PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM K0TA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN DAIRI Kondisi Geografis Kabupaten Dairi terletak di sebelah Barat Daya Provinsi Sumatera Utara dan merupakan pintu keluar masuk dari/ke Provinsi Aceh dari sebelah Barat, secara geografis berada pada koordinat 98°00’ 98°30’ BT dan 2°15’ 00’’-3°00’00’’ LU, Kabupaten Dairi berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400 - 1.700 meter diatas permukaan laut (dpl) atau sekitar 200 meter diatas permukaan Danau Toba, dengan karakter topografi yang spesifik dan bervariasi, memiliki curah (ceruk) yang cukup dalam dimana pada musim hujan berfungsi sebagai saluran drainase alami. Secara ekologis, Kabupaten Dairi merupakan penyangga ekosistem Danau Toba dan menyumbang sebagian besar input air ke Danau Toba melalui belasan sungai sungainya. Letak Kabupaten Dairi yang strategis dengan jarak sekitar 153 km dari Kota Medan dengan waktu tempuh sekitar 3 jam membuat aksessibilitas keluar/masuk Kabupaten Dairi relatif tinggi, baik dari/ke Kota Medan sebagai primary city Provinsi Sumatera Utara maupun secondary city lainnya, bahkan lintas Provinsi Aceh. Luas wilayah Kabupaten Dairi 192.780 ha atau sekitar 2,69% dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan Ibukota Kabupaten adalah Sidikalang, terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan, 169 desa/kelurahan.
Persentase
Ibukota No .
Kecamatan
Kecamatan (IKK)
Jlh Desa/ Kelurahan
Luas Wilayah (ha)
Luas Kabupaten (%)
1.
Sidikalang
Sidikalang
11
7.317
3,80
2.
Sitinjo
Sitinjo
4
5.315
2,76
3.
Berampu
Berampu
5
3.168
1,64
4.
Parbuluan
Sigalingging
11
22.700
11,76
5.
Sumbul
Sumbul
19
14.900
7,73
6.
Silahisabungan
Silalahi
5
11.920
6,18
7.
Silima Punggapungga
Parongil
16
10.168
5,27
8.
Lae Parira
Lae Parira
9
4.272
2,22
9.
Siempat Nempu
Buntu Raja
13
6.030
3,13
10.
Siempat Nempu Hulu
Silumboyah
12
9.360
4,86
11.
Siempat Nempu Hilir
Sopobutar
10
10.450
5,42
12.
Tigalingga
Tigalingga
14
20.187
10,47
13.
Gunung Sitember
G. Sitember
8
7.520
3,90
1
14.
Pegagan Hilir
Tiga Baru
13
15.533
8,06
15.
Tanah Pinem
Kuta Buluh
19
43.940
22,79
169
192.780
Kabupaten Dairi
100,00
Batas Wilayah Kabupaten Dairi berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kabupaten Karo dan Kabupaten Aceh Tenggara Sebelah Selatan : Provinsi Aceh; Kabupaten Pakpak Bharat; Sebelah Timur : Kabupaten Samosir Sebelah Barat : Provinsi Aceh
Kondisi Demografis Topografi/Kelerengan Sebagaimana telah disinggung di muka, Kabupaten Dairi berada pada ketinggian 400 – 1.700 meter diatas permukaan laut (m. dpl), didominasi kelerengan berombak, bergelombang, curam sampai dengan terjal. Luas wilayah Kabupaten Dairi dengan kelerengan terjal sekitar 88.097 ha atau 45,70% dari luas total wilayah Kabupaten Dairi, kelerengan curam sekitar 27.824 ha atau 14,43%, selebihnya bergelombang, berombak, dan sebagian kecil datar sehingga sangat rentan terhadap erosi maupun longsoran tanah, utamanya di di Kecamatan Siempat Nempu Hulu memanjang dari Utara, yaitu Kecamatan Tigalingga dan Kecamatan Pegagan Hilir menuju sebelah Selatan, yaitu Kecamatan Sidikalang, Berampu dan Kecamatan Lae Parira. Jenis Tanah Kabupaten Dairi memiliki berbagai jenis tanah sebagai hasil peletusan Gunung Toba dimasa lalu, seperti jenis tanah liparit dengan luas sekitar 103.812,030 ha atau 53,85% dari luas total Kabupaten Dairi menyebar di seluruh kecamatan, permokarbon sekitar 62.190,83 ha atau 32,26%, palaegon sekitar 3.527,87 ha atau 1,83%, garbo diabase sepentijin sekitar 23.017,93 ha atau 11,94% dan sisanya jenis tanah jura sekitar 231,34 ha . Kedalaman efektif tanah diperinci menurut kedalaman < 30 cm, 30 - 60 cm, 60 - 90 cm dan > 90 cm. Kedalaman efektif tanah < 30 cm terdapat di Kecamatan Siempat Nempu dan Silima Punggapungga, kedalaman efektif tanah 30 – 90 cm terdapat di sebelah Selatan Kecamatan Parbuluan, kedalaman efektif tanah 60 - 90 cm tersebar merata di seluruh kecamatan. Tekstur tanah diperinci menurut halus dan kasar, tekstur halus menyebar di seluruh kecamatan sedangkan tekstur kasar berada di sebelah Barat Kabupaten Dairi, yaitu di Kecamatan Siempat Nempu dan Silima Punggapungga. Hidrologi Pola hidrologi wilayah Kabupaten Dairi sebagaimana wilayah lainnya di Dataran Tinggi Bukit Barisan adalah air permukaan dan air bawah tanah dengan karakter wilayah sungai dan Cekungan Air Tanah (CAT). Wilayah Sungai (WS) di Kabupaten Dairi telah ditetapkan secara Nasional berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A/PRT/M/2006, sedangkan Cekungan Air Tanah masih perlu pengkajian yang lebih seksama. Wilayah Sungai (WS) di Kabupaten Dairi terdiri dari 2 (dua) WS, yaitu : WS Toba – Asahan (Sumatera Utara – Strategis Nasional) 2
WS Toba – Asahan di Kabupaten Dairi terdiri dari 11 anak sungai yang dialirkan ke Danau Toba melalui Waduk PLTA Renun di Kecamatan Sumbul telah dimanfaatkan untuk PLTA Renun dengan kapasitas tenaga 2 x 41 MW atau setara dengan 82 MW. WS Alas – Singkil termasuk DAS Singkil (Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara - Lintas Provinsi) Secara umum, sungai-sungai di Kabupaten Dairi mengalir secara gravitasi ke arah Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara, dimana sebagian dimanfaatkan untuk irigasi sederhana maupun setengah teknis, selain itu dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari untuk MCK dan kebutuhan air minum, seperti Sungai Lae Renun, Lae Simbelin, Lau Gunung, Lau Belulus dan lain-lain. Sungai-sungai di Kabupaten Dairi yang terpanjang adalah : Lae Renun, terbentang di Kecamatan Parbuluan, Sumbul, Tigalingga dan Tanah Pinem, selanjutnya menuju Provinsi NAD; Lau Belulus, terbentang di Kecamatan Tigalingga dan Kecamatan Tanah Pinem serta bermuara di Lae Renun; Lae Simbelin, terbentang di Kecamatan Sidikalang menuju perbatasan Kecamatan Siempat Nempu/Kecamatan Silima Punggapungga, selanjutnya menuju Provinsi NAD; Lae Manalsal, terbentang di Kecamatan Sumbul dan bermuara di Lae Renun. Iklim Curah hujan di Kabupaten Dairi bervariasi antara 2.000 – 3.500 mm/tahun dengan ratarata hari hujan 181 hari/tahun. Menurut Oldeman (1979), jumlah pembagian tipe iklim didasarkan atas banyaknya bulan basah (curah hujan > 100 mm/bulan) dalam setahun. Dengan mengadaptasi teori tersebut, tipe ikim dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu : 1. Iklim B1 Bulan basah antara 7 – 9 bulan dan bulan kering lebih kecil dari 2 bulan dalam setahun. Tipe ini meliputi Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu Hilir dan Silima Punggapungga. 2. Iklim C1 Bulan basah antara 5 – 6 bulan dan bulan kering lebih kecil dari 2 bulan dalam setahun. Tipe ini meliputi Kecamatan Sumbul, sebagian Kecamatan Siempat Nempu, Parbuluan dan Pegagan Hilir. 3. Iklim D1 Bulan basah antara 3 – 4 bulan dan bulan kering lebih kecil dari 2 bulan dalam setahun. Tipe ini meliputi Kecamatan Tigalingga, sebagian Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Gunung Sitember, Tanah Pinem dan Silahisabungan. Iklim sub tropis terjadi pada daerah ketinggian < 500 m.dpl, iklim tropis pada ketinggian antara 500 - 1.000 m. dpl, sedangkan iklim dingin pada ketinggian > 1.000 m. dpl. Penggunaan Lahan Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa luas wilayah Kabupaten Dairi seluas 192.780 ha, didominasi kawasan hutan seluas 75.216 ha atau sekitar 39,02%, selanjutnya penggunaan lahan untuk perkebunan seluas 32.270 ha atau sekitar 16,74%, perkebunan rakyat seluas 30.908 ha atau sekitar 16,03%, ladang/huma seluas 18.614 ha atau sekitar 9,66%, sawah seluas 10.225 ha atau sekitar 5,31%, pekarangan/bangunan seluas 8.005 ha atau sekitar 4,15%, lahan tidak diusahai seluas 7.913 ha atau sekitar 4,11%, padang rumput seluas 3.833 ha atau sekitar 1,99% , kolam/tebat seluas 87 ha atau sekitar 0,05%, lain-lain seluas 5.682 ha atau sekitar 2,74%
3
Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1 : 50.000 Bakosurtanal tahun 1981 dan hasil interpretasi Citra Satelit Alos tahun 2009, luas Kabupaten Dairi diidenrtifikasi sekitar 199.809,70 ha, terdiri dari penggunaan lahan pertanian lahan kering sekitar 99.372,85 ha dan hutan primer sekitar 50.375,22 ha. Sedangkan berdasarkan Data Statistik, luas wilayah Kabupaten Dairi sekitar 192.780 ha, terdapat perbedaan sekitar 7.029,7 ha Status Tanah Status tanah di Kabupaten Dairi dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu Tanah Adat (ulayat) dan Tanah Negara/Kehutanan dengan luasan masing-masing, yaitu : Tanah Adat (ulayat) seluas 84.407 ha; Tanah Negara/Kehutanan seluas 108.373 ha Potensi Bencana Alam Gempa Tektonik di Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara dilalui 3 (tiga) segmen patahan, yaitu patahan renun, patahan toru dan patahan angkola sepanjang 475 kilometer. Patahan-patahan ini merupakan sumber dan jalur perambatan gempa bumi di darat. Daerah yang berada dalam pengaruh 3 (tiga) patahan, yaitu Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Karo, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal. Gempa bumi di patahan renun dan angkola telah masuk ke dalam periode ulang bagi terjadinya gempa, namun melihat fenomena kegempaan 10 (sepuluh) tahun terakhir, perulangan gempa di patahan toru dapat terjadi. Siklus perulangan gempa bumi di darat berkisar antara 20 - 70 tahun dengan kekuatan 6 - 7,9 SR. Tahun-tahun gempa bumi yang terjadi dapat dikemukakan sebagai berikut : Patahan Renun tahun 1975 (7,2 SR) Patahan Toru tahun 1984 - 1987 (6,2 SR) Patahan Angkola tahun 1892 (7,7 SR). Wilayah Kabupaten Dairi merupakan wilayah yang sangat rawan terhadap ancaman gempa bumi, baik atas dasar fakta gempa bumi Aceh tahun 2004 dan gempa bumi di Pulau Banyak (Nias) tahun 2005; juga posisi dan konstelasi tektonik Kabupaten Dairi dan sumber ancaman gempa bumi baik yang bersumber pada jalur subduksi-megathrust maupun pada jalur patahan renun dan jalur patahan toru. Gempa bumi mempunyai siklus perulangan kejadian; yaitu gempa bumi pada jalur subduksi-megathrust dengan kekuatan >8 SR berulang dalam siklus 100 - 200 tahun dan untuk gempa bumi lebih kecil, yaitu >7 SR dapat berulang dalam siklus 50 - 100 tahun. Pada jalur subduksi-megathrust Nias - Mentawai gempa bumi terjadi pada tahun 1861 (8.5 SR) dan tahun 1935 (7.7 SR). Diprediksi kejadian gempa bumi jalur megathrust Nias telah memasuki periode berulangnya kembali gempa bumi di jalur patahan renun yang memunculkan gempa bumi berkekuatan 7,2 SR pada tahun 1936, dan diprediksi telah memasuki periode perulangannya. Baik perulangan gempa bumi yang bersumber dari jalur megathrust Nias- Mentawai maupun dari jalur patahan renun - toru serta gugus patahan yang terdapat disebelah Selatan Kabupaten Dairi, perlu diantisipasi dengan melakukan upaya mitigasi. Gempa bumi dapat menimbulkan kehancuran dan kerusakan yang parah oleh karena terjadinya proses dan peristiwa likuafaksi, pemusatan energi gempa bumi pada jalur patahan, pergeseran tanah secara horizontal maupun vertikal, penggandaan goncangan gempa bumi (amplifikasi), longsor dan kejadian sejenis lainnya.
4
Gerakan Tanah/Longsor Kabupaten Dairi terletak pada jalur punggung Bukit Barisan, dicirikan dengan kemiringan lereng yang variatif, kemiringan lereng berombak sampai dengan terjal, memiliki curah hujan yang tinggi, serta merupakan jalur struktur sesar dan kekar yang intensif karena merupakan bagian dari struktur sesar Sumatera menyebabkan wilayah Kabupaten Dairi sangat berpotensi terjadinya gerakan tanah/longsor. Potensi gerakan tanah berupa longsor terjadi pada lokasi atau kawasan yang merupakan zona sesar/patahan aktif. Potensi rawan bencana pada zona patahan aktif terkait dengan beberapa bentuk rawan bencana. Zona patahan aktif diindikasikan dengan adanya garis sesar atau fault di sepanjang sungai Lae Renun yang merupakan bagian dari Patahan Sumatera atau Patahan Semangko yang membujur di Bagian Tengah Pulau Sumatera dari Aceh sampai Lampung. Zona patahan aktif di Kabupaten Dairi berada di wilayah Bagian Tengah membujur ke arah Barat, yaitu di Kecamatan Parbuluan, Sitinjo, Siempat Nempu Hulu, Tigalingga dan Tanah Pinem. Potensi rawan tanah longsor berada di seluruh kecamatan Kabupaten Dairi, terutama yang dilalui sesar/patahan aktif. Bencana tanah longsor yang berdampak pada masyarakat secara langsung adalah pada jalur jalan lintas Tengah membujur ke arah Barat Kondisi Kependudukan dan Sosial Penduduk merupakan aspek utama perencanaan wilayah. Selain sebagai wadah fisik perencanaan juga merupakan wadah aspirasi masyarakat, sehingga dapat mencerminkan cita-cita penduduk. Perencanaan disusun untuk penduduk, oleh penduduk dan dia merupakan penduduk itu sendiri. Oleh karena penduduk merupakan faktor kunci, maka pengetahuan akan tingkah laku dan perkembangan penduduk merupakan bagian pokok dalam perencanaan. Jumlah penduduk, struktur umur, status sosial ekonomi penduduk merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan, utamanya untuk merencanakan kebijakan kependudukan, penyebaran penduduk agar sesuai dengan daya tampung ruang, serta merencanakan kebutuhan pengembangan fasilitas dan utilitas penduduk untuk tahun- tahun mendatang. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014 sebesar 12.834.371 jiwa, tersebar di 28 (dua puluh delapan) kabupaten/kota. Dari jumlah penduduk tersebut, sebesar 268.780 jiwa atau sekitar 2.09% berada di Kabupaten Dairi. Selama periode 25 (dua puluh dua) tahun, terhitung tahun 1985 - 2014, jumlah penduduk Kabupaten Dairi mengalami peningkatan sebesar 7.158 jiwa. Distribusi Penduduk Kabupaten Dairi tersebar di 15 (lima belas) kecamatan. Kecamatan Sidikalang mempunyai jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar 49.254 jiwa atau sekitar 16,45% dari penduduk Kabupaten Dairi. Kepadatan penduduk Kabupaten Dairi sekitar 1 Jiwa/Ha, tertinggi berada di Kecamatan Sidikalang sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Silahisabungan dan Kecamatan Tanah Pinem.
No
Kecamatan
1
Berampu
2
Gunung Sitember
3
Lae Parera
4
Parbuluan
Luas (Km2)
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
(Jiwa)
(Jiwa/Km2)
40,93
8224
201
77,8
9243
119
63,65
13768
216
169,25
21352
126
5
5
Pegagan Hilir
213,17
14930
70
6
Sidikalang
82,66
49818
603
7
Siempat Nempu
54,88
18199
332
8
Siempat Nempu Hulu
86,73
17868
206
9
Siempat Nempuhilir
104,56
10853
104
119
4555
38
122,48
12872
105
36,71
12234
333
10
Silahi Sabungan
11
Silima Pungga-Pungga
12
Sitinjo
13
Sumbul
278,81
40352
145
14
Tanah Pinem
481,81
20548
43
15
Tiga Lingga
105,9
21692
205
2038,34
276508
136
Kabupaten Dairi
Sumber : Dairi Dalam Angka, tahun 2015
Struktur Penduduk Jumlah penduduk menurut kelompok umur secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok umur 0 – 14 tahun sebesar 102,159 jiwa atau sekitar 40%; kelompok umur 15–64 tahun sebesar 157,584 jiwa atau sekitar 56%; kelompok umur 65 tahun keatas sebesar 12,853 jiwa atau sekitar 4%. Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jlh
0– 4
16830
15845
32675
5– 9
17982
16966
34948
10 – 14
17847
16689
34536
15 – 19
13391
12167
25558
20 – 24
8715
7029
15744
25 – 29
9044
8339
17383
30 – 34
9400
8851
18251
35 – 39
8450
8477
16927
40 – 44
8105
8573
16678
45 – 49
7134
7922
15056
50 – 54
6346
7465
13811
55 – 59
4940
5918
10858
60 – 64
3190
4128
7318
65 – 69
2077
3036
5113
70 – 74
1599
2468
4067
75 +
1184
2471
3655
Sumber : Dairi Dalam Angka, tahun 2015
6
Berdasarkan data-data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat ketergantungan hidup usia non produktif terhadap usia produktif di Kabupaten Dairi masih dalam kategori relatif rendah, dimana total persentase usia produktif sekitar 56% sedangkan persentase usia non produktif sekitar 44%. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur secara lebih rinci diuraikan pada Tabel dan Diagram berikut ini.
75 + 70 – 74 65 – 69 60 – 64 55 – 59 50 – 54 45 – 49 40 – 44 35 – 39 30 – 34 25 – 29 20 – 24 15 – 19 10 – 14 5–9 0–4 -20000 -15000 -10000 -5000 Laki-laki
0
5000
10000 15000 20000
Perempuan
Tenaga Kerja Persentase pekerja pada sektor pertanian di Kabupaten Dairi sekitar 83,53 %, sebanding dengan kontribusi PDRB Kabupaten Dairi yang berasal dari sektor pertanian, sedangkan sektor lainnya adalah perdagangan sekitar 7,49 % dan sektor jasa sekitar 4,31 %. Tingkat ketrampilan masih rendah, tingkat produktifitas pekerja dapat dilihat dari jam kerja dan keterampilannya dengan menggunakan asumsi bahwa semakin banyak jam kerja yang digunakan dalam seminggu, akan berbanding lurus dengan produktifitas/pendapatan yang diperoleh. Rata-rata jam kerja pekerja di Kabupaten Dairi sekitar 35,55 jam, dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Utara sekitar 42,11 jam. Jumlah penduduk yang berumur >15 tahun yang termasuk angkatan kerja sekitar 82,89 %; pengangguran sekitar 1,907 %; sekolah sekitar 10,14 %; mengurus rumah tangga sekitar 2,26 % dan lainnya sekitar 2,74 %. Jumlah penduduk yang termasuk angkatan kerja berdasarkan usia pendidikan >15 tahun, yaitu tidak/belum pernah sekolah sekitar 1,95 %; tidak/belum tamat SD sekitar 13,77 %; SD sekitar 32,39 %; SLTP sekitar 27,66 %; SLTA sekitar 21,31 % dan sisanya merupakan angkatan kerja tamatan dari perguruan tinggi. Jumlah penduduk usia >15 tahun yang bekerja di sektor pertanian sekitar 83,53 %; pertambangan dan penggalian sekitar 0,60 %; industri pengolahan sekitar 1,49 %; listrik, gas dan air bersih sekitar 0,07 %; bangunan sekitar 1,07 %; perdagangan, hotel dan restoran sekitar 7,49 %; pengangkutan dan komunikasi sekitar 1,44 % dan jasajasa sekitar 4,31 %. 7
Angka Kemiskinan Berdasarkan kajian dan evaluasi Pemerintah Pusat di Kabupaten Dairi, bahwa sejak tahun 2010 Kabupaten Dairi bukan bagian dari Kabupaten Daerah Tertinggal di Indonesia, sedangkan dalam realitasnya bahwa dari 169 desa terdapat 96 desa tertinggal. Selain itu, bahwa jumlah penduduk miskin berdasarkan jumlah penerima BLT mencapai 30.255 KK, berdasarkan Jamkesmas sebanyak 100.262 jiwa dan berdasarkan Raskin sebanyak 27.816 KK. Jumlah rumah tangga tahun 2005 di Kabupaten Dairi sebesar 61.305 rumah tangga, sebesar 30.311 diantaranya merupakan rumah tangga miskin, mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi sebesar 27.816 Pendataan Sosial Ekonomi No.
Tahun 2005
Kecamatan
1.
Sidikalang
2.
Sitinjo
3.
Berampu
4.
Sumbul
5.
RT
Tahun 2011
RT Miskin
RT
RT Miskin
11.038
3.720
11.292
2.816
*)
*)
*)
*)
1.749
776
1.791
796
8.217
3.641
8.400
3.649
Parbuluan
3.829
1.895
3.986
1.627
6.
Silahisabungan
1.175
602
1.201
560
7.
Siempat Nempu
4.392
2.412
4.502
2.532
8.
Siempat Nempu Hulu
4.457
2.367
4.585
2.038
9.
Siempat Nempu Hilir
2.657
1.663
2.747
1.670
10.
Silima Pungga-pungga
3.492
2.134
3.576
1.858
11.
Lae Parira
3.379
1.662
3.464
1.641
12.
Tigalingga
5.730
3.048
5.903
2.743
13.
Gunung Sitember
2.278
1.674
2.326
1.517
14.
Pegagan hilir
3.602
1.945
3.700
1.927
15.
Tanah Pinem Kabupaten Dairi
5.292 61.305
2.772 30.311
5.422
2.442
62.886
27.816
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Dairi dapat dilihat sebagaimana pada tabel berikut ini. Besaran No.
Komponen Pembentuk IPM
Tahun 2005
2006
2011
1.
Harapan Hidup (Tahun)
66,8
67,4
67,60
2.
Melek Huruf (%)
95,8
97,8
97,81
3.
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
8,2
8,2
8,24
4.
Rata-rata Pengeluaran/Kapita Riil (Rp,-)
618.100
618.900
619.080
IPM
70,5
71,3
71,46
8
Potensi Ekonomi Wilayah Pertumbuhan Perekonomian PDRB Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun 2000 pada tahun 2011 sebesar Rp 1.789.802.450,- Sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,09%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,1% dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,68%. Secara keseluruhan perekonomian Kabupaten Dairi pada tahun 2011 naik sebesar 5,03% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini masih relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Utara yang mencapai 6.90%. Berdasarkan harga konstan tahun 2000, pada tahun yang sama, PDRB Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 99.792.270.000,- Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 12,43%, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,90% dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,78%. Secara keseluruhan perekonomian Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011 naik sebesar 6,90% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Struktur Ekonomi Dilihat dari struktur ekonomi Provinsi Sumatera Utara dapat diketahui bahwa sektor tersier memberikan konstribusi terbesar terhadap PDRB dimana kontribusinya mengalami peningkatan terus menerus dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011. Berbeda halnya dengan di Kabupaten Dairi dimana sektor primer merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB daerah, akan tetapi kontribusi sektor ini juga relatif mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011. Untuk lebih jelasnya dapat melihat Tabel 1.47, Tabel 1.48 dan Diagram 1.4. Kontribusi sektor primer terhadap PDRB baik pada tingkat Provinsi Sumatera Utara maupun di Kabupaten Dairi mengalami trend penurunan selama periode tahun 2005- 2011, berbeda halnya dengan sektor sekunder dan tersier yang mengalami trend peningkatan dari tahun 2005-2011. Jika dikaitkan dengan upaya pengembangan wilayah Kabupaten Dairi melalui penataan ruang wilayah, maka kondisi ini perlu menjadi perhatian penting dalam penetapan arahan struktur dan pola ruang wilayah serta penetapan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Dairi Infrastruktur Wilayah Sistem Transportasi Sistem transportasi bertujuan untuk memperlancar aktifitas orang, barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain guna menunjang peningkatan perekonomian daerah, mempercepat usaha pemerataan pembangunan dan membuka akses terhadap kawasan terisolir maupun tertinggal. Untuk memudahkan mobilitas penduduk beserta kegiatan usahanya, maka peningkatan sistem transportasi dijadikan fokus utama. Sistem transportasi di Kabupaten Dairi merupakan transportasi darat, terdiri dari jaringan jalan dan Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP) kawasan Danau Toba. Jaringan Jalan Jaringan jalan merupakan salah satu penentu utama dalam mendukung percepatan pengembangan wilayah dan merangsang tumbuh dan berkembangnya permukiman dan aktifitas penduduk beserta kegiatan usaha sosial-ekonominya. Jaringan jalan di Kabupaten Dairi dapat diakses sampai ke desadesa, namun masih memerlukan pembangunan jalan di daerah terisolir/tertinggal dengan harapan dapat diakses sehingga percepatan pengembangan wilayah dapat terlaksana. Hal ini dapat dilihat dari kondisi eksisting, bahwa panjang jalan di Kabupaten Dairi setiap tahun bertambah. Pada tahun 2014, panjang jalan di Kabupaten Dairi adalah 1.520,27 km, terdiri dari Jalan Negara sepanjang 72,87 km, Jalan Provinsi sepanjang 95,90 km dan Jalan Kabupaten sepanjang 1.351,50 km 9
Drainase Kondisi saluran drainase di Kota-kota dan Ibukota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Dairi banyak mengalami endapan, aliran air kurang lancar, kemiringan saluran kurang sesuai serta kurang serasinya antara hubungan saluran yang satu dengan yang lainnya; seperti kurang sesuainya penampang basah saluran yang menyeberang/menyilang jalan seperti gorong- gorong, saluran-saluran yang terletak di bawah trotoar kurang dapat terkontrol karena jumlah bak kontrol yang sedikit atau jarak bak kontrol yang terlalu jauh. Pada beberapa ruas jalan, pembuangan air dari jalan ke saluran drainase kurang terpelihara bahkan tidak memiliki saluran drainase tepi sehingga pengeringan air dari muka jalan sangat sulit selain hanya dengan penguapan air pada muka jalan. Pada lokasi tertentu terdapat dimensi salurannya cukup besar dan kemudian mengecil (saluran tersier), sehingga pada saat hujan dengan curah hujan yang agak tinggi akan menggenangi jalan. Kemiringan saluran sangat bervariasi, di beberapa kawasan pola saluran miring dengan sangat curam, tetapi di beberapa kawasan saluran hampir landai, sedangkan di beberapa lokasi, saluran drainase menjadi sempit bahkan mengalami kerusakan. Karakter topografi Kabupaten Dairi sangat spesifik dan bervariasi dengan curah (ceruk) yang cukup dalam, dimana pada musim hujan berfungsi sebagai saluran drainase alami. Sungai-sungai di Kabupaten Dairi berfungsi sebagai saluran drainase alami yang mengalirkan air hujan diatas permukaan tanah (surface run off). Pada titik-titik lokasi tertentu masih terdapat genangan air akibat luapan/limpasan yang disebabkan saluran drainasenya kurang optimal atau tidak sesuai dengan dimensi badan saluran. Persampahan Secara umum cara pembuangan sampah dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu Pertama adalah pembuangan secara individual, seperti membuang sampah secara individu dengan metode dan cara tersendiri; Kedua adalah dengan membuang sampah secara kolektif yang dikelola oleh pemerintah atau swasta. Cara pembuangan sampah di Kabupaten Dairi diarahkan secara kolektif dengan menyediakan tempat sampah, selanjutnya dibuang pada tempat/lokasi (TPS) yang telah disediakan sebelum diangkut ke TPA. Pelayanan persampahan di Kota-kota dan IKK di Kabupaten Dairi termasuk dalam kategori penanganan yang prioritas untuk diantisipasi, mengingat pelayanan ini termasuk pelayanan utama dari aspek penyediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan. Pengelolaan persampahan ini terkait erat dengan luas dan jangkauan layanan, karakteristik manajemen persampahan, kondisi fisik TPA, prasarana dan sarananya serta partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan persampahan yang ada. Tingkat pelayanan sampah di Kabupaten Dairi masih sangat terbatas, karena belum tersedianya sarana dan prasarana sistem pengelolaan persampahan. Khusus Kota Sidikalang, telah disediakan beberapa tong sampah di tempat-tempat strategis dalam kota, seperti di pusat pasar, pertokoan, perkantoran, permukiman penduduk di Perkotaan. Sedangkan pada daerah yang belum terlayani, sampah dikelola secara individu, yaitu dengan cara mengumpulkan sampah pada suatu tempat dan kemudian dibakar atau ditimbun. TPA di Desa Karing Kecamatan Berampu merupakan satu- satunya TPA sampah di Kabupaten Dairi dengan luas areal 4 ha di 2 lokasi TPA yang melayani persampahan dengan menggunakan sistem open dumping dimana sampah hanya dibuang/ditimbun tanpa dilakukan penutupan dengan tanah. Saat ini kondisinya masih dapat digunakan secara terbatas.
10
Kondisi Sumberdaya Alam Pertanian A.Pertanian Lahan Basah Pertanian lahan basah di Kabupaten Dairi yaitu berasal dari sawah yang tersebar pada seluruh kecamatan, kecuali di Kecamatan Gunung Sitember. Persentase luas panen mengalami perubahan setiap tahunnya. Hasil produksi pertanian lahan basah di Kabupaten Dairi secara umum mengalami peningkatan setiap tahunnya. B. Pertanian Lahan Kering Pertanian lahan kering di Kabupaten yaitu tanaman padi lading/gogo. Perkembangan hasil produksi pertanian lahan kering di Kabupaten Dairi mengalami perubahan setiap tahunnya. Apabila dilihat dari total produksi pada tahun 2006 mengalami penurunan hasil sekitar 12,9% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 terdapat kenaikan hasil produksi dari tanaman padi ladang/gogo sehubungan dengan pertambahan luasan panen sebesar 601 ha dengan kenaikan produksi sebesar 11,1%. Pada tahun 2008, luas panen tanaman padi ladang/gogo mengalami penurunan seluas 2.158 ha sehingga diiringi hasil produksinya juga menurun 3.718,93 ton. Isu-Isu Strategis Wilayah Kabupaten Dairi Isu-isu strategis penataan ruang diidentifikasi sebagai berikut : Kabupaten Dairi merupakan Kawasan Strategis Nasional, yaitu Danau Toba di Kecamatan Silahisabungan dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kecamatan Tanah Pinem; Kabupaten Dairi dilintasi jaringan jalan nasional menghubungkan Kabupaten Dairi dengan Kabupaten Karo, Kabupaten Samosir, Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Aceh; Kecenderungan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi ditopang sektor pertanian dan perdagangan; Kabupaten Dairi merupakan bagian dari Pengembangan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Provinsi Sumatera Utara yang ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Utara dan menetapkan Sitinjo sebagai Pusat Kawasan Pengembangan Agropolitan Kabupaten Dairi; Kabupaten Dairi merupakan daerah hulu Danau Toba dan merupakan Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba; Kabupaten Dairi berada pada jalur patahan renun dan termasuk kategori daerah rawan bencana alam; Kondisi topografi sangat variatif sehingga memiliki limitasi dalam pengembangan; Mempertahankan luas kawasan hutan 30% dari luas wilayah Kabupaten Dairi untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan; Keberadaan kawasan hutan yang mengalami degradasi peran dan fungsi perlindungan sehingga mempengaruhi wilayah Kabupaten Dairi maupun wilayah kabupaten/kota lainnya yang berbatasan; Kekurangan energi listrik; Swasembada beras dengan mempertahankan luasan kawasan lahan abadi
Pelaksanaan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kabupaten Dairi Program Kabupaten Tanpa Kumuh (KABUPATENKU) merupakan upaya strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dan memperkuat peran Pemerintah Daerah dalam percepatan penanganan kawasan kumuh dan mendukung gerakan 100-0-100 di perKabupatenan pada tahun 20162020. Program KABUPATENKU bertujuan meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan 11
pelayanan dasar di kawasan kumuh perKabupatenan untuk mendukung terwujudnya permukiman perKabupatenan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan. Program ini berupaya untuk membangun platform kolaborasi dalam pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh, sehingga terjadi keterpaduan antar sektor pembangunan untuk bersama-sama bergerak mencapai target kawasan permukiman kumuh 0 Ha di tahun 2019 . Untuk mendukung terwujudnya tujuan program, di tingkat kelurahan telah terbentuk kelembagaan yang representatif dan mengakar yang dinamakan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Sejak tahun 2007 - 2015 di Kabupaten Dairi telah terbentuk 11 BKM di 11 Kelurahan. Saat ini relawan yang terlibat aktif sebagai anggota BKM sebanyak 130 orang (105 lelaki dan 25 perempuan). Jumlah relawan yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 420 orang. Kelurahan yang masuk dalam target prioritas pengurangan kumuh di Kabupaten Dairi berdasar SK Bupati/WaliKabupaten No 663 tanggal 20 oktober 2015 berjumlah 32 kelurahan dengan luasan kumuh 443.26 hektar. Untuk wilayah dampingan Program KOTAKU Kabupaten Dairi sebanyak 11 Kelurahan/Desa dalam jumlah luas yang diusulkan berdasarkan SK Bupati seluas 173,36 hektar Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Sejak awal terbentuk pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 telah diterima BLM reguler sejumlah Rp.6.350.000.000 yang merupakan dari dana APBN dan dana PLPBK tahun 2012 dan 2015 untuk 1 kelurahan sebesar Rp.2.000.000.000 dari sumber dana APBN, Untuk tahun 2012 Program PPMK di 2 Kelurahan/Desa sebesar Rp.200.000.000 untuk sumber dana dari APBD sebesar Rp.440.750.000 Dan BLM tersebut hanya diperuntukan untuk kegiatan infrastruktur, ekonomi dan sosial. Kegiatan Infrastruktur Tahun 2011-2014
NO
Kelurahan/Desa
Kegiatan
Volume
1
Sidikalang
Drainase + Tutup Parit Drainase Bronjong + Drainase
50M +50 M 100 M 10 X 8M + 15M
BOP BOP BOP 2
Batang Beruh
Perkerasan Jalan Perkerasan Jalan Perkerasan Jalan Pembukaan Jalan Drainase Drainase BOP
Dana APBN
25.500.000 22.000.000 50.000.000
Swadaya
Penerima manfaat 2.500.000 1.500.000 4.500.000
40 25 30
Penerima Manfaat KK Miskin 40 20 33
4.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.500.000 2.500.000
25 25 25 10 21 28
25 25 25 10 21 28
4.500.000 3.000.000 5.000.000 300M 135M 100M 1000M 110M
40.000.000 15.500.000 12.000.000 10.000.000 25.000.000 25.000.000 4.500.000
12
3
Kalang Simbara
4
Blang Malum
5
Sidiangkat
6
Kuta Gambir
7
Bintang Hulu
8
Huta Rakyat
9
Kalang
10
Bintang
11
Bintang Mersada
BOP BOP Drainase Bak Sampah Bak Sampah Drainase BOP BOP BOP Drainase Drainase Drainase Drainase Drainase + plat Beton Perkerasan Jalan Drainase Perkerasan Jalan Sumur Bor + Drainase BOP BOP BOP Drainase/ Plat Beton Drainase Drainase Drainase BOP BOP BOP Drainase Pembukaan Jalan Drainase Pembukaan Jalan perkerasan Jalan BOP BOP BOP Drainase + Plat Beton Drainase + Plat Beton Drainase + Plat Beton Drainase BOP BOP BOP Perkerasan Jalan Drainase Drainase + Plat Beton Perkerasan Jalan BOP BOP BOP Perkerasan Jalan Drainase Drainase Ternak Bergulir BOP BOP Drainase Drainase Drainase Pemb jalan Drainase Sosial Teratak Drainase Drainase Drainase BOP
140M 1 UNIT 1 UNIT 100M
85M 110M 120M 148M 148 + 13M
150M 200M 1 UNIT + 20M
210M 190M 105M 200M
140M 200M 220M 3000M 400M
200M + 1 UNIT 75M + UNIT
3.000.000 5.000.000 27.000.000 9.500.000 9.500.000 22.000.000 3.000.000 1.000.000 3.000.000 22.000.000 18.815.000 32.135.000 34.550.000 43.300.000 9.200.000 50.000.000 35.500.000 22.000.000 19.250.000 750.000 3.000.000 4.500.000 45.500.000 40.000.000 22.000.000 43.300.000 4.500.000 3.000.000 1.700.000 25.000.000 15.500.000 45.000.000 22.000.000 43.300.000 4.500.000 3.000.000 1.700.000 50.000.000 35.500.000 22.000.000 19.250.000 4.500.000 3.000.000 750.000 40.500.000 43.300.000 22.000.000 45.000.000 3.000.000 4.000.000 2.200.000 30.000.000 28.500.000 29.000.000 10.000.000 1.500.000 1.000.000 14.000.000 14.500.000 22.000.000 20.000.000 24.750.000 24.750.000 18.500.000 18.500.000 18.500.000 4.500.000
2.500.000 500.000 750.000 2.500.000
30 32 35 44
30 32 35 40
2.702.000 2.798.000 3.540.000 4.000.000 5.000.000
25 25 19 22 25
22 22 19 22 25
6.000.000 2.500.000 3.500.000 1.000.000
25 15 22 20
28 14 23 21
3.500.000 3.000.000 2.500.000 3.000.000
35 21 25 22
35 21 25 22
3.000.000 2.500.000 4.000.000 3.000.000 5.000.000
25 20 25 15 28
25 20 22 15 28
5.500.000
25
25
2.000.000 2.500.000 1.000.000
20 22 28
20 22 25
500.000 4.000.000 3.000.000 5.500.000
18 20 21 28
16 15 21 28
5.500.000 4.500.000 4.750.000 2.000.000
15 18 22 25
15 18 23 25
28 29 30
28 29 30
22 22 20
25 24 21
1915000 1725000 2700000
2.500.000 2.700.000 2.500.000
13
BOP BOP BOP
250.000 250.000 4.500.000
Tahun 2012 NO
1
KELURAHAN
Sidikalang
KEGIATAN
Drainase + Tutup Parit Drainase Bronjong + Drainase
VOL
DANA APBN
SWADAYA
25.500.000
2.500.000
22.000.000
1.500.000
50.000.000
4.500.000
50M +50 M 100M 10 X 8M + 15M
Penerima Manfaat Penerima 30
KK Miskin 32
32
21
22
20
25
24
19
25
18
28
16
27
25
26
25
22
19
19
20
20
22
22
22
25
28
29
25
29
19
23
28
29
24
22
32
32
38
38
28
20
BOP 4.500.000 BOP 3.000.000 BOP 5.000.000 2
Batang Beruh
Perkerasan Jalan Perkerasan Jalan
300M 40.000.000
4.000.000
15.500.000
1.000.000
12.000.000
1.000.000
10.000.000
1.000.000
25.000.000
2.500.000
25.000.000
2.500.000
135M
Perkerasan Jalan Pembukaan Jalan Drainase
1000M 110M
Drainase BOP 4.500.000 BOP 3.000.000 BOP 5.000.000 3
Kalang Simbara
Drainase Bak Sampah Bak Sampah Drainase
140M 27.000.000
2.500.000
9.500.000
500.000
9.500.000
750.000
22.000.000
2.500.000
1 UNIT 1 UNIT 100M
BOP 3.000.000 BOP 1.000.000 BOP 3.000.000 4
Blang Malum
Drainase Drainase Drainase Drainase Drainase + plat Beton
85M 22.000.000
2.702.000
18.815.000
2.798.000
32.135.000
3.540.000
34.550.000
4.000.000
43.312.000
5.000.000
110M 120M 148M 148 + 13M
9.188.000 5
Sidiangkat
Perkerasan Jalan Drainase
50.000.000
6.000.000
35.500.000
2.500.000
150M
14
Perkerasan Jalan Sumur Bor + Drainase BOP
200M 22.000.000
3.500.000
19.250.000
1.000.000
1 UNIT + 20M
27
24
15
18
18
19
24
22
25
26
28
27
28
29
33
30
21
25
27
25
26
30
22
25
29
30
28
33
25
27
25
25
22
19
23
22
15
11
19
26
34
30
750.000 BOP 3.000.000 BOP 4.500.000 6
Kuta Gambir
Drainase/ Plat Beton Drainase Drainase Drainase
210M 45.500.000
3.500.000
40.000.000
3.000.000
22.000.000
2.500.000
43.300.000
3.000.000
190M 105M 200M
BOP 4.500.000 BOP 3.000.000 BOP 1.700.000 7
Bintang Hulu
Drainase Pembukaan Jalan Drainase Pembukaan Jalan perkerasan Jalan
140M 25.000.000
3.000.000
15.500.000
2.500.000
45.000.000
4.000.000
22.000.000
3.000.000
43.300.000
5.000.000
200M 220M 3000M 400M
BOP 4.500.000 BOP 3.000.000 BOP 1.700.000 8
Huta Rakyat
Drainase + Plat Beton
200M + 1 UNIT 50.000.000
5.500.000
35.500.000
2.000.000
22.000.000
2.500.000
19.250.000
1.000.000
Drainase + Plat Beton Drainase + Plat Beton
75M + UNIT
Drainase BOP 4.500.000 BOP 3.000.000 BOP 9
Bintang
Drainase Perkerasan Jalan
750.000 Rp 28.500.000 Rp 30.000.000
1.500.000 10
Bintang Mersada
Drainase 14.000.000 Drainase 14.500.000 Drainase 22.000.000 Pemb jalan 20.000.000
15
Drainase
15
16
24
27
25
25
33
32
24.750.000 Sosial Teratak Drainase 18.500.000
2.500.000
18.500.000
2.700.000
18.500.000
2.500.000
Drainase Drainase
BOP 4.750.000
Tahun 2012 tahap 2 NO
KELURAHAN
KEGIATAN
VOL
DANA SWADAYA
1
Sidikalang
Drainase
109 m
Drainase
54m
Penerima Manfaat BLM APBN
Masyarakat
KK Miskin
24.000.000
22
24
18
20
16
15
12.000.000 3.500.000
Sosial Kesehatan 4.000.000
2
Batang Beruh
Perkerasan Jalan Drainase Drainase Drainase Drainase
70 x 3 x 0,15 m 50 x 0,5 x 0,3 m 100 x 0,5 x 0,3 m 50 x 0,5 x 0,3 m 125x0,5x0,3
1.150.000
22
26
1.200.000
9.000.000 11.500.000
19
28
2.500.000
22.000.000
18
20
1.200.000
11.500.000
26
27
27.000.000
24
22
30
33
32
35
15
20
15
20
2.504.000 Sosial Kesehatan 9.000.000 BOP 6.000.000 BOP 1.000.000 BOP 3
Kalang Simbara
Drainase
115 m
Sumur bor
1 Unit
2.500.000
3.000.000 25.500.000 12.750.000
1.170.000 Sosial Kesehatan 4.250.000 BOP 4.500.000 BOP 750.000 BOP 4
Blang Malum
2.250.000 27.680.000
Drainase + Tembok Penahan Drainase + Tembok Penahan Drainase
155 m + 0,3 m
5.150.000
110 m + 0,3 m
5.150.000
31.790.000
19
22
123 m
3.200.000
26.030.000
20
26
Drainase (Rehab + Baru)
122 + 150
42.750.000
24
28
5.500.000
16
Sosial Kesehatan
14.250.000
19
23
2.250.000 17.500.000
35
34
30.050.000
23
22
25
25
42.750.000
22
26
14.250.000
25
25
BOP 4.500.000 BOP 750.000 BOP 25
Sidiangkat
Sumur Bor
1 Unit 1.170.000
Perkerasan jalan
310 m
Drainase
175 m
2.200.000 2.500.000
Drainase + Plat Beton Sosial Kesehatan
160 x 0,5 x 0,3 + 1 unit
3.770.000
37950000
BOP 4.500.000 BOP 750.000 BOP 6
Kuta Gambir
Perkerasan Jalan Drainase Plat Dwiker Drainase + Plat Beton Perkerasan Jalan + Plat Beton Sosial Kesehatan
3 x 0,2 x 235 m 135 x 0,5 x 0,3 m (1 x 0,6 x 0,2) x 150 unit 40 m + 1 unit
3.300.000
2.250.000 32.550.000
22
22
3.200.000
23915000
18
19
2.440.000
29035000
15
14
11.000.000
25
23
31.750.000
29
32
14.250.000
29
33
4.000.000 210 m + 1 Unit
4.000.000
BOP 4.500.000 BOP 750.000 BOP 7
Bintang hulu
Drainase Pembukaan Jalan Drainase Pembukaan Jalan
100 x 0,5 x 0,3 m 2500 x 6 m
2.500.000
2.250.000 22.000.000
22
26
2.100.000
24450000
32
28
95 x 0,5 x 0,3 m 1500 x 6 m
2.500.000
20500000
21
29
1.300.000
18550000
25
27
42.750.000
29
28
14.250.000
19
16
2.250.000 24.000.000
20
21
17.000.000
20
24
17.000.000
25
29
27.500.000
33
38
42.750.000
25
35
14.250.000
28
28
Sosial Kesehatan BOP
4.500.000 BOP 750.000 BOP 8
Huta Rakyat
Tembok Penahan
90 x 1 m 3.500.000
Sumur Bor
1 unit 4.520.000
Sumur Bor
1 unit 4.520.000
Drainase
125 m 4.110.000
Drainase
195 m 5.000.000
Sosial Kesehatan BOP
4.500.000
17
BOP 750.000 BOP 9
Kalang
Rabat Beton
48,9 M3
2.250.000 36.500.000
12
15
49.000.000
25
24
42.750.000
29
30
14.250.000
25
25
2.250.000 37.000.000
15
15
3.200.000 Perkerasan
368 m 5.000.000
Drainase
195m 6.000.000
Sosial Kesehatan BOP
4.500.000 BOP 750.000 BOP 10
Bintang
Tembok Penahan
45 m
800.000
Drainase
100 m
2.500.000
28.000.000
20
21
Drainase
95 m
2.500.000
20.500.000
25
23
Drainase + Plat Beton Drainase
93 x 0,5 x 0,3 m + 1 unit 75 x 0,5 x 0,3
2.505.000
26.000.000
18
17
1.600.000
16.750.000
25
22
14.250.000
20
24
2.250.000 10.750.000
16
15
26.250.000
15
18
2.200.000 1.900.000
20.000.000
23
25
2.505.000
28.500.000
24
26
25
25
Sosial Kesehatan BOP
4.500.000 BOP 750.000 BOP 11
Bintang Mersada
Drainase
35 m
perkerasan Jalan
250 m
1.250.000
Pembukaan jalan
2000 m
Drainase
100 x 0,5 x 0,3 m
Sosial Kesehatan 9.500.000 BOP 3.000.000 BOP 500.000 BOP 1.500.000
Tahun 2013 KEGIATAN No.
1
Kel/Desa
Jenis Kegiatan
Sat
Sidiangkat
Perkerasan Jalan + Gorong2
m
Perkerasan Jalan
m
Perkerasan Jalan
m
Pelmas
BIAYA Volum e
250 x 3x 0.15 300 x 3x 0.15 240 x 3x 0.15
Penerima Manfaat
Swadaya
BLM PNPMMP
TOTAL
3.150.000
35.500.000
38.650.000
3.800.000
40.000.000
43.800.000
3.000.000
30.000.000
33.000.000
10.000.000
10.000.000
Penerima Manfaat
KK Miskin
30
30
32
32
28
28
25
25
18
BOP
2
Bintang
Drainase
m
Mersada
Perkerasan Jalan
m
Perkerasan Jalan
m
130 x 0.5 x 0.3 300 x 3x 0.15 250 x 3x 0.15
4.500.000
4.500.000
9.950.000
120.000.00 0
115.450.00 0
3.000.000
32.000.000
35.000.000
3.800.000
40.000.000
43.800.000
3.000.000
33.500.000
36.500.000
10.000.000
10.000.000
4.500.000
4.500.000
9.800.000
120.000.00 0
115.300.00 0
3.000.000
32.000.000
35.000.000
3.800.000
40.000.000
43.800.000
3.000.000
33.500.000
36.500.000
10.000.000
10.000.000
4.500.000
4.500.000
120.000.00 0
115.300.00 0
3.500.000
38.000.000
41.500.000
3.000.000
35.500.000
38.500.000
3.000.000
32.000.000
35.000.000
10.000.000
10.000.000
4.500.000
4.500.000
120.000.00 0
115.000.00 0
32.000.000
35.000.000
10.000.000
10.000.000
3.000.000
3.000.000
Pelmas BOP
3
Bintang
Drainase
m
Perkerasan Jalan
m
Perkerasan Jalan
m
130 x 0.5 x 0.3 300 x 3x 0.15 250 x 3x 0.15
Pelmas BOP
9.800.000 4
Bintang
Drainase
m
Hulu
Drainase
m
Drainase
m
150 x 0.5 x 0.3 140 x 0.5 x 0.3 130 x 0.5 x 0.3
Pelmas BOP
9.500.000 5
Kalang
Drainase
Simbara
Pelmas BOP
m
130 x 0.5 x 0.3
3.000.000
26
26
28
28
30
30
25
25
20
20
25
25
30
30
20
20
38
38
25
25
25
25
20
20
30
30
25
25
19
6
Sidikalang
Drainase
m
100 x 0,6 x 0,4
3.000.000
45.000.000
35.000.000
5.000.000
32.000.000
37.000.000
10.000.000
10.000.000
3.000.000
3.000.000
5.000.000
45.000.000
37.000.000
3.358.280
18.200.000
21.558.280
24.240
1.850.000
1.874.240
5.000.000
48.050.000
53.050.000
5.000.000
26.380.000
31.380.000
85.000
7.300.000
7.385.000
58.500
3.720.000
3.778.500
10.000.000
10.000.000
4.500.000
4.500.000
13.526.020
120.000.00 0
119.026.02 0
5.000.000
32.000.000
37.000.000
10.000.000
10.000.000
3.000.000
3.000.000
45.000.000
37.000.000
32.000.000
37.000.000
10.000.000
10.000.000
3.000.000
3.000.000
5.000.000
45.000.000
37.000.000
4.314.600
26.000.000
30.314.600
5.000.000
46.200.000
51.200.000
5.000.000
33.300.000
38.300.000
Pelmas BOP
7
Belang Malum
Rabat Beton Plat Beton
m Unit
Drainase
m
Drainase
m
Plat Beton
Unit
Plat Beton
Unit
90 x 1,5 x 0,12 1,2 x 0,2 x 2 185 x 0,5 x 0,3 110 x 0,6 x 0,4 1,2 x 0,2 x 8 1,2 x 0,2 x 5
Pelmas BOP
8
Kuta Gambir
Drainase
m
125 x 0,5 x 0,3
Pelmas BOP 5.000.000 Kalang
Drainase
m
125 x 0,5 x 0,3
5.000.000
Pelmas BOP
9
Huta Rakyat
Perkerasan Jalan
m
Drainase
m
Drainase
m
140 x 0,2 x 0,3 180 x 0,5 x 0,3 130 x 0,5 x 0,3
35
35
20
20
30
30
25
25
30
30
25
25
18
18
15
15
20
20
25
25
20
20
35
35
25
25
26
26
32
32
33
33
20
Pelmas
10.000.000
10.000.000
4.500.000
4.500.000
14.314.600
120.000.00 0
119.814.60 0
3.000.000
32.000.000
3.500.000
38.000.000
3.000.000
35.500.000
BOP
10
Bintang
drainase
Hulu
drainase drainase Pelmas
10.000.000
10.000.000
4.500.000
4.500.000
9.500.000
120.000.00 0
14.500.000
1.600.000
16.000.000
1.600.000
16.000.000
BOP
11
Batang Beruh
Perkerasan Jalan Perkerasan Jalan
m m
Pelmas BOP 3.200.000 Total
Total Biaya
84.890.620
10.000.000
10.000.000
3.000.000
3.000.000
45.000.000
13.000.000
2.745.000. 000
845.890.62 0
20
20
30
30
35
35
33
33
25
25
25
25
25
25
20
20
Penerim a Manfaa t 25
Penerim a manfaat KK Miskin 25
30
30
5
5
Tahun 2014 N o
Kelurahan / Desa
Jenis Kegiatan
1.
SIDIKALAN G
1 .
Volume
Sumber Dana BLM APBN
DINDING PENAHAN TANAH
15 m x 4 m x 0,3 m
Swadaya
32.000.00 0
5.200.000
32.000.00 0
5.200.000
32.000.00 0
3.340.000
32.000.00 0
3.340.000
Jumlah
2.
KALANG
1 .
DINDING PENAHAN TANAH
155 m x 1 m x 0.2 m
Jumlah
4
KUTA
1
PLAT DWIKER
1m x 0.6m
21
GAMBIR
.
x 0.2m x 150 unit
32.000.00 0
4.550.000
32.000.00 0
4.550.000
42.400.00 0
5.000.000
42.750.00 0
5.000.000
Jumlah
5
BELANG MALUM
1
1
1
PAVING BLOCK
DRAINASE
PERKERASAN JALAN
2mx200m
150mx 0,5m x 0,3m 100m x 3m x 0.2m
20.350.00 0
5.000.000
105.500.0 00
15.000.00 0
25.000.00 0
5.000.000
40.000.00 0
12.000.00 0
25.000.00 0
5.000.000
15
15
21
21
22
22
23
23
18
18
30
30
35
35
40
40
20
20
22
22
21
21
28
28
22
22
Jumlah
6
SIDIANGK AT
1
1
1
1
DRAINASE
PERKERASAN JALAN
90m x 0,5m x 0,3m 380m x 3m x 0,2m
PERKERASAN JALAN
130m x 3m x 0,20 m
PERKERASAN JALAN
1000m x 6m
15.500.00 0
2.000.000
105.500.0 00
24.000.00 0
28.500.00 0
4.383.000
37.100.00 0
5.000.000
39.900.00 0
5.000.000
105.500.0 00
14.383.00 0
Jumlah
7
BINTANG HULU
1
1
1
8
BINTANG
1
1
1
DRAINASE
DRAINASE
DRAINASE
100m x 0,5m x 0,3m 130m x 0,5m x 0,3m 150m x 0,5m x 0,3m Jumlah
PERKERASAN JALAN
130m X 3m X 0,20m
DINDING PENAHAN TANAH
200m x 1m x 0,3m
DRAINASE
150m x 0,5m x
25.000.00 0
5.000.000
40.600.00 0
5.000.000
39.900.00
5.000.000 22
0,3m
0
Jumlah 105.500.0 00 9
BINTANG MERSADA
1
1
1
PERKERASAN JALAN
250m x 3m x 0,2m
DRAINASE
170m x 3m x 0,2m
PEMBUKAAN JALAN
1000m x 6m
49.000.00 0
15.000.00 0 25
25
20
20
22
22
18
18
19
19
5.067.000
41.000.00 0
5.000.000
15.500.00 0
2.000.000
105.500.0 00
12.067.00 0
32.000.00 0
4.500.000
32.000.00 0
4.500.000
Jumlah
10 KALANG SIMBARA
11 BATANG BERUH
1
1 .
DRAINASE
PEMBUKAAN DAN PERKERASAN JALAN Jumlah
112m x 0,5m x 0,3m Jumlah
180 m x 3 m x 0.2 m
JUMLAH TOTAL
32.000.00 0
4.800.000
32.000.00 0
4.800.000
687.500.0 00
102.840.0 00
Kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK) Lokasi PPMK di Kabupaten Dairi dilaksanakan di 3 kelurahan. Pada tahun 2012, Alokasi BLM PPMK untuk Kabupaten Dairi dilaksanakan di 2 Kelurahan yaitu Desa Bintang, Desa Bintang Mersada lalu pada tahun 2014 kelurahan Sidikalang bergabung di PPMK yang dimanfaatkan untuk kegiatan penguatan kapasitas masyarakat (KSM, UPK, BKM , Relawan dan Aparatur Kelurahan) sebesar Rp. 15.000.000,- dan untuk Pinjaman Dana Bergulir (PDB) yang disalurkan kepada KSM sebesar Rp.185.000.000,- yang terdiri dari 7 Ksm di Desa Bintang Mersada,10 KSM di desa Bintang dan 4 KSM di Kelurahan Sidikalang. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kegiatan PLPBK di Kabupaten Dairi dimulai pada tahun 2012 di Kelurahan Sidiakalang Kecamatan Sidikalang. dengan alokasi dana sebesar 1 Milyar. Rangkaian kegiatan yang dilakukan antara lain kegiatan perencanaan, pembangunan fisik dan pemasaran. Jenis kegiatan yang dibangun di lokasi prioritas PLPBK antara lain: Jalan dan Drainase, Lampu 23
Penerangan Jalan (PJU), Ruang Terbuka Hijau (Taman Lingkungan), Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah.Dan di Tahun 2015 Kabupaten Dairi juga menerima program Scalling Up PLPBK sebesar 1 Milyar yang diperuntukkan untuk kegiatan pembangunan jaringan drainase, tutup parit dan rabat beton di Kelurahan Sidikalang di lingkungan IV. Peran Pemerintah Daerah (Sebagai Nakhoda) Sebagai Tindak Lanjut dari Program Sebelumnya yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri PerKabupatenan diawali dengan Audiensi antara Tim Korkot KOTAKU bersama dengan seluruh Kepala Dinas Terkait beserta dengan Seluruh Camat seKabupaten Dairi bertempat di Ruang Rapat Bupati Kabupaten Dairi dengan hasil bahwa Pemerintah Kabupaten Dairi mendukung dengan adanya Program KOTAKU dan siap menjadi nahkoda bagi program KOTAKU dan hasil rapat Pemerintah Kabupaten Dairi yang dalam Hal ini ditangani oleh Kabupaten Dairi secara Langsung yakni Bapak AH. Arief Wismansyah dengan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR. Yang membahas berbagai upaya penanganan kawasan Kumuh serta kemungkinan rencana penanda tanganan MoU antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Kabupaten Dairi untuk mengimpelentasi kawasan kumuh. Dan Mou telah ditanda tangani pada Bulan 20 Oktober 2015, pemerintah Kabupaten Dairi sendiri selama ini komitmen dalam penanganan kawasan kumuh dengan program penataan pemerintah Kabupaten Dairi ingin koordinasi terkait masalah tersebut lebih intens dengan PUPR sehingga program KOTAKU dengan Dairi dapat Berjalan semakin maksimal dan Kabupaten Dairi menata adalah salah satu upaya yang mendukung KOTAKU Untuk menata kawasan kumuh dibutuhkan kolaborasi serta dukungan dari berbagai pihak, dalam hal ini program yang ada dipemerintah pusat dan daerah harus senantiasa sejalan dan tepat sasaran sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat. Adapun penataan kawasan yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Dairi ditahun 2013-2015, diantaranya dengan perbaikan Rumah tidak Layak Huni sebanyak 1000 Unit yang di lakukan oleh Masyarakat.
24