FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KECAMATAN RATAHAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Priska Pandaleke*, Jean H. Raule*, Marjes N. Tumurang* *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Pernikahan dini di lingkungan remaja cenderung berdampak negatif baik dari segi sosial ekonomi, mental/psikologis, fisik, terutama bagi kesehatan reproduksi sang remaja tersebut. Dampak dari pernikahan usia dini untuk kesehatan reproduksi kemungkinan dua kali lebih besar meninggal saat melahirkan. Maka dari itu penelitian ini mengenai faktor-faktor mempengaruhi pernikahanusia dini di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Waktu Pelaksanaan penelitian bulan September 2016 – Januari 2017 dengan sampel 64 keluarga. Analisis data untuk menjawab permasalahan penelitian dilakukan univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi pendidikan (p=0,007 <0,05), pengetahuan (p=0,007<0,05), persepsi orang tua (p=0,007<0,05), budaya (p=0,272<0,05), virginitas (p=0,008<0,05), hubungan dengan pernikahan usia dini di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari nilai signifikansi pendidikan (p=0,007 <0,05), pengetahuan (p=0,007<0,05), persepsi orang tua (p=0,007<0,05), budaya (p=0,272<0,05), virginitas (p=0,008<0,05), hubungan dengan pernikahan usia dini di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Kesimpulannya terdapat hubungan antara pendidikan, pengetahuan, persepsi orang tua dan nilai virginitas dengan pernikahan usia dini sedangkan budaya tidak terdapat hubungan antara dengan pernikahan usia dini di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Maka disarankan tenaga kesehatan di puskesmas dan posyandu termasuk BkkbN hendaknya terus melakukan tindakan promotif seperti penyuluhan dan memberikan pengetahuan bagi orang tua tentang pernikahan usia dini untuk mencegah pernikahan usia dini. Kata Kunci: Pernikahan Usia Dini ABSTRACT Early marriage in the neighborhood teens tend to have a negative impact in terms of both social and economic, mental / psychological, physical, especially for the adolescent reproductive health. The impact of early marriage for reproductive health are twice as likely to die in childbirth. Therefore this study regarding the factors influencing early in the District Ratahan pernikahanusia Southeast Minahasa Regency East. This research is a quantitative research with cross sectional study conducted in the District of East Ratahan Southeast Minahasa Regency. Execution time studies in September 2016 - January 2017 with a sample of 64 families. Analysis of the data to answer the problem of research conducted univariate, bivariate and multivariate analyzes. The results showed that the value of the significance level (p = 0.007 <0.05), knowledge (p = 0.007 <0.05), the perception of parents (p = 0.007 <0.05), culture (p = 0.272 <0.05 ), virginity (p = 0.008 <0.05), the association with early marriage in the District of Southeast Minahasa Regency East Ratahan. The results showed that the value of educational significance (p = 0.007 <0.05), knowledge (p = 0.007 <0.05), the perception of parents (p = 0.007 <0.05), culture (p = 0.272 <0, 05), virginitas (p = 0.008 <0.05), the association with early marriage in the District of Southeast Minahasa Regency East Ratahan. In conclusion there is a relationship between education, knowledge, perception of parents and the value of virginity with early marriage culture while there was no correlation between the early marriage in the District of East Ratahan Southeast Minahasa Regency. It is therefore advised health workers in health centers and neighborhood health center including BKKBN should continue to conduct promotional measures such as counseling and providing knowledge to parents about early marriage to prevent early marriage. Keyword: Early Marriage
114
PENDAHULUAN
buruk, dan gangguan kesehatan seksual
Dalam undang-undang perkawinan pasal
dan reproduksi. Mereka mengalami
2
ayat
7
melangsungkan
disebutkan
untuk
kondisi yang buruk untuk seluruh
pernikahan,
batas
indikator
sosial
dan
ekonomi
minimal usia wanita adalah 16 tahun dan
dibandingkan dengan anak perempuan
pria
yang
19
tahun.
Pernikahan
yang
menunda
usia
perkawinan,
berlangsung di bawah itu, disebut
termasuk tingkat pendidikan yang lebih
dengan pernikahan dini. Konsensus
rendah dan tingkat kemiskinan yang
global tentang perlunya penghapusan
lebih tinggi. Dampak buruk ini juga
perkawinan dini, kawin paksa, dan
akan dialami oleh anak-anak mereka dan
perkawinan
usia
dapat berlanjut pada generasi yang akan
mengemuka
dalam
anak
semakin
beberapa
tahun
datang. (Anonim, 2015)
terakhir. Pada tahun 2014, Sekretaris
Menurut
WHO
(2014),
anak
Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa
perempuan usia 10-14 tahun memiliki
(PBB) merekomendasikan target khusus
risiko lima kali lebih besar untuk
dalam
Pembangunan
meninggal dalam kasus kehamilan dan
2015
untuk
persalinan daripada perempuan usia 20-
anak.
24 tahun, dan secara global kematian
Tujuan
Berkelanjutan menghapus
pasca perkawinan
usia
Rekomendasi ini didukung oleh 116
yang
negara anggota, termasuk Indonesia.
merupakan penyebab utama kematian
(Anonim, 2014) Pada tahun 2014, Uni
anak perempuan usia 15-19 tahun.
Afrika juga meluncurkan kampanye
disebabkan
Fenomena
oleh
kehamilan
pernikahan usia dini
untuk menghapus perkawinan usia anak
masih banyak dijumpai pada masyarakat
di Afrika. (Minchew and Kennedy,
Timur Tengah dan Asia Selatan dan
2014)
pada beberapa kelompok masyarakat di
Lebih dari 700 juta perempuan yang
Sub-Sahara Afrika. Di Asia Selatan
hidup saat ini menikah ketika masih
terdapat 9,7 juta anak perempuan 48%
anak-anak,
tiga
menikah dibawah 18 tahun, Afrika
diantaranya menikah sebelum usia 15
sebesar 42% dan Amerika Latin sebesar
tahun.
29%. Penelitian di Bangladesh terdapat
dimana
(Anonim,
satu
2014)
dari
Anak-anak
perempuan
yang
menikah
muda
3.362 remaja putri 25,9% menikah pada
menghadapi
akibat
buruk
terhadap
usia muda. Penelitian di Jeddah Saudi
kesehatan mereka sebagai dampak dari
Arabia tentang menikah usia muda dan
melahirkan dini, peningkatan risiko
konsekukuensi kehamilan menunjukan
kekerasan dalam rumah tangga, gizi
115
27,2% remaja menikah sebelum 16
Pernikahan
tahun
dini
di
lingkungan
remaja cenderung berdampak negatif
Pada tahun 2012 di Indonesia, angka
baik
dari
segi
sosial
ekonomi,
perempuan yang menikah usia 10-14
mental/psikologis, fisik, terutama bagi
tahun
kesehatan
sebesar
4,2
%,
sementara
reproduksi
sang
remaja
perempuan yang menikah usia 15-19
tersebut. Dampak dari pernikahan usia
tahun sebesar 41,8 % (Survei BKKBN
dini untuk kesehatan reproduksi adalah
dalam Indra, 2013). Pada tahun 2013
satunya adalah perempuan usia 15-19
terjadi peningkatan rasio pernikahan
tahun memiliki kemungkinan dua kali
muda
perkotaan,
lebih besar meninggal saat melahirkan
diabndingkan dengan daerah pedesaan.
dibandingkan yang berusia 20-25 tahun,
Adapun jumlah rasio kenaikan tersebut
sedangkan di bawah usia 15 tahun
pada daerah perkotaan tahun 2012
kemungkinan meninggal bisa lima kali
adalah 26 dari 1.000 perkawinan, rasio
lipat. (Nad, 2014).Salah satu faktor yang
itu naik pada tahun 2013 menjadi 32 per
mempengaruhi terjadinya pernikahan
1.000
dini
pada
daerah
pernikahan,
sedangkan
pada
adalah
pendidikan.Tingkat
daerah pedesaan yang menurun dari 72
pendidikan
per 1.000 pernikahan menjadi 67 per
seseorang
1.000
tahun
menyebabkan adanya kecenderungan
peningkatan
melakukan pernikahan di usia dini
pernikahan
2013.Meskipun
terjadi
pada
jumlah rasio pernikahan di perkotaan,
maupun yang
pengetahuan rendah
dapat
(Alfiyah, 2010).
tetapi rasio angka pernikahan dini di
Pendidikan orang tua juga memiliki
daerah pedesaan masih lebih tinggi
peranan dalam keputusan buat anaknya,
daripada perkotaan (Eko, 2013).
karena di dalam lingkungan keluarga ini,
Permasalahan kesehatan reproduksi
pendidikan seseorang yang pertama dan
dimulai dengan adanya pernikahan dini
utama.Peran
yang hasilnya yaitu pada perempuan
keberlangsungan pernikahan dini pada
usia 10-14 tahun terdapat 2,6 %
dasarnya tidak terlepas dari tingkat
menikah pada usia kurang dari 15 tahun
pengetahuan
kemudian 23,9 % menikah pada usia 15-
dihubungkan
19 tahun (Riskesdas, 2013). Di Sulawesi
pendidikan orang tua (Juspin, 2012). Hal
Utara usia menikah kurang dari 14 tahun
ini
sebesar 0,5 %, sedangkan usia menikah
Nandang (2009) menunjukkan bahwa
antara 15 – 19 tahun sebesar 33,5 %
ada hubungan antara pendidikan orang
(Survei BKKBN, 2013).
tua pada wanita dewasa muda dengan
116
sejalan
orang
orang pula
dengan
tua
terhadap
tua
yang
dengan
tingkat
penelitian
dari
resiko sebesar 7 kali lipat.Seseorang
responden didapatkan data bahwa 29
yang memiliki latar belakang orang tua
orang telah mengalami kehamilan dan
dengan
persalinan pada usia muda dan 13 orang
pendidikan
rendah
maka
memiliki resiko lebih besar untuk
diantaranya
pernah
menikah dini daripada seseorang yang
keguguran,
sebanyak
memiliki latar belakang orang tua
mengalami berat badan lahir di bawah
dengan pendidikan tinggi.
2500 gram. Resiko seperti berat badan
Menurut BPS dalam analisis data pernikahan
usia
anak
mengalami 4
orang
bayi rendah, keguguran, hamil dan
di
bersalin pada usia muda telah dirasakan
Indonesia,Persentase Perempuan Pernah
dari
Kawin Usia 20 - 24 Tahun yang
menikah
Menikah Sebelum Usia 18 Tahun
sosialisasi tentang pentingnya kesehatan
Menurut
2008-2012
reproduksi remaja sangat diperlukan
disebutkan Provinsi Sulawesi Utara
untuk meminimalkan dampak tersebut.
sebesar
2008,
Upaya untuk menghapus perkawinan
25,3%pada tahun 2009, 25,4 % pada
usia anak merupakan respon terhadap
tahun 2010, 22,9 pada tahun 2011, 25,0
semakin
% pada tahun 2012,dengan rata rata
menunjukkan
24,7%.Berdasarkan
Kabupaten/Kota
cakupan permasalahan tersebut. Maka
perkawinan remaja di
dari itu penelitian ini mengenai faktor-
Bolaang Mongondow 22 % dan Bolaang
faktor mempengaruhi pernikahanusia
Mongondow Timur 20%. Berdasarkan
dini di Kecamatan Ratahan Timur
kecamatan, diperoleh data perkawinan
Kabupaten Minahasa Tenggara.
Provinsi,
25,0
diperoleh data
remaja
di
%pada
tahun
Touluaan
Selatan
beberapa dini.
remaja
yang
Oleh
karena
banyaknya
bukti
besarnya
skala
telah itu,
yang dan
33%,
Ratatotok 30%, Passi Timur 27%,
METODE PENELITIAN
Bilalang 26%, Lolayan 26% Sangkub
Jenis penelitian ini adalah penelitian
26%.
kuantitatif menggunakan metode survei
Berdasarkan survei awal yang telah
analitik dan pendekatan cross sectional
dilakukan oleh peneliti di Kecamatan
yang
Ratahan Timur Kabupaten Minahasa
Ratahan Timur Kabupaten Minahasa
Tenggara, pada rentang tahun 2011-
Tenggara. Waktu Pelaksanaan penelitian
2015 didapatkan sebanyak 309 remaja
bulan September 2016 – Januari 2017
melakukan pernikahan dini yaitu pada
dengan populasi pada penelitian ini
usia rentang <20 tahun. Selain itu dari
adalah 309 keluarga di Kecamatan
survei
Ratahan Timur Kabupaten Minahasa
awal
tersebut
diambil
40
117
dilaksanakan
di
Kecamatan
Tenggara dan sampel 64 keluarga.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis
1. Hubungan
data
permasalahan
untuk
menjawab
penelitian
dilakukan
univariat, bivariat dan dengan
bantuan
Pendidikan
Dengan Pernikahan Usia Dini Di
multivariat
komputer
Antara
Kecamatan
program
Ratahan
Timur
Kabupaten Minahasa Tenggara
Statistical Product Service And Solution (SPSS) for Windows versi 21.
Tabel 1. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Pernikahan Usia Dini di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara Pernikahan Usia Dini Pendidikan Ya Tidak Total n % n % n % Nilai p Tinggi 10 15,6 2 3,2 12 18,8 0,007 Rendah 21 32,8 31 48,4 52 81,2 Total 31 48.4 33 61,6 64 100 Hasil penelitian menunjukkan yang dimiliki dalam menghadapi bahwa dari 12 responden (18,8%) yang berpendidikan tinggi
yang menjawab
Hasil ini sesuai dengan Dwinanda
10 responden
(2015) yang meneliti Hubungan Antara
menikah di usia dini (15,6%)
dan
masalah remaja.
yang
menjawab
Pendidikan
Ibu
Dan
Pengetahuan
tidakmenikah di usia dini 2 responden
Responden Dengan Pernikahan Usia
(3,2%) sedangkan dari 52 responden
Dini. Populasi dalam penelitian ini
(81,2%) yang pendidikan rendah yang
adalah wanita yang sudah menikah di
menjawab menikah di usia dini 21
Kec. Plaosan Kab. Magetan Jawa Timur
responden (32,8%) dan yang menjawab
tahun 2014. Pemilihan sampel dengan
tidak menikah di usia dini 33 responden
perbandingan 1 : 1, dengan kasus
(61,6%). Dilihat dari nilai signifikansi
sebanyak 76 responden dan kontrol 76
sebesar
responden.
p=0,007<0,05),
maka
H1
Hasil
diterima atau terdapat hubungan antara
menunjukkan
pendidikan dengan pernikahan usia dini
antara pendidikan ibu (p-value=0,000;
di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten
OR= 9,821; 95% CI= 4,657-20,714)
Minahasa Tenggara. Peran orangtua
dengan kejadian pernikahan usia dini.
dalam menentukan perkawinan anak
Responden yang memiliki pendidikan
dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi
yang rendah memiliki risiko untuk
keluarga, tingkat pendidikan keluarga,
terjadinya pernikahan usia dini sebesar
kepercayaan dan adat istiadat yang
9,281 kali dari pada ibu yang memiliki
berlaku dalam keluarga dan kemampuan
pendidikan tinggi.Hasil penelitian ini
118
bahwa ada
penelitian hubungan
sejalan dilakukan
dengan
penelitian
Rafidah
dkk
yang di
penelitiannya tentang Dampak yang
Purworejo, dimana proporsi responden
Ditimbulkan Akibat Perkawinan Usia
yang memiliki orangtua berpendidikan
Dini menemukan bahwa
rendah secara signifikan lebih berisiko
tingkat pendidikan maupun pengetahuan
1,25 kali menikah < 20 tahun dibanding
orangtua,
responden yang memiliki orangtua yang
menyebabkan adanya kecenderungan
berpendidikan tinggi. Adanya dukungan
mengawinkan
keluarga
kelangsungan
dibawah umur. Penelitian oleh Uecker
pernikahan usia dini tersebut pada
and Stokes (2008) di Amerika Serikat,
dasarnya tidak terlepas dari tingkat
menyatakan bahwa responden yang
pengetahuan
dapat
salah satu orang tua dengan pendidikan
dihubungkan dengan tingkat pendidikan
terakhir di perguruan tinggi mencegah
keluarga. Tingkat pendidikan keluarga
untuk menikahkan anaknya pada usia
ini akan mempengaruhi pemahaman
dini
keluarga tentang kehidupan berkeluarga.
memiliki orang tua dengan pendidikan
(Rafidah dkk, 2009)
kurang dari perguruan tinggi (p-value =
terhadap
orangtua
(2009)
Menurut Yulianti, (2010), dalam
yang
anak
dan
anaknya
dibandingkan
rendahnya
masyarakat,
yang
responden
masih
yang
0,001). 2. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Pernikahan Usia Dini di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara Tabel 2. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Pernikahan Usia Dini di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara Pernikahan Usia Dini Pengetahuan Ya Tidak Total n % n % n % Nilai p Kurang baik 10 15,6 2 3,2 12 18,8 0,007 Baik 21 32,8 31 48,4 52 81,2 Total 31 48.4 33 61,6 64 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menjawab menikah di usia dini 21
dari
yang
responden (48,4%) dan yang menjawab
yang
tidakmenikah di usia dini 31 responden
menjawab menikah di usia dini 10
(61,6%). Dilihat dari nilai signifikansi
responden (15,6%) dan yang menjawab
sebesar
tidak menikah di usia dini 2 responden
diterima atau terdapat hubungan antara
(3,2%) sedangkan dari 52 responden
pengetahuan dengan pernikahan usia
(81,2%) yang berpengetahuan baik yang
dini di Kecamatan Ratahan Timur
12
responden
berpengetahuan
(18,8%)
kurang
baik
119
p=0,007<0,05),
maka
H1
Kabupaten
Minahasa
Tenggara.
(2012) tentang Hubungan Pengetahuan
Pengetahuan merupakan faktor penting
Remaja Putri Menikah Dini tentang
yang
Kehamilan
dapat
seseorang.
mempengaruhi Pengetahuan
perilaku
dengan
Kecemasan
merupakan
menghadapi Kehamilan di Kecamatan
informasi yang telah dikombinasikan
Pulosaari Kabupaten Pemalang dimana
dengan
(Notoatmodjo,
secara statistik terdapat hubungan yang
2014). Pernikahan di usia dini menurut
bermakna antara pengetahuan remaja
penelitian
putri menikah dini tentang kehamilan
pemahaman.
UNICEF
tahun
2005
berhubungan dengan derajat pendidikan
dengan
kecemasan
yang rendah.
kehamilan (p=0,038).
menghadapi
Hasil ini sesuai dengan Dwinanda
Bulan dkk (2016) meneliti Faktor
(2015) yang meneliti Hubungan Antara
Yang Berhubungan Dengan Pernikahan
Pendidikan
Dini Di Desa Pa'bentengang Kec.
Ibu
Dan
Pengetahuan
Responden Dengan Pernikahan Usia
Marusu
Dini. Populasi dalam penelitian ini
Populasi dalam penelitian ini 88 wanita
adalah wanita yang sudah menikah di
usia subur yang diperoleh dari Pos
Kec. Plaosan Kab. Magetan Jawa Timur
Kesehatan Desa Pa’bentengang. Hasil
tahun 2014. Pemilihan sampel dengan
penelitian menunjukkan
perbandingan
hubungan antara tingkat pengetahuan
1:
1,
dengan
kasus
Kab.
sebanyak 76 responden dan kontrol 76
(p=0,018)
responden.
penelitian
Berdasarkan
hubungan
diketahui
Hasil
menunjukkan antara
bahwa ada
pengetahuan
value=0,000;OR= 2,082-8,825)
reponden
4,286; dengan
95%
(p-
Maros
dengan
Tahun
bahwa
bahwa ada
pernikahan
penelitian
2016.
Choe
semakin
dini. dkk, tinggi
pendidikan yang dimiliki oleh responden
CI=
bisa
kejadian
mencegah
untuk
terjadinya
pernikahan usia dini.
pernikahan usia dini di Kec. Plaosan
Informasi yang kurang dipengaruhi
Kab. Magetan Jawa Timur tahun 2015.
juga oleh antara lain jarak daerah yang
Responden yang memiliki pengetahuan
jauh dari keramaian atau daerah terisolir
rendah mengenai pernikahan usia dini
menyebabkan kurangnya informasi pada
memiliki
melakukan
seseorang. Seperti contoh di daerah
pernikahan dini sebesar 4 kali dibanding
Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten
responden yang memiliki pengetahuan
Minahasa Tenggara, dimana daerah
tinggi mengenai pernikahan usia dini.
tersebut jauh dari pusat kota dan
Demikian juga hasil penelitian ini
masyarakatnya tidak berusaha menggali
sejalan dengan penelitian Khomsatun
informasi
risiko
untuk
120
sehingga
informasi
yang
didapat
sangat
minim
diantaranya
pengetahuan remaja putri dengan sikap
mengenai bahaya melakukan pernikahan
remaja putri terhadap pernikahan usia
dini pada
dini. Hasil penelitian tersebut juga
anaknya.
Menunda usia
pernikahan merupakan salah satu cara
menyatakan
agar anak dapat mengenyam pendidikan
pengetahuan
lebih tinggi.
pernikahan
Puspita (2014) dalam penelitiannya
bahwa
semakin
tinggi
putri
tentang
remaja usia
dini,
maka
akan
semakin baik pula sikap remaja putri
tentang hubungan pengetahuan remaja
terhadap
putri dengan sikap remaja putri terhadap
Sebaliknya semakin kurang pengetahuan
pernikahan usia dini di Desa Kesesi
remaja putri tentang pernikahan usia
Kecamatan
Kabupaten
dini, maka semakin kurang juga sikap
Pekalongan dengan didapatkan hasil ρ
remaja putri terhadap pernikahan usia
value 0,014 (value > 0.05). Hal tersebut
dini.
Kesesi
pernikahan
usia
dini.
disimpulkan bahwa ada hubungan antara 3. Hubungan Antara Persepsi Orang Tua Dengan Pernikahan Usia Dini Di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara Tabel 3. Hubungan Antara Persepsi Orang Tua Dengan Pernikahan Usia Dini Di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara Pernikahan Usia Dini Persepsi Orang Ya Tidak Total Tua n % n % n % Nilai p Kurang Baik 18 28,1 11 17,2 29 45,3 0,047 Baik 13 20,3 22 34,4 35 54,7 Total 31 48,4 33 51,6 64 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi orang tua dengan pernikahan dari
29
responden
(45,3%)
yang
usia dini di Kecamatan Ratahan Timur
Persepsi Orang Tua kurang baik yang
Kabupaten
menjawab menikah di usia dini 18
Penelitian yang dilakukan oleh Haque
responden (28,1%) dan yang menjawab
dkk, didapatkan bahwa sebagian besar
tidakmenikah di usia dini 11 responden
responden
(17,2%) sedangkan dari 35 responden
mendapatkan
(54,7%) yang Persepsi Orang Tua baik
pernikahan
usia
dini
yang menjawab menikah di usia dini 13
kesehatan
dan
pegawai
responden (20,3%) dan yang menjawab
berencana dan juga dari televisi, radio,
tidakmenikah di usia dini 22 responden
koran, lembaga pendidikan, anggota
(34,4%). Dilihat dari nilai signifikansi
keluarga dan lainnya juga membantu
sebesar
H1
mereka untuk mendapatkan pengetahuan
diterima atau terdapat hubungan antara
dimana 84,7% responden menonton
p=0,007<0,05),
maka
121
Minahasa
(99%)
Tenggara.
pertama
informasi dari
kali
mengenai petugas keluarga
televisi, 5,7% responden mendengarkan
pernikahan usia dini bahkan 15,38%
radio, dan 5,33% responden membaca
memiliki pengetahuan yang baik dan
koran secara teratur (13). Sebagian besar
84,61% memiliki pengetahuan cukup
dari
responden
pengetahuan
(92,3%)
memiliki
mengenai umur yang sesuai untuk
cukup
mengenai
hamil.
yang
4. Hubungan Antara Budaya Dengan Pernikahan Usia Dini Di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara Tabel 3. Hubungan Antara Budaya Dengan Pernikahan Usia Dini Di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara Pernikahan Usia Dini Budaya Ya Tidak Total n % n % n % Nilai p Kurang Baik 3 4,7 1 1,6 4 6,2 0,272 Baik 28 43,8 32 50,0 60 93,8 Total 31 51,6 33 51,6 64 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor penting yang menentukan bahwa
dari 4 responden (6,2%) yang Budaya
pernikahan terjadi pada usia yang tepat.
kurang baik yang menjawab menikah di
Bila orang tidak mengetahui informasi
usia dini 3 responden (4,7%) dan yang
ini,
menjawab tidak menikah di usia dini 1
kebudayaan mereka dan melakukan
responden (6,2%) sedangkan dari 60
pernikahan anak mereka pada usia yang
responden (93,8%) yang Budaya baik
sangat muda. Alasan kepala keluarga
yang menjawab menikah di usia dini 28
untuk tidak menikahkan anaknya pada
responden (43,8%) dan yang menjawab
usia muda diantaranya yaitu sebanyak
tidak menikah di usia dini 33 responden
42,4% untuk membiarkan mereka tetap
(51,6%). Dilihat dari nilai signifikansi
belajar,
sebesar
H0
mempersiapkan anak penghidupan yang
diterima atau tidak terdapat hubungan
layak, sebanyak 35,3% responden untuk
antara budaya dengan pernikahan usia
mencegah
dini di Kecamatan Ratahan Timur
menyatakan belum pada usia yang tepat
Kabupaten Minahasa Tenggara.
untuk menikah dan 5% karena alasan
p=0,272>0,05),
maka
Laporan dipublikasikan oleh Plan
mereka
akan
sebanyak
kemiskinan.
menerapkan
42,2%
kesehatan,
untuk
13,9%
Selain itu akibat dari
Nepal Save the Children dan World
pernikahan usia muda dijelaskan juga
Vision
mempengauhi
International
Nepal
(2012),
aspek
menyatakan bahwa pengetahuan tentang
diantaranya
hukum
payudara, stillbirth, kematian ibu dan
usia
pernikahan
merupakan
122
kehamilan
kesehatan dini,
kanker
anak, tekanan mental bahkan hingga
Kubung Kabupaten Solok tahun 2013.
bunuh diri.
Metode
penelitian
ini
merupakan
Sardi dkk (2016) meneliti Faktor-
penelitian deskriptif analitik dengan
Faktor Pendorong Pernikahan Dini Dan
desain case control study. Hasil analisis
Dampaknya Di Desa Mahak Baru
bivariat menunjukkan tidak terdapat
Kecamatan
hubungan
Sungai
Boh
Kabupaten
(p-value=0,321)
antara
Malinau. Penelitian ini menggunanakan
budaya dengan pernikahan dini.
metode penelitian kualitatif, dengan
Menurut adat-istiadat
pernikahan
informan 5 anak yang menikah dini dan
sering terjadi karena sejak kecil anak
5 orang tua yang menikahkan anaknya
telah dijodohkan oleh kedua orang
pada
penelitian
tuanya. Bahwa pernikahan anakanak
menunjukkan bahwa salah satu faktor
untuk segera merealisir ikatan hubungan
pendorong pernikahan dini di Desa
kekeluargaan antara kerabat mempelai
Mahak Baru adalah faktor adat istiadat.
laki-laki
Pernikahan
mempunyai
perempuan yang memang telah lama
dampak bagi pasangan suami isteri
mereka inginkan bersama, semuanya
yakni sering terjadi pertengkaran karena
supaya hubungan kekeluargaan mereka
masing-masing tidak ada yang mau
tidak
mengalah, masalah anak dan suami yang
kekhawatiran orang tua terhadap anak
tidak bekerja, dan dampak bagi orang
perempuannya yang sudah menginjak
tua masing-masing adalah apabila terjadi
remaja, sehingga orang tua segera
pertengkaran pada anak maka secara
menyarikan jodoh untuk anaknya. Orang
tidak
tua yang bertempat tinggal di pedesaan
usia
dini.
dini
langsung
Hasil
juga
membuat
hubungan
dan
putus.
Selain
mempelai
itu
pada
harmonis, sedangkan dampak positifnya
menikahkan anak gadisnya karena takut
adalah akan mengurangi beban ekonomi
akan menjadi perawan tua. (BKKBN,
orang tua, mengindarkan anak dari
1993)
belajar
bagaimana
cara
Beban
menjalani
ingin
adanya
orang tua masing-masing menjadi tidak
perbuatan yang tidak baik dan anak akan
umumnya
kerabat
ekonomi
pada
cepat-cepat
keluarga
sering kali mendorong orang tua untuk
kehidupan berkeluarga.
cepat-cepat menikahkan anaknya dengan
Hasil penelitian ini berbeda dengan
harapan beban ekonomi keluarga akan
Rahma (21014) yang meneliti faktor-
berkurang, karena anak perempuan yang
faktor yang mempengaruhi kejadian
sudah nikah menjadi tanggung jawab
pernikahan usia dini pada wanita umur
suami (BKKBN, 1993). Hal ini banyak
di bawah 20 tahun di Kecamatan
dijumpai di pedesaan, tanpa peduli umur
123
anaknya masih muda, apalagi kalau
sebuak karma yaitu menjadi perawan tua
yang melamar dari pihak kaya, dengan
atau tidak akan laku lagi, sehingga
harapan dapat meningkatkan derajatnya.
walaupun anak masih dibawah umur,
Beberapa
budaya
jika sudah ada yang melamar untuk
menunjukkan karena orang tua takut jika
mengajak menikah, maka orang tua akan
menolak lamaran seseorang dari pihak
menerimanya dengan cara menaikkan
pria, maka anaknya akan mendapatkan
umur anaknya sehingga dapat menikah.
bukti
pengaruh
5. Hubungan Antara Nilai Virginitas Dengan Pernikahan Usia Dini di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara Tabel 4. Hubungan Antara Nilai Virginitas Dengan Pernikahan Usia Dini di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara Pernikahan Usia Dini Nilai Virginitas Ya Tidak Total n % n % n % Nilai p Kurang Baik 6 9,4 0 0 6 9,4 0,008 Baik 25 39,1 33 51,6 58 90,6 Total 31 48,4 33 51,6 64 100 Hasil
penelitian
menunjukkan
kedua orang tuanya. Bahwa perkawinan
bahwa dari 6 responden (9,4%) yang
anak-anak untuk segera merealisir ikatan
nilai
hubungan kekeluargaan antara kerabat
virginitas
kurang
baik
yang
menjawab menikah di usia dini 6
mempelai
responden
ada
mempelai perempuan yang memang
menjawab tidak menikah di usia dini,
telah lama mereka inginkan bersama,
sedangkan dari 58 responden (90,6%)
semuanya
yang
kekeluargaan mereka tidak putus.
(9,4%)
nilai
dan
virginitas
tidak
baik
yang
laki-laki
dan
supaya
kerabat
hubungan
menjawab menikah di usia dini 25
Selain itu adanya perjanjian atau
responden (39,1%) dan yang menjawab
kesepakatan untuk menjodohkan anak
tidak menikah di usia dini 33 responden
juga
(51,6%). Dilihat dari nilai signifikansi
adanya pernikahan dini. Jika sang anak
sebesar
sudah
p=0,008<0,05),
maka
H1
merupakan
beranjak
faktor
besar
pendorong
dan
sudah
diterima atau terdapat hubungan antara
mengenal istilah pacaran, maka orang
nilai virginitas dengan pernikahan usia
tua akan kawatir apabila anaknya nanti
dini di Kecamatan Ratahan Timur
akan suka dengan orang lain, maka
Kabupaten
Tenggara.
orang tua segera menikahkan dengan
Seringkali perkawinan terjadi karena
anak yang sudah dijodohkan, meskipun
sejak kecil anak telah dijodohkan oleh
usia sang anak masih dini.
Minahasa
124
Sardi (2016) dalam penelitian kualitatif
tentang
Pendorong
Pernikahan
keputusan
Faktor-Faktor Dini
Dan
untuk
merugikan mereka daripada memastikan bahwa
Kecamatan
terpenuhi.
Boh
ditujukan
mengambil keuntungan dari mereka atau
Dampaknya Di Desa Mahak Baru Sungai
yang
Kabupaten
kepentingan
terbaik
Perkawinan
usia
anak
Malinau menyimpulkan bahwa tingkat
memisahkan
pemahaman
tentang
keluarga mereka dan menempatkan
pernikahan masih kurang, hal ini dapat
mereka dalam hubungan dan lingkungan
dibuktikan
sekarang
yang asing dimana mereka mungkin
mereka kurang memahami arti dari
tidak dirawat atau dilindungi, dan
pernikahan yang sesungguhnya, bahkan
dimana mereka tidak memiliki suara
untuk usia pernikahan mereka hanya
atau kekuasaan dalam pengambilan
tahu jika belum mencapai usia 17 tahun
keputusan
maka harus menaikkan umur agar dapat
sendiri.
masyarakat
bahwa
sampai
menikahkan anaknya. Sebenarnya aparat desa
telah
sering
anak
mereka
atas
kehidupan
Perkawinan
memberikan
dasarnya
perempuan
usia
melanggar
mereka
anak
pada
hak
anak
pengetahuan mengenai adanya larangan
perempuan
untuk menikahkan anaknya dalam usia
menghambat
yang masih muda dengan menjelaskan
perempuan untuk hidup setara dalam
apa
masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh
akibatnya.
Menurut
peneliti,
atas
dari
kesetaraan
dan
kemampuan
pengetahuan itu diberikan setiap waktu
pernikahan
ada pertemuan rutin dan juga bagi ibu-
pendidikan, kesehatan, pemberdayaan
ibu posyandu, tetapi karena rendahnya
ekonomi,
pemahaman masyarakat Desa Mahak
memperoleh penghasilan di masa yang
Baru maka mereka kurang mengerti hal
akan datang, keamanan, aktivitas dan
tersebut.
kemampuan
Untuk
menghindari
atau
dini
akan
anak
membatasi
kesempatan
untuk
anak perempuan,
serta
mengurangi adanya pernikahan dini,
status dan peran mereka baik di dalam
maka
rumah maupun di masyarakat. (Abidin
diperlukan
kerjasama
antara
masyarakat, orang tua, aparat desa dan
dan Maslichah, 2016).
Pemerintah. Menurut The Convention on the
KESIMPULAN
Rights of the Child, Article 36, p. 10,
1. Terdapat
hubungan
antara
perkawinan usia anak seringkali terjadi
pendidikan dengan pernikahan usia
tanpa persetujuan anak atau melibatkan
dini di Kecamatan Ratahan Timur
pemaksaan
Kabupaten Minahasa Tenggara
yang
menghasilkan
125
2. Terdapat
hubungan
antara
Dharma
Wanita
Persatuan)agar
pengetahuan dengan pernikahan usia
melakukan
tindakan
preventif
dini di Kecamatan Ratahan Timur
promotif di lingkungan organisasi
Kabupaten Minahasa Tenggara
dan memberikan pengetahuan bagi
3. Terdapat hubungan antara persepsi
masyarakat tentang pernikahan usia
orang tua dengan pernikahan usia
dini untuk mencegah pernikahan
dini di Kecamatan Ratahan Timur
usia dini.
Kabupaten Minahasa Tenggara 4. Tidak terdapat hubungan antara
DAFTAR PUSTAKA
budaya dengan pernikahan usia dini di
Kecamatan
Ratahan
Abidin, A. Z., dan Maslichah. 2016.
Timur
Studi Fenomenology Kesehatan
Kabupaten Minahasa Tenggara 5. Terdapat
hubungan
antara
Reproduksi Pada Wanita Dengan nilai
Usia Pernikahan Dini. STIKES
virginitas dengan pernikahan usia
Insan Cendekia Husada
dini di Kecamatan Ratahan Timur
Bojonegoro. Vol. 2 No.
Kabupaten Minahasa Tenggara
Anonimous. 2015a. Profil Kabupaten
6. Terdapat hubungan bersama-sama
Minahasa
dengan pernikahan usia dini di Kecamatan
Ratahan
Tenggara,
Sulawesi
Utara
Timur
_________. 2015b. Kemajuan yang
Kabupaten Minahasa Tenggara
Tertunda:
Analisis
Perkawinan
Usia
Data Anak
di
Indonesia. Unicef
SARAN 1. Bagi tenaga kesehatan
__________.2014a.Child
Marriage.
Tenaga kesehatan di puskesmas dan
UNICEF. Tersedia pada akses :
posyandu
http//www.unicef.org/protection/57
hendaknya tindakan penyuluhan
termasuk terus
BkkbN melakukan
promotif dan
929-58008.html.
seperti
diakses
tanggal Oktober 2016.
memberikan
__________
2014d.
World
pengetahuan bagi orang tua tentang
Statistics.
pernikahan
World Health Organization
usia
dini
untuk
mencegah pernikahan usia dini.
Geneva,
Health
Switzerland:
Dwinanda, A. R., A. C. Wijayanti and
2. Bagi pemerintah, tokoh agama dan
K. E. Werdani. 2015. Hubungan
organisasi kewanitaan
Antara
Pemerintah, toloh agama termasuk
Pengetahuan
organisasi
Pernikahan
kewanitaan
pada
(PKK,
126
Pendidikan
Ibu
dan
Responden dengan Usia
Dini.
Jurnal
Kesehatan
Masyarakat
Andalas
Sardi,
Vol. 10 No. 1 Hal: 76-81.
B.
2016.
Faktor-Faktor
Pendorong Pernikahan Dini Dan
Minchew, T. and Kennedy. 2014. The
Dampaknya Di Desa Mahak Baru
Summer of the Summit – Now
Kecamatan Sungai Boh Kabupaten
what for child, early and forced
Malinau.
marriage?
Sosiologi 2016, 4(3): 194-207
Girls
Not
Brides.
Available
from:
Ejournal
Sosiatri-
Uecker, J. E and C. E. Stokes. 2008.
http://www.girlsnotbrides.org/sum
Early Marriage in the United States.
mer-summit-now-child-early-
Departemen
forced-marriage/,
Accessed
28
University Station A1700, Austin,
Notoatmojo, S. 2012. Ilmu Kesehatan
TX 78712-0118.
Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta R.
Sociology,
University of Texas at Austin, 1
Oktober 2016.
Puspita,
of
2014.
Yulianti,
2010.
Dampak
yang
Hubungan
Ditimbulkan Akibat Perkawinan
Pengetahuan Siswa Putri dengan
Usia Dini. Pamator, Volume 3,
Sikap
Nomor 1, April 2010.
Siswa
Putri
Terhadap
Perkawinan Usia Dini di Desa Kesesi
tersedia
dalam:
http://www.e-skripsi.stikesmuhpkj.ac.id (diakses 17 Nopember 2016) Rafidah, E., O. Emilla, dan B. Wahyuni. 2009.
Faktor
Berhubungan
–
Faktor
Yang
Dengan
Usia
Pernikahan Dini Di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Berita Kedokteran Masyarakat.Volume 25 No. 2 Juni Rahma, E. F. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Pernikahan Usia Dini Pada Wanita Umur Di Bawah 20 Tahun Di Kecamatan Kubung Kabupaten Solok Tahun 2013. Thesis, Universitas Andalas.
127