Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
PENGARUH KUALITAS MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK TERHADAP KINERJA WAKTU DAN PEMBIAYAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Oleh : Umar Khatab Dosen Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh, Jl. Khatib Sulaiman Sawah Padang Payakumbuh Limapuluh Kota 26227, Sumatera Barat.
[email protected] Abstrak Pembangunan proyek konstruksi memerlukan banyak keahlian, material, alat dan sumber daya yang berbeda. Proyek konstruksi adalah subyek yang dipengaruhi oleh variabel yang banyak dan faktor-faktor yang tak terduga. Umumnya pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi yaitu kontraktor, pemilik, arsitek, konsultan, tenaga kerja, asuransi, pemerintah, supplier material dan lainnya. Supaya dapat bertahan serta bersaing terus menerus dalam industri jasa konstruksi saat ini maupun yang akan datang kontraktor nasional harus mampu meminimalkan terjadinya peningkatan biaya (Cost Overrun), menjaga kualitas yang prima, dan memperhatikan kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction). Dari hasil penelitian ada keterkaitan yang signifikan antara kualitas manajemen pelaksanaan proyek dengan pencapaian kinerja proyek dilihat dari aspek kinerja waktu dan biaya. Jika kualitas manajemen pelaksanaan proyek baik maka pencapaian kinerja proyek turut baik dilihat dari segi waktu dan biaya. Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kualitas manajemen proyek terdiri atas lima faktor yaitu proyek (pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat dan keterlambatan memberikan tanggapan dan inspeksi), kontraktor (kurangnya pengalaman, koordinasi dan komunikasi yang buruk dalam organisasi kontraktor), peralatan (keterlambatan penyediaan peralatan), keuangan (mengalami kesulitan finansial), metode kerja (metode konstruksi yang tidak sesuai dan tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal). Kata kunci ; project management, building construction. Abstract Development of construction projects require a lot of expertise, materials, tools and different resources. The construction project is the subject influenced by many unforeseen variables and factors. Generally, the stakeholders involved in construction namely contractors, owners, architects, consultants, labor, insurance, government, materials suppliers and others. In order to survive and compete continuously in the construction industry, today and in the future, national contractors have to be able to minimize the increase in costs (Cost Overrun), keep on excellent quality, and give attention to customer satisfaction (Customer Satisfaction). From the research it is showed that there is significant relationship between the quality management of project implementation with project performance achievement seen from the aspect of time and cost performance. If the management of project implementation is qualified than the achievement of project performance will be good seen both in terms of time and cost. Factors that predominantly affect the quality of project management consists of five factors: projects (breach of contractual agreements that have been made and the delay in responding and inspection), contractors (lack of experience, coordination and poor communication in the organization of the contractor), equipment (delay provision equipment), finances (financial trouble), work methods (methods of construction are not appropriate and no improvement to the planning of the schedule). Key Word ; project management, building construction.
tinggi dan ketat pada masa-masa yang akan datang terutama setelah diberlakunya ISO(Konstruksi, 2005).Pengertian dari proyek konstruksi adalah proyek yang melibatkan banyak pihak dan terjadi banyak proses yang komplek, sehingga setiap proyek membutuhkan suatu manajemen yang kongkrit. (Santoso, 2004).Pengertian proyek
1. Pendahuluan. Persaingan usaha dalam bidang konstruksi saat ini semakin ketat. Persaingan ini tidak hanya terjadi antar sesama usaha konstruksi BUMN, tetapi juga dengan usaha konstruksi swasta. Diperkirakan persaingan dunia usaha konstruksi ini akan semakin 54
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
konstruksi menurut Ervianto (2003) adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Mengolah disini dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengubah suatu data ataupun sumber daya yang masih dalam bentuk perencanaan menjadi suatu hal yang dapat digunakan dalam kegiatan proyek konstruksi.Setiap proyek konstruksi mempunyai rencana dan jadwal pelaksanaan yang pasti, kapan suatu proyek harus dimulai, kapan proyek harus diselesaikan dan rencana anggaran biaya proyek yang dibuat sebelum pelaksanaan dengan tujuan agar proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan acuan yang direncanakan. Pembangunan suatu proyek konstruksi mempunyai resiko tinggi dan merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu. Pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan rencana dapat mengakibatkan keterlambatan dan peningkatan biaya pada pelaksanaan proyek. Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan perusahaan usaha konstruksi atau kontraktor dalam negeri untuk dapat bersaing baik antar sesama kontraktor dalam
ISSN : 1693-752X
negeri maupun dengan kontraktor asing adalah dengan meningkatkan kemampuan kontraktor dalam melaksanakan proyek sehingga proyek yang telah dikerjakan memiliki performansi yang baik. Pengamatan yang dilakukan terhadap performansi proyek yang telah dilaksanakan oleh kontraktor dalam negeri ditemukan beberapa proyek yang telah dilaksanakan memiliki performansi relatif masih rendah. Indikasi rendahnya performansi ini dapat dilihat dari waktu pengerjaan lebih lama dari yang direncanakan, biaya yang digunakan lebih besar dari budget yang ditetapkan serta kualitas proyek yang dihasilkan masih rendah. Dalam hal ini dapat dilihat pada proyek-proyek Perusahaan BUMN yang telah dilaksanakan seperti pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat terjadinya penyimpangan-penyimpangan pada pembiayaan bahan dari yang direncanakan semula dengan yang terealisasi. Salah satu faktor diduga sebagai penyebab rendahnya performansi yang dicapai ini antara lain adalah berhubungan dengan kualitas manajemen pelaksanaan proyek yang masih rendah. Untuk itu dalam penelitian ini akan dicoba melihat adakah hubungan antara kualitas manajemen pelaksanaan proyek ini dengan performansi proyek terutama waktu dan biaya.
Tabel 1. Beberapa Data Proyek Perusahaan BUMN N o
1
2
3
4
5
Nama Proyek
Pembangunan Club House Lapangan Golf Hutahean Pekan Baru Pembangunan Mall Duri Di Kabupaten Bengkalis Pembangunan Gedung Male Student Dormitory UIN Suska Pembangunan Gedung Terminal AKAP Pekanbaru Pembangunan Gedung Famale Student Dormitory UIN Suska
%
Realisasi Bahan
%
Deviasi Persentasi Penyimpan gan Biaya
Th
Nilai Kontrak
Biaya Bahan
2005
10,987,899,360.
5,885,035,507
53.56
7,098,139,852
64.60
-11.04%
2006
175,953,880,84
109,719,435,337
62.36
115,731,898,335
65.77
-3.42%
2007
7,721,232,509
3,143,783,297
40.72
3,589,377,830
46.49
-5.77%
2007
9,842,580,088
6,492,997,609
65.97
6,752,024,186
68.60
-2.63%
2007
7,747,797,959
3,246,891,254
41.91
3,572,894,570
46.11
-4.21%
manajemen pelaksanaan proyekdengan pencapaian kinerja proyek terutama dilihat dari aspek kinerja waktu dan biaya serta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh kualitas 55
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas manajemen proyek yang dominan mempengaruhi manajemen proyek. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut yaitu penelitian dilakukan terhadap proyek-proyek yang telah dilaksanakan oleh Perusahaan BUMN dalam kurun waktu 1 tahun s/d 2 tahun pelaksanaan. Proyek-proyek yang akan diteliti adalah proyek bangunan gedung dengan nilai proyek minimal Rp. 1,666,099,400.00 (Satu Milyar Enam Ratus Enam Puluh Juta Sembilan Puluh Sembilan Ribu Empat Ratus Rupiah).Kulaitas manajemen pelaksanaan yang akan diteliti meliputi ; Kinerja Waktu dan Biaya dalam pelaksanaan proyek.Performansi proyek yang dijadikan indikator adalah Kinerja Waktu dan Biaya pelaksanaan.Objek penelitian adalah manejer proyek, kepala proyek dan manejer bidang yang pernah menangani proyek.
ISSN : 1693-752X
Tahun 2003, Pihak-pihak yang mempunyai peranan dan kepentingan tertentu atas keberhasilan suatu proyek terdiri dari Pengguna jasa dan penyedia jasa. 3. Metodologi Penelitian 3.1. Pendekatan Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel. Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara mengukur faktor-faktor internal apa saja yang mempengaruhi peningkatan kinerja waktu dan mutu pada perusahaan jasakonstruksi pada salah satu Perusahaan BUMN Wilayah Sumatera. Penelitian yang dilakukan merupakan peninjauan dilapangan, studi pustaka dan analisis ini dengan ruang lingkup dan batasan masalah sebagai berikut : Obyek Penelitian : Manajemen Pelaksanaan Proyek Terhadap Kinerja Biaya. Jenis Perusahaan : Kontraktor Pelaksana, khususnya Proyek Pembangunan Konstruksi Gedung. Jenis Proyek Pembangunan adalah Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. Lokasi Penelitian meliputi proyek-proyek disalah satu Perusahaan BUMN.
2. Tinjauan Pustaka. Pembangunan proyek konstruksi memerlukan banyak keahlian, material, alat dan sumber daya yang berbeda (Clough,H.R, 1986). Proyek konstruksi adalah subyek yang dipengaruhi oleh variabel yang banyak dan faktor-faktor yang tak terduga. Umumnya pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi adalah kontraktor, pemilik, arsitek, konsultan, tenaga kerja, asuransi, pemerintah, supplier material dan lainnya. Hal-hal yang tak dapat dipisahkan dari kondisi konstruksi seperti kondisi tanah, topografi permukaan, cuaca, transportasi, suplai material, perlengkapan dan pelayanan, sub kontraktor, serta kondisi buruh yang merupakan bagian dari proyek konstruksi. Supaya dapat bertahan serta bersaing terus menerus dalam industri jasa konstruksi saat ini maupun yang akan datang adalah bagaimana kontraktor nasional dapat meminimalkan terjadinya peningkatan biaya (Cost Overrun), kualitas yang prima dan memperhatikan kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction). Menurut Undang-Undang Jasa Konstruksi No. 18
3.2. Research Question dan Pemilihan Strategi Penelitian. Pertanyaan yang akan timbul pada penelitian (research question) ini sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas manajemen proyek (manajer proyek) terhadap kinerja waktu dan biaya. 2.Tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas manajer proyek dalam pelaksanaan suatu proyek pada perusahaan kontraktor Perusahaan BUMN di wilayah Sumatera. Strategi Penelitian untuk masing-masing situasi dapat dilihat pada Tabel 2.
56
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Tabel 2. Strategi Penelitian untuk masing-masing Situasi Strategi
Jenis Pertanyaan Yang digunakan
KendalaTerhadap Peristiwa yang Diteliti
Eksperimen Survey
Bagaimana, Mengapa Siapa, apa, dimana, berapa banyak, Berapa besar Siapa, apa, dimana, berapa banyak, Berapa besar Bagaimana, Mengapa Bagaimana, Mengapa
Ya Tidak
Fokus Tehadap Peristiwa Yang Berjalan / Baru Diselesaikan Ya Ya
Tidak
Ya / Tidak
Tidak Tidak
Tidak Ya
Analisis Sejarah Studi Kasus Sumber : Yin, 1994
3.3. Proses Penelitian. Proses penelitian yang dilakukan pada dasarnya sesuai dengan alur penelitian yang digambarkan pada Gambar 2. Data terdiri dari : Data Primer, data yang didapat langsung berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan responden yang sedang diteliti dan dapat juga disebut data mentah, karena belum diolah. Data Sekunder, data atau informasi yang diperoleh dari studi literatur, seperti buku-buku, jurnal, makalah, penelitian-penelitian sebelumnya, dan dapat juga disebut data yang sudah diolah.
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang ada dan panduan dari Tabel 2, strategi survey merupakan strategi yang dapat menjawab pertanyaan penelitian yang ada, hal ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner langsung kepada pihak yang terkait pada proyek-proyek Konstruksi Bangunan Gedung.
Studi Pendahuluan Membuat Model Sistem Pengumpulan Data Penentuan Sampel Penelitian
Pengumpulan Data
Wawancara
Kuisioner
Pemeriksaan Data Kurang Baik Analisa Data dan Evaluasi Tindakan Koreksi
Kesimpulan & Saran
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian diidentifikasikan pada Tabel 3. Variabel indikator ini merupakan faktor pengendali kinerja biaya pada manajemen material, karena variabel ini dapat mempengaruhi peningkatan atau penurunan kinerja biaya pada saat pelaksanaan.
3.4. Identifikasi Variabel Penelitian. Berbagai input yang mempengaruhi proses konstruksi, mempunyai faktor-faktor kegiatan yang dapat dikatagorikan sebagai variabel terikat dan variabel bebas. Adapun variabel-variabel tersebut dapat 57
Vol.18 No.1 Februari 2016
Tabel
Jurnal Momentum
9. Pengawasan dan Pengendalian : meliputi permasalahan yang berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian proyek. 10. Faktor External : meliputi permasalahan yang berhubungan dengan kondisi external, diluar dari kegiatan inti pelaksanaan proyek konstruksi.
3. Variabel Indikator Penyimpangan
Indikator Penyimpangan Biaya Biaya pembelian Biaya pengangkutan Biaya penyimpanan
ISSN : 1693-752X
Referensi (PMBOK 2002), (Hira Ahuja 1980) (PMBOK 2002), (Hira Ahuja 1980) (PMBOK 2002), (Stukhart 1995)
3.5. Pembuatan Model 3.5.1. Model Proses Peningkatan Kualitas Manajemen Proyek. Kuesioner mengenai proses peningkatan kualitas manajemen proyek pada tahap pelaksanaan dan output yang didapat pada proyek-proyek konstruksi, disusun berdasarkan model hubungan proses peningkatan kualitas manajer proyek yang didapat dari hasil identifikasi. Model proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
Biaya pemborosan (Stukhart 1995) dalam penggunaan Sumber : Alin Veronika “Rekomendasi tindakan koreksi pada manajemen material dalam pengendalian biaya proyek dengan menggunakan expert system”
Dalam pengendali biaya material terdapat 10 (sepuluh) hal utama yang harus dipertimbangkan menjadi penyebab terjadinya penyimpangan biaya pada manajemen material, berdasarkan literatur yang ada maka 10 (sepuluh) hal utama yang menjadi penyebab terjadinya penyimpangan biaya material adalah sebagai berikut:
Motivasi Batasan Organisasi
Pengetahuan
Kinerja / Performa
Kecakapan
Gambar 3. Determinan Perfora (Willian F. Malloney, ASCE).
1. Perencanaan dan Penjadwalan : meliputipermasalahan yang terjadi di tahap perencanaan pelaksanaan konstruksi. 2. Pengorganisasian dan Personil : meliputi permasalahan yang berhubungan dengan organisasi dan personil proyek. 3. Pembelian : meliputi permasalahan yang berhubungan dengan pembelian material. 4. Pengiriman : meliputi permasalahan yang berhubungan dengan pengiriman material kelokasi proyek. 5. Quality Control : Terdiri dari masalah-masalah yang berhubungan dengan mutu material yang diadakan. 6. Penyimpanan dan Penggudangan: meliputi permasalahan yang berhubungan dengan sistem penyimpanan material dilokasi proyek. 7. Penggunaan : meliputi permasalahan yang berhubungan dengan penggunan material dalam pelaksanaan pekerjaaan dilokasi proyek. 8. Change Order : meliputi permasalahan yang berhubungan dengan adanya cange order pada tahap pelaksanaan kostruksi.
3.5.2. Pembuatan Model Penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dibuat suatu model karakteristik hubungan peningkatan kualitas manajer proyek dengan kinerja biaya dan waktu pada proyek konstruksi. Datavariabel Y sebagai kinerja proyek yang dilaksanakan dan dianggap mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan bentuk linier maupun nonlinier dengan parameter-parameter X sebagai peningkatan kualitas manajer proyek yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan proyek. Model hubungan matematis antara kinerja biaya dan waktu proyek terhadap peningkatan kualitas manajer proyek dapat dilihat pada Gambar 4.
Y
Kinerja Biaya
Y = f (Xijkl)
Kualitas Manajer Proyek (Xijkl)
58
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
Gambar 4. Hipotesa Model Hubungan Matematis antara Kualitas Manajer Proyek dan Kinerja Biaya. Dari Gambar 4 model matematis tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja waktu dan biaya suatu pekerjaan pelaksanaan konstruksi akan semakin meningkat bila kualitas manajer proyek juga baik atau Variabel Y diharapkan meningkat sejalan dengan peningkatan kualitas manajer proyek (X) atau secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut: Y = f(Xi,j,k,l). Dimana: Y = Variabel terikat = I = Jenis kinerja waktu dan biaya variabel bebas X = kualitas manajer J = sampel proyek proyek I,k = Jenis variabel k yang mempunyai keterkaitan terhadap variabel i J,l = sampel proyek l yang mempunyai keterkaitan terhadap sampel proyek j
ISSN : 1693-752X
yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari responden adalah merupakan data angka yang mana setiap angka memiliki bobot (ordinal). Data Tahapan-tahapan yang dilakuan dalam pengembangan model dijelaskan dalam bagan alir pada Gambar 5. Ada bermacam-macam data yang digunakan untuk proses analisa: 1. Data Kualitatif: data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka. 2. Data Kuantitatif: data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Berdasarkan parameter yang ada, statistik dibagi menjadi: Statistik Parametrik : Berhubungan dengan inferensi statistik yang membahas parameter-parameter populasi, seperti rata-rata, proporsi dan sebagainya. Ciri parametrik adalah jenis data interval atau rasio, serta distribusi data adalah normal atau mendekati normal. Statistik Non Parametrik : Inferensi statistik tidak membahas parameter-parameter populasi. Ciri non parametrik adalah jenis data nominal atau ordinal, serta distribusi data tidak diketahui atau tidak normal.
3.6. Metode Analisa Data 3.6.1. Pengolahan Data (input data). Program komputer/software SPSS (Statistical Program for the Social Sciences) Start Input Data
Analisis Korelasi Analisis Faktor (Data Reduction) Analisis Variabel Penentu Hasil : Variabel X Penentu Untuk Model Regresi Analisis Regresi Hasil : Model Regresi Linier dan Non Linier Uji Model Uji terhadap : R, F, t, Durbin Watson Validasi Output : Model Valid / Tidak Valid Model Terpilih
Stop 59
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Gambar 5. Bagan Alir Proses Analisa SPSS yang mempengaruhi kualitas manajemen proyek yang telah dilaksanakan Perusahaan BUMN pada proyek bangunan gedung. Tabel 5 menunjukkan secara rinci jumlah kuesioner dan tingkat pengembaliannya. Dalam Tabel 6. dibawah ini disajikan data demografi responden.
3.6.2. Analisa Korelasi. Analisa korelasi menunjukkan keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis korelasi dalam mencari hubungan antara variabel tanpa memperhatikan ada atau tidaknya hubungan kausal diantara variabel-variabel tersebut. Hubungan antara variabel dapat linier atau non linier. Dikatakan linier apabila pasangan semua titik (xi,yi) terlihat bergerombol di sekitar garis lurus, dan dikatakan non linier apabila pasangan titik-titik tersebut terletak di sekitar kurva non linier. Nilai yang dapat diperoleh dari korelasi adalah positif, negatif atau tidak berkorelasi. Dua variabel dikatakan positif, jika data tersebut cenderung berubah secara berpasangan dala arah yang sama. Nilai koefisien berkisar -1 sampai 1. apabila korelasi antara dua variabel bernilai 0, maka dua variabel tersebut adalah saling bebas secara statistik. Metode yang digunakan adalah analisis korelasi sederhana dengan metode korelasi bivariat. Korelasi linier sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yang ditunjukkan dari besarnya koefisien korelasi yang dinyatakan dengan simbol “r” (Pearsonian Coefficient Correlation).Tingkat korelasi terhadap koefisien korelasi dapat diihat pada Tabel 4.
Tabel 5. Jumlah kuesioner dan tingkat pengembaliannya. Keterangan Jumlah Total kuesioner yang 100 disebar Total kuesioner yang 90 kembali Total kuesioner yang dapat 90 diolah Tabel 6. Data Demografi Responden Faktor Jenis Persentase Manejer proyek, 34 % Jabatan Kepala proyek 30 % Manejer bidang 46 % 4.2. Pengujian Data Tahap awal pengolahan data adalah dengan melakukan penyaringan data pertama untuk mendapatkan elemen faktor dari masing-masing faktor yang mempengaruhi kualitas manajemen proyek. Elemen faktor yang berhubungan dengan faktor proyek, elemen faktor yang berhubungan dengan faktor pemilik, elemen faktor yang berhubungan dengan faktor kontraktor, elemen faktor yang berhubungan dengan faktor material, elemen faktor yang berhubungan dengan faktor peralatan, elemen faktor yang berhubungan dengan faktor tenaga kerja, elemen faktor yang berhubungan dengan faktor keuangan, elemen faktor yang berhubungan dengan faktor metoda kerja, dan elemen faktor yang berhubungan dengan faktor eksternal. Bentuk penyaringan elemen faktor pertama dilakukan dengan pendekatan analisis korelasi untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas manajemen proyek. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson product moment.
Tabel 4. Tingkat Korelasi Terhadap Koefisien Korelasi. Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Tingkat Korelasi Sangat Lemah Lemah Sedang Kuat Sangat Kuat
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Data Umum. Jumlah quesioner yang disebarkan sebanyak 100 buah. Dari 100 quesioner yang disebar kembali sebanyak 90 kuesioner. Tingkat pengembalian + 90 %. Sesuai dengan lingkup penelitian, bahwa yang menjadi responden adalah manejer proyek, kepala proyek dan manejer bidang yang pernah menangani proyek Perusahaan BUMN. Quesioner yang dikembangkan adalah menjawab pertanyaan tentang faktor-faktor
4.3. Pengujian Korelasi. Untuk melihat apakah elemen faktor mempunyai korelasi tingkat hubungan yang baik terhadap keterlambatan proyek ditentukan dengan penilaian r (koefisien 60
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
korelasi). Pada Tabel 7. dapat diterangkan sebagai penyebab terjadinya keterlambatan. tingkat keeratan hubungan faktor proyek setelah dilakukan pengujian korelasi pearson Tabel 7.Tingkat keeratan hubungan faktor proyek dalam peningkatan kualitas manajemenpelaksanaan proyek. Faktor
Proyek
Pemilik
Kontrak tor
Material
Peralata n
Tenaga Kerja
Keuang an
Ekstern al
Syarat dalam dokumen kontrak yang tidak jelas Adanya perselisihan di dalam proyek Pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat Kelambatan memberikan tanggapan dan inspeksi Penetapan pelaksanaan jadwal proyek yang ketat Studi kelayakan proyek yang kurang lengkap Tidak adanya kerjasama yang baik pemilik dengan kontraktor Sering terjadi perubahan lingkup pekerjaan oleh pemilik Pelaksanaan mulai kerja yang lama dari pemilik Sering terjadi penundaan pekerjaan oleh pemilik Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan yang birokratis Ketiadaan pengalaman pemilik dalam bidang konstruksi Manajer proyek yang kurang cakap mengatur pekerjaan Kontraktor lambat dalam persiapan administrasi penagihan
Koefisien Korelasi (r) 0.569 0.586 0.652 0.724 0.224 0.468 0.539 0.569 0.436 0.619 0.616 0.559 0.567 0.627
Tingkat Hubungan Kuat Kuat Kuat Kuat Lemah Cukup Kuat Kuat Cukup Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat
Koordinasi yang kurang antara kontraktor dan sub kontraktor
0.614
Kuat
Kontraktor dan suplier tidak ada koordinasi dan komunikasi Kurangnya pengalaman kontraktor Koordinasi yang buruk dalam organisasi kontraktor Perencanaan dan spesifikasi material yang tidak jelas Penanganan keberadaan dan kuantitas material yang tidak baik Ketidak tepatan estimasi harga material Material yang akan digunakan sulit untuk didapatkan/diperoleh Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk material Kontrol kualitas material yang buruk Penanganan keberadaan peralatan yang tidak direncanakan Jenis peralatan yg digunakan tidak sesuai dgn karakteristik proyek Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk peralatan Keterlambatan penyediaan peralatan Seringnya terjadi kerusakan peralatan Peralatan yang tidak modern Kurang motivasi dan komitmen melaksanakan proyek Kualitas tenaga kerja yang rendah Jumlah personil yang terlatih dan berpengalaman minim Pengaturan mobilisasi tenaga kerja yang tidak baik Ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja Lambatnya pengerahan tenaga kerja Tidak memperhitungkan adanya biaya tak terduga Dana dari pemilik yang tidak cukup
0.498 0.582 0.598 0.551 0.536 0.587 0.426 0.214 0.431 0.526 0.631
Cukup Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Cukup Lemah Cukup Kuat Kuat
0.730 0.666 0.550 0.503 0.519 0.572 0.647 0.703 0.557 0.629 0.512 0.570 0.321
Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Cukup
0.398 0.537 0.757 0.534 0.558
Cukup Kuat Kuat Kuat Kuat
0.671 0.317
Kuat Cukup
Elemen faktor penyebab keterlambatan
Tidak memperhitungkan pengaruh inflasi dan eskalasi Rata-rata bunga yang tinggi Keuangan kontraktor yang mengalami kesulitan finansial Ketidak tepatan perencanaan upah tenaga kerja Perbedaan kondisi lapangan yg berbeda dari dokumen kontrak Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja, atau anggota masyarakat Penyediaan utility di lapangan yang kurang Respon dari masyarakat yang kurang mendukung dengan adanya proyek 61
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
Prasarana transportasi yang kurang memadai Terjadinya hall tak terduga seperti banjir, gempa bumi, dll
Tingkat hubungan pertama antara keterlambatan proyek dengan faktor yang berhubungan dengan faktor eksternal, terlihat empat elemen faktor memiliki hubungan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini karena keempat elemen faktor memiliki nilai koefisien korelasi > 0.50 untuk menggambarkan hubungan yang kuat dalam menjelaskan keterlambatan.
ISSN : 1693-752X 0.608 0.351
Kuat Cukup
item-item pertanyaan dalam kuesioner telah mencerminkan apa yang diteliti atau mampu mengukur elemen faktor dalam penelitian Component matrix merupakan distribusi ke semua item pertanyaan dari terbentuknya 1 faktor, sedangkan angka – angka yang tercipta merupakan faktor loading yang menunjukan besarnya korelasi antara elemen faktor dengan keterlambatan proyek. Dari hasil pengolahan data dengan melakukan penyaringan pertama untuk pengujian validitas terhadap elemen faktor penyebab keterlambatan proyek bangunan di Sumatera Barat dengan pengujian korelasi pearson didapat hasil seperti Tabel 8.
4.4. Pengujian Validitas. Pengujian validitas dilakukan untuk semua elemen faktor yang sudah terpilih seperti yang telah dijelaskan diatas.Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah Tabel 8. Hasil pengujian pertama validitas Faktor Proyek
Pemilik
Kontraktor
Material
Peralatan
Tenaga Kerja
Keuangan
Elemen faktor Adanya perselisihan di dalam proyek Pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat Kelambatan memberikan tanggapan dan inspeksi Tidak adanya kerjasama yang baik pemilik dengan kontraktor Perubahan lingkup pekerjaan yang dimintakan pemilik Inspeksi dan kontrol pekerjaan yang birokratis oleh pemilik Ketiadaan pengalaman pemilik dalam bidang konstruksi Manajer proyek yang kurang cakap mengatur pekerjaan Kontraktor lambat dalam persiapan administrasi penagihan Koordinasi yang kurang antara kontraktor dan sub kontraktor Kurangnya pengalaman kontraktor Koordinasi, komunikasi yang buruk dalam organisasi kontraktor Ketidak tepatan estimasi harga material Peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakter proyek Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk peralatan Keterlambatan penyediaan peralatan Seringnya terjadi kerusakan peralatan Peralatan yang tidak modern Kurang motivasi dan komitmen melaksanakan proyek Kualitas tenaga kerja yang rendah Jumlah personil yang terlatih dan berpengalaman minim Pengaturan mobilisasi tenaga kerja yang tidak baik Ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja Lambatnya pengerahan tenaga kerja Dana dari pemilik yang tidak cukup Keuangan kontraktor yang mengalami kesulitan finansial Tidak memperhitungkan adanya biaya tak terduga/Contigencies
62
Faktor Loading 0.600 0.624 0.660 0.702 0.601 0.517 0.562 0.700 0.726 0.630 0.706
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.666
Valid
0.673 0.798 0.764 0.733 0.688 0.710 0.579 0.754 0.785 0.772 0.669 0.801 0.552 0.662
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
0.497
Ket.
Vol.18 No.1 Februari 2016
Metoda Kerja
Eksternal
Jurnal Momentum
Ketidak tepatan perencanaan upah tenaga kerja Terhambatnya pinjaman kredit dari bank Metode konstruksi/teknik pelaksanaan yang salah Tidak diperhitungkannya faktor resiko pada lokasi proyek Banyak hasil pekerjaan yang harus diulang/diperbaiki Metode konstruksi yang tidak sesuai Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal Kondisi lapangan yang berbeda dari dokumen kontrak Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja Penyediaan utility di lapangan yang kurang Prasarana transportasi yang kurang memadai
ISSN : 1693-752X 0.702 0.515 0.706 0.604 0.763 0.801 0.757 0.533 0.580 0.688 0.708
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data tabel diatas, elemen faktor yang valid sebanyak tiga puluh delapan elemen faktor.Selanjutnya dilakukan pengujian validitas ulang seperti pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil pengujian ulang validitas Faktor Proyek
Pemilik
Kontraktor
Material
Peralatan
Tenaga Kerja
Keuangan
Metoda Kerja Eksternal
Elemen faktor Adanya perselisihan di dalam proyek Pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat Kelambatan memberikan tanggapan dan inspeksi Tidak adanya kerjasama yang baik pemilik dengan kontraktor Perubahan lingkup pekerjaan yang dimintakan pemilik Inspeksi dan kontrol pekerjaan yang birokratis oleh pemilik Ketiadaan pengalaman pemilik dalam bidang konstruksi Manajer proyek yang kurang cakap mengatur pekerjaan Kontraktor lambat dalam persiapan administrasi penagihan Koordinasi yang kurang antara kontraktor dan sub kontraktor Kurangnya pengalaman kontraktor Koordinasi, komunikasi yg buruk dalam organisasi kontraktor Ketidak tepatan estimasi harga material Peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakter proyek Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk peralatan Keterlambatan penyediaan peralatan Seringnya terjadi kerusakan peralatan Peralatan yang tidak modern Kurang motivasi dan komitmen melaksanakan proyek Kualitas tenaga kerja yang rendah Jumlah personil yang terlatih dan berpengalaman minim Pengaturan mobilisasi tenaga kerja yang tidak baik Ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja Lambatnya pengerahan tenaga kerja Dana dari pemilik yang tidak cukup Keuangan kontraktor yang mengalami kesulitan finansial Ketidak tepatan perencanaan upah tenaga kerja Terhambatnya pinjaman kredit dari bank Metode konstruksi/teknik pelaksanaan yang salah Tidak diperhitungkannya faktor resiko pada lokasi proyek Banyak hasil pekerjaan yang harus diulang/diperbaiki Metode konstruksi yang tidak sesuai Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal Kondisi lapangan yang berbeda dari dokumen kontrak
63
Faktor Loading 0.600 0.624 0.660 0.702 0.601 0.517 0.562 0.700 0.726 0.630 0.706 0.666 0.673 0.798 0.764 0.733 0.688 0.710 0.579 0.754 0.785 0.772 0.669 0.801 0.552 0.662 0.702 0.515 0.706 0.604 0.763 0.801 0.757 0.533
Ket. Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja Penyediaan utility di lapangan yang kurang Prasarana transportasi yang kurang memadai
Berdasarkan hasil Tabel 9 elemen faktor yang valid sebanyak tiga puluh tujuh elemen faktor. Dengan memperhitungkan nilai faktor loading lebih dari 0,40 dapat disimpulkan bahwa ke puluh tujuh elemen faktor mampu mengukur elemen faktor dalam penelitian. Ditinjau dari nilai Kaiser’s MSA lebih dari 0,50 yaitu 0,783 dapat disimpulkan bahwa pengambilan sampel telah memadai
Bartlett's Test of Sphericity
.783
A pprox. Chi-Square df Sig.
1698.953 666 .000
4.5. Pengujian Reliabilitas. Analisis Reliabilitas adalah pengukuran yang dilakukan untuk tingkat keandalan data atau kekonsitenan dari data.Kapan pun data disampaikan kepada pengisi/responden maka jawaban dari mereka akan selalu sama. Adapun bentuk pertama dari hasil analisis reliabilitas sebagai berikut : Reliability Cas e Pro ce ss in g Su m m ary N Cases
V alid Ex cludeda Total
53 0 53
% 100.0 .0 100.0
a. Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure.
Reliab ility Statis tics Cronbac h's A lpha .967
0.580 0.688 0.708
Valid Valid Valid
cronbach alpha. Instrumen tersebut dinyatakan reliabel atau cukup handal apabila memiliki cronbach alpha lebih dari 0.50. Untuk itu dilakukan pengujian reliabilitas terhadap ke puluh tujuh elemen faktor. Setelah pengujian validitas dilakukan untuk masing-masing elemen faktor, maka pada analisis reliabilitas kembali dilakukan pengujian untuk data atau item-item pertanyaan dari masing-masing elemen faktor yang bernilai valid. Adapun ouput dari pengujian ini sebagai berikut : a. Pada bagian reliability statistics, menggambarkan tentang keandalan atau realibel data dengan melihat tingkat cronbach alpha, yaitu sebesar 0,967 atau 96,7% dengan butiran item pertanyaan yang ada sejumlah tujuh puluh elemen faktor. Dengan nilai cronbach alpha yang telah melebihi dari 5% maka data sudah dapat dikatakan realibel atau andal.Sementara nilai nilai r tabel untuk uji dua sisi pada taraf kepercayaan 95% atau siqnifikan 5% (ρ=0,05) dapat dicari berdasarkan jumlah responden atau N. Oleh karena N = 53, maka derajat bebas adalah N-2 = 53-2 = 52. Untuk mengetahui besarnya r maka lihat pada tabel r dengan derajat kebebasan = 52 yaitu, jika nilai cronbach alpha > r tabel, maka data andal, cronbach alpha < r tabel, maka data tidak andal. b. Pada bagian item total statistics, kalau pada reliability diketahui keandalan atau realibel data secara keseluruhan, maka pada bagian ini kita juga dapat mengetahui tingkat keandalan atau kerealibelan dari masing-masing item pertanyaan dan dibandingkan dengan batas toleransi sebesar 5% atau dibandingkan dengan r tabel, dari ke tujuh puluh elemen faktor tersebut kita lihat nilai cronbach alpha > 5% artinya semua item pertanyaan sudah andal atau realibel, atau dapat dikatakan semakin mendekati nilai 1 nilai dari cronbach alpha maka data dikatakan semakin realibel.Berdasarkan pengujian reliabilitas didapat nilai cronbach alpha > 0.05, sehingga dapat dikatakan elemen faktor realibel seperti pada Tabel 10.
KM O and Bartle tt's Te s t Kais er-Mey er-Olkin Meas ure of Sampling A dequacy.
ISSN : 1693-752X
N of Items 37
Pada bagian case processing summary, menggambarkan tentang jumlah responden yang diteliti pada uji coba kuesioner berjumlah 53 orang (N=53) dan semua data tidak ada yang exclude atau dikeluarkan dari analisis, dengan jumlah % data 100%.Pada bagian reliability statistic, teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah teknik konsistensi internal dengan metode stabilitas
64
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Tabel 10.Hasil pengujian reliabilitas Elemen faktor Proyek
Pemilik
Kontraktor
Material
Peralatan
Tenaga Kerja
Keuangan
Metoda Kerja
Eksternal
Item Pertanyaan Adanya perselisihan di dalam proyek Pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat Kelambatan memberikan tanggapan dan inspeksi Tidak adanya kerjasama yang baik pemilik dengan kontraktor Perubahan lingkup pekerjaan yang dimintakan pemilik Inspeksi dan kontrol pekerjaan yang birokratis oleh pemilik Ketiadaan pengalaman pemilik dalam bidang konstruksi Manajer proyek yang kurang cakap mengatur pekerjaan Kontraktor lambat dalam persiapan administrasi penagihan Koordinasi yang kurang antara kontraktor dan sub kontraktor Kurangnya pengalaman kontraktor Koordinasi, komunikasi yang buruk dalam organisasi kontraktor Ketidak tepatan estimasi harga material Peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakter proyek Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk peralatan Keterlambatan penyediaan peralatan Seringnya terjadi kerusakan peralatan Peralatan yang tidak modern Kurang motivasi dan komitmen melaksanakan proyek Kualitas tenaga kerja yang rendah Jumlah personil yang terlatih dan berpengalaman minim Pengaturan mobilisasi tenaga kerja yang tidak baik Ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja Lambatnya pengerahan tenaga kerja Dana dari pemilik yang tidak cukup Keuangan kontraktor yang mengalami kesulitan finansial Ketidak tepatan perencanaan upah tenaga kerja Terhambatnya pinjaman kredit dari bank Metode konstruksi/teknik pelaksanaan yang salah Tidak diperhitungkannya faktor resiko pada lokasi proyek Banyak hasil pekerjaan yang harus diulang/diperbaiki Metode konstruksi yang tidak sesuai Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal Kondisi lapangan yang berbeda dari dokumen kontrak Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja Penyediaan utility di lapangan yang kurang Prasarana transportasi yang kurang memadai 65
Nilai Cronbach Alpha 0.966 0.966 0.966
Realibel Realibel Realibel
0.966
Realibel
0.966
Realibel
0.967
Realibel
0.966 0.966
Realibel Realibel
0.966
Realibel
0.966
Realibel
0.966
Realibel
0.966
Realibel
0.966
Realibel
0.965
Realibel
0.965
Realibel
0.966 0.966 0.966 0.966 0.965 0.965 0.965 0.966 0.966 0.965 0.966 0.966 0.966 0.967 0.966 0.966 0.965 0.965 0.965 0.966 0.966 0.966
Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel
Ket.
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
sejumlah sembilan belas elemen faktor.Dari hasil pengujian interkorelasi, sembilan belas elemen faktor dikatakan dapat menjelaskan tingkat keterlambatan proyek konstruksi gedung seperti Tabel 11.
4.6. Analisa Interkorelasi Dari hasil pengujian interkorelasi sisa elemen faktor yang dapat mempengaruhi dan menjelaskan tingkat keterlambatan proyek
Tabel 11. Hasil pengujian interkorelasi No
Faktor
1
Proyek
2
Pemilik
3
Kontraktor
4
Material
5
Peralatan
6
Keuangan
7
Metoda Kerja
8
Eksternal
4.7
Elemen faktor Adanya perselisihan di dalam proyek Pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat Kelambatan memberikan tanggapan dan inspeksi Perubahan lingkup pekerjaan yang dimintakan pemilik Kurangnya pengalaman kontraktor Koordinasi, komunikasi yang buruk dalam organisasi kontraktor Ketidak tepatan estimasi harga material Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk peralatan Keterlambatan penyediaan peralatan Peralatan yang tidak modern Dana dari pemilik yang tidak cukup Keuangan kontraktor yang mengalami kesulitan finansial Ketidak tepatan perencanaan upah tenaga kerja Tidak diperhitungkannya faktor resiko pada lokasi proyek Metode konstruksi yang tidak sesuai Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja Penyediaan utility di lapangan yang kurang Prasarana transportasi yang kurang memadai
Pengujian Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat tingkat penyebaran data dari masing-masing elemen faktor. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kenormalan data adalah menggunakan grafik Scatter Plot Regresion. Jika penyebaran dari elemen faktor yang ada berada disepanjang garis diagonal grafik maka penyebaran data sudah dapat dikatakan berdistribusi normal.
Dependent Variable: Keterlambatan Proyek 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4. Grafik Scater Plot Regresion Dari Gambar 4 terlihat penyebaran data sudah berada disepanjang garis diagonal. Oleh karena itu penyebaran data sudah dapat dikatakan mengikuti asumsi normalitas.
66
Vol.18 No.1 Februari 2016
4.8
Jurnal Momentum
tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal. Sedangkan faktor lain yang dianggap sebagai elemen faktor yang mempengaruhi keterlambatan adalah: kurangnya pengalaman kontraktor, koordinasi dan komunikasi yang buruk dalam organisasi kontraktor, keterlambatan penyediaan peralatan, keadaan keuangan kontraktor yang mengalami kesulitan financial, metode konstruksi yang tidak sesuai.
Analisa Regresi.
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana elemen faktor dependen dapat diprediksi melalui elemen faktor independen atau prediktor secara individu atau parsial ataupun secara bersama-sama atau simultan. Berdasarkan uji t yang dilakukan untuk menguji tingkat perbedaan hubungan dan pengaruh elemen faktor independen tertentu dengan elemen faktor dependen, didapat delapan elemen faktor yang mempunyai nilai signifikan dibawah alpha 5% (Tabel 11) sehingga elemen faktor tersebut dapat dikatakan signifikan mempengaruhi keterlambatan proyek bangunan di Sumatera Barat.
5. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas manajemen pelaksanaan proyek dengan pencapaian kinerja proyek dilihat dari aspek kinerja waktu dan biaya. Jika kualitas manajemen pelaksanaan proyek baik maka pencapaian kinerja proyek turut baik dilihat dari segi waktu dan biaya. b. Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kualitas manajemen proyek didapat lima faktor; i) faktor proyek terdiri dari, pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat, dan kelambatan memberikan tanggapan dan inspeksi, ii) faktor kontraktor terdiri dari, kurangnya pengalaman kontraktor, koordinasi dan komunikasi yang buruk dalam organisasi kontraktor, iii) faktor peralatan terdiri dari, keterlambatan penyediaan peralatan, iv) faktor keuangan terdiri dari keuangan kontraktor yang mengalami kesulitan finansial, v) faktor metoda kerja terdiri dari, metode konstruksi yang tidak sesuai, dan tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal.
Tabel 11. Hasil uji t dengan nilai signifikan dibawah alpha 5%. Faktor
Ko de
Proyek
X13 X14 X35
Kontraktor X36 Peralatan
X54
Keuangan
X75 Metoda Kerja
X84
X86
ISSN : 1693-752X
Elemen faktor penyebab keterlambatan Pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat Kelambatan memberikan tanggapan dan inspeksi Kurangnya pengalaman kontraktor Koordinasi dan komunikasi yang buruk dalam organisasi kontraktor Keterlambatan penyediaan peralatan Keadaan keuangan kontraktor yang mengalami kesulitan finansial Metode konstruksi yang tidak sesuai Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal
Daftar Pustaka. A Guide to the Project Management of Knowledge ( PMBOK Guide ) 2004 Edition pg. 4-5. Adi Bayuni Rahmat, “Pengaruh Kualitas Manajemen Pelaksanaan Proyek Sipil Umum PT. Wijaya Karya Terhadap Kinerja Waktu dan Biaya”, Tesis, 2006. BPS (Badan Pusat Statistik), “Statistik Konstruksi”, Jakarta, 2007, hal XII Clough, H.R, “Construction Contracting”, John Wiley & Son Inc, New Mexico,
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk melihat keterlambatan proyek konstruksi yang terjadi di Sumatera Barat dengan penelitian terdahulu didapatkan elemen faktor tambahan untuk dapat menerangkan keterlambatan proyek konstruksi yang terjadi di Sumatera Barat yaitu pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat, kelambatan memberikan tanggapan dan inspeksi, dan 67
Vol.18 No.1 Februari 2016
Jurnal Momentum
1986, pg 1 Kerzner, H, “Project Management : A System Approach to Planning, Scheduling and Controlling”, Van Nostrand Reinhold, USA, 1995, pg. 817-825 Mark Brown, “Manajemen Proyek yang Sukses Dalam Sepekan”, alih bahasa, Sugeng Panut, Edisi Revisi, Kesaint Blanc Jakarta, 1991. Undang-undang Jasa Konstruksi No. 18 tahun 2003. Vincent G. Bush, “Manajemen Konstruksi”, PT. Pustaka Binaman Pressindo dan IPPM, Seri Manajemen No. 74, terjemahan oleh Supomo S. Wardoyo, Hal 99. Widwman, R.E and R.H Myer, “Project and Program Risk Management. A. Guede to Managing Project Rick and Opportunities, Project Management Institute”. Pennysyilvania, 1992.
68
ISSN : 1693-752X