63
PENGARUH IDEALISME, RELATIVISME, KOMITMEN PROFESIONAL DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI RIAU Putri Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau Eny Wahyuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau Abstract
This study aims to determine the effect of ethical orientation (idealism and relativism), relativism and organizational commitment to ethical sensitivity of auditors on BPK Representative Riau Province. The research was conducted at the offices located BPK Riau in Pekanbaru. study population was served on BPK auditors. Data obtained from this study is distributing questionnaires to the respondents intended. analysis tools used in this research are multiple linear regression. Based on the respondents obtained from 36 samples, the results of this study indicate that relativism and professional commitments that affect the auditor’s ethical sensitivity, while the organization’s ideals and commitment does not affect the auditor’s ethical sensitivity Keywords: idealism, relativism, relativism, ethical sensitivity of auditors.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan Indonesia pada masa yang akan datang menghadapitantangan yang semakin berat, untuk itu diperlukan kesiapan yang menyangkutprofesionalisme profesi. Profesionalisme suatu profesi diwujudkan dalam sikap dantindakan etis. Sikap dan tindakan etis akuntan sangat menentukan posisinya dimasyarakat pengguna jasa profesionalnya. Bagi profesi akuntan, sikap dan tindakanetis akan menentukan keberadaan akuntan dalam peta persaingan antara rekan profesi akuntan dari negara lain (Ludigdo dan Machfoedz, 1999) dalam Arvita rianto (2008). Berbicara mengenai sikap dan tindakan etissangat penting karena adanya kebutuhan suatu profesi akan kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi tersebut. Karena sikap dan tindakan etis seseorang
mencerminkan apa yang dihasilkannya, dalam hal ini profesi akuntan (auditor) pemerintah pada BPKP, auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah (Mulyadi,2001:29). Sebagai auditor pemerintah dalam melaksanakan tugas penting harus menjunjung tinggi etika profesi yang ada karena menyangkut nama baik pemerintah, sehingga tidak terjadinya pelanggaran dan penyimpangan yang dilakukan oleh Auditor tersebut. Dalam hal banyaknya pelanggaran
64
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012
atau penyimpangan audit yang dilakukan oleh auditor membuat diperlukannya suatu kemampuan auditor untuk mempertimbangkan etika dan perilaku dalam pelaksanaan audit, dengan cara mengakui masalah etika yang timbul pada saat audit. AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) mengsyaratkan auditor untuk melatih sensitivitas profesional dan pertimbangan moral dalam semua aktivitasnya. Persyaratan ini konsisten dengan prinsip yang dikemukakan oleh Mautz dan Sharaf (1961) dalam auditor (CPA) tidak benar memutuskan apakah harus sensitif atau tidak untuk situasi yang mengandung masalah etika.Oleh karena itu, auditor yang sensitiv terhadap masalah etika akan lebih profesional (Anderson dan Ellyson, 1986) dalam Aziza dan Agus Salim (2007). Agar dapat melatih sensitivitas dalam beretika, auditor harus dapat mengakui ada masalah etika dalam pekerjaannya, dan sensitivitas tersebut merupakan tahap awal dalam proses pengambilan keputusan etika. Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku pengambilan keputusan yang etis dijelaskan Robbin (1996) yaitu; tahap perkembangan moral, locus of control, dan lingkungan organisasional. Selanjutnya Finn (1988), Shaub et al. (1993), Khomsiyah dan Indriyantoro (1998) mengembangkan persepsi komponen etika pada penelitan Hunt dan Vitelli (1986) dimana faktorfaktor yang mempengaruhi sensitivitas etika adalah lingkungan budaya dan pengalaman pribadi yang membentuk orientasi etika, lingkungan organisasi yang membentuk komitmen pada organisasi dan lingkungan profesi merupakan komitmen pada profesinya (syaikhul Falah, 2006). Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali hasil penelitian terdahulu yang menunjukan hasil yang tidak konsisten, dengan tujuan untuk mengetahui apakah
secara parsial dan simultan idealisme, relativissme, komitmen profesional dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor pada BPKP Provinsi Pekanbaru.
B. Perumusan masalah Dari latar belakang diatas,maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Idealisme, relativisme, komitmen professional dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhada sensitivitas etika auditor BPKP Provinsi Riau. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh idealisme, relativisme, komitmen profesional dan komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika auditor Di Pekanbaru
D. Manfaat Penelitian Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sensitivitas etika seorang auditor sehingga lebih profesional dalam menjalankan profesinya, dan apabila penulis telah bekerja dalam sebuah organisasi agar lebih sensitiv terhadap masalah yang ada. Bagi Auditor, sebagai masukan untuk mempertimbangkan etika dan perilaku dalam pelaksanaan audit, dengan cara mengakui masalah etika yang timbul pada saat audit. Sehingga tidak mudah terjadi kegagalan dan penyimpangan yang dilakukan oleh auditor pada saat audit. Bagi Umum, Sebagai tambahan referensi bagi peneliti lain yang berminat meneliti masalah inilebih jauh dimasa yang akan datang. TELAAH PUSTAKA A. Profesi akuntan
Pengaruh Idealisme, Relativisme, Komitmen Profesional dan... (Putri & Eny Wahyuningsih)
Akuntan publik adalah akuntan yang mendapatkan izin Mentri Keuangan untuk menjalankan praktek akuntan publik. Ketentuan Akuntan Publik ditetapkan dalam keputusan MenKeu RI No. 763/ KMK.011/1986.Dewasa ini profesi akuntan diindonesia telah menjadi profesiyang ikut diperhitungkan dalam segala aspek kehidupan.Apalagi Profesi Akuntan kita sudah dapat dikatakan sebagai profesi karena telah memenuhi kriteria suatu profesi. Dalam hal ini The Uniform Rules of Professsional Conduct (1984) yang dikutip dari penelitian Rasuli (2002) dalam Benny (2008) menyatakan ada delapan ciri suatu profesi yaitu: a. Menguasai keahlian intelektual melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama. b. Praktek umum dengan memberikan pelayanan pada masyarakat. c. Bertindak obyektif dalam menangani permasalahan. d. Mengsubirdinasikan kepentingan pribadi. e. Terdapat perhimpunan atau ikatan independen ,yang menetapkan standar persyaratan (standar of qualification) yang berlaku bagi kompetensi setiap anggotanya serta membina dan mengembangkan keahlian dan standar pelayanan. f. Terdapat kode etik untuk melindungi kepentingan umum. g. Terdapat forum pertukaran pendapat, pengetahuan, dan pengalaman antar sesama rekan sejawat untuk meningkatkan fungsi mereka B. Pengertian Etika Pengertian etika berasal dari bahasa yunani “ ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai,tata cara hidup yang baik,aturan hidup yang baik, dan segala
65
kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi lain (Agus Arijanto, 2011). Pengertian tersebut relative sama dengan moralitas .moralitas berasal dari bahasa latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “mores” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Jadi, pengertian secara umum,etika dan moralitas , sama- sama berarti system nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konsisten dan berulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan (Agus Arijanto, 2011).
C. Sensitivitas Etika Kemampuan seseorang profesional untuk berprilaku etis sangat dipengaruhi oleh sensitivitas individu tersebut terhadap etika.Faktor yang penting dalam menilai perilaku etis adalah adanya kesadaran para individu bahwa mereka adalah agen moral. Penelitian dalam akuntansi difokuskan pada etika akuntan dalam hal kemampuan pengambilan keputusan dan perilaku etis. Jika auditor tidak mengakui sifat dasar etika dalam keputusan, skema moralnya tidak akan mengarah pada masalah etika tersebut (Jones,1991). Jadi kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari sebuah keputusan merupakan sensitivitas etika (ethical sensitivity) (Aziza dan Agus Salim, 2007). D. Orientasi Etika Salim dan salim (1991) dalamAndini (2008), mendefinisikan orientasi sebagai dasar pemikiran untuk menentukan sikap, arah dan sebagainya secara tepat dan benar.Cohen et al (1980) dalam Khomsiyah dan Indiantoro (1998) berpendapat,
66
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012
orientasi etis merupakan setiap tindakan individu pertama-tama ditentukan oleh kebutuhannya. Kebutuhannya tersebut setelah berinteraksi dengan pengalamanpengalaman pribadi dan sistem nilai individu, akan menentukan harapanharapan atau tujuan-tujuan dalam setiap perilakunya sebelum menentukan tindakan apa yang harus dilakukan.
E. Komitmen Professional Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut (Larkin, 1990), Wibowo (1996), dalamAlwi dan Guntur (2005)mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman internal auditor dengan komitmen profesionalisme, lama bekerja hanya mempengaruhi pandangan profesionalisme, hubungan dengan sesama profesi, keyakinan terhadap peraturan profesi dan pengabdian pada profesi. Hal ini disebabkan bahwa semenjak awal tenaga profesional telah dididik untuk menjalankan tugas-tugas yang kompleks secara independen dan memecahkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas dengan menggunakan keahlian dan dedikasi mereka secara profesional (Scwartz, 1996). F. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang
karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi itu. Komitmen organisasi juga merupakan nilai personal ,yang kadang-kadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan. Sering kali, komitmen organisasi diartikan secara individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang tersebut pada organisasi tersebut. Mengingat pentingnya komitmen tersebut, banyak perusahaan berusaha untuk menciptakan kondisi perusahaan sedemikian rupa agar dapat menghasilkan loyalitas karyawan dengan cara antara lain: 1. Memberikan kompensasi (upah, gaji, dan tunjangan) yang menarik atau bahkan kompetitif bila dibandingkan dengan perushaan lain. 2. Membuat kondisi kerja yang nyaman dan menyediakan fasilitas kerja yang baik. 3. Memberikan tugas atau pekerjaan yang menantang dan menarik. 4. Mempraktikan manajemen terbuka (open manajement) dan manajemen partisipatif. 5. Memerhatikan persoalan yang dianggap penting oleh karyawan dan menjaga keadilan perlakuan terhadap karyawan dalam perusahaan.
Pengaruh Idealisme, Relativisme, Komitmen Profesional dan... (Putri & Eny Wahyuningsih)
G. Penelitian-penelitian terdahulu Tabel II.3 Daftar Penelitian Terdahulu No
Peneliti
2
Marwanto (2007)
Pengaruh pemikiran moral,tingkat idealisme,tingkat relativisme dan locus of control terhadap sensitivitas,pertimbangan motivasi dan karakter mahasiswa akuntansi (Studi Eksperimen Pada Politeknik Negeri Samarinda)
3
Nurna Aziza, dan Andi Agus Salim (2007)
Pengaruh orientasi etika pada komitmen dan sensitivitas etika auditor (Studi Empiris pada Auditor di Bengkulu dan Sumatera Selatan)
4
Benny (2008)
Pengaruh pengalaman,komitmen profesional dan komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika Auditor di Kantor Akuntan Publik Di Sumatra
1
Syaikhul Falah (2006)
Judul
Pengaruh budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap sensitivitas etika (Studi Empiris Tentang Pemeriksaan Internaldi Bawasda Pemda Papua)
Hasil Temuan
1. Budaya etis organisasi berpengaruh Positif dengan idealisme 2. Budaya etis organisasi tidak mempengaruhi relativisme. 3. Relativisme berpengaruh negatif terhadap sensitivitas etika, 4. Idealisme tidak mempengaruhi sensitivitas etika.
1. Pemikiran moral, tingkat idealisme, tingkat relativisme dan umur berpengaruh signifikan terhadap senstivitas moral mahasiswa D3 akuntansi. 2. LoC, Jenis kelamin, dan indeks prestasi kumulatif tidak berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas moral mahasiswa akuntansi. 1. Orientasi etika auditor berpengaruh pada komitmen (profesional dan organisasional). 2. Terdapat pengaruh antara orientasi etika dengan sensitivitas etika 3. Komitmen profesional dan komitmen organisasional tidak berpengaruh secara signifikan dengan sensitivitas etika 1. Pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor 2. Komitmen professional berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor dan 3. Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas organisasi.
67
68
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012
H. Kerangka Pemikiran Teoritis Sensitivitas etika auditor sangat penting dalam hal pengambilan keputusan bagi berbagai pihak , selain itu untuk menghindari atau mencegah terjadinya pelanggaran atau penyimpangan maka diperlukan seseorang yang bisa sensitif dalam menghadapi berbagai masalah etika. Sensitivitas etika dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya idealisme, relativisme, Komitmen profesional yang dibentuk oleh komitmen pada profesi dan komitmen organisasi yang terbentuk oleh komitmen pada organisasi. Dari uraian di atas dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai acuan dalam penelitian ini, yang dapat dilihat pada model penelitian di bawah ini :
GAMBAR II.1 Model penelitian
I. Hipotesis H1 : Idealisme berpengaruh signifikan terhadap Sensitivitas Etika auditor H2 : Relativisme berpengaruh signifikanterhadap Sensitivitas Etikaauditor H3 : Komitmen professional berpengaruh signifikan terhadap Sensitivitas Etika auditor H4 : Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap Sensitivitas Etika auditor H5 : Idealisme, relativisme,Komitmen Profesional dan Komitmen Organisasiberpengaruh signifikan terhadap Sensitivitas Etika auditor
METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor BPKP Kantor Perwakilan Wilayah Provinsi Riau yang berjumlah 100 orang auditor. Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode nonprobality sampling dengan
teknik sampling aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan itu cocok sebagai sumber data, dalam Sugiyono (1999 :77). Untuk mendapatkan sampel minimum dipergunakan rumus Yamane dengan
Pengaruh Idealisme, Relativisme, Komitmen Profesional dan... (Putri & Eny Wahyuningsih)
rumus sebagai berikut : n = N Nd2 + 1 = 50
Keterangan : n = jumlah sampel N = ukuran populasi D = tingkat presisi yang ditetapkan/ diinginkan 1 = angka konstanta
Dari rumus tersebut maka jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 50 sampel dengan tingkat presisi yang ditetapkan atau diinginkan 10 % dalam abrar, (2004). Berikut ini tabel auditor yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
B. Operasionalisasi Variabel Menurut Nazir (2003 : 123 ) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai. Setelah menentukan berbagai konsep dan teori tertentu peneliti perlu menentukan variabel penelitian dan selanjutnya merumuskan hipotesis berdasarkan hubungan antar variabel. a. Variabel Independent Variabel independen dalam bahasa indonesia sering disebut variabel bebas. variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen atau terikat (sugiyono,1999:33). Adapun variabel independen dalam penelitian ini yaitu:
69
1. Idealisme Orientasi etika dipersepsikan oleh idealisme dan relativisme, adapun idealisme adalah kepercayaan individual untuk tetap tidak melanggar etikamoral (termasuk etika profesional)variabel ini disimbolkan menjadi (X1). Idealisme diukur dengan menggunakan 10 item yang dikembangkan Forsyth (1980) dan telah digunakan peneliti terdahulu yaitu Syaikhul Falah (2006),Setiap item pertanyaan merupakan sikap idealisme seseorang terhadap nilai-nilai moral. Skala Likert 1 sampai 5 digunakan untuk
menunjukkan nilai respon dari kriteria sifat-sifat idealisme ( Nilai 1= sangat tidak setuju, nilai 2 = tidak setuju, nilai 3 = ragu-ragu, nilai 4 = setuju dan nilai 5 = sangat setuju). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi idealisme seseorang.
2. Relativisme Relativisme adalah kepercayaan individual untuk dapat menolak moral dalam perilakunya. Dan relativisme diukur dengan menggunakan 10 item yang dikembangkan Forsyth (1980) dan telah digunakan peneliti terdahulu yaitu Syaikhul Falah (2006), 10 item pertanyaan yang merupakan sikap relativisme seseorang terhadap nilai-nilai moral. Skala Likert 1
70
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012
sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sifat-sifat relativisme (Nilai 1 = sangat tidak setuju, nilai 2 = tidak setuju, nilai 3 = ragu-ragu, nilai 4 = setuju dan nilai 5 = sangat setuju). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi relativisme seseorang. 3. Komitmen profesional Komitmen profesional yaitu tingkat loyalitas individu pada profesi seperti yang dipersepsikan oleh individu. Variabel ini disimbolkan menjadi (X2). Komitmen profesional diukur dengan 14 item pertanyaan digunakan dengan skala Aranya et al., (1981) yang digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu Benny (2007) menunjukan sikap komitmen profesional seseorang terhadap nilai moral. Dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 menunjukkan nilai respon dari kriteria sifat-sifat profesional seseorang (Nilai 1=sangat tidak setuju,nilai 2 = tidak setuju,nilai 3 = ragu-ragu, nilai 4 = setuju dan nilai 5 = sangat setuju). Semakin tinggi nilai skala semakin tinggi komitmen profesional seseorang.
4. Komitmen organisasi Komitmen organisasi yaitu kekuatan individu untuk tetap menjadi anggota organisasi yang ditunjukkan dengan kerja kerasnya. Variabel ini disimbolkan menjadi (X3). Komitmen organisasi diukur dengan skala Aranya dan Ferris (1984) yang digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu Benny (2007), dengan menggunakan 10 item pertanyaan yang menunjukan sikap Komitmen organisasi seseorang terhadap nilai moral. Dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 menunjukkan nilai respon dari kriteria sifat-sifat organisasional seseorang (Nilai 1=sangat tidak setuju, nilai 2 = tidak setuju, nilai 3 = ragu-ragu,nilai 4 = setuju dan nilai 5 = sangat setuju). Semakin
tinggi nilai skala semakin tinggi komitmen organisasi seseorang.
b. Variabel Dependent Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indrianto dan Supomo,2002:63). Variabel dependen dapat juga disebut variabel yang diduga sebagai akibat (preseumed effect variabel) atau variabel konsekuensi ,dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah sensitivitas etika yang artinya adalah kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika pada situasi profesional auditor. Ditentukan sebagai variabel yang bersimbol ( Y ). Sensitivitas etika diukur dengan memodifikasi skenario sensitivitas etika Shaub (1993) yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu SyaikfulFalah (2006) yaitu: kegagalan akuntan dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang diminta, penggunaan jam kantor untuk kepentingan pribadi, subordinasi judgment akuntan dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip akuntansi, pada skala Likert 1 sampai 5 digunakan untuk menunjukkan nilai respon dari kriteria sensitivitas (Nilai 1 =sangat tidak setuju, nilai 2 = tidak setuju,nilai 3 = ragu-ragu,niai 4 = setuju dan nilai 5 = sangat setuju ). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi sensitivitas etika. C. Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data subyek. Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini,sikap,pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian. Sumber data yang digunakan data primer yang adalah data yang
Pengaruh Idealisme, Relativisme, Komitmen Profesional dan... (Putri & Eny Wahyuningsih)
diperoleh secara langsung dari sumber asli. Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada auditor di Perrwakilan BPKP Provinsi Riau. Kuisioner ini digunakan untuk mengukur pengaruh orientasi etika, komitmen profesional, komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika. D. Metode Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan metode survei dimana peneliti mengantarkan langsung kuesioner yang dibuat dalam bentuk pertanyaan dan disertai surat permohonan pengisian kuisioner kepada Auditor di Perwakilan BPKPProvinsi Riau. Dan pengembalian kuisioner akan diambil peneliti sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
E. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif adalah yang berbentuk uraian dari hasil penelitian yang didukung oleh teori dan data yang telah ditabulasi kemudian diikhtisarkan. Analisis ini umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan demografi responden. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi penelitian ini berupa ukuran frekuensi yang menunjukan nilai distribusi data penelitian yang memiliki kesamaan kategori. Frekuensi suatu distibusi data penelitian dinyatakan dengan ukuran absolut (f) atau proporsi (%). Alat analisis data ini dapat menggunakan tabel distribusi frekuensi. F. Analisis Data Analisa data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian. Tujuan dari analisi data
71
adalah mendapatkan informasi relevan yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan masalah. Penganalisaan data yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Package for sosial Science) versi 17.0 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: G. Uji Kualitas Data Uji kualitas data tergantung dari kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Artinya suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliable dan kurang valid. Sedangkan kualitas data penelitian ditentukan oleh kulitas instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data. Untuk mengukur kualitas data ada dua konsep yaitu terdiri dari pengujian validitas dan reliabilitas data.
a. Ujivaliditas ( ketepatan ) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut. Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah apabila koofisien korelasi r kurang dari nilai r dengan tingkat signifikansi 5 persen berarti butir pertanyaan tersebut tidak valid ( Ghozali,2001 : 135).
b. Uji Reliabilitas (konsisten) Data dikatakan reliable apabila memberikan hasil yang konsisten dan stabil dari waktu kewaktu. Indikator untuk uji reliabitas adalah Cronbach Alpha, apabila nilai Cronbach Alpha>0,6 menunjukkan instrumen yang digunakan reliabel (Ghozali, 2001 : 132-133).
72
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012
H. Analisis Regresi Linear Berganda Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode regresi linear berganda, dengan alasan penggunaan variabel independen yang lebih dari satu dalam penelitian ini. Analisis regresi berganda ini diolah dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. Analisis regresi linear berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan memasukkan tiga buah variabel independen yang terdiri atas orientasi etika,komitmen profesional dan komitmen organisasi dan variabel dependen terdiri atas sensitivitas etika auditor. Secara umum formulasi dari regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut: Y = a +b1X1 + b2X2 + b3X3+ e
Keterangan: Y : sensitivitas etika a : Nilai intercept/constant b1b2b3 : Koefisien X1 : Orientasi etika X2 : Komitmen profesional X3 : Komitmen organisasional e : Tingkat kesalahan pengganggu (error term)
Koefisien determinasi (R²) adalah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunujukan variasi nilai variabel independen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.
I. Uji Hipotesis Untuk Pengujian hipotesis dilakukan baik secara parsial (uji t) maupun secara serentak (uji F). Uji statistik t juga digunakan untuk menguji apakah variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y), dengan level of significant = 5%.Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji
statistik F untuk menguji apakah variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y), dengan taraf keyakinan 95% dan α = 5%. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas dengan tingkat signifikan sebesar 5% ( 0,05)yaitu: a. Jika probabilitas > 0,05,maka Ho diterima, Ha ditolak b. Jika probabilitas < 0,05 ,maka Ho ditolak, Ha diterima
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengantar langsung kuisioner ke BPKP, dimana peneliti dibantu oleh karyawan BPKP untuk menyebarkan kuisioner kepada auditor.Adapun jumlah kuisioner yang disebarkan sebanyak 50 exsemplar, dan kembali sebanyak 38 exsemplar.
2. Deskriptif data Total skor rata-rata untuk semua jawaban responden sebesar 42,78 ( artinya dari 36 responden yang mengisi kuisioner untuk variabel idealism dengan 10 item pertanyaan dirata-ratakan).Dengan standar deviasi 3,252. Ini berarti bahwa jawaban responden paling sedikit 40 dan paling tinggi 50. Sehingga disimpulkan bahwa responden memiliki sifat idealisme yang tinggi. Total skor rata-rata untuk semua responden sebesar 34,42 (artinya dari 36 responden yang mengisi kuesioner untuk variabel relativisme dengan 10 itempertanyaan dirata-ratakan) dengan standar deviasi 5,201.Ini berarti jawaban responden paling sedikit 26 dan paling tinggi 46.Sehingga responden bisa dikatakan memiliki sifat relativisme. Total skor rata-rata untuk semua responden sebesar 55,33 (artinya dari
Pengaruh Idealisme, Relativisme, Komitmen Profesional dan... (Putri & Eny Wahyuningsih)
36 responden mengisi kuisioner untuk variabel komitmen professional dengan 14 pertanyaan dirata-ratakan) dengan standar deviasi 5,914. Ini berarti jawaban responden paling sedikit 46 dan paling tinggi 70. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden memiliki sifat komitmen professional. Total skor rata-rata untuk semua responden sebesar 38.03 (artinya dari 36 responden mengisi kuisioner untuk variabel komitmen organisasi dengan 10 pertanyaan dirata-ratakan) dengan standar deviasi 5,828. Ini berarti jawaban responden paling sedikit 26 dan paling tinggi 50.Sehingga dapat dikatakan bahwa responden memiliki sifat komitmen organisasi. Total skor rata-rata untuk semua responden 13,69 (artinya dari 36 responden yang mengisi kuisioner untuk 4 pertanyaan dirata-ratakan) dengan standar deviasi 2.34. ini berarti jawaban responden paling sedikit 7 dan paling tinggi 20. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden sudah dapat memiliki tingkat sensitivitas yang baik.
3. Analisis Regresi Berganda Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode regresi linear berganda, dengan alasan dalam penelitian ini menggunakan variabel independen lebih dari satu. Analisis regresi berganda ini diolah dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.0 Berdasarkan hasil uji regresi berganda secara simultan seperti dapat dilihatpada tabel V.7 menunjukan adanya pengaruh orientasi etika (idealisme dan relativisme), komitmen profesional dan komitmen organisasi terhadap sensitivitas moral dengan nilai F hitung sebesar 4,485 dengantingkat probabilitas signifikansi 0,006 pada derajat signifikansi (α) =
73
0,05. Tetapi secara individual hasil uji regresi berganda menunjukkan hasil yang bervariasi Idealisme tidak mempengaruhi sensitivitas etika dapat dilihat dari hasil yang menunjukan angka p-value 0,320 atau lebih besar dari tingkat signifikansi (α) = 0,05, ini dikarenakan bahwa auditor pada BPKP tidak ingin merugikan orang lain walaupun sekecil apapun sehingga tidak mempengaruhi kemampuan auditor dalam mengakui ada masalah etika dalam skenario etika profesi. Hasil Ini konsisten dengan hasil penelitian Shaiful Falah (2006), namun tidak konsisten dengan penelitian Aziza dan Andi Agus Salim (2007)yang menunjukan bahwa Idealisme tinggi sedikit sekali menemukan masalah etika dalam skenario. Auditor idealistis ini akan cenderung menemukan kesalahan etika pada auditor lain tetapi merasa pihak lain akan menyalahkannya atas temuan tersebut. Auditor ini tergolong kedalam idealisme rendah yaitu penilaian didasarkan pada nilai personal dan perspektif daripada prinsip moral secara keseluruhan, dan lebih sensitiv pada masalah etika profesional namun tidak pada organisasional. Relativisme berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sensitivitas etika auditor pada BPKP, ini dapat dilihat dari hasil yang menunjukan angka p-value0,027 atau lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) = 0,05, ini dikarenakan bahwa auditor pada BPKP yang bersifat relatif akan cenderung mudah terpengaruh oleh berbagai situasi sehingga akan mempengaruhi kemampuannya dalam mengakui apakah ada masalah atika atau tidak dalam menjalankan pekerjaannya. Semakin tinggi relativisme auditor semakin menurunkan sensitivitas etika auditor dan sebaliknya. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Shaiful Falah (2006)yang menunjukan
74
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012
bahwa seseorang yang relativis cenderung untuk menolak terhadap nilai-nilai etika dalam mengarahkan perilaku etis, Nurna Aziza dan Agus Salim (2007)menemukan bahwa relativisme yang tinggi kurang menemukan masalah etika dalam skenario profesional (kurang sensitif terhadap masalah etika) hasil penelitian ini juga berhasil mendukung penelitian sebelumnya (Shaub et al.1993; Khomsiyah dan Indriantoro, 1998). Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian marwanto (2007) yang menunjukan bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat relativisme yang tinggi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kemampuan mereka dalam mentorelir persoalan-persoalan moral dalam konteks skenario etika profesional. Komitmen profesional berpengaruh positif terhadap sensitivitas etika auditor pada bpkp ini dapat dilihat dari hasil yang menunjukan angka p-value 0,003 atau lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) = 0,05, ini dikarenakan bahwa auditor pada BPKP yang memiliki komitmen profesional harus mampu menghadapi berbagai tekanan yang dapat muncul dari dalam dirinya sendiri maupun dari pihak luar/eksternal untuk menjaga nama baik profesi yang dijalaninya dimata publik. Sehingga komitmen profesi auditor akan mempengaruhi sensitivitas etika karena semakin tinggi tingkat komitmen profesinya akan semakin tinggi kemampuannya dalam memahami situasi yang dihadapinya, begitu pula sebaliknya. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Benny (2008), namun tidak konsisten dengan penelitian Aziza dan Andi Agus Salim (2007)yang menyatakan bahwa KAP dan organisasi profesi kurang membantu auditor dalam memahami atau mengakui masalah-masalah etika (seperti: kurang sering memberikan pelatihan pada auditor berkaitan dengan etika).
Komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor pada BPKP, ini dapat dilihat dari angka yang menunjukan p-value 0,639 atau lebih besar dari tingkat signifikan (α) = 0,05, ini berarti komitmen organisasi tidak mempengaruhi sensitivitas etika auditor. Hasil yang menunjukan bahwa auditor pada BPKP yang memiliki karakteristik sifat komitmen organisasi tidak mempengaruhi kemampuannya dalam mengakui masalah etika, ini kemungkinan disebabkan karena organisasi mungkin kurang membantu dalam memberikan pemahaman tentang masalah etika, karena organisasi hanyaberusaha untuk menciptakan kondisi perusahaan sedemikian rupa agar dapat menghasilkan loyalitas karyawan untuk tetap bertahan diorganisasi, sehingga tingkat komitmen organisasi auditor tidak mempengaruhi kemampuan auditor dalam mengakui masalah etika. Hasil ini konsisten dengan penelitian Nurna Aziza dan Andi Agus Salim (2007), namun tidak konsisten dengan penelitian Benny (2008). KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Relativisme dan Komitmen Profesional berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor 2. Idealisme dan komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor
B. Saran 1. Peneliti berharap agar peneliti selanjutnya lebih mengembangkan variabel independen penelitian ini, karena masih banyak lagi variabel lain yang mempengaruhi sensitivitas etika seseorang, seperti Pemikiran moral, jenis kelamin dan umur (Marwanto,2007), budaya organisasi
Pengaruh Idealisme, Relativisme, Komitmen Profesional dan... (Putri & Eny Wahyuningsih)
(Shaiful Falah,2006), pengalaman (Benny,2008) dan variabel lain yang tidak diketahui penulis. 2. Selain itu penulis ingin peneliti selanjutnya memperluas sampel penelitian karena penelitian ini hanya menggunakan sampel pada BPKP
75
saja. Untuk itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan pada instansi pajak, auditor internal, dan sampel lain selain auditor yang mengharuskan seseorang untuk memiliki sensitivitas etika untuk mengambil keputusan etis.
DAFTAR PUSTAKA Abrar. 2004. Print Out Metode Penelitian Akuntansi. Pekanbaru: Fe-Uir Press. Alwi, Guntur Ujianto. 2005. Analisis Pengaruh Komitmen Profesional dan Komitmen Organisasional terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Bank Bukopin di Yokyakarta. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Andini,prita. 2008. Pengaruh Evaluasi,Orientasi Etis dan Intensi Etis terhadap Kinerja Auditor dari sudut pandang Gender dan Psikologi Humanistik sebagai Disiplin Ilmu (studi empiris pada perguruan tinggi swasta di Jakarta). Universitas Budi Luhur, Jakarta. Arens dan Loebbecke. 1999. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat. Arijanto, Agus. 2011. Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Aziza, Andi Agus. 2007. Pengaruh orientasi etika terhadap komitmen dan sensitivitas etika auditor pada KAP di Bengkulu dan Sumatra Utara. Jurnal akuntansi & keuangan: 1-20. Benny. 2008. Analisis pengaruh Pengalaman ,Komitmen Professional, dan Komitmen Organisasi terhadap Sensitivitas Etika Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Sumatra. Pekanbaru: Universitas Riau. Budisusetyo, Basuki dan Hendaryatno. 2005. Internal Auditor dan Dilema Etika. Jurnal Ventura : 1-36. Cahyasumirat,Gunawan. 2006. Pengaruh professionalism dan komitmen organisasi terhadap kinerja internal auditor ,kepuasan kerja sebagai variable intervening(studi empiris pada internal auditor PT. Bank ABC). Semarang: Univesitas Diponegoro. Falah, syaikful. 2006. Pengaruh Budaya Etis Organisasi Dan Orientasi Etika Terhadap Sensitivitas Etika (Studi Empiris Tentang Pemeriksaan Internaldi Bawasda Pemda Papua). Semarang: Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ikhsan, dan muhammad Ishak. 2005. Akuntansi keperilaku. Yokyakarta: Salemba empat. Indriantoro, Nur, Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: PT BPFE. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Marwanto. 2007. Pengaruh Pemikiran Moral, Tingkat Idealisme, Tingkat Relativisme dan Locus of Control Terhadap Sensitivitas, Pertimbangan, Motivasi Dan Karakter Mahasiswa Akuntansi. Semarang: Universitas diponegoro.
76
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012
Nazir. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rianto,Arvita. 2008. Analisis Sensitivitas Etis Mahasiswa Akuntansi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Yokyakarta: Universitas Islam Indonesia. Santoso, singgih. 2008. SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: elex media kompotindo. Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yokyakarta: Andi. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfeta. Institut Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. http://www.bpkp.go.id http://pusdiklatwas.bpkp.go.id
Pengaruh Idealisme, Relativisme, Komitmen Profesional dan... (Putri & Eny Wahyuningsih)
77
78
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012