PROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI 1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Dairi 1.1 Letak Geografis Wilayah Kanupaten Dairi Kabupaten Dairi terletak di sebelah Barat Daya Provinsi Sumatera Utara dan merupakan pintu keluar - masuk dari/ke Provinsi Aceh dari sebelah Barat, secara geografis berada pada koordinat 9800’ – 98 30’ BT dan 215’ 00’’ 300’00’’ LU, berbatasan dengan : ·
Sebelah Utara : Kabupaten Karo dan Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh;
· Sebelah Selatan : Kabupaten Pakpak Bharat; · Sebelah Timur : Kabupaten Samosir; · Sebelah Barat : Provinsi Aceh. Kabupaten Dairi berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400 - 1.700 meter diatas permukaan laut (dpl) atau sekitar 200 meter diatas permukaan Danau Toba, dengan karakter topografi yang spesifik dan bervariasi, memiliki curah (ceruk) yang cukup dalam dimana pada musim hujan berfungsi sebagai saluran drainase alami. Secara ekologis, Kabupaten Dairi merupakan penyangga ekosistem Danau Toba dan menyumbang sebagian besar input air ke Danau Toba melalui belasan sungaisungainya.Letak Kabupaten Dairi yang strategis dengan jarak sekitar 153 km dari Kota Medan dengan waktu tempuh sekitar 3 jam membuat aksessibilitas keluar/masuk Kabupaten Dairi relatif tinggi, baik dari/ke Kota Medan sebagai primary city Provinsi Sumatera Utara maupun secondary city lainnya, bahkan lintas Provinsi Aceh. Luas wilayah Kabupaten Dairi 192.780 ha atau sekitar 2,69% dari luasProvinsi Sumatera Utara dengan Ibukota Kabupaten adalah Sidikalang,terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan, 169 desa/kelurahan.
1.2 Fisik Wilayah Fisik wilayah Kabupaten Dairi terdiri dari : ª Topografi/Kelerengan Sebagaimana telah disinggung di muka, Kabupaten Dairi berada pada ketinggian 400 – 1.700 meter diatas permukaan laut (m. dpl),didominasi kelerengan berombak,bergelombang, curam sampai dengan terjal.Luas wilayah Kabupaten Dairi dengan kelerengan terjal sekitar 88.097 ha atau 45,70% dari luas total wilayah Kabupaten Dairi,kelerengan curam sekitar 27.824 ha atau 14,43%, selebihnya bergelombang, berombak, dan sebagian kecil datar sehingga sangat rentang terhadap erosi maupun longsoran tanah, utamanya di di Kecamatan Siempat Nempu Hulu memanjang dari Utara, yaitu Kecamatan Tigalingga dan Kecamatan Pegagan Hilir menuju sebelah Selatan, yaitu Kecamatan Sidikalang, Berampu dan Kecamatan Lae Parira. ª Jenis Tanah Kabupaten Dairi memiliki berbagai jenis tanah sebagai hasil peletusan Gunung Toba dimasa lalu, seperti jenis tanah liparit dengan luas sekitar 103.812,030 ha atau 53,85% dari luas total Kabupaten Dairi menyebar di seluruh kecamatan, permokarbon sekitar 62.190,83 ha atau 32,26%, palaegon sekitar 3.527,87 ha atau 1,83%, garbo diabase sepentijin sekitar 23.017,93 ha atau 11,94% dan sisanya jenis tanah jura sekitar 231,34 ha .Kedalaman efektif tanah diperinci menurut kedalaman < 30 cm, 30 - 60 cm, 60 - 90 cm dan > 90 cm. Kedalaman efektif tanah < 30 cm terdapat di Kecamatan Siempat Nempu dan Silima Punggapungga, kedalaman efektif tanah 30 – 90 cm terdapat di sebelah Selatan Kecamatan Parbuluan, kedalaman efektif tanah 60 - 90 cm tersebar merata di seluruh kecamatan.Tekstur tanah diperinci menurut halus dan kasar, tekstur halus menyebar di seluruh kecamatan
sedangkan tekstur kasar berada di sebelah Barat Kabupaten Dairi, yaitu di Kecamatan Siempat Nempu dan Silima Punggapungga.
ª Hidrologi Pola hidrologi wilayah Kabupaten Dairi sebagaimana wilayah lainnya di Dataran Tinggi Bukit Barisan adalah air permukaan dan air bawah tanah dengan karakter wilayah sungai dan Cekungan Air Tanah(CAT).Wilayah Sungai (WS) di Kabupaten Dairi telah ditetapkan secara Nasional berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A/PRT/M/2006, sedangkan Cekungan Air Tanah masih perlu pengkajian yang lebih seksama Wilayah Sungai (WS) di Kabupaten Dairi terdiri dari 2 (dua) WS,yaitu : · WS Toba – Asahan (Sumatera Utara – Strategis Nasional) WS Toba – Asahan di Kabupaten Dairi terdiri dari 11 anak sungai yang dialirkan ke Danau Toba melalui Waduk PLTA Renun di Kecamatan Sumbul telah dimanfaatkan untuk PLTA Renun dengan kapasitas tenaga 2 x 41 MW atau setara dengan 82 MW. · WS Alas – Singkil termasuk DAS Singkil (Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara - Lintas Provinsi)Secara umum, sungai-sungai di Kabupaten Dairi mengalir secara gravitasi ke arah Pantai
Barat
Provinsi
Sumatera
Utara,
dimana
sebagian
dimanfaatkan untuk irigasi sederhana maupun setengah teknis, selain itu dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari untuk MCK dan kebutuhan air minum, seperti Sungai Lae Renun, Lae Simbelin, Lau Gunung, Lau Belulus dan lain-lain.Sungai-sungai di Kabupaten Dairi yang terpanjang adalah : ü Lae
Renun,
terbentang
di
Kecamatan
Parbuluan,
Sumbul,Tigalingga dan Tanah Pinem, selanjutnya menuju Provinsi NAD; ü Lau Belulus, terbentang di Kecamatan Tigalingga dan Kecamatan Tanah Pinem serta bermuara di Lae Renun;
ü Lae Simbelin, terbentang di Kecamatan Sidikalang menuju perbatasan Kecamatan Siempat Nempu/Kecamatan Silima Punggapungga, selanjutnya menuju Provinsi NAD; ü Lae Manalsal, terbentang di Kecamatan Sumbul dan bermuara di Lae Renun. ª Iklim Curah hujan di Kabupaten Dairi bervariasi antara 2.000 – 3.500 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 181 hari/tahun.Menurut Oldeman (1979), jumlah pembagian tipe iklim didasarkan atas banyaknya bulan basah (curah hujan > 100 mm/bulan) dalam setahun. Dengan mengadaptasi teori tersebut, tipe ikimdikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu : ØIklim B1: Bulan basah antara 7 – 9 bulan dan bulan kering lebih kecil dari 2 bulan dalam setahun. Tipe ini meliputi Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu Hilir dan Silima Punggapungga. ØIklim C1: Bulan basah antara 5 – 6 bulan dan bulan kering lebih kecil dari 2 bulan dalam setahun. Tipe ini meliputi Kecamatan Sumbul, sebagian Kecamatan Siempat Nempu, Parbuluan dan Pegagan Hilir. ØIklim D1: Bulan basah antara 3 – 4 bulan dan bulan kering lebih kecil dari 2 bulan dalam setahun. Tipe ini meliputi Kecamatan Tigalingga, sebagian Kecamatan Siempat Nempu Hulu,Gunung Sitember, Tanah Pinem dan Silahisabungan.Iklim sub tropis terjadi pada daerah ketinggian < 500 m.dpl, iklim tropis pada ketinggian antara 500 - 1.000 m. dpl, sedangkan iklim dingin pada ketinggian > 1.000 m. dpl. ª Penggunaan Lahan Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa luas wilayah Kabupaten Dairi seluas 192.780 ha, didominasi kawasan hutan seluas
75.216 ha atau sekitar 39,02%, selanjutnya penggunaan lahan untuk perkebunan seluas 32.270 ha atau sekitar 16,74%, perkebunan rakyat seluas 30.908 ha atau sekitar 16,03%,ladang/huma seluas 18.614 ha atau sekitar 9,66%, sawah seluas 10.225 ha atau sekitar 5,31%, pekarangan/bangunan seluas 8.005 ha atau sekitar 4,15%, lahan tidak diusahai seluas 7.913 ha atau sekitar 4,11%, padang rumput seluas 3.833 ha atau sekitar 1,99% ,kolam/tebat seluas 87 ha atau sekitar 0,05%, lain-lain seluas 5.682 ha atau sekitar 2,74%. 1.3 Kependudukan Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2007 sebesar 12.834.371 jiwa, tersebar di 28 (dua puluh delapan) kabupaten/kota.Dari jumlah penduduk tersebut, sebesar 268.780 jiwa atau sekitar 2.09%berada di Kabupaten Dairi.Selama periode22(dua puluh dua)tahun,terhitung tahun 1985 2007, jumlah penduduk Kabupaten Dairi mengalami peningkatan sebesar 7.158 jiwa.
Penduduk
Kabupaten
Dairi
tersebar
di
15
(lima
belas)
kecamatan.Kecamatan Sidikalang mempunyai jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar
44.202
jiwa
atau
sekitar
16,45%
dari
penduduk
Kabupaten
Dairi.Kepadatan penduduk Kabupaten Dairi sekitar 1 Jiwa/Ha, tertinggi berada di Kecamatan Sidikalang sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Silahisabungan dan Kecamatan Tanah Pinem. Kecenderungan pertumbuhan rata-rata penduduk Kabupaten Dairi selama periode tahun 1990 – 2007 relatif stabil, yaitu sekitar 1,04%, hanya saja pada tahun 2003 terjadi penurunan drastis sehubungan dengan pemekaran Kabupaten Dairi dengan Kabupaten Pakpak Bharat. Jumlah penduduk menurut kelompok umur secara garis besar dibagidalam tiga kelompok, yaitu kelompok umur 0 – 14 tahun sebesar 107,406 jiwa atau sekitar 40%; kelompok umur 15–64 tahun sebesar 150,387 jiwa atau sekitar 56%; kelompok umur 65 tahun keatas sebesar 10,987 jiwa atau sekitar 4%.Berdasarkan data-data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat ketergantungan hidup usia non produktif terhadap usia produktif di Kabupaten Dairi masih dalam kategori relatif rendah, dimana total persentase usia produktif sekitar 56% sedangkan persentase usia non produktif sekitar 44%.
1.4 Potensi Ekonomi Wilayah Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor di Kabupaten Dairi, maka dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisis Tipologi Klassen (klassen typology).Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan 2 (dua) indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah, dimana dalam hal ini digunakan pendekatan laju pertumbuhan ekonomi dan besaran kontribusi masing-masing sector terhadapat PDRB. Melalui analisis ini diperoleh 4 (empat) karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu : §
Sektor prima/cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income)
§
Sektor berkembang /sektor maju tapi tertekan (high income but low growth)
§
Sektor potensial/berkembang cepat (high growth but income)
§
Sektor terbelakang/relatif tertinggal (low growth and low income)Sebagai input terhadap analisis tipologi klassen, berikut ini diuraikan laju pertumbuhan PDRB dan kontribusi sector terhadap PDRB
2. Isu-Isu Strategis Wilayah Kabupaten Dairi : v
Kabupaten Dairi merupakan Kawasan Strategis Nasional, yaituDanau Toba di Kecamatan Silahisabungan dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kecamatan Tanah Pinem;
v
Kabupaten Dairi dilintasi jaringan jalan nasional menghubungkan Kabupaten Dairi dengan Kabupaten Karo, Kabupaten Samosir,Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Aceh;
v
Kecenderungan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi ditopang sektor pertanian dan perdagangan;Kabupaten Dairi merupakan bagian dari Pengembangan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Provinsi Sumatera Utara yang ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Utara
dan menetapkan Sitinjo sebagai Pusat Kawasan Pengembangan Agropolitan Kabupaten Dairi; v
Kabupaten Dairi merupakan daerah hulu Danau Toba dan merupakan Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba;
v
Kabupaten Dairi berada pada jalur patahan renun dan termasuk kategori daerah rawan bencana alam;
v
Kondisi
topografi
sangat
variatif
sehingga
memiliki
limitasi
dalam
pengembangan; v
Mempertahankan luas kawasan hutan 30% dari luas wilayah Kabupaten Dairi untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan;
v
Keberadaan kawasan hutan yang mengalami degradasi peran dan fungsi perlindungan sehingga mempengaruhi wilayah Kabupaten Dairi maupun wilayah kabupaten/kota lainnya yang berbatasan;
v
Kekurangan energi listrik;
v
Swasembada beras dengan mempertahankan luasan kawasan lahan abadi.