PREVIEW III (AKHIR) TUGAS AKHIR-RP09 1333
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA, 2013
BAB I LATAR BELAKANG Permukiman di sepanjang garis pantai dengan kondisi kerapatan tinggi dan kumuh, dengan prasarana dan sarana sangat terbatas (RP4D Kabupaten Lamongan, 2007) Dalam rumusan strategi pengembangan infrastruktur air bersih di kabupaten Lamongan, dalam analisis SWOT terdapat kelemahan dalam pengembangan cakupan pelayanan yaitu terkait dengan:
1.
Jarak antara sumber air baku dengan wilayah pelayanan relatif jauh 2. Kapasitas produksi air belum mencukupi kebutuhan 3. Tingkat kebocoran tinggi 4. Pengelola air minum tidak sehat 5. Kualitas air yang dihasilkan belum memenuhi standar (SPPIP Kabupaten Lamongan,2012)
Penanganan infrastruktur sektor air bersih pada prinsipnya diutamakan bagi masyarakat yang belum memiliki akses terhadap air bersih, terutama pada daerah-daerah rawan air, permukiman kumuh, nelayan dan daerah tertinggal (Kodoatie,2003:151-152). Terdapat 16 Kelurahan di Kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran, merupakan wilayah pesisir yang terletak di Utara Lamongan dengan laju pertumbuhan penduduk 1,14 dan 1,11 (tertinggi diantara 27 kecamatan di Kabupaten Lamongan) Pelayanan penyediaan air bersih di Kabupaten Lamongan masih terkendala : 1. Terbatasnya sumber daya manusia dan tenaga ahli di bidang air bersih 2. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung 3. Cakupan pipa distribusi dan tersier, khususnya di Lamongan sudah tidak sesuai dengan jumlah pelanggan yang ada 4. Masih terbatasnya jaringan pipa yang ada disamping kondisi pipanya yang sudah tua (RP4D Kabupaten Lamongan, 2007)
Menurut RTRW Kabupaten Lamongan Tahun 2011, masalah terkait pelayanan air bersih disebabkan karena: 1. Belum terpenuhinya air bersih terutama air minum secara merata di Kabupaten Lamongan seperti di wilayah pantura dengan intensitas kegiatan yang tinggi kebutuhan air minum dipenuhi dengan membeli air galon dan wilayah selatan yang jauh dari jangkauan juga belum terpenuhi air bersih; 2. Kondisi air bersih yang selama ini digunakan di sebagian wilayah Kabupaten Lamongan terutama bagian utara merupakan air payau sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk air minum; 3. Sumber-sumber air yang ada baik dari sungai maupun mata air belum mendapat pengelolaan secara terpadu terutama untuk memenuhi kebutuhan air minum; 4. Kurangnya pengelolaan air bersih dan pendistribusiannya kepada masyarakat; serta 5. Peraturan yang menyangkut kelestarian sumber daya air yang ada di Kabupaten Lamongan masih kurang di berlakukan.
PDAM hanya melayani 4 Kelurahan/Desa dari 16 Kelurahan yang berada di permukiman pesisir Utara Lamongan, yaitu Kelurahan Brondong (501 KK dari 3.514 KK), Desa Blimbing (447 KK dari 4.371 KK), Desa Kandangsemangkon (6 KK dari 2.008 KK), dan Desa Sedayulawas (9 KK dari 3.279 KK), (unit PDAM Brondong-Paciran, 2013)
LATAR BELAKANG
Pelayanan PDAM yang ada hanya menjangkau wilayah dekat jalan arteri primer atau kolektor saja, belum menjangkau wilayah pada kawasan padat penduduk, kontinuitas pelayanan PDAM kurang, serta kualitas air bersih buruk, karena air yang dihasilkan berwarna kuning, serta payau karena mengandung banyak zat kapur, sehingga banyak dari masyarakat yang masih membeli air bersih galon dan jerigen air bersih.
Pengelola air bersih di Kabupaten Lamongan ditangani oleh PDAM dan masyarakat (HIPPAM), (SPPIP Kabupaten Lamongan,2012) Pelayanan air bersih di Kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran <30% (SPPIP Lamongan 2012) Peningkatan Distribusi Pelayanan Air Bersih Permukiman Pesisir Utara Lamongan
RUMUSAN MASALAH Pelayanan air bersih di permukiman pesisir ini didistribusikan oleh PDAM dan Dinas PU Cipta Karya melalui HIPPAM. Untuk unit Kecamatan Brondong dan Paciran, sumber air yang dipergunakan oleh PDAM adalah air tanah dalam (sumur bor) yang terletak di Desa Blimbing dengan kapasitas terpasang 20 liter/detik dan semua dimanfaatkan untuk air bersih. Kapasitas operasi sistem sebesar 15 liter/detik. Dengan tingkat kebocoran 32%, namun dengan wilayah pelayanan hanya 4 Kelurahan dari 16 Kelurahan yang berbatasan dengan pesisir (Ka.Unit PDAM Kecamatan Brondong Paciran). Masih belum meratanya penditribusian air yang ada terkait dengan tingkat kebocoran yang tinggi, jarak dari sumber air yang jauh, jaringan perpipaan PDAM hanya ada di jalan-jalan utama saja serta kondisi topografi wilayah yang cenderung berbukit-bukit (survey pimer, 2013). Beberapa permasalahan di atas mengindikasikan masih belum meratanya distribusi pelayanan air bersih untuk permukiman di pesisir Utara Lamongan, sehingga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi cakupan distribusi pelayanan air bersih di permukiman pesisir Utara Lamongan?
Tujuan dan Sasaran penelitian Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk merumuskan arahan dalam hal peningkatan pelayanan air bersih di permukiman Pesisir Utara Lamongan, yaitu pada 16 Kelurahan yang berbatasan dengan pesisir, sehingga sasaran untuk mencapai tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Menganalisis kebutuhan air bersih permukiman pesisir Utara Lamongan
Menganalisis cakupan pelayanan air bersih permukiman pesisir Utara Lamongan Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi cakupan pelayanan air bersih permukiman pesisir Utara Lamongan Mensimulasikan model distribusi pelayanan air bersih untuk tiap Kelurahan/Desa di permukiman Pesisir Utara Lamongan berdasarkan target cakupan pelayanan Kabupaten Lamongan
Merumuskan arahan peningkatan distribusi pelayanan air bersih permukiman pesisir Utara Lamongan
BAB II (TINJAUAN PUSTAKA) Tinjauan Pustaka Ketersediaan Air Bersih
Indikator
Variabel
Kuantitas banyaknya pelayanan air bersih masyarakat pesisir
Tingkat layanan air bersih
Jumlah sumber air bersih potensial pada tiap kelurahan/desa dalam pemenuhan pelayanan air bersih Debit sumber air bersih
Keterjangkauan masyarakat permukiman pesisir terhadap pelayanan air bersih perpipaan
Jarak sumber produksi air bersih perpipaan terhadap lokasi permukiman tiap Kelurahan/Desa
Fasilitas pelayanan perpipaan air bersih masyarakat pesisir
Persentase cakupan pelayanan air bersih perpipaan permukiman pesisir Utara Lamongan
Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan Jarak sumber produksi air bersih perpipaan terhadap lokasi Aspek yang air bersih perpipaan permukiman tiap Kelurahan/Desa mempengaruhi tingkat pelayanan Aspek teknik distribusi pelayanan air bersih Tarif pelayanan air bersih air bersih Kondisi fisik lingkungan kawasan pesisir yang mempengaruhi distribusi pelayanan air bersih Kemampuan finansial masyarakat dalam memperoleh pelayanan air bersih Persebaran wilayah permukiman
Pertumbuhan penduduk yang membutuhkan pelayanan air bersih
Kinerja pengelola dalam pengalokasian dana untuk penyediaan pelayanan air bersih
Kelerengan Sumber Air Bersih Ketinggian wilayah pelayanan dari muka tanah ke muka air laut Jumlah tahapan penduduk prasejahtera dan Sejahtera I
Luas wilayah permukiman yang membutuhkan distribusi pelayanan air bersih Jumlah persebaran permukiman Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk yang terlayani jaringan perpipaan Jumlah Penduduk yang membutuhakan distribusi pelayanan air bersih Alokasi pendanaan untuk peningkatan pelayanan air bersih
BAB III METODE PENELITIAN Analisa Deskriptif dan Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
Menganalisis kebutuhan air bersih permukiman pesisir Utara Lamongan
Analisis Perhitungan Cakupan Pelayanan
Menganalisis cakupan pelayanan air bersih permukiman pesisir Utara Lamongan
Regresi Spasial dengan GWR (Geographically Weighted Regression) dan Analisis Deskriptif
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi cakupan pelayanan air bersih permukiman pesisir Utara Lamongan
Analisis Deskriptif Kuantitatif
Analisis Deskriptif
Mensimulasikan model distribusi pelayanan air bersih untuk tiap kelurahan/Desa di permukiman Pesisir Utara Lamongan berdasarkan Target Cakupan Pelayanan Kabupaten Lamongan
Merumuskan arahan peningkatan distribusi pelayanan air bersih permukiman pesisir Utara Lamongan
Kapasitas sudetan bengawan solo yaitu 200 lt/dt dan belum termanfaatkan
Air Tanah Potensi Air Tanah Kecil Potensi Air Tanah Sedang Potensi Air Tanah Langka
Kedalaman Debit (Meter) (lt/dt) 1-17,5 1 1-14 5 > 17,5 0
Warulor Sidokumpul Weru Paloh Sidokelar Kemantren Banjarwati Tunggul Paciran Blimbing Kranji Kandangsemangkon Labuhan Lohgun Sedayulawas Brondong
2,5 3,2 7,5
3,1 30,9 55,6 58,64
28,7 59,98 57,55 41,59
27,96 38,9 15,79 66,13 52,83 0
10
20
30
Luas Permukiman (Ha)
40
50
60
70
Jumlah Penduduk
Kependudukan
Jumlah Penduduk Wilayah Penelitian Tahun 2012 20.000 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
Brondong Sedayulawas Lohgung Labuhan Kandangsemangkon Kranji Blimbing Paciran Tunggul Banjarwati Kemantren Sidokelar Paloh Weru Sidokumpul Warulor
Grafik Pertumbuhan Penduduk Tahun 2008-2010
20.000 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0
Sumber: BPS Brondong dan Paciran Dalam Angka Tahun 2012
Jumlah penduduk (jiwa)
Kepadatan
Sumber: BPS Brondong dan Paciran Dalam Angka Tahun 2012
Warulor
Sidokumpul
Weru
Paloh
Sidokelar
Kemantren
Banjarwati
Tunggul
Paciran
Blimbing
Kranji
Kandangsema…
Labuhan
Lohgun
Sedayulawas
Jumlah penduduk (jiwa)
60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 Brondong
Brondong Sedayulawas Lohgun Labuhan Kandangsemangkon Kranji Blimbing Paciran Tunggul Banjarwati Kemantren Sidokelar Paloh Weru Sidokumpul Warulor
Perbandingan Jumlah Penduduk dengan Kepadatan Penduduk Wilayah Penelitian Tahun 2011
Banyaknya Keluarga Menurut Pertahapan Keluarga Sejahtera Tahun 2011 Sumber: Buku Kecamatan Dalam Angka Kec. Brondong Paciran, 2012
2500 2000 1500 1000 500
0
Pra sejahtera Prosentase Penduduk Per Jenis Pekerjaan di Kecamatan Brondong Tahun 2011 Pegawai Negeri 1%
I
II
III
III+
Prosentase Penduduk yang Bekerja Pada Sub Sektor Pertanian di pesisir Kecamatan Paciran Tahun 2011
Peternaka n 4%
Lainnya 9%
Petani 17%
Tanaman Pangan 27%
Dagang 14% Nelayan 59%
Sumber : Data Statistik dan Profil Kecamatan Brondong tahun 2012
Perikanan Laut 69%
Sumber: BPS, Kecamatan Paciran Dalam Angka 2012
PDAM Tirta Dharma Unit Brondong-Paciran PDAM Unit Kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran memiliki 1 sumber air yang digunakan PDAM Jasa Dharma, yaitu berupa sumur bor (air bawah tanah) yang dipompa melalui pipa transmisi ke pipa distribusi berlanjut pada pipa tersier menuju pipa masing-masing pelanggan. Komponen Data
5.000 4.500
Satuan
Tahun Pembangunan
Unit BrondongPaciran 1984
4.000
Total Kapasitas Terpasang
Liter/detik
20
3.500
Kapasitas Produksi
Liter/detik
15
Kapasotas terdistribusi
Liter/detik
15
Kapasitas Terjual
Liter/detik
10,5
Kapasitas belum termanfaatkan
Liter/detik
5
Kehilangan air
%
32
Sistem pengaliran
Gravity/pom Pompa pa
Jam operasi produksi
Jam/hari
15
Jam operasi distribusi
Jam/hari
15
Sumber daya
Genset/PLN
PLN
Meter induk
Ada/tidak
tidak
3.000
Jumlah KK
2.500 2.000 1.500 1.000 500 0
SR Rumah Tangga yang terlayani perpipaan PDAM (KK)
Sumber: SPAM, PU Tahun 2011
HIPPAM Desa a. b. c. d. e. f. g. h.
Penyelenggara : Tahun Pelaksanaan SPAM: Jenis sumber : Kapasitas sumber : Kapasitas pemanfaat: Sistem pengaliran: Nilai Ekonomi : Lembaga :
Kecamatan
Brondong
Paciran
Kelurahan/Desa
Lohgun Labuhan Tunggul Banjarwati Weru Komplek (Paloh, Weru, Sidokumpul, Werulor)
Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Lamongan 2001 sampai sekarang Sumur bor, sumur gali, telaga, waduk. Rata-rata 2,5 l/dt 2,5 l/dt Pompa dan Gravitasi Sistem meterisasi Rata Rp. 1500/m3 HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum)
Jumlah KK 865 1.707 1.163 1.293 2.146
Jumlah SR (Sambungan Rumah) 300 700 299 70 500
2500
2.146
2000
1.707
1500 1000
500
1.163
865
1.293
700 300
299
500 70
0
Jumlah KK Jumlah SR (Sambungan Rumah) yang terlayani
Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan Berdasarkan Penambahan Kapasitas Terhadap Kebocoran Air lt/dt Sidokumpul Werulor
2,12 1,42
Weru
Paloh
4,1
1,13
Banjarwati
7,23
Paciran
14,27
Blimbing Sidokelar
15,91 1,59
Kemantren
4,43
Tunggul
4,13
Kranji
6,57
Kandangsemangkon
6,9
Lohgung
Labuhan Sedayulawas Brondong
2,83 5,58 12,97 12,64
Kebutuhan dan Kapasitas Terpasang dengan Pelayanan Perpipaan Pengelola
Kelurahan/Desa
PDAM
Brondong Sedayulawas Blimbing Kandangsemangkon Sub Total
HIPPAM
Konvensional
20
48,42
20 3 2 2 3
5,58
Lohgun
2,83
Banjarwati
7,23
Tunggul
4,13
Paloh Weru Werulor Sidokumpul Sub Total
Kranji Kemantren Paciran Sidokelar Sub Total
Jumlah Kapasitas Debit Sumber Air (lt/dt)
12,64 12,97 15,91 6,90
Labuhan
Weru Komplek: a. a. a. a.
Kebutuhan Berdasarkan Penambahan Kapasitas Terhadap Kebocoran Air (lt/dt) *
8,77 1,13 4,10 1,42 2,12
10
28,54
20 0
6,57 4,43 14,27 1,59
26,86
0
Analisis Cakupan Pelayanan Air Bersih Cakupan Pelayanan dengan Sambungan PDAM Kecamatan
Brondong Paciran
Kelurahan
Sedayulawas Brondong Blimbing Kandangsemangkon
Jumlah Penduduk (Jiwa) 14.154 13.788 17.369 7.526
Jumlah Cakupan penduduk yang Pelayanan terlayani PDAM (%) (Jiwa) 36 0,25 2.004 14.53 1.788 10.29 24 0.32
Sumber: Analisa 2013
Cakupan Pelayanan dengan Sambungan HIPPAM Desa Kecamatan
Brondong Paciran
Kelurahan
Lohgun Labuhan Tunggul Banjarwati Weru Komplek (Paloh, Weru, Sidokumpul, Werulor)
Sumber: Analisa 2013
Jumlah Penduduk (Jiwa) 3.090 6.088 4.512 7.891 9.579
Jumlah penduduk yang terlayani HIPPAM (Jiwa) 1.200 2.800 1.196 5.000 2.000
Cakupan Pelayanan (%) 38,83 45,99 26,50 63,36 20,88
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Pelayanan Air Bersih Permukiman Pesisir Utara Lamongan
Tahapan GWR 1. Regresi Linier dengan Ordinary Least Square (OLS) Hasil analisis regresi sederhana yang dilakukan diperoleh faktor yang berpengaruh secara signifikan dengan menggunakan α sebesar 20%.
Dari regresi secara serentak ini di dapat 3 faktor yang berpengaruh yaitu X4 alokasi dana prasarana air bersih, X7 jumlah sumber air bersih, dan X11 kelerengan sumber air bersih yang berpengaruh
2. Stepwise Enam variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon, yaitu X3, X4, X6, X7, X10 dan X11 3. Uji Asumsi Residual Identik uji gletjser Hasil pengujian asumsi residual identik menyatakan bahwa dari enam variabel predictor terdapat empat variabel prediktor, yaitu X4, X6, X10, X11
Adanya variabel yang berpengaruh nyata maka H0 -ditolak sehingga residual bersifat heterogenitas (tidak identik). Dengan demikian asumsi residual identik tidak terpenuhi.
4. Uji Asumsi Residual Independen (pemerikasaan Autokorelasi)
Oleh karena itu, H0 gagal ditolak yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar residual atau residual telah memenuhi asumsi independen
Hasil perhitungan statistik uji durbin watson adalah sebesar 2.71724 , nilai dL dengan α = 20% sebesar 1,52 sehingga nilai statistik uji durbin watson lebih besar dari dL 5.Uji Multikolinieritas Variabel Berpengaruh VIF
X3
X4
3.189
2.666
X6
X7
1.980
X10
4.254
4.137
5. Uji Kenormalan Data
7.436
Probability Plot of RESI1 Normal
Asumsi kenormalan dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov (KS).
99
Mean StDev N KS P-Value
95 90 80
Percent
Untuk menentukan kenormalan data dengan uji Kolmogorov-Smirnov, nilai signifikansi harus diatas 0,05 atau 5% (Imam Ghozali, 2005).
X11
70 60 50 40 30 20 10 5
1
-10
-5
0 RESI1
5
10
-1.88738E-15 4.954 16 0.094 >0.150
Uji Efek Spasial Hasil Uji Spasial dengan Breusch-Pagan test dengan taraf signifikansi 20% menunjukkan bahwa cakupan pelayanan air bersih di permukiman pesisir Utara Lamongan memiliki pengaruh titik atau bisa dikatakan pengaruh lokasi dengan basis heterogenitas.
Pengujian Breusch-Pagan Moran's I
Nilai Signifikansi *0.0903 0.9938
GWR (Geographically Weighted Regression) Kelurahan/Desa
Faktor Berpengaruh
Kelurahan
Faktor Berpengaruh
Brondong Sedayulawas
X3,X4,X6,X7,X10,X11 X3,X4,X6,X7,X10,X11
/Desa Tunggul Banjarwati
Lohgung
X3,X4,X6, X7,X10,X11
Kemantren
X4, X7,X11
Labuhan
X3,X4,X6, X7,X10,X11
Sidokelar
X7, X11
Kandangsemangkon X3,X4,X6, X7,X10,X11
Weru
X7, X11
Kranji
X3,X4, X7,X10,X11
Sidokumpul
X7, X11
Blimbing Paciran
X4, X6, X7, X10,X11 X3,X4,X6,X7,X10,X11
Warulor Paloh
X7, X11 X7, X11
X3,X4,X7,X10,X11 X4, X7,X10, X11
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dari Hasil Analisis Deskriptif Variabel berpengaruh
Faktor yang Mempengaruhi
Kepadatan Penduduk (X3)
Kepadatan penduduk tinggi pada permukiman padat nelayan dan perkampungan pesisir Utara Lamongan
Alokasi dana peningkatan prasarana air bersih (X4)
Alokasi dana peningkatan prasarana air bersih dalam peningkatan akses terhadap air bersih
Jarak sumber produksi air bersih perpipaan terhadap lokasi permukiman (X6)
Jarak permukiman (wilayah pelayanan) terhadap bangunan pengolahan sumber air bersih
Jumlah sumber air bersih (X7)
Jumlah sumber air yang menjadi prioritas masyarakat untuk peningkatan pelayanan air bersih.
Debit sumber air bersih (X10)
Debit sumber air bersih terkait kebutuhan air bersih masing-masing Kelurahan/Desa
Kelerengan sumber air bersih (X11)
Kondisi kelerengan sumber air bersih terhadap wilayah pelayanan yang membutuhkan distribusi air bersih.
Contoh Simulasi Untuk Kelurahan Brondong Kelurahan/ Desa
Simulasi Model terhadap Target Cakupan Pelayanan 75%
Interpretasi terhadap Model
Brondong
Y=11,036-(3,66x10-4)X3+(2,054x10-7)X4 -(1,39x103)X6+23,027X7+2,193X103,198X11 Simulasi dengan persamaan untuk
Kelurahan Brondong dalam skenario capaian target cakupan pelayanan Kabupaten Lamongan, diasumsikan bahwa kepadatan penduduk, jumlah sumber air bersih, dan kelerengan sumber air bersih secara konstan atau tetap, yang dimaksud konstan yaitu sesuai dengan kondisi eksisting yang ada. pengalokasian dana dilakukan untuk pengembangan jaringan distribusi air bersih sehingga dapat memperkecil jarak menjadi 0 meter, sehingga penambahan debit menjadi 13 lt/dt berdasarkan analisis kebutuhan air bersih untuk kelurahan Brondong. Dalam simulasi tersebut akan menaikkan cakupan pelayanan air bersih menjadi 75,39%.
Kelurahan Brondong adalah menganggap kepadatan penduduk (X3), Sumber Air (X7), dan kelerengan sumber air bersih (X11) konstan, mengalokasikan dana (X4) sebesar 185.000.000 dan peningkatan debit dari sumber air PDAM sebesar (X10) menjadi 13 lt/dt, dengan melihat faktor jarak (X6) menjadi 0 meter.
KESIMPULAN DAN SARAN
Untuk pemanfaatan sumber air tanah dengan pengelolaan melalui HIPPAM dapat dilakukan dengan menggunakan air tanah dengan potensi sedang yaitu pada potensi (5lt/dt) serta alternatif sumber air berupa penampungan air hujan (PAH) melalui pengembangan embung atau bangunan tadah hujan untuk Kelurahan/desa dengan potensi air tanah langka yang memliki rata-rata curah hujan yang cukup potensial yaitu 1250-1250 mm/thn
Memperluas cakupan pelayanan pada wilayah potensial yaitu pada permukiman padat dan perkampungan nelayan yang berpotensial membutuhkan distribusi pelayanan air bersih baik dari pelayanan HIPPAM Desa ataupun PDAM
Mengoptimalkan jaringan pipa distribusi induk yang sudah ada dengan cara menambah jaringan pipa distribusi yang langsung menuju tiap-tiap sambungan rumah (masyarakat) yaitu peningkatan jaringan pipa tersier untuk yang dilayani oleh HIPPAM melalui partisipasi masyarakat
Lanjutan...
Untuk Desa Sedayulawas, Kandangsemangkon, dan Paciran dapat serta pemanfaatan sumber air Sudetan Bengawan Solo melalui IPA Sudetan Bengawan Solo dengan pelayanan PDAM guna pemenuhan sesuai kebutuhan air bersih masyarakat dengan cara menambah debit melalui sistem jaringan pipa distribusi transmisi (induk). Sistem distribusi yang digunakan pada wilayah ini adalah sistem distribusi pompa penguat tekanan (booster pump) karena letak wilayahnya yang jauh dari wilayah pelayanan dan cenderung berbukit-bukit.
Kelurahan Brondong dan Blimbing memanfaatkan kapasitas produksi yang belum terpakai dengan memanfaatkan sumber air tanah di Kelurahan Blimbing yang dikelola PDAM, serta penurunan tingkat kebocoran dalam proses pendistribusian air bersih kepada masyarakat (terutama kebocoran pada jaringan pipa induk distribusi yang sudah tua/di atas 20 tahun). Pemanfaatan kelerengan wilayah yang berbukit dilakukan dengan cara mengoptimalkan sistem kinerja pompa distribusi dan penggunaan sistem gravitasi pada beberapa wilayah pelayanan yang topografinya lebih rendah dibandingkan dengan wilayah pelayanan (permukiman penduduk).