak ditujukan untuk mencari penyelesaian masalah terkait relijiusitas dan perilaku konsumen pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, melainkan hanya untuk mendiskripsikan dan mencari tahu hubungannya. Namun demikian, ada beberapa refleksi dari peneliti, yang di antaranya; 1. Teman-teman mahasiswi sebaiknya bisa lebih bijaksana dalam pembelian suatu barang/ produk dengan melalui pertimbangan yang matang. 2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya meneliti soal hubungan relijiusitas dengan perilaku konsumen saja, tetapi bisa juga menyertakan pengaruhnya
94
Daftar Pustaka Amanda Kusuma Wardahani, 2010. Konsumerisme dalam karut-marut kota : “Aliran Dana Kantong Mahasiswa”. Jurnal.Badan penerbit pers mahasiswa baliurung, universitas gadjah mada, jalan kembang merak No.B21, kompleks perumahan dosen UGM, bulaksumur, Yogyakarta. Ancok Djamaludin.(1992) “Teknik Penyusunan Skala Pengukur” penerbit pusat penelitisn kependudukan UGM Yogyakarta. Ahmad Mansoer, 2009. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan Laporan. Bandung : PAAP FE UNPAD. Anggarasari, R.E.(1997). Hubungan Tingkat Relijiusitas dengan sikap konsumtif padaibu rumah tangga. Indonesian psychological jurnal. Psikologika Halaman 15-20 nomor 4 tahun II Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, edisi revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta Bibit Santoso, 2012. Konsumerisme dalam Masyarakat Urban, Studi kasus: Masyarakat Perkotaan di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Tesis, Universitas Gajah Mada Bungin Burhan, 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Damsar. (2009) Pengantar sosiologi Ekonomi, Kencana Prenada Media Group : Jakarta Handayani, Fitria. 2008. Jilbab gaul, Jilbab Standar dan Jilbab Besar, Pola Sosio-Edukasi Identitas Keagamaan di Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Sosialita. Hasan, iqbal, 2011. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara Herdiyani, 2004. Dampak Media bagi Rremaja Perempuan. Jurnal Perempuan Nasir, Nanat Fatah, 1999. Etos Kerja Wirausahawan Muslim. Bandung: Gunung Jati Press Nicholas Abercrombie, Stephen Hill, Bryan S. Turner, 2010. Kamus Sosiologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar xiv
Nisfianoor, M. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika Nurihsan, A.J. dan Agustin, 2011. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Reflika Aditama Rangkuti Freddy.(2009) Mengukur efektifitas program promosi, PT. Gramedia pustaka utama: Jakarta. Rima Hidiyanti, 2012.“Komunitas Jilbab Kontemporer Hijabers di Kota Makasar” tesis, universitas hasanuddin, Makasar. Rita Nurmalina, 2007. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen terhadap Beras, Studi Kasus di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Institut Pertanian Bogor. Septi anugrah heni, “Hubungan antara Kontrol Diri dan Syukur dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta”. Universitas Ahmad Dahlan, Jalan Kapas 9, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Sunyoto, 201. Teori kuesioner dan analisis data untuk pemasaran dan perilaku konsumen. Yogyakarta : Graha Ilmu Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2010
xv
xvi
xvii
Kuesioner PENGANTAR Yth. Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Assalamualaikum Wr. Wb. Sebagai mahasiswa tingkat akhir, saya diwajibkan membuat sebuah karya tulis berdasarkan penelitian yang saya lakukan untuk mendapatkan gelar sarjana tingkat strata satu (S1) penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen studi kasus terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami mengharapkan partisipasi anda untuk mengisi skala penelitian ini dengan jujur sesuai dengan apa yang anda rasakan atau anda alami, dan mencermati setiap pernyataan dengan teliti. Setiap respon yang anda berikan akan sangat berpengaruh terhadap hasil keselruhan penelitian ini, kemudian isilah pada kolom-kolom yang telah tersedia dengan menggunakan tanda check-list (√) di bawah pilihan jawaban dengan rincian : SS S
: Sangat Setuju : Setuju
Atau; SS: Sangat Sering S: Sering
TS STS
: Tidak setuju : Sangat Tidak Setuju
KK: Kadang-kadang TP: Tidak Pernah
Jika saudari menemui kesulitan dalam memahami pernyataan-pernyataan yang ada, anda dapat meminta penjelasan kepada enumerator. Demikian pengantar dari saya, atas partisipasi dan kerja sama yang anda berikan, saya sampaikan terima kasih. Peneliti
Udin Syarifudin xviii
A. PROFIL RESPONDEN Nama : :
Usia
No Telp/HP : Jurusan
:
Angkatan
:
B. RELIJIUSITAS Apakah ANDA sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), maupun sangat tidak setuju (STS)
atau sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang (KK), tidak
pernah(TP) dengan pernyataan berikut ini : NO
PERNYATAAN
Dimensi Intelektual 1 Setiap orang Islam wajib hukumnya mengetahui dan menjalankan rukun Islam 2 Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir yang wajib diimani oleh setiap umat Islam 3 Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi 4 Al-qur’an adalah kitab suci agama Islam yang sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW Dimensi Ritualistik 5 Membayar zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim 6 Berpuasa di bulan Ramadhanhukumnya wajib bagi setiap muslim Dimensi Eksperensial 7 Segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah 8 Segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan oleh Allah 9 Segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ada yang mengaturnya
xix
SS
S
TS
STS
Dimensi Ideologis 10 Setiap orang Islam wajib hukumnya percaya dan menjalankan rukun iman 11 Manusia terlahir di dunia ini atas kehendak Allah SWT 12 Manusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada Allah SWT 13 Menyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelah berusaha dengan maksimal Dimensi Konsekuensial 14 Percaya bahwa Allah SWT memberikan kemudahan bagi setiap orang yang mau berusaha 15 Setiap umat Islam wajib menutup aurat sesuai dengan ketentuan agama 16 Hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi setiap muslimah untuk menutup aurat NO PERNYATAAN 17 Melaksanakan shalat lima waktu berjamaah
S
S
KK TP
C. PERILAKU KONSUMEN Apakah anda sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), maupun sangat tidak setuju (STS) atau sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang (KK), tidak pernah(TP) dengan pernyataan berikut ini : NO
19 20 21 22
PERNYATAAN
SS
S
TS
STS
SS
S
KK TP
Dimensi Pengenalan Masalah Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini Membeli jilbab karena anjuran agama untuk menutup aurat bagi seorang muslimah. Membeli jilbab karena termotivasi agama Senang mengoleksi jilbab Dimensi Pencarian Informasi
23 24 25 NO 26
Sebelum membeli mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli Mengikuti info perihal jilbab sampai yang paling terkini Meminta saran orang lain sebelum membeli jilbab sebagai masukan atau perbandingan PERNYATAAN Mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih xx
27
26 27 28 NO 29 30 31 32 33
34 35
36 37 NO 38
dahulu Meminta saran jilbab kepada orang lain untuk alat perbandingan yang sesuai Dimensi Evaluasi Alternatif Membeli kerudung yang disuka walaupun haganya mahal Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah Membeli jilbab walaupun sudah sangat banyak memilikinya PERNYATAAN SS Membeli kerudung walaupun hargannya mahal Membeli kerudung banyak dengan harga murah Membeli jilbab ketika ada jilbab yang diinginkan walaupun sudah memiliki jilbab lebih dari cukup Suka membeli jilbab bermerk walaupun hargannya mahal Suka membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat banyak
S
KK TP
S
KK TP
Dimensi Keputusan Membeli Menyukai jilbab yang modis dan stylist Menyukai jilbab yang bermerk Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli atau didapatkan Merasa tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak sesuai dengan apa yang diinginkan PERNYATAAN SS Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari
xxi
Uji Validitas dan Reliabilitas A. Relijiusitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .812
22
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
relijiusitas
72.42
29.538
.488
.804
di2
72.42
29.538
.488
.804
di3
72.58
29.538
.287
.808
di4
72.42
29.538
.488
.804
di5
72.58
30.447
.100
.816
dr6
72.42
29.538
.488
.804
dr7
72.58
27.174
.554
.794
de8
72.42
29.902
.370
.807
de9
72.92
27.720
.424
.802
de10
72.75
27.659
.596
.794
Did11
72.50
29.727
.300
.808
Did12
72.75
26.750
.572
.793
Did13
72.67
27.152
.732
.789
Did14
72.50
28.636
.567
.799
dk15
72.67
27.515
.657
.792
dk16
72.67
26.970
.770
.787
dk17
72.75
26.932
.740
.787
dk18
73.50
25.545
.499
.798
dk19
73.50
25.182
.629
.787
dk20
74.33
30.424
.022
.827
dk21
74.17
34.152
-.419
.851
xxii
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
relijiusitas
72.42
29.538
.488
.804
di2
72.42
29.538
.488
.804
di3
72.58
29.538
.287
.808
di4
72.42
29.538
.488
.804
di5
72.58
30.447
.100
.816
dr6
72.42
29.538
.488
.804
dr7
72.58
27.174
.554
.794
de8
72.42
29.902
.370
.807
de9
72.92
27.720
.424
.802
de10
72.75
27.659
.596
.794
Did11
72.50
29.727
.300
.808
Did12
72.75
26.750
.572
.793
Did13
72.67
27.152
.732
.789
Did14
72.50
28.636
.567
.799
dk15
72.67
27.515
.657
.792
dk16
72.67
26.970
.770
.787
dk17
72.75
26.932
.740
.787
dk18
73.50
25.545
.499
.798
dk19
73.50
25.182
.629
.787
dk20
74.33
30.424
.022
.827
dk21
74.17
34.152
-.419
.851
dk22
73.50
30.455
.000
.833
xxiii
B. Perilaku konsumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.885
26
Item-Total Statistics dimension1 Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted dimension0
perilaku konsumen
64.25
124.568
-.347
.893
dpm2
62.83
112.697
.455
.881
dpm3
62.58
113.356
.362
.884
dpm4
63.17
110.333
.545
.879
dpm5
62.83
114.152
.448
.882
dpm6
62.42
120.265
.040
.888
dpi7
63.92
105.174
.863
.871
dpi8
64.00
106.545
.844
.872
dpi9
63.58
105.720
.794
.872
dea10
63.25
114.750
.287
.886
dea11
63.25
110.386
.611
.878
dea12
63.08
115.356
.332
.884
dkm13
63.17
111.061
.589
.878
dkm14
63.50
111.545
.637
.878
dkm15
64.00
118.727
.125
.888
dtlpm16
63.00
114.909
.527
.881
dtlpm17
63.00
118.909
.084
.890
dtlpm18
63.50
111.364
.464
.881
dtlpm19
62.25
116.568
.284
.885
dtlpm20
63.92
104.447
.802
.871
dtlpm21
63.67
112.242
.309
.887
dtlpm22
63.42
110.811
.436
.882
dtlpm23
63.92
103.538
.705
.874
dtlpm24
63.58
112.811
.308
.886
dtlpm25
64.08
113.174
.478
.881
dtlpm26
63.75
108.386
.538
.879
xxiv
Uji Normalitas
relijiusitas N Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
perilaku_konsumen
dpm2 213 3.07 0.554 0.369 0.369 -0.349 5.383 0.000
dpm3 213 3.09 0.567 0.373 0.373 -0.354 5.448 0.000
213 3.04 0.494 0.389 0.389 -0.366 5.684 0.000
di2
di3
di4
dr5
213 3.88 0.328 0.523 0.355 -0.523 7.633 0.000
213 3.89 0.317 0.526 0.361 -0.526 7.680 0.000
213 3.62 0.525 0.402 0.245 -0.402 5.869 0.000
213 3.83 0.400 0.504 0.336 -0.504 7.357 0.000
dpm4
dpi5
dpi6
dpi7
213 2.87 0.542 0.385 0.320 -0.385 5.612 0.000
213 2.84 0.754 0.321 0.257 -0.321 4.683 0.000
213 2.65 0.702 0.302 0.224 -0.302 4.411 0.000
213 2.85 0.665 0.348 0.286 -0.348 5.078 0.000
dr6
213 3.82 0.388 0.499 0.318 -0.499 7.276 0.000
dea8 213 2.54 0.786 0.282 0.282 -0.193 4.112 0.000
de7
213 3.80 0.402 0.490 0.308 -0.490 7.154 0.000
dea9 213 2.64 0.711 0.266 0.266 -0.244 3.884 0.000
de8
213 3.59 0.589 0.383 0.242 -0.383 5.586 0.000
dea10 213 2.54 0.730 0.266 0.240 -0.266 3.887 0.000
xxv
de9
213 3.53 0.571 0.353 0.265 -0.353 5.157 0.000
dkm11 213 2.98 0.723 0.259 0.248 -0.259 3.786 0.000
did10
213 3.58 0.583 0.381 0.234 -0.381 5.558 0.000
dkm12 213 2.63 0.745 0.256 0.256 -0.235 3.738 0.000
dtlpm13 213 3.23 0.596 0.333 0.333 -0.263 4.858 0.000
did11
did12
did13
213 3.72 0.451 0.452 0.266 -0.452 6.600 0.000
213 3.65 0.535 0.412 0.255 -0.412 6.007 0.000
213 3.69 0.528 0.437 0.282 -0.437 6.371 0.000
dtlpm14
dtlpm15
dtlpm16
213 2.71 0.745 0.291 0.291 -0.190 4.249 0.000
213 3.01 0.694 0.261 0.261 -0.260 3.813 0.000
213 2.61 0.809 0.293 0.210 -0.293 4.270 0.000
213 3.62 0.541 0.400 0.244 -0.400 5.832 0.000
dtlpm17 213 2.35 0.825 0.288 0.288 -0.210 4.197 0.000
dk14 213 3.65 0.533 0.414 0.257 -0.414 6.042 0.000
dtlpm18 213 2.38 0.667 0.345 0.345 -0.237 5.034 0.000
dk15
dk16
213 3.41 0.572 0.321 0.321 -0.291 4.684 0.000
dtlpm19 213 2.68 0.721 0.324 0.240 -0.324 4.722 0.000
213 3.38 0.616 0.288 0.288 -0.287 4.203 0.000
dtlpm20 213 2.52 0.750 0.252 0.243 -0.252 3.681 0.000
dk17
dk18
213 2.88 0.690 0.284 0.256 -0.284 4.143 0.000
dtlpm21
213 2.92 0.589 0.338 0.310 -0.338 4.931 0.000
dtlpm22 213 2.30 0.849 0.244 0.244 -0.189 3.560 0.000
213 2.40 0.730 0.313 0.313 -0.222 4.572 0.000
Uji Spearman Perdimensi Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations
Spearman's rho
Total_di
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
Total_dpm
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_di 1.000 . 213 .176(*) .010 213
Total_dpm .176(*) .010 213 1.000 . 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations
Spearman's rho
Total_di
Total_dpi
Total_di
Total_dpi
1.000
.009
Sig. (2-tailed)
.
.899
N
213
213
Correlation Coefficient
.009
1.000
Sig. (2-tailed)
.899 213
. 213
Correlation Coefficient
N
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations
Spearman's rho
Total_di
Total_dea
Total_di 1.000
Total_dea .084
Sig. (2-tailed)
.
.220
N
213
213
Correlation Coefficient
.084
1.000
Sig. (2-tailed)
.220 213
. 213
Correlation Coefficient
N
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations
Spearman's rho
Total_di
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_dkm
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_di
Total_dkm
1.000 . 213
.064 .350 213
.064 .350 213
1.000 . 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations
Spearman's rho
Total_di Total_dtlpm
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
xxvi
Total_di 1.000 . 213 .136(*) .047
Total_dtlp m .136(*) .047 213 1.000 .
N 213 213 Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations
Spearman's rho
Total_dr
Total_dpm
Total_dr
Total_dpm
1.000
.133
Sig. (2-tailed)
.
.052
N
213
213
Correlation Coefficient
.133
1.000
Sig. (2-tailed)
.052 213
. 213
Correlation Coefficient
N
Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations
Spearman's rho
Total_dr
Total_dpi
Total_dr
Total_dpi
Correlation Coefficient
1.000
-.155(*)
Sig. (2-tailed)
.
.024
N
213
213
Correlation Coefficient
-.155(*)
1.000
Sig. (2-tailed)
.024 213
. 213
N
Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations
Spearman's rho
Total_dr
Total_dea
Total_dr
Total_dea
Correlation Coefficient
1.000
.081
Sig. (2-tailed)
.
.242
N
213
213
Correlation Coefficient
.081
1.000
Sig. (2-tailed)
.242 213
. 213
N
Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations
Spearman's rho
Total_dr
Total_dkm
Total_dr
Total_dkm
Correlation Coefficient
1.000
-.076
Sig. (2-tailed)
.
.266
N
213
213
Correlation Coefficient
-.076
1.000
Sig. (2-tailed)
.266 213
. 213
N
Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations
Spearman's rho
Total_dr Total_dtlpm
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
xxvii
Total_d r 1.000 . 213 .042 .546
Total_dtlpm .042 .546 213 1.000 .
N
213
213
Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations
Spearman's rho
Total_de
Total_dpm
Total_de
Total_dpm
Correlation Coefficient
1.000
.189(**)
Sig. (2-tailed)
.
.006
N
213
213
Correlation Coefficient
.189(**)
1.000
Sig. (2-tailed)
.006
.
N
213
213
Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations
Spearman's rho
Total_de
Total_dpi
Correlation Coefficient
Total_de 1.000
Total_dpi -.041
Sig. (2-tailed)
.
.556
N
213
213
Correlation Coefficient
-.041
1.000
Sig. (2-tailed)
.556 213
. 213
N
Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations
Spearman's rho
Total_de
Total_dea
Total_de 1.000
Total_dea .126
Sig. (2-tailed)
.
.066
N
213
213
Correlation Coefficient
.126
1.000
Sig. (2-tailed)
.066 213
. 213
Correlation Coefficient
N
Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations
Spearman's rho
Total_de
Total_dkm
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_de 1.000 . 213 .034 .621 213
Total_dkm .034 .621 213 1.000 . 213
Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations
Spearman's rho
Total_de
Total_dtlpm
Total_de
Total_dtlpm
Correlation Coefficient
1.000
.216(**)
Sig. (2-tailed)
.
.002
N
213
213
Correlation Coefficient
.216(**)
1.000
xxviii
Sig. (2-tailed)
.002
.
N
213 213 Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations
Spearman's rho
Total_did
Total_dpm
Total_did
Total_dpm
Correlation Coefficient
1.000
.107
Sig. (2-tailed)
.
.119
N
213
213
Correlation Coefficient
.107
1.000
Sig. (2-tailed)
.119
.
N
213
213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations
Spearman's rho
Total_did
Total_dpi
Total_did 1.000
Total_dpi -.289(**)
Sig. (2-tailed)
.
.000
N
213
213
Correlation Coefficient
-.289(**)
1.000
Sig. (2-tailed)
.000 213
. 213
Correlation Coefficient
N
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations
Spearman's rho
Total_did
Total_dea
Total_did 1.000
Total_dea -.098
Sig. (2-tailed)
.
.153
N
213
213
Correlation Coefficient
-.098
1.000
Sig. (2-tailed)
.153 213
. 213
Correlation Coefficient
N
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations
Spearman's rho
Total_did
Total_dkm
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_did 1.000 . 213 -.079 .253 213
Total_dkm -.079 .253 213 1.000 . 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations
Spearman's rho
Total_did
Total_dtlpm
Total_did
Total_dtlpm
Correlation Coefficient
1.000
-.110
Sig. (2-tailed)
.
.109
N
213
213
Correlation Coefficient
-.110
1.000
xxix
Sig. (2-tailed)
.109 . N 213 213 Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations
Spearman's rho
Total_dk
Total_dpm
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_dk 1.000 . 213 .427(**) .000 213
Total_dpm .427(**) .000 213 1.000 . 213
Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations
Spearman's rho
Total_dk
Total_dpi
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_dk 1.000 . 213 .168(*) .014 213
Total_dpi .168(*) .014 213 1.000 . 213
Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations
Spearman's rho
Total_dk
Total_dea
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_dk 1.000 . 213 .130 .058 213
Total_dea .130 .058 213 1.000 . 213
Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations
Spearman's rho
Total_dk
Total_dkm
Total_dk
Total_dkm
Correlation Coefficient
1.000
.059
Sig. (2-tailed)
.
.392
N
213
213
Correlation Coefficient
.059
1.000
Sig. (2-tailed)
.392 213
. 213
N
Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations
Spearman's rho
Total_dk
Total_dtlpm
Correlation Coefficient
Total_dk 1.000
Total_dtlpm .324(**)
Sig. (2-tailed)
.
.000
N
213
213
Correlation Coefficient
.324(**)
1.000
Sig. (2-tailed)
.000
.
xxx
N
xxxi
213
213