LITERAT No. 31 Tahun 2010
ISSN: 1411–2566
Prawacana Bismillahirrohmanirrohiim, Assalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh, Pada bulan Februari tahun ini, jurnal ilmiah Sistem Informasi CONSORTIA Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pelita Indonesia hadir dengan sejumlah hasil kajian dan penelitian para dosen, baik dosen STIKOM Pelita Indonesia maupun dosen perguruan tinggi lainnya, yang dengan senang hati berbagi wawasan dan pengetahuan mereka demi meningkatkan kualitas keilmuan di bidang Sistem Informasi di bumi pertiwi ini. Mengawali CONSORTIA Edisi Ke-2 Ini, Irwan dan Martuahman Saragih Mengkaji Tentang Implementasi QR Code Pada Sistem Informasi Djitu Ponsel Berbasis Client–Server Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek. Tulisan selanjutnya, Dadi Komardi dan Maimunah memaparkan tentang Penerapan Data Mining Dengan Teknik Clustering Eucledian Distance Dan Jaringan Komputer Lokal Untuk Mengevaluasi Pasangan Hidup Serta Peningkatan Pelaporan Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru. Tak kalah menarik, Johan mendeskripsikan tentang Analisa Keranjang Pasar Dengan Algoritma Apriori Pada Data Transaksi Mini Market Lima Bintang. Tulisan selanjutnya, Sunarti dan Johan mengkaji tentang Perancangan Sistem Informasi Hotel Dengan Menerapkan Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek Dan Arsitektur Jaringan Client-Server Pada Hotel Delta Pekanbaru. Selanjutnya, Suroyo dan Vince Olivia mendeskripsikan tentang Sistem Informasi Pada CV. Pekanbaru Computer Centre Dengan Penerapan E-Commerce Dan Menggunakan Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek. Tulisan selanjutnya, Umi Damayanti dan Sutrisno memaparkan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Siswa Teladan Menggunakan Metode AHP Dan Fuzzy Multiple Attribute Decission Making Pada SMA Muhammadiyah Rengat. Tulisan terakhir, Yenny Desnelita dan Ahmad Syarif memaparkan Tentang Perancangan Dan Implementasi E-Learning Berbasis Web Dengan Menggunakan SMS Gateway Pada SMA Negeri 1 Lubuk Sikaping. Tak hentinya kami mengajak pembaca dari semua kalangan untuk senantiasa menggunakan CONSORTIA sebagai media publikasi hasil kajian dan penelitian. Kami yakin, setiap kegiatan ilmiah yang telah dilakukan akan terasa lebih bermanfaat takala dipublikasikan dan menjadi konsumsi masyarakat ilmiah. Oleh karena itu, kami tunggu karya Anda untuk edisi CONSORTIA selanjutnya. Akhir kata, sajian CONSORTIA edisi kali ini diharapkan bermanfaat dan senantiasa membuka cakrawala informasi bagi Anda. Selamat membaca! Billahittaufiq walhidayah, Wassalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh.
Penyunting..
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 1
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
Consortia Jurnal Ilmiah Sistem Informasi Nomor 02 Tahun 2012, ISSN: 2302-8049
Daftar Isi
Diterbitkan oleh,
Consortia Press Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pelita Indonesia, Pekanbaru
Penanggung Jawab Yenny Desnelita Ketua Penyunting Wilda Susanti Wakil Ketua Penyunting Sunarti Anggota Dadi Komardi Irwan Johan Dwi Oktarina Gusrianty Rangga RY Suroyo Asmara Hendra Komara Mitra Bestari (Penyunting Ahli) Ahmad kamal (Univ. UTM) Amirudin M. Amin (Univ. UNRI) Maraini (STIE “KBP” Padang) Denny Jollyta (UPI) M. Natsir (UNRI) Rony Sanjaya (UPI) Sudarno (UNRI) Ary Antony (UIN Syarif Hidayatullah) Warsito (ITB) Zulherni (UNISBA) Muhammad Hasmil Adiya (ITB) Goesderilider (Univ. Gunadarma) Syahyenny (UNP) Diana Zuriati (UNP) Setting Layout & Sirkulasi Suhendra Permadi M. Andriana Gaffar Hamdan Hidayat Hamdani Fitriasukma Ekaputra
Hal | 2
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK PADA STIKOM PELITA INDONESIA Oleh Dwi Oktarina dan Rita Yohana ... 3 PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN BACKWARD CHAINING Oleh Gusrianty dan Bintang Simanjuntak ... 11 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(AHP) DISTIKOM PELITA INDONESIA PEKANBARU BERBASIS WEB Oleh Irwan dan Fakhrul Febriandi … 16 PERAMALAN KETERSEDIAAN BARANG DENGAN METODE SINGLE EXPONENTIAL PADA PT. SEJAHTERA PANCA JAYA Oleh Sunarti dan Deny Jollyta … 22 PENGGUNAAN METODE REPLIKASI PADA SISTEM BASIS DATA TERDISTRIBUSI DALAM MEMBANGUN SISTEM INFORMASI TERKOMPUTERISASI PADA BENGKEL MAJU JAYA TRANSPORT Oleh Wilda Susanti dan Nicky Haryana … 28 PEMANFAATAN SMS TOKEN DENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK UNTUK PENGAMANAN SISTEM PEMBAYARAN PADA PT. TRIBUANA Oleh Suroyo dan Dewi Tanthiana … 35 PERANCANGAN SOFTWARE DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN MAMALIA MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING Oleh Yenny Desnelita dan Liza Fessia ... 41
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK PADA STIKOM PELITA INDONESIA Oleh Dwi Oktarina dan Rita Yohana ABSTRAK STIKOM Pelita Indonesia adalah salah satu perguruan tinggi yang menyediakan beberapa program beasiswa. Pelaksanaan seleksi pemberian beasiswa STIKOM Pelita Indonesia masih dilakukan secara manual serta tidak terkomputerisasi dengan baik dan bagian kemahasiswaansering mengalami kesulitan dalam menentukan mahasiswa yang lebih berhak menerima beasiswa.Untuk itu diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terstruktur yang dapat memperhitungkan segala kriteria yang mendukung pengambilan keputusan guna membantu, mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan. Metode yang dipakai adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Sistem ini di bangun dengan menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek Borland Delphi 6.0 dan database SQL 2000 Server. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process(AHP), Pemrograman Berorientasi Objek Borland Delphi 6.0, Database SQL 2000 Server. ABSTRACK STIKOM Pelita Indonesia is one of the colleges that provide some scholarship programs, Mekanismof selectionthe scholarshipsto studentsSTIKOMPI stilldone manuallyandnot computerizedand thestudentSTIKOMoften have difficultyin determiningastudenteligible to receivescholarships. It requiredaDecision Support System (DSS) is structuredtotake into accountall thecriteria thatsupport decision-makingin order toassist, accelerateand simplifythe decision making processand makedecisionsautomaticallyeligible recipientsquickly andprecisely.The methodused isAnalyticalHierarchy Process(AHP). the builtusingObject-Oriented Programming BorlandDelphi6.0andDatabases Server SQL 2000. Keywords :Decision Support System (DSS), Analytical Hierarchy Process(AHP), Object-Oriented Programming , Borland Delphi 6.0, Database SQL 2000 Server. PENDAHULUAN Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan, yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Pemberian Beasiswa merupakan program kerja yang ada di setiap universitas atau perguruan tinggi. Program beasiswa diadakan untuk meringankan beban mahasiswa dalam menempuh masa studi khususnya dalam masalah biaya. Pemberian beasiswa kepada mahasiswa dilakukan secara selektif sesuai dengan jenis beasiswa yang diadakan.
STIKOM Pelita Indonesia adalah salah satu perguruan tinggi yang menyediakan beberapa program beasiswa, seperti Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM). Beasiswa- beasiswa tersebut diberikan oleh Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah X. Pada dasarnya kriteria untuk kedua jenis beasiswa tersebut memiliki perbedaan mendasar. Beasiswa peningkatan Prestasi Akademik (PPA) ditujukan pada mahasiswa diatas semester tiga yang memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) >= 3.00, sedangkan beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) ditujukan pada mahasiswa
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 3
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
kurang mampu yang memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) >= 2.50. Pada program ini tidak semua yang mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa akan diterima, hanya yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh beasiswa tersebut. Kriteriakriteria yang terdapat pada pemberian beasiswa tersebut adalah Nilai IPK (Indek Komulatif Keseluruhan), Pekerjaan Orang tua,Penghasilan Orang tua, Jumlah saudara kandung,Jumlah tanggungan orang tua,Status orangtua laki-laki,Status orangtua perempuan, Status beasiswa, Semester.Bagian kemahasiswaan STIKOM Pelita Indonesia sering mengalami kesulitan dalam menentukan mahasiswa yang lebih berhak menerima beasiswa. Hal ini disebabkan oleh jumlah pendaftar penerima PPA dan BBM yang terus meningkat. Sistem seleksi penerima beasiswa dilakukan dengan cara manual yaitu dengan melihat berkas yang masuk ke bagian kemahasiswaan. Bagian kemahasiswaan juga kesulitan untuk mengingat berapa kali mahasiswa tersebut telah ikut program beasiswa ini. Hal ini penting mengingat antrian mahasiswa yang juga ingin mendapatkan beasiswa. Untuk itu diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terstruktur yang dapat memperhitungkan segala kriteria yang mendukung pengambilan keputusan guna membantu, mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan. Metode yang dipakai dalam pengambilan keputusan seleksi beasiswa adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode tersebut dipilih karena merupakan suatu bentuk model pendukung keputusan yang peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia, yakni orang yang ahli dalam masalah beasiswa atau orang yang mengerti permasalahan beasiswa.Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) akan membantu membandingkan antar kriteria- kriteria penerima beasiswa berdasarkan nilai bobot sehingga diperoleh suatu urutan nilai yang
Hal | 4
menunjukkan mahasiswa- mahasiswa yang berhak atau lebih layak menerima beasiswa. Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/ rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagianbagian komponen.Pada dasarnya langkah langkah dalam metode ahp meliputi : 1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki.
2.
Gambar Diagram Model AHP Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas Keterangan Kepentingan Kedua elemen sama 1 pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih 3 penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting 5 daripada yang lainnya
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 Satu elemen jelas lebih mutlak 7 penting daripada elemen lainnya Satu elemen mutlak 9 penting daripada elemen lainnya Nilai-nilai antara dua nilai 2,4,6,8 pertimbanganpertimbangan yang berdekatan Selanjutnya adalah membuat tabel perbandingan prioritas setiap elemen dengan membandingkan masing - masing elemen menjadi : Tabel Matriks Perbandingan A B C A
1
3
5
B
0,333
1
2
C
0,2
0,5
1
JLH
1,533
4,5
8
Aturan pengisian tabel adalah dengan menganalisa prioritas antara baris dibandingkan dengan kolom. Kemudian menganalisa prioritas elemen lain dengan menggunakan persamaan matematika yang menyebutkan jika A:B = X, maka B:A = 1/X. Jika prioritas A (baris) : B (kolom) = 3, maka prioritas B (baris) : A (kolom) = 1/3 atau 0,333. Langkah berikutnya adalah menentukan bobot tiap elemen dimana nilai bobot tersebut berkisar 0 – 1 dan total bobot untuk setiap kolom adalah 1. Cara menentukan bobot tiap elemen adalah nilai prioritas pada tiap kotak dibagi dengan penjumlahan keseluruhan angka yang ada dalam kolom yang sama. Misalnya : bobot dari (A,A) = 1 / 1,533 = 0,652. Dengan perhitungan yang sama bobot prioritas tabel di atas menjadi : Tabel Perhitungan Bobot A B C A
0,652
0,667
0,625
ISSN: 2302-8049
B
0,217
0,222
0,250
C
0,130
0,111
0,125
Selanjutnya adalah mencari nilai bobot untuk masing-masing elemen dengan melakukan penjumlahan setiap nilai bobot prioritas pada setiap baris tabel dibagi dengan jumlah elemen. Berikut adalah bobot masingmasing elemen. A = (0,652+0.667+ 0,625)/3=0,648 B = (0,217+0,222+0,250)/3=0,230 C = (0,130+0,111+0,125) /3=0,122 3. Menentukan prioritas Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif dan kriteria bisa disesuaikan dengan aturan yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. 4. Konsistensi logis Konsistensi meliputi objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi dan menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. PEMBAHASAN Proses Pengambilan Keputusan Seleksi pemberian beasiswa pada STIKOM PI Proses pengambilan keputusan berawal dari kegiatan mengidentifikasi suatu masalah, menetapkan prosedur yang dibutuhkan dari suatu kebutuhan, menganalisis dan memilih alternatif yang dapat memecahkan masalah itu, serta melaksanakan alternatif itu, dan berakhir dengan mengevaluasi efektivitas keputusan tersebut. Adapun tahapan yang dilalui dalam proses pengambilan keputusan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penetapan Tujuan (kebutuhan). Perancangan sistem pendukung keputusan berawal dari adanya suatu masalah atau
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 5
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
adanya kesenjangan keadaan nyata dengan keadaan yang dikehendaki. Sebelum dilakukan perancangan sistem pendukung keputusan pada STIKOM Pelita Indonesia, harus ditentukan terlebih dahulu masalah apa yang sedang dihadapi dan tujuan apa yang dicapai oleh perusahaan atau instansi tersebut. Pada STIKOM Pelita Indonesia, masalah yang dihadapi adalah bagaimana prosedur penyaluran seleksi peserta calon yang berhak mendapatkan beasiswa tersebut layak diberikan kepada mahasiswa. Setelah diketahui permasalahan yang dihadapi, ditetapkanlah tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan yang dihadapi pada STIKOM Pelita Indonesia ini adalah untuk menghasilkan keputusan yang tepat sasaran. 2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan maka perlu dilakukan identifikasi serangkaian kriteria keputusan. Kriteria keputusan yang di cari adalah apa yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Adapun kriteria yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan untuk pemberian beasiswa pada STIKOM Pelita Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Nilai IPK (X1) 2. Pekerjaan Orangtua (X2) 3. Penghasilan Orangtua (X3) 4. Jumlah Saudara Kandung (X4) 5. Jumlah Tanggungan Orangtua (X5) 6. Status Orangtua Laki-laki (X6) 7. Status Orangtua Perempuan (X7) 8. Status Beasiswa (X8) 9. Semester (X9) 3. Memberi Bobot Pada Kriteria Keputusan Pemberian bobot pada setiap kriteria keputusan bertujuan untuk menentukan bagaimana prosedur pemberian beasiswa tersebut. Perhitungannya berdasarkan bobot nilai calon penerima beasiswa pada tiap – tiap kriteria. Pada masalah yang tersebut diatas terdiri dari dua nilai keputusan yaitu lulus dan tidak lulus mahasiswa tersebut mendapatkan beasiswa.
Berikut ini adalah ukuran yang ditetapkan untuk menilai suatu kriteria : Tabel Intensitas Kepentingan Kriteria Parameter ukuran Bobot Sangat penting
4
Penting
3
Cukup penting
2
Kurang penting
1
Berikut ini adalah aturan yang akan diberikan untuk menghitung nilai dari masing masing calon penerima beasiswa : 1. Kriteria IPK (X1) Tabel Bobot Kriteria IPK Kriteria
Subkriteria
Nilai IPK (X1)
2. Kriteria Pekerjaan Orangtua (X2) Tabel Bobot Kriteria Pekerjaan Orangtua Kriteria
Subkriteria
Pekerjaan (X2)
PNS/ TNI/ Instansi Pemerintah Pegawai swasta Petani Pensiunan atau tidak bekerja
3. Kriteria Penghasilan Orangtua (X3) Tabel Bobot KriteriaPenghasilan Orangtua Kriteria
Subkriteria
< Rp. 1000.000 Rp. 1000.000 – Rp. Penghasilan 2.999.000 (X3) Rp. 3.000.000 – Rp. 3.999.000 >Rp. 4000.000 4. Kriteria Jumlah Tanggungan Orangtua (X4) TabelBobot Kriteria Jumlah Tanggungan Orangtua Kriteria Tanggungan (X4)
Hal | 6
2.50 – 2.99 3.00 - 3.24 3.25 – 3.49 3.50 – 4.00
Subkriteria 1 anak
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 2 anak 3 anak ≥4 anak 5. Kriteria Jumlah Saudara Kandung (X5) Tabel Bobot Kriteria Jumlah Saudara Kandung Kriteria
Subkriteria 1 anak 2 anak 3 anak ≥4 anak
Jumlah saudara(X6)
6. Kriteria Status Orangtua Laki-Laki (X6) Tabel Bobot Kriteria Status Orangtua LakiLaki Kriteria
Subkriteria
Status orangtua Lakilaki (X6)
Masih hidup Meninggal
7. Kriteria Status Orangtua Perempuan(X7) Tabel Bobot Kriteria Status Orangtua Perempuan Kriteria
Subkriteria Masih hidup
Status Orangtua Perempuan (X7)
Meninggal
8. Kriteria Status Beasiswa (X8) TabelBobot Kriteria Status Beasiswa Kriteria Status beasiswa (X8)
Subkriteria Baru Perpanjang
9. Kriteria Semester ( X9) Tabel Bobot Kriteria Semester Kriteria
Subkriteria Semester 4
Semester (X9)
Semester 5 Semester 6 Semester 7
4. Menyusun dan Mengembangkan Alternatif
ISSN: 2302-8049
Dari kriteria diatas, maka perlu disusun beberapa alternatif yang menentukan seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus. Tetapi sebelumnya perlu diketahui data dari calon mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa akan mengikuti seleksi pemberian beasiswa yang nantinya berhak mendapatkan beasiswa tersebut. Data – data tersebut seperti nim mahasiswa, nama, tempat /tanggal lahir, jenis kelamin, agama,alamat,telepon,prodi. 5. Mengevaluasi Alternatif Setelah menentukan dan menyusun alternatif, maka alternatif tersebut di evaluasi, apakah alternatif tersebut memenuhi nilai lebih besar atau sama (≥) dengan standar minimum dari serangkaian keputusan lulus dan tidak lulus yang telah ditetapkan. 6. Memilih Alternatif Berdasarkan hasil dari evaluasi alternatif, yang akan dipilih adalah penetapan calon mahasiswa yang berhak mendapatkan beasiswa tersebut yang sesuai dengan kriteria keputusan yang telah ditetapkan sehingga layak dinyatakan lulus sebagai penerima beasiswa pada STIKOM Pelita Indonesia. 7. Mengimplementasikan Alternatif Pilihan Walaupun proses pemilihan alternatif yang terbaik telah selesai, keputusan tersebut masih memiliki kemungkinan untuk mengalami kegagalan jika keputusan itu tidak sesuai dengan semestinya. Oleh karena itu, langkah ke tujuh ini digunakan untuk melaksanakan keputusan menjadi tindakan nyata. Bagaimana pihak instansi STIKOM Pelita Indonesia dapat menentukan daftar nama perserta yang berhak menerima beasiswa yang sesuai dengan kriteria keputusan yang sudah ditetapkan. 8. Mengevaluasi Efektivitas Keputusan Dan langkah yang terakhir dalam proses pengambilan keputusan adalah menilai hasil keputusan tersebut untuk mengetahui apakah masalah yang dihadapi untuk seleksi pemberian beasiswa pada STIKOM Pelita Indonesia telah terpecahkan atau belum. Apakahkeputusan yang dipilih dalam pemilihan peserta seleksi dan
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 7
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
pengimplementasian alternatif sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila pengambilan keputusan yang telah dilakukan belum dapat memberikan manfaat maksimum bagi pihak instansi, maka perlu ditinjau kembali proses pengambilan keputusan mulai dari awal dan mencari alternatif yang lain. Perbandingan Matriks Berpasangan antar kriteria Kriteria-kriteria yang akan dilakukan perbandingan adalah IPK, pekerjaan orangtua, penghasilan orangtua, jumlah tanggungan orangtua, jumlah saudara kandung, status orangtua laki-laki, status orangtua perempuan, status beasiswa, semester. Misalkan x1 = IPK, x2 = pekerjaan orang tua, x3 = penghasilan orang tua, x4 = jumlah tanggungan orang tua, x5 = jumlah saudara kandung, x6 = status orangtua laki-laki, x7 = status orangtua perempuan, x8 = status beasiswa dan x9 = semester. Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Go X X1 X2 X3 X4 al 9 X1 1 2 2 3 4 1 X2 0.5 2 2 2 X3 0.5 0.5 1 4 4 0.33 1 0.5 0.25 3 X4 3 0.33 0.33 0.25 2 3 X5 3 3 0.33 0.5 0.25 0.5 2 X6 3 0.33 0.25 0.25 0.5 2 X7 3 0.33 0.25 0.5 0.333 2 X8 3 X9 0.25 0.5 0.25 0.333 1 tot 3.66 6.16 6.66 13.66 23 al 7 7 7 7
Go al X1 X2
X1
Hal | 8
X2
X3
X4
X9
EV
X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
λ maks=(0.244x 3.667 )+ (0.160x 6.167 ) +(0.185x 6.667 )+(0.093x 13.667) + (0.101x 13.167 ) + ( 0.062x 17 ) +(0.048x 20.5) + (0.068x 17.5 ) + ( 0.040 x 23 ) =9.851 CI= (λ maks -n) / (n-1) =(9.851 – 9) / (9-1) = 0.106 CR=CI/ IR =0.106/1 =0.073<0.1, matriks konsisten. Perangkingan Adapun urutan calon penerima beasiswa dari nilai tertinggi hingga terendah adalah sebagai berikut
N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PENERIM A BEASISWA YULIA FITRI SISWANDI FERIANTO RUDOL RENTA RITA YOHANA SURI HARI FAKHRUL
Alterna tif
Total Nilai skor
A-04
0.134
A-03 A-08 A-02 A-05
0.127 0.124 0.116 0.106
A-01
0.105
A-06 A-09 A-07
0.102 0.100 0.084
Berdasarkan total nilai skor yang diperoleh di atas, dapat disimpulkan bahwa calon penerima beasiswa yang memperoleh beasiswa adalah lima teratas yang mempunyai nilai tertinggi dari sembilan alternatif yang dibandingkan, sehingga calon penerima beasiswa yang berhak menerima beasiswa
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 adalah Yulia Fitri, Siswandi, Ferianto, Rudol Agita, dan Renta Roma Uli. Rancangan Proses Pada sistem ini digunakan perancangan proses Menggunakan Unified modelling Languange (UML) 1. Activity Diagram
ActivityDiagram memberikan gambaran bagaimana sistem akan mencapai tujuannya. Pada gambar 3.4 merupakan diagram activity dari SPK Pemberian beasiswa yang akan dirancang terlihat beberapa aktifitas. Aktifitas diawali dengan simbol start point berupa simbol lingkaran kecil dengan arsiran penuh. Aktifitas dimulai dengan aktivasi dan username dan mencocokkan dengan tabel user, jika salah maka aktifitas berakhir, jika benar maka akan menampilkan menu utama, pada tampilan utama terdapat tiga pilihan aktifitas yaitu menampilkan menu admin, menampilkan menu pilihan AHP dan tampilan menu pilhan laporan. Pada menu admin menampilkan pilihan ganti password dan keluar. Sedangkan pada menu pilihan AHP menampilkan form input alternatif & bobot ,form input kriteria dan tampilan menu pilihan laporan. Ketika mengklik tampilan form input kriteria,aktifitas selanjutnya akan membandingkan entitas kepentingan kriteria, kemudian menghitung normalisasi,Eigen vektor, serta cek PENUTUP
ISSN: 2302-8049
kekonsistenan, aktifitas selanjutnya akan menyimpan eigen vektor kriteria. Pada saat mengklik form input alternatif dan bobot akan menampilkan proses AHP, aktifitas selanjutnya akan membandingkan bobot alternatif,menghitung normalisasi,Eigen Vektor,CI,CR, menampilkan eigen vektor kriteria dan alternatif, aktifitas selanjutnya akan menghitung perkalian eigen vektor kriteria dengan eigen vektor alternatif,sehingga menghasilkan aktifitas menyimpan rangking alternatif. Saat mengklik aktifitas display menu pilihan laporan akan menampilkan form pilihan laporan dan aktifitas selanjutnya menampilkan laporan sesuai pilihan dan aktifitas diakhiri dengan end point. Berdasarkan aktifitas tersebut dapat disimpulkan hasil perangkingan alternatif. Urutan aktifitas tersebut diakhiri dengan end point yaitu simbol lingkaran kecil yang diarsir penuh lalu diberi lingkaran luar. Pengujian Sistem Laporan Data Penerima Beasiswa akan menampilkan informasi mengenai mahasiswa yang direkomendasikan sebagai penerima beasiswa pada STIKOM Pelita Indonesia. Secara lengkap rancangan laporan data Penerima Beasiswa tersaji pada gambar berikut ini.
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 9
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode AHP dan pemrograman berorientasi objek akan mempermudah dan membantu bagian kemahasiswaan menghasilkan keputusan yang tepat sasaran dalam penentuan calon penerima beasiswa. 2. Sistem Pendukung Keputusan ini akan menghasilkan sebuah keputusan mengenai calon penerima beasiswa yang lebih layak menerima beasiswa. Hasil keputusan ini dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi bagian kemahasiswaan dalam memilih penerima beasiswa pada STIKOM Pelita Indonesia.
Hal | 10
REFERENSI Abdul Kadir. 2009. Dasar perancangan & implementasi database relasional. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Andi Sunyoto. 2007. Pemrograman database dengan visual basic dan microsoft SQL. Penerbit ANDI. Yogyakarta. http://gudangilmukomputer.blogspot.com/2 008/06/pengertian-teknologiinformasi.html?m=1 Halaman ini di akses pada tanggal 26 Juni 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/dosen Halaman ini di akses pada tanggal 1 September 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Keputusan Halaman ini di akses pada 27 Agustus 2011.
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN BACKWARD CHAINING Oleh Gusrianty dan Bintang Simanjuntak ABSTRACT Freshwater fish are fish that spend some or all of their lives in fresh water such as rivers and lakes with a salinity of less than 0.05%. Some people take advantage of the freshwater fish to be used as domestic animals, the fish farmers as fish consumption serves to improve living standards. Knowledge of farmers would be kind of freshwater fish diseases and their prevention and treatment are very limited, so the farmers do not know whether the fish are dangerous to disease or pests common attacks. In this study an expert system will be designed to diagnose disease in the freshwater fish on the basis of symptoms caused by input to the system then generates the approximate disease affecting freshwater fish and how prevention and treatment. The method used in the design of expert systems is forward chaining and backward chaining. Programming language used is Borland Delphi 7.0 and Microsoft SQL Server 2000 as the DBMS. Keywords: Expert systems, forward chaining, backward chaining, freshwater fish disease, Borland Delphi 7.0 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit secara umum didefinisikan sebagai ketidaknormalan terhadap fungsi sebagian atau seluruh organ tubuh dikarenakan adanya gangguan faktor-faktor abiotik / non-infectious disease (kualitas air, makanan dan lainnya) dan faktor biotik / infectoius disease (organisme penyebab penyakit atau patogen). Oleh karena itu diperlukan adanya kepedulian oleh seluruh komponen khususnya oleh petani ikan terhadap masalah kesehatan ikan. Keberhasilan suatu usaha budidaya ikan tidak terlepas dari masalah penyakit dan parasit ikan. Meskipun jarang terjadi pada kolam-kolam yang terawat dengan baik, wabah penyakit dan parasit yang menyerang ikan dapat menimbulkan kerugian besar bagi petani ikan karena sering menyebabkan kematian ikan secara massal. Serangan penyakit dan gangguan hama menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat (kekerdilan), padat tebar sangat rendah, konversi pakan menjadi tinggi, periode pemeliharaan menjadi lama, yang berarti meningkatnya biaya produksi. Dalam waktu tertentu dapat menyebabkan menurunnya
hasil panen (produksi), tetapi pada tahap yang lebih jauh dapat menyebakan kegagalan panen. Untuk mengetahui keterbatasannya terutama dalam menyelesaikan masalah yang kompleks, yakni penyelesaian masalah yang jika dilakukan secara manual memerlukan waktu proses yang lama maka salah satu cara penyelesaian masalah tersebut adalah dengan menggunakan sistem pakar. Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam menentukan gejala-gejala penyakit pada ikan air tawar adalah Forward Chaining yaitu pelacakan kedepan dan metode Backward Chaining yaitu pelacakan kebelakang yang menentukan yang membahas penyakit yang ditemukan pada ikan air tawar kemudian bagaimana menemukan pengobatannya. Rumusan Masalah Bagaimana merancang sistem pakar dalam pendeteksian jenis penyakit ikan air tawar dengan menentukan gejala-gejala penyakit pada ikan air tawar dengan menggunakan metode Forward Chaining dan menentukan penyakit yang ditemukan pada ikan air tawar kemudian bagaimana
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 11
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
menemukan pengobatannya dengan menggunakan metode (Backward Chaining. Landasan Teori Sistem Pakar Suatu sistem yang dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan suatu masalah. Pakar yang dimaksud di sini adalah orang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Menurut E. Fraim Turban, sistem pakar mengandung, keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. Sistem pakar dikembangkan pertama kali oleh komunitas Al tahun 1960an. Sistem pakar yang pertama adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel Simon. Sebuah sistem pakar memiliki 2 komponen utama yaitu, Basis Pengetahuan dan Mesin Inferensi. Basis pengetahuan merupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalam memori komputer, dimana pengetahuan diambil dari pengetahuan pakar. Mesin Inferensi adalah otak dari aplikasi sistem pakar, bagian inilah yang menuntun user untuk memasukkan fakta sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
aturan mana yang akan di jalankan, mungkin proses menambahkan data ke dalam memori kerja. Proses di ulang sampai ditemukan suatu hasil. (Wilson, 1998). Operasi dari sistem Forward Chaining dimulai dengan memasukkan sekumpulan fakta yang diketahui ke dalam memori kerja (Working Memory), kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui, sehingga mencapai suatu kesimpulan. Untuk memudahkan pemahaman tentang metode ini, akan diberikan ilustrasi kasus pembuatan sistem pakar. Ingin diperoleh konklusi dari daftar konklusi yang ada berdasarkan premis-premis dalam aturan dan fakta yang diberikan oleh user. Jika aturan ini digambarkan sebagai sebuah graph yang memetakan antara premispremis dan konklusi-konklusi akan tampak pada gambar: Premis Konklusi Premis Konklus Premis
Premis
Konklus
Premis Forward Chaining. Pelacakan ke depan (Forward Chaining) memulai dari sekumpulan fakta-fakta (data) dengan mencari kaidah yang cocok dengan dugaan/hipotesa yang menuju kesimpulan. Rangkaian Forward Chaining disebut dengan “bottom-up reasoning” karena memberi alasan bukti level rendah, fakta, ke kesimpulan level yang tinggi yang berdasarkan pada fakta. Fakta merupakan unit dasar dari paradigma yang berdasarkan pengetahuan jika tidak dapat di uraikan ke dalam unit yang lebih kecil yang mempunyai arti. Forward Chaining berarti menggunakan himpunan aturan kondisi aksi. Dalam metode ini dapat digunakan untuk menentukan
Hal | 12
Konklus Premis
Gambar 2.1 Graph Pengetahuan Dalam penalaran ini, user diminta memasukkan premis-premis yang dialami. Untuk memudahkan pengguna, sistem dapat memunculkan daftar premis yang mungkin sehingga user dapat memberikan umpan balik premis mana yang dialami dengan memilih satu atau beberapa dari daftar premis yang tersedia. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat sistem Forward Chaining berbasis aturan, yaitu:
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pendefinisian Masalah. Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan diimplementasikan dalam sistem. Pendefinisian Data Input. Sistem Forward Chaining memerlukan data awal untuk memulai inferensi. Pendefinisian Struktur Pengendalian Data. Aplikasi yang kompleks memerlukan premis tambahan untuk membantu mengendalikan pengaktifan suatu aturan. Pengujian Sistem. Pengujian sistem dilakukan denga beberapa aturan untuk menguji sejauh mana sistem berjalan dengan benar. Perancangan Antarmuka. Antarmuka adalah salah satu komponen penting dari suatu sistem. Perancangan antarmuka dibuat bersama-sama dengan pembuatan basis pengetahuan. Pengembangan Sistem. Pengembangan sistem meliputi penambahan antarmuka dan pengetahuan sesuai dengan sistem. Evaluasi Sistem. Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem dengan masalah yang sebenarnya. Jika sistem belum berjalan dengan baik maka akan dilakukan pengembangan kembali.
Backward Chaining Pelacakan ke belakang (Backward Chaining) yang memulai penalarannya dari kesimpulan (goal), dengan mencari sekumpulan hipotesa-hipotesa yang mendukung menuju fakta-fakta yang mendukung sekumpulan hipotesa-hipotesa tersebut. Backward Chaining adalah Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan. Backward Chainng merupakan metode penalaran kebalikan dari
ISSN: 2302-8049
runut maju. Dalam runut balik penalaran dimulai dengan tujuan kemudian merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut (Giarattano dan Riley, 1994).
Obse
At
Fa At
Obse
At
Fa
1 At
Fa
Gambar 2.2 Penalaran Runut Balik PEMBAHASAN Contex Diagram Sistem Lama Hasil
Penyebab, Pencegahan
0
Diagnos
KADIS
Pembudida ya Ikan
Hasi Gejala
Sistem Pakar
l
Gambar 3.1 Contex Diagram Sistem Lama Berdasarkan gambar diatas , terlihat satu buah lambang proses berlebel 0 dan bernama Sistem pakar ikan air tawar di Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, dan terdapat tiga entitas luar yaitu pembudidaya ikan, kadis, dan pakar. Entitas luar pembudidaya ikan memberikan input sistem pakar berupa gejala. Output sistem pakar dari pembudidaya ikan yaitu pencegahan dan pengobatan. Entitas luar KADIS memberikan input sistem pakar berupa hasil diagnosa valid. Output sistem pakar dari KADIS yaitu hasil diagnosa. Diagram Use Case Gambar diagram use case menggambarkan dari sudut pandang luar sistem pada proses penyelesaian. Admin akan menginputkan (Knowledge Base) basis pengetahuan dan pengguna komputer akan memberikan dugaan gejala-gejala penyakit ikan air tawar.
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 13
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
Diagram Class Diagram class memberikan pandangan secara luas dari suatu sistem dengan menunjukkan kelas-kelasnya dan hubungan mereka. Diagram class bersifat statis, menggambarkan hubungan apa yang terjadi bukan apa yang terjadi jika mereka berhubungan.
Gambar 3.2 Diagram Use Case Diagram Activity Gambar activity menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Sama seperti state, standart UML menggunakan segi empat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behavior pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses parallel (fork and join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal.
Gambar 3.4 Diagram Class
Implementasi Form Penelusuran Forward Jenis Ikan dan Gejala
Gambar 4.1 Form Penelusuran Forward Jenis Ikan dan Gejala
Gambar 3.3 Diagram Activity
Hal | 14
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 Form Penelusuran Forward Hasil
Gambar 4.2 Form Penelusuran Forward Hasil PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa untuk mendiagnosa penyakit pada ikan air tawar jika dilakukan secara manual memerlukan waktu proses yang lama. Dengan dirancangnya sistem berbasis komputerisasi dapat menjadi salah satu solusi bagi pembudidaya yang mau mengetahui tentang nama penyakit ikan, gejala-gejala penyakit yang diderita, penyebab penyakit, cara pengendaliannya dan cara pengobatan terhadap ikan air tawar. Adapun saran aplikasi sistem pakar ini diharapkan dapat dikembangkan Diperlukan pengembangan dalam hal pemanfaatan media yang digunakan oleh sistem. Hal ini dimaksudkan untuk menambah nilai guna dan dapat mengatasi keterbatasan dalam penggunaannya, seperti membuat sebuah web server. REFERENSI
ISSN: 2302-8049
Alam, M Agus J, 2004, Mengolah Database dengan Borland Delphi 7. Elex Media Komputindo, Jakarta. Irwanto Djon, 2006, Perancangan Object Oriented Software dengan UML. Andi Offset, Yogyakarta Jogiyanto, 2003, Sistem Teknologi Informasi. Andi Offset, Yogyakarta Jogiyanto, 2005, Sistem Teknologi Informasi. Andi Offset, Yogyakarta Kadir Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Andi Offset, Yogyakarta Kusrini, 2008, Aplikasi Sistem Pakar. Penerbit ANDI, Yogyakrta Kusuma Dewi, 2003, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu, Yogyakarta Nugroho, B, 2008. Membuat Aplikasi Sistem Pakar. Gava Media. Yogyakarta. Scott, George M. 2004. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Simarmata Janner, Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Andi Offset, Yogyakarta Siswanto, 2010, Kecerdasan Tiruan. Edisi Kedua. Graha Ilmu, Yogyakarta Sudargo Paulus, 2004, Pemrograman Berorientasi Objek Menggunakan Delphi. Andi Offset, Yogyakarta Sutabri Tata, 2005, Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta Turban, Efram, Jay E. Aronson, and Ting Peng Liang. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas). Edisi 7 Jilid 2. Penerbit Andi. Yogyakarta. Wahana Komputer, 2005, Menjadi Administrator Jaringan Komputer. Andi Offset, Yogyakarta
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 15
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(AHP) DISTIKOM PELITA INDONESIA PEKANBARU BERBASIS WEB Oleh Irwan dan Fakhrul Febriandi
ABSTRACT: This thesisonDecision Support SystemPerformance Monitoring Lecturer STIKOM Indonesia Pelita use Analytic Hierarchy Process (AHP) for method is a decision making method on determining the priority alternative of any alternative on the Stikom Pelita Indonesia. This method is begin by making hierarchy structure of the studied problem to solve, this hierarchy structure consist of goal, criteria, alternative. Then making pair wise comparison matrix to know how inmportance element with others. In this matrix, the weight of each criteria is determined by normalization of geometric mean from decision maker opinion. Weight global priority determined of cross weight local priority criteria with weight local priority alternative. Sensitivity analysis in AHP with change weight priority of criteria. Weight priority changed less and more from weight priority before, then result determined the global priority will change. Keywords : DSS, performanceLecturer,AHP, criteria forAssessment,web. ABSTRAK: Tugas akhir ini membahas tentang Sistem Pendukung Keputusan Monitoring Kinerja Dosen Stikom Pelita Indonesia menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah penentuan prioritas pilihan dari berbagai alternative pada. Metode ini diawali dengan membentuk struktur hirarki dari permasalah yang ingin dipecahkan, struktur hirarki ini terdiri dari tujuan yang ingin dicapai atau goal, kriteria dan alternative pilihan dari criteria tersebut. Kemudian membuat matriks perbandingan berpasangan (pair-wise comparison matrix) untuk mengetahui hubungan tingkat kepentingan antara elemen yang satu dengan yang lain. Pada matrikd tersebut akan dicari bobot dari tiap criteria atau alternative dengan cara menormalkan rata-rata geometric dari penilian decision maker. Bobot prioritas global diperoleh dengan mengalikan bobot prioritas local dari criteria dengan bobot prioritas local dari alternative keputusan. Analisis sensitivitas dalam AHP dengan mengubah bobot prioritas dari criteria keputusan. Bobot prioritas criteria tersebut diubah lebih kecil dan lebih besar dari bobot sebelumnya, sehingga diperoleh hasil terjadinya perubahan urutan prioritas. Kata Kunci
:SPK, Kinerja Dosen, AHP, Kriteria Penilaian, web
PENDAHULUAN Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap mutu dan kualitas serta cara pengajaran pada suatu perguruan tinggi. Dosen sebagai tenaga pengajar dituntut memberikan sistem pengajaran yang sesuai standar, sehingga berkualitas
Hal | 16
diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan dalam upaya menghasilkan SDM yang berkualitas. SDM yang berkualitas perlu di tingkatkan melalui pengembangan kualitas institusi pendidikan. STIKOM PELITA INDONESIA PEKANBARU yang mempunyai visi sebagai
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 sekolah tinggi informasi terdepan di sumatra. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas institusi pendidikan yaitu melalui peningkatan kinerja dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar serta pembimbing mahasiswa dalam segala jenis pendidikan baik dalam proses perkuliahan maupun diluar jadwal perkuliahan. Kualitas institusi pendidikan sangat dipengaruhi oleh masukkan bagi sistem pendidikan diantaranya mahasiswa, dosen danfasilitas sarana penunjang proses belajar mengajar. Kualitas institusi pendidikan sangat di pengaruhi oleh masukan bagi sistem pendidikan diantaranya adalah mahasiswa, dosen dan fasilitas saranan penunjang proses belajar mengajar. Ketiga factor tersebut saling tergantung dan mempengaruhi satu sama lain dalam menciptakan proses belajar mengajar yang berhasil. Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara perguruan tinggi dengan tugas utama mengajar. Menurut Undang –Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005, dosen adalah pendidik professional dari ilmuwan dengan tugas utama metransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Faktor utama penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah kondisi pengajar yaitu kualifikasinya tidak layak atau mengajar tidak sesuai bidang keahliannya. Tantangan yang terkait dengan mutu pendidikan mencakup tantangan pribadi, kompetensional pribadi maupun ketrampilan pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja dosen diukur berdasarkan beban kerjadosen mencakup kegiatan pokok yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Beban kerja dosen sepadan dengan 12 satuan kredit semester (SKS) dan sebanyak banyaknya 16 satuan
ISSN: 2302-8049
kredit semester(SKS). Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan pendidik dan peserta didik atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kemampuan dosen mengajar merupakan dimensi paling utama untuk dilakukan monitoring. Penilaian ini dapat dilakukan oleh dosen sendiri, prodi maupun oleh peserta didik melalui persepsinya. Kinerja adalahtingkat keberhasilan seorang dosen didalam penyampaian materi perkuliahan kepada mahasiswa. Faktor yang menentukan tingkat kerja (prestasi kerja) seorang dosen diantaranya adalah penilaian kinerja berkenan dengan seberapa baik seorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan / diberikan. Penilaian kinerja formal biasanya berlangsung dalam priode waktu tertentu sekali atau dua kali setahun. Perkembangan yang begitu cepat disegala bidang terutama dalam dunia teknologi informasi masa sekarang ini, menuntut kita untuk ikut terlibat langsung. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, kita dapat memperoleh informasi yang lengkap, tepat guna, cepat dan dapat di pertanggungjawabkan. Hal ini menjadikan sebuah sistem informasi berbasis computer dan bahkan berbasis web sangat penting. Sistem informasi evaluasi kinerja dosen pengajar di STIKOM PELITA INDONESIA PEKANBARU masih dilakukan secara manual yaitu masih menggunakan lembar kertas yang diedarkan kepada mahasiswa pada saat ujian akhir semester. Untukitu di perlukan system informasi evaluasi dosen (jajak pendapat) yang handal dan mampu menghasilkan informasi secara tepat dan bermutu. Saat ini sistem evaluasi kinerja dosen belum dapat memberikan informasi dengan tepat dan akurat. Salah satu factor yang menjadi penyebab adalah proses penyalinan dokumen-dokumen
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 17
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
dalam jumlah banyak dan proses pengoreksian ulang dokumen dan pengeditan yang masih dilakukan secara manual. Hal ini banyak menyita waktu dan kurang menjamin keakuratan informasi yang dihasilkan. Penyebab yang lainnya adalah masih banyak mahasiswa yang kurang mempedulikan pentingnya system evaluasi dosen ini dan menganggap hal tersebut bukan prioritas, sehingga informasi yang dihasilkan kurang optimal. Decision Support System (DSS) atau Sistem penunjang Keputusan (SPK) adalah salah satu cara mengorganisir informasi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam membuat keputusan. Sistem penunjang keputusan dirancang untuk pendekatan penyelesaian masalah para pembuat keputusan dan dapat digunakan pada semua divisi-divisi dalam suatu organisasi. Dalam proses pengambilan keputusan, telah banyak digunakan model-model matematika dalam menyederhanakan suatu permasalahan yang dihadapi. Model Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu model pengambilan keputusan yang sering digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif / pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multikriteria. Dengan menggunakan analytical hierarchy process, prioritas yang dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan dan partisipasif. Dengan tuntutan yang semakin tinggi berkaitan dengan transparansi dan partisipasi, AHP akan sangat cocok digunakan untuk penyusunan prioritas kebijakan publik yang menuntut transparansi dan partisipasi. PEMBAHASAN Tahapan ini adalah menampilkan semua hasil yang di dapat selama penelitian dilakukan, yaitu berupa Berdaskan hasil rancangan yang implemantasinya berupa object oriented dimana Kita mengimplementasikan perancangan sitstem Disini kita mulai dengan pembuatan
Hal | 18
sistem aplikasi untuk penilaian evaluasi kinerja dosen berprestasi yang bias untuk membantu dan memberikan alternatif. Hasil dari penilaian ini akan dituangkan dalam bentuk aplikasi yang mana akan di jalankan dijaringan localhost yang nantinya dapat berguna untuk memberikan alternatif kinerja dosen di Stikom Pelita Indonesia Pekanbaru dalam memberikan penilaian score kinerja dosen dengan menggunakan metode AHP. Halaman Login Admin Menu halaman login ini merupakan halaman untuk login ke system penilaian kinerja dosen ini dengan menggunakan metode AHP. Menu halaman login ini dirancang agar admin bisa login untuk penilaian kinerja dosen. Rancangannya dapat dilihat pada gambar di bawahini.
Halaman Biodata Dosen Halamain biodata dosen ini merupakan halaman yang akan tampil jika user login bagian ini yang mana untuk menginputkan data-data dosen ini nantinya akan disimpan kedalam table penilaian dosen. Rancangannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
untuk mengukur tingkat kepentingan. Rancangannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Halaman Votting Dosen Form ini berfungsi untuk melakukan vote pertanyaan yang akan dinilai oleh mahasiswa. Apabila vote di klik maka akan otomatis akan menuju ke form pertanyan dan apabila telah melakukan pengisian dan secara otomatis matakuliah yang telah di vote tidak akan muncul kembali atau hilang.
Halaman Hasil Alternatif dan Kriteria Halaman Hasil Berpasangan
Matrik
Kriteria
Pada halaman ini merupakan halaman yang akan tampil matrik kriteria berpasangan. Dari hasil matrik kriteria berpasangan yang akan tampil setelah melakukan input matrik kriteria danhasil menu matrik berpasangan di peroleh dari perbadingan antara nilai-nilai criteria yang di masukan dari proses menu matrik kriteria sebelumnya. Rancangannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Form dibawah akan muncul apabila mahasiswa telah melakukan vote matakuliah yang telah diambil oleh mahasiswa. Setelah selesai mengisi jawaban maka form akan otomatis kembali ke form Vote.
Halaman Hasil Akhir AHP
3.4 Halaman Input Matrik Kriteria Pada halaman matrik criteria ini seorang admin menginputkan proses penilaian seluru dosen berdasarkan tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria,
Hasil dari perhitungan perbandingan kriteria dari masing-masing Salah satu menu terpenting pada. Sistem Penunjang Keputusan untuk Penilaian Kinerja Dosen Berprestasi menggunakan metode AHP. Karena pada menu ini akan ditampilkan hasil perhitungan dari metode AHP dan akan menghasilkan score yang paling besar dan kecil pada kinerja dosen dengan
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 19
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
1.
menggunakan metode AHP.
2.
PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada sistem penunjang keputusan evaluasi kinerja dosen mempermudah mahasiswa dalam melakukan evaluasi dosen pengajar, yaitu mahasiswa dapat melakukan evaluasi dimanapun berada, tetapi mahasiswa hanya bias melakukan evaluasi saat mengambil matakuliah beserta dosen pengajar. 2. Keputusan yang dapat di pertanggungjawabkan dengan dukungan dari perhitungan yang dilakukan dengan AHP (Analytic Hierarchy Process). Sebagai mana model sistem penunjang keputusan. 3. Sistem Penunjang Keputusan Evaluasi kinerja dosen ini dapat memberikan fasilitas bagi admin untuk melihat hasil evaluasi seluruh dosen. Selain itu admin dapat melakukan update terhadap soal evaluasi, data dosen, data mahasiswa dan melakukan perubahan-perubahan perhitungan Kriteria AHP. 4. Perhitungan yang dilakukan dengan hasil quisoner mahasiswa dikalikan dengan hasil pehitungan ahp. Saran Sebagai akhir dari penelitian sekaligus skripsi ini penulis ingin memberikan saransaran dengan harapan dapat berguna, dimana saran-saran yang dapat dikemukakan adalah :
Hal | 20
3.
Penginputan data baik data dosen maupun data mahasiswa dapat dilakukan dengan mengekstrak dari data yang telah ada di Akademis STIKOM PELITA INDONESIA. Pengembangan tampilan yang lebih menarik juga bias dijadikan pertimbangan untuk pengembangan sistem selanjutnya sehingga pengguna merasa nyaman dalam menggunakan program. Untuk pengembangan lebih lanjut terhadap sistem ini bisa ditambahkan dengan grafik untuk evaluasi dosen pada setiap Kriteria dan matakuliah, agar mudah dipahami.
REFERENSI B.Davis, Gordon. (1995). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Bagian 1 Pengantar. PpM Febrian, Jack. Sistim Basis Data. Informatika, Bandung, 2007. Fowler, martin. UML Distilled. Edisi III, Andi Offset, Yogyakarta, 2009. Ichwan, M. Pemrograman Basis Data Delphi 7 dan MySQl. Informatika Bandung, 2010. Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi. Raharjo, Lantip Diat dan Riyanti. Teknologi Informasi Pendidikan. Gava Media, Yogyakarta, 2010. Saaty, T.L. 2008. Decision making with the analytic hierarchy process. University of Pittsburgh: USA. Sutarman. Membangun Aplikasi web dengan PHP & MySQL. Edisi II, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007. Veitzal Rivai dan Ahmad Fauzi Moc.Basri. 2005. Performance Appraisal Sistim Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Penerbit Rajawali Grafindo http://id.wikipedia.org/wiki/Keputusan Halaman ini di akses pada 27 November 2011.
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 (http://id.wikipedia.org/wiki/dosen) Halaman ini di akses pada tanggal 24 November 2011. (http://en.wikipedia.org/wiki/Thomas_L._Sa aty) Halaman ini di akses pada tanggal 20 Februari 2012 http://www.docstoc.com/docs/20978682/PE NGGUNAAN-ANALYTICALHIERARCHY PROCESS-UNTUKPENYUSUNAN-PRIORITAS Diakses tanggal 10 desember 2011 (http://www.000webhost.com/) Halaman ini diakses pada 10 desember 2011
ISSN: 2302-8049
(http://www.indrabt.com/membuatdatabase-mysql-di-xampp.html) Halaman ini diakses pada 20 maret 2011 (http://zaabidin.files.wordpress.com/2010/0 7/tutorial-webdesign.pdf) Halaman ini diakses pada 17 april 2011 (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pe ngabdian/kuswari-hernawati-ssimkom/tutorial-dreamweaver.pdf) Halaman ini diakses pada 17 april 2011 (http://1clickinfo.blogspot.com/2012/09/tutoria l-membuat-databasemenggunakan.html) Halaman ini diakses pada 20 maret 2011
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 21
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
PERAMALAN KETERSEDIAAN BARANG DENGAN METODE SINGLE EXPONENTIAL PADA PT. SEJAHTERA PANCA JAYA Oleh Sunarti dan Deny Jollyta ABSTRAK Perkembangan teknologi informasi saat ini merupakan pemicu perusahaan dalam menggali potensi yang dimiliki oleh perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa, teknologi komputer pada saat ini sebagai salah satu alat bantu yang digunakan oleh masyarakat luas. Kinerja sistem informasi penjualan saat sekarang masih rendah, ini disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara manual. Oleh sebab itu sistem yang manual tidak dapat menganalisa data transaksi terutama dalam hal penyediaan stok barang yang hanya dilakukan secara pekiraan, sehingga sering terjadi kekurangan stok pada beberapa jenis barang saat terjadinya transaksi penjualan. Dengan meramalkan ketersediaan stok barang menggunakan metoda single exponential smoothing sehingga dapat membantu sistem dalam pengambilan keputusan seperti menentukan jumlah pekiraan stok yang harus disediakan. Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan menggunakan peramalan single exponential smoothing dapat membantu dalam menjaga ketersediaan barang dan meningkatkan kinerja sistem. Serta dengan dibangunnya sistem informasi yang terkomputerisasi dan jaringan client server memudahkan dalam penyimpanan, pencarian data dan pertukaran data antar bagian. Kata kunci : Peramalan, Stok Barang, Single Exponential Smoothing, Sistem Informasi Penjualan, client server, ABSTRACT Development of information technology is now a trigger for the company in exploring the potential of the company to further improve the performance of the company. As we know, computer technology at this time as one of the tools used by the public. Sales information system performance while still low, is caused by activities carried out manually. Therefore, the manual system can not analyze transaction data, especially in terms of providing goods stocks pekiraan just done, so often there is a shortage of stock on certain types of goods when the sale transaction. With inventory availability forecasting using single exponential smoothing method that can assist in decision-making systems such pekiraan determine the amount of stock that must be provided. The results proved that by using single exponential smoothing forecasting can help in maintaining the availability of goods and improve system performance. As well as with the construction of a computerized information system and client server network to facilitate the storage, retrieval and exchange of between section. Keyword : Forecasting, Stock, Single Exponential Smoothing, Sales Information Systems, client server PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi saat ini merupakan pemicu perusahaan dalam menggali potensi yang dimiliki oleh perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa, teknologi komputer pada saat ini sebagai salah satu alat bantu yang digunakan oleh masyarakat luas. Dalam pengembangan dan peningkatan hasil penjualan dan nama
Hal | 22
baik perusahaan selain kualitas produk yang bagus, pelayanan juga sangat penting terutama bagi perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan layanan jasa. Pemanfaatan komputer dan perangkat lunaknya yang dirancang sesuai kebutuhan sistem dengan menganalisa objek-objek yang ada dapat membantu pendistribusi informasi, komunikasi data dan menangani pada permasalahan sistem.
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 PT. Sejahtera Panca Jaya merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang penjualan dan jasa vulkanisir ban mobil yang berdiri sejak tahun 1982. Aktifitas-aktifitas pada perusahaan PT. Sejahtera Panca Jaya mencakup penjualan dan layanan jasa vulkanisir yang dilakukan oleh front office, gudang, dan berbagai bagian yang saling kerja sama. Sistem informasi yang digunakan oleh PT. Sejahtera Panca Jaya masih secara manual walaupun sebagian telah menggunakan alat teknologi komputer. PT. Sejahtera Panca Jaya memiliki beberapa bagian, yaitu front office, administrasi, gudang, dan sales and tagih. Tiap bagian memiliki tugas masing-masing namun masih saling menghubungkan satu dengan yang lain, namun karena banyaknya kegiatan yang dilakukan secara manual, maka kinerja sistem dalam menanggapi masalah tidak maksimal. Terutama pada penyediaan stok barang seringkali terdapat permasalahan seperti, untuk jenis barang yang merupakan item laris yang justru harus distok lebih banyak untuk menenuhi permintaan pasar, tetapi dalam penjualan seringkali terdapat kekurangan stok pada item laris tersebut. Kemudian pada gudang terdapat cukup banyak stok pada beberapa jenis barang yang jarang dibutuhkan dalam permintaan. Hal ini menyebabkan kinerja pada proses penjualan rendah dan manajemen ketersediaan barang tidak bagus yang dikarenakan sistem pada PT. Sejahtera Panca Jaya masih belum memanfaatkan sistem komputerisasi. Sistem yang manual tersebut tidak dapat untuk
ISSN: 2302-8049
menganalisa data-data yang ada dalam jumlah yang banyak, sehingga tidak dapat menghasilkan informasi berupa pengetahuan untuk perbandingan terhadap jenis barang yang banyak diminati oleh konsumen, yang kurang diminati, dan jumlah perkiraan ketersediaan yang seharusnya. Data-data yang masih manual tersebut rentan akan rusak atau kehilangan, dan proses pengarsipan pada tiap bagian juga tidak terstruktur sehingga pendistribusian data dan informasi pada sistem sangat tidak mendukung. Kemudian dalam pencarian informasi juga tidak efisien, mengingat banyaknya jumlah data menyebabkan sistem dalam membuat laporan mengalami kesulitan dan laporan-laporan tersebut tidak dapat diselesaikan pada tepat waktu. Untuk itu perlunya database untuk penyimpan data dan pencarian data. Serta jaringan client server yang dibangun untuk menghubungkan antar bagian pada perusahan tersebut sehingga dapat membantu pengaksesan dan pendistribusian data antar bagian menjadi lebih cepat dan efisien. PEMBAHASAN Analisa Untuk mengetahui peramalan ketersedian stok barang pada PT. Sejahtera Panca Jaya yaitu dengan melihat data-data transaksi penjualan selama 1 tahun berjalan untuk meramalkan stok barang 1 bulan kedepan. Pada table 3.1. merupakan contoh data transaksi penjualan pernomor faktur.
Tabel 3.1. Tabel Transaksi Penjualan Nomor NAMA BARANG JENIS ITEM PADA TRANSAKSI 1 BL 750-16 GT 14PR , FLD 16L GT 2 M.DINGIN 700-14 3 BL 900-20-88N GT 14PR 4 BD 750-16 BS , FLD 16L GT 5 BL 900-20-88N GT 14PR 6 BL 750-16 GT 14PR , BD 750-16 GT , FLD 16L GT 7 M.DINGIN 750-16 8 BL 1000-20 GT 16PR M 9 BL 900-20-88N GT 14PR , BD 825-20 GT , FLD GT 20N , BL
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 23
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
10 11 12 . . .
1000-20 GT 16PR M , BD 900-20 GT , FLD 20R GT BL 900-20-88N GT 14PR , BD 825-20 GT , FLD GT 20N BL 900-20-88N GT 14PR , BD 825-20 GT , FLD GT 20N , BL 1000-20 GT 16PR M , BD 900-20 GT , FLD 20R GT BL 750-16 SWALLOW JP , BD 750-16 SWALLOW . . .
Berikut langkah-langkah peramalan berdasarkan history transaksi penjualan Langkah 1 : memilih objek peramalan, jangka waktu periode data dan penentuan nilai konstanta. Misalkan dengan berdasarkan referensi pengetahuan objek yang ditentukan adalah BD 825-20 GT, jangka waktu periode data adalah 12 bulan dan nilai konstanta adalah 0.4. Kemudian Tabulasi data penjualan actual sales BD 825-20 GT dalam unit untuk 12 bulan adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 History Penjualan Nyata Bulan November 2011 Desember 2011 January 2012 Pebruary 2012 March 2012 April 2012 Mei 2012 June 2012 July 2012 Agustus 2012 September 2012 October 2012 November 2012
Actual Sale 43 27 50 41 50 35 14 38 33 22 31 51 38
Langkah 2 : Peramalan terhadap objek pada bulan December adalah sebagai berikut : A (konstanta) = 0.4 Xt (actual sale) November 2012 = 38 Ft ( nilai peramalan pada November 2012 ) actual sale ( November 2011 + Desember 2011 + January 2012 + February 2012 + March 2012 + April 2012 + Mei 2012 + June 2012 +July 2012 + Agustus 2012 + September 2012 + October 2012) = jangka waktu periode data =
43+27+50+41+50+35+14+38+33+22+31+51 12
=
36.25
Hal | 24
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
Ft+1 (nilai peramalan terhadap desember 2012) = α * Xt + (1 – α) * Ft
= (0.4 * 38) + ( (1 - 0.4 ) * 36.25 ) ) = 15.2 + 21.75 = 36.95 Peramalan terhadap penjualan bulan Desember 2012 untuk objek BD 825-20 GT adalah 37 buah. Dengan hasil peramalan
ini dapat membantu pengguna sistem dalam pengambilan keputusan, terutama dalam menjaga ketersediaan barang.
Hasil Menu Administrasi
Gambar 3. 1. Menu Administrasi Form ini digunakan oleh bagian administrasi dan menu yang ditampilkan sesuai kebutuhan sistem bagian administrasi
Gambar 3.2. Form Penjualan Form ini digunakan oleh bagian front office dalam melakukan transaksi penjualan. Diisi tanggal, kode konsumen, nomor faktur, kode barang, harga jual, jumlah yang akan dibeli.
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 25
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
Gambar 3.3. Laporan Penjualan
Gambar 3.4. Faktur Penjualan
Gambar 3.5. Single Exponential Smoothing Gambar 3.5. merupakan form yang digunakan oleh bagian administrasi. User kemudian menentukan objek peramalan, nilai konstanta, bulan yang akan diramal, dan
Hal | 26
periode sampel data kemudian tekan tombol “SMOOTHING” maka sistem akan memberikan hasil peramalan terhadap objek tersebut. Hasil tersebut dapat digunakan
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 sebagai informasi dalam penyediaan stok barang ataupun target penjualan per masingmasing barang pada periode yang akan datang. PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada PT. Sejahtera Panca Jaya, sehingga dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem komputerisasi pada PT. Sejahtera Panca Jaya meningkatkan kinerja penjualan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sistem seperti pencatatan data transaksi, keluar masuk stok, dan meyediakan laporan-laporan menjadi lebih cepat dan efektif. 2. Program peramalan dengan metoda single exponential smoothing pada PT. Sejahtera Panca Jaya dapat menghasilkan jumlah perkiraan penjualan terhadap jenis item barang, sehingga berdasarkan informasi yang dihasilkan dapat membantu sistem dalam pengambilan keputusan, seperti jumlah perkiraan penyediaan stok. 3. Database terpusat pada sistem PT. Sejahtera Panca Jaya telah membentuk sebuah pengarsipan yang terstruktur, sehingga mempercepat pencarian data dan data-data tersebut dapat tersimpan dengan baik. 4. Jaringan Local Area Network yang dirancang pada sistem PT. Sejahtera Panca Jaya dapat membantu setiap unit kerja dalam mendistribusikan dan pengaksesan data menjadi lebih cepat dan efisien. Saran Sistem informasi penjualan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan yang terus
ISSN: 2302-8049
bertambah, sehingga kegiatan-kegiatan pada tiap unit kerja dapat dilakukan dengan lebih baik dan maksimal. Database pada sistem dapat dikembangkan dengan database sistem terdistribusi, sehingga pengarsipan data dilakukan dengan terstruktur pada tiap unit kerja dan tidak hanya pada pusat. Metode Peramalan bisa dikembangkan dengan menggunakan metode yang lain. REFESENSI Alam, Agus J. Mengolah Database dengan Borland Delphi 7. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004. Febrian, J. Kamus Komputer dan Teknologi Informasi. Informatika, Bandung, 2007. Irwanto dan Djon, M.M. Perancangan Object Oriented Software dengan UML. Edisi I, Andi Offset, Yogyakarta, 2005. Kurniawan dan Wiharsono. Jaringan Komputer. Edisi I, Andi Offset, Yogyakarta, 2007. Kadir, A. Dasar Perancangan&implementasi Database Relasional, Andi, Yogyakarta,2008. Sulianta, F dan D. Juju. Data Mining Meramalkan Bisnis Perusahaan. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2010. Yuswanto dan Subari. Mengolah Database dengan SQL Server 2000, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2005. http://id.wikipedia.org/associationrule http://id.shvoong.com/society-andnews/2012515-pengertian-teknologiinformasi/ http://forecastingknowlegde.com/exponentia l+smoothing
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 27
ISSN: 2302-8049
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
PENGGUNAAN METODE REPLIKASI PADA SISTEM BASIS DATA TERDISTRIBUSI DALAM MEMBANGUN SISTEM INFORMASI TERKOMPUTERISASI PADA BENGKEL MAJU JAYA TRANSPORT Oleh Wilda Susanti dan Nicky Haryana ABSTRACT The research was carried out to design and build a database replication system of computerized information at Maju Jaya Transport workshops. Maju Jaya Transport is a company of delivery service / expedition based in Jakarta and has branches in Pekanbaru, located on Pemuda Ujung Street 95th Tampan, Pekanbaru. to support the business, Maju Jaya Transport has its own garage that can serve repair and maintenance services for cars owned by the company or its business partners. So far all of the flow and archiving of data or documents on the Maju Jaya Transport Workshops done manually, resulting in relatively long time data retrieval and data recording process repeated again on the administration, cashier (accounting), and warehouses. The information system will be developed aimed at accelerating the search data and improve the performance of information dissemination system in every part of the implementation of the database on the sql server replication. Database replication type used is snapshot replication. The methodology used is the System Development Life Cycle (SDLC). SDLC is a methodology used to develop, maintain, and or replace information systems. Through research and development of information systems at Maju Jaya Transport workshops obtained results that use database replication and application of computerized information systems providing data processing and earnings reports more quickly between each piece. This application is built using object-oriented programming languages Delphi and SQL server 2000 database. Keywords: SQL Server, Distributed Database, Replication, Delphi, CBIS (Computer Based Information System), SDLC (System Development Life Cycle). ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk merancang replikasi basis data dan membangun sistem informasi terkomputerisasi pada bengkel Maju Jaya Transport. Maju Jaya Transport merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Jasa pengiriman barang yang berpusat di Jakarta dan memiliki cabang di Pekanbaru yang berlokasi di Jl. Pemuda Ujung No. 95 tampan, Pekanbaru. untuk mendukung lancarnya bisnis tersebut, Maju Jaya Transport memiliki bengkel sendiri yang mampu melayani jasa perbaikan dan perawatan untuk mobil – mobil milik perusahaan maupun partner bisnisnya. Selama ini semua aliran dan pengarsipan data atau dokumen pada Bengkel Maju Jaya Transport dilakukan secara manual, sehingga menyebabkan waktu pencarian data relatif lama dan proses pencatatan data yang berulang pada bagian administrasi, kasir (accounting), dan gudang. Sistem informasi yang akan dikembangkan nantinya bertujuan mempercepat pencarian data dan meningkatkan performance sistem pendistribusian informasi pada setiap bagian dengan penerapan replikasi database pada sql server. Jenis replikasi database yang digunakan adalah snapshot replication. Metodologi yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan atau mengganti sistem informasi. Melalui penelitian dan pengembangan sistem informasi pada bengkel Maju Jaya Transport diperoleh hasil bahwa pemanfaatan replikasi database dan penerapan sistem informasi terkomputerisasi memberikan pengolahan data dan penghasilan laporan yang lebih cepat antar masing-masing bagian. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek Delphi & database SQL server 2000. Kata
Kunci
Hal | 28
:
SQL Server, Database Terdistribusi, Replikasi, Delphi, Terkomputerisasi, SDLC (System Development Life Cycle).
Sistem
Informasi
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 PENDAHULUAN Peran Teknologi Informasi (TI) terhadap kemajuan perusahaan atau organisasi sudah tidak diragukan lagi. Dengan dukungan TI yang baik maka sebuah perusahaan akan memiliki keunggulan yang kompetitif sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lain. Sistem Informasi (SI) berbasis komputer merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang memberikan kita kemudahan dalam memproses, menyimpan dan menghasilkan informasi dengan lebih cepat dan berkualitas sehingga akan sangat membantu apabila jumlah data yang diproses relatif banyak dan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang. pengiriman data dan informasi dapat dilakukan antar komputer pada jarak dan ruang lingkup tertentu dengan media transmisi data menggunakan kabel ataupun tanpa kabel, sehingga memungkinkan masing-masing komputer dapat berbagi sumber daya seperti printer, harddisk, dan lain–lain. Maju Jaya Transport merupakan perusahaan yang memberikan jasa pengiriman barang atau ekspedisi antar kota dan provinsi. Dan untuk mendukung lancarnya bisnis tersebut, Maju Jaya Transport memiliki bengkel sendiri yang mampu melayani jasa perbaikan dan perawatan untuk mobil – mobil milik perusahaan maupun partner bisnisnya. Selama ini semua aliran dan pengarsipan data atau dokumen pada Bengkel Maju Jaya Transport dilakukan secara manual. Transaksi dan data-data lainnya dicatat dalam sebuah buku atau lembaran kertas yang diarsip sehingga proses pencarian data relatif lambat seperti pada bagian administrasi dalam pencarian harga barang di Buku Barang dan upah kerja di Buku Hasil Kerja, sehingga menimbulkan kendala dalam memperkirakan biaya perbaikan. Faktur pembelian barang dari supplier yang telah dicatat oleh bagian gudang di Buku Pembelian Barang juga harus dicatat oleh bagian administrasi di Buku Record dan Buku Barang. Begitu juga pada bagian kasir, faktur pembelian tersebut akan dicatat kembali di Buku Kas sebagai bukti
ISSN: 2302-8049
transaksi. Laporan perbaikan yang diserahkan pekerja ke bagian administrasi akan dicatat di dua dokumen yaitu di Buku Record dan Buku Hasil Pekerja, pencatatan data dan informasi yang berulang-ulang ini disebabkan oleh pendistribusian data dan informasi yang masih dilakukan secara manual. Laporanlaporan yang dikerjakan oleh bagian gudang, administrasi, dan kasir secara manual membutuhkan waktu yang relatif lama dan terkadang tidak akurat sehingga menjadi kendala dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, Bengkel Maju Jaya Transport membutuhkan adanya suatu SI yang terkomputerisasi dengan menggunakan manajemen basis data elektronik yang tepat agar pencarian data dan pembuatan laporan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan memiliki kualitas yang lebih baik. Penggunaan jaringan komputer juga diperlukan untuk mengimplementasikan sistem basis data yang dapat mendistribusikan data ke masing – masing bagian yang saling membutuhkan agar SI memiliki kinerja dan ketersediaan data yang tinggi tanpa harus melakukan proses pencatatan yang berulang– ulang. Penerapan sistem informasi berbasis komputerisasi diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat proses – proses yang terjadi pada setiap bagian di bengkel Maju Jaya Transport. Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan dilakukan suatu penelitian dengan judul ”Penggunaan Metode Replikasi Pada Sistem Basis Data Terdistribusi Dalam Membangun Sistem Informasi Terkomputerisasi Pada Bengkel Maju Jaya Transport”. Perumusan Masalah 1. Aktivitas sistem informasi yang dilakukan secara manual menyebabkan kegiatan sistem informasi kurang optimal seperti lambatnya bagian administrasi dalam melakukan estimasi perbaikan dan laporan – laporan yang dihasilkan terkadang kurang akurat serta tidak terformat dengan baik, sehingga perlu dibangun sebuah
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 29
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
sistem berbasis komputer agar kinerja sistem informasi dapat ditingkatkan. 2. Pencatatan data yang dilakukan secara berulang membuat aktivitas perusahaan kurang efisien seperti Faktur pembelian barang dari supplier yang telah dicatat oleh bagian gudang di Buku Pembelian Barang juga harus dicatat oleh bagian administrasi di Buku Record dan Buku Barang. Begitu juga pada bagian kasir, faktur pembelian tersebut akan dicatat kembali di Buku Kas sebagai bukti transaksi, sehingga perlu dibuat sistem basis data terdistribusi agar data dapat didistribusikan secara otomatis dan dapat diakses oleh bagian lain. 3. Selama ini sistem basis data elektronik yang dirancang secara terpusat memiliki beberapa kelemahan, antara lain ketersediaan data dimana apabila server mengalami gangguan maka aktivitas client akan terhenti, dan bila server diakses oleh banyak client secara bersamaan maka kinerja server dan jaringan akan berkurang dan akan mempengaruhi kualitas kegiatan sistem informasi. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan atau mengganti sistem informasi. Tinjauan Pustaka Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi tidak harus melibatkan komputer. Sistem informasi yang menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information System atau CBIS). Menurut Tantra (2012:2), sistem informasi adalah cara yang terorganisir untuk mengumpulkan, memasukkan, memproses data dan menyimpannya, mengelola, mengontrol, dan melaporkannya sehingga
Hal | 30
dapat mendukung perusahaan atau orang untuk mencapai tujuan. Jaringan Komputer Jaringan komputer (Computer Network) adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel ataupun nirkabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama sama menggunakan hardware/ software yang terhubung dengan jaringan. Menurut Sopandi (2008:2) jaringan komputer adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Database Menurut Raharjo (2008:22), database adalah himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di luar komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang penting di sistem informasi, karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya. Database Terdistribusi Menurut Toga Aldila Cinderatama (2011:5), Implementasi database terdistribusi pada suatu sistem aplikasi dapat menghasilkan performansi yang baik menyangkut ketersediaan data. Dengan adanya replikasi database yang dapat menghasilkan kesamaan posisi data pada beberapa master site, maka memungkinkan adanya pembagian beban dalam pengaksesan kerja server, sehingga kegagalan pengaksesan data dapat diminimalisasikan. Replikasi Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy dan pendistribusian data dan objek-objek database dari satu database ke
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 database lain dan melaksanakan sinkronisasi antara database sehingga konsistensi data dapat terjamin. Dengan menggunakan teknik replikasi ini, data dapat didistribusikan ke lokasi yang berbeda melalui koneksi jaringan lokal maupun internet.
ISSN: 2302-8049
dengan kegiatan pendukungnya yaitu cek data pembelian. Use case membayar uang muka dapat dilaksanakan jika kegiatan pendukungnya sudah dilakukan (<<extend>>) yaitu memastikan biaya diatas lima juta. Activity Diagram Lama Sesuai Aktifitas Customer
PEMBAHASAN Usecase Lama
Gambar 1. Use Case Diagram Lama Terdapat tiga aktor utama yaitu customer, supplier, dan pimpinan bengkel. Aktor utama yang pertama yaitu customer melakukan lima kegiatan utama yaitu mendaftar dan menyampaikan keluhan kerusakan, menerima konfirmasi kerusakan, membayar uang muka, melunasi tagihan, dan mengkomplain pelayanan. Aktor utama yang kedua yaitu supplier melakukan tiga kegiatan utama yaitu menerima pesanan, mengirim tagihan dan menerima pelunasan, serta menerima komplain. Aktor utama yang ketiga yaitu pimpinan bengkel melakukan tiga kegiatan utama yaitu menerima laporan, memvalidasi, dan memberikan kebijakan. Adapun use case mendaftar dan menyampaikan keluhan kerusakan dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pendukungnya (<
>) yaitu cek status customer, use case mengkomplain pelayanan dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pendukungnya yaitu cek data perbaikan, dan use case mengirim tagihan dan menerima pelunasan dilaksanakan secara bersamaan
Gambar 2. Activity Diagram Lama Sesuai Aktifitas Customer Aktifitas diawali dengan simbol start point. Aktifitas dimulai dari customer mendaftar dan mengisi form keluhan kemudian aktifitas selanjutnya yaitu menunggu pengecekan mobil lalu menerima info kerusakan dan estimasi. Jika customer tidak menyetujui perbaikan maka aktifitasnya langsung berakhir sedangkan jika menyetujui maka dilanjutkan dengan aktifitas membayar DP jika biaya perbaikan diatas lima juta. Setelah aktifitas tersebut dilaksanakan kemudian customer akan menunggu proses perbaikan selesai lalu melunasi tagihan. Jika masih ada keluhan atas jasa perbaikan maka customer akan melakukan komplain. Urutan aktifitas tersebut diakhiri dengan end point. Use Case Diagram Baru
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 31
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
Use case CBIS Bengkel Menerbitkan dok. permohonan perbaikan Update data customer dan pekerja Melakukan estimasi perbaikan Update data perbaikan Buat laporan administrasi Menerbitkan dok. transaksi
ADM Membuat laporan keuangan bengkel Menerbitkan dok. pemesanan barang Menerima faktur dari supplier
Kasir <<extend>> Update dan buat rekap pembelian Update data supplier dan barang Buat laporan stock barang
Gudang
Gambar 4. Use Case Diagram Baru Terdapat tiga aktor utama yaitu administrasi, kasir, dan gudang. Aktor utama yang pertama yaitu administrasi melakukan lima kegiatan utama yaitu menerbitkan dok. permohonan, update data customer dan pekerja, melakukan estimasi perbaikan, update data perbaikan, dan membuat laporan administrasi. Aktor utama yang kedua yaitu kasir melakukan dua kegiatan utama yaitu menerbitkan dok. transaksi dan membuat laporan keuangan bengkel. Aktor utama yang ketiga yaitu gudang melakukan empat kegiatan utama yaitu menerbitkan dok. pemesanan barang, update dan buat rekap pembelian, update data supplier dan barang, dan mencetak laporan stock barang. Use case update dan buat rekap pembelian dapat dilaksanakan jika kegiatan pendukungnya sudah dilakukan (<<extend>>) yaitu menerima faktur pembelian dari supplier. Activity Diagram Sistem Baru Sesuai Aktifitas Aktor Utama Administrasi
Gambar 3. Activity Diagram Baru Sesuai Aktifitas Aktor Utama Administrasi Aktifitas diawali dengan simbol start point. Aktifitas dimulai dari adm melakukan aktivasi sistem bengkel lalu login dan pilih menu kemudian adm dapat memilih untuk mencetak dok. permohonan atau melakukan update data, yaitu data customer dan data pekerja. Apabila adm memilih data customer maka aktifitas selanjutnya yaitu input data customer, estimasi biaya perbaikan, dan konfirmasi perbaikan, apabila konfirmasi perbaikan disetujui maka adm akan melakukan pemesanan barang ke gudang, lalu melakukan input data perbaikan, dan membuat laporan perbaikan. Sedangkan apabila adm memilih data pekerja maka aktifitas selanjutnya yaitu input data pekerja, input data pekerjaan, dan membuat laporan hasil kerja. Setelah semua aktifitas tersebut dilakukan kemudian dilakukan update database dan pembuatan laporan administrasi. Urutan aktifitas tersebut diakhiri dengan end point. Rancangan jaringan Tipe jaringan Client-Server yang akan dibangun pada Bengkel Maju Jaya Transport menggunakan topologi star dimana setiap bagian dapat bertindak sebagai server penyedia data sekaligus sebagai client yang menerima data.
Hal | 32
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
Gambar 5. Rancangan Jaringan Sistem Informasi Bengkel Berikut ini adalah gambaran tabel–tabel yang direplikasi pada database administrasi, kasir, dan gudang.
Gambar 6. Rancangan Replikasi Database Tampilan Form Aplikasi a. Form Login
Gambar 7. Form Login Agar dapat masuk ke dalam tampilan menu utama program, user perlu untuk melakukan login terlebih dahulu dengan menginputkan kode_user dan password. b. Form Perbaikan Panel Record Barang
Gambar 8. Form Perbaikan Panel Record Barang c. Form Perbaikan Panel Record Kerja
ISSN: 2302-8049
Gambar 9. Form Perbaikan Panel Record Kerja Perbandingan Hasil Sistem Baru dengan Sistem Lama a. Sistem Lama 1. Pencatatan data masih manual yaitu masih menggunakan dokumen yang ditulis tangan. 2. Penyimpanan data masih berupa arsip dokumen dimana penyimpanan data masih dalam bentuk hardcopy. 3. Membuat laporan butuh waktu lama dan kurang efektif yaitu menggunakan arsip dokumen hardcopy dalam membuat laporan membutuhkan waktu yang tidak cepat dan kurang efektif. 4. Ketelitian terhadap laporan kurang dimana pembuatan laporan dilakukan berdasarkan arsip dokumen hardcopy membuat user harus melakukan pengecekan ulang atas laporan yang dibuat. 5. Proses perhitungan masih manual menggunakan kalkukator sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya kesalahan dan membutuhkan waktu yang cukup lama. 6. Pendistribusian informasi masih manual yaitu menggunakan jasa kurir. b. Sistem Baru 1. Sudah terkomputerisasi dan menggunakan password dimana hanya user yang telah terdaftar dan memiliki hak akses yang dapat membuat dan memproses pencatatan data. 2. Sudah terkomputerisasi sehingga bisa menggunakan hardisk backup dimana pembuatan dan penyimpanan data secara komputerisasi akan mempertahankan keamanan dan penyimpanan data dalam jangka panjang. Dengan penyimpanan
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 33
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
3.
4.
5.
data secara komputerisasi, digunakan hardisk backup untuk menjaga data asli dari kerusakan. Laporan dapat dicetak dengan cepat dan lebih efektif dimana pembuatan dan penyimpanan data secara komputerisasi akan mempermudah dalam pembuatan laporan karena user tidak perlu melihat dan membuat laporan berdasarkan dokumen hardcopy. Kemungkinan kesalahan laporan kecil dimana laporan dibuat berdasarkan data yang telah diproses dan disimpan secara komputerisasi, sehingga kecil kemungkinana laporan yang dihasilkan salah. Proses pendistribusian informasi dapat dilakukan secara otomatis melalui replikasi data.
PENUTUP a. Sistem informasi berbasis komputerisasi mempermudah bagian administrasi dalam melakukan estimasi perbaikan serta dapat menentukan standarisasi harga jual barang dan upah kerja, Mempermudah bagian kasir dalam menginputkan transaksi bisnis dan membuat laporan keuangan, serta mempermudah bagian gudang dalam membuat laporan stock. b. Replikasi database pada setiap bagian mempermudah distribusi data dan dapat menghindari pencatatan data yang berulang – ulang serta dapat meningkatkan kinerja jaringan. Saran a. Diperlukan adanya pelatihan dan pemahaman bagi pengguna sistem mengenai sistem terkomputerisasi yang menggunakan database replikasi agar sistem informasi dapat berjalan dengan baik. b. Diharapkan adanya pengembangan modul program aplikasi khususnya pada bagian kasir (accounting).
Hal | 34
REFERENSI Everest, C. Gordon 2002. Database Management: objective, system function and administration. Penerbit McGrawHill, New York. F, Tony 1990. Working with DB2, SQL/DS, SQL, and QMF. Penerbit Tab Professional and Reference Books, Blue Ridge Summit. Isa, I. 2012. Evaluasi Pengontrolan Sistem Informasi. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta. Kroenke, David M. 2005. Database Processing. Penerbit Erlangga, Jakarta. Raharj. 2008. RDBMS dengan PostgreSQL di GNU/Linux. Penerbit Andi, Yogyakarta. S, Dede. 2008. Installasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Penerbit Informatika, Jakarta. Tantra, R. 2012. Manajemen Proyek Sistem Informasi. PenerbitAndi Publisher, Yogyakarta. Kusrini, M.Kom.2007.Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Penerbit Andi Publisher, Yogyakarta. Wikipedia, internet : “Sistem”, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem , tanggal akses 26 Juni 2012 http://imam2net.web.id/2011/11/pengertian -dan-fungsi-sql-atau-mysql.html, tanggal akses 26 juni 2012 http://putrantorendhyyahoocoid.blogspot.co m/2010/11/beberapa-definisi-tentangdatabase.html, tanggalakses 26 Juni 2012 http://riyanwae.files.wordpress.com/2009/0 4/pertemuan-5.pdf, tanggal akses 20 September 2012 http://sisteminformasi.wordpress.com/2007/ 01/22/sistem-informasi/, tanggalakses 26 Juni 2012
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
PEMANFAATAN SMS TOKEN DENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK UNTUK PENGAMANAN SISTEM PEMBAYARAN PADA PT. TRIBUANA Oleh Suroyo dan Dewi Tanthiana ABSTRAC The research was carried out to design and build a payment system security at PT. Tribuana. The entire business activity and transaction processing in PT. Tribuana still use a manual or semi-computerized yet. The desired reports are still made manually with microsoft office, causing a long process and the validity of the data is not guaranteed, and can lead to data redundancy. Besides information generated is not timely so that the benefits of the information generated is reduced. Information system that will be created will aim to accelerate and facilitate the processing of transactions and to produce valuable information by using information technology as a tool that is computer data processing and accurate and the fastest SMS Token which aims to maintain the security of the system of payments made by the company. The use of a database with information system designed to support the distribution of data and the method used is System Development Life Cycle (SDLC). SDLC is a method used to develop, maintain, and or replace information systems. Through research utilization SMS Token Using Object-Oriented Programming to Security Payment System at PT. Tribuana obtained results the security obtained from finance to keep the data that are not easily manipulated by the other parts as well as the application of information systems is to provide solutions in processing data and earnings reports. Keywords: Information Systems, Database, Token Message, Finance, Delphi ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk merancang dan membangun keamanan sistem pembayaran pada PT. Tribuana. Seluruh kegiatan bisnis dan pemrosesan transaksi di PT. Tribuana masih menggunakan sistem manual ataupun masih semi komputerisasi. Laporan-laporan yang diinginkan masih dibuat secara manual dengan microsoft office, sehingga menyebabkan waktu proses lama dan validitas data tidak terjamin, serta dapat menyebabkan redudansi data. Selain itu informasi yang dihasilkan tidak tepat waktu sehingga manfaat dari informasi yang dihasilkan jadi berkurang. Sistem informasi yang akan dibuat nantinya bertujuan untuk mempercepat dan memudahkan pemrosesan transaksi serta menghasilkan informasi yang bernilai dengan memanfaatkan teknologi informasi yaitu komputer sebagai alat pengolahan data tercepat dan akurat dan SMS Token yang bertujuan untuk menjaga keamanan pada sistem pembayaran pada bagian keuangan. Penggunaan database dengan sistem informasi dirancang untuk menunjang pendistribusian data dan analisa penelitian didukung oleh metode System Development Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan atau mengganti sistem informasi. Melalui penelitian ini diperoleh hasil bahwa keamanan data pada bagian keuangan lebih terjaga, data menjadi tidak mudah dimanipulasi oleh bagian lain serta penerapan sistem informasi ini memberikan solusi dalam pengolahan data dan penghasilan laporan. Kata Kunci : Sistem Informasi, Database, SMS Token, Keuangan, Delphi. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi yang pesat mendorong masyarakat baik perorangan maupun kelompok, instansi maupun swasta, untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang ini
dimana komputer sudah menjadi kebutuhan dalam setiap kegiatan atau pekerjaan. Perusahaan Tribuana merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan building materials seperti gypsum, keramik, polycarbonate, ventilator, tangky dan lain-lain. Perusahaan ini memiliki beberapa
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 35
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
bagian seperti bagian Logistik, Marketing, Accounting, Collector dan Keuangan. Mayoritas kegiatan yang dilakukan tidak memiliki pendataan dan pengarsipan data yang teratur, terutama transaksi harian di bagian keuangan. Hal ini menyebabkan bagian keuangan mengalami kesulitan untuk mencari data yang diperlukan oleh bagian accounting. Sebagai contoh, apabila pimpinan ingin mengetahui kondisi laporan, seperti halnya laporan transaksi harian pada saat tertentu dibutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan informasi yang diperlukan, karena pendistribusian data dilakukan secara manual. Sistem yang sedang berjalan saat ini tidak mampu untuk menopang aktivitas perusahaan yang semakin kompleks. Untuk itu diperlukan sebuah sistem keamanan dan otorisasi dengan perancangan sistem informasi berbasis komputer dan penetapan hak akses yang tepat kepada bagian yang berkepentingan. Dengan adanya sistem pengamanan informasi berbasis komputer dan penetapan hak akses yang tepat kepada bagian yang berkepentingan saja akan mempermudah pemrosesan data dan menjaga keamanan data. SMS token merupakan perangkat keamanan yang digunakan untuk diterapkan dalam perusahaan. SMS token adalah struktur data yang berisi informasi keamanan yang dibutuhkan oleh sebuah proses untuk mengakses objek atau proses lainnya yang membutuhkan hak akses (privillege) baca dan tulis yang telah ditentukan. Setiap kegiatan pencatatan transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, informasi yang dihasilkan juga akurat dan tepat waktu sehingga memungkinkan terciptanya proses dalam sistem pembayaran PT Tribuana yang aman. Selain itu penggunaan jaringan LAN berbasis Client-Server akan mempercepat pendistribusian informasi dan mencegah redundansi data karena data disimpan di server dan dapat digunakan oleh bagian yang memerlukannya.
Hal | 36
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, maka akan dilakukan suatu penelitian dengan judul ”Pemanfaatan SMS Token Dengan Menggunakan Pemrograman Berorientasi Objek untuk Pengamanan Sistem Pembayaran Pada PT Tribuana”. Perumusan Masalah 1. Tidak adanya komunikasi jaringan antar bagian dan kerahasiaan berupa key dalam perusahaan sehingga memudahkan karyawan PT Tribuana untuk melakukan manipulasi data yang mengakibatkan keamanan data tidak terjamin . 2. Kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tidak memiliki pendataan dan pengarsipan data yang teratur sehingga adanya kesulitan untuk mencari data yang diperlukan oleh bagian lain dan waktu yang diperlukan untuk memproses data relatif lama. 3. Aktivitas sistem informasi perusahaan masih dilakukan secara manual menyebabkan adanya data yang hilang dan proses pengumpulan transaksi menjadi lambat sehingga pendistribusian laporan ke pimpinan membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan informasi yang diperlukan. 4. Pengambilan dan pemrosesan data oleh masing-masing bagian yang memerlukan tidak diotorisasi sehingga menyebabkan redundansi data dan validitas data tidak terjamin. Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi pada PT. Tribuana yaitu System Development Life Cycle (SDLC). System Development Life Cycle (SDLC) adalah metodologi yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara dan/atau mengganti sistem informasi. Tinjauan Pustaka Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi tidak harus melibatkan komputer. Sistem informasi yang menggunakan komputer biasa disebut sistem
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 informasi berbasis komputer (Computer Based Information System atau CBIS). Menurut Tantra (2012:2), sistem informasi adalah cara yang terorganisir untuk mengumpulkan, memasukkan, memroses data dan menyimpannya, mengelola, mengontrol, dan melaporkannya sehingga dapat mendukung perusahaan atau orang untuk mencapai tujuan. Jaringan Client-Server Tipe Jaringan Client Server menghubungkan komputer server dengan beberapa komputer client / workstation. Komputer server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputerkomputer lain yang terhubung dalam jaringan. Sedangkan komputer client adalah komputer-komputer yang menggunakan fasilitas yang disediakan oleh komputer server. Keunggulan tipe jaringan Client Server: 1. Terdapat seorang sebagai administrator jaringan yang bertugas mengelola system keamanan dan administrasi jaringan. 2. Komputer server dapat difungsikan sebagai pusat data, komputer client dapat mengakses data yang ada dari komputer client manapun. 3. Pengaksesan data lebih tinggi karena penyediaan dan pengelolaan fasilitas jaringan dilakukan oleh komputer server. 4. Pada tipe jaringan client server sistem backup data lebih baik, karena backup data dapat dilakukan terpusat di komputer server. Database Menurut Prabawati (2010:140) Database/basis data terdiri dari dua suku kata, yaitu data dan base(basis). Data dapat diartikan sebagai representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek, misalnya manusia, hewan, barang, peristiwa, konsep, dan lain sebagainya yang direkam dalam bentuk huruf, teks, simbol, angka, suara, gambar, dan lainnya. Sedangkan base/basis dapat diartikan sebagai tempat berkumpul, sarang, atau gudang untuk menyimpan
ISSN: 2302-8049
sesuatu. Dengan demikian, basis data atau database dapat diartikan sebagai tempat berkumpul atau menyimpan data-data suatu benda atau kejadian yang saling berhubungan. SMS Gateway SMS Gateway adalah sebuah gerbang yang menghubungkan antara komputer dengan client melalui SMS. Client secara tidak langsung berinteraksi dengan aplikasi / sistem melalui SMS Gateway. Saat melakukan SMS, maka informasi terpenting yang diperlukan adalah nomor tujuan dan pesan, maka itulah yang sebenarnya diolah oleh SMS Gateway. Token Pengertian token adalah sebuah unit atau elemen dasar bahasa komputer (seperti ‘kata’ di bahasa manusia), dimana unit tersebut tidak terbagi lagi. Kode atau sandi dalam komunikasi adalah aturan untuk mengubah suatu informasi (sebagai contoh, suatu surat, kata, atau frasa) menjadi bentuk atau representasi lain, yang tidak harus dalam bentuk yang sama. Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Languange (UML) adalah sekumpulan simbol dan diagram untuk memodelkan software. Dengan menggunakan UML, desain software dapat diwujudkan dalam bentuk simbol dan diagram. Desain dalam bentuk simbol dan diagram, kemudian dapat diterjemahkan menjadi kode program. PEMBAHASAN Use Case Lama PT. TRIBUANA
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 37
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
Gambar 1. Use Case Diagram Lama Berdasarkan Use Case Diagram pada gambar 3.1, diagram tersebut menggambarkan sudut pandang luar sistem (Environment). Terdapat tujuh aktor yaitu konsumen, bank, pemasok, marketing, collector, keuangan, logistik. Activity Diagram Lama PT. TRIBUANA
Gambar 4. Use Case Diagram Baru
Gambar 2. Activity Diagram Lama Activity Diagram pada gambar 3.2 dibawah ini menunjukkan aliran kerja actor utama yaitu keuangan. Penggunaan Sistem Token
Gambar 3. Rancangan SMS Token yang Dibangun Komputer server dan komputer keuangan akan disambungkan dengan kabel LAN dimana komputer server akan mengirimkan kata sandi ke telepon seluler yang digunakan oleh bagian keuangan, dan bagian keuangan akan melihat kata sandi tersebut untuk login ke dalam program. Use Case Baru PT. TRIBUANA
Hal | 38
Berdasarkan Use Case Diagram pada gambar 3.4 di bawah ini, diagram tersebut menggambarkan sudut pandang luar sistem (Environment) setelah dibuatnya aplikasi program komputer di lingkungan arsitektur Client-Server. Activity Diagram Program
Gambar 5. Activity Diagram Program Activity Diagram pada gambar 3.5 di bawah menjabarkan proses aliran kerja aktor utama yaitu Keuangan Tampilan Form Aplikasi Sistem Informasi PT. TRIBUANA a. Form SMS Token
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
Gambar 6. Form SMS TOKEN b.
ISSN: 2302-8049
tahap pemeliharaan atau maintenance system dapat berupa perbaikan terhadap sistem apabila terjadi error atau kerusakan dan pengembangan sistem kedepan. Sistem Informasi PT. Tribuana ini akan menggunakan arsitektur jaringan dalam penerapannya. Adapun jenis topologi yang digunakan untuk sistem informasi di PT. Tribuana yaitu topologi star seperti yang tergambar dibawah ini:
Form Login
7. Form Login c.
Form Menu
Gambar 11. Arsitektur Jaringan Sistem Client Server 1.3 a. 1. 2. 3.
d.
Gambar 8. Form Menu
4.
Form Input Data Pengguna
b. 1. 2. 3. 4. 5.
Gambar 9. Form Input Data Pengguna Rencana Implementasi dan Pemeliharaan Pada tahap implementasi ini dilakukan pelatihan penggunaan sistem baru kepada user dan peningkatan kemahiran user dalam menggunakan komputer. Sementara untuk
Perbandingan Hasil Sistem Baru dengan Sistem Lama Sistem Lama Pencatatan data masih secara manual. Penyimpanan data masih berupa arsip dokumen. Membuat laporan butuh waktu lama dan kurang efektif. Ketelitian terhadap laporan kurang. Sistem Baru Sudah terkomputerisasi dan menggunakan password. Sudah terkomputerisasi sehingga bisa menggunakan Harddisc backup. Laporan dapat di cetak dengan cepat dan lebih efektif. Kemungkinan kesalahan laporan kecil. Proses perhitungannya sudah terkomputerisasi.
PENUTUP 1. Penggunaan SMS Token dapat digunakan untuk membangun suatu keamanan pada sistem pembayaran sehingga dapat menjaga pengaksesan
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 39
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
data dari bagian yang tidak berkepentingan. 2. Pemrograman berorientasi objek dapat mempermudah dalam pembuatan laporan penjualan, pembelian, dan transaksi harian pada PT. Tribuana sehingga barang-barang dan transaksi penjualan, pembelian dan transaksi harian juga dalam hal pengawasan, pelayanan serta pelaporan dari penjualan barang-barang itu sendiri dapat diciptakan informasi yang lebih cepat dan akurat. 3. Dengan adanya jaringan berbasis client server, setiap bagian seperti marketing, kolektor, logistik, keuangan, accounting, dan direktur dapat melakukan pekerjaannya masing-masing tanpa menunggu data-data dari bagian yang lain dikarenakan sistem tersebut sudah memiliki satu basis data yang ditempatkan pada suatu unit yang disebut dengan server. 4. Dengan adanya sistem otorisasi memudahkan setiap bagian untuk melakukan pekerjaannya tanpa menyebabkan adanya redudansi data. Batasan Sistem Yang Dirancang yaitu modul program yang dirancang menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7 dan
Hal | 40
VB.Net. Rancangan modul dalam penelitian ini tidak membahas proses laporan kas seperti biaya-biaya perusahaan, contohnya biaya operasional dan biaya gaji dan lain-lain, serta tidak membahas semua masalah keuangan / laporan keuangan dan pelaporan pajak. Modul program yang dirancang hanya mencakup input data, input transaksi, cetak data input dan pelaporan. REFERENSI Drs. Aryo Suryo Kusumo. 2004. Visual Basic.NET versi 2002 dan 2003. Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta. Isa, I. 2012. Evaluasi Pengontrolan Sistem Informasi. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta. Madcoms. 2009. Panduan Lengkap Membangun Sistem Jaringan Komputer. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Prabawati, A. 2010. ShourtCourse Pengembangan Aplikasi Database Berbasis JavaDB dengan Netbeans. Penerbit Andi, Yogyakarta. Tantra, R. 2012. Manajemen Proyek Sistem Informasi. Penerbit Andi Publisher, Yogyakarta. Wikipedia, internet : “Pengertian Token”, http://nurmanto.com/pengertiantoken, tanggal akses 29 Juni 2012
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
PERANCANGAN SOFTWARE DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN MAMALIA MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING Oleh Yenny Desnelita dan Liza Fessia ABSTRAK Hewan Mamalia adalah hewan menyusui yang sangat banyak manfaatnya sehingga banyak orang yang menjadikan hewan mamalia sebagai hewan ternak yang berfungsi untuk meningkatkan taraf kehidupan peternak agar kedepannya menjadi lebih baik. Pengetahuan peternak akan jenis penyakit pada hewan ternak beserta pencegahannya masih sangat terbatas, sehingga peternak tidak mengetahui apakah ternaknya tersebut terserang penyakit berbahaya atau hanya terserang penyakit biasa. Sistem ini mampu meniru kerja seorang pakar dalam berbagai pndeteksian penyakit pada hewan mamalia atas dasar gejala-gejala klinis yang ditimbulkan dengan menginputkan ke sistem komputer kemudian sistem komputer akan mengetahui penyakit apa yang menyerang hewan tersbut dan bagaimana cara pencegahan dan pengobatannya. Dalam membangun software ini dibutuhkan metode-metode yaitu sistem database, pemrograman berorientasi objek dan backward chaining. Dengan adanya sistem untuk mendeteksi penyakit hewan ini dapat membantu masyarakat umum untuk mencari informasi, konsultasi ataupun pencegahan dan pengobatan penyakit. Kata Kunci : Hewan mamalia, backward chaining, pemrograman berorientasi objek PENDAHULUAN Dimasa-masa sekarang ini teknologi Informasi sudah berkembang cukup tinggi, dimana komputer bukan lagi digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, tetapi bahkan dapat digunakan untuk menggantikan pekerjaan manusia yang tidak memerlukan pemikiran yang bersifat rutinitas. Pada perkembangan selanjutnya para ahli mencoba menggantikan sistem otak manusia sehingga diharapkan pada suatu saat nanti mungkin akan terciptanya suatu sistem komputer yang dapat mengambil keputusan sendiri seperti layaknya manusia. Karena hasil kerja komputer ini lebih diakui karena lebih cepat, akurat serta teliti dibandingkan dengan kerja otak manusia, hal inilah yang mendorong lahirnya teknologi Artificial intelligence( AI ). Artificial intelligence( AI ) berusaha membangun entitas-entitas cerdas sesuai dengan pemapenyakitn manusia. Alasan lain mengapa mempelajari Artificial intelligence( AI ) adalah bahwa entitas-entitas cerdas yang dibangun ini menarik dan berguna dalam kebenarannya sendiri. Artificial intelligence (AI) telah menghasilkan banyak produk yang berarti dan mengesankan bahkan pada tahap
awal perkembangannya. Walaupun tidak seorangpun dapat memprediksi masa depannya secara detail, tetapi jelas bahwa komputer-komputer dengan kecerdasan setingkat manusia akan mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kehidupuan kita dan pada sebagian dari peradaban masa depan. Salah satu lingkup utama Artificial intelligence( AI ) adalah Expert sistem atau lebih di kenal dengan sistem pakar. Pada expert sistem terdiri banyak pengetahuan (knowledge) dari seorang pakar bidang tertentu dan seperangkat aturan (rule) yang akan mencari dan mencocokkan knowledge sampai ketemu solusi suatu masalah. Pengetahuan tersebut meliputi fakta-fakta, dalil-dalil yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya program Prospector yang dibuat tahun 1978 untuk pemakaian di bidang geologi, basis pengetahuannya (knowledge base) dibuat berdasarkan ilmu para pakar di bidang geologi. Program MYCIN untuk membantu dibidang kedokteran khususnya untuk mendiagnosa penyakit. Dalam bidang kedokteran hewan, sistem pakar dibutuhkan, salah satunya untuk mendiagnosa penyakit pada hewan. Hewan
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 41
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
mamalia merupakan jenis hewan yang paling banyak dipelihara oleh manusia. Disamping memiliki beberapa manfaat yang menguntungkan hewan mamalia juga sangat cocok untuk dipelihara karena perawatannya yang relative mudah. Baik dipelihara dalam jumlah kecil (sebagai hewan peliaraan saja), ataupun dipelihara dalam jumlah besar (diternakkan). Meskipun binatang-bintang tersebut relatif mudah pemeliharaanya, tetapi masih banyak terdapat kasus yang rata-rata berakibat fatal dan tidak jarang berakhir dengan kematian. Salah satu faktor penyebab kejadian seperti itu adalah kurangnya pengetahuan sang pemilik tentang penyakit-penyakit, dan bagaimana mengatasi penyakit tersebut secara cepat dan tepat. Meskipun perawatan dan pemeliharaanya relatif mudah, tetapi ada beberapa hal yang penanganannya tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Misalnya saja dalam mengatasi penyakit. Sang pemilik harus mengetahui dengan pasti penyakit apa yang diderita hewan peliharaanya, setelah itu baru bisa mengambil keputusan tindakan apa yang harus dilakukan. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dengan mengandalkan kemajuan di bidang teknologi dan informasi, kiranya pengembangan sebuah “Portal Informasi” dan “Sistem Pakar untuk mendeteksi jenis penyakit” menjadi sangat penting guna memberikan sosialisasi kepada masyarakat menyangkut dunia kesehatan hewan, memberikan bekal pengetahuan dan pembelajaran, serta memberikan motivasi akan pentingnya peningkatan kesehatan bagi hewan ternaknya. Pemilihan domain masalah menyangkut jenis penyakit-penyakit yang umum diderita oleh hewan ternak sebagai sampel penelitian pada Portal Informasi dan Sistem Pakar bidang medis ini adalah dimaksudkan untuk membantu peternak untuk menangani secara cepat masalah kesehatan hewan ternaknya, untuk itu penulis mengambil judul “Perancangan Software
Hal | 42
Diagnosa Penyakit Hewan Mamalia Menggunakan Metode Backward Chaining”. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu : 1. Lambatnya dalam melakukan pendeteksian jenis penyakit yang menyerang hewan mamalia khususnya hewan ternak sehingga mengakibatkan hewan yang terserang akan semakin meningkat, dan diharapkan dari sistem pakar yang dibangun ini dapat mengatasi masalah tersebut. 2. Proses pendeteksian jenis penyakit dilakukan dengan cara meneliti sampel satu per satu yaitu dengan menggunakan mikroskop sebagai sarananya, kemudian harus dicocokkan pula dengan literatur yang ada untuk menghasilkan data yang akurat. Sehingga diperlukan sebuah sistem yang dapat membantu petugas mendiagnosis penyakit yang menyerang hewan hanya dengan melihat gejala- gejala yang timbul. 3. Terjadinya kesulitan dalam pengambilan keputusan oleh petugas laboratorium dalam sistem tersebut, jika pakarnya sedang tidak ada ditempat, petugas harus meneliti penyakit tersebut dengan benar agar kesalahan dalam pendeteksian dapat dihilangkan. Sehingga diperlukan sebuah sistem program yang dapat menggantikan kerja pakar pada saar pekar berhalangan atau tidak berada ditempat. 4. Ketidaktahuan petugas dan peternak terhadap jenis-jenis penyakit beserta cara pencegahannya dapat menghambat kelancaran proses terhadap informasi yang dibutuhkan. Metode Penelitian Sistem Pakar Pengertian sistem pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan yang dimaksud antara lain : pembuatan keputusan (decision making), pemaduan pengetahuan (knowledge fushing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forecasting), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaning), pemberian nasihat (advising), dan pelatihan (tutoring). Selain itu sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar (Martin dan Oxman, 1988). Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang. Sistem pakar mencoba untuk mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan oleh seorang pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukanya. Arsitektur sistem pakar Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama, yaitu antarmuka pengguna (user interface), basis data sistem pakar (expert sistem database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition mechanism), dan mekanisme inferensi (inference mechanism). Selain itu ada satu komponen yang hanya ada pada beberapa sistem pakar, yaitu penjelasan (explanation facility). Antarmuka pengguna adalah perangkat yang menyediakan media komunikasi antara pengguna dan sistem. Basis data sistem pakar berisi pengetahuan setingkat pakar pada subyek tertentu. Berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, merumuskan, dan menyelesaikan masalah. Basis data ini terdiri dari 2 elemen dasar : a. Fakta, situasi masalah dan teori terkait.
ISSN: 2302-8049
b.
Heuristik khusus atau rules, yang langsung menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah khusus. Pengetahuan ini dapat berasal dari pakar, jurnal, majalah, dan sumber pengetahuan yang lain. Fasilitas akuisisi pengetahuan merupakan perangkat lunak yang menyediakan fasilitas dialog antara pakar dengan sistem. Fasilitas akuisisi ini digunakan untuk memasukkan fakta-fakta dan kaidah-kaidah sesuai dengan perkembangan ilmu. Meliputi proses pengumpulan, pemindahan, dan perubahan dari kemampuan pemecahan masalah seorang pakar atau sumber pengetahuan terdokumentasi ke program komputer, yang bertujuan untuk memperbaiki dan atau mengembangkan basis pengetahuan.
PEMBAHASAN Mekanisme inferensi merupakan perangkat lunak yang melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada untuk menghasilkan kesimpulan atau hasil akhir. Dalam komponen ini dilakukan pemodelan proses berpikir manusia. Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi. Menurut Kusrini (2006) ada 4 tipe penjelasan yang digunakan dalam sistem pakar, yaitu : a. Penjelasan mengenai jejal aturan yang menunjukan status konsultasi. b. Penjelasan mengenai bagaimana sebuah keputusan diperoleh. c. Penjelasan mengenai bagaimana sistem menanyakan suatu pertanyaan. d. Penjelasan mengapa sistem tidak memberikan keputusan seperti yang dikehendaki pengguna. Memori kerja dalam arsitektur sistem pakar merupakan bagian dari sistem pakar yang berisi fakta-fakta masalah yang ditemukan dalam suatu sesi, berisi fakta-fakta tentang
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 43
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
suatu masalah yang ditemukan dalam proses konsultasi. Runut Balik (Backward Chaining). Inferensi Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inferece Engine (Mesin Inferensi). Ketika representasi pengetahuan telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan. Inference Engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana menendalikan proses reasoning. Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar, yaitu: Runut maju (Forward chaining) dan Runut Balik (Backward Chaining). (kusumadewi 2003) Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam runut balik, penalaran dimulai dengan tujuan menurut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut. Gambar berikut menunjukan bagaimana cara kerja metode inferensi runut balik SUB
ATURAN
TUJUAN
JIKA A = 1 DAN B = 2
D=4
A=1
MAKA C = 3
Gambar 1. runut balik Runut balik juga disebut goal-driven reasoning. Merupakan cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur. Tujuan dari inferensi ini adalah mengambil pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode
Hal | 44
inferensi runut balik cocok untuk digunakan memecahkan masalah diagnosis. Penyakit hewan mamalia di Indonesia. Gangguan kesehatan pada hewan mamalia peliharaan yang ada di Indonesia memiliki beberapa penyebab. Diantaranya adalah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh hewan-hewan parasit, bakteri dan virus. Adapun salah satu contoh jenis penyakit yang dialami sapi yaitu penyakit cacingan, dan penjelasanya adalah sebagai berikut : Nama penyakit Antrax, Gejala-gejala Umumnya bersifat akut dan per-akut disertai infeksi menyeluruh, kematian mendadak, demam tinggi, gemetar, berjalan sempoyongan, kondisi lemah, ambruk, diare, peradangan pada Limpa, perdarahan berwarna hitam pekat seperti teer dari lubang–lubang kumlah (lubang hidung, lubang anus, pori-pori kulit), kesulitan bernafas, Penyebab Bakteri Basillus anthracis, Pencegahan (1) Pengawasan yang ketat (tindakan karantina) dari daerah tertular ke daerah bebas, (1) Vaksinasi dengan vaksin spora avirulen secara teratur setiap tahun daerah wabah, (3) Isolasi hewan yang sakit atau diduga sakit dan isolasi daerah terjangkit penyakit, (4) Hindari memberi pakan rumput dengan akarnya, (5) Mengubur dan membakar bangkai ternak yang sakit atau diduga sakit, (6) Desinfeksi kandang dan lingkungan sekitar kandang, (7) Tidak melakukan kontak fisik dengan hewan tersangka penyakit antrax Pengobatan Pengobatan hanya dapat dilakukan untuk penyakit pada tahap awal dengan pemberian antibiotika berspektrum luas seperti; Penisillin G, Oxytetracyclin atau Streptomycin Keterangan Hewan yang menderita Antrax dilarang keras untuk dipotong. Unified Modelling Language (UML) Industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012 lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasabahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (ObjectOriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). Konsepsi Dasar UML UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut: a. use case diagram b. class diagram c. statechart diagram d. activity diagram e. sequence diagram f. collaboration diagram g. component diagram h. deployment diagram 4. Result and Analysis Struktur Basis Pengetahuan Untuk dapat mengetahui hubungan antara basis pengetahuan tersebut maka dapat digambarkan yaitu sebagai berikut ini :
ISSN: 2302-8049
Gambar 2. Basis Pengetahuan Aliran data yang berasal dari seorang pakar hewan berupa data-data tentang jenis hewan, jenis penyakit, jenis gejala, tindakan pencegahan, penyebab penyakit, keterangan singkat tentang penyakit tersebut, serta aturan-aturan yang menghubungkan data penyebab, data gejala, data hewan, data pencegahan dan data keterangan dengan data penyakit dan data hewan. Mesin inferensi Mesin inferensi adalah bagaian dari system pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan pola urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi, mesin inferensi menggunakan strategi kombinasi forward chaining dan backward chaining. Strategi forward chaining digunakan pada pengujian fakta-fakta yang dimasukan pengguna, dengan aturan yang telah disimpan di dalam system, satu demi satu sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Sedangkan strategi backward chaining digunakan untuk menentukan fakta-fakta yang akan dinyatakan pengguna. 1. Aturan untuk menentukan penyakit pada babi. 2. Aturan untuk menentukan penyakit pada kambing 3. Aturan untuk menentukan penyakit pada Domba 4. Aturan untuk menentukan penyakit pada Sapi 5. Aturan untuk menentukan penyakit pada kerbau Tabel gejala yang ditimbulkan penyakit dibatasi 5 hewan mamalia yang semuanya merupakan hewan ternak dan dibatasi hanya 33 penyakit pada masing- masing hewan yang dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel 1. Aturan Penyebab Penyakit No Aturan penyebab penyakit 1 IF hewan sapi AND antrax THEN Penyebab penyakit ini adalah Bacillus anthracis. Kuman Anthrax dapat membentuk spora yang tahan hidup
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Hal | 45
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
berpuluh-puluh tahun di tanah, tahan terhadap kondisi lingkungan yang panas, dan bahan kimia atau desinfektan. Tabel 2. Aturan Pencegahan Penyakit No Aturan pencegahan penyakit 1 IF hewan sapi AND antrax THEN Vaksinasi yang teratur tiap tahun di daerah wabah AND pengawasan yang ketat terhadap lalulintas/ keluar masuknya ternak AND mengasingkan ternak yang sakit/ diduga sakit AND bangkai ternak yang sakit/ diduga sakit tidak boleh dibuka, tetapi harus dibakar atau dikubur dalam-dalam. Tabel 3. Aturan Keterangan Penyakit No Aturan keterangan penyakit 1 IF hewan sapi AND antrax THEN Anthrax merupakan penyakit zoonosis (suatu penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia) yang sangat berbahaya, oleh karena itu hewan yang menderita Anthrax dilarang keras untuk dipotong. Table 4. Aturan Pengobatan No Aturan pengobatan 1 IF hewan sapi AND antrax THEN Procain penisilin G, dosis untuk ruminansia besar (sapi, kerbau): 6.000 – 20.000 IU/Kg berat badan , sedang untuk ruminansia kecil (kambing, domba) : 20.000 – 40.000 IU/Kg berat badan AND Streptomycin, dosis untuk ruminansia besar: 5 – 10 mg/Kg BB, sedang untuk ruminansia kecil : 50 – 100 mg/Kg BB AND Kombinasi antara Procain Penisilin G dengan Streptomycin AND Oksitetrasiklin , untuk ruminansia besar: 50 mg/10 Kg BB, sedang untuk ruminansia kecil: 50 mg/5 Kg BB Implementasi Implementasi ini menjelaskan: Form Login
Hal | 46
Gambar 3. Form Login menu utama
Gambar 4. Menu Utama Pilih hewan
Gambar 5. Pilihan Hewan Pemilihan gejala
Gambar 6. Pemilihan Gejala Hasil konsultasi
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
mengentrikan aturan-aturan sesuai dengan perkembangan kondisi. REFERENSI Durkin, John. (2004). Expert Systems Design and Development. New Jersey : Prentice Hall International Inc. Gambar 7. Hasil Konsultasi PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mendiagnosa ataupun mendeteksi penyakit pada hewan ternak yang datanya harus dikirim ke kantor DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan terlebih dahulu cukup dapat membantumenghadapi bernagai macam masalah penyerangan denganbantuan mikroskop sebagai sarana pedeteksiannya, namun masih lamabt untuk mengetahui hasil dari pendeteksian tersebut dikarenakan sampel yang diteliti dilakukan secara satu persatu sehingga data yang seharusnya diperlukan dengan cepat namun karena penelitiannya cukup lamban maka hewan yang terserang terancam mati karena keterlambatan pengendaliannya. Hal ini dikarenakan kurang adanya sistem yang memadai dalam upaya penyajian informasi dengan cepat. Sistem ini dapat meringankan tugas dari pihak Dinas Perternakan dan Hewan dalam mendeteksi penyakit ternak, Ancaman kematian pada hewan ternak dapat dikurangi bahkan dapat ditiadakan karena para peternak dapat lebih cepat dalam mengetahui penyakit yang menyerang hewan ternaknya sehingga dapat dikendalikan dengan cepat, jika sistem ini diterapkan serta kerugian yang akan timbul juga dapat diatasi. Adapun saran aplikasi sistem ini diharapkan dapat dikembangkan pada lingkungan mobile handphone salah satunya dengan cara sms gateway agar sistem ini lebih bernilai guna dan aplikasi sistem pakar ini hanya dapat dijalankan sesuai dengan aturan yang telah dibuat oleh perancang, dan diharapkan dapat dikembangkan untuk
Ignizio, James P, Introduction to Expert Systems : TheDevelopment and Implementation of Ruled-Based Expert System, McGraw Hill, 1991. Levine, Robert I, Drang, Diane E, AI and Expert System : A Comprehensive Guide, C Language, McGraw Hill, 1991. Littauer, Florence, Personality Plus For Couples, Bina Rupa Aksara, 2003. Sprague Jr, Ralph H, Decision Support Systems : Puttimg Theory into Practice, Third Edition, Prentice Hall International, 1993. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Kepribadian, PT RajaGrafindo Persada, 1995. Turban, Efraim, Aronson, Jay E, Decision Support System and Intelligent Systems, Sixth Edition, Prentice Hall, 2001. Jogiyanto. (2003). Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Andi, 2003, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic, Yogyakarta, Andi Offset Kusumadewi, Sri, 2003, Artificial Intelligence, Yogyakarta, Graha Ilmu Suparman,
2005,
Mengenal
Artificial
Intelligence, Yogyakarta, Andi Offset Anonim. 2004. Pengenalan penyakit-penyakit padi
dan
palawija
pengendaliannya.
dan
cara
Jakarta:Direktorat
Jenderal Pertanian Pangan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 138 h. Sartono Joko S. Mp dan Ir. I. Indriyati
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia
Wilisono, Mp, 2007, Hama dan Penyakit
Hal | 47
Consortia Nomor 02 Tahun 2012
ISSN: 2302-8049
Tanaman Pangan, Yogyakarta, Penerbit
dengan Visual Basic dan Microsoft SQL
PT Citra Aji Parama. Nurita Candra, 2008, Mengenal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Klaten, PT Intan Pariwara.
penggerek batang, Yogyakarta, Andi
Rahmat Rukmana dan UU Sugandi Saputra B. tanaman
dan
teknik
pengendalian, 2004, Penerbit Kanisius.
Hal | 48
M. Agus J. Alam, 2006, Management Database
Jakarta, PT Elex Media Komputindo. Auzia
B,
2006,
Sistem
Pakar
untuk
menentukan tipologi kepribadian siswa
Offset
Penyakit
, Yogyakarta, Andi Offset
dengan Microsoft Visual Basic versi 6.0,
Handoko Widagdo, 1994, Pengendalian hama
Sc,
Andi Suyoto, 2007, Pemograman database
dalam pemilihan karir (SETIA), Skripsi. http://wikipedia.com http://ilmukomputer.org http://google.com
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi STIKOM Pelita Indonesia