1
Praktikum I BOTANI KELAPA SAWIT Latar Belakang Pengetahuan dan kemampuan mengidentifikasi organ tanaman merupakan hal mendasar untuk mempelajari pertumbuhan tanaman. Tanaman berbiji pada umumnya memiliki organ lengkap meliputi akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Karakteristik morfologi dan fisiologis tiap organ akan menentukan teknik budidaya untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi maksimal. Secara botani kelapa sawit yang umum dibudiayakan saat ini termasuk ke dalam kelas Angiospermae, Ordo Monocotyledonae, famili Arecaceae dahulu disebut palmae, Subfamili Cocoideae, Genus Elaeis dan spesies Elaeis guineensis Jacq. Tanaman ini memiliki organ yang lengkap meliputi akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji dengan karakter morfologi dan fisiologi yang dapat berbeda dengan tanaman lain. Tujuan Praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi karakteristik botani dan fungsi organ tanaman kelapa sawit. Bahan dan Alat Bahan: 1. Pertanaman kelapa sawit TM Alat : 1. Kored 2. Cangkul (2 buah) 3. Golok (1 buah) 4. Ember 5. Timbangan 6. Ajir 7. Ember 8. Kertas koran. Metode Kerja Tiap kelompok praktikum mengunjungi dan menlaksanakan pengamatan sebagai berikut: a. Pengamatan Akar 1. Ukur jarak antar pohon tanaman kelapa sawit 2. Tentukan titik pengamatan akar pada tiap jarak 0.5 m, 1.5m, 3.0 m, 4.5 m
1 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
2
3. Pada tiap titik pengamatan lakukan penggalian tanah beserta akar dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. 4. Pisahkan seluruh akar kelapa sawit dari tanah dan akar-akar selain akar sawit, dengan mencucinya memakai air bersih. 5. Lakukan pengelompokkan akar menjadi (a) akar primer, (b) akar sekunder, (c) akar tersier, dan (a) akar kuarterner dengan megukur diameternya menggunakan jangka sorong. 6. Tiriskan akar sampai kering angin selama satu hari dengan menghamparkannya di atas kertas koran dan menyimpannya di kamar biasa selama satu hari, lalu timbang bobot basah akar (g) dengan timbangan berketelitian minimal dua angka desimal. 7. Tuliskan data hasil pengamatan akar pada Tabel 1. berikut:
Tabel 1. Pengamatan perakaran kelapa sawit Umur tanaman: .................. tahun (TM= ..........), tahun tanam: Bobot Akar Kering Angin (g) Titik Primer Sekunder Tersier Pengamatan (ᶲ = 4-10 mm) (ᶲ = 2-3.9 mm) (ᶲ = 1-1.9 mm) 0.5 m 1.5 m 3.0 m 4.5 m
Kuarterner (ᶲ = <0.9 mm
b. Pengamatan Batang 1. Ukur tinggi batang 3 pohon kelapa sawit (pada tiap umur tanaman yang berbeda) dari permukaan tanah sampai pangkal pelepah daun terbawah. 2. Ukur lingkar pangkal batang 10 cm dari permukaan tanah. 3. Gambar arah spiral bekas pangkal pelepah yang telah ditunas. Tentukan spiral ke kiri atau ke kanan. c. 1. 2. 3.
Pengamatan Tajuk dan Daun Amati dan hitung jumlah daun pada tajuk kelapa sawit dari berbagai umur tanaman. Ambil salah satu daun terbawah yang sudah saatnya ditunas. Gambar dan ukur panjang pelepah daun (dari pangkal hingga ujung) dan panjang pelepah daun yang memiliki anak daun. 4. Hitung jumlah pasangan anak daun. 5. Ukur panjang dan lebar anak daun di bagian pangkal pelepah, bagian tengah pelepah dan bagian ujung pelepah. d. Pengamatan Bunga 1. Amati dan Gambar bunga betina dan bunga jantan kelapa sawit pada berbagai fase (masih tertutup seludang, muncul dari seludang tapi belum mekar, dan bunga mekar). 2 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
3
2. Hitung jumlah masing-masing fase bunga pada 3 tanaman contoh. 3. Cari pustaka dan amati ciri-ciri bunga betina kelapa sawit yang siap diserbuki. 4. Cari pustaka dan amati ciri-ciri bunga jantan kelapa sawit yang siap menyerbuki. e. Pengamatan buah dan biji 1. Amati dan hitung jumlah seluruh tandan buah pada tiap tanaman (ambil 3 contoh tanaman). 2. Kelompokkan buah menurut perkiraan umurnya sejak saat anthesis (1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan siap panen). 3. Ambil 5 buah brondolan (spikelet) kemudian: (a) ukur panjang, (b) lingkar buah, dan (c) bobot buah. 4. Potong secara melintang kelima buah, gambar dan ukur ketebalan dari masingmasing komponen buah (mesokarp, endokarp, dan kernal/biji). 5. Tentukan tipe buah ke dalam kelompok dura, psifera, atau tenera. Pertanyaan dan Tugas 1. Uraikan karakteristik perakaran, pertumbuhan dan fungsinya berdasarkan data pengamatan dan didukung pustaka yang relevan. 2. Gambarkan filotaksi daun kelapa sawit dengan arah spiral ke kanan dan arah spiral ke kiri. 3. Dengan mempelajari pustaka yang tersedia, tunjukkan gambarkan dan sebutkan kriteria buah umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan dan buah siap dipanen. 4. Apa perbedaan mendasar dari buah tipe Dura, Psifera dan Tenera.
3 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
4
Praktikum II, III dan IV PEMELIHARAAN TBM KELAPA SAWIT Latar Belakang Pertumbuhan tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit akan menentukan produktivitas tanaman ketika telah memasuki periode tanaman menghasilkan (TM). Selama umur TBM mulai dari saat ditanam hingga lebih kurang umur 30 – 36 bulan perlu dilakukan pemeliharaan sebaik mungkin sehingga kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi maksimal ketika memasuki TM. TBM kelapa sawit dibedakan atas (1) TBM 1 yaitu tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan), (2) TBM 2 yaitu tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan), dan (3) TBM 3 yaitu tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan). Pemeliharaan TBM kelapa sawit sejak saat ditanam hingga berproduksi pertama kali meliputi: (1) konsolidasi tanaman, (2) pemeliharaan jalan, benteng, teras, dan parit, (3) penyulaman, (4) pengendalian gulma, (5) pemupukan, (6) pemeliharaan tanaman penutup tanah, (7) kastrasi/ablasi, (8) penyerbukan (polinasi), dan (9) pengendalian hama dan penyakit. Diantara kegiatan pemeliharaan di atas, pengendalian gulma harus dilakukan intensif sesuai norma untuk mengurangi tingkat kompetisi gulma terhadap tanaman pokok dalam pemanfaatan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh, serta memudahkan kontrol pekerjaan dan menekan populasi hama dan penyakit. Sasaran pengendalian gulma adalah piringan pokok, pasar pikul, dan gawangan. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual dan/atau kimia. Rawat piringan adalah kegiatan membebaskan gulma di piringan pokok (circle weeding). Piringan pokok dengan jari-jari tertentu tergantung dari umur tanaman harus bersih dari gulma sehingga memudahkan perawatan lain seperti pemupukan dan kastrasi serta meminimalkan terjadinya serangan hama penyakit. Pada TBM 1 piringan pokok dibuat dengan jari-jari 1 – 1.5 m dan pada TBM 2 dan 3 dengan jari-jari 2 – 2.5 m. Selain circle weeding, lahan di daerah antara barisan kelapa sawit yang disebut gawangan juga harus bersih dari gulma terutama alang-alang dan gulma berkayu. Untuk gawangan yang ditanam LCC keberadaan kedua jenis gulma ini sedikit, namun jika tidak ditanam LCC kedua jenis gulma ditemukan dalam jumlah banyak. Pada kegiatan pengendalian gulma, kriteria yang umum digunakan adalah : (1). W0, areal bersih dari gulma dan LCC, yaitu pada piringan dan jalan, (2). W 1, murni LCC, pada gawangan sampai tahun ke-2 TM, dan (3). W2, pada areal hanya boleh tumbuh LCC dan rumput lunak. Keberadaan alang-alang dan gulma berkayu harus bersih sama sekali. Pengendalian alang-alang biasanya dilakukan secara kimiawi dengan memperhatikan populasinya, yaitu dikendalikan secara blanket spraying, spot spraying, atau weeping. Pengendalian gulma berkayu dilakukan dengan cara dongkelan pada gulma yang masih muda (DAK, Dongkel Anak Kayu). Kastrasi dilakukan terhadap tanaman yang mengeluarkan bunga dan buah belum memenuhi syarat untuk dikirim ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS) maupun pada tanaman yang tumbuh kerdil. Semua bunga jantan dan bunga betina dibuang dengan menggunakan dodos kecil berukuran 8 cm dan gancu untuk menariknya. Tandan buah yang 4 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
5
belum memenuhi syarat diolah di PPKS dipanen dengan dodos berukuran 8 cm. Kastrasi dilakukan pada saat tanaman berumur 18 – 24 bulan sehingga panen dapat dilakukan pada umur 30 bulan. Rotasi kastrasi dilakukan 1 bulan sekali. Dengan dilaksankan kastrasi maka akan merangsang pertumbuhan vegetatif, mendapatkan buah dengan bobot yang seragam, dan mendapatkan kondisi tanaman yang bersih sehingga mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit. Pemupukan pada fase TBM diarahkan untuk peningkatan pertumbuhan vegetatif sehingga pertumbuhan generatif/produksi maksimal. Pemupukan dilakukan atas dasar pendekatan hasil analisis daun yang dilakukan per tahun dan hasil analisis tanah yang dilakukan per lima tahunan, serta pengamatan lapangan/lingkungan, proyeksi produksi, data pemupukan sebelumnya, hasil percobaan dan aspek finansial. Selain penggunaan pupuk buatan, saat ini telah banyak dilakukan pemanfaatan janjang kosong dan decanter solid yang merupakan limbah dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Pelaksanaan pemupukan tahun ini berdasarkan hasil analisis daun tahun lalu. Pemupukan dilakukan dua kali setahun (untuk N dan K) dan jenis pupuk lainnya sekali setahun. Pedoman umum dosis pemupukan kelapa sawit di tanah mineral seperti pada Tabel 2. (PPKS, 2005). Tabel 2. Dosis standar pupuk untuk TBM di tanah mineral
Tujuan Praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat mememlihara kelapa sawit TBM 1-2 mencakup : 1. Melakukan pengendalian dan menentukan jenis gulma di piringan pokok (cicle weeding) kelapa sawit TBM 1-2 2. Melaksanakan sanitasi dan kastrasi pada kelapa sawit TBM 1-2 3. Melaksanakan pengendalian gulma di gawangan kelapa sawit TBM 1-2 4. Melaksanakan pemupukan kelapa sawit TBM 1-2 5. Menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan TBM kelapa sawit.
5 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
6
Bahan dan Alat Bahan: 2. Tanaman kelapa sawit TBM 1-2 3. Pupuk : Urea, SP-36, KCl, Kiserit Alat : 9. Sabit/parang (2 buah) 10. Cangkul (2 buah) 11. Golok (1 buah) 12. Dodos 8 cm, masing-masing 1 buah 13. Cados 1 buah 14. Batu asahan (1 buah) 15. Timbangan 16. Ember Metode Kerja Tiap kelompok mendapatkan 5 TBM 1-2 kelapa sawit untuk dipelihara dengan melakukan circle weeding, penunasan pelepah kering, kastrasi, pengendalian gulma di gawangan dan pemupukan. a. Praktikum II: Pengendalian gulma di piringan pokok dan sanitasi tanaman 1. Bersihkan gulma di piringan pokok (circle weeding) dengan jari-jari 2.0 - 2.5 meter hingga kondisi W0 dengan alat cakul dan kored. Tentukan nama jenis gulma dan gulma dominan yang saudara temukan di piringan pokok. 2. Buatlah tapal kuda untuk tanaman di lahan dengan kemiringan lebih dari 8% 3. Lakukan penunasan hanya pada pelepah yang telah kering dan menempel pada permukaan tanah dengan dosos. Penunasan harus dilakukan mepet batang. Potonglah pelepah hasil penunasan menjadi tiga bagian dan letakkan di calon gawangan mati. 4. Buanglah semua bunga jantan dan betina buahlah tandan buah segar yang terdapat pada tanaman antar umur 18 – 24 bulan. 5. Catatlah waktu mulai dan waktu selesai bekerja kelompok Saudara untuk menghitung prestasi kerja untuk seluruh kegiatan tersebut. b. Praktikum III: Pengendalian gulma di gawangan 1. Lakukan babad layang (membabad gulma sampai pada ketinggian 20 cm dari permukaan tanah) untuk seluruh jenis gulma lunak yang ada di gawangan kelapa sawit dengan sabit. 2. Lakukan wiping bila terdapat gulma alang-alang secara sporadis 3. Lakukan dongkel anak kayu (DAK) terhadap semua jenis gulma berkayu dengan menggunakan alat cados (cangkul-dodos). Akar gulma harus tercabut dari dalam tanah, dibersihkan dari tanah dan diletakkan di gawangan mati. 6 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
7
4. Catatlah waktu mulai dan waktu selesai bekerja kelompok Saudara untuk menghitung prestasi kerja untuk seluruh kegiatan tersebut. c. Praktikum IV: Pemupukan Kelapa Sawit TBM 1. Timbanglah pupuk Urea, SP-36, KCl, dan Kiserit masing-masing dengan dosis sesuai umur TBM 1-2 kelapa sawit yaitu 250, 300, 750 dan 500 g per pokok, seperti pada Tabel 1. 2. Taburka Urea pada piringan bagian dalam sampai pada jari-jari antara 0.5 – 1.0 m, 3. Campur pupuk SP-36, KCl dan Kieserit dan taburkan secara merata pada piringan bagian luar pada jari-jari 1.0 – 2.0 cm. 4. Tutuplah pupuk dengan cara sedikit menggemburkan tanah di daerah piringan. 5. Catatlah waktu mulai dan waktu selesai bekerja kelompok Saudara untuk menghitung prestasi kerja untuk seluruh kegiatan tersebut. Pertanyaan dan Tugas 1. 2. 3. 4. 5.
Apa tujuan/manfaat dibuat piringan dan tapal kuda (bila diperlukan) pada tiap pokok kelapa sawit TBM? Mengapa pengendalian gulma di piringan pokok (circle weeding) harus memenuhi kriteria W0? Mengapa pengendalian gulma di gawangan menerapkan kriteria W1 dan W2? Apa saja “rambu-rambu” atau kriteria agar pemupukan dapat efisien dan efektif (uraikan istilah 5 tepat dalam pemupukan)? Hitunglah prestasi kerja dari pekerjaan: (i) Pengendalian gulma di piringan pokok dan sanitasi tanaman (ii)Pengendalian gulma di gawangan (iii) Pemupukan kelapa sawit TBM
7 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
8
Praktikum V PEMELIHARAAN TM DAN PERSIAPAN PANEN KELAPA SAWIT Latar Belakang Periode tanaman menghasilkan (TM) merupakan periode dari umur fisiologis tanaman yang sudah mendapatkan hasil panen. meskipun secara fisiologis tanaman kemungkinan akan terus produktif dalam waktu yang lebih lama, tetapi dalam pengusahaan tanaman secara komersial masa TM dibatasi hanya sampai umur tanaman tersebut masih layak secara ekonomi untuk di eksploitasi (dipanen). Apabila pertumbuhan tanaman di lapangan normal, rata-rata kelapa sawit sudah memasuki periode TM atau TM-I sejak tahun ke-3 setelah tanam. Tanaman kelapa sawit akan mempunyai produktivitas yang sudah rendah (dibawah break even point biaya operasionalnya atau eksploitasi) dan batang sudah terlalu tinggi apabila telah berumur 25-30 tahun setelah tanam. Persiapan kebun yang telah memasuki masa TM diawali dengan kegiatan ‘kastrasi’ dan pembuatan, pasar pikul, titi panen tempat pengumpulan hasil (TPH). Kegiatan pemeliharaan TM terdiri atas pengendalian gulma, penunasan, sanitasi tanaman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. TPH dipersiapkan sebelum pelaksanaan panen. Satu TPH dengan ukuran 3 m x 5 m meliputi areal panen seluas 2 ha. TPH dibuat di sisi kebun di pinggir jalan koleksi. Untuk memudahkan pemanen memasuki areal kebun dan mengangkut tandan buah segar (TBS) dibuat jalan pikul (pasar pikul). Jalan pikul dibuat selebar 1 m dengan arah searah dengan barisan tanaman (utara-selatan), setiap 2 barisan dibuat satu jalan pikul. Tangga panen dibuat pada lahan berkemiringan lebih dari 8 %. Pada tiap perbedaan tinggi lahan 20 cm dibuat satu tangga panen. Titi panen dibuat untuk menghubungkan antara pasar pikul dengan TPH pada blok kebun yang dikelilingi oleh saluran. Pengendalian gulma dilakukan dengan mempertimbangkan jenis gulma dan posisi keberadaan gulma, apakah pada piringan/bokoran tanaman ataukah pada gawangan. Pada kegiatan pengendalian gulma, kriteria yang umum digunakan adalah : (1). W0, areal bersih dari gulma dan LCC, yaitu pada piringan dan jalan, (2). W1, murni LCC, pada gawangan sampai tahun ke-2 TM, dan (3). W2, pada areal hanya boleh tumbuh LCC dan rumput lunak. Keberadaan alang-alang dan gulma berkayu harus bersih sama sekali. Pengendalian alangalang biasanya dilakukan secara kimiawi dengan memperhatikan populasinya, yaitu dikendalikan secara blanket spraying, spot spraying, atau weeping. Pengendalian gulma berkayu dilakukan dengan cara dongkelan pada gulma yang masih muda (DAK, Dongkel Anak Kayu). Pemupukan pada fase TM diarahkan untuk peningkatan pertumbuhan generatif/ produksi. Pemupukan dilakukan atas dasar pendekatan hasil analisis daun yang dilakukan per tahun dan hasil analisis tanah yang dilakukan per lima tahunan, serta pengamatan lapangan/lingkungan, proyeksi produksi, data pemupukan sebelumnya, hasil percobaan dan aspek finansial. Selain penggunaan pupuk buatan, saat ini telah banyak dilakukan pemanfaatan janjang kosong dan decanter solid yang merupakan limbah dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Pelaksanaan pemupukan tahun ini berdasarkan hasil analisis daun
8 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
9
tahun lalu. Pemupukan dilakukan dua kali setahun (untuk N dan K) dan jenis pupuk lainnya sekali setahun. Pengambilan contoh daun dilakukan setelah ditetapkan Leaf Sampling Unit (LSU, unit contoh daun). Satu LSU memiliki luasan berkisar 16 - 50 ha dengan persyaratan: seragam umur dan varietas tanaman, seragam tindakan kultur teknis (topografi dan kesuburan). Contoh daun diambil dari anak daun pada nomor pelepah daun ke-9 untuk tanaman umur 3-4 tahun atau nomor pelepah daun ke-17 untuk tanaman umur lebih dari 4 tahun. Waktu pengambilan contoh pukul 07-12 pagi dan tidak boleh sedang hujan lebih dari 20 mm atau 36 jam setelah turun hujan. Syarat pohon contoh antara lain: tumbuhan normal, bukan tanaman sisipan, bebas hama penyakit, bukan tanaman yang terletak di pinggir atau tempat kosong. Pohon contoh diambil selang 10 tanaman baris dan lajur. Pada praktikum ini mahasiswa akan melakukan kegiatan sanitasi tanaman, pengendalian gulma secara manual, pemupukan, pengamatan phylotaxy dan simulasi pengambilan contoh daun. Tujuan Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat: 1. Melakukan pemeliharaan tanaman meliputi: sanitasi tanaman, pengendalian gulma bokoran dan gawangan serta pemupukan. 2. Mengamati phylotaksi kelapa sawit. 3. Simulasi pengambilan contoh daun untuk analisis hara daun. 4. Menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan TM kelapa sawit. Bahan dan Alat Bahan : 1. Tanaman kelapa sawit TM-2 2. Pupuk : Urea, SP-18, KCl, Kiserit 3. Label simulasi Alat : 1. Sabit (2 buah) 2. Cangkul (2 buah) 3. Golok (1 buah) 4. Dodos (1 buah) 5. Timbangan 6. Batu asahan (1 buah) 7. Ember 1 buah Metode Kerja Tiap kelompok mendapatkan 3 tanaman TM-2 (Tahun tanam 2010) untuk melaksanakan kegiatan: a. Sanitasi tanaman dan kebun : 9 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
10
1. Lakukan penunasan pelepah kering dari tiap pokok tanaman dengan dodos. 2. Bersihkan pokok tanaman kelapa sawit dari buah busuk dan brondolan/anakan yang menyangkut di batang. 3. Tumpuklah serasah/pelepah kering dan buah busuk di gawangan mati. 4. Bebaskan areal dari sampah plastik. b. Pembuatan piringan : 1. Piringan dibuat dengan jari-jari 2 m dari pokok tanaman kelapa sawit. 2. Buatlah “teras tapal kuda” pada piringan yang terletak pada areal yang miring. 3. Bersihkan piringan dari gulma dan brondolan serta anakan kelapa sawit, kondisi W 0. c. Pengendalian gulma : 1. Lakukan pengendalian gulma manual dengan kriteria W0 pada piringan dan W2 pada gawangan. 2. Gulma berkayu harus didongkel, jadi gawangan dalam kondisi bebas dari gulma berkayu. 3. Tumpukkan serasah gulma pada gawangan mati. d. Pemupukan tanaman: 1. Dosis pupuk yang digunakan: 500 g Urea, 500 g SP-18, 500 g KCl, dan 100 g Kieserit (mengandung 26% MgO, 22% S) 2. Pupuk ditabur dalam piringan setelah kondisi W0. 3. Pupuk Urea ditabur di piringan bagian dalam; SP-36, KCl dan Kieserit di piringan bagian luar. e. Simulasi pengambilan contoh daun untuk analisis hara: 1. Gambarkan phylotaksi daun kelapa sawit. 2. Tunjukkan daun ke-17 kepada asisten dan tandai daun tersebut pada gambar phylotaksi. f. Pembuatan pasar pikul: 1. Tentukan gawangan mati dan gawangan hidup pada blok kebun kelapa sawit. 2. Pada sepanjang gawangan hidup, buatlah pasar pikul dengan membersikan lahan selebar 1.5 dari gulma di tengah gawangan sebagai jalan panen. g. Pembuatan tangga panen: 1. Tentukan kemiringan lereng pasar pikul yang telah dibut. 2. Pada pasar pikul dengan kemiringan lebih dari 15% buatlah tangga panen pada tiap perbedaan tinggi lahan 20 cm. h. Pembuatan TPH 1. Tentukan jalan koleksi (collecting road/CR) pada blok kebun. 2. Pada ujung tiap 3 pasar pikul di CR buatlah satu TPH (pada pasar pikul yang ditengah); satu TPH melayani 3 pasar pikul. 3. TPH dibuat dengan membersihkan gulma dan meratakan areal berukuran 5 m x 3 m. 10 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
11
Pertanyaan dan Tugas 1. 2. 3. 4. 5.
Apa tujuan/manfaat dibuat “teras tapal kuda”? Mengapa perlu dibuat kriteria W0, W1 dan W2 pada pengendalian gulma? Mengapa pelepah kering harus dibersihkan dari pokok tanaman kelapa sawit/ Mengapa buah busuk harus dibersihkan dari pokok tanaman kelapa sawit. Apa saja “rambu-rambu” atau kriteria agar pemupukan dapat efisien (uraikan istilah 5 tepat dalam pemupukan)? 6. Apa manfaat dilakukan analisis daun? Mengapa dilakukan pada pelepah daun ke-17?
11 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
12
Praktikum VI MORFOLOGI BUNGA-BUAH DAN TAKSASI PRODUKSI KELAPA SAWIT Latar Belakang Kelapa sawit mulai berbunga pada umur sekitar 2 tahun. Tanaman ini termasuk berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina. Sebelum bunga mekar, bunga masih diselubungi seludang, sudah dapat dibedakan antara bunga jantan dan bunga betina. Bunga betina bertudung lebih bulat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bunga jantan. Seludang bunga pecah 15-30 hari sebelum reseptif (anthesis). Seks rasio ialah angka perbandingan jumlah bunga betina dibagi total jumlah bunga. Angka seks rasio akan menentukan produksi tandan buah yang akan dihasilkan. Taksasi produksi merupakan kegiatan menghitung tandan buah atau bunga betina kelapa sawit yang dilaksanakan untuk membuat perkiraan produksi 6 bulan atau 1 bulan yang akan datang bahkan perkiraan produksi yang akan dipanen esok hari. Untuk dapat menyusun prognosa produksi harus diketahui perkembangan bunga betina dan tandan kelapa sawit mulai seludang bunga pecah-terbuka sampai dengan matang panen (Tabel 3) dan rata-rata bobot tandan (RBT) pada masing-masing umur tanaman (Tabel 4). Tabel 3. Perkembangan Bunga Betina dan Tandan Buah Kelapa Sawit Umur Setelah Seludang Terbuka 10 hari 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 5 bulan
Keadaan Bunga Atau Tandan
Daging Buah
Bunga anthesis Buah kecil terbentuk pada tandan Tandan muda Tandan mentah Tandan mentah Hampir masak
Belum ada Putih kehijauan lunak berair Putih kehijauan Kuning kehijauan Kuning kemerahan Kuning kemerahan
Tabel 4. Bobot Tandan Rata-Rata Menurut Umur Tanaman umur Tanaman (Tahun) 4 5 6-7 8-9 10 11-13
Berat Tandan (Kg) 4-5 6-7 8-9 10-11 12-15 17
umur Tanaman (Tahun) 14-15 16-17 18-19 20-21 22-23 24-25
12 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
Berat Tandan (Kg) 18 20 22 25 22 20
13
a. Perhitungan Buah untuk 6 Bulan Untuk membuat perkiraan produksi 6 bulan mendatang, pada setiap blok (misal seluas 30 ha) diambil minimal 100 pohon (sekitar 2.5 - 4 % dari populasi) secara cross diagonal. Selanjutnya perhitungan bunga dilaksanakan pada minggu terakhir dimana pada blok tersebut tidak dipanen lagi. Pada setiap pohon sampel semua bunganya dihitung mulai dari bunga anthesis sampai tandan yang hampir masak, selanjutnya perhitungan bunga+buah tersebut dijumlahkan sesuai dengan keadaan masing-masing kemudian dibagi jumlah pohon sampel untuk mendapatkan bunga+buah rata-rata per pohon. Untuk memperoleh angka berapa produksi selama 6 bulan mendatang maka cukup mengalikan rata-rata bunga+buah per pohon dengan rata-rata berat tandan pada umur tanaman tersebut. Apabila diperlukan perhitungan perkiraan produksi per bulan maka hasil sensus bunga dan buah dibedakan menurut keadaannya dengan cara sebagai berikut: misal sensus dilaksanakan pada bulan Desember maka akan diperoleh perhitungan sbb: - Bunga anthesis untuk produksi bulan Juni - Buah umur 1 bulan untuk produksi Mei - Buah umur 2 bulan untuk produksi April - Buah umur 3 bulan untuk produksi Maret - Buah umur 4 bulan untuk produksi Februari - Buah umur 5 bulan untuk produksi Januari b. Perhitungan buah untuk 3 bulan Cara pelaksanaannya sama dengan 6 bulan, hanya yang dihitung adalah buah yang berumur 3 sampai 5 bulan saja, yaitu : - Buah umur 3 bulan ( tandan muda) - Buah umur 4 bulan (tandan merah) - Buah umur 5 bulan (hampir masak atau fraksi OO dan O) c. Perhitungan buah untuk taksasi panen Taksasi panen dilaksanakan oleh mandor panen sehari sebelum hanca tersebut dipanen. Pada taksasi panen yang dihitung hanya buah yang matang panen. Dengan mengetahui berapa jumlah tandan yang akan dipanen esok harinya maka mandor tersebut sudah dapat memperhitungkan jumlah tenaga dan sarana panen (disesuaikan dengan keadaan buahnya).
1. 2. 3. 4.
Tujuan Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat : Melakukan taksasi produksi meliputi : taksasi untuk 6 bulan dan taksasi bulanan, taksasi untuk 3 bulan, taksasi untuk 1 bulan dan taksasi panen. Menghitung perkiraan hasil panen Menghitung sex rasio. Menghitung kebutuhan tenaga kerja panen. 13 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
14
Bahan Tiap kelompok mendata sebanyak 20 tanaman contoh TM kelapa sawit.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Metode Kerja Amatilah kondisi tandan bunga dan tandan buah yang ada pada tiap tanaman contoh. Isikan data tersebut pada tabel pengamatan dalam lembar kerja yang disediakan. Amatilah tandan bunga jantan dan bunga betina. Gambar/foto tandan bunga tersebut. Perkirakan bobot TBS rata-rata tanaman contoh anda Hitunglah prestasi kerja anda Hitunglah taksasi produksi masing-masing untuk selama 6 bulan, 3 bulan, dan 1 bulan. Pertanyaan
1. Apa pengertian sex rasio? 2. Hitunglah sex rasio dari hasil pengamatan Saudara (dari hasil pengamatan keseluruhan). 3. Perhatikan dan hitung selisih umur antara tandan bunga atau tandan buah yang satu dengan tandan bunga atau buah yang umurnya paling berdekatan? 4. Mengapa sex ratio mempengaruhi produktivitas kelapa sawit? 5. Hitunglah angka kerapatan panen 6. Hitunglah kebutuhan tenaga kerja panen pada satu blok kebun seluas 30 ha yang dipanen dalam satu hari kerja jika basis tugas pemanenan 100 janjang/HOK.
14 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
15
Praktikum VII PEMBIBITAN KELAPA Latar Belakang Pembibitan kelapa dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembibitan pendahuluan (prenursery) dan pembibitan utama (main-nursery). Pre-nursery dilakukan dengan sistem pengecambahan di tanah atau dengan sistem gantung. Main-nursery dilakukan dengan memindahkan kecambah pada media polybag dan bibit dipelihara sampai siap tanam atau menjadi bibit siap salur. Pelaksanaan pembibitan kelapa harus disesuaikan dengan rencana waktu penanaman bibit di lapang. Lama kegiatan pembibitan kelapa tergantung jenisnya: kelapa genjah berlangsung 9-10 bulan, kelapa hibrida 10-11 bulan, dan kelapa dalam 11-12 bulan. Benih kelapa harus memenuhi persyaratan: berasal dari pohon induk yang terpilih, matang (umur buah 12-13 bulan), minimal 4/5 kulit berwarna cokelat, kandungan air cukup (bila diguncang nyaring), ukuran buah sedang-seragam, dan bobotnya berat. Pre-nursery sistem tanah dilakukan dengan membuat bedengan. Setelah lahan dibersihkan dari gulma, lahan diolah dengan kedalaman 20-25 cm kemudian dibuat bedengan tinggi 15 cm, lebar 2 m dan panjang tergantung kondisi lahan dengan maksimum 25 m. Luas bedengan berukuran 2 m x 25 m dapat menampung 1500 benih. Pada buah kelapa dibuat sayatan pada bagian dekat tangkai buah yaitu pada tonjolan yang berhadapan dengan sisi buah terlebar. Sayatan tersebut berfungsi untuk mempermudahkan peresapan air dan mempermudah jalannya pertumbuhan plumula. Kemudian benih direndam dalam larutan pestisida. Main-nursery kelapa menggunakan polybag berukuran 40 cm x 50 cm dengan sekitar 48 lubang perforasi. Media yang digunakan adalah tanah gembur yang diayak. Bibit disusun dengan jarak segi tiga sama sisi 1 m arah barisan Utara-Selatan. Tiap ukuran lahan 26 m x 10 m dibuat jalan dan parit keliling. Pemeliharaan main-nursery meliputi: penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan (setelah terbentuk 1 daun penuh) dan pengendalian hama penyakit. Bibit diseleksi mulai umur 4 bulan dan selanjutnya tiap 2 bulan. Bibit yang afkir yaitu bibit yang mati, off type, dan yang rusak berat terserang hama penyakit. Bibit siap tanam kelapa (bibit siap salur) memiliki kriteria telah terjadi pemisahan anak daun. Pada praktikum ini mahasiswa melakukan kegiatan pembibitan pre-nursery sistem tanah dan melakukan pemindahan kecambah ke main-nursery serta pemeliharaan nursery.
1. 2. 3. 4.
Tujuan Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat : Menilai kriteria benih kelapa bermutu. Melaksanakan pembibitan pendahuluan (pre-nursery) di tanah. Menilai bibit kelapa yang siap salur. Menentukan lahan, kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pembibitan pendahuhuluan dan utama pada kelapa.
15 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
16
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih kelapa dan fungisida. Alat yang digunakan yaitu cangkul, koret, rafia, meteran dan ember. Metode Kerja a. Pre-nursery kelapa 1. Setiap kelompok mendapatkan 5 butir benih kelapa. 2. Buatlan bedengan untuk pembibitan pre-nursery, bersihkan dari gulma dan lakukan penggemburan tanah/di sekeliling bedengan dibuat parit. 3. Buah kelapa disayat pada bagian dekat tangkai buah yaitu pada tonjolan yang berhadapan dengan sisi buah terlebar. Cara untuk mengetahui bagian terlebar yaitu dengan menggelindingkan buah. 4. Benih kelapa yang sudah disayat kemudian dicelup dalam larutan fungisida. 5. Susunlah benih kelapa tersebut dengan rapat dalam bedengan pre-nursery. b. Main-nursery kelapa 1. Setelah plumula dan radikula keluar (sekitar 6-8 minggu setelah semai) kecambah dipindahkan ke dalam polybag main-nursery. 2. Polybag berukuran 40 cm x 50 cm diisi dengan media top soil yang sudah diayak. Polybag disusun dengan jarak segi tiga sama sisi 1 m dengan arah barisan UtaraSelatan. 3. Lakukan pemeliharaan main-nursery meliputi : penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan (setelah terbentuk 1 daun penuh) dan pengendalian hama penyakit. 4. Lakukan seleksi bibit mulai umur 4 bulan dan selanjutnya setiap dua bulan. Bibit yang afkir yaitu bibit yang mati, off type, dan yang rusak berat terserang hama penyakit. 5. Dosis pemupukan main-nursery sebagai berikut (Tabel 5) 6. Aplikasi pupuk dengan cara dibenamkan dengan kedalaman 3 cm. Aplikasi Urea atau ZA diberikan berselang 2 minggu dengan aplikasi TSP. Tabel 5. Dosis Pemupukan Main Nursery Kelapa Bulan ke1 2 3 4 5 6 7, dst
ZA 6 7 8 9 9 10 12
MOP Kieserit ...... gram/bibit ...... 11 6 13 7 14 8 15 9 16 9 18 10 22 12
16 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
TSP 7 8 10 11 11 12 14
17
1. 2. 3. 4. 5.
Pertanyaan dan Tugas Apakah fungsi penyayatan pada benih kelapa? Apakah manfaat dari penyelupan benih dalam pestisida? Sebutkan kriteria persyaratan benih kelapa yang bermutu? Apakah yang dimaksud dengan off type? Jika tersedia 10.000 butir benih, dengan asumsi daya kecambah 85% serta bibit afkir di pre-nursery dan main-nursery 15%, hitunglah : a. jumlah bibit siap salur b. luas areal pembibitan pre-nursery (luas efektif 80%) c. luas areal pembibitan main-nursery (luas efektif 80%)
17 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
18
Praktikum VIII PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TBM KELAPA Latar Belakang Pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa ditentukan oleh seluruh tahapan proses budidaya, mulai dari pemilihan bibit yang akan ditanam, penyiapan lubang tanam dan penanaman, serta pemeliharaan selama masa tanaman belum menghasilkan (TBM). Bibit yang ditanam haruslah memenuhi kriteria sebagai bibit yang baik dan dipindahkan tepat pada waktunya. Lahan dan lubang tanam dipersiapkan mengikuti ketentuan. Selama masa TBM tanaman harus diusahakan bebas dari gulma dan berkecukupan hara. Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Bibit kitri dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian bibit, dan umur bibit sewaktu pemindahan telah mencapai 9-12 bulan. Bibit polybag dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum sebelum dipindahkan akar yang keluar dari polybag harus dipotong. Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar. Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1 - 2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam. Setelah bibit ditanam selama masa TBM, daerah sekitar pokok tanaman kelapa atau piringan harus selalu bersih dari gulma. Selain itu tanaman juga harus cukup hara sehingga perlu dilakukan pemupukan. Tujuan
1. 2. 3. 4. 5.
Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat : Melakukan seleksi bibit yang baik untuk ditanam Membuat lubang tanam yang benar Menanam bibit kelapa. Melakukan pengendalian gulma pada piringan pokok TBM kelapa Melakukan pemupukan TBM Kelapa. Bahan dan Alat
Bahan : 1. Bibit kelapa dalam polybag 18 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
19
2. 3. Alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelapa TBM Pupuk : Urea, SP-18, KCl, Kiserit Sabit (2 buah) Cangkul (2 buah) Golok (1 buah) Garpu (1 buah) Timbangan Ember 1 buah Metode Kerja
a. Pembuatan lubang tanam dan penanaman 1. Buatlah lubang tanam dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Pisahkan top soil (tanah sampai kedalaman 20 cm dari permukaan) dan sub soil. 2. Top soil dicampur dengan pupuk RP 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam. 3. Polybag bibit dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung. 4. Bekas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. 5. Timbun lubang di sekeliling bibit sampai penuh dan agak dipadatkan agar bibit berdiri kokoh. 6. Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batang sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang. b. Penyulaman 1. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati dan dilakukan pada musim hujan. 2. Tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. 3. Bibit ditanam dengan cara yang sama dengan penanaman awal. c. Penyiangan 1. Penyiangan dilakukan pada piringan dengan jari-jari 1 meter pada tahun pertama, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. 2. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau). d. Pemupukan TBM 1. Gunakan jenis pupuk, dosis dan radius pemupukan sebagai berikut (Tabel 6):
19 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
20
Tabel 6. Pemupukan Kelapa Umur Tanaman Radius Alur Pupuk Urea SP-18 KCl Kieserit Jari-jari, cm --------------- g/ pohon -------------TBM 1-2 tahun Pangkal-80 200 200 300 100 TBM ≥ 3 tahun Pangkal-120 300 300 400 100 TM Bokoran 500 500 600 100 Catatan: Kieserit mengandung 26% MgO, 22% S 2. Aplikasi urea diberikan dalam bokoran dengan cara disebar merata (jangan dicampur dengan pupuk lain! Jika aplikasi pemupukan tidak segera setelah pencampuran pupuk) 3. Aplikasi pupuk SP-36, KCl dan Kieserit diberikan bersamaan (dicampur) dan disebar merata dalam bokoran. Pertanyaan dan Tugas 1. 2. 3. 4.
Sebutkan kriteria bibit kelapa yang baik untuk ditanam. Mengapa lubang tanam harus dibuat berukuran besar. Mengapa subsoil yang dicampur RP dimasukkan lubang terlebih dahulu baru top soil? Apa saja kandungan utama dan berapa banyak (%) kandungannya dari masing-masing pupuk yang digunakan? 5. Mengapa piringan kelapa harus selalu dalam kondisi W0? 6. Mengapa pemupukan kelapa tidak dilakukan pada alur pada ujung bokoran?
20 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
21
Praktikum IX PEMELIHARAAN TM KELAPA Latar Belakang Pemeliharaan tanaman bertujuan untuk mengkondisikan tanaman agar sehat, memiliki pertumbuhan yang normal dan mencapai tingkat pruduktivitas yang optimal. Fase pemeliharaan tanaman tahunan digolongkan menjadi pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Pada fase TBM, pemeliharaan kelapa diarahkan bagi pertumbuhan tanaman yang normal serta secepat mungkin memasuki fase TM. Pada fase TM, pemeliharaan kelapa diarahkan bagi pencapaian produktivitas yang optimal sesuai dengan potensi produksinya dan diusahakan agar memiliki masa umur ekonomi yang panjang. Kegiatan pemeliharaan tidak hanya dilakukan pada tanaman pokok (kelapa) melainkan juga pada areal di sekitar tanaman (gawangan). Kegiatan pemeliharaan kelapa meliputi: pengendalian gulma, sanitasi tanaman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan pengendalian gulma meliputi: pembentukan dan pemeliharaan “bokoran” (kondisi W0) dan pemeliharaan gawangan (kondisi W1 atau W2). Kegiatan sanitasi meliputi pembersihan kelapa dari pelepah tua dan tandan buah kering serta mengumpulkan sisa-sisa tanaman dan sampah organik pada gawangan mati, serta membebaskan areal dari sampah plastik. Kegiatan pemupukan harus memperhatikan jenis pupuk, dosis pupuk, waktu memupuk serta tempat dan cara memupuk. Tujuan Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat: 1. Melakukan pemeliharaan tanaman meliputi: sanitasi tanaman, pengendalian gulma bokoran dan gawangan serta pemupukan. 2. Menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan kelapa.
Bahan dan Alat Bahan: 1. Tanaman kelapa (3-5 tanaman per kelompok) 2. Pupuk: Urea, SP-18, KCl dan Kieserit Alat: 1. Parang (2 buah) 2. Cangkul (2 buah) 3. Ember (1 buah) 4. Timbangan
21 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
22
Metode Kerja a. Sanitasi tanaman 1. Bersihkan tanaman kelapa dari pelepah kering dan tandan buah kering. 2. Tempatkan sisa-sisa tanaman tersebut pada gawangan mati atau tempat antara dua tanaman kelapa. Pelepah yang panjang dipotong menjadi 3 bagian. b. Pengendalian gulma 1. Buat bokoran radius jari-jari 1.5 m dari pokok tanaman. 2. Bersihkan gulma pada bokoran (W0). 3. Pada gawangan, gulma ”dibabat dempes” dan ”anak kayu” di-dongkel (kondisi W1 atau W2) c. Pemupukan 1. Jenis pupuk, dosis dan radius pemupukan sebagai berikut (lihat kembali Tabel 6): 2. Aplikasi urea diberikan dalam bokoran dengan cara disebar merata (jangan dicampur dengan pupuk lain! Jika aplikasi pemupukan tidak segera setelah pencampuran pupuk) 3. Aplikasi pupuk SP-36, KCl dan Kieserit diberikan bersamaan (dicampur) dan disebar merata dalam bokoran. Pertanyaan dan Tugas 1. Apa saja kandungan utama dan berapa banyak (%) kandungannya dari masing-masing pupuk yang digunakan? 2. Mengapa pupuk Urea aplikasinya tidak boleh dicampur dengan pupuk yang lain? 3. Apa beda pupuk majemuk dengan pupuk tunggal? 4. Mengapa pemupukan kelapa tidak dilakukan pada alur pada ujung bokoran? 5. Apa yang dimaksud dengan W0, W1 dan W2 pada penendalian gulma? 6. Perhatikan phylotaxy daun kelapa yang saudara pelihara!
22 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
23
Praktikum X PENANAMAN BATANG BAWAH KARET Latar Belakang Benih karet dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu illegitim, propelegitim dan legitim. Benih illegitim adalah benih yang diperoleh dari penyerbukan secara alami yang tidak diketahui kedua induknya (benih sapuan). Benih propelegetim juga merupakan benih hasil penyerbukan alami, tetapi hanya induk betina saja yang diketahui, sedangkan benih legitim adalah benih dari hasil persilangan yang kedua induknya diketahui dengan pasti. Pada penanaman karet, benih yang telah dikecambahkan akan dipindahkan ke pembibitan untuk dijadikan sebagai batang bawah. Pada praktikum ini tidak dilakukan persemaian langsung, tetapi memungut bibit karet hasil persilangan alami yang berkecambah di sekitar pertanaman karet. Benih yang telah berkecambah tersebut dinamakan ’kongkoak’ (Sunda). Selain dengan ’kongkoak’, bibit batang bawah juga dapat dipersiapkan langsung dengan menanam benih di dalam polybag, yang disebut dengan istilah ’Tabela’, tanaman benih langsung. Pengembangan ’Tabela’ ini dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan penyiapan batang bawah dan bibit, serta ternyata dapat mengurangi biaya penyediaan bibit. Tujuan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat : 1. Melaksanakan pekerjaan pembibitan batang bawah karet. 2. Menghitung kebutuhan lahan untuk pembibitan. 3. Menentukan kebutuhan waktu dan HOK untuk pekerjaan pembibitan batang bawah. Tempat Kebun Percobaan Cikabayan, Darmaga Bogor. Bahan dan Alat Bahan: 1. Bibit karet cabutan (kongkoak) yang sehat serta perakarannya lurus. 2. Benih karet 3. Polybag ukuran 20 cm x 30 cm Alat: 1. Cangkul 2. Garpu 3. Kored, 4. Rafia, 5. Meteran 6. Ajir. 23 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
24
Metode Kerja a. Penanaman bibit di bedengan 1. Setiap kelompok mendapatkan 20 bibit ”kongkoak”. 2. Buatlah bedengan untuk pembibitan karet, lakukan penggemburan tanah dan bersihkan dari gulma. 3. Lakukan pengajiran dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm x 40 cm (jarak pagar ganda). Perhatikan: 60 cm adalah jarak tanam antar kelompok; tiap kelompok menanam dalam 2 barisan berjarak 40 cm antar barisan dan 40 cm dalam barisan. 4. Bibit karet ditanam pada barisan yang telah disiapkan. Sebelum penanaman potong sebagian daun bibit tersebut, perakaran dapat dipotong supaya rata dan memudahkan dalam penanaman. 5. Pupuk diberikan secara larikan atau bobokor sekitar 7 cm dari batang (dilakukan setelah bibit tumbuh, sekitar 2 minggu setelah transplanting). b. Penanaman ’tabela’ 1. Masukkan media tanah top soil di dalam polybag berukuran 20 cm x 30 cm 2. Pilihlah benih yang masih mengkilat, segar, tenggelam dalam air, dan bila dijatuhkan di atas lantai memantul 3. Buat dua buah lubang dengan tugal pada kedalaman 3 cm di tengah-tengah media di dalam polybag. 4. Tanam 1 butir benih pada tiap lubang dalam polybag tersebut lalu ditutup tanah tipistipis. 5. Letakkan dan susun polybag di lahan yang datar dan terbuka dalam barisan (dengan 2 barisan rapat), kemudian antar barisan diberi jarak 1 m. 6. Siramlah media di dalam polybag secukupnya, sampai kondisi lembab, dan jangan kekeringan. Pertanyaan dan Tugas 1. Jelaskan alasan mengapa jarak tanam yang digunakan adalah pagar ganda dengan ukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm. 2. Menurut anda apakah pengaruh negatif pemotongan akar bibit karet tersebut ? 3. Mengapa dalam pembibitan ’tabela’ antar barisan diberi jarak 1 m? 4. Jika dalam 1 ha, lahan yang efektif untuk pembibitan 80 %, maka hitunglah populasi bibit per hektar dengan jarak tanam tersebut pada nomor 1. 5. Jika Saudara diminta melakukan pembibitan batang bawah untuk informasi teknis sebagai berikut: jumlah benih 100000 butir, benih afkir 10%, daya kecambah 90%, kecambah afkir 10%. Berapa banyak kecambah yang siap ditanam di areal pembibitan batang bawah? Berapa luas areal pembibitan bawah yang harus disiapkan jika lahan efektif untuk pembibitan 80%?
24 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
25
Praktikum XI PEMELIHARAAN BATANG BAWAH DAN KEBUN ENTRES KARET Latar Belakang Pemeliharaan batang bawah karet ditujukan untuk memperoleh pertumbuhan bibit batang bawah yang cepat matang okulasi dan sehat. Kegiatan pemeliharaan untuk mendapatkan kondisi bibit tersebut meliputi penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan apabila tidak turun hujan. Pengendalian gulma bisa dilakukan setiap saat, yaitu ketika pertumbuhan gulma sudah mulai mengganggu perkembangan tanaman karet. Meskipun demikian, umumnya penyiangan dilakukan 3 kali dalam setahun untuk menghemat tenaga dan biaya Hama yang sering menyerang pembibitan karet antara lain jangkrik, rayap, dan tungau. Hama-hama tersebut dapat diberantas dengan menggunakan insektisida yang tepat seperti Sevin 85S. Penyakit yang sering menyerang bibit batang bawah adalah penyakit gugur daun Colletotrichum, Oidium, dan Corynespora Penyakit gugur daun Colletotrichum disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides. Penyakit ini dapat menyebabkan gugur daun secara terus menerus selama terjadi pembentukan pucuk-pucuk baru dalam musim penghujan. Serangan pada pembibitan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan, sehingga pelaksanaan okulasi terlambat dan tanaman yang terserang berat menyebabkan kulit lengket sehingga sulit diokulasi. Bercak yang terjadi pada ujung atau tepi daun akan menyebabkan cacat daun. Daun yang sudah berwarna hijau muda atau berumur lebih dari dua minggu akan terhindar dari gugur. Pengendalian penyakit dilakukan dengan penyemprotan fungisida Dithane M 45 konsentrasi 0,3 atau Daconil 75 WP konsentrasi 0,3. Penyemprotan ditujukan pada daun muda berwarna coklat kemerahan sampai daun berwarn Tujuan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa terampil dalam : 1. Melaksanakan pekerjaan pemeliharaan bibit batang bawah karet dan kebun entres karet. 2. Menghitung kebutuhan pupuk untuk bibit batang bawah dan kebun entres karet. 3. Menentukan kebutuhan waktu dan HOK untuk pekerjaan pemeliharaan bibit batang bawah dan kebun entres karet. Tempat Kebun Percobaan Cikabayan, Darmaga Bogor. Bahan dan Alat Bahan: 1. Pembibitan batang bawah karet. 2. Kebun entres karet 3. Pupuk Urea, SP 36, KCL, dolomit 4. Pestisida 25 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
26
Alat: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Cangkul Kored Gunting pangkas Gergaji Meteran Sprayer Metode Kerja
a. Pemeliharaan batang bawah karet 1. Setiap kelompok mendapatkan 1 bedengan (atau 2 barisan) yang terdiri atas 20 -25 bibit calon batang bawah. 2. Lakukan pembersihan bedengan dari gulma dengan cangkul dan/atau kored. 3. Ukur diameter tiap bibit pada ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. 4. Potonglah bibit yang memiliki dimeter > 5 cm dengan gergaji pada pangkal batang bibit untuk dimaikan. 5. Hitunglah jumlah bibit yang dapat dipertahankan dan harus dipelihara. 6. Lakukan pemupukan dengan dosis sesuai umur seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Rekomendasi pemupukan di pembibitan batang bawah karet.
7. Buatlah alur pupuk di sebelah kanan atau kiri barisan tanaman dengan kored pada jarak lebih kurang 10 cm dari barisan dan kedalaman lebih kurang 7 cm. 8. Tentukan dosis pupuk per pohon kemudian hitung kebutuhan pupuk untuk bedengan kelompok Saudara. Jarak tanam pembibitan adalah 60 cm x 40 cm x 40 cm. 9. Taburkan pupuk sesuai dosis ke dalam alur pupuk secara merata kemudian alur pupuk ditutup tanah. 10. Amati penyakit yang menyerang di pembibitan karet, kemudian lakukan penyemprotan dengan pestisida yang sesuai. b. Pemeliharaan kebun entres 1. Tiap kelompok praktikum mendapatkan 4 – 5 pohon entres untuk dipelihara. 26 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
27
2. Lakukan pembersihan gulma di lahan samping kiri dan kanan sepanjang barisan pohon entres berjarak 0.5 m dari barisan sehingga membentuk strip weeding. 3. Buatlah alur pupuk berjarak lebih kurang 25 cm mengelilingi pangkal pohon entres dengan kedalaman lebih kurang 7 cm dengan cangkul atau kored. 4. Taburkan campuran pupuk yang terdiri atas 25 g Urea, 15 g Sp 36, 10 g KCL, dan 10 g Dolomit per pohon ke dalam alur yang telah dibuat. 5. Tutuplah alur pupuk dengan tanah di sekitarnya. 6. Lakukan pengamatan dan hitung jumlah cabang/batang entres. 7. Lakukan penjarangan jumlah cabang/batang entres untuk dipertahankan maksimum 2 cabang/batang entres dengan pertumbuhan terbaik. Penjarangan dilakukan dengan memotong cabang/batang tepat pada pangkalnya menggunakan gergaji atau gunting pangkas yang tajam. 8. Amati penyakit yang menyerang di kebun entres, kemudian lakukan penyemprotan dengan pestisida yang sesuai. Pertanyaan dan Tugas 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tentukan dosis pupuk per bibit batang bawah jika jarak tanam yang digunakan (a) 60 cm x 40 cm x 40 cm, dan (b) 50 cm x 25 cm x 25 cm. Tentukan kriteria bibit batang bawah yang siap diokulasi untuk okulasi coklat. Mengapa bibit batang bawah yang berdiameter > 5 cm perlu dimusnahkan. Mengapa pada pohon entres dipertahankan maksimal 2 cabang/batang entres? Tentukan kriteria batang entres yang memenuhi syarat untuk okulasi coklat. Jika jarak tanam pohon entres 1 m x 1 m, 60% pohon menghasilkan 2 cabang/batang dan sisanya 1 cabang/batang, panjang cabang/batang rata-rata 2 meter, dan tiap meter cabang/batang menghasilkan 10 mata entres prima per tahun. Tentukan produksi mata entres per hektar per tahun bila luas lahan efektif 80%.
27 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
28
Praktikum XII OKULASI KARET Latar Belakang Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif melalui benih dan secara vegetatif dengan teknik okulasi. Perbanyakan melalui benih saat ini sudah jarang dilakukan kecuali oleh sebagian petani tradisional maupun oleh kalangan peneliti guna perbaikan sifat genetik selanjutnya. Bibit asal okulasi terdiri atas batang atas dan bawah yang biasanya berasal dari dua klon yang berbeda sifatnya. Okulasi bertujuan untuk menggabungkan sifat unggul kedua klon dalam satu individu yang harmonis sehingga diperoleh produksi dan umur ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan sifat-sifat unggul dari calon batang atas dan batang bawah serta kompatibilitas kedua calon batang tersebut. Calon batang bawah yang telah diokulasi mempunyai diameter batang berukuran 6-13 mm. Bila batang bawah dipelihara dengan baik, ukuran tersebut dapat dicapai pada usia 9-19 bulan. Teknik okulasi karet yang umum dilakukan adalah metode Forket. Okulasi sebaiknya dilakukan pada fase pertumbuhan B atau D. Fase B ditandai dengan payung yang baru terbentuk, daun-daun tegak, kaku dan berwarna coklat merah. Fase D ditandai helai daun berwarna hijau tua dan kaku atau full grown. Tujuan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat : 1. Menentukan kriteria batang bawah yang siap diokulasi. 2. Melaksanakan pekerjaan okulasi. 3. Menilai keberhasilan okulasi. 4. Menghitung kebutuhan bibit okulasi. 5. Menentukan kebutuhan waktu dan HOK untuk pekerjaan okulasi. Lokasi Kebun Percobaan Cikabayan, Darmaga Bogor Bahan dan Alat Bahan 1. 2. 3. Alat 1.
: Tanaman batang bawah, Mata entres Tali rafia : Pisau okulasi (3 buah per kelompok)
28 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
29
Metode Kerja 1. Bersihkan batang bawah dari kotoran dengan mengerok secara halus. Batang diiris dengan bentuk irisan semacam jendela berukuran 5 cm x 2 cm, ketinggian irisan sekitar 10 cm dari permukaan tanah. Sambil menunggu getah kering, buat jendela sekaligus beberapa buah (misal 20 buah). 2. Siapkan mata entres, mata yang digunakan adalah mata tunas, bukan branch bud atau tunas bakal bunga. Pada waktu pengambilan entres, sebagian kayu harus ikut disayat dengan pisau okulasi yang tajam. 3. Setelah getah pada irisan jendela berhenti menetes, maka jendela boleh dibuka secara perlahan. 4. Kayu yang menempel pada mata entres dilepas secara hati-hati (pastikan bahwa mata entres tidak hilang). 5. Mata entres dimasukkan ke dalam jendela, segera ditutup dan diikat dengan tali rafia hingga terbungkus rapat. Cara mengikatnya menggunakan simpul kuat. Pengikatan dimulai dari bagian atas ke arah bawah. Mengapa demikian? 6. Hitung rata-rata jam kerja anda dalam menyelesaikan satu kesatuan kerja mulai persiapan entres, menunggu kering, menempel dan mengikat. 7. Setelah dua minggu kemudian, ikatan dibuka. Okulasi dikatakan berhasil jika warna mata entres tetap hijau. 8. Setelah pemeriksaan pertama. Batang tidak perlu diikat lagi. Mata entres akan tetap dorman selama bagian atas tanaman yang dijadikan induk belum dipotong. Pertanyaan dan Tugas 1. Isi secara lengkap lembar kerja praktikum yang telah disediakan ! 2. Jelaskan keuntungan tanaman karet yang diperbanyak secara okulasi dibandingkan dengan biji ! 3. Apa yang dimaksud dengan kompatabilitas batang atas dan batang bawah ? 4. Hitunglah : (a) kemampuan anda melakukan okulasi per HOK (7 jam) (b) hitunglah persentase keberhasilan okulasi yang anda lakukan.
29 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
30
Praktikum XIII PEMELIHARAAN KARET TBM Latar Belakang Pemeliharaan tanaman karet pada masa tanaman belum menghasilkan (TBM) ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga masa produktif karet tidak menjadi lebih lama. Pada umumnya masa TBM tanaman karet mencapai 5 tahun dan periode ini merupakan masa yang cukup kritis untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman karet yang baik. Pemeliharaan tanaman karet TMB ini difokuskan pada tanamannya selain juga terhadap kondisi lahan agar lahan dapat terus mendukung pertumbuhan tanaman karet. Kegiatan pemeliharaan TBM karet meliputi pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit dan pembentukan bidang sadap. Kegiatan pemeliharaan lahan antara lain pemeliharaan LCC, pembuatan saluran air, dan pembuatan teras. Pemupukan dan pengendalian gulma merupakan dua kegiatan pemeliharaan yang sangat dominan pada pertanaman karet yang belum menghasilkan. Pengendalian gulma sebelum pemupukan bertujuan agar pupuk yang diberikan sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh tanaman karet. Pengendalian gulma dapat dilakukan beberapa hari sebelum atau sesaat sebelum pemupukan. Salah satu kriteria pemeliharaan yang baik pada tanaman karet dapat dilihat dari perkembangan lilit batang tanaman karet. Rata-rata tanaman karet akan bertambah lilit batangnya sekitar 9 cm per tahun, sehingga pada tahun kelima tanaman sudah memiliki lilit batang > dari 45 cm. Tujuan Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat : 1. Menentukan jenis kegiatan yang termasuk dalam pemeliharaan TBM karet. 2. Melaksanakan pekerjaan pengendalian gulma dan pemupukan TBM karet. 3. Menentukan kebutuhan jumlah tenaga kerja dan waktu kerja pada pemeliharaan TBM karet. Tempat Kebun percobaan Cikabayan, Darmaga Bogor. Bahan dan Alat Bahan: 1. Tanaman karet belum menghasilkan (TBM) 4 2. Pupuk: Urea, SP-18, dan KCl
30 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
31
Alat: 1. 2. 3. 4. 5.
Cangkul, Sabit, Kored Ember Timbangan Metode Kerja
1. Gulma yang ada pada jalur tanaman (radius 1 m dari tanaman) dibersihkan dengan menggunakan cangkul, sabit, dan kored. Seluruh permukaan tanah di daerah pemupukan ini harus dibersihkan dari gulma. Gulma pada gawangan dikondisikan dengan kriteria W2. 2. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat alur pupuk sekitar jari-jari 1 m dari pokok tanaman karet pada tanah yang telah dibersihkan sebelumnya. Adapun dosis pupuk yang digunakan adalah : 100 g urea, 100 g SP-18, dan 100 g KCl per tanaman. 3. Setelah pupuk tersebar merata, lakukanlah penutupan alur pupuk dengan tanah. 4. Bersihkan batang tanaman dari tunas (bakal percabangan), atau tumbuhkan hanya satu tunas (batang) hingga ketinggian 2.5 – 3 m. Pertanyaan dan Tugas 1. Mengapa jalur tanam karet dikondisikan W0 dan gawangannya W2 ? 2. Mengapa batang karet sampai ketinggian sekitar 2.5 m harus dibebaskan dari percabangan? 3. Uraikan upaya-upaya pemanfaatan gawangan karet TBM secara produktif ! Pada kondisi bagaimana atau hal-hal apa saja yang perlu menjadi perhatian agar gawangan tersebut dapat diproduktifkan?
31 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
32
Praktikum XIV PEMELIHARAAN TM KARET Latar Belakang Tanaman karet memasuki periode Tanaman Menghasilkan (TM) setelah lilit batangnya mencapai ukuran minimal 45 cm pada ketinggian 1 m di atas pertautan (kaki gajah). Kriteria tersebut umumnya dicapai pada umur sekitar 6 tahun setelah tanam, tergantung kondisi pemeliharaan bdan jenis klon yang akan menentukan laju pertambahan lilit batang per tahun. Pemeliharaan tanaman karet TM ditujukan untuk mengkondisikan pertumbuhan vegetatif tanaman selalu dalam kondisi optimal sehingga dapat berproduksi tinggi secara berkesinambungan dengan umur ekonomi yang lama. Pada umumnya umur ekonomi tanaman karet sekitar 30 tahun. Pemeliharaan tanaman karet TM ini difokuskan pada tanamannya selain juga terhadap kondisi lahan agar lahan dapat terus mendukung pertumbuhan tanaman karet. Kegiatan pemeliharaan TM karet meliputi pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit dan konservasi lahan. Pemupukan dan pengendalian gulma merupakan dua kegiatan pemeliharaan yang sangat dominan pada pertanaman karet TM. Pengendalian gulma sebelum pemupukan bertujuan agar pupuk yang diberikan sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh tanaman karet. Pengendalian gulma dilakukan secara periodik agar jalur tanam selalu dalam kondisi bebas gulma dan gawangan hanya ditumbuhi oleh gulma lunak dan bebas dari gulma berkayu dan alang-alang. Pada praktikum ini, areal “TM” baru karet akan diobservai lilit batangnya. Pengukuran lilit batang dilakukan pada ketinggian 1 m di atas pertautan. Dengan pengukuran lilit batang tanaman ini, pihak perkebunan juga dapat menduga kapan suatu lokasi blok/kebun akan mulai disadap. Secara umum diperkirakan setiap tahun terjadi pertambahan ukuran lilit batang tanaman karet sebesar 9 cm. Hal ini didasarkan pada waktu yang diperlukan untuk mencapai lilit batang sebesar 45 cm tersebut baru dapat dicapai pada tanaman setelah berumur 5 tahun. Tujuan Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat : 1. Menentukan jenis kegiatan yang termasuk dalam pemeliharaan TM karet. 2. Melaksanakan pekerjaan pengendalian gulma dan pemupukan TM karet. 3. Menetapkan kriteria tanaman yang telah ”matang sadap”. Tempat Kebun percobaan Cikabayan, Darmaga Bogor 32 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
33
Bahan dan Alat Bahan: 1. Tanaman karet menghasilkan ”baru” 2. Pupuk: Urea, SP-18, dan KCl Alat: 1. 2. 3. 4.
Cangkul, Parang Meteran Rafia
Metode Kerja 1. Gulma yang ada disekeliling tanaman (radiusi 1 m dari barisan tanaman karet) dibersihkan dengan menggunakan cangkul dan parang. Seluruh permukaan tanah di daerah ini harus dibersihkan dari gulma. 2. pemupukan dilakukan dengan cara menyebar pupuk secara merata pada alur yang dibuat berjarak sekitar 1 m dari barisan tanaman karet. Adapun dosis pupuk yang digunakan adalah : 100 g urea, 100 g SP-18, dan 100 g KCl per tanaman. 3. Setelah pupuk tersebar merata, lakukanlah penutupan alur pupuk. 4. Lakukan pengukuran lilit batang tanaman karet (10 tanaman per kelompok) pada ketinggian 1 m di atas permukaan pertautan. Pertanyaan dan Tugas 1. Hitung rata-rata lilit batang tanaman karet yang saudara ukur! 2. Dengan data yang saudara peroleh, apakah areal tanaman karet tersebut sudah dapat disadap? 3. Komentari kondisi pertanaman karet yang Saudara pelihara dan berikan saran agar kondisi tanaman dapat menjadi lebih baik !
33 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
34
Praktikum XV PENYADAPAN KARET Latar Belakang Tanaman karet dikatakan sudah memasuki matang sadap jika memenuhi kriteria sebagai berikut : (a) lilit batang > 45 cm, diukur setinggi 1 m dari pertautan okulasi; (b) sekitar 60% dari populasi telah memenuhi kriteria a. Pada kondisi normal, karet dapat mulai di sadap 5-6 tahun setelah penanaman. Kulit merupakan modal utama bagi tanaman karet. Oleh karena itu pengirisan kulit harus dilakukan secara hati-hati dan tidak boleh mengenai kambium. Bila mengenai kambium akan terjadi recovery kulit yang tidak merata. Konsumsi kulit adalah ketebalan kulit yang terbuang setiap kali menyadap (sekitar 2 mm/kali sadap). Ada 3 sistem sadap yaitu : 1. B, sadap bawah = DTS (Downward Tapping System) 2. H, sadap atas = UTS (Upward Tapping System) 3. sadap gabungan = ATS (Alternate Tapping System) Umumnya sadap atas dilakukan sebulan sebelum gugur daun yang dikenal dengan masa intensifikasi. Kulit yang pertama kali disadap diberi simbol ’O’. Kulit pulihan diberi simbol ‘I’ (pulihan pertama), ‘II’ (pulihan kedua), dst. Contoh : BO-1 : artinya sadap bawah, kulit pertama kali disadap pada bagian depan. BO-2 : artinya bidang sadap bawah, kulit pertama kali disadap pada bagian belakang. Urutan penggunaan bidang sadap (a) BO-1, (b) BO-2, (c) BI-1, (kulit pulihan depan), selama 8 bulan dan dikombinasikan dengan HO-2 selama 4 bulan, (d) BI-2 selama 8 bulan dan dikombinasikan dengan HO-1 selama 4 bulan. a. Notasi eksploitasi 1. jenis irisan – S (spiral) 2. panjang irisan – ½ S (setengah lingkaran) 3. frekuensi sadap – d (day), w (week), m (month), dan y (year) contoh : ½ S d/3 9m/y artinya disadap setengah lingkaran, 3 hari sekali berturut-turut selama 9 bulan (atau dengan 12-9=3 bulan istirahat). b. Cara aplikasi etrel Pada sistem DTS, pemberian etrel dengan cara Grove Application (Ga), dioleskan pada alur sadap. Digunakan etrel cair karena pelarutnya menggunakan air. Pada sistem UTS, pemberian etrel dengan Panel Application (Pa) dan Bark Application (Ba). Etrel dioleskan pada kulit di atas alur sadap yang telah dikoret terlebih dahulu. Contoh : ½S d/3 8m/y ET 2.5% Ga 1 8/y (m) ; artinya etrel yang digunakan 2.5%, cara Grove Application, dosis 1 gram per pohon, frekuensi 8 kali per tahun dengan interval 1 bulan sekali.
34 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
35
Tujuan Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat : 1. menentukan sistem sadap 2. melakukan penyadapan dengan sistem sadap tertentu 3. mengukur hasil penyadapan 4. menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk penyadapan karet. Bahan dan Alat Bahan : tanaman karet menghasilkan (10-12 tanaman per kelompok) Alat : pisau sadap, mangkuk sadap, talang (spout) dan paku. Metode Kerja 1. Setiap kelompok akan mendapatkan 10-12 pohon karet ”produktif”. 2. Buat bukaan sadap, tinggi irirsan sadap pertama 130 cm dari pertautan (kaki gajah). Arah irisan dari kiri atas ke kanan bawah membentuk sudut 40 o (berlawan dengan arah pembuluh lateks). Panjang irisan 1/2S. Irisan tidak boleh mengenai kambium. Usahakan konsumsi kulit tidak lebih dari 2 mm. 3. Pasang talang dan mangkuk sadap. Perhatikan agar lateks dapat mengalir masuk ke dalam mangkok dan tidak meluber ke luar alur sadap. 4. Setelah sekitar 2 jam, mangkuk sadap dikumpulkan dan lateks hasil penyadapan digabungkan dan diukur volumenya. Pertanyaan dan Tugas 1. Perkirakan volume lateks hasil Saudara! Perkirakan kasil lateks per hektar ! 2. Mengapa penyadapan tidak boleh melukai cambium? 3. Apakah manfaat aplikasi ethrel ? Pada kondisi bagaimana ethrel dapat dilakukan ?
35 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
36
Praktikum XVI KUNJUNGAN KE PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Latar Belakang Areal tanaman perkebunan yang terdapat di Kebun Percobaan Cikabayan memiliki skala kecil (4-5 ha) dengan kondisi umur dan pertumbuhan tanaman yang hampir seragam, serta dibawah pengelolaan langsung University Farm-IPB. Semnetara itu, mahasiswa peserta kuliah Ilmu Tanaman Perkebunan diharapkan berkompeten untuk mengelola suatu perkebunan yang umumnya berskala luas, kondisi umur dan pertumbuhan beragam, serta melibatkan berbagai pihak dalam pengelolaannya. Sehubungan dengan keterbatasan fasilitas Kebun Percobaan IPB untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka mahasiswa perlu memperoleh wawasan tentang kondisi perkebunan yang sebenarnya, baik dari aspek pengelolaan maupun aspek teknis budidayanya. Kunjungan ke perkebunan dapat dilakukan di sekitar kampus IPB Darmaga yaitu perkebunan kelapa sawit PTPN VIII Kebun Cimulang atau Kebun Cikasungka, Kabupaten Bogor. Objek lain yang bisa dikunjungi adalah Teaching Farm Perkebunan Kelapa Sawit Jonggol. Tujuan Mengenalkan kepada mahasiswa tentang aspek pengelolaan dan teknis budidaya tanaman pada perkebunan kelapa sawit. Tempat Perkebunan kelapa sawit PTPN VIII, (Kebun Cimulang, Kebun Cigudeg) atau TF Jonggol. Prosedur Kerja 1. Mahasiswa secara berkelompok dengan dibimbing oleh dosen mengadakan kunjungan ke perkebunan kelapa sawit. 2. Setelah sampai di kantor kebun, selama 30-45 menit, dimintakan kepada pihak kebun memberikan penjelasan di ruangan kepada mahasiswa tentang aspek pengelolaan (wilayah kerja kebun, luas kebun dan blok kebun, struktur organisasi dalam mengelola kebun, jumlah dan sumber tenaga kerja) dan teknis budidaya tanaman (persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, produktivitas dan produksi, pengolahan hasil panen). 3. Setelah penjelasan di ruangan, mahasiswa mengadakan kunjungan lapang untuk mengetahui secara langsung kegiatan pemeliharaan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) serta kegitan panen. Tugas
36 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341
37
Mahasiswa secara berkelompok menyusun laporan yang berisikan aspek pengelolaan kebun yang disampaikan oleh pihak Kebun Cimulang/Cigudeg atau Jonggol dan teknis budidaya serta panen dari hasil kunjungan lapang.
37 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan – AGH341