PERFORMA SEKTOR PERTANIAN, DIVERSITAS, DAN KETIDAKPASTIAN Raditya Nugraha Nicko Febrianto Proborini Syarifudin Zuhdi Frengki Parama Putra Fuat Wahyu Prabowo
(286681) (282676) (282887) (288824) (283749) (282599) 1
Background Pertumbuhan penduduk seperti deret ukur, sedangkan pertumbuhan makanan seperti deret hitung (Malthus, 1798) Permasalahan: 1. Meningkatnya kelangkaan sumberdaya 2. Resiko perubahan iklim yang tidak menentu 3. Tingginya harga energi 4. Permintaan atas biofuel 5. Kekhawatiran atas kecepatan proses teknikal yang berimplikasi terhadap performa sektor pertanian 2
Outline • Productivity growth in developing countries drove agriculture’s global success – Developing countries have led agricultural growth – Better technology and better policy have been major sources of growth
• Growth across regions and countries has been uneven • Differences in performance reflect different underlying conditions – Both agroecological conditions and market access matter
• Opportunities for a new agriculture through diversification – – – – –
The horticulture revolution The livestock and aquaculture revolutions Diversifying through export markets Biofuels—a revolution In the making? 3
Outline (cont’d) • Future perspectives: confronting challenges and rising uncertainties – – – – – – – – – –
A “business as usual” scenario Looming land constraints Acute water scarcity Uncertain effects of climate change High energy prices: pressure on food Prices from two sides Will science deliver? The bottom line: a more Uncertain future? A growing divide among regions?
• Conclusion—a continuing production challenge • Biofuels: the promise and the risks
4
Productivity Growth in Developing Countries Drove Agriculture’s Global Success
Raditya Nugraha 5
Productivity Growth in Developing Countries Drove Agriculture’s Global Success Dari 1980-2004, pertumbuhan GDP di sektor pertanian meningkat 2%, sedangkan pertumbuhan penduduk hanya meningkat 1,6%. Peningkatan produktivitas menyebabkan harga riil padi-padian di pasar dunia turun 1,8% tiap tahunnya.
6
Developing Countries Have Led Agricultural Growth
Pertumbuhan sektor pertanian di negara berkembang lebih cepat dibanding negara industri (2,6% per tahun berbanding 0,9% per tahun) pada rentang waktu 1980-2004. 7
Better Technology and Better Policy Have Been Major Sources of Growth
Penggunaan teknologi pada irigasi, peningkatan varietas benih, dan penggunaan fertilisasi menjadi kunci utama pertumbuhan sektor pertanian. 8
Growth Across Regions and Countries has been Uneven Growth in agricultural GDP per agricultural population
Stagnation in Sub-Saharan African
Sub-Saharan Afrika masih memiliki tingkat perbandingan yang rendah pada produktivitas di sektor pertanian.
9
Differences in Performance Reflect Different Underlying Conditions
Nicko Febrianto 10
Differences in Performance Reflect Different Underlying Conditions • The different performances of countries and regions in part reflect the huge diversity of agricultural production systems, such as; – Agro climatic potential – Population density – Infrastructure. – etc.
11
12
Rain Fed • Two-thirds (1.8 billion) of the developing world’s rural population lives in areas with favorable agro ecological potential—that is, irrigated areas. • But one-third (820 million people) live in less favored rain fed regions, characterized by frequent moisture stress that limits agricultural production. • Although these less-favored areas account for 54 percent of the agricultural area, they produce only 30 percent of the total value of agricultural production. • Latin America, the Middle East and North Africa, and Sub-Saharan Africa all have fairly high shares of rural population in these moisture-stressed areas. 13
14
Market Access • In developing countries 16 percent of the rural population (439 million people) lives in areas with poor market access. • About half the agricultural area in these remote regions has good agricultural potential. • In Sub-Saharan Africa and the Middle East and North Africa, the percentage of rural population with poor market access is more than 30 percent. • In South Asia, only 5 percent live in remote areas, and 17 percent in East Asia and the Pacific. 15
16
Favored Regions • Favored regions are those that are irrigated or have good rainfall and have medium to high access to markets. • Sixty percent of the rural population live in these areas. • Almost two-thirds of the Sub-Saharan rural population are in less-favored areas with either or both low agricultural potential or poor market access, compared with only 25 percent for South Asia. • Of course, many additional elements of less-favored areas should also be considered, including the fragility of the natural resource base (Chapter 8) and social conditions. 17
Favored Regions • For much of Sub-Saharan Africa, poor market access is almost as important a constraint (34 percent) as rainfall (45 percent). • In Ethiopia, 68 percent of the rural population lives in medium- to high rainfall areas, but on average 10 km from the nearest road and 18 km from the nearest public transport.
18
Farming Systems and Strategies • These distinctions determine the choice of farming systems and strategies. • In Ethiopia a disproportionate share of vegetable production is in high access areas (63 percent of production), while cereals are concentrated in less favored areas, whether defined by rainfall or by market access. • These characteristics are not immutable, investments can convert less-favored areas with low rainfall or poor roads into high potential areas. • Beyond infrastructure, agricultural investments in new varieties to improve yield stability and in natural resource management can be effective in less favored areas (chapter 8). • Over the long term, investments in human and social capital to enhance income diversification and out-migration may be the best option for many areas (chapter 9). 19
Center Pivot Irrigation
20
Libyan pivot irrigation at Al KHufrah Oasis
Libya's Pivot Irrigation in the Sahara Proves Money Can Do Anything • In a country like Libya, where more than 95% of the country consists of the near-waterless Sahara. • This type of agriculture is not cheap, and is only possible by being able to tap underground fossil water deposits from a large underground aquifer. • Each circular plot is about 1 km in diameter, and is able to grow a number of different crops include grains, fruits and vegetables, and crops for animal fodder. 21
22 Pivot Irrigation
23 Pivot irrigation in Jordan
Opportunities for a new agriculture through diversification
Proborini 24
Peluang bagi Pertanian Baru melalui Diversifikasi • Petani yang berada di daerah potensi pertanian yang baik dan dengan akses pasar yang baik-sekitar 60 persen dari penduduk pedesaan di dunia berkembang-memiliki kesempatan yang bagus di pasar baru. • Dengan mendiversifikasi ke produk yang memiliki nilai tinggi, mereka dapat mengimbangi penurunan harga produk padipadian dan ekspor tradisional.
• Perubahan pola makan konsumen- yang dipicu oleh pertumbuhan pendapatan yang cepat dan meningkatnya urbanisasi. Sudah cukup kuat untuk menggerakkan diversifikasi. • Terutama di negara-negara yang mengalami transformasi dan urban, pola makan mulai meninggalkan padi-padian, akar-akaran, umbiumbian, dan kacang-kacangan untuk beralih pada berbagai produk peternakan, minyak sayur, buah-buahan, dan sayuran .
Revolusi hortikultura • Buah-buahan dan sayuran merupakan salah satu pasar pertanian yang tumbuh paling pesat di negara-negara berkembang. • Dengan peningkatan produksi sebesar 3,6 persen per tahun untuk buah-buahan dan sayuran 5,5 persen untuk selama 1980-2004. Selama periode ini, 58 persen dari peningkatan produksi hortikultura seluruh dunia berasal dari China , 38 persen dari semua negara-negara berkembang lainnya, dan 4 persen sisanya dari negara-negara maju.
• Revolusi holtikultura meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. • Holtikultura juga dapat menyebabkan masalah yang besar bagi lingkungan: holtikultura mengambil bagian sebesar 28 persen dari penggunaan pestisida global. • Revolusi hortikultura, tidak seperti revolusi hijau, terutama digerakkan oleh sektor swasta dan pasar.
Revolusi peternakan dan budidaya • Revolusi peternakan dan budidaya telah terkenal di negara-negara yang mengalami transformasi dan urban di Asia dan Amerika Latin. • Lebih dari 90 persen dari produksi perikanan budidaya terjadi di negara berkembang, dan China sendiri menyumbang 67 persen dari produksi global.
• Akuakultur dapat memberikan sumber kehidupan yang penting bagi masyarakat miskin pedesaan, menghasilkan pendapatan melalui penjualan langsung produk dan pekerjaan dalam produksi ikan dan jasa, terutama dalam pengolahan. • metode produksi intensif dan konsentrasi pertumbuhan hewan di dekat daerah perkotaan dan pinggir kota dari negara-negara berkembang dapat meningkatkan polusi limbah dan kejadian penyakit seperti tuberkulosis dan flu burung
Diversifikasi melalui pasar ekspor Produk bernilai tinggi juga membuat bagian yang berkembang pesat dari perdagangan internasional produk pertanian.
Bahan bakar-bio sebuah revolusi yang sedang berproses? • Didasarkan atas jagung, gula, ketela pohon, kelapa sawit, dan tanaman lainnya, bahan bakar-bio menawarkan pasar yang punya potensi besar bagi para produsen pertanian. • Beberapa negara secara agresif mendorong produksi bahan bakar-bio sementara harga minyak dunia meningkat dan kekhawatiran atas katahanan energi dan lingkungan meningkat.
• Namun, keadaan perekonomian dewasa ini, isu-isu lingkungan, serta prospek teknologi alternatif dan pangan membuat masa depan pertumbuhan bahan bakar-bio sangat tidak pasti.
Future perspectives: confronting challenges and rising uncertainties
Syarifudien Zuhdi Frenky Parama Putra 35
Big Question • Dapatkah agricultural and food system memenuhi kemungkinan permintaan makanan untuk 25 atau 50 tahun mendatang? • Dapatkah agricultural and food system mengakomodasi urbanisasi yang pesat dan perubahan pola makan? • Dapatkah agricultural and food system melakukan hal ini dengan cara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan? • Apakah ketidakpastian utama yang mungkin membahayakan keberhasilan agricultural and food system? 36
A “business as usual” Scenario • FAO dan IFPRI (International Food Policy Research Institute) • Proyeksi dibuat secara wajar, dipengaruhi kondisi yang berlaku. • Assume no major changes in policies (such as trade) • Policy responses to market conditions (such as increased investment in R&D induced by higher prices). • Global food consumption will increase more slowly in the future. – An overall slowing of population growth to 1 percent a year. – The medium to high levels of food consumption per capita already attained in some highly populous developing countries
37
IFPRI Models o Growth in Cereal (rice, wheat, maize) consumption will slow from 1.9 percent annually in 1969 to 1999 to 1.3 percent a year from 2000 to 2030; o Growth in meat consumption will also slow from 2.9 percent a year to 1.7 percent annually o Asumsi yang mendasari proyeksi ini menunjukkan bahwa kendala pasokan untuk tanah, air, dan energi, variabilitas iklim meningkat dan perubahan iklim, dan tingkat investasi yang rendah dalam penelitian menimbulkan tantangan berat dalam memenuhi kebutuhan pangan di masa depan.
38
Looming land constraints • Agriculture grew by bringing more land under cultivation, driven by population growth and expanding markets • Di Asia kelangkaan lahan pertanian menjadi senmakin parah, urbanisasi ikut mengurangi jumlah lahan pertanian
39
Acute water scarcity • Pertanian menggunakan 85% air tawar di negara berkembang, dan irigasi pertanian menyumbang sekitar 40% dari nilai produksi pertanian di dunia. • Tanpa irigasi, peningkatan hasil dan output, populasi dan produksi pangan yang stabil tidak akan mungkin terjadi. 40
High Energy Prices: Pressure on Food Prices from Two Sides • Meskipun ada ketidakpastian yang cukup tentang harga energi masa depan, ada sedikit meragukan bahwa harga energi akan lebih tinggi dibandingkan 20 tahun terakhir dan bahwa ini akan meningkatkan biaya produksi pertanian, menempatkan tekanan ke atas pada harga pangan. • Di sisi permintaan, ketidakpastian terbesar adalah laju ekspansi biofuel (bio energi) menggunakan bahan baku pertanian dalam menanggapi harga energi yang tinggi. 41
High Energy Prices: Pressure on Food Prices from Two Sides (cont’d) • Dengan pertumbuhan sumber daya yang semakin langka, produksi makanan di masa yang akan datang bergantung banyak terhadap kenaikan hasil panen dan produktivitas ternak. • Prospek terhadap kemajuan teknologi memiliki dampak positif dan negative yang dapat menaikkan ketidakpastian. 42
43
Uncertain Effects Of Climate Change • Pemanasan global merupakan salah satu hal terbesar dengan masalah ketidakpastian pada pertanian. • Jika emisi terus pada tingkat saat ini, rata-rata global suhu kemungkinan akan naik 2°C - 3°C selama 50 tahun ke depan, dengan implikasi untuk curah hujan, frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca yang ekstrim. 44
45
46
47
The Bottom Line: a More Uncertain Future? • Tren ketidakpastian di masa yang akan datang dapat ditekan jika beberapa terjadi hasil yang merugikan. • Harga energi yang tinggi dikombinasikan dengan produksi bio energi lebih banyak dari tanaman pangan dapat menyebabkan kenaikan besar harga tanaman pangan melalui efek pada kedua penawaran dan permintaan. • Pemanasan global bisa terjadi lebih cepat dari yang diharapkan dan menambah kekurangan air, memukul pertanian irigasi dengan hasil yang lebih rendah dan meningkatkan risiko dalam pertanian tadah hujan. 48
A Growing Divide Among Regions? • Perbedaan dalam kinerja pertanian antar negaranegara yang diproyeksikan untuk bertahan dan bahkan memperdalam kegiatan pertaniannya tersebut terutama antara negara berbasis pertanian dan sisanya. • Bersama dengan sumber daya pertanian miskin dan ketergantungan yang tinggi terhadap pertanian dalam negeri, risiko rawanan pangan di negara-negara yang terisolir seperti Burundi, Ethiopia, dan Niger sangat akan meningkat kecuali upaya besar yang dipasang untuk mengintensifkan produksi pada lahan yang ada.
49
Conclusion: a continuing production challenge
Fuat Wahyu Prabowo 50
Kesimpulan 1. Adanya lag antara pertubuhan produksi pertanian dan pertumbuhan penduduk 2. Lemahnya kinerja pertanian di negara yang memiliki kondisi insfrastruktur dan atau agromologi yang buruk 3. Setiap negara menghadapi 3 tantangan produksi pada sektor pertanian 4. Pada level global kesuksesan sektor pertanian terancam oleh beberapa hal 51
FOCUS B: BIOFUELS: THE PROMISE AND THE RISKS
52
Biofuels could become big markets for agriculture—with risks • Keunggulan 1. Mengurangi resiko perubahan iklim dan ketergantungan terhadap bbm di sektor transportasi 2. Menawarkan pasar yang besar bagi sektor pertanian
• Kelemahan 1. Kemungkinan meningkatkan harga pangan 2. Kemungkinan resiko lingkungan
53
Keberlangsungan Ekonomi Biofuels VS Harga Pangan • Biofuel production has pushed up feedstock prices. The clearest example is maize, whose price rose by 23 percent in 2006 and by some 60 percent over the past two years, largely because of the U.S. ethanol program.
54
Nonmarket, Context-Specific Benefits Need to be Evaluated • Potensi dalam mengurangi ketergantungan energi • Potensi dampak terhadap lingkungan • Keuntungan bagi petani kecil
55
Defining Public Policies for Biofuels • Di negara maju biofuels dikembangkan tetapi dengan subsidi yang besar dan proteksi yang berlebihan • Tantangan pemerintah negara berkembang adalah dukungan terhadap biofuel yang mungkin dapat menggantikan alternatif lain dengan insentif lebih tinggi • Harus adanya sertifikasi untuk menghindari resiko kerusakan lingkungan 56
References Hart, Michael H. (2013). “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah: 77 Thomas Malthus 1766-1834”. http://media.isnet.org/iptek/100/Malthus.htm l. Diakses 3 Maret 2013. World Bank. (2009). “World Development Report 2008”. http://siteresources.worldbank.org/INTWDR20 08/Resources/WDR_00_book.pdf. Diakses 27 Februari 2013 57
TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT
58