C-5-1
IDENTIFIKASI KONFLIK YANG TERJADI PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG Aderiani, R. Sutjipto Tantyonimpuno, Tri Joko Wahyu Adi Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Jl. Arif Rahman Hakim, Gedung Teknik Sipil Lt.1 Telp.031-5939925 Email :
[email protected] ABSTRAK Pada proyek konstruksi, konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari akibat sifat dinamis dari lingkungan proyeknya. Konflik tersebut harus diselesaikan dengan cara yang tepat untuk meminimalkan pengaruh buruknya terhadap usaha-usaha pencapaian sasaran proyek. Oleh karenanya, identifikasi terhadap konflik yang berpotensi terjadi menjadi sangat penting untuk dilakukan guna pengelolaan konflik secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konflik-konflik yang berpotensi terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung beserta faktor penyebabnya, mengetahui konflik-konflik yang sering terjadi, dan mengetahui cara penyelesaian konflik yang sering digunakan pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung. Dari survei kuesioner, terkumpul 35 manajer proyek sebagai responden penelitian dari 19 perusahaan kontraktor di Surabaya dengan kualifikasi besar yang berpengalaman menangani pelaksanaan proyek konstruksi gedung. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis faktor. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat empat jenis konflik yang berpotensi terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung, yaitu konflik akibat faktor organisasi, konflik akibat faktor teknis, konflik akibat faktor sumber daya, dan konflik akibat faktor jadwal. Namun demikian, konflik-konflik tersebut mempunyai frekuensi yang cukup rendah untuk terjadi. Di antara keempat jenis konflik di atas, frekuensi terjadinya konflik akibat faktor sumber daya dan faktor jadwal adalah lebih tinggi dibandingkan dengan konflik-konflik lainnya. Untuk menyelesaikan konflik yang terjadi, manajer proyek sering mempergunakan pendekatan confrontation atau problem solving dan pendekatan compromising atau negotiating. Khusus untuk konflik personalitas, manajer proyek mempergunakan pendekatan smoothing sebagai alternatif lain penyelesaian konflik yang terjadi. Kata kunci : konflik, proyek konstruksi gedung PENDAHULUAN Kegiatan konstruksi terdiri dari beberapa tahap, dimana tahap yang paling menentukan adalah tahap konstruksi karena kualitas keseluruhan proyek sangat tergantung pada pembuatan dan manajemen pada tahap tersebut. Disamping itu sebagian besar dari seluruh dana dan waktu proyek dicurahkan selama pembangunan konstruksi. Mengingat pentingnya tahap pembangunan konstruksi ini, kontraktor harus berhati-hati dalam merencanakan, membuat jadwal, dan mengelola proyek (Oberlender, 2000:258). Untuk itu diperlukan suatu manajemen dalam proyek yang terdiri atas proses pengelolaan, pengalokasian, dan penjadwalan sumber-sumber daya dalam proyek untuk meraih sasaran-sasaran yang telah ditetapkan (Badiru dan Pulat, 1995:2). ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
C-5-2
Sumber daya yang berperan paling besar dalam pengelolaan proyek adalah sumber daya manusia sehingga sumber daya ini perlu dikelola dengan baik walaupun mengelola sumber daya manusia merupakan hal yang paling sulit dilakukan dalam setiap organisasi. Adanya perbedaan-perbedaan dalam hal tujuan, pandangan, pendapat atau nilai antar kelompok atau individu dalam setiap organisasi akan mendorong timbulnya friksi yang bisa menjurus ke arah terjadinya konflik (Soeharto, 1997:103). Apabila konflik tersebut tidak ditangani dengan tepat maka sangat berpotensi untuk menggagalkan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Pada proyek konstruksi, suatu konflik dapat tumbuh disebabkan karena organisasi proyek sering dibentuk pada saat ada proyek baru. Akibatnya seringkali terjadi pergantian personil dimana sebelumnya mungkin belum pernah bekerja sama. Disamping itu, para personil tersebut memiliki pola pikir yang ditempa oleh pengalaman yang berbeda dan harus menghadapi situasi proyek yang dinamis dengan periode yang relatif singkat. Dari kondisi-kondisi inilah bibit-bibit konflik dalam organisasi proyek tersebut akan tumbuh dan sulit dihindari. Prioritas pekerjaan, jadwal dan alokasi sumber daya merupakan beberapa sumber potensial terjadinya konflik dalam organisasi tim proyek. Dualisme kepemimpinan dan otoritas seringkali juga menjadi sumber utama konflik, baik berupa konflik kepentingan atau konflik-konflik yang lain. Sampai pada tingkat tertentu konflik bersifat alami. Bahkan terkadang konflik bisa bermanfaat dan menguntungkan apabila konflik tersebut merupakan sarana perubahan yang positif dan menjadi bagian dari proses penyelesaian masalah yaitu mencari titik temu dan memunculkan alternatif terbaik. Oleh karena itu, selama konflik yang terjadi dalam proyek tidak mengganggu proses pencapaian setiap sasaran proyek maka konflik bisa diperbolehkan muncul (Kerzner, 2001:382). Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka perlu dilakukan identifikasi terhadap konflik-konflik yang terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung. Selain itu perlu diketahui juga mengenai metode penyelesaian konflik yang dianggap dapat menyelesaikan masalah konflik yang terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung. Hasil identifikasi dan analisa dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para manajer proyek untuk mengetahui konflik-konflik yang terjadi dalam proyek konstruksi gedung untuk selanjutnya dapat digunakan dalam mengelola konflik yang timbul dalam proyek-proyek yang ditanganinya sehingga dapat mendukung kemungkinan pencapaian sasaran proyek yang lebih baik. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui konflik-konflik yang dapat terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung beserta faktor penyebabnya. 2. Mengetahui konflik yang sering terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung. 3. Mengetahui cara penyelesaian yang sering digunakan untuk menyelesaikan masalah konflik yang terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung. BATASAN PENELITIAN Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan dapat memberi arah dalam pelaksanaan penelitian sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka perlu dilakukan pembatasan terhadap penelitian yang dikerjakan. Batasan dalam penelitian ini adalah: ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
C-5-3
Konflik yang diteliti adalah konflik yang berpotensi untuk menjadi disfungsional yaitu konflik yang mempunyai konsekuensi negatif terhadap pencapaian sasaran proyek. 2. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan kontraktor di kota Surabaya dengan kualifikasi besar yang pernah/sedang menangani proyek konstruksi gedung. 3. Konflik yang diteliti adalah konflik yang terjadi di dalam perusahaan kontraktor itu sendiri selama proyek gedung dilaksanakan. 4. Perincian konflik-konflik yang diteliti diperoleh dari literatur-literatur sebagaimana yang ada pada Tinjauan Pustaka dan berdasarkan pengalaman para ahli dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung. 5. Penelitian yang dilakukan adalah hanya sebatas penelitian terhadap persepsi para ahli yang berpengalaman dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung. 1.
DEFINISI KONFLIK Pruitt dan Rubin (dalam Lewicki dan kawan-kawan, 2003:18) dan Winardi (1994:1) mendefinisikan konflik sebagai suatu pertentangan atau ketidakcocokan pendapat yang kuat dalam hal kepentingan atau pemikiran yang terjadi antara orang-orang, kelompokkelompok, atau organisasi-organisasi. Terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai konflik yaitu pandangan tradisional dan pandangan baru (Thamhain, 1984:238). Perbedaan ini dapat dilihat dalam tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Pandangan Realistis Mengenai Konflik Pandangan Tradisional
Pandangan Baru
Konflik sebaiknya dihindari
Konflik merupakan bagian dari suatu perubahan sehingga konflik tidak bisa dihindari
Konflik merupakan akibat dari para pengacau dan orang-orang yang egois
Konflik terjadi karena struktur sistem dan hubu-ngan di antara komponen-komponen yang ada
Konflik merupakan sesuatu yang buruk
Konflik bisa bermanfaat
Sumber: Thamhain (1984:238) Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1985:294), Hatch (1997:302-304), dan Winardi (1984:6). memberikan penjelasan mengenai dua sifat dasar dari konflik, yaitu sifat fungsional/konstruktif (konflik yang meningkatkan dan menguntungkan kinerja organisasi karena membawa pengaruh positif terhadap kinerja organisasi berupa timbulnya inovasi dan penyesuaian) dan sifat disfungsional/destruktif (konflik yang berpengaruh negatif terhadap kinerja setiap individu, kelompok, dan organisasi karena membahayakan organisasi atau mengganggu pencapaian tujuan organisasi). Menurut Kerzner (2001:386) dan Soeharto (1997:103-104) meskipun konflik dalam proyek dapat menghalangi pencapaian sasaran salah satu pihak, namun keuntungannya : Konflik bisa memberikan informasi dan gagasan baru yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. b. Konflik dapat memaksa pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk berpikir dan mempertimbangkan kembali pandangannya. a.
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
C-5-4
Konflik dapat memunculkan masalah yang selama ini terpendam menjadi terbuka dan memungkinkan pimpinan membantu mencari jalan keluar yang terbaik untuk proyek. d. Konflik dapat mengajarkan adanya rasa saling mengerti dan menghargai pendapat lain. c.
MANAJEMEN KONFLIK Manajemen konflik merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengelola konflik. Ada beberapa langkah yang umum untuk diikuti dalam proses manajemen konflik (Pena-Mora, Sosa, dan McCone, 2003:203-222), antara lain (Gambar 1):
Identifikasi Konflik Gambar 1 2003:202)
Menganalisa
Merancang & Menerapkan Manajemen Konflik
Memantau &
Meninjau Konflik Proses Manajemen Konflik (Pena-Mora, Sosa, dan McCone, Ulang Rencana
SUMBER-SUMBER DAN FAKTOR PENYEBAB KONFLIK Dari hasil penelitian oleh Kerzner (2001:388) dan Thamhain (1984:239-242) kepada 150 orang manajer proyek, didapatkan tujuh sumber konflik yang potensial terjadi dalam proyek, yaitu : 1. Konflik karena Prioritas Proyek (Conflict over project priority) 2. Konflik karena Prosedur-prosedur Administrasi (Conflict over administrative procedures) 3. Konflik karena Pendapat-pendapat Teknis (Conflict over technical opinion) 4. Konflik karena Sumber Daya Manusia (Conflict over manpower resource) 5. Konflik karena Biaya (Conflict over cost) 6. Konflik karena Jadwal (Conflict over schedule) 7. Konflik Personalitas (Personality conflict)
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
C-5-5
LOW 0
CONFLICT INTENSITY 1.0
HIGH 2.0
CONFLICT OVER SCHEDULES CONFLICT OVER PRIORITIES CONFLICT OVER MANPOWER CONFLICT OVER TECH. ISSUES CONFLICT OVER ADMINISTRATION PERSONALITY CONFLICT CONFLICT OVER COST
Gambar 2. Intensitas konflik yang terjadi dalam proyek PENDEKATAN-PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK Sejumlah besar penelitian mengindikasikan bahwa para manajer melakukan pendekatan dan menyele-saikan permasalahan konflik dengan mempergunakan berbagai cara seperti pada tabel berikut: Tabel 2. Perbedaan Metodologi Penyelesaian Konflik Pendekatan Penyelesaian Konflik
Deskripsi
Gaya-gaya
Tujuantujuan Personil
Hubungan
Force
Memaksakan pandangan seseorang dengan mengorbankan kekuatan pihak lain.
Win – Lose
Tinggi
Rendah
Smoothing
Memperkecil perbedaan-perbedaan dan menekankan kebersamaan demi masalah-masalah konflik.
Yield – Lose
Rendah
Tinggi
Withdrawal
Mengundurkan diri dari pertentangan-pertentangan yang kuat atau nyata dan dari situasi konflik.
Lose – Leave
Rendah
Rendah
Compromise
Mempertimbangkan berbagai masalah, melakukan tawar-menawar, dan mencari cara-cara penyelesaian atau pemecahan yang mem-bawa kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
Compromise
Sedang
Sedang
Problem Solving
Berkenaan dengan konflik sebagai suatu masalah untuk diselesaikan daripada suatu peperangan untuk dimenangkan, dalam rangka untuk mencapai kepuasan bersama dengan menjaga hubungan dan kepentingan konflik.
Integrative
Tinggi
Tinggi
Sumber: Ock dan Han (2003:86)
ANALISA DATA Uji Validitas Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat mengukur secara tepat variabel-variabel penelitian dengan prosedur Bivariate Correlation. Dari uji tersebut didapatkan nilai r product-moment semua butir pertanyaan mempunyai angka yang lebih besar dari r tabel (0,334), untuk tingkat signifikansi () 5% dengan 35 sampel. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan baik untuk faktor-faktor penyebab konflik maupun frekuensi konflik adalah valid. Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap data faktor-faktor penyebab konflik diperoleh nilai alpha (r alpha) sebesar 0,9354. Untuk hasil uji reliabilitas terhadap data frekuensi ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
C-5-6
konflik diperoleh nilai alpha (r alpha) sebesar 0,9492. Terlihat bahwa kedua nilai alpha ini mempunyai nilai yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa butirbutir pertanyaan adalah reliabel (andal). Analisa Deskriptif Tabel 3. Statistik deskriptif Kode
A1 A2 A3 A4 B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 E5 E6 F1 F2 F3 F4 G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7
N
Min
Max
Stat.
Stat
Stat
Mean Statistic
Std. Dev Statistic
Mean Statistic
Std. Dev Statistic
35
1
5
3.68571
1.23125
2.62857
1.19030
35
1
5
3.74286
0.85209
3.34286
0.93755
35
1
5
3.57143
1.06511
3.11429
1.05081
35
1
5
3.40000
1.06274
2.77143
1.05957
35
1
5
2.88571
1.07844
2.80000
0.93305
35
1
4
2.80000
0.83314
2.57143
0.97877
35
1
5
3.77143
1.16533
2.68571
1.25491
35
1
5
3.57143
1.00837
2.91429
1.19734
35
1
5
3.60000
0.88118
3.11429
1.10537
35
1
5
3.62857
0.94202
2.91429
0.98134
35
1
5
3.37143
1.03144
2.74286
1.01003
35
2
5
3.80000
0.90098
3.14286
0.91210
35
1
4
2.71429
0.85994
2.31429
0.83213
35
1
5
3.25714
1.03875
2.65714
0.87255
35
1
5
3.20000
1.05161
2.71429
0.85994
35
1
5
2.97143
1.04278
2.80000
0.99410
35
1
5
3.51429
1.29186
2.48571
1.12122
35
1
5
2.91429
1.01087
2.28571
0.95706
35
1
5
2.94286
1.16171
2.28571
1.04520
35
1
5
3.00000
1.35038
2.25714
1.09391
35
1
5
3.08571
1.24550
2.22857
1.08697
35
1
5
3.08571
1.46270
1.97143
0.85700
35
1
5
3.37143
1.19030
2.45714
1.01003
35
2
5
3.37143
0.87735
2.88571
0.90005
35
1
5
3.40000
1.00587
2.65714
0.96841
35
1
5
2.97143
0.92309
2.40000
0.88118
35
1
5
3.00000
0.80440
2.54286
0.88593
35
1
4
2.77143
0.77024
2.54286
0.98048
35
1
5
3.51429
0.98134
2.57143
0.94824
Faktor Penyebab Konflik
Penyusunan jadwal peker-jaan2 yang tidak realistis Perubahan-perubahan pekerjaan dalam proyek Penundaan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek Kurang baiknya pengendalian jadwal selama pelaksanaan Banyaknya proyek yang ditangani dikelola bersamaan Perbedaan pandangan ttg prioritas pelaksanaan proyek Perhitungan anggaran &biaya proyek yang tidak akurat Cost overrun dalam pelaksanaan proyek Terbatasnya sumber daya untuk pelaksanaan proyek Penempatan SDM tdksesuai kualifikasi yg dibutuhkan Pemesanan/pengiriman material & peralatan tidak sesuai kuantitas dan kualitas Pengaturan waktu kirim tidak sesuai dengan jadwal Penggunaan teknologi baru Kurangnya pengendalian kualitas pekerjaan proyek Rework dalam pelaksanaan proyek Terbatasnya (work space) di lapangan (site) Penggunaan metode kerja yang kurang tepat Pedoman kerja, manual, dan standarisasi kurang cukup Prosedur pelaporan yang tidak jelas dalam tim proyek Adanya keterlambatan pembayaran gaji tenaga kerja Rumusan kerja,tugas, tang-gung jawab,otorita tdk jelas Rusak atau hilangnya gambar, dokumen, file / surat2 penting Komunikasi yang buruk antar personil dalam tim proyek Tekanan atas sasaran proyek yang harus tercapai Beban kerja yang berlebihan Perbedaan personalitas para personil proyek Perbedaan skilldari para personil proyek Perbedaan pengalaman kerja masing2 personil tim proyek Kerjasama yang kurang baik antar personil proyek
Potensi penyebab konflik
Frek. penyebab konflik
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
C-5-7
…........Lanjutan tabel 3 G8 G9
Sikap profesionalisme yang berlebihan terhadap pekerjaan Ketidakpuasan dalam hal gaji tenaga kerja
35
1
4
2.74286
0.85209
2.42857
0.81478
35
1
5
3.05714
1.23533
2.40000
1.11672
Analisa Faktor Analisis faktor merupakan suatu teknik untuk menganalisis saling ketergantungan (interdependence) dari beberapa variabel secara simultan yang bertujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antar beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit dari jumlah variabel yang diteliti. Selain itu, analisis ini juga menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui susunan dan hubungan yang terjadi pada hubungan antar variabel. Uji Kelayakan Beberapa cara dapat dilakukan untuk tujuan ini yaitu suatu proses pembuktian apakah kumpulan pengamatan yang akan menggunakan analisis faktor telah terbukti interdependent. Metode yang dipakai : 1. Matriks Korelasi Dari correlation matrix pada 35 sampel terlihat bahwa sebagian besar dari koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan nilai yang lebih besar dari r (0,05;35-2) = 0,3340 sehingga dapat dibuktikan bahwa telah ada keterkaitan yang signifikan antar variabel. 2. Nilai Determinan Karena nilai determinan matriks korelasi mendekati nol (1,097 x 10-10 ) maka mendukung adanya saling keterkaitan antar variabel. 3. Nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Nilai ini menyediakan sebuah nilai yang dapat digunakan untuk menilai apakah indikator-indikator yang ada dapat membangun suatu konstruk secara bersama-sama. Nilai KMO dari 21 variabel penyebab konflik yang layak digunakan dalam analisis faktor menghasilkan nilai yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,795 sehingga berada pada klasifikasi cukup (middling). Nilai KMO ini menunjukkan adanya ukuran kecukupdekatan sampel. 4. Uji Bartlet Bertujuan untuk menguji apakah suatu matriks korelasi telah cukup layak untuk dilakukan analisis faktor (Sharma, 1996:123). Hasil uji Bartlett pada matriks korelasi di dalam penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa matriks ini memang tidak ortogonal yang berarti ada korelasi di antara variabel yang ada. Hal ini bisa dibuktikan dari nilai 2 sebesar 600,096 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 adalah lebih besar dari nilai 2 (0,05;210) = 244,8076. 5. Nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) Perhitungan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) pada setiap variabel semakin memperkuat bukti bahwa antar variabel saling terkait. Perhitungan MSA untuk setiap variabel penyebab konflik berada pada rentang 0,644 hingga 0,877. Hair dan kawankawan (1995:393) menyarankan untuk tidak melibatkan variabel yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5 dalam ekstraksi faktor.
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
C-5-8
Ekstraksi Jumlah Faktor Tabel 4. Hasil Ekstraksi Jumlah Faktor Faktor
Nilai Eigen
Keragaman Total Keragaman Total Kum
Keterangan
1
10.436
49.694
49.694
Digunakan
2
1.926
9.170
58.864
Digunakan
3
1.589
7.566
66.430
Digunakan
4
1.290
6.142
72.572
Digunakan
Sumber: Hasil Analisis (2004) Komunalitas (besar keragaman tiap variabel asal) Diperoleh dengan menghitung jumlah kuadrat loading faktor setiap variabel asal (Santoso dan Tjiptono, 2001:263). Hasil ekstraksi seluruh faktor yang terbentuk dan perubahan nilai komunalitas yang terjadi masih berada di atas nilai 0,5. Artinya common faktor masih cukup kuat dalam menjelaskan keragaman variabel asal. Pola matriks sesudah rotasi Rotasi yang digunakan adalah rotasi varimax yang bertujuan untuk menghasilkan struktur faktor dimana setiap faktor akan memiliki nilai loading tertinggi di salah satu faktor dan akan mendekati nol pada loading faktor lainnya (Sharma, 1996:119). Nilainilai loading faktor yang terhitung pada umumnya akan diperhatikan jika lebih besar dari 0,5. Hasil ringkasan 4 faktor potensi konflik yang terbentuk dari 21 variabel penyebab konflik yang berpotensi menimbulkan konflik pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung memiliki nilai loading lebih besar dari 0,5. Analisis Potensi Potensi Konflik 3.21905
Organisasi Teknis
3.01143 3.64286
Sumber Daya Jadwal
3.55238
0
1 Rendah
2
3 Potensi
4 Tinggi
Gambar 3. Potensi Konflik yang terjadi dalam proyek Dari hasil analisa, 4 faktor penyebab konflik yang dirasa berpotensi agak rendah dalam menimbulkan konflik yaitu faktor prosedur pelaporan yang tidak jelas dalam tim proyek (F1), penggunaan teknologi baru (E1), terbatasnya ketersediaan ruang kerja di lapangan (E4), dan tidak cukup tersedianya pedoman kerja, manual, dan standarisasi. Namun apabila dilihat secara keseluruhan keempat faktor utama penyebab konflik yaitu faktor organisasi, teknis, sumber daya, dan jadwal rata-rata mempunyai potensi yang tinggi dalam menimbulkan konflik pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung.
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1.
C-5-9
Analisis Konflik Yang Sering Terjadi F r ekuensi Ko nf lik Or gani sasi
2.36825
Tekni s
2.55429
Sumber Daya
2.90714
Jadwal
2.83810 0
1
2
3
Jar ang
4
Fr ekuensi
Ser i ng
Gamba Gbr 4. Frekuensi Konflik dalam Proyek Frekuensi terjadinya konflik akibat faktor organisasi, faktor teknis, faktor sumber daya, dan faktor jadwal pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung adalah cukup rendah atau bisa dikatakan cukup jarang terjadi. Namun dari keempat jenis konflik yang berpotensi terjadi ini, konflik akibat faktor sumber daya dan faktor jadwal menunjukkan lebih sering terjadi dibandingkan dengan konflik-konflik lainnya. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata frekuensinya yang lebih tinggi dibanding dengan kedua konflik lainnya. Pada faktor sumber daya, konflik paling sering ditimbulkan oleh terbatasnya sumber-sumber daya yang ada untuk pelaksanaan proyek (D1). Sementara pada faktor jadwal, konflik paling sering ditimbulkan oleh adanya penundaan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek (A3). Hubungan antara potensi dan frekuensi konflik Tabel 5. Hubungan Potensi dan Frekuensi Konflik untuk Faktor Organisasi Rata-rata Kode
Nama
Statistik
Kesimpulan
Selisih Potensi
Frek
t hitung
p-value
E5
Penggunaan metode kerja yang kurang tepat
3.51
2.49
1.03
4.875
0.000
Berbeda
F1
Prosedur pelaporan yang tidak jelas
2.94
2.29
0.66
4.015
0.000
Berbeda
F2
Keterlambatan pembayaran gaji
3.00
2.26
0.74
2.965
0.005
Berbeda
F3
Rumusan kerja, tanggung jawab, dan wewenang yang tidak jelas
3.09
2.23
0.86
3.747
0.001
Berbeda
F4
Rusak atau hilangnya dokumen penting
3.09
1.97
1.11
4.748
0.000
Berbeda
G1
Komunikasi yang buruk
3.37
2.46
0.91
5.512
0.000
Berbeda
G3
Beban kerja yang berlebihan
3.40
2.66
0.74
4.120
0.000
Berbeda
G7
Kerjasama yang kurang baik antar personil
3.51
2.57
0.94
4.802
0.000
Berbeda
G9
Ketidakpuasan dalam hal gaji
3.06
2.40
0.66
3.276
0.002
Berbeda
Tabel 6. Hubungan Potensi dan Frekuensi Konflik untuk Faktor Teknis Rata-rata Kode
Nama
Statistik Selisih
Potensi
Frek
Kesimpulan t hitung
p-value
E1
Penggunaan teknologi baru
2.71
2.31
0.40
2.287
0.029
Berbeda
E2
Kurangnya pengendalian performance pekerjaan
3.26
2.66
0.60
3.179
0.003
Berbeda
E3
Rework dalam pelaksanaan
3.20
2.71
0.49
3.368
0.002
Berbeda
E4
Terbatasnya ketersediaan ruang kerja (work space) di site
2.97
2.80
0.17
1.000
0.324
Tidak Berbeda
E6
Tidak cukup tersedianya pedoman kerja dan standarisasi
2.91
2.29
0.63
3.124
0.004
Berbeda
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
C-5-10
Tabel 7. Hubungan Potensi dan Frekuensi Konflik untuk Faktor Sumber Daya Rata-rata Kode
Nama Pehitungan anggaran dan biaya proyek yang tidak akurat
C1 C2
Statistik
Kesimpulan
Selisih
Cost overrun
Potensi
Frek
t hitung
p-value
3.77
2.69
1.09
5.729
0.000
Berbeda
3.57
2.91
0.66
3.683
0.001
Berbeda
D1
Terbatasnya sumber2 daya
3.60
3.11
0.49
3.022
0.005
Berbeda
D2
Penempatan sumber daya manusia tidak sesuai kualifikasi
3.63
2.91
0.71
3.751
0.001
Berbeda
Tabel 8. Hubungan Potensi dan Frekuensi Konflik untuk Faktor Jadwal Rata-rata Kode
Nama
Statistik
Kesimpulan
Selisih Potensi
Frek
t hitung
p-value
A1
Penyusunan jadwal pekerjaan yang tidak realistis
3.69
2.63
1.06
4.712
0.000
Berbeda
A3
Penundaan (delay)
3.57
3.11
0.46
2.678
0.011
Berbeda
A4
pengendalian jadwal kurang baik
3.40
2.77
0.63
3.263
0.003
Berbeda
PENYELESAIAN KONFLIK PENYELESAIAN KONFLIK 25
Frekuensi
20 15 10 5 Personalitas
Prosedur
Administrasi
Teknis
Masalah
Daya
Sumber
Withdrawal/Avoiding Smoothing Compromising/Negotiating Forcing/Dominating Confrontation/Problem Solving
Biaya
Prioritas
Jadwal
0
Tipe Konflik
Gambar 5. Penyelesaian konflik yang dilakukan manajer proyek
Selanjutnya untuk melihat apakah cara-cara penyelesaian konflik yang diambil akan berhubungan dengan tipe konflik yang terjadi, maka perlu dilakukan pengujian dengan menggunakan uji Chi-Square. Dari hasil pengujian didapat nilai Chi-Square hitung sebesar 33,541 yang berarti mempunyai nilai lebih kecil dari nilai Chi-Square tabel sebesar 36,415. Ini berarti H0 diterima. Selain itu nilai probabilitasnya didapat sebesar 0.093 yang berarti lebih besar dari 0,05. Ini berarti H0 diterima. Jadi kedua analisis di atas dapat diambil kesimpulan yang sama yaitu cara-cara penyelesaian konflik yang diambil tidak berhubungan dengan tipe konflik yang terjadi. Pada tabel di atas terlihat bahwa seluruh tipe konflik yang terjadi umumnya diselesaikan dengan pendekatan confrontation atau problem solving dan pendekatan compromising atau negotiating, kecuali pada konflik personalitas yang diselesaikan dengan pendekatan confrontation atau problem solving dan smoothing. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh empat jenis konflik yang berpotensi tinggi terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung akibat faktor ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
C-5-11
2.
3.
4.
penyebab konflik, yaitu : konflik akibat faktor organisasi, konflik akibat faktor teknis, konflik akibat faktor sumber daya, dan konflik akibat faktor jadwal. Konflik yang berpotensi paling tinggi terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung adalah konflik akibat faktor sumber daya. Konflik ini disebabkan oleh faktor-faktor perhitungan anggaran dan biaya proyek yang tidak akurat, cost overrun dalam pelaksanaan proyek, terbatasnya sumber-sumber daya yang ada untuk pelaksanaan proyek, dan penempatan sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Apabila ditinjau dari frekuensi terjadinya konflik pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung, terlihat bahwa secara keseluruhan frekuensinya adalah cukup rendah atau dengan kata lain konflik cukup jarang terjadi. Dari keempat jenis konflik yang berpotensi terjadi, konflik akibat faktor sumber daya dan faktor jadwal menunjukkan lebih sering terjadi dibandingkan dengan konflik-konflik lainnya. Dalam menyelesaikan konflik yang terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung, manajer proyek umumnya menggunakan pendekatan confrontation atau problem solving dan pendekatan compromising atau negotiating. Khusus untuk konflik yang berkaitan dengan masalah personalitas, manajer proyek mempergunakan pendekatan smoothing sebagai alternatif lain penyelesaian konflik yang terjadi.
Saran 1. 2. 3.
4.
5.
Obyek penelitian bisa dikembangkan pada jenis proyek konstruksi lain diluar proyek konstruksi gedung. Perlu dilihat kecenderungan dari konflik yang terjadi pada masing-masing tahap dalam tahap pelaksanaan proyek konstruksi. Penelitian dapat dikembangkan untuk melihat pengaruh konflik yang terjadi terhadap kinerja (performance) proyek khususnya pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi. Dalam penelitian lebih lanjut mengenai konflik yang terjadi pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi perlu dipertimbangkan juga mengenai pengaruhpengaruh dari tahap-tahap sebelumnya sebagai bagian dari project life-cycle dalam menimbulkan konflik pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi. Dalam penelitian lebih lanjut mengenai konflik yang terjadi pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi gedung, perlu dilihat juga mengenai hubungan antara pengalaman kerja para manajer proyek dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung dengan tipe konflik dan frekuensi konflik yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA Alhusin, Syahri. (2003). Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 10 for Windows. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Barrie, Donald S. dan Paulson, Boyd C., Jr. (1995). Manajemen Konstruksi Profesional. Penerjemah: Sudinarto. Edisi Kedua. Cetakan Keempat. Penerbit Erlangga, Jakarta. Badiru, Adedeji Bodunde dan Pulat, P. Simin. (1995). Comprehensive Project Management: Integrating Optimization Models, Management Principles, and Computers. Prentice Hall PTR, Jew Jersey. Botha, Henk. (2000). Conflict in The Construction Industry. Bellstone Training (International) Limited, London. ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
C-5-12
Dipohusodo, Istimawan. (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 1 dan Jilid 2. Cetakan Ketujuh, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Gapensi. (2002). Daftar Anggota Periode 30 Agustus 2002. BPC Gapensi Kota Surabaya. Gibson, James L., Ivancevich, John M., dan Donnelly, James H., Jr. (1985). Organization: Behavior, Structure, Process. Fifth Edition Business Publications, Inc., Texas. Hair, Joseph F., et al. (1995). Multivariate Data Analysis. Fourth Edition. Prentice-Hall International, Inc., New Jersey. Hardjana, Agus M. (1994). Konflik di Tempat Kerja. Cetakan Pertama. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Harrison, F. L. (1981). Advanced Project Management. Gower Publishing Company Limited, England. Hatch, Mary Jo. (1997). Organization Theory: Modern, Symbolic, and Postmodern Perspectives. Oxford University Press, New York. Kerzner, Harold. (2001). Project Management: A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling. Seventh Edition. John Wiley & Sons, Inc., New York Lewicki, Roy J. et al. (2003). Negotiation. Fourth Edition. McGraw-Hill Companies, Inc., New York. Malhotra, Naresh K. (1996). Marketing Research: An Applied Orientation. Second Edition. Prentice-Hall International, Inc., New Jersey. Martella, Ronald C., Nelson, Ronald, dan Marchand, Nancy E. (1999). Research Methods: Learning to Become A Critical Research Consumer. Allyn & Bacon. Meredith, Jack R. dan Mantel, Samuel J., Jr. (2000). Project Management: A Managerial Approach. Fourth Edition. John Wiley & Sons, New York. Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Nicholas, John M. (1991). Managing Business and Engineering Projects: Concepts and Implementation. Prentice Hall, New Jersey. Oberlender, Garold D. (2000). Project Management for Engineering and Construction. Second Edition. McGraw-Hill Companies, Inc. Ock, Jong H. dan Han, Seung H. (2003). “Lessons Learned from Rigid Conflict Resolution in an Organization: Construction Conflict Case Study”. Journal of Management in Engineering. April 2003. Peña-Mora, Feniosky, Sosa, Carlos E., dan McCone, D. Sean. (2003). Introduction to Construction Dispute Resolution. Pearson Education, Inc., New Jersey. Santosa, Budi. (1997). Manajemen Proyek. Edisi Pertama. Penerbit PT Guna Widya, Jakarta. Santoso, Singgih, dan Tjiptono, Fandy. (2001). Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Santoso, Singgih. (2002). Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sekaran, Uma. (1992). Skill-Building Approach. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc., New York. Sharma, Subhash. (1996). Applied Multivariate Techniques. John Wiley & Sons, Inc., New York. Soeharto, Iman. (1997). Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional. Cetakan Ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta. Sugiyono. (2000). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Thamhain, Hans J. (1984). Engineering Program Management. John Wiley & Sons, Inc., New York. Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. (2002). Total Quality Management. Edisi Keempat. Cetakan Kedua. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Umar, Husein. (1999). Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran. Cetakan Kedua. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Winardi. (1994). Manajemen Konflik: Konflik Perubahan dan Pengembangan. Cetakan Pertama. Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung. ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember