Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
ANALISIS DESKRIPTIF PENEMPATAN FABRIKASI PEMBESIAN TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Yani Rahmawati1*, Christiono Utomo2*, Farida Rahmawati2* S2- Manajemen Proyek Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia 1
[email protected] Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia 2
ABSTRAK Dalam suatu pekerjaan konstruksi, penempatan area fabrikasi material seringkali memanfaatkan area-area kosong yang tersedia pada lahan proyek tersebut tanpa memperhatikan kebutuhan, kegunaan, dan hasil dari proses fabrikasi, sehingga dampak terhadap waktu pelaksanaan dalam suatu pekerjaan kurang diperhatikan. Penelitian bertujuan menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktor-faktor dominan dalam penempatan fabrikasi material dengan berdasarkan pertimbangan waktu pelaksanaan dalam proyek konstruksi. Dihasilkan 9 faktor dominan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan penempatan area fabrikasi dalam tapak konstruksi, kedelapan faktor tersebut yaitu pembagian departemen dalam fabrikasi, akses material dan pekerja, keamanan dalam proyek terhadap ketersediaan bahan material, area pekerjaan lain dalam tapak, karakteristik penyediaan area pekerjaan dalam tapak, area loading dock dan inventory, hasil akhir fabrikasi penulangan, serta tata aturan dan kebijakan manajer proyek Kata kunci : penempatan fabrikasi material, perencanaan tata tapak, sirkulasi material, waktu pelaksanaan PENDAHULUAN Latar belakang Dalam pelaksanaannya, antara proyek konstruksi yang satu dengan proyek konstruksi yang lainnya memiliki perbedaan dalam hal penempatan area dan alur sirkulasi fabrikasi materialnya. Hal ini bergantung pada ketersedia-an lahan pada proyek (Elbeltagi dkk, 2004), karakteristik material yang digunakan (El-Gafy dkk, 2010), keberadaan site properties (Sadegh-pour dkk, 2002). Penempatan area fabrikasi material proyek seringkali memanfaatkan area-area kosong dalam lahan proyek tersebut (Wang dan Edgar, 2009). Fabrikasi material memerlukan area yang cukup luas dan terbebas dari berbagai macam kegiatan. Dengan pertimbangan tersebut kontraktor dan konsultan manajemen konstruksi meletakkan area fabrikasi material pada area-area kosong lahan sebuah proyek. Sampai saat ini, belum banyak ketentuan atau rule of thumb penempatan area dan alur sirkulasi fabrikasi material dalam pelak-sanaan sebuah proyek konstruksi (Church Architecture, 2003). Sehingga penempatan area dan alur sirkulasi fabrikasi material berdasarkan atas pengalaman saja. Umumnya kontraktor kurang memperhatikan dampak-dampak akibat penempatan area dan alur sirkulasi fabrikasi material terhadap jadwal pekerjaan pelaksanaan dan estimasi biayanya. Dengan demikian, perlu adanya ketentuan penempatan area dan sirkulasi fabrikasi material yang
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
dapat membantu kontraktor maupun konsultan manajemen konstruksi dalam menentukan area dan alur sirkulasi fabrikasi material sehingga keterlambatan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan pembengkakan biaya dapat direduksi. Menurut Ma, Shen, dan Zhang (2004), jadwal pelaksanaan konstruksi dan perencanaan tata guna lahan merupakan hal yang sangat pen-ting dalam manajemen proyek, karena kedua hal tersebut dapat mempengaruhi faktor keamanan dan keselamatan, mesin yang berproduksi, peng-gunaan material, distribusi sumber daya, serta perkembangan proses konstruksi. Banyak peneliti akhirnya menyadari bahwa pentingnya mempertimbangkan faktor waktu pada penataan/ perencanaan tapak. Selain itu, Guo (2001) juga menempatkan waktu sebagai bagian yang penting dalam perencanaan tapak, penelitiannya juga berkaitan dengan pengorganisasian tapak/ lahan yang berdasarkan atas waktu dan jadwal. Akinci, Fischer, dan Zabelle (1995), dalam penelitiannya, mereduksi pekerjaanpekerjaan yang tidak penting atau tidak bermanfaat dalam sebuah proses pekerjaan dengan mempertimbangkan adanya konflik antara waktu dengan area-area dalam lahan. Penelitian mengenai pengaruh penempatan fabrikasi material terhadap waktu pelaksanaan dalam proyek konstruksi perlu dilaksanakan. Meskipun area penelitiannya dalam lingkup yang kecil dan pada pelaksanaannya di dalam proyek cenderung terabaikan, tetapi dampaknya sangat besar dalam mempengaruhi performa hasil proses perencanaan proyek. Maka dari itu, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini, permasalahan seperti proses berjalannya proyek yang terlambat yang diakibatkan oleh kurang efektifnya penempatan area proses fabrikasi material dapat diketahui dan dimengerti. DASAR TEORI Dasar Teori Penempatan Fabrikasi Menurut Wignjosoebroto (2009), perencanaan tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas dalam sebuah proses produksi untuk menunjang kelancaran proses tersebut, dengan memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang lainnya, kelancaran pergerakan perpindahan material, penyimpanan material (baik yang bersifat temporer maupun permanen), personel pekerja, serta aspek-aspek pendukung lainnya. Aliran material dan fasilitas pendukung proses produksi merupakan hal pokok yang perlu diperhatikan dalam sebuah proses produksi, sehingga harus dirancang dengan cermat dan terstruktur. Terdapat enam prinsip dasar dalam perencanaan tata letak fasilitas dalam tapak yang dikemukakan oleh Apple (1991), yaitu adanya integrasi antara faktor-faktor pendukung dalam sebuah proses produksi, meminimumkan jarak perpindahan material dan faktor pendukung lainnya sehingga memudahkan pergerakannya dan mendukung adanya efisiensi produksi, kelancaran dalam aliran kerja proses produksi, efektivitas dan efisiensi dalam pemanfaatan area (pengaturan ruang yang mencakup pekerja, material, mesin dan aktivitas pendukung yang ada di dalamnya), kepuasan dan keamanan pekerja (adanya jaminan keselamatan kerja melalui penempatan material dan alat-alat pendukung proses produksi secara tepat), fleksibilitas dalam pengaturan tata letak. Penelitian Sebelumnya Menurut Sadeghpour dkk (2002), penempatan sebuah area dalam tata tapak dipengaruhi oleh 3 faktor penting, yaitu object, site properties, dan constraints.
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-1-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
ASTM (2005), Wire Reinforcement Institute (2003), dan Concrete Reinforcing Steel Institute (2004) menyajikan faktor-faktor yang mempengaruhi penempatan area fabrikasi penulangan yang berkaitan dengan proses atau sistem fabrikasi penulangan serta karakteristik material dan mesin yang dipergunakan dalam proses fabrikasi. Sementara itu, Halpin dan Martinez (1999) beserta Mohsen dkk (2008) menyajikan faktor-faktor pengaruh yang berkaitan dengan ke-tersediaan sumber daya, pekerja, peralatan, dan lahan. Faktor-faktor pengaruh yang berhubungan dengan keamanan, jalur distribusi (termasuk di dalamnya berkaitan dengan jarak perjalanan dan akses keluar masuknya material dan pekerja), ketepatan dalam memilih area, jumlah hasil produksi, serta faktor-faktor eksisting baik itu be-rupa barang atau aktivitas disajikan oleh Ma dkk (2004); Elbeltagi dkk (2004); Hanz (1984); Tom-melein dkk (1992); dan El-Gafy dkk (2010). Peneliti lainnya, yaitu Huang (2004); Kelton dan Sadowski (2002) menyajikan faktor-faktor pengaruh yang berkaitan dengan proses produksi dan penanganan material. MODEL DAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian eksploratif, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang dapat dijadikan acuan dalam merencanakan area fabrikasi penulangan sehingga tidak mengganggu jadwal pelaksanaan yang telah direncanakan sebelumnya. Selain itu, pada kondisi di lapangan, tidak banyak yang diketahui mengenai situasi yang dihadapi, hal ini dapat terlihat pada kondisi penempatan area fabrikasi penulangan yang lebih banyak mempertimbangkan satu atau dua faktor saja juga tanpa mempertimbangkan pengaruhnya terhadap waktu pelaksanaan, sehingga dalam situasi tersebut studi awal yang ekstensif perlu dilaksanakan untuk mendapatkan keakraban dengan fenomena situasi, dan memahami apa yang terjadi sebelum membuat sebuah model dan menyusun desain penelitian pada tahap selanjutnya lewat pengembangan teori lebih lanjut dan pengujian hipotesis (Sekaran, 2003). Teknik analisa yang dipergunakan adalah analisa deskriptif, yaitu menggunakan diagram plot mean dan standard deviasi. Hasil akhir penelitian ini berupa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan area fabrikasi penulangan pada site proyek konstruksi, sehingga waktu pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat sebelumnya. Identifikasi variabel Dari penggalian informasi melalui studi pustaka dan wawancara dengan para ahli yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap survey pendahuluan 1 dan survey pendahuluan 2, didapatkan dua puluh faktor yang menentukan atau menjadi acuan dalam penempatan area fabrikasi penulangan dalam site proyek konstruksi gedung, yaitu : 1. Kondisi eksisting lahan 2. Keamanan dalam proyek terhadap persediaan bahan material 3. Karakteristik penyediaan area pekerjaan dalam tapak 4. Penangan terhadap material 5. Area loading dock dan inventory 6. Properti yang ada dalam tapak 7. Area pekerjaan lain dalam tapak 8. Akses material dan pekerja 9. Persyaratan khusus dalam pendistribusian material ISBN : 978-602-97491-2-0
B-1-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
10. Tata aturan dan kebijakan manajer proyek 11. Jangkauan crane dalam pendistribusian barang 12. Ukuran dan bentuk material besi beton 13. Jumlah besi beton yang dipergunakan 14. Dimensi dan bentuk mesin yang dipergunakan 15. Jumlah mesin yang dipergunakan 16. Jumlah pekerja yang terlibat dan ergonomic ruangnya 17. Sistem fabrikasi penulangan yang dipergunakan 18. Pembagian departemen dalam proses fabrikasi material penulangan 19. Hasil akhir fabrikasi penulangan yang dikehendaki 20. Distribusi material yang telah selesai difabrikasi menuju proses pemasangan Populasi dan sampel penelitian Populasi Populasi dari penelitian ini adalah para pelaksana pekerjaan proyek konstruksi gedung di Surabaya. Sampel Sampel penelitian ini adalah para pelaksana pekerjaan proyek dari 17 gedung di Surabaya yang sesuai dengan batasan penelitian seperti yang terdaftar pada tabel 1. Tabel 1. Sampel Penelitian No 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
No Pelaksana (responden) Kontraktor : PT. Mentari Surya Jaya Responden : Pimpinan Proyek Pengawas : PT. Kumala Wandira Responden :QC + Admintek Kontraktor : PT. Widya Satria Responden : Staf Teknik, Admintek Responden : Pimpinan Proyek Responden : Structural supervisor, asisten site engineer Pengawas : PT. Isoplan Responden : Asisten ahli struktur Kontraktor : PT. PP (Persero) Responden : Engineer, chief enginer Kontraktor :PT. Tatamulia N Indah Responden : Chief engineer, supervisor Kontraktor : PT. Tatamulia N Indah Responden : Chief Engineer, Engineer Kontraktor : PT. Adhi Karya (Persero) Responden : Engineer, Pelaksana Kontraktor : PT. Adhi Karya (Persero) Responden : Admintek, Engineer Kontraktor : PT. Wijaya Karya Responden : Pelaksana, engineer PT. Balfour Beatty Sakti Responden : Engineer Responden : Kasi Dep PU (pimpinan proyek) Kontraktor : PT. PP (Persero) Responden : Engineer, pelaksana, Pimpinan proyek, Site Manager
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-1-4
Proyek Konstruksi gedung Kampus UWM, Gedung Askes, Gedung Perumkital Pengembangan gedung Rusunawa
Kampus ITS (1993 – 2000) Gedung SNVT Cipta Karya Wiyung Gedung Pertamina Jagir IRD RS Dr. Soetomo RS Royal Surabaya Gedung Kantor Perdagangan Kertajaya Ciputra World (Apartment) Ciputra World (Mall) Pengembangan RS Haji Surabaya Trillium Office & Residence Grand City Mall Rusunawa Dep PU Surabaya Petra Square (Mall & Apartment)
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
HASIL DAN DISKUSI Dari 75 kuesioner yang disebar oleh peneliti, hanya 38 kuesioner yang kembali, dan dari 38 responden tersebut, hanya 35 yang dapat diolah penilaian persepsinya, karena 3 responden tidak sesuai dengan batasan penelitian. Analisa Deskriptif Mean dan Standar Deviasi Analisa deskriptif dengan menggunakan perbandingan antara Mean dan Standar Deviasi dari keseluruhan penilaian persepsi responden terhadap masing-masing variabel dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan pengelompokan variabel atau faktorfaktor dari penempatan fabrikasi pembesian yang paling dominan. Untuk memudahkan penilaian terhadap urutan dominasi faktor yang mempengaruhi penempatan fabrikasi pembesian, maka dilakukan pemetaan (plotting) dalam diagram, dimana sumbu x menunjukkan besarnya rata-rata (mean) persepsi responden, sedangakan sumbu y menunjukkan nilai standar deviasi atau nilai sebaran dari masing variabel/faktor terhadap keseluruhan variabel/faktor. Pemetaan dibagi menjadi 4 kelompok, dimana masing-masing pemetaan diagram urutan dominasi dibatasi atau dipisahkan oleh dua garis pembatas, kedua garis pembatas itu adalah mean dari skala nilai persepsi yang diberikan kepada responden, serta mean dari keseluruhan nilai standar deviasinya, seperti yang terlihat pada gambar 4.1. Urutan faktor dominan yang mempenga-ruhi penempatan fabrikasi pembesian dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung : I. Nilai mean (rata-rata) besar, nilai standar deviasi kecil. Faktor yang berada dalam kuadran I diletakkan pada urutan pertama, karena nilai mean yang tinggi berarti sebagian besar responden memberikan skor yang tinggi terhadap faktor tersebut, sedangkan nilai standar deviasi yang kecil berarti sebagian besar responden sepakat terhadap jawaban tersebut. II. Nilai mean (rata-rata) besar, nilai standar deviasi besar. Faktor yang berada di dalam kuadran II diletakkan pada urutan kedua karena nilai mean yang tinggi berarti sebagian besar responden memberikan skor yang tinggi terhadap faktor tersebut, meskipun nilai standar deviasinya yang besar berarti responden kurang sepakat terhadap jawaban tersebut. III.Nilai mean (rata-rata) kecil, nilai standar deviasi besar. Faktor yang berada di dalam kuadran III diletakkan pada urutan ketiga karena meskipun memiliki nilai mean rendah yang berarti sebagian besar responden memberikan skor yang rendah terhadap faktor tersebut, tapi nilai standar deviasinya besar, yang berarti tidak semua responden sepakat terhadap jawaban tersebut, artinya ada responden yang memberikan skor yang tinggi terhadap faktor tersebut. IV. Nilai mean (rata-rata) kecil, nilai standar deviasi kecil. Faktor yang berada di dalam kuadran IV diletakkan pada urutan terakhir karena selain memiliki nilai mean yang kecil dimana artinya bahwa sebagian besar responden memberikan skor yang rendah, nilai standar deviasi yang kecil juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden sepakat dengan jawaban tersebut. Dari gambar 4.1 dapat diperhatikan dominasi faktor-faktor yang telah mengelompok pada masing-masing kuadran. Keduapuluh faktor yang mempengaruhi penempatan area fabrikasi pembesian terbagi dalam 2 kuadran yaitu kudran I dan kuadran 2. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian persepsi responden terhadap masingmasing faktor besar, karena masing-masing faktor terletak pada angka mean di atas 3, sehingga dapat digambarkan responden rata-rata menjawab cukup setuju dan setuju ISBN : 978-602-97491-2-0
B-1-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
bahwa masing-masing faktor dalam penempatan mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek konstruksi. 1.2
Grand Mean
area
fabrikasi
pembesian
1 2 3
1
4
Standard Deviasi
S Mean
5
0.8
6 7 8
0.6
9 10 11
0.4
12 13
0.2
14 15 16
0
17
0
5
18
Mean
Gambar 4.1 Grafik Scatter Plot Mean Dan Standard Deviasi
Dari hasil plot diagram pada gambar maka diperoleh urutan faktor dominan yang menentukan penempatan area fabrikasi pembesian, yaitu : 1. Pembagian departemen dalam proses fabrikasi material penulangan. 2. Akses material dan pekerja. 3. Sistem fabrikasi penulangan yang dipergunakan 4. Keamanan dalam proyek terhadap persediaan bahan material. 5. Area pekerjaan lain dalam tapak. 6. Karakteristik penyediaan area pekerjaan dalam tapak. 7. Area Loading dock dan inventory. 8. Hasil akhir fabrikasi penulangan yang dikehendaki. Dalam penelitian ini, faktor yang dianggap dominan dapat diperhatikan dalam merencanakan area fabrikasi pembesian. KESIMPULAN Dari analisa deskriptif dengan mempergunakan perbandingan antara nilai ratarata dengan standar deviasi, didapatkan 8 faktor dominan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan penempatan area fabrikasi dalam tapak konstruksi, kedelapan faktor tersebut yaitu pembagian departemen dalam fabrikasi, akses material dan pekerja, keamanan dalam proyek terhadap ketersediaan bahan material, area pekerjaan lain dalam tapak, karakteristik penyediaan area pekerjaan dalam tapak, area loading dock dan inventory, serta hasil akhir fabrikasi penulangan.
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-1-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
DAFTAR PUSTAKA Akinci, B., Fischer, M., and Zabelle, T. (1998), “A proactive approach for reducing non-value adding activities due to time–space conflicts”. Proceedings of the 6th Annual Conference of the International Group for Lean Construction, hal. 1-16, Guaraja, Brazil. ASTM. (2005), “Standard Specification for welded deformed steel bar mats for concrete reinforcement”. American Society for Testing and Material, United States. Apple, J. M. (1991), “Plant Layout and Material Handling (3 rd Edition)”. Krieger, Malabar. Architecture, Church. (2003), “Rules of Thumbs Space and Dimension Recomendation”. Life Way Church Resources, Nashville. Arikunto, S. (2002), “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Bina Aksara, Jakarta. Brahmanto, Yudhi. (2010). “Pengaruh Karakteristik Pembeli terhadap Faktor-faktor Pembelian Unit Rumah di Perumahan Graha Famili”. Thesis of Project Management – Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Concrete Reinforcing Steel Institute. (2004), “Assembling Reinforcing Bars by Fusion Welding in Fabricating Shop”. Concrete Reinforcing Steel Institute, Schaumburg. Elbeltagi, E., Hegazy, T., and Eldosouky, A. (2004), “Dynamic Layout of Construction Temporary Facilities Considering Savety”. ASCE, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 130, No. 4, Hal. 534-541. El-Gafy, M., Abdelhamid, T., and Ghanem, A. (2010), “Using Simulated Annealing For Layout Planning of Construction Sites”. Proceeding of 46th annual associated school of construction international conference, hal. 54. Gay, L. R., dan Diehl, P. L. (1992), “Research Methods for Business and Management”, McMillan Publishing Company, New York. Guo, S. J. (2001), “Integrating CAD and schedule for identification and resolution of work space conflicts between subcontractors”. Canadian Journal of Civil Engineering, Vol. 28, No. 57, Hal. 59-768. Halpin, D. W., and Martinez, L. H. (1999), “Real World Applications of Construction Process Simulation”. Division of Construction Engineering and Management, 1294 Civil Engineering Building, Purdue University, West Lafayette. Huang, C.N., Seong, Y.J., and Russel, J.S. (2004),“Time Study on Two-Echelon Supply Chain For Steel Framing Construction By Using Networking Simulation Model”. The 12th Annual Conference on Lean Construction (IGLC), August 35, 2004, Denmark. Kelton, and Sadowski. (2002), “Simulation with Arena 2nd Edition”. McGraw-Hill Co.
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-1-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
Kuncoro, M. (2009), “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis”. Erlangga, Jakarta. Ma, Z., Shen, Q., and Zhang, J. (2004), “Application of 4D for dynamic site layout and management of construction projects”. Journal of Automation in Construction, No. 14, Hal. 369 - 381. Mohsen, O. M., Knytl, P. J., Abdulaal, B., Olearczyk, J., and Al-Hussein, M. (2008), “Simulation of Modular Building Construction”. Department of Civil & Environmental Engineering Hole School of Construction, University of Alberta, Canada, Edmonton. Murther, R. (1955), “Practical Plant Layout (1st Edition)”. McGraw Hill, New York. Sadeghpour, F., Moselhi, O., and Alkass, S. (2002), “Dynamic Planning for Site Layout”. Department of Building, Civil, and Environmental Engineering, Concordia University, Canada, Montreal. Project Management Institute. (2004), “Project Management Body of Knowledge”. Project Management Institute, Romania. Sekaran. (2009), “Research Methods for Business”. Salemba Empat, Jakarta. Stier, K. W. (2003), “Teaching Lean Manufacturing Concepts through Project-Based Learning and Simulation”. Journal of Industrial Technology, Vol. 19, No. 4, Hal. 1-6. Tommelien, I. D., Levit, R. E., and Hayes-Roth, B. (1992), “Site Layout Modelling : How Can Artificial Intelligent Can Help?”. ASCE, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 118, No. 3, Hal. 594-611 Wang, C., and Edgar, D. (2009), “Exploring an approach enhancing the area experts’ envolvement in layout design and improvement : an empirical experience”. Proceedings of the International Multi Conference of Engineers and Computer Scientists 2009 Vol II. Wignjosoebroto, S. (2009), “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan (edisi ketiga)”. Guna Widya, Surabaya. Wire Reinforcement Institute. (2003), “Bending welded wire reinforcement for reinforced concrete”. Wire Reinforcement Institute, United States of America.
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-1-8