eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (4): 905-918 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2014
PERAN WORLD FOOD PROGRAMME (WFP) DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI SURIAH Miftahul Jannah1 0702045179 Abstract There are some programs that WFP has going well in Syria. WFP programs, among others, to promote and financial support for the Syrian campaign through print media and websites WFP, largest humanitarian fundraiser held in Geneva which is expected to reach 6 billion dollars to help the victims of civil war in Syria. Distribution assistance is provided through Cash and Vouchers, Logistics, Nutrition and Food School. WFP assistance is helpful Syria residents who were in the area of conflict and displacement although there are constraints in optimizing the role of WFP as aid agencies, which primarily are the issues of security and priority donor countries. Keywords: Food Crisis Syria, World Food Programme (WFP) Pendahuluan Suriah merupakan negara di wilayah Syam yang berbatasan langsung dengan Turki di sebelah utara, Palestina dan Jordania di sebelah selatan, Lebanon dan Laut Tengah di Barat dan Irak di Timur. Karenanya secara geografis dapat dikatakan bahwa Suriah adalah penghubung antara dua benua, Asia dan Afrika. Letak yang strategis tersebut menjadikan Suriah sebagai wilayah yang diperebutkan berbagai unsur kekuatan global. Sejak merdeka pada tahun 1946, pertanian (termasuk kehutanan dan perikanan) adalah sektor yang paling penting dari perekonomian Suriah dan merupakan sektor yang paling cepat berkembang. Selama tahun 1960, hasil pertanian mengalami stagnasi karena faktor cuaca dan tanah yang tandus. kondisi iklim yang tidak menentu membuat pertanian di Suriah kurang stabil, hingga pemerintah Suriah harus berfikir keras mengatur strategi peningkatan hasil pertanian untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan negara tersebut. Sejak tahun 2006, Suriah dilanda empat tahun berturut-turut kekeringan yang mengakibatkan gagal panen. Hal ini berdampak pada gagal panen secara besarbesaran terhadap petani-petani di Suriah. Pada tahun 2010, FAO (Food and 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 905-918
Agriculture Organization) mengeluarkan laporan bahwa sebanyak 1,4 juta penduduk Suriah terancam kekurangan pangan sebagai akibat dari rendahnya curah hujan selama 4 tahun terakhir. 300.000 petani dan peternak di utara Suriah (Idlib, Aleppo, dan Ar Raqqah) mengalami gagal panen secara besar-besaran karena kemarau yang sudah melanda sejak 4 tahun terakhir. Namun hal ini masih bisa diatasi pemerintah Suriah dengan memperbaiki kembali sektor pertanian dengan memberikan bantuan pada petani-petani baik itu pemberian perlengkapan, bibit-bibit pertanian, maupun perbaikan irigasi untuk pengairan pertanian panen serta pemerintah juga mengimpor bahan pangan untuk penduduk Suriah Kemudian di tahun 2011 muncul konflik saudara antara pihak pemerintahan Suriah (Syiah) dan kelompok oposisi (Sunni). Konflik yang berlangsung selama 33 bulan tersebut menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi warga sipil. Tidak hanya menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit tetapi warga Suriah juga mengalami kesulitan pangan, kelangkaan bahan bakar, dan mengeluhkan berkurangnya pendapatan. Hal ini disebabkan karena kerusakan pada hasil pertanian, seperti gandum, ceri, zaitun dan sayur-sayuran, harga bahan kebutuhan pokok dan bahan bakar yang melambung, serta sebagian besar warga Suriah banyak yang mengungsi, sehingga tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka akibatnya kemiskinan dan ancaman kelaparan meningkat. Sektor pertanian Suriah pun mengalami kegagalan senilai 1,8 miliar dolar pada tahun 2011 akibat konflik dan jumlah orang miskin di Suriah kian meningkat akibat harga bahan makanan yang terus naik secara signifikan bahkan terlalu tinggi mencapai 50%. Perekonomian yang bernilai sekitar $ 60 miliar, sejak 2011 nilainya menyusut 35-40%. Krisis pangan semakin diperparah karena warga Suriah juga mengalami kesulitan menerima akses untuk jalur distribusi makanan dan kebutuhan pokok lainnya akibat dari blokkade pasukan militer Suriah, kurangnya pasokan bahan makanan tersebut menyebabkan kehidupan warga Suriah semakin hari semakin memprihatinkan. Krisis pangan membuat masyarakat Suriah kian memburuk, hal ini terlihat dari fatwa ulama Suriah yang terpaksa mengeluarkan fatwa membolehkan warga Suriah untuk memakan daging kucing, anjing dan keledai untuk bertahan hidup di tengah kekurangan bahan makanan karena terkepung selama berbulan-bulan di kota Ghoutah dan di sejumlah wilayah di selatan Suriah lainnya. Melihat krisis yang sedang dihadapi oleh Suriah beberapa organisasi internasional pun kemudian bergerak memberikan bantuan termasuk organisasi WFP. Sebagai organisasi internasional posisi WFP adalah badan PBB yang berada di bawah FAO. WFP didirikan oleh FAO pada tahun 1960. Bermarkas besar di Kota New York, WFP memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan jangka panjang untuk program pangan di negara-negara berkembang. WFP merupakan agensi yang didanai secara sukarela, oleh karena itu agensi ini bergantung pada sumbangan dari berbagai negara dan pribadi. Program-programnya menekanankan pengembangan pelayanan masyarakat untuk mempromosikan program pangan. Karena tujuan inilah WFP mengambil peran dalam membantu 906
Peran WFP Dalam Menangani Krisis Pangan di Suriah (Miftahul Jannah)
penyediaan bahan pangan di Suriah baik itu sistem pengumpulannya maupun sistem penyalurannya. Kerangka Dasar Konsep a. Konsep Peran Organisasi Internasional Apabila suatu negara menghadapi krisis pangan, peran organisasi internasional sangat diperlukan untuk membantu menangani krisis yang terjadi di negara tersebut. Dalam buku “International Organization : Basic and Principles”, organisasi internasional didefinisikan sebagai bentuk interaksi antar pihak-pihak tertentu, yaitu aktor Negara dan aktor non-negara yang kemudian dilembagakan sehingga mempunyai asas, tujuan, pengurus dan anggota. Menurut Teuku May Rudy, peran Organisasi Internasional adalah wadah atau forum untuk menggalang kerjasama serta untuk mengurangi intensitas konflik antar sesama anggota, sebagai sarana perundingan untuk menghasilkan keputusan bersama yang saling menguntungkan dan ada kalanya bertindak sebagai lembaga yang mandiri untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan (antara lain kegiatan sosial kemanusiaan, bantuan untuk pelestarian lingkungan hidup, pemugaran monumen bersejarah, peace keeping, operation dll. (Rudy, T. M, 2005, Administrasi dan Organisasi Internasional, Refika Aditama Bandung, hal 3) Organisasi internasional terbagi atas dua kategori utama yaitu Inter Governmental (IGO) dan Non- Governmental Organization (NGO). IGO adalah organisasi yang didirikan beberapa negara untuk mencapai tujuan bersama. Ciri-ciri IGO adalah dibentuk oleh dua negara atau lebih, bersidang secara teratur, mempunyai sifat yang tetap dan keanggotaannya sukarela Melihat dari keanggotaan dan tujuan yang dimiki, WFP termasuk dalam IGO, dan keanggotaannya umum dengan tujuan terbatas (general membership and limited purpose). (Pease, Kate, Kelly, 2000, International Organization : Perspective on Governance in Twentieth First Century, Prenctice Hall New Jersey, hal. 276) b. Konsep Ketahanan Pangan (Food Security) dan Krisis Pangan Krisis pangan terjadi karena ketidak mampuan memenuhi standar ketahanan pangan yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat dikawasan tertentu baik secara kualitas maupun kuantitasnya untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Michael H. Glantz mengidentikkan krisis pangan dengan food security (ketahanan pangan). Dengan tercapainya food security, maka krisis pangan akan teratasi. World bank mendefinisikan food security sebagai sebuah akses bagi semua orang pada semua waktu untuk mendapatkan kecukupan makanan untuk hidup yang aktif dan sehat. (Jonatan Lassa, Politik Ketahanan Pangan Indonesia, Jakarta, 19522005)
Metode Penelitian Tipe penelian dari penelitian ini adalah tipe deskriptif yaitu menjelaskan dan menganalisis peran World Food Programme (WFP) dalam menangani krisis pangan di Suriah. Data yang disajikan jenis data sekunder, yang diperoleh melalui 907
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 905-918
metode telaah pustaka (library research) yakni dengan mengumpulkan data-data seperti buku, media massa, artikel, dan situs internet. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Hasil Penelitian Masalah krisis pangan telah menjadi suatu isu internasional di mana negara yang mengalaminya membutuhkan bantuan kemanusiaan. Masalah krisis pangan telah menjadi suatu isu internasional di mana negara yang mengalaminya membutuhkan bantuan kemanusiaan. Krisis pangan merupakan suatu kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Gejala krisis pangan ditandai dengan kelangkaan stok dan melambungnya harga pangan. Kelangkaan stok tersebut telah menyulut berbagai gejolak dan keresahan sosial. Krisis pangan Suriah merupakan proses penurunan asupan pangan dan gizi pada masyarakat Suriah akibat gagalnya hasil panen pertanian dan perkebunan karena selama 4 tahun (2007-2011) akibat kekeringan. Serta diperparah adanya konflik yang menyebabkan sulitnya akses dari negara-negara luar untuk mengekspor bahan-bahan kebutuhan pangan masyarakat Suriah, sehingga menyebabkan kenaikan harga mencapai 50 persen dan itu jauh diatas kemampuan daya beli masyarakat Suriah karena pendapatan tidak mengalami kenaikan seperti kenaikan harga bahan-bahan pangan (inflasi). Pada tahun 2011 hingga 2014, Suriah mengalami krisis pangan berkepanjangan, kondisi tersebut membuat rakyat Suriah melakukan berbagai cara untuk dapat bertahan hidup dengan pergi ketempat pengungsian yang berada jauh diwilayah. Bencana konflik saudara antara kelompok Syiah-Sunni dan gagal panen yang melanda Suriah berdampak terhadap kemiskinan dan kelaparan. Kondisi konflik ini membuat tidak terjaminnya keselamatan rakyat Suriah dan tidak berjalannya program pembangunan berazas ekonomi dan sosial. Oleh karena kondisi diatas World Food Programme (WFP) dengan sigap dan cepat bergerak ke Suriah untuk memberikan bantuan kemanusiaan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Suriah. WFP adalah sebuah organisasi lembaga kemanusiaan yang memberikan bantuan pangan dalam keadaan darurat. Keterlibatan WFP di Suriah karena merupakan suatu misi dari WFP dalam memberikan bantuan kemanusiaan disaat kondisi darurat yang terjadi. Prinsip penanganan WFP adalah prinsip penyelamatan dan reaksi secara cepat. Dengan adanya pangan yang cukup akan menggerakkan roda perekonomian dan aktivitasaktivitas lainnya sehingga pada akhirnya hal tersebut akan membantu kondisi ekonomi masyarakat yang terkena bencana kelaparan. Dalam menangani krisis pangan di Suriah dimana WFP dijadikan sebagai wadah untuk untuk dapat menyalurkan bantuan pangan dan sebagai arena untuk mendiskusikan masalah krisis pangan yang terjadi sehingga mendapatkan jalan untuk mengatasi krisis pangan tersebut. WFP dalam bekerja pemberian bantuan kemanusiaan kepada para korban konflik dan para penggungsi mendasarkan pada amanat dari resolusi Majelis Umum Res 46/182, “Strengthening of the Coordination of Humanitarian Emergency Assistance of the United Nations” and the Guiding Principles in its annex”. Dengan adanya wewenang dari majelis umum mengenai bantuan kemanusiaan maka WFP yang bekerjasama dengan NGO lokal yang ada di Suriah 908
Peran WFP Dalam Menangani Krisis Pangan di Suriah (Miftahul Jannah)
memberikan bantuannya kepada para korban dan para penggungsi yang harus keluar dari negara tersebut Operasi darurat WFP untuk membantu Suriah dimulai pada bulan Oktober 2011. Di Suriah , bantuan WFP telah sampai ke 14 Provinsi dengan lebih dari 3.000 truk dikirim setiap bulan untuk membawa pasokan makanan dalam kemitraan dengan the Syrian Arab Red Crescent ( SARC ) dan 28 badan amal lokal dan LSM. WFP memperkirakan harus mengeluarkan dana sekitar US $ 2 milyar pada tahun 2014 untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat akibat konflik Suriah. Program-program WFP yang Telah Berjalan dalam Menangani Krisis Pengan Suriah. a. Pengumpulan Dana atau Bantuan Pangan dari Donator-Donatur. Pengumpulan dana atau bantuan pangan oleh WFP untuk krisis pangan di Suriah ini di kumpulkan dari donator-donatur baik itu dari negara-negara donatur maupun donatur non-negara. Pengumpulan dana dilakukan WFP dengan beberapa cara yaitu dengan menghimbau negara anggota WFP untuk menyalurkan dana bantuan pangan untuk Suriah melalui WFP, mengusahakan dana bantuan pangan dari PBB, mempromosikan dan mengkampanyekan bantuan dana untuk Suriah melalui media cetak dan website WFP. WFP melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar pengumpulan dana kemanusiaan terbesar yang diharapkan mencapai 6 miliar dollar guna membantu para korban perang sipil di Suriah. PBB memperkirakan setahun dari sekarang empat juta pengungsi meninggalkan negara itu dan tiga perempat dari 22 juta penduduk akan memerlukan bantuan. Pengumpulan dana PBB untuk Suriah merupakan yang terbesar yang pernah diadakan untuk satu kasus yang akan dibantu. Kepala Badan Kemanusiaan PBB Valerie Amos meluncurkan penggalangan dana tersebut di Jenewa. Dana yang terkumpul akan dialokasikan sebesar 4 miliar dollar bagi pengungsi yang kini hidup di negara-negara tetangga Suriah. Mereka juga mengeluarkan seruan permohonan mendesak kepada dunia untuk WFP telah menciptakan aplikasi permainan pada jejaring sosial yang bernama Stylista. Stylista adalah aplikasi permainan Facebook pertama yang mendukung operasi tanggap darurat WFP di Suriah yang bekerjasama dengan Sandbox Global dan semua jaringan pemain game online Stylista untuk upaya mendukung WFP. Pemain game online Stylista di seluruh dunia dapat berkontribusi bagi operasi kemanusiaan WFP di Suriah dengan membeli barang-barang virtual seperti t-shirt dan tas yang tersedia dalam edisi terbatas sebagai bagian dari permainan tersebut. WFP saat ini tengah meningkatkan skala bantuan pangan kemanusiaan di Suriah bagi 2,5 juta orang penerima bantuan pangan dalam beberapa bulan mendatang. Ditahun tahun 2013, WFP membantu pengungsi Suriah di Yordania , Lebanon, Turki dan Irak yang mencakup program-program dari 55 lembaga kemanusiaan dan LSM yang terlibat dalam operasi untuk membantu pengungsi Suriah yang 909
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 905-918
melarikan diri ke Yordania Suriah, Irak, Lebanon, Turki dan Mesir yang menghasilkan total dana US $ 1 miliar untuk mendanai operasi WFP tersebut b. Penyaluran dana dan bantuan Untuk Krisis Pangan Suriah. Dalam penyaluran dana dan bantuan tersebut, WFP bekerjasama dengan Pemerintah Suriah dan 44 lembaga Suriah atau organisasi non-Pemerintah (LSM) untuk memperluas jangkaun operasi kerja WFP dalam rangka mencapai 2,5 juta orang yang dapat menerima bantuan pangan tersebut di Suriah. Bantuan itu berupa bahan kebutuhan pokok atau pangan, pakaian, obat-obatan dan fasilitas penampungan sementara untuk masyarakat Suriah. Penyaluran-penyaluran itu ini dilakukan WFP dengan merujuk pada program kerja WFP. Program-program itu adalah: 1. Cash and Vouchers (Langsung dan Jaminan-jaminan) Transfer tunai atau bantuan langsung yaitu memberikan uang atau bahan makanan kepada orang-orang yang berjuang untuk menyediakan makanan bagi keluarga mereka secara langsung,sedangkan voucher dapat ditukar dengan makanan di toko-toko yang dipilih. Hal ini digunakan untuk mengatasi kelaparan di tempattempat di mana ada banyak makanan di pasar tetapi orang-orang miskin tidak mampu membelinya. Bantuan tunai atau langsung di Suriah oleh WFP di lakukan dengan menjalan Emergency Operations (EMOPs) atau operasi darurat. EMOPs dapat membantu kelompok yang membutuhkan baik dari distribusi makanan atau proyek-proyek lain seperti bantuan pangan dalam pertukaran untuk pekerjaan rekonstruksi. Mereka didanai terutama oleh kontribusi donator yang ditargetkan. EMOPs biasanya berlangsung antara tiga dan 12 bulan. Jika bantuan lebih lanjut diperlukan maka WFP mempersiapkan perpanjangan Operasi Pemulihan dan Bantuan. WFP membagikan makanan kepada masyarakat Suriah secara langsung yang telah meninggalkan kota dan berusaha untuk menjangkau mereka yang masih terperangkap di kota-kota yang berkecamuk konflik. Tapi kadang-kadang tidak mungkin untuk melakukan perjalanan yang aman ke kota-kota itu bagi truk-truk pengangkut bahan makanan WFP. Meskipun berat, para relawan WFP berhasil mencapai kota Aleppo dan sekitar 20.000 orang di sana telah menerima bantuan makanan. Secara total, lebih dari 46.000 orang di Suriah telah menerima bantuan makanan. Ketika dibulan-bulan Ramadhan WFP bekerjasama dengan organisasi Save the Children juga menyalurkan tambahan bantuannya ke kamp-kamp pengungsian Suriah. Bantuan tersebut di dapat dari kerajaan Arab Saudi. Bantuan tersebut berupa bahan makanan pokok standar, beras, protein daging, pasta, tepung terigu, bulgur gandum dan lentil. Hal ini sangat membantu para pengungsi, mengingat ketika Ramadhan tiba segala harga kebutuhan menjadi meningkat dan sangat sulit untuk dapat terjangkau oleh para pengungsi konflik Suriah yang berada di kampkamp pengungsian tersebut. 910
Peran WFP Dalam Menangani Krisis Pangan di Suriah (Miftahul Jannah)
Ribuan pengungsi Suriah menerima bantuan pangan sebagai bagian dari operasi darurat yang diluncurkan oleh WFP di Lebanon, Yordania, Turki dan Irak. Bantuan itu datang dalam bentuk voucher makanan keluarga yang dapat digunakan untuk membeli makanan di pasar lokal. WFP berencana mencapai lebih dari 120.000 pengungsi. WFP sering menggunakan voucher ketika makanan tersedia di pasar tetapi masyarakat tidak punya cukup uang untuk membelinya. Voucher dapat digunakan masyarakat Suriah untuk membeli produk segar seperti susu, keju, yoghurt dan telur di took-toko yang telah ditentukan WFP. WFP bekerja dengan melibatkan organisasi masyarakat Yordania untuk membentuk toko-toko dalam membantu pengungsi dari Suriah dan memastikan bahwa persediaan makanan bersumber dari pedagang lokal, sistem Voucher juga membantu untuk mendukung kota-kota dan desa-desa di sekitar kemah untuk meningkatkan perekonomian lokal. 2. Logistics (Logistik) Berkat berbagai strategi, WFP selalu mampu memberikan respon yang cepat terhadap keadaan darurat kelaparan. Elemen kunci dalam tanggapan ini adalah jaringan WFP yang dikelola PBB dengan Depot Tanggap Kemanusiaan yang diposisikan dekat daerah rawan bencana di seluruh dunia, di mana persediaan darurat disimpan dalam persiapan. Sistem penyaluran logistik ini di salurkan sesuai dengan cara operasi WFP yaitu Special Operations (SOs), Operasi Khusus ini untuk mempercepat gerakan bantuan pangan, terlepas dari apakah makanan itu tersedia ataukah belum. WFP melibatkan logistik dan prasarana kerja yang dirancang untuk mengatasi kemacetan operasional. WFP bekerjasama denga UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) membangun kamp-kamp pengungsian, dapur-dapur utama, kantorkantor, pusat-pusat distribusi makanan dari WFP dan sekolah-sekolah serta lampu-lampu pengamanan jalan di negara-negara tujuan pengungsi. Sistem distribusi makanan WFP berjalan pada kapasitas penuh setelah semua infrastruktur tersebut dibangun. Ada 120.000 pengungsi di tiap-tiap kamp pengungsian yang mengumpulkan jatah makanan mereka setiap dua minggu. Tentu saja tim WFP sekarang secara substansial lebih besar perannya setelah memiliki kantor yang beroperasi secara penuh di kamp-kamp. WFP bekerja sama dengan Syrian Arab Red Crescent (SARC) untuk melakukan distribusi logistik. Pendekatan bervariasi tergantung pada situasi dilakukan. Di beberapa tempat, distribusi jatah makanan berlangsung di cabang SARC. Di daerah hot spot, staf SARC memberikan bantuan langsung ke rumah-rumah masyarakat. Di lokasi lainnya, SARC mendapat bantuan dari komite lokal dan amal. WFP membantu masyarakat Suriah di 14 kota provinsi, menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah yang paling terkena dampak konflik. Persediaan makanan untuk bulanan yang diberikan WFP kepada masyarakat Suriah yaitu menyediakan dua pertiga dari kebutuhan keseluruhan makanan sehari-hari. berupa beras, 911
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 905-918
gandum bulgur, pasta, minyak, kacang putih, gula, garam, dan daging kaleng. Makanan khusus akan ditambahkan ke dalamnya untuk menghindari anak-anak yang kekurangan gizi. Selain kemitraan dengan Syrian Arab Red Crescent (SARC), WFP telah juga menjalin kemitraan dengan Bir Association untuk mencapai orang-orang pengungsi di berbagai belahan gubernuran dengan bantuan pangan. Bir Association merupakan LSM yang bergerak di bidang kemanusian dan memberikan bantuan baik itu berupa pendidikan pada anak-anak yang putus sekolah, pelatihan pada perempuan dan misi-misi kemanusian lainnya. . Pada bulan Februari 2013, PBB mengumumkan pihaknya mengirim bahan kimia pemurni air untuk membantu pasokan air bersih kepada sekitar 10 juta warga Suriah, atau sekitar separuh jumlah peduduk negara itu. WFP juga mengimpor 2,5 juta liter bahan bakar minyak per bulan untuk truk yang mengangkut barangbarang bantuan. “Pengiriman pertama 39.000 liter minyak tiba di Suriah dari Lebanon 3. Nutrition (Nutrisi) dan School Meals (Makanan Sekolah) WFP menggunakan standar dan pedoman internasional, ahli gizi di WFP menyarankan pemberian makanan yang tepat bagi orang-orang menghadapi kelaparan dan risiko malnutrisi di Suriah. Hal ini harus disesuaikan dengan apa yang penduduk setempat gunakan untuk memasak dan makan. WFP memberikan nutrisi bahkan dalam distribusi umum yang berhubungan dengan makanan darurat. WFP menyediakan camilan biskuit dan makanan yang cocok untuk anak-anak dan ibu hamil agar tidak terjadi malnutrisi. Malnutrisi mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Sepertiga dari semua kematian pada anak di bawah usia 5 di negara-negara berkembang terkait dengan gizi. Peran WFP dalam memerangi malnutrisi tidak hanya untuk mengobatinya, tetapi juga untuk mencegahnya menjadi parah.. Di kamp-kamp pengungsian juga telah didirikan sekolah untuk anak-anak pengunsi konflik Suriah. Di sana WFP menyediakan makanan yang tepat nutrisinya untuk anak-anak, baik berupa makanan ringan maupun makanan pokok yang diperlukan untuk tumbuh kembang mereka sehingga terhindar dari malnutrisi. Hal ini sesuai dengan program kerja WFP yaitu School Meals (Makanan Sekolah). School Meals (Makanan Sekolah) adalah makanan yang biasa disediakan saat sarapan atau makan siang, atau sebagai camilan, seperti biskuit berenergi tinggi yang disediakan dan dimakan setiap hari di sekolah, makanan tersebut menggunakan bubuk makanan dan mikronutrien untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan. WFP juga memberikan jatah ke pada tiap keluarga pengungsi, seperti sekarung beras dan sekaleng minyak goreng untuk keluarga yang anaknya bersekolah secara teratur. Program-program WFP yang Tidak Berjalan dalam Menangani Krisis Pengan di Suriah yaitu Food for Assets (Makanan untuk Persediaan) dan Focus on Women (konsentrasi Pada Wanita) dan Purchase for Progress (Pembelian untuk kemajuan). Program tersebut tidak berjalan dikarenakan disaat konflik Suriah terjadi tidak memungkinkan menyelenggarakan ini semua karena WFP terfokus 912
Peran WFP Dalam Menangani Krisis Pangan di Suriah (Miftahul Jannah)
pada penyediaan makanan dalam jangka pendek, dimana masyarakat Suriah harus mendapatkan makan yang sudah siap diolah dengan segera dan secepatnya. Kondisi keamanan juga menjadi salah satu faktor WFP tidak bisa memberikan pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan pertanian kepada masyarakat Suriah terutama para wanita. Disaat konflik infrastruktur pendidikan, pelatihan dan pertanian menjadi hancur. Disaat ini bantuan makanan secara langsunglah yang paling dibutuhkan masyarakat Suriah Hambatan-Hambatan yang Dialami World Food Programme (WFP) dalam Mengani Krisis Pangan di Suriah. 1. Tidak Terjaminannya Keamanan para relawan WFP. Ketidakamanan tetap menjadi tantangan utama. Ada daerah-daerah yang tidak boleh didatangi oleh staf PBB, yang kadang-kadang menghambat distribusi dan pemantauan. Pada akhir tahun 2012, serangan terhadap truk-truk logistik WFP di Suriah kian meningkat. Hal ini membuat WFP kesulitan untuk menyalurkan bantuan bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya secara langsung kepada masyarakat Suriah yang membutuhkannya di Provinsi-Provinsi yang terkena dampak konflik. Saat itu juga, WFP memiliki 20 truk pembawa bahan makanan untuk 50.000 orang yang terjebak di perbatasan Lebanon yang sangat dibutuhkan warga pengungsi Suriah. 2. Cuaca yang Ekstrim Cuaca ekstrim adalah fenomena meteorologi yang ekstrim dalam sejarah (distribusi), khususnya fenomena cuaca yang mempunyai potensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau yang menimbulkan korban jiwa manusia. Pengiriman bantuan kemanusiaan PBB pada akhir tahun 2012 dan awal tahun 2013 dari kota Qamishli di Irak ke Suriah melalui udara sempat tertunda akibat cuaca buruk di musim dingin. Lapangan terbang Qamishli di Irak saat itu ditutup dan bantuan tersebuat akan diturunkan diwilayah utara Suriah. Distribusi bantuan via udara ditempuh PBB, setelah mendapat lampu hijau dari Pemerintah Suriah dan Irak. WFP berencana untuk mendistribusikan sekitar 40 metrik ton bantuan ke daerah-daerah yang telah menjadi korban konflik dan semakin berbahaya untuk ditempuh lewat jalur darat. Distribusi ini berupa barangbarang bantuan inti untuk 10 ribu keluarga, atau sekitar 50 sampai 60 ribu orang. Selain pengiriman bahan makanan yang tertunda, gelombang dingin ekstrim yang telah menyebabkan memburuknya kondisi bagi orang-orang di kota Qamishli dan tempat-tempat lain di Suriah. Hal ini membuat para relawan WFP juga kesulitan dalam mendistribusikan bantuan ke provinsi-provinsi yang terkena dampak konflik. Salju tebal yang menutupi jalan-jalan penghubung antar provinsi menghalangi truk-truk WFP dalam membawa bantuan makanan
913
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 905-918
3. Kurangnya Pendanaan Untuk Bantuan Pangan di Suriah Operasi WFP di dalam Suriah serta pengungsi di negara-negara tetangga menghabiskan dana lebih dari 29 juta dolar AS per pekan. Jika tanpa bantuan lebih lanjut, WFP akan kehabisan dana dari 763 juta dolar yang diperlukan. WFP memerlukan lebih banyak bantuan dana untuk masyarakat Suriah baik yang ada di pengungsian maupun yang masih bertahan di dalam negara mereka. Jika respon masyarakat Internasional begitu tidak lebih baik maka bantuan kepada masyarakat Suriah bisa saja terhenti karena WFP kekurangan dana. PBB menyelenggarakan Konferensi Internasional Kemanusiaan untuk Suriah (International Humanitarian Pledging Conference for Syria) yang diselenggarakan di Bayan Palace, Kuwait City pada januari 2014, akhirnya mengumpulkan dana bantuan sebesar 1,5 miliar dolar AS. Dalam konferensi itu sendiri disampaikan bahwa bantuan itu untuk dua rencana yakni Syria Humanitarian Respons Plan (SHARP) dan Syria Regional Response Plan (RRP). Kedua rencana tersebut disebut-sebut membutuhkan dana 1,5 miliar dolar AS untuk membantu jutaan warga sipil yang terdampak oleh konflik yang masih berlangsung di Suriah selama enam bulan ke depan, termasuk warga di negara itu serta yang lainnya yang mengungsi melalui perbatasan. Sekitar satu miliar dolar AS untuk RRP, yang akan mendukung lebih dari setengah pengungsi yang meninggalkan Suriah ke Yordania, Irak, Libanon, Turki, dan Mesir. Sementara SHARP membutuhkan lebih dari 519 juta dolar AS untuk membantu lebih dari empat juta warga di Suriah, termasuk sekitar dua juta orang yang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya. Dana sebesar 519 juta dolar AS dari keseluruhan bantuan 1,5 miliar dolar AS itu akan digunakan untuk kerja kemanusiaan di 10 sektor di dalam negara Suriah guna memenuhi kebutuhan dasar. Rencana itu didasari oleh empat prioritas yang terdiri atas menyediakan pasokan bantuan seperti makanan, kesehatan dan air, serta membantu masyarakat yang meninggalkan rumah mereka dan komunitas yang menampung mereka. Selain itu, bantuan digunakan untuk mendukung rekonstruksi infrastruktur yang rusak parah, serta membantu warga termiskin agar tidak menjadi makin melarat. PBB menekankan kebutuhan akan dana lebih banyak lagi manakala badan-badan –badan PBB mengerahkan lebih banyak staf dan pasokan ke negara itu dan tetangganya, yakni Irak, Yordania, Libanon, dan Turki, untuk meningkatkan upaya berkelanjutan seperti yang sudah dilaksanakan selama ini. Kesimpulan Peran-peran yang dilakukan World Food Programme (WFP) dalam menangani krisis pangan di Suriah, yaitu : 1. WFP menggelar pengumpulan dana kemanusiaan terbesar di Jenewa yang diharapkan mencapai 6 miliar dollar guna membantu para korban perang sipil di Suriah. 914
Peran WFP Dalam Menangani Krisis Pangan di Suriah (Miftahul Jannah)
2. WFP telah menciptakan aplikasi permainan pada jejaring sosial yang bernama Stylista yaitu aplikasi permainan Facebook pertama yang mendukung operasi tanggap darurat WFP di Suriah yang bekerjasama dengan Sandbox Global dan semua jaringan pemain game online Stylista. 3. Penyaluran dana dan bantuan untuk krisis pangan Suriah dengan merujuk pada program kerja WFP. Program-program itu adalah bantuan tunai atau langsung di Suriah oleh WFP di lakukan dengan menjalankan Emergency Operations (EMOPs) atau operasi darurat. WFP membagikan makanan kepada masyarakat Suriah secara langsung dan menggunakan voucher yang dapat digunakan masyarakat Suriah untuk membeli produk segar seperti susu, keju, yoghurt dan telur di toko-toko yang telah ditentukan WFP. Dan sistem penyaluran logistik WFP yaitu Special Operations (SOs), dengan membangun kamp-kamp pengungsian, dapur-dapur utama, kantor, sekolah dan pusat distribusi makanan. WFP bekerjasama dengan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) Syrian Arab Red Crescent (SARC) dan Bir Association untuk melakukan distribusi logistik ke rumah-rumah penduduk Suriah maupun di pengungsian. Dapat terlihat bahwa peran WFP di Suriah terlihat cukup berhasil dalam menyalurkan makanan berupa gandum, sereal maupun bantuan logistik. Dan bantuan WFP sangat membantu penduduk Suriah yang sedang berada kawasan konflik maupun di pengungsian. Meskipun terdapat hambatan-hambatan dalam pengoptimalan peran WFP sebagai lembaga pemberi bantuan, yang terutama adalah masalah keamanan dan prioritas negara pendonor. Daftar Pustaka Buku Bennet A. Leroy. 1988, International Organization : Principal and Issues, New Jersey, Prentice Hall, Englewood Cliffs. Holsti, K. J, 1992. “Politik Internasional Suatu Kerangka Analisis”. Jakarta, Erlangga. Jackson, Robert, dan Georg, Sorensen. 2005, ”Pengantar Studi Hubungan Internasional” terj Dadan Suryadipura, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Jones, Walter S. 1992, Logika Hubungan Internasional (Persepsi Nasional), terj Budiono. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama Jonatan, Lassa. 1952-2005 “Politik Ketahanan Pangan Indonesia”. Jakarta. Mas’oed, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodelogi. Jakarta. PT. Pustaka LP3ES. 915
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 905-918
Rossenau, James and Kenneth Thompson. 1976. “World Politics”. New York. Rudy, T. May. 2005. Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung, Refika Aditama. Soekanto, Soerjono. 1990. “Sosiologi Suatu Pengantar”. Jakarta. Yayasan Penerbit UI. Syarief, Hidayat, Hardinsyah dan Sumali. 1999. “ Membenahi Konsep Ketahanan Pangan Indonesia”, Bogor. Pease, Kate, Kelly. 2000. “International Organization : Perspective on Governance in Twentieth First Century, New Jersey. Media massa cetak dan elektronik / internet Ada Apa Dengan Krisis Kemanusiaan Suriah, oleh Tim Medic For Syria BSMI dan PP Pemuda Al Irsyad diakses dari http://agamovecloser.wordpress.com/2012/08/01/ada-apa-dengan-krisiskemanusiaan-suriah/, pada tanggal 27 Februari 2013 Badai
tunda distribusi bantuan udara PBB ke Suriah, diakses http://international.sindonews.com, pada tanggal 17 Februari 2013
dari
Cuaca Ekstrem Selimuti Timur Tengah, Pengungsi Suriah Makin Menderita, diakses dari http://www.rimanews.com, pada tanggal 17 Februari 2014. Life As A 10-Year-Old Refugee From Syria, tersedia di http://www.wfp.org/stories/life-10-year-old-refugee-syria, diakses tanggal 17 Februari 2014 New Plan Unveiled To Assist Syrian Refugees in 2013, diakses dari http://www.wfp.org, pada tanggal 17 Februari 2013 PBB ajukan permohonan dana untuk cegah pemotongan bantuan pangan bagi pengungsi Suriah di Lebanon, diakses dari di http://unic-jakarta.org, pada tanggal 17 Februari 2014 PBB
4 Juta Warga Suriah Tak Mampu Beli Pangan, diakses dari http://www.suarapembaruan.com, pada tanggal 17 Februari 2014
PBB
Gelar Pengumpulan Dana Terbesar untuk Suriah, diakses http://www.tribunnews.com, pada tanggal 17 Februari 2014
dari
PBB
Kesulitan Salurkan Bantuan ke Warga Suriah, diakses http://berita.plasa.msn.com, pada tanggal 17 Februari 2014
dari
PBB
Kirimkan Bantuan Bagi Warga Suriah, diakses http://www.islampos.com, pada tanggal 17 Februari 2014
dari
916
Peran WFP Dalam Menangani Krisis Pangan di Suriah (Miftahul Jannah)
PBB:
Sejuta Penduduk Suriah Kesulitan Pangan, tersedia di: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/01/09/14086 7/PBB-Sejuta-Penduduk-Suriah-Kesulitan-Pangan, diakses pada tanggal 27 Maret 2013
Program Pangan Dunia, diakses dari http://www.wfp.orers, pada tanggal 22 Maret 2013 Satu
Juta Rakyat Suriah Terancam Kelaparan, diakses http://www.republika.co.id, pada tanggal 17 Februari 2014
dari
Sekjen
PBB tegaskan ini baru awal terkait Suriah, diakses http://www.antaranews.com, pada tanggal 17 Februari 2013
dari
Seperempat warga Suriah alami kemiskinan, http://www.republika.co.id, pada tanggal 27 Mei 2013 Stylista, Bermain sambil Donasi untuk Suriah, http://pedomannews.com, pada tanggal 17 Februari 2014
diakses diakses
dari dari
Syria: A Day In The Life Of A WFP Staffer, diakses dari http://www.wfp.org, pada tanggal 17 Februari 2014 Syria AGRICULTURE, diakses dari http://lcweb2.loc.gov, pada tanggal 27 Maret 2013 Syria agricultural production drops massively as conflict continues, diakses dari http://www.fao.org, pada tanggal 17 Februari 2014 Syria: Cash payments to thousands of vulnerable families, diakses dari http://www.irinnews.org, pada tanggal 17 Februari 2014. Syria: Displaced Families In Homs Receive WFP Food, diakses dari http://www.wfp.org, pada tanggal 17 Februari 2014 Syria: 1.5 Million People Need Urgent Food Assistance, diakses dari http://www.wfp.org, pada tanggal 17 Februari 2014 Syria: How WFP Is Feeding The Hungry (Interview), diakses dari http://www.wfp.org, pada tanggal 17 Februari 2014 WFP Activities, tersedia di http://www.wfp.org/countries/syria/operations, diakses tanggal 17 Februari 2014. WFP Expands Operations In Syria As Struggle For Food Continues, diakses dari http://www.wfp.org/stories/wfp-expands-operations-syria-struggle-foodcontinues, pada tanggal 17 Februari 2013
917
eJournalIlmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 905-918
WFP Launches Emergency Operation To Reach Syrian Refugees, diakses dari http://www.wfp.org/stories/wfp-launches-emergency-operation-reachsyrian-refugees, pada tanggal 17 Februari 2014 WFP Staffer Compares Two Refugee Camps: Zaatari and Dadaab, diakses dari http://www.wfp.org/stories/wfp-staffer-compares-two-refugee-campzaatari-and-dadaab, pada tanggal 17 Februari 2014
.
918