PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PEMANFAATAN MEDIA IKLAN SISWA KELAS V SDN KADUNGREJO II KECAMATAN BAURENO KABUPATEN BOJONEGORO Sunoko Didik Rianto Siti Naimah Guru SDN Kadungrejo Bojonegoro Abstrak: Penelitian ini bertujuan ingin meningkatkan kualitas proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih menarik, melibatkan peran aktif, serta mendorong dan meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan pendapat, gagasan/ide melalui pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan. Karenanya, penelitian ini dirancang menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan dapat (1) meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat atau gagasan, (2) meningkatkan kualitas proses belajar, serta (3) melatih dan membiasakan siswa memanfaatkan sumber dan media belajar dari lingkungan. Kata Kunci: Kemampuan mengemukakan pendapat, pembelajaran Bahasa Indonesia, media iklan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran dengan kompetensi dasar (KD) mengungkapkan pendapat, pemikiran, gagasan/ide, kreativitas, dan imajinasi, diketahui bahwa penguasaan siswa kelas V SDN Kadungrejo II Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro terhadap KD tersebut belum memadai. Tampak bahwa selama mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia siswa masih kurang ada respon, reaksi, dan umumnya bersifat pasif serta masih menggantungkan pada guru. Dipandang dari segi kemampuan, sebenarnya mereka memiliki potensi sangat besar, namun dalam segi praktik belajar terutama mengenai usaha dalam menemukan dan mengemukakan pendapat dan gagasan/ide masih merasa takut dan atau ragu-ragu. Di sisi lain, pola dan sistem yang diterapkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia terkait masih cenderung mengabaikan peran siswa dalam aktivitas belajarnya. Karena peran guru terlalu dominan maka kesempatan siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran menjadi terkikis. Di samping itu, orientasi pelaksanaan pembelajaran selama ini pada umumnya terfokus pada prestasi belajar dengan nilai baik, mengutamakan aspek kecerdasan (kognitif) atau pengetahuan bersifat verbalis. Indikator
yang nampak adalah siswa kurang ada sikap keberanian dalam mengemukakan gagasan/ide dan pendapat ketika diberikan materi pelajaran yang bersifat menantang dan mengandung pertanyaan atau pemecahan masalah. Materi pelajaran Bahasa Indonesia yang disampaikan di kelas masih cenderung teoretis. Gaya dan metode mengajar yang diterapkan pun masih menggunakan sistem konvensional. Metode yang paling sering digunakan adalah ceramah, tugas, bahas latihan soal, diskusi, dan tanya jawab. Hal ini mengakibatkan siswa merasa bosan, jenuh, dan tidak menyenangkan. Dampaknya, hasrat untuk belajar menurun. Jika ada kemauan belajar, mereka hanya terpaksa dan bukanlah atas kesadaran mandiri. Bertolak dari uraian yang melatarbelakangi timbulnya masalah di atas, penulis terdorong untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai implementasi dalam upaya menemukan alternatif/ solusi terhadap keganjilan selama ini masih terjadi di lingkungan kelas. Berpijak dari latar belakang di atas, dilakukan penelitian yang bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran Bahasa Indonesia, dalam hal ini kompetensi dasar (KD) mengungkapkan pendapat, pemikiran, gagasan/ide, kreativitas,
22
Sunoko dkk, Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat, 23
dan imajinasi yang lebih menarik. Proses yang dimaksud meliputi upaya melibatkan peran aktif siswa agar termotivasi semangat belajarnya dengan menggunakan media iklan, serta mendorong dan meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan pendapat, gagasan/ide melalui pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan ini dirancang dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) dengan prosedur pelaksanaan dilakukan dalam kegiatan berbentuk siklus dengan langkah-langkah mengacu pada model yang diadaptasi dari Hopkins (1993:48). Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk memperoleh data dengan cara merekam seluruh aspek aktivitas siswa dalam berinteraksi belajar, situasi-kondisi kelas, dengan menggunakan panduan instrumen antara lain berupa lembar observasi (skala penilaian), catatan penting, checklist, dan sebagainya. Data yang diperlukan tentunya lebih valid dan objektif, sehingga dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data adalah observasi, dokumen, angket, dan tes. Data yang dimaksud berupa berbagai informasi tentang proses pembelajaraan kompetensi dasar (KD) mengungkapkan pendapat, pemikiran, gagasan/ide, kreativitas, dan imajinasi. Sumber datanya adalah seluruh siswa kelas V SDN Kadungrejo II Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data hasil rekaman melalui kegiatan observasi, documenter, dan angket, yaitu data bersifat kualitatif yang dianalisis dengan mengemukakan persentase (%). Sedangkan, data bersifat kuantitatif berupa hasil belajar yang diperoleh dari tugas dan ulangan, digunakan teknik analisis
statistik sederhana dengan menghitung nilai rerata (mean). HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Dalam kegiatan penelitian terhadap penyelenggaraan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Kadungrejo II Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro dengan media iklan dilaksanakan pada siklus I dengan alokasi waktu 1 kali pertemuan (2 x 40 menit) dengan rincian waktu: kegiatan awal 5 menit, kegiatan inti (tatap muka) 60 menit, dan kegiatan akhir yang terdiri dari post tes dan tindak lanjut 15 menit. Mengenai kegiatan penelitian pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sini dapat dilaporkan bahwa pelaksanaan ini didasarkan pada rencana pembelajaran yang disusun dan diambil dari materi pembelajaran yang tertuang dalam GBPP Bahasa Indonesia kelas V pada semester I yaitu “Mengemukakan Pendapat Tentang Isi Iklan”. Sedangkan, tindakan guru adalah mengutamakan pengintegrasian dari keempat aspek yang terdapat pada pengajaran bahasa, yaitu melalu kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pelaksanaannya menekankan peranan dan keterlibatan, aktivitas, kreativitas, serta kemandirian siswa dalam belajar. Peran guru di sini hanya sebagai fasilitator, motivator, dan mediator terhadap kelancaran proses belajar siswa. Intinya, dalam proses pembelajaran yang diimplikasikan dalam penelitian ini semua aktivitas dipusatkan pada siswa (learner centered) untuk mengembangkan dan melatih kemampuan siswa dalam mengemukakan gagasan/ide tentang isi iklan yang dipelajari. Selanjutnya untuk menumbuhkembangkan, pemahaman, dan keterampilan dalam mengemukakan pendapat atau gagasan melalui pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media iklan, guru memberi tugas-tugas kepada siswa dengan menelaah berbagai iklan dan mendorong hasrat belajar siswa untuk mengomentarinya guna menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan
24, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
keterampilan dalam mengemukakan pendapat atau gagasan. Kegiatan penyajian yang dilakukan pada siklus I dipaparkan sebagai berikut. (1) Kegiatan awal (apersepsi), untuk memancing perhatian siswa, guru melakukan tanya jawab tentang materi dengan menunjukkan beberapa contoh iklan dan mengomentarinya guna membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. (2) Kegiatan inti, siswa melakukan kegiatan bermain sambil belajar, yaitu mengumpulkan berbagai iklan, dari surat kabar dan majalah, serta memberikan komentar atau mengemukakan pendapat tentang penggunaan
bahasa iklan, jenis iklan, dan sasaran iklan. (3) Kegiatan akhir, untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran digunakan penilaian terhadap seluruh tindakan proses belajar siswa, sedangkan penilaian hasil belajar dilakukan melalui evaluasi akhir pembelajaran secara tulis, tentang bahasa, jenis dan sasaran iklan. Sedangkan laporan tentang hasil kegiatan penelitian pada pembelajaran siklus I ini berupa data rekaman hasi pengamatan (observasi) selama proses pembelajaran, serta rinci dapat dilaporkan sebagai berikut.yyyyyyyyyyyyyyyyy
Tabel 1. Pengamatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Kemampuan No.
Ratarata
Nama Siswa Gagasan
1.
Dian Saputra
2.
Kategori
Argumentasi
4
3
3.5
C
Alfin Nadhiroh
2
2
2.0
D
3.
A. Maftuh
4
4
4.0
B
4.
Dewi Kurniawati
2
2
2.0
D
5.
Eka Susila
1
2
1.5
D
6.
Fitria Nur Fadhilah
2
3
2.5
D
7.
Moh. Juprianto
3
4
3.5
C
8.
Moh. Rofi’i
3
3
3.0
C
9.
Moh. Tomi
1
1
1.0
E
10.
Siti Marmi
3
3
3.0
C
11.
Siti Winarti
2
2
2.0
D
12.
Ubaidilah Hasan
1
2
1.5
E
13.
Yudhi Kuswanto
3
2
2.5
D
∑
56
60
58.0
Rata-rata
2.4
2.6
2.5
Berdasarkan rekapitulasi data hasil pengamatan terhadap proses pembe-
lajaran, maka sebagai berikut.
diperoleh
C
keterangan
Sunoko dkk, Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat, 25
1. Gagasan, dari 13 anak sebanyak 3 anak (13%) mengemukakan gagasan dengan baik (B) 5 anak (35%) mampu mengemukakan gagasan dengan kriteria kurang (D), dan 5 anak (17%) belum mampu mengemukakan ide/gagasan (kategori E). Berdasarkan analisis tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara umum media iklan dapat meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat/gagasan walaupun belum tuntas. 2. Argumentasi, dari data di atas diperoleh informasi 3 anak (13%) mampu mengemukakan argumen
dengan kategori baik (B), 8 anak (39%) mampu mengemukakan argumen dengan kategori cukup (C) 2 siswa (18%) belum mampu mengemukakan argumen masuk kategori (D\E). Dari analisis data tersebut dapat ditafsirkan bahwa media iklan akan mampu meningkatkan kemampuan siswa mengemukakan argumen pada iklan berikutnya. Selanjutnya mengenai laporan hasil penelitian pada akhir pelaksanaan pembelajaran diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 2. Data Hasil Evaluasi Belajar (Siklus I) No.
Nama Siswa
1.
Dian Saputra
2.
Nilai
Kualitatif 70
C
Alfin Nadhiroh
65
C
3.
A. Maftuh
80
B
4.
Dewi Kurniawati
55
D
5.
Eka Susila
50
D
6.
Fitria Nur Fadhilah
55
D
7.
Moh. Juprianto
65
C
8.
Moh. Rofi’i
60
C
9.
Moh. Tomi
40
E
10.
Siti Marmi
70
C
11.
Siti Winarti
55
D
12.
Ubaidilah Hasan
45
E
13.
Yudhi Kuswanto
55
D
∑
1385
Rata-rata
60,28
Berdasarkan data di atas diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa terkait dengan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat atau gagasan memperoleh rata-rata 60,28 (kategori
C
cukup). Dalam hal ini secara rinci dapat diketahui 2 anak (9%) memperoleh nilai baik (kategori B = 76-90), 6 anak (44%) memperoleh hasil cukup (kategori C = 60-75), 5 anak (39%) memperoleh nilai
26, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
kurang (kategori D = 46-59), dan 2 anak memperoleh nilai amat kurang (kategori E = < 45). Dengan demikian, berdasarkan analisis hasil belajar siswa tersebut, ratarata nilai yang dicapai siswa menunjukkan 60,13 (kategori C), sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan memanfaatkan media iklan untuk mengemukakan gagasan belum mencapai ketuntasan karena siswa yang memperoleh nilai >60 hanyalah tercapai 53% (9% kategori B, dan 44% kategori C). Dengan memperhatikan hasil penelitian siklus I ini yang belum mencapai standar ketuntasan, makan sebagai refleksi dari pelaksanaan tindakan tersebut, peneliti bersama guru lain sebagai teman sejawat mengadakan diskusi untuk mencari solusi terhadap masalah yang timbul sekaligus menetapkan langkah-langkah dan prosedur yang akan digunakan untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran berikutnya. Dari hasil diskusi dan hasil pengamatan rekan guru sebagai teman sejawat diperoleh data bahwa: sebetulnya media iklan sangat membantu siswa untuk mengemukakan pendapat/gagasan, dan siswapun merasa lebih senang dan terlatih untuk mengemukakan gagasan, namun siswa secara umum belum memiliki kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman belajar sehingga menyebabkan kegagalan pembelajaran pada siklus ini. Oleh sebab itu, sebagai refleksi terhadap proses dan hasil belajar siswa tersebut guru masih perlu meningkatkan proses belajar siswa terutama kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan cara mengulangi kembali kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Siklus II Proses pembelajaran Bahasan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
mengemukakan gagasan/ide dengan media iklan pada siklus II ini merupakan kelanjutan dan perbaikan terhadap kekurangan/kelemahan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus I. Proses pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan selama 1 pertemuan (2 x 40 menit) dengan rincian alokasi waktu, yaitu 5 menit kegiatan awal, 60 menit kegiatan inti, dan 15 menit kegiatan akhir. Proses pembelajaran pada siklus II ini masih menekankan peranan dan keterlibatan aktivitas, kreativitas, dan kemandirian siswa dalam belajar. Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan mediator, sehingga semua aktivitas belajar dipusatkan pada siswa. Untuk menambah pengalaman belajar dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan gagasan/ide dengan media iklan, proses pembelajaran pada siklus II ini mengulang proses pembelajaran siklus I yaitu meliputi: (1) kegiatan awal, appersepsi siswa disuruh menyiapkan beberapa iklan yang telah dibawa dari rumah, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dilanjutkan menjelaskan langkahlangkah kegiatan yang harus dilaksanakan siswa; (2) kegiatan inti, siswa menempelkan 4 iklan pada bukunya, kemudian menuliskan jenis iklan, sasaran iklan, dan mengubah isi iklan dalam beberapa kalimat dengan kata-katanya sendiri. Guru mengamati proses belajar dengan memberi motivasi dan membimbing khususnya pada siswa yang kesulitan mengemukakan gagasan/ide pada iklan. Selanjutnya beberapa siswa ditunjuk untuk mempresentasikan hasilnya dan siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi; (3) kegiatan akhir, setelah semua proses pembelajaran berlangsung, siswa mengerjakan tes akhir pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam mengemukakan gagasan/ ide. Dari hasil pengamatan guru dan mitra guru selama proses pembelajaran diperoleh data sebagai berikut.
Sunoko dkk, Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat, 27
Tabel 3. Pengamatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Kemampuan No.
Nama Siswa
Ratarata
Kategori
Gagasan
Argumentasi
5
4
4.5
A
1.
Dian Saputra
2.
Alfin Nadhiroh
4
4
4.0
B
3.
A. Maftuh
4
5
4.5
A
4.
Dewi Kurniawati
3
3
3.0
C
5.
Eka Susila
2
3
2.5
C
6.
Fitria Nur Fadhilah
4
3
3.5
B
7.
Moh. Juprianto
4
4
4.0
B
8.
Moh. Rofi’i
4
4
4.0
B
9.
Moh. Tomi
2
2
2.0
D
10.
Siti Marmi
4
3
3.5
B
11.
Siti Winarti
3
3
3.0
C
12.
Ubaidilah Hasan
2
3
2.5
C
13.
Yudhi Kuswanto
4
3
3.5
B
∑
56
74
72
Rata-rata
3.2
3.1
3.2
Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap proses belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan. Dari < 3 siswa diperoleh informasi sebagai berikut. 1. Gagasan, 2 anak (8 %) mampu mengemukakan gagasan dengan amat baik (kategori A), 6 anak (39%) mampu mengemukakan gagasan dengan baik (kategori B), 4 anak (17%) mengemukakan gagasan dengan kategori cukup (C) dan 1 anak (30%) belum mampu mengemukakan pendapat/gagasan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam mengemukakan gagasan pada proses pembelajaran siklus II ini mengalami peningkatan 0,6%. 2. Argumentasi, dari data pada tabel 3 tentang hasil pengamatan kemampuan
C
mengemukakan argumen diperoleh informasi, yaitu 2anak (4%) mampu berargumen dengan amat baik (kategori A), 6 anak (30%) mampu berargumen dengan baik (kategori B), 4 anak (39%) cukup mampu berargumen (kategori C) dan 1 anak (26%) belum mampu berargumen secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mengemukakan argumen pada proses pembelajaran siklus II ini menjadi meningkat 0,5% Dari hasil pengamatan guru dan mitra guru sebagai peneliti dapat diketahui bahwa proses dan kinerja siswa dalam kegiatan belajar pada siklus II terutama kemampuan mengemukakan pendapat, gagasan, dan argumentasi tampak meningkat semakin tinggi.
28, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
Selain itu, keterlibatan, keaktifan, minat, perhatian, kegairahan, dan motivasi menunjukkan kemantapan. Namun kreativitas dan kemandirian siswa dapat mengemukakan pendapat, gagasan, dan argumentasi masih terlihat kurang. Namun hal ini tidak menganggu kondisi
No. 1.
Nama Siswa Dian Saputra
2.
dan situasi kelas, terbukti suasana kelas tercipta lebih kondusif, menarik, dan menyenangkan, dan aktivitas belajar siswa semakin serius. Selanjutnya data hasil evaluasi belajar siklus II dapat dipaparkan dalam tabel berikut.
Tabel 4. Data Hasil Evaluasi Belajar Nilai
Kualitatif
90
B
Alfin Nadhiroh
80
B
3.
A. Maftuh
95
A
4.
Dewi Kurniawati
70
C
5.
Eka Susila
75
C
6.
Fitria Nur Fadhilah
65
C
7.
Moh. Juprianto
65
C
8.
Moh. Rofi’i
70
C
9.
Moh. Tomi
55
D
10.
Siti Marmi
65
C
11.
Siti Winarti
70
C
12.
Ubaidilah Hasan
75
C
13.
Yudhi Kuswanto
50
D
∑
15.70
Rata-rata
68.26
Dari data di atas diperoleh keterangan tentang hasil belajar siswa dalam mengemukakan pendapat/ gagasan, dari 13 siswa menunjukkan rata-rata 68.26 dengan rincian sebagai berikut. Sejumlah 1 anak (4%) memperoleh nilai amat baik (kategori A), 3 anak (22%) memperoleh nilai baik (kategori B), 7 anak (48%) memperoleh nilai cukup (kategori C), dan 2 anak (26%) memperoleh nilai kurang (kategori D). Berdasarkan analisi hasil belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa dari 13 siswa yang memperoleh nilai >60 hanya 11 siswa (74%) sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa
C
mengemukakan pendapat melalui pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan pada siklus II ini meskipun ada peningkatan 21% tetapi belum tuntas. Hal ini disebabkan karena siswa kurang kreatif dalam menggunakan bahasa dan sering kali siswa menyamakan dengan pendapat temannya sehingga tidak ada kemandirian dalam mengerjakan soal evaluasi. Dengan memperhatikan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa pada proses pembelajaran siklus II ini belum tercapai, baik secara klasikal maupun individual karena siswa yang mem-
Sunoko dkk, Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat, 29
peroleh nilai > 60 (kategori cukup) baru mencapai 76%. Maka dengan dasar itu, sebagai refleksi dari pelaksanaan tindakan tersebut, peneliti bersama guru lain berdiskusi untuk mencari solusi terhadap masalah yang timbul sekaligus menetapkan langkah-langkah dan prosedur yang akan dilaksanakan untuk perbaikan terhadap proses pembelajaran berikutnya. Sebelum menetapkan prosedur perbaikan pembelajaran, terlebih dahulu peneliti bersama mitra guru secara kolaborator mengadakan studi ulang untuk menemukan penyebab utama kegagalan pembelajaran pada siklus II ini. Dari uraian sebelumnya telah diuraikan tentang kelemahan atau hambatan yang dialami oleh siswa. Dari keterangan tersebut dapat ditarik benang merah dan kesimpulan, yaitu siswa kurang kreatif dalam menggunakan bahasa untuk mengemukakan pendapat, gagasan, dan argumentasi. Hal ini terjadi karena keterbatasan kemampuan siswa dalam menguasai kosakata. Sebenarnya pemahaman dan penguasaan kosakata sangat membantu siswa dalam mengemukakan pendapat, gagasan dan argumen. Agar pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan dapat mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan memuaskan, maka untuk merefleksikan kegiatan tersebut diadakan pengulangan penelitian tindakan kelas pada proses pembelajaran siklus III melalui perbaikan dengan mengulang kembali proses pembelajaran dengan menggunakan media iklan sehingga pengalaman dan kemampuan siswa semakin meningkat.
Siklus III Penelitian tindakan kelas terhadap pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus III ini merupakan tindak refleksi dari proses pembelajaran siklus II yang hasil pelaksanaannya masih terdapat hambatan, kelamahan, dan kesulitan belajar siswa untuk mengemukakan pendapat atau gagasan dengan menggunakan media iklan. Penelitian siklus II ini sekaligus merupakan tindakan perbaikan dan pemantapan terhadap kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat atau gagasan dengan media iklan, sehingga diharapkan siswa lebih berhasil dalam mencapai tujuan intruksional secara optimal. Adapun sebagai solusi dalam pemecahan permasalahan sebagaimana diuraikan di atas, dilakukan tindakan perbaikan melalui proses pembelajaran siklus III dengan alokasi waktu selama 1 pertemuan (2 x 40 menit) dengan rincian, yaitu kegiatan awal 5 menit, kegiatan inti 60 menit, dan kegiatan akhir 15 menit. Proses pembelajaran pada siklus III ini masih mengacu pada proses pembelajaran pada siklus sebelumnya yaitu semua aktivitas dipusatkan pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator, motivator, dan mediator. Proses pembelajaran pada siklus III ini meliputi: (1). appersepsi, siswa menanggapi beberapa iklan yang ditunjukkan guru, dilanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. (2) kegiatan inti, siswa diberi tugas untuk membuat iklan dengan jenis dan sasaran yang telah ditentukan pada LKS, siswa mempresentasikan hasil kerjanya dan siswa lain menanggapi, (3) kegiatan akhir, tes akhir pembelajaran dan tindak lanjut. Dari hasil pengamatan guru dan mitra guru selama proses pembelajaran siklus III diperoleh data sebagai berikut.
30, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Kemampuan No.
Nama Siswa Gagasan
Argumentasi
Ratarata
Kategori
1.
Dian Saputra
5
5
5.0
A
2.
Alfin Nadhiroh
5
5
5.0
A
3.
A. Maftuh
5
5
5.0
A
4.
Dewi Kurniawati
4
3
3.5
B
5.
Eka Susila
3
3
3.0
C
6.
Fitria Nur Fadhilah
4
4
4.0
B
7.
Moh. Juprianto
4
5
4.5
A
8.
Moh. Rofi’i
5
5
5.0
A
9.
Moh. Tomi
2
2
2.0
D
10.
Siti Marmi
4
4
4.0
B
11.
Siti Winarti
4
4
4.0
B
12.
Ubaidilah Hasan
3
3
3.0
C
13.
Yudhi Kuswanto
4
4
4.0
B
∑
88
88
89.5
Rata-rata
3.8
3.8
3.9
Dari hasil pengamatan tersebut diperoleh informasi sebagai berikut. 1. Gagasan, 5 siswa (26%) mengemukakan gagasan dengan kategori amat baik (A), 5 anak (35%) mengemukakan gagasan dengan kategori baik (B), 2 anak (35%) mengemukakan gagasan dengan kategori cukup (C) dan 1 anak (4%) mengemukakan gagasan dengan kategori kurang (D). Dari rincian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa mengemukakan gagasan mengalami peningkatan 0.6. Dan dari 13 siswa 12 anak (96%) sudah dapat mengemukakan gagasan. 2. Argumentasi, kemampuan siswa dalam berargumen menunjukkan 5 anak (30%) berargumentasi dengan kategori amat baik (A), 5 anak (26%) berargumentasi dengan kategori baik (B), 2 anak (35%) berargumentasi dengan kategori cukup (C), dan 1 anak (4%) belum mampu ber-
B
argumentasi (kategori D). secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 13 siswa 12 siswa sudah mampu berargumen dengan baik. Dari hasil pengamatan guru dan mitra guru sebagai peneliti dapat dilaporkan bahwa proses dan kinerja siswa dalam kegiatan belajar terutama kemampuan mengemukakan pendapat, gagasan, dan argumentasi tampak meningkat semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh pengalaman siswa pada siklus sebelumnya semakin matang. Selain itu, meningkat pula keterlibatan, keaktifan, minat, perhatian dan motivasi belajar pula. Kreativitas dan kemandirian siswa dalam mengemukakan pendapat juga semakin tampak. Suasana kelas lebih kondusif, menarik dan menye-nangkan. Sehingga hasil belajar yang tercapai siswapun juga meningkat. Ada-pun hasil belajar yang telah dicapai siswa dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Sunoko dkk, Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat, 31
Tabel 6. Data Hasil Evaluasi Belajar Nilai 95
No. 1.
Nama Siswa Dian Saputra
2.
Alfin Nadhiroh
80
B
3.
A. Maftuh
100
A
4.
Dewi Kurniawati
70
C
5.
Eka Susila
75
C
6.
Fitria Nur Fadhilah
70
C
7.
Moh. Juprianto
75
C
8.
Moh. Rofi’i
70
C
9.
Moh. Tomi
55
D
10.
Siti Marmi
70
C
11.
Siti Winarti
65
C
12.
Ubaidilah Hasan
75
C
13.
Yudhi Kuswanto
70
C
∑
1675
Rata-rata
72.83
Dari data di atas menunjukkan bahwa dari 13 siswa, 2 anak (9%) memperoleh nilai amat baik (A), 1 anak (17%) memperoleh nilai baik (B), 9 anak (70%) memperoleh nilai cukup (C), dan 1 anak (4%) memperoleh nilai kurang (D). Dari analisis data hasil belajar, dari 13 siswa memperoleh rata-rata 72.83 (kategori C), dan 12 anak (96%) memperoleh nilai 7160. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa mengemukakan pendapat, gagasan, dan argumentasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan pada siswa kelas V semester 1 SDN Kadungrejo II Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro telah mencapai standar ketuntasan. Untuk merefleksikan hasil penelitian terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia (meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat dengan menggunakan media iklan) di kelas V semester 1 SDN Kadungrejo II Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2009/2010 pada siklus III sebagaimana diuraikan di atas, maka peneliti dan mitra guru mengadakan
Kualitatif A
C
diskusi (pembahasan), in-terpretasi dan kesimpulan dari hasil proses pembelajaran sehingga dapat menentukan rekomendasi untuk menetapkan langkah berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran siklus III ini terdapat peningkatan yaitu: siswa telah mampu mengemukakan pendapat, gagasan, dan argumentasi dengan menggunakan media iklan sehingga kegiatan belajar siswa tampak antusias dan menyenangkan, siswa juga telah mampu mengemukakan pendapat, gagasan, dan argumentasi dengan kreativitas dan kemandirian yang tinggi dalam memanfaatkan media iklan dan lingkungan. Selain itu, dalam proses pembelajaran siklus III ini juga terdapat kekurangan yaitu ada 1 anak (4%) memperoleh nilai evaluasi belajar dengan kategori kurang (D). Hal ini disebabkan oleh faktor kecerdasan/ kemampuan siswa yang lemah. Kemudian, dapat dilihat pula dari segi pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Kadungrejo II Kecamatan Baureno Kabupaten
32, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
Bojonegoro tahun pelajaran 2009/2010 masih terdapat beberapa siswa yang belum begitu berhasil atau mampu mengemukakan pendapat/gagasan secara maksimal sehingga hasil yang dicapaipun sebatas nilai cukup dalam kondisi minimal. Untuk itu, bagi yang bersangkutan masih harus diadakan kegiatan remedial yaitu dengan memberikan tugas-tugas khusus untuk pendalaman dan pemantapan sehingga dapat mencapai target yang diharapkan. Selain itu juga kepada yang bersangkutan diadakan penggunaan serta bimbingan secara intensif dan terpadu dengan latihan secara periodik melalui pembelajaran yang mengutamakan segi kemampuan dan keterampilan dalam mengemukakan pendapat atau gagasan, agar siswa benar-benar dapat berhasil mencapai tujuan instruktusional secara efektif dan lebih optimal. PEMBAHASAN Dalam uraian ini akan dipaparkan bahwa, berdasarkan kajian/penelitian selama dilaksanakan proses pembelajaran yang berlangsung 3 siklus, dan dengan berpijak pada hasil analisis maupun interpretasi data yang telah direkam tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa proses pembe-lajaran Bahasa Indonesia yang penerapannya dilakukan dengan meng-gunakan media iklan pada siswa kelas V SDN Kadungrejo II Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2009/2010 hasilnya dapat dinyatakan sebagai berikut. 1. Dipandang dari sisi aktivitas belajar siswa, ternyata dapat meningkatkan minat, perhatian, partisipasi, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga dalam proses pelaksanaannya dapat dikatakan berjalan lebih efektif, efisien, menarik, dan menyenangkan siswa. 2. Dipandang dari sisi produk, ternyata dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Indikatornya siswa telah memiliki kemampuan dan kreativitas untuk mengemukakan pendapat atau gagasan tentang isi
iklan. Dalam hal ini, siswa secara umum telah mampu mencapai hasil belajar sesuai dengan ketentuan taraf serap dan berhasil mencapai tingkat penguasaan terhadap materi belajar secara individual dengan batas minimal yaitu > 60%. 3. Dipandang dari tingkat ketuntasan belajar secara klasikal, ternyata dari jumlah siswa sebanyak 13 anak telah berhasil mencapai ketuntasan dalam belajar menunjukkan sebesar 96%. Perolehan ini melebihi batas kriteria ketuntasan belajar telah ditetapkan 85%, sehingga dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat atau gagasan dapat dinyatakan telah tuntas belajarnya. Namun demikian, disamping keberhasilan yang dikemukakan di atas, dapat diketahui pula bahwa dalam kegiatan penelitian ini juga masih terdapat beberapa temuan tentang kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media iklan sehingga dapat menimbul-kan dampak pada kekurangberhasilan siswa dalam mencapai tujuan instruktusional, diantaranya sebagai berikut. 1. Masih terdapat beberapa siswa yang belum dapat mengemukakan pendapat secara lancar, disebabkan kurangnya latihan kemampuan berbahasa sehingga muncul sikap keraguan untuk mengungkapkan. Indikatornya adalah siswa tersebut belum dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan target/ kriteria taraf serap yang di-tentukan, yaitu dengan hasil yang diperoleh masih < 60%. 2. Penggunaan media iklan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia masih belum merupakan sesuatu yang menjadikan paradikma belajar bagi siswa dalam upaya menumbuh-kembangkan kemampuan dan keterampilan dalam mengemukakan pendapat atau gagasan, daya pikir kritis, dan imajinatifnya.
Sunoko dkk, Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat, 33
Berangkat dari temuan-temuan di atas, maka dalam pembahasan ini dapat pula dikemukakan solusi untuk memberikan penekanan dalam pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya dapat dijadikan suatu model untuk dikembangkan dan diterapkan secara optimal melalui berbagai kegiatan baik bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler dengan maksud melatih dan membiasakan siswa agar termotivasi belajarnya sehingga memiliki kemampuan, keterampilan, dan keberanian untuk mengemukakan pendapat atau gagasan/ide. Selanjutnya, dapat disampaikan pada akhir pembahasan ini berdasarkan pembuktian melalui kegiatan penelitian dalam pelaksanaan pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan hipotesis tindakan yang telah dirumuskan didepan menunjukkan adanya kebenaran. Sehingga melalui proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media iklan ini dapat meningkatkan kemampuan, keteram-pilan, dan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/gagasan dan muaranya adalah ku-
alitas proses belajar serta hasil belajar yang dicapai oleh siswa kelas V SDN Kadungrejo II Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro dapat meningkat secara optimal dan lebih bermakna. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, dapat dikemukakan tentang kesimpulan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media iklan, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat atau gagasan sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal dan bermakna, meningkatkan kualitas proses belajar yang mendorong aktivitas, minat, perhatian, partisipasi, dan motivasi belajar siswa semakin tinggi, melatih dan membiasakan siswa memanfaatkan sumber dan media belajar dari lingkungan untuk menciptakan belajar, berbuat sambil bermain sehingga dapat menumbuhkembangkan kemampuan dalam mengemukakan pendapat atau gagasan dan pemecahan permasalahan.
DAFTAR RUJUKAN Ahmad, dkk. 1995. Aku Pandai Mengarang Pelengkap Pelajaran Bahasa Indonesia. Surabaya: Edumedia. Ahmad, Djauzak. 1995/1996. Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Dikdasmen. Direktorat Dikdas. Ambary, Abdullah, dkk. 1999. Petunjuk Guru Penuntun Trampil BerBahasa Indonesia. Bandung: Trgenda Karya. Depdikbud. 1995/1996. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas IV. Jakarta: Dirjend Dikdasmen. Direktorat Dikdas.
Depdikbud. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud. Keraf, Gorys. 1986. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Moeliono, Anton M, dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Saliwangi, Basennang. 1991. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang. Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Klaten: Intan Pariwara. Subyakto, Sri Utari & Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
34, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
Sudiyono. 2002. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Antara Harapan dan Kemungkinan Kenyataan. Jakarta: Direktorat Pendidikan TK–SD. Dirjen Dikdasmen. Depdiknas. Fasilitator Edisi 2 Tahun 2002. Hal. 46-52.
Widarmanto, Tjahjono. 2005. Mengajar Siswa Menulis. Jakarta : Depdiknas. Buletin Pusat Perbukuan Vol. 11 Tahun 2005. Hal 41–42.