ANALISA FAKTOR_FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK GEDUNG ( STUDI KASUS : PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN ) Zulvantino1 dan Ir.syahrizal, M.T2 Departemen Teknik Sipil Universitas Utara , Jl.. Perpustakaan No.1 kampus USU Medan 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Utara , Jl.. Perpustakaan No.1 kampus USU Medan 1
ABSTRAK Ketika proyek konstruksi terlambat, artinya pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut tidak dapat diselesaikan sesuai dengan kontrak. Jika pekerjaan proyek tidak dapat dilaksanakan sesuai kontrak maka akan ada penambahan waktu. Apabila setelah penambahan waktu pelaksanaan proyek ini juga tidak selesai sesuai kontrak yang sudah disepakati, maka akan diberikan waktu tambahan oleh pihak pemilik (owner) kepada pihak pelaksana untuk menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut. Tujuan studi ini adalah Mencari faktor utama yang mempengaruhi keterlambatan proyek pembangunan gedung, dan tindakan yang perlu diperhitungkan terhadap resiko-resiko yang dominan dalam mempengaruhi keterlambatan proyek gedung. Analisa data diolah dengan statistik deskriptif dan analisa level resiko, untuk mendapatkan rangking faktor. Studi kasus pada penelitian ini adalah pelaksanaan proyek konstruksi gedung di kota medan. Dari hasil analisa data menunjukan ada enam faktor resiko utama yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan konstruksi gedung di kota medan , yaitu: Keahlian tenaga kerja yang kurang terampil (X11), rangking 1 (3,83); Tidak efektifnya perencanaan dan penjadwalan (X24), rangking 2 (3,48); Kesulitan finansial (X23), rangking 3 (3,38); Jadwal tenaga kerja dibutuhkan (X19), rangking 4 (3,45); Adanya perubahan desain (X2), rangking 5 (3,45); dan Jumlah peralatan yang digunakan (X14), rangking 6 (3,45). Kata kunci : keterlambatan proyek,proyek gedung, faktor-faktot resiko.
ABSTRACT
When a construction project late, meaning that the implementation of the project work can not be completed in accordance with the contract. If the project work can not be carried out under the contract there will be additional time. If, after the addition of the project implementation time is also not completed according to the contract that has been agreed upon, it will be given extra time by the owner (owner) to the executor to complete the project work. The objective was for the main factors affecting the delay of building projects, and actions that need to be weighed against the risks dominant in influencing the delays in building projects. Analysis of the data processed by descriptive statistics and analysis of the risk level, to get a ranking factor. The case studies in this research is the implementation of building construction projects in the city field. From the analysis of the data showed there were six major risk factors that affect the performance time of the construction of buildings in the city field, namely: Expertise less skilled labor (X11), rank 1 (3.83); Ineffectiveness of planning and scheduling (X24), ranking second (3.48); Financial difficulties (x23), ranking third (3.38); Labor schedule required (x19), ranking fourth (3.45); The change of design (X2), ranking fifth (3.45); and the amount of equipment used (X14), ranking sixth (3.45). Keywords: project delays, project building, risk factors faktot
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ketika proyek konstruksi terlambat, artinya pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut tidak dapat diselesaikan sesuai dengan kontrak. Jika pekerjaan proyek tidak dapat dilaksanakan sesuai kontrak maka akan ada penambahan waktu. Apabila setelah penambahan waktu pelaksanaan proyek ini juga tidak selesai sesuai kontrak yang sudah disepakati, maka akan diberikan waktu tambahan oleh pihak pemilik (owner) kepada pihak pelaksana untuk menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut. Dengan kata lain bahwa adanya waktu tambahan yang diberikan oleh pihak pemilik (owner) kepada pihak pelaksana untuk menyelesaikan pekerjaan proyek, tetapi tidak juga terlaksana, maka kemungkinan akan terjadi pemutusan kontrak kerja. 1.2 Perumusan Masalah Dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung di kota medan, sering kita jumpai dan kita dengar proyek tersebut mendapatkan permasalah yang menimbulkan dampak yang besar terhadap pelaksanaan konstruksi tersebut. Seperti faktor-faktor keterlambatan proyek yang antara lain: Metode pelaksanaan yang tidak sesuai harapan Perencanaan yang salah Keterlambatan material dan peralatan Kurangnya pengawasan 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keterlambatan proyek gedung 2. mencari faktor utama yang mempengaruhi keterlambatan proyek pembangunan gedung, dan tindakan yang perlu diperhitungkan terhadap resiko-resiko yang dominan dalam mempengaruhi keterlambatan proyek gedung. 2. Tinjauan pustaka 2.1 Definisi Proyek Proyek didefinisikan sebagai sebuah rangkaian aktivitas unik yang saling terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan dalam periode waktu tertentu (Chase et.al., 1998). Menurut Project Management Body of Knowledge (PMBOK) Guide, sebuah proyek memiliki beberapa karakteristik penting yang terkandung didalamnya yaitu: sementara (temporary), unik dan progressive elaboration, selalu berkembang dan berlanjut hingga proyek berakhir. Selain itu proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Senantiasa dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu. Aktivitas atau kegiatankegiatan pada proyek merupakan sebuah mata rantai, yang dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaan semula. Hingga pada akhirnya kita akan dapat melihat bahwa pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan rangkaian mekanisme tugas dan kegiatan yang kompleks, membentuk saling ketergantungan dan secara otomatis mengandung permasalahan tersendiri.(dalam Fitri, 2012). 2.2 Proses Pembangunan Konstruksi Ada bermacam-macam cara munculnya ide proyek. Menurut (Sentosa, Budi, 2009) antara lain: 1. Dari klien datang langsung ke konsultan/kontraktor Proyek yang berasal dari klien yang ditawarkan ke suatu konsultan atau kontraktor, dimana sudah jelas macam pekerjaan yang harus ditangani. Dalam kondisi seperti ini biasanya tidak ada proses tender sehingga tidak ada suasana kompetitif dalam perebutan proyek. Hal ini terjadi jika terdapat hubungan baik antara pemberi dan penerima proyek. Banyak sekali proyek seperti ini, khususnya untuk proyek yang nilainya relatif kecil. Contoh, suatu perusahaan swasta meminta konsultan manajemen untuk membuat suatu corporate plan. 2. Karena ada tawaran dana Ada proyek yang muncul karena adanya tawaran dana dari instasi atau lembaga tertentu. Dengan adanya tawaran itu kita bisa menyusun proposal proyek. Di dalam lembaga pendidikan sering ada tawaran dana penelitian untuk topik tertentu dengan alokasi dana tertentu. Dengan adanya ini suatu tim atau perseorangan mengajukan proposal penelitian. Jika proposal ini disetujui, maka terciptalah sebuah proyek penelitian. 3. Lewat proses lelang Dalam hal ini ide proyek muncul karena adanya tawaran lelang. Di sini suatu konsultan atau kontraktor harus berkompetisi untuk memenangkan tender/lelang. Proses yang harus dilalui biasanya lebih rumit dan panjang. Keprofesionalan suatu perusahaan bisa teruji di sini. Jika
4.
5.
tender dilakukan secara fair maka hanya perusahaan yang profesional di bidangnya yang kemungkinan besar bisa memenangkan persaingan dan dipilih sebagai pelaksana proyek. Proyek-proyek pemerintah untuk pembangunan jalan, irigasi, fasilitas publik yang lain dan pengadaan alat biasanya masuk dalam kategori ini. Dari dalam perusahaan sendiri Ide proyek berasal dari dalam perusahaan sendiri dengan sumber dana dari perusahaan dan dikerjakan sendiri oleh perusahaan. Proyek-proyek perbaikan proses, fasilitas ataupun manajemen produksi suatu perusahaan manufaktur atau riset dan pengembangan masuk dalam kategori ini. Misalkan suatu perusahaan membuat suatu tim untuk mendesain suatu statiscal process control lalu diterapkan di salah satu lini produksi. Munculnya ide berasal dari dalam dan dikelola oleh orang-orang dari dalam perusahaan sendiri. Melalui penawaran Jika suatu perusahaan atau konsultan tidak mendapatkan pekerjaan, maka sangat mungkin perusahaan tersebut akan menawarkan produk/jasa atau solusi dari suatu persoalan kepada perusahaan atau individu yang potensial memerlukannya. Dari situ mungkin calon kustumer akan tertarik untuk membeli produk atau solusi yang ditawarkan, di sini pekerjaan proyek bisa muncul karena keaktifan pihak konsultan. Sebagai contoh, suatu konsultan bisa melakukan presentasi ke suatu perusahaan mengenai pekerjaan apa saja yang bisa dikerjakan oleh konsultan ini untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang didatanginya. Misalkan pekerjaan pembuatan sistem informasi manajemen.
2.3 Siklus proyek Secara umun tahap konsepsi ini bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Inisiasi Proyek Inisiasi adalah titik di mana suatu ide tentang proyek lahir. Banyak user tahu ada masalah tetapi sulit untuk mengemukakannya. Perlu dilakukan pengklarifikasian terhadap masalah kemudian mempertimbangkan solusinya. Sebaiknya masalah diformulasikan dalam suatu pernyataan yang jelas, lalu tujuan penyelesaian masalah itu ditentukan dan dicari alternatif solusi yang mungkin. 2. Kelayakan proyek Kelayakan adalah proses investigasi terhadap masalah dan mengembangkan solusi secara lebih detail apakah penyelesaian masalah itu cukup menguntungkan secara ekonomis dan bermartabat. 2.4. Manajemen Resiko Proyek Resiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi dari kejadian tersebut, dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu konsekuensi untuk satu kejadian dan konsekuensi bisa merupakan hal yang positif maupun negatif. (Shortreed, 2003). Resiko dapat dikatakan sebagai suatu kesempatan, dalam terminologi kuantitatif dari suatu kejadian bahaya yang didefinisikan. Risk exposure = risk likelihood x risk impact Tujuan manajemen resiko adalah mencegah atau meminimalisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui menghindari resiko atau mempersiapkan rencana kontingensi yang berkaitan dengan resiko tersebut. Probabilitas tinggi
Probabilitas Kerugian
Risiko tinggi Risiko menengah Risiko kecil
Ukuran impak Impak besarGambar Klasifikasi risiko berdasarkan kemungkinan dan impaknya
2.5. Aspek Permasalahan Dalam kurun Waktu Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung. 1. Keterlambatan proyek konstruksi Keterlambatan proyek konstruksi adalah tidak selesainya pekerjaan yang telah disepakati dalam dokumen kontrak pelaksanaan. Keterlambatan proyek konstruksi mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan. Penyelesaian pekerjaan yang tidak tepat waktu tersebut merupakan kurangnya tingkat produktifitas yang mana akan mengakibatkan bertambahnya biaya konstruksi. 2. Dampak keterlambatan proyek konstruksi Pihak kontraktor Keterlambatan penyelesaian proyek mengakibatkan naiknya overhead, karena bertambahnya waktu pelaksanaan. Pihak konsultan Konsultan akan mengalami kerugian waktu, serta mengalami keterlambatan dalam mengerjakan proyek lainnya. Pihak owner Apabila pemiliknya adalah pemerintah, untuk fasilitas umun maka pelayanan ini akann merugikan masyarakat, apabila pihak pemilik dari swasta semisal pembangunan gedung, maka akan tentu pembangunan gedung tidak akan dapat digunakan sebagaimana mestinya dari waktu yang direncanakan. 3.
Metodologi Penelitian Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data (primer) untuk keperluan penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai, maka dibutuhkan data primer dan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian: Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengisian daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan sebelumnya dan wawancara dengan responden, serta pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan informan kunci (key informan), yang dianggap mengetahui tentang faktor-faktor keterlambatan proyek pada kota medan. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian yaitu, dinas PU, konsultan perencana, konsultan pengawas, kontraktor dan owner serta dokumen-dokumen terkait dengan pengembangan gedung. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan sistem random sampling yaitu setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pada umunnya penelitian atau studi tentang masalah hubungan faktor-faktor keterlambatan pelaksanaan proyek dari persepsi kontraktor pada proyek pembangunan kota medan. Selain itu, data pada penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu suatu data yang dikumpulkan dan diolah untuk mencari atau mendapatkan berapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pekerjaan dan kerugian yang diderita perusahaan konstruksi dalam proyek tersebut.
3.1 Tahapan Pengolahan Data Hasil tabulasi data digunakan sebagai data input kedalam SPSS, input data merupakan hasil dari sampel variabel faktor resiko yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi gedung. Mean ini didapat dengan cara menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan rumus berikut : 𝑖=𝑛
Xi 𝑖=1
Me =
---------------------------------n
Dimana: Me = nilai rata-rata (mean) n= jumlah responden Xi = frekuensi pada (i) yang diberikan responden, sebagai presentase pada jumlah responden terhadap masing-masing permasalahan. i= kategori index responden (i= 1,2,3,...) X1 = frekuensi jwaban ”sangat rendah” X2 = frekuensi jawaban ”rendah”
X3 = X4 = X5 =
frekuensi jawaban ”sedang” frekuensi jawaban ”tinggi” frekuensi jawaban ”sangat tinggi”
4. Analisa Dan Pembahasan 4.1 Data Proyek Analisa mengenai pengolahan data yang digunakan untuk memberikan gambaran dari hasil jawaban responden terhadap poin-poin pertanyaan pada kuisioner. Data responden dalam penelitian ini adalah analisa mengenai pengolahan data yang digunakan untuk memberikan gambaran dari hasil jawaban responden terhadap pertanyaan kuisioner. Banyaknya kuisioner yang disebarkan 50 dan yang menjawab sebanyak 40 dan tidak menjawab 10. 4.2. Analisa Data Penelitian ini membahas tentang analisis deskritif, data yang diolah menggunakan aplikasi SPSS. Rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data. 4.2.1. Faktor keterlambatan pencapaian spesifikasi teknik Dalam pembangunan konstruksi gedung pencapaian spesifikasi teknik sangat penting, karena pembangunan tidak akan berjalan dengan lancar dan baik jika spesifikasi teknik tidak memenuhi. Spesifikasi dapat didefinisikan sebagai deskripsi secara tertulis dari sebuah produk atau metode secara lengkap, sehingga dapat digunakan sebagai acuan oleh owner untuk memenuhi semua keinginan owner. Spesifikasi dapat berupa sebuah gambar, desain, atau paparan secara tertulis. PS1 : Keahlian dan sumber daya yang dimiliki cukup untuk melakukan desain spesifikasi PS2 : Adanya perubahan desain Tabel 4.1. Nilai mean faktor keterlambatan pencapaian spesifikasi teknik NO Pencapaian Spesifikasi Teknik Mean 1 Keahlian dan sumber daya yang dimiliki cukup untuk 3,1 melakukan desain spesifikasi 2 3,45 Adanya perubahan desain 4.2.2. Ketersedian material Untuk mendapatkan hasil pekerjaan dengan syarat mutu yang telah ditetapkan maka perlu adanya pengendalian mutu. Mutu suatu pekerjaan akan bagus jika bahan yang yang sesuai dengan spesifikasi. KM1 : Kesulitan material di lapangan KM2 : Efisiensi penggunaan material kurang menguasai KM3 : Kesesuaian mutu material di lapangan KM4 : Kesalahan dalam penggunaan material KM5 : Waktu pemasukan material Tabel 4.2. Nilai mean faktor keterlambatan ketersedian material NO Keterlambatan Material Mean 3,3 1 Kesulitan material di lapangan 3,03 2 Efisiensi penggunaan material kurang menguasai 2,65 3 Kesulitan mutu material di lapangan 2,93 4 Kesalahan dalam penggunaan material 3,1 5 Waktu pemasukan material 4.2.3. Sumber daya manusia Dalam menentukan alokasi sumber daya untuk proyek, beberapa aspek yang perlu di perhatikan dan dipertimbangkan adalah sebagai berikut: jumlah sumber daya yang tersedia sesuai kebutuhan proyek, kondisi keuangan membayar sumber daya manusia yang akan digunakan, produktifitas sumber daya, kemampuan dan kapasitas sumber daya yang akan digunakan, efektifitas dan efisiensi sumber daya yang akan digunakan. SDM1 : Keahlian manajer di lapangan SDM2 : Lalai dalam penggunaan ADP SDM3 : Jumlah tenaga kerja yang tersedia SDM4 : Keahlian tenaga kerja. Tabel 4.3. Nilai mean faktor keterlambatan sumber daya manusia
NO 1 2 3 4
Sumber Daya Manusia Keahlian manajer di lapangan Lalai dalam penggunaan ADP Jumlah tenaga kerja yang tersedia Keahlian tenaga kerja
Mean 3,18 2,88 3,38 3,83
4.2.4. Keterlambatan alat Keterlambatan alat biasanya banyak desebabkan oleh kondisi peralatan yang rusak beserta operator alat berat yang masih minim, sehingga menimbulkan potensi keterlambatan terhadap bobot pekerjaan yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek. KA1 : Kondisi peralatan yang digunakan KA2 : Efisiensi alat kerja dan spesialis alat kerja KA3 : Jumlah peralatan yang digunakan (penundaan perbaikan alat kerja) KA4 : Operator peralatan (ahli dalam bidangnya) Tabel 4.4. Nilai mean faktor keterlambatan alat NO Keterlambatan Alat Mean 3,18 1 Kondisi peralatan yang digunakan 3,08 2 Efisiensi alat kerja dan spesialis alat kerja 3,45 3 Jumlah peralatan yang digunakan (penundaan perbaikan alat kerja) 3,03 4 Operator peralatan (ahli dalam bidangnya) 4.2.5. Pengendalian proyek Penjadwalan kegiatan secara optimun sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi minimun. PP1 : Ketersedian schedule pelaksanaan proyek PP2 : Jadwal pengadaan material dan jumlah sebagian pelaksanaan lebih dari satu PP3 : Jadwal pemakaian alat PP4 : Jadwal tenaga kerja di butuhkan Tabel 4.5. Nilai mean faktor keterlambatan pengendalian proyek NO Pengendalian Proyek Mean 3,35 1 Ketersedian schedule pelaksanaan proyek 3 2 Jadwal pengadaan material dan jumlah sebagian pelaksanaan lebih dari satu 2,93 3 Jadwal pemakaian alat 3,45 4 Jadwal tenaga kerja di butuhkan 4.2.6. Metode pelaksanaan Dalam pekerjaan kita harus menentukan metode pekerjaan sehingga pekerjaan yang dikerjakan sesuai yang direncanakan dan tepat waktu yang ditentukan, bila metode salah maka pekerjaan akan terjadi keterlambatan. MP1 : Aplikasi metode pelaksanaan pekerjaan dengan perencanaan MP2 : Adanya perubahan metoda Tabel 4.6. Nilai mean faktor keterlambatan pengendalian proyek NO Metode Pelaksanaan 1 Aplikasi metoda pelaksanaan pekerjaan dengan perencanaan 2 Adanya perubahan metoda
Mean 3,08 2,98
4.3. Pembahasan dan Menentukan Ranking 4.3.1. Faktor keterlambatan pencapaian spesifikasi teknik Pada tabel 4.8. dapat kita lihat rangking faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek pencapaian spesifikasi teknik, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar. NO Pencapaian Spesifikasi Mean Skor Keahlian dan sumber daya yang dimiliki cukup untuk melakukan desain 1 spesifikasi 3,1 2 3,45 2 Adanya perubahan desain 1
4.3.2. Faktor keterlambatan material Pada tabel 4.9. dapat kita lihat rangking faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek ketersedian material, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar. NO Keterlambatan Material Mean Skor 3,3 1 Kesulitan material di lapangan 1 3,03 2 Efisiensi penggunaan material kurang menguasai 3 2,65 3 Kesulitan mutu material di lapangan 5 2,93 4 Kesalahan dalam penggunaan material 4 3,1 5 Waktu pemasukan material 2 4.3.3. Faktor keterlambatan sumber daya manusia .Pada tabel 4.10. dapat kita lihat rangking faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek sumber daya manusia, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar. NO Sumber Daya Manusia Mean Skor 3,18 1 Keahlian manajer di lapangan 3 2,88 2 Lalai dalam penggunaan ADP 4 3,38 3 Jumlah tenaga kerja yang tersedia 2 3,83 4 Keahlian tenaga kerja 1 4.3.4. Faktor keterlambatan alat Pada tabel 4.11. dapat kita lihat rangking faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek keterlambatan alat, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar. NO Keterlambatan Alat Mean Skor 3,18 1 Kondisi peralatan yang digunakan 2 3,08 2 Efisiensi alat kerja dan spesialis alat kerja 3 Jumlah peralatan yang digunakan (penundaan perbaikan alat 3,45 3 kerja) 1 3,03 4 Operator peralatan (ahli dalam bidangnya) 4 4.3.5. Faktor pengendalian proyek Pada tabel 4.12. dapat kita lihat rangking faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pengendalian proyek, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar. NO Pengendalian Proyek Mean 1 Ketersedian schedule pelaksanaan proyek 3,35 2 Jadwal pengadaan material dan jumlah sebagian pelaksanaan lebih dari satu 3 3 Jadwal pemakaian alat 2,93 4 Jadwal tenaga kerja di butuhkan 3,45
Skor 2 3 4 1
4.3.6. Faktor metode pelaksanaan Pada tabel 4.13. dapat kita lihat rangking faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan metode pelaksanaan, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar NO Metode Pelaksanaan Mean Skor 3,08 1 Aplikasi metoda pelaksanaan pekerjaan dengan perencanaan 1 2,98 2 Adanya perubahan metoda 2 4.3.7. Faktor keterlambatan dari segi kontraktor Pada tabel 4.14. dapat kita lihat rangking faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan dari segi kontraktor, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar
NO 1 2 3 4
Keterlambatan Dari Segi Kontraktor Cuaca Kesulitan financial Tidak efektifnya perencanaan dan penjadwalan Perubahan manajemen
Mean 3,18 3,38 3,48 3
Skor 3 2 1 4
Tabel 4.15. deskriptif dampak faktor resiko yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi
Variabel X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25
Faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek Keahlian dan sumber daya yang dimiliki cukup untuk melakukan desain spesifikasi Adanya perubahan desain Kesulitan material di lapangan Efisiensi penggunaan material kurang menguasai Kesulitan mutu material di lapangan Kesalahan dalam penggunaan material Waktu pemasukan material Keahlian manajer di lapangan Lalai dalam penggunaan ADP Jumlah tenaga kerja yang tersedia Keahlian tenaga kerja Kondisi peralatan yang digunakan Efisiensi alat kerja dan spesialis alat kerja Jumlah peralatan yang digunakan (penundaan perbaikan alat kerja) Operator peralatan (ahli dalam bidangnya) Ketersedian schedule pelaksanaan proyek Jadwal pengadaan material dan jumlah sebagian pelaksanaan lebih dari satu Jadwal pemakaian alat Jadwal tenaga kerja di butuhkan Aplikasi metoda pelaksanaan pekerjaan dengan perencanaan Adanya perubahan metoda Cuaca Kesulitan financial Tidak efektifnya perencanaan dan penjadwalan Perubahan manajemen
tingkat resiko mean median 3,1 3,45 3,3 3,03 2,65 2,93 3,1 3,18 2,88 3,38 3,83 3,18 3,08 3,45 3,03 3,35
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 2,93 3,45 3,08 2,98 3,18 3,38 3,48 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4.4. TEMUAN DAN BAHASAN Variabel Dominan Pada Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu: Tabel 2.16. variabel yang dominan No Kelompok Faktor Variabel Variabel Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu 1 2
Sumber daya manusia Keterlambatan proyek disebabkan kontraktor
3 4 5
Pengendalian proyek Pencapaian spesifikasi Keterlambatan alat
yang
X11 X24 X23 X19 X2 X14
Keahlian tenaga kerja Tidak efektifnya perencanaan penjadwalan Kesulitan finansial Jadwal tenaga kerja dibutuhkan Adanya perubahan desain Jumlah peralatan yang digunakan
dan
Untuk variabel Y, yang merupakan kinerja waktu pelaksanaan proyek, diperoleh nilai modus (mode) sebesar 3 yang berarti kinerja waktunya rata-rata mengalami keterlambatan 0% s/d -8% Bedasarkan hasil pengolahan data, ditemui 25 peringkat faktor risiko dari (tujuh) sumber risiko yang ada pada pelaksanaan proyek konstruksi. Hasil statistik variabel-variabel yang dominan mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi, dan ada enam variabel yang dominan dari faktor risiko yang paling berdampak dengan keterlambatan proyek konstruksi yaitu: No 1
Faktor-faktor resiko Keahlian tenaga kerja (X11)
Tindakan koreksi -
2
Tidak efektifnya perencanaan dan penjadwalan (X24)
-
Kesulitan finansial (X23) -
3
Jadwal tenaga yang dibutuhkan (X19)
-
-
4
Adanya perubahan desain (X2)
-
5
Jumlah peralatan yang digunakan (X14)
-
-
Mendatangkan tenaga kerja dari luar yang berpengalaman untuk memobilisasi pekerja lokal Melakukan pembinaan dan pembekalan kepada pekerja oleh konsultan perencana sebelum pelaksanaan pekerjaan Mengadakan seminar BIMTEK tentang ilmu terbarukan kepada pekerja terutama pada kerjaan bidang khusus Mengidentifikasi perbedaan teknis baik kualitas maupun kuantitas dari lingkup proyek terdahulu dengan proyek yang akan dikerjakan Pendidikan tim perencana minimal S1 teknik sesuai jurusan yang dibuktikan dengan ijazah Membentuk tim perencana yang profesional sesuai dengan latar belakang keahlian Jika kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh risiko konstruksi dari suatu proyek , ada dua pilihan yang tersedia untuk mendapatkan kompensasi terhadap tanggung jawab ini yaitu : Menaikkan nilai penawaran awal untuk menciptakan imbalan yang sesuai Menghindari resiko tersebut pada penawaran awal dengan memberikan batasan atau kualitas tertentu, atau mengajukan perubahan lingkup kerja jika dan bila terjadi hal-hal yang tidak menguntungkan Untuk tindakan preventive, kontraktor harus bisa menyediakan tenaga pelaksana yang mampu membina tenaga kerja yang kurang terampil menjadi terampil dibidangnya, dengan pemilihan tenaga pelaksana yang akan melaksanakan pekerjaan harus selektif Sebelum pekerjaan dilaksanakan dilakukan pelatihan in the job training Dengan mengutamakan tenaga pelaksana yang sudah berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis sehingga dapat mengajarkan ilmunya kepada tenaga kerja yang kurang terampil Kontraktor harus mempelajari gambar-gambar desain yang akan dikerjakan sebelum pelaksanaan dimulai, bila ada hal-hal yang meragukan dalam desain tersebut segera didiskusikan dengan pemilik proyek dan konsultan pengawas untuk diambil langkahlangkah perbaikannya. Dengan demikian setiap perubahanperubahan yang terjadi pada masa pelaksanaan proyek, harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku Kontraktor harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan, baik jenis peralatan maupun kapasitas tipenya Dalam penawaran harus sudah diperhitungkan peralatan yang dipakai sesuai dengan kondisi pekerjaan dan lokasi
5.
Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil analisa data menunjukan ada enam faktor resiko utama yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan konstruksi gedung di kota medan, yaitu: Keahlian tenaga kerja yang kurang terampil (X11), rangking 1 (3,83); Tidak efektifnya perencanaan dan penjadwalan (X24), rangking 2 (3,48); Kesulitan finansial (X23), rangking 3 (3,38); Jadwal tenaga kerja dibutuhkan (X19), rangking 4 (3,45); Adanya perubahan desain (X2), rangking 5 (3,45); dan Jumlah peralatan yang digunakan (X14), rangking 6 (3,45). 2. Untuk mengatasi keterlambatan ini, pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan konstruksi gedung harus melakukan beberapa cara atau strategi diantaranya: pemantauan dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan, mengubah metode atau cara kerja bagi pekerja dan memperketat disiplin kerja. 3. Perusahaan konstruksi yang akan melaksanakan proyek hendaknya memperhatikan metode pelaksanaan, kebutuhan tenaga kerja dan peralatan, dan dengan mengetahui faktor resiko yang dominan dapat menbantu untuk mengambil keputusan dalam menentukan tindakan koreksi yang paling sesuai. 5.2. Saran Dari hasil pengamatan dan penelitian dilapangan serta evaluasi terhadap kuesioner, ada beberapa saran yang perlu dikemukakan yaitu: 1. Agar tidak terjadi penundaan dalam melaksanakan proyek, maka pekerjaan-pekerjaan di jalur kritis perlu diawasi dan kontrol dengan ketat agar tidak terlambat dan juga mengakibatkan pekerjaan yang tidak dalam jalur kritis terganggu. 2. Dalam pembangunan suatu proyek konstruksi, sebaiknya metode pelaksanaan dan manajemen pelaksanaan proyek dapat diperhatikan yang lebih karena peranan metode pelaksanaan dan manajemen pelaksanaan sangat penting mulai dari awal sampai akhir pelaksanaan proyek gedung. Daftar Pustaka - Abrar, Husein. 2008. Manajemen Proyek , perencanaan, penjadwalan & pengendalian proyek. Yogyakarta : Andi. Effendi Sofian. 1987. Metode Penelitian Survai. Kota : PT. Pustaka LP3ES Indonesia. - Ervianto, Wulfram I. 2004. Teori–Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : Andi. - Ismael, idzurnida. 2013. Keterlambatan Proyek Konstruksi Gedung Faktor penyebab dan Tindakan Pencegahannya. Jurnal Momentum. 14 : 46-55. - Labombang, Mastura. 2011. Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstruksi. Jurnal SMARTek. 9 : 39-46. - I Gede Putu joni. 2012. Resiko Manajemen Proyek. Jurnal Teknik Sipil. 16 : 48-55. - Logawa, gunawan 2007. Manajemen proyek konstruksi. Jakarta : universitas trisakti. - Rusman, muttaqin, dan nurul malahayati. 2012. Faktor-Faktor Resik Yang Mempengaruhi Kinerja Waktu Pelaksanaan Konstruksi Gedung Secara Swakelola (Studi Kasus : Proyek Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Di Provinsi Aceh). Jurnal Teknik Sipil. 1 : 97-111. - Soeharto, Imam Ir. 1995. Menajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional Jakarta : Erlangga. - Soeharto, Iman. 1998. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional Jilid I. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. - Soeharto, Iman. 1998. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional Jilid II. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.