TINJAUAN ULANG PENGENDALIAN WAKTU PROYEK GEDUNG BERTINGKAT 3 DIKOTA PADANG DENGAN METODA KONSEP NILAI HASIL ( EARNED VALUE CONSEPT ) (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR INPERS IV PADANG SUMATERA BARAT )
David Agustian, Indra Farni, Indra Khaidir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Proyek Konstruksi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu, untuk mencapai hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Parameter penting dalam penyelenggaraan proyek konstruksi yang sering dijadikan sebagai sasaran proyek adalah waktu, biaya dan mutu. Keberhasilan dalam menjalankan proyek tepat waktu, biaya dan mutu yang telah direncanakan adalah salah satu tujuan terpenting bagi pemilik dan kontraktor. Untuk mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan dan mengatasi keterbatasan waktu manajemen dalam pengendalian seluruh unsur pekerjaan proyek di perlukan konsep pengendalian yang efektif yaitu konsep nilai hasil ( Earned Value Consep ). Diterapkan dengan membandingkan antara perencanaan terhadap parameter proyek yang dapat di ukur setiap saat. Berdasarkan itu penulis menganalisa tinjauan ulang pengendalian waktu gudang bertingkat 3 di kota padang dengan metoda konsep nilai hasil. Dengan menerapkan metoda konsep nilai hasil (Earned Value Consept ), maka akan mendapatkan nilai CPI dan SPI, jika nilai CPI = 1 ini menunjukan bahwa proyek berjalan sesuai dengan anggaran sedangkan SPI>1 ini menunjukan proyek sesuai dengan rencana. Pada Proyek Pembangunan Pasar Inpers IV Padang ini nilai CPI = 1 sedangkan nilai SPI < 1, Kecuali bulan ke 4. Kata kunci: Waktu, Proyek Konstruksi, Gedung
REVIEW ABOUT CONTROL TIME AT PROJECT BUILDING 3RD FLOORS IN PADANG CITY WITH THE METHOD EARNED VALUE CONCEPT (CASE OF STUDY: PROJECT BUILDING INPRES IV MARKET PADANG WEST SUMATERA) David Agustian, Indra Farni, Indra Khaidir Department Of Civil Engineering, Faculty of civil engineering and planning, University of Bung Hatta E-mail:
[email protected].
[email protected],
[email protected]
Abstract Project Construction is one of the activity in progress with limited period, with limited resource, for get result in form building or infrastructure. Time, cost, and quality is important parameter in project construction. Successful in execute project on time, cost, and quality that has been planned is one of the important goals of the owner and the contractor. For anticipate the occurrence of changes in condition of the field and overcome the limitations time of management inside control all element need a effective control concept, like Earned Value Concept. Applied by comparing between planning against project parameters that can be quantify at every time. Based on that authors do analyze preview about control time at project building 3rd floors in Padang city. With the method earned value concept. With the method earned value concept then it will get the value of the CPI and SPI, CPI = 1 if the value indicates that the project is running in accordance with the budget while the SPI > 1 indicates the project according to plan. In Project Building Inpres Iv Market Padang get the value CPI = 1 while the value of SPI < 1, Except for the month 4th.
Keyword: Time, Project Construction, Building
TINJAUAN ULANG PENGENDALIAN WAKTU PROYEK GEDUNG BERTINGKAT 3 DIKOTA PADANG DENGAN METODA KONSEP NILAI HASIL ( EARNED VALUE CONSEPT ) (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR INPERS IV PADANG SUMATERA BARAT ) David Agustian, Indra Farni, Indra Khaidir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Proyek Konstruksi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu, untuk mencapai hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Parameter penting dalam penyelenggaraan proyek konstruksi yang sering dijadikan sebagai sasaran proyek adalah waktu, biaya dan mutu. Keberhasilan dalam menjalankan proyek tepat waktu, biaya dan mutu yang telah direncanakan adalah salah satu tujuan terpenting bagi pemilik dan kontraktor.Untuk mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan dan mengatasi keterbatasan waktu manajemen dalam pengendalian seluruh unsur pekerjaan proyek di perlukan konsep pengendalian yang efektif yaitu konsep nilai hasil ( Earned Value Consep ). Diterapkan dengan membandingkan antara perencanaan terhadap parameter proyek yang dapat di ukur setiap saat. Berdasarkan itu penulis menganalisa tinjauan ulang pengendalian waktu gudang bertingkat 3 di kota padang dengan metoda konsep nilai hasil. Dengan menerapkan metoda konsep nilai hasil (Earned Value Consept ), maka akan mendapatkan nilai CPI dan SPI, jika nilai CPI = 1 ini menunjukan bahwa proyek berjalan sesuai dengan anggaran sedangkan SPI>1 ini menunjukan proyek sesuai dengan rencana. Pada Proyek Pembangunan Pasar Inpers IV Padang ini nilai CPI = 1 sedangkan nilai SPI < 1, Kecuali bulan ke 4. Kata kunci: Waktu, Proyek Konstruksi, Gedung
pelaksanaan yang merupakan salah satu
PENDAHULUAN Secara
umum
tahapan
dari
fungsi
manajemen
proyek
penyelenggaraan sebuah proyek terdiri
konstruksi yaitu :
dari penyelenggaraan, pelaksanaan, dan
Analisa Varians
pengendalian. Menurut Imam Soeharto
Konsep Nilai Hasil (earned value
(1995), ada beberapa metoda yang boleh di gunakan dalam proses pengendalian
consept) C/S – CSC
Rekayasa Nilai Pada
PEMBATASAN MASALAH
Penyelengaraan
suatu
Dalam penulisan tugas akhir ini
proyek suatu konstruksi di perlukan
penulis
membatasi
suatu manajemen yang benar, agar
pembahasan hanya untuk mengetahui
pembangunan proyek tersebut dapat
bagaimana Metode Konsep Nilai Hasil
berhasil dengan baik atau sesuai
(earnet
dengan rencana. Mengingat salah
Pembangunan Gedung Inpers IV Padang
satu kriteria yang menjadi indikator
Sumatera Barat.
value
permasalahan
konsep),pada
Oroyek
dalam menentukan kelancaran dari suatu proyek adalah biaya dan untuk memaksimal kan keuntungn maka di pakailah metode konsep nilai hasil (earnet
value
consept),
karena
metode ini dapat memenuhi tujuan dari sasaran yang diinginkan oleh bidang jasa pembangunan suatu konstruksi dan juga di pakai untuk memeperkirakan
keadaan
masa
depan proyek.
Ruang Lingkup Pembahasan Dalam tugas akhir ini penulis hanya membahas tentang pelaksanaan pembangunan Gedung Inpres IV Kota Padang meliputi: 1. Proyek
yang
diamati
adalah
pembangunan tahap IV Pasar Inpres IV Kota Padang. 2. Pengendalian
ini
mengacu
pada
indikator-indikator
Konsep
Nilai
Hasil, yakni: ACWP, BCWP dan MAKSUD
DAN
TUJUAN
3. ACWP
PENELITIAN Adapun maksud dari penulisan Tugas
Akhir
ini
adalah
untuk
mengetahui apakah metode konsep nilai hasil (earnet value consept) dalam Pengendalian Gedung
BCWS.
Proyek
Pembangunan
Inpers IV Kota Padang
Sumatera Barat Sedangkan tujuan adalah meninjau efektifitas penerapan metoda konsep nilai hasil (earnet value consept) dalam pengendalian suatu proyek konstruksi.
(Actual
Performance)
Cost
adalah
of
Work
pembiayaan
yang sebenarnya dikeluarkan oleh pelaksana proyek. 4. BCWP (Budgeted Cost of Work Performance) adalah anggaran yang dikeluarkan
berdasarkan
bobot
pekerjaan. 5. BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule) adalah keuangan yang dianggarkan untuk menyelesaikan proyek yang dihitung berdasarkan bobot pekerjaan.
Agar
Metodologi penulisan
suatu
proyek
konstruksi
Metodologi dari penulisan tugas
dapat berjalan dengan lancar dan dapat
akhir ini adalah metode studi literatur,
mencapai sasaran yang diinginkan tanpa
selain
mengalami
itu
juga
digunakan
metode
kendala-kendala
pengambilan data dimana data yang
penyimpangan
dimaksud berupa laporan mingguan dan
selaknya dibutuhkan manajemen proyek
bulanan proyek, cash flow dan Rencana
yang dapat mengatasi hal tersebut.
Anggaran Biaya (RAB) proyek. Data
Pengendalian
merupakan
proyek
manajemen
proyek
ini
penulis
dapatkan
dari
yang
berarti,
sudah
salah
yang
satu dapat
kontraktor pelaksana, yaitu PT AdiGuna
mengatasi masalah yang terjadi pada saat
Manidir. Setelah data didapat dilanjutkan
pengerjaan konstruksi.
dengan pengolahan data. Pengolahan
Adapun proses dari pengendalian
data dilakukan dengan cara menentukan
terdiri dari beberapa langkah kegiatan
nilai anggaran proyek di luar pajak,
yang dilakukan secara sistematis. Dalam
bobot item pekerjaan, bobot rencana dan
hubungan
bobot realisasi per bulannya. Terakhir
memberikan defenisi sebagai berikut:
dilakukan
dengan
“pengendalian
BCWS,
sistematis untuk menentukan standar
perhitungan
membandingkan
hasil
dari
BCWP dan ACWP.
yang
ini
adalah
sesuai
merancang Pengendalian
yaitu memiliki karakter dan bentuk yang berbeda-beda di setiap pengerjaannya. Setiap proses suatu proyek konstruksi tidak akan pernah sama dengan proyek lainnya. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan proyek konstruksi tersebut menjadi unik. Kondisi alam seperti letak
geografis,
keadaan
tanah, gempa, dan hujan merupakan beberapa
factor
yang
dapat
mempengaruhi karakteristik dari suatu proyek.
standar,
usaha
yang
perencanaan,
system
informasi,
pelaksanaan
menganalisis
adanya
(1972)
sasaran
membandingkan
Proyek konstruksi itu bersifat unik,
perbedaan
Mockler
dengan
kemungkinan
penyimpangan
antara
pelaksanaan dengan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai sasaran”. Dari disimpulkan
definisi bahwa
diatas maksud
dapat dari
pengendalian adalah memantau dan mengendalikan suatu proyek konstruksi untuk mengetahui kesesuaian antara implementasi dilapangan dengan apa
yang telah direncanakan, dan juga
Untuk
mampu memberikan solusi yang jitu
konstruksi dilakukan secara tersendiri
ketika terjadi penyimpangan agar proyek
oleh badan pengawas teknik melalui
tersebut dapat mencapai target sasaran
gambar-gambar rencana dan spesifikasi
yang diinginkan.
teknis. Sedangkan untuk pengendalian
Menurut Stoner (1982) “meskipun
pengendalian
mutu
fisik
waktu dan biaya dimasukkan dalam
sasaran telah ditetapkan dengan jelas
devisi
disertai organisasi dan kepemimpinan
mencakup
yang kuat dan motivasi yang tepat,
pekerjaan
namun
optimasi, model dan analisis (Ervianto,
kecil
kemungkinan
untuk
mencapai sasaran jika tidak disertai dengan
pengendalian
Sehingga
yang
dapat
manajemen
proyek
pemantauan (progres),
yang
kemajuan
reduksi
biaya,
1992).
cukup”.
Menurut Soeharto (1995), ada tiga
disimpulkan
kendala
pengendalian proyek merupakan hal
menjadi
yang
penyelenggaraan sebuah proyek, yaitu
sangat
diperlukan
untuk
(Triple
Constraint)
perhatian
utama
dalam
keberhasilan suatu proyek meskipun
anggaran,jadwal,
proyek tersebut sudah memiliki sasaran
merupakan
dan organisasi yang tersistematis.
penyelenggaraan proyek yang sering
Pengendalian
diperlukan
dan
yang
parameter
mutu.
Ini
penting
bagi
untuk
diasosiasikan sebagai sasaran proyek.
menjaga kesesuaian antara perencanaan
Tiga kendala tersebut dijelaskan sebagai
dan pelaksanaan, jadi dapat disimpulkan
berikut :
bahwa
1.
pengendalian
adalah
suatu
Anggaran
kegiatan inspeksi dan pengecekan yang dilakukan
oleh
harus
diselesaikan
lapangan,
dengan biaya yang tidak melebihi
apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
anggaran Untuk proyek-proyek yang
yang
melibatkan dana dalam jumlah besar
telah
pengawas
Proyek
direncanakan
(Erwanto,
1992).
dan
jadwal
bertahun-tahun,
Terdapat 3 (tiga) pengendalian
anggaranya bukan hanya ditentukan
terhadap suatu proyek konstruksi, yaitu
untuk total proyek tetapi dipecah
pengendalian
fisik
bagi komponen-komponenya, atau
konstruksi, pengendalian terhadap waktu
per periode tertentu ( misalnya per
konstruksi dan pengendalian terhadap
kwartal)
yang
jumlahnya
waktu
disesuaikan
dengan
keperluan.
terhadap
konstruksi.
mutu
Masing-masing
pengendalian dilakukan secara terpisah.
Dengan
demikian,
penyelesaian
bagian-bagian proyek pun harus
biasanya harus berkompromi dengan
memenuhi sasaran anggaran per
mutu atau jadwal.
periode. 2.
Dari
Jadwal
teknis,
ukuran
keberhasilan proyek dikaitkan dengan
Proyek
3.
segi
harus
dikerjakan
sejauh mana ketiga sasaran tersebut
sesuai dengan kurun waktu dan
dapat
tanggal akhir yang telah ditentukan.
mencapai
Bila hasil akhir adalah produk baru,
ditentukan batasan yaitu besar biaya
maka penyerahanya tidak boleh
(anggaran)
melewati
jadwal serta mutu yang harus dipenuhi.
batas
waktu
yang
dipenuhi.
Di
tujuan
yang
dalam
proses
tersebut
telah
dialokasikan,
dan
ditentukan.
Ketiga batasan di atas disebut tiga
Mutu
kendala Produk atau hasil kegiatan
proyek harus memenuhi spesifikasi
(triple
constrain).
Seperti
diperlihatkan oleh gambar 1.1 dibawah ini :
dan kriteria yang dipersyaratkan.
Biaya
Sebagai contoh, bila hasil kegiatan Anggaran
proyek tersebut berupa instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi
adalah
mampu
pabrik
beroperasi
harus secara
memuaskan dalam kurun waktu yang
telah
ditentukan.
Jadi,
memenuhi persyaratan mutu berarti mampu
memenuhi
tugas
yang
dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.
Artinya,
jika
ingin
meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati
dalam
kontrak,
umumnya
harus
diikuti
menaikan
mutu,
yang
Mutu
Waktu
Kinerja
Gambar 1 Sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala (triple constrain) Soeharto, I(1995) Menurut
Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik.
Jadwal
maka dengan
selanjutnya
berakibat pada naiknya biaya, maka
Ervianto
(2004),
pengendalian (kontrol) diperlukan untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelakasnaan. Tiap pekerjaan yang dilaksanakan
harus
benar-benar
diinspeksi dan dicek oleh pengawas lapangan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang telah direncanakan.
Pengendalian
diperlukan
untuk
Suatu sistem pengendalian disamping
menjaga kesesuaian antara perencanaan
memerlukan perencanaan yang realistis
dan pelaksanaan. Tiap pekerjaan harus
sebagai tolak ukur pencapaian sasaran,
benar-benar diawasi dan dicek oleh
juga harus dilengkapi dengan teknik dan
inspektor (pengawas) lapangan apakah
metode
sudah sesuai dengan gambar,spesifikasi
mengungkapkan tanda-tanda terjadinya
atau belum. Misalnya pengangkutan
penyimpangan.
bahan, kualitas bahan benar-benar diatur
yang
dapat
segera
Terdapat beberapa metode dalam
dan dijaga dengan perencanaan dan
pengendalian,
pengendalian
terhadap
analisis varian, varian dengan grafik S
kegiatan-kegiatan. Maka keterlambatan
dan metode konsep nilai hasil. Metode-
jadwal dan pembengkakan biaya proyek
metode
dapat dihindari.
mengendalikan biaya, waktu dan mutu
yang
baik
diantara
tersebut
nya
digunakan
metode
untuk
Dari penjabaran diatas dapat
dari suatu pekerjaan konstruksi. Untuk
disimpulkan bahwa pengendalian dalam
pengendalian biaya, Metode tersebut
proyek konstruksi adalah proses upaya
diterapkan dengan cara membandingkan
untuk memanajemen semua tahapan
jumlah uang yang sesungguhnya telah
didalam kegiatan proyek konstruksi agar
dikeluarkan dengan jumlah uang yang
proyek tersebut sesuai dengan acuan
dianggarkan.
perencanaan, dan standar yang telah
pengendalian waktu cara penerapannya
ditentukan
sehingga
adalah dengan menganalisa waktu yang
kesesuaian
antara
pelaksanaan
guna
adanya
kontrol
perencanaan untuk
dan
mencapai
sasaran yang optimal. Metode Pengendalian
konstruksi
pengendalian
dalam
menggunakan manajemen
proyeknya, maka diperlukan metode untuk
penerapannya.
dipakai
konstruksi
untuk
untuk
pembangunan
tersebut
dan
membandingkannya
dengan
perencanaan.
dengan
Sehingga
menerapkan metode tersebut maka akan
Jika suatu proyek pembangunan sebuah
telah
Sedangkan
Hal
ini
dimaksudkan agar metode itu dapat dengan segera mengungkapkan tandatanda terjadinya penyimpangan tersebut.
terlihat potensi-potensi penyimpangan antara perencanaan dengan realisasi dilapangan agar dapat sesegera mungkin untuk mengambil langkah antisipasi. Untuk mengungkap lebih jauh, maka identifikasi diatas dikembangkan menjadi cost atau schedule control system criteria yang dapat digunakan
untuk
mengkaji
kinerja
dari
suatu
2.
Fungsi Manajerial
kegiatan pembangunan konstruksi.
Pada
Fungsi Pengendalian Proyek Menurut
J.A.F.
Stoner
(1982)
proyek-proyek
kompleks
dan
mudah
perubahan
(dinamis)
yang terjadi
pemakaian
pengendalian dan sistem informasi
Fungsi pengendalian mempunyai arti
yang
penting dimana meskipun sasaran telah
manajer untuk segera mengetahui
ditetapkan
bagian-bagian
dengan
jelas,
disertai
baik
akan
memudahkan
pekerjaan
yang
kejanggalan
atau
organisasi dan kepemimpinan yang kuat
mengalami
dan motivasi yang tepat, namun kecil
memiliki performa yang kurang
kemungkinanya untuk berhasil mencapai
baik. Dengan demikian dapat segera
sasaran jika tidak disertai pengawasan
dilakukan usaha untuk mengatasi
dan pengendalian yang cukup.
atau
Menurut
Ervianto
(2004)
meminimalkan
kejenggalan
tersebut. (Ervianto, 2004).
Pengendalian memikli dua fungsi yang Fungsi
sangat penting, yaitu : 1.
Menurut Soeharto (1995), acap
Dengan pemantauan yang baik terhadap semua kegiatan proyek memaksa
pelaksana
untuk
unsur-unsur bekerja
secara
cakap dan jujur. Pemantauan yang baik
akan
utamauntuk yang
menjadi
motivasi
mencapai
performa
tinggi,
misalnya
dengan
memberi penjelasan kepada pekerja mengenai apa saja yang harus mereka lakukan untuk mencapai performa yang tinggi kemudian memberikan umpan balik terhadap performa yang telah dicapainya. Sehingga
masing-masing
mengetahui sejauh apa prestasi yang telah dicapainya.
Proses
Pengendalian.
Fungsi Pemantauan
akan
Penghambat
kali dijumpai suatu pengendalian proyek tidak membuahkan hasil yang diharpkan. Secara umum penyebabnya adalah halhal berikut : 1.
Karateristik Proyek Sudah
berulang
kali
disinggung bahwa proyek umumnya kompleks,
melibatkan
organisasi kegiatan
peserta sering
banyak
dan
lokasi
terpencar-pencar
letaknya. Hal ini mengakibatkan : a.
Tidaklah
mudah
mengikuti
kinerja masing-masing kegiatan dan
menyimpulkan
menjadi
laporan yang terkonsolodasi.
b.
Masalah
komunikasi
koordinasi
makin
dan
bertambah
Faktor
2.
3.
Proses
Pengendalian
dengan besarnya jumlah peserta dan tercapainya lokasi.
Pendukung
Menurut Ervianto (2004), Mutu adalah suatu pengendalian tidak terlepas
Kualitas Informasi
dari mutu informasi yang diperoleh. Jika
Laporan yang tidak tepat pada
informasi yang diperoleh pengawas di
waktunya dan tidak pandai memilih
lapangan dapat mewakili kondisi yang
materi akan banyak mengurangi
sebenarnya maka solusi yang diambil
faedah suatu informasi, ditambah
akan
lagi dengan bila didasarkan atas
beberapa faktor yang perlu diperhatikan
informasi atau sumber yang kurang
agar pengendalian dan sistem informasi
kompeten.
berlangsung dengan baik, yaitu :
Kebiasaan
1.
Di
organisasi
pemilik,
lebih
mengena
sasaran.
Ada
Ketepatan Waktu Keterlambatan
pemantauan
pengelola proyek sebagian besar
hanya akan menghasilkan informasi
berasal
yang sudah tidak sesuai lagi dengan
fungsional
dari
bidang-bidang
(teknik,
operasi,
pengadaan, dan lain-lain) dengan
kondisi. 2.
Akses antar tingkat
pekerjaan yang sifatnya rutin-stabil,
Derajat kemudahan untuk akses
mereka yang sudah “mapan” dengan
dalam jalur pelaporan performa
sikap dan kebiasaan yang selama ini
sangat berpengaruh untuk menjaga
dialami
efektifitas
umumnya
sulit
sistem
pengendalian.
menyesuaikan diri dalam waktu
Jalur pelaporan dari tingkat paling
yang relaif singkat dan cenderung
atas hingga peling bawah harus
“resistant” terhadap permasalahan
mudah
yang semestinya diperlukan untuk
seseorang manajer dapat mencetak
mengelola proyek.
dengan cepat bila terdapat bagian
Pimpro hendaknya sejak awal telah menyiapkan diri dan mencari pemecahan yang spesifik dalam menghadapi
masalah-masalah
di
dan
jelas.
Sehingga,
yang memiliki performa jelek. 3.
Perbandingan
Data
Terhadap
Informasi Data
yang
atas sehingga proses pengendalian
pengamatan
dapat berjalan dengan lancar.
mampu
di
diperoleh lapangan
memberikan
dari harus
informasi
secara proporsional. Jangan sampai
terjadi jumlah data yang didapat
ini dapat dikembangkan untuk membuat
berjumlah ribuan bahkan ratusan
prakiraan atau proyeksi keadaan masa
ribu namun hanya memberikan satu
depan proyek.
dua informasi. Sedangkan untuk mengolah
4.
data
tersebut
nilai hasil adalah bahwa kecendrungan
membutuhkan tenaga dan waktu
yang ada dan terungkap pada saat
yang tidak sedikit.
pelaporan
Data dan Informasi yang Dapat
Keterangan
Dipercaya
proyeksi masa depan penyelenggaraan
Masalah
ini
akan
terus
yang
berlangsung.
memberitahukan
menyangkut
proyek merupakan masukan yang sangat
kejujuran dan kedisiplinan semua
berguna bagi pengelola maupun pemilik,
pihak yang terlibat dalam proyek.
karena
Semua perjanjian dan kesepakatan
memiliki
yang telah dibuat seperti waktu
memikirkan
pengiriman peralatan dan bahan,
segala persoalan di masa yang akan
waktu pembayaran harus benar-
datang.
benar ditepati. 5.
Asumsi yang digunakan konsep
mereka
waktu
untuk
cukup
demikian
cara-cara
menghadapi
Konsep nilai hasil adalah konsep
Obyektifitas Data Data
dengan
yang
yang menghitung besarnya biaya yang diperoleh
harus
menurut
anggaran
sesuai
dengan
sesuai dengan apa yang terjadi di
pekerjaan yang telah diselesaikan. Maka
lapangan. Pemakaian asumsi, kira-
berarti konsep ini juga dapat mengukur
kira atau pendapat pribadi tidak
besarnya
boleh dimasukan sebagai data hasil
disediakan untuk pekerjaan tersebut.
pengamatan.
Dengan
jumlah
perkiraan
anggaran
ini,
yang
diketahui
hubungan antara apa yang sesungguhnya telah tercapai secara fisik terhadap
Konsep Nilai Hasil efektifitas
jumlah anggaran yang telah dikeluarkan.
dalam memantau dan mengendalikan
Formula konsep nilai adalah sebagai
kegiatan proyek, perlu dipakai metode
berikut:
Untuk meningkatkan
yang
mampu
kegiatan.
Salah
menunjukkan satu
metode
kinerja yang
Nilai Hasil = % Penyelesaian X Anggaran
memenuhi tujuan ini adalah konsep nilai
Metode konsep nilai hasil ini dapat
hasil (earned value concept). Dengan
digunakan untuk membuat perkiraan
memakai dasar asumsi tertentu, metode
keadaan proyek di masa mendatang dan
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: a.
b.
Dapatkah
Untuk proyek
diselesaikan
dapat
menganalisa
perhitungan biaya pada pembangunan
dengan anggaran yang tersisa ?
Gedung Inpres IV Kota Padang ini,
Berapa
terlebih
besar
biaya
untuk
menyelesaikan proyek ? c.
Teknik Pengumpulan Data
Berapa
besar
mengumpulkan perkiraan
keterlambatan pada akhir proyek ? Analisa
dalam
dahulu
metode
ini
penulis
harus
data-data
yang
dibutuhkan, yakni laporan mingguan, jadwal pelaksanaan, daftar kuantitas dan harga (optimasi) yang bersumber dari
menggunakan 3 (tiga) indikator, yaitu:
Actual Schedule. Data ini didapat dari
1.
Work
kontraktor, yaitu PT. Adiguna Mandiri
jumlah
dan kemudian data tersebut dianalisa
sesungguhnya
pengendalian biayanya menggunakan
ACWP
(Actual
Performance), anggaran
yang
Cost
of
yaitu
terpakai untuk kegiatan yang telah
konsep nilai hasil.
dilaksanakan dalam kurun waktu Analisa Pengendalian Biaya
tertentu 2.
BCWP (Budgeted Cost of Work Performance), anggaran
yang
yaitu
jumlah
senilai
untuk
pengendalian
pelaksanaan menganalisa
proyek, sebuah
biaya penulis
pembangunan
dengan studi kasus pembangunan Pasar
kegiatan yang telah terlaksana 3.
Dalam
BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled), yaitu anggaran yang direncanakan untuk kegiatan yang
Inpres IV Kota Padang, data-data yang ada selanjutnya diolah dan dianalisa sehingga
dapat
disimpulkan
apakah
pekerjaan akan selsesai tepat waktu atau
dilaksanakan.
mengalami keterlambatan. Cash flow atau Anggaran Kas
METODOLOGI PENELITIAN
Proyek adalah suatu metode perhitungan
Data Umum Proyek Dalam penulisan tugas akhir ini,
penggunaan anggaran pada suatu proyek
penulis menerapkan Konsep Nilai Hasil
yang bertujuan agar biaya akhir proyek
(
Earned
pengendalian
Value biaya
Concept)
dalam
tidak melebihi anggaran yang tersedia.
pada
proyek
Anggaran disusun berdasarkan rencana
Pembangunan Gedung Inpres IV Kota
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Cash
Padang.
flow ini biasanya dibuat sebagai salah
satu bahan acuan untuk mengajukan
dengan identifikasi persentase bobot
permohonan turunnya dana proyek.
pekerjaan. Yang dimaksud persentase
Cara
yang
ditempuh
untuk
bobot pekerjaan adalah besarnya persen
mengendalikan biaya adalah dengan
pekerjaan
siap,
dibanding
menganalisis dan menghitung biaya
pekerjaan siap seluruhnya.
dengan
yang telah dikeluarkan setiap unit pada kurun
waktu
tertentu,
kemudian
membandingkannya dengan perencanaan
Konsep Nilai Hasil (Earned Value Concept) Berikut ini adalah contoh yang
biayanya, dengan membuatkan cash flow dan biaya yang masuk harus sama
sederhana dari penggunaan konsep nilai hasil pelaksanaan suatu proyek.
dengan biaya yang dikeluarkan.
Suatu
Secara umum tujuan penyusunan Anggaran Kas
Proyek
(cash
flow)
a.
Untuk
mengetahui
kemungkinan
posisi kas pada masa yang akan
b.
Untuk mengetahui terlebih dahulu kapan akan terjadi kekurangan kas serta kapan akan terjadi kelebihan kas.
Dengan
demikian
dapat
membuat persiapan jauh-jauh hari sebelumnya
seperti
dari
mana
kas,
dipersiapkan
juga
kemana
Sebagai
pengecoran
telah
diselesaikan,
telah diselesaikan tersebut pada saat pelaporan. Nilai hasil adalah biaya yang dianggarkan dari pekerjaan yang telah diselesaikan. -
Jumlah
pekerjaan
yang
telah
diselesaikan sebesar 60 m3, atau = (60/300) (100%) = 20%
harus -
Menurut
anggaran,
pengeluaran
adalah sebesar :
kas. c.
untuk
berapa nilai hasil dari pekerjaan yang
dapat
dipergunakan bila terjadi kelebihan
direncanakan
minggu pertama dilakukan sebanyak 60
memperoleh dana apabila terjadi kekurangan
yang
pekerjaan tersebut Rp 85.000.000. Pada
m3
datang.
pengecoran
pondasi beton dengan volume 300 m3, anggaran
adalah:
pekerjaan
dasar
unuk
= (20%) (Rp 85 juta)
melakukan
= Rp 17 juta
pengendalian kas. Pembuatan
cash
flow
terlebih
dahulu dilakukan analisa terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan yang dapat dilihat pada master schedule dan dilanjutkan
-
Jadi nilai hasil pekerjaan tersebut pada saat pelaporan sebesar Rp 17 juta.
-
Maka dapat disimpulkan bahwa
a.
(Soeharto, 1995) :
ACWP
(Actual
Cost
of
Work
Performance) ACWP Adalah biaya aktual yang
dikeluarkan
untuk
penyelesaian pekerjaan pada kurun waktu tertentu. Pada penulisan tugas Dalam hal ini pengeluaran aktual
akhir ini, biaya pada ACWP sama
dapat lebih besar atau lebih kecil atau
dengan
sama dengan perkiraan nilai hasil yang didapat,
tergantung
dari
dikarenakan
efisiensi
diperkirakan dalam perencanaan dan
diperkirakan,
maka
dapat
dikatakan
bahwa perkiraan nilai hasil pekerjaan lebih besar dari pengeluaran aktual untuk pekerjaan tersebut. Atau keadaan bisa menjadi sebaliknya.
b.
Metode konsep nilai hasil dapat digunakan untuk menganalisis kinerja
sasaran.
Untuk
perkiraan itu
pencapaian
digunakan
tiga
indikator, yaitu ACWP (Actual Cost Work Performed), BCWP (Budgeted Cost of Work Performed), dan BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule). Untuk memahami lebih lanjut, penulis menjabarkan ketiga indikator tersebut sebagai berikut:
yang
Performance) BCWP Adalah anggaran biaya dari seluruh aktual pekerjaan yang sudah
dilaksanakan
sepanjang
periode konstruksi. Biaya ini dapat dihitung
pada masing – masing
periode atau pada jumlah kumulatif
kelompok
pekerjaan
pekerjaan
atas
atau dasar
prestasi fisik yang dicapai dan
Hasil ( Earned Value Konsep)
membuat
uang
BCWP (Budgeted Cost for Work
penyelesaian
Indikator-indikator dari Konsep Nilai
dan
jumlah
BCWP
kerja.
anggaran, sehingga pengeluaran aktual dapat lebih kecil dari nilai hasil yang
pada
dibayarkan sama dengan prestasi
pelaksanaan pekerjaan. Bila pekerjaan dilakukan seefisien mungkin dari yang
biaya
dihitung menurut standar volume dan standar harga (biaya per unit), dapat juga nilai dalam rupiah untuk pekerjaan atau kelompok pekerjaan yang dilaksanakan dan dihitung menurut standar volume sumber daya dan standar harga atau biaya per unit. Nilai pekerjaan ini dapat diukur
dengan
menggunakan
metode “Percent
Completion”
yaitu pendekatan teknik dengan memperoleh suatu penaksiran nilai
pekerjaan berdasarkan prosentase pekerjaan yang berhasil diselesaikan dalam
tiap-tiap
satuan
c.
BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule)
waktu
Merupakan
anggaran
tertentu. Perhitungan nilai pekerjaan
yang
ini biasanya dibuat secara komulatif,
berdasarkan
sehingga untuk setiap presentase
proyek. Jadi disini terjadi perpaduan
pekerjaan yang sudah dilaksanakan
antara biaya, jadwal dan lingkup
dapat ditentukan nilai pekerjaannya.
kerja. Dimana pada setiap elemen
Secara matematis nilai pekerjaan
pekerjaan telah diberi alokasi biaya
dapat
dan jadwal yang menjadi tolak ukur
dihitung
dengan
rumus
sebagai berikut :
Dimana : BCWP : Nilai pekerjaan dengan satuan waktu : Percent Completion dari pekerjaan
yang
bersangkutan BAC
: Budgeting At Completion (rencana
biaya
hingga
proyek selesai) Indikator
ini
menunjukkan
nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untuk tersebut.
melaksanakan Bila
jadwal
direncanakan pelaksanaan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
BCWP = PC X BAC
PC
telah
biaya
angka
pekerjaan ACWP
dibandingkan BCWP, maka akan terlihat perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan terhadap biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk pekerjaan tersebut.
Rekapitulasi Nilai Kontrak BCWS
Proyek
BCWP
Pembangunan
Gedung
Pasar Inpres IV Kota Padang ini %
% Aktual
Rencana x
BCWS
proyek ini mempunyai nilai kontrak Rp.
x BAC
BAC
mengalami satu kali addendum, dimana
6.254.162.376.76
(
rekapitulasi
Rp
Rp
Rp
PPN),
dengan
-
-
-
terlampir.
belum
termasuk harga
Perhitungan Bobot Pekerjaan Final Rp
Rp
450,299,69
344,604,34
1.13
6.96
Rp 344,604,34
Quantity (Persentase Bobot Pekerjaan) Persentase bobot pekerjaan :
6.96 PBP =
Rp
Volume Harga satuan 100% Harga bangunan
1,816,208,7 54.21
Perhitungan
bobot
pekerjaan pada setiap item pekerjaan
Rp 3,581,758,7
2,559,203,2
2,559,203,2
93.17
44.57
44.57
(dalam Pembangunan Gedung Pasar Inpres IV padang). SV
Rp
Rp
5,076,503,6
3,886,961,9
01.22
17.16
17.16
Rp
Rp
Rp
Rp
1,579,176,0
(105,695,344.17)
00.13
Rp
Rp
(742,994,490.36 )
5,004,580,7
Rp
5,368,572,9
1,579,176,0
84.21
00.13 Rp
3,886,961,9
BCWP-BCWS
5,004,580,7
-
33.88
33.88
(305,203,123.99 )
Rp
Rp
Rp
Rp
-
-
-
(3,497,327,601.08)
Rp -
CV
Rp
Rp
-
persentase
-
BCWPACWP
0
0
0
0
Rp
4.
0
(363,992,250.33)
Untuk melihat masa depan proyek dimana terlihat varians untuk waktu dan biaya.
Dengan penerapan Konsep Nilai Hasil (Earned Value Konsep) ini pada proyek konstruksi banyak
hal
dapat mengetahui
seperti
bahan
analisa
masalah biaya yang tidak melebihi batas yang telah dianggarkan dari rencana semula disamping itu
Perhitungan CV (Cost Variance) dan CPI (Cost Performance Indeks) ternyata didapatkan angka nol untuk CV dan angka 1 pada CPI artinya biaya sesuai dengan angaran rencana. Saran
kontraktor juga
Adapun beberapa saran yang ingin
dapat mengendalikan biaya proyek agar
disampaikan adalah agar perbaikan pada
proyek tersebut mempunyai
proyek yang akan datang adalah : 1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Metoda
Kesimpulan Pengendalian biaya dan waktu dengan metoda Konsep Nilai Hasil (Earned Value Concept) ternyata dapat mengetahui banyak hal yang sangat berguna sebagai bahan analisa. Seperti hal-hal berikut : 1.
Untuk mengetahui biaya apakah yang melebihi batas anggaran yang
2.
Konsep
Nilai
Hasil
membutuhkan informasi dan data yang akurat, supaya dapat mencapai hasil
yang
maksimal.
Dapat
menjalin hubungan komunikasi dan koordinasi pengelolah
dari
semua
proyek
pihak untuk
tercapainya pekerjaan yang sesuai direncanakan.
telah direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Untuk mengetahui berapa lama
Bachtiar Ibrahim, 1997, Rencana dan
waktu pelaksanaan apakah proyek
Estimasi Real of Cost, Bumi Aksara.
mengalami
keterlambatan
atau
tidak. 3.
Dalam pengendalian proyek dengan
Untuk
Ervianto, Wulfram I : 2004. Teori – mengetahui
megalami
proyek
keuntungan
mengalami kerugian.
ini atau
Teori Manajemen Proyek Konstruksi, Graha Abdi, Indonesia.
Header, Tubagus Ali, : 2012. Prinsip – Prinsip Network Planning, PT. Gramedia Jakarta.
Imam Soeharto, Ir, 1995, Manajemen Proyekdari
konseptual
sampai
oprasional, Erlangga.
Imam Soeharto, Ir, 1998 Manajemen Proyek Edisi II, Erlangga.
Jumas . Dwifitra Y. ST,. MSCE, 2004.Manajemen
Konstruksi,
Bung
Hatta University Press.
Lock Denis, 1992, Manajemen Proyek Edisi III, Erlangga.
Nabuko,
C
:
2007,
Metodologi
Penelitian, Jakarta, Bumi Aksara.