Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
PENGARUH INDIKATOR RELATIONSHIP MANAGEMENT TERHADAP KINERJA WAKTU PROYEK KONSTRUKSI Nugrahaning Budi Anindit *)dan Tri Joko Wahyu Adi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jalan Cokroaminoto 12, Surabaya, Indonesia *e-mail:
[email protected] ABSTRAK Pengukuran keberhasilan suatu proyek didasarkan atas indikator kinerja proyek, salah satunya adalah kinerja waktu. Buruknya kinerja waktu dalam suatu proyek konstruksi disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal proyek meliputi faktor yang biasanya di luar kendali tim proyek. Sedangkan faktor internal melibatkan relationship management diantara pelaku seperti klien, konsultan, kontraktor, dan supplier. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada faktor internal proyek dengan tujuan untuk menganalisa pengaruh dari indikator relationship management terhadap kinerja waktu dan indikator mana yang paling dominan. Penelitian ini penting dilakukan untuk memperbaiki hubungan antar para pelaku proyek guna menekan keterlambatan proyek yang terjadi di lapangan. Analisa regresi logistik yang dipakai dalam penelitian ini menghasilkan nilai signifikansi dari omnibus test sebesar 0,008 < 0,05 (α = 5%) yang berarti bahwa indikator dari relationship management memiliki pengaruh terhadap kinerja waktu proyek konstruksi dan terdapat tiga indikator yang berpengaruh secara dominan yaitu, terhadap kinerja waktu proyek konstruksi, yaitu tujuan bersama, kepercayaan, dan mengukur kinerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tersebut dapat dijadikan sebagai referensi untuk meningkatkan hubungan antar pihak dalam proyek konstruksi dalam rangka meningkatkan kinerja waktu proyek. Kata kunci: Supply Chain Management, Relationship management, Proyek konstruksi, Kinerja waktu, Regresi logistik.
PENDAHULUAN Keterlambatan proyek merupakan salah satu bentuk dari kinerja proyek yang buruk yang sering dialami sebagian besar proyek-proyek konstruksi gedung. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek konstruksi diantaranya faktor internal dan eksternal proyek (Assaf & Al-Hejji, 2006). ). Faktor eksternal proyek meliputi faktor yang biasanya di luar kendali tim proyek, yaitu kondisi cuaca yang merugikan, kondisi lapangan yang tidak diramalkan, fluktuasi pasar, dan perubahan peraturan. Sedangkan faktor internal proyek konstruksi melibatkan masalah supply chain relationship diantara para pelaku dalam proyek itu sendiri. Supply chain relationship merupakan salah satu proses manajemen khusus yang membahas tentang hubungan dalam suatu organisasi atau disebut juga sebagai relationship management. Relationship management sebagai penentu utama yang dapat menimbulkan faktor keterlambatan proyek lainnya terjadi, seperti lemahnya komunikasi akan menimbulkan keterlambatan pengambilan keputusan tentang perubahan desain dan persetujuan ISBN : 978-602-97491-6-8 B-4-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
pelaksanaan pekerjaan, kurangnya kepercayaan akan menghalangi keterbukaan informasi yang dapat menimbulkan perselisihan dan keterlambatan pembayaran, dll. Pentingnya posisi relationship management sebagai faktor utama yang mempengaruhi kinerja waktu proyek inilah yang menjadi alasan utama dalam penelitian ini. Penyebab dominan dari kinerja yang buruk ( keterlambatan waktu, biaya overrun, dan kualitas rendah) pada proyek-proyek konstruksi swasta maupun pemerintah di kota Surabaya salah satunya yaitu kurang lengkapnya informasi. Kurang lengkapnya informasi dalam hal ini diakibatkan karena rendahnya pengelolaan manajemen hubungan antar pelaku proyek. begitu pula penelitian yang dilakukan Nyirongo (2010) yang menyatakan bahwa koordinasi antara pihak kontraktor dengan pihak lain merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan manajemen proyek konstruksi bangunan yang meliputi kesuksesan waktu penyelesaian proyek. Menurut veronica (2004), salah satu faktor penyebab keterlambatan proyek gedung di Surabaya dari pihak kontraktor adalah karena kurangnya komunikasi dan koordinasi antar pihak yang terlibat dalam proyek. Sedangkan salah satu faktor penyebab dari pihak pemilik proyek (owner) dan konsultan adalah karena ketidakmampuan mereka dalam berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar keterlambatan proyek pembangunan gedung di Surabaya tersebut dikarenakan rendahnya supply chain relationship management antar pihak dalam proyek. Mengingat koordinasi antar pihak di dalam proyek kontruksi sangat penting dan koordinasi ini juga berpengaruh terhadap kinerja waktu penyelesaian proyek, maka penelitian ini penting dilakukan untuk memperbaiki hubungan antar pihak dalam proyek konstruksi guna menekan keterlambatan proyek yang terjadi selama ini di beberapa proyek konstruksi gedung di Kota Surabaya. Beberapa penelitian terdahulu juga telah menjelaskan tentang supply chain management di bidang konstruksi bangunan gedung dimana didalam penelitian tersebut juga dijelaskan tentang relationship management. Namun, indikator yang dipakai sebagai lingkup relationship management hanya seputar aliran informasi atau saling berbagi informasi saja (Saad & James, 2002). Analisa faktor penentu kesuksesan hubungan dalam indutri konstruksi juga telah diidentifikasi oleh Albertus et. al. (2011) dengan membangun kepercayaan. Sedangkan Peter & Cheung (2004) mengembangkan faktor kepercayaan melalui bagaimana memecahkan masalah, berbagi informasi, reputasi organisasi, serta komunikasi. Naoum (2003) menjelaskan tentang konsep, filosofi serta definisi dari kesuksesan hubungan kerjasama (partnering) dalam kepercayaan inter-organisasi, tujuan yang saling menguntungkan, mekanisme dari resolusi masalah, dan perbaikan yang kontinyu. Critical success factor dalam bermitra telah dianalisa oleh Chen & Tsan (2007) dan terbagi kedalam empat cluster, yaitu kolaborasi tim, kualitas jangka panjang, tujuan yang konsisten, dan berbagi sumber daya. Faktor-faktor yang telah diidentifikasi oleh semua studi penelitian tersebut, dapat di anggap sebagai indikator relationship management dalam konstruksi. Namun, indikator ini jarang dipakai dalam evaluasi supply chain management pada suatu perusahaan khususnya di Surabaya. Konstruksi gedung sangat kompleks dan rumit. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menggunakan indikator relationship management tersebut untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja waktu pada proyek konstruksi gedung di Surabaya.
ISBN : 978-602-97491-6-8 B-4-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
METODE Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai instrumen untuk mengumpulkan datanya. Metode analisa yang dipakai adalah uji statistik dengan menggunakan analisa regresi logistik yang bertujuan untuk menguji hubungan di antara variabel indikator relationship management terhadap kinerja waktu proyek konstruksi. Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini berasal dari data primer, yaitu data yang didapat dari responden melalui distribusi kuisioner dan wawancara kepada praktisi konstruksi seperti manajer proyek atau pelaksana proyek konstruksi gedung di Kota Surabaya. Sedangkan populasi penelitian ini adalah para pelaku proyek konstruksi pembangunan gedung di wilayah Kota Surabaya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini termasuk dalam teknik sampling random (probabilistic sampling). Penentuan sample berdasarkan karakteristik tertentu yaitu, kontraktor yang tergolong dalam asosiasi GAPENSI grade 5-7, dan INKINDO grade 2-4. Responden akan ditanya tentang adopsi indikator relationship management dalam proyek yang sedang atau yang pernah ditanganinya dengan kriteria pengukuran skala ordinal termasuk dalam pengukuran sikap, yaitu: a) Selalu (SS), b) Sering (S), c) Kadangkadang (K), d) Jarang (J), dan c) Tidak Pernah sama sekali (TP). Indikator relationship management tersebut meliputi: tujuan bersama, saling berbagi keuntungan dan kerugian, kepercayaan, tidak ada budaya saling menyalahkan, bekerja bersama, komunikasi, pemecahan masalah, mengalokasikan resiko, mengukur kinerja, dan perbaikan secara kontinyu. Sedangkan pada variabel dependen, responden akan ditanya tentang kondisi proyek yang sedang atau pernah ditanganinya mengalami keterlambatan atau tepat waktu dalam penyelesaian proyeknya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian main survey didapatkan sampel sebanyak 34 responden yang terdiri dari 15 perusahaan kontraktor dan 19 perusahaan konsultan dengan karakteristik responden sebagai berikut: Tabel 1. Karakteristik Posisi Jabatan Responden
Jabatan
Frekuensi 2 13 6 13 34
Direktur Project Manager Site manager Staf Teknik
Prosentase 5,88% 38,24% 17,65% 38,24% 100,00%
Jenis proyek konstruksi yang pernah dilaksanakan oleh responden terbagi atas tiga kategori, yaitu jenis perkantoran/ mal/ apartemen, lembaga sekolah/ gedung pemerintahan, dan industri/ pabrik dengan frekuensi data sebagai berikut:
ISBN : 978-602-97491-6-8 B-4-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Tabel 1. Karakterisrik Proyek Yang Ditangani Responden
Jenis Proyek Perkantoran/ mal/ apartemen/ hotel Lembaga (sekolah, gedung pemerintahan) Industri/ pabrik
Frekuensi Prosentase 10 29,41% 21 3 34
61,76% 8,82% 100,00%
Langkah selanjutnya untuk menjawab tujuan penelitian tentang pengaruh indikator relationship management terhadap kinerja waktu proyek konstruksi dapat dilihat melalui uji serentak/ simultan. Uji serentak/ simultan ini dapat dilakukan dengan Omnibus Tests of Model Coefficients (tabel 3). Hasil uji ini menghasilkan nilai Chi Square sebesar 15.505 dengan nilai signifikansi sebesar 0.008 < 0.05 (α = 5%) yang berarti tidak dapat menolak H0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang simultan dari kesepuluh variabel independen (X1 - X10) terhadap variabel dependen yaitu kinerja waktu. Tabel 2. Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square 15,505 15,505
Block Model
df 5 5
Sig. ,008 ,008
Sedangkan untuk mengetahui indikator mana yang paling berpengaruh secara dominan dapat diketahui melalui uji parsial dan didapat hasil sebagai berikut: Tabel 3. Koefisien Regresi Logistik dan Wald Test
Variabel Tujuan bersama Kepercayaan Budaya Mengukur kinerja Perbaikan kontinyu Constant
X1 X3 X4 X9 X10
B -2,863 3,112 -1,258 -2,739 1,199 11,663
S.E. 1,279 1,558 ,645 1,213 ,674 5,300
Wald df 5,013 1 3,990 1 3,806 1 5,097 1 3,162 1 4,842 1
Sig. Exp(B) ,025 ,057 ,046 22,474 ,051 ,284 ,024 ,065 ,075 3,317 ,028 116242,2
Tabel 6 menunjukkan terdapat tiga variabel independen yang berpengaruh terhadap kinerja waktu karena memiliki nilai signifikansi > α (5%), yaitu variabel tujuan bersama (X1), kepercayaan (X3), dan mengukur kinerja (X9). Berdasarkan hasil pada tabel 6 di atas, maka dapat dilihat bahwa semakin besar nilai data observasi variabel tujuan bersama dari suatu perusahaan, maka semakin kecil peluang perusahaan mengalami tepat waktu dalam penyelesaian proyek. Sedangkan nilai odds ratio menunjukkan bahwa variabel ini memiliki peluang tepat waktu 0.057 lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan hubungan saling memiliki komitmen untuk mewujudkan tujuan dan sasaran secara bersama. Sedangkan pada variabel kepercayaan memiliki arti bahwa semakin besar nilai data observasi dari variabel kepercayaan pada suatu perusahaan, maka semakin besar peluang perusahaan mengalami ketepatan waktu penyelesaian proyek dan perusahaan ini memiliki peluang tepat waktu sebesar 22.474 kali lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki kepercayaan dengan klien kerjanya (pihak lain) dalam melaksanakan proyek
ISBN : 978-602-97491-6-8 B-4-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
pembangunan gedung. Pada variabel mengukur kinerja dapat diartikah bahwa semakin besar nilai data observasi dari variabel pengukuran kinerja pada suatu perusahaan, maka semakin kecil peluang perusahaan tersebut mengalami ketepatan waktu dalam penyelesaian proyeknya. Sedangkan nilai odds ratio menunjukkan bahwa variabel ini memiliki peluang tepat waktu sebesar 0.065 lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan sistem pengukuran kinerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Sehingga persamaan regresi logistik yang didapat adalah sebagai berikut: =
=
.
− .
(
.
.
+ .
.
− . .
(1) )
(2)
Untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan telah sesuai atau tidak dapat dilakukan uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Uji ini menghasilkan nilai signifikansi Chi-Square sebesar 0.111 > 0.05 (α=5%) yang berarti model multinomial logistik yang dihasilkan telah memberikan kesesuaian dalam memprediksi peluang pada kinerja waktu proyek. Sedangkan penentuan fitting model regresi logistik secara keseluruhan dengan membandingkan nilai antara nilai -2log likelihood awal (blok 0) dengan nilai -2log likelihood akhir (blok 1). Kriteria penilaian ini yaitu adanya penurunan nilai awal dan akhir yang menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Nilai -2log likelihood ini mirip dengan pengertian “sum of square error” pada model regresi, sehingga penurunan nilai ini menunjukkan model regresi semakin fit. Tabel 5. Nilai -2 Log Likelihood
-2 Log Likelihood Block 0 Block 1
Nilai 46.070 30.565
Nilai -2loglikehood pada tabel di atas terjadi penurunan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi logistik menghasilkan model yang telah fit. Model regresi logistik juga menghasilkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.493. Nilai tersebut memberikan informasi bahwa model regresi logistik dengan memasukkan variabel independent akan dapat menjelaskan keragaman peluang kinerja waktu penyelesaian proyek sebesar 49.3%. Untuk tabel 7 di bawah memperlihatkan persentase ketepatan prediksi penelitian ini. Nilai ketepatan penelitian dalam memprediksi peluang kinerja waktu dalam penyelesaian proyek cukup tinggi, yaitu sebesar 76,5%. Tabel 6. Nilai Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square
-2 Log likelihood 30,565(b)
Cox & Snell R Square ,366
Nagelkerke R Square ,493
Prediksi probabilitas dari 34 perusahaan yang diteliti juga menghasilkan nilai prosentase yang cukup memuaskan, yaitu 20 perusahaan diantaranya 16 perusahaan baik dari kontraktor maupun konsultan dapat diprediksi secara benar mengalami ketepatan waktu dalam penyelesaian proyek sebesar 80% berdasarkan tabel klasifikasi.
ISBN : 978-602-97491-6-8 B-4-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen yang dapat dibuktikan melalui hasil Omnibus Tests of Model Coefficients yang menghasilkan nilai < 0.05 (α=5%). Selain itu terdapat tiga indikator relationship management yang berpengaruh secara dominan terhadap kinerja waktu, yaitu tujuan bersama, kepercayaan, dan mengukur kinerja. Ketiga variabel tersebut juga dapat dipakai sebagai referensi untuk meminimalisir tingkat keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi. Penelitian ini masih dalam tahap pengembangan, oleh karena itu perlu ada penelitian lebih lanjut dengan beberapa saran yang dianjurkan diantaranya pengembangan variabel independen dari indikator relationship management dan variabel dependen, yaitu melalui pendekatan kinerja (performance) proyek yang lain baik dari biaya dan mutu, serta penentuan nilai threshold penerimaan dari variabel dependen (Y). DAFTAR PUSTAKA Assaf, S. A., & Al-Hejji, S. (2006). Causes of delay in large construction projects. Journal Of Project Management , 24, 349-357. Baiden, B. K., & Price, A. D. (2011). The Effect Of Integration On Project Delivery Team Effectiveness. Journal Of Project Management , 29, 129-136. Bayliss, R., & Cheung, S. O. (2004). Effective Partnering Tools In Construction: A Case Study On MTRC TKE Contract 604 n Hong Kong. Journal Of Project Management , 22, 253-263. Briscoe, G., Dainty, A., & Millet, S. (2001). Construction Supply Chain Partnerships: Skills, Knowledge and Attitudinal requirement. Journal Of Purchasing & Supply Management , 7, 243-355. Bygballe, L. E., Jahre, M., & Sward, A. (2010). Partnering Relationship In Construction: A Literature Review. Journal Of Purchasing & Supply Management , 16, 233-252. Cavinato. (2006). Dalam The Supply Managemenet Handbook. New York: McGrawHill Companies. Chan, D. W., & Kumaraswamy, M. M. (2002). Compressing Construction Durations: Lessons Learned From Hong Kong Building Projects. Project Management , 20 , 23-35. Chen, W. T., & Chen, T. T. (2007). Critical Success Factors For Construction Partnering In Taiwan. 25, 475-484. Cheung, S.-O., S.T.Ng, T., Wong, S.-P., & Suen, H. C. (2003). Behavioral Aspects In Construction Partnering. Journal Of Project Management , 21, 333-343. Christoper. (2005). Logistics and Supply Chain Management: Creating Value-adding Networks. Financial Times Prentice Hall .
ISBN : 978-602-97491-6-8 B-4-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Christopher, M. (1996). Network & Logistics: Managing Supply Chain Relationship. 4, 19-24. Christopher, M., & Gattorna, J. (2005). Supply Chain Cost Management And Value Based Pricing. 34 (2), 115-121. Christopher, M., & Juttner, U. (2000). Developing Strategic Partnership In The Supply Chain: A Practitioner Perspective. Journal Of Purchasing & Supply Management , 6, 117-127. Cox, A., & Lamming, R. (2006). Managing Supply In The Firm Of The Future. 3, 5362. Fiona, C. Y. (2011). Relationship Management As A Strategy For Supply Chain Engagement In Construction. Disertasi . Australia: Queensland University Of Technology. Fynes, B., Voss, C., & Burca, S. (2005). The Impact of Supply Chain Relationship Quality on Quality Performance. International Journal of Production Economics , 96, 339-354. Gadde, L. E., & Dubois, A. (2010). Partnering In The Construction Industry-Problems And Opportunities. Journal Of Purchasing & Supply Management , 16, 254263. Gudono. (2011). Analisa Data Multivariat. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Hendro, S. (2010). Penilaian Persepsi Resiko Rantai Pasok Pada Proyek Konstruksi Gedung Di Surabaya. Tesis . Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Heppy, V. (2004). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pada Proyek Konstruksi Gedung di Surabaya. Tesis . Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Hosmer, D. W. (2000). Applied Logistic Regression: Second Edition. New York, USA: John Wiley & Sons, Inc. Indra, R. (2010). faktor-faktor Yang Mempengaruhi Resiko Penyebab Penderita Kanker Payudara Dengan Mnggunakan Pendekatan Regresi Logistik. Tesis . Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Johnsen, T. E., Lamming, R., & Johnsen, R. E. (2008). Supply Relationship Evaluation: The Relationship Assessment Process and Beyond. Europeanaln Management Jour , 26, 274-287. Laan, A., Noorderhaven, N., Voordijk, H., & Dewulf, G. (2011). Building Trust in Construction Partnering Project: An exploratory case-study. Journal of Purchasing & Supply Management , 98 - 108. Lamming. (1996). Squaring The Lean Supply With Supply Chain Management. International Journal Of Operations and Production Management , 188-196.
ISBN : 978-602-97491-6-8 B-4-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Meng, X. (2010). Assessment Framework For Construction Supply Chain Realtionship: Development and Evaluation. Journal Of Project Management , 695-707. Meng, X. (2011). The Effect Of Relationship Management On Project Performance In Construction. Journal Of Project Management , 30 (2), 188-198. Meng, X., Sun, M., & Jones, M. (2011). Maturity Model For Supply Chain Relationships In Construction. Journal Of Management In Engineering , 97-105. Naoum, S. (2003). An Overview Into The Concept Of Partnering. Journal Of Project Management , 21, 71-76. Odeh, A. M., & Battaineh, H. T. (2002). Causes of Construction Delay. International Journal of Project Management , 67-73. Saad, M., Jones, M., & James, P. (2002). A Review Of The Progress Towards The Adoption Of Supply Chain Management Relationship In Construction. Journal Of Purchasing & Supply management , 173-183. Soepiadhy, S. (2010). Pengaruh Supply Chain Terhadap Kinerja Kontraktor Bangunan Gedung Di Jember. Tesis . Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Vrijhoef, R., & Koskela, L. (2000). The Four Roles Of Supply Chain Management in Construction. European Journal Of Purchasing and Supply Chain Management , 6, 169-178. Wong, P. S. P., & Cheung, S. O. (2004). Trust In Construction Partnering: Views From Parties Of The Partnering Dance. Journal Of Project Management , 22, 437-446.
ISBN : 978-602-97491-6-8 B-4-8