PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
SKRIPSI Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Di Susun Oleh : Rachmat Hidayat Sumawi Budi 106082002661
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
SKRIPSI Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Di Susun Oleh : Rachmat Hidayat Sumawi Budi 106082002661
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI Nama Lengkap : Rachmat Hidayat Sumawi Budi Nama Panggilan : Diki Baik Tempat/Tgl Lahir : Cirebon, 14 Juli 1988 Agama : Islam Alamat : Perumahan Pondok Benda Indah Pamulang Blok B1/12 Rt 02/ Rw 15 No. Hp : 021-95804530 Email :
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL 1. 2. 3. 4. 5. 6.
TK. Avia Puri SD N Pondok Benda I SMP N 2 Pamulang SMA N 2 Ciputat D2 Komunikasi + Yayasan Al-Kharim S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL 2006-2007
Kursus Bahasa Inggris IEC Ciputat
i
Tahun 1994 Tahun 2000 Tahun 2003 Tahun 2006 Tahun 2010 Tahun 2010
PENGALAMAN ORGANISASI/BEKERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
ERIODAN LDK KOMDA Saturday Meeting Club IEC-Ciputat BEM Jurusan Akuntansi Karangtaruna Pondok Benda Indah BNI-life
Ketua Div. Dana usaha Public Relation Ketua. Biro Bisnis dan Usaha Sekertaris Finance Consultant
ii
2005 2007 2008 2009 2009 2009
EFFECT OF COMMITMENT PROFESSIONAL AND WORK EXPERIENCE TOWARD ETHICAL DILEMMA OF INTERNAL AUDITORS IN ETHICAL DECISION MAKING
ABSTRACT
Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Effect of Commitment professional and Work Experience Toward Ethical Dilemma of Internal Auditors in Ethical Decision Making. Thesis Strata One (S1) of Accounting Department of Economics and business Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2010. This study aims to test the effect of Commitment Professional and Work Experience toward Dilemmas ethical of internal auditors in the Ethical Decision making with using multiple linear regression. The sample in this study amounted to 82 internal auditor as respondents who work in DKI Jakarta area. Sampling method that used is convenience sampling. The collection of data using the primary data that is taken directly from the respondents with the questionnaire technique. The results obtained in the partial test is that professional commitment has a significant influence on ethical dilemmas and ethical decision making as well as work experience variables also have significant influence on the variables of ethical dilemmas in ethical decision making. So that the independent variables simultaneously influence the ethical dilemmas in ethical decision making as the dependent variable. Keywords: professional commitment, work experience, ethical dilemmas in ethical decision making.
iii
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
ABSTRAK
Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis. Skripsi Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan keputusan Etis dengan menggunakan regresi linear berganda. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 82 responden internal auditor yang bekerja di perusahaanperusahaan wilayah DKI Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu diambil langsung dari responden dengan tekhnik kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh dalam pengujian secara parsial adalah bahwa komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis dan begitu juga dengan variabel pengalaman kerja juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis sebagai variabel dependen. Kata Kunci: Komitmen profesional, pengalaman kerja, dilemma etika dalam pengambilan keputusan etis.
iv
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, kepadanya kita memohon pertolongan dan pengampunan serta kita berlindung dari keburukan dan kejahatan diri kita. Semoga kita selalu mendapat hidayah-Nya, sehingga kita tergolong orangorang yang berada dalam keridhoaan-Nya. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan ALLAH, sekutu baginya yang maha pengasih lagi maha penyayang dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasulullah. Sholawat dan salam teriring untuknya semoga kita semua akan mendapat syafa’at-Nya. Skripsi yang telah penulis selesaikan merupakan salah satu dari banyak nikmat yang ALLAH SWT berikan. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang selalu memberikan cahaya terang senantiasa banyak hangat ruang kasih yang engkau beri dari setiap doa, kepingan rizki dan harapan, serta Annisa Ayu adinda tercinta tetap semangat dalam menjalankan kuliah target lulus di UPN kamu harus 3,5 tahun masa tenggang 4 tahun harus sudah sarjana. 2. Eyang Jhon Disman, terima kasih atas setiap nasihat dan opini yang eyang berikan. 3. Bapak Dr. Yahya Hamja. MM, selaku dosen pembimbing I terima kasih banyak atas kemudahan, bimbingan dan motivasi yang telah banyak diberikan kepada penulis. 4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M,Si, selaku dosen pembimbing II terima kasih banyak atas bantuan semangat, bimbingan, meminjamkan buku panduan SPSS, tawa canda disela bimbingan yang membuat penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA, selaku dosen dan penguji skripsi terima kasih telah memberikan ilmu objektifitas serta motivasi yang membangun. 6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak, selaku dosen dan penguji serta teman curhat di waktu senggang yang telah memberikan banyak motivasi, siraman rohani dan ilmu tata kelola dream maping.
v
7. Kak. Taufik Hidayat, selaku asdos dan teman yang telah memberikan motivasi dan cambukan perjuangan untuk tetap semangat ketika penulis dirundung kesulitan. 8. Bapak Firaun Maulana, selaku guru besar Al-Kahfi Al-Khariem terima kasih banyak telah banyak membantu dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan yang Bapak pimpin. 9. Bapak Tubagus Wahyudi, selaku guru besar yang telah banyak memberikan ilmu komunikasi, terima kasih atas motivasinya. 10. Seluruh mahasiswa ALKAHFI khususnya mahir terima kasih dan tetap kompak. 11. Risthy Prapanca Wisudani Apriliani, Arief Fahruri, Siti Nur Alqiah, Asep Saiful Bahri dan Yayat Hidayatullah terima kasih atas bantuan yang selama ini penulis rasakan hingga kini. Terima kasih untuk seluruh pihak-pihak yang namanya tidak tertulis atau tidak mau disebutkan, penulis banyak terima kasih dan mohon maaf lahir batin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan penulis miliki masih terbatas, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan serta tanggapan yang membangun guna terciptanya skripsi yang baik dan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Hormat saya,
Penulis
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ i ABSTRACT .............................................................................................. iii KATA PENGANTAR .............................................................................. v DAFTAR ISI ............................................................................................. vii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1 B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit ............................................................................................... 9 1. Pengertian Audit ........................................................................ 9 2. Jenis-Jenis Audit ........................................................................ 11 3. Jenis-Jenis Auditor ..................................................................... 13 B. Audit internal ................................................................................... 14 1. Pengertian Audit Inernal ............................................................. 14 2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit internal .............................. 19
vii
3. Profesi Audit Internal .................................................................. 25 4. Peranan Audit internal ................................................................ 26 C. Komitmen Profesional ..................................................................... 27 1. Pengertian Komitmen ................................................................ 27 2. Pengertian Profesional ............................................................... 28 3. Auditor internal yang Profesional ............................................. 29 4. Kode Etik Profesional ............................................................... 41 D. Pengalaman Kerja Auditor .............................................................. 44 E. Pengambilan Keputusan etis ........................................................... 45 F. Dilema Etika ..................................................................................... 47 G. Penelitian terdahulu .......................................................................... 49 H. Keterkaitan Setiap Variabel .............................................................. 54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 56 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 56 C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 57 1. Sumber Data ............................................................................. 57 2. Pengumpulan Data ..................................................................... 57 D. Metode Analisis Data ....................................................................... 57 1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 58 2. Uji Kualitas Data ........................................................................ 58
viii
a. Uji Validitas ......................................................................... 58 b. Uji reliabilitas .......................................................................58 3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 59 a. Uji Multi Kolinearitas .......................................................... 59 b. Uji Heterokedastisitas ......................................................... 59 c. Uji Normalitas .................................................................... 59 4. Uji Hipotesis .............................................................................. 60 a. Analisis koefisien Determinasi ........................................... 60 b. Uji Hipotesis ........................................................................ 61 1) Uji t ................................................................................. 61 2) Uji F ................................................................................ 61 E. Definisi Operasional variabel dan Pengukurannya ......................
62
1. Variabel Dependen ...................................................................... 62 2. Variabel Independen ................................................................... 64 a. Komitmen Profesional ......................................................... 64 b. Pengalaman kerja ................................................................. 65
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 69 1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 69 2. Karakteristik Responden ............................................................. 71 B. Hasil Analisis dan Pembahasan ........................................................ 74
ix
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 74 2. Uji Kualitas Data ....................................................................... 75 a. Uji Validitas........................................................................... 75 b. Uji Reliabilitas ....................................................................... 77 3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 79 a. Uji Multikolinearitas ........................................................... 79 b. Uji Heterokedastisitas .......................................................... 79 c. Uji Normalitas ..................................................................... 81 4. Uji Hipotesis ............................................................................ 82 a. Uji Koefisien Determinasi ..................................................
83
b. Uji Hipotesis Dalam Penelitian ........................................... 84 1) Uji t ................................................................................ 84 a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1) ............................. 84 b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2) ................................. 85 2) Uji F .................................................................................85 C. Pembahasan .......................................................................................86 1. Pengaruh komitmen Profesional Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis ..... 86 2. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis .......................................... 87
x
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 89 B. Implikasi .......................................................................................... 89 C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………… 90 D. Saran ................................................................................................. . 91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .. 92 LAMPIRAN ............................................................................................... ... 97
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Tabel Penelitian Terdahulu……………………………………..
50
3.1
Operasional Variabel Penelitian..................................................
66
4.1
Data Distribusi Sampel Penelitan...............................................
69
4.2
Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner.....................
71
4.3
Deskripsi Responden...................................................................
71
4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif.......................................................
74
4.5
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional.................................
75
4.6
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja........................................
76
4.7
Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis............................................................................
76
4.8
Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional...........................
78
4.9
Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja....................................
78
4.10 Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis...........................................................................
78
4.11
Hasil Uji Multikolinearitas........................................................
79
4.12
Koefisien Determinasi...............................................................
83
4.13
Hasil Uji t....................................................................................
84
4.14
Hasil Uji F..................................................................................
86
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran.........................................................
55
4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot...........................
80
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot......................
82
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I SURAT RISET..................................................................... 97 LAMPIRAN II KUESIONER....................................................................... 108 LAMPIRAN III SKOR JAWABAN............................................................. 116 LAMPIRAN IV HASIL UJI KUALITAS DATA......................................... 129 LAMPIRAN V HASIL UJI ASUMSI KLASIK........................................... 141 LAMPIRAN VI HASIL UJI HIPOTESIS..................................................... 144
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Sorotan masyarakat terhadap profesi akuntan sangatlah besar sebagai dampak beberapa skandal perusahaan besar didunia seperti Enron dan World Com yang melibatkan para akuntan (Koran Tempo, 2002). Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi (Christiawan, 2002). Kualitas audit didefinisikan sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi maupun sistem manajemen klien yang diaudit dan melaporkannya, yang dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik (Elfarini, 2007). Probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Auditor seringkali dihadapkan pada situasi adanya dilema yang menyebabkan dan memungkinkan auditor tidak dapat independen. Auditor diminta untuk tetap independen dari klien, tetapi pada saat yang sama kebutuhan mereka tergantung kepada klien karena fee yang diterimanya, sehingga sering kali auditor berada dalam sitausi dilematis. Hal ini akan berlanjut jika hasil temuan auditor tidak sesuai dengan harapan klien, sehingga menimbulkan konflik 1
audit (Tsui, 1996; Tsui dan Gul, 1996). Konflik audit ini akan berkembang menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang bertentangan dengan independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi atau tekanan di sisi lainnya (Windsor dan Askhanasy, 1995). Perspektif dari sudut psikologi mengenai independensi auditor ini mengemukakan bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil dan pendekatan-pendekatan profesi auditing yang ada sekarang ini adalah naïf dan tidak realistis (Bazerman, Loewenstein dan Moore, 2002). Kerangka audit yang ada mengimplikasikan tujuan independensi adalah mencoba menghilangkan bias oleh auditor sehingga dapat mencapai obyektifitas, padahal auditor menurut mereka berdasarkan posisi pekerjaan dalam hubungannya dengan klien tidak mungkin luput dari bias yang tidak disadari (unconscious bias). Kesimpulan Bazerman, et al. yang provokatif ini mengundang tanggapan dari beberapa pihak. Salah satu argument yang menanggapi adalah King (2002) yang menyatakan kesimpulan Bazerman, et al. itu sebagai terlalu prematur dengan beberapa alasan. King (2002) mengemukakan ada dua alasan, pertama eksperimeneksperimen yang menjadi dasar kesimpulan mereka tidak berkaitan dengan setting pekerjaan auditor dan kedua, peneliti tidak memperhitungkan ikatan-ikatan psikologis yang dibentuk dari keanggotaan kelompok yang dapat mengurangi self-serfing bias. Selain dua hal itu dapat dikemukakan alasan ketiga bahwa argument Bazerman, et al. tidak memperhitungkan faktor-faktor pengurang
2
(mitiguating factors) yang dapat bertindak mengurangi bias (debiasing) yang ada pada lingkungan audit. Auditor secara sosial juga bertanggung jawab kepada masyarakat dan profesinya dari pada mengutamakan kepentingan dan pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis semata. Situasi seperti ini sangat sering dihadapi oleh seorang auditor. Auditor seringkali dihadapkan kepada situasi dilema etika dalam pengambilan keputusannya (Tsui dan Gul, 1996). Menurut Nasution (2003) Auditor internal adalah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing dan auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang dijalankan didalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian internal organisasi. Kualitas auditing internal yang akan dijalankan berhubungan dengan kompetensi dan obyektivitas dari staf internal auditor organisasi tersebut. Oleh sebab itu, internal auditor senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk kompleks. Dengan demikian internal auditing muncul sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang memanfaatkan metode dan tekhnik dasar dari penilaian. Sebagai pekerja, internal auditor mendapatkan penghasilan dari organisasi dimana dia bekerja, hal ini berarti internal auditor sangat tergantung kepada organisasinya sebagai pemberi kerja. Dilain pihak internal auditor dituntut untuk tetap independen sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada publik dan profesinya. Disini konflik audit muncul ketika auditor internal menjalankan aktivitas auditing internal. Internal 3
auditor sebagai pekerja didalam organisasi yang diauditnya akan menjumpai masalah ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin tidak menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau obyek audit yang dilakukannya. Ketika manajemen atau subyek audit menawarkan sebuah imbalan atau tekanan kepada internal auditor untuk menghasilkan laporan audit yang diinginkan oleh manajemen maka menjadi dilema etika. Untuk itu auditor dihadapkan pada pilihan-pilihan keputusan yang terkait dengan hal-hal keputusan etis dan tidak etis. Keputusan etis (etichal decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas. Internal auditor sebagai karyawan mempunyai tanggung jawab kepada organisasi dimana dia bekerja, tetapi sebagai seorang akuntan profesional dia harus bertanggung jawab kepada profesinya kepada masyarakat dan dirinya sendiri untuk berkelakuan etis yang baik. Kemampuan internal auditor untuk membuat keputusan yang akan diambil ketika menghadapi situasi dilema etika akan sangat bergantung pada berbagai hal, karena keputusan yang diambil oleh internal auditor juga akan banyak berpengaruh kepada organisasi dan konsisten dimana dia berada karena auditor internal merupakan salah satu perwakilan dari profesi berpengetahuan intensif yang kinerja dan efektivitas sangat bergantung dari prilaku mereka sendiri (Bik, 2010). Internal auditor secara terus menerus dihadapkan pada situasi dilema etika yang melibatkan pilihan-pilihan antara nilai-nilai yang saling bertentangan. Manajemen dapat mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh
4
internal auditor. Manajemen dapat menekan internal auditor untuk melanggar standar pemeriksaan, tetapi internal auditor juga terikat pada etika profesi dan mempunyai tanggung jawab sosial, maka auditor berada dalam situasi yang dilematis. Memenuhi tuntutan manajemen berarti melanggar standar dan etika profesi, namun dilain pihak jika tidak memenuhi tuntutan tersebut kemungkinan dapat menghasilkan sanksi atas diri internal auditor. Faktor determinan penting dalam perilaku pengambilan keputusan etis adalah faktor-faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pembuat keputusan dan variabel-variabel yang merupakan hasil dari proses sosialisasi dan pengembangan masing-masing individu (paolillo dan Vittel, 2002). Faktor-faktor individual tersebut meliputi variabel-variabel yang merupakan ciri pembawaan sejak lahir (gender, umur, kebangsaan dan sebagainya). Sedangkan faktor-faktor lainnya adalah faktor organisasi, lingkungan kerja, profesi dan sebagainya. Sebagian besar studi yang pernah dilakukan dalam rangka mengevaluasi kualitas audit, selalu membuat kesimpulan dari sudut pandang auditor (Widagdo, Lesmana dan Irwandi, 2002). Kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka (Nugrahaningsih, 2005). Auditor internal dalam pengambilan keputusan
5
etis diharapkan obyektif dan tetap independen sehingga komitmen profesionalnya dapat dibuktikan dan tidak goyah ketika dihadapkan pada hal yang dilematis terhadap etika. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, Basuki dan Hendaryatno (2005) dengan Jenny Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat perbedaan hasil dalam pengukuran pengalaman kerja. Menurut Budi, et al. (2005) bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis, lalu menurut Jenny Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman kerja internal auditor terhadap faktor dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Karena perbedaan dari kedua penelitian sebelumnya ini, penulis tertarik untuk menguji pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis internal auditor. Selain itu untuk mengetahui bagaimana auditor internal melakukan keputusan etis ketika dihadapkan situasi dilema etika. Karena alasan ini penulis memilih judul skripsi “Pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah ditemukan, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah:
6
1. Apakah komitmen profesional auditor berpengaruh terhadap dilema etika auditor dalam pengambilan keputusan etis? 2. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap dilema etika auditor dalam pengambilan keputusan etis?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris sebagai berikut: a. Untuk menganalisis tingkat pengaruh komitmen profesional internal auditor terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. b. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. 2. Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan manfaat antara lain: a. Bagi perusahaan Memberikan informasi bahwa auditor internal yang memiliki ruang lingkup sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya ketika dihadapkan dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang mempertaruhkan komitmen profesionalnya dan pengalaman kerjanya.
7
b. Bagi auditor berupa informasi yang dapat digunakan sebagai motivasi bagi para auditor internal untuk dapat lebih tangguh dalam mengembangkan tugasnya serta dapat memperbaiki keadaan profesinya ketika dihadapkan pada situasi dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. c. Bagi penulis Sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan khususnya pada topik yang diteliti mengenai pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga dapat memperoleh gambaran antara fakta dilapangan dengan permasalahan tersebut.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit 1. Pengertian Audit Audit diterjemahkan sebagai istilah dari pemeriksaan. Pada dasarnya pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit yaitu sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan
kriteria
yang telah
ditetapkan
atau
kriteria teoritis.
Serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang sudah digariskan. Hal ini sesuai dengan apa yang tercermin dari pernyataan Mulyadi (2009:9) yang mendefinisikan auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) mendefinisikan auditing adalah sebagai berikut: 9
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Halim (2008:1), definisi audit yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts) adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi buktibukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai informasi dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
10
informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik audit sebagai berikut: a. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti atau informasi. b. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian informasi. c. Adanya tingkat kesesuaian (degree of correspondence) dan kriteria tertentu (stablish criteria). d. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperisaksanya. e. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak yang berkepentingan. 2. Jenis-Jenis Audit Ada beberapa jenis audit yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009:1415) yaitu: Audit operasional (Operational audits), audit laporan keuangan (financial statement audits), dan Audit ketaatan (Compliance audit). a. Audit operasional (Operational audits) Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
11
efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhir pemeriksaan operasional biasanya diajukan saran-saran rekomendasi pada manajemen untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas operasional perusahaan. b. Audit laporan keuangan (Financial statement audits) Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan merupakan informasi terukur yang akan diferivikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu yang dalam hal ini adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum, dengan tujuan memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan. Asumsi dasar dari suatu laporan keuangan adalah bahwa laporan keuangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh kelompok yang berbeda-beda. Oleh karena itu jauh lebih efisien jika mempekerjakan satu orang auditor independen untuk melaksanakan audit dari pada membiarkan masing-masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri. c. Audit ketaatan (Compliance audits) Pemeriksaan
ketaatan
merupakan
proses
pemeriksaan
yang
mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti atas suatu prosedur atau peraturan tertulis yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Biasanya hasil atau laporan dari auditor ketaatan ini tidak dilaporkan kepada pihak tertentu dalam organisasi, biasanya pimpinan dalam organisasi.
12
3. Jenis-Jenis Auditor Menurut Arens, et al. (2009:15-16). Terdapat empat jenis auditor yang umum dikenal dalam masyarakat, yaitu: Akuntan publik (Certified accountant public firms), akuntan pemerintah (General accounting office auditors), akuntan pajak (Internal revenue agent) dan auditor internal (Internal auditors). a. Akuntan publik (Certified accountant public firms) Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor independen untuk membedakannya dengan auditor internal. Akuntan ini bertanggung jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang dipublikasikan. Dan memberikan opini atas informasi yang diauditnya. b. Akuntan pemerintah (General accounting office auditors) Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah. Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Dan laporan audit ini diserahkan kepada kongres, dalam hal ini untuk Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat. c. Akuntan pajak (Internal revenue agent) Akuntan pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pada pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup pengerjaannya adalah memeriksa apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku.
13
d. Auditor internal (Internal auditors) Auditor internal adalah bertanggung jawab pada manajemen perusahaan. Tinjauannya adalah audit terhadap setiap berbagai prosedur-prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan. Pada akhir kegiatan biasanya diajukan saran-saran rekomendasi manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan. Pada dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang audit tersebut adalah sama, yang membedakannya adalah tanggung jawab dan tingkat kebebasan yang berbeda. Dari definisi tersebut, kita mengetahui pengertian audit dalam arti luas, namun lebih menekankan pada audit yang dilakukan oleh auditor internal.
B. Audit Internal 1. Pengertian Audit Internal Menurut Moeller and Witt (1999:1) Audit internal didefinisikan sebagai berikut: “Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization”. Dari istilah yang terdapat pada definisi diatas dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut: a. Independent, mempunyai arti bebas dari pembatasan ruang lingkup dan efektivitas hasil pemeriksaan yang berupa temuan dan pendapat.
14
b. Appraisal, menyatakan keyakinan penilaian auditor internal dalam kesimpulan yang dibuatnya. c. Established, menjelaskan pengakuan perusahaan atas peranan auditor internal. d. Examine and evaluate, menyatakan bahwa kegiatan auditor internal sebagai auditor serta penilai terhadap faktor-faktor yang ditemukan dalam perusahaan. e. It’s activities, menyatakan luasnya ruang lingkup pekerjaan auditor internal yang meliputi seluruh aktivitas perusahaan. f. Service, menyatakan bahwa pelayanan terhadap manajemen merupakan hasil akhir dari pekerjaan auditor internal. g. To the organization, menyatakan bahwa ruang lingkup pelayanan auditor internal berhubungan dengan seluruh personalia perusahaan, dewan komisaris termasuk komite audit dan para pemegang saham. Auditor internal merupakan fungsi penilaian yang independen yang didirikan dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan organisasi secara menyeluruh yang bertujuan membantu dan memperbaiki kinerja semua tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab secara efektif. Aktivitas audit internal menjadi pendukung utama untuk tercapainya tujuan pengendalian internal. Ketika melaksanakan kegiatannya, auditor internal harus bersifat objektif dan kedudukannya dalam perusahaan adalah independen. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka
15
penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian audit internal, yang diantaranya definisi menurut The Institute of Internal Auditors, IIA (1995:3) adalah: “Internal audit is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization.” Yang artinya auditor internal merupakan fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan sebagai layanan pada organsiasi. Lalu definisi selanjutnya pada bulan Juni 1999, audit internal hanya merefleksikan perubahan yang terjadi dalam profesi, definisi tersebut juga mengarahkan auditor internal menuju peran yang lebih luas dan berpengaruh pada masa yang akan datang. Definisi yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors Board of Directors pada bulan Juni 1999: “Internal audit is an independent objective assurance and conceling activity design to add value and improve and organization’s operations it help an organization accomplish its objective by bringing a systematic disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management; control and governance process.” Yang artinya audit internal adalah jaminan tujuan independen dan desain konseling kegiatan untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi yang membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko, pengendalian dan
proses governance.
Pengertian audit internal menurut “Profesional Practice Framework”: 16
International standards for the professional practice of internal audit, IIA (2009) adalah suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi (consulting) yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah (to add value) serta meningkatkan (improve) kegiatan operasi organisasi. Definisi tersebut menyatakan audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Menurut Hiro Tugiman (2004:6) terdapat lima konsep kunci audit internal yaitu independen, kegiatan penilaian, diadakan dalam organisasi, pelayanan terhadap organisasi dan pengawasan yang menguji pengawas lain: a. Independen Standar menentukan bahwa para auditor seharunya tidak terikat pada kegiatan yang mereka periksa, karenannya suatu fungsi audit harus bebas dari unit-unit yang diperiksanya. Dapat dipastikan bahwa audit internal bersentuhan dengan fungsi-fungsi lain didalam organisasi. Sebagai akibatnya ia harus kehilangan kebebasannya meski bagaimana kerasnya berusaha untuk tidak tersentuh.
17
b. Kegiatan penilaian Pada hakekatnya kegiatan audit adalah penilaian. Jika para pengelola audit melakukan penilaian oleh mereka sendiri dan melaporkan hasilnya. Para auditor dapat dihubungi guna menilai mutu laporan dan menunjukan keabsahannya, lebih jauh lagi mereka bisa menilai untuk proses penilaian diri yang diikuti oleh para pengelola unit. c. Diadakan dalam organisasi Para auditor internal merupakan karyawan dari organisasi yang mereka audit. Untuk membedakan mereka dari pada auditor eksternal, mereka menambahkan kata keterangan sifat “internal”. Para auditor eksternal melaksanakan tugas auditnya seperti auditor internal namun bekerja untuk organisasi lain dalam jangka waktu tertentu. d. Pelayanan terhadap organisasi Konsep yang keempat adalah konsep yang paling penting bagi kelangsungan hidup fungsi audit internal. Kunci keberadaan audit internal adalah layanan untuk para pemakai jasa. Hanya organisasi audit internal yang menyediakan layanan, yang oleh pemakai jasa dianggap mengalami pertambahan nilai-nilai, yang akan berlangsung keberadaannya apabila ikut membantu keberhasilan unit. e. Pengawasan yang menguji pengawas lain Konsep terakhir adalah konsep yang berkisar tentang apa yang dilakukan para auditor internal. Standar mengatakan bahwa audit adalah suatu
18
pengawasan yang berfungsi menguji dan menilai efektivitas dari pengawasan lainnya, kecuali pada kasus-kasus dimana harus membedakan antara pengawasan internal terhadap seluruh kegiatan organisasi. 2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal a. Tujuan audit internal Audit internal dalam perusahaan bertujuan untuk membantu manajemen dalam menjalankan tugas untuk mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan perusahaan. Audit internal membantu manajemen dengan cara memberikan analisis yang objektif, penilaian, rekomendasi, dan pendapat mengenai kegiatan perusahaan yang diperiksanya. Tujuan audit internal yang dinyatakan The Institute of Internal Auditors Florida, USA. IIA Florida (1995:3) dan The Institute of Internal Auditors United Kingdom, IIA UK (1999:4) adalah sebagai berikut: “The objective of internal auditing is to assist member of the organization in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal auditing furnishes them with analiysis, Appraisals, recommendation, counsel, and information concerning the activities reviewed. The audit objectives include promoting effective control at a responsenable cost”. Yang artinya tujuan dari audit internal adalah membantu anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Untuk tujuan ini, melengkapi internal audit mereka dengan analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi mengenai aktivitas yang ditinjau. Tujuan audit meliputi mempromosikan kontrol yang efektif dengan biaya yang sangat memungkinkan. Dari pernyataan tersebut dapat
19
disimpulkan bahwa tujuan audit internal adalah membantu agar anggota para organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut audit internal menyajikan hasil analisis, rekomendasi, petunjuk, penilaian dan informasi yang berkaitan dengan aktivitas yang dikaji. Tujuan audit juga meliputi usaha untuk meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Zarkasy (2006) yang menyatakan bahwa tujuan pemeriksaan internal adalah memantau dan mengevaluasi efektivitas organisasi dari risiko manajemen dan sistem control serta membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Tujuan ini mencakup pula pengembangan dan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar. Konsersium Organisasi Profesi Auditor Internal dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:2) mengemukakan tentang tujuan audit internal yaitu sebagai berikut: 1) Memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja satuan audit internal maupun individu auditor internal; 2) Menjadi sarana bagi pemakai jasa dalam memahami peran, ruang lingkup, dan tujuan audit internal; 3) Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi;
20
4) Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan kegiatan audit internal yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja kegiatan operasional organisasi; 5) Menjadi acuan dalam menyusun program pendidikan dan pelatihan bagi auditor internal; 6) Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang seharusnya (International best practice). Audit internal berhubungan dengan semua tahap aktivitas perusahaan sehingga tidak hanya terbatas pada audit terhadap catatan-catatan akuntansi. Untuk mencapai tujuan tersebut, audit internal harus melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Me-review
keadaan
dan
integritas
informasi
keuangan
dan
mengoprasi dalam mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan dan melaporkan informasi tersebut. 2) Me-review sistem yang ditetapkan untuk menjamin ketaatan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan yang berpengaruh pada operasi dan pelaporan, dan dapat menentukan apakah organsiasi tersebut taat atau tidak. 3) Me-review seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan memeriksa eksistensi asset tersebut. 4) Penilaian ekonomis dan efisiensi sumber daya yang dikerjakan.
21
5) Me-review berbagai operasi atau program untuk menilai apakah hasilnya akan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan atau program tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. b. Ruang lingkup audit internal Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal Auditors Florida, USA IIA Florida (1995:29) dan The Institute of Internal Auditors United Kingdom, IIA UK (1999:23) adalah sebagai berikut: “The scope of internal auditing should encompass the examination and evaluation of the adequacy and effectiveness of the organization’s system of internal control and the quality of performance in carrying out assigned responsibilities”. Maksudnya adalah ruang lingkup audit internal harus mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem organisasi pengendalian internal dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan. Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:13) mengemukakan tentang lingkup penugasan bahwa fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan governance dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan pengevaluasian terhadap kememadaian dan efektivitas sistem pengendalian internal
22
pengendalian internal perusahaan dan kualitas kinerja berkaitan dengan tanggung jawab anggota organisasi yang bersangkutan. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan audit internal mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan agar tujuan audit internal dapat tercapai, maka kegiatan auditor internal dapat dikelompokan dalam beberapa jenis. Jenis-jenis kegiatan ini dikenal dengan nama “Element of the work”. Hal ini dikemukakan oleh Chasin, Paul dan John (1988:8-11) sebagai berikut: “The element of audit internal maybe grouped under compliance, verification, and evaluation”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Complience (Ketaatan) Kegiatan compliance berkaitan dengan ditaatinya kebijakan, peraturan, prosedur dan praktik-praktik usaha yang baik dalam bidang ini dapat digolongkan menjadi: a) Ketaatan atas prinsip akuntansi. b) Ketaatan atas kebijakan dan prosedur-prosedur perusahaan. c) Ketaatan atas peraturan-peraturan pemerintah. 2) Verification (Verifikasi) Verifikasi meliputi kegiatan melakukan kecermatan, kebenaran perhitungan aritmatika, ketelitian alokasi biaya, misalnya: perhitungan faktur penjualan, perhitunga nilai persediaan, penjumlahan jurnal dan buku
harian
serta
perhitungan
depresiasi.
Kemudian
auditor
23
menentukan apakah catatan-catatan dan laporan-laporan yang telah diverifikasi terdapat kekurangan-kekurangan. Kelemahan dalam prosedur pencatatan dan pelaporan, untuk selanjutnya diajukan saransaran perbaikan. 3) Evaluation (Penilaian) Merupakan tanggung jawab auditor internal yang paling penting dan paling sulit diukur hasilnya. Kegiatan ini meliputi penilaian terhadap prosedur, hasil yang diperoleh, analisis perkembangan (trend) saat ini, analisis dan prediksi dimasa yang akan datang serta perbaikanperbaikan yang perlu dilakukan. Oleh sebab itu auditor internal harus bertanggung jawab terhadap analisis yang dibuat serta rekomendasi yang diajukan kepada manajemen yang nantinya digunakan sebagai dasar dan pertimbangan terhadap pengambilan keputusan. Dalam melakukan penilaian, auditor internal harus menggunakan ukuran yang dapat dijadikan sebagai dasar penilaian seperti: a) Prosedur yang telah ditetapkan. b) Anggaran atau standar yang telah ditetapkan. c) Undang-undang yang berlaku. d) Peraturan daerah. e) Kebijakan yang telah ditetapkan manajemen. Jadi secara terperinci, ruang lingkup auditor internal adalah melakukan penilaian atas pengendalian internal, penilaian atas pencatatan laporan
24
perusahaan, serta penilaian atas hasil seluruh kegiatan perusahaan. Auditor internal juga harus memberikan keyakinan bahwa catatan laporan dan pelaksanaan kegiatan bagi perusahaan telah dilaksanakan dengan baik. Tujuan dan ruang lingkup audit internal sangat luas tergantung pada besar kecilnya organisasi yang besangkutan. 3. Profesi Audit Internal Teori-teori dan konsep-konsep telah menjawab, bahwa keberadaan atau alasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi, hal ini mengingat pengertian audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Menurut Sawyer, Mortimer dan James (2003:6) yaitu: “Internal auditing is a systematic, objectives appraisal by auditor internals of the diverse operations and control within an organization to determine wheter (1) Financial and operating information is accurate and reliable, (2) Risk to the enterprise are identified and minimized, (3) External regulation and acceptable internal polices and procedure are followed, (4) Satisfactory standart are met, (5) The organization’s objective are effectively achieved-all for the purpose of assisting of their responsibilities”.
25
Yang artinya audit internal adalah, sistematis tujuan penilaian oleh auditor internal dari beragam operasi dan kontrol dalam sebuah organisasi untuk menentukan keduanya, (1) Informasi keuangan dan operasi yang akurat dan dapat dipercaya, (2) Risiko untuk perusahaan diidentifikasi dan diminimalkan, (3) Peraturan eksternal dan kebijakan internal yang dapat diterima dan prosedur diikuti, (4) standar yang memuaskan terpenuhi, (5) Tujuan organisasi itu secara efektif semuanya berhasil tercapai untuk tujuan membantu dari tanggung jawab mereka. Redefinisi audit internal telah ditetapkan oleh IIA ‘Board of Directors pada bulan Juni 2009 adalah: “Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve and organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and the effectiveness of risk management control and governance processes”. Yang artinya audit internal adalah kegiatan, independen jaminan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan dan mencapai tujuan organisasi dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi efektivitas risiko pengendalian manajemen dan tata kelola proses. 4. Peranan audit internal Audit internal mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep audit internal dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan. Oleh karena itu semakin besar suatu perusahaan, maka semakin luas pula rentang
26
pengendalian yang dipikul pimpinan, sehingga manajemen harus meciptakan suatu pengendalian intern yang efektif untuk mencapai suatu pengelolaan yang optimal dengan mempertimbangkan manfaat dan biayanya. Karena keterbatasan manajemen dalam mengendalikan aktivitasnya itu, perusahaan memerlukan audit internal yang akan membantu manajemen dalam membantu apakah rencana-rencana operasi, keuangan, kebijakan dan prosedur-prosedur yang dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehingga audit internal yang dilakukan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat berdasarkan atas kebijakan dan rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya mengawasi aktivitasnya. Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit tersebut telah menjawab bahwa keberadaan atau peranan audit dalam perusahaan adalah ditujukan untuk memperbaiki kinerja. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja perusahaan maka audit menunjang kearah perbaikan kinerja secara keseluruhan (Hiro Tugiman, 2004:8).
C. Komitmen Profesional 1. Pengertian komitmen Komitmen merupakan bukan sekedar janji yang harus ditepati dan diwujudkan, tetapi didalamnya juga terkandung kesungguhan dan tanggung jawab (Fatoni, 2005). Komitmen dapat muncul dalam berbagai
27
bentuk, maksudnya arti dari komitmen menjelaskan perbedaan hubungan antara anggota organisasi dan entitas lainnya (salah satunya organisasi itu sendiri) serta melibatkan usaha untuk memisahkan diantara berbagai entitas di mana individu berkembang menjadi memiliki komitmen (Meyer, Allen dan Gellatly, 1997). Komitmen cendrung mempunyai makna bahwa melakukan perjanjian dengan diri sendiri. Jika seseorang telah membuat keputusan yang disertai dengan komitmen, maka tentunya ia akan berupaya dan berjuang untuk menjalani keputusan itu dengan sebaik-baiknya, dengan bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Karena itu jika seorang individu dalam organisasi sudah tidak memiliki komitmen, maka keadaan tersebut adalah sebuah kerugian bagi organisasi bersangkutan. 2. Pengertian profesional Pengertian profesionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:689) adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Menurut Putranti (2008) Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini juga mempengaruhi terhadap penampilan atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya. Lalu menurut Arifin (2010) Profesional, profesi dan profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan
dilakukannya
kegiatan-kegiatan
kerja
tertentu
dalam
masyarakat, berbekalan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa 28
keterpanggilan serta ikrar (fateri / profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesusahan ditengah gelapnya kehidupan. Sedangkan pengertian profesional menurut Arens, et al. (2009:78) yaitu: “Profesional means a responsible for conduct that axtended beyond statisfying individual responsibilities and beyond the requerment of our society law and regulation”. Dalam pengertian tersebut profesional merupakan tanggung jawab berperilaku yang lebih dari sekedar tanggung jawab berperilaku yang lebih dari sekedar tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang memiliki etos kerja dan keahlian khusus serta pendidikan dan keterampilan khusus dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan masyarakat dalam bekerja. Sebagai seorang yang profesional, auditor internal mengakui tanggung jawab terhadap klien dan terhadap rekan seprofesinya termasuk untuk berperilaku sekalipun ini berarti pengorbanan pribadi. 3. Auditor Internal yang Profesional Auditor internal yang profesional yaitu orang yang berpengetahuan dan berketerampilan yang harus dimiliki untuk berpraktek sebagai auditor internal. Untuk mengetahui apakah seorang auditor internal telah profesional dalam melakukan tugasnya maka perlu adanya evaluasi kinerja. Dan evaluasi kinerja auditor internal dapat dilakukan dengan cara, 29
yaitu sudahkah terpenuhinya profesionalisme auditor internal. Kriteria profesionalisme auditor internal menurut Sawyer, et al. (2003:10-11), Forum Komunikasi Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara / Badan usaha Milik Daerah (FKSPI BUMN / BUMD) dan Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA): a. Pelayanan terhadap masyarakat (Service to the public) Auditing internal menyediakan pelayanan terhadap masyarakat dalam hal meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya baik dalam perusahaan maupun organisasi. Kode etik audit internal mewajibkan anggota The Institute of Internal Auditors (IIA) untuk menghindari keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang dan ilegal. Audit internal dalam memberikan pelayanan terhadap publik harus bekerja sama dengan komite audit, dewan direksi, dan staff perusahaan lainnya. b. Pelatihan jangka panjang (Long specialized training) Auditor internal yang profesional yaitu orang-orang yang telah mengikuti pelatihan, lulus dari ujian pendidikan audit internal dan telah mendapat sertifikasi. Dapat disimpulkan bahwa auditor yang profesional harus mengikuti pelatihan profesi dalam jangka panjang agar dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkan dan selalu uptodate terhadap perkembangan audit internal untuk mengiringi semakin meningkatknya perekonomian di era globalisasi
30
ini serta untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang auditor internal yang kompeten. c. Taat pada kode etik (Subscription to a code of ethic) Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan menerima tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab yang efektif, auditor internal perlu memelihara standar prilaku yang tinggi. Kode etik bagi para auditor internal memuat standar perilaku sebagai pedoman tingkah laku yang dikhendaki dari anggota profesi secara individual. Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib menjalankan tanggung jawab profesinya dengan bijaksana, penuh martabat dan kehormatan. Pelanggaran terhadap standar perilaku yang ditetapkan
dalam
kode
etik
dapat
mengakibatkan
dicabutnya
keanggotaan auditor internal dari organisasi profesinya. d. Anggota dari organisasi profesi (Membership in an association and attendance at meetings) The Institute of Internal Auditors (IIA) merupakan asosiasi profesi auditor internal tingkat internasional yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. IIA merupakan wadah bagi para auditor internal yang mengembangkan bidang ilmu audit internal agar para anggotanya mampu bertangung jawab dan kompeten dalam menjalankan tugasnya,
31
menjunjung tinggi standar, pedoman praktik audit internal dan etika supaya anggotanya profesional dalam bidangnya. Auditor Internal di Indonesia telah terdapat berbagai nama dan sebutan organisasinya yang muncul sekitar dua-tiga dasawarsa yang lalu, antara lain: (1) The Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia Chapter; (2) Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara dan badan Usaha Milik Daerah (FKSPI, BUMN / BUMD); (3) Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPAI); (4) Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditors (DS-QIA); (5) Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII)”. e. Jurnal publikasi (Pubication of jurnal aimed at upgrading practice) The Institute of Internal Auditors (IIA) mempublikasikan jurnal tentang tekhnik auditor internal, seperti halnya buku-buku panduan, studi penelitian, monograf, presentasi audio visual, materi instruksi lainnya.
Kontribusi
pengisian jurnal publikasi adalah
dengan
menyerahkan kepada praktisi dan para ahli. Di indonesia, majalah Satuan Pengawasan Internal (SPI) pertama kali terbit pada tahun 1988 dan majalah Auditor Internal (YPIA, DS-QIA, IIA-Indonesia Chapter, FKSPI BUMN / BUMD dan PAII) terbit pertama kali pada tahun 2002.
32
f. Pengembangan profesi berkelanjutan (Examination to test entrast knowledge) Dalam setiap pengawasan, auditor internal haruslah melaksanakan tugasnya
dengan
memperhatikan
keahlian
dan
kecermatan
professional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensinya yaitu dengan pengembangan profesi yang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (2004; 10) menyatakan bahwa auditor internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensinya melalui pengembangan profesional yang berkelanjutan. g. Ujian sertifikasi (Licence by the state of certification by board) The Institute of Internal Auditors (IIA) pertama kali mengeluarkan program sertifikasi pada tahun 1974. Kandidat harus lulus pada ujian selama dua hari berturut-turut dengan subjek yang mempunyai range yang luas. Kandidat yang lulus akan menerima Certification of Internal Auditors (CIA). Materi ujian sertifikasi audit internal dari IIA terbagi 4 (empat) level, yaitu: 1) Level I, Proses internal audit (Internal audit procces) Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang profesionalisme, standar dan kode etik audit internal, dasar auditing, internal auditing, internal audit (Control System) dan tekhnik internal audit, manajemen audit, fraud auditing.
33
2) Level II, Keterampilan audit internal (Internal auditing skills) Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang pemecahan masalah dan evaluasi bukti audit, audit sampling dokumentasi, tekhnik pelaporan, komunikasi dan psikologi audit, manajemen audit internal matematika. 3) Level III, Manajemen control dan tekhnologi (Management control information technology) Materi pendidikan dan pengujiannya tentang sistem informasi manajemen,
audit
sistem
informasi,
akuntansi
manajemen,
manajemen strategik. 4) Level IV, Lingkungan audit (The audit environment) Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang akuntansi keuangan, kebijakan pemerintah, perpajakan, pasar modal, manajemen peamsaran, ekonomi makro dan mikro, kebijakan pengawasan pemerintah. Di Indonesia, organisasi profesi (YPIA) dan (DS-QIA) telah berusaha menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para auditor internal di Indonesia dengan mengacu dan menggunakan model dari IIA yang berpusat di Florida, Amerika Serikat. h. Standar porfesi audit internal (Standard for professional practice) Dewasa ini peran auditor internal semakin diandalakan dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian internal,
34
pengelolaan
risiko,
dan
corporate
governance.
Agar
dapat
mengembangkan kepercayaan yag semakin besar dan menjalankan peran dengan baik, auditor internal memerlukan Standar Profesi Auditor Internal (SPAI). SPAI bertujuan memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja auditor internal, sarana memahami peran, ruang lingkup dan tujuan audit internal, menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang seharusnya. Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas: 1) Standar atribut a) Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab Mengenai wewenang dan tanggung jawab internal Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:8) menyebutkan bahwa tujuan, wewenang dan tanggung jawab audit internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan dewan pengawas organisasi. Pernyataan tersebut dimaksudkan agar tujuan, wewenang dan tanggung jawab audit internal harus dinyatakan dalam dokumen tertulis secara formal. b) Independensi dan objektifitas Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:8) menyatakan bahwa fungsi audit internal harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut
35
memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap pimpinan dan dewan pengawas organisasi. Audit internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak memihak
dan
pertentangan
menghindari
kepentingan
kemungkinan
(Conflict
of
timbulnya
interest).
Status
organisasi audit internal haruslah memberikan keleluasan untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan. Audit internal haruslah memperoleh dukungan dari manajemen senior dan dewan, sehingga mereka akan mendapatkan kerja sama dari pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari campur tangan pihak lain. c) Keahlian dan kecermatan profesional Menurut Konsersium Organisasi Profesi Internal Audit Internal dalam SPAI (2004:9) menyatakan bahwa penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan profesional. (1) Keahlian Auditor internal harus memiliki pengetahuan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi audit internal secara
36
kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. (2) Kecermatan profesional Auditor internal harus menerapkan kecermatan dan keterampilan yang layaknya dilakukan oleh seorang internal yang prudence dan kompeten. d) Program jaminan dan peningkatan kualitas fungsi audit internal. 2) Standar Kinerja a) Pengelolaan fungsi audit internal Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:11) menyatakan bahwa penanggung jawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi. b) Lingkup penugasan Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:13) menyatakan bahwa fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Dapat diambil kesimpulan bahwa
37
ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan pengevaluasian terhadap kememadaian dan efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan dan kualitas kerja berkaitan dengan tanggung jawab anggota organisasi yang mencakup: (1) Keandalan informasi. (2) Kesesuaian dengan kebijakan rencana prosedur, hukum dan peraturan serta kontrak. (3) Perlindungan terhadap harta benda. (4) Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. (5) Pencapaian tujuan perusahaan. c) Perencanaan penugasan Menurut Konsersium Organisasi Audit Internal dalam SPAI (2004:15)
menyatakan
bahwa
auditor
internal
harus
mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan lokasi sumber daya. Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya program audit, antara lain: (1) Memberikan bimbingan prosedural untuk melaksanakan pemeriksaan. (2) Memberikan checklist pada saat pemeriksaan berlangsung tahap demi tahap sehingga tidak ada yang terlewatkan.
38
(3) Merevisi program audit sebelumnya, jika ada perubahan standar dan prosedur yang digunakan perusahaan. d) Komunikasi hasil penugasan Menurut Konsersium Organisasi profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:16) menyatakan bahwa uditor internal harus mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu. e) Pemantauan tindak lanjut Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:18) menyatakan penanggung jawab fungsi audit audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk memantau
tindak
lanjut
hasil
penugasan
yang
telah
dikomunikasikan kepada manajemen. Bentuk tindak lanjut manajemen terdiri dari: (1) Manajemen puncak melakukan konsultasi dengan auditee untuk
memutuskan
jika,
kapan
dan
bagaimana
rekomendasi audit dilaksanakan. (2) Auditee melakukan tindakan atas keputusan tersebut. (3) Audit internal bersama auditee melakukan pengecekan kembali untuk melihat apakah perbaikan telah diambil dan hasil yang diinginkan telah tercapai, atau manajemen dan komite audit telah menerima tanggung jawab apabila tidak melakukan tindakan tersebut.
39
Pekerjaan auditor internal hanya mungkin efektif apabila pihak manajemen memanfaatkan hasil-hasil pekerjaan tersebut serta memberikan tindak lanjut atas hasil pekerjaan auditor itu sesuai dengan hasil yang diharapkan. f) Resolusi penerimaan risiko oleh manajemen Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:18) menyatakan bahwa apabila manajemen senior telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, penanggung jawab fungsi audit internal harus mendiskusikan masalah ini dengan
manajemen
senior.
Jika
diskusi
tersebut
tidak
menghasilkan keputusan yang memuaskan, maka penanggung jawab fungsi audit internal dan manajemen senior harus melaporkan kepada pimpinan dan dewan pengawas organisasi untuk mendapat solusi. 3) Standar implementasi Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar implementasi yang akan diterbitkan dimasa yang akan datang adalah standar implementasi untuk kegiatan Assurance (A), Standar implementasi untuk kegiatan Consulting (C), dan standar implementasi Control Self
Assessment
(CSA).
Pekerjaan
profesional
mempunyai
karakteristik berupa adanya: 40
a) Keterampilan yang berdasarkan pengetahuan teoritis. b) Penyediaan latihan dan pendidikan. c) Pengujian kemampuan calon anggota. d) Tertampung dalam organisasi. e) Kepatuhan kepada aturan profesi. f) Jasa yang diberikan lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. 4. Kode Etik Profesional Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral, kumpulan asas / nilai yang berkenaan tentang akhlak dan nilai mengenai yang benar dan salah menurut yang dianut masyarakat. Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat istiadat / kebiasaan yang baik. Perkembangan etika studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Etika profesional merupakan prinsip moral yang menunjukan prilaku yang baik dari yang buruk yang bersangkutan dengan suatu profesi (Enjel, 2006). Etika profesi berkaitan dengan independensi, disiplin pribadi, dan integritas moral profesional sehingga etika dirancang untuk menjaga profesional pada tingkat yang bermartabat, untuk membimbing anggota dalam
41
hubungan mereka satu sama lain, dan untuk meyakinkan masyarakat bahwa profesional akan mempertahankan tingginya tingkat kinerja. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang prilaku profesional. Alasan yang mendasari diperlukannya prilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat jika profesi mewujudkan standar yang tinggi dan memenuhi semua kebutuhannya. Menurut Enjel (2006) mendefinisikan kode etik profesional sebagai pernyataan-pernyataan yang digunakan sebagai haluan perilaku dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, kode etik profesional didefinisikan sebagai pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntansi Indonesia untuk bertugas secara bertanggung jawab dan objektif. Kode etik mempengaruhi profesi ketentuan ini digunakan oleh organisasi profesi terhadap para anggotanya yang secara sukarela telah menerimanya lebih keras dari hukum atau undang-undang. Seseorang yang masuk profesi akuntan harus menerima kewajiban bahwa ia akan memegang teguh prinsip-prinsip, bekerja dengan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dan akan mematuhi kode etik profesi, serta norma-norma auditing. 42
Kode etik akuntan merupakan bagian yang penting dari peraturan disiplin yang menyeluruh agar semua pihak yang berkepentingan pada jasa akuntan dapat dilindungi terhadap segala perbuatan akuntan secara individual yang tercela dan tidak bertanggung jawab. Menurut Teguh Pudjo Muljono (1991:13) dalam Enjel (2006) tujuan kode etik adalah dengan adanya kode etik akan mengikat para anggota profesi pada nilainilai sosial mapun kultural, sesuai martabat manusiawi sebagaimana dituntut perkembangan zamannya dan dengan adanya kode etik akan mengikat pula para anggota profesi pada suatu bentuk disiplin untuk mengejar dan berbakti pada nilai-nilai yang diakuinya lebih tinggi, dengan demikian etika profesional harus diarahkan pada nilai-nilai sosial yang lebih tinggi dan bukan ditunjukan kepada pembuktian untuk kepentingan kelompok profesional yang bersangkutan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional itu merupakan sebuah ikrar dalam diri bahwa dirinya akan berupaya dan berjuang untuk menjalani profesinya dengan sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dengan mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien dan terhadap rekan profesi dalam berprilaku. Auditor internal yang berkomitmen profesional pasti dirinya akan selalu mengevaluasi kinerjanya guna kepuasan pelayanan terhadap klien, guna mempertajam kemampuan dan keahliannya setelah melalui pelatihan jangka panjang, lalu agar mengingatkan dirinya untuk selalu taat pada kode etik, agar dapat mengembangkan
43
pengalamannya terhadap anggota dari organisasi profesi, agar tetap baik dimata publik mengenai kualitas internal auditor,
guna pengembangan
profesinya berkelanjutan agar kompetensinya meningkat dan agar dapat mempertanggung jawabkan sertifikasinya sebagai auditor dan memiliki standar profesi audit internal.
D. Pengalaman Kerja Auditor Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor (Budi, et al., 2005). Auditor merupakan seseorang yang dianggap ahli oleh masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan atau instansi. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang auditor (Sumardi, 2002). Pengalaman kerja auditor akan semakin berkembang dengan bertambahnya pengalaman audit, diskusi mengenai audit dengan rekan kerja, pengawasan dan review oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan dan penggunaan standar auditing. Prastamawati (2009) membuktikan bukti empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibanding auditor yang kurang berpengalaman, tetapi antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak berbeda dalam menemukan item-item yang umum (typical). Kidwell, Steven dan Bethke (1987) melakukan penelitian tentang prilaku manajer dalam menghadapi situasi dilema etika, hasil penelitiannya adalah bahwa manajer dengan
44
pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Larkin (2000) dan Glover (2002) yang melakukan penelitian yang melibatkan internal auditor dilembaga keuangan dan menyatakan bahwa internal auditor yang berpengalaman cendrung lebih konservatif dalam menghadapi situasi dilema etika. Glover (2002) melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program bisnis dan menyatakan bahwa mahasiswa yang senior lebih berprilaku etis dibandingkan dengan yang lebih junior. Kalber dan Fogarty (1995) dalam penelitiannya tentang internal auditor menyatakan ada hubungan antara pengalaman kerja dengan profesionalisme dan afiliasi terhadap komunitasnya (Community Afiliation). Meskipun hasil penelitian tersebut hanya menunjukan bukti yang terbatas, alasan ini dimungkinkan karena untuk menguatkan komitmen profesional seorang auditor perlu waktu dalam keterlibatannya untuk menjadi bagian dan menerima manfaat sebagai bagian dari sebuah komunitas profesinya.
E. Pengambilan Keputusan Etis Keputusan etis (Ethical Decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas (Jones, 1991). Setiap pengambilan keputusan etis akan lengkap dan sempurna jika melibatkan dengan pertimbangan etis, sebab pertimbangan etis merupakan suatu kriteria yang penting dalam pengambilan keputusan organisasional (Hidayat dan Sari, 2010).
45
Penelitian tentang keputusan etis telah banyak dilakukan dengan berbagai pendekatan mulai dari psikologi sosial dan ekonomi. Beranjak dari hasil berbagai penelitian tersebut kemudian dikembangkan dalam paradigma ilmu akuntansi. Louwers, Ponemon dan Ratke, (1997) menyatakan pentingnya penelitian tentang pengambilan keputusan etis dari pemikiran dan perkembangan moral (moral reasoning and development) untuk profesi akuntan dengan tiga alasan, yaitu yang pertama penelitian dengan topik ini dapat digunakan untuk memahami tingkat kesadaran dan perkembangan moral auditor dan akan menambah pemahaman tentang bagaimana prilaku auditor dalam menghadapi konflik etika. Kedua penelitian dalam wilayah ini akan lebih menjelaskan problematika proses yang terjadi dalam menghadapi berbagai pengambilan keputusan etis auditor yang berbeda-beda dalam situasi dilema etika. Ketiga, hasil penelitian ini akan dapat membawa dan menjadi arahan dalam tema etika dan dampaknya pada profesi akuntan. Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Rest (dalam Zeigenfuss dan Martison, 2002) menyatakan bahwa model pengambilan keputusan etis terdiri dari empat tahapan, yaitu pertama pemahaman tentang adanya isu moral dalam sebuah dilema etika (recognizing that moral issue exist). Dalam tahapan ini menggambarkan bagaimana tanggapan seseorang terhadap isu moral dalam sebuah dilema etika. Kedua adalah pengambilan keputusan etis
46
(make a moral judgment), yaitu bagaimana seseorang membuat keputusan etis. Ketiga adalah moral intention yaitu bagaimana seseorang bertujuan untuk bermaksud untuk berkelakuan etis atau tidak etis, sedangkan ke empat adalah moral behavior, yaitu bagaimana seseorang bertindak atau berprilaku etis atau tidak etis. Jones (1991) menyatakan ada tiga unsur utama dalam mengambil keputusan etis. Yaitu yang pertama moral issue, menyatakan seberapa jauh ketika seseorang melakukan tindakan, jika dia secara bebas melakukan tindakan itu, maka akan mengakibatkan kerugian (harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang lain. Dalam bahasa yang lain adalah bahwa suatu tindakan atau keputusan yang diambil akan mempunyai konsekuensi kepada orang lain. Kedua adalah moral agent, yaitu seseorang yang membuat keputusan moral (moral decision). Ketiga adalah keputusan etis (ethical decision) itu sendiri, yaitu sebuah keputusan yang secara legal dan moral dapat diterima oleh masyarakat luas.
F. Dilema Etika Banyak pihak yang berkepentingan didalam sebuah organisasi bisnis. Investor yang menanamkan dananya kedalam perusahaan atau kreditur yang meminjamkan dananya, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak terbatas kepada manajemen saja, tetapi meluas kepada investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur. Para pihak tersebut melakukan informasi mengenai perusahaan, sehingga sering kali
47
ada dua pihak yang berlawanan dalam situasi ini. Disatu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggung jawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar. Dilain pihak, pihak eksternal ingin memperoleh informasi yang handal dari manajemen perusahaan. Profesi akuntan timbul untuk memberikan informasi yang terpercaya bagi kedua belah pihak. Dalam situasi seperti ini kode etik yang digunakan oleh para profesional beranjak dari bentuk pertanggungjawaban profesi kepada masyarakat. Akuntan sebagai sebuah profesi juga tidak lepas dari pertanggungjawaban kepada masyarakat. Damman (2003) menyatakan bahwa sebenarnya akuntan didalam aktivitas auditnya banyak hal yang harus dipertimbangkan, karena dalam diri auditor mewakili banyak kepentingan yang melekat dalam proses audit (built-in conflict of interest). Sering kali dalam pelaksanaan aktivitas auditing, seorang auditor berada dalam konflik audit (Tsui dan Gul, 1996). Kode etik profesi akuntan disusun dengan tujuan dapat menjadi panduan bagi profesi akuntan untuk menempatkan obyektivitas nilai-nilai dalam profesi akuntansi untuk menjaga profesionalisme anggotanya. Dalam rerangka kode etik akuntan salah satu prinsip etika yang mendasari etika seorang auditor adalah independensi. Konflik dalam sebuah audit akan berkembang pada saat auditor mengungkapkan informasi tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin di publikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi disisi lainnya
48
(Windsor dan Askhanasy, 1995). Karena auditor seharusnya secara sosial juga bertanggung jawab kepada masyarakat dan profesinya dari pada mengutamakan kepentingan dan pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis semata, sehingga sering kali auditor dihadapkan kepada masalah dilema etika dalam pengambilan keputusannya. Situasi dilema menurut Gunz, Gunz dan McCutcheon (2002) adalah “Situation in which professional must choose between two or more relevant, but contradictory, ethical directives, or when every alternative results in an undesirable outcome for one or more persons.” Artinya bahwa situasi di mana profesional harus memilih antara dua atau lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan, etika, atau ketika setiap hasil alternatif dalam hasil yang tak menyenangkan untuk satu orang atau lebih. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada keputusan etis dan tidak etis.
G. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian berkenaan dengan konflik etika telah banyak dilakukan. Sebagai referensi peneliti, beberapa penelitian terdahulu diantaranya:
49
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
No
1.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Sasongko Budi, Basuki dan Hendaryatno
Internal Auditor dan Dilema Etika.
Metodologi Penelitian Persamaan Variabel penelitian: Komitmen profesional (X3), pengalaman kerja (X4) dan pengambilan keputusan etis (Y).
Perbedaan Sampel auditor internal bank yang tergabung dalam Perhimpunan Bank Swasta Nasional (PERBANAS) wilayah Jawa Timur. Variabel penelitian nilai etika organisasi (X1), orientasi etika (X2). Metode analisis data menggunakan: Standard Estimates koefisien regresi yang dibandingkan dengan Critical Rationya pada Regression Weight dalam aplikasi AMOS.
Hasil Penelitian Nilai etika organisasi (X1), orientasi etika (X2) dan komitmen profesional (X3) secara individu mapun simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan etis internal auditor (Y) dalam situasi dilema etika. Nilai etika organisasi (X1) sebagai faktor situasional individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap orientasi etika (X2) internal auditor.
Bersambung pada halaman berikutnya.
50
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan Orientasi etika auditor (X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap komitmen profesi (X3) dan kemudian secara bersama-sama Keduanya mempunyai hubungan positif dengan pengambilan keputusan etis internal auditor (Y) dalam situasi dilema etika. Dalam penelitian ini tidak ditemukan pengaruh pengalaman kerja (X4) dalam hubungannya dengan komitnen profesional (X3) maupun pengambilan keputusan etis (Y).
Bersambung pada halaman berikutnya.
51
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
2.
Peneliti (Tahun) Stewart dan Connor (2006)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Persamaan Faktor-Faktor Variabel yang penelitian Mempengaruhi berupa Pengambilan Pengalaman Keputusan Etis auditor Internal internal Auditor: (variabel Mekanisme independen: Pemerintah, X2) dan Perusahaan pengambilan Lainnya dan keputusan Tahun etis (variabel Pengalaman. dependen: Y).
Perbedaan Sampel auditor internal yang menghadiri konferensi Di Australia yang diselenggarakan Oleh IIA. Variabel independen berupa mekanisme lain tata kelola perusahaan (X1). Metode analisis data: Research instrument random issued Analysis of variance dengan perangkat lunak SPSS.
Hasil Penelitian Mekanisme lain tata kelola perusahaan (X1) tidak ditemukannya dampak siginifikan terhadap pengambilan keputusan etis (Y). Dengan lebih berpengalaman internal auditor mengadopsi sikap yang lebih etis dari auditor kurang berpengalaman. Sehingga pengalaman audit internal (X2) berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis (Y).
Bersambung pada halaman berikutnya.
52
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
3.
4.
Peneliti (Tahun) Citra Monica (2007)
Malia (2010)
Judul Penelitian Hubungan Persepsi Auditor Internal atas Kode Etik Dengan Efektifitas Pelaksanaan Audit.
Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Akuntan terhadap Persepsi Etis tentang Praktik Manajemen Laba.
Metodologi Penelitian Persamaan Variabel independen berupa: Persepsi internal auditor atas kode etik (X). Yang persamaan dalam penelitian ini menitik beratkan pada komitmen profesional internal auditor pada kode etik. Variabel independen: Pengalaman kerja (X2). Metode analisis data: regresi berganda dengan perangkat lunak SPSS
Perbedaan Efektivitas pelaksanaan audit (variabel dependen: Y). Sampel: Studi survey internal auditor pada beberapa bank di Bandung.
Hasil Penelitian Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi auditor internal atas kode etik (X) dengan efektivitas pelaksanaan audit (Y).
Metode analisis data dengan: korelasi product moment dan spearman brown. Sampel: Studi pada akuntan Di Jakarta. Orientasi etika (variable independen: X1) dan persepsi etis tentang praktik manajemen laba (variable dependen: Y).
Orientasi etika (X1) berpengaruh signifikan pada persepsi etis tentang praktik manajemen laba (Y) dan Pengalaman kerja akuntan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi etis tentang praktik manajemen laba (Y).
53
H. Keterkaitan Setiap Variabel Komitmen profesional merupakan suatu ikrar pada diri auditor internal dalam menjalankan tugas dengan kualitas keahliannya yang profesional sesuai Standar Profesi Auditor Internal (SPAI). Buah hasil dari komitmen profesional internal auditor adalah independensi dan objektivitasnya yang merupakan sikap bebas dari pengaruh-pengaruh pihak lain dan jujur kepada semua pihak yang berkepentingan serta bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Dengan penerapan komitmen profesional pada internal auditor diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan etis. Pengalaman merupakan faktor yang penting dalam memprediksi kinerja auditor karena pengalaman merupakan suatu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan yang harus dimiliki seorang auditor. Pengalaman auditor akan meningkatkan kompetensi mereka dalam menjalankan penugasan. Penggunaan pengalaman kerja didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukan profesinya dengan baik. Dalam hal ini menunjukan bagaimana pengalaman dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Sehingga pengalaman kerja diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan etis internal auditor.
54
Kerangka Penelitian Komitmen Profesional (X1) Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis (Y) Pengalaman Kerja (X2)
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Perumusan Hipotesis Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha1 = Komitmen profesional internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Ha2 = Pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis internal auditor.
55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
B. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di perusahaan-perusahaan swasta yang ada di daerah Jakarta dan sekitarnya. Dari populasi ini peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan metode convenience sampling. Sesuai dengan namanya metode ini memilih sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).
56
C. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer ini secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Nur Indrianto dan Supomo, 2002). 2. Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang akan diberikan kepada para auditor internal yang
bekerja
di
perusahaan-perusahaan
di
Wilayah
DKI
Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik personally administered Questionnaires, yaitu peneliti berhubungan langsung dengan responden dan memberikan penjelasan seperlunya (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Peneliti akan menggunakan SPSS 16.00 untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan bentuk pengujian sebagai berikut:
57
1. Statistik Deskriptif Statistik diskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006:19). 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaanpertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2006:49). b. Uji Reliabilitas Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu pengukuran yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika pertanyaan seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan bebas dari kesalahan sehingga
58
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun dilakukan pengujian berkali-kali. Jika hasil dari Cronbach’s Alpha > 0,60 maka data tersebut mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006:41). 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multi Kolinearitas Uji multi kolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antara variabel model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya. Model regresi bebas dari problem multico adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2004:114). b. Uji Heterokedastisitas Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari model regresi dari suatu pengamatan kepengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heterodastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y (Santoso, 2004:116). c. Uji Normalitas Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Santoso, 2001:118). Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
59
yang membandingkan distribusi komulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2006:110). 4. Uji Hipotesis Model statistik yang digunakan adalah model regresi linear berganda yaitu hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2…Xn) dengan variabel dependen (Y) (Dwi Priyatno, 2009:73). Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + e Keterangan: Y
: Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis
α
: Konstanta
β1 dan β2
: Koefisien Regresi
X1
: Komitmen Profesional
X2
: Pengalaman Kerja
e
: error terms
a. Analisis Koefisien Determinan Untuk menegtahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% 60
Dimana: KD : Koefisien Determinasi r
: Koefisien Korelasi
b. Uji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan: 1) Uji t Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independent secara individual. Untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen terhadap variabel dependen, maka nilai signifikannya dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat signifikannya lebih kecil dari 0, 05 maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0, 05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima dan H0 ditolak berarti ada hubungan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2006:131). 2) Uji F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:84). Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan terhadap hasil uji hipotesis yang diuji adalah berdasarkan tingkat signifikansi sebesar 0,
61
05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a) Jika probabilitas > 0, 05 maka Ha ditolak. b) Jika probabilitas < 0, 05 maka Ha diterima.
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilema etika sebagai variabel dependen sedangkan komitmen profesional, pengalaman kerja, dan pengambilan keputusan etis sebagai variabel independen. Dalam bagian ini, penelitian menguraikan definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel Dependen Variabel dependen sering disebut sebagai output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Menurut Gunz, Gunz dan McCutcheon (2002) dilema etika merupakan situasi di mana profesional harus memilih antara dua atau lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan, etika, atau ketika setiap hasil alternatif dalam hasil yang tak menyenangkan untuk satu orang atau lebih. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan
62
yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada keputusan etis dan tidak etis. Pengambilan keputusan etis merupakan keputusan yang secara legal maupun moral dapat diterima untuk masyarakat luas (Trevino, 1986; Jones 1991). Dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang dimensinya adalah pemahaman ada tidaknya muatan etika, pengambilan keputusan etis itu sendiri dan situasi dilema etika: a. Pemahaman ada tidaknya muatan etika, dengan indikator recognizing that moral issue exist. Yaitu mengenai tanggapan seseorang terhadap isu moral dalam sebuah dilema etika. b. Pengambilan keputusan etis itu sendiri, dengan indikator make a moral judgement (bagaimana seseorang membuat keputusan etis), moral intention (bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud untuk berkelakuan etis atau tidak etis) dan moral behavior (bagaimana seseorang bertindak atau berperilaku etis atau tidak etis). c. Kemampuan menghadapi situasi dilema etika, dengan indikator tingkat kemampuan individu dalam mengatasi atau mengidentivikasi masalah etika. Instument variabel ini terdiri dari 5 skenario dan 5 pernyataan yang menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Budi, et al. (2005) dan Pratiwi (2008). Instrument tersebut berupa 5 skenario situasi
63
dilema etika masing-masing dengan rincian 1 sekenario 2 pernyataan dengan rincian yang berurutan yang dikembangkan oleh Budi, et al. (2005) dan 5 pernyataan yang diadopsi oleh Pratiwi (2008) dan dikembangkan oleh penulis sendiri. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima skala Likert jawaban alternatif (yaitu mulai dari 1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat Setuju) kemudian responden juga dimintai tanggapan mereka mengenai apakah mereka menyetujui dalam setiap skenario tersebut ada intensitas muatan etika. Jawaban tanggapan tersebut dirancang dengan skala Likert mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju (1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat Setuju). 2. Variabel Independen Variabel
independen
dalam
penelitian
ini
adalah
komitmen
profesional, pengalaman kerja dan pengambilan keputusan etis: a. Komitmen Profesional Pada intinya komitmen profesional adalah sebuah ikrar dalam diri bahwa dirinya akan berupaya dan berjuang untuk menjalani profesinya dengan sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dengan mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien dan terhadap rekan profesi dalam berprilaku. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel komitmen professional yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas: 1) Identifikasi, indikatornya adalah penerimaan tujuan dan kesamaan nilai-nilai pribadi, serta kebanggaan menjadi bagian dari profesinya.
64
2) Keterlibatan, indikatornya adalah kesediaan untuk bekerja dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan. 3) Loyalitas, indikatornya adalah ikatan emosi terhadap profesi dan kesediaan untuk menampilkan usaha setia. Instrument variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Fatoni (2005) dan Budi, et al. (2005). Variabel ini diukur dengan menggunakan 16 item pernyataan yang diadopsi dari Budi, et al. (2005) dan dikembangkan oleh penulis sendiri. Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1= Sangat Tidak Setuju sampai 5=Sangat Setuju). b. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja merupakan akumulasi dari gabungan semua yang diperoleh melalui interaksi secara berulang-ulang. Instrument variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Malia (2010). Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel pengalaman kerja sebagai auditor internal yaitu: kemampuan dalam bekerja, rentang waktu bekerja dan pengetahuan. 1) Kemampuan dalam bekerja, indikatornya adalah kemampuan prediksi dan deteksi, kemampuan dalam mengatasi masalah, kemampuan dalam pengambilan keputusan etis, kemampuan dalam
65
menilai masalah dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 2) Rentang waktu bekerja, indikatornya adalah lamanya bekerja dan pandai menentukan sikap dalam pekerjaan. 3) Pengetahuan, indikatornya adalah pengetahuan terhadap etika auditor internal, pelatihan teknis dan pertimbangan etika. Variabel ini diukur dengan menggunakan 10 item pernyataan yang diadopsi dari Malia (2010) dan dikembangkan oleh penulis sendiri. Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1=Sangat Tidak Setuju sampai 5=Sangat Setuju).
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian No
1.
Variabel
Komitmen Profesional (X1) Fatoni (2005) Budi, et al. (2005)
Dimensi
Identifikasi
Indikator Penerimaan tujuan dan kesamaan nilainilai pribadi Kebanggaan menjadi bagian dari profesinya
Nomor Pernyataan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Skala Pengukuran
Skala Likert
Skala Likert
Bersambung pada halaman berikutnya.
66
Tabel 3.1 (Lanjutan) No
Variabel
Dimensi
Keterlibatan
Indikator Kesediaan untuk bekerja Keterlibatan dalam pengambilan keputusan Ikatan emosi terhadap profesi
Loyalitas
2.
Pengalaman Kerja (X2) Malia (2010)
Kemampuan dalam bekerja
Kesediaan untuk menampilkan usaha setia Kemampuan prediksi dan deteksi
Nomor Pernyataan 9.
Skala Pengukuran Skala Likert
10.
Skala Likert
11. 12. 13. 14. 15. 16. 1.
Skala Likert
Skala Likert
Kemampuan dalam mengatasi masalah
2.
Kemampuan dalam pengambilan keputusan etis.
3.
Kemampuan dalam menilai masalah.
4.
Kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan baik Bersambung pada halaman berikutnya.
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert 5. Skala Likert
67
Tabel 3.1 (Lanjutan) No
Variabel
Dimensi Rentang waktu bekerja
Pengetahuan
3.
Dilema etika dalam pengambilan keputusan etis (Y) Budi, et al. (2005) Pratiwi (2008)
Pemahaman ada tidaknya muatan etika Pengambilan keputusan etis itu sendiri
Indikator
Nomor Pernyataan 6.
Skala Pengukuran Skala Likert
Pandai menentukan sikap dalam pekerjaan Pengetahuan terhadap etika auditor internal Pelatihan teknis
7.
Skala Likert
8
Skala Likert
9.
Skala Likert
Pertimbangan etika Recognizing that moral issue exist
10.
Skala Likert
Lamanya bekerja
Make a moral judgement Moral intention Moral behavior
Kemampuan menghadapi situasi dilema etika.
Tingkat kemampuan individu dalam mengatasi atau mengidentivikasi masalah etika.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Skala Likert Skala Likert Skala Likert
68
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor internal yang bekerja di perusahaan-perusahaan di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi ketua tim, supervisor dan anggota. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung ke perusahaan-perusahaan yang memiliki auditor internal atau
Divisi
Satuan
Pemeriksaan
Internal
(SPI).
Penyebaran
serta
pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2010 sampai 30 November 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 perusahaan yang berada di wilayah Jakarta yang terlihat dalam tabel 4.1.
Table 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian No
Nama Perusahaan
1. PT. Pandu Mukti 2. PT. Astra International. Tbk 3. PT. Bhaktimulyo Adilanggeng 4. PT. Graha Nusa Trada 5. PT. Gajah Muda Persada 6. PT. Century Health Care Bersambung pada halaman berikutnya.
69
Kuesioner Dikirim 10 5 10 24 10 3
Kuesioner Dikembalikan 5 5 7 24 10 0
Tabel 4.1 (Lanjutan) No
Nama Perusahaan
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
PT.Konavi PT. Cipta Busana Jaya PT. Pharos PT. Marga Permata Bumi PT. Masterina Paint PT.Aneka Gas Industri PT. Ronggolawe Perkasa PT. Emekon Total Sumber: Data primer.
Kuesioner Dikirim 5 2 5 10 2 5 5 4 100
Kuesioner Dikembalikan 5 0 5 8 1 5 3 4 82
Kuesioner yang disebarkan sejumlah 100 kuesioner. Peneliti menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner secara langsung kepada Perusahaan yang berada di wilayah DKI Jakarta. Untuk waktu pengembalian kuesioner (saat penyerahan kuesioner dari responden kepada peneliti) dilakukan
secara
berbeda
dengan
waktu
penyebarannya.
Peneliti
memperbolehkan kuesioner tersebut dibawa oleh responden untuk tidak langsung di isi dengan perjanjian pada waktu tertentu peneliti akan mengambil kuesioner tersebut apabila telah selesai diisi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dan tidak mengganggu aktivitas pekerjaan responden karena proses penyebaran kuesioner ini bersamaan dengan bulan audit dimana para auditor internal yang berada di Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) setiap masing-masing perusahaan yang berbeda sedang melakukan audit atau pemeriksaan, sehingga sebagian besar dari responden tersebut sangat sibuk. Pengumpulan kuesioner dari masing-masing sampel perusahaan
70
itu juga berkat kerjasama antara beberapa Pimpinan Perusahaan dan pihak terkait sehingga peneliti dipermudah dan dibantu untuk mengumpulkan data dari para responden yaitu auditor internal yang bekerja di perusahaanperusahaan terkait. Ringkasan pembagian dan pengumpulan kuesioner dalam penelitian ini ditunjukan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner Keterangan Pembagian kuesioner Kuesioner yang tidak terkumpul Kuesioner yang terkumpul Kuesioner yang tidak dapat diolah Kuesioner yang dapat diolah
Jumlah 100 18 82 0 82
Tingkat pengembalian (respon rate) 82 = 82% 100 2. Karakteristik Responden Subyek penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di perusahaan-perusahaan di Wilayah DKI Jakarta. Demografi responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Deskripsi Responden Deskripsi Jenis Kelamin
Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah Bersambung pada halaman berikutnya.
Jumlah 62 20 82
Persentasi 75,60% 24,40% 100%
71
Tabel 4.3 (Lanjutan) Deskripsi Status Pernikahan
Lamanya Bekerja
Kedudukan atau jabatan dalam penugasan audit Pendidikan Terakhir
Bidang Pendidikan
Keterangan Belum Menikah Sudah Menikah
Jumlah 44 38
Persentasi 53,65% 46,35%
Jumlah < 1 Tahun 1-3 Tahun 3-10 tahun > 10 Tahun
82 22 20 19 21
100% 26,82% 24,40% 23,17% 25,61%
Jumlah Ketua Tim Supervisor Anggota Jumlah S3 S2 S1 D3 SMA/SMEA
82 7 16 59 82 1 5 60 12 4
100% 8,54% 19,51% 71,95% 100% 1,21% 6,10% 73,17% 14,64% 4,88%
Jumlah Akuntansi Non Akuntansi
82 59 23
100% 71,95% 28,05%
82
100%
Jumlah Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukan bahwa sekitar 62 orang atau 75,60% responden didominasi oleh jenis laki-laki dan sisanya sekitar 24 orang atau 24,40% responden perempuan. Status pernikahan dari setiap auditor internal yang bersedia menjadi responden menyatakan bahwa sekitar 44 orang atau 53,65% responden menyatakan bahwa belum menikah dan
72
sisanya sekitar 38 responden atau 46,35% responden menyatakan sudah menikah. Lamanya bekerja responden sebagai auditor internal bervariasi yang menyatakan bahwa dirinya baru bekerja kurang dari 1 tahun sebesar 22 orang atau 26,82% sedangkan yang bekerja selama 1-3 tahun kurang lebih sebesar 24,40% atau sebanyak 20 orang. Responden yang bekerja selama 3-10 tahun berjumlah sekitar 19 orang atau sekitar 23,17% dan sisanya terdiri dari responden yang bekerja lebih dari 10 tahun yang berjumlah 21 atau sekitar 25,61%. Kedudukan atau jabatan responden dalam penugasan audit yaitu dari total 82 responden bahwa 7 responden atau sebesar 8,54% menyatakan dirinya sebagai ketua tim dalam penugasan audit, sejumlah 16 responden atau 19,51% menyatakan sebagai supervisor ketika berada dalam tim Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) dan sisanya sebesar 59 orang atau sebesar 71,95% adalah anggota dalam penugasan audit internal. Pendidikan terakhir dari 82 responden diantaranya 1,21% atau 1 orang mengemban pendidikan terakhir S3. Sejumlah 5 orang atau 6,10% mengemban pendidikan terakhir S2. Sejumlah 60 orang atau 73,17% responden itu mengemban pendidikan terakhir S1 dan 4,88% atau sebanyak 4 orang internal auditor mengemban pendidikan sebatas SMA/SMEA yang dilengkapi pelatihan-pelatihan dan sertifikasi. Bidang pendidikan yang di geluti dari responden sebagai internal auditor bahwa 71,95% bidang
73
pendidikannya akuntansi sekitar 59 orang dan sisanya 23 orang atau 28,05% latar belakang pendidikannya adalah non akuntansi.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi komitmen profesional, pengalaman kerja dan dilemma etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
KP
82
50
77
63.56
6.515
PK
82
34
49
41.15
3.608
DEDPKE
82
45
69
59.01
5.634
Valid N 82 (listwise) Sumber: Data primer yang diolah Table 4.4 menjelaskan bahwa pada variabel komitmen profesional jawaban minimum responden sebesar 50 dan maksimum sebesar 77, dengan rata-rata total jawaban 63,56 dan standar deviasi sebesar 6,515. Variabel pengalaman kerja dari jawaban minimum responden sebesar 34 dan maksimum sebesar 49, dengan rata-rata jawaban sebesar 41,15 dan standar
74
deviasi sebesar 3,608. Variabel dilema etika dapat dijelaskan bahwa jawaban minimum sebesar 45 dan maksimum sebesar 49, dengan rata-rata total jawaban 59,01 dan standar deviasi sebesar 5,634. 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Pengujian ini dilakukan dengan Pearson Corelation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel-tabel dibawah ini akan menunjukan hasil uji validitas. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional Pertanyaan/Pernyataan
Pearson Corelation KP1 0,506** KP2 0,521** KP3 0,606** KP4 0,467** KP5 0,676** KP6 0,634** KP7 0,622** KP8 0,777** KP9 0,517** KP10 0,777** KP11 0,563** KP12 0,476** KP13 0,567** KP14 0,690** KP15 0,437** KP16 0,382** Sumber: Data primer yang diolah.
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
75
Tabel
4.5
menunjukan
pertanyaan-pertanyaan
atau
pernyataan-
pernyataan pada variabel komitmen dapat dikatakan valid karena seluruh pertanyaan memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja Pertanyaan/Pernyataan
Pearson Corelation PK1 0,507** PK2 0,770** PK3 0,556** PK4 0,674** PK5 0,674** PK6 0,298** PK7 0,451** PK8 0,580** PK9 0,408** PK10 0,540** Sumber: Data primer yang diolah. Tabel
4.6
menunjukan
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,007 0,000 0,000 0,000 0,000
pertanyaan-pertanyaan
atau
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
pernyataan-
pernyataan pada variabel pengalaman kerja auditor internal dikatakan valid karena seluruh pertanyaan memilliki nilai signifikansi dibawah 0,05. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis Pertanyaan/Pernyataan
Pearson Corelation DEDPKE1 0,447** DEDPKE2 0,693** DEDPKE3 0,345** Bersambung pada halaman berikutnya.
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid
76
Tabel 4.7 (Lanjutan) Pertanyaan/Pernyataan
Pearson Corelation DEDPKE4 0,586** DEDPKE5 0,272* DEDPKE6 0,416** DEDPKE7 0,665** DEDPKE8 0,334** DEDPKE9 0,504** DEDPKE10 0,451** DEDPKE11 0,364** DEDPKE12 0,390** DEDPKE13 0,387** DEDPKE14 0,262* DEDPKE15 0,527** Sumber: Data primer yang diolah. Tabel
4.7
menunjukan
Sig (2-Tailed) 0,000 0,013 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,018 0,000
pertanyaan-pertanyaan
atau
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
pernyataan-
pernyataan pada variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis dapat diketahui valid karena seluruh pertanyaan atau pernyataan memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Menurut Nunnaly (1976) dalam Ghozali (2005), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Hasil uji reliabilitas untuk variabel komitmen profesional dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
77
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional Cronbach's Alpha
N of Items
.862 Sumber: Data primer yang diolah.
16
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,862 dan dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,862 > 0,60). Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel pengalaman kerja dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja Cronbach's Alpha
N of Items
.707 Sumber: Data primer yang diolah.
10
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,707 dan dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,707 > 0,60). Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis Cronbach's Alpha
N of Items
.692 Sumber: Data primer yang diolah.
15
78
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,692 dan dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,692 > 0,60). 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multi Kolinearitas Uji multi kolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antara beberapa variabel independen atau semua variabel independen dalam model regresi. Tabel 4.11 berikut ini merupakan hasil uji multi kolinearitas. Tabel 4.11 Hasil Uji Multi Kolinearitas Variabel Komitmen Profesional Pengalaman Kerja Sumber: Data primer yang diolah.
Tolerance .961 .961
VIF 1.040 1.040
Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji dapat dilihat melalui Variance Inflation Factor (VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF disekitar angka 1 sebesar 1,040 dengan nilai tolerance dari kedua variabel independen tersebut sebesar 0,961 yang berarti mendekati angka 1. Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel independen dalam model regresi ini tidak terdapat problem multi kolinearitas. b. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu
79
pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain.
Deteksi
ada
tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.1.
Sumber: Data primer yang diolah. Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot Gambar 4.1 menunjukan tidak terjadi heterokedastisitas karena menunjukkan data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
80
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk menganalisis pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika interal auditor dalam pengambilan keputusan etis. c. Uji Normalitas Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dilakukan dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal atau grafik, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka data tersebut memenuhi asumsi normalitas. Dan jika data tidak menyebar dan tidak mengikuti garis diagonal, maka data tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006:112).
81
Sumber: Data primer yang diolah. Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Dari gambar diatas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi ini dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas. 4. Uji Hipotesis Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana dasar pengambilan keputusan adalah apabila signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak (Santoso,
82
2001:123). Berikut ini hasil dari output yang diberikan responden tentang penilaian atas komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. a. Uji Koefisien Determinasi Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel independen yaitu: komitmen profesional, dan pengalaman kerja dalam menjalankan variasi variabel dependen, yaitu: dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Hasil uji koefisien determinasi disajikan dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
R
R Square
1 .641a .411 a. Predictors: (Constant), KP, PK b. Dependent Variable: DEDPKE Sumber: Data primer yang diolah.
Adjusted R Square .396
Std. Error of the Estimate 4.379
Tabel 4.12 menunjukan bahwa nilai Adjusted R Square yang dihasilkan oleh variabel-variabel independen sebesar 0,396 yang artinya 39,6% variabel dependen dilemma etika dalam pengambilan keputusan etis dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu komitmen profesional, dan pengalaman kerja. Sedangkan sisanya sebesar 60,4% dapat
83
dijelaskan oleh faktor lainnya. Angka koefisien (R) sebesar 0,641 menunjukan bahwa hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat. Karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,5. b. Uji Hipotesis dalam Penelitian 1) Uji t Uji t bertujuan menguji apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pada tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1(Constant)
B
Std. Error
10.603
6.704
KP
.410
.076
PK
.543
.138
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
1.582
.118
.474
5.385
.000
.348
3.946
.000
a. Dependent Variable: DEDPKE Sumber: Data primer yang diolah. a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1) Hipotesis 1 menyatakan bahwa komitmen prfesional berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel
84
bebas komitmen profesional memperlihatkan bahwa nilai signifikannya sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai Alpha 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas komitmen profesional secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Dengan demikian menerima Ha1 dan menolak H0. b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2) Hipotesis kedua menyatakan pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel bebas
pengalaman
kerja
memperlihatkan
bahwa
nilai
signifikansinya 0,000 lebih kecil dari Alpha 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pengalaman kerja secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, dengan demikian menerima Ha2 dan menolak H0. 2) Uji F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:149). Untuk melihat hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.14.
85
Tabel 4.14 Hasil Uji F ANOVAb
Model
Sum of Squares
Mean Square
Df
1Regression
1055.847
2
Residual
1515.141
79
Total
2570.988
81
F
527.924 27.526
Sig. .000a
19.179
a. Predictors: (Constant), KP, PK b. Dependent Variable: DEDPKE Sumber: Data primer yang diolah. Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa nilai F hitung adalah 27,526 dengan tingkat signifikansi 0,000 karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) ini berarti Ha3 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen profesional dan pengalaman kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
C. Pembahasan 1. Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi komitmen profesional 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam
86
pengambilan keputusan etis. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa komitmen profesional internal auditor secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Dalam hal ini komitmen profesional individu khususnya auditor internal akan lebih dimengerti dalam bertindak khususnya dalam pengambilan keputusan etis ketika dihadapkan dilema etika antara baik dan buruk besar kecil risiko dari setiap penugasan audit ditempat ia bekerja dalam pengambilan keputusan etis. 2. Pengaruh
Pengalaman
Kerja
Terhadap
Dilema
Etika
Dalam
Pengambilan Keputusan Etis Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel pengalaman kerja 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa pengalaman kerja tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
dilema
etika
dalam
pengambilan keputusan etis internal auditor namun mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Stewart dan O’Leary (2006) bahwa pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga dapat diulas bahwa pengalaman auditor internal menjadi suatu pengaruh yang
87
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis bahkan ketika dihadapkan suatu kasus yang membuat auditor internal tersebut mengalami dilema etika.
88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Atas dasar data penelitian yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan tekhnik regresi linear berganda, dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian ini: 1. Komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Budi, et al. (2005) 2. Pengalaman kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Stewart dan Connor (2006).
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukan bahwa komitmen profesional dan pengalaman kerja secara signifikan berpengaruh terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Auditor internal yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya yang melibatkan komitmen profesional dan pengalaman kerja ketika dihadapkan situasi dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis yang bisa saja terjadi ketika terdapat konflik kepentingan.
89
Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Sudah bersifat otomatis jika terdapat auditor internal yang tidak independen maka pastinya perusahaan tidak menggunakan atau langsung memecat auditor internal tersebut. Sehingga pembekalan berupa pelatihan dan banyaknya penugasan serta wawasan yang diperoleh dari info dan peraturan lembaga-lembaga terkait internal auditor tersebut yang harus ditingkatkan agar menambah pengalaman kerja dan memantabkan komitmen profesionalnya ketika dihadapkan situasi dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
C. Keterbatasan penelitian Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yang diantaranya adalah: 1. Perusahaan tempat responden bekerja yang lebih banyak atau di dominasi pada perusahaan yang berada di wilayah Jakarta Selatan. 2. Responden dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki sebanyak 62 dan sisanya responden wanita sebanyak 20 responden. 3. Ringannya pembahasan permasalahan yang diangkat dari topik independensi auditor khususnya mengenai permasalahan auditor internal.
90
D. Saran Saran dari penelitian yang dilakukan ini untuk penelitian selanjutnya adalah perlu ditambahnya variabel lain khususnya dari faktor individu ataupun faktor eksternal. Jika ingin melanjutkan penelitian ini atau penelitian sebelumnya disarankan untuk mencari isu atau permasalahan yang dibahas dengan topik yang lebih baik. Dalam penyebaran kuesioner hendaklah enam bulan atau kurang dari enam bulan, karena pengalaman yang dialami oleh peneliti bahwa jika tidak memiliki koneksi yang kuat dari pihak perusahaan maka akan sulit untuk mendapatkan data dari responden jika mengikuti birokrasi perusahaan.
91
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004. Arens, Alvin A., Randal K. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi jusuf. “Auditing and Assurance Services An Integrated Approach: An Indonesian Adaptation”. 13th edition, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Arifin, Popon Sjarif. “Etika Profesi”, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari http://www.erwadi.polinpdg.ac.id. Bazerman, M.H., G. Loewenstein dan D. Moore. “Why Good Accountant do Bad Audit”, Harvard Business Review (November): 87-102, 2002. Bik, O. P. Godefridus. “The Behavior Assurance Professionals A Cross-Cultural Perspective”, Penerbit: Eburon, Amsterdam 2010. Budi, Sasongko, Basuki dan Hendaryatno. “Internal Auditor dan Dilema Etika”, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari www.theakuntan.com, 2005. Chasin, James A., Paul D Neuwirth., and John F Leuy. "Chasin HeadBook For Auditors ", 2th edition, Singapore: The Grow Hill Book Company, 1988. Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 2, hal. 79-91, 2002. Damman, T.E. “Audit: A Build-in Conflict of Interest”, Corporate Board, Vol 24 Issue 128, hal. 16-22, 2003. Elfarini, Eunike Christina. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)”, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007. Enjel, Bony. “Hubungan Antara Penerapan Aturan Etika dengan Peningkatan Profesionalisme Auditor Internal”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung, 2006.
92
Fatoni, Rizky Akbar. “Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung, 2005. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivarians Dengan Program SPSS”. Penerbit: Universitas Diponegoro, Semarang, 2006. Glover, S.H. “Gender differences in ethical decision making”, Woman in Management Review, Vol. 17 No. 5, hal. 217-227, 2002. Gunz, H.P., S.P. Gunz dan J.C. McCutcheon. “Organizational Influences on Approaches to Ethical Decisions by Professionals: The Case of Public Accountants”, Canadian Journal of Administrative Sciences, Vol. 19 No. 1, hal. 76-91, 2002. Halim, Abdul. “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi 4, Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta, 2008. Hamid, Abdul. “Buku panduan penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hidayat, Widi dan Sari Handayani. “Peran Faktor-Faktor Individual dan Pertimbangan Etis Terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada Lingkungan Inspektorat Sulawesi Tenggara”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 1, hal. 83-112, 2010. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”, Yogyakarta: BPFE, 2002. Jones, T.M. “Ethical Decision Making by Individuals in Organizations: An IssueContingent Model”, Academy of Management Review, Vol. 16 No. 2, hal. 366-395, 1991. Kalbers, L.P. dan T.J. Fogarty . “Professionalism and Its Consequences: A Study of Internal Auditors”, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 14 No. 1, hal. 64-86, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Kidwell, J.M., R.E. Stevens dan A.L. Bethke. “Differences in Ethical Perceptions Between Male and Female Managers: Myth or Reality?”, Journal of Business Ethics, 6 (6), hal. 489-494, 1987.
93
Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal. “Standar Profesi Audit internal”, Jakarta, 2004. King, R.R. “Experimental Investigation of Self Serving-biases in Auditing Trust Game: The Effect of Group Affiliation”, The Accounting Review, 77 (2), 2002. Koran Tempo. “Etika Bisnis: Belajar dari Skandal Enron”, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari http://www.kpk.go.id, 2009. Larkin, J.M. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas”, Journal of Business Ethics: 23, hal. 401- 409, 2000. Louwers, T.J., L.A. Ponemon dan R.R. Radtke. “Examining Accountants’ Ethical Behavior: A Review and Implications for Future Research”, Behavioral Accounting Research: Foundation and Frontiers, hal. 188-221, 1997. Malia. “Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Akuntan Terhadap Persepsi Etis Tentang Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Akuntan Di Jakarta)”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010. Meyer, John P., Natalie J. Allen., dan Ian R. Gellatly. “Affective and Continuance Commitment to the Organization: Evaluation of Measures and Analysis of Concurrent and Time-Lagged Relations.” Journal of Applied Psychology Vol. 75 No. 6, hal. 710-720, 1997. Moeller, Robert dan Witt, Herbert. “Brink’s Modern Internal Auditing”, New Jersey: John Wiley & Sons, 1999. Mulyadi. “Auditing”. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta, 2009. Nasution, Manahan. “Sekilas Tentang Internal Auditor”, Universitas Sumatera Utara Digital Library, 2003. Nugrahaningsih, P. “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity)”, SNA VIII Solo. hal. 617-630, 2005. Paolillo, J.G.P dan S.J. Vitell. “An Empirical Investigation of the Influence of Selected Personal, Organizational and Moral Intensity Factors on Ethical Decision Making”, Journal of Business Ethics 35, hal. 65-74, 2002.
94
Prastamawati, Dian. “Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Independensi dan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Kualitas Audit”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009. Pratiwi, Indah. “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap Sensitivitas Etika pada Auditor Pemerintah (Studi Kasus : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan DKI Jakarta)”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Putranti, Nurita. “Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesinalisasi dan Profesionalitas”, 2008, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari http://nuritaputranti.wordpress.com. Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS”, Edisi Kedua. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2004. Sawyer, B. Lawrence, Mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner. “Internal Auditing”, 5th editon, The Institute of Internal Auditor, Florida, 2003. Stewart, Jenny dan O’Leary, Connor, “Factors Affecting Internal Auditors Ethical Decision Making: Other Corporate Governance Mechanisms and years of Experience”, In Proceeding Accountability, Governance and Performance Symposium, Brisbane, Australia, 2006. Sumardi, Hardiningsih, P. “Pengaruh Pengalaman terhadap Profesionalisme serta Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja: Studi Kasus Auditor BPKP.”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 9, No. 1, Maret 2002. The Institute of Internal Auditors (IIA). “Standards for the Professional of Internal Auditing”, Florida: The Institute of Internal Auditors USA, 1995. -------------------. “Standards and Guidelines for the Professional Practice of Internal Auditing”, London: The Institute of Internal Auditors United Kingdom, 1999. --------------------. “The Professional Practices Framework”, Florida: The Institute of Internal Auditors research foundation USA, 2009. Trevino, L.K. “Ethical Decision Making in Organizations: A Person-Situation Interactionist Model”, Academy of Management Review, Vol. 11. No. 3, hal. 601-617, 1986.
95
Tugiman, Hiro. “Pandangan Baru Internal Auditing”, Yogyakarta: Kanisius, 2004. Tsui, J.S.L. dan F.A. Gul. “Auditors’ Behavior in an Audit Conflict Situation: A Research Note on the Role of Locus of Control and Ethical Reasoning”, Accounting, Organizations and Society, Vol 21 No. 1, hal. 41-51, 1996. Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. “Analisis Pengaruh Atribut-atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, SNA 5 Semarang, hal. 560-574, 2002. Windsor, C.A. dan N.M. Ashkanasy. “The Effect Of Client Management Bargaining Power, Moral Reasoning Development, and Belief in a Just World on Auditor Independence”, Accounting, Organizations and Society, Vol 20. No. 7/8, hal 701-720, 1995. Zarkasyi, Srihadi W. “Internal Audit Techniques Traditional Versus Progressive Approach”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Vol. 2 No. 1, hal. 1-10, 2006. Ziegenfuss, D.E. dan O.B. Martinson. “The IMA Code of Ethics and IMA Members’ Ethical Perception and Judgment”, Managerial Auditing Journal, Vol. 17 No. 4. Hal. 165-173, 2002.
96
LAMPIRAN I SURAT RISET
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
LAMPIRAN II KUESIONER
108
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tanggal, …… Kuesioner Responden Yth,
Saya adalah mahasiswa program strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Jurusan Akuntansi yang sedang menyusun skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi. Nama NIM Email No. Tlp
: Rachmat Hidayat Sumawi Budi : 106082002661 :
[email protected] : 021-95804530
Dalam rangka penyusunan skripsi ini saya berharap Bapak/Ibu, Saudara/i berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini, dan saya mohon maaf apabila telah mengganggu waktu luangnya. Pertanyaan di bawah ini adalah suatu survey yang mengukur pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Data yang di peroleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian (riset) dan tidak digunakan untuk kepentingan lain di luar riset, sehingga akan saya jaga kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian. Responden diharapkan membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku Tidak ada jawaban salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda. Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing
Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 19490602 197803 1 001
Hormat Saya, Peneliti
Rachmat Hidayat S B NIM. 106082002661
109
Universitas Islam Negeri Jakarta
Kuesioner Kuesioner ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: 1. Bagian A berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai data dan keterangan Bapak/Ibu/Saudara/i 2. Bagian B berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan penjabaran dari kisi-kisi penelitian, yang berupa pertanyaan atas pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i atas faktor-faktor yang mempengaruhi Dilema Etika Internal Auditor. Bagian A: Data dan Keterangan Responden Butir
pertanyaan
diisi
dengan
jawaban
yang
sesuai
dengan
kondisi
Bapak/Ibu/Saudara/i didalam kotak jawaban yang telah disediakan. 1. Nama/inisial
: ………….
2. Umur
: …... Tahun
3. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
4. Status Pernikahan
:
Belum Menikah
Sudah Menikah
5. Perusahaan Tempat Bekerja : …………………………… 6. Berapa lama Bapak/Ibu/Saudara/i telah bekerja di perusahaan ini? < 1 Tahun
1-3 Tahun
3-10 Tahun
> 10 Tahun
7. Dalam penugasan audit, bapak/Ibu/Saudara/i mempunyai kedudukan sebagai: Ketua Tim
Supervisor
Anggota
8. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Saudara/i diperoleh di: Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S1) Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S2) Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S3) Akedemik dan Lembaga Pendidikan lain, yang diselengarakan oleh pemerintah maupun swasta, yang setara dengan DIPLOMA III. SMA/SMEA Lain-lain 9. Bidang Pendidikan:
Akuntansi
Non Ak
*Akhir dari bagian A*
110
Universitas Islam Negeri Jakarta
Kuesioner Bagian B: Pertanyaan-Pertanyaan Yang Mewakili Kisi-Kisi Penelitian Pada bagian ini berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) atau centang √) pada ( kotak yang telah disediakan. Dan kotak itu berisi jawaban yang diantaranya sebagai berikut: Keterangan STS: Sangat Tidak Setuju TS: Tidak Setuju R: Ragu-ragu S: Setuju SS: Sangat Setuju
Kondisi/Nilai 1 2 3 4 5
B1. Komitmen Profesional No 1.
Pernyataan Memutuskan bekerja dalam profesi internal auditor sebenarnya adalah suatu kesalahan. 2. Saya selalu berusaha agar profesi internal auditor dihormati. 3. Saya merasa bahwa nilai-nilai yang saya miliki tidak cocok dengan nilai-nilai yang ada pada profesi internal auditor. 4. Saya sangat peduli dengan perkembangan profesi internal auditor. 5. Bagi saya, profesi internal auditor adalah profesi yang sangat cocok dibandingkan profesi lainnya. 6. Saya sangat mencintai profesi saya sebagai internal auditor. 7. Saya bangga mengatakan kepada orang lain bahwa saya adalah bagian dari profesi internal auditor. 8. Saya sangat senang saat memutuskan bahwa karir saya adalah berprofesi sebagai internal auditor 9. Profesi saya sebagai internal auditor membuat kinerja saya sangat optimal. 10. Saya akan menerima penugasan apapun ketika bekerja sebagai profesi internal auditor. 11. Ketika terdapat pelanggaran dalam sebuah kebijakan saya akan bertindak sesuai kewajiban saya sebagai seorang auditor internal. Lanjutan dari bagian B1 dihalaman berikutnya.
STS
TS
R
S
SS
111
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lanjutan bagian B1 No Pernyataan 12. Sangat sulit bagi saya untuk menyepakati aturan-aturan yang ada didalam profesi internal auditor. 13. Sebenarnya tidak ada manfaat yang menyertai saya diprofesi internal auditor selama ini. 14. Saya menyatakan kepada orang lain bahwa profesi internal auditor adalah pekerjaan yang sangat penting. 15. Menurut saya sangat sedikit sekali keinginan untuk saya berganti profesi selain internal auditor. 16. Dalam bekerja sebagai auditor internal, saya berusaha patuh terhadap kode etik.
STS
TS
R
S
SS
STS
TS
R
S
SS
B2. Pengalaman Kerja Internal Auditor No 1.
Pernyataan Pengalaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi mengenai masalah-masalah etika termasuk dalam masalah etika internal auditor. 2. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki semakin besar kemampuan seorang auditor internal dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada. 3. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang auditor internal akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan etisnya. 4. Dengan bertambahnya pengalaman kerja, pengetahuan saya mengenai masalah-masalah etika auditor internal akan semakin berkembang. 5. Auditor internal yang berpengalaman adalah auditor internal yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mampu memberikan kontribusi bagi tempat kerja dan lingkungan sekitarnya. 6. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal yang telah bekerja selama 3 tahun. 7. Auditor internal yang kurang berpengalaman cendrung sulit untuk menentukan sikapnya dan menilai sesuatu masalah etika atas kode etik internal auditor dalam efektivitas pelaksanaan audit Lanjutan dari bagian B2 dihalaman berikutnya.
112
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lanjutan bagian B2 No Pernyataan 8. Auditor internal yang berpengalaman akan selalu menggunakan pertimbangan etikanya dalam setiap keputusan yang diambilnya. 9. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal yang setidaknya pernah mendapatkan pelatihan teknis dari tempat ia bekerja. 10. Auditor internal yang berpengalaman dapat mempertimbangkan etika dan konsekuensinya dalam pengambilan keputusan etis, bila dihadapkan situasi dilematis.
STS
TS
R
S
SS
B3. Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis Pada bagian ini anda diminta memberikan tanggapan tentang pangambilan keputusan yang terkait dalam setiap kasus tersebut di bawah ini. Berikan tanggapan anda atas setiap pernyataan dalam kasus berikut ini sejujurnya. Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap jawaban anda. berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) atau centang (√) pada kotak yang telah disediakan. Keterangan STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju R : Ragu-ragu S : Setuju SS : Sangat Setuju
Kondisi/Nilai 1 2 3 4 5
1. Kasus A Pada saat seorang internal auditor memeriksa sebuah departemen, diketemukan bahwa manajer departemen tersebut melanggar kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pelanggaran ini sangat serius dan berakibat sangat jelek terhadap kinerja departemen itu jika diketahui. Manajer departemen tersebut lebih senior dibandingkan dengan internal auditor dan merupakan orang yang sangat dihormati. Internal auditor tersebut tidak yakin apakah perbuatannya ilegal, tapi yakin hal itu tidak dapat dibenarkan.
113
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tindakan: Internal auditor tersebut berupaya mengehentikan perbuatan tersebut apapun hasil dan konsekuensinya. No Pertanyaan STS TS R S 1. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 2. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut 2. Kasus B Seorang auditor internal ditugaskan untuk mereview pelaksanaan tender untuk sebuah kegiatan perusahaan. Dari hasil pemeriksaan awal tender, belum ada peserta tender yang memenuhi syarat sebagai pelaksana kegiatan tersebut dan internal auditor tersebut merekomendasikan untuk dilakukan tender ulang. Kemudian perusahaan melakukan tender ulang. Dari beberapa peserta tender, ada seorang peserta yang dikenal baik dan memiliki hubungan pribadi dengan internal auditor. Tindakan: Internal auditor tersebut menginformasikan beberapa peluang untuk memenangkan tender kepada kenalannya. No Pertanyaan STS TS R S SS 3. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 4. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut 3. Kasus C Dalam proses pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, seorang internal auditor menemukan bahwa laba operasi dicatat terlalu tinggi. Beberapa catatan penyesuaian jika akan dilakukan akan berdampak kepada bonus yang diberikan akan berkurang. Auditor tersebut diberitahu oleh bagian akuntansi bahwa mereka disuruh untuk melakukan hal itu oleh atasannya. Tindakan: Auditor tersebut tidak melakukan hal apa-apa atas kejadian tersebut. No Pertanyaan STS TS R S SS 5. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 6. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut 4. Kasus D Dalam proses pemeriksaan penyaluran kredit, internal auditor menemukan bahwa beberapa kredit yang disalurkan tidak sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan oleh bank. Beberapa catatan atas penyaluran kredit tersebut menunjukkan banyak yang bermasalah. Jika hal ini diungkapkan maka akan mempengaruhi kondite Manajer Kredit. Manajer Kredit yang bertanggungjawab atas kredit itu meminta internal auditor untuk tidak mengungkap masalah tersebut.
114
SS
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tindakan: Internal auditor tersebut tetap mengungkap kasus penyaluran kredit tersebut. No Pertanyaan STS TS 7. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 8. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
R
S
SS
5. Kasus E Dalam pemeriksaan draft laporan audit seorang internal auditor menemukan beberapa hal yang belum pernah diungkapkan oleh internal auditor lain sebelumnya. Semua catatan tentang hal tersebut mengarah kepada adanya pelanggaran terhadap peraturan perbankan yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun hal ini belum lama terjadi dan tidak berdampak untuk saat ini, tetapi dalam jangka panjang akan berdampak serius terhadap perusahaan. Tindakan: Internal auditor tidak melakukan apapun atas hasil temuannya. No Pertanyaan STS TS R S SS 9. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 10. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut Pernyataan Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis No Pernyataan STS 11. Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk membuat keputusan yang memiliki konsekuensi bagi diri sendiri maupun orang lain. 12. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesional, saya harus mewujudkan nilai atau standar profesional saya dalam semua aktivitas. 13. Seorang auditor bertanggung jawab mematuhi peraturan bagi setiap orang yang berada dalam naungan supervise anggotanya untuk bertindak atas namanya. 14. Seorang auditor tidak diperkenankan bertindak diskriminatif dalam mempekerjakan para asistennya. 15. Auditor internal harus bersikap independen dan objektif ditempat ia bekerja karena internal auditor dituntut untuk tetap independen sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada publik dan profesinya.
TS
R
S
SS
115
LAMPIRAN III SKOR JAWABAN RESPONDEN
116
Tabel KP Variabel Komitmen Profesional
Responden
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
Total
1
2
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
54
2
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
2
5
5
4
5
68
3
4
5
4
5
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
66
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
67
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
3
5
68
6
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
68
7
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
61
8
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
5
4
4
4
3
5
64
9
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
62
10
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
2
4
3
2
52
11
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
4
63
12
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
76
13
3
4
3
4
2
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
4
51
14
2
4
4
5
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
3
5
67
15
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
61
16
4
4
5
2
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
1
62
17
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
59
18
4
4
3
3
3
3
4
2
4
2
3
4
4
3
3
4
53
19
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
61
20
4
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
62
21
4
4
5
1
3
5
4
1
4
1
4
3
5
3
2
5
54
22
4
3
2
1
3
5
4
1
4
1
4
3
5
3
2
5
50
23
4
4
5
5
3
3
5
5
5
5
4
5
5
4
3
4
69
Bersambung pada halaman berikutnya.
117
Tabel KP (Lanjutan) Variabel Komitmen Profesional
Responden
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
Total
24
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
4
5
72
25
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
64
26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
64
27
4
4
3
5
3
4
4
3
2
3
4
2
1
4
5
5
56
28
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
5
5
3
4
3
5
63
29
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
66
30
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
71
31
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
66
32
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
69
33
3
5
3
4
4
4
4
4
3
4
4
2
3
4
3
5
59
34
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
62
35
4
4
2
5
3
3
4
4
4
4
4
2
2
3
3
4
55
36
4
4
2
5
3
3
2
3
4
3
4
1
5
3
3
4
53
37
4
5
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
4
61
38
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
77
39
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
75
40
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
77
41
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
62
42
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
67
43
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
67
44
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
5
4
3
5
69
45
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
4
4
5
70
46
2
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
58
Bersambung pada halaman berikutnya.
118
Tabel KP (Lanjutan) Variabel Komitmen Profesional
Responden
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
Total
47
4
4
3
4
2
4
5
4
4
4
4
4
5
4
3
4
62
48
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
61
49
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
5
3
3
2
4
3
56
50
5
5
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
5
3
4
60
51
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
64
52
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
62
53
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
69
54
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
67
55
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
76
56
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
77
57
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
77
58
4
4
4
4
2
4
4
2
4
2
4
3
4
4
2
4
55
59
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
60
60
4
3
4
4
5
4
3
3
4
3
3
4
3
4
5
5
61
61
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
2
3
4
3
57
62
2
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
54
63
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
2
5
5
4
5
68
64
4
5
4
5
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
66
65
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
67
66
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
3
5
68
67
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
68
68
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
61
69
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
5
4
4
4
3
5
64
Bersambung pada halaman berikutnya.
119
Tabel KP (Lanjutan) Variabel Komitmen Profesional
Responden
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
Total
70
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
62
71
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
2
4
3
2
52
72
5
5
3
5
3
4
5
4
3
4
5
5
5
5
3
4
68
73
5
4
4
4
2
4
4
4
5
4
4
4
5
4
1
5
63
74
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
67
75
3
4
3
5
3
3
4
3
4
3
4
5
5
4
3
4
60
76
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
69
77
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
64
78
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
67
79
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
66
80
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
59
81
4
4
4
4
3
4
2
3
4
3
4
3
4
4
4
4
58
82
2
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
2
4
4
4
4
56
120
Tabel PK Variabel Pengalaman Kerja
Responden
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
Total
1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
2
4
5
5
5
5
4
4
4
5
5
46
3
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
42
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
5
44
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
48
6
5
4
5
4
2
4
2
2
2
5
35
7
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
43
8
5
5
5
4
5
4
4
4
4
5
45
9
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
42
10
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
11
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
38
12
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
13
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
14
5
5
5
5
5
5
3
4
2
4
43
15
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
38
16
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
43
17
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
18
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
37
19
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
42
20
4
4
4
4
4
4
2
4
3
4
37
21
5
4
5
4
3
1
4
4
5
4
39
22
4
4
5
4
4
1
1
4
5
4
36
23
5
5
4
4
4
5
4
5
5
5
46
Bersambung pada halaman berikutnya.
121
Tabel PK (Lanjutan) Variabel Pengalaman Kerja
Responden
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
Total
24
5
5
5
4
4
5
4
4
5
4
45
25
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
39
26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
27
5
4
4
4
3
3
2
3
3
4
35
28
5
5
5
5
5
4
5
5
3
5
47
29
4
5
4
4
4
4
4
4
2
4
39
30
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
46
31
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
41
32
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
42
33
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
41
34
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
41
35
5
5
4
5
5
4
5
5
4
4
46
36
4
5
5
5
3
3
5
5
4
5
44
37
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
46
38
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
39
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
40
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
41
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
42
5
5
5
4
5
4
2
4
4
4
42
43
5
5
5
4
5
4
2
4
4
4
42
44
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
46
45
5
5
5
5
5
5
3
4
4
4
45
46
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
49
Bersambung pada halaman berikutnya.
122
Tabel PK (Lanjutan) Variabel Pengalaman Kerja
Responden
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
Total
47
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
41
48
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
39
49
3
3
4
4
2
4
3
3
4
4
34
50
5
4
4
4
4
4
3
3
2
4
37
51
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
52
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
41
53
5
5
5
5
5
4
2
4
4
5
44
54
5
5
5
5
5
4
2
4
4
4
43
55
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
56
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
57
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
58
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
37
59
3
3
4
4
3
4
4
5
4
4
38
60
4
3
3
4
5
3
4
5
4
3
38
61
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
38
62
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
63
4
5
5
5
5
4
4
4
5
5
46
64
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
42
65
4
5
4
4
4
4
4
5
5
5
44
66
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
48
67
5
4
5
4
2
4
2
2
2
5
35
68
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
43
69
5
5
5
4
5
4
4
4
4
5
45
Bersambung pada halaman berikutnya.
123
Tabel PK (Lanjutan) Variabel Pengalaman Kerja
Responden
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
Total
70
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
42
71
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
72
4
5
5
5
4
4
3
4
4
4
42
73
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
42
74
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
75
4
4
4
4
2
3
2
5
5
5
38
76
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
77
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
46
78
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
43
79
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
80
5
5
5
5
5
4
3
4
4
4
44
81
3
4
4
4
4
3
4
4
5
3
38
82
3
5
5
4
4
3
4
4
5
4
41
124
Tabel DEDPKE Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
56
2
5
5
2
5
2
1
4
4
4
5
4
4
4
4
5
58
3
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
5
67
4
5
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
5
4
4
5
68
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
2
5
69
6
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
3
5
4
4
5
69
7
5
5
5
5
2
5
5
5
4
4
4
4
2
2
5
62
8
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
3
2
5
63
9
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
5
59
10
4
3
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
52
11
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
56
12
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
5
60
13
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
55
14
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
61
15
3
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
55
16
3
4
4
4
3
4
1
4
5
4
2
4
3
3
4
52
17
4
4
4
2
4
4
4
4
5
3
3
4
3
4
4
56
18
4
3
4
5
4
3
2
4
4
4
4
4
1
2
4
52
19
5
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
2
1
4
60
20
4
4
5
5
5
4
5
5
4
4
3
5
2
2
4
61
21
5
2
3
2
5
1
2
4
5
2
4
4
3
3
5
50
Responden
Total
Bersambung pada halaman berikutnya.
125
Tabel DEDPKE (Lanjutan) Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
22
5
2
3
2
4
1
2
4
5
2
4
4
3
3
5
49
23
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
3
3
4
5
67
24
5
4
5
4
5
4
5
5
5
4
4
4
2
2
4
62
25
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
56
26
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
2
2
4
63
27
4
4
2
4
4
5
5
5
4
3
3
5
1
2
1
52
28
5
2
2
5
5
5
5
1
5
5
5
4
5
3
5
62
29
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
5
64
30
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
3
3
2
5
63
31
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
3
3
2
5
63
32
5
5
2
5
1
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
61
33
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
2
3
4
65
34
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
64
35
4
4
3
4
4
5
2
5
4
5
2
5
2
2
5
56
36
4
3
3
4
1
5
5
5
4
5
3
5
1
2
4
54
37
2
2
4
2
4
5
4
5
4
4
5
4
2
2
5
54
38
4
5
4
2
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
59
39
4
4
4
2
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
58
40
4
4
4
2
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
58
41
4
4
4
2
4
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
53
42
5
4
1
5
1
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
59
43
5
4
1
5
1
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
59
Responden
Total
Bersambung pada halaman berikutnya.
126
Tabel DEDPKE (Lanjutan) Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
44
4
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
67
45
4
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
67
46
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
1
5
5
2
5
62
47
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
4
54
48
1
4
4
5
2
5
5
2
4
4
4
4
4
4
4
56
49
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
4
1
3
50
50
5
5
5
5
4
4
5
2
4
4
4
5
2
2
5
61
51
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
52
4
5
4
2
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
59
53
5
5
1
5
2
4
4
5
5
4
4
5
4
4
5
62
54
5
5
1
1
2
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
57
55
4
5
4
2
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
59
56
4
5
4
2
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
59
57
4
5
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
5
58
58
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
2
4
53
59
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
2
4
50
60
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
50
61
5
2
4
2
4
3
2
4
3
3
4
4
2
2
3
47
62
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
56
63
5
5
2
5
2
1
4
4
4
5
4
4
4
4
5
58
64
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
5
67
65
5
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
5
4
4
5
68
Responden
Total
Bersambung pada halaman berikutnya.
127
Tabel DEDPKE (Lanjutan) Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
66
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
2
5
69
67
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
3
5
4
4
5
69
68
5
5
5
5
2
5
5
5
4
4
4
4
2
2
5
62
69
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
3
2
5
63
70
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
5
59
71
4
3
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
52
72
5
5
4
3
3
5
4
5
5
4
4
4
3
4
5
63
73
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
63
74
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
75
4
4
5
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
59
76
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
62
77
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
62
78
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
5
4
60
79
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
58
80
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
63
81
2
4
4
3
3
4
2
2
4
2
2
4
2
3
4
45
82
4
3
4
3
3
4
2
4
4
2
2
4
2
3
4
48
Responden
Bersambung pada halaman berikutnya.
128
Total
LAMPIRAN IV HASIL UJI KUALITAS DATA
129
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional Correlations KP1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP2 Pearson Correlation Sig. (2-taled) N KP3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP1 1
KP2 .254*
KP3 .277*
KP4 .081
KP5 .266*
KP6 .442**
KP7 .385**
KP8 .250*
KP9 .000
KP10 .250*
KP11 .219*
KP12 .265*
KP13 .326**
KP14 .373**
KP15 .079
KP16 .187
Total .506**
82
.021 82
.012 82
.470 82
.016 82
.000 82
.000 82
.024 82
1.000 82
.024 82
.049 82
.016 82
.003 82
.001 82
.479 82
.092 82
.000 82
.254*
1
.244*
.360**
.277*
.220*
.194
.329**
.133
.329**
.438**
.235*
.203
.507**
.088
.189
.521**
.021 82 .277*
82 .244*
.027 82 1
.001 82 .110
.012 82 .465**
.047 82 .415**
.081 82 .297**
.003 82 .410**
.232 82 .443**
.003 82 .410**
.000 82 .262*
.034 82 .189
.068 82 .398**
.000 82 .333**
.429 82 .265*
.089 82 .072
.000 82 .606**
.012 82 .081
.027 82 .360**
82 .110
.324 82 1
.000 82 .228*
.000 82 -.008
.007 82 .200
.000 82 .515**
.000 82 .144
.000 82 .515**
.017 82 .381**
.089 82 .055
.000 82 -.022
.002 82 .327**
.016 82 .253*
.520 82 .132
.000 82 .467**
.470 82 .266*
.001 82 .277*
.324 82 .465**
82 .228*
.040 82 1
.945 82 .522**
.072 82 .344**
.000 82 .551**
.197 82 .272*
.000 82 .551**
.000 82 .260*
.623 82 .123
.842 82 .224*
.003 82 .414**
.022 82 .561**
.238 82 .174
.000 82 .676**
.016 82
.012 82
.000 82
.040 82
82
.000 82
.002 82
.000 82
.013 82
.000 82
.018 82
.271 82
.043 82
.000 82
.000 82
.118 82
.000 82
.442**
.220*
.415**
-.008
.522**
1
.590**
.297**
.335**
.297**
.289**
.204
.412**
.451**
.195
.345**
.634**
.000 82 .385**
.047 82 .194
.000 82 .297**
.945 82 .200
.000 82 .344**
82 .590**
.000 82 1
.007 82 .458**
.002 82 .274*
.007 82 .458**
.008 82 .251*
.067 82 .315**
.000 82 .311**
.000 82 .457**
.079 82 .136
.002 82 .121
.000 82 .622**
.000 82
.081 82
.007 82
.072 82
.002 82
.000 82
82
.000 82
.013 82
.000 82
.023 82
.004 82
.004 82
.000 82
.222 82
.281 82
.000 82
.250*
.329**
.410**
.515**
.551**
.297**
.458**
1
.377**
1.000**
.371**
.350**
.241*
452**
.395**
.039
.777**
.024 82 .000
.003 82 .133
.000 82 .443**
.000 82 .144
.000 82 .272*
.007 82 .335**
.000 82 .274*
82 .377**
.000 82 1
.000 82 .377**
.001 82 .194
.001 82 .136
.029 82 .551**
.000 82 .244*
.000 82 .128
.730 82 .148
000 82 .517**
1.000 82 .250*
.232 82 .329**
.000 82 .410**
.197 82 .515**
.013 82 .551**
.002 82 .297**
.013 82 .458**
.000 82 1.000**
82 .377**
.000 82 1
.081 82 .371**
.222 82 .350**
.000 82 .241*
.027 82 .452**
.252 82 .395**
.185 82 .039
.000 82 .777**
.024 82 .219*
.003 82 .438**
.000 82 .262*
.000 82 .381**
.000 82 .260*
.000 82 .289**
.000 82 .251*
.000 82 .371**
.000 82 .194
82 .371**
.001 82 1
.001 82 .193
.029 82 .250*
.000 82 .387**
.000 82 .129
.730 82 .365**
.000 82 .563**
.049 82
.000 82
.017 82
.000 82
.018 82
.008 82
023 82
.001 82
.081 82
.001 82
82
.082 82
.023 82
.000 82
.247 82
.001 82
.000 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
130
Correlations (Lanjutan) KP12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Total Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP1 .265*
KP2 .235*
KP3 .189
KP4 .055
KP5 .123
KP6 .204
KP7 .315**
KP8 .350**
KP9 .136
KP10 .350**
KP11 .193
KP12 1
KP13 .334**
KP14 .257*
KP15 .085
KP16 .146
Total .476**
.016 82
.034 82
.089 82
.623 82
.271 82
.067 82
.004 82
.001 82
.222 82
.001 82
.082 82
82
.002 82
.020 82
..449 82
.190 82
.000 82
.326**
.203
.398**
-.022
.224*
.412**
.311**
.241*
.551**
.241*
.250*
.334**
1
.378**
-.014
.322**
.567**
.003 82 .373**
.068 82 .507**
.000 82 .333**
.842 82 .327**
.043 82 .414**
.000 82 .451**
.004 82 .457**
.029 82 .452**
/.000 82 .244*
.029 82 .452**
.023 82 .387**
.002 82 .257*
82 .378**
.000 82 1
.898 82 .229*
.003 82 .236*
000 82 .690**
.001 82
.000 82
.002 82
.003 82
.000 82
.000 82
.000 82
.027 82
.000 82
.000 82
.020 82
.000 82
82
.038 82
.032 82
.000 82
.079
.088
.265*
.253*
.561**
.195
.136
.000 82 .395**
.128
.395**
.129
.085
-.014
.229*
1
.044
.437**
.479 82 .187
.429 82 .189
.016 82 .072
.022 82 .132
.000 82 .174
.079 82 .345**
.222 82 .121
.000 82 .039
.252 82 .148
.000 82 .039
.247 82 .365**
.449 82 .146
.898 82 .322**
.038 82 .236*
82 .044
.693 82 1
.000 82 .382**
.092 82
.089 82
.520 82
.238 82
.118 82
.185 82
.730 82
.676**
.777**
.517**
.777**
.476**
.032 82 .690**
82
.467**
.003 82 .567**
.693 82
.606**
.001 82 .563**
.190 82
.521**
.281 82 .622**
.730 82
.506**
.002 82 .634**
.437**
.382**
.000 82 1
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
82
.
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah.
131
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja
Correlations PK1 PK1
Pearson Correlation
PK2
PK2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
PK3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000
.000
.002
82
82
82
82
.520**
1
.631**
PK9
PK10
Total
.208
-.103
.058
-.159
.331**
.507**
.002
.061
.356
.604
.153
.002
.000
82
82
82
82
82
82
82
.557** .531**
.238*
.143
.263*
.173
.378**
.770**
.000
.000
.000
.031
.199
.017
.119
.000
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
.618** .252*
.038
-.119
.042
.086
.403**
.556**
82
82
82
.530**
.631**
1
.000
.000
82
82
82
.338**
.557**
.002
.289
.705
.444
.000
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
.618**
1 .414**
.196
.212
.240*
.099
.300**
.674**
.000
.000
.000
.077
.056
.030
.374
.006
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.344**
.531**
.252*
.414**
1
.283**
.270*
.306**
.210
.045
.674**
.002
.000
.022
.000
.010
.014
.005
.058
.689
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
Pearson Correlation
.208
.238*
.038
.196 .283**
1
.179
-.225*
-.152
-.188
.298**
Sig. (2-tailed)
.061
.031
.734
.077
.010
.108
.042
.172
.091
.007
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
-.103
.143
-.119
.212 .270*
.179
1
.259*
.301**
-.018
.451**
.356
.199
.289
.056
.014
.108
.019
.006
.869
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
N PK7
PK8
.734
N
PK6
.338** .344**
PK7
.022
Sig. (2-tailed)
PK5
PK6
.000
N PK4
PK5
.530**
.000
N
PK4
.520**
1
Sig. (2-tailed) N
PK3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
82
Bersambung pada halaman berikutnya.
132
Correlations (Lanjutan)
PK8
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
Total
Pearson Correlation
.058
.263*
.042
.240*
.306**
-.225*
.259*
1
.370**
.586**
.580**
Sig. (2-tailed)
.604
.017
.705
.030
.005
.042
.019
.001
.000
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
-.159
.173
.086
.099
.210
-.152
.301**
.370**
1
.110
.408**
.153
.119
.444
.374
.058
.172
.006
.001
.324
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.331**
.378**
.403**
.300**
.045
-.188
-.018
.586**
.110
1
.540**
.002
.000
.000
.006
.689
.091
.869
.000
.324
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.507**
.770**
.556**
.674**
.674**
.298**
.451**
.580**
.408**
.540**
1
.000
.000
.000
.000
.000
.007
.000
.000
.000
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
N PK9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PK10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah.
133
82
Hasil Uji Validitas Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Correlations DED DED
DED
DED
PKE1 PKE2 DED
Pearson Correlation
PKE1
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE2
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE3
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE4
Sig. (2-tailed) N
DED
PKE3 PKE4
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE1 PKE1 DED
PKE5
PKE6
PKE7
PKE8
PKE9
0
1
PKE12
.291**
-.115
.312**
.053
-.074
.197
.247*
.278*
.179
.210
.306**
.008
.305
.004
.639
.508
.076
.025
.011
.107
.059
.005
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.291**
1
.221*
.408**
-.009
.281*
.506**
.264*
.265*
.215
.120
.200
.046
.000
.933
.010
.000
.017
.016
.053
.285
.071
1
.008 82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
-.115
.221*
1
.124
.542**
.149
.203
.162
.127
-.055
.006
-.085
.305
.046
.267
.000
.181
.068
.145
.255
.625
.956
.447
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.312**
.408**
.124
1
.030
.246*
.305**
.093
.288** .617**
.096
.229*
.004
.000
.267
.792
.026
.005
.407
.009
.000
.390
.039
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
-.009 .542**
.030
1
-.035
.092
.038
.228*
-.110
.123
-.210
.756
.413
.735
.039
.325
.270
.059
DED
Pearson Correlation
.053
PKE5
Sig. (2-tailed)
.639
.933
.000
.792
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
-.074
.281*
.149
.246*
-.035
1
.476**
.137
.005
.264*
.000
.301**
.508
.010
.181
.026
.756
.000
.220
.961
.016
.997
.006
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
1
.122
.163
.219* .335**
.168
.273
.143
.048
.002
.131
82
82
82
82
82
N DED
Pearson Correlation
PKE6
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
.197
.506**
.203
.305**
.092
.476**
PKE7
Sig. (2-tailed)
.076
.000
.068
.005
.413
.000
82
82
82
82
82
82
N
82
Bersambung pada halaman berikutnya.
134
Correlations (Lanjutan) DED
DED
DED
DED
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 DED
Pearson Correlation
PKE8
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE9
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE10 Sig. (2-tailed) N DED
Pearson Correlation
PKE11 Sig. (2-tailed) N DED
DED
DED
PKE5
PKE6
PKE7 PKE8 PKE9 PKE10 PKE11 PKE12
*
.162
.093
.038
.137
.122
.025
.017
.145
.407
.735
.220
.273
82
82
82
82
82
82
82
*
*
.127
**
*
.005
.163
.011
.016
.255
.009
.039
.961
.143
.045
82
82
82
82
82
82
82
82
**
-.110
*
*
.247
.278
.264
.265
.288
.617
.228
.264
.219
DED
DED
DED
.222*
.169
-.067
.201
.045
.129
.550
.070
82
82
82
82
82
*
1
.190
.037
.228*
.087
.739
.039
82
82
82
82
.169
.190
1
.124
.234*
.266
.035
1
.222
.179
.215
-.055
.107
.053
.625
.000
.325
.016
.048
.129
.087
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
**
-.067
.037
.124
1
-.048
.210
.120
.006
.096
.123
.000 .335
.059
.285
.956
.390
.270
.997
.002
.550
.739
.266
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
*
-.210
**
.168
.201
*
*
-.048
1
.667
-.085
.005
.071
.447
.039
.059
.006
.131
.070
.039
.035
.667
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.025
*
-.149
.005
-.019
-.042
.193
-.148
.164
.046
.171
.066
.822
.038
.181
.961
.866
.711
.082
.184
.141
.681
.125
.554
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.048
*
-.210
-.156
-.129
-.069
.074
-.056
.102
-.138
.158
.140
.050
.058
.163
.247
.539
.506
.616
.361
.216
.156
.209
82 82 82 82 Bersambung pada halaman berikutnya.
82
82
82
82
82
82
82
82
Pearson Correlation
PKE13 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
PKE14 Sig. (2-tailed) N
DED
.200
Pearson Correlation
N
DED
DED
**
PKE12 Sig. (2-tailed)
DED
*
DED
.306
.669
.229
.217
.229
.301
.228
.234
135
Correlations (Lanjutan) DED
DED
DED
DED
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 DED
Pearson Correlation
PKE15 Sig. (2-tailed) N Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.292** .348**
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE5
PKE6
PKE7 PKE8 PKE9 PKE10 PKE11 PKE12
.070
.142
-.028
-.010
.216
.089 .409**
.081
.241*
.209
.008
.001
.533
.204
.803
.928
.052
.425
.000
.471
.029
.060
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.447** .693** .345**
.586**
.272*
.416** .665** .334** .504**
.451**
.364**
.390**
.000
.000
.001
.000
.013
.000
.000
.002
.000
.000
.001
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
Bersambung pada halaman berikutnya.
136
Correlations (Lanjutan) DED
DED
DED
PKE13
PKE14
PKE15
Total
DED
Pearson Correlation
.025
.048
.292**
.447**
PKE1
Sig. (2-tailed)
.822
.669
.008
.000
82
82
82
82
*
*
**
.693**
N DED
Pearson Correlation
PKE2
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE3
Sig. (2-tailed) N
.229
.217
.348
.038
.050
.001
.000
82
82
82
82
-.149
-.210
.070
.345**
.181
.058
.533
.001
82
82
82
82
DED
Pearson Correlation
.005
-.156
.142
.586**
PKE4
Sig. (2-tailed)
.961
.163
.204
.000
82
82
82
82
-.019
-.129
-.028
.272*
.866
.247
.803
.013
82
82
82
82
N DED
Pearson Correlation
PKE5
Sig. (2-tailed) N
Bersambung pada halaman berikutnya.
137
Correlations (Lanjutan)
DED
Pearson Correlation
PKE6
Sig. (2-tailed) N
DED
DED
DED
PKE13
PKE14
PKE15
Total
-.042
-.069
-.010
.416**
.711
.539
.928
.000
82
82
82
82
DED
Pearson Correlation
.193
.074
.216
.665**
PKE7
Sig. (2-tailed)
.082
.506
.052
.000
82
82
82
82
-.148
-.056
.089
.334**
.184
.616
.425
.002
82
82
82
82
N DED
Pearson Correlation
PKE8
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
.164
.102
.409**
.504**
PKE9
Sig. (2-tailed)
.141
.361
.000
.000
82
82
82
82
.046
-.138
.081
.451**
.681
.216
.471
.000
82
82
82
82
.171
.158
.241*
.364**
.125
.156
.029
.001
82
82
82
82
.066
.140
.209
.390**
.554
.209
.060
.000
82
82
82
82
1
.515**
.460**
.387**
.000
.000
.000
82
82
82
N DED
Pearson Correlation
PKE10 Sig. (2-tailed) N DED
Pearson Correlation
PKE11 Sig. (2-tailed) N DED
Pearson Correlation
PKE12 Sig. (2-tailed) N DED
Pearson Correlation
PKE13 Sig. (2-tailed) N
82
Bersambung pada halaman berikutnya.
138
Correlations (Lanjutan) DED
DED
DED
PKE13 PKE14 PKE15 DED
Pearson Correlation
PKE14
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE15
Sig. (2-tailed) N
Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.515**
1
.000
Total
.273*
.262*
.013
.018
82
82
82
82
.460**
.273*
1
.527**
.000
.013
82
82
82
82
.387**
.262*
.527**
1
.000
.018
.000
82
82
82
.000
82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data Primer yang diolah.
139
Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Profesional
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
Reliability Statistics %
Cronbach's Alpha
82
100.0
0
.0
82
100.0
N of Items
.862
16
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Kerja Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
Reliability Statistics %
Cronbach's Alpha
82
100.0
0
.0
82
100.0
N of Items
.707
10
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Uji Reliabilitas Variabel Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
Reliability Statistics
% 82
100.0
0
.0
82
100.0
Cronbach's Alpha .692
N of Items 15
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
140
LAMPIRAN V HASIL UJI ASUMSI KLASIK
141
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity Statistics
Std. Model 1
B (Constant)
Error
10.603
6.704
KP
.410
.076
PK
.543
.138
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
1.582
.118
.474
5.385
.000
.961
1.040
.348
3.946
.000
.961
1.040
a. Dependent Variable: DEDPKE
Uji Heterokedastisitas
142
Uji Normalitas
143
LAMPIRAN VI HASIL UJI HIPOTESIS
144
Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Std. Error of the Model
R
R Square .641a
1
Adjusted R Square
.411
Estimate
.396
4.379
a. Predictors: (Constant), PK, KP b. Dependent Variable: DEDPKE
Uji Statistik t
Coefficients a Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity Correlations
Std. Model 1
B (Constant)
Statistics
Zero-
Error
10.603
6.704
KP
.410
.076
PK
.543
.138
Beta
t
Sig.
order
Partial
Part
Tolerance
VIF
1.582
.118
.474
5.385
.000
.543
.518
.465
.961
1.040
.348
3.946
.000
.441
.406
.341
.961
1.040
a. Dependent Variable: DEDPKE
145
Uji F Statistik ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1055.847
2
527.924
Residual
1515.141
79
19.179
Total
2570.988
81
F 27.526
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), PK, KP b. Dependent Variable: DEDPKE
146
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Sorotan masyarakat terhadap profesi akuntan sangatlah besar sebagai dampak beberapa skandal perusahaan besar didunia seperti Enron dan World Com yang melibatkan para akuntan (Koran Tempo, 2002). Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi (Christiawan, 2002). Kualitas audit didefinisikan sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi maupun sistem manajemen klien yang diaudit dan melaporkannya, yang dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik (Elfarini, 2007). Probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Auditor seringkali dihadapkan pada situasi adanya dilema yang menyebabkan dan memungkinkan auditor tidak dapat independen. Auditor diminta untuk tetap independen dari klien, tetapi pada saat yang sama kebutuhan mereka tergantung kepada klien karena fee yang diterimanya, sehingga sering kali auditor berada dalam sitausi dilematis. Hal ini akan berlanjut jika hasil temuan auditor tidak sesuai dengan harapan klien, sehingga menimbulkan konflik 1
audit (Tsui, 1996; Tsui dan Gul, 1996). Konflik audit ini akan berkembang menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang bertentangan dengan independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi atau tekanan di sisi lainnya (Windsor dan Askhanasy, 1995). Perspektif dari sudut psikologi mengenai independensi auditor ini mengemukakan bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil dan pendekatan-pendekatan profesi auditing yang ada sekarang ini adalah naïf dan tidak realistis (Bazerman, Loewenstein dan Moore, 2002). Kerangka audit yang ada mengimplikasikan tujuan independensi adalah mencoba menghilangkan bias oleh auditor sehingga dapat mencapai obyektifitas, padahal auditor menurut mereka berdasarkan posisi pekerjaan dalam hubungannya dengan klien tidak mungkin luput dari bias yang tidak disadari (unconscious bias). Kesimpulan Bazerman, et al. yang provokatif ini mengundang tanggapan dari beberapa pihak. Salah satu argument yang menanggapi adalah King (2002) yang menyatakan kesimpulan Bazerman, et al. itu sebagai terlalu prematur dengan beberapa alasan. King (2002) mengemukakan ada dua alasan, pertama eksperimeneksperimen yang menjadi dasar kesimpulan mereka tidak berkaitan dengan setting pekerjaan auditor dan kedua, peneliti tidak memperhitungkan ikatan-ikatan psikologis yang dibentuk dari keanggotaan kelompok yang dapat mengurangi self-serfing bias. Selain dua hal itu dapat dikemukakan alasan ketiga bahwa argument Bazerman, et al. tidak memperhitungkan faktor-faktor pengurang
2
(mitiguating factors) yang dapat bertindak mengurangi bias (debiasing) yang ada pada lingkungan audit. Auditor secara sosial juga bertanggung jawab kepada masyarakat dan profesinya dari pada mengutamakan kepentingan dan pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis semata. Situasi seperti ini sangat sering dihadapi oleh seorang auditor. Auditor seringkali dihadapkan kepada situasi dilema etika dalam pengambilan keputusannya (Tsui dan Gul, 1996). Menurut Nasution (2003) Auditor internal adalah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing dan auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang dijalankan didalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian internal organisasi. Kualitas auditing internal yang akan dijalankan berhubungan dengan kompetensi dan obyektivitas dari staf internal auditor organisasi tersebut. Oleh sebab itu, internal auditor senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk kompleks. Dengan demikian internal auditing muncul sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang memanfaatkan metode dan tekhnik dasar dari penilaian. Sebagai pekerja, internal auditor mendapatkan penghasilan dari organisasi dimana dia bekerja, hal ini berarti internal auditor sangat tergantung kepada organisasinya sebagai pemberi kerja. Dilain pihak internal auditor dituntut untuk tetap independen sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada publik dan profesinya. Disini konflik audit muncul ketika auditor internal menjalankan aktivitas auditing internal. Internal 3
auditor sebagai pekerja didalam organisasi yang diauditnya akan menjumpai masalah ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin tidak menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau obyek audit yang dilakukannya. Ketika manajemen atau subyek audit menawarkan sebuah imbalan atau tekanan kepada internal auditor untuk menghasilkan laporan audit yang diinginkan oleh manajemen maka menjadi dilema etika. Untuk itu auditor dihadapkan pada pilihan-pilihan keputusan yang terkait dengan hal-hal keputusan etis dan tidak etis. Keputusan etis (etichal decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas. Internal auditor sebagai karyawan mempunyai tanggung jawab kepada organisasi dimana dia bekerja, tetapi sebagai seorang akuntan profesional dia harus bertanggung jawab kepada profesinya kepada masyarakat dan dirinya sendiri untuk berkelakuan etis yang baik. Kemampuan internal auditor untuk membuat keputusan yang akan diambil ketika menghadapi situasi dilema etika akan sangat bergantung pada berbagai hal, karena keputusan yang diambil oleh internal auditor juga akan banyak berpengaruh kepada organisasi dan konsisten dimana dia berada karena auditor internal merupakan salah satu perwakilan dari profesi berpengetahuan intensif yang kinerja dan efektivitas sangat bergantung dari prilaku mereka sendiri (Bik, 2010). Internal auditor secara terus menerus dihadapkan pada situasi dilema etika yang melibatkan pilihan-pilihan antara nilai-nilai yang saling bertentangan. Manajemen dapat mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh
4
internal auditor. Manajemen dapat menekan internal auditor untuk melanggar standar pemeriksaan, tetapi internal auditor juga terikat pada etika profesi dan mempunyai tanggung jawab sosial, maka auditor berada dalam situasi yang dilematis. Memenuhi tuntutan manajemen berarti melanggar standar dan etika profesi, namun dilain pihak jika tidak memenuhi tuntutan tersebut kemungkinan dapat menghasilkan sanksi atas diri internal auditor. Faktor determinan penting dalam perilaku pengambilan keputusan etis adalah faktor-faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pembuat keputusan dan variabel-variabel yang merupakan hasil dari proses sosialisasi dan pengembangan masing-masing individu (paolillo dan Vittel, 2002). Faktor-faktor individual tersebut meliputi variabel-variabel yang merupakan ciri pembawaan sejak lahir (gender, umur, kebangsaan dan sebagainya). Sedangkan faktor-faktor lainnya adalah faktor organisasi, lingkungan kerja, profesi dan sebagainya. Sebagian besar studi yang pernah dilakukan dalam rangka mengevaluasi kualitas audit, selalu membuat kesimpulan dari sudut pandang auditor (Widagdo, Lesmana dan Irwandi, 2002). Kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka (Nugrahaningsih, 2005). Auditor internal dalam pengambilan keputusan 5
etis diharapkan obyektif dan tetap independen sehingga komitmen profesionalnya dapat dibuktikan dan tidak goyah ketika dihadapkan pada hal yang dilematis terhadap etika. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, Basuki dan Hendaryatno (2005) dengan Jenny Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat perbedaan hasil dalam pengukuran pengalaman kerja. Menurut Budi, et al. (2005) bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis, lalu menurut Jenny Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman kerja internal auditor terhadap faktor dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Karena perbedaan dari kedua penelitian sebelumnya ini, penulis tertarik untuk menguji pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis internal auditor. Selain itu untuk mengetahui bagaimana auditor internal melakukan keputusan etis ketika dihadapkan situasi dilema etika. Karena alasan ini penulis memilih judul skripsi “Pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah ditemukan, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah:
6
1. Apakah komitmen profesional auditor berpengaruh terhadap dilema etika auditor dalam pengambilan keputusan etis? 2. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap dilema etika auditor dalam pengambilan keputusan etis?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris sebagai berikut: a. Untuk menganalisis tingkat pengaruh komitmen profesional internal auditor terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. b. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. 2. Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan manfaat antara lain: a. Bagi perusahaan Memberikan informasi bahwa auditor internal yang memiliki ruang lingkup sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya ketika dihadapkan dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang mempertaruhkan komitmen profesionalnya dan pengalaman kerjanya.
7
b. Bagi auditor berupa informasi yang dapat digunakan sebagai motivasi bagi para auditor internal untuk dapat lebih tangguh dalam mengembangkan tugasnya serta dapat memperbaiki keadaan profesinya ketika dihadapkan pada situasi dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. c. Bagi penulis Sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan khususnya pada topik yang diteliti mengenai pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga dapat memperoleh gambaran antara fakta dilapangan dengan permasalahan tersebut.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit 1. Pengertian Audit Audit diterjemahkan sebagai istilah dari pemeriksaan. Pada dasarnya pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit yaitu sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan
kriteria
yang
telah
ditetapkan
atau
kriteria teoritis.
Serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang sudah digariskan. Hal ini sesuai dengan apa yang tercermin dari pernyataan Mulyadi (2009:9) yang mendefinisikan auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) mendefinisikan auditing adalah sebagai berikut: 9
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Halim (2008:1), definisi audit yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts) adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi buktibukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai informasi dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
10
informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik audit sebagai berikut: a. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti atau informasi. b. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian informasi. c. Adanya tingkat kesesuaian (degree of correspondence) dan kriteria tertentu (stablish criteria). d. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperisaksanya. e. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak yang berkepentingan. 2. Jenis-Jenis Audit Ada beberapa jenis audit yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009:1415) yaitu: Audit operasional (Operational audits), audit laporan keuangan (financial statement audits), dan Audit ketaatan (Compliance audit). a. Audit operasional (Operational audits) Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
11
efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhir pemeriksaan operasional biasanya diajukan saran-saran rekomendasi pada manajemen untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas operasional perusahaan. b. Audit laporan keuangan (Financial statement audits) Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan merupakan informasi terukur yang akan diferivikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu yang dalam hal ini adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum, dengan tujuan memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan. Asumsi dasar dari suatu laporan keuangan adalah bahwa laporan keuangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh kelompok yang berbeda-beda. Oleh karena itu jauh lebih efisien jika mempekerjakan satu orang auditor independen untuk melaksanakan audit dari pada membiarkan masing-masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri. c. Audit ketaatan (Compliance audits) Pemeriksaan
ketaatan
merupakan
proses
pemeriksaan
yang
mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti atas suatu prosedur atau peraturan tertulis yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Biasanya hasil atau laporan dari auditor ketaatan ini tidak dilaporkan kepada pihak tertentu dalam organisasi, biasanya pimpinan dalam organisasi.
12
3. Jenis-Jenis Auditor Menurut Arens, et al. (2009:15-16). Terdapat empat jenis auditor yang umum dikenal dalam masyarakat, yaitu: Akuntan publik (Certified accountant public firms), akuntan pemerintah (General accounting office auditors), akuntan pajak (Internal revenue agent) dan auditor internal (Internal auditors). a. Akuntan publik (Certified accountant public firms) Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor independen untuk membedakannya dengan auditor internal. Akuntan ini bertanggung jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang dipublikasikan. Dan memberikan opini atas informasi yang diauditnya. b. Akuntan pemerintah (General accounting office auditors) Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah. Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Dan laporan audit ini diserahkan kepada kongres, dalam hal ini untuk Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat. c. Akuntan pajak (Internal revenue agent) Akuntan pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pada pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup pengerjaannya adalah memeriksa apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku.
13
d. Auditor internal (Internal auditors) Auditor internal adalah bertanggung jawab pada manajemen perusahaan. Tinjauannya adalah audit terhadap setiap berbagai prosedur-prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan. Pada akhir kegiatan biasanya diajukan saran-saran rekomendasi manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan. Pada dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang audit tersebut adalah sama, yang membedakannya adalah tanggung jawab dan tingkat kebebasan yang berbeda. Dari definisi tersebut, kita mengetahui pengertian audit dalam arti luas, namun lebih menekankan pada audit yang dilakukan oleh auditor internal.
B. Audit Internal 1. Pengertian Audit Internal Menurut Moeller and Witt (1999:1) Audit internal didefinisikan sebagai berikut: “Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization”. Dari istilah yang terdapat pada definisi diatas dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut: a. Independent, mempunyai arti bebas dari pembatasan ruang lingkup dan efektivitas hasil pemeriksaan yang berupa temuan dan pendapat.
14
b. Appraisal, menyatakan keyakinan penilaian auditor internal dalam kesimpulan yang dibuatnya. c. Established, menjelaskan pengakuan perusahaan atas peranan auditor internal. d. Examine and evaluate, menyatakan bahwa kegiatan auditor internal sebagai auditor serta penilai terhadap faktor-faktor yang ditemukan dalam perusahaan. e. It’s activities, menyatakan luasnya ruang lingkup pekerjaan auditor internal yang meliputi seluruh aktivitas perusahaan. f. Service, menyatakan bahwa pelayanan terhadap manajemen merupakan hasil akhir dari pekerjaan auditor internal. g. To the organization, menyatakan bahwa ruang lingkup pelayanan auditor internal berhubungan dengan seluruh personalia perusahaan, dewan komisaris termasuk komite audit dan para pemegang saham. Auditor internal merupakan fungsi penilaian yang independen yang didirikan dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan organisasi secara menyeluruh yang bertujuan membantu dan memperbaiki kinerja semua tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab secara efektif. Aktivitas audit internal menjadi pendukung utama untuk tercapainya tujuan pengendalian internal. Ketika melaksanakan kegiatannya, auditor internal harus bersifat objektif dan kedudukannya dalam perusahaan adalah independen. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka
15
penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian audit internal, yang diantaranya definisi menurut The Institute of Internal Auditors, IIA (1995:3) adalah: “Internal audit is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization.” Yang artinya auditor internal merupakan fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan sebagai layanan pada organsiasi. Lalu definisi selanjutnya pada bulan Juni 1999, audit internal hanya merefleksikan perubahan yang terjadi dalam profesi, definisi tersebut juga mengarahkan auditor internal menuju peran yang lebih luas dan berpengaruh pada masa yang akan datang. Definisi yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors Board of Directors pada bulan Juni 1999: “Internal audit is an independent objective assurance and conceling activity design to add value and improve and organization’s operations it help an organization accomplish its objective by bringing a systematic disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management; control and governance process.” Yang artinya audit internal adalah jaminan tujuan independen dan desain konseling kegiatan untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi yang membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
manajemen
risiko,
pengendalian
dan
proses
governance.
Pengertian audit internal menurut “Profesional Practice Framework”: 16
International standards for the professional practice of internal audit, IIA (2009) adalah suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi (consulting) yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah (to add value) serta meningkatkan (improve) kegiatan operasi organisasi. Definisi tersebut menyatakan audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Menurut Hiro Tugiman (2004:6) terdapat lima konsep kunci audit internal yaitu independen, kegiatan penilaian, diadakan dalam organisasi, pelayanan terhadap organisasi dan pengawasan yang menguji pengawas lain: a. Independen Standar menentukan bahwa para auditor seharunya tidak terikat pada kegiatan yang mereka periksa, karenannya suatu fungsi audit harus bebas dari unit-unit yang diperiksanya. Dapat dipastikan bahwa audit internal bersentuhan dengan fungsi-fungsi lain didalam organisasi. Sebagai akibatnya ia harus kehilangan kebebasannya meski bagaimana kerasnya berusaha untuk tidak tersentuh.
17
b. Kegiatan penilaian Pada hakekatnya kegiatan audit adalah penilaian. Jika para pengelola audit melakukan penilaian oleh mereka sendiri dan melaporkan hasilnya. Para auditor dapat dihubungi guna menilai mutu laporan dan menunjukan keabsahannya, lebih jauh lagi mereka bisa menilai untuk proses penilaian diri yang diikuti oleh para pengelola unit. c. Diadakan dalam organisasi Para auditor internal merupakan karyawan dari organisasi yang mereka audit. Untuk membedakan mereka dari pada auditor eksternal, mereka menambahkan kata keterangan sifat “internal”. Para auditor eksternal melaksanakan tugas auditnya seperti auditor internal namun bekerja untuk organisasi lain dalam jangka waktu tertentu. d. Pelayanan terhadap organisasi Konsep yang keempat adalah konsep yang paling penting bagi kelangsungan hidup fungsi audit internal. Kunci keberadaan audit internal adalah layanan untuk para pemakai jasa. Hanya organisasi audit internal yang menyediakan layanan, yang oleh pemakai jasa dianggap mengalami pertambahan nilai-nilai, yang akan berlangsung keberadaannya apabila ikut membantu keberhasilan unit. e. Pengawasan yang menguji pengawas lain Konsep terakhir adalah konsep yang berkisar tentang apa yang dilakukan para auditor internal. Standar mengatakan bahwa audit adalah suatu
18
pengawasan yang berfungsi menguji dan menilai efektivitas dari pengawasan lainnya, kecuali pada kasus-kasus dimana harus membedakan antara pengawasan internal terhadap seluruh kegiatan organisasi. 2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal a. Tujuan audit internal Audit internal dalam perusahaan bertujuan untuk membantu manajemen dalam menjalankan tugas untuk mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan perusahaan. Audit internal membantu manajemen dengan cara memberikan analisis yang objektif, penilaian, rekomendasi, dan pendapat mengenai kegiatan perusahaan yang diperiksanya. Tujuan audit internal yang dinyatakan The Institute of Internal Auditors Florida, USA. IIA Florida (1995:3) dan The Institute of Internal Auditors United Kingdom, IIA UK (1999:4) adalah sebagai berikut: “The objective of internal auditing is to assist member of the organization in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal auditing furnishes them with analiysis, Appraisals, recommendation, counsel, and information concerning the activities reviewed. The audit objectives include promoting effective control at a responsenable cost”. Yang artinya tujuan dari audit internal adalah membantu anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Untuk tujuan ini, melengkapi internal audit mereka dengan analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi mengenai aktivitas yang ditinjau. Tujuan audit meliputi mempromosikan kontrol yang efektif dengan biaya yang sangat memungkinkan. Dari pernyataan tersebut dapat
19
disimpulkan bahwa tujuan audit internal adalah membantu agar anggota para organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut audit internal menyajikan hasil analisis, rekomendasi, petunjuk, penilaian dan informasi yang berkaitan dengan aktivitas yang dikaji. Tujuan audit juga meliputi usaha untuk meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Zarkasy (2006) yang menyatakan bahwa tujuan pemeriksaan internal adalah memantau dan mengevaluasi efektivitas organisasi dari risiko manajemen dan sistem control serta membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Tujuan ini mencakup pula pengembangan dan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar. Konsersium Organisasi Profesi Auditor Internal dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:2) mengemukakan tentang tujuan audit internal yaitu sebagai berikut: 1) Memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja satuan audit internal maupun individu auditor internal; 2) Menjadi sarana bagi pemakai jasa dalam memahami peran, ruang lingkup, dan tujuan audit internal; 3) Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi;
20
4) Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan kegiatan audit internal yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja kegiatan operasional organisasi; 5) Menjadi acuan dalam menyusun program pendidikan dan pelatihan bagi auditor internal; 6) Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang seharusnya (International best practice). Audit internal berhubungan dengan semua tahap aktivitas perusahaan sehingga tidak hanya terbatas pada audit terhadap catatan-catatan akuntansi. Untuk mencapai tujuan tersebut, audit internal harus melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Me-review
keadaan
dan
integritas
informasi
keuangan
dan
mengoprasi dalam mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan dan melaporkan informasi tersebut. 2) Me-review sistem yang ditetapkan untuk menjamin ketaatan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan yang berpengaruh pada operasi dan pelaporan, dan dapat menentukan apakah organsiasi tersebut taat atau tidak. 3) Me-review seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan memeriksa eksistensi asset tersebut. 4) Penilaian ekonomis dan efisiensi sumber daya yang dikerjakan.
21
5) Me-review berbagai operasi atau program untuk menilai apakah hasilnya akan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan atau program tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. b. Ruang lingkup audit internal Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal Auditors Florida, USA IIA Florida (1995:29) dan The Institute of Internal Auditors United Kingdom, IIA UK (1999:23) adalah sebagai berikut: “The scope of internal auditing should encompass the examination and evaluation of the adequacy and effectiveness of the organization’s system of internal control and the quality of performance in carrying out assigned responsibilities”. Maksudnya adalah ruang lingkup audit internal harus mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem organisasi pengendalian internal dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan. Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:13) mengemukakan tentang lingkup penugasan bahwa fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan governance dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan pengevaluasian terhadap kememadaian dan efektivitas sistem pengendalian internal
22
pengendalian internal perusahaan dan kualitas kinerja berkaitan dengan tanggung jawab anggota organisasi yang bersangkutan. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan audit internal mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan agar tujuan audit internal dapat tercapai, maka kegiatan auditor internal dapat dikelompokan dalam beberapa jenis. Jenis-jenis kegiatan ini dikenal dengan nama “Element of the work”. Hal ini dikemukakan oleh Chasin, Paul dan John (1988:8-11) sebagai berikut: “The element of audit internal maybe grouped under compliance, verification, and evaluation”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Complience (Ketaatan) Kegiatan compliance berkaitan dengan ditaatinya kebijakan, peraturan, prosedur dan praktik-praktik usaha yang baik dalam bidang ini dapat digolongkan menjadi: a) Ketaatan atas prinsip akuntansi. b) Ketaatan atas kebijakan dan prosedur-prosedur perusahaan. c) Ketaatan atas peraturan-peraturan pemerintah. 2) Verification (Verifikasi) Verifikasi meliputi kegiatan melakukan kecermatan, kebenaran perhitungan aritmatika, ketelitian alokasi biaya, misalnya: perhitungan faktur penjualan, perhitunga nilai persediaan, penjumlahan jurnal dan buku
harian
serta
perhitungan
depresiasi.
Kemudian
auditor
23
menentukan apakah catatan-catatan dan laporan-laporan yang telah diverifikasi terdapat kekurangan-kekurangan. Kelemahan dalam prosedur pencatatan dan pelaporan, untuk selanjutnya diajukan saransaran perbaikan. 3) Evaluation (Penilaian) Merupakan tanggung jawab auditor internal yang paling penting dan paling sulit diukur hasilnya. Kegiatan ini meliputi penilaian terhadap prosedur, hasil yang diperoleh, analisis perkembangan (trend) saat ini, analisis dan prediksi dimasa yang akan datang serta perbaikanperbaikan yang perlu dilakukan. Oleh sebab itu auditor internal harus bertanggung jawab terhadap analisis yang dibuat serta rekomendasi yang diajukan kepada manajemen yang nantinya digunakan sebagai dasar dan pertimbangan terhadap pengambilan keputusan. Dalam melakukan penilaian, auditor internal harus menggunakan ukuran yang dapat dijadikan sebagai dasar penilaian seperti: a) Prosedur yang telah ditetapkan. b) Anggaran atau standar yang telah ditetapkan. c) Undang-undang yang berlaku. d) Peraturan daerah. e) Kebijakan yang telah ditetapkan manajemen. Jadi secara terperinci, ruang lingkup auditor internal adalah melakukan penilaian atas pengendalian internal, penilaian atas pencatatan laporan
24
perusahaan, serta penilaian atas hasil seluruh kegiatan perusahaan. Auditor internal juga harus memberikan keyakinan bahwa catatan laporan dan pelaksanaan kegiatan bagi perusahaan telah dilaksanakan dengan baik. Tujuan dan ruang lingkup audit internal sangat luas tergantung pada besar kecilnya organisasi yang besangkutan. 3. Profesi Audit Internal Teori-teori dan konsep-konsep telah menjawab, bahwa keberadaan atau alasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi, hal ini mengingat pengertian audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Menurut Sawyer, Mortimer dan James (2003:6) yaitu: “Internal auditing is a systematic, objectives appraisal by auditor internals of the diverse operations and control within an organization to determine wheter (1) Financial and operating information is accurate and reliable, (2) Risk to the enterprise are identified and minimized, (3) External regulation and acceptable internal polices and procedure are followed, (4) Satisfactory standart are met, (5) The organization’s objective are effectively achieved-all for the purpose of assisting of their responsibilities”.
25
Yang artinya audit internal adalah, sistematis tujuan penilaian oleh auditor internal dari beragam operasi dan kontrol dalam sebuah organisasi untuk menentukan keduanya, (1) Informasi keuangan dan operasi yang akurat dan dapat dipercaya, (2) Risiko untuk perusahaan diidentifikasi dan diminimalkan, (3) Peraturan eksternal dan kebijakan internal yang dapat diterima dan prosedur diikuti, (4) standar yang memuaskan terpenuhi, (5) Tujuan organisasi itu secara efektif semuanya berhasil tercapai untuk tujuan membantu dari tanggung jawab mereka. Redefinisi audit internal telah ditetapkan oleh IIA ‘Board of Directors pada bulan Juni 2009 adalah: “Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve and organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and the effectiveness of risk management control and governance processes”. Yang artinya audit internal adalah kegiatan, independen jaminan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan dan mencapai tujuan organisasi dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi efektivitas risiko pengendalian manajemen dan tata kelola proses. 4. Peranan audit internal Audit internal mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep audit internal dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan. Oleh karena itu semakin besar suatu perusahaan, maka semakin luas pula rentang
26
pengendalian yang dipikul pimpinan, sehingga manajemen harus meciptakan suatu pengendalian intern yang efektif untuk mencapai suatu pengelolaan yang optimal dengan mempertimbangkan manfaat dan biayanya. Karena keterbatasan manajemen dalam mengendalikan aktivitasnya itu, perusahaan memerlukan audit internal yang akan membantu manajemen dalam membantu apakah rencana-rencana operasi, keuangan, kebijakan dan prosedur-prosedur yang dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehingga audit internal yang dilakukan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat berdasarkan atas kebijakan dan rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya mengawasi aktivitasnya. Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit tersebut telah menjawab bahwa keberadaan atau peranan audit dalam perusahaan adalah ditujukan untuk memperbaiki kinerja. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja perusahaan maka audit menunjang kearah perbaikan kinerja secara keseluruhan (Hiro Tugiman, 2004:8).
C. Komitmen Profesional 1. Pengertian komitmen Komitmen merupakan bukan sekedar janji yang harus ditepati dan diwujudkan, tetapi didalamnya juga terkandung kesungguhan dan tanggung jawab (Fatoni, 2005). Komitmen dapat muncul dalam berbagai
27
bentuk, maksudnya arti dari komitmen menjelaskan perbedaan hubungan antara anggota organisasi dan entitas lainnya (salah satunya organisasi itu sendiri) serta melibatkan usaha untuk memisahkan diantara berbagai entitas di mana individu berkembang menjadi memiliki komitmen (Meyer, Allen dan Gellatly, 1997). Komitmen cendrung mempunyai makna bahwa melakukan perjanjian dengan diri sendiri. Jika seseorang telah membuat keputusan yang disertai dengan komitmen, maka tentunya ia akan berupaya dan berjuang untuk menjalani keputusan itu dengan sebaik-baiknya, dengan bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Karena itu jika seorang individu dalam organisasi sudah tidak memiliki komitmen, maka keadaan tersebut adalah sebuah kerugian bagi organisasi bersangkutan. 2. Pengertian profesional Pengertian profesionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:689) adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Menurut Putranti (2008) Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini juga mempengaruhi terhadap penampilan atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya. Lalu menurut Arifin (2010) Profesional, profesi dan profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan
dilakukannya
kegiatan-kegiatan
kerja
tertentu
dalam
masyarakat, berbekalan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa 28
keterpanggilan serta ikrar (fateri / profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesusahan ditengah gelapnya kehidupan. Sedangkan pengertian profesional menurut Arens, et al. (2009:78) yaitu: “Profesional means a responsible for conduct that axtended beyond statisfying individual responsibilities and beyond the requerment of our society law and regulation”. Dalam pengertian tersebut profesional merupakan tanggung jawab berperilaku yang lebih dari sekedar tanggung jawab berperilaku yang lebih dari sekedar tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang memiliki etos kerja dan keahlian khusus serta pendidikan dan keterampilan khusus dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan masyarakat dalam bekerja. Sebagai seorang yang profesional, auditor internal mengakui tanggung jawab terhadap klien dan terhadap rekan seprofesinya termasuk untuk berperilaku sekalipun ini berarti pengorbanan pribadi. 3. Auditor Internal yang Profesional Auditor internal yang profesional yaitu orang yang berpengetahuan dan berketerampilan yang harus dimiliki untuk berpraktek sebagai auditor internal. Untuk mengetahui apakah seorang auditor internal telah profesional dalam melakukan tugasnya maka perlu adanya evaluasi kinerja. Dan evaluasi kinerja auditor internal dapat dilakukan dengan cara, 29
yaitu sudahkah terpenuhinya profesionalisme auditor internal. Kriteria profesionalisme auditor internal menurut Sawyer, et al. (2003:10-11), Forum Komunikasi Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara / Badan usaha Milik Daerah (FKSPI BUMN / BUMD) dan Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA): a. Pelayanan terhadap masyarakat (Service to the public) Auditing internal menyediakan pelayanan terhadap masyarakat dalam hal meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya baik dalam perusahaan maupun organisasi. Kode etik audit internal mewajibkan anggota The Institute of Internal Auditors (IIA) untuk menghindari keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang dan ilegal. Audit internal dalam memberikan pelayanan terhadap publik harus bekerja sama dengan komite audit, dewan direksi, dan staff perusahaan lainnya. b. Pelatihan jangka panjang (Long specialized training) Auditor internal yang profesional yaitu orang-orang yang telah mengikuti pelatihan, lulus dari ujian pendidikan audit internal dan telah mendapat sertifikasi. Dapat disimpulkan bahwa auditor yang profesional harus mengikuti pelatihan profesi dalam jangka panjang agar dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkan dan selalu uptodate terhadap perkembangan audit internal untuk mengiringi semakin meningkatknya perekonomian di era globalisasi
30
ini serta untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang auditor internal yang kompeten. c. Taat pada kode etik (Subscription to a code of ethic) Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan menerima tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab yang efektif, auditor internal perlu memelihara standar prilaku yang tinggi. Kode etik bagi para auditor internal memuat standar perilaku sebagai pedoman tingkah laku yang dikhendaki dari anggota profesi secara individual. Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib menjalankan tanggung jawab profesinya dengan bijaksana, penuh martabat dan kehormatan. Pelanggaran terhadap standar perilaku yang ditetapkan
dalam
kode
etik
dapat
mengakibatkan
dicabutnya
keanggotaan auditor internal dari organisasi profesinya. d. Anggota dari organisasi profesi (Membership in an association and attendance at meetings) The Institute of Internal Auditors (IIA) merupakan asosiasi profesi auditor internal tingkat internasional yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. IIA merupakan wadah bagi para auditor internal yang mengembangkan bidang ilmu audit internal agar para anggotanya mampu bertangung jawab dan kompeten dalam menjalankan tugasnya,
31
menjunjung tinggi standar, pedoman praktik audit internal dan etika supaya anggotanya profesional dalam bidangnya. Auditor Internal di Indonesia telah terdapat berbagai nama dan sebutan organisasinya yang muncul sekitar dua-tiga dasawarsa yang lalu, antara lain: (1) The Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia Chapter; (2) Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara dan badan Usaha Milik Daerah (FKSPI, BUMN / BUMD); (3) Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPAI); (4) Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditors (DS-QIA); (5) Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII)”. e. Jurnal publikasi (Pubication of jurnal aimed at upgrading practice) The Institute of Internal Auditors (IIA) mempublikasikan jurnal tentang tekhnik auditor internal, seperti halnya buku-buku panduan, studi penelitian, monograf, presentasi audio visual, materi instruksi lainnya.
Kontribusi
pengisian
jurnal
publikasi
adalah
dengan
menyerahkan kepada praktisi dan para ahli. Di indonesia, majalah Satuan Pengawasan Internal (SPI) pertama kali terbit pada tahun 1988 dan majalah Auditor Internal (YPIA, DS-QIA, IIA-Indonesia Chapter, FKSPI BUMN / BUMD dan PAII) terbit pertama kali pada tahun 2002.
32
f. Pengembangan profesi berkelanjutan (Examination to test entrast knowledge) Dalam setiap pengawasan, auditor internal haruslah melaksanakan tugasnya
dengan
memperhatikan
keahlian
dan
kecermatan
professional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensinya yaitu dengan pengembangan profesi yang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (2004; 10) menyatakan bahwa auditor internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensinya melalui pengembangan profesional yang berkelanjutan. g. Ujian sertifikasi (Licence by the state of certification by board) The Institute of Internal Auditors (IIA) pertama kali mengeluarkan program sertifikasi pada tahun 1974. Kandidat harus lulus pada ujian selama dua hari berturut-turut dengan subjek yang mempunyai range yang luas. Kandidat yang lulus akan menerima Certification of Internal Auditors (CIA). Materi ujian sertifikasi audit internal dari IIA terbagi 4 (empat) level, yaitu: 1) Level I, Proses internal audit (Internal audit procces) Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang profesionalisme, standar dan kode etik audit internal, dasar auditing, internal auditing, internal audit (Control System) dan tekhnik internal audit, manajemen audit, fraud auditing.
33
2) Level II, Keterampilan audit internal (Internal auditing skills) Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang pemecahan masalah dan evaluasi bukti audit, audit sampling dokumentasi, tekhnik pelaporan, komunikasi dan psikologi audit, manajemen audit internal matematika. 3) Level III, Manajemen control dan tekhnologi (Management control information technology) Materi pendidikan dan pengujiannya tentang sistem informasi manajemen,
audit
sistem
informasi,
akuntansi
manajemen,
manajemen strategik. 4) Level IV, Lingkungan audit (The audit environment) Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang akuntansi keuangan, kebijakan pemerintah, perpajakan, pasar modal, manajemen peamsaran, ekonomi makro dan mikro, kebijakan pengawasan pemerintah. Di Indonesia, organisasi profesi (YPIA) dan (DS-QIA) telah berusaha menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para auditor internal di Indonesia dengan mengacu dan menggunakan model dari IIA yang berpusat di Florida, Amerika Serikat. h. Standar porfesi audit internal (Standard for professional practice) Dewasa ini peran auditor internal semakin diandalakan dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian internal,
34
pengelolaan
risiko,
dan
corporate
governance.
Agar
dapat
mengembangkan kepercayaan yag semakin besar dan menjalankan peran dengan baik, auditor internal memerlukan Standar Profesi Auditor Internal (SPAI). SPAI bertujuan memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja auditor internal, sarana memahami peran, ruang lingkup dan tujuan audit internal, menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang seharusnya. Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas: 1) Standar atribut a) Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab Mengenai wewenang dan tanggung jawab internal Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:8) menyebutkan bahwa tujuan, wewenang dan tanggung jawab audit internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan dewan pengawas organisasi. Pernyataan tersebut dimaksudkan agar tujuan, wewenang dan tanggung jawab audit internal harus dinyatakan dalam dokumen tertulis secara formal. b) Independensi dan objektifitas Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:8) menyatakan bahwa fungsi audit internal harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut
35
memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap pimpinan dan dewan pengawas organisasi. Audit internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak memihak
dan
pertentangan
menghindari
kepentingan
kemungkinan
(Conflict
of
timbulnya
interest).
Status
organisasi audit internal haruslah memberikan keleluasan untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan. Audit internal haruslah memperoleh dukungan dari manajemen senior dan dewan, sehingga mereka akan mendapatkan kerja sama dari pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari campur tangan pihak lain. c) Keahlian dan kecermatan profesional Menurut Konsersium Organisasi Profesi Internal Audit Internal dalam SPAI (2004:9) menyatakan bahwa penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan profesional. (1) Keahlian Auditor internal harus memiliki pengetahuan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi audit internal secara
36
kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. (2) Kecermatan profesional Auditor internal harus menerapkan kecermatan dan keterampilan yang layaknya dilakukan oleh seorang internal yang prudence dan kompeten. d) Program jaminan dan peningkatan kualitas fungsi audit internal. 2) Standar Kinerja a) Pengelolaan fungsi audit internal Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:11) menyatakan bahwa penanggung jawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi. b) Lingkup penugasan Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:13) menyatakan bahwa fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Dapat diambil kesimpulan bahwa
37
ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan pengevaluasian terhadap kememadaian dan efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan dan kualitas kerja berkaitan dengan tanggung jawab anggota organisasi yang mencakup: (1) Keandalan informasi. (2) Kesesuaian dengan kebijakan rencana prosedur, hukum dan peraturan serta kontrak. (3) Perlindungan terhadap harta benda. (4) Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. (5) Pencapaian tujuan perusahaan. c) Perencanaan penugasan Menurut Konsersium Organisasi Audit Internal dalam SPAI (2004:15)
menyatakan
bahwa
auditor
internal
harus
mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan lokasi sumber daya. Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya program audit, antara lain: (1) Memberikan bimbingan prosedural untuk melaksanakan pemeriksaan. (2) Memberikan checklist pada saat pemeriksaan berlangsung tahap demi tahap sehingga tidak ada yang terlewatkan.
38
(3) Merevisi program audit sebelumnya, jika ada perubahan standar dan prosedur yang digunakan perusahaan. d) Komunikasi hasil penugasan Menurut Konsersium Organisasi profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:16) menyatakan bahwa uditor internal harus mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu. e) Pemantauan tindak lanjut Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:18) menyatakan penanggung jawab fungsi audit audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk memantau
tindak
lanjut
hasil
penugasan
yang
telah
dikomunikasikan kepada manajemen. Bentuk tindak lanjut manajemen terdiri dari: (1) Manajemen puncak melakukan konsultasi dengan auditee untuk
memutuskan
jika,
kapan
dan
bagaimana
rekomendasi audit dilaksanakan. (2) Auditee melakukan tindakan atas keputusan tersebut. (3) Audit internal bersama auditee melakukan pengecekan kembali untuk melihat apakah perbaikan telah diambil dan hasil yang diinginkan telah tercapai, atau manajemen dan komite audit telah menerima tanggung jawab apabila tidak melakukan tindakan tersebut.
39
Pekerjaan auditor internal hanya mungkin efektif apabila pihak manajemen memanfaatkan hasil-hasil pekerjaan tersebut serta memberikan tindak lanjut atas hasil pekerjaan auditor itu sesuai dengan hasil yang diharapkan. f) Resolusi penerimaan risiko oleh manajemen Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:18) menyatakan bahwa apabila manajemen senior telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, penanggung jawab fungsi audit internal harus mendiskusikan masalah ini dengan
manajemen
senior.
Jika
diskusi
tersebut
tidak
menghasilkan keputusan yang memuaskan, maka penanggung jawab fungsi audit internal dan manajemen senior harus melaporkan kepada pimpinan dan dewan pengawas organisasi untuk mendapat solusi. 3) Standar implementasi Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar implementasi yang akan diterbitkan dimasa yang akan datang adalah standar implementasi untuk kegiatan Assurance (A), Standar implementasi untuk kegiatan Consulting (C), dan standar implementasi Control Self
Assessment
(CSA).
Pekerjaan
profesional
mempunyai
karakteristik berupa adanya: 40
a) Keterampilan yang berdasarkan pengetahuan teoritis. b) Penyediaan latihan dan pendidikan. c) Pengujian kemampuan calon anggota. d) Tertampung dalam organisasi. e) Kepatuhan kepada aturan profesi. f) Jasa yang diberikan lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. 4. Kode Etik Profesional Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral, kumpulan asas / nilai yang berkenaan tentang akhlak dan nilai mengenai yang benar dan salah menurut yang dianut masyarakat. Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat istiadat / kebiasaan yang baik. Perkembangan etika studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Etika profesional merupakan prinsip moral yang menunjukan prilaku yang baik dari yang buruk yang bersangkutan dengan suatu profesi (Enjel, 2006). Etika profesi berkaitan dengan independensi, disiplin pribadi, dan integritas moral profesional sehingga etika dirancang untuk menjaga profesional pada tingkat yang bermartabat, untuk membimbing anggota dalam
41
hubungan mereka satu sama lain, dan untuk meyakinkan masyarakat bahwa profesional akan mempertahankan tingginya tingkat kinerja. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang prilaku profesional. Alasan yang mendasari diperlukannya prilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat jika profesi mewujudkan standar yang tinggi dan memenuhi semua kebutuhannya. Menurut Enjel (2006) mendefinisikan kode etik profesional sebagai pernyataan-pernyataan yang digunakan sebagai haluan perilaku dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, kode etik profesional didefinisikan sebagai pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntansi Indonesia untuk bertugas secara bertanggung jawab dan objektif. Kode etik mempengaruhi profesi ketentuan ini digunakan oleh organisasi profesi terhadap para anggotanya yang secara sukarela telah menerimanya lebih keras dari hukum atau undang-undang. Seseorang yang masuk profesi akuntan harus menerima kewajiban bahwa ia akan memegang teguh prinsip-prinsip, bekerja dengan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dan akan mematuhi kode etik profesi, serta norma-norma auditing. 42
Kode etik akuntan merupakan bagian yang penting dari peraturan disiplin yang menyeluruh agar semua pihak yang berkepentingan pada jasa akuntan dapat dilindungi terhadap segala perbuatan akuntan secara individual yang tercela dan tidak bertanggung jawab. Menurut Teguh Pudjo Muljono (1991:13) dalam Enjel (2006) tujuan kode etik adalah dengan adanya kode etik akan mengikat para anggota profesi pada nilainilai sosial mapun kultural, sesuai martabat manusiawi sebagaimana dituntut perkembangan zamannya dan dengan adanya kode etik akan mengikat pula para anggota profesi pada suatu bentuk disiplin untuk mengejar dan berbakti pada nilai-nilai yang diakuinya lebih tinggi, dengan demikian etika profesional harus diarahkan pada nilai-nilai sosial yang lebih tinggi dan bukan ditunjukan kepada pembuktian untuk kepentingan kelompok profesional yang bersangkutan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional itu merupakan sebuah ikrar dalam diri bahwa dirinya akan berupaya dan berjuang untuk menjalani profesinya dengan sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dengan mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien dan terhadap rekan profesi dalam berprilaku. Auditor internal yang berkomitmen profesional pasti dirinya akan selalu mengevaluasi kinerjanya guna kepuasan pelayanan terhadap klien, guna mempertajam kemampuan dan keahliannya setelah melalui pelatihan jangka panjang, lalu agar mengingatkan dirinya untuk selalu taat pada kode etik, agar dapat mengembangkan
43
pengalamannya terhadap anggota dari organisasi profesi, agar tetap baik dimata publik mengenai kualitas internal auditor,
guna pengembangan
profesinya berkelanjutan agar kompetensinya meningkat dan agar dapat mempertanggung jawabkan sertifikasinya sebagai auditor dan memiliki standar profesi audit internal.
D. Pengalaman Kerja Auditor Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor (Budi, et al., 2005). Auditor merupakan seseorang yang dianggap ahli oleh masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan atau instansi. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang auditor (Sumardi, 2002). Pengalaman kerja auditor akan semakin berkembang dengan bertambahnya pengalaman audit, diskusi mengenai audit dengan rekan kerja, pengawasan dan review oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan dan penggunaan standar auditing. Prastamawati (2009) membuktikan bukti empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibanding auditor yang kurang berpengalaman, tetapi antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak berbeda dalam menemukan item-item yang umum (typical). Kidwell, Steven dan Bethke (1987) melakukan penelitian tentang prilaku manajer dalam menghadapi situasi dilema etika, hasil penelitiannya adalah bahwa manajer dengan
44
pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Larkin (2000) dan Glover (2002) yang melakukan penelitian yang melibatkan internal auditor dilembaga keuangan dan menyatakan bahwa internal auditor yang berpengalaman cendrung lebih konservatif dalam menghadapi situasi dilema etika. Glover (2002) melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program bisnis dan menyatakan bahwa mahasiswa yang senior lebih berprilaku etis dibandingkan dengan yang lebih junior. Kalber dan Fogarty (1995) dalam penelitiannya tentang internal auditor menyatakan ada hubungan antara pengalaman kerja dengan profesionalisme dan afiliasi terhadap komunitasnya (Community Afiliation). Meskipun hasil penelitian tersebut hanya menunjukan bukti yang terbatas, alasan ini dimungkinkan karena untuk menguatkan komitmen profesional seorang auditor perlu waktu dalam keterlibatannya untuk menjadi bagian dan menerima manfaat sebagai bagian dari sebuah komunitas profesinya.
E. Pengambilan Keputusan Etis Keputusan etis (Ethical Decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas (Jones, 1991). Setiap pengambilan keputusan etis akan lengkap dan sempurna jika melibatkan dengan pertimbangan etis, sebab pertimbangan etis merupakan suatu kriteria yang penting dalam pengambilan keputusan organisasional (Hidayat dan Sari, 2010).
45
Penelitian tentang keputusan etis telah banyak dilakukan dengan berbagai pendekatan mulai dari psikologi sosial dan ekonomi. Beranjak dari hasil berbagai penelitian tersebut kemudian dikembangkan dalam paradigma ilmu akuntansi. Louwers, Ponemon dan Ratke, (1997) menyatakan pentingnya penelitian tentang pengambilan keputusan etis dari pemikiran dan perkembangan moral (moral reasoning and development) untuk profesi akuntan dengan tiga alasan, yaitu yang pertama penelitian dengan topik ini dapat digunakan untuk memahami tingkat kesadaran dan perkembangan moral auditor dan akan menambah pemahaman tentang bagaimana prilaku auditor dalam menghadapi konflik etika. Kedua penelitian dalam wilayah ini akan lebih menjelaskan problematika proses yang terjadi dalam menghadapi berbagai pengambilan keputusan etis auditor yang berbeda-beda dalam situasi dilema etika. Ketiga, hasil penelitian ini akan dapat membawa dan menjadi arahan dalam tema etika dan dampaknya pada profesi akuntan. Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Rest (dalam Zeigenfuss dan Martison, 2002) menyatakan bahwa model pengambilan keputusan etis terdiri dari empat tahapan, yaitu pertama pemahaman tentang adanya isu moral dalam sebuah dilema etika (recognizing that moral issue exist). Dalam tahapan ini menggambarkan bagaimana tanggapan seseorang terhadap isu moral dalam sebuah dilema etika. Kedua adalah pengambilan keputusan etis
46
(make a moral judgment), yaitu bagaimana seseorang membuat keputusan etis. Ketiga adalah moral intention yaitu bagaimana seseorang bertujuan untuk bermaksud untuk berkelakuan etis atau tidak etis, sedangkan ke empat adalah moral behavior, yaitu bagaimana seseorang bertindak atau berprilaku etis atau tidak etis. Jones (1991) menyatakan ada tiga unsur utama dalam mengambil keputusan etis. Yaitu yang pertama moral issue, menyatakan seberapa jauh ketika seseorang melakukan tindakan, jika dia secara bebas melakukan tindakan itu, maka akan mengakibatkan kerugian (harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang lain. Dalam bahasa yang lain adalah bahwa suatu tindakan atau keputusan yang diambil akan mempunyai konsekuensi kepada orang lain. Kedua adalah moral agent, yaitu seseorang yang membuat keputusan moral (moral decision). Ketiga adalah keputusan etis (ethical decision) itu sendiri, yaitu sebuah keputusan yang secara legal dan moral dapat diterima oleh masyarakat luas.
F. Dilema Etika Banyak pihak yang berkepentingan didalam sebuah organisasi bisnis. Investor yang menanamkan dananya kedalam perusahaan atau kreditur yang meminjamkan dananya, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak terbatas kepada manajemen saja, tetapi meluas kepada investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur. Para pihak tersebut melakukan informasi mengenai perusahaan, sehingga sering kali
47
ada dua pihak yang berlawanan dalam situasi ini. Disatu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggung jawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar. Dilain pihak, pihak eksternal ingin memperoleh informasi yang handal dari manajemen perusahaan. Profesi akuntan timbul untuk memberikan informasi yang terpercaya bagi kedua belah pihak. Dalam situasi seperti ini kode etik yang digunakan oleh para profesional beranjak dari bentuk pertanggungjawaban profesi kepada masyarakat. Akuntan sebagai sebuah profesi juga tidak lepas dari pertanggungjawaban kepada masyarakat. Damman (2003) menyatakan bahwa sebenarnya akuntan didalam aktivitas auditnya banyak hal yang harus dipertimbangkan, karena dalam diri auditor mewakili banyak kepentingan yang melekat dalam proses audit (built-in conflict of interest). Sering kali dalam pelaksanaan aktivitas auditing, seorang auditor berada dalam konflik audit (Tsui dan Gul, 1996). Kode etik profesi akuntan disusun dengan tujuan dapat menjadi panduan bagi profesi akuntan untuk menempatkan obyektivitas nilai-nilai dalam profesi akuntansi untuk menjaga profesionalisme anggotanya. Dalam rerangka kode etik akuntan salah satu prinsip etika yang mendasari etika seorang auditor adalah independensi. Konflik dalam sebuah audit akan berkembang pada saat auditor mengungkapkan informasi tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin di publikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi disisi lainnya
48
(Windsor dan Askhanasy, 1995). Karena auditor seharusnya secara sosial juga bertanggung jawab kepada masyarakat dan profesinya dari pada mengutamakan kepentingan dan pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis semata, sehingga sering kali auditor dihadapkan kepada masalah dilema etika dalam pengambilan keputusannya. Situasi dilema menurut Gunz, Gunz dan McCutcheon (2002) adalah “Situation in which professional must choose between two or more relevant, but contradictory, ethical directives, or when every alternative results in an undesirable outcome for one or more persons.” Artinya bahwa situasi di mana profesional harus memilih antara dua atau lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan, etika, atau ketika setiap hasil alternatif dalam hasil yang tak menyenangkan untuk satu orang atau lebih. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada keputusan etis dan tidak etis.
G. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian berkenaan dengan konflik etika telah banyak dilakukan. Sebagai referensi peneliti, beberapa penelitian terdahulu diantaranya:
49
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
No
1.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Sasongko Budi, Basuki dan Hendaryatno
Internal Auditor dan Dilema Etika.
Metodologi Penelitian Persamaan Variabel penelitian: Komitmen profesional (X3), pengalaman kerja (X4) dan pengambilan keputusan etis (Y).
Perbedaan Sampel auditor internal bank yang tergabung dalam Perhimpunan Bank Swasta Nasional (PERBANAS) wilayah Jawa Timur. Variabel penelitian nilai etika organisasi (X1), orientasi etika (X2). Metode analisis data menggunakan: Standard Estimates koefisien regresi yang dibandingkan dengan Critical Rationya pada Regression Weight dalam aplikasi AMOS.
Hasil Penelitian Nilai etika organisasi (X1), orientasi etika (X2) dan komitmen profesional (X3) secara individu mapun simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan etis internal auditor (Y) dalam situasi dilema etika. Nilai etika organisasi (X1) sebagai faktor situasional individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap orientasi etika (X2) internal auditor.
Bersambung pada halaman berikutnya.
50
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan Orientasi etika auditor (X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap komitmen profesi (X3) dan kemudian secara bersama-sama Keduanya mempunyai hubungan positif dengan pengambilan keputusan etis internal auditor (Y) dalam situasi dilema etika. Dalam penelitian ini tidak ditemukan pengaruh pengalaman kerja (X4) dalam hubungannya dengan komitnen profesional (X3) maupun pengambilan keputusan etis (Y).
Bersambung pada halaman berikutnya.
51
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
2.
Peneliti (Tahun) Stewart dan Connor (2006)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Persamaan Faktor-Faktor Variabel yang penelitian Mempengaruhi berupa Pengambilan Pengalaman Keputusan Etis auditor Internal internal Auditor: (variabel Mekanisme independen: Pemerintah, X2) dan pengambilan Perusahaan keputusan Lainnya dan etis (variabel Tahun dependen: Pengalaman. Y).
Perbedaan Sampel auditor internal yang menghadiri konferensi Di Australia yang diselenggarakan Oleh IIA. Variabel independen berupa mekanisme lain tata kelola perusahaan (X1). Metode analisis data: Research instrument random issued Analysis of variance dengan perangkat lunak SPSS.
Hasil Penelitian Mekanisme lain tata kelola perusahaan (X1) tidak ditemukannya dampak siginifikan terhadap pengambilan keputusan etis (Y). Dengan lebih berpengalaman internal auditor mengadopsi sikap yang lebih etis dari auditor kurang berpengalaman. Sehingga pengalaman audit internal (X2) berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis (Y).
Bersambung pada halaman berikutnya.
52
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
3.
4.
Peneliti (Tahun) Citra Monica (2007)
Malia (2010)
Judul Penelitian Hubungan Persepsi Auditor Internal atas Kode Etik Dengan Efektifitas Pelaksanaan Audit.
Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Akuntan terhadap Persepsi Etis tentang Praktik Manajemen Laba.
Metodologi Penelitian Persamaan Variabel independen berupa: Persepsi internal auditor atas kode etik (X). Yang persamaan dalam penelitian ini menitik beratkan pada komitmen profesional internal auditor pada kode etik. Variabel independen: Pengalaman kerja (X2). Metode analisis data: regresi berganda dengan perangkat lunak SPSS
Perbedaan Efektivitas pelaksanaan audit (variabel dependen: Y). Sampel: Studi survey internal auditor pada beberapa bank di Bandung.
Hasil Penelitian Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi auditor internal atas kode etik (X) dengan efektivitas pelaksanaan audit (Y).
Metode analisis data dengan: korelasi product moment dan spearman brown. Sampel: Studi pada akuntan Di Jakarta. Orientasi etika (variable independen: X1) dan persepsi etis tentang praktik manajemen laba (variable dependen: Y).
Orientasi etika (X1) berpengaruh signifikan pada persepsi etis tentang praktik manajemen laba (Y) dan Pengalaman kerja akuntan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi etis tentang praktik manajemen laba (Y).
53
H. Keterkaitan Setiap Variabel Komitmen profesional merupakan suatu ikrar pada diri auditor internal dalam menjalankan tugas dengan kualitas keahliannya yang profesional sesuai Standar Profesi Auditor Internal (SPAI). Buah hasil dari komitmen profesional internal auditor adalah independensi dan objektivitasnya yang merupakan sikap bebas dari pengaruh-pengaruh pihak lain dan jujur kepada semua pihak yang berkepentingan serta bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Dengan penerapan komitmen profesional pada internal auditor diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan etis. Pengalaman merupakan faktor yang penting dalam memprediksi kinerja auditor karena pengalaman merupakan suatu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan yang harus dimiliki seorang auditor. Pengalaman auditor akan meningkatkan kompetensi mereka dalam menjalankan penugasan. Penggunaan pengalaman kerja didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukan profesinya dengan baik. Dalam hal ini menunjukan bagaimana pengalaman dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Sehingga pengalaman kerja diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan etis internal auditor.
54
Kerangka Penelitian Komitmen Profesional (X1) Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis (Y) Pengalaman Kerja (X2)
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Perumusan Hipotesis Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha1 = Komitmen profesional internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Ha2 = Pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis internal auditor.
55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
B. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di perusahaan-perusahaan swasta yang ada di daerah Jakarta dan sekitarnya. Dari populasi ini peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan metode convenience sampling. Sesuai dengan namanya metode ini memilih sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).
56
C. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer ini secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Nur Indrianto dan Supomo, 2002). 2. Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang akan diberikan kepada para auditor internal yang
bekerja
di
perusahaan-perusahaan
di
Wilayah
DKI
Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik personally administered Questionnaires, yaitu peneliti berhubungan langsung dengan responden dan memberikan penjelasan seperlunya (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Peneliti akan menggunakan SPSS 16.00 untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan bentuk pengujian sebagai berikut:
57
1. Statistik Deskriptif Statistik diskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006:19). 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaanpertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2006:49). b. Uji Reliabilitas Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu pengukuran yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika pertanyaan seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan bebas dari kesalahan sehingga
58
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun dilakukan pengujian berkali-kali. Jika hasil dari Cronbach’s Alpha > 0,60 maka data tersebut mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006:41). 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multi Kolinearitas Uji multi kolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antara variabel model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya. Model regresi bebas dari problem multico adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2004:114). b. Uji Heterokedastisitas Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari model regresi dari suatu pengamatan kepengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heterodastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y (Santoso, 2004:116). c. Uji Normalitas Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Santoso, 2001:118). Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
59
yang membandingkan distribusi komulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2006:110). 4. Uji Hipotesis Model statistik yang digunakan adalah model regresi linear berganda yaitu hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2…Xn) dengan variabel dependen (Y) (Dwi Priyatno, 2009:73). Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + e Keterangan: Y
: Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis
α
: Konstanta
β1 dan β2
: Koefisien Regresi
X1
: Komitmen Profesional
X2
: Pengalaman Kerja
e
: error terms
a. Analisis Koefisien Determinan Untuk menegtahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% 60
Dimana: KD : Koefisien Determinasi r
: Koefisien Korelasi
b. Uji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan: 1) Uji t Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independent secara individual. Untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen terhadap variabel dependen, maka nilai signifikannya dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat signifikannya lebih kecil dari 0, 05 maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0, 05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima dan H0 ditolak berarti ada hubungan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2006:131). 2) Uji F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:84). Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan terhadap hasil uji hipotesis yang diuji adalah berdasarkan tingkat signifikansi sebesar 0,
61
05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a) Jika probabilitas > 0, 05 maka Ha ditolak. b) Jika probabilitas < 0, 05 maka Ha diterima.
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilema etika sebagai variabel dependen sedangkan komitmen profesional, pengalaman kerja, dan pengambilan keputusan etis sebagai variabel independen. Dalam bagian ini, penelitian menguraikan definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel Dependen Variabel dependen sering disebut sebagai output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Menurut Gunz, Gunz dan McCutcheon (2002) dilema etika merupakan situasi di mana profesional harus memilih antara dua atau lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan, etika, atau ketika setiap hasil alternatif dalam hasil yang tak menyenangkan untuk satu orang atau lebih. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan
62
yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada keputusan etis dan tidak etis. Pengambilan keputusan etis merupakan keputusan yang secara legal maupun moral dapat diterima untuk masyarakat luas (Trevino, 1986; Jones 1991). Dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang dimensinya adalah pemahaman ada tidaknya muatan etika, pengambilan keputusan etis itu sendiri dan situasi dilema etika: a. Pemahaman ada tidaknya muatan etika, dengan indikator recognizing that moral issue exist. Yaitu mengenai tanggapan seseorang terhadap isu moral dalam sebuah dilema etika. b. Pengambilan keputusan etis itu sendiri, dengan indikator make a moral judgement (bagaimana seseorang membuat keputusan etis), moral intention (bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud untuk berkelakuan etis atau tidak etis) dan moral behavior (bagaimana seseorang bertindak atau berperilaku etis atau tidak etis). c. Kemampuan menghadapi situasi dilema etika, dengan indikator tingkat kemampuan individu dalam mengatasi atau mengidentivikasi masalah etika. Instument variabel ini terdiri dari 5 skenario dan 5 pernyataan yang menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Budi, et al. (2005) dan Pratiwi (2008). Instrument tersebut berupa 5 skenario situasi
63
dilema etika masing-masing dengan rincian 1 sekenario 2 pernyataan dengan rincian yang berurutan yang dikembangkan oleh Budi, et al. (2005) dan 5 pernyataan yang diadopsi oleh Pratiwi (2008) dan dikembangkan oleh penulis sendiri. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima skala Likert jawaban alternatif (yaitu mulai dari 1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat Setuju) kemudian responden juga dimintai tanggapan mereka mengenai apakah mereka menyetujui dalam setiap skenario tersebut ada intensitas muatan etika. Jawaban tanggapan tersebut dirancang dengan skala Likert mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju (1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat Setuju). 2. Variabel Independen Variabel
independen
dalam
penelitian
ini
adalah
komitmen
profesional, pengalaman kerja dan pengambilan keputusan etis: a. Komitmen Profesional Pada intinya komitmen profesional adalah sebuah ikrar dalam diri bahwa dirinya akan berupaya dan berjuang untuk menjalani profesinya dengan sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dengan mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien dan terhadap rekan profesi dalam berprilaku. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel komitmen professional yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas: 1) Identifikasi, indikatornya adalah penerimaan tujuan dan kesamaan nilai-nilai pribadi, serta kebanggaan menjadi bagian dari profesinya.
64
2) Keterlibatan, indikatornya adalah kesediaan untuk bekerja dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan. 3) Loyalitas, indikatornya adalah ikatan emosi terhadap profesi dan kesediaan untuk menampilkan usaha setia. Instrument variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Fatoni (2005) dan Budi, et al. (2005). Variabel ini diukur dengan menggunakan 16 item pernyataan yang diadopsi dari Budi, et al. (2005) dan dikembangkan oleh penulis sendiri. Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1= Sangat Tidak Setuju sampai 5=Sangat Setuju). b. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja merupakan akumulasi dari gabungan semua yang diperoleh melalui interaksi secara berulang-ulang. Instrument variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Malia (2010). Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel pengalaman kerja sebagai auditor internal yaitu: kemampuan dalam bekerja, rentang waktu bekerja dan pengetahuan. 1) Kemampuan dalam bekerja, indikatornya adalah kemampuan prediksi dan deteksi, kemampuan dalam mengatasi masalah, kemampuan dalam pengambilan keputusan etis, kemampuan dalam
65
menilai masalah dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 2) Rentang waktu bekerja, indikatornya adalah lamanya bekerja dan pandai menentukan sikap dalam pekerjaan. 3) Pengetahuan, indikatornya adalah pengetahuan terhadap etika auditor internal, pelatihan teknis dan pertimbangan etika. Variabel ini diukur dengan menggunakan 10 item pernyataan yang diadopsi dari Malia (2010) dan dikembangkan oleh penulis sendiri. Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1=Sangat Tidak Setuju sampai 5=Sangat Setuju).
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian No
1.
Variabel
Komitmen Profesional (X1) Fatoni (2005) Budi, et al. (2005)
Dimensi
Identifikasi
Indikator Penerimaan tujuan dan kesamaan nilainilai pribadi Kebanggaan menjadi bagian dari profesinya
Nomor Pernyataan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Skala Pengukuran
Skala Likert
Skala Likert
Bersambung pada halaman berikutnya.
66
Tabel 3.1 (Lanjutan) No
Variabel
Dimensi
Keterlibatan
Indikator Kesediaan untuk bekerja Keterlibatan dalam pengambilan keputusan Ikatan emosi terhadap profesi
Loyalitas
2.
Pengalaman Kerja (X2) Malia (2010)
Kemampuan dalam bekerja
Kesediaan untuk menampilkan usaha setia Kemampuan prediksi dan deteksi
Nomor Pernyataan 9.
Skala Pengukuran Skala Likert
10.
Skala Likert
11. 12. 13. 14. 15. 16. 1.
Skala Likert
Skala Likert
Kemampuan dalam mengatasi masalah
2.
Kemampuan dalam pengambilan keputusan etis.
3.
Kemampuan dalam menilai masalah.
4.
Kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan baik Bersambung pada halaman berikutnya.
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert 5. Skala Likert
67
Tabel 3.1 (Lanjutan) No
Variabel
Dimensi Rentang waktu bekerja
Pengetahuan
3.
Dilema etika dalam pengambilan keputusan etis (Y) Budi, et al. (2005) Pratiwi (2008)
Pemahaman ada tidaknya muatan etika Pengambilan keputusan etis itu sendiri
Indikator
Nomor Pernyataan 6.
Skala Pengukuran Skala Likert
Pandai menentukan sikap dalam pekerjaan Pengetahuan terhadap etika auditor internal Pelatihan teknis
7.
Skala Likert
8
Skala Likert
9.
Skala Likert
Pertimbangan etika Recognizing that moral issue exist
10.
Skala Likert
Lamanya bekerja
Make a moral judgement Moral intention Moral behavior
Kemampuan menghadapi situasi dilema etika.
Tingkat kemampuan individu dalam mengatasi atau mengidentivikasi masalah etika.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Skala Likert Skala Likert Skala Likert
68
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor internal yang bekerja di perusahaan-perusahaan di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi ketua tim, supervisor dan anggota. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung ke perusahaan-perusahaan yang memiliki auditor internal atau
Divisi
Satuan
Pemeriksaan
Internal
(SPI).
Penyebaran
serta
pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2010 sampai 30 November 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 perusahaan yang berada di wilayah Jakarta yang terlihat dalam tabel 4.1.
Table 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian No
Nama Perusahaan
1. PT. Pandu Mukti 2. PT. Astra International. Tbk 3. PT. Bhaktimulyo Adilanggeng 4. PT. Graha Nusa Trada 5. PT. Gajah Muda Persada 6. PT. Century Health Care Bersambung pada halaman berikutnya.
69
Kuesioner Dikirim 10 5 10 24 10 3
Kuesioner Dikembalikan 5 5 7 24 10 0
Tabel 4.1 (Lanjutan) Nama Perusahaan
No 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
PT.Konavi PT. Cipta Busana Jaya PT. Pharos PT. Marga Permata Bumi PT. Masterina Paint PT.Aneka Gas Industri PT. Ronggolawe Perkasa PT. Emekon Total Sumber: Data primer.
Kuesioner Dikirim 5 2 5 10 2 5 5 4 100
Kuesioner Dikembalikan 5 0 5 8 1 5 3 4 82
Kuesioner yang disebarkan sejumlah 100 kuesioner. Peneliti menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner secara langsung kepada Perusahaan yang berada di wilayah DKI Jakarta. Untuk waktu pengembalian kuesioner (saat penyerahan kuesioner dari responden kepada peneliti) dilakukan
secara
berbeda
dengan
waktu
penyebarannya.
Peneliti
memperbolehkan kuesioner tersebut dibawa oleh responden untuk tidak langsung di isi dengan perjanjian pada waktu tertentu peneliti akan mengambil kuesioner tersebut apabila telah selesai diisi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dan tidak mengganggu aktivitas pekerjaan responden karena proses penyebaran kuesioner ini bersamaan dengan bulan audit dimana para auditor internal yang berada di Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) setiap masing-masing perusahaan yang berbeda sedang melakukan audit atau pemeriksaan, sehingga sebagian besar dari responden tersebut sangat sibuk. Pengumpulan kuesioner dari masing-masing sampel perusahaan
70
itu juga berkat kerjasama antara beberapa Pimpinan Perusahaan dan pihak terkait sehingga peneliti dipermudah dan dibantu untuk mengumpulkan data dari para responden yaitu auditor internal yang bekerja di perusahaanperusahaan terkait. Ringkasan pembagian dan pengumpulan kuesioner dalam penelitian ini ditunjukan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner Keterangan Pembagian kuesioner Kuesioner yang tidak terkumpul Kuesioner yang terkumpul Kuesioner yang tidak dapat diolah Kuesioner yang dapat diolah
Jumlah 100 18 82 0 82
Tingkat pengembalian (respon rate) 82 = 82% 100 2. Karakteristik Responden Subyek penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di perusahaan-perusahaan di Wilayah DKI Jakarta. Demografi responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Deskripsi Responden Deskripsi Jenis Kelamin
Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah Bersambung pada halaman berikutnya.
Jumlah 62 20 82
Persentasi 75,60% 24,40% 100%
71
Tabel 4.3 (Lanjutan) Deskripsi Status Pernikahan
Lamanya Bekerja
Kedudukan atau jabatan dalam penugasan audit Pendidikan Terakhir
Bidang Pendidikan
Keterangan Belum Menikah Sudah Menikah
Jumlah 44 38
Persentasi 53,65% 46,35%
Jumlah < 1 Tahun 1-3 Tahun 3-10 tahun > 10 Tahun
82 22 20 19 21
100% 26,82% 24,40% 23,17% 25,61%
Jumlah Ketua Tim Supervisor Anggota Jumlah S3 S2 S1 D3 SMA/SMEA
82 7 16 59 82 1 5 60 12 4
100% 8,54% 19,51% 71,95% 100% 1,21% 6,10% 73,17% 14,64% 4,88%
Jumlah Akuntansi Non Akuntansi
82 59 23
100% 71,95% 28,05%
82
100%
Jumlah Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukan bahwa sekitar 62 orang atau 75,60% responden didominasi oleh jenis laki-laki dan sisanya sekitar 24 orang atau 24,40% responden perempuan. Status pernikahan dari setiap auditor internal yang bersedia menjadi responden menyatakan bahwa sekitar 44 orang atau 53,65% responden menyatakan bahwa belum menikah dan
72
sisanya sekitar 38 responden atau 46,35% responden menyatakan sudah menikah. Lamanya bekerja responden sebagai auditor internal bervariasi yang menyatakan bahwa dirinya baru bekerja kurang dari 1 tahun sebesar 22 orang atau 26,82% sedangkan yang bekerja selama 1-3 tahun kurang lebih sebesar 24,40% atau sebanyak 20 orang. Responden yang bekerja selama 3-10 tahun berjumlah sekitar 19 orang atau sekitar 23,17% dan sisanya terdiri dari responden yang bekerja lebih dari 10 tahun yang berjumlah 21 atau sekitar 25,61%. Kedudukan atau jabatan responden dalam penugasan audit yaitu dari total 82 responden bahwa 7 responden atau sebesar 8,54% menyatakan dirinya sebagai ketua tim dalam penugasan audit, sejumlah 16 responden atau 19,51% menyatakan sebagai supervisor ketika berada dalam tim Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) dan sisanya sebesar 59 orang atau sebesar 71,95% adalah anggota dalam penugasan audit internal. Pendidikan terakhir dari 82 responden diantaranya 1,21% atau 1 orang mengemban pendidikan terakhir S3. Sejumlah 5 orang atau 6,10% mengemban pendidikan terakhir S2. Sejumlah 60 orang atau 73,17% responden itu mengemban pendidikan terakhir S1 dan 4,88% atau sebanyak 4 orang internal auditor mengemban pendidikan sebatas SMA/SMEA yang dilengkapi pelatihan-pelatihan dan sertifikasi. Bidang pendidikan yang di geluti dari responden sebagai internal auditor bahwa 71,95% bidang
73
pendidikannya akuntansi sekitar 59 orang dan sisanya 23 orang atau 28,05% latar belakang pendidikannya adalah non akuntansi.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi komitmen profesional, pengalaman kerja dan dilemma etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
KP
82
50
77
63.56
6.515
PK
82
34
49
41.15
3.608
DEDPKE
82
45
69
59.01
5.634
Valid N 82 (listwise) Sumber: Data primer yang diolah Table 4.4 menjelaskan bahwa pada variabel komitmen profesional jawaban minimum responden sebesar 50 dan maksimum sebesar 77, dengan rata-rata total jawaban 63,56 dan standar deviasi sebesar 6,515. Variabel pengalaman kerja dari jawaban minimum responden sebesar 34 dan maksimum sebesar 49, dengan rata-rata jawaban sebesar 41,15 dan standar
74
deviasi sebesar 3,608. Variabel dilema etika dapat dijelaskan bahwa jawaban minimum sebesar 45 dan maksimum sebesar 49, dengan rata-rata total jawaban 59,01 dan standar deviasi sebesar 5,634. 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Pengujian ini dilakukan dengan Pearson Corelation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel-tabel dibawah ini akan menunjukan hasil uji validitas. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional Pertanyaan/Pernyataan
Pearson Corelation KP1 0,506** KP2 0,521** KP3 0,606** KP4 0,467** KP5 0,676** KP6 0,634** KP7 0,622** KP8 0,777** KP9 0,517** KP10 0,777** KP11 0,563** KP12 0,476** KP13 0,567** KP14 0,690** KP15 0,437** KP16 0,382** Sumber: Data primer yang diolah.
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
75
Tabel
4.5
menunjukan
pertanyaan-pertanyaan
atau
pernyataan-
pernyataan pada variabel komitmen dapat dikatakan valid karena seluruh pertanyaan memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja Pertanyaan/Pernyataan
Pearson Corelation PK1 0,507** PK2 0,770** PK3 0,556** PK4 0,674** PK5 0,674** PK6 0,298** PK7 0,451** PK8 0,580** PK9 0,408** PK10 0,540** Sumber: Data primer yang diolah. Tabel
4.6
menunjukan
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,007 0,000 0,000 0,000 0,000
pertanyaan-pertanyaan
atau
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
pernyataan-
pernyataan pada variabel pengalaman kerja auditor internal dikatakan valid karena seluruh pertanyaan memilliki nilai signifikansi dibawah 0,05. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis Pearson Corelation DEDPKE1 0,447** DEDPKE2 0,693** DEDPKE3 0,345** Bersambung pada halaman berikutnya.
Pertanyaan/Pernyataan
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid
76
Tabel 4.7 (Lanjutan) Pearson Corelation DEDPKE4 0,586** DEDPKE5 0,272* DEDPKE6 0,416** DEDPKE7 0,665** DEDPKE8 0,334** DEDPKE9 0,504** DEDPKE10 0,451** DEDPKE11 0,364** DEDPKE12 0,390** DEDPKE13 0,387** DEDPKE14 0,262* DEDPKE15 0,527** Sumber: Data primer yang diolah.
Pertanyaan/Pernyataan
Tabel
4.7
menunjukan
Sig (2-Tailed) 0,000 0,013 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,018 0,000
pertanyaan-pertanyaan
atau
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
pernyataan-
pernyataan pada variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis dapat diketahui valid karena seluruh pertanyaan atau pernyataan memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Menurut Nunnaly (1976) dalam Ghozali (2005), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Hasil uji reliabilitas untuk variabel komitmen profesional dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
77
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional Cronbach's Alpha
N of Items
.862 Sumber: Data primer yang diolah.
16
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,862 dan dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,862 > 0,60). Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel pengalaman kerja dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja Cronbach's Alpha
N of Items
.707 Sumber: Data primer yang diolah.
10
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,707 dan dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,707 > 0,60). Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis Cronbach's Alpha
N of Items
.692 Sumber: Data primer yang diolah.
15
78
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,692 dan dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,692 > 0,60). 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multi Kolinearitas Uji multi kolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antara beberapa variabel independen atau semua variabel independen dalam model regresi. Tabel 4.11 berikut ini merupakan hasil uji multi kolinearitas. Tabel 4.11 Hasil Uji Multi Kolinearitas Variabel Komitmen Profesional Pengalaman Kerja Sumber: Data primer yang diolah.
Tolerance .961 .961
VIF 1.040 1.040
Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji dapat dilihat melalui Variance Inflation Factor (VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF disekitar angka 1 sebesar 1,040 dengan nilai tolerance dari kedua variabel independen tersebut sebesar 0,961 yang berarti mendekati angka 1. Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel independen dalam model regresi ini tidak terdapat problem multi kolinearitas. b. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu
79
pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain.
Deteksi
ada
tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.1.
Sumber: Data primer yang diolah. Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot Gambar 4.1 menunjukan tidak terjadi heterokedastisitas karena menunjukkan data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
80
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk menganalisis pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika interal auditor dalam pengambilan keputusan etis. b. Uji Normalitas Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dilakukan dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal atau grafik, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka data tersebut memenuhi asumsi normalitas. Dan jika data tidak menyebar dan tidak mengikuti garis diagonal, maka data tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006:112).
81
Sumber: Data primer yang diolah. Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Dari gambar diatas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi ini dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas. 4. Uji Hipotesis Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana dasar pengambilan keputusan adalah apabila signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak (Santoso,
82
2001:123). Berikut ini hasil dari output yang diberikan responden tentang penilaian atas komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. a. Uji Koefisien Determinasi Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel independen yaitu: komitmen profesional, dan pengalaman kerja dalam menjalankan variasi variabel dependen, yaitu: dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Hasil uji koefisien determinasi disajikan dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
R
R Square
1 .641a .411 a. Predictors: (Constant), KP, PK b. Dependent Variable: DEDPKE Sumber: Data primer yang diolah.
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.396
4.379
Tabel 4.12 menunjukan bahwa nilai Adjusted R Square yang dihasilkan oleh variabel-variabel independen sebesar 0,396 yang artinya 39,6% variabel dependen dilemma etika dalam pengambilan keputusan etis dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu komitmen profesional, dan pengalaman kerja. Sedangkan sisanya sebesar 60,4% dapat
83
dijelaskan oleh faktor lainnya. Angka koefisien (R) sebesar 0,641 menunjukan bahwa hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat. Karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,5. b. Uji Hipotesis dalam Penelitian 1) Uji t Uji t bertujuan menguji apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pada tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1(Constant)
B
Std. Error
10.603
6.704
KP
.410
.076
PK
.543
.138
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
1.582
.118
.474
5.385
.000
.348
3.946
.000
a. Dependent Variable: DEDPKE Sumber: Data primer yang diolah. a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1) Hipotesis 1 menyatakan bahwa komitmen prfesional berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel
84
bebas komitmen profesional memperlihatkan bahwa nilai signifikannya sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai Alpha 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas komitmen profesional secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Dengan demikian menerima Ha1 dan menolak H0. b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2) Hipotesis kedua menyatakan pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel bebas
pengalaman
kerja
memperlihatkan
bahwa
nilai
signifikansinya 0,000 lebih kecil dari Alpha 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pengalaman kerja secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, dengan demikian menerima Ha2 dan menolak H0. 2) Uji F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:149). Untuk melihat hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.14.
85
Tabel 4.14 Hasil Uji F ANOVAb
Model 1Regression
Sum of Squares
Mean Square
Df
1055.847
2
Residual
1515.141
79
Total
2570.988
81
F
527.924 27.526
Sig. .000a
19.179
a. Predictors: (Constant), KP, PK b. Dependent Variable: DEDPKE Sumber: Data primer yang diolah. Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa nilai F hitung adalah 27,526 dengan tingkat signifikansi 0,000 karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) ini berarti Ha3 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen profesional dan pengalaman kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
B. Pembahasan 1. Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi komitmen profesional 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam
86
pengambilan keputusan etis. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa komitmen profesional internal auditor secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Dalam hal ini komitmen profesional individu khususnya auditor internal akan lebih dimengerti dalam bertindak khususnya dalam pengambilan keputusan etis ketika dihadapkan dilema etika antara baik dan buruk besar kecil risiko dari setiap penugasan audit ditempat ia bekerja dalam pengambilan keputusan etis. 2. Pengaruh
Pengalaman
Kerja
Terhadap
Dilema
Etika
Dalam
Pengambilan Keputusan Etis Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel pengalaman kerja 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa pengalaman kerja tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
dilema
etika
dalam
pengambilan keputusan etis internal auditor namun mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Stewart dan O’Leary (2006) bahwa pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga dapat diulas bahwa pengalaman auditor internal menjadi suatu pengaruh yang
87
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis bahkan ketika dihadapkan suatu kasus yang membuat auditor internal tersebut mengalami dilema etika.
88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Atas dasar data penelitian yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan tekhnik regresi linear berganda, dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian ini: 1. Komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Budi, et al. (2005) 2. Pengalaman kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Stewart dan Connor (2006).
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukan bahwa komitmen profesional dan pengalaman kerja secara signifikan berpengaruh terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Auditor internal yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya yang melibatkan komitmen profesional dan pengalaman kerja ketika dihadapkan situasi dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis yang bisa saja terjadi ketika terdapat konflik kepentingan.
89
Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Sudah bersifat otomatis jika terdapat auditor internal yang tidak independen maka pastinya perusahaan tidak menggunakan atau langsung memecat auditor internal tersebut. Sehingga pembekalan berupa pelatihan dan banyaknya penugasan serta wawasan yang diperoleh dari info dan peraturan lembaga-lembaga terkait internal auditor tersebut yang harus ditingkatkan agar menambah pengalaman kerja dan memantabkan komitmen profesionalnya ketika dihadapkan situasi dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
C. Keterbatasan penelitian Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yang diantaranya adalah: 1. Perusahaan tempat responden bekerja yang lebih banyak atau di dominasi pada perusahaan yang berada di wilayah Jakarta Selatan. 2. Responden dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki sebanyak 62 dan sisanya responden wanita sebanyak 20 responden. 3. Ringannya pembahasan permasalahan yang diangkat dari topik independensi auditor khususnya mengenai permasalahan auditor internal.
90
D. Saran Saran dari penelitian yang dilakukan ini untuk penelitian selanjutnya adalah perlu ditambahnya variabel lain khususnya dari faktor individu ataupun faktor eksternal. Jika ingin melanjutkan penelitian ini atau penelitian sebelumnya disarankan untuk mencari isu atau permasalahan yang dibahas dengan topik yang lebih baik. Dalam penyebaran kuesioner hendaklah enam bulan atau kurang dari enam bulan, karena pengalaman yang dialami oleh peneliti bahwa jika tidak memiliki koneksi yang kuat dari pihak perusahaan maka akan sulit untuk mendapatkan data dari responden jika mengikuti birokrasi perusahaan.
91
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004. Arens, Alvin A., Randal K. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi jusuf. “Auditing and Assurance Services An Integrated Approach: An Indonesian Adaptation”. 13th edition, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Arifin, Popon Sjarif. “Etika Profesi”, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari http://www.erwadi.polinpdg.ac.id. Bazerman, M.H., G. Loewenstein dan D. Moore. “Why Good Accountant do Bad Audit”, Harvard Business Review (November): 87-102, 2002. Bik, O. P. Godefridus. “The Behavior Assurance Professionals A Cross-Cultural Perspective”, Penerbit: Eburon, Amsterdam 2010. Budi, Sasongko, Basuki dan Hendaryatno. “Internal Auditor dan Dilema Etika”, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari www.theakuntan.com, 2005. Chasin, James A., Paul D Neuwirth., and John F Leuy. "Chasin HeadBook For Auditors ", 2th edition, Singapore: The Grow Hill Book Company, 1988. Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 2, hal. 79-91, 2002. Damman, T.E. “Audit: A Build-in Conflict of Interest”, Corporate Board, Vol 24 Issue 128, hal. 16-22, 2003. Elfarini, Eunike Christina. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)”, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007. Enjel, Bony. “Hubungan Antara Penerapan Aturan Etika dengan Peningkatan Profesionalisme Auditor Internal”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung, 2006.
92
Fatoni, Rizky Akbar. “Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung, 2005. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivarians Dengan Program SPSS”. Penerbit: Universitas Diponegoro, Semarang, 2006. Glover, S.H. “Gender differences in ethical decision making”, Woman in Management Review, Vol. 17 No. 5, hal. 217-227, 2002. Gunz, H.P., S.P. Gunz dan J.C. McCutcheon. “Organizational Influences on Approaches to Ethical Decisions by Professionals: The Case of Public Accountants”, Canadian Journal of Administrative Sciences, Vol. 19 No. 1, hal. 76-91, 2002. Halim, Abdul. “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi 4, Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta, 2008. Hamid, Abdul. “Buku panduan penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hidayat, Widi dan Sari Handayani. “Peran Faktor-Faktor Individual dan Pertimbangan Etis Terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada Lingkungan Inspektorat Sulawesi Tenggara”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 1, hal. 83-112, 2010. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”, Yogyakarta: BPFE, 2002. Jones, T.M. “Ethical Decision Making by Individuals in Organizations: An IssueContingent Model”, Academy of Management Review, Vol. 16 No. 2, hal. 366-395, 1991. Kalbers, L.P. dan T.J. Fogarty . “Professionalism and Its Consequences: A Study of Internal Auditors”, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 14 No. 1, hal. 64-86, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Kidwell, J.M., R.E. Stevens dan A.L. Bethke. “Differences in Ethical Perceptions Between Male and Female Managers: Myth or Reality?”, Journal of Business Ethics, 6 (6), hal. 489-494, 1987.
93
Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal. “Standar Profesi Audit internal”, Jakarta, 2004. King, R.R. “Experimental Investigation of Self Serving-biases in Auditing Trust Game: The Effect of Group Affiliation”, The Accounting Review, 77 (2), 2002. Koran Tempo. “Etika Bisnis: Belajar dari Skandal Enron”, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari http://www.kpk.go.id, 2009. Larkin, J.M. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas”, Journal of Business Ethics: 23, hal. 401- 409, 2000. Louwers, T.J., L.A. Ponemon dan R.R. Radtke. “Examining Accountants’ Ethical Behavior: A Review and Implications for Future Research”, Behavioral Accounting Research: Foundation and Frontiers, hal. 188-221, 1997. Malia. “Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Akuntan Terhadap Persepsi Etis Tentang Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Akuntan Di Jakarta)”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010. Meyer, John P., Natalie J. Allen., dan Ian R. Gellatly. “Affective and Continuance Commitment to the Organization: Evaluation of Measures and Analysis of Concurrent and Time-Lagged Relations.” Journal of Applied Psychology Vol. 75 No. 6, hal. 710-720, 1997. Moeller, Robert dan Witt, Herbert. “Brink’s Modern Internal Auditing”, New Jersey: John Wiley & Sons, 1999. Mulyadi. “Auditing”. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta, 2009. Nasution, Manahan. “Sekilas Tentang Internal Auditor”, Universitas Sumatera Utara Digital Library, 2003. Nugrahaningsih, P. “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity)”, SNA VIII Solo. hal. 617-630, 2005. Paolillo, J.G.P dan S.J. Vitell. “An Empirical Investigation of the Influence of Selected Personal, Organizational and Moral Intensity Factors on Ethical Decision Making”, Journal of Business Ethics 35, hal. 65-74, 2002.
94
Prastamawati, Dian. “Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Independensi dan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Kualitas Audit”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009. Pratiwi, Indah. “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap Sensitivitas Etika pada Auditor Pemerintah (Studi Kasus : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan DKI Jakarta)”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Putranti, Nurita. “Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesinalisasi dan Profesionalitas”, 2008, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari http://nuritaputranti.wordpress.com. Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS”, Edisi Kedua. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2004. Sawyer, B. Lawrence, Mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner. “Internal Auditing”, 5th editon, The Institute of Internal Auditor, Florida, 2003. Stewart, Jenny dan O’Leary, Connor, “Factors Affecting Internal Auditors Ethical Decision Making: Other Corporate Governance Mechanisms and years of Experience”, In Proceeding Accountability, Governance and Performance Symposium, Brisbane, Australia, 2006. Sumardi, Hardiningsih, P. “Pengaruh Pengalaman terhadap Profesionalisme serta Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja: Studi Kasus Auditor BPKP.”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 9, No. 1, Maret 2002. The Institute of Internal Auditors (IIA). “Standards for the Professional of Internal Auditing”, Florida: The Institute of Internal Auditors USA, 1995. -------------------. “Standards and Guidelines for the Professional Practice of Internal Auditing”, London: The Institute of Internal Auditors United Kingdom, 1999. --------------------. “The Professional Practices Framework”, Florida: The Institute of Internal Auditors research foundation USA, 2009. Trevino, L.K. “Ethical Decision Making in Organizations: A Person-Situation Interactionist Model”, Academy of Management Review, Vol. 11. No. 3, hal. 601-617, 1986.
95
Tugiman, Hiro. “Pandangan Baru Internal Auditing”, Yogyakarta: Kanisius, 2004. Tsui, J.S.L. dan F.A. Gul. “Auditors’ Behavior in an Audit Conflict Situation: A Research Note on the Role of Locus of Control and Ethical Reasoning”, Accounting, Organizations and Society, Vol 21 No. 1, hal. 41-51, 1996. Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. “Analisis Pengaruh Atribut-atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, SNA 5 Semarang, hal. 560-574, 2002. Windsor, C.A. dan N.M. Ashkanasy. “The Effect Of Client Management Bargaining Power, Moral Reasoning Development, and Belief in a Just World on Auditor Independence”, Accounting, Organizations and Society, Vol 20. No. 7/8, hal 701-720, 1995. Zarkasyi, Srihadi W. “Internal Audit Techniques Traditional Versus Progressive Approach”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Vol. 2 No. 1, hal. 1-10, 2006. Ziegenfuss, D.E. dan O.B. Martinson. “The IMA Code of Ethics and IMA Members’ Ethical Perception and Judgment”, Managerial Auditing Journal, Vol. 17 No. 4. Hal. 165-173, 2002.
96
LAMPIRAN I SURAT RISET
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
LAMPIRAN II KUESIONER
108
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tanggal, …… Kuesioner Responden Yth,
Saya adalah mahasiswa program strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Jurusan Akuntansi yang sedang menyusun skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi. Nama NIM Email No. Tlp
: Rachmat Hidayat Sumawi Budi : 106082002661 :
[email protected] : 021-95804530
Dalam rangka penyusunan skripsi ini saya berharap Bapak/Ibu, Saudara/i berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini, dan saya mohon maaf apabila telah mengganggu waktu luangnya. Pertanyaan di bawah ini adalah suatu survey yang mengukur pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Data yang di peroleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian (riset) dan tidak digunakan untuk kepentingan lain di luar riset, sehingga akan saya jaga kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian. Responden diharapkan membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku Tidak ada jawaban salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda. Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing
Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 19490602 197803 1 001
Hormat Saya, Peneliti
Rachmat Hidayat S B NIM. 106082002661
109
Universitas Islam Negeri Jakarta
Kuesioner Kuesioner ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: 1. Bagian A berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai data dan keterangan Bapak/Ibu/Saudara/i 2. Bagian B berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan penjabaran dari kisi-kisi penelitian, yang berupa pertanyaan atas pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i atas faktor-faktor yang mempengaruhi Dilema Etika Internal Auditor. Bagian A: Data dan Keterangan Responden Butir
pertanyaan
diisi
dengan
jawaban
yang
sesuai
dengan
kondisi
Bapak/Ibu/Saudara/i didalam kotak jawaban yang telah disediakan. 1. Nama/inisial
: ………….
2. Umur
: …... Tahun
3. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
4. Status Pernikahan
:
Belum Menikah
Sudah Menikah
5. Perusahaan Tempat Bekerja : …………………………… 6. Berapa lama Bapak/Ibu/Saudara/i telah bekerja di perusahaan ini? < 1 Tahun
1-3 Tahun
3-10 Tahun
> 10 Tahun
7. Dalam penugasan audit, bapak/Ibu/Saudara/i mempunyai kedudukan sebagai: Ketua Tim
Supervisor
Anggota
8. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Saudara/i diperoleh di: Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S1) Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S2) Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S3) Akedemik dan Lembaga Pendidikan lain, yang diselengarakan oleh pemerintah maupun swasta, yang setara dengan DIPLOMA III. SMA/SMEA Lain-lain 9. Bidang Pendidikan:
Akuntansi
Non Ak
*Akhir dari bagian A*
110
Universitas Islam Negeri Jakarta
Kuesioner Bagian B: Pertanyaan-Pertanyaan Yang Mewakili Kisi-Kisi Penelitian Pada bagian ini berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) atau centang (√) pada kotak yang telah disediakan. Dan kotak itu berisi jawaban yang diantaranya sebagai berikut: Keterangan STS: Sangat Tidak Setuju TS: Tidak Setuju R: Ragu-ragu S: Setuju SS: Sangat Setuju
Kondisi/Nilai 1 2 3 4 5
B1. Komitmen Profesional Pernyataan Memutuskan bekerja dalam profesi internal auditor sebenarnya adalah suatu kesalahan. 2. Saya selalu berusaha agar profesi internal auditor dihormati. 3. Saya merasa bahwa nilai-nilai yang saya miliki tidak cocok dengan nilai-nilai yang ada pada profesi internal auditor. 4. Saya sangat peduli dengan perkembangan profesi internal auditor. 5. Bagi saya, profesi internal auditor adalah profesi yang sangat cocok dibandingkan profesi lainnya. 6. Saya sangat mencintai profesi saya sebagai internal auditor. 7. Saya bangga mengatakan kepada orang lain bahwa saya adalah bagian dari profesi internal auditor. 8. Saya sangat senang saat memutuskan bahwa karir saya adalah berprofesi sebagai internal auditor 9. Profesi saya sebagai internal auditor membuat kinerja saya sangat optimal. 10. Saya akan menerima penugasan apapun ketika bekerja sebagai profesi internal auditor. 11. Ketika terdapat pelanggaran dalam sebuah kebijakan saya akan bertindak sesuai kewajiban saya sebagai seorang auditor internal. Lanjutan dari bagian B1 dihalaman berikutnya. No 1.
STS
TS
R
S
SS
111
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lanjutan bagian B1 No Pernyataan 12. Sangat sulit bagi saya untuk menyepakati aturan-aturan yang ada didalam profesi internal auditor. 13. Sebenarnya tidak ada manfaat yang menyertai saya diprofesi internal auditor selama ini. 14. Saya menyatakan kepada orang lain bahwa profesi internal auditor adalah pekerjaan yang sangat penting. 15. Menurut saya sangat sedikit sekali keinginan untuk saya berganti profesi selain internal auditor. 16. Dalam bekerja sebagai auditor internal, saya berusaha patuh terhadap kode etik.
STS
TS
R
S
SS
STS
TS
R
S
SS
B2. Pengalaman Kerja Internal Auditor No 1.
Pernyataan Pengalaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi mengenai masalah-masalah etika termasuk dalam masalah etika internal auditor. 2. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki semakin besar kemampuan seorang auditor internal dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada. 3. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang auditor internal akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan etisnya. 4. Dengan bertambahnya pengalaman kerja, pengetahuan saya mengenai masalah-masalah etika auditor internal akan semakin berkembang. 5. Auditor internal yang berpengalaman adalah auditor internal yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mampu memberikan kontribusi bagi tempat kerja dan lingkungan sekitarnya. 6. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal yang telah bekerja selama 3 tahun. 7. Auditor internal yang kurang berpengalaman cendrung sulit untuk menentukan sikapnya dan menilai sesuatu masalah etika atas kode etik internal auditor dalam efektivitas pelaksanaan audit Lanjutan dari bagian B2 dihalaman berikutnya.
112
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lanjutan bagian B2 No Pernyataan 8. Auditor internal yang berpengalaman akan selalu menggunakan pertimbangan etikanya dalam setiap keputusan yang diambilnya. 9. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal yang setidaknya pernah mendapatkan pelatihan teknis dari tempat ia bekerja. 10. Auditor internal yang berpengalaman dapat mempertimbangkan etika dan konsekuensinya dalam pengambilan keputusan etis, bila dihadapkan situasi dilematis.
STS
TS
R
S
SS
B3. Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis Pada bagian ini anda diminta memberikan tanggapan tentang pangambilan keputusan yang terkait dalam setiap kasus tersebut di bawah ini. Berikan tanggapan anda atas setiap pernyataan dalam kasus berikut ini sejujurnya. Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap jawaban anda. berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) atau centang (√) pada kotak yang telah disediakan. Keterangan STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju R : Ragu-ragu S : Setuju SS : Sangat Setuju
Kondisi/Nilai 1 2 3 4 5
1. Kasus A Pada saat seorang internal auditor memeriksa sebuah departemen, diketemukan bahwa manajer departemen tersebut melanggar kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pelanggaran ini sangat serius dan berakibat sangat jelek terhadap kinerja departemen itu jika diketahui. Manajer departemen tersebut lebih senior dibandingkan dengan internal auditor dan merupakan orang yang sangat dihormati. Internal auditor tersebut tidak yakin apakah perbuatannya ilegal, tapi yakin hal itu tidak dapat dibenarkan.
113
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tindakan: Internal auditor tersebut berupaya mengehentikan perbuatan tersebut apapun hasil dan konsekuensinya. No Pertanyaan STS TS R S 1. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 2. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut 2. Kasus B Seorang auditor internal ditugaskan untuk mereview pelaksanaan tender untuk sebuah kegiatan perusahaan. Dari hasil pemeriksaan awal tender, belum ada peserta tender yang memenuhi syarat sebagai pelaksana kegiatan tersebut dan internal auditor tersebut merekomendasikan untuk dilakukan tender ulang. Kemudian perusahaan melakukan tender ulang. Dari beberapa peserta tender, ada seorang peserta yang dikenal baik dan memiliki hubungan pribadi dengan internal auditor. Tindakan: Internal auditor tersebut menginformasikan beberapa peluang untuk memenangkan tender kepada kenalannya. No Pertanyaan STS TS R S SS 3. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 4. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut 3. Kasus C Dalam proses pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, seorang internal auditor menemukan bahwa laba operasi dicatat terlalu tinggi. Beberapa catatan penyesuaian jika akan dilakukan akan berdampak kepada bonus yang diberikan akan berkurang. Auditor tersebut diberitahu oleh bagian akuntansi bahwa mereka disuruh untuk melakukan hal itu oleh atasannya. Tindakan: Auditor tersebut tidak melakukan hal apa-apa atas kejadian tersebut. No Pertanyaan STS TS R S SS 5. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 6. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut 4. Kasus D Dalam proses pemeriksaan penyaluran kredit, internal auditor menemukan bahwa beberapa kredit yang disalurkan tidak sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan oleh bank. Beberapa catatan atas penyaluran kredit tersebut menunjukkan banyak yang bermasalah. Jika hal ini diungkapkan maka akan mempengaruhi kondite Manajer Kredit. Manajer Kredit yang bertanggungjawab atas kredit itu meminta internal auditor untuk tidak mengungkap masalah tersebut.
114
SS
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tindakan: Internal auditor tersebut tetap mengungkap kasus penyaluran kredit tersebut. No Pertanyaan STS TS 7. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 8. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
R
S
SS
5. Kasus E Dalam pemeriksaan draft laporan audit seorang internal auditor menemukan beberapa hal yang belum pernah diungkapkan oleh internal auditor lain sebelumnya. Semua catatan tentang hal tersebut mengarah kepada adanya pelanggaran terhadap peraturan perbankan yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun hal ini belum lama terjadi dan tidak berdampak untuk saat ini, tetapi dalam jangka panjang akan berdampak serius terhadap perusahaan. Tindakan: Internal auditor tidak melakukan apapun atas hasil temuannya. No Pertanyaan STS TS R S SS 9. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 10. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut Pernyataan Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis Pernyataan STS No 11. Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk membuat keputusan yang memiliki konsekuensi bagi diri sendiri maupun orang lain. 12. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesional, saya harus mewujudkan nilai atau standar profesional saya dalam semua aktivitas. 13. Seorang auditor bertanggung jawab mematuhi peraturan bagi setiap orang yang berada dalam naungan supervise anggotanya untuk bertindak atas namanya. 14. Seorang auditor tidak diperkenankan bertindak diskriminatif dalam mempekerjakan para asistennya. 15. Auditor internal harus bersikap independen dan objektif ditempat ia bekerja karena internal auditor dituntut untuk tetap independen sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada publik dan profesinya.
TS
R
S
SS
115
LAMPIRAN III SKOR JAWABAN RESPONDEN
116
Tabel KP Variabel Komitmen Profesional
Responden
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
Total
1
2
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
54
2
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
2
5
5
4
5
68
3
4
5
4
5
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
66
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
67
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
3
5
68
6
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
68
7
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
61
8
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
5
4
4
4
3
5
64
9
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
62
10
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
2
4
3
2
52
11
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
4
63
12
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
76
13
3
4
3
4
2
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
4
51
14
2
4
4
5
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
3
5
67
15
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
61
16
4
4
5
2
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
1
62
17
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
59
18
4
4
3
3
3
3
4
2
4
2
3
4
4
3
3
4
53
19
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
61
20
4
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
62
21
4
4
5
1
3
5
4
1
4
1
4
3
5
3
2
5
54
22
4
3
2
1
3
5
4
1
4
1
4
3
5
3
2
5
50
23
4
4
5
5
3
3
5
5
5
5
4
5
5
4
3
4
69
Bersambung pada halaman berikutnya.
117
Tabel KP (Lanjutan) Variabel Komitmen Profesional
Responden
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
Total
24
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
4
5
72
25
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
64
26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
64
27
4
4
3
5
3
4
4
3
2
3
4
2
1
4
5
5
56
28
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
5
5
3
4
3
5
63
29
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
66
30
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
71
31
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
66
32
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
69
33
3
5
3
4
4
4
4
4
3
4
4
2
3
4
3
5
59
34
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
62
35
4
4
2
5
3
3
4
4
4
4
4
2
2
3
3
4
55
36
4
4
2
5
3
3
2
3
4
3
4
1
5
3
3
4
53
37
4
5
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
4
61
38
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
77
39
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
75
40
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
77
41
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
62
42
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
67
43
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
67
44
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
5
4
3
5
69
45
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
4
4
5
70
46
2
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
58
Bersambung pada halaman berikutnya.
118
Tabel KP (Lanjutan) Variabel Komitmen Profesional
Responden
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
Total
47
4
4
3
4
2
4
5
4
4
4
4
4
5
4
3
4
62
48
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
61
49
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
5
3
3
2
4
3
56
50
5
5
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
5
3
4
60
51
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
64
52
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
62
53
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
69
54
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
67
55
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
76
56
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
77
57
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
77
58
4
4
4
4
2
4
4
2
4
2
4
3
4
4
2
4
55
59
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
60
60
4
3
4
4
5
4
3
3
4
3
3
4
3
4
5
5
61
61
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
2
3
4
3
57
62
2
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
54
63
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
2
5
5
4
5
68
64
4
5
4
5
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
66
65
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
67
66
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
3
5
68
67
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
68
68
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
61
69
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
5
4
4
4
3
5
64
Bersambung pada halaman berikutnya.
119
Tabel KP (Lanjutan) Variabel Komitmen Profesional
Responden
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
Total
70
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
62
71
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
2
4
3
2
52
72
5
5
3
5
3
4
5
4
3
4
5
5
5
5
3
4
68
73
5
4
4
4
2
4
4
4
5
4
4
4
5
4
1
5
63
74
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
67
75
3
4
3
5
3
3
4
3
4
3
4
5
5
4
3
4
60
76
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
69
77
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
64
78
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
67
79
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
66
80
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
59
81
4
4
4
4
3
4
2
3
4
3
4
3
4
4
4
4
58
82
2
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
2
4
4
4
4
56
120
Tabel PK Variabel Pengalaman Kerja
Responden
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
Total
1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
2
4
5
5
5
5
4
4
4
5
5
46
3
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
42
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
5
44
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
48
6
5
4
5
4
2
4
2
2
2
5
35
7
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
43
8
5
5
5
4
5
4
4
4
4
5
45
9
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
42
10
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
11
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
38
12
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
13
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
14
5
5
5
5
5
5
3
4
2
4
43
15
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
38
16
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
43
17
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
18
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
37
19
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
42
20
4
4
4
4
4
4
2
4
3
4
37
21
5
4
5
4
3
1
4
4
5
4
39
22
4
4
5
4
4
1
1
4
5
4
36
23
5
5
4
4
4
5
4
5
5
5
46
Bersambung pada halaman berikutnya.
121
Tabel PK (Lanjutan) Variabel Pengalaman Kerja
Responden
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
Total
24
5
5
5
4
4
5
4
4
5
4
45
25
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
39
26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
27
5
4
4
4
3
3
2
3
3
4
35
28
5
5
5
5
5
4
5
5
3
5
47
29
4
5
4
4
4
4
4
4
2
4
39
30
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
46
31
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
41
32
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
42
33
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
41
34
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
41
35
5
5
4
5
5
4
5
5
4
4
46
36
4
5
5
5
3
3
5
5
4
5
44
37
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
46
38
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
39
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
40
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
41
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
42
5
5
5
4
5
4
2
4
4
4
42
43
5
5
5
4
5
4
2
4
4
4
42
44
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
46
45
5
5
5
5
5
5
3
4
4
4
45
46
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
49
Bersambung pada halaman berikutnya.
122
Tabel PK (Lanjutan) Variabel Pengalaman Kerja
Responden
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
Total
47
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
41
48
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
39
49
3
3
4
4
2
4
3
3
4
4
34
50
5
4
4
4
4
4
3
3
2
4
37
51
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
52
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
41
53
5
5
5
5
5
4
2
4
4
5
44
54
5
5
5
5
5
4
2
4
4
4
43
55
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
56
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
57
4
4
4
4
4
5
4
2
4
2
37
58
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
37
59
3
3
4
4
3
4
4
5
4
4
38
60
4
3
3
4
5
3
4
5
4
3
38
61
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
38
62
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
63
4
5
5
5
5
4
4
4
5
5
46
64
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
42
65
4
5
4
4
4
4
4
5
5
5
44
66
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
48
67
5
4
5
4
2
4
2
2
2
5
35
68
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
43
69
5
5
5
4
5
4
4
4
4
5
45
Bersambung pada halaman berikutnya.
123
Tabel PK (Lanjutan) Variabel Pengalaman Kerja
Responden
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
Total
70
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
42
71
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
72
4
5
5
5
4
4
3
4
4
4
42
73
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
42
74
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
75
4
4
4
4
2
3
2
5
5
5
38
76
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
77
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
46
78
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
43
79
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
80
5
5
5
5
5
4
3
4
4
4
44
81
3
4
4
4
4
3
4
4
5
3
38
82
3
5
5
4
4
3
4
4
5
4
41
124
Tabel DEDPKE Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
56
2
5
5
2
5
2
1
4
4
4
5
4
4
4
4
5
58
3
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
5
67
4
5
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
5
4
4
5
68
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
2
5
69
6
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
3
5
4
4
5
69
7
5
5
5
5
2
5
5
5
4
4
4
4
2
2
5
62
8
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
3
2
5
63
9
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
5
59
10
4
3
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
52
11
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
56
12
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
5
60
13
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
55
14
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
61
15
3
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
55
16
3
4
4
4
3
4
1
4
5
4
2
4
3
3
4
52
17
4
4
4
2
4
4
4
4
5
3
3
4
3
4
4
56
18
4
3
4
5
4
3
2
4
4
4
4
4
1
2
4
52
19
5
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
2
1
4
60
20
4
4
5
5
5
4
5
5
4
4
3
5
2
2
4
61
21
5
2
3
2
5
1
2
4
5
2
4
4
3
3
5
50
Responden
Total
Bersambung pada halaman berikutnya.
125
Tabel DEDPKE (Lanjutan) Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
22
5
2
3
2
4
1
2
4
5
2
4
4
3
3
5
49
23
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
3
3
4
5
67
24
5
4
5
4
5
4
5
5
5
4
4
4
2
2
4
62
25
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
56
26
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
2
2
4
63
27
4
4
2
4
4
5
5
5
4
3
3
5
1
2
1
52
28
5
2
2
5
5
5
5
1
5
5
5
4
5
3
5
62
29
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
5
64
30
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
3
3
2
5
63
31
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
3
3
2
5
63
32
5
5
2
5
1
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
61
33
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
2
3
4
65
34
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
64
35
4
4
3
4
4
5
2
5
4
5
2
5
2
2
5
56
36
4
3
3
4
1
5
5
5
4
5
3
5
1
2
4
54
37
2
2
4
2
4
5
4
5
4
4
5
4
2
2
5
54
38
4
5
4
2
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
59
39
4
4
4
2
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
58
40
4
4
4
2
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
58
41
4
4
4
2
4
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
53
42
5
4
1
5
1
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
59
43
5
4
1
5
1
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
59
Responden
Total
Bersambung pada halaman berikutnya.
126
Tabel DEDPKE (Lanjutan) Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
44
4
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
67
45
4
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
67
46
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
1
5
5
2
5
62
47
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
4
54
48
1
4
4
5
2
5
5
2
4
4
4
4
4
4
4
56
49
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
4
1
3
50
50
5
5
5
5
4
4
5
2
4
4
4
5
2
2
5
61
51
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
52
4
5
4
2
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
59
53
5
5
1
5
2
4
4
5
5
4
4
5
4
4
5
62
54
5
5
1
1
2
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
57
55
4
5
4
2
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
59
56
4
5
4
2
4
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
59
57
4
5
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
5
58
58
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
2
4
53
59
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
2
4
50
60
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
50
61
5
2
4
2
4
3
2
4
3
3
4
4
2
2
3
47
62
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
56
63
5
5
2
5
2
1
4
4
4
5
4
4
4
4
5
58
64
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
5
67
65
5
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
5
4
4
5
68
Responden
Total
Bersambung pada halaman berikutnya.
127
Tabel DEDPKE (Lanjutan) Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
PKE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
66
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
2
5
69
67
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
3
5
4
4
5
69
68
5
5
5
5
2
5
5
5
4
4
4
4
2
2
5
62
69
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
3
2
5
63
70
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
5
59
71
4
3
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
52
72
5
5
4
3
3
5
4
5
5
4
4
4
3
4
5
63
73
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
63
74
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
75
4
4
5
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
59
76
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
62
77
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
62
78
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
5
4
60
79
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
58
80
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
63
81
2
4
4
3
3
4
2
2
4
2
2
4
2
3
4
45
82
4
3
4
3
3
4
2
4
4
2
2
4
2
3
4
48
Responden
Bersambung pada halaman berikutnya.
128
Total
LAMPIRAN IV HASIL UJI KUALITAS DATA
129
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional Correlations KP1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP2 Pearson Correlation Sig. (2-taled) N KP3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP1 1
KP2 .254*
KP3 .277*
KP4 .081
KP5 .266*
KP6 .442**
KP7 .385**
KP8 .250*
KP9 .000
KP10 .250*
KP11 .219*
KP12 .265*
KP13 .326**
KP14 .373**
KP15 .079
KP16 .187
Total .506**
82 .254*
.021 82 1
.012 82 .244*
.470 82 .360**
.016 82 .277*
.000 82 .220*
.000 82 .194
.024 82 .329**
1.000 82 .133
.024 82 .329**
.049 82 .438**
.016 82 .235*
.003 82 .203
.001 82 .507**
.479 82 .088
.092 82 .189
.000 82 .521**
.021 82 .277*
82 .244*
.027 82 1
.001 82 .110
.012 82 .465**
.047 82 .415**
.081 82 .297**
.003 82 .410**
.232 82 .443**
.003 82 .410**
.000 82 .262*
.034 82 .189
.068 82 .398**
.000 82 .333**
.429 82 .265*
.089 82 .072
.000 82 .606**
.012 82 .081
.027 82 .360**
82 .110
.324 82 1
.000 82 .228*
.000 82 -.008
.007 82 .200
.000 82 .515**
.000 82 .144
.000 82 .515**
.017 82 .381**
.089 82 .055
.000 82 -.022
.002 82 .327**
.016 82 .253*
.520 82 .132
.000 82 .467**
.470 82 .266*
.001 82 .277*
.324 82 .465**
82 .228*
.040 82 1
.945 82 .522**
.072 82 .344**
.000 82 .551**
.197 82 .272*
.000 82 .551**
.000 82 .260*
.623 82 .123
.842 82 .224*
.003 82 .414**
.022 82 .561**
.238 82 .174
.000 82 .676**
.016 82 .442**
.012 82 .220*
.000 82 .415**
.040 82 -.008
82 .522**
.000 82 1
.002 82 .590**
.000 82 .297**
.013 82 .335**
.000 82 .297**
.018 82 .289**
.271 82 .204
.043 82 .412**
.000 82 .451**
.000 82 .195
.118 82 .345**
.000 82 .634**
.000 82 .385**
.047 82 .194
.000 82 .297**
.945 82 .200
.000 82 .344**
82 .590**
.000 82 1
.007 82 .458**
.002 82 .274*
.007 82 .458**
.008 82 .251*
.067 82 .315**
.000 82 .311**
.000 82 .457**
.079 82 .136
.002 82 .121
.000 82 .622**
.000 82 .250*
.081 82 .329**
.007 82 .410**
.072 82 .515**
.002 82 .551**
.000 82 .297**
82 .458**
.000 82 1
.013 82 .377**
.000 82 1.000**
.023 82 .371**
.004 82 .350**
.004 82 .241*
.000 82 452**
.222 82 .395**
.281 82 .039
.000 82 .777**
.024 82 .000
.003 82 .133
.000 82 .443**
.000 82 .144
.000 82 .272*
.007 82 .335**
.000 82 .274*
82 .377**
.000 82 1
.000 82 .377**
.001 82 .194
.001 82 .136
.029 82 .551**
.000 82 .244*
.000 82 .128
.730 82 .148
000 82 .517**
1.000 82 .250*
.232 82 .329**
.000 82 .410**
.197 82 .515**
.013 82 .551**
.002 82 .297**
.013 82 .458**
.000 82 1.000**
82 .377**
.000 82 1
.081 82 .371**
.222 82 .350**
.000 82 .241*
.027 82 .452**
.252 82 .395**
.185 82 .039
.000 82 .777**
.024 82 .219*
.003 82 .438**
.000 82 .262*
.000 82 .381**
.000 82 .260*
.000 82 .289**
.000 82 .251*
.000 82 .371**
.000 82 .194
82 .371**
.001 82 1
.001 82 .193
.029 82 .250*
.000 82 .387**
.000 82 .129
.730 82 .365**
.000 82 .563**
.049 82
.000 82
.017 82
.000 82
.018 82
.008 82
023 82
.001 82
.081 82
.001 82
82
.082 82
.023 82
.000 82
.247 82
.001 82
.000 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
130
Correlations (Lanjutan) KP12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KP16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Total Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP1 .265*
KP2 .235*
KP3 .189
KP4 .055
KP5 .123
KP6 .204
KP7 .315**
KP8 .350**
KP9 .136
KP10 .350**
KP11 .193
KP12 1
KP13 .334**
KP14 .257*
KP15 .085
KP16 .146
Total .476**
.016 82
.034 82
.089 82
.623 82
.271 82
.067 82
.004 82
.001 82
.222 82
.001 82
.082 82
82
.002 82
.020 82
..449 82
.190 82
.000 82
.326**
.203
.398**
-.022
.224*
.412**
.311**
.241*
.551**
.241*
.250*
.334**
1
.378**
-.014
.322**
.567**
.003 82 .373**
.068 82 .507**
.000 82 .333**
.842 82 .327**
.043 82 .414**
.000 82 .451**
.004 82 .457**
.029 82 .452**
/.000 82 .244*
.029 82 .452**
.023 82 .387**
.002 82 .257*
82 .378**
.000 82 1
.898 82 .229*
.003 82 .236*
000 82 .690**
.001 82 .079
.000 82 .088
.002 82 .265*
.003 82 .253*
.000 82 .561**
.000 82 .195
.000 82 .136
.000 82 .395**
.027 82 .128
.000 82 .395**
.000 82 .129
.020 82 .085
.000 82 -.014
82 .229*
.038 82 1
.032 82 .044
.000 82 .437**
.479 82 .187
.429 82 .189
.016 82 .072
.022 82 .132
.000 82 .174
.079 82 .345**
.222 82 .121
.000 82 .039
.252 82 .148
.000 82 .039
.247 82 .365**
.449 82 .146
.898 82 .322**
.038 82 .236*
82 .044
.693 82 1
.000 82 .382**
.092 82 .506**
.089 82 .521**
.520 82 .606**
.238 82 .467**
.118 82 .676**
.002 82 .634**
.281 82 .622**
.730 82 .777**
.185 82 .517**
.730 82 .777**
.001 82 .563**
.190 82 .476**
.003 82 .567**
.032 82 .690**
.693 82 .437**
82 .382**
.000 82 1
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
.000 82
82
.
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah.
131
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja
Correlations PK1 PK1
Pearson Correlation
PK2
PK2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PK3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.530**
.000
.000
.002
82
82
82
82
.520**
1
.631**
PK8
PK9
PK10
Total
.208
-.103
.058
-.159
.331**
.507**
.002
.061
.356
.604
.153
.002
.000
82
82
82
82
82
82
82
.557** .531**
.238*
.143
.263*
.173
.378**
.770**
.000
.000
.000
.031
.199
.017
.119
.000
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
.618** .252*
.038
-.119
.042
.086
.403**
.556**
82
82
82
.530**
.631**
1
.000
.000
82
82
82
.338**
.557**
.002
.289
.705
.444
.000
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
.618**
1 .414**
.196
.212
.240*
.099
.300**
.674**
.000
.000
.000
.077
.056
.030
.374
.006
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.344**
.531**
.252*
.414**
1
.283**
.270*
.306**
.210
.045
.674**
.002
.000
.022
.000
.010
.014
.005
.058
.689
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
Pearson Correlation
.208
.238*
.038
.196 .283**
1
.179
-.225*
-.152
-.188
.298**
Sig. (2-tailed)
.061
.031
.734
.077
.010
.108
.042
.172
.091
.007
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
-.103
.143
-.119
.212 .270*
.179
1
.259*
.301**
-.018
.451**
.356
.199
.289
.056
.014
.108
.019
.006
.869
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
N PK7
.338** .344**
PK7
.734
N
PK6
.000
PK6
.022
Sig. (2-tailed)
PK5
PK5
.000
N PK4
PK4
.520**
1
Sig. (2-tailed) N
PK3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
82
Bersambung pada halaman berikutnya.
132
Correlations (Lanjutan)
PK8
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
Total
Pearson Correlation
.058
.263*
.042
.240*
.306**
-.225*
.259*
1
.370**
.586**
.580**
Sig. (2-tailed)
.604
.017
.705
.030
.005
.042
.019
.001
.000
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
-.159
.173
.086
.099
.210
-.152
.301**
.370**
1
.110
.408**
.153
.119
.444
.374
.058
.172
.006
.001
.324
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.331**
.378**
.403**
.300**
.045
-.188
-.018
.586**
.110
1
.540**
.002
.000
.000
.006
.689
.091
.869
.000
.324
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.507**
.770**
.556**
.674**
.674**
.298**
.451**
.580**
.408**
.540**
1
.000
.000
.000
.000
.000
.007
.000
.000
.000
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
N PK9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PK10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah.
133
82
Hasil Uji Validitas Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Correlations DED DED
DED
DED
PKE1 PKE2 DED PKE1
Pearson Correlation
DED
Pearson Correlation
PKE2
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE3
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE4
Sig. (2-tailed) N
PKE3 PKE4
DED
DED
DED
DED
DED
PKE1 PKE1 DED
PKE5
PKE6
PKE7
PKE8
PKE9
0
1
PKE12
.291**
-.115
.312**
.053
-.074
.197
.247*
.278*
.179
.210
.306**
.008
.305
.004
.639
.508
.076
.025
.011
.107
.059
.005
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.291**
1
.221*
.408**
-.009
.281*
.506**
.264*
.265*
.215
.120
.200
.046
.000
.933
.010
.000
.017
.016
.053
.285
.071
1
Sig. (2-tailed) N
DED
DED
.008 82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
-.115
.221*
1
.124
.542**
.149
.203
.162
.127
-.055
.006
-.085
.305
.046
.267
.000
.181
.068
.145
.255
.625
.956
.447
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.312**
.408**
.124
1
.030
.246*
.305**
.093
.288** .617**
.096
.229*
.004
.000
.267
.792
.026
.005
.407
.009
.000
.390
.039
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
-.009 .542**
.030
1
-.035
.092
.038
.228*
-.110
.123
-.210
.756
.413
.735
.039
.325
.270
.059
DED
Pearson Correlation
.053
PKE5
Sig. (2-tailed)
.639
.933
.000
.792
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
-.074
.281*
.149
.246*
-.035
1
.476**
.137
.005
.264*
.000
.301**
.508
.010
.181
.026
.756
.000
.220
.961
.016
.997
.006
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
1
.122
.163
.219* .335**
.168
.273
.143
.048
.002
.131
82
82
82
82
82
N DED
Pearson Correlation
PKE6
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
.197
.506**
.203
.305**
.092
.476**
PKE7
Sig. (2-tailed)
.076
.000
.068
.005
.413
.000
82
82
82
82
82
82
N
82
Bersambung pada halaman berikutnya.
134
Correlations (Lanjutan) DED
DED
DED
DED
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 DED
Pearson Correlation
PKE8
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE9
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE10 Sig. (2-tailed) N DED
Pearson Correlation
PKE11 Sig. (2-tailed) N DED
DED
PKE5
PKE6
PKE7 PKE8 PKE9 PKE10 PKE11 PKE12
.162
.093
.038
.137
.122
.025
.017
.145
.407
.735
.220
.273
82
82
82
82
82
82
82
*
*
.127
**
*
.005
.163
.011
.016
.255
.009
.039
.961
.143
.045
82
82
82
82
82
82
82
82
**
-.110
*
*
.278
.264
.265
.288
.617
.228
.264
.219
DED
DED
DED
.222*
.169
-.067
.201
.045
.129
.550
.070
82
82
82
82
82
*
1
.190
.037
.228*
.087
.739
.039
82
82
82
82
.169
.190
1
.124
.234*
.266
.035
1
.222
.179
.215
-.055
.107
.053
.625
.000
.325
.016
.048
.129
.087
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
**
-.067
.037
.124
1
-.048
.210
.120
.006
.096
.123
.000 .335
.059
.285
.956
.390
.270
.997
.002
.550
.739
.266
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
*
-.210
**
.168
.201
*
*
-.048
1
.667
-.085
.005
.071
.447
.039
.059
.006
.131
.070
.039
.035
.667
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.025
*
-.149
.005
-.019
-.042
.193
-.148
.164
.046
.171
.066
.822
.038
.181
.961
.866
.711
.082
.184
.141
.681
.125
.554
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.048
*
-.210
-.156
-.129
-.069
.074
-.056
.102
-.138
.158
.140
.050
.058
.163
.247
.539
.506
.616
.361
.216
.156
.209
82 82 82 82 Bersambung pada halaman berikutnya.
82
82
82
82
82
82
82
82
Pearson Correlation
PKE13 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
PKE14 Sig. (2-tailed) N
DED
.200
Pearson Correlation
N
DED
DED
**
PKE12 Sig. (2-tailed)
DED
DED
*
.247
*
DED
.306
.669
.229
.217
.229
.301
.228
.234
135
Correlations (Lanjutan) DED
DED
DED
DED
PKE1 PKE2 PKE3 PKE4 DED
Pearson Correlation
PKE15 Sig. (2-tailed) N Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.292** .348**
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
DED
PKE5
PKE6
PKE7 PKE8 PKE9 PKE10 PKE11 PKE12
.070
.142
-.028
-.010
.216
.089 .409**
.081
.241*
.209
.008
.001
.533
.204
.803
.928
.052
.425
.000
.471
.029
.060
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
.447** .693** .345**
.586**
.272*
.416** .665** .334** .504**
.451**
.364**
.390**
.000
.000
.001
.000
.013
.000
.000
.002
.000
.000
.001
.000
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
Bersambung pada halaman berikutnya.
136
Correlations (Lanjutan)
DED PKE1
DED
DED
DED
PKE13
PKE14
PKE15
Total
Pearson Correlation
.025
.048
.292**
.447**
Sig. (2-tailed)
.822
.669
.008
.000
82
82
82
82
*
*
**
.693**
N DED
Pearson Correlation
PKE2
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE3
Sig. (2-tailed) N
.229
.217
.348
.038
.050
.001
.000
82
82
82
82
-.149
-.210
.070
.345**
.181
.058
.533
.001
82
82
82
82
DED
Pearson Correlation
.005
-.156
.142
.586**
PKE4
Sig. (2-tailed)
.961
.163
.204
.000
82
82
82
82
-.019
-.129
-.028
.272*
.866
.247
.803
.013
82
82
82
82
N DED
Pearson Correlation
PKE5
Sig. (2-tailed) N
Bersambung pada halaman berikutnya.
137
Correlations (Lanjutan)
DED
Pearson Correlation
PKE6
Sig. (2-tailed) N
DED
DED
DED
PKE13
PKE14
PKE15
Total
-.042
-.069
-.010
.416**
.711
.539
.928
.000
82
82
82
82
DED
Pearson Correlation
.193
.074
.216
.665**
PKE7
Sig. (2-tailed)
.082
.506
.052
.000
82
82
82
82
-.148
-.056
.089
.334**
.184
.616
.425
.002
82
82
82
82
N DED
Pearson Correlation
PKE8
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
.164
.102
.409**
.504**
PKE9
Sig. (2-tailed)
.141
.361
.000
.000
82
82
82
82
.046
-.138
.081
.451**
.681
.216
.471
.000
82
82
82
82
.171
.158
.241*
.364**
.125
.156
.029
.001
82
82
82
82
.066
.140
.209
.390**
.554
.209
.060
.000
82
82
82
82
1
.515**
.460**
.387**
.000
.000
.000
82
82
82
N DED
Pearson Correlation
PKE10 Sig. (2-tailed) N DED
Pearson Correlation
PKE11 Sig. (2-tailed) N DED
Pearson Correlation
PKE12 Sig. (2-tailed) N DED
Pearson Correlation
PKE13 Sig. (2-tailed) N
82
Bersambung pada halaman berikutnya.
138
Correlations (Lanjutan) DED
DED
DED
PKE13 PKE14 PKE15 DED
Pearson Correlation
PKE14
Sig. (2-tailed) N
DED
Pearson Correlation
PKE15
Sig. (2-tailed) N
Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.515**
1
.000
Total
.273*
.262*
.013
.018
82
82
82
82
.460**
.273*
1
.527**
.000
.013
82
82
82
82
.387**
.262*
.527**
1
.000
.018
.000
82
82
82
.000
82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data Primer yang diolah.
139
Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Profesional
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
Reliability Statistics %
Cronbach's Alpha
82
100.0
0
.0
82
100.0
N of Items
.862
16
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Kerja Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
Reliability Statistics %
Cronbach's Alpha
82
100.0
0
.0
82
100.0
N of Items
.707
10
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Uji Reliabilitas Variabel Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
Reliability Statistics
% 82
100.0
Cronbach's Alpha
0
.0
.692
82
100.0
N of Items 15
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
140
LAMPIRAN V HASIL UJI ASUMSI KLASIK
141
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity Statistics
Std. Model 1
B (Constant)
Error
10.603
6.704
KP
.410
.076
PK
.543
.138
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
1.582
.118
.474
5.385
.000
.961
1.040
.348
3.946
.000
.961
1.040
a. Dependent Variable: DEDPKE
Uji Heterokedastisitas
142
Uji Normalitas
143
LAMPIRAN VI HASIL UJI HIPOTESIS
144
Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Std. Error of the Model
R
R Square .641a
1
Adjusted R Square
.411
Estimate
.396
4.379
a. Predictors: (Constant), PK, KP b. Dependent Variable: DEDPKE
Uji Statistik t
Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity Correlations
Std. Model 1
B (Constant)
Statistics
Zero-
Error
10.603
6.704
KP
.410
.076
PK
.543
.138
Beta
t
Sig.
order
Partial
Part
Tolerance
VIF
1.582
.118
.474
5.385
.000
.543
.518
.465
.961
1.040
.348
3.946
.000
.441
.406
.341
.961
1.040
a. Dependent Variable: DEDPKE
145
Uji F Statistik ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1055.847
2
527.924
Residual
1515.141
79
19.179
Total
2570.988
81
F 27.526
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), PK, KP b. Dependent Variable: DEDPKE
146
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI Nama Lengkap : Rachmat Hidayat Sumawi Budi Nama Panggilan : Diki Baik Tempat/Tgl Lahir : Cirebon, 14 Juli 1988 Agama : Islam Alamat : Perumahan Pondok Benda Indah Pamulang Blok B1/12 Rt 02/ Rw 15 No. Hp : 021-95804530 Email :
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL 1. 2. 3. 4. 5. 6.
TK. Avia Puri SD N Pondok Benda I SMP N 2 Pamulang SMA N 2 Ciputat D2 Komunikasi + Yayasan Al-Kharim S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL Kursus Bahasa Inggris IEC Ciputat
2006-2007
i
Tahun 1994 Tahun 2000 Tahun 2003 Tahun 2006 Tahun 2010 Tahun 2010
PENGALAMAN ORGANISASI/BEKERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
ERIODAN LDK KOMDA Saturday Meeting Club IEC-Ciputat BEM Jurusan Akuntansi Karangtaruna Pondok Benda Indah BNI-life
Ketua Div. Dana usaha Public Relation Ketua. Biro Bisnis dan Usaha Sekertaris Finance Consultant
ii
2005 2007 2008 2009 2009 2009
EFFECT OF COMMITMENT PROFESSIONAL AND WORK EXPERIENCE TOWARD ETHICAL DILEMMA OF INTERNAL AUDITORS IN ETHICAL DECISION MAKING
ABSTRACT
Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Effect of Commitment professional and Work Experience Toward Ethical Dilemma of Internal Auditors in Ethical Decision Making. Thesis Strata One (S1) of Accounting Department of Economics and business Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2010. This study aims to test the effect of Commitment Professional and Work Experience toward Dilemmas ethical of internal auditors in the Ethical Decision making with using multiple linear regression. The sample in this study amounted to 82 internal auditor as respondents who work in DKI Jakarta area. Sampling method that used is convenience sampling. The collection of data using the primary data that is taken directly from the respondents with the questionnaire technique. The results obtained in the partial test is that professional commitment has a significant influence on ethical dilemmas and ethical decision making as well as work experience variables also have significant influence on the variables of ethical dilemmas in ethical decision making. So that the independent variables simultaneously influence the ethical dilemmas in ethical decision making as the dependent variable. Keywords: professional commitment, work experience, ethical dilemmas in ethical decision making.
iii
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
ABSTRAK
Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis. Skripsi Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan keputusan Etis dengan menggunakan regresi linear berganda. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 82 responden internal auditor yang bekerja di perusahaanperusahaan wilayah DKI Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu diambil langsung dari responden dengan tekhnik kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh dalam pengujian secara parsial adalah bahwa komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis dan begitu juga dengan variabel pengalaman kerja juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis sebagai variabel dependen. Kata Kunci: Komitmen profesional, pengalaman kerja, dilemma etika dalam pengambilan keputusan etis.
iv
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, kepadanya kita memohon pertolongan dan pengampunan serta kita berlindung dari keburukan dan kejahatan diri kita. Semoga kita selalu mendapat hidayah-Nya, sehingga kita tergolong orangorang yang berada dalam keridhoaan-Nya. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan ALLAH, sekutu baginya yang maha pengasih lagi maha penyayang dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasulullah. Sholawat dan salam teriring untuknya semoga kita semua akan mendapat syafa’at-Nya. Skripsi yang telah penulis selesaikan merupakan salah satu dari banyak nikmat yang ALLAH SWT berikan. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang selalu memberikan cahaya terang senantiasa banyak hangat ruang kasih yang engkau beri dari setiap doa, kepingan rizki dan harapan, serta Annisa Ayu adinda tercinta tetap semangat dalam menjalankan kuliah target lulus di UPN kamu harus 3,5 tahun masa tenggang 4 tahun harus sudah sarjana. 2. Eyang Jhon Disman, terima kasih atas setiap nasihat dan opini yang eyang berikan. 3. Bapak Dr. Yahya Hamja. MM, selaku dosen pembimbing I terima kasih banyak atas kemudahan, bimbingan dan motivasi yang telah banyak diberikan kepada penulis. 4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M,Si, selaku dosen pembimbing II terima kasih banyak atas bantuan semangat, bimbingan, meminjamkan buku panduan SPSS, tawa canda disela bimbingan yang membuat penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA, selaku dosen dan penguji skripsi terima kasih telah memberikan ilmu objektifitas serta motivasi yang membangun. 6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak, selaku dosen dan penguji serta teman curhat di waktu senggang yang telah memberikan banyak motivasi, siraman rohani dan ilmu tata kelola dream maping.
v
7. Kak. Taufik Hidayat, selaku asdos dan teman yang telah memberikan motivasi dan cambukan perjuangan untuk tetap semangat ketika penulis dirundung kesulitan. 8. Bapak Firaun Maulana, selaku guru besar Al-Kahfi Al-Khariem terima kasih banyak telah banyak membantu dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan yang Bapak pimpin. 9. Bapak Tubagus Wahyudi, selaku guru besar yang telah banyak memberikan ilmu komunikasi, terima kasih atas motivasinya. 10. Seluruh mahasiswa ALKAHFI khususnya mahir terima kasih dan tetap kompak. 11. Risthy Prapanca Wisudani Apriliani, Arief Fahruri, Siti Nur Alqiah, Asep Saiful Bahri dan Yayat Hidayatullah terima kasih atas bantuan yang selama ini penulis rasakan hingga kini. Terima kasih untuk seluruh pihak-pihak yang namanya tidak tertulis atau tidak mau disebutkan, penulis banyak terima kasih dan mohon maaf lahir batin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan penulis miliki masih terbatas, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan serta tanggapan yang membangun guna terciptanya skripsi yang baik dan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Hormat saya,
Penulis
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ i ABSTRACT .............................................................................................. iii KATA PENGANTAR .............................................................................. v DAFTAR ISI ............................................................................................. vii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1 B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit ............................................................................................... 9 1. Pengertian Audit ........................................................................ 9 2. Jenis-Jenis Audit ........................................................................ 11 3. Jenis-Jenis Auditor ..................................................................... 13 B. Audit internal ................................................................................... 14 1. Pengertian Audit Inernal ............................................................. 14 2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit internal .............................. 19 vii
3. Profesi Audit Internal .................................................................. 25 4. Peranan Audit internal ................................................................ 26 C. Komitmen Profesional ..................................................................... 27 1. Pengertian Komitmen ................................................................ 27 2. Pengertian Profesional ............................................................... 28 3. Auditor internal yang Profesional ............................................. 29 4. Kode Etik Profesional ............................................................... 41 D. Pengalaman Kerja Auditor .............................................................. 44 E. Pengambilan Keputusan etis ........................................................... 45 F. Dilema Etika ..................................................................................... 47 G. Penelitian terdahulu .......................................................................... 49 H. Keterkaitan Setiap Variabel .............................................................. 54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 56 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 56 C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 57 1. Sumber Data ............................................................................. 57 2. Pengumpulan Data ..................................................................... 57 D. Metode Analisis Data ....................................................................... 57 1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 58 2. Uji Kualitas Data ........................................................................ 58 viii
a. Uji Validitas ......................................................................... 58 b. Uji reliabilitas .......................................................................58 3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 59 a. Uji Multi Kolinearitas .......................................................... 59 b. Uji Heterokedastisitas ......................................................... 59 c. Uji Normalitas .................................................................... 59 4. Uji Hipotesis .............................................................................. 60 a. Analisis koefisien Determinasi ........................................... 60 b. Uji Hipotesis ........................................................................ 61 1) Uji t ................................................................................. 61 2) Uji F ................................................................................ 61 E. Definisi Operasional variabel dan Pengukurannya ......................
62
1. Variabel Dependen ...................................................................... 62 2. Variabel Independen ................................................................... 64 a. Komitmen Profesional ......................................................... 64 b. Pengalaman kerja ................................................................. 65
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 69 1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 69 2. Karakteristik Responden ............................................................. 71 B. Hasil Analisis dan Pembahasan ........................................................ 74 ix
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 74 2. Uji Kualitas Data ....................................................................... 75 a. Uji Validitas........................................................................... 75 b. Uji Reliabilitas ....................................................................... 77 3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 79 a. Uji Multikolinearitas ........................................................... 79 b. Uji Heterokedastisitas .......................................................... 79 c. Uji Normalitas ..................................................................... 81 4. Uji Hipotesis ............................................................................ 82 a. Uji Koefisien Determinasi ..................................................
83
b. Uji Hipotesis Dalam Penelitian ........................................... 84 1) Uji t ................................................................................ 84 a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1) ............................. 84 b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2) ................................. 85 2) Uji F .................................................................................85 C. Pembahasan .......................................................................................86 1. Pengaruh komitmen Profesional Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis ..... 86 2. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis .......................................... 87
x
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 89 B. Implikasi .......................................................................................... 89 C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………..…… 90 D. Saran ................................................................................................. .
91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .. 92 LAMPIRAN ............................................................................................... ... 97
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Tabel Penelitian Terdahulu……………………………………..
50
3.1
Operasional Variabel Penelitian..................................................
66
4.1
Data Distribusi Sampel Penelitan...............................................
69
4.2
Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner.....................
71
4.3
Deskripsi Responden...................................................................
71
4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif.......................................................
74
4.5
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional.................................
75
4.6
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja........................................
76
4.7
Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis............................................................................
76
4.8
Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional...........................
78
4.9
Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja....................................
78
4.10 Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis...........................................................................
78
4.11
Hasil Uji Multikolinearitas........................................................
79
4.12
Koefisien Determinasi...............................................................
83
4.13
Hasil Uji t....................................................................................
84
4.14
Hasil Uji F..................................................................................
86
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran.........................................................
55
4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot...........................
80
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot......................
82
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I SURAT RISET..................................................................... 97 LAMPIRAN II KUESIONER....................................................................... 108 LAMPIRAN III SKOR JAWABAN............................................................. 116 LAMPIRAN IV HASIL UJI KUALITAS DATA......................................... 129 LAMPIRAN V HASIL UJI ASUMSI KLASIK........................................... 141 LAMPIRAN VI HASIL UJI HIPOTESIS..................................................... 144
xiv