PERAN FOOD AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO) DALAM MENGATASI KRISIS PANGAN DI KENYA TAHUN

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2015, 3 (1): 143-156 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2015

PERAN FOOD AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO) DALAM MENGATASI KRISIS PANGAN DI KENYA TAHUN 2007-2011 Rina Purwati1 NIM.0802045039

Abstract The food crisis in Kenya it’s been happening for a long time ago.it is caused by five things involve drought, the increase of food prices, poverty, unrest after election in 2007, and refugee. The problem of food crisis create the social impact including hunger. It could be argue that refugee in Kenya create because there’s a problem of drought which happen because there’s no appears of rainfall that creating the ability to access food becomes difficult. FAO then start the program at the end of 2007, and one of them is, National Programme for Food Security (NPSF), National Accelerated Agriculture Input Acces Project (NAAIAP), Agriculture Productivity and Income Generating Programmes, Boosting Food Production Through Irrigated Agriculture Programme, Promotion of “Orphan Crops. The discussion result shows the other role of FAO in order to conquer the food crisis in Kenya 2007-2011, shows that role of FAO has not been quite successfull to conquer the food crisis in Kenya, it is caused in 2007-2011 the prices of corn in Kenya still too expensive and difficult to reach by Kenya’s people, beside of that the long drougt make the programme that conquer the food crisis inhibit. Keywords: Food Crisis, Kenya, FAO, Food Security Pendahuluan Kenya merupakan salah satu negara di bagian Afrika Timur yang terkena krisis pangan yang cukup parah. Pada bulan (Juni-Agustus) tahun 2004, dimana pada waktu itu Kenya dilanda gagal panen secara keseluruhan sehingga, lebih dari 3 juta warga Kenya menderita kelaparan akibat terjadinya bencana kekeringan. Menurut presiden Kenya Kibaki stok cadangan pangan nasional hanya mampu untuk menyediakan hanyaselama 1 bulan saja sehingga sampai saat iniKenya memerlukan bantuan internasional secara berkelanjutan.(www.fao.org) 1

Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Email : [email protected]

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 143-156

Penyebab terjadinya di krisis pangan Kenya dikarenakan adanya bencana kekeringan ditambah dengan adanya konflik kekerasan pasca pemilu Desember 2007 dimana terpilihnya kembali presiden Mwai Kibaki, membuat pendukung dari Raila Odinga tidak terima atas terpilihnya kembali presiden Mwai Kibaki tersebut sehingga menyebabkan kerusuhan, dimana kerusuhan tersebut telah menewaskan sebanyak 1600 orang meninggal dan 250 orang telah malarikan diri untuk memperoleh keselamatan. Dimana pasca kerusuhan tersebut banyak korban baik sebagai pro-pemerintah ataupun pro-oposisi kehilangan rumah, harta benda, mata pencaharian dan kehilangan anggota keluarga mereka. Krisis kemanusiaan yang terkait peristiwa ini juga diperparah adanya bencana kekeringan. Pada bulan Maret 2008 hujan yang tak kunjung datang di proyeksikan akan memperburuk musim panen dan kekurangan produksi akibat kekerasan akibat pasca pemilu. (www.fao.org). Pada tahun 2008, petani dan penggembala Kenya di landa kekeringan dan menghadapi kekurangan yang cukup parah, yang mana bukan hanya manusia saja yang ikut merasakan kekurangan makanan tetapi hewan juga.kesehatan hewan ternak dan kasus kematian hewan ternak juga terus meningkat. FAO (Food and Agriculture Organization) yang didirikan pada tahun 1945 yang merupakan Organisasi Pangan dan Pertanian yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (Moch. Hassan Natawiredja107). Tujuan utama FAO adalah mencapai ketahanan pangan bagi semua negara, dan memastikan bahwa semua orang memeliki akses untuk mendapatkan makanan yang berkualitas baik sehingga dapat menjalankan aktivitas dan sehat. Untuk mencapai hal itu, tugas pokok FAO terdiri dari perbaikan gizi, peningkatan produksi pertanian, meningkatkan standar hidup penduduk pedesaan dan memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. (www.fao.org).Kemajuan yang signifikan telah dilakukan FAO adalah meningkatkan produksi bahan pangan dan pertanian, terutama di negara yang sedang berkembang. Upaya Pemerintah Kenya dalam mengurangi tingkat krisis pangan yaitu bekerjasama dengan Direktur Jendral FAO. Mwai Kibaki sebagai Presiden Kenya dan Jose Graziano De Silva sebagai Direktur Jendral FAO mendukung kegiatan Konfrensi Regional dalam membentuk sumbangan dana dari anggota-anggota FAO dan negara donor lainnya, agar kegiatan tersebut dapat mengurangi tingkat krisis pangan yang terjadi di Kenya. Untuk itu pemerintah Kenya berupaya dalam mengatasi krisis pangan. Sebagai pemerintah di negara berkembang, peran serta dari organisasi internasional sangat membantu untuk mengurangi krisis pangan di Kenya. Kerangka Dasar Teori 1. Peranan Organisasi Internasional Dalam buku studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisa dan Teorisasi , Moehtar Mas’oed mengatakan bahwa peranan (Role) adalah prilaku yang diharapkan, yang akan dilakukan oleh seseorang, organisasi atau kelompok yang

144

Peran FAO Dalam Mengatasi Krisis Pangan di Kenya (Rina Purwati)

mana menduduki suatu posisi tertentu, baik posisi di dalam organisasi ataupun dalam sikap negara. Setiap orang yang akan menduduki posisi tersebut, diharapkan memiliki prilaku yang sesuai dengan posisi tersebut. Dikatakan , bahwa dalam konsep peranan, prilaku individu harus dapat di pahami dan juga dimaknai di dalam konteks social. Didalam teori peranan, ditegaskan bahwa:“Perilaku politik adalah perilaku dalam menjalankan peranan politik.”Peranan organisasi internasional ditujukan pada konstribusi organisasi didalam peraturan yang lebih luas selain daripada pemecah masalah. Dalam hal ini peranan menjalankan konsep melayani untuk menghubungkan harapanharapan terpola dari organisasi lain atau lingkungan dengan hubungan dan pola yang menyusun struktur sosial. Teori peranan memfokuskan pada perilaku individual dan suatu kelompok tertentu. Faktor-faktor ini dipelajari pada konteks kelompok kerja , organisasi, komunitas dan juga masyarakat. Teori peranan memiliki 2 (dua) kemampuan yang berguna untuk analisis politik. Pertama, aktor politik umumnya yang mana berusaha dalam menyesuaikan perilakunya dengan norma perilaku yang berlaku dalam peran yang dijalankannya. Kedua, teori peranan mempunyai kemampuan mendeskripsikan institusi politik yang mana merupakan serangkaian pola prilaku berkaitan dengan peranan. (Bruce J. Biddle&Edwin J. Thomas3-17).Dalam kehidupan politik, peranan organisasi Internasional antara lain: 1. Arena atau tempat pertemuan bagi anggota-anggotanya untuk menjalin kerjasama serta untuk mencegah dan mengurangi itensitas konflik. 2. Sebagai sarana untuk perundingan dan menghasilkan keputusan bersama yangsaling menguntungkan dan ada kalanya bertindak sebagai, 3. Lembaga yang mandiri untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan antara lain kegiatan sosial kemanusiaan, pelestarian lingkungan hidup, peace keeping operation dan lain-lain. Peranan organisasi internasional ditujukan pada konstribusi organisasi didalam peraturan yang lebih luas selain pemecah masalah, peranan organisasi internasional dapat dibagi ke dalam tiga kategori yaitu: a. Organisasi internasional sebagai legitimasi kolektif bagi aktivitas-aktivitas organisasi dan anggota secara individual. b. Organisasi internasional sebagai penentu agenda internasional. c. Organisasi internasional sebagai instrument bagi koalisi antar anggota, atau koordinasi kebijakan antar pemerintah sebagai mekanisme untuk menentukan karakter dan struktur kekuasaan global. 2. Bantuan Kemanusiaan Bantuan kemanusiaan pada mulanya diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh negara kepada negara lain karena terjadi bencana alam seperti, banjir, tsunami, gempa bumi, kebakaran hutan, kelaparan dan lain-lainnya. Pengertian ini kemudian dikembangkan tidak hanya mencakup bencana alam yang bersifat temporer tetapi juga bencana sosial dan endemik. (Graham Evans dan Jeffrey Newham231).Bantuan kemanusiaan diberikan untuk menanggulangi bencana, bantuan kemanusiaan berasal dari pemerintah, masyarakat, organisasi-organisasi

145


internasional, dan negara-negara asing. Dalam pengelolaan bantuan kemanusiaan biasanya organisasi internasional melakukan serangkaian upaya untuk memberikan bantuan yang dikumpulkan dari berbagai pihak untuk diberikan kepada pihak yang membutuhkan bantuan atau pertolongan yang ditujukan sebagai tanggapan terhadap suatu kondisi kemanusiaan dengan tujuan menyelamatkan nyawa, meringankan penderitaan dan menjaga martabat manusia.(www.accountability.humanitarianforumindonesia.org). Bantuan kemanusiaan bisa berupa bantuan logistik, bantuan air bersih, bantuan penampungan, bantuan sandang, keperluan hidup sehari-hari bantuan pelayanan kesehatan berupa obat-obatan dan tenaga medis, bantuan psikososial, rehabilitasi, dan rekonstruksi. 3. Konsep Krisis Pangan (Food Crisis) dan Ketahanan Pangan (FoodSecurity) Food crisis atau krisis pangan adalah suatu proses penurunan asupan gizi kepadamasyarakat. Krisis pangan hampir sama dengan kelaparan, karena kelaparan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan energi karena adanya masalah daya beli ataupun ketersediaan pangan. Krisis pangan pada wilayah yang terkena dampak kelaparan terjadi dikarenakan berbagai hal misalnya masalah kekeringan, konflik, serta meningkatnya harga pangan di pasaran (www.library.upnvj.ac.id). Berdasarkan publikasi PBB, (United Nations, Juli 1996, How Nutrition Improves) penyebab gizi buruk dapat dilihat dari beberapa tingkatan yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung merupakan faktor utama yang langsung berhubungan dengan kejadian gizi buruk yaitu kekurangan asupan makanan, kelaparan, konsumsi makanan yang tidak bergizi dan penyakit yang diderita oleh anak yang akan memperkuat status gizi anak bahkan dapat menyebabkan kematian, sedangkan penyebab tidak langsung faktornya seperti akses mendapatkan bahan pangan yang kurang, perawatan dan pola asuh anak, pelayanan kesehatan, serta lingkungan (Irianton Aritonang & Endah Priharsiwi, 2006:18). Sedangkan Ketahanan Pangan merupakan kebutuhan dasar yang permintaannya terus meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan kualitas hidup, namun demikian dalam beberapa hal definisi atau konsep ketahanan pangan sangat bervariasi pada banyak pihak yang berkepentingan. Konsep ketahanan pangan (food security) muncul dan dikenal luas pada awal tahun 1980-an menggantikan konsep food policy yang diperkenalkan pada awal tahun 1970an ketika terjadi krisis pangan hebat yang melanda dunia pada periode tahun 1972-1974. (repository.ipb.ac.id) Istilah ketahanan pangan (food security) muncul dan dibangkitkan karena kejadian krisis pangan dan kelaparan. Istilah ketahanan pangan dalam kebijakan pangan dunia pertama kali digunakan pada tahun 1971 oleh PBB untuk membebaskan dunia terutama negara–negara berkembang dari krisis produksi dan suplai makanan pokok. Menurut Mercy Corps, food security adalah keadaan ketika semua orang pada setiap saat mempunyai akses fisik, sosial, ekonomi, terhadap kecukupan pangan, aman dan bergizi terhadap kebutuhan gizi sesuai dengan seleranya untuk hidup produktif

146


dan sehat. (www.nuhfil.lecture.ub.ac.id). Poin, definisi, dan ukuran berikut mengenai ketahanan pangan: (1). Food availability: tersedianya jumlah yang cukup dari makanan yang berkualitas, dipasok melalui produksi dalam negeri ataupun di impor (termasuk bantuan pangan). (2). Food access: akses oleh individu untuk sumber daya yang memadai,hak untuk memperoleh makanan yang tepat dan bergizi. hak-hak yang dapat dipenuhi didefinisikan sebagai himpunan di mana seseorang dapat menjalankan perintah yang diberikan, pengaturan politik, ekonomi dan sosial hukum masyarakat di mana mereka bisa hidup lebih baik. (3). Utilization: memanfaatkan pangan melalui makanan yang memadai, air bersih, sanitasi dan perawatan kesehatan untuk mencapai keadaan gizi yang bermutu, kesejahteraan di mana setiap kebutuhan fisiologis terpenuhi. (4). Stability: untuk adanya makanan yang terjamin, populasi, rumah tangga atau individu harus memiliki akses ke makanan yang cukup setiap saat. Mereka tidak harus mendapat resiko kehilangan akses terhadap pangan sebagai konsekuensinya (misalnya krisis ekonomi atau iklim) atau kejadian siklus (misalnya kerawanan pangan yang terjadi musiman). Metodologi Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksplanatif. Karena penelitian ini menjelaskan mengapa krisis pangan di Kenya bisa terjadi. Penelitian eksplanatif berfokus pada sebuah topik serta melihat penyebab terjadinya sesuatu dan alasan terjadinya sesuatu. Data yang disajikan berupa data sekunder yang diperoleh melalui telaah pustaka, yakni dengan mengumpulkan data-data yang relevan dengan subyek permasalahan yang berasal dari literature seperti, buku, internet, dan lain-lain. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Pembahasan Masalah kekeringan telah mempengaruhi sebagian besar wilayah Kenya mulai dari bagian timur, barat, selatan, bahkan utara. Selain masalah kekeringan, masalah kenaikan harga pangan yang pada akhirnya menghancurkan masyarakat yang miskin sehingga dalam periode itu kelaparan global meningkat.Pada tahun 2009 ada sekitar 105 juta orang lainnya kelaparan dan karena kemerosotan ekonomi, upah para pekerja dikurangin.Pada saat itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, ada lebih dari satu milyar orang menderita kelaparan.Pada tahun 2009 kondisi kekeringan di seluruh wilayah Kenya khususnya wilayah Turkana, Mombasa, Ewaso, telah menyebabkan masyarakat di wilayah tersebut mengalami kerawananpangan. Kerawanan pangan ini telah membuat, pengembala menempati 80% dari daratan Kenya yang dianggap sebagai penjaga wilayah kekeringan, menderita kemiskinan dan memiliki akses dasar dibandingkan dengan daerah lainnya. Krisis pangan yang terjadi di Kenya memberikan dampak yang cukup merugikan bagi penduduk di negara tersebut seperti, lahan pertanian dan tumbuh-tumbuhan menjadi mati.Sumber makanan berupa tanaman menjadi layudan mati disebabkanminimnya air yang diperoleh, sehingga membuat hewan

147


ternak menjadi sulit untuk memperoleh makanan, dan menyebabkan matinya hewan ternak tersebut. A. Faktor Penyebab Terjadinya Krisis Pangan di Kenya a. Kekeringan yang berkepanjangan, mengakibatkan gagalnya panen disepanjangwilayah selatan dan hasil pertanian yang akan dipanen nampaknya merupakan yang terendah dalam satu dekade.(www.balipost.co.id). b. Meningkatnya Harga pangan sejak terjadinya peningkatan harga bahan pangan dunia mengakibatkan warga Kenya menjadi kekurangan dalam produksi makanan Ini semua berlangsung dalam waktu lama dan terus berlanjut hingga menyebabkan kelaparan dan menjadi bencana. Pendapatan mereka tidak mampu membeli bahan makanan. c. Kemiskinan di Kenya membuat ketimpangan pendapatan karena arus perdagangan meningkat sehingga cenderung ketidaksetaraan pendapatan. Kenya sudah termasuk masyarakat yang paling tidak merata didunia. d. Pengungsi, masalah pengungsi yang setiap tahun bertambah membuat pemerintah Kenya tidak mampu lagi menerima para pendatang secara layak, dikarenakan tempat penampungannya yang tidak cukup sehingga pendatang baru terpaksa harus tinggal diluar kamp dengan fasilitas seadanya. Selain itu meningkatnya ketidakamanan di daerah perbatasan antara Kenya dan Somalia dan disekitar kamp Dadaab telah dibatasi pemberian bantuan. e. Kerusuhan pasca pemilu 2007 Akibat dari kerusuhan tersebut banyak penduduk Kenya susah memperoleh makanan yang cukup bagi tubuh mereka, dikarenakan lahan pertanian mereka yang tidak bisa di tanami makanan pokok yang disebabkan oleh kerusuhan tersebut Program-program yang telah dijalankan FAO di Kenya tahun 2007-2011 Technical Cooperation Programme (TCP). Program ini untuk membantu pemerintah Kenya meningkatkan produksi pangan dalam upaya untuk meringankan beban harga pangan yang tinggi terhadap masyarakat dan memperkuat kemampuan petani skala kecil dan penggembala dalam mengatasi perubahan iklim.Program Produksi Makanan Melalui Irigasi Pertanian. Program ini menargetkan untuk meningkatkan bahan makanan khususnya jagung dan beras untuk memungkinkan penduduk negara Kenya untuk memasok makanan dalam kondisi kekeringan yang berkelanjutan di negara tersebut. MultiDonor Trust Funds (MDTF).Pendanaan yang mana melalui mitra sumber daya untuk mendukung prioritas nasional memfasilitasi badan-badan PBB dalam bekerja memberikan koordinasi dan kerjasama. MDTF dapat menjadi alat penting dalam kebijakan dan penyediaan dukungan untuk kemanusiaan dan kegiatan pembangunan. Emergency and Rehabilitation Trust Funds (OSRO), merupakan program yang berlaku ketika negara setuju untuk membantu negara lain, untuk program darurat/rehabilitasi.

148


B . Peran FAO Dalam Penyelesaian Masalah Krisis Pangan di Kenya Dalam hal mengatasi masalah kerawanan pangan, FAO merespon dikawasan yang paling mengalami kerawanan pangan yang cukup parah, dengan mengatasi konsekuensi negatif dari kenaikan harga pangan serta meningkatkan pasokan makanan. Respon FAO ini diuraikan hal yang disebut Intitative on Soaring Food Prices (ISFP). ISFP didirikan dengan pendekatan langkah yang bersamaan seperti respon, promosi pertanian yang cepat yang mana dipimpin oleh petani kecil. Untuk mencapai tujuan, yakni mengurangi kerawanan pangan dengan memberi pasokan untuk negara-negara miskin. ISFP juga bekerjasama dengan pemerintah nasional dan mitra pembangunan, intervensi yang diusulkan yang bisa meningkatkan akses petani kecil terhadap input pertanian, seperti bibit, pestisida, dan lain-lain. Selain itu, ISFP juga merehabilitasi infrastruktur pedesaan, meningkatkan akses fasilitas keuangan dan pasar.( uneca.org/...isfp_29jan2008.pdf). Peran yang dilakukan FAO dalam kasus kerawanan pangan, dijelaskan berdasarkan pada konsep perananan organisasi internasional, dimana fungsi FAO sebagai organisasi internasional dapat menjalankan perannya untuk memonitori dan mencari penyelesaian terhadap suatu permasalahan yang dihadapi suatu negara, seperti yang dialami Kenya, adapun peran FAO adalah sebagai inisiator, dan sebagai fasilitator. 1. Sebagai Inisiator Berdasarkan pada tugas utama FAO untuk mencapai ketahanan pangan bagi semua negara serta memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang cukup untuk mendapatkan pangan yang berkualitas dan juga hidup sehat. FAO kemudian melakukan beberapa tindakan sebagai langkah utama untuk mendapatkan penyelesaian terhadap krisis pangan yang terjadi di Kenya dengan melaksanakan beberapa program bersama dengan pemerintah kenya, antara lain: a. National Programme for Food Security (NPSF) Program ini membahas masalah ketahanan pangan nasional, yang mana menyediakan pangan untuk sementara ataupun dukungan tunai untuk rumah tangga dalam proses pembangunan aset komunal, penduduk masih rentan terhadap kerawanan pangan dan juga pembangunan aset rumah tangga yang sama pentingnya dengan hal lainnya. (www.fao.org/spfs/about-spfs/how-works-spfs). Pada tahun 2007 hingga 2008, Untuk membantu rumah tangga miskin, dalam meningkatkan akses mereka terhadap makanan. Program bernama “Njaa Marufuk Kenya” merupakan proyek pertanian untuk mengatasi kerawanan pangan dan pengetasan kemiskinan. Tujuan keseluruhan dari program yang diberikan ini adalah untuk memberikan konstribusi pengurangan kemiskinan, kelaparan dan kerawanan pangan antara masyarakat miskin yang dan yang rentan di Kenya. (www.njaamarufukukenya.blogspot.com/2010_12_01_archive.html). Selain itu Tujuan strategis dari program ini meliputi:

149


1) Untuk meningkatkan ketahanan pangan berbasis inisiatif masyarakat melalui dukungan untuk sumber daya bagi orang miskin dan masyarakat yang rentan. 2) Untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi bagi kelompok yang rentan ( ibu hamil dan menyusui, anak-anak sekolah) 3) Untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam ketahanan pangan dan mata pencaharian yang inovatif dan inisiatif. 4) Untuk memperkuat manajemen dan koordinasi program melalui penguatan melalui organisasi struktur, hubungan dan kerja sama dengan pemangku kepentingan. (www.fao.org/spsf/national-program-spsf/success- npfs/kenya/en) Program ini bertujuan untuk meningkatkan aset rumah tangga di Kenya. Aset utama Kenya berada di sektor pertanian, namun non-pertanian juga menentukan pengurangan krisis pangan di Kenya dan terus berupaya mengurangi krisis pangan dengan menggunakan program tersebut. b. National Accelerated Agriculture Input Acces Project (NAAIAP) Program ini untuk membantu penerima dalam meningkatkan akses pertanian dan teknologi yang ditargetkan bagi petani kecil, dimana program ini memiliki 2 komponen yaitu: 1) Program Kilimo Plus Program yang menargetkan bagi keluarga miskin berupa sumber daya yang disediakan berupa paket benih, pupuk, dan pelatihan untuk menumbuhkan setidaknya satu hektar lahan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan surplus untuk dijual. Program ini berupa kupon bagi petani kecil dalam mengakses 10 kg benih hibrida, 50 kg pupuk dasar dan 50 kg top-ganti untuk peternakan. Program ini mendukung 150.000 petani tambahan dalam 2 tahun. 2) Kilimo Biashara Program kredit bagi petani, program ini akan membangun kemitraan yang sudah didirikan antara pemerintah Kenya (goK), dan IFAD,untuk meningkatkan kredit tambahan dan meningkatkan pinjaman kepada petani. Strategi untuk memanfaatkan sumber lembaga keuangan melalui 10 persen dana jaminan atas dasar Ekuitas bank dan lembaga keuangan lainnya, selain itu menyediakan fasilitas kredit bagi petani kecil dan skema asuransi untuk tanaman dan peternakan. (fweb.int/report/kenya/kenya-enhancing-agriculture-productivityproject-safeguards-datasheetn). c. Agriculture Productivity and Income Generating Programmes 1. Pengembangan Kapas Tujuan program tersebut adalah untuk mempromosikan pengembangan kapas melalui otorita pengembangan kapas 2. Program pengembangan Hortikultura Tujuan program tersebut adalah meningkatkan infrastruktur irigasi unuk produksi dalam meningkatkan pemasaran di beberapa wilayah mencakup, Machakos, Narok North, Kajiado, Marakwet dan selatan Meru. (www.reliefweb.int)

150


d. Boosting Food Production Through Irrigated Agriculture Programme Program produksi pangan ini menargetkan untuk meningkatkan bahan makanan khususnya jagung dan beras untuk penduduk negara Kenya dalam memasok makanan pada kondisi kekeringan yang berkelanjutan di negara itu. Terdapat 5 tahapan pertama skema yang menjadi target untuk implementasi dan didistribusikan di seluruh wilayah Kenya. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari skema antara lain: 1. Skema dari Irigasi Bura Skema ini terletak di daerah Tana River, berdekatan dengan Sungai Tana. Sekarang ini wilayah tersebut dioperasikan oleh petani dan NIB dengan wilayah seluas 3.000 sampai 6.750 hektar masing-masing. Masalah yang dihadapi daerah tersebut adalah infrastruktur yang tidak memadai dan produksi. Dalam membawa hasil produksi daerah ini memerlukan proyek pelaksanakan kliring semakluas 'Mathenge' dan desilting dari saluran irigasi dan penyediaan pertanian. memerlukan biaya untuk membawanya ke dalam produksi adalah Ksh387M dan 292M untuk pekerjaan dan input pertanian masingmasing. 2. Skema Irigasi Hola Skema ini juga terletakdi daerah Tana River dalam naungan Nasional Dewan Irigasi (NIB). Daerah ini memiliki Potensi irigasi 3.000 hektar cocok untuk menanam sereal, lahan tersebut memiliki luas 1.800 hektar dan dukungan untuk produksi melalui penyuluhan dan masukan. Untuk membawa skema ke dalam produksi, proyek harus berinvestasi dalam kliring semak 'Mathenge', yaitu meratakan tanah dan pembangunan saluran irigasi. Masalah yang menghambat adalah eksploitasi lahan dan infrastruktur yang tidak memadai Skema ini akan memerlukan investasi bagi pertanian senilai Ksh 90M dan 250 M Ksh untuk bekerja. 3. Skema Irigasi Perkerra Skema ini terletak di bekas kabupaten Baringo dan memiliki potensi untuk dialirin oleh air, terdiri dari 1.000 hektar yang cocok untuk sereal dan kacang-kacangan. Masalah yang mempengaruhi skema ini adalah air yang tidak memadai untuk irigasi. Membawanya ke dalam produksi penuh proyek akan menginvestasikan uang untuk input pertanian senilai sekitar Ksh 30M. 4. Skema Irigasi Tana Delta Skema ini dijalankan di bawah naungan Tarda dan daerah ini memiliki luas 3.500 hektar sangat cocok untuk ditanami jagung dan 1.500 hektar untuk padi. Masalah yang dihadapi dari skema ini termasuk infrastruktur yang kurang memadai dan ketersediaan untuk membawa skema ke dalam produksi, proyek akan berinvestasi dalam perbaikan kanal dan perbaikan bendungan. Total biaya yang dibutuhkan untukskema tersebut diperkirakan sekitar Ksh 300M dan 150M untuk pekerjaan masing-masing.

151


5. Skema Irigasi Ahero Skema ini terletak di daerah Nyando dan dikerjakan oleh petani di bawah NIB. Wilayah ini memiliki luas sekitar 3.000 hektar sangat cocok untuk produksi beras. tantangan dalam skema dana untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur untuk 1000 acres ekstra dan juga dukungan untuk petani menghasilkan beras. Untuk mengatasi masalah ini, program tersebut harus mendukung pembangunan bendungan 18M dan juga mendukung petani dengan input pertanian senilai perkiraan biaya 92m. e. Promotion of “Orphan Crops” Dalam memenuhi keseluruhan ketahanan pangan berbagai subjek yang mencakup keseluruhan tanaman, ternak, penggunaan lahan, tanah dan pengelolaan air, dan pedesaan, alarm keamanan pangan hanya dimunculkan ketika terjadi defisit jagung. Untuk memperbaikin gagasan bahwa makanan tidak hanya jagung saja, pemerinta dan mitra sektor telah melakukan pengembangan strategi pengembangan budidaya/ pemeliharaan dan pemanfaatan tanaman lain dan ternak untuk meningkatkan basis ketahanan pangan. Melakukan promosi pemeliharaan ternak seperti , unggas, burung unta, sapi, burung merpati, dan promosi tanaman berupa, kacang-kacangan, ubi, millets, sorgum dan genjah. Program ini mempromosikan tanaman asli yang dapat melakukannya dengan baik di berbagai zona agro-ekologi, termasuk di wilayah Arid dan semi-kering, maka cocok untuk ketahanan pangan. Sampai saat ini, kementerian telah mendistribusikan1,769 MT benih tanaman pangan, 4,3 juta tanaman ubi, 3,8 juta stek singkong. 2. Sebagai Fasilitator FAO sebagai badan pangan dunia memiliki tugas untuk dapat menjalankan atau menciptakan suatu kerjasama dengan pihak lain. Dalam krisis pangan ini, FAO menjalankan beberapa tindakan untuk dapat memfasilitasi pemerintah Kenya dengan organisasi internasional lainnya, terutama agar dapat memperoleh bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Kenya yang menjadi korban kelaparan dan gizi buruk yang disebabkan oleh krisis pangan yang terjadi Antara lain: a) Akibat dari terjadinya kerusuhan pasca pemilu yang tejadi pada 27 Desember 2007 membuat penduduk Kenya kehilangan harta benda, rumah dan lahan mereka akibat kerusuhan tersebut, melihat kondisi tersebut pihak FAO melakukan upaya dengan membuka kerjasama dengan organisasi PBB yaitu UNHCR dalam memberikan program bantuan untuk dukungan perumahan bagi “Pengungsi akibat kekerasan pasca pemilu tahun 2007”, program ini bertujuan menyediakan 40.000 pengungsi kembali dengan dukungan teknis dan input pertanian yang diperlukan untuk melanjutkan kehidupan mereka. Pendanaan dari negara donor, FAO juga melengkapi keluarga pertanian dengan benih, pupuk untuk membantu memulihkan kerugian mereka dari akibat kekerasan pasca pemilu dan kekeringan. Bantuan yang diberikan FAO akan mengurangi efek dari peningkatan biaya pertanian seperti pupuk, pestisida dan lain-lain.

152


b) Untuk memberikan penanganan pada penduduk Kenya yang mengalami kerawananan pangan yang terjadi, pihak FAO juga telah melakukan usaha dengan memfasilitasi kerjasama antara pemerintah Kenya dengan badan kemanusiaam PBB lainnya seperti WFP melalui program Cash for Asset Programme (CFA) yang diselenggarakan pada tahun 2009, program ini dirancang untuk mempromosikan ketahanan pangan, program ini fokus pada penampungan air hujan untuk digunakan oleh manusia dan ternak, tanah dan konservasi lahan, rehabilitasi terdegradasi lahan pertanian dan produksi tanaman pangan. (m.wfp.org/countries/Kenya/operations).Penduduk Kenya dapat meningkatkan ketahanan pangan mereka untuk menghadapi goncangan terkait dan dapat berinvestasi di masa depan yang lebih berkelanjutan, sekitar 700.000 orang sekitar 55% dari mereka yang menerima bantuan pangan di Kenya dengan manfaat dari program-program baik melalui distribusi makanan atau cash transfer. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat setempat untuk mengatasi kekeringan terus-menerus. untuk dapat menyediakan akses bantuan kemanusiaan dan dukungan kepada penduduk Kenya yang mengalami krisis pangan. Hal tersebut diharapkan untuk membantu pemulihan pada kondisi penduduk Kenya yang semakin memprihatinkan karena dampak dari kelaparan yang dialami atas terjadinya bencana kekeringan. c) Selain itu juga FAO juga memfasilitasi kerjasama anatara pemerintah Kenya dengan International Fund for Agriculture (IFAD) berupa program program pembangunan yang menekanan pada komersialiasi susu dan produk susu melalui Market Oriented Dairy Enterprises (MODE). juga membantu sistem peternakan Kenya melalui program Small Holder Dairy Commercialization Programme (SDCP) dalam menangani masalah Ketahanan Pangan, dengan Program yang berdasarkan kehidupan penduduk Kenya yang tinggal di pedesaan dan beternak, dimana program ini mencakup 22 kabupaten di wilayah yang gersang dan semi-kering (ASAL) dari wilayah Kenya dan memiliki periode 6 tahun. Small Holder Dairy Commercialization Programme (SDCP). Tujuan program SDCP adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin pada rumah tangga pedesaan yang bergantung secara substansial pada produksi dan perdagangan produk susu pada mata pencaharian mereka. Program ini di rancang untuk mencapai 24.000 rumah tangga yang terlibat dalam produksi susu dan perdagangan dalam waktu enam tahun dalam 9 kabupaten yang tersebar di selatan Rift Nyanza, North Rift dan provinsi barat, diharapkan secara signifikan dapat mengurangi kerawanan pangan tingkat daerah ini. d) Akibat terjadinya malnutrisi dan kematian yang dapat mengancam baik orang dewasa maupun anak-anak serta terjadinya kerusahan pasca pemilu tahun 2007. Melihat kondisi tersebut, pihak FAO kemudian melakukan upaya dengan melakukan kerjasama untuk membahas pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk Kenya dengan pihak pemerintah Kenya, beserta delegasi dari negara anggota NEPAD (The New Partnership for Africa’s Development) yang telah turut bekerjasama dengan Kenya penyelesaian masalah makanan dan gizi yang berkelanjutan

153


pemerintah membantu mewujudkan tercapainya kepentingan yang Peran pemberi bantuan ini sangat erat dengan mandat yang diemban oleh FAO, yaitu meningkatkan kadar gizi, meningkatkan produktivitas pertanian, tidak hanya untuk kehidupan penduduk pedesaan, tetapi juga untuk berkonstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi didunia.Korelasi antar peran yang dimainkan oleh FAO sangat terbukti dalam aktifitas FAO secara spesifik dalam pemberian bantuan. FAO telah memenuhi peran dari sebuah IGO dalam penyaluran bantuan yang dilaksanakan di Kenya dengan penduduk Kenya yang menjadi prioritas utama dalam mengurangi krisis pangan tersebut. Sebagai sebuah IGO,FAO telah bekerjasama dengan aktor-aktor lain dalam hubungan internasional, baik aktor negara maupun non-negara. INGO internasional, agen-agen PBB lainnya, tiap aktor yang terlibat dalam mengatasi krisis pangan di Kenya telah memberikan konstribusi-konstribusi yang sesuai dengan spesialisasinya masing-masing dalam memberikan kehidupan yang layak bagi para penduduk Kenya sekarang. C. Hambatan Food Agriculture Organization Dalam Mengatasi Krisis Pangan di Kenya Dalam memberikan bantuan di Kenya, ternyata mendapat berbagai macam hambatan yang terjadi di dalam program-program yang di berikan oleh FAO tersebut tidak semuanya bisa berjalan dengan mudah dan lancar. Adapun yang menjadi penghambat dalam proses pemberian bantuan antara lain: 1. Ada beberapa program dimana kelompok sasarannya jelas karena telah terdata dengan baik seperti National Programme for Food Security (NPSF) sementara program seperti emergency pemerintah tidak bisa memperkirakan berapa banyak kelompok sasaran yang ingin dicapai. Seperti di ketahui program emergency ini diperuntukkan bagi orang-orang yang mengalami keadaan darurat atau bencana sehingga kelompok sasaran bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan keadaan. Selain itu orang-orang diperkenakan untuk dibantu pada lebih satu program yang dijalankan pemerintah tersebut, sehingga tidak bisa didapat jumlah yang pasti terkait kelompok sasaran yang ingin dibantu dalam program tersebut. 2. Pemerintah menghadapi masalah korupsi dikalangan para penjabat, banyak diantara penjabat yang tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya. Ketika mereka diberikan sejumlah anggaran untuk menyokong kebijakan, ada beberapa diantara mereka justru menggunakan dana tersebut untuk kepentingan pribadinya.salah satu contohnya pada tahun 2008 Kenya mengalami krisis kekurangan bahan pangan, tetapi pemerintah Kenya khususnya menteri pertanian Kenya William Ruto menjual sekitar satu juta karung beras kepada Sudan Selatan dengan keuntungan besar. Menteri pertanian Kenya William Ruto memanipulasi cadangan jagung nasional dan menaikkan harga jagung 3. Keberagaman prilaku kelompok sasaran sebagaimana telah dipaparkan bahwa setiap kelompok masyarakat ataupun lingkungan masyarakat di tiap daerah memiliki kebutuhan yang berbeda. Dalam pelaksanaan program, para pelaksana harus menyesuaikan kebutuhan dengan ketentuan yang diinginkan oleh setiap kelompok ataupun daerah tersebut. Seperti misalnya,

154


pendistribusian pangan, dimana ada perbedaan pemdistribusian makanan untuk daerah utara, dan timur laut dengan daerah tengah dan selatan. Untuk mengetahui kebutuhan yang diinginkan oleh tiap wilayah, pemerintah harus melakukan pendataan di tiap-tiap wilayah. Mengingat wilayah Kenya yang cukup luas, pendataan memerlukan waktu yang cukup panjang. Tentu saja hal ini menghambat pendistribusiaan makanan pada tiap-tiap wilayah. 4. Kesukaran-kesukaran teknis, misalnya seperti kurangnya fasilitas komunikasi modern yang terkait dengan masalah informasi, kurangnya akses informasi bagi petani, menghambat akses mereka kepasar dan menjual segala kelebihan mereka yang dihasilkan. Petani sering dipaksa menjual produk mereka dipasar lokal dengan harga di bawah rata-rata. 5. Kondisi teknologi, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertanian rumah tangga sehingga dapat menghambat, faktor-faktor itu misalnya; infrastruktur yang buruk, kekeringan, Selain menghambat pendistribusiaan, kondisi ini juga mempengaruhi hasil produksi para petani untuk memperoleh produksi pangan yang berkualitas, segar, sehat dan juga bernutrisi. Kesimpulan FAO memberikan bantuan teknis dalam bidang pertanian kepada Kenya dengan memakan biaya yang cukup besar untuk melakukan rehabilitasi pertanian demi tercapainya ketahananan pangan di Kenya. Program-program FAO dimaksudkan untuk meningkatkan kesejateraan masayarakat Kenya dan pengurangan krisis pangan yang melanda Kenya. Bentuk tindakan yang dilakukan oleh FAO antara lain dengan melaksanakan program darurat. Selanjutnya FAO juga menjalankan perannya melalui fungsi inisiator dan fasilitator. Sebagai inisiator yaitu melakukan beberapa upaya sebagai langkah utama untuk mengatasi krisis pangan yang terjadi pada penduduk Kenya, sebagai fasilitator yaitu menjalankan hubungan kerjasama antara pemerintah Kenya dengan organisasi internasional lainnya terutama untuk memperoleh bantuan kemanusiaan bagi penduduk Kenya yang terkena krisis pangan. Bentuk implementasi dari program yang di berikan oleh FAO dalam mengatasi krisis pangan ada berbagai faktor yang menghambat seperti: keberagaman prilaku kelompok sasaran, komitmen dan kemampuan penjabat-penjabat pelaksana, kesukaran-kesukaran teknis, dan kondisi sosio-ekonomi dan teknologi. DAFTAR PUSTAKA Buku Bruce J. Biddle &Edwin J Thomas, Role Theory Concepts and Research. 1979. ( New York: Robert E. Krieger Publishing Company) Graham Evans dan Jeffrey Newham. 1998. London .The Peguin Dictionary Of International Relation : Peguin book. Irianton Aritonang dan Endah Priharsiwi. 2006. Busung Lapar. Yogyakarta :

155


Media Pressindo. Moch. Hassan Natawiredja.1997.Pegangan Sejarah Bidang Studi IPS 3.Bandung . CV. ARMICO Mohtar Mas’oed.1989. ” Studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisa dan Teorisasi, Yogyakarta : PAU-SS-UGM. Website 2-pengertian-ketahanan-pangan-2pdfterdapat http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/2009 BAB 1 Pendahuluan – perpustakaan UPN Veteran Jakarta, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1hubunganinternasional/207613035/ BAB%20I.pdf Drajat Martianto, Ketahanan Pangan dan Gizi (Food and Nutrition Security) Dalam KonteksIndonesia, diakses pada tanggal 22 Mei 2012. Hlm. 20, http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51642/drajat%20m artianto%20-%20001.pdf?sequence=2. FAO program Kenya http://coin.fao.org/cms/world/kenya/Home.html FAO, Report FAO: Programme Implemention Report 2006-2007. Kenya Revised Emergency Response Plan 2008: FAO in Emergencies http: www.fao.org/emergencies/appleas/details/en/c/168104 Mission, contitution and governance http:www.fao.org/about/mission-gov/en new pages 1 terdapat dalam situs http:www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/1/7.html

156

PERAN FOOD AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO) DALAM MENGATASI KRISIS PANGAN DI KENYA TAHUN

Recommend Documents