Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
EVALUASI KINERJA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN CCTV Agus Riyanto1) dan Christiono Utomo2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail:
[email protected] 2) Jurusan Management Proyek, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Proses pelaksanaan proyek konstruksi pembangunan struktur gedung bertingkat mencakup penentuan jumlah tingkat lantai, tinggi setiap tingkat, tata letak ruang untuk pelayanan umum atau hunian, penetapan fasilitas, dan pendekatan teknis detail. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat CCTV dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi pembangunan gedung bertingkat di Surabaya. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel pelaksana proyek konstruksi bangunan gedung bertingkat di Surabaya berupa supervisor, site engineering, dan project manager di proyek pembangunan Royal Hospital Rungkut, Ged.PPJT RS Dr Sutomo, Petra Square Shopping Arcade and Apartment, Kampus C UWM Pakuwon City, dan Hotel Quest Darmo. Pada penelitian ini digunakan beberapa variabel yang masuk kedalam ketegori kegunaan atau manfaat CCTV (Closed Circuit Television) dalam pelaksanaan proyek konstruksi dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari sebelas manfaat CCTV dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi pembangunan gedung bertingkat di Surabaya, ditemukan empat faktor yang merupakan faktor manfaat dari CCTV yaitu CCTV dapat digunakan untuk memastikan keamanan aset, mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan, mengetahui kelayakan dan kesesuaian bangunan gedung dengan standar yang sudah ditetapkan, dan memantau keamanan para pekerja proyek dalam melaksanakan. Kata kunci: Manfaat CCTV, Proyek Konstruksi, Pembangunan Gedung Bertingkat
PENDAHULUAN Pada pelaksanaannya proyek seringkali mengalami kerentanan terhadap masalahmasalah tertentu. Hal ini karena pelaksanaan proyek merupakan aktivitas yang baru sehingga memberikan tingkat risiko yang tinggi. Misalnya, adanya penyampaian informasi dan komunikasi yang tidak berimbang sehingga menyebabkan ketimpangan kebijakan terhadap pelaksanaan proyek antar manajer dalam suatu organisasi. tingginya ketidakpastian tersebut akan sulit memperkirakan tingkat sumber daya dan perkiraan waktu yang dikehendaki dalam proses pelaksanaan (Noerlina, 2008). Pelaksanaan proyek diperlukan pengawasan yang intens. Pengawasan dan pengendalian menjadi faktor penting agar pelaksanaan proyek berjalan lancer sesuai sasaran dan tujuan yang diharapkan. Jika terdapat penyimpangan bisa diketahui secepatnya sehingga bisa diantisipasi. Jika tidak demikian, maka pelaksanaan proyek menjadi terhambat dan mengakibatkan waktu dan biaya tidak sesuai estimasi yang direncanakan (Noerlina, 2008). Pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan ISBN : 978-602-97491-9-9 B-10-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengawasan ini mencakup pelaporan kemajuan proyek terhadap rencana, analisis varian (perbedaan) antara progres dan rencana, dan pengambilan langkah untuk menghindarkan atau mengurang perbedaan tersebut (Christianto & Wiryana, 2002). Salah satu metode untuk mengantisipasi pelaksanaan proyek agar sesuai sasaran yang dikehendaki maka perlu mengaplikasikan CCTV (Closed Circuit Television). CCTV adalah penggunaan kamera video untuk mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor. Berbeda dengan siaran televisi, signal CCTV tidak secara terbuka ditransmisikan (Handoyo, 2003). Manfaat adanya CCTV diantaranya adalah sebagai fungsi keamanan (security), meliputi pencegahan, penyelidikan, dan bukti, fungsi pengawasan meliputi monitoring karyawan dan peningkatan kualitas kerja SDM agar lebih produktif, serta memberikan nilai tambah, yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan meningkatkan rasa aman dan nyaman untuk konsumen dalam bertransaksi (Handoyo, 2003). Menurut Waluyanti (2009), terdapat 3 fungsi dasar CCTV, yakni: deteksi (operator membuat terus bersiaga); rekognisi (meningkatkan pemantauan dan pengamatan untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan); dan identifikasi (mengetahui proses atau aktivitas dari awal sampai akhir). Berdasarkan beberapa manfaat atau fungsi CCTV di atas, maka secara aplikatif manfaat yang diperoleh adalah pemantauan dan pengawasan tidak berjarak dan terbatas waktu; dapat me-recall setiap aktivitas yang telah terjadi; menjadi media remainder/alarm guna menjaga aset atau tindak kejahatan atau pun penyimpangan; dan hasil record dapat digunakan sebagai bukti otentik apabila terjadi kejadian-kejadian yang tidak dinginkan (Anonim, 2011). Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan dilakukan pemanfaatan CCTV untuk sistem pengawasan pelaksanaan proyek konstruksi gedung bertingkat yang seringkali terjadi kerentanan timbulnya masalah selama prosesnya. Pengawasan dengan sistem CCTV ini dapat memantau berbagai informasi, seperti ketersediaan barang atau material yang dibutuhkan selama proses konstruksi gedung bertingkat, tingkat keterampilan tenaga kerja, kinerja yang dilakukan memberikan hasil atau produk yang direncanakan, kestabilan dan kepercayaan kinerja guna mengurangi risiko kerugian, serta efektivitas, dimana pengawasan harus memiliki independensi operasional, perangkat, dan wewenang untuk mengumpulkan informasi. Alasan pemilihan objek gedung bertingkat dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi di penelitian disebabkan oleh kompleksnya proses pengerjaan proyek tersebut. Pembangunan gedung bertingkat mencakup penentuan jumlah tingkat laintai, tinggi setiap tingkat, tata letak ruang untuk pelayanan umum atau hunian, penetapan fasilitas, dan pendekatan teknis detail, misalnya penetapan penggunaan struktur beton bertulang atau struktur baja, dan sebagainya. Menurut Neufert (2002), hal-hal yang menentukan pembuatan gedung-gedung bertingkat adalah sistem konstruksi dan elemen vertikal yang digunakan. Dengan kompleksitas tersebut, guna mencegah adanya kerugian yang besar maka perlu dilakukan penelitian pada objek gedung bertingkat. Dengan adanya CCTV, semua pihak dapat melihat perkembangan dan kemajuan proyek secara up to date, sehingga masing-masing pihak dapat memonitor perkembangan proyek yang sedang berlangsung. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dengan tipe penelitian eksploratori. Istijanto (2005) menyatakan bahwa penelitian eksploratori merupakan desain riset yang memiliki tujuan utama untuk memperoleh pandangan yang mendalam dan menyeluruh atas masalah yang sebenarnya dihadapi. ISBN : 978-602-97491-9-9 B-10-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Berdasarkan rumusan masalah yang diajabarkan di awal bab 1, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manfaat apa sajakah yang dapat diperoleh dari pemanfaatan media CCTV (Closed Circuit Television) dalam pelaksanaan proyek konstruksi pembangunan struktur gedung bertingkat terhadap progres pekerjaan di lapangan. Pada penelitian ini digunakan beberapa variabel yang masuk kedalam ketegori kegunaan atau manfaat CCTV (Closed Circuit Television) dalam pelaksanaan proyek konstruksi struktur gedung bertingkat. Berikut adalah definisi dari masing-masing variabel adalah: 1. Manfaat dalam kegiatan keamanan a) Memastikan keamanan aset yang ada pada proyek konstruksi gedung bertingkat. b) Mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan pada pelaksanaan pembangunan gedung bertingkat. c) Mengetahui kelayakan dan kesesuaian bangunan gedung yang sudah terproses dengan standar yang sudah ditetapkan. d) Memantau keamanan para pekerja proyek dalam melaksanakan aktivitasnya. 2. Manfaat dalam fungsi pengawasan a) Memantau kinerja para pekerja proyek dengan tujuan agar kinerja yang dihasilkan dapat meningkat serta meminimalis terjadinya penyimpangan. b) Memantau segala aktivitas proses pembangunan gedung bertingkat pada fase pengecoran selama aktivitas kerja dilakukan. c) Memantau kesesuaian pekerjaan yang dihasilkan dengan struktur dan denah yang telah ditetapkan. d) Memantau progres/perkembangan pelaksanaan proyek, agar dapat dipastikan mempu memenuhi target waktu dan kualitas yang ditentukan. 3. Memberikan nilai tambah a) Hasil pemantauan yang dilakukan dapat disimpan secara otomatis kedalam hard drive perangkat komputer, sebagai bentuk arsip. b) Hasil record dari CCTV (Closed Circuit Television) dapat digunakan sebagai bukti otentik apabila terjadi kejadian-kejadian yang tidak dinginkan. c) Proses pemantauan dengan media CCTV (Closed Circuit Television) dapat dilakukan tanpa adanya batasan jarak dan waktu karena dapat diakses dengan bantuan media internet. Tabel 1. Frekuensi Manfaat CCTV (Closed Circuit Television) Item Pernyataan
STS TS F % F % Manfaat dalam kegiatan keamanan 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 4 0 0 0 0 Manfaat dalam fungsi pengawasan 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 4 0 0 0 0 Memberikan nilai tambah 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0
F
Jawaban N % F
S
SS %
F
%
Mean
Std. dev.
1 5 10 6
2,4 12,2 24,4 14,6
32 35 30 34
78,0 85,4 73,2 82,9
8 1 1 1
19,5 2,4 2,4 2,4
4,17 3,90 3,78 3,88
0,442 0,374 0,475 0,400
6 3 1 0
14,6 7,3 2,4 0
35 38 38 37
85,4 92,7 92,7 90,2
0 0 2 4
0 0 4,9 9,8
3,85 3,93 4,02 4,10
0,358 0,264 0,273 0,300
1 1 0
2,4 2,4 0
36 33 31
87,8 80,5 75,6
4 7 10
9,8 17,1 24,4
4,07 4,15 4,24
0,346 0,422 0,435
Sumber: Data primer, diolah ISBN : 978-602-97491-9-9 B-10-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan teknik analisis faktor yang dilakukan oleh peneliti yang bertujuan untuk mengetahui manfaat manfaat CCTV (Closed Circuit Television) dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi pembangunan gedung bertingkat di Surabaya terhadap progress pekerjaan di lapangan. Hasil yang dikeluarkan oleh output program SPSS telah mendapatkan suatu penjelasan bahwa dalam menginterpretasikan faktor-faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap kualitas pelayanan, akhirnya didapatkanlah sebuah penjelasan dari KMO dan Bartlett’s Test dapat terlihat dengan jelas didapatkan sebesar 0,509 yang sudah berada diatas nilai 0,5 begitu juga dengan nilai bartlett’s test of sperchity mempunyai nilai 123,922 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000 yang menjelaskan bahwa faktor pembentuk variabel ini sudah baik dan sampel sudah memadai. Secara nyata berdasarkan hasil analisis, dilihat dar nilai eigenvalues yang lebih besar dari 1 ada empat (2,386; 2,309; 1,573; dan 1,237) sehingga faktor component yang terbentuk adalah empat, menunjukkan bahwa hasil manfaat CCTV (Closed Circuit Television) terdiri dari empat faktor utama yaitu memastikan keamanan aset yang ada pada proyek konstruksi gedung bertingkat (X1.1), artinya aset yang dimiliki oleh kontraktor proyek pembangunan gedung bertingkat dapat diawasi secara penuh dengan menggunakan CCTV. perangkat CCTV (Closed Circuit Television) dapat digunakan user untuk melakukan fungsi monitoring baik di dalam maupun di luar ruangan melalui media Televisi, Monitor ataupun Telepon Seluler. Perangkat CCTV (Closed Circuit Television) dapat di gunakan selama 24 jam penuh atau sesuai dengan kebutuhan, dimana setiap transmisi gambar yang diperoleh dari hasil recording perangkat CCTV (Closed Circuit Television) tersebut nantinya dapat diputar kembali oleh user sesuai dengan waktu dan posisi yang dinnginkannya (Sukma dan Satoto, 2011). Hal tersebut senada dengan yang dijelaskan oleh Handoyo (2003), penggunaan atau pemanfaat CCTV dalam aspek keamanan (pencegahan, penyelidikan, dan bukti) sangat baik, dikarenakan mudahnya dalam pengawasan, sehingga menimbulkan efisiensi waktu dan biaya. Faktor kedua yaitu CCTV dapat bermanfaat untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan pada pelaksanaan pembangunan gedung bertingkat (X1.2). pada tahap pelaksanaan kerap kali terjadi penyimpangan mulai dari pengurangan bahan dan material hinga pengurangan kualitas banggunan yang disebabkan oleh kurangnya pengawasan dalam proses pelaksanaan. Oleh karena itu, CCTV digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan pada pelaksanaan yang merupakan tahap terlama proyek dari segi durasi. Pada tahap ini, hasil kerja dibangun secara fisik dan dipresentasikan kepada pelanggan untuk penerimaan. Untuk memastikan agar kebutuhan pelanggan terpenuhi, manajer proyek memonitor dan mengendalikan kegiatan, sumber daya, dan pengeluaran yang dibutuhkan untuk membangun setiap hasil kerja. Sejumlah proses manajemen dilaksanakan untuk memastikan proyek berlangsung sesuai rencana (Simarmata, 2010). Faktor ketiga yaitu mengetahui kelayakan dan kesesuaian bangunan gedung yang sudah terproses dengan standar yang sudah ditetapkan (X1.3), implementasi penerapan CCTV pada gedung bertingkat dapat digunakan untuk mengawasi proses pembangunan gedung bertingkat, misalnya dalam proses pembuatan tangga bangunan terjadi ketidaksesuaian bahan yang digunakan dengan bahan yang telah direncanakan. Hal tersebut dapat diminimalkan dengan pemanfaatan CCTV yang ada pada proses pelaksanaan proyek konstruksi pembangunan gedung bertingkat di Surabaya terhadap progress pekerjaan di lapangan. Anonim (2011) menjelaskan bahwa CCTV dapat digunakan untuk alat pantau ketepatan suatu proses dengan standar yang sudah ditetapkan. Faktor keempat yaitu memantau keamanan para pekerja proyek dalam melaksanakan aktivitasnya (X1.4), dengan penerapan adanya CCTV pada gedung bertingkat, maka dapat memberikan manfaat pada manajemen atau pengawas proyek, sehingga dapat meminimalisir kejadian buruk yang tidak diinginkan, seperti halnya seorang karyawan yang kurang aktif ISBN : 978-602-97491-9-9 B-10-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
dalam bekerja dan berdampak pada penurunan intensitas kinerja. Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Waluyanti (2009); Handoyo (2003), bahwa CCTV dapat digunakan untuk memonitoring karyawan dan peningkatan kualitas kerja SDM agar lebih produktif. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil Total Variance Explained menunjukkan bahwa jumlah faktor yang terbentuk dan jumlah variansi masing-masing variabel yang diketahui, terdapat sebesar 21,690% variansi dari variabilitas pembentuk faktor-1 dapat dijelaskan faktor tersebut, sebesar 20,990% variansi dari variabilitas pembentuk faktor-2 dapat dijelaskan faktor tersebut, sebesar 2,044% variansi dari variabilitas pembentuk faktor-3 dapat dijelaskan faktor tersebut, sebesar 1,264% variansi dari variabilitas pembentuk faktor-4 dapat dijelaskan faktor tersebut. Sedangkan total keenam faktor tersebut akan mampu menjelaskan 45,988% dari ke-11 komponen asli tersebut. b. Dari hasil analisis faktor yang dilakukan dalam penelitian ini faktor yang terbentuk dan mempunyai nilai tertinggi dari 11 komponen yaitu menjadi 4 faktor yang menjadi faktorfaktor yang menjadi manfaat CCTV dalam proses pembangunan proyek kontruksi gedung bertingkat di Surabaya yaitu faktor pertama memastikan keamanan aset yang ada pada proyek konstruksi gedung bertingkat, mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan pada pelaksanaan pembangunan gedung bertingkat, mengetahui kelayakan dan kesesuaian bangunan gedung yang sudah terproses dengan standar yang sudah ditetapkan, dan memantau keamanan para pekerja proyek dalam melaksanakan aktivitasnya. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dan kesimpulan yang didapat, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: a. Manfaat CCTV dalam proses pembangunan proyek kontruksi gedung bertingkat di Surabaya terlebih pada empat faktor yang terdiri dari CCTV dapat digunakan untuk memastikan keamanan aset yang ada pada proyek konstruksi gedung bertingkat, mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan pada pelaksanaan pembangunan gedung bertingkat, mengetahui kelayakan dan kesesuaian bangunan gedung yang sudah terproses dengan standar yang sudah ditetapkan, dan memantau keamanan para pekerja proyek dalam melaksanakan aktivitasnya yang secara nyata dan terbukti dengan hasil penelitian agar lebih diperhatikan, guna dapat meningkatkan kinerja manajemen proyek. Terlebih dalam perawatan CCTV hendaknya manajemen proyek memiliki cadangan atau memiliki tenaga ahli untuk dapat maintenance CCTV. b. Karena pemasangan CCTV di letakkan pada alat angkat Tower Crane,maka untuk pekerjaan finishing di lantai-lantai bawahnya perlu adanya pemasangan CCTV di setiap lantai dan tiap ruangan yang sedang dikerjakan. Sehingga memerlukan banyak alat CCTV dan perlu dipindah-pindah setiap saat. c. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menggunakan variabel atau faktor-faktor lain yang dapat menciptakan manfaat lain dari CCTV, sehingga pada akhirnya dapat membentuk dan meningkatkan kinerja melalui pemanfaatan CCTV dalam proses pembangunan proyek kontruksi gedung bertingkat.
ISBN : 978-602-97491-9-9 B-10-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
DAFTAR PUSTAKA Ardila, F. M. (2012). Evaluasi Akselerasi Pelaksanaan Pembangunan Proyek Berdasarkan Time Schedule Kurva S pada Gedung Laboratorium dan Penghubung FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. E-Prints Universitas negeri Yogyakarta. Cooper, D.R., & Schindler, P.S. (2008). Business Research Methods, 10th ed., NY: McGrawHill. Christianto, & Wiryana, M. (2002). Pengantar Manajemen Proyek Berbasis Internet. Jakarta: Elex Media Komputindo. Dipohusodo, I. (2006). Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2. Yogyakarta: Kanisius. Ghozali, I. (2002). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gray, C., & Simanjutak, P. (2007). Pengantar Evaluasi Proyek Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Handoyo. (2003). Manajemen Sekuriti: Dasar-dasar Pengamanan dan Usaha Jasa Keamanan. Jakarta: Elex Media Komputindo. Harris, C., Hillier, David; Turner, David & Jones, P. (1998). CCTV surveillance systems in town and city centre management. Property Management, 160-165. Istijanto, M.M.,M.Com. (2005), Riset Sumber Daya Manusia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Kusuma, Darmawan Surya dan Satoto, Kodrat Iman., (2011), Implementasi Sistem CCTV Live Streaming Untuk Memantau Kinerja Proyek PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Malhotra, KN., dan Dash. (2009). Riset Pemasaran Pendekatan Terapan., Edisi 14 Jilid 1. PT. indeks, Jakarta. Marizar, E. (2005). Designing Furniture, Teknik Merancang Mebel Kreatif, Konsepsi,Solusi, Inovasi, dan Implementasi. Yogyakarta: Media Pressindo. Meredith, J. R., & Mantel, S. J. (2012). Project Management: A Managerial Approach . USA: John Wiley & Sons, Inc. Neufert, E. (2002). Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Noerlina. (2008). Perencanaan Manajeme Proyek Sistem Informasi dan Teknologio Informasi Online Bisnis. urnal Piranti Warta, Vol.11, No.3, Agustus 2008 , 440-450. Project Management Institute. (2013). Retrieved November 8, 2013, from pmi.org: http://www.pmi.org/ Rosmalia, L., Utomo, T. P., & Kosasih, I. (2006). Perancangan Alat Penggontrol Keamanan Ruangan Menggunkan Kamera Close Camera Television (CCTV) Berbasis Pc. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, 61-71. ISBN : 978-602-97491-9-9 B-10-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. PT Refika Aditama. Bandung. Simarmata, J. (2010). Rekayasa WEB. Yogyakarta: Andi Offset. Suyanto. (2005). Pengantar Teknologi Informasi untuk Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Tonnquist, B. (2009). Project Management. Denmark: Gyndendal Akamedemisk Group.
ISBN : 978-602-97491-9-9 B-10-7