Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
PENGARUH INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI Rendy Kurnia Dewanta1) dan I Putu Artama Wiguna2) 1, 2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail:
[email protected] ABSTRAK Pangsa pasar jasa konstruksi di Indonesia mengalami pertumbuhan, akan tetapi pertumbuhan tersebut belum dapat dikatakan cukup besar jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan konstruksi nasional yang ada. Perusahaan jasa konstruksi nasional juga dihadapkan dengan era globalisasi yang menyebabkan perusahaan asing ikut bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar konstruksi di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan jasa konstruksi nasional perlu menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Keunggulan bersaing berkelanjutan merupakan arah strategi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profit) relatif tinggi. Dimana kinerja tersebut dapat dilihat pada kinerja proyek yang ditangani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keunggulan bersaing, inovasi, dan teknologi informasi guna menjawab permasalahan bagaimana meningkatkan kinerja proyek melalui keunggulan bersaing yang diterapkan oleh kontraktor. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan kajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh antara inovasi, informasi teknologi, dan keunggulan bersaing terhadap kinerja proyek. Melalui kajian yang telah dilakukan diperoleh bahwa inovasi dan teknologi informasi memberikan pengaruh positif dalam menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan dan keunggulan bersaing berpengaruh positif terhadap kinerja proyek. Kata kunci: Kinerja Proyek, Keunggulan Bersaing, Inovasi, Teknologi Informasi.
PENDAHULUAN Keunggulan bersaing yang berkelanjutan atau yang lebih dikenal dengan istilah sustainable competitive advantage (SCA) merupakan arah strategi perusahaan yang bukan merupakan tujuan akhir, tetapi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu kinerja perusahaan yang menghasilkan keuntungan (profit) relatif tinggi (Ferdinand, 2003). Pencapaian SCA dilakukan dengan diferensiasi melalui inovasi (Bharadwaj dkk., 2004). Oleh karena itu, inovasi diduga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi SCA perusahaan jasa konstruksi. Bharadwaj dkk. (1993) juga berpendapat bahwa inovasi dapat digunakan untuk memperoleh keunggulan bersaing berkelanjutan yang tinggi. Perusahaan jasa konstruksi juga tidak bisa terlepas dari aplikasi teknologi informasi atau yang lebih dikenal dengan istilah information technology (IT), mulai dari analisis struktur, penyajian gambar teknik dan artistik, hingga lalu lintas (transfer) data. Oleh karena itu, kinerja teknologi informasi pada perusahaan jasa konstruksi mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan yang berpengaruh positif pada SCA (Goodhue dkk., 1995). Menurut Goodhue dkk. (1995), kendala utama yang muncul akibat ketertinggalan dalam perkembangan unit dan sistem teknologi informasi adalah relatif menurunnya kecepatan komputasi dan lalu lintas data dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Masih ISBN : 978-602-97491-8-2 B-5-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
menurut Goodhue dkk. (1995), teknologi informasi yang digunakan juga harus efektif, yaitu selaras dengan tujuan strategis perusahaan, agar tercipta efisiensi optimal. Banyaknya jumlah perusahaan jasa konstruksi di Indonesia menyebabkan perusahaan industri jasa konstruksi nasional menghadapi persaingan dalam skala domestik dan krisis berkepanjangan yang mengharuskan manajer berjuang untuk selalu mendapatkan peluang guna kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan domestik dimanapun dituntut untuk bersaing dengan pemain di dalam negeri maupun di luar negeri (Day, 1994 dalam Hoffman, 2000). Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 layanan pengadaan secara elektroknik (lpse) departemen pekerjaan umum telah membuat lelang sebanyak 977 pekerjaan konstruksi dimana proyek tersebut terdapat pada provinsi Jawa Timur. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak pembangunan yang terjadi pada provinsi Jawa Timur. KONSEP PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji konsep inovasi, teknologi informasi, keunggulan bersaing, dan kinerja proyek pada proyek konstruksi yang juga digunakan sebagai variabel penelitian. Dalam melakukan penelitian ini metode yang digunakan adalah kajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel penelitian. Dari kasil kajian akan diperoleh hubungan antar variabel dan indikator yang digunakan dalam menentukan atau mengetahui bahwa kontraktor menerapkan variabel tersebut dalam proyek konstruksi. Selanjutnya indikator yang ada pada penilaian, dipergunakan untuk penelitian lebih lanjut. HASIL DAN DISKUSI Chan (2001) menjelaskan bahwa dari delapan journal yang di review dikemukakan bahwa biaya, waktu, dan kualitas adalah tiga kinerja dasar dan paling penting dalam proyekproyek konstruksi, dan indikator lain yang didapat signifikansinya tidak besar dalam pengukuran kinerja proyek. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Idrus (2011) dimana kualitas proyek, biaya konstruksi dan waktu konstruksi adalah tiga kriteria yang paling penting menurut responden untuk mengevaluasi kinerja proyek yang ada di Malaysia. Ferdinand (2003) menyatakan bahwa pada pasar yang bersaing, kemampuan perusahaan menghasilkan kinerja, sangat bergantung pada derajad keunggulan kompetitifnya. Untuk melanggengkan keberadaannya, keunggulan bersaing perusahaan tersebut juga harus berkelanjutan (sustainable) karena pada dasarnya perusahaan ingin melanggengkan keberadaannya. Dalam Tan dkk. (2007) dijelaskan bahwa terdapat 6 indikator yang penting terhadap keunggulan bersaing pada perusahaan kontraktor, yaitu corporate image, kemampuan teknis, kemampuan keuangan, marketing ability, kemampuan manajerial, dan keunggulan SDM. Inovasi merupakan suatu alat untuk kelangsungan hidup perusahaan, bukan hanya untuk pertumbuhan dalam hal kinerja tetapi juga kemenangan persaingan dalam hal keunggulan bersaing berkelanjutan. Agar dapat bertahan dalam pasar yang bersifat dinamis, maka perusahaan harus selalu terlibat dalam inovasi berkelanjutan yang merupakan kebutuhan mendasar dalam suatu perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Henard dan Szymanski (2001) dalam Molina-Castillo (2008) mendukung pendapat di atas bahwa inovasi produk merupakan strategi untuk meningkatkan nilai produk sebagai komponen kunci sukses operasi bisnis yang membawa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif.
ISBN : 978-602-97491-8-2 B-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Indikator inovasi pada proyek konstruksi, yaitu: pekerjaan yang dilakukan off-site, dengan semakin berkembangnya proses-proses produksi yang mengandalkan pendekatan prafabrikasi, peluang terhadap inovasi teknologi proses produksi off-site terbuka lebar di konstruksi; pekerjaan dilakukan oleh mesin, semakin besar dan kompleksnya proyek-proyek konstruksi, peran sumber daya manusia perlahan maupun secara drastis digantikan oleh mesin-mesin dan peralatan yang canggih dan jauh lebih produktif; adanya material alternatif yang menjanjikan keunggulan dari kinerja maupun harga dibandingkan dengan material konvensional; kompleksitas konstruksi juga menuntut kesinambungan yang tinggi antara desain dan konstruksi; dan adanya budaya inovasi pada suatu proyek. Menurut Goodhue dkk. (1995), kendala utama yang muncul akibat ketertinggalan dalam perkembangan unit dan sistem teknologi informasi adalah relatif menurunnya kecepatan komputasi dan lalu lintas data dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, perusahaan jasa konstruksi seharusnya mengikuti perkembangan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerjanya dan segera menerapkannya secara efektif dan efisien. Pertanyaannya, apakah kinerja teknologi informasi benar-benar berhubungan kausal positif terhadap SCA. Pertanyaan tersebut muncul dari kenyataan bahwa beberapa perusahaan yang menggunakan teknologi informasi sama, menghasilkan SCA yang berbeda. Penelitian Kleis dkk (1997) menunjukkan hubungan positif antara pengaruh teknologi informasi terhadap proses produksi yang akan meningkatkan kuantitas dan kualitas produk sehingga meningkatkan SCA. Akan tetapi pada penelitian Banker dan Kauffman (1988) dalam Powell dan Micallef (1997) menunjukkan hubungan tidak signifikan antara aplikasi teknologi informasi dengan SCA. Bahkan penelitian yang dilakukan oleh Kettinger dkk. (1994) dalam Powell dan Micallef (1997) terhadap 30 kasus teknologi informasi dari tahun 1970-an sampai dengan 1980-an menunjukkan bahwa selama 5 tahun penerapan teknologi informasi, 21 dari 30 perusahaan tersebut mengalami penurunan keunggulan bersaing dalam pangsa pasar dan keuntungan (profit) ataupun keduanya. Munculnya resource-based theory mulai memperjelas hubungan antara kinerja teknologi informasi dengan SCA. Resource-based theory (RBT) adalah suatu teori yang berkembang dalam manajemen stratejik dan keunggulan kompetitif perusahaan yang menyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul. Secara umum, sumber daya yang mampu membawa keunggulan kompetitif tersebut adalah kompetensi sumber daya manusia, saling percaya (trust) di dalam perusahaan, budaya organisasi, serta basis data atau pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi melalui teknologi informasi (Barney, 2007). Indikator teknologi informasi, yaitu: kecepatan akses informasi yang benar dan up-to-date, memberikan kegiatan pekerjaan dengan benar dan tepat waktu, komunikasi yang kontiyu, peningkatan kualitas dalam pekerjaan, memberikan dukungan dalam membuat keputusan yang tepat, memberikan efisiensi dalam pengambilan keputusan melalui dukungan manajemen. Berdasarkan telaah pustaka di atas mengenai hubungan antara sustainable competitive advantage (SCA), IT performance, inovasi, dan kinerja perusahaan, didapatkan model penelitian sebagai berikut (lihat Gambar 1).
ISBN : 978-602-97491-8-2 B-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Inovasi SCA
Kinerja Proyek
IT Performance
Gambar 1. Model Penelitian
KESIMPULAN Dari kajian beberapa penelitian mengenai inovasi, teknologi informasi, keunggulan bersaing, dan kinerja proyek pada proyek konstruksi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antar variabel guna mencapai kinerja proyek yang unggul. Indikator yang didapat juga dapat diterapkan oleh perusahaan jasa konstruksi terhadap proyek konstruksi yang dikerjakan. DAFTAR PUSTAKA Barney, J. B. (2007), Resource-Based Theory: Creating and Sustaining Competitive Advantage, OUP Oxford. Bharadwaj, S. G., Varadarajan, P. R. dan Fahy, J. (1993), “Sustainable Competitive Advantage in Service Industries: A Conceptual Model and Research Proposition”, Journal of Marketing, Vol.57, No. 4, hal. 83-100 Chan, A. P. C. (2001), Framework for Measuring Success of Construction Projects, School of Construction Management and Property, Queensland University of Technology, Brisbane, Australia. Ferdinand, A. (2003), Sustainable Competitive Advantage: Sebuah Eksplorasi Model Konseptual, BP Undip, Semarang. Goodhue, D. L., Beath, C. M. dan Ross, J. W. (1995), “Developing Long-Term Competitiveness Through Information Technology Assets”, Sloan Management Review. Hoffman dan Nicole, P. (2000), “An Examination of the Sustainable Competitive Advantage Concept; Past, Present and Future”, Academy of Marketing Science Review, Vol. 2000, hal. 1. Kleis, L., Chwelos, P. dan Ramirez, R.V. (1997), “Information Technology and Intangible Output: The Impact of IT Investment on Innovation Productivity”, Information Systems Research. Molina-Castillo, F. J., dan Munuera-Aleman, J. L., (2008), “The Joint Impact of Quality and Innovativeness on Short-Term New Product Performance”, Industrial Marketing Management.
ISBN : 978-602-97491-8-2 B-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Powell, T. dan Micallef, A. D. (1997), “Information Technology as Competitive Advantage: The Role of Human, Businness, and Technology Resources”, Strategic Management Journal, Vol. 18, No. 5. Tan, Y. Shen, L. Y. Yam M. C. H. dan Lo A. A. C. (2007), “Contractor Key Competitiveness Indicators (KCIs): a Hong Kong Study”, Surveying and Built Environment, Vol 18 (2), hal. 33 - 46. Toole, T. M. (2001), “Technological Trajectories of Construction Innovation”, Journal of Architectural Engineering, Vol. 7, No. 4.
ISBN : 978-602-97491-8-2 B-5-5