ALALISIS RESIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT PADA PROYEK KONSTRUSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA MAKASSAR ( STUDY KASUS : VIDA VIEW APARTEMEN ) DOKI PALLOAN Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. P. Kemerdekaan Km.10, Tamalanrea Makassar, 90245 Ph/Fax : 0411-587636 Dr. Rosmariani Arifuddin, ST, MT Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. P. Kemerdekaan Km.10, Tamalanrea Makassar, 90245 Ph/Fax : 0411-587636
Dr. M.Asad Adurahman, ST, M.Eng P.M Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. P. Kemerdekaan Km.10, Tamalanrea Makassar, 90245 Ph/Fax : 0411-587636
Abstrak: Besarnya angka kecelakaan kerja pada sektor konstruksi menuntut perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang konstruksi untuk mengadakan regulasi untuk menekan angka kecelakaan tersebut.Pada penelitian ini penulis mencoba untuk mengidentifikasi,memberikan penilaian dan memberi penanganan risiko pada kecelakaan kerja yang merupakan upaya dalam menganalisis risiko yang terjadi pada suatu pekerjaan konstruksi. Metode yang dilakukan adalah dengan observasi langsung ke lapangan sebagai langkah awal untuk mengetahui variable-variabel apa saja yang akan dimasukkan ke dalam kueisioner yang nantinya akan disebar ke staf/pekerja pada proyek pembangunan Apartemen Vida View Makassar.Nilai dari kueisioner tersebut selanjutnya diolah dengan metode Fine yang menjadi acuan dalam penilaian risiko.Hasil dari pengelolahan data tersebut menunjukkan bahwa kecelakaan kerja dikelompokkan berdasarkan penyebabnya dan variable pekerjaannya yang dimana dari seluruh risiko kecelakaan kerja,hanya satu variabel kecelakaan yang masuk dalam kecelakaan berkategori substansial(memiliki nilai risiko 70-180),sedangkan sisanya masuk dalam kategori moderat(memiliki nilai risiko 20-70) dan kategori dapat diterima (<20). Setelah dilakukan penanganan risiko,hanya satu variable kecelakaan yang masuk dalam kecelakaan berkategori moderat (memiliki nilai resiko 20-70)sedangkan sisanya masuk dalam kategori Dapat Diterima(memiliki nilai risiko < 20).Kata kunci : Kecelakaan kerja,Analisis Risiko,Metode Fine,Nilai Risiko ABSTRACT: The amount of number of accidents in the construction sector requires companies engaged in construction to hold a regulation to reduce the number of the accidents. In this study the author tries to identify, provide an assessment and give risk management in workplace accidents is an effort to analyze the risks occur on a construction job. The method is by direct observation to the field as a first step to determine what variables that will be incorporated into questionnair which will be distributed to staff / workers on development projects Vida View Makassar Apartment. The value of questionnair are then processed by the method Fine which is used in the assessment of risk management . These research indicate that workplace accidents are grouped by cause and variable job where all the risks of occupational accidents, only one variable accidents included in the category of accidents substantially (value risk 70-180), while the rest went into the moderate category (value risk 20-70) and acceptable categories (<20). After treatment the risk, only one variable is entered in the accident accident moderate category (value risk 20-70) while the rest fall into the category of Acceptable (value risk <20). Keywords: Accidents, Risk Analysis, Fine Method, Value Risk
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini pembangunan industri konstruksi yang sedang dilaksanakan menuntut adanya jaminan Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja yang sangat penting artinya untuk melindungi tenaga kerja dari resiko kecelakaan. Industri konstruksi dengan proyek-proyeknya sangat rentan terhadap kecelakaan kerja.Pekerjaan konstruksi pada bangunan gedung bertingkat adalah pekerjaan yang padat akan aktifitas dengan level resiko yang tinggi. Pekerjaan konstruksi adalah pekerjaan yang melibatkan engineering consultant sebagai perencana, kontraktor sebagai pelaksana serta konsultan pengawas, semua elemen tersebut baik perencana, kontraktor maupun pengawas, memiliki konstribusi tersendiri pada keselamatan kerja konstruksi. Konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu lingkungan dan kesehatan (Brian Alfons 2014). Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik.Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko ( manusia, staf, dan organisasi ) . (wordpress.com /2011 / 01 /11 / lingkup-manajemen-proyek ) Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Di Indonesia, Menurut data Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) jumlah kecelakaan kerja per Triwulan IV tahun 2014 menunjukkan terdapat 14.519 kasus kecelakaan kerja. (Data Pusdatinaker, pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id, 2014)
Dalam lingkup kawasan, dapat dilihat dari berbagai kasus kecelakaan kerja: (1) Pekerja (reparasi AC) terjatuh dari lantai 40 apartemen Taman anggrek ke lantai 36 (Hery H Winarno, merdeka.com, 2012); (2) Kecelakaan Kerja di Bandara Sultan Hasanuddin yang menyebabkan 5 orang meninggal dunia akibat tertimpa material (Muhammad Abdiwan, tribunnews.com, 2015); (3) Pekerja terpeleset dari lantai 15 ke lantai12 saat memperbaiki pipa AC menewaskan 1 orang (Rini Friastuti, detikNews, 2014); (4) Genset meledak, mengakibatkan kebakaran di lantai bawah tanah atau basement apartement St Moritz di Kembangan (Dimas Siregar, tempo.co, 2013); (5) Kontrol Panel listrik yang berada di basement gedung Nusantara II meledak (Bowo Santoso, gresnews.com, 2011); (6) Panel listrik terminal F Bandara Soekarno Hatta meledak (Amba Dini Sekarningrum, Okezone.com, 2014). Kasus kecelakaan kerja tersebut tidak hanya menimbulkan korban jiwa baik dari pekerja maupun orang-orang yang berada di lokasi, namun juga merusak aset atau properti proyek. Tidak terlepas pula, kecelakaan kerja tersebut menyebabkan rusaknya lingkungan di sekitar lokasi kerja (Wijayanti, 2008). Kecelakaan kerja sering terjadi akibat kurang dipenuhinya persyaratan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam hal ini pemerintah sebagai penyelenggara Negara mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturanperaturan seperti : UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem manajemen K3. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai Analisis Resiko Kecelakaan Kerja pada Pembangunan Vida View Apartemen, yaitu menganalisis reseko resiko kecelakaan kerja serta penangananya sehingga dapat menghindari/ mengurangi tingkat kecelakaan
1
kerja yang terjadi pada pekerjaan proyek konstruksi. BAB II 2.1
LANDASAN TEORI Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja juga dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, serta mencegah semua bentuk kecelakaan yang mungkin terjadi. Keselamatan kerja berlaku disegala tempat kerja, baik di darat, di laut, di permukaan air, di dalam air maupun di udara.Tempattempat kerja demikian tersebar pada kegiatan ekonomi, pertanian, industri pertambangan, perhubungan pekerjaan umum, jasa dan lain-lain. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi canggih dan mutakhir. Hal ini akan memacu pekerja untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas dari tenaga kerja.Lokasi proyek merupakan salah satu lingkungan kerja yang mengandung resiko cukup besar terjadi kecelakaan. Tim manajemen sebagai pihak yang bertanggung jawab selama proses pembangunan harus mendukung dan mengupayakan program- program yang dapat menjamin agar dapat meminimalisir bahkan menghilangkan kecelakaan kerja. Hubungan antara pihak yang berkewajiban memperhatikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah kontraktor dengan pekerja. Kewajiban kontraktor dan rekan kerjanya adalah mengasuransikan pekerjanya selama masa pembangunan berlangsung. Pada rentang waktu pelaksanaan pembangunan, kontraktor sudah selayaknya tidak mengizinkan pekerjanya untuk beraktivitas, bila terjadi hal-hal berikut: 1.Tidak mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja, 2.Tidak menggunakan peralatan
pelindung diri selama bekerja, 3. Mengizinkan pekerja menggunakan peralatan yang tidak aman. 2.2 Pengertian Kecelakaan kerja Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan oleh karena itu dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu peristiwa sabotase atau tidakan kriminal diluar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya yang tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat (Buchari,2007). Definisi kecelakaan secara umum menurut kamus Bahasa Indonesia adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dan membahayakan, yang dapat menimbulkan luka (injury) kerusakan (damage) dan kerugian (loss). Sementara definisi kecelakaan kerja adalah sesuatu yang tidak terencana, tidak terkendali, dan tidak diinginkan yang mengacaukan fungsi normal dari seseorang yang dapat mengakibatkan luka pada seseorang di tempat kerja Hinze (1997, hal.45). Dalam konteks industri konstruksi, menurut Rowlinson (1997) kecelakaan kerja adalah peristiwa yang tidak direncanakan yang dapat menyebabkan kematian, luka atau kerusakan properti dan lingkungan (Chan, 2010, hal. 342). Hal yang sama, menurut Manu dkk., (2010, hal. 270) kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang tidak direncanakan, yang dapat menimbulkan luka atau terganggunya kesehatan bagi manusia, atau kerusakan bagi properti, material atau lingkungan serta hilangnya
kesempatan bisnis. 2.2.1 Jenis Kecelakaan yang Terjadi pada Lokasi Proyek Konstruksi Secara umum klasifikasi jenis kecelakaan kerja menurut standar International Organization Labor (ILO, 1962) terdiri dari : 1. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut tipe kecelakaan terdiri dari: i) terjatuh, ii) tertimpa benda jatuh, iii) tertumbuk atau terkena benda- benda, terkecuali benda jatuh, iv) terjepit oleh
2
benda, v) gerakan melebihi kemampuan, vi) pengaruh suhu yang ekstrim, vii) terkena arus listrik, dan viii) terkontaminasi bahan berbahaya atau mengandung radiasi. 2. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut lingkungan kerja terdiri dari: i) kecelakaan yang terjadi di luar gedung, ii) kecelakaan dalam gedung, dan iii) kecelakaan di bawah tanah. Mengacu pada klasifikasi yang ditetapkan ILO, PT Jamsostek mengklasifikasikan jenis kecelakaan kerja sebagai berikut: Terbentur,pada umumnya menunjukkan kontak atau persinggungan dengan benda tajam atau benda keras yang mengakibatkan terpotong, tergores, tertusuk dan sebagainya. Terpukul, disebabkan karena benda yang jatuh, meluncur, malayang atau bergerak, dan lain-lain. Tertangkap pada, dalam dan di antara benda (terjepit, tergigit, tertimbun, tenggelam dan lain-lain). Jatuh dari ketinggian yang sama. Jatuh dari ketinggian yang berbeda. Tergelincir. Terpapar berhubungan dengan temperatur, tekanan udara, getaran, radiasi, suara, cahaya, dan lain-lain. Penghisapan atau penyerapan menunjukkan proses masuknya bahan atau zat berbahaya ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan ataupun kulit dan yang pada umumnya berakibat sesak nafas, keracunan, mati lemas, dan lain-lain. Tersentuh arus listrik Lain-lain. 2.3 Manajemen Risiko Risiko = f (frekuensi probabilitas, konsekuensi)
kejadian,
Frekuensi risiko dengan tingkat pengulangan yang tinggi akan memperbesar probabilitas atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai seperti perumusan di atas, karena itu risiko
dapat dituliskan sebagai fungsi dari probabilitas dan konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk dalam probabilitas. Nilai probabilitas adalah nilai dari kemungkinan risiko akan terjadi berdasarkan pengalaman–pengalaman yang sudah ada, berdasarkan nilai kualitas dan kuantitasnya. Jika tidak memiliki cukup pengalaman dalam menentukan probabilitas risiko, maka probabilitas risiko harus dilakukan dengan hati–hati serta dengan langkah sistematis agar nilainya tidak banyak menyimpang. Nilai konsekuensi dapat diasumsikan dalam bentuk kompensasi biaya yang harus ditanggung atau dapat berupa tindakan penanggulangan dangan cara lain dengan biaya yang lebih rendah. Sedangkan pengertian Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengukuran dan tindak lanjut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang ada. Jadi, pengertian manajemen risiko adalah suatu upaya penerapan kebijakan peraturan dan upaya-upaya praktis manajemen secara sistematis dalam menganalisa pemakaian dan pengontrolan risiko untuk melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan.balandatu, 2000). Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya (Wikipedia bahasa Indonesia) 2.4 Metode Fine William Fine dalam National OHS Commission (2002) mengembangkan sebuah penghitung nilai risiko (risk score calculator)
3
dimana tingkat risiko dapat ditentukan berdasarkan konsekuensi,pemaparan dan kemungkinannya.Dalam metode ini,istilahistilah yang digunakan adalah sebagai berikut:
Peluang didefenisikan sebagai kemungkinan dari urutan peristiwa yang mengarah pada kecelakaan yang akan terjadi atas pemaparan risiko tersebut. Pemaparan didefenisikan sebagai frekuensi dari kejadian bahaya. Konsekuensi didefenisikan sebagai akibat yang paling mungkin terjadi dari potensi bahaya. Peluang mengukur kemungkinan dari peristiwa yang berhubungan dengan bahaya yang dapat terjadi. Nilai peluang mempunyai rentang 0,1 sampai 10 yang dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.2, Nilai kecelakaan berdaarkan kemungkinannya
FAKTOR Peluang kecelakaan terjadi
DESKRIPSI
NILAI
Hampir tidak mungkin terjadi(peluang 1:1000) (Sumber: OHS Risk Management Handbook-Standards Australia,2002)
Pemaparan bahaya sehubungan dengan frekuensi dimana orang mungkin terekspos oleh bahaya yang telah teridentifikasi.Nilai peluang mempunyai rentang 0,5 sampai 10 yang dapat dilihat pada tabel 2.3Tabel 2.3 Nilai kecelakaan berdasarkan pemaparannya FAKTOR
DESKRIPSI
NILAI
Tingkat Pemaparan kecelakaan
Dapat terjadi secara terus menerus atau setiap hari
10
Sering(beberapa kali seminggu)
6
Sekalikali(beberapa kali sebulan)
3
2
1
Hampir sering terjadi
10
Tidak selalu(beberapa kali setahun)
Mungkin bisa terjadi(peluang 50:50)
6
Jarang(sekali setahun)
Tidak umum tapi mungkin terjadi(peluang 1:10)
3
Sangat jarang(sekali dalam lebih dari setahun)
Jauh kemungkinannya dapat terjadi(peluang 1:100)
1
Dapat dibayangkan tapi mungkin terjadi(peluang 1:1000)
0,1
0,5
(Sumber: OHS Risk Management Handbook-Standards Australia,2002)
0,5
Konsekuensi yang merupakan akibat fisik dari peristiwa kecelakaan yang memberikan indikasi dari kepelikan risiko sehubungan dengan efek merugikan kepada manusia, kerusakan/kerugian properti dan penurunan produktifitas.Nilai yang diadopsi menpunyai rentang 1 sampai 100 yang dapat dilihat pada tabel 2.4
4
Tabel 2.4 Nilai kecelakaan berdasarkan tingkat konsekuensi FAKTOR
DESKRIPSI
NIL AI
Dampak kerugian/konseku ensi
.Kematian banyak orang atau kerugian >Rp.5 Miliar atau menghentikan pekerjaan atau kerusakan lingkungan peranen dan luas
100
Kematian lebih dari 1 orang atau kerugian Rp. 2-5 Miliar atau kerusakan lingkungan yang bersifat local
50
Kematian seseorang atau kerugian Rp.250 juta2,5 Miliar atau kerusakan lingkungan yang tidak permanen
25
Cacat seumur hidup,atau kerugian Rp.25-250 juta atau berdampak pada kerusakan
15
lingkungan Sementara tidak bisa masuk bekerja,kerugi an Rp.5-25 juta.
5
Luka ringan,atau kerugian < Rp.2,5 juta
1
(Sumber: OHS Risk Management Handbook-Standards Australia,2002) Nilai-nilai yang ditetapkan tiap tingkatan dari konsekuensi,peluang dan pemaparan dioperasikan dengan perkalian untuk mendapatkan tingkatan nilai risiko.Nilai risiko merupakan pengukuran risiko atas nilai umum yang sedemikian rupa sehingga risiko tersebut dapat diperbandingkan dan diprioritaskan untuk pengendaliannya. Nilai Risiko = Pp x Pe x Kc…………………………………………….. Dimana; Pp = Probabilitas kecelakaaan dapat terjadi (probability) Pe = Tingkat pemaparan kecelakaan (exposure) Kc = Konsekuensi-konsekuensi yang dapat terjadi (consequences) Nomogram pada gambar 2.2 juga dapat digunakan untuk mengkombinasikan
nilai-nilai tersebut untuk mendapatkan nilai risiko.
5
< 20 TieLine
Probability
Dapat Diterima
RiskScore Almost certain
500 Exposure
Quite possible Veryrare Unusualbut possible
Remotely possible
Conceivable butunlikely
Numerous fatalities
300 Catastrophe
Rare
Multiple fatalities
Disaster
Infrequent
Fatality
Veryserious
Occasional
Seriousinjury
VeryHigh
400
Consequences
High
200 150 100 Subtantial
Serious
Frequent Casuality
Important
FirstAid
Noticeable
Continuous
80 60 40 Moderate
Risiko dapat diterima dan reduksi risiko selanjutnya tidak harus dilakukan
(Sumber: OHS Risk Management Handbook-Standards Australia,2002) BAB III Secara skematis metodologi penelitian disajikan secara visual dalam bentuk diagram alir sebagai berikut:
30 20 15
Practically impossible
10
Acceptable
8
Gambar 2.1 Nomogram klasifikasi risiko (Sumber: OHS Risk Management Handbook-Standards Australia,2002) Penilaian risiko umum digunakandalam industri konstruksi adalah serupa dengan metode Fine yang hanya mengaplikasikan tiga deskripsi tindakan.Mulai dari tindakan yang bersifat segera(immediate), tindakan secepat mungkin(as soon as possible) dan dapat diterima(acceptable).Tabel 2.5 berikut digunakan untuk menentukan prioritas perlakuan risiko. Tabel 2.5 Klasifikasi risiko Nilai Risiko
Kategori Risiko
Deskripsi Tindakan
>350
Sangat Tinggi
180350
Tinggi
Memerlukan tindakan yang bersifat segera untuk mengontrol bahaya
70-180
Substansial
20-70
Moderat
Memerlukan pendekatan kontrol bahaya secepat mungkin
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Risiko Identifikasi risiko secara umum adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan
6
tentang apa yang dapat membahayakan dan apa akibat yang ditimbulkan dari suatu variable kecelakaan kerja.Informasi-informasi yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan di pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan salah satu staf bagian K3 pada proyek Pembangunan VidaView Apartemen Makassar yang kemudian ke dalam tabel profil bahaya(lampiran 1). Dari hasil kajian dan wawancara dan berdasarkan batasan masalah pada penelitian ini,maka diambil kesimpulan bahwa pekerjaan utama dalam proyek konstruksi yang berhubungan dengan keselamatan kerja adalah 1. Penyimpanan Logistik,yang terdiri dari : a. Penyimpanan alat,bahan dan material 2. Pekerjaan Struktur,yang terdiri dari : a. Pekerjaan scaffholding/perancah b. Pekerjaan pembesian c. Pekerjaan pengecoran 3. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal,yang terdiri dari : a. Pemasangan instalasi 4. Pekerjaan Operasional Mesin dan Alat Berat a. Pekerjaan pengelaan b. Pekerjaan penggalian Menggunakan alat berat c. Pekerjaan operasional mesin d. Pekerjaan operasional tower crane 5. Pekerjaan Arsiktektur,yang terdiri dari : a. Pekerjaan pemasangan bata,plester dan pengecatan b. Pemasangan kusen almunium,penutup atap dan plafon 6. Pekerjaan Pondasi a. Pekerjaan Pengeboran b. Pekerjaan steel fixing c. Pemasangan kerangka baja tuangan d. Pekerjaan operasional mesin e. Pekerjaan pengecoran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil penelitian analisis risiko yang dilakukan pada Proyek Pembangunan Apartemen VidaView Makassar,maka ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu : 1. Dari hasil identifikasi risiko kecelakaan kerja para penelitian ini,kecelakaan yang dianalisis dikelompokkan kedalam 5 kategori berdasarkan penyebabnya dan 6 kategori berdasarkan pekerjaannya,yaitu A. Berdasarkan Penyebabnya a. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh pengangkutan,alat berat,lalu lintas dan mesin, b. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kejatuhan benda, c. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh tergelincir,terpukul dan terkena benda tajam/material, d. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh jatuh dari tempat yang tinggi,dan e. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh percikan api,listrik dan ledakan B. Berdasarkan pekerjaannya a. Pekerjaan penyimpanan alat,bahan dan material, b. Pekerjaan Struktur, c. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal, d. Pekerjaan Operasional Mesin dan Alat Berat, e. Pekerjaan Arsiktektur,dan f. Pekerjaan Pondasi 2. Dari hasil penilaian risiko yang dilakukan menggunakan metode Fine,dapat ditarik kesimpulan bahwa Terdaapat 1 variable pekerjaan yang masuk dalam kategori subtansial (memiliki nilai resiko antara 70 – 180), Terdapat 14 variable pekerjaan yang masuk dalam
7
kategori moderat ( memiliki nilai resiko antara 20-70 ) Terdapat 10 variable pekerjaan yang masuk dalam kategori dapat diterima ( memiliki nilai resiko < 20 ) 3. Pengendalian dari semua bahaya Kecelakaan Kerja menurut tingkat risiko di lakukan dengan adanya kebijakan K3, pelatihan / penyuluhan K3, Dilakukan audit secara rutin dan terjadwal , menggunakan APD, penerapan SOP dan metode Pelaksanaan akan menurunkan tingkat risiko kecelakaan kerja. 5.2 Saran Dari hasil kesimpulan di atas ada beberapa hal yang dapat menjadi saran dalam penelitian ini, yaitu : 1. Karena nilai kategori risiko yang ada masih cukup besar,maka pengendalian pelaksanaan dalam hal keselamatan kerja harus mendapatkan perhatian yang serius untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan dan meminimalkan risiko yang terjadi guna mencegah pengeluaran yang berlebih akibat ganti rugi atau kompensasi atas kecelakaan yang terjadi. 2. Untuk menurunkan nilai risiko yang masih cukup tinggi ,pengawasan dan pengendalian proyek sangat penting agar kejadian kecelakaan kerja diusahakan seminimal mungkin terjadi. 3. Kecelakaan kerja, khususnya yang diakibatkan oleh kesalahan pekerja bukan hanya semata-mata karena kelalaian pekerja dan tanggungjawab akibat kecelakaan itu tidak dapat hanya dibebankan kepada pekerja.Karena beberapa perilaku pekerja terbentuk oleh pengaruh lingkungannya. 4. Diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan pengambilan sampel dengan lokasi geografis yang bervariasi dengan jumlah sampel
yang lebih besar agar diperoleh jastifikasi yang lebih kuat dalam menggeneralisasipendapat responden. DAFTAR PUSTAKA Balandatu, Kini, 2000. Identifikasi Kecelakaan Kerja Proyek Konstruksi dan Analisis Biaya Kecelakaan Kerja Proyek Konstruksi di Sulut [Skripsi]. Fakultas Teknik Unsrat,Manado. Buchari, 2007, . Manajemen Kesehatan Kerja dan Alat Pelindung Diri. Universitas Sumatera Utara, Medan. Brian Alfons, 2014 mangemen kesehatan dan keselamatan kerja pembangunan rumah sakit Eben Haezer Manado . Universitas Sam Ratulangi Manado Cross, Jean 1998 ; Study Notes : Risk Management .Sydney, University of New South Wales. Imam Soeharto,Ir. 1995 Manajement Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta. Penerbit Erlangga Jakarta. Munawir, A. 2010. . HAZOP,HAZID, VS JSA. Migas Indonesia. National Occupanational Health and Safety Commission (2002),. Occupational Health and Safety Risk Management Handbook – Standars Austraila . Pramana, Toni. 2011. Manajement Risiko Bisnis. Penerbit Sinar Ilmu.Jakarta. Ridley, Jonh. 2008 Ikhtisar Kesehtan & Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. Jakarta. Penerbit Erlangga. Sugiono. 2001. Statistik Nonparameteris Untuk Penelitian, Alfabeta,Bandung. Sulaksmono, M. 1997. Manajemen Keselamatan Kerja. Penerbit Pustaka .Surabaya Tranter, Megan 1996. Occupational Hygiene and Risk Management. Australia. A Multimedia Package, OH&S Press. Wordpress.com/2011/01/11/lingkupmanajemen-proyek)
8